BAB III PROFIL SANITASI KABUPATEN PESISIR SELATAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PROFIL SANITASI KABUPATEN PESISIR SELATAN"

Transkripsi

1 BAB III PROFIL SANITASI KABUPATEN PESISIR SELATAN 3.1. KONDISI UMUM SANITASI KABUPATEN PESISIR SELATAN Terwujudnya pembangunan sanitasi Kabupaten Selatan mengacu pada perundang-undangan yang berlaku baik dari level Kabupaten sampai tingkat Pusat, semua keberhasilan pembangunan tersebut tidak lepas dari peran pemerintah, instansi terkait, masyarakat dan stakeholder. Berbagai upaya pembangunan di bidang sanitasi telah dilaksanakan di Kabupaten Selatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup pada semua kalangan dimasyarakat sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Kondisi umum sanitasi Kabupaten Pesesir Selatan pada Tahun 21 berdasarkan Profil Kesehatan dapat digambarkan sebagai berikut : o Prosentase jumlah keluarga yang memiliki jamban sehat sebanyak 52,87%. Sementara sebagian masyarakat masih buang tinjanya di sungai atau di kali. o Prosentase jumlah keluarga yang memiliki saluran pembuangan air limbah dengan kondisi baik sebesar 44,78%, Sebagian besar masyarakat belum mempunyai saluran pembuangan air limbah dan membuang air limbah dari dapur ke halaman belakang rumah. o Prosentase jumlah keluarga yang mempunyai tempat sampah sebesar 6,83%. Prosentase jumlah keluarga yang memiliki Rumah sehat sebesar 64,7%. o Kondisi tempat umum seperti Hotel, Restoran/tempat makan, Pasar dan tempat umum lainnya yang diperiksa oleh Dinas Kesehatan dan dinyatakan sehat sebanyak 71,54% o Dengan cakupan sarana jamban keluarga yang masih rendah maka kasus diare di Kabupaten masih cukup banyak terjadi sebanyak kasus yang berobat ke puskesmas atau 16,37% o Berdasarkan survey PHBS tersebut dapat dilihat indikator masyarakat yang menggunakan air sumur sebanyak 79%, diikutin dengan air ledeng 9,39%, penampungan air hujan 2,94% dan menikmati air bersih dari sumber lainnya sebanyak 8,48%. Masyarakat yang sudah memiliki jamban sehat sebanyak 52,87%, pemanfaatan sampah sebanyak 6,83% dan memiliki pengolahan air limbah sebanyak 44,78% dan akses air bersih 1%. Sementara rumah sehat yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 64,7%. Survey PHBS tersebut dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan di Kabupaten Selatan o Kualitas air bersih di Kabupaten Selatan umumnya sudah bagus karena banyak memiliki sumber air baku yang bisa di manfaatkan untuk PDAM dan air bersih lainnya. o Pembuangan limbah industri untuk limbah padat non B3 dibuang di TPS yang dimiliki oleh pelaku usaha dan diangkut ke TPA yang ada di Gunung Bungkuk. Sementara limbah cair yang dihasilkan oleh pelaku usaha di olah di sarana IPAL sebelum dialirkan ke sungai. Limbah padat B3 dari pelaku usaha ditampung di TPSL kemudian di daur ulang kembali. o Limbah medis infeksius diolah di incinerator, sementara limbah non infeksius di tampung di TPS kemudian diangkut ke TPA yang ada di Gunung Bungkuk. o Potensi pencemaran udara di Kabupaten Selatan berasal dari kendaraan bermotor. Pokja Sanitasi Selatan III - 1

2 KESEHATAN LINGKUNGAN Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Selatan Kondisi kesehatan lingkungan Kabupaten Selatan dapat dilihat dari beberapa data berkaitan dengan kesehatan lingkungan seperti jumlah dan kondisi jamban keluarga, pengelolaan air limbah, kondisi pencemaran, akses pada sumber air tanah, serta data rumah sehat, dan tempat-tempat umum dan sekolah sehat. Lingkungan mempunyai peranan yang sangat besar terhadap peningkatan derajat kesehatan oleh karena itu upaya pemberantasan penyakit harus dimulai dari lingkungan yang sehat. Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk. Salah satu faktor yang menunjukan tinggi rendahnya angka kesakitan suatu daerah yang disebabkan oleh sanitasi dasar terutama air bersih, pengelolaan makanan yang tidak sehat serta tingkat kesadaran masyarakat yang rendah. Masalah yang sangat mendasar tidak terpenuhinya kebutuhan air bersih, jamban, limbah rumah tangga, tercemarnya udara serta kondisi fisik yang memungkinkan berkembangnya faktor pembawa penyakit. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten adalah: 1. Memperlancar aliran sungai agar tidak ada genangan air 2. Kegiatan WSLIC 2 yang dimulai tahun 21 s.d 27 dengan pembangunan sarana air bersih (sumur gali dan perpipaan) sebanyak 81 kampung dan dilanjutkan dengan PAMSIMAS dari Tahun 28 dan sampai sekarang telah terbangun sarana air bersih sebanyak 35 kampung. 3. Program CLTS (Community Lead Total Sanitation) untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam membangun sarana sanitasi dasar dengan menggambarkan akibat dari ketidakadaan sarana tersebut serta memicu malu buang air besar disembarang tempat. 4. Program Sanimas (Sanitasi Berbasis masyarakat). JUMLAH DAN KONDISI JAMBAN KELUARGA Berdasarkan data survey dari Dinas Kesehatan dalam Profil Kesehatan tahun 21 terlihat bahwa sampai akhir tahun 21 Jumlah Kepala keluarga yang ada sebanyak 13,328 Kepala keluarga, Kepala keluarga yang diperiksa jamban sebanyak 1,594, dari Kepala keluarga diperiksa yang memiliki jamban keluarga sebanyak 5.61 Kepala keluarga, persentase rumah tangga yang memiliki jamban sebesar 52,87 %. Secara lengkap data tentang keluarga dengan kepemilikan saranan sanitasi dasar menurut kecamatan tahun 21 Tabel 3.1 keluarga dengan kepemilikan saranan sanitasi dasar menurut kecamatan tahun 21. Pokja Sanitasi Selatan III - 2

3 No Kecamatan Puskesmas 1 Koto XI Tarusan 2 Bayang Barung Balantai Tabel 3.1 Keluarga Dengan Kepemilikan Saranan Sanitasi Dasar Menurut Kecamatan Tahun 21 Jumlah Kk Jml Kk Dprksa Jamban Tempat Sampah Pengolahan Limbah Persediaan Air Bersih Jml Kk Memiliki % Memiliki Jml Kk Dprksa Jml Kk Memiliki % Memiliki Jml Kk Dprksa Jml Kk Memiliki % Memiliki Jml Kk Dprksa Jml Kk Memiliki Tarusan Pasar Baru Koto Merapak Bayang Utara As. Kumbang % Memiliki 4 IV Jurai 5 Batang Kapas Lumpo Salido IV KT.Muddik Pasar Kuok Sutera Surantih Lengayang Kambang Koto Baru Ranah Balai Salasa Linggo Sari Baganti Air Haji Pancung Soal Indera Basa IV Balai Tapan Lunang Silaut Tj.Beringin Tj.Makmur , Sumber : Profil Kesehatan Tahun 21, Dinas Iesehatan Kabupaten Selatan. Pokja Sanitasi Selatan III - 3

4 PENGELOLAAN AIR LIMBAH Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Selatan Berdasarkan data survey dari Dinas Kesehatan Kabupaten Selatan pada tahun 21 Jumlah Kepala Keluarga yang ada dilakukan survey di Kabupaten Selatan terdapat Kepala keluarga, dimana Kepala keluarga yang diperiksa pengolahan air limbah sebanyak 1.524, sedangkan jumlah Kepala keluarga yang memiliki pengolahan limbah 6,83 Kepala keluarga atau 44,78%, dan mengenai data dan sistim SPAL di Kabupaten Selatan belum tersedia data, pada umumnya limbah greywater yang berasal dari (air cucian, air mandi) belum ada pengolahan pada umumnya pembuangan di salurkan ke drainase limpasan air hujan. Sementara itu berdasarkan hasil survey EHRA menyebutkan bahwa sebanyak 56 % masyarakat Kabupaten Selatan memiliki SPAL dan 43,6 % tidak memiliki SPAL serta,4 % tidak ada data tentang keluarga yang memiliki SPAL. Grafik 3.3. Porsentase Keluarga yang memiliki SPAL di Kabupaten Selatan Berdasarkan Survey EHRA Tahun 211 Berdasarkan dari data survey pukesmas di Kabupaten Selatan jumlah Kepala keluarga yang diperiksa terbanyak adalah pada puskesmas kambang Kepala keluarga dan dari pemeriksaan tersebut memiliki pengolahan limbah sebanyak 54 Kepala keluarga atau 4%, sedangkan jumlah Kepala keluarga yang kedua di periksa terbanyak adalah pada puskesmas salido 1.16 Kepala keluarga dan hanya memiliki 46 Kepala keluarga atau 46% memiliki pengolahan limbah. Kepemilikan SPAL di Kabupaten Selatan hanya sebahagian kecil saja yang dimiliki oleh masyarakat seperti dibeberapa perumahan yang bersifat homogen. Sedangkan pada umumnya perumahan (individual) dengan luasnya lahan yang ada saluran pembuangan air limbah SPAL bersifat individu untuk rumah yang bersangkutan. Pokja sanitasi Selatan III - 4

5 KONDISI PENCEMARAN Berdasarkan hasil pemantauan udara ambient sebagian besar hasilnya menunjukkan di bawah baku mutu. Pencemaran udara di Kabupaten Selatan umumnya disebabkan dari lalu lintas kendaraan bermotor pada jalan koridor. Sementara kondisi sumber air tanah maupun air permukaan apabila tidak segera ditangani bisa membahayakan masyarakat karena masih banyak masyarakat yang membuang limbah cair di tanah dan kali tanpa melalui pengolahan dan mencemari sumber air baku yang ada. Kurangnya pengetahuan masyarakat menyebabkan masih banyaknya praktek pembuangan limbah cair/bab di sembarang tempat. Selain limbah cair, limbah padat (sampah) juga turut mencemari sungai yang ada. AKSES TERHADAP AIR BERSIH Berdasarkan data survey dari Profil Kesehatan Kabupaten Selatan Penyehatan Lingkungan tahun 21 dapat diketahui bahwa presentase tertinggi jenis sarana air bersih yang digunakan adalah sumur gali 79,18% diikuti ledeng 9,39% penampungan air hujan 2,94% dan dari sumberdaya lainnya 8,48% rincian persentase keluarga menurut jenis sarana air bersih yang digunakan dilihat dalam tabel 3.2 Sumber Air Bersih Rumah Tangga Non Pelanggan PDAM Tahun 21. Terkait dengan keamanan, hasil analisis data EHRA menunjukkan bahwa mayoritas atau sekitar 74,53 % rumah tangga di Kabupaten Selatan memiliki sumber air minum yang relatif aman. Sekitar 26,47 % yang diidentifikasi memiliki sumber yang relatif tidak aman antara lain sumur yang tidak terlindungi, mata air yang tidak terlindungi, sungai dan waduk/danau. Selengkapnya informasi dapat dilihat pada Grafik berikut ini. Grafik 3.6 Akses Terhadap Air Bersih pada Lokasi EHRA di Kabupaten Selatan Tahun 211 Pokja sanitasi Selatan III - 5

6 No Kecamatan Puskesmas Juml Kel 1 Koto XI Tarusan 2 Bayang Tabel 3.2 Sumber Air Bersih Rumah Tangga Non Pelanggan Pdam Tahun 21 Barung Balantai Tarusan Pasar Baru Koto Merapak Juml Kel Dprksa % Kel Dprksa Akses Air Bersih Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Selatan % Akses Air Bersih Led Sgl Pah Lain Juml Led Sgl Pah Lain Juml IV Nagari Bayang Utara*) As. Kumbang , IV Jurai 5 Batang Kapas Lumpo Salido Pasar Kuok IV KT.Muddik , Sutera Surantih , Lengayang Kambang Koto Baru Ranah Balai Salasa , Linggo Sari Baganti Air Haji ,. 1 1 Pacung Soal Inderapura , Basa IV Balai Tapan Tapan , Lunang Silaut Tj.Beringin Tj.Makmur Sumber : Profil Kesehatan, 21 Dinas Kesehatan Kab. Selatan , ,,,,,,,,,,,, 18, ,328 14,579 14,11 1,167 9, ,54 12, , Pokja Sanitasi Selatan III - 6

7 RUMAH SEHAT DAN TEMPAT-TEMPAT UMUM Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilisasi rumah yang baik, kepadatan hunian yang sesuai dengan lantai rumah tidak terbuat dari tanah. Dari data survey yang diperoleh tahun 21 rumah memenuhi syarat kesehatan sebanyak 64,7%. Selengkapnya data Prosentase rumah sehat berdasarkan kecamatan Kabupaten Selatan tahun 21 dapat dilihat pada tabel 3.3 Prosentase Rumah Sehat Berdasarkan Kecamatan Kabupaten Selatan Tahun 21. Pemeriksaan Dinas Kesehatan terhadap tempat - tempat umum Pengolahan makanan merupakan suatu sarana yang dikunjungi banyak orang, dan berpotensi menjadi tempat penyebaran penyakit seperti restoran pasar dan lainya. TUPM sehat adalah tempat umum dan tempat pengolahan makanan dan minuman yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan limbah, ventilasi yang sesuai luas lantai/ruang, dan pencahayaan yang memadai. Cakupan TUPM Tahun 21 dari 397 yang diperiksa, jumlah yang sehat sebesar 71,54% dan mengalami peningkatan pada tahun 29 yaitu TPUM yang sehat sebesar 69,53%. Sarana pendidikan yang di Kabupaten Selatan sebanyak 533 unit dan dibina kesehatan lingkungannya oleh Dinas Kesehatan sebanyak 171 tempat atau 32.8% dari sarana pendidikan yang ada. Sedangakan jumlah sarana kesehatan sebanyak 18 unit dan di bina 18 tempat atau 1%. Sedangkan sarana ibadah yang ada sebanyak 792 unit dan yang dibina sebanyak 169 tempat atau 21.34%. Cakupan TUPM tahun 21 dari 397 yang diperiksa jumlah rumah sehat sebesar 71,54% dan mengalami peningkatan dari tahun 29 yaitu TUPM sehat sebesar 69,53%. Pokja Sanitasi Selatan III - 7

8 No Kecamatan Puskesmas Tabel 3.3 Prosentase Rumah Sehat Berdasarkan Kecamatan Kabupaten Selatan Tahun 21 Jumlah Seluruhnya Jumlah Diperiksa Rumah % Diperiksa Jumlah Sehat % Sehat 1 Koto XI Tarusan 2 Bayang Barung Balantai Tarusan Pasar Baru Koto Merapak 4,889 2,977 2, Bayang Utara As. Kumbang IV Jurai 5 Batang Kapas Lumpo Salido IV KT.Muddik Pasar Kuok 2,12 6,7 2,479 4, , Sutera Surantih 7, Lengayang Kambang Koto Baru 8,541 4,185 6, , Ranah Balai Salasa 7, Linggo Sari Baganti Air Haji 6, Pancung Soal Indera 6, Basa IV Balai Tapan 5, Lunang Silaut Tj.Beringin Tj.Makmur 3, ,411 11,981 15,16 7,694 64,7 Sumber : Profil Kesehatan Tahun 21, Dinas Iesehatan Kabupaten Selatan Pokja Sanitasi Selatan III - 8

