Prosiding SNaPP2015 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN
|
|
- Vera Setiabudi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Prosiding SNaPP2015 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN HUBUNGAN ANTARA COPING STRATEGY DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI KOTA BANDUNG 1 Silvie Andartyastuti, 2 Sri Maslihah, 3 Sitti Chitidjah 1,2,3 Departemen Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, iphiewz@yahoo.co.id, smaslihah@gmail.com Abstrak. Penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara coping strategy dengan subjective well-being pekerja seks komersial di Kota Bandung. Khususnya, hubungan antara problem-focused coping dengan subjective well-being dan hubungan antara emotion-focused coping dengan subjective wellbeing pekerja seks komersial di Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 50 orang pekerja seks komersial yang berada di Lokalisasi Saritem dan Dewi Sartika. Data yang diperoleh dengan menggunakan kuisioner. Untuk kuisioner coping strategy didasarkan pada teori Lazarus (1984), sedangkan untuk kuisioner subjective well-being (Diener) menggunakan Satisfaction With Life Scale dan Scale of Positive and Negative Experience. Hasil menunjukkan 80% pekerja seks komersial menggunakan problem-focused coping dan 66% memiliki subjective wellbeing yang rendah. Tidak terdapat hubungan antara coping strategy dengan subjective well-being pekerja seks komersial di Kota Bandung (r xy = 0,111). Hubungan antara problem-focused coping dengan subjective well-being sebesar - 0,081, sedangkan antara emotion-focused coping dengan subjective well-being sebesar 0,593. Kontribusi yang diberikan emotion-focused coping terhadap subjective well-being pada pekerja seks komersial di Kota Bandung sebesar 35,17%. Kata kunci : coping strategy, subjective well-being, pekerja seks komersial. 1. Pendahuluan Negara yang berkembang menimbulkan kompleksitas akibat dari kemajuan teknologi, industrialisasi dan urbanisasi serta berbagai mekanisasi, sehingga memunculkan banyak masalah sosial. Salah satu diantaranya adalah masalah prostitusi yang pemeran utamanya adalah pekerja seks komersial. Bonger (dalam Kartono, 2009: 213) mengartikan prostitusi sebagai gejala kemasyarakatan di mana wanita menjual diri, melakukan perbuatan-perbuatan seksual sebagai mata pencaharian. Menurut data Dinas Sosial tahun 2012 pekerja seks komersial yang terjaring sebanyak 319 orang. Data yang dimiliki oleh Klinik Mawar (salah satu klinik yang terjun dalam upaya penyuluhan bagi pekerja seks komersial di Kota Bandung) disebutkan bahwa jumlah pekerja seks komersial pada tahun 2012 di Kota Bandung terdata lebih dari orang, baik yang berada di lokalisasi maupun di jalanan. Latar belakang mereka sebagai pekerja seks komersial dominan karena faktor ekonomi di antara faktor-faktor lainnya seperti ketidakpuasan terhadap pasangan, trauma, kurang mendapat perhatian, dsb. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti diketahui permasalahanpermasalahan yang sering timbul di antaranya: (1) masalah keuangan, yaitu mengenai kebutuhan PSK akan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup, baik untuk hidup mereka sendiri maupun untuk keluarga. Selain itu, PSK memiliki beberapa hutang yang harus mereka lunasi, sehingga membuat mereka tetap berada pada profesinya sebagai pekerja seks komersial; (2) perasaan bersalah atau berdosa karena pekerjaan yang PSK lakukan; 677
2 678 Silvie Andartyastuti, et al. dan (3) perasaan malu atau minder, baik dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan di luar keluarga. Profesi yang memiliki berbagai dinamika ini menimbulkan pertentangan diri yang lalu disertai dengan permasalahan-permasalahan dalam kehidupannya dan memengaruhi bagaimana mereka dalam menghadapi permasalahan tersebut. Cara seseorang dalam menghadapi atau menyelesaikan masalah disebut dengan coping. Menurut Snyder & Dinoff (dalam Compton, 2005) coping adalah respons yang ditujukan untuk mengurangi beban secara fisik, emosional, dan psikologis yang dihubungkan pada suatu keadaan yang menekan dan percekcokan atau perselisihan dalam kehidupan sehari-hari. Lazarus & Folkman (1984) membagi coping strategy menjadi dua jenis utama, yaitu problem-focused coping (mengarah langsung pada pendefinisian masalah, membangkitkan alternatif solusi, menitikberatkan alternatif pada kerugian dan keuntungan, menentukan pilihan pada alternatif pilihan untuk kemudian dilakukan) dan emotion-focused coping (digunakan saat dirasa sudah tidak ada lagi yang bisa dilakukan untuk memodifikasi bahaya, ancaman, atau kondisi lingkungan yang menantang). Coping ini dilakukan oleh setiap individu dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah ataupun menghilangkan stres, sehingga dapat kembali pada situasi normal dimana mereka dapat menjalani kehidupan dengan baik. Ashforth dan Kreiner (1999; dalam Arnold & Barling, 2001: 275) mengemukakan mengenai teknik-teknik coping PSK dalam kehidupan sehari-harinya. Adanya ideologi dibalik pekerja seks, seperti argumen bahwa PSK adalah pekerja jasa yang menjual seksualitasnya daripada kemampuan sosialnya, ini merupakan teknik pertama. Teknik lainnya ialah membentuk