BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap individu di dalam hidupnya selalu berusaha untuk mencari
|
|
- Yandi Dharmawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap individu di dalam hidupnya selalu berusaha untuk mencari kesejahteraan. Mereka mencoba berbagai cara untuk mendapatkan kesejahteraan tersebut baik secara spiritual maupun dengan mencoba menganalisa dan memahami lebih dalam kehidupan pribadinya yang selama ini dijalankannya. Setiap individu mempunyai pengharapan bahwa dengan mendapatkan kesejahteraan tersebut maka individu dapat merasakan kebahagiaan ataupun Happiness dalam hidupnya. Bagaimanakah dengan ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS), apakah mereka bisa merasakan kebahagiaan dalam hidupnya seperti individu lainnya? Seperti diceritakan oleh sebuah blog warna-warni Bali mengenai seorang wanita terinfeksi virus HIV oleh suaminya yang walaupun telah menikah namun masih tetap menjalani pola hidup tidak sehat yaitu suka melakukan hubungan seks dengan pekerja seks komersil. Sebutlah namanya Renti yang tidak pernah membayangkan bila hidupnya akan kembali berwarna seperti sekarang. Sebelumnya Renti mengalami sakit yang luar biasa, ia mengalami diare berkepanjangan selama kurang lebih 2 (dua) bulan yang mengakibatkan cairan tubuhnya menjadi semakin berkurang dan membuat badanya semakin lemah.
2 Selanjutnya, beruntunglah Renti bertemu dengan relawan dari suatu organisasi swadaya masyarakat yang membawanya untuk melakukan pengobatan ke rumah sakit walau akhirnya dalam pengobatan tersebut ia mengetahui dirinya terinfeksi virus HIV. Dengan kekebalan tubuh yang semakin rendah, iapun menjalankan terapi antiretroviral untuk sakitnya tersebut dan dalam keadaannya ia tidak menyalahkan suaminya. Renti memilih untuk bersikap pasrah. Sementara itu, sebagai pasangan yang telah berkeluarga, Renti bersama suaminya tetap melakukan hubungan seksual hingga ia hamil. Hal ini membuatnya bahagia walaupun ada kekhawatiran terhadap bayi yang dikandung akan terpapar oleh virus HIV. Bahkan dengan kehadiran bayinya membuat Renti semakin merasakan kebahagiaan. Cerita dari Renti ini membuktikan bahwa ODHA di dalam kesukaran dan penderitaannya dapat juga merasakan kebahagiaan dalam hidupnya. Subjective Well-Being sendiri merupakan bagian dari Happiness. Aristoteles (dalam Bartens, 1993) menyebutkan bahwa kebahagiaan merupakan tujuan utama dari eksistensi manusia di dunia. Kebahagiaan itu sendiri dapat dicapai dengan terpenuhinya kebutuhan hidup dan ada banyak cara yang ditempuh oleh masing-masing individu. Orang bekerja untuk memperoleh penghasilan dan pencapaian karier. Orang berkeluarga untuk memenuhi kebutuhan akan cinta dan kasih sayang dan begitu pula orang belajar untuk memenuhi kebutuhan akan ilmu pengetahuan. Semua kegiatan tersebut dilakukan untuk memperoleh satu tujuan yaitu kebahagiaan. Demikian juga dengan Galati (2006) yang menyatakan bahwa
3 kebahagiaan dapat diartikan sebagai sebuah penilaian menyeluruh tentang kehidupan secara melengkap yang meliputi aspek kognitif dan afektif Istilah Happiness dan Subjective Well-Being sering digunakan bergantian (Diener & Bisswass, 2008). Ada peneliti yang menggunakan istilah Emotion Well- Being untuk pengertian sama (Snyder, 2007) akan tetapi lebih banyak peneliti yang menggunakan istilah Subjective Well-Being (Eid & Larsen, 2008). Diener (2000) telah melakukan studi tentang Subjective Well-Being dan menyebutkan bahwa Subjective Well-Being merupakan konstruk yang sama dengan kebahagiaan. Istilah Subjective Well-Being merupakan istilah ilmiah dari kebahagiaan dan