Interaksi antara tumbuhan dan hewan di hutan hujan tropis. Andrew J. Marshall
|
|
- Hadi Darmali
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Interaksi antara tumbuhan dan hewan di hutan hujan tropis Andrew J. Marshall Kuliah Lapanagan Taman Nasional Gunung Palung 23 May-3 Juni 2016
2 Interaksi antara tumbuhan dan hewan Tipe interaksi antara hewan dan tumbuhan Fenologi di hutan tropis Bagaimana habitat mempengaruhi hewan
3 Interaksi antara tumbuhan dan hewan > Tipe interaksi antara hewan dan tumbuhan Fenologi di hutan tropis Bagaimana habitat mempengaruhi hewan
4 Interaksi antara tumbuhan dan hewan CO 2 Daun: sumber energi untuk tumbuhan sumber makanan untuk hewan Tumbuh-tumbuhan mau hindari jadi makanan untuk hewan. O 2 Masukkan beberapa tipe racun dalam daunya, jadi pemakan daun perlu adaptasi tertentu untuk melawan rancun-racunan.
5 Interaksi antara tumbuhan dan hewan Biji: anak pohon makanan hewan Tumbuh-tumbuhan mau hindari anaknya jadi makanan untuk hewan. Masukkan beberapa tipe racun dalam biji atau bikin biji keras sekali, jadi pemakan daun perlu adaptasi tertentu untuk melawan rancun-racunan.
6 Interaksi antara tumbuhan dan hewan Buah: strategi untuk penyebar biji sumber makanan untuk hewan Tumbuh-tumbuhan mau buah dimakan hewan (asal biji tetap utuh). Kerja sama!
7 Dibawa Burung kecil buah kecil, tidak berbau berkilauan, merah atau hitam daging manis, kulit lembek biji kecil, licin sumber: Phillips & Phillips 2016
8 Dibawa Burung kecil Burung enggang tidak berbau kulut tebal dan keras pecah belah kulit merah, berlemak sumber: Phillips & Phillips 2016
9 Dibawa Burung kecil Burung enggang Primata wangi masak warna tua/tidak berkilau kulit tebal daging manis, tempel ke biji biji agak besar (~2 cm) sumber: Phillips & Phillips 2016
10 Dibawa Burung kecil Burung enggang Primata Tikus biji besar, keras, berkilau biji agak beracun kulit tebal tanpa daging sumber: Phillips & Phillips 2016
11 Dibawa Burung kecil Burung enggang Primata Tikus Gajah sumber: Phillips & Phillips 2016 sangat wangi dan besar berbuah di pohon kecil kulit tebal warna tua/tidak berkilau
12 sumber: Phillips & Phillips 2016 Banyak berdasarkan ukuran biji
13 sumber: Phillips & Phillips 2016 Banyak berdasarkan ukuran biji
14 sumber: Phillips & Phillips 2016 Banyak berdasarkan ukuran biji
15 sumber: Phillips & Phillips 2016 Banyak berdasarkan ukuran biji
16 sumber: Phillips & Phillips 2016 Banyak berdasarkan ukuran biji
17 Dibawa mamalia besar Kalau punah, gimana? sumber: Phillips & Phillips 2016
18 Dibawa air Vatica resak Barringtonia sarchostachys sumber: Phillips & Phillips 2016
19 Dibawa angin Dipetrocarpaceae Uncaria sp.
20
21 Interaksi antara tumbuhan dan hewan Tipe interaksi antara hewan dan tumbuhan > Fenologi di hutan tropis Bagaimana habitat mempengaruhi hewan
22 Fenologi hutan tropis
23 Fenologi hutan tropis TFA (patches/ha) A Jan 86 Apr 86 Jul 86 Oct 86 Jan 87 Apr 87 Jul 87 Oct 87 Jan 88 Apr 88 Jul 88 Oct 88 Jan 89 Apr 89 Jul 89 Oct 89 Jan 90 Apr 90 Jul 90 Oct 90 Jan 91 # taxa with fruit Apr 91 Jul 91 Marshall (2004)
24 % of diet % Feeding Observations % total feeding observations 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Jan-Mar 86 (31) Apr-Jun 86 (36) Leaves Figs Fruit pulp+ seeds Flowers Jul-Sep 86 (19) Oct-Dec 86 (35) Jan-Mar 87 (28) Apr-Jun 87 (14) Jul-Sep 87 (25) Oct-Dec 87 (57) Jan-Mar 88 (45) Apr-Jun 88 (49) Jul-Sep 88 (12) time Oct-Dec 88 (21) time Jan-Mar 89 (12) Apr-Jun 89 (4) Jul-Sep 89 (26) Oct-Dec 89 (29) Jan-Mar 90 (28) Apr-Jun 90(27) Jul-Sep 90 (17) Oct-Dec 90 (13) Jan-Mar 91 (8) kelempiau 100% % of diet 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% Seeds Leaves Figs Fruit pulp Flowers kelasi 10% 0% Jan-Mar 86 (38) Apr-Jun 86 (57) Jul-Sep 86 (26) Oct-Dec 86 (35) Jan-Mar 87 (49) Apr-Jun 87 (320) Jul-Sep 87 (71) Oct-Dec 87 (45) Jan-Mar 88 (40) Apr-Jun 88 (37) Jul-Sep 88 (24) time Oct-Dec 88 (24) Jan-Mar 89 (18) Apr-Jun 89 (8) Jul-Sep 89 (11) Oct-Dec 89 (25) Jan-Mar 90 (15) Apr-Jun 90 (15) Jul-Sep 90 (13) Oct-Dec 90 (13) Jan-Mar 91 (11)