ulang pemikiran bahwa apa yang dilakukan PSK berada pada bingkai edukasi pada pelanggan dalam hubungan seks yang aman, dan banyak yang akan menggambarkan pekerjaan mereka sebagai penyembuh yang mengimplikasikan bahwa pekerjaan ini lebih dari hanya sekedar memuaskan hasrat seksual dari pria kesepian atau pria frustasi. Lalu teknik selanjutnya ialah dengan menggunakan obat-obatan terlarang dalam upaya PSK menangani stres yang dihubungkan dengan pekerjaannya. Tujuan dari penyelesaian masalah dan juga dalam menghadapi tantangan hidup ialah untuk memperoleh kesejahteraan hidup. Pandangan individu terhadap kehidupannya secara menyeluruh disebut sebagai kesejahteraan subjektif (Diener, 1984). Subjective well-being dapat didefinisikan sebagai penilaian seseorang terhadap kehidupannya, baik penilaian yang bersifat kognitif maupun penilaian yang bersifat afektif. Penilaian kognitif berkaitan dengan standar dan kepuasan hidup. Sementara itu, penilaian afektif berkaitan dengan seberapa sering seseorang mengalami mood dan emosi yang bersifat positif dan negatif (Diener, Suh, dan Oshi, 1997). Subjective wellbeing menitikberatkan kepada kebahagiaan dan kepuasan hidup yang dimiliki oleh masing-masing individu. Pavot dan Diener mengemukakan bahwa individu dengan tingkat subjective well-being yang tinggi diperkirakan akan merasakan kepuasan dalam hidup, sering merasakan emosi positif, dan jarang merasakan emosi negatif. Oleh karena itu, individu dengan tingkat subjective well-being yang tinggi cenderung lebih percaya diri, dapat menjalin hubungan sosial dengan lebih baik, serta menunjukkan kinerja yang lebih baik. Dalam keadaan yang penuh tekanan, individu dengan tingkat subjective well-being yang tinggi akan lebih mampu melakukan adaptasi dan coping yang lebih efektif terhadap keadaan, sehingga dapat merasakan kehidupan yang lebih baik (Compton, 2005). Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sosial, Ekonomi dan Humaniora
3 Hubungan Antara Coping Strategy dengan Subjective Pada penelitian yang dilakukan oleh Tresnowaty & Sutarmanto (2009) pada waria pekerja seks komersial mengenai kesejahteraan subjektifnya, diperoleh bahwa subjek memiliki kesejahteraan subjektif yang cukup tinggi. Dalam penelitiannya ditemukan adanya sikap menerima terhadap kehidupan. Sikap nrimo membantu subjek untuk menikmati dan tidak apatis terhadap kehidupan yang dimilikinya. Kesejahteraan subjektif waria PSK dipengaruhi oleh agama, kemakmuran, kepribadian, penerimaan diri, pengakuan dan penerimaan sosial, dan tujuan hidup. Penggunaan strategi koping yang tepat dapat meningkatkan kesejahteraan subjektif subjek. Kesimpulan penelitian Tresnowaty & Sutarmanto ini diperjelas oleh penelitian yang dilakukan Wei (2010), yang menyatakan bahwa coping strategy memiliki pengaruh yang signifikan pada subjective well-being. Apabila kita berhasil mengatasi suatu permasalahan, maka akan muncul emosi positif, seperti misalnya rasa lega, tentram, dan rileks. 2. Metode Desain penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Metode korelasioanl bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara coping strategy dengan subjective well-being pekerja seks komersial di Kota Bandung, dan jika terdapat hubungan maka seberapa erat dan seberapa berartinya hubungan itu (Arikunto, 2006). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan metode survey. Metode survey sendiri menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data yang kemudian dibagikan kepada responden untuk diisi. Sampel pada penelitian ini diperoleh dengan purposive sampling berdasarkan pada rekomendasi dari Klinik Mawar. Jumlah sampel sebanyak 50 orang pekerja seks komersial yang berada pada Lokalisasi Saritem dan Dewi Sartika Kota Bandung. Kuisioner yang digunakan untuk coping strategy disusun oleh peneliti berdasarkan pada teori Lazarus & Folkman (1984). Setelah uji coba diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,781 dengan jumlah item sebanyak 30 buah item. Skala yang digunakan adalah Likert dengan 5 pilihan jawaban, yaitu tidak pernah (1) sampai dengan selalu (5). Kuisioner subjective well-being yang digunakan adalah Satisfaction With Life Scale (SWLS) untuk mengetahui kepuasan hidup individu yang merupakan komponen kognitif, dan Scale of Positive and Negative Experience (SPANE) yang mengukur afek postif dan negatif individu dan merupakan komponen afektif. Kuisioner SWLS merupakan kuisioner baku yang disusun oleh Diener, Emmons, Larsen, dan Griffin pada tahun Terdiri dari 5 item dengan 7 skala jawaban yang memiliki kategorisasi 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan 7 (sangat setuju). Instrumen ini disusun dengan menggunakan jenis skala Linkert dan menghasilkan data yang bersifat ordinal. Koefisien reliabilitas untuk SWLS pada penelitian ini adalah 0,714. Untuk SPANE merupakan kuisioner baku yang disusun oleh Diener dan Biswas-Diener, terdiri atas 12 item dan 5 skala jawaban dengan kategorisasi 1 (sangat jarang atau hampir tidak pernah) sampai dengan 5 (sangat sering atau selalu). Instrumen ini disusun dengan menggunakan jenis skala Linkert dan menghasilkan data yang bersifat ordinal. Koefisien reliabilitas untuk SWLS positif pada penelitian ini sebesar 0,837, dan untuk SWLS negatif sebesar 0,895. Analisi data yang digunakan dibantuk dengan program Microsoft Exel dan Software SPSS versi Teknik korelasi yang digunakan adalah korelasi Spearman. ISSN , EISSN Vol 5, No.1, Th, 2015