lebih sering digunakan dalam penelitian-penelitian ilmiah. Selanjutnya, Jahoda et al (dalam Linley & Joseph, 2004) menyatakan bahwa Subjective Well-Being berkorelasi dengan beberapa hal yang menguntungkan seperti kemampuan yang lebih baik dalam melakukan Coping, meningkatkan kesehatan fisik, dan lamanya usia kehidupan seseorang (Lyubomirsky et al, dalam Linley & Joseph, 2004). Ciri-ciri orang yang bahagia atau memiliki Subjective Well-Being yang tinggi adalah seseorang yang lebih sering ceria, sedih hanya pada waktu-waktu tertentu dan secara umum puas dengan kehidupannya (Biswar-Diener, Diener, & Tamir, 2004). Van Hoorn (2007) secara spesifik menyebutkan bahwa Subjective Well- Being terdiri dari dua komponen yang terpisah yaitu bagian afektif yang merupakan evaluasi hedonis melalui emosi dan perasaan, serta bagian kognitif yang merupakan informasi berdasarkan penilaian seseorang akan harapannya terhadap kehidupan ideal. O Connor (1993) menyebutkan bahwa istilah kepuasan
4 hidup dapat juga mengacu pada Subjective Well-Being yaitu merupakan penilaian individual akan kebahagiaan atau kepuasan seseorang yang menggambarkan penilaian global atas aspek keseluruhan dalam hidup seseorang. Lebih lanjut, peneliti ingin melihat bagaimana kaitannya Subjective Well- Being pada ODHA, dimana hasil survey menyatakan bahwa ODHA mengalami ketakutan dan keputusasaan ketika mengetahui bahwa dirinya terinfeksi HIV/AIDS. Ketakutan tersebut biasa dikaitkan dengan kondisi kesehatan mereka selanjutnya dan muncul karena kurangnya informasi mengenai HIV/AIDS itu sendiri. Berdasarkan beberapa hasil survey dapat diambil kesimpulan bahwa ODHA mengalami ketakutan, putus asa hingga depresi yang menunjukkan ketidakbahagiaan yang mereka rasakan karena mereka lebih merasakan afek negatif. Padahal sedikitnya afek positif (seperti kebahagiaan) yang dirasakan berhubungan dengan banyaknya gangguan psikologis yang ada (Carr, 2004). Namun demikian, di lapangan ditemukan bahwa terdapat ODHA yang meskipun mengalami gangguan psikologis seperti ketakutan dan kecemasan di awal diagnosa HIV, seiring dengan penerimaan diri dan penyesuaian yang dilakukan, mereka dapat kembali merasakan kebahagiaan. Mendukung hasil survey tersebut, Schimoff (2008) menyatakan bahwa tidak jarang, energi ketidakbahagiaan yang dirasakan dapat membuat individu mempertanyakan mengenai kualitas kehidupannya, karena mereka tidak ingin terus menerus berada dalam ketidakbahagiaan. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Frankl (dalam Seligman, 2004) bahwa individu memiliki kebebasan dalam situasi apapun termasuk untuk bahagia atau tidak.
5 Seperti penuturan salah satu ODHA yang telah dapat menerima dirinya dan dapat merasakan sikap positif berikut ini : Saya tidak kehilangan martabat saya sebagai manusia hanya karena saya terinfeksi HIV. Saya bangga atas diri saya sendiri, atas usaha saya menghadapi hidup sebaik kemampuan saya. Saya sayang pada diri saya sendiri, dan tidak perlu ada rasa malu atau rasa bersalah yang mengikat langkah saya. Dan bagi saya, jika saya meninggal karena HIV, bukan berarti saya lebih hina daripada orang yang meninggal karena sakit jantung atau kanker atau yang lainnya. (Suzanna Murni, pendiri Yayasan Spiritia) Permasalahan lain yang dihadapi oleh ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) seperti dituturkan oleh Kaunang (Media Indonesia, 2006) adalah stigmatisasi dan diskriminasi. Stigmatisasi dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS ternyata 30% dilakukan oleh petugas kesehatan dan 70% dilakukan oleh pihak instansi, organisasi pemerintah dan