25 Fenologi hutan tropis Perbandingan antara lokasi dan tipe hutan Musim buah raya di Borneo
26 Fenologi hutan tropis Perbandingan antara lokasi dan tipe hutan Musim buah raya di Borneo
27 Sumatra Borneo Borneo Marshall et al. (2009); Wich & Marshall (2012)
28
29 Satsiun Penelitian Cabang Panti Tujuh tipe hutan tanah, ketinggian, cuaca -> jenis tumbuhan berbeda % tree species shared with other habitats (max, mean, & min; pairwise comparisons among habitats) avg rainfall (10 day period, mm) max, min temperature (10 day period, C) hujan SC 7-hujan !&"#!"#$ %"#$ &"#$ '"#$ ("#$ #"#$ )"#$ *"#$ 15-max GP 35-max min GP 35-min !$%# 15-hujan GP 35-hujan !!"# 13-max TK 22-max min 88-min"'%# !'%# $'%# ('%# &'%# TK GP 90-min 22-min %'%# )'%# *'% 88-hujan ()# GP 90-hujan ("# $&#!+# PS FS AB Max temp "'%#!'%# $'%# ('%# &'%# %'%# )'%# *'%# PS FS AB LS LG UG MO FOREST TYPES
30
31
32 Jumlah sumber makan kelempiau TFA (patches/ha) A Hutan dataran rendah Jan 86 Apr 86 Jul 86 Oct 86 Jan 87 Apr 87 Jul 87 Oct 87 Jan 88 Apr 88 Jul 88 Oct 88 # taxa with fruit TFA (patches/ha) Jan 89 Apr 89 Jul 89 Oct 89 Jan 90 Apr 90 Jul 90 Oct 90 Jan 91 Apr 91 Jul Pegununungan # taxa with fruit Jan 86 Apr 86 Jul 86 Oct 86 Jan 87 Apr 87 Jul 87 Oct 87 Jan 88 Apr 88 Jul 88 Oct 88 Jan 89 Apr 89 Jul 89 Oct 89 Jan 90 Apr 90 Jul 90 Oct 90 Jan 91 Apr 91 Jul 91 TFA (patches/ha) Rawa gambut Jan 86 Apr 86 Jul 86 Oct 86 Jan 87 Apr 87 Jul 87 Oct 87 Jan 88 Apr 88 Jul 88 Oct 88 # taxa with fruit Jan 89 Apr 89 Jul 89 Oct 89 Jan 90 Apr 90 Jul 90 Oct 90 Jan 91 Apr 91 Jul 91 Jumlah tipe makan yg tersedia per bulan Musim buah raya Bulan dgn banyak buah Bulan dgn sedikit buah Musim kelaparan
33 Fenologi hutan tropis Perbandingan antara lokasi dan tipe hutan Musim buah raya di Borneo
34 Jumlah pohon makanan per ha Jan 86 Sumber makanan kelasi, Jan Okt. 91 musim buah raya musim buah raya musim kelaparan Apr 86 Jul 86 Oct 86 Jan 87 Apr 87 Jul 87 Oct 87 Jan 88 Apr Jul 88 Oct 88 Jan 89 Apr 89 Jul 89 Waktu (tahun) Oct 89 Jan 90 Apr 90 Jul 90 Oct 90 Jan Apr 91 Jul 91 Marshall 2004
35 (b) (g) (a) (c) (b) Gambut (d) Pegunungan (e) (f) (g) = % pohon dengan buah Dataran rendah Cannon, Curran, Marshall & Leighton 2007 Ecol. Lett.
36 Ficus Liana (rata-rata) tidak Pohon kecil berbuah raya Pohon besar Cannon, Curran, Marshall & Leighton 2007 Ecol. Lett.
37 Musim buah raya Food/ha Feb 86 May 86 Aug 86 Nov 86 Feb 87 May 87 Aug 87 time Nov 87 Feb 88 May 88 Aug 88 Nov 88 Feb 89 May 89 Aug 89 Nov 89 Feb 90 May 90 Aug 90 Nov 90 Feb 91 May 91 Neoscortechinia kingii Aug Food/ha Musim berbuah biasa 0 Feb 86 May 86 Aug 86 Nov 86 Feb 87 May 87 Aug 87 time Nov 87 Feb 88 May 88 Aug 88 Nov 88 Feb 89 May 89 Aug 89 Nov 89 Feb 90 May 90 Aug 90 Nov 90 Feb 91 May 91 Aug 91 Rourea major Musim buah sedikit 0 Feb 86 May 86 Aug 86 Nov 86 Feb 87 May 87 Aug 87 Nov 87 Feb 88 May 88 Aug 88 Nov 88 Feb 89 May 89 Aug 89 Nov 89 Feb 90 May 90 Aug 90 Nov 90 Feb 91 May 91 Aug 91 Food/ha Marshall & Leighton (2006) time Porterandia sessiliflora
38 Berbuah raya v. musim-musim tertentu Average rainfall, Davis, CA weather.com Konjup, Southwest Australia Hill & Donald 2003 musim-musim tertentu New South Wales, Australia
39 Berbuah raya v. musim-musim tertentu musim-musim tertentu Average rainfall, Davis, CA weather.com tidak bermusim Average rainfall, Ann Arbor, MI weather.com
40 persen tumbuhan yg berbuah Berbuah raya v. musim-musim tertentu 4% % % Feb Apr Jun Aug Oct Dec Monthly observations (excluding masts) tidak begitu bermusim Cannon, Curran, Marshall & Leighton (2007) Ecology Letters