4 680 Silvie Andartyastuti, et al. Setelah data diperoleh makan dilakukan analisis data untuk coping strategy dan subjective well-being. 3. Hasil dan Pembahasan a. Gambaran coping strategy pekerja seks komersial di Kota Bandung Tabel 1. Gambaran Coping Strategy Coping Strategy Frekuensi Presentase Problem-Focused Coping 40 80% Emotion Focused Coping 10 20% Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 2, diketahui bahwa sebagian besar pekerja seks komersial di Kota Bandung menggunakan problem-focused coping sebagai usaha mereka dalam menghadapi dan dalam upaya menyelesaikan masalah. Namun begitu, emotion-focused coping juga digunakan, meskipun memiliki frekuensi yang lebih rendah (20%) pada pekerja seks di Kota Bandung. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Oktavianti (2004) dengan subjek remaja pekerja seks komersial remaja. Pada hasil penelitian Oktavianti diketahui bahwa macam-macam coping remaja pekerja seks komersial ialah dengan problem-focused coping, emotionfocused coping dan religi-focused coping. Pada penelitian Oktavianti dihasilkan satu coping tambahan, yaitu religi-focused coping. b. Gambaran subjective well-being pekerja seks komersial di Kota Bandung Tabel 2. Gambaran Subjective Well-Being Subjective Well-Being Frekuensi Persentase Subjective Well-Being Tinggi 17 34% Subjective Well-Being Rendah 33 66% Subjective well-being pekerja seks komersial di Kota Bandung sebagian besar berada pada kategori rendah. Hasil perhitungan ini tidak sesuai dengan kesimpulan hasil penelitian dari Tresnowaty & Sutarmanto (2009), bahwa subjective well-being waria pekerja seks komersial berada pada tingkat yang cukup tinggi. Faktor-faktor yang memengaruhi subjective well-being waria PSK adalah pemahaman agama dan spiritualitas, kemakmuran, kepribadian, penerimaan diri, pengakuan dan penerimaan sosial, dan adanya tujuan hidup. Subjective well-being memiliki pengertian sebagai penilaian individu mengenai kehidupannya yang meliputi kepuasan hidup dan kebahagiaan, berkaitan dengan hasil pada penelitian ini maka kepuasan hidup dan kebahagiaan berada pada taraf rendah. c. Hubungan antara coping strategy dengan subjective well-being pekerja seks komersial di Kota Bandug Koefisien korelasi coping strategy dengan subjective well-being pekerja seks komersial di Kota Bandung (r xy ) adalah 0,111. Koefisien korelasi 0,111 berada pada tahap korelasi yang sangat rendah. Kontribusi yang diberikan oleh coping strategy terhadap subjective well-being pekerja seks komersial di Kota Bandung sebesar 1,23% (KD = = r 2 x 100% = (0,111) 2 x 100%). Hasil perhitungan kontribusi menunjukan variasi subjective well-being sebesar Koefisien korelasi antara problem-focused coping dan subjective well-being sebesar - Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sosial, Ekonomi dan Humaniora
5 Hubungan Antara Coping Strategy dengan Subjective ,081, yang menunjukkan taraf korelasi sangat rendah sehingga menandakan hampir tidak terdapat hubungan antara problem-focused coping dengan subjective well-being pekerja seks di Kota Bandung. Hasil penelitian Tresnowaty & Sutarmanto (2009) terhadap waria pekerja seks komersial, menunjukkan bahwa penggunaan coping strategy yang tepat dalam menghadapi masalah dapat meningkatkan subjective well-being subjek. Berdasarkan hasil penelitian dari Tresnowaty & Sutarmanto, maka cara penyelesaian dengan problem-focused coping kurang tepat dilakukan oleh pekerja seks komersial di Kota Bandung bila dikaitkan dengan subjective well-being. Tresnowaty & Sutarmanto (2009) mengatakan bahwa pembentukan kesejahteraan subjektif PSK diawali oleh penerimaan diri, baik secara internal maupun eksternal. Penerimaan ini selanjutnya menentukan proses penyelesaian terhadap masalah yang mereka hadapi. Hasil subjective well-being pada penelitian ini berada pada tingkat yang rendah, hal ini dapat diakibatkan oleh kurangnya penerimaan diri dan juga penerimaan sosial dari lingkungan di luar Lokalisasi. Lokalisasi Saritem dan Lokalisasi Dewi Sartika merupakan rentetan rumah yang bersatu dengan rumah-rumah penduduk lainnya. Keadaan lokalisasi yang berdekatan dengan masyarakat umum memberikan tekanan lain kepada pekerja seks komersial. Lokalisasi Saritem yang berdekatan dengan salah satu pesantren di Kota Bandung memberikan pengaruh terhadap para pekerja seks komersial, yaitu dengan adanya perasaan bersalah, malu dan berdosa. Faktor lingkungan dan kontak sosial ini memberikan pengaruh terhadap subjective well-being pekerja seks komersial sesuai dengan teori Diener (1984). Selanjutnya korelasi antara emotion-focused coping dengan subjective wellbeing pekerja seks komersial di Kota Bandung menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,593 yang memiliki arti korelasi pada taraf sedang atau cukup berarti, disertai dengan subjective well-being yang tinggi. Selain itu, hubungan dari korelasi ini adalah positif sehingga apabila emotion-focused coping bernilai tinggi, maka tinggi pula nilai