masyarakat tertentu. Hal ini terjadi dari hak untuk memperoleh pengobatan, tempat berobat dan dirawat hingga asuransi kesehatan serta perlakuan-perlakuan diskriminasi dalam masyarakat. Banyak rumah sakit atau petugas kesehatan yang menolak untuk merawat penderita setelah diketahui status medisnya. Berbagai macam alasan terjadinya stigmatisasi dan diskriminasi disebabkan oleh ketidaktahuan, ketakutan berlebihan dan solidaritas yang menipis serta belum terciptanya empati dari masyarakat terhadap ODHA. Hidup seorang ODHA sangat tertekan, karena sudah divonis dari virus yang tidak dapat disembuhkan dan pemberian stigma serta diskriminasi dari
6 masyarakat. Meraka akan merasa hidupnya tidak berarti. Pandangan dan harapan masa depan menjadi suram dan gelap dimana hasil dari usahanya menjadi sangat buruk, sehingga memicu perilaku bunuh diri (Preau, dkk., 2008). Dalam masa seperti itu, seorang ODHA sangat membutuhkan sebuah dukungan sosial, seperti tersedianya bantuan dan hiburan dari keluarga atau teman. Dukungan sosial sangat penting bagi mereka karena adanya pemberian kenyamanan, perhatian, penghargaan atau bantuan yang diterima oleh seseorang dari orang lain atau kelompok (Sarafino, 2006). Dukungan ini bisa berasal dari pihak manapun yang merupakan Significant Others bagi orang yang menghadapi masalah atau situasi stress seperti orang tua, pasangan, sahabat, rekan kerja ataupun dokter dan komunitas organisasi (DiMatteo, M. Robin, 1991) Dengan demikian, agar pemberian dukungan sosial tersebut bermanfaat bagi ODHA, maka perlu diperhatikan lima dimensi yang terdapat pada dukungan sosial menurut Schwarzer dan Schulz (dalam Schwarzer, et.,al 2004), yaitu persepsi akan dukungan sosial yang tersedia, dukungan yang diterima, kebutuhan akan dukungan, upaya pencarian dukungan dan memperkuat perlindungan dari dukungan yang tersedia. Sehubungan dengan adanya dukungan tersebut, ODHA menumbuhkan sikap positif dari dalam dirinya untuk mampu bertahan dengan tetap memiliki harapan-harapan yang baik akan masa depan, bahkan dengan penyakit yang dihadapinya. Individu yang memiliki pola pandang positif akan memiliki kepercayaan dan pengharapan terhadap masa depan yang lebih baik meskipun mengalami banyak tantangan dan kemalangan hingga sikap optimisme muncul
7 (Scheier & Carver, dalam Snyder, 2002). Optimisme dapat mengarahkan seseorang untuk mengatasi stress dengan lebih efektif dan bisa menurunkan resiko jatuh sakit (Scheiver, dkk,.1994, dalam Taylor, 2009). Fakta lain mengungkapkan bahwa keuntungan dan manfaat dukungan sosial juga muncul dari persepsi bahwa dukungan sosial tersebut dibutuhkan dan tepat bagi ODHA. Dukungan sosial memiliki peranan penting pada ODHA agar dapat merasakan kebahagiaan karena tidak semua individu memiliki persepsi yang sama akan dukungan yang tersedia. Dukungan yang diterima serta kebutuhan akan dukungan tiap individupun berbeda, mereka juga memiliki cara dan upaya yang berbeda dalam mencari dukungan. Oleh karena itu, sangat diperhatikan dukungan sosial yang akan diberikan agar sesuai dengan kebutuhan ODHA sehingga menghindarkan ODHA dari pesimis. Melihat banyaknya penelitian dan fenomena yang menunjukkan hubungan erat antara dukungan sosial dan Subjective Well-Being pada ODHA, peneliti tertarik untuk menelaah lebih lanjut tentang hubungan tersebut pada individu, lembaga-lembaga yang mempunyai klien maupun staf pendamping yang mempunyai status ODHA. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah yang akan dirumuskan dalam penelitian ini adalah : Apakah ada hubungan antara dukungan sosial dengan Subjective-Well Being pada ODHA?