41 Seed exports (millions of kg of dry mass) El Niño Southern Oscillation (ENSO) years Year
42 Data hutan dari Pontianak, Kalimantan Barat June Sept rainfall (mm) ENSO Non- ENSO Year
43 Interaksi antara tumbuhan dan hewan Tipe interaksi antara hewan dan tumbuhan Fenologi di hutan tropis > Bagaimana habitat mempengaruhi hewan
44 Kelempiau (Hylobates albibarbis) Berat badan 5-6 kg Menjaga wilayah sebesar ha T. Laman 2-7 individu per kelompok satu laki-laki kawin sama satu betina T. Laman
45 Kelasi (Presbytis rubicunda rubida) Berat badan kg Wilayah sebesar ha T. Laman 2-11 individu per kelompok satu laki-laki bisa kawin sama lebih dari satu betina T. Laman
46 Dua jenis ini merupahkan contoh bagus untuk meneliti pertanyaan ekologi karena: banyak informasi tentang jenis 2 binatang ini sudah tersedia dari SPCP dan tempat lain hewan 2 tersebut mentempati beberapa macam hutan berat badan hampir sama, tapi makanan dan sistem sosial jauh beda hewan 2 ini menjaga wilayah, dan tidak merantau ke tempat lain untuk cari makanan (seperti orangutan), jadi efek-efek kwalitas habitat lebih jelas dan mudah dilihat kepadatan cukup tinggi, berarti dapat ambil sampel yang cukup besar untuk analisa statistik
47 0 Kepadatan Population density +/ +/ SE SE (indivi (individu/km 2 ) Kelempiau Hylobates 15 CV Hylobates SPACE = 0.58 CV 7.5 SPACE = AB.II AB.I LS.II FS.I LS.I PS.I LG.II LG.I UG.II UG.I MO.I MO.II Bagian Habitat tipe partitions hutan Pongo CV SPACE = 0.59 Callosciurus CV 15 SPACE = 0.80 Presbytis Callosciurus Ratufa CV SPACE = 0.80 CV SPACE = 0.66 CV SPACE = 0.57 A.J. Marshall et al Ratufa Macaca Sus CV SPACE = 0.66 CV SPACE = 1.55 CV SPACE = Hylobates Macaca CV Pongo CV 3 SPACE = 0.58 SPACE = 1.55 CV Ratufa SPACE = 0.59 CV SPACE = 0.66 B. rhinoceros Hylobates 4 Presbytis CV SPACE = 0.57 CV Callosciurus SPACE = 0.58 CV SPACE = 0.80 Sus CV SPACE = warna = tingkat kepadatan A.J. Marshall et al. Macaca CV SPACE = 1.55 Pongo CV SPACE = 0.59 B. rhinoceros CV SPACE = 0.55 A.J. Marshall et al. Macaca CV SPACE = 1.55 Sus CV SPACE = 0.65 A.J. Marshall et al. Ratufa Presbytis Kwalitas habitat berbeda Callosciurus CV SPACE = 0.80 Pongo CV = 0.59 Kelasi CV SPACE = 0.55 Marshall, Beaudrot & Wittmer (2014) Inter. J. Primatol.
48 Kepadatan kelempiau tergantung kepadatan Ficus kepadatan kelempiao log (indiv/km 2 ) Kepadatan Ficus log (fig stems per ha) R 2 = 0.70, p = 0.01, n = 7 habitats
49 Studi banding telah konfirmasikan ini juga benra di beberapa lokasi di seluruh Asia 2.4 Gibbon biomass log (kg/km 2 ) n= 11 sites, r 2 = 0.82 p= Kepadatan Ficus log (fig stems per ha)
50 Reproduksi dan kwalitas habitat: kelempiau 5 4 jantan = betina R 2 = 0.58 p < n = 33 kelompok 3 Jumlah anak per kelompok Kwalitas wilayah (individu/km 2 ) Marshall (2010) Indonesian Primates Supriatna & Gursky-Doyen (eds)
51 Reproduksi dan kwalitas habitat: kelasi 5 4 jantan R 2 = 0.70 p = n = 13 kelompok 3 Jumlah anak per kelompok betina R 2 = 0.04 p = 0.53 n = 13 kelompok Kwalitas wilayah (individu/km 2 ) Marshall (2010) Indonesian Primates Supriatna & Gursky-Doyen (eds)
52 Jumlah betina per kelompok 5 4 kelasi R 2 = 0.83 p < n = 13 kelompok 3 Jumlah betina per kelompok kelempiau tidak ada efek n = 33 kelompok Kwalitas wilayah (individu/km 2 ) Marshall (2010) Indonesian Primates Supriatna & Gursky-Doyen (eds)
53 Kwalitas habitat sangat mempengaruhi kelempiau dan kelasi, tapi efeknya beda berdasarkan sistem sosial.
54 Dinamika populasi sumber-saluran ( source-sink ) Variasi antara tipe hutan dan angka perkembangan populasi ( r ) tergantung populasi, sehingga: r > 0 = sumber r < 0 = saluran Dalam daerah dengan beberapa tipe hutan, populasi dapat bertahan di saluran jika ada immigrasi dari sumber.