9 Jml Yg Ada Jml Dprksa Jml Sehat % Sehat Jml Yg Ada Jml Dprksa Jml Sehat % Sehat Jml Yg Ada Jml Dprksa Jml Sehat % Sehat Jml Yg Ada Jml Dprksa Jml Sehat % Sehat Jml Yg Ada Jml Dprksa Jml Sehat % Sehat Tabel 3.4 Prosentase Tempat Umum Dan Pengelolaan Makanan (Tupm) Sehat Menurut Kecamatan Kabupaten Selatan Tahun 21 Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Selatan Rumah Restoran Pasar Tupm Lainnya Jumlah Tupm No Kecamatan Puskesmas 1 Koto XI Tarusan 2 Bayang Barung Balantai Tarusan Pasar Baru Koto Merapak Bayang Utara As. Kumbang IV Jurai 5 Batang Kapas Lumpo Salido IV KT.Muddik Pasar Kuok Sutera Surantih Lengayang Kambang Koto Baru Ranah Balai Salasa Linggo Sari Baganti Air Haji Pancung Soal Indera Basa IV Balai Tapan Lunang Silaut Tj.Beringin Tj.Makmur , Sumber : Profil Kesehatan Tahun 21, Dinas Iesehatan Kabupaten Selatan. Pokja Sanitasi Selatan III - 9

10 KESEHATAN DAN POLA HIDUP MASYARAKAT Kondisi kesehatan dan Pola di Kabupaten Selatan dapat dilihat berdasarkan timbulan penyakit akibat kondisi sanitasi yang buruk antara lain penyakit diare dan ISPA. Kasus diare tahun 21 cukup banyak terjadi mencapai kasus, Bila dilihat dari jumlah Kepala keluarga yang memiliki sarana jamban yang masih kecil yaitu baru mencapai 52.87% maka sangat wajar kalau kasus diare masih sering terjadi. Kondisi pencemaran udara di Kabupaten Selatan menyebabkan masih banyak terjadi kasus ISPA pada Balita. Hampir semua Puskesmas melaporkan kasus ISPA Puskesmas TJ.Makmur Kecamatan Lunang Silaut merupakan penderita ISPA terkecil 1 Kasus. Kasus ISPA paling banyak terjadi di Kecamatan Linggosari Baganti Puskesmas Air Haji sebanyak 461 kasus. pencemaran udara akibat kendaraan yang menimbulkan emisi dan mempengaruhi kualitas udara. Mencuci tangan pakai sabun di waktu yang tepat dapat memblok transmisi patogen penyebab diare. Pencemaran tinja/ kotoran manusia (feces) adalah sumber utama dari virus, bakteri, dan patogen lain penyebab diare. Jalur pencemaran yang diketahui sehingga cemaran dapat sampai ke mulut manusia, termasuk balita, adalah melalui 4F (Wagner & Lanoix, 1958) yakni fluids (air), fields (tanah), flies (lalat), dan fingers (jari/tangan). Cuci tangan pakai sabun adalah prevensi cemaran yang sangat efektif dan efisien khususnya untuk memblok transmisi melalui jalur fingers. Waktu-waktu cuci tangan pakai sabun yang perlu dilakukan seorang ibu/ pengasuh untuk mengurangi risiko balita terkena penyakit-penyakit yang berhubungan dengan diare mencakup 5 (lima) waktu penting yakni, 1. Sesudah buang air besar (BAB), 2. Sebelum menyantap makanan, 3. Sebelum menyuapi/memberi makan, pada bayi/balita 4. Sebelum menyiapkan makanan bagi keluarga. 5. Sesudah memegang unggas/hewan. Pada keluarga yang memiliki balita hendaknya melakukan praktek cuci tangan pakai sabun setidaknya di tiga waktu utama antara lain : 1. Setelah BAB 2. Sebelum menyiapkan makanan 3. Sebelum Makan Hasil Survey PHBS yang dilakukan oleh Dinkes pada tahun 21 dapat dilihat pada tabel 3.5. Berdasarkan survey PHBS tersebut dapat dilihat indikator masyarakat yang menggunakan air sumur sebanyak 79%, diikutin dengan air ledeng 9,39%, penampungan air hujan 2,94% dan menikmati air bersih dari sumber lainnya sebanyak 8,48%. Masyarakat yang sudah memiliki jamban sehat sebanyak 52,87%, pemanfaatan sampah sebanyak 6,83% dan memiliki pengolahan air limbah sebanyak 44,78% dan akses air bersih 1%. Sementara rumah sehat yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 64,7%. Survey PHBS tersebut dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan di Kabupaten Selatan. Salah satu indikator promosi kesehatan adalah Rumah tangga sehat yaitu rumah tangga yang memenuhi indikator PHBS. Adapun indikator PHBS yang diberlakukan di Pokja Sanitasi Selatan III - 1

11 Selatan adalah menggunakan 1 indikator minimal dari Depkes diantaranya : 1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 2. Pemberian ASI Ekslusif 3. Melakukan Penimbangan terhadap bayi dan balita 4. Melakukan Aktifitas Fisik 5. Biasa makan sayur dan buah-buahan 6. Tidak Merokok di dalam rumah 7. Melakukan Cuci tangan 8. Rumah Bebas jentik 9. Tersedia Air Bersih 1. Tersedia Jamban Tabel 3.5 Hasil Survey PHBS Tatanan Rumah Tangga Di Kabupaten Selatan Tahun 21 No Indikator Keterangan 1 Sarana Air Bersih 2 Sanitasi Dasar Persentase tertinggi adalah sumur gali 79,18%, ledeng 9,39%, penampung air hujan 2,94%, dan lainya 8,48 Seperti jamban sehat 52,87%, pemanfaatan sampah 6,83%, yang memiliki pengolahan limbah 44,78% dan akses air bersih 1% 3 Tempat Umum Pengolahan Makanan Cakupan TUPM tahun 21 dari 397 yang diperiksa sebesar 71,54% dan mengalami kenaikan dari tahun 29 sebanyak 69,53% 4 Rumah Sehat Rumah sehat yang memenihi persyaratan kesehatan sebanyak 64,7% Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Selatan Tahun 21 Selain kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun, kebiasaan membuang sampah masyarakat di Kabupaten Selatan juga masih menimbulkan pencemaran tanah dan air. Rata-rata masyarakat membuang sampah di halaman, kali/sungai kecil, di lubang sampah tetapi tidak melakukan pengolahan selanjutnya. Kebiasaan masyarakat membuang sampah dapat dilihat selengkapnya pada grafik berikut: Pokja Sanitasi Selatan III - 11

12 Grafik 3.1 Kebiasaan Masyarakat Membuang Sampah Berdasarkan Survey EHRA di Kabupaten Selatan Tahun 211 Dari hasil survey EHRA diatas sebagian besar masyarakat di Kabupaten Selatan membuang sampah dengan cara di bakar yaitu sebanyak 66 %, kemudian yang dibuang ke sungai sebanyak 13,2 % dan yang dibuang ke lahan kosong sebanyak 9,5 %. Pembuangan sampah yang diangkut oleh tukang sampah hanya sebanyak 5,8 %, ini menunjukkan pelayanan sampah di Kabupaten Selatan masih sangat minim. Selanjutnya yang dibuang dan dikubur dilobang sebanyak 4,3 %, sedangkan yang dibiarkan saja sebanyak 1,1 %. Tabel 3.6 Banyaknya Penderita Penyakit Diare Berdasarkan Kecamatan Tahun 21 Di Kabupaten Selatan No Kecamatan Puskesmas Jumlah Jumlah % Kasus Ditangani Diare 1 Koto XI Tarusan Barung Balantai 1,84 1,84 99,72 Tarusan Bayang Pasar Baru 1,141 1, Koto Merapak IV Nagari Bayang Utara*) As. Kumbang IV Jurai Lumpo Salido Batang Kapas IV KT.Muddik Pasar Kuok Sutera Surantih Lengayang Kambang 1,9 1,9 1. Koto Baru Ranah Balai Salasa Linggo Sari Baganti Air Haji 1,753 1, Pokja Sanitasi Selatan III - 12

13 1 Pacung Soal Indera Basa IV Balai Tapan Tapan Lunang Silaut Tj.Beringin Tj.Makmur , Sumber : Profil Kesehatan Tahun 21, Dinas Kesehatan Kabupaten Selatan. Sampai saat ini penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat Kabupaten Selatan dimana lingkungan kurang sehat dan perilaku tidak PHBS sebagai penyebabnya, sebagai faktor penyebab resiko timbulnya penyakit diare disebabkan oleh kuman melalui kontaminasi makanan/minuman yang tercemar tinja atau kontak langsung dengan penderita, sedangkan faktor-faktor lainnya meliputi faktor penjamu dan faktor lingkungan. Secara proporsional diare lebih banyak terjadi pada golongan balita (55%). Adapun kebijakan pemberantasan penyakit diare dilaksanakan untuk menurunkan angka kesakitan, angka kematian, dan penaggulangan kejadian luar biasa (KLB). Angka kesakitan diare (insiden) di indonesia pada tahun 2 (survey P2 Diare) adalah 31/1 penduduk (Depkes RI, 23). Berdasarkan Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Kesehatan Tahun , ditargetkan jumlah kasus diare tahun 21 adalah 35/1 penduduk dan diharapkan pada tahun 214 tahun menjadi 285/1 penduduk. Berdasarkan hasil pengumpulan, pengolahan dan analisisi data diare Kabupaten Selatan tahun 26-21, terlihat jumlah kunjungan penderita diare yang berobat kepuskesmas cendrung turun dari tahun 1997 s/d 26. Namun tahun terjadi peningkatan kasus dari menjadi No Tabel 3.7 Jumlah Penderita Pneumonia Per Kecamatan Tahun 21 Di Kabupaten Selatan Tahun Jumlah Penderita Pneumonia Jumlah Kasus Ir (Per 1/Pdd , , , , , , , , , , , ,9 Pokja Sanitasi Selatan III - 13

14 , , ,6 Sumber : Profil Kesehatan Tahun 21, Dinas Iesehatan Kabupaten Selatan. Hingga saat ini infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Sebahagian masyarakat mengalami 4-6 episode ISPA tiap tahunnya. Pneumonia adalah penyakit infeksi penyerang paru-paru yang di tandai dengan batuk disertai nafas cepat dan atau nafas sesak pada anak usia balita. Penyakit phnomia berbahaya karean dapat mengakibatkan kematian dalam waktu 3-1 jam apabila tidak segera mendapat pertolongan yang cepat dan tepat. Jumlah kasus phnomia ISPA yang berobat di Kabupaten Selatan tahun 26 s/d 21, seperti pada tabel berikut. Penderita kasus phnomia paling banyak berumur 1-5 tahun yaitu sebesar 73% sedangkan umur -11 bulan hanya 27%. Tabel 3.8 Pnominia Balita Ditangani Perkecamatan Kabupaten Selatan Tahun 21 Rumah No Kecamatan Puskesmas Jumlah Seluruhnya Jumlah Penderita Jumlah Pend.Balita Balita Ditangani % Balita Ditangani 1 Koto XI Tarusan Barung Balantai Tarusan Bayang Pasar Baru Koto Merapak Bayang Utara As. Kumbang IV Jurai 5 Batang Kapas Lumpo Salido IV KT.Muddik Pasar Kuok Sutera Surantih Lengayang Kambang Koto Baru Ranah Balai Salasa Linggo Sari Baganti Air Haji Pancung Soal Indera Basa IV Balai Tapan Lunang Silaut Tj.Beringin Tj.Makmur Sumber : Profil Kesehatan Tahun 21, Dinas Iesehatan Kabupaten Selatan. Pokja Sanitasi Selatan III - 14

15 KUANTITAS DAN KUALITAS AIR Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Selatan Air tanah yang digunakan oleh masyarakat adalah sumur gali, daerah kabupaten pesisir selatan mempunyai topografi berbukit, gelombang, berpasir, belum mempunyai industri yang besar, masyarakat terutama masih mengunakan air sumur gali, masyarakat pada daerah perbukitan menggunakan air bukit yang berasal dari mata air dan air terjun menggunakan sistim (PDAM) sebagai kebutuhan air bersih. Pertimbangan lain yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan air tanah, yakni keterpihakan kepada masyarakat atau kepentingan yang lebih luas yang tercermin pada prioritas peruntukannya. Mengingat, tuntutan kebutuhan pendapatan daerah perlu diimbangi dengan peningkatan upaya konservasi atau pelestarian airtanah dan pelayanan kebutuhan masyarakat terhadap air bersih. Sampai saat ini upaya pengelolaan air tanah untuk menjamin keberlanjutan pemanfaatan dan pelestarian air tanah terus menerus diterapkan di lapangan, baik yang mencakup aspek teknis maupun aspek hukum. Tetapi pada kenyataannya, meskipun upaya pengelolaan air tanah telah dilakukan oleh semua unsur terkait, di lapangan masih menunjukkan adanya degradasi sumberdaya air tanah, baik kuantitas maupun kualitasnya, di samping terhadap lingkungan di sekitarnya. Hal ini menunjukkan, bahwa pelaksanaan pengelolaan air tanah dalam rangka konservasi air tanah belum berhasil secara optimal. Di samping itu, dalam rangka perbantuan tugas pemerintah pusat dalam kegiatan pengelolaan air tanah, di daerah-daerah perlu ditetapkan Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Air tanah. Berdasarkan pada daur hidrologi, sumber utama airtanah adalah berasal dari air hujan. Kondisi dan curah hujan relatif tinggi sangat menguntungkan dalam imbuhan airtanah secara alami, di mana pada saat musim hujan terjadi pengisian dan penggantian dari defisit airtanah yang terjadi pada musim kemarau. Dengan demikian akuifer akan mendapat penambahan cadangan airtanah. Banyaknya permasalahan dan kendala yang masih ada, baik yang bersifat teknis maupun non teknis apakah sangat berpengaruh pada hasil pelaksanaan pengelolaan air tanah dan konservasinya Pengelolaan air tanah adalah upaya merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan konservasi, pendayagunaan air tanah dan pengendalian daya rusak air tanah. Perkembangan pemanfaatan air tanah yang berkelanjutan membutuhkan konsep pengelolaan air tanah yang efektif dan efisien serta tepat sasaran. Pada dasarnya pengelolaan air tanah bertujuan untuk menselaraskan keseimbangan pemanfaatan dalam kerangka kuantitas dan kualitas dengan pertumbuhan kebutuhan akan air yang meningkat dengan tajam. Penerapan pengelolaan air tanah sebaiknya dilakukan sebelum terjadinya penurunan kuantitas dan kualitas air tanah akibat pengambilan air tanah dan pencemaran air tanah oleh manusia. Oleh sebab itu, pengelolaan air tanah tidak hanya upaya mengelola sumber daya air tanah (managing aquifer resources) tetapi juga upaya mengelola manusia yang memanfaatkannya (managing people). Kabupaten pesisir selatan memiliki embung sebanyak 6 buah, ketersediaan embung didaerah diperuntukan sebagai penampung sementara dari curah hujan dan perairan pegunungan sebagai pencegah banjir apabila curah hujan tinggi. Pokja Sanitasi Selatan III - 15