8 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan yang ingin dicapai adalah Untuk mengetahui hubungan antara Dukungan Sosial dengan Subjective Well-Being pada ODHA. 1.4 Kegunaan Penelitian Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu kajian dan referensi dalam ilmu psikologi guna memperkaya pengetahuan menyangkut hubungan dukungan sosial dan Subjective Well-Being pada ODHA Manfaat Praktis Memberikan gambaran dan pemahaman kepada komunitas pemerhati ODHA seperti para tenaga professional (seperti psikolog, konselor, guru dan lain sebagainya) yang terlibat dalam penanganan dan memberikan dukungan pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) bagaimana hubungan antara dukungan sosial dan Subjective Well-Being. 1.5 Sistematika Penulisan 1. Pendahuluan Pada bab ini, penulis menjelaskan latar belakang masalah atau alasan yang menyebabkan penulis memilih hal ini sebagai topik penelitian. Kemudian terdapat perumusan masalah yang ingin diteliti, tujuan
9 diadakannya penelitian, manfaat yang diharapkan dapat diperoleh melalui hasil penelitian, dan sistematika penulisan penelitian. 2. Kajian Pustaka Bab ini berisi teori atau studi literatur yang dapat menjelaskan permasalahan dalam penelitian ini, mencakup teori dukungan sosial, Subjective-Well-Being dan HIV/AIDS, hipotesis penelitian dan kerangka pemikiran. 3. Metode Penelitian Pada bab ini, jenis dan desain penelitian, variabel penelitian, hubungan antara variabel penelitian, Subjek penelitan, definisi operasional variabel penelitian, motode pengumpulan data, instrumen penelitian, pengolahan dan analisis data dan prosedur penelitian dukungan sosial dan Subjective Well-Being, tipe serta desain penelitian kuantitatif. 4. Hasil Penelitian Pada bab ini, penulis menguraikan gambaran umum subjek, hasil penelitian dan pembahasan. 5. Kesimpulan, Diskusi dan Saran. Bab ini berisi kesimpulan kesimpulan yang dapat ditarik penulis dari hasil analisis penelitian. Kemudian penulis juga mengemukakan diskusi, yang berisi hal hal menarik yang ditemukan penulis selama penelitian dilakukan. Terakhir, penulis memberikan saran yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : a. Tabel korelasi menunjukkan korelasi Pearson antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Lieben und arbeiten, untuk mencinta dan untuk bekerja.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lieben und arbeiten, untuk mencinta dan untuk bekerja. Pernyataan Freud ini menggambarkan dua ranah utama dari kehidupan orang dewasa, dimana pekerjaan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah kebahagiaan yang menjadi tujuan seseorang. Kebahagiaan autentik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang pada dasarnya berusaha untuk mencapai kebahagiaan dalam hidupnya. Kebahagiaan merupakan sebuah kebutuhan dan telah menjadi sebuah kewajiban moral. Biasanya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alasan Pemilihan Teori Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being menurut Diener (2005). Teori yang dipilih akan digunakan untuk meneliti gambaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah HIV/AIDS (Human Immuno deficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan masalah yang mengancam seluruh lapisan masyarakat dari berbagai kelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu penyakit mematikan di dunia yang kemudian menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu penyakit mematikan di dunia yang kemudian menjadi wabah internasional atau bencana dunia sejak pertama kehadirannya adalah HIV/AIDS.Sejak pertama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kebahagiaan. mengacu pada emosi positif yang dirasakan individu serta aktivitas-aktivitas
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertian Kebahagiaan Menurut Seligman (2005) kebahagiaan hidup merupakan konsep yang mengacu pada emosi positif yang dirasakan individu serta aktivitas-aktivitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Abdi dalem merupakan orang yang mengabdi pada Keraton, pengabdian abdi
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abdi dalem merupakan orang yang mengabdi pada Keraton, pengabdian abdi dalem ini telah dilakukan selama belasan tahun, bahkan puluhan tahun. Kehidupan Keraton
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A Latar Belakang Mahasiswa dipersiapkan untuk menjadi agen perubahan, salah
BAB 1 PENDAHULUAN A Latar Belakang Mahasiswa dipersiapkan untuk menjadi agen perubahan, salah satunya untuk perubahan lingkungan maupun untuk dirinya sendiri yang bertujuan meningkatkan dan merubah kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap manusia menginginkan apa yang disebut dengan kebahagiaan dan berusaha menghindari penderitaan dalam hidupnya. Aristoteles (dalam Seligman, 2011: 27) berpendapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Acquired Immunice Deficiency Syndrome atau AIDS merupakan penyakit
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Human Immunodeficiency Virus atau HIV adalah sejenis virus yang menyerang sel darah putih sehingga menyebabkan turunnya sistem kekebalan tubuh manusia. Acquired Immunice
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga menimbulkan beberapa macam penyakit dari mulai penyakit dengan kategori ringan sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membuat hal tersebut menjadi semakin bertambah buruk.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman sekarang ini banyak mengalami perubahan, terutama meningkatnya jumlah kasus penyakit menular langsung di Indonesia yang cukup mengkhawatirkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Konsep Subjective well-being. juga peneliti yang menggunakan istilah emotion well-being untuk pengertian yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Subjective well-being Subjective well-being merupakan bagian dari happiness dan Subjective well-being ini juga sering digunakan bergantian (Diener & Bisswass, 2008).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) pertamakali ditemukan di propinsi Bali, Indonesia pada tahun 1987 (Pusat Data dan Informasi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI. Menderita penyakit yang belum ada obatnya adalah merupakan suatu