55 Kepadatan (individu/km 2 ) R 2 =0.72, p = n = 7 tipe hutan Dinamika populasi sumber-saluran kelempiau Kwalitas wilyah (individu/km 2 dalam wilayah) R 2 =0.83, p < n =33 kelompok Jumlah anak per kelompok (di dalam 8 tahun) R 2 =0.54, p < n =33 kelompok Hutan pungunungan saluran untuk kelempiao Marshall 2009 Biotropica Ketinggian (m apl)
56 Kelasi juga? r 2 = 0.77, p < , n=11 Kwalitas wilayah (individu/km 2 dalam wilayah) tipe hutan lain rawa gambut Ketinggian (m apl) Marshall (2010) Indonesian Primates Supriatna & Gursky-Doyen (eds)
57 Kepadatan menurun di atas gunung max Hylobates Presbytis Pongo mid min max R 2 =0.59, p = Macaca R 2 =0.48, p = Callosciurus R 2 =0.81, p = Ratufa Kepadatan (individu/km 2 ) mid min max R 2 =0.32, p = Sus R 2 =0.63, p = Buceros R 2 =0.69, p = Anorrhinus mid min R 2 =0.68, p = R 2 =0.48, p = R 2 =0.92, p = n=12 bagian hutan primata mamalia lain burung Ketinggian (m apl)
58 Dinamika populasi sumber-saluran ( source-sink ) r (reprod uctive rate) 0 + r < 0 = saluran r > 0 = sumber 1,000 0 meters apl
59 Implikasi dari dinamika populasi sumber-saluran kebanyakan habitat yg dihilangkan oleh penebangan, kebakaran, dan konversi hutan adalah habitat sumber (dataran rendah) semakin banyak hutan tersisa adalah habitat saluran semakin banyak habitat yang tersisa dalam kawasan konservasi bukan viable habitat, jadi populasi dalam kawasan lebih kecil daripada dipikirkan hasil dari survei cepat bisa jadi berbahaya
60 Ucapan terima kasih Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Kementerian Sumber Daya Alam dan Ekosistem Balai Taman Nasional Gunung Palung Universitas Tanjungpura, U Michigan Yayasan Palung Lande, Mi an, Surya, Zakaria Tim Laman (untuk foto2 yg hebat)
Interaksi antara tumbuhan dan hewan. Andrew J. Marshall Kuliah Lapanagan Taman Nasional Gunung Palung 1-10 Juni 2015
Interaksi antara tumbuhan dan hewan Andrew J. Marshall Kuliah Lapanagan Taman Nasional Gunung Palung 1-10 Juni 2015 Interaksi antara tumbuhan dan hewan Tipe interaksi antara hewan dan tumbuhan Fenologi
Lebih terperinciPengenalan hutan hujan tropis
Pengenalan hutan hujan tropis Andrew J. Marshall Kuliah Lapanagan Taman Nasional Gunung Palung 23 May-3 Juni 2016 Pengenalan hutan hujan tropis 1. Fakta-fakta dasar 2. Tipe hutan di TNGP Pengenalan hutan
Lebih terperinciEkologi tumbuhan dan hewan vertebrata di hutan hujan tropis
Ekologi tumbuhan dan hewan vertebrata di hutan hujan tropis Andrew J. Marshall Kuliah Lapanagan Taman Nasional Gunung Palung 23 May-3 Juni 2016 Tropis Keanekaragaman hayati yg tinggi Terrestrial 152 306
Lebih terperinciPengenalan metode survey satwa vertebrata (khususnya vertebrat besar) Andrew J. Marshall
Pengenalan metode survey satwa vertebrata (khususnya vertebrat besar) Andrew J. Marshall Kuliah Lapanagan Taman Nasional Gunung Palung 23 May-3 Juni 2016 Pengenalan metode survey satwa vertebrata Kenapa
Lebih terperinciBUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU
BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU EDY HENDRAS WAHYONO Penerbitan ini didukung oleh : 2 BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU Ceritera oleh Edy Hendras Wahyono Illustrasi Indra Foto-foto Dokumen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis semakin berkembang, karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia yang sekarang ini sedang berlangsung, menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis semakin berkembang, karena banyaknya perusahaan baru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang menyandang predikat mega biodiversity didukung oleh kondisi fisik wilayah yang beragam mulai dari pegunungan hingga dataran rendah serta
Lebih terperinciEVALUASI MUSIM HUJAN 2007/2008 DAN PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2008 PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Jakarta Selatan ( 12070 ) Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262, Tromol Pos. 7019 / Jks KL, E-mail
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.. Parameter Curah Hujan model REMO Data curah hujan dalam keluaran model REMO terdiri dari 2 jenis, yaitu curah hujan stratiform dengan kode C42 dan curah hujan konvektif dengan
Lebih terperinciSUMBERDAYA ALAM WILAYAH PESISIR
SUMBERDAYA ALAM WILAYAH PESISIR EDI RUDI FMIPA UNIVERSITAS SYIAH KUALA Ekosistem Hutan Mangrove komunitas vegetasi pantai tropis yang didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu untuk tumbuh