16 Embung yang tersedia di kabupaten pesisir selatan memiliki volume air terbesar yaitu embung taratak timbulun dengan volume air 166,764 m3 dengan luas 5,4 ha. Selanjutnya embung amping parak di kecamatan sutera dengan luas 24 ha dengan volume air 12 m3, lalu embung gunung malelo dengan volume 11 m3, luas 2,2 sedangkan yang paling sedikit volume air embung tanjung durian dengan volume 21,8 m3 dan luas 4.3 ha Tabel 3.9 Embung Kabupaten Selatan No Nama Embung Kecamatan Luas (Ha) Vol (M3) 1 Lubuk Agung Salido IV Jurai 5, 1. 2 Teratak Timbulun Sutera 5, Lubuk Mato Kucing Sutera, Gunung Malelo Sutera 2, Amping Parak Sutera 24, Tanjung Durian Ranah 4, Sumber : Dinas PSDA Kabupaten Selatan Kualitas dan kuantitas air baku di Kabupaten Selatan sangat baik jika di lihat dari sumber mata air yang di salurkan untuk di konsumsi masyarakat Kapasitas terpasang hampir setiap tahun dari data-data yang ada angka kenaikan langganan setiap tahun. Secara kualitas pelayanan sistem penyediaan air bersih PDAM Kabuapten Selatan belum optimal karena kehilangan atau kebocoran air cukup tinggi sekitar 31%, serta setiap unit pelayanan sering terganggu dan tidak aktif ini disebabkan sekitar 2 % memakai sistem pompanisasi. Sistem ini berpengaruh sekali dengan daya listrik apa lagi listrik yang sering mati. Jumlah air yang diproduksi saat ini sekitar m 3, yang distribusikan dan terjual hanya m 3, air yang hilang sebanyak m 3 angka kebocoran sekitar 31%. Untuk lebih jelasnya kondisi bangunan pengolahan air bersih dapat dilihat pada tabel 3.1 Kondisi Bangunan Air Bersih PDAM Kabupaten Selatan dan untuk bangunan reservoir distribusi PDAM kabupaten Selatan dapat dilihat pada tabel 3.11 Kondisi Bangunan Reservoir Distribusi PDAM Kabupaten Selatan. Tabel 3.1 Kondisi Bangunan Pengolahan Air Bersih Pdam Kab. Selatan Tahun 211 Kapasitas (l/detik) No Lokasi Jenis Terpasan Kondisi Produksi g 1 Barung-Barung Balantai Pengolahan Sederhana 5 2 Baik 2 Tarusan IPA Lengkap Rusak 3 Pasar Baru Pengolahan Sederhana 2 2 Baik 4 Painan Pengolahan Sederhana Baik 5 Tuik Pengolahan Sederhana 5 3,6 Baik 6 Pasar Kuok Pengolahan Sederhana 1 7,1 Baik Pokja Sanitasi Selatan III - 16

17 7 Surantih IPA Lengkap 2 1,1 Baik 8 Kambang Pengolahan Sederhana 5 4,8 Baik 9 Balai Salasa Pengolahan Sederhana 1 1 Baik 1 Air Haji Pengolahan Sederhana 2 9,1 Baik 11 Indrapura IPA Lengkap 2 2 Baik 12 Tapan IPA Lengkap 15 1,8 Baik 13 Lunang IPA Lengkap Rusak Jumlah ,5 Sumber : Kantor PDAM Kabupaten Selatan, 211 No Tabel 3.11 Kondisi Bangunan Reservoir Distribusi Pdam Kab. Selatan Lokasi Sumber Sistim Pengaliran Unit Air Yg Produksi (M 3 ) Air Yg Distribusi (M 3 ) Air Untuk Instalasi (M 3 ) Air Terjual Pokja Sanitasi Selatan III - 17 Air Yang Hilang 1 Barung-Barung Balantai Gravitasi Tarusan Gravitasi 3 Pasar Baru Gravitasi Painan Gravitasi Tuik Gravitasi Pasar Kuok Gravitasi Surantih Gravitasi Kambang Gravitasi Balai Salasa Gravitasi Air Haji Gravitasi Indrapura Pompa Tapan Gravitasi Lunang Pompa Jumlah Sumber : Kantor PDAM Kabupaten Selatan, Tahun 211 Kapasitas produksi efektif pada tahun 211 adalah 13,5 Lt/dt, persoalan sekarang ini adalah bagaimana meningkatkan kapasitas dan kemampuan pelayanan PDAM sebagai perusahan jasa pipanisasi dan penyediaan air minum kepada masyarakat serta perbaikan kapasitas kemampuan perusahaan baik dalam segi manajemen maupun secara teknis. Jumlah penduduk yang terlayani pada tahun 211 sebesar 477 jiwa, air yang diproduksi dari sistim pengaliran adalah m 3, sedangkan air yang didistribusikan ke pelanggan sebanyak m 3, dan air jumlah air yang terdapat dalam instalasi sebesar 5314 m 3 sedangkan air yang terjual pada pelanggan sebanyak m 3 dan air yang hilang mencapai sedangkan kemampuan layanan PDAM masih terjadi peningkatan layanan pada pelanggan serta angka kebocoran yang cukup tinggi sampai 31%. Kapasitas terpasang 175 Lt/td dan kapasitas produksi efektif 13,5 Lt/dt.

18 Permasalahan yang sering dihadapi dalam penyediaan sarana air minum di Kabupaten Selatan, antara lain : o Kawasan permukiman belum terlayani jaringan perpipaan PDAM; o Minat masyarakat untuk berlangganan PDAM masih kurang; o Sumber mata air yang ada belum dikelola secara optimal; o Sebagian daerah tidak tersedia sumber mata air (daerah kekeringan). Gambar 1 Sistem skema Gravitasi pada Penyaluran Air Minum HIDRAN UMUM Kendala yang sering dijumpai bahwa sumber mata air cukup jauh dari permukiman warga sehingga membutuhkan jaringan perpipaan yang panjang untuk sampai ke permukiman masyarakat tersebut. Pokja Sanitasi Selatan III - 18

19 Tabel 3.12 Kawasan Rawan Kekeringan Dan Air Minum Di Kabupaten Selatan No Kecamatan Desa 1. Koto XI Tarusan - Sunga Pinang,Ampang Pulai,kapuh,Batu Hampa, Duku, Barung2 Balantai, Nanggalo, Siguntur, Taratak, Sei.Lundang 2. Bayang - Pasa Baru, Talaok, Koto Barapak, Gurun Panjang 3. IV Jurai - Salido, Painan, Lumpo, Tambang 4. Batang Kapas - IV Koto Hilia, IV Koto Mudiak, Taluak 5. Sutera - Surantih, Taratak, Ampiang Parak 6. Lengayang - Kambang, Lakitan 7. Ranah - Palangai, Sei Tunu 8. Lingo Sari Baganti - Punggasan, Air Haji 9. Pancung Soal - Indera Pura 1. Basa IV Balai - Tapan 11. Lunang Silaut - Lunang, Silaut Sumber : Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Daerah Kabupaten Selatan Pokja Sanitasi Selatan III - 19

20 PETA AIR BAKU PDAM Pokja Sanitasi Selatan III - 2

21 Rekomendasi yang dapat disampaikan untuk meningkatkan pelayanan air minum baik yang berada di kawasan perkotaan dan perdesaan antar lain: a. Menambah jaringan perpipaan dalam layanan jaringan PDAM ke permukiman warga yang belum terjangkau/terlayani; b. Memanfaatkan sumber mata air yang ada untuk peningkatan pelayanan air minum kepada masyarakat, khususnya masyarakat di kawasan rawan kekeringan dan air minum; c. Memakai mesin pompa air pada kawasan rawan air minum yang tidak memiliki sumber mata air atau jauh dari sumber mata air sehingga lebih efektif dan efisien. Selain pengelolaan air bersih oleh PDAM air bersih juga di lakukan dengan kegiatan berupa pembangunan sarana air minum perdesaan seperti Program WSLIC, Pamsimas, dan Program Pengembangan Kecamatan (PPK). Sumber air yang digunakan adalah mata air atau sumur dalam yang disesuaikan dengan kondisi daerah. Pembangunan sarana air minum ini yaitu dengan membangun daerah tangkapan mata air (broncaptering) yang kemudian dialirkan ke bak pembagi terus disalurkan ke hidran umum (HU) dan selanjutnya warga masyarakat mengambil air dari hidran umum tersebut. Kelestarian lingkungan dan kesinambungan pelayanan air minum tidak lepas dari aspek peran serta masyarakat dan swasta. Peran masyarakat sebagai pemakai jasa yang berperan sekaligus, baik dalam melestarikan lingkungan dan menjaga kelestarian dan aksesibilitas kepada pelayanan air minum yang berkesinambungan, juga terkait dengan aspek sosial budaya atau kebiasaan atau budaya yang dianut masyarakat tersebut. Disiplin dalam membayar tagihan, berhemat dalam pemakaian air minum serta proaktif dalam mencegah kebocoran air merupakan beberapa kontribusi yang dapat dilakukan masyarakat guna menjamin kesinambungan akses terhadap pelayanan air minum yang sehat. Peran serta swasta juga diharapkan ikut membantu dalam penyediaan dana untuk investasi guna mempercepat pertumbuhan dan peningkatan kualitas pelayanan air minum, khususnya di daerah dimana masyarakat mampu menanggung biaya investasi swasta yang didasari atas perhitungan komersial. Tabel 3.13 Kegiatan Dan Lokasi Pamsimas Di Kabupaten Selatan No Kampung Kecamatan Jenis Sambungan TAHUN Talawi Koto XI Tarusan Perpipaan 2. Simaung Cumateh Koto XI Tarusan Perpipaan 3. Taratak Koto XI Tarusan Perpipaan 4. Limau Gadang IV Jurai Perpipaan 5. Air Beralih IV Jurai Perpipaan 6. Koto Rawang IV Jurai Perpipaan 7. Kampung Akad Lengayang Perpipaan Pokja sanitasi Selatan III - 21

22 8. Pasie Laweh Lengayang Perpipaan 9. Air Batu Ranah Perpipaan TAHUN Siguntur Tua Koto XI Tarusan Perpipaan 2. Duku Koto XI Tarusan Perpipaan 3. Bayang Janiah Bayang Utara Perpipaan 4. Tanjung Gadang Sutera Perpipaan 5. Bukit Kaciak Sutera Perpipaan 6. Pauh Lengayang Perpipaan 7. Lagan Gadang Hilir Linggo Sari Baganti Perpipaan 8. Bukit Putus Luar Linggo Sari Baganti Perpipaan 9. Koto Marapak Linggo Sari Baganti Perpipaan 1. Sungai Tanuak Koto XI tarusan Perpipaan 11. Sungai Salak IV Jurai Perpipaan 12. Kabun Bungo Pasang II IV Jurai Perpipaan 13. Pasar Sungai Tunu Ranah Perpipaan 14. Lubuk Sarik Lengayang Perpipaan TAHUN Sawah Karambia Koto XI Tarusan Perpipaan 2. Sungai Sangkir Koto XI Tarusan Perpipaan 3. Calau Bayang Utara Perpipaan 4. Lubuk Silau Bayang Utara Perpipaan 5. Tangkujua IV Jurai Perpipaan 6. Koto Taratak Sutera Perpipaan 7. Ampalu Sutera Perpipaan 8. Koto Kandis Lengayang Perpipaan 9. Kampung Bendang Ranah Perpipaan 1. Kelok Koto Langang Ranah Perpipaan 11. Kampung Akad Linggo Sari Baganti Perpipaan 12. Koto Kabun Ranah Perpipaan 13. Kampung Akad (HID) Lengayang Perpipaan Koto Baru Koto XI Tarusan Perpipaan 2. Taratak Teleng Talawi Koto XI Tarusan Perpipaan 3. Tanjung Saba Bayang Perpipaan 4. Lereng Bukik Bayang Perpipaan 5. Limau-Limau Bayang Utara Perpipaan Pokja sanitasi Selatan III - 22

23 6. Asam Kumbang Bayang Utara Perpipaan 7. Koto Lamo Lengayang Perpipaan 8. Gantiang Kubang Lengayang Perpipaan 9. Baliak Gunung Linggo Sari Baganti Perpipaan Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Selatan pada kegiatan Pamsimas terdapat pembengunan 45 unit pada tahun Tabel 3.14 Kondisi Existing Pelayanan Kegiatan Dan Lokasi Wslic 29 Di Kabupaten Selatan Sistim Sab Cakupan Pelayanan ( Rt) No Desa Kecamatan Non Rt Perpipaan Jlh.Rt Perpipaan Terlayani % 1 Silaut Lusi - V Sungai Tabun Lusi - V Bakir Basa IV Balai - V Binjai Basa IV Balai - V Malepang Basa IV Balai V Pasar Malintang Basa IV Balai V Pengantingan Basa IV Balai - V Berok Pancung Soal - V Palokan Hilir Pancung Soal - V Sungai Gemuruh Pancung Soal V Sungai Kuyung Pancung Soal - V Tanjung Batang Kapas Pancung Soal - V Tanjung Medan Pancung Soal - V Bukit Putus Dalam Linggo Sari Baganti V Koto Langang Linggo Sari Baganti V Koto Panjang Linggo Sari Baganti V Koto Gadang Dan Linggo Sari Bukit Silapu Baganti - V Lagan Gadang Mudik Linggo Sari Baganti V Lagan Kecil Mudik Linggo Sari Baganti V Luar Parit Linggo Sari Baganti - V Tandikat Air Jambu Linggo Sari Baganti - V Koto VIII Hilir Ranah - V Palangai Timur Ranah V Air Kalam Lengayang - V Daratan Merantiah Lengayang - V Gurun Panjang Lengayang - V Pokja sanitasi Selatan III - 23

24 27 Koto Baririk Lengayang - V Koto Nan VII Lengayang - V Koto Pulai Lengayang - V Koto Rawang Lengayang - V Lubuk Begalung Lengayang - V Medan Baik Lengayang - V Padang Cupak Lengayang - V Padang Limau Manih Lengayang - V Padang Mandiangin Lengayang - V Pulai Lengayang - V Sikabu Lengayang - V Sumbaru Lengayang - V Talang Lengayang - V Tarok Lengayang - V Tebing Tinggi Lengayang - V Alai Sutera - V Gunung Malelo Sutera V Gunung Pauh Sutera V Kayu Aro Sutera V Kayu Gadang Sutera - V Koto Marapak Sutera - V Rawang Sutera - V Bukit Tambun Tulang Batang Kapas - V Koto Panjang & Koto Kaduduk Batang Kapas V Limau Sundai Batang Kapas - V Limpaso Batang Kapas - V Sapan Batang Kapas - V Sungai Bungin Batang Kapas V Sungai Nyalo Batang Kapas - V Taluak Kasai Batang Kapas - V Tanjung Kandis Batang Kapas V Tuik Koto Gunung Kamp.Baru Batang Kapas V Ujung Batu Batang Kapas V Batu Kunik IV Jurai V Empang Teras IV Jurai V Gunung Bungkuak IV Jurai V Tambang IV Jurai V Taratak Tangah IV Jurai V Kampung Tangah Bayang - V Limau Puruak Bayang V Muaro Aie Bayang V Ngalau Gadang Bayang V Taratak Baru Bayang V Air Songsang Koto Pulai Koto XI Tarusan V Batu Hampar Koto XI Tarusan V Duku Benteng Koto XI Tarusan V Dusun pasar Minggu Koto XI Tarusan V Koto Luar Simaung Koto XI Tarusan V Pokja sanitasi Selatan III - 24

25 75 Koto Panjang Koto XI Tarusan V Tanah Galak Koto Pulai Koto XI Tarusan V Pasar Bukit Koto XI Tarusan V Pasar Sei. Lundang Koto XI Tarusan V Sungai Lundang Koto XI Tarusan V Sungai Talang Koto XI Tarusan V Sungai Tawar Koto XI Tarusan V JUMLAH 25,48. 15,595. Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Selatan, terdapat 81 unit pembangunan WSLIC dari tahun Tabel 3.15 Kondisi Existing Pelayanan Kegiatan Sarana Air Bersih Pedesaan 29 Di Kabupaten Selatan No Desa Kecamatan DAK TAHUN 27 Pemb. Sarana Air Bersih 1 Kp. Pungasan Pemb. Sarana Air Bersih 2 Kp. Koto Nan Tigo Pemb. Sarana Air Bersih 3 Teluk Betung Pemb. Sarana Air Bersih 4 Lunang III DAK TAHUN 28 Pemb. Sistim Penyediaan Air Minum Kamp. Silaut I Desa Tj. 1 Makmur Kamp. Silaut II Desa 2 Taman Makmur Kamp. Silaut I Desa 3 Mekar Sari Linggo Sari Baganti Batang Kapas Batang Kapas Sistim Sab Non Perpipaan Perpipaan Cakupan Pelayanan ( Jiwa) % Jlh.Penduduk Terlayani Terlayani Fisik ( % ) V - 1, V - 1, V Lusi V - 1, Lusi V - 1, Lusi V - 1, Lusi V - 1, Kamp. Sei. Liku Palangai Ranah V - 2, Kamp. Kubang Bayang V - 1,4. 1, DAK TAHUN 29 Pemb. Sarana Air Minum Linggo Sari Baganti V Linggo Sari Baganti V - 1, JUMLAH 15,166. 6,734.1 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Selatan, terdapat pembangunan sebesar 11 unit sarana air bersih pedesaan pada tahun TSM Sei. Sarik 2 Kamp. Sei. Kuyung Pokja sanitasi Selatan III - 25

26 3.1.4 LIMBAH CAIR RUMAH TANGGA Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Selatan Pengelolaan air limbah rumah tangga Kabupaten Selatan belum memiliki master plan pengelolaan air limbah. Pengelolaan sanitasi di Kabupaten Selatan belum dilakukan dengan Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL) baru sistem setempat (on-site system) skala rumah tangga. Sistem pengolahan air limbah setempat (on-site system) adalah sistem penanganan air limbah domestik yang dilakukan secara individual/komunal dengan fasilitas dan pelayanan dari satu atau beberapa bangunan, yang pengelolaannya diselesaikan secara setempat atau di lokasi sumber, seperti : cubluk, tangki septik (septic tank) dan paket pengolahan skala kecil. Sistem pengolahan limbah setempat ini lebih sesuai untuk Kabupaten Selatan karena umumnya topografinya wilayah pantai yang landai serta tingkat kepadatan penduduknya relatif rendah. Secara individu masyarakat melakukan pengelolan air limbah seperti tersebut diatas, akan tetapi beberapa rumah tangga di sago-salido-painan yang memiliki keterbatasan lahan menyebabkan kegiatan pengelolaan air limbah khususnya Black water dilayani oleh pihak pemerintah seperti jasa sedot lumpur tinja. Keterbatsan jangkauan layanan menyebabkan belum seluruh kecamatan dapat terlayani dengan optimal. sedangkan dari pihak swasta belum menyediakan layanan ini. Dari penyedia layanan sedot lumpur tinja dibuang di lahan yang telah disediakan sendiri dan sudah dilengkapi dengan sarana IPLT berlokasi di Bukit Penyambungan Lumpo Kecamatan IV Jurai sehingga masih memungkinkan terjadinya pencemaran air tanah. Sedangkan tarif pengolahan Lumpur tinja sebesar Rp.13.,-/1 kali kapasitas penyedotan 3 m 3. pada lokasi yang dekat dan cepat dijangkau sedangkan untuk lokasi yang jauh biaya sebesar Rp.2.,- seperti Kecamatan Lunang Silaut. biaya target retribusi tinja pada tahun 21 sebesar Rp.6..,- dan terealisasi 4.7.,- dan untuk biaya perawatan dan pemeliharaan operasioanal angkutan sebesar Rp ,-/tahun. Sementara itu septik tank yang ada sebagian besar tidak ditata dengan dasar yang kedap air. Kondisi ini dikhawatirkan akan mencemari/merembes ke tanah sekitar. Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja dibangun pada tahun 27, IPLT ini berada di Gunung Bungkuk Kenagarian Lumpo dengan kapasitas 3. m3, IPLT ini masih berfungsi dalam kondisi terawat. Armada truk tinja hanya ada 1 buah, pengadaan tahun 26. Pengelolaan IPLT dan truk tinja ini berada di Dinas PU Kab. Selatan. Pelayanan air limbah yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum mencakup Wilayah Kabupaten Selatan yang terdir dari 12 Kecamatan, namun pelayanan ini tergantung dari permintaan yang membutuhkan jasa penyedotan Kakus. Sampai TA 29 ini dari 12 Kecamatan yang ada di Kabupaten Selatan dari data yang diperoleh baru 8 Kecamatan yang pernah dilakukan penyedotan tinja, hal ini disebabkan 4 Kecamatan lokasinya jauh dari sarana IPLT dan masyarakat masih sanggup membokar tinja septic tanknya sendiri. sedangkan kapasitas pelayanan limbah tinja adalah 8,4m³/hari tidak rutin dilakukan tergantung pada permintaan pembongkaran kakus oleh masyarakat. Pokja sanitasi Selatan III - 26

27 Untuk industri kecil (Perusahaan Tapioka maupun Tahu/Tempe) belum dilakukan pengolahan melalui instalasi pengolah limbah. Padahal dari hasil pemantauan diketahui bahwa hampir semua limbah yang dibuang dari berbagai usaha rumah tangga yang ada kualitas nya diatas ambang batas baku mutu yang ditetapkan. Tabel 3.17 Jumlah Rumah Tangga Dan Tempat Buangan Akhir Tinja Tidak Ada Tangki Septik No Kecamatan Jumlah Rt 1 Koto XI Tarusan Bayang Bayang Utara 17 4 IV Jurai 56 5 Batang Kapas 5 6 Sutera 35 7 Lengayang Ranah Linggo Sari Baganti Pancung Soal Basa IV Balai Tapan Lunang Silaut 375 Jumlah Sumber : Bappeda Kab. Selatan Tahun 21, dari 1,549 Rumah Tangga, terdapat rumah tangga yang belum ada tangki septik. Berdasarkan data survey dari Profil Dinas Kesehatan tahun 21 jumlah keluarga yang memiliki jamban sehat sebanyak Kepala keluarga, Kepala keluarga yang diperiksa sebanyak 1.771, dimana yang memiliki jamban keluarga sebanyak 5.555, Persentase rumah tangga yang memiliki jamban sebesar 51,57%. Adapun yang menjadi program prasarana dan sarana pengelolaan air Limbah adalah sebagai berikut: a. Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan dan limbah b. Pembangunan Saluran Drainase c. Pembangunan Sanitasi Berbasis Masyarakat d. Program Percepatan Sanitasi Permukiman e. Pengelolaan Air Limbah f. Pembangunan Infrastruktur Sanitasi g. Pengembangan Sarana Pengelolaan Air Limbah Komunal Berbasis Masyarakat. Penanganan sanitasi di Kabupaten Selatan, tidak hanya faktor higienis yang harus diperhatikan tetapi juga masalah pencemaran terhadap lingkungan yang diakibatkan oleh air limbah domestik itu sendiri. Tingkat pencemaran menunjukan angka yang signifikan pada Pokja sanitasi Selatan III - 27

28 badan air yang melalui ibu kota kecamatan kabupaten dimana terdapat kepadatan penduduk yang lebih tinggi. Di kawasan ibu kota kecamatan, seperti : Ibu kota kecamatan Lengayang, Ibu kota kecamatan Koto XI Tarusan dan Kota Painan yang memiliki kepadatan penduduk cukup tinggi diperlukan penataan dan pengelolaan air limbah yang baik sehingga tidak mencemari lingkungan permukimannya. Sistem pembuangan air limbah harus dipisahkan dengan sistem pembuangan air hujan, namun sering dijumpai limbah dari rumah tangga dibuang ke dalam sistem pembuangan air hujan yang dapat mengakibatkan polusi/ pencemaran lingkungan hidup. Pengelolaan prasarana dan sarana air limbah pada setiap daerah mempunyai karakteristik yang berbeda, baik tingkat pelayanan, jenis dan jumlah pelayanannya. Pengelolaan sanitasi dapat dilakukan dengan 2 (dua) sistem yaitu: a. Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat (on-site system); b. Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (off-site system). Sistem pengelolaan air limbah di Kabupaten Selatan masih banyak menggunakan sistem pengolahan air limbah setempat (on-site system) baik itu secara individu dan di beberapa tempat secara komunal. Pada beberapa tempat, di bangunan-bangunan tertentu diwajibkan menyediakan fasilitas instalasi pengolahan air limbah (IPAL), seperti : rumah sakit, industri, penginapan dll. Fasilitas pengolahan ini sangat dibutuhkan untuk menghindari dampak pencemaran lingkungan hidup. Kegiatan SANIMAS tahun 28 di Kabupaten Selatan, dilaksanakan pembangunan Instalasi Pengolahan Limbah Rumah Tangga, yang berada di satu lokasi yaitu di Kecamatan Bayang dan Kecamatan Lengayang. Diharapkan dengan dilaksanakan kegiatan SANIMAS ini, limbah rumah tangga tidak lagi mencemari lingkungan permukiman bahkan bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan lingkungannya. Pokja sanitasi Selatan III - 28

29 Alur Sanitasi Limbah Kabupaten Selatan Produk input A User interface B Pengumpulan & Penampungan/ Pengolahan awal C Pengangkutan/ Pengaliran D Semi pengolahan Terpusat E Daur Ulang dan Pembuangan Akhir Black water Tinja Wc Rp.1 Wc Rp.1 Lumpur Mobil Lumpur Tinja Lumpur Penampun gan 1 Urine Lumpur Air Pembersih Air Pengelontor Kertas Pembersih ember dayun g ember dayun g Tank septic individual on site Semi Pengolahan Penampun gan 2 Grey water Air Cucian Dapur piring gelas effluent Air Bekas Mandi Air Cucian Pakaian T4 cucian Drainase effluent Penampun gan 2 Pembuangan Air Cucian Pokja sanitasi Selatan III - 29

30 3.1.5 LIMBAH PADAT (SAMPAH) Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Selatan Pengelolaan sampah di Kabupaten Selatan berada pada Dinas Pekerjaan Umum Bidang Kebersihan dan Pertamanan (untuk limbah padat dari rumah tangga, pasar, jalan) serta Kantor Lingkungan Hidup untuk limbah padat dari Industri, perhotelan, peternakan, pertambangan, pelabuhan dan lain-lain. Kabupaten Selatan pada saat ini sedang menyusun Perencanaan DED dan UKL/UPL Tempat Pembuangan Akhir Gunung Bungkuk dan Tapan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Selatan. Pengelolaan sampah skala kabupaten dilaksanakan melalui operasi sistem pengelolaan sampah domestik di Kabupaten Selatan dimulai dengan kegiatan pengumpulan dari sumbernya langsung dilaksanakan oleh masyarakat untuk dikumpulkan di halaman rumah atau langsung ke Tempat Penampungan Sementara yang telah disediakan oleh Pemerintah, demikian juga sampah yang berasal dari pasar tradisional dikumpulkan di Tempat Penampungan Sementara untuk kemudian diangkut ke TPA Gunung Bungkuk. Pemerintah Daerah Kabupaten Selatan menyumbang peranannya di bidang operasi pengangkutan sampah domestik yang telah terkumpul di depan rumah tangga dan Tempat Penampungan Sementara akan di angkut oleh dumptruck menuju TPA di Gunung Bungkuk pada Daerah jangkauan layanan persampahan saat ini yaitu (pasar baru, sago-salidopainan). Sedangkan untuk kecamatan - kecamatan yang belum terlayani oleh Dinas Pekerjaan Umum Bidang Kebersihan dan Pertamanan di tangani sendiri oleh masyarakat seperti menimbun dan membakar di belakang rumah. Berdasarkan data dari Dinas Pekerjan Umum Kabupaten Selatan Tahun 21 rata-rata sebagian besar pengelolaan sampah rumah tangga dilakukan dengan cara komunal oleh masyarakat yaitu dengan cara ditimbun (64,6%), dibakar (19,1%) pada lahan di belakang rumah / dipekarangannya sendiri. Sebagian kecil masyarakat membuang sampah dengan cara diangkut (11,4%) dan lainnya (4,9%). Peran swasta masih terbatas pada pemanfaatan sampah yang masih dapat dijual kembali dan bernilai ekonomis bukan secara langsung mendaur ulang sampah tersebut. Untuk pengelolaan seperti daur ulang belum ada kelompok masyarakat yang melakukan kegiatan daur ulang sampah menjadi pupuk kompos dan kerajinan tangan tetapi masih belum terpantau. Selain itu terdapat kegiatan pemberdayaan kelompok composting di Nagari Sago-Salido pada tahun 29 oleh Kantor Lingkungan Hidup dan di Nagai Painan pada Tahun 21 di lakukan bimbingan dan penyuluhan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tetapi kegiatan tersebut tidak berjalan hanya di lakukan pada waktu pelatihan saja dan belum terealisasi secara keseluruhan oleh masyarakat, adapun masyarakat yang melakukan composting belum terpantau kalau ada kegiatan komposting dilakukan secara individual dan dipakai untuk keperluan sendiri. Kebutuhan Tempat Penampungan Sementara (TPS) ini merupakan suatu wadah sebagai penampung sampah sementara sebelum dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA). Dimana tempat penampungan sementara ini terdiri dari : Pokja Sanitasi Selatan III - 3

31 o Tempat Penampungan Sementara (TPS) permanen ini terbuat dari pasangan batu bata, cor beton dan ditutup dengan besi plat, penempatannya tersebar dalam kota Painan - Salido Sago khususnya dan Selatan pada umumnya. o Tempat Penampungan Sementara (tong sampah) terbuat dari drom bekas yang dipotong dua diberi kaki dan pegangan, penempatannya tersebar dilokasi-lokasi fasilitas umum. o Tempat penampungan sementara (tong sampah) terbuat dari Kayu dan penempatannya yaitu pada lokasi-lokasi pertokoan dan fasilitas umum lainnya. o Tempat Pemilah sampah basah dan sampah kering dalam drum bekas yang ditempatkan tersebar pada pemukiman penduduk Kebutuhan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan TPSS terpadu harus didasari oleh kesepakatan dan kerjasama antar wilayah, dan dalam pelaksanaannya berpedoman kepada Undang-Undang Nomor 18 Tahun 28 tentang persampahan. Untuk rencana TPA yang ramah lingkungan direncanakan berada di Koto XI Tarusan, IV Jurai, IV Jurai, Lengayang, Pancung Soal, Basa Ampek Balai Tapan dan Lunang Silaut dan Kebutuhan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang sudah representatif harus ada 3 unit pada zona utara tengah dan selatan mengingat kondisi wilayah Kabupaten Selatan yang memanjang sepanjan 24 km. Dokumentasi Existing Pengelolaan Persampahan Kabupaten Selatan Foto 1 : Sarana Pengangkutan Sampah Foto 2 : Tempat Penampungan Sampah Sementara di Kota Painan -Sago Pokja Sanitasi Selatan III - 31

32 Foto 3 : Tempat Penampungan Sampah Sementara Sago Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Selatan Foto 4 : Tempat Penampungan Sampah Akhir Gunung Bungkuk Foto 5 : Tempat Penampungan Sampah Sementara di Batang Kapas Foto 6 : Tempat Penampungan Sampah Areal Terbuka di Teluk Kasai Foto 7 : Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Sago Pokja Sanitasi Selatan III - 32

33 Foto 8 : Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Gunung Bungkuk Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Selatan Foto 9 : Tempat Pengumpulan Sampah Swadaya Pokja Sanitasi Selatan III - 33

34 Alur Sanitasi Limbah Kabupaten Selatan Produk input A User interface B Pengumpulan Setempat C Penampungan Sementara D Pengangkutan E Pengolahan Akhir Terpusat D Daur Ulang dan Pembuangan Akhir Kompos Skala Rumah Tangga Residu Kompos Skala Rumah Tangga Residu Residu Sampah Organik Kompos Bak Sampah Kompos Mobil Pengolahan Akhir Terpusat Kompos Kompos Mobil Daur Ulang Sampah Non Organik Kompos Bak Sampah Kompos Mobil Pengolahan Akhir Terpusat Daur Ulang Kompos Skala Rumah Tangga Kompos Skala Rumah Tangga Residu Residu Daur Ulang Pokja Sanitasi Selatan III - 34 III - 34

35 3.1.6 DRAINASE LINGKUNGAN Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Selatan Pengelolaan drainase di Kabupaten Selatan ditangani oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Selatan. Jaringan drainase tersier yang digunakan terbagi menjadi drainase kota dan drainase kecamatan dimana wilayah cakupan skala kota yang terdapat di Kota Painan Salido Sago sepanjang m 2, dan drainase tersier skala kecamatan sepanjang 483 m 2 baru terdapat di kecamatan Bayang dan Kambang. Drainase Skala kecamatan yaitu drainase yang terdapat pada permukiman masyarakat pada umumnya kondisi drainase yang ada kurang berfungsi dan sistim pengaliran terputus putus menyebabkan air air limpasan hujan tidak teralirkan sesungai dan kelaut fungsi drainase tersebut hanya untuk mengalirkan air limpasan air hujan. Sedangkan permasalahan pada saluran drainase yaitu pendangkalan sedimen tanah dan sampah sehingga air tidak mengalir sampai ke sungai. drainase tersier yang digunakan drainase sistim terbuka pada permukiman masyarakat di kecamatan sedangkan pada drainase tersier perkotaan ada yang menggunakan drainase terbuka dan tertutup dimana pada drainase perkotaan sering di tutup dengan beton untuk mengurangi bau yang ditimbulkan dari genangan air pada umumnya air yang menggunakan drainase tertutup sering macet karena tidak terpantau. Untuk bangunan pelengkap drainase skala kota dan skala kecamatan masih belum ada karena masih menggunakan sistim drainase yang sederhana yang sifatnya hanya untuk mengalirkan air yang tergenang pada permukiman/ perumahan yang berasal dari limpasan air hujan dan air limbah rumah tangga saat ini masih berupa sistim drainase konvensional dimana air yang berasal dari genangan air hujan dialirkan langsung ke sungai dan laut agar tidak terjadi genagan. Jaringan drainase sekunder yang digunakan mengunakan sistim saluran terbuka dan tertutup dimana panjang drainase sekunder sepanjang 3.626,95 m 2 dimana Wilayah cakupan skala kota Painan Salido Sago sepanjang 2.586,95 m 2 (Sago Salido 41 m) dan (Painan 2.176,95 m 2 ) dan skala kecamatan sepanjang 1.4 m 2 (pasar baru, koto merapak, kapuh) spesifikasi teknis dan hambatan di saluran yang ada kondisi kurang terawat baik drainase kota maupun drainase kecamatan banyak yang telah ditanami rumput dan sedimen tanah dan sampah, dan kebanyakan drainase yang ada banyak yang terputus-putus dan tidak mengair. Sedangkan frekuensi pemeliharaan drainase sekunder yang dilakukan pada tahun 26 merupakan pemeliharaan drainase kota sepanjang ± 1985 m 2 dan drainase tersier sepanjang 5 m 2, dan pemeliharaan drainase kota pada Tahun 21 tersebar. jenis pemeliharaan yaitu memperbaiki saluran drainase yang rusak (pecah) dan tertutup sedimen pasir dan sampah. Dan peningkatan drainase kota berupa rehab jaringan yang lokasi tersebar di kota painan. Jaringan drainase primer yang digunakan menggunakan drainase terbuka wilayah cakupan skala kota yang terdapat di Painan (belakang UHA sepanjang 2 m 2, dan di Sago yaitu drainase air beralih. Permasalahan pada saluran yang ada yaitu berupa penumpukan sampah dan tumbuhan enceng gondok dan rumput yang terdapat di drainase air beralih sago airnya sangat tercemar dan berwarna kuning dan tidak teraliri. Sedangkan di painan (belakang UHA) kendala berupa pendangkalan dan banyak saluran tertutup tanah dan ditumbuhi rumput dan Pokja Sanitasi Selatan III - 35

36 air yang mengalir sangat tidak lancar. Panjang drainase primer yaitu 335 m 2- yang terdapat di kota painan sepanjang 315 m dan sago di air beralih sepanjang 2 m. Secara keseluruhan belum memiliki desain dan konstruksi jaringan drainase yang diperkeras serta jaringan drainase sederhana dan bersifat konvensional, kecuali pada jalur jalan arteri sudah menggunakan perkerasan dan tertutup dan dimanfaatkan untuk pejalan kaki. Sedangkan untuk drainase jalan lokal sudah terdapat jaringan yang diperkeras, tetapi masih terbuka dengan kedalaman kurang lebih 5 cm. Untuk sistem drainase yang lain masih secara alami dan ditumbuhi semak belukar dan merupakan sodetan tanah berbentuk kurva setengah lingkaran dan terputus. Hal ini belum menunjukkan jaringan drainase secara terpadu, dimana dimensinya pun hanya merupakan pendekatan perkiraan, tidak diperhitungkan dan didesain sesuai dengan standar baku. Pada kondisi tertentu masih banyak rumah yang tidak memiliki drainase, limpahan air hujan dan limbah rumah tangga di alirkan ditanah-tanah kosong yang berada di belakang rumah membentuk kubakan-kubakan berupa genangan air. Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum luas genangan air seluas 135 ha dengan ketinggian,25-1 m dengan lama genangan 1-1,5 jam dengan frekuensi 3 kali / tahun. Pengamatan sanitarian terhadap lingkungan rumah menemukan bahwa sekitar 28,6 % rumah tangga di Kabupaten Selatan memiliki lingkungan yang terdapat genangan air kurang dari satu jam,antara satu jam sampai tiga jam mencapai 26, %, dan hanya sebanyak 3,5 % yang mempunyai genangan air lebih dari satu hari. Di sini, secara umum kondisi lokasi genangan air di sekitar lingkungan rumah berdasarkan survey EHRA di Kabupaten tahun 211 dapat dilihat pada grafik berikut. Grafik 3.12 Lamanya Genangan di Sekitar Lingkungan Rumah Berdasarkan Survey EHRA di Kabupaten Selatan Tahun 211 Pokja Sanitasi Selatan III - 36

37 Dokumentasi Existing Saluran Drainase Perkotaan di Kabupaten Selatan Foto 1 : Saluran Sekunder Drainase Kota Samping Kodim Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Selatan Foto 2 : Saluran Drainase Sekunder Samping PSDA Foto 3 : Saluran Sekunder Drainase Kota Painan Bukit Putus Foto 4 : Saluran Drainase Sekunder Kota Painan Pokja Sanitasi Selatan III - 37

38 Foto 5 : Saluran Sekunder Drainase Kota Sago Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Selatan Foto 6 : Saluran Primer Drainase Kota Sago Air Beralih dan UHA Painan Topografi Kabupaten Selatan memiliki kemiringan lereng datar 2 % dengan luas Ha (31,59) terdapat diseluruh kecamatan, Kemiringan 2 15% dengan luas 5.12 Ha (,89%) terdapat di Kecamatan Lunang Silaut, Basa IV Balai Tapan, Pancung Soal, Linggo Sari Baganti, Sutera, Batang Kapas dan Koto XI Tarusan disamping itu terdapat beberapa Daerah Aliran Sungai, sehingga pada saat curah hujan tinggi daerah yang berada di hilir sungai menjadi terendam dan tergenang untuk beberapa saat. Genangan umumnya terjadi karena terjadi penyempitan dan pendangkalan sungai. Bahaya banjir di daerah ini terkait dengan kondisi fisik daerah tersebut. Kondisi fisik daerah ini pada beberapa tempat berupa daerah dataran yang berasal dari sedimen hasil proses sungai. Daerah ini banyak dilalui oleh sungai-sungai yang mempunyai aliran permanen sepanjang tahun dalam artian sungai yang ada di daerah ini pada saat musim kemarau masih mengalirkan air yang akan mempengaruhi karakteristik banjir. Kejadian banjir yang terjadi sering terjadi pada saat musim hujan. Banjir merupakan peristiwa alam yang terjadi akibat tranformasi hujan menjadi aliran permukaan dengan besaran tertentu. Banjir kemudian berkembang menjadi suatu masalah apabila sudah mengganggu kehidupan dan penghidupan manusia bahkan mengancam keselamatan manusia. Banjir terjadi apabila debit aliran melebihi debit aliran rata-rata. Untuk lebih lengkap dapat dilihat pada tabel 3.18 Bencana Alam Banjir Kabupaten Selatan. Pokja Sanitasi Selatan III - 38

39 No Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Selatan Tabel 3.18 Resiko Bahaya Banjir Kabupaten Selatan Kecamatan Total Area Terendam (Ha) Korban Mengungsi 1 Koto XI Tarusan Bayang IV Nagari Bayu IV Jurai Batang Kapas Sutera Ranah 3 5 Total Bahaya banjir yang terjadi pada daerah ini memiliki sebaran spasial umumnya di daerah dataran aluvial. Daerah ini pada umunya memiliki potensi rawan banjir sedang yaitu lunang silaut dengan luas 64,62 Km² dimana tinggi genangan mencapai lebih dari 1 meter dan lama genangan 2 hari. rawan banjir rendah yaitu Kecamatan Lengayang dengan luasan 55,96 Km² genangan terjadi akibat pendangkalan sungai. Genangan-genangan tersebut umumnya terjadi secara rutin setiap tahun. Rencana pemerintah Kabupaten Selatan sendiri pada tahap pertama akan melakukan upaya normalisasi sungai-sungai, serta kecamatan lain yang memiliki potensi sedang dan rendah yang tersebar secara merata. Adapun sebaran spasial secara administrasi yang memiliki bahaya banjir dapat dilihat pada Tabel 3.19 Sebaran Spasial Secara Administrasi Tingkat Bahaya Banjir Kabupaten Selatan. No Tabel 3.19 Sebaran Spasial Secara Administrasi Tingkat Bahaya Banjir Kecamatan Tingkat Bahaya Banjir Pokja Sanitasi Selatan III - 39 Total Rendah Sedang Tinggi (Km²) Luas % Luas % Luas % 1 Koto XI Tarusan 373,46 87,74 52,17 12, ,63 2 Bayang 67,96 87,69 9,54 12, ,5 3 IV Nagari Bayu 219,88 87,69 3,86 12, ,74 4 IV Jurai 338,46 9,55 35,34 9, ,8 5 Batang Kapas 324,4 9,24 35,3 9, ,7 6 Sutera 343,42 77,6 12,23 22, ,65 7 Lengayang 55,96 85,67 84,64 14, ,6 8 Ranah 493,96 87,52 7,43 12, ,39 9 Linggo Sari Baganti 256,15 81,21 59,26 18, ,41 1 Pancung Soal 413,47 55,87 326,63 44, ,1 11 BAB Tapan 41,76 6,63 266,74 39, ,5

40 12 Lunang Silaut 288,88 31,8 64,62 68, ,5 Total 436,39 7,2 1713,5 29, ,89 Sumber: Analisis Data Laporan mitigasi bencana Kab.Pessel, 27 Kabupaten Selatan belum memiliki Master Plan Drainase Lingkungan, sedangkan untuk daerah perkotaan seperti Kota Painan sudah ada Master Plan Drainase Perkotaan. Dinas PU Kabupaten Selatan masih melakukan kajian terhadap lokasi genangan yang ada di Kabupaten Selatan PENCEMARAN UDARA Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan oleh Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Selatan terhadap 5 lokasi di Kabupaten Selatan. Pencemaran udara paling tinggi di lingkungan jalan raya terjadi pada kawasan dengan aktivitas lalu lintas kendaraan relatif tinggi. Di Kabupaten Selatan, jalan raya dengan indikasi pencemaran udara relatif terjadi dikoridor jalan utama yang melintasi Kabupaten Selatan. Lokasi SO2 CO NO2 TSP Boiler Pabrik Loading RAM Perumahan Karyawan Depan Kantor Depan PDAM Tabel 3.2 Kualitas Udara PT. Incasi Raya Dan Depan Pdam Kabupaten Selatan Tahun 21 DUSF ALL Hidrogen Chlorida Gas Khlorin Ammonia Hidrogen Florida Pokja Sanitasi Selatan III - 4 Noise Opasitas Ttd Ttd Ttd, Ttd Ttd Ttd Ttd Ttd Ttd Sumber: Buku Status Lingkungan Hidup 21 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan PT. Incasi Raya dan depan kantor PDAM menunjukkan bahwa perusahaan telah menyadari pentingnya menjaga kerusakan lingkungan dari asap industri sehingga perlu dilakukan pengujian kualitas udara sekali 6 bulan. Parameter yang diuji melakukan lama pengujian bervariasi, tergantung parameter yang diukur, SO 2, parameter TSP melebihi baku mutu hasil uji µg/nm 3, dalam baku mutu 23 µg/nm 3, sementara untuk parameter yang lain masih berada dibawah baku mutu. Sedangkan pengukuran kualitas udara ambient dilakukan pada satu titik yang dianggap representative dijadikan pengambilan sample yaitu depan Kantor PDAM kota Painan pada koordinat 21 2,6 LS dan ,7 BT dengan ketinggian 15 meter dari permukaan laut. Dasar pengambilan titik sample adalah lokasi padat jalur lalu lintas, dekat pemukiman penduduk, dekat pasar, pertokoan dan perkantoran serta sekolah.

41 Dari hasil analisa laboratorium yang dilaksanakan Bapedalda Provinsi kerjasama dengan BLK Padang diperoleh hasil dari 3 parameter yang diperiksa CO, NO 2 dan TSP hasil analisa (6.675 µg/nm 3, µg/nm 3 dan µg/nm 3 ) berada di bawah Baku Mutu yang telah ditetapkan (PP 41 Tahun 1999) tentang Pengendalian Pencemaran Udara LIMBAH INDUSTRI Industri yang berkembang di Kabupaten Selatan sebanyak 491 unit usaha dengan kategori kelompok industri antara lain pangan, sandang dan kulit, kimia dan bahan bangunan, logam dan elektronika, dan kerajinan. Tabel 3.21 Industri Kecil Menurut Kelompok Industri Jumlah Unit Usaha Jumlah Tenaga Kerja No Kelompok Non Non Industri Formal Jumlah Formal Jumlah Formal Formal 1 Pangan Sandang dan Kulit Kimia& Bahan Bangunan Logam dan Elektronika Kerajinan Jumlah Sumber : Laporan Data dan Analisa RTRW Kab. Selatan Beban pencemaran limbah cair industri besar PT.Incasi Raya diketahui bahwa pengelolaan IPAL PT.Incasi Raya belum optimal, perlu dilakukan perbaikan sistem pengolahan IPAL agar hasil yang dicapai berada dibawah baku mutu yang disyaratkan. Beberapa parameter melebihi baku utuh seperti BOD baku mutu 99,83 mg/i hasil analisa bulan Januari 115,66 mg/i, bulan mei 126,93 mg/i dan Bulan Juni 147,43 mg/i. Parameter COD baku mutu 518 mg/i, analisa melebihi baku mutu bulan Maret 643 mg/i, bulan Mei dan Juni masing-masing 577 mg/i dan 759 mg/i. Nitrogen juga berada diatas baku mutu yakni bulan Januari, Maret, dan Mei. TSS hampir semua bulan berada di atas baku mutu, sedangkan untuk parameter minyak dan lemak hanya 4 bulan yang berada di atas baku mutu. Secara garis besar industri besar yang ada di Kabupaten Selatan belum banyak dan oleh sebab itu pencemaran industri yang mencemari udara belum ada. Pokja Sanitasi Selatan III - 41

42 3.1.9 LIMBAH MEDIS Limbah medis di Kabupaten Selatan berasal dari dua rumah sakit yaitu RSUD M.Zein dan RS Bersalin Permata Hati. Selain itu juga terdapat 18 Puskesmas, 18 Puskesmas Keliling, 86 Puskesmas Pembantu, 642 Posyandu, 282 Polindes/ Poskesri. Dari sejumlah sarana kesehatan tersebut dipastikan menghasilkan limbah medis yang mengandung bahan kimia maupun limbah infeksius yang berbahaya bagi lingkungan. Untuk menangani limbah medis, baru RSUD M. Zein telah memiliki IPAL di lingkungan rumah sakit sebagai sarana pengolahan limbah cair. Ada 2 parameter pencemar yang melebihi baku mutu yaitu TSS dan NH 3 bebas, yang paling menonjol melebihi baku mutu adalah NH 3 yang berada pada titik Inlet dan IPAL. Hal ini perlu dilakukan penanganan yang lebih intensif dalam pengolahan IPAL melalui penambahan intensitas serasi dan penambahan bakteri pengurai lebih banyak. Limbah Medis ini terbagi atas limbah infeksius dan limbah non infeksius. Limbah infeksius berasal dari pelayanan medik dan pelayanan penunjang medik seperti : laboratorium, instalasi farmasi, instalasi gizi, rehabilitasi medik, radiologi, instalasi pencuci hama, instalasi pemeliharaan sarana, instalasi pemulasaraan jenazah dan pelayanan terpadu, sedangkan limbah non medis bersumber dari pelayanan administrasi dan dapur. Penanganan limbah medis yang ada di RSUD Kabupaten Selatan dilakukan melalui incinerator dan landfill. Pada beberapa kasus penanganan limbah medis dari beberapa kegiatan pelayanan kesehatan seperti puskesmas melakukan pembakaran sampah di tempat sampah. Sementara Limbah Jarum suntik di tampung di safety box kemudian dihancurkan dengan needle crusher setelah itu ditimbun atau di bakar di Incinerator di RSUD. Tabel 3.22 Perkiraan Volume Limbah Padat Dan Limbah Cair Dari Rumah Sakit Tahun 21 No Volume Limbah Volume Limbah Tipe/ Nama Rumah (M3/Hari) B3(M3/Hari) Kelas Sakit Padat Cair Padat Cair 1 Rsud M.Zein Painan C 1,59 6, Rs Bersalin Permata Hati ,217 73,25 12 Sumber : Dinas Kesehatan Pada saat pemantauan telah dilakukan pengambilan sample limbah cair pada ruangan unit gizi, dan ruang perawatan. Pokja Sanitasi Selatan III - 42

43 Tabel 3.23 Hasil Ipal RSUD Muhammad Zein Painan Tgi 13 Maret 28 No Parameter Satuan Bmlc* Volume Limbah (M3/Hari) Inlet Ipal Outlet 1 Suhu C ph BOD 5 mg/i COD mg/i TSS mg/i NH3 bebas N mg/i.1 2,17 2, PO4 mg/i 2 1,758 1, Sumber : RSUD M.ZEIN Painan Tabel 3.24 Hasil Analisa Limbah Cair Rsud Muhammad Zein Painan Tgi 31 Maret 28 No Parameter Satuan Bmlc* Hasil Analisa 1 Suhu C ph BOD mg/i COD mg/i TSS mg/i NH3 bebas N mg/i PO4 mg/i Coliform jm1/1 MI Sumber : Bapedalda Provinsi Sumbar beke)ja sam dengan Salaai Laboratorium Kesehatan Padang Pengambilan limbah cair dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 28 BMLC Baku Mutu Limbah Cair. Keputusan Gubernur Sumatera Barat No. 6 Tahun 21 tentang Penetapan Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit di Provinsi Sumbar. I Drainase belakang II Drainase depan I Ii Pokja Sanitasi Selatan III - 43

44 Tabel 3.25 Hasil Analisa Limbah Cair Rsud M. Zein Painan Tgi 2 Mei 29 No Parameter Satuan Bmlc* Hasil 1 TSS mg/i BOD mg/i COD mg/i Ammoniak sbg NH 3 - mg/i N ph Pospat sbg P O4 mg/i Suhu C Sumber : Rsud Dr. M. Zein Painan bekerja sama dengan Balai Laboratorium Kesehatan Padang Ket : BMLC Baku Mutu Limbah Cair Keputusan Menlh No. 58/MenLH/12/1995. Hasil Air limbah Tabel 3.26 Hasil Analisa Limbah Cair Rs Bersalin Permata Hati Hasil Sampel No Parameter Satuan Bmlc* Air Limbah 1 Ph 6-9 7,26 2 TSS Mg/I 3 Tdu 3 COD Mg/I BOD Mg/I 3 <14 5 Amoniak Mg/I,1 Tdu 6 Pospat Mg/I 2 Tdu 7 Detergen- MBAS Mg/I - Tdu Sumber : Rumah Sakit Sersalln Permata Hati Painan Pokja Sanitasi Selatan III - 44

45 Dokumentasi Existing Pengelolaan Limbah Kabupaten Selatan Foto 1 : Sarana pengelolaan limbah di RSUD Kabupaten SARANA KESEHATAN Sarana Kesehan yang di sajikan meliputi puskesmas, rumah sakit, sarana kesehatan bersumberdaya masyarakat dalam insistusi tenaga kesehatan. 1. PUSKESMAS Pusat kesehatan lingkungan atau yang disebut puskesmas merupakan salah satu unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten. Puskesmas sebagai salah satu unit pelayanan kesehatan tingkat pertama dalam sistim pelayanan kesehatan, harus melakukan upaya kesehatan wajib dan beberapa upaya kesehatan pilihan yang disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan, tuntutan, kemampuan dan inovasi serta kebijakan pemerintah daerah setempat. Puskesmas memiliki fungsi sebagai: 1. Pusat pembangunan berwawasan kesehatan 2. Pusat pemberdayaan masyarakat 3. Pusat pelayanan kesehatan masyarakat 4. Pusat pelayanan perorangan primer Pada tahun 21 jumlah puskesmas puskesmas di Selatan sebanyak 18 unit dengan rincian Puskesmas rawatan 8 unit dan Puskesmas Non rawat 1 unit, poskesri 282 dan 642 posyandu. 2. RUMAH SAKIT Pembangunan kesehatan selain upaya promotif dan preventif di dalamnya juga terdapat pembangunan kesehatan yang bersifat kuratif rehabilitatif. Rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan masyarakat yang bergerak dalam kegiatan kuratif dan rehabilitatif. Di Kabupaten Selatan hanya ada 1 unit rumah sakit umum daerah yaitu Rumah Sakit Umum Daerah M. Zein Painan, dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan di RSUD Dr.Muhammad Zein Painan telah dilaksanakan penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan pembenahan manejerial rumah sakit dalam melaksanakan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Pokja Sanitasi Selatan III - 45

46 Selain Sarana rumah sakit juga ditunjang dengan tenaga kesehatan yang memadai da berkualitas. Sebagaimana diketahui bahwa penyelengggaraan upaya kesehatan tidak hanya dilakukan oleh pemerintah tetapi juga diselenggarakan oleh swasta. Oleh karena itu gambaran situasi ketersediaan tenaga kesehatan baik yang bekerja disektor pemerintah maupu swasta. Dari data ketenagaan sumber daya kesehatan Kabupaten Selatan diperoleh jumlah Tenaga Medis 5 orang, tenaga perawat /bidan 433 orang, tenaga farmasi 17, tenaga gizi 28, tenaga sanitasi 33, tenaga kesmas 33 orang dan ini tersebar diseluruh puskesmas yang ada dan juga termasuk yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten Selatan PENGELOLAAN LIMBAH CAIR LANDASAN HUKUM Undang-Undang Republik Indonesia : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1966 Tentang Hygiene 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 29 Tentang Kesehatan 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 199 Tentang Pengendalian Pencemaran Air 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 21 TentangPengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. 7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2 Tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan 8. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35/MENLH/7/1 995 Tentang Program Kali Bersih. 9. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 269/1996 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan UKL dan UPL Departemen Pekerjaan Umum 1. Keputusan Menteri Negara lingkungan Hidup No 337/1996 tentang Petunjuk Tata Laksana UKL dan UPL Departemen Pekerjaan Umum 11. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 296/1996 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan UKL dan UPL Proyek Bidang Pekerjaan Umum 12. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 23 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik. 13. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35/MENLH/7/1995 tentang Program Kali Bersih 14. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 23 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik 15. Petunjuk Teknis Nomor KDT Ped I Judul Pedoman Teknis Penyehatan Perumahan 16. Petunjuk Teknis Nomor KDT Pet I Judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Instalasi Pengolahan Air Sistem Berpindah-pindah (Mobile) Kapasitas.5 Liter/detik Pokja Sanitasi Selatan III - 46

47 17. Petunjuk Teknis Nomor KDT Pan I Judul Panduan dan Petunjuk Praktis Pengelolaan Drainase Perkotaan 18. Petunjuk Teknis Nomor KDT Pet D Judul Petunjuk Teknis Tata Cara Pengoperasian dan Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Non Kakus 19. Petunjuk Teknis Nomor KDT Man P Judul Manual Teknis MCK 2. Petunjuk Tenis Nomor KDT Pet B judul Petunjuk Tenis Pembuatan Sumur Resapan 21. Peraturan Daerah Kabupaten Selatan Nomor 6 Tahun 26 tentang Retribusi Penyedotan Kakus 22. Peraturan Bupati Nomor 3 Tahun 21 Tentang Tata Cara Rincian Biaya Penyedotan Kakus ASPEK INSTITUSIONAL a. Struktur Unit Layanan Limbah Cair Instansi Pemerintah Kabupaten Selatan yang menangani dan terkait dalam pengelolaan limbah cair antara lain : Dinas Pekerjaan Umum Bidang kebersihan dan pertamanan serta Kantor Lingkungan Hidup dalam aspek kajian lingkungan Dinas Kesehatan Bidang Pengendalian Penyakit dan Bencana. struktur organisasinya dapat dilihat pada halaman selanjutnya. b. Tugas dan Kewenangan Dinas Pekerjaan Umum Bidang kebersihan dan pertamanan Sub Limbah Tugas dan kewenangan dalam hal ini adalah: o Perencanaan Teknis pembangunan serta peningkatan layanan bidang limbah cair o Penyediaan dan pendistribusian layanan limbah cair o Meningkatkan cakupan pelayanan dan kualitas pengelolaan limbah cair o Mengembangkan kelembagaan dan peraturan perundangan yang mengatur pengelolaan Limbah cair o Memberdayakan masyarakat dalam penanganan limbah cair dan mendorong pengelolaan limbah cair berbasis masyarakat o Supervisi o Monitoring dan Evaluasi c. Tugas dan kewenangan Kantor Lingkungan Hidup dalam hal ini adalah o Pengkoordinasian pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan pencemaran, kerusakan lingkungan dan pemulihan kualitas lingkungan o Pembinaan teknis perencanaan dan penanggulangan pencemaran, kerusakan lingkungan dan pemulihan kualitas lingkungan o Mengeluarkan Ijin pembuangan Limbah cair. Pokja Sanitasi Selatan III - 47

48 STRUKTUR ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN PESISIR SELATAN Kepala Dinas Pekerjaan Umum Eselon II.b Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Eselon IV.a Sekretaris Eselon III.a Kepala Sub Bagian Perencanaan& Pelaporan Eselon IV.a Kepala Bid.Bina Tekik Eselon III.b Kepala Bid.Bina Marga Eselon III.b Kepala Bid.Cipta Karya Eselon III.b Kepala Bid.Kebersihan dan Pertamanan Eselon III.b Kepala Sub Bagian Keuangan Eselon IV.a Kepala Seksi Perencanaan Tenis Bid.Bina Marga Eselon IV.a Kepala Seksi Pembangunandan Peningkatan Jalan Eselon IV.a Kepala Seksi Tata Ruang Eselon IV.a Kepala Seksi Kebersihan Eselon IV.a Kepala Seksi Perencanaan Tenis Bid.Bina Marga Eselon IV.a Kepala Seksi Pemeliharaan Jalan Eselon IV.a Kepala Penataan Banngunan dan Lingkungan Eselon IV.a Kepala Seksi Pertamanan Eselon IV.a Kepala Seksi Pengujian Mutu dan Laboraturium Eselon IV.a Kepala Seksi Pembangunandan Pemeliharaan Jalan Eselon IV.a Kepala Seksi Perumahan dan Permukiman Eselon IV.a Kepala Seksi Pengolahan Limbah Eselon IV.a Pokja sanitasi Selatan III - 48

49 STRUKTUR ORGANISASI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN PESISIR SELATAN KEPALA KANTOR LH DRS. KHAIRUL EFENDI. NIP : SUB BAGIAN TATA USAHA ZULKARNAINI, S.SOS, MM JABATAN FUNGSIONAL STAF BAGIAN TATA USAHA 1. RIWENDRA PERMANA 2. MARIES 3. TUTI SUSANTI 4. RONI EFENDI 5. PURWADITA UTAMI 6. ZULPADRI SEKSI KASI ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN RIDWAN, ST, MT SEKSI PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENCEMARAN AMRIAL SEKSI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN MAMAN, S.HUT STAF AMDAL 1. NOFENDRI, S.SI 2. VINO ARYANDANI STAF PENGENDALIAN PENCEMARAN 1. MERI ZELNI, ST 2. MONARIZA, ST 3. RINA GUSMA DEVITA, ST 4. FITRIA ASLI, AMD STAF PENGAWASAN 1. DEWI SARTIKA, S.SI 2. YULIHARCE, ST 3. RIDHATUL AULIA, S.SI d. Tugas dan Kewenangan pihak swasta dan masyarakat Pokja Sanitasi Selatan III - 49

50 o Mendukung upaya pemerintah dalam pengelolaan limbah cair dan mengurangi resiko pencemaran air tanah o Pihak swasta wajib mempunyai sarana pengelolaan limbah cair e. Harga/tarif layanan Pemerintah Kabupaten Selatan sudah mempunyai peraturan daerah yang dapat mendukung pelaksanaan pengelolaan limbah cair domestik, sehingga sudah ada tarif khusus untuk pengelolaan llimbah cair domestik kapasaitas untuk 1 kali penyedotan bisa 2,5 m 3 3 M 3 : Tabel 3.27 Standar Rincian Penyedotan Kakus/Tinja/Limbah Cair Berdasarkan Perda Nomor 3 Tahun 21 Jumlah Pungutan No Kecamatan Jasa Jumlah Jasa Pelayanan Sarana 11.,- I Perincian : Kecamatan Koto XI Tarusan BBM Solar 1 Lt : Rp45,- Kecamatan Bayang 5. Jasa Sopir 1 org : Rp2,- Kecamatan IV Nagari Bayang Utara Jasa Pekerja 1 org : Rp175,- Kecamatan Batang Kapas Cuci Mobil+oli : Rp225,- 16 Administrasi : Rp5,- 13.,- Perincian : BBM Solar 1 Lt : Rp45,- Kecamatan Sutera Jasa Sopir 1 org : Rp2,- II Kecamatan Lengayang 5. Jasa Pekerja 1 org: Rp175,- 18 Kecamatan Ranah Cuci Mobil+oli : Rp225,- Administrasi : Rp5,- Konsumsi Petugas : Rp4,- 2 org@rp.1.,- 16.,- Perincian : BBM Solar 1 Lt : Rp45,- Jasa Sopir 1 org : Rp25,- III Kecamatan Linggosari Baganti 5. Jasa Pekerja 1 org: Rp225,- 21 Cuci Mobil+oli : Rp225,- Administrasi : Rp5,- Konsumsi Petugas : Rp4,- 2 org@rp.1.x2 kali 18.,- Perincian : BBM Solar 1 Lt : Rp45,- IV Jasa Sopir 1 org : Rp35,- Kecamatan Pancung Soal 5. Jasa Pekerja 1 org: Rp325,- Kecamatan Basa IV Balai Tapan Cuci Mobil+oli : Rp225,- 23 Administrasi : Rp5,- Konsumsi Petugas : Rp4,- 2 org@rp.1.x2 kali V Kecamatan Lunang Silaut 5. 2.,- 25 Pokja Sanitasi Selatan III - 5

51 Perincian : BBM Solar 1 Lt : Rp45,- Jasa Sopir 1 org : Rp45,- Jasa Pekerja 1 org: Rp425,- Cuci Mobil+oli : Rp225,- Administrasi : Rp5,- Konsumsi Petugas : Rp4,- 2 org@rp.1.x2 kali CAKUPAN LAYANAN Cakupan pengelolaan limbah cair di Kabupaten Selatan berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum Bidang kebersihan dan pertamanan dapat digambarkan sebagai berikut : Sistem pengelolaan air limbah di Kabupaten Selatan masih banyak menggunakan sistem pengolahan air limbah setempat (on-site system) baik itu secara individu dan di beberapa tempat secara komunal. Di sisi lain masih banyak warga masyarakat yang belum memiliki pengelolaan air limbah dan membuang limbahnya ke saluran atau sungai. Melalui Dana DAK Pembangunan Infrastruktur Sanitasi, melalui Pemerintah Daerah juga membangun MCK di 9 lokasi dimana 1 unit pembangunan pada tahun 26 dan 8 unit pembangunan pada tahun 21, selain itu melalui dana DAK Pembangunan Infrastruktur Sanitasi dengan membangun 8 unit sarana sanitasi, dan 1 unit pembangunan jamban pada tahun 29. Seperti yang terlihat pada Tabel 3.28 Pembangunan Infrastruktur Sanitasi DAK MCK di Kabupaten Selatan pada Tahun Tabel 3.28 Pembangunan Infrastruktur Sanitasi Dak Dan Mck Di Kabupaten Selatan Pada Tahun 29 Kegiatan Lokasi Unit Tahun Pemb. MCK Darwis dan Sekitarnya IV Jurai Pembangunan Jamban Painan Selatan IV Jurai 1 29 Kawasan Pasar Batang Kapas Batang Kapas 1 29 Kawasan Pasar Sago IV Jurai 1 29 Kawasan Muaro Painan IV Jurai 1 29 Kawasan Pantai Sago IV Jurai 1 29 Kawasan Evakuasi Rawang IV Jurai 1 29 Kawasan Bukit Langkisau IV Jurai 1 29 Kawasan Carocok Tarusan IV Jurai 1 29 Kawasan Nelayan Sago IV Jurai 1 29 Pokja Sanitasi Selatan III - 51

52 21 Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Selatan MCK Kampung Pandan Inderapura 1 21 MCK Kampung Akad Lengayang 1 21 MCK Mesjid Nur Tauhid Sapan 1 21 MCK Mesjid Darul Amal Sie. Bungin Batang Kapas 1 21 MCK Nagari Sago Salido IV Jurai 1 21 MCK Kampung Luhung Nagari Pasar baru Bayang 1 21 MCK Kampung Sako Nagari Batu Hampar Tarusan 1 21 MCK Kampung Taratak Nagari Sei. Lundang Tarusan 1 21 Layanan Pengelolaan Air Limbah domestik saat ini baru dilayani oleh pihak pemerintah penyedia jasa sedot tinja yang ada di Kabupaten Selatan layanannya sendiri meliputi area kecamatan yang terjangkau. Berdasarkan hasil wawancara ada sekitar 1 jasa penyedot tinja di Kabupaten Selatan. Permasalahannya kurang prasana angkutan untuk menjangkau seluruh kecamatan dan biaya yang mahal untuk menjangkau seluruh kecamatan. prasarana IPLT pengelolaan Limbah hanya baru terdapat di kecamatan IV Jurai di Bukit Penyabungan Kecamatan IV Jurai. Cakupan layanan air limbah dari penghasil limbah terpusat seperti Rumah Sakit dilakukan oleh pihak Rumah Sakit itu sendiri dengan membangun sarana IPAL sementara untuk lumpur tinja menggunakan jasa layanan sedot tinja. Sementara air limbah dari pasar dan industri rumah tangga belum dilakukan pengelolaannya. Pokja Sanitasi Selatan III - 52

53 FOTO IPLT KABUPATEN PESISIR SELATAN SAGO PETA WILAYAH OPERASIONAL IPLT KAB.PESISIR SELATAN PASAR BARU BK.PENYAMBUNGAN SALIDO PAINAN ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI Pengelolaan limbah cair domestik yang ada di Kabupaten Selatan lebih pada pemanfaatan sistem setempat (on site system) antara lain black water dan grey water yang yang dihasilkan langsung di buang ke sungai, lahan terbuka serta ada yang dibuang ke septik tank kemudian dibuang ke drainase lingkungan. Sistem pembuangan air limbah seharusnya dipisahkan dengan sistem pembuangan air hujan, tapi di Kabupaten Selatan masih sering dijumpai limbah dari rumah tangga dibuang kedalam sistem pembuangan air hujan yang dapat mengakibatkan polusi/pencemaran lingkungan. Pengelolaan prasarana dan sarana air limbah pada setiap daerah mempunyai karakteristik yang berbeda, baik tingkat pelayanan, jenis dan jumlah pelayanannya. Pengelolaan sanitasi dapat dilakukan dengan 2 (dua) sistem yaitu: a. Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat (on-site system); b. Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (off-site system). Di beberapa tempat, pada bangunan-bangunan tertentu diwajibkan menyediakan fasilitas instalasi pengolahan air limbah (IPAL), seperti: rumah sakit, industri, penginapan dll. Fasilitas Pokja Sanitasi Selatan III - 53

BAB III PROFIL SANITASI KABUPATEN PESISIR SELATAN

BAB III PROFIL SANITASI KABUPATEN PESISIR SELATAN BAB III PROFIL SANITASI KABUPATEN PESISIR SELATAN 3.1. KONDISI UMUM SANITASI KABUPATEN PESISIR SELATAN Terwujudnya pembangunan sanitasi di Kabupaten Selatan mengacu pada perundang-undangan yang berlaku

Lebih terperinci

JALAN MOHAMMAD HATTA PAINAN

JALAN MOHAMMAD HATTA PAINAN TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR SELATAN DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR JALAN MOHAMMAD HATTA PAINAN 25612 Telp. 0756-21603 Fax. 0756-22624 e-mail : psda_pessel@ymail.com Rencana Kerja SKPD BAB

Lebih terperinci

Laporan Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan

Laporan Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan Laporan EHRA Kabupaten Pesisir Selatan Laporan Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan Kabupaten Pesisir Selatan Oktober 2011 Pokja Sanitasi Pesisir Selatan III - 21 DAFTAR ISI 1. PENGANTAR Hal 2 2. CATATAN

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Pesisir Selatan

Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Pesisir Selatan Tercapainya Lingkungan Bersih dan Sehat Melalui Pembangunan Sanitasi yang Partisipatif di Kabupaten Pesisir Selatan 2015 Bagian ini akan menjelaskan secara singkat tentang gambaran umum situasi sanitasi

Lebih terperinci

Profil Sanitasi Wilayah

Profil Sanitasi Wilayah BAB 3 Profil Sanitasi Wilayah 3.1. Kajian Wilayah Sanitasi Wilayah kajian sanitasi Kabupaten Nias adalah desa yang menjadi area sampel studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) yang terdiri dari

Lebih terperinci

LAPORAN. PENILAIAN RESIKO KESEHATAN LINGKUNGAN/ EHRA (Environmental Health Risk Assessment)

LAPORAN. PENILAIAN RESIKO KESEHATAN LINGKUNGAN/ EHRA (Environmental Health Risk Assessment) LAPORAN EHRA (Environmental Health Risk 2016 LAPORAN PENILAIAN RESIKO KESEHATAN LINGKUNGAN/ EHRA (Environmental Health Risk KABUPATEN PASAMAN BARAT 2016 1 LAPORAN EHRA (Environmental Health Risk 2016 DAFTAR

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Perumusan tujuan, sasaran, dan strategi dalam percepatan pembangunan sanitasi menggunakan SWOT sebagai alat bantu, dengan menganalisis kekuatan, kelemahan,

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Tahun 2016 ini merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan dengan dokumen lainnya yang telah tersusun

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Perumusan tujuan, sasaran, dan strategi dalam percepatan pembangunan sanitasi menggunakan SWOT sebagai alat bantu, dengan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang

Lebih terperinci

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi 2.1. Visi Misi Sanitasi Visi Kabupaten Pohuwato Tabel 2.1: Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten/Kota Misi Kabupaten Pohuwato Visi Sanitasi Kabupaten Pohuwato Misi Sanitasi

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi II-1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi Pembangunan Tahun 2011-2015 adalah Melanjutkan Pembangunan Menuju Balangan yang Mandiri dan Sejahtera. Mandiri bermakna harus mampu

Lebih terperinci

Sia Tofu (Bersama dan Bersatu) dan Visi Pembangunan Kabupaten Pulau Taliabu Tahun

Sia Tofu (Bersama dan Bersatu) dan Visi Pembangunan Kabupaten Pulau Taliabu Tahun .1 Visi dan Misi Sanitasi Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Perumusan tujuan, sasaran, dan strategi dalam percepatan pembangunan sanitasi menggunakan SWOT sebagai alat bantu, dengan menganalisis kekuatan, kelemahan,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah genangan pasang adalah daerah yang selalu tergenang air laut pada waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran rendah di dekat

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara September 2011 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA PINANG SUMATERA UTARA KOTA KOTA PINANG ADMINISTRASI Profil Kota Pinang merupakan ibukota kecamatan (IKK) dari Kecamatan Kota Pinang dan merupakan bagian dari kabupaten Labuhan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya Visi Kabupaten Misi Kabupaten Visi Sanitasi Kabupaten Misi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Aceh

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya.

BAB 1 : PENDAHULUAN. memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya. BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu yang wajar dan terlaksana sejak manusia itu dilahirkan sampai meninggal, hal ini karena manusia memerlukan

Lebih terperinci

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Dari hasil analisa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada tiap sub-sektor sanitasi maka telah dirumuskan tentang tujuan, sasaran dan strategi. Tujuan

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA SIDAMANIK SUMATERA UTARA KOTA SIDAMANIK ADMINISTRASI Profil Kota Kota Kisaran merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Simalungun Propinsi Sumatera Utara. PENDUDUK Jumlah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1 Letak Geografis dan Jumlah Penduduk Tenggarong merupakan salah satu Kecamatan dari 15 Kecamatan yang ada diwilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, dengan luas wilayah 398,10

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2015 DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki

Lebih terperinci

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi 3.1. Visi dan misi sanitasi Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi Dalam rangka merumuskan visi misi sanitasi Kabupaten Lampung Tengah perlu adanya gambaran Visi dan Misi Kabupaten Lampung Tengah sebagai

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA BULELENG BALI KOTA BULELENG ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Buleleng merupakan bagian dari wilayah administrasi Kabupaten Buleleng. Batas-batas administratif kota Buleleng

Lebih terperinci

KOTA TANGERANG SELATAN

KOTA TANGERANG SELATAN PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN Pertemuan Konsultatif-1 KOTA TANGERANG SELATAN PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN POKJA AMPL KOTA TANGERANG SELATAN 011 Daftar Isi 1.1. Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Visi Indonesia Sehat 2010 merupakan gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan

Lebih terperinci

DINAS PEKERJAAN UMUM

DINAS PEKERJAAN UMUM PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR SELATAN DINAS PEKERJAAN UMUM KATA PENGANTAR Penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 005 yang merupakan tugas sektoral dari

Lebih terperinci

L a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1

L a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1 Bab I PENDAHULUAN Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan adalah sebuah survey partisipatif di tingkat Kabupaten/kota yang bertujuan untuk memahami

Lebih terperinci

LAPORAN KEJADIAN BENCANA DAN BANTUAN SANTUNAN BENCANA TAHUN 2016 BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN

LAPORAN KEJADIAN BENCANA DAN BANTUAN SANTUNAN BENCANA TAHUN 2016 BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN 2016 LAPORAN KEJADIAN BENCANA DAN BANTUAN SANTUNAN BENCANA TAHUN 2016 BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN Bulan : DESEMBER 2016 NO JENIS KEJADIAN NAMA KORBAN L/P UMUR SUKU PEKERJAAN

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN 4.1 Visi dan Misi Sanitasi Kota A. Visi Visi sanitasi kota Mamuju dapat di rumuskan sebagai berikut : Mewujudkan Lingkungan yang bersih

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik III-1 BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab strategi percepatan pembangunan sanitasi akan dijelaskan lebih detail mengenai tujuan sasaran dan tahapan pencapaian yang ingin dicapai dalam

Lebih terperinci

T E S I S KAJIAN PENINGKATAN SANITASI UNTUK MENCAPAI BEBAS BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN DI KECAMATAN KARANGASEM BALI

T E S I S KAJIAN PENINGKATAN SANITASI UNTUK MENCAPAI BEBAS BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN DI KECAMATAN KARANGASEM BALI T E S I S KAJIAN PENINGKATAN SANITASI UNTUK MENCAPAI BEBAS BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN DI KECAMATAN KARANGASEM BALI Oleh: MADE YATI WIDHASWARI NRP. 3310 202 712 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. NIEKE KARNANINGROEM,

Lebih terperinci

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN Program dan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai kelembagaan terkait, baik

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA DUMAI RIAU KOTA DUMAI ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Dumai adalah ibu kota Kota Dumai, dengan status adalah sebagai kota administratif dari Kota Dumai. Kota Dumai memiliki

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA BALIGE SUMATERA UTARA KOTA BALIGE ADMINISTRASI Profil Kota Kota Balige merupakan ibukota Kabupaten (IKAB) dari kabupaten Toba Samosir yang terletak di propinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

BAB 3 STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 3 STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB 3 STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1 Tujuan Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik Secara umum kegiatan pengelolaan limbah cair di Kota Yogyakarta sudah berjalan dengan cukup

Lebih terperinci

Mewujudkan Kota Padang sebagai Kota Pendidikan, Perdagangan dan Pariwisata Yang Sejahtera, Religius dan Berbudaya

Mewujudkan Kota Padang sebagai Kota Pendidikan, Perdagangan dan Pariwisata Yang Sejahtera, Religius dan Berbudaya Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi 3.1. Visi dan misi sanitasi Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, visi dan misi pembangunan jangka menengah adalah visi dan misi kepala daerah

Lebih terperinci

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Pada bab ini akan dijelaskan secara singkat tentang gambaran umum situasi sanitasi Kabupaten Pesawaran saat ini, Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten yang akan memberikan

Lebih terperinci

Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah

Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah Tabel 3.1: Rekapitulasi Kondisi fasilitas sanitasi di sekolah/pesantren (tingkat sekolah: SD/MI/SMP/MTs/SMA/MA/SMK) (toilet dan tempat cuci tangan) Jumlah Jumlah Jml Tempat

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN

BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN Pembangunan sanitasi sekarang ini masih berjalan lambat karena dipengaruhi oleh beberapa hal. Sanitasi merupakan kebutuhan yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian sehat sesuai dengan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian sehat sesuai dengan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Pengertian sehat sesuai dengan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, dan spiritual yang memungkinkan setiap orang

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA JAMBI JAMBI KOTA JAMBI ADMINISTRASI Profil Wilayah Tabel 1. LUAS WILAYAH KOTA JAMBI No. Kecamatan Luas (Km²) 1. Kota Baru 77,78 2. Jambi Selatan 34,07 3. Jelutung 7,92 4. Pasar

Lebih terperinci

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya Lampiran E: Deskripsi Program / Kegiatan A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya Nama Maksud Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Pesisir Selatan

Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Pesisir Selatan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Tercapainya Lingkungan Bersih dan Sehat Melalui Pembangunan Sanitasi yang Partisipatif di Kabupaten 2015 Isu strategis berfungsi untuk mengontrol lingkungan baik situasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu, pembangunan kesehatan di arahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu, pembangunan kesehatan di arahkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu, pembangunan kesehatan di arahkan untuk mencapai Indonesia

Lebih terperinci

Deskripsi Program/ Kegiatan Sanitasi. Dinas PU Kabupaten Tapanuli Tengah

Deskripsi Program/ Kegiatan Sanitasi. Dinas PU Kabupaten Tapanuli Tengah Deskripsi Program/ Sanitasi Kabupaten Tapanuli Tengah A. Program/ Air Limbah Nama Program/ Pembangunan MCK Komunal - Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak BABS dan mempunyai jamban yang aman /

Lebih terperinci

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA 3.1. ASPEK NON TEKNIS Perumusan Isu strategis berfungsi untuk mengontrol lingkungan baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi

Lebih terperinci

BAB II PROFIL SANITASI

BAB II PROFIL SANITASI BAB II PROFIL SANITASI 2.1 GAMBARAN WILAYAH KABUPATEN PESISIR SELATAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Pesisir Selatan secara geografis terletak antara garis 0059-2028,6 Lintang Selatan dan 100019-101018

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA KENDARI SULAWESI TENGGARA KOTA KENDARI ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Kendari merupakan bagian dari wilayah administrasi dari propinsi Sulawesi Tenggara. Batas-batas administratif

Lebih terperinci

Ringkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016

Ringkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016 Ringkasan Studi EHRA Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) atau dapat juga disebut sebagai Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan, merupakan sebuah studi partisipatif di tingkat Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

EVALUASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH SISTEM TERPUSAT DI KOTA MANADO

EVALUASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH SISTEM TERPUSAT DI KOTA MANADO EVALUASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH SISTEM TERPUSAT DI KOTA MANADO NEIKLEN RIFEN KASONGKAHE 3311202811 Dosen Pembimbing: Prof. Ir. JONI HERMANA, MscES., PhD Magister Teknik Sanitasi Lingkungan Institut Teknologi

Lebih terperinci

Tabel 5.1 Visi, Misi dan Kebijakan Strategis Sanitasi Kabupaten Pesisir Selatan Visi Misi Kebijakan Strategis

Tabel 5.1 Visi, Misi dan Kebijakan Strategis Sanitasi Kabupaten Pesisir Selatan Visi Misi Kebijakan Strategis Tercapainya Lingkungan Bersih dan Sehat Melalui Pembangunan Sanitasi yang Partisipatif di Kabupaten Pesisir Selatan 2015 Untuk mencapai misi dan visi Sanitasi Kabupaten Pesisir Selatan yang telah ditetapkan,

Lebih terperinci

BAB IV. Strategi Pengembangan Sanitasi

BAB IV. Strategi Pengembangan Sanitasi BAB IV Strategi Pengembangan Sanitasi Program pengembangan sanitasi untuk jangka pendek dan menengah untuk sektor air limbah domestik, persampahan dan drainase di Kabupaten Aceh Jaya merupakan rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam

Lebih terperinci

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA 3.1. Aspek Non-teknis Perumusan strategi layanan sanitasi Kabupaten Lombok Timur didasarkan pada isu-isu strategis yang dihadapi pada saat ini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Layanan yang tidak optimal dan buruknya kondisi

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN

DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan,

Lebih terperinci

DAFTAR ALAMAT MASJID SUMATERA BARAT KAB. PESISIR SELATAN

DAFTAR ALAMAT MASJID SUMATERA BARAT KAB. PESISIR SELATAN 1 MASJID ISTIQAMAH KAPUH KOTO XI TARUSAN Kab. Pesisir Selatan 2 MASJID ISTIQLAL GURUN PANJANG KOTO XI TARUSAN Kab. Pesisir Selatan 3 MASJID SYUHADA' SUNGAI TALANG KOTO XI TARUSAN Kab. Pesisir Selatan 4

Lebih terperinci

LAPORAN IPLT KEPUTIH KOTA SURABAYA PROPINSI JAWA TIMUR

LAPORAN IPLT KEPUTIH KOTA SURABAYA PROPINSI JAWA TIMUR LAPORAN IPLT KEPUTIH KOTA SURABAYA PROPINSI JAWA TIMUR IPLT Keputih Kota Surabaya DESEMBER 2010 1 A. Gambaran Umum Wilayah; Geografis Kota Surabaya terletak antara 112 36 112 54 BT dan 07 21 LS, dengan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kemiskinan dan kekumuhan suatu Kota/Kabupaten. Kondisi sanitasi yang tidak

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. KESIMPULAN Dari hasil evaluasi yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem pembuangan air limbah di lingkungan permukiman pesisir Kelurahan Tanjung Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI 1.1. LATAR BELAKANG BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Perumusan tujuan, sasaran, dan strategi dalam percepatan pembangunan sanitasi menggunakan SWOT sebagai alat bantu, dengan menganalisis

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran RINGKASAN EKSEKUTIF Strategi Sanitasi Kabupaten Wonogiri adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mengakibatkan mobilitas penduduk semakin pesat serta lingkungan dan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mengakibatkan mobilitas penduduk semakin pesat serta lingkungan dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan menjadi salah satu penyebab timbulnya masalah kesehatan masyarakat yang dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk dan teknologi sehingga mengakibatkan mobilitas

Lebih terperinci

Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat

Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat Direktorat Pengembangan PLP Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat APA YANG DISEBUT SANITASI?? Perpres 185/2014

Lebih terperinci

4.1 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TERKAIT SANITASI

4.1 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TERKAIT SANITASI 4 4.1 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TERKAIT SANITASI Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran semua anggota keluarga dan masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi kebijakan pelaksanaan pengendalian lingkungan sehat diarahkan untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral dalam pembangunan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara. lain:

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara. lain: BAB I PENDAHULUAN Program dan dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai kelembagaan terkait, juga merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Air dan kesehatan merupakan dua hal yang saling berhubungan. Kualitas air yang dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

Lebih terperinci

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Pengolahan air limbah permukiman secara umum di Kepulauan Aru ditangani melalui sistem setempat (Sistem Onsite). Secara umum

Lebih terperinci

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu Subsektor Permasalahan Mendesak Rumusan Tujuan Rumusan Sasaran dan Air Limbah Domestik 1 Pencemaran air tanah dan sungai Meningkatkan kinerja SKPD terkait memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mencapai Indonesia Sehat,

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI 4.1 Visi dan Misi AMPL Kabupaten Klaten A. VISI Visi Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Kabupaten Klaten : Terpenuhinya air minum dan sanitasi

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA JAWA TIMUR KOTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Secara astronomis Kota Lumajang terletak pada posisi 112 5-113 22 Bujur Timur dan 7 52-8 23 Lintang Selatan. Dengan wilayah seluas

Lebih terperinci

Bab III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Bab III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI Bab III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Salah satu sasaran pembangunan air limbah yang akan dicapai pada akhir perencanaan ini adalah praktek BABS dari 30,5 % menjadi

Lebih terperinci

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017 Sub Sektor Air Limbah Domestik A. Teknis a. User Interface Review Air Limbah Buang Air Besar Sembarangan (BABS), pencemaran septic tank septic tank tidak memenuhi syarat, Acuan utama Air Limbah untuk semua

Lebih terperinci

ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI

ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI Strategi layanan sanitasi pada dasarnya adalah untuk mewujudkan Tujuan dan Sasaran pembangunan sanitasi yang bermuara pada pencapaian Visi dan Misi

Lebih terperinci

BAB 4 BUKU PUTIH SANITASI 2013

BAB 4 BUKU PUTIH SANITASI 2013 BAB 4 PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN Program pengembangan sanitasi saat ini dan yang akan di rencanakan berdasar pada kajian yang telah dilakukan sebelumnya pada Buku Putih

Lebih terperinci

2.1 Visi Misi Sanitasi

2.1 Visi Misi Sanitasi Kabupaten Pesisir Barat memiliki beberapa permasalahan pembangunan. Antara lain permasalahan lingkungan serta sanitasi yang buruk. Permasalahan tersebut tidak terlepas dari persoalan kemiskinan yang mempunyai

Lebih terperinci

KEBUTUHAN DATA SEKUNDER PADA BAB 2

KEBUTUHAN DATA SEKUNDER PADA BAB 2 KEBUTUHAN DATA SEKUNDER PADA BAB 2 Tabel 2.1 Luas daerah dan pembagian daerah administrasi Tabel 2.2 Jumlah Penduduk perkecamatan dan rata-rata kepadatannya Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan sanitasi sampai saat ini masih belum menjadi prioritas dalam pembangunan daerah. Kecenderungan pembangunan lebih mengarah pada bidang ekonomi berupa pencarian

Lebih terperinci

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT ANALISIS SWOT Air Limbah Domestik A. Analisa SWOT O lingkungan mendukung agresif stabil w lemah selektif berputar Besar-besaran kuat s * (-39 : -24) ceruk terpusat lingkungan

Lebih terperinci

Tersusunnya dokumen perencanaan air limbah domestik. skala Kabupaten pada akhir tahun 2016

Tersusunnya dokumen perencanaan air limbah domestik. skala Kabupaten pada akhir tahun 2016 Lampiran-5 DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN SEKTOR AIR LIMBAH Indikator Capaian Pengembangan kinerja pengelolaan air limbah/penyusunan Master plan Dokumen masterplan merupakan suatu tahap awal dari perencanaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan, semua

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan, semua BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan, semua makhluk hidup memerlukan air. Tanpa air tak akan ada kehidupan, demikian pula dengan manusia tak dapat

Lebih terperinci

PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1

PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1 PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1 Bab 5 Strategi Monitoring dan Evaluasi 1.1 Kerangka Monitoring dan Evaluasi Implementasi SSK Monitoring dapat diartikan sebagai proses rutin pengumpulan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1. Visi Misi Sanitasi Visi dan misi sanitasi telah dirumuskan untuk memberi arahan bagi pengembangan sanitasi Kabupaten Tana Toraja dalam rangka mencapai visi dan

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA PADANG SIDEMPUAN SUMATERA UTARA KOTA PADANG SIDEMPUAN ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Padang Sidempuan merupakan salah satu kota sedang yang terletak di Propinsi Sumatera

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA SUMATERA UTARA KOTA ADMINISTRASI Profil Kota Kota Percut Sei Tuan merupakan ibukota Kecamatan (IKK) dari kecamatan Percut Sei Tuan yang merupakan bagian dari kabupaten Deli

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA KISARAN SUMATERA UTARA KOTA KISARAN ADMINISTRASI Profil Kota Kota Kisaran merupakan ibukota Kabupaten (IKAB) dari Kecamatan Kisaran dan merupakan bagian dari kabupaten Asahan

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA RANTAU PRAPAT SUMATERA UTARA KOTA RANTAU PRAPAT ADMINISTRASI Profil Wilayah Luas wilayah Kota Rantau Prapat menurut Data Sarana dan Prasarana Kota adalah seluas 17.679 Ha.

Lebih terperinci

BAB III Profil Sanitasi Wilayah

BAB III Profil Sanitasi Wilayah BAB III Profil Sanitasi Wilayah 3.1. Perkembangan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Takalar Tahun 2008-2012 Tabel 3.1 Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Takalar Tahun 2008 2012 No Uraian Belanja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit diare hingga saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia, dimana setiap tahunnya kejadian kasus diare sekitar 4 miliar, dengan jumlah kematian

Lebih terperinci

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 3 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kerangka pengembangan sanitasi yang mencakup tiga sub sector yairu air limbah, sampah dan drainase. Dalam pembahasan bab ini mencakup

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN. Review Penyusunan Masterplan Air Limbah. Menyediakan dokumen perencanaan air limbah domestik skala Kabupaten

DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN. Review Penyusunan Masterplan Air Limbah. Menyediakan dokumen perencanaan air limbah domestik skala Kabupaten Lampiran-5 Sektor Air Limbah Program/Kegiatan DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN Review Penyusunan Masterplan Air Limbah Review dokumen masterplan merupakan suatu tahap awal perbaikan dari perencanaan air limbah.

Lebih terperinci

BAB V Area Beresiko Sanitasi

BAB V Area Beresiko Sanitasi BAB V Area Beresiko Sanitasi 6 BAB 5 Area Beresiko Sanitasi Buku Putih Sanitasi sangat penting bagi kabupaten dalam menetapkan prioritas wilayah pengembangan sanitasi yang meliputi pengelolaan air limbah,

Lebih terperinci

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sehat adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Kepentingan kesegaran jasmani dalam pemeliharaan kesehatan tidak diragukan lagi, semakin tinggi tingkat kesehatan,

Lebih terperinci

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi 45 Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Sukabumi Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Peningkatan akses layanan air limbah rumah tangga menjadi 85 90 % pada akhir

Lebih terperinci

BAB II ARAH PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II ARAH PENGEMBANGAN SANITASI BAB II ARAH PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi dan Misi Kabupaten Grobogan sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2011 2016 sebagai berikut : V I S

Lebih terperinci

L-3. Kerangka Kerja Logis TABEL KKL. Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1

L-3. Kerangka Kerja Logis TABEL KKL. Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1 L-3 Kerangka Kerja Logis TABEL KKL Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1 TABEL KKL SUBSEKTOR KEGIATAN AIR LIMBAH IPLT masih dalam proses optimalisasi BABs masih 34,36% Cakupan layanan sarana prasarana

Lebih terperinci

LAMPIRAN II HASIL ANALISIS SWOT

LAMPIRAN II HASIL ANALISIS SWOT LAMPIRAN II HASIL ANALISIS SWOT AIR LIMBAH Analisa SWOT sub sektor air limbah domestik Lingkungan Mendukung (+), O Internal Lemah (-) W Internal Kuat (+) S Diversifikasi Terpusat (+2, -5) Lingkungan tidak

Lebih terperinci