dari subjective well-being pekerja seks komersial di Kota Bandung, begitupun sebaliknya. Penggunaan problem-focused coping sebagai strategi dalam penanggulangan masalah pada sebagian besar pekerja seks komersial di Kota Bandung menunjukkan bahwa mereka lebih memilih untuk menghadapi masalah dan bersedia mengambil resiko, meskipun dengan mengorbankan diri sebagai pekerja seks komersial. Hal ini karena masalah utama yang dihadapi oleh pekerja seks komersial adalah masalah ekonomi, dan pekerjaan di dunia prostitusi ini merupakan jalan mereka untuk mendapatkan uang. Kontribusi untuk problem-focused coping dengan subjective well-being diperoleh nilai determinasi sebanyak 0,66% (KD = r 2 x 100% = (-0,081) 2 x 100%) dan untuk emotion-focused coping dengan subjective well-being sebesar 35,17% (KD = r 2 x 100% = (0,593) 2 x 100%). Kontribusi ini memiliki persentase yang tidak tergolong besar sehingga memungkinkan faktor-faktor lain yang dapat memberikan kontribusi lebih banyak dibandingkan dengan coping strategy terhadap subjective well-being. Senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tresnowaty & Sutarmanto (2009), diketahui bahwa faktor-faktor lain yang memengaruhi kesejahteraan subjektif waria PSK adalah pemahaman agama dan spiritualitas, kemakmuran, kepribadian, penerimaan diri, pengakuan dan penerimaan sosial, dan adanya tujuan hidup. ISSN , EISSN Vol 5, No.1, Th, 2015
6 682 Silvie Andartyastuti, et al. 4. Simpulan dan Saran 1) Sebagian besar Pekerja Seks Komersial di Kota Bandung menggunakan coping strategy jenis problem-focused coping dibandingkan dengan emotion-focused coping. Hal tersebut menunjukkan bahwa Pekerja Seks Komersial di Kota Bandung melibatkan suatu perencanaan dalam upaya penyelesaian masalah. 2) Sebagian besar Pekerja Seks Komersial memiliki subjective well-being yang rendah. Ditandai oleh kepuasan hidup yang berada pada kategori kurang puas dan keadaan mood & afektif yang seimbang. Hal tersebut menunjukkan bahwa kehidupan prostitusi kurang memberikan kepuasan pada pekerja seks komersial.. Keadaan subjective well-being pekerja seks komersial di Kota Bandung dipengaruhi oleh faktor pekerjaan, pendapatan, tingkat pendidikan, dan lingkungan. 3) Hubungan coping strategy dengan subjective well-being pekerja seks komersial berada pada tahap korelasi sangat rendah. Kajian lebih lanjut pada hubungan dimensi coping strategy dengan subjective well-being pekerja seks komersial di Kota Bandung, yaitu antara emotion-focused coping dengan subjective wellbeing berada pada kategori sedang atau cukup berarti dengan hubungan yang positif. Hal ini menandakan bahwa penggunaan emotion-focused yang tinggi dapat meningkatkan keadaan subjective well-being pekerja seks komersial di Kota Bandung. Pada korelasi antara problem-focused coping dengan subjective well-being diperoleh hubungan yang negatif dan tidak berarti. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. (2006). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arnold K.A., & Barking J. (2001). Prostitution: An Illustration of Occupational Stress in Dirty Work. Chapter Ten p Compton, W. C. (2005). Introduction to Possitive Psychology. United States of America: Thomson Wadsworth. Dewi, Pracasta S. & Utami, Muhana S. (2008). Subjective Well-Being Anak Dari Orang Tua Yang Bercerai. Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Jurnal Psikologi Vol. 35, No. 2, Diener, Ed. (1984). Subjective Well-Being. Psychological Bulletin 1984, Vol. 95 (3), Diener, E., Oishi, S., & Lucas, R. E. (2003). Personality, culture, and subjective wellbeing: Emotional and cognitive evaluations of life. Annual Reviews in Psychology, 54, Kartono, Kartini. (2013). Patologi Sosial: Jilid 5. Jakarta: Rajawali Pers. Lazarus, R.S. dan Folkman, S. (1984). Stress, Appraisal, and Coping. New York: Springer Publishing Company. Oktavianti, Isti. (2004). Stress dan Coping Stress pada Remaja PSK. Universitas Gunadarma. [Online] Tersedia: gunadarma.ac.id/library/.../artikel_ pdf diakses pada 2 Januari 2014 Tresnowaty, Mardha & Sutarmanto, Hadi. (2009). Kesejahteraan Subjektif Waria Pekerja Seks Komersial (PSK). Psikohumanika, II, 2, Wei, M. Et al. (2010). Racial Discrimination Stress, Coping, adn Despressive Symptom Among Asian American: A Moderation Analysis. Asian American Journal of Psychology, 1, Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sosial, Ekonomi dan Humaniora
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Silvie Andartyastuti, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara berkembang yang masyarakatnya menuju modernisasi. Masyarakat yang modern menimbulkan kompleksitas akibat dari kemajuan teknologi,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah combined
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah combined qualitative and quantitative research, yaitu kombinasi antara pendekatan kuantitatif dan
Lebih terperinciSubjective Well-Being Pada Guru Sekolah Menengah. Dinda Arum Natasya Fakultas Psikologi Universitas Surabaya
Subjective Well-Being Pada Guru Sekolah Menengah Dinda Arum Natasya Fakultas Psikologi Universitas Surabaya dindanatasyaa@yahoo.com Abstrak - Guru mengalami berbagai masalah dalam menjalankan profesinya.
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DAN SUBJECTIVE WELL- BEING PADA GURU SEKOLAH DASAR
HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DAN SUBJECTIVE WELL- BEING PADA GURU SEKOLAH DASAR Suci Melati Puspitasari 16510707 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2015 BAB I Pendahuluan Latar Belakang Masalah Guru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekitar lima tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 30 Desember 2005,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekitar lima tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 30 Desember 2005, pemerintah melalui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia melakukan pengesahan
Lebih terperinciAbstrak. i Universitas Kristen Maranatha
Abstrak Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui strategi penanggulangan stres pada perawat instalasi bedah sentral/ operasi kamar (OK) di rumah sakit X Bandung. Pemilihan sampel menggunakan metode
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA RASA BERSYUKUR DAN SUBJECTIVE WELL BEING PADA PENDUDUK MISKIN DI DAERAH JAKARTA
HUBUNGAN ANTARA RASA BERSYUKUR DAN SUBJECTIVE WELL BEING PADA PENDUDUK MISKIN DI DAERAH JAKARTA Ayu Redhyta Permata Sari 18511127 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2015 Latar belakang masalah -Keterbatasan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan tentang metode penelitian dalam penelitian ini, terdiri dari : pendekatan penelitian, variabel penelitian, definisi operasional variabel, alat ukur penelitian,
Lebih terperinciSubjective Well-Being Pada Istri yang Memiliki Pasangan Tunanetra
Subjective Well-Being Pada Istri yang Memiliki Pasangan Tunanetra Chintia Permata Sari & Farida Coralia Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung Email: coralia_04@yahoo.com ABSTRAK. Penilaian negatif
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alasan Pemilihan Teori Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being menurut Diener (2005). Teori yang dipilih akan digunakan untuk meneliti gambaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kota Bandung melalui kuesioner yang disebarkan secara online dengan format Google Docs melalui
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MASYARAKAT MISKIN DI BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO JEBRES SURAKARTA.
HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MASYARAKAT MISKIN DI BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO JEBRES SURAKARTA Naskah Publikasi Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan pada. bagian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan pada bagian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa: 1. a. Subjective well-being guru honorer
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Weiten & Lloyd (2006) menyebutkan bahwa personal adjustment adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Personal Adjustment 1. Definisi Personal Adjustment Weiten & Lloyd (2006) menyebutkan bahwa personal adjustment adalah sebuah proses psikologis yang dijalani seseorang yang mengakibatkan
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena dalam pengambilan data peneliti menggunakan instrumen penelitian yaitu skala psikologi untuk
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN STRATEGI COPING PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RSUD BANJARNEGARA
HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN STRATEGI COPING PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RSUD BANJARNEGARA Sugianto 1, Dinarsari Eka Dewi 2 1 Alumni Program Studi Psikologi,Univ Muhammadiyah Purwokerto 2 Program
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Bab ini berkenaan dengan persiapan dan pelaksanaan penelitian. Dalam
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berkenaan dengan persiapan dan pelaksanaan penelitian. Dalam bab ini diuraikan: metode dan pendekatan penelitian, definisi operasional, lokasi, populasi dan sampel penelitian,
Lebih terperinciPERBEDAAN SUBJECTIVE WELL BEING ANTARA GURU BERSERTIFIKASI DAN NON SERTIFIKASI
PERBEDAAN SUBJECTIVE WELL BEING ANTARA GURU BERSERTIFIKASI DAN NON SERTIFIKASI Fakhrunnisak, Hazhira Qudsyi Program Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Univesitas Islam Indonesia e-mail:
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. memperoleh data utama yaitu data mengenai hubungan antara body image dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode digunakan untuk memperoleh data utama yaitu data mengenai hubungan antara body image dengan kepuasan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dan validitas dan reliabilitas dan analisis data. 2. Variabel Bebas : Dukungan Sosial
BAB III METODE PENELITIAN Unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, karena melalui proses tersebut dapat ditemukan apakah hasil dari suatu penelitian dapat dipertanggungjawabkan
Lebih terperinciKESEJAHTERAAN SUBJEKTIF WARIA PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK) Mardha Tresnowaty Putri, Hadi Sutarmanto Universitas Gadjah Mada ABSTRAK
KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF WARIA PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK) Mardha Tresnowaty Putri, Hadi Sutarmanto Universitas Gadjah Mada ABSTRAK Keberadaan waria merupakan realitas yang tidak bisa ditolak oleh masyarakat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yakni angkanya dapat berbeda-beda dari satu objek ke objek yang lain.
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Menurut Azwar (2013), variabel adalah simbol yang nilainya dapat bervariasi, yakni angkanya dapat berbeda-beda dari satu objek ke objek yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed method yang merupakan suatu
50 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed method yang merupakan suatu penelitian dengan menggunakan dua pendekatan yaitu kuantitatif dan kualitatif.
Lebih terperinciKONTRIBUSI KONTROL DIRI TERHADAP SUBJECTIVE WELL-BEING PADA GURU
KONTRIBUSI KONTROL DIRI TERHADAP SUBJECTIVE WELL-BEING PADA GURU Disusun Oleh: Nama : Suci Melati Puspitasari NPM : 16510707 Pembimbing : Henny Regina Salve M.Psi, Psi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma
Lebih terperinciHubungan Antara Coping Stress dengan Subjective Well-Being pada Mahasiswa Luar Jawa
Hubungan Antara Coping Stress dengan Subjective Well-Being pada Mahasiswa Luar Jawa HUBUNGAN ANTARA COPING STRESS DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWA LUAR JAWA Widya Candraning Tyas Jurusan Psikologi,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian ini akan dilakukan di PT. Netindo Solusi Utama yang berlokasi di Yogyakarta sebagai objek. Subjek dalam penelitian ini adalah programer dan desainer
Lebih terperinciUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SUBJECTIVE WELL-BEING PADA GURU PAUD DI DAERAH RAWAN BENCANA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajad Sarjana S-1 Diajukan oleh: Nurul Fikri Hayuningtyas Nawati F100110101
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk satu kelompok besar penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk satu kelompok besar penyakit yang dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh (WHO, 2015). Menurut National
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini peneliti akan membahas mengenai metode penelitian yang terdiri dari subjek penelitian, metode dan desain penelitian. Selain itu, akan dijelaskan pula mengenai definisi
Lebih terperinciKESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA GURU BANTU SD SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA GURU BANTU SD SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Psikologi Univesitas
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Subyek Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Psikologi Univesitas Bina Nusantara. Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dialaminya. Subjective well-being melibatkan evaluasi pada dua komponen, yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Subjective well-being merupakan sejauh mana individu mengevaluasi kehidupan yang dialaminya. Subjective well-being melibatkan evaluasi pada dua komponen, yaitu
Lebih terperinciAbstrak. Kata kunci:
Studi Mengenai Stres dan Coping Stres pada Ibu Rumah Tangga yang Tidak Bekerja Karya Ilmiah Dini Maisya (NPM. 190110070038) Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Abstrak. Dalam menjalankan tugas sebagai
Lebih terperinciStudi Deskriptif Children Well-Being pada Anak yang Bekerja sebagai Buruh Nelayan di Desa Karangsong Indramayu
Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Children Well-Being pada Anak yang Bekerja sebagai Buruh Nelayan di Desa Karangsong Indramayu ¹Hemas Farah Khairunnisa, ²Fanni Putri Diantina 1,2 Fakultas
Lebih terperinciProsiding Psikologi ISSN:
Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Hubungan Antara Coping Strategy dengan Subjective Well Being dalam Mengerjakan Skripsi Pada Mahasiswa Angkatan 2013 di Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung Relationship
Lebih terperinciJl. Tamansari No.1 Bandung
Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Hubungan Dukungan Sosial dengan Adaptational Outcomes pada Korban Online Dating Scam di Komunitas x Correlation of Social Support and Adaptational Outcomes on Victims
Lebih terperinciHubungan antara Dukungan Sosial dengan Adaptational Outcomes pada Remaja di SMA X Ciamis yang Mengalami Stres Pasca Aborsi
Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Adaptational Outcomes pada Remaja di SMA X Ciamis yang Mengalami Stres Pasca Aborsi 1 Nova Triyani Sidhrotul Muntaha, 2 Suci Nugraha
Lebih terperinciSTUDI MENGENAI DERAJAT STRES DAN COPING STRATEGY PADA KOAS FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS PADJADJARAN ANGKATAN 2009
STUDI MENGENAI DERAJAT STRES DAN COPING STRATEGY PADA KOAS FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS PADJADJARAN ANGKATAN 2009 RAHAYU AGUSTINA ABSTRACT Program Pendidikan Profesi Dokter Gigi cenderung menimbulkan
Lebih terperinciSUBJECTIVE WELL-BEING PADA PENARI STUDIO SENI AMERTA LAKSITA SEMARANG
SUBJECTIVE WELL-BEING PADA PENARI STUDIO SENI AMERTA LAKSITA SEMARANG Nimas Ayu Nawangsih & Ika Febrian Kristiana* M2A 009 090 nimasayunawang@gmail.com, zuna210212@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciSubjective Well-Being pada Guru Honorer di SMP Terbuka 27 Bandung
Subjective Well-Being pada Guru Honorer di SMP Terbuka 27 Bandung Eneng Nurlaili Wangi & Farras Rizky Annisaa Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung, Email: nengyunar @yahoo.com joonie23@gmail.com
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
25 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Bahagia Suami Istri 1. Definisi Bahagia Arti kata bahagia berbeda dengan kata senang. Secara filsafat kata bahagia dapat diartikan dengan kenyamanan dan kenikmatan spiritual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap individu di dalam hidupnya selalu berusaha untuk mencari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap individu di dalam hidupnya selalu berusaha untuk mencari kesejahteraan. Mereka mencoba berbagai cara untuk mendapatkan kesejahteraan tersebut baik secara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Metode adalah tata cara atau prosedur yang mempunyai langkahlangkah sistematis digunakan untuk mengetahui sesuatu (Setyorini & Wibhowo, 2008,
Lebih terperinciPERBEDAAN SUBJECTIVE WELL-BEING PADA GURU NEGERI DI SMAN I WONOSARI DENGAN GURU SWASTA DI SMA MUHAMMADIYAH I KLATEN. Skripsi
PERBEDAAN SUBJECTIVE WELL-BEING PADA GURU NEGERI DI SMAN I WONOSARI DENGAN GURU SWASTA DI SMA MUHAMMADIYAH I KLATEN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang manusia dalam kehidupan. Manusia menjadi tua melalui proses perkembangan mulai dari bayi, anak-anak, dewasa, dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. penelitian antara dua kelompok penelitian.adapun yang dibandingkan adalah
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian komparasi atau perbedaan, yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk membedakan atau membandingkan hasil penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
BAB III METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini mencoba menerapkan paradigma empiris yang memahami kenyataan sosial sebagai fakta-fakta
Lebih terperinciGAMBARAN COPING STRESS MAHASISWA BK DALAM MENGIKUTI PERKULIAHAN DI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
13 GAMBARAN COPING STRESS MAHASISWA BK DALAM MENGIKUTI PERKULIAHAN DI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA Anies Andriyati Devi 1 Dra.Retty Filiani 2 Dra.Wirda Hanim, M.Psi 3 Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Kanker Dharmais ini berlangsung
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1 Profil Subjek Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Kanker Dharmais ini berlangsung mulai tanggal 4 Januari sampai dengan 16 Januari 2011. Profil subjek pada penelitian
Lebih terperinciKONTRIBUSI RELIGIUSITAS TERHADAP PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA MAHASISWA
KONTRIBUSI RELIGIUSITAS TERHADAP PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA MAHASISWA WIDYA ANDINI ABSTRAK Kebahagian (happiness) merupakan hasil dari kesejahteraan psikologis dan merupakan tujuan tertinggi yang ingin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Coping Stress. mengurangi distres. Menurut J.P.Chaplin (Badru, 2010) yaitu tingkah laku
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Coping Stress 1. Definisi Coping Stress Lazarus dan Folkman (Sugianto, 2012) yang mengartikan coping stress sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang ketika dihadapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi di bidang otomotif, setiap perusahaan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi di bidang otomotif, setiap perusahaan otomotif khususnya mobil, akan terus berusaha untuk memproduksi unit-unit mobil dengan
Lebih terperinciStudi Deskriptif Children Well-Being pada Korban Pelecehan Seksual yang Berusia 8-12 Tahun di Sukabumi
Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Children Well-Being pada Korban Pelecehan Seksual yang Berusia 8-12 Tahun di Sukabumi 1 Farah Fauziah Ismail, dan 2 Fanni Putri Diantina 1,2 Fakultas
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Cara Pemilihan Contoh
METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini berjudul Konsep Diri, Kecerdasan Emosional, Tingkat Stres, dan Strategi Koping Remaja pada Berbagai Model Pembelajaran di SMA. Disain penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari konsep kesejahteraan subjektif yang mencakup aspek afektif dan kognitif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebahagiaan adalah hal yang sangat diinginkan oleh semua orang. Setiap orang memiliki harapan-harapan yang ingin dicapai guna memenuhi kepuasan dalam kehidupannya. Kebahagiaan
Lebih terperinciStudy Deskriptif Children Well Being Anak Penderita Leukimia All di Rumah Cinta Bandung
Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Study Deskriptif Children Well Being Anak Penderita Leukimia All di Rumah Cinta Bandung 1 Nunik Mariska Cahyani, 2 Fanni Putri Diantina 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas
Lebih terperinciyang lainnya, maupun interaksi dengan orang sekitar yang turut berperan di dalam aktivitas OMK itu sendiri,. Interaksi yang sifatnya saling
BAB V PENUTUP 5.1. Bahasan Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel dukungan sosial dengan psychological well-being pada anggota komunitas Orang Muda Katolik
Lebih terperinciAbstrak. Kata-kata kunci: subjective well-being, kognitif, afektif, penghuni rumah susun
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui gambaran mengenai subjective well-being melalui dua komponen, yaitu kognitif dan afektif (afek positif, dan afek negatif) yang dimiliki penghuni
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN SUBJECTIVE WELL- BEING SISWA SMA NEGERI 1 BELITANG NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN SUBJECTIVE WELL- BEING SISWA SMA NEGERI 1 BELITANG NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh :
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Babbie (Prasetyo, 2005) rancangan penelitian adalah mencatat perencanaan dari cara berfikir dan merancang suatu strategi untuk menemukan sesuatu.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Ada dua tradisi dalam memandang kebahagiaan, yaitu kebahagiaan
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Subjective Well Being Ada dua tradisi dalam memandang kebahagiaan, yaitu kebahagiaan eudaimonic dan kebahagiaan hedonis. Istilah eudaimonic berasal dari bahasa
Lebih terperinciKata kunci : Work-Family Conflict, Subjective Well-Being, Perawat.
HUBUNGAN ANTARA WORK-FAMILY CONFLICT DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING PADA PERAWAT RUMAH SAKIT PANTI WILASA DR. CIPTO SEMARANG Valentina Karina Dwiayuningtyas Pratiwi, Harlina Nurtjahjanti* Fakultas Psikologi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. numeric (angka) yang diolah dengan metode statistik (Azwar, 2001:5).
40 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric (angka)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Dimana ciri- ciri penelitian ini adalah menggunakan perhitungan statistik, memiliki subjek yang banyak,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Subjective Well-being ditinjau dari faktor demografi pada petani sawit di Desa Rawa Bangun
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian komparatif yang bertujuan untuk membandingkan Subjective Well-being ditinjau dari faktor demografi pada petani sawit di
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas : Terapi Kebermaknaan Hidup
59 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas : Terapi Kebermaknaan Hidup 2. Variabel Tergantung : Kesejahteraan subjektif B.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah menganalisa data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau
48 BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif. Maksudnya adalah menganalisa data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau model matematis
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Hariandja dalam Tunjungsari (2011) stres adalah ketegangan
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Stres Kerja 2.1.1 Pengertian Stres Kerja Menurut Hariandja dalam Tunjungsari (2011) stres adalah ketegangan atau tekanan emosional yang dialami
Lebih terperinciHubungan antara Gaya Regulasi Motivasi dengan Psychological Well Being pada Mahasiswa Bidikmisi Fakultas Ilmu Budaya Unpad Novita Purnamasari
Hubungan antara Gaya Regulasi Motivasi dengan Psychological Well Being pada Mahasiswa Bidikmisi Fakultas Ilmu Budaya Unpad Novita Purnamasari Dibimbing Oleh : Dr.Ahmad Gimmy Prathama Siswandi, M.Si ABSTRAK
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN PENELITIAN
Bab V Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan dan Saran Penelitian BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN PENELITIAN 5.1 Kesimpulan Hasil penelitian yang telah dilakukan pada mahasiswa manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan mengalami masa transisi peran sosial, individu dewasa awal akan menindaklanjuti hubungan dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
21 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dimana data yang diperoleh didominasi angka, mulai dari pengambilan data, penafsiran, hingga hasil
Lebih terperinciCOPING REMAJA AKHIR TERHADAP PERILAKU SELINGKUH AYAH
COPING REMAJA AKHIR TERHADAP PERILAKU SELINGKUH AYAH SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S 1 Psikologi Diajukan oleh : Alfan Nahareko F 100 030 255 FAKULTAS PSIKOLOGI
Lebih terperinciBAB I II METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan dominant-less dominant.
BAB I II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan dominant-less dominant. Pendekatan dominant-less dominant merupakan pendekatan yang berasal dari paradigm yang dominant
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perceraian adalah puncak dari penyesuaian perkawinan yang buruk,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena perceraian merupakan hal yang sudah umum terjadi di masyarakat. Perceraian adalah puncak dari penyesuaian perkawinan yang buruk, yang terjadi apabila
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif yang menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.
Lebih terperinciHUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN KREATIVITAS PADA SISWA KELAS XI MA NEGERI TLOGO-BLITAR.
HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN KREATIVITAS PADA SISWA KELAS XI MA NEGERI TLOGO-BLITAR Titis Indah Muharwati 1, Dr. Iin Tri Rahayu, M. Si, Psi 2, 2014 1 Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Malang, NIM 10410056,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga menimbulkan beberapa macam penyakit dari mulai penyakit dengan kategori ringan sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. langgeng hingga akhir hayat mereka. Namun, dalam kenyataannya harapan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Setiap pasangan menikah pasti menginginkan agar perkawinannya langgeng hingga akhir hayat mereka. Namun, dalam kenyataannya harapan akan kelanggengan perkawinan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional yaitu suatu cara untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. diartikan sebagai metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Sugiyono (2009:14), mengemukakan bahwa pendekatan kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme, digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk tersebutlah yang menjadi salah satu masalah bagi suatu kota besar.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sampai saat ini kota besar masih memiliki daya tarik bagi masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah kegiatan perekonomian dan pendidikan yang menyebabkan banyak
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Marantha
ABSTRAK Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif Mengenai Profil Subjective Well- Being (SWB) Pada Residen Tahap Re-entry di UPT Terapi dan Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Lido. Responden dari penelitian
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penelitian dan saran untuk penelitian sejenisnya. maka dapat ditariklah suatu kesimpulan, yaitu :
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan dijelaskan kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan penelitian dan saran untuk penelitian sejenisnya. 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai derajat psychological wellbeing
67 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai derajat psychological wellbeing pada mahasiswa Fakultas Psikologi Unversitas X di kota Bandung, maka diperoleh kesimpulan
Lebih terperinciSUBJECTIVE WELL-BEING (KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF) DAN KEPUASAN KERJA PADA STAF PENGAJAR (DOSEN) DI LINGKUNGAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO
SUBJECTIVE WELL-BEING (KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF) DAN KEPUASAN KERJA PADA STAF PENGAJAR (DOSEN) DI LINGKUNGAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO Jati Ariati Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
37 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Metode dan Teknik Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Secara spesifik, pendekatan
Lebih terperinciABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif Mengenai Profil Subjective Well- Being (SWB) Pada Warga Binaan Yang Sudah Menikah di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas IIA Bandung. Responden dari penelitian
Lebih terperinciKesehatan Mental. Strategi Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis. Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi
Modul ke: Kesehatan Mental Strategi Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Fakultas Psikologi Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Konsep Kebahagiaan atau Kesejahteraan
Lebih terperinciSubjective Well Being pada Ibu yang Memiliki Anak Tuna Rungu
Subjective Well Being pada Ibu yang Memiliki Anak Tuna Rungu Citra Bunga Negeri Fakultas Psikologi Universitas Surabaya e-mail:citraascamon@yahoo.com INTISARI Abstrak: Penelitian ini dilakukan kepada ibu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A Latar Belakang Mahasiswa dipersiapkan untuk menjadi agen perubahan, salah
BAB 1 PENDAHULUAN A Latar Belakang Mahasiswa dipersiapkan untuk menjadi agen perubahan, salah satunya untuk perubahan lingkungan maupun untuk dirinya sendiri yang bertujuan meningkatkan dan merubah kualitas
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA MUSLIM NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA MUSLIM NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian, pelaksanaan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. korelasional bertujuan untuk menentukan apakah terdapat hubungan antara dua
BAB 3 METODE PENELITIAN 3. 1 Desain Penelitian Pada penelitian ini, penulis menggunakan penelitian korelasional. Penelitian korelasional bertujuan untuk menentukan apakah terdapat hubungan antara dua variabel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pegawai negeri sipil merupakan salah satu organ penting bagi eksistensi suatu negara, keberadaan pegawai negeri sipil selain sebagai dari eksekutif juga
Lebih terperinciSUBJECTIVE WELL-BEING PADA GURU SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)
SUBJECTIVE WELL-BEING PADA GURU SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) Ibnu Firmansyah, Erlina Listyanti Widuri Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan psycho_ibnu@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. argumentatif pemilihan pendekatan atau metode dengan memperhatikan pula
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN Pada bab ini, peneliti membahasa objek dan metode penelitian. Objek penelitian yang dimaksudkan adalah penjelasan mengenai waktu dan tempat penelitian secara argumentatif.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. data bersifat kuantitatif statistik, dan bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah
63 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan penelitian yang digunakan
Lebih terperinciRELATIONSHIP BETWEEN SPIRITUAL INTELLIGENCE AND SUBJECTIVE WELL-BEING IN CIVIL SERVANT GROUP II DIPONEGORO UNIVERSITY
1 RELATIONSHIP BETWEEN SPIRITUAL INTELLIGENCE AND SUBJECTIVE WELL-BEING IN CIVIL SERVANT GROUP II DIPONEGORO UNIVERSITY Brian Shendy Haryanto, Sri Hartati Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro brianlagiapa@gmail.com
Lebih terperinci