Lebih terperinciEKOLOGI, DISTRIBUSI dan KONSERVASI ORANGUTAN SUMATERA
EKOLOGI, DISTRIBUSI dan KONSERVASI ORANGUTAN SUMATERA Jito Sugardjito Fauna & Flora International-IP Empat species Great Apes di dunia 1. Gorilla 2. Chimpanzee 3. Bonobo 4. Orangutan Species no.1 sampai
Lebih terperinciPRESS RELEASE PERKEMBANGAN MUSIM KEMARAU 2011
BMKG KEPALA BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Dr. Sri Woro B. Harijono PRESS RELEASE PERKEMBANGAN MUSIM KEMARAU 2011 Kemayoran Jakarta, 27 Mei 2011 BMKG 2 BMKG 3 TIGA (3) FAKTOR PENGENDALI CURAH
Lebih terperinciBMKG PRESS RELEASE BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
BMKG PRESS RELEASE BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG OUTLINE I. GEMPABUMI TSUNAMI KEPULAUAN MENTAWAI (25 - oktober 2010); Komponen Tsunami Warning System (TWS) : Komponen Structure : oleh
Lebih terperinciANALISIS RAGAM OSILASI CURAH HUJAN DI PROBOLINGGO DAN MALANG
ANALISIS RAGAM OSILASI CURAH HUJAN DI PROBOLINGGO DAN MALANG Juniarti Visa Bidang Pemodelan Iklim, Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim-LAPAN Bandung Jl. DR. Junjunan 133, Telp:022-6037445 Fax:022-6037443,
Lebih terperinciLITBANG KEMENTAN Jakarta, 8 Maret 2011
LITBANG KEMENTAN Jakarta, 8 Maret 2011 1 2 3 TIGA (3) FAKTOR PENGENDALI CURAH HUJAN WILAYAH INDONESIA A S I A KETERANGAN : 1 EL NINO / LA NINA Uap air 2 Uap air 1 2 3 SUHU PERAIRAN INDONESIA DIPOLE MODE
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Gambar 1 Bange (Macaca tonkeana) (Sumber: Rowe 1996)
PENDAHULUAN Latar Belakang Secara biologis, pulau Sulawesi adalah yang paling unik di antara pulaupulau di Indonesia, karena terletak di antara kawasan Wallacea, yaitu kawasan Asia dan Australia, dan memiliki
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
16 5.1 Hasil 5.1.1 Pola curah hujan di Riau BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Data curah hujan bulanan dari tahun 2000 sampai dengan 2009 menunjukkan bahwa curah hujan di Riau menunjukkan pola yang sama dengan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA APRIL 2015
No. 02/06/Th. VI, 1 Juni 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA APRIL 2015 Nilai ekspor Sulawesi Tenggara pada bulan April 2015 tercatat US$ 13,91 juta atau mengalami penurunan sebesar 12,84
Lebih terperinciTEKNIK REHABILITASI (REVEGETASI) LAHAN GAMBUT TERDEGRADASI Sumbangsih Pengalaman dan Pembelajaran Restorasi Gambut dari Sumatera Selatan dan Jambi
TEKNIK REHABILITASI (REVEGETASI) LAHAN GAMBUT TERDEGRADASI Sumbangsih Pengalaman dan Pembelajaran Restorasi Gambut dari Sumatera Selatan dan Jambi Oleh Bastoni dan Tim Peneliti Balai Litbang LHK Palembang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memanasnya suhu permukaan air laut Pasifik bagian timur. El Nino terjadi pada
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum El Nino El Nino adalah fenomena perubahan iklim secara global yang diakibatkan oleh memanasnya suhu permukaan air laut Pasifik bagian timur. El Nino terjadi
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai kelayakan perusahaan CV. Vian Pratama untuk memilih alternatif sewa atau beli armada truk baru sebagai pengiriman TBS ke
Lebih terperinciKONSERVASI Habitat dan Kalawet
113 KONSERVASI Habitat dan Kalawet Kawasan hutan Kalimantan merupakan habitat bagi dua spesies Hylobates, yaitu kalawet (Hylobates agilis albibarbis), dan Hylobates muelleri. Kedua spesies tersebut adalah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS MODEL PERHITUNGAN NISBAH BAGI HASIL PADA AJB BUMIPUTERA SYARIAH CABANG PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS MODEL PERHITUNGAN NISBAH BAGI HASIL PADA AJB BUMIPUTERA SYARIAH CABANG PEKALONGAN A. Analisis Model Perhitungan Nisbah Bagi Hasil pada AJB Bumiputera Syariah Cabang Pekalongan Untuk menghindari
Lebih terperinciTAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER SKRIPSI SANTY DARMA NATALIA PURBA MANAJEMEN HUTAN PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN
KELIMPAHAN JENIS DAN ESTIMASI PRODUKTIVITAS Ficus spp. SEBAGAI SUMBER PAKAN ALAMI ORANGUTAN SUMATERA (Pongo abelii) DI PUSAT PENGAMATAN ORANGUTAN SUMATERA (PPOS) TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER SKRIPSI SANTY
Lebih terperinciPERKEMBANGAN JASA TRANSPORTASI
CQWWka BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No.15/12/62/Th.X, 1 Desember PERKEMBANGAN JASA TRANSPORTASI Selama Oktober, Jumlah Penumpang Angkutan Laut dan Udara Masing Masing 19.470 Orang dan 136.444 Orang.