100 BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Menderita penyakit yang belum ada obatnya adalah merupakan suatu kenyataan yang harus ditanggung oleh para ODHA. Terinfeksinya ODHA dilatarbelakangi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi setiap manusia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi setiap manusia. Manusia dapat menjalankan berbagai macam aktivitas hidup dengan baik bila memiliki kondisi kesehatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kebahagiaan. mengacu pada emosi positif yang dirasakan individu serta aktivitas-aktivitas
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Definisi Kebahagiaan Seligman (2005) menjelaskan kebahagiaan merupakan konsep yang mengacu pada emosi positif yang dirasakan individu serta aktivitas-aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) berarti kumpulan gejala dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menyerang sel darah putih bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Syndrome (AIDS) adalah salah satu penyakit kronis dan juga penyakit yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah salah satu penyakit kronis dan juga penyakit yang bersifat fatal (Feist, 2010),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) (Depkes. RI, 2008). Virus tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk satu kelompok besar penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk satu kelompok besar penyakit yang dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh (WHO, 2015). Menurut National
Lebih terperinciKESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA
KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh : Yustina Permanawati F 100 050 056 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) yang merupakan masalah kesehatan global baik di negara maju maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada perguruan tinggi mahasiswa tahun pertama harus bersiap menghadapi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada perguruan tinggi tahun pertama harus bersiap menghadapi dunia baru yaitu dunia perkuliahan yang tentu saja berbeda jauh dengan kultur dan sistem pendidikan
Lebih terperinciFAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008
1 KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ODHA (ORANG DENGAN HIV/AIDS) WANITA (STUDI KUALITATIF MENGENAI PENCAPAIAN MAKNA HIDUP PADA WANITA PASCA VONIS TERINFEKSI HIV/AIDS) Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO, masalah kesehatan utama yang menjadi penyebab
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Menurut WHO, masalah kesehatan utama yang menjadi penyebab kematian pada manusia adalah penyakit kronis (dalam Sarafino, 2006). Penyakit kronis merupakan jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang menginginkan kesejahteraan didalam hidupnya, bahkan Aristoteles (dalam Ningsih, 2013) menyebutkan bahwa kesejahteraan merupakan tujuan utama dari eksistensi
Lebih terperinci5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
109 5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran harapan dan konsep Tuhan pada anak yang mengalami kanker, serta bagaimana mereka mengaplikasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penyakit kanker merupakan kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal,
Lebih terperinci# kasus terbanyak ditemukan pada kelompok risiko tinggi termasuk pengguna narkoba suntik (penasun), pekerja seks dan pasangan/ pelanggannya, homoseksu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memiliki tubuh yang sehat dan terbebas dari segala jenis penyakit merupakan harapan bagi setiap individu, karena kesehatan merupakan salah satu aset yang sangat penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semua orang menginginkan kebahagiaan dalam hidupnya. Kebahagiaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua orang menginginkan kebahagiaan dalam hidupnya. Kebahagiaan merupakan tujuan utama dari eksistensi manusia di dunia. Kebahagiaan itu sendiri dapat dicapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut (Nugroho. T, 2010: 94) Aquired Immune Deficiency Syndrome
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut (Nugroho. T, 2010: 94) Aquired Immune Deficiency Syndrome adalah penyakit yang merupakan kumpulan gejala akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
25 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Bahagia Suami Istri 1. Definisi Bahagia Arti kata bahagia berbeda dengan kata senang. Secara filsafat kata bahagia dapat diartikan dengan kenyamanan dan kenikmatan spiritual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sifatnya subjektif. Kebahagiaan, kesejahteraan, dan rasa puas terhadap hidup yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Individu dapat mencapai tujuan hidup apabila merasakan kebahagian, kesejahteraan, kepuasan, dan positif terhadap kehidupannya. Kebahagiaan yang dirasakan oleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai masalah di masyarakat. Angka kematian HIV/AIDS di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang HIV di Indonesia masih menjadi masalah yang serius dan komplek serta menimbulkan berbagai masalah di masyarakat. Angka kematian HIV/AIDS di Indonesia juga masih tinggi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. AIDS (Acquired Immunne Deficiency Syndrome) merupakan kondisi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah AIDS (Acquired Immunne Deficiency Syndrome) merupakan kondisi dimana individu yang menderitanya memiliki kemungkinan kematian yang sangat tinggi (Sarafino,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Individu pada hakikatnya akan terus mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan sepanjang hidup. Individu akan terus mengalami perkembangan sampai akhir hayat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai 15% dari seluruh kanker pada wanita. Di beberapa negara menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker serviks menempati terbanyak kedua di seluruh dunia yang mencapai 15% dari seluruh kanker pada wanita. Di beberapa negara menjadi penyebab kanker terbanyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus HIV ditemukan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Gambaran Optimisme..., Binta Fitria Armina, F.PSI UI, 2008
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peredaran dan penggunaan narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) di Indonesia menunjukkan peningkatan yang tajam. Tak hanya orang dewasa, bahkan anak-anak usia sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari konsep kesejahteraan subjektif yang mencakup aspek afektif dan kognitif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebahagiaan adalah hal yang sangat diinginkan oleh semua orang. Setiap orang memiliki harapan-harapan yang ingin dicapai guna memenuhi kepuasan dalam kehidupannya. Kebahagiaan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS, DISKUSI DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS, DISKUSI DAN PEMBAHASAN Pada bab 4 ini akan disajikan penelitian berupa gambaran umum dari judul hubungan self efficacy dengan subjective well-being pada ODHA di Jakarta. 4.1 Gambaran Umum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. usahanya tersebut. Profesi buruh gendong banyak dikerjakan oleh kaum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Buruh gendong merupakan orang yang bekerja untuk orang lain dengan cara menggendong barang dibelakang punggung untuk mendapatkan upah dari usahanya tersebut.
Lebih terperinci"#% tahun untuk membuka diri dan melakukan pemulihan bagi kesehatannya, subjek AA sudah 5 tahun hidup sebagai ODHA dan masih berusaha untuk memaafkan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diperoleh berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Menjalani kehidupan sebagai ODHA yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang mayoritas penduduknya adalah muslim. Nilai - nilai yang ada di Indonesiapun sarat dengan nilai-nilai Islam. Perkembangan zaman
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan suatu kumpulan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan suatu kumpulan gejala-gejala penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) (Depkes RI., 2006).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN Bab I merupakan bab perkenalan, di dalamnya dipaparkan mengenai; latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hipertensi merupakan suatu kondisi apabila individu memiliki tekanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan suatu kondisi apabila individu memiliki tekanan darah tinggi > 140/90 mmhg selama beberapa minggu dan dalam jangka waktu yang lama (Sarafino,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk kebahagiaan dirinya dan memikirkan wali untuk anaknya jika kelak
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Selama 10 tahun saya menjanda, tidak ada pikiran untuk menikah lagi, karena pengalaman yang tidak menyenangkan dengan perkawinan saya. Tapi anak sudah besar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodefficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodefficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga pengidap akan rentan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai gangguan postpartum depression. Depresi postpartum keadaan emosi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu tugas perkembangan yang utama dari seorang wanita adalah hamil dan melahirkan seorang anak, dan kemudian membesarkannya. Kehamilan adalah masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. istri (Mangunsong, 1998). Survei yang dilakukan Wallis (2005) terhadap 900
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Umumnya setiap pasangan perkawinan menginginkan anak sebagai penerus keturunan. Anak merupakan sumber kebahagiaan bagi pasangan suami istri (Mangunsong, 1998).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan memasuki tahap epidemis dengan beberapa sub-populasi beresiko
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah HIV di Indonesia telah berkembang dari sejumlah kasus kecil HIV dan memasuki tahap epidemis dengan beberapa sub-populasi beresiko tinggi yang memiliki angka
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiensy Vyrus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiensy Vyrus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Infeksi yang diakibatkan oleh virus HIV ini dapat menyebabkan defisiensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Human Immunodeficiency Virus (HIV) (Depkes RI, 2006). Seseorang yang telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Viruse (HIV) merupakan virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan permasalahan penyakit menular seksual termasuk Human Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan kualitatif. HIV merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penderita skizofrenia dapat ditemukan pada hampir seluruh bagian dunia. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock dan Sadock,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran diri (body image) dan dukungan sosial pada tiga orang wanita yang mengalami penyakit kanker payudara yang telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN orang orang orang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu penyakit mematikan di dunia yang kemudian menjadi wabah internasional atau bencana dunia sejak pertama kehadirannya adalah HIV/AIDS. Acquired Immuno Deficiency
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia tidak terlepas dari interaksi dengan orang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai mahluk sosial, manusia tidak terlepas dari interaksi dengan orang lain. Interaksi sosial membuat manusia bertemu dan berhubungan dengan berbagai macam orang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang bahagia. Kebahagiaan menjadi harapan dan cita-cita terbesar bagi setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupan, Manusia selalu menginginkan kehidupan yang bahagia. Kebahagiaan menjadi harapan dan cita-cita terbesar bagi setiap individu dari berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diberikan dibutuhkan sikap menerima apapun baik kelebihan maupun kekurangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerimaan diri dibutuhkan oleh setiap individu untuk mencapai keharmonisan hidup, karena pada dasarnya tidak ada manusia yang diciptakan oleh Allah SWT tanpa kekurangan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. HIV dalam bahasa inggris merupakan singkatan dari. penyebab menurunnya kekebalan tubuh manusia.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah HIV dalam bahasa inggris merupakan singkatan dari Human Imunno deficiency Virus dalam bahasa Indonesia berarti virus penyebab menurunnya kekebalan tubuh manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bidang pelayanan kesehatan tempat yang mendukung rujukan dari pelayanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan salah satu bentuk organisasi yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan tempat yang mendukung rujukan dari pelayanan tingkat dasar. Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah bagian penting dalam masyarakat. Data dari sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa 18,3% (89.467.806 jiwa) dari total penduduk Indonesia berusia 10
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada abad ke-21 berupaya menerapkan pendidikan yang positif
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada abad ke-21 berupaya menerapkan pendidikan yang positif dengan menerapkan psikologi positif dalam pendidikan. Psikologi positif yang dikontribusikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) merupakan salah satu penyakit infeksi menular seksual yang bersifat kronis. Menurut Direktorat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Menyadarkan para wanita tuna susila tentang bahaya HIV/AIDS itu perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan masyarakat. Hal ini penting karena para wanita tuna susila itu dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS) merupakan penyakit yang masih menjadi perhatian di dunia dan Indonesia. Penyakit ini memiliki
Lebih terperinciJOURNAL GAMBARAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MEMILIKI ANAK PADA WANITA DENGAN HIV POSITIF DI KOTA BOGOR. Yunita Anggraeni, Fakultas Psikologi
JOURNAL GAMBARAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MEMILIKI ANAK PADA WANITA DENGAN HIV POSITIF DI KOTA BOGOR. Yunita Anggraeni, Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran, 2016 AIDS ( Acquired Immuno Deficiency
Lebih terperinci5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa keempat subyek memiliki karakteristik individu yang memiliki harapan tinggi. Namun, karakteristik yang muncul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengalaman positif maupun negatif tidak dapat dilepaskan dalam. kehidupan seseorang. Berdasarkan pengalaman-pengalaman tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan merupakan suatu misteri yang dijalani seseorang. Pengalaman positif maupun negatif tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan seseorang. Berdasarkan pengalaman-pengalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. narkoba ataupun seks bebas di kalangan remaja. Pergaulan bebas ini akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam berita akhir-akhir ini terlihat semakin maraknya penggunaan narkoba ataupun seks bebas di kalangan remaja. Pergaulan bebas ini akan berdampak buruk terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebijakan publik tentang masalah anak dan rencana anak, isu utama kebijakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir terdapat perkembangan yang signifikan dari kebijakan publik tentang masalah anak dan rencana anak, isu utama kebijakan publik menyangkut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasangan suami-istri. Bagi seorang wanita kehamilan merupakan suatu
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kehadiran anggota baru dalam keluarga sangat diharapkan oleh pasangan suami-istri. Bagi seorang wanita kehamilan merupakan suatu proses penting dalam kehidupan wanita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Tri Fina Cahyani,2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah peristiwa penting dalam kehidupan seorang individu, di mana pernikahan ini memiliki beberapa tujuan yaitu mendapatkan kebahagiaan, kepuasan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Harapan bagi setiap wanita yang ada di dunia ini adalah untuk bisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harapan bagi setiap wanita yang ada di dunia ini adalah untuk bisa menjadi ibu dengan memiliki seorang anak di dalam kehidupannya. Anak merupakan anugerah yang
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA RASA BERSYUKUR DAN SUBJECTIVE WELL BEING PADA PENDUDUK MISKIN DI DAERAH JAKARTA
HUBUNGAN ANTARA RASA BERSYUKUR DAN SUBJECTIVE WELL BEING PADA PENDUDUK MISKIN DI DAERAH JAKARTA Ayu Redhyta Permata Sari 18511127 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2015 Latar belakang masalah -Keterbatasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Chaplin,gangguan jiwa adalah ketidakmampuan menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap kehidupan manusia pasti berhubungan dengan rasa bahagia dan rasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap kehidupan manusia pasti berhubungan dengan rasa bahagia dan rasa sedih yang datang silih berganti. Erat kaitannya jika sedih dikaitkan dengan bahagia karena kedua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Terdapat hampir di semua negara di dunia tanpa kecuali Indonesia. Sejak
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit HIV dan AIDS merupakan masalah kesehatan global dewasa ini. Terdapat hampir di semua negara di dunia tanpa kecuali Indonesia. Sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pencapaian utama masa dewasa awal berkaitan dengan pemenuhan. intimasi tampak dalam suatu komitmen terhadap hubungan yang mungkin
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Pencapaian utama masa dewasa awal berkaitan dengan pemenuhan intimasi tampak dalam suatu komitmen terhadap hubungan yang mungkin menuntut pengorbanan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) (WHO), Setiap tahun jumlah penderita kanker payudara bertambah sekitar tujuh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) Salah satu jenis kanker yang paling ditakuti oleh para wanita adalah kanker payudara (Rahmah, 2009). Menurut data organisasi kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang mulai diberlakukan 31 Desember 2015 merupakan bentuk integrasi ekonomi regional. Dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sejak kasus pertama dilaporkan pada tahun 1981, Acquired Immune
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak kasus pertama dilaporkan pada tahun 1981, Acquired Immune Deficiency Syndrom (AIDS) menjadi agenda penting baik dikalangan kedokteran maupun dikalangan politisi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya. Seseorang yang mengalami peristiwa membahagiakan seperti dapat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai pengalaman baik positif maupun negatif tidak dapat lepas dari kehidupan seseorang. Pengalaman-pengalaman tersebut akan memberi pengaruh yang pada akhirnya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
95 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dari wawancara, observasi dan analisis antar subjek, dapat disimpulkan bahwa kebermaknaan hidup ibu rumah tangga penderita HIV/AIDS merupakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.A. KEBAHAGIAAN II.A.1. Definisi Kebahagiaan Aristoteles (dalam Adler, 2003) menyatakan bahwa happiness atau kebahagiaan berasal dari kata happy atau bahagia yang berarti feeling
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. memiliki kesimpulan sebagai berikut : c) Ada hubungan antara kebahagiaan dengan kepuasan hidup.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan metode analisa kuantitatif sebagai metode utama dan metode analisa kualitatif sebagai metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pernikahan (Papalia, et. la., 2007). Setelah menikah laki-laki dan perempuan akan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia dihadapkan dengan tugas-tugas perkembangan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika memasuki masa dewasa salah satu tugas perkembangan yang akan dilalui seorang individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. PT. Permata Finance Indonesia (PT. PFI) dan PT. Nusa Surya Ciptadana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PT. Permata Finance Indonesia (PT. PFI) dan PT. Nusa Surya Ciptadana Finance adalah sejenis perusahaan leasing yang memberikan pinjaman dana dengan jaminan Bukti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era modern saat ini semua individu pasti mengalami fase mulai dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa dan lanjut usia dan hal itu sudah sewajarnya terjadi dan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. menjadi tidak teratur atau terasa lebih menyakitkan. kebutuhan untuk menjadi orang tua dan menolak gaya hidup childfree dan juga
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya seluruh subjek mengalami stres. Reaksi stres yang muncul pada subjek penelitian antara lain berupa reaksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai penanggulangannya, merupakan masalah yang sangat kompleks. Penularan HIV- AIDS saat ini tidak hanya terbatas
Lebih terperinci2016 GAMBARAN MOTIVASI HIDUP PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS DI RUMAH CEMARA GEGER KALONG BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Acquired Immunodefiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang timbul akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang didapat, disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency
Lebih terperinciHIV/AIDS (Human Immunodeficiency/Acquired Immune Deficiency. Syndrome) merupakan isu sensitive dibidang kesehatan. HIV juga menjadi isu
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang HIV/AIDS (Human Immunodeficiency/Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan isu sensitive dibidang kesehatan. HIV juga menjadi isu internasional karena HIV telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN Peningkatan harga diri penderita HIV/AIDS dapat dilakukan dengan memberi pelatihan. Oleh karenannya, seorang penderita HIV/AIDS atau ODHA sangat perlu diberi terapi psikis dalam bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah (alasan dan temuan/teori pendukung)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah (alasan dan temuan/teori pendukung) Kekerasan seksual didefinisikan sebagai tindakan seksual, usaha untuk memperoleh aktivitas seksual, maupun komentar seksual
Lebih terperinci