Lebih terperinciTata ruang Indonesia
Tata ruang Indonesia Luas 190,994,685 Ha Hutan Produksi Kawasan Non-hutan Hutan Produksi Terbatas Hutan konservasi Hutan dilindungi Sumber: Statistik Kehutanan Indonesia 2008, Departemen Kehutanan Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebakaran hutan (wildfire/forest fire) merupakan kondisi dimana keadaan api menjadi tidak terkontrol dalam vegetasi yang mudah terbakar di daerah pedesaan atau daerah
Lebih terperinciTINGKAT KUPON pa gross (PER TAHUN)
X-TRA FIXED RATE Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi 14041 www.cimbniaga.com : MINGGU 05/ 2018 DENOMINASI IDR MLD1654IDR 14-Nov-16 3 Tahun 7.15% 7.15% 7.15% NA NA 2 8.9375% 97.60% MLD17008IDR
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Distribusi dan status populasi -- Owa (Hylobates albibarbis) merupakan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Distribusi dan status populasi -- Owa (Hylobates albibarbis) merupakan satwa endemik di Kalimantan Tengah. Distribusi owa (H. albibarbis) ini terletak di bagian barat daya
Lebih terperinciImpact of Climate Variability on Agriculture at NTT
Impact of Climate Variability on Agriculture at NTT PEMDA Propinsi NTT, Kupang CARE International Centre for Climate Risk and Opportunity Management, Bogor Agricultural University (IPB) International Rice
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JUNI 2017
No. 42/08/Th. VIII, 1 Agustus PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JUNI Nilai ekspor Sulawesi Tenggara pada bulan Juni tercatat US$19,83 juta atau mengalami penurunan sebesar 17,03 persen dibanding
Lebih terperinci1. Tekanan Udara 2. Radiasi Surya 3. Lama Penyinaran 4. Suhu Udara 5. Kelembaban Udara 6. Curah Hujan 7. Angin 8. Evapotranspirasi Potensial
Unsur-unsur Iklim 1. Tekanan Udara 2. Radiasi Surya 3. Lama Penyinaran - 4. Suhu Udara 5. Kelembaban Udara 6. Curah Hujan 7. Angin 8. Evapotranspirasi Potensial Puncak Atmosfer ( 100 km ) Tekanan Udara
Lebih terperinciProf. Andrew J. Marshall, University of Michigan Endro Setiawan, Balai Taman Nasional Gunung Palung
KULIAH LAPANGAN TENTANG PENGAPLIKASIAN EKOLOGI TROPIS DAN TEHNIK SURVEY SATWA VERTEBRATA 23 Mei-3 Juni 2016 Taman Nasional Gunung Palung Kalimantan Barat, Indonesia GAMBARAN UMUM Kami berencana untuk mengadakan
Lebih terperinciANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT. ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN I APRIL 2017
BMKG ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT. ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN I APRIL 2017 BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM 1 BMKG OUTLINE Analisis dan Prediksi Angin, Monsun, Analisis OLR Analisis
Lebih terperinciTabel Lampiran 1. Hasil Perhitungan Analisis Neraca Air dengan Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu Tahun Normal. Tabel Lampiran 2. Hasil Perhitungan
LAMPIRAN 167 Tabel Lampiran 1. Hasil Perhitungan Analisis Neraca Air dengan Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu Tahun Normal. Tabel Lampiran 2. Hasil Perhitungan Analisis Neraca Air dengan Kecamatan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Orangutan Orangutan termasuk kera besar dari ordo Primata dan famili Pongidae (Groves, 2001). Ada dua jenis orangutan yang masih hidup, yaitu jenis dari Sumatera
Lebih terperinciBAB V HASIL. Gambar 4 Sketsa distribusi tipe habitat di Stasiun Penelitian YEL-SOCP.
21 BAB V HASIL 5.1 Distribusi 5.1.1 Kondisi Habitat Area penelitian merupakan hutan hujan tropis pegunungan bawah dengan ketinggian 900-1200 m dpl. Kawasan ini terdiri dari beberapa tipe habitat hutan
Lebih terperinciBIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM
1 BMKG ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT. ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN 3 APRIL 2017 BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM OUTLINE Analisis dan Prediksi Angin, Monsun, Analisis OLR Analisis
Lebih terperinciPENGARUH PERUBAHAN DAN VARIABILITAS IKLIM TERHADAP DINAMIKA FISHING GROUND DI PESISIR SELATAN PULAU JAWA
PENGARUH PERUBAHAN DAN VARIABILITAS IKLIM TERHADAP DINAMIKA FISHING GROUND DI PESISIR SELATAN PULAU JAWA OLEH : Dr. Kunarso FOKUSED GROUP DISCUSSION CILACAP JUNI 2016 PERUBAHAN IKLIM GLOBAL Dalam Purwanto
Lebih terperinciModul 1. Hutan Tropis dan Faktor Lingkungannya Modul 2. Biodiversitas Hutan Tropis
ix H Tinjauan Mata Kuliah utan tropis yang menjadi pusat biodiversitas dunia merupakan warisan tak ternilai untuk kehidupan manusia, namun sangat disayangkan terjadi kerusakan dengan kecepatan yang sangat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya dengan sumber keanekaragaman hayati dan memilki banyak kawasan konservasi. Cagar Alam (CA) termasuk
Lebih terperinciII. IKLIM & METEOROLOGI. Novrianti.,MT_Rekayasa Hidrologi
II. IKLIM & METEOROLOGI 1 Novrianti.,MT_Rekayasa Hidrologi 1. CUACA & IKLIM Hidrologi suatu wilayah pertama bergantung pada iklimnya (kedudukan geografi / letak ruangannya) dan kedua pada rupabumi atau
Lebih terperinciSTATISTIKA. Tabel dan Grafik
STATISTIKA Organisasi Data Koleksi data statistik perlu disusun (diorganisir) sedemikian hingga dapat dibaca dengan jelas. Salah satu pengorganisasian data statistik adalah dengan: tabel grafik Organisasi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi dan Morfologi Orangutan. tetapi kedua spesies ini dapat dibedakan berdasarkan warna bulunnya
TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Orangutan Secara morofologis orangutan Sumatera dan Kalimantan sangat serupa, tetapi kedua spesies ini dapat dibedakan berdasarkan warna bulunnya (Napier dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. endemik pulau Jawa yang dilindungi (Peraturan Pemerintah RI Nomor 7 Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Owa Jawa atau Javan gibbon (Hylobates moloch) merupakan jenis primata endemik pulau Jawa yang dilindungi (Peraturan Pemerintah RI Nomor 7 Tahun 1999). Dalam daftar
Lebih terperinciUpdate BoM/POAMA NCEP/NOAA. Jamstec J ul (Prediksi BMKG (Indonesia. La Nina. La Nina.
Update 200910 BoM/POAMA NCEP/NOAA La Nina moderate (-1.8) La Nina Kuat (-2.25) La Nina moderate (-1.7) La Nina moderate (-1. 4) Jamstec 2.5 2 1.5 (Prediksi BMKG (Indonesia La Nina Moderate (-1.85) La Nina
Lebih terperinciThe stress interaction index SX = (1-CDX/100) (1-CWX/100) (1- HDX/100) (1-HWX/100) dimana ;
5 yang telah tersedia di dalam model Climex. 3.3.3 Penentuan Input Iklim untuk model Climex Compare Location memiliki 2 input file yaitu data letak geografis (.LOC) dan data iklim rata-rata bulanan Kabupaten
Lebih terperinciANALISIS POTENSI ENERGI ANGIN DALAM MENDUKUNG KELISTRIKAN KAWASAN PERBATASAN STUDI KASUS : DESA TEMAJUK KECAMATAN PALOH KABUPATEN SAMBAS
ANALISIS POTENSI ENERGI ANGIN DALAM MENDUKUNG KELISTRIKAN KAWASAN PERBATASAN STUDI KASUS : DESA TEMAJUK KECAMATAN PALOH KABUPATEN SAMBAS M. Husni Tambrin D0110702 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengendalian kualitas juga harus dijadikan prioritas utama. juga menjamin kualitas produk hingga masa akhir penggunaannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, dunia industri semakin berkembang.seiring dengan itu, maka persaingan bisnis khususnya di bidang manufaktur juga semakin ketat.setiap
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
Press Release BMKG Jakarta, 12 Oktober 2010 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA 2 BMKG A F R I C A A S I A 3 Proses EL NINO, DIPOLE MODE 2 1 1963 1972 1982 1997 1 2 3 EL NINO / LA NINA SUHU PERAIRAN
Lebih terperinciX-TRA Fixed Rate Market Linked Deposit Denominasi USD & IDR
X-TRA Fixed Rate Market Linked Deposit Denominasi USD & IDR Tanggal Laporan 2-Nov-15 UNTUK KETERANGAN LEBIH LANJUT: Call Center CIMB NIAGA 101 www.cimbniaga.com Kode Produk MLD12 28-Sep-12 28-Sep-17 MLD126
Lebih terperinciUpdate BoM/POAMA NCEP/NOAA. Jamstec J ul (Prediksi BMKG (Indonesia. La Nina. moderate.
Update 060910 BoM/POAMA La Nina moderate (-1.7) La Nina Kuat (-2.1) La Nina moderate (-1.4) La Nina moderate (-1. 1) NCEP/NOAA Jamstec 2.5 2 1.5 (Prediksi BMKG (Indonesia 1 0.5 La Nina moderate (-1.65)
Lebih terperinciINFORMASI IKLIM UNTUK PERTANIAN. Rommy Andhika Laksono
INFORMASI IKLIM UNTUK PERTANIAN Rommy Andhika Laksono Iklim merupakan komponen ekosistem dan faktor produksi yang sangat dinamis dan sulit dikendalikan. iklim dan cuaca sangat sulit dimodifikasi atau dikendalikan
Lebih terperinciX-TRA Fixed Rate Market Linked Deposit Denominasi USD & IDR
X-TRA Fixed Rate Market Linked Deposit Denominasi USD & IDR Tanggal Laporan -Nov-15 UNTUK KETERANGAN LEBIH LANJUT: Call Center CIMB NIAGA 101 www.cimbniaga.com PERFORMA Kode Produk Tanggal Penerbitan Tanggal
Lebih terperinciX-TRA Fixed Rate Market Linked Deposit Denominasi USD & IDR
X-TRA Fixed Rate Market Linked Deposit Denominasi USD & IDR Tanggal Laporan -Nov-15 UNTUK KETERANGAN LEBIH LANJUT: Call Center CIMB NIAGA 101 www.cimbniaga.com PERFORMA Kode Produk Tanggal Penerbitan Tanggal
Lebih terperinciAnalisis Tekno Ekonomi Energi Micro Wind Turbine Di Kawasan Perbatasan (Studi Kasus : Desa Temajuk Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas)
4 Analisis Tekno Ekonomi Energi Micro Wind Turbine Di Kawasan Perbatasan (Studi Kasus : Desa Temajuk Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas) Aleksander Franky (1), Jamhir Islami () (1) Laboratorium Konversi
Lebih terperinciPERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI JANUARI 2012
Jan-07 Apr-07 Jul-07 Oct-07 Jan-08 Apr-08 Jul-08 Oct-08 Jan-09 Apr-09 Jul-09 Oct-09 Jan-10 Apr-10 Jul-10 Oct-10 Jan-11 Apr-11 Jul-11 Oct-11 PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI JANUARI 2012 I. TOTAL
Lebih terperinci1-10 Juni 2015 Taman Nasional Gunung Palung Kalimantan Barat, Indonesia
KULIAH LAPANGAN TENTANG PENGAPLIKASIAN EKOLOGI TROPIS DAN TEHNIK SURVEY SATWA VERTEBRATA 1-10 Juni 2015 Taman Nasional Gunung Palung Kalimantan Barat, Indonesia GAMBARAN UMUM Kami berencana untuk mengadakan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA MARET 2017
No. 23/05/Th. VIII, 2 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA MARET Nilai ekspor Sulawesi Tenggara pada bulan Maret tercatat US$12,96 juta atau mengalami kenaikan sebesar 4,52 persen dibanding
Lebih terperinciPERKEMBANGAN IHK/INFLASI KOTA MANADO
No. 14/03/Th. VIII, 3 Maret 2014 PERKEMBANGAN IHK/INFLASI KOTA MANADO Kota Manado pada bulan Februari 2014 mengalami deflasi sebesar 0,23 persen. Laju inflasi tahun kalender sebesar 0,83 persen dan inflasi
Lebih terperinciPROSEDUR SERTIFIKASI SUMBER BENIH
LAMPIRAN 7 PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P.1/Menhut-II/2009 Tanggal : 6 Januari 2009 PROSEDUR SERTIFIKASI SUMBER BENIH A. Identifikasi dan Deskripsi Calon Sumber Benih 1. Pemilik sumber benih mengajukan
Lebih terperinciSatuan (orang, Paket, pcs, dll.) Satuan Jumlah. Satuan (hari, bulan, kali, dll.) Frekuen si. (hari, bulan, kali, dll.)
LAMPIRAN C Nama Organisasi:. Perjanjian Hibah: Judul Proyek: Periode Proyek: PENGELUARAN PROGRAM: Paket, pcs, Frekuen si Proyek Mitra Penerima Hibah Donor Lain TOTAL 1 Kegiatan Pengembangan Organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Hutan primer (primary forest) adalah hutan yang telah mencapai umur lanjut dan ciri struktural tertentu yang sesuai dengan kematangannya serta memiliki sifat-sifat
Lebih terperinciJUL LI ,43. senilai US$ juta. 327,07 ribu. senilai. ton atau. Ekspor. negeri yang. perdagangan luar 16,63
PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JUL LI 2015 No. 02/09/Th. VI, 1 September 2015 Nilai ekspor Sulawesi Tenggara pada bulan Juli 2015 tercatat US$ 37,48 juta atau mengalami peningkatan sebesar
Lebih terperinciPERKEMBANGAN JASA TRANSPORTASI
CQWWka BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 15/09/62/Th.X, 1 September PERKEMBANGAN JASA TRANSPORTASI Selama Juli, Jumlah Penumpang Angkutan Laut dan Udara Masing-Masing 77.639 Orang dan 154.425 Orang. Jumlah
Lebih terperinciKEADAAN UMUM PERKEBUNAN
KEADAAN UMUM PERKEBUNAN Sejarah Kebun Pada awalnya PT Rumpun Sari Antan I adalah milik perusahaan asing asal Inggris yaitu NV Handel Mij Ja Wattie & Co. Ltd. yang berkantor di Tanah Abang, Jakarta. Tanaman
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu kawasan hutan hujan tropis dengan tingkat keanekaragaman yang tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan kawasan pelestarian alam
Lebih terperinciPREDIKSI LA NINA OLEH 3 INSTITUSI INTERNASIONAL DAN BMKG (UPDATE 03 JANUARI 2011)
PREDIKSI LA NINA OLEH 3 INSTITUSI INTERNASIONAL DAN BMKG (UPDATE 03 JANUARI 2011) NCEP/NOAA BoM/POAMA (-1.9) (-2.15) (-1.95) moderate (-1.5) (-1.2) Kondisi normal (-0.25) Jamstec 2.5 2 1.5 BMKG 1 0.5 (-2.15)
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Orangutan Orangutan merupakan hewan vertebrata dari kelompok kera besar yang termasuk ke dalam Kelas Mamalia, Ordo Primata, Famili Homonidae dan Genus Pongo, dengan
Lebih terperinciJUMLAH INDIVIDU DAN KELOMPOK BEKANTAN (Nasalis larvatus, Wurmb) Di TAMAN NASIONAL DANAU SENTARUM KABUPATEN KAPUAS HULU
JUMLAH INDIVIDU DAN KELOMPOK BEKANTAN (Nasalis larvatus, Wurmb) Di TAMAN NASIONAL DANAU SENTARUM KABUPATEN KAPUAS HULU Number of Individual and Groups Proboscis (Nasalis Larvatus, Wurmb) In Sentarum Lake
Lebih terperinciKEPADATAN INDIVIDU KLAMPIAU (Hylobates muelleri) DI JALUR INTERPRETASI BUKIT BAKA DALAM KAWASAN TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA BUKIT RAYA KABUPATEN MELAWI
KEPADATAN INDIVIDU KLAMPIAU (Hylobates muelleri) DI JALUR INTERPRETASI BUKIT BAKA DALAM KAWASAN TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA BUKIT RAYA KABUPATEN MELAWI Individual Density of Boenean Gibbon (Hylobates muelleri)
Lebih terperinciPERKEMBANGAN JASA TRANSPORTASI
CQWWka BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 15/11/62/Th.X, 1 November PERKEMBANGAN JASA TRANSPORTASI Selama September, Jumlah Penumpang Angkutan Laut dan Udara Masing-Masing 24.894 Orang dan 132.010 Orang.
Lebih terperinciX-TRA Fixed Rate Market Linked Deposit Denomination USD & IDR
X-TRA Fixed Rate Market Linked Deposit Denomination USD & IDR Tanggal Laporan 2-Nov-15 FOR MORE INFORMATION: Call Center CIMB NIAGA 14041 www.cimbniaga.com PERFORMANCE Product Code Issue Date Maturity
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Satwa dalam mencari makan tidak selalu memilih sumberdaya yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Satwa dalam mencari makan tidak selalu memilih sumberdaya yang ketersediaannya paling tinggi. Teori mencari makan optimal atau Optimal Foraging Theory (Schoener, 1986;
Lebih terperinciMagister Pengelolaan Air dan Air Limbah Universitas Gadjah Mada. 18-Aug-17. Statistika Teknik.
Magister Pengelolaan Air dan Air Limbah Universitas Gadjah Mada Statistika Teknik Tabel dan Grafik Organisasi Data Koleksi data statistik perlu disusun (diorganisir) sedemikian hingga dapat dibaca dengan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bukit Lawang, Taman Nasional Gunung Leuser Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser yang membentang di wilayah 10 Kabupaten dan 2 Provinsi tentu memiliki potensi wisata alam yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tumbuhan asing yang dapat hidup di hutan-hutan Indonesia (Suryowinoto, 1988).
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Dibuktikan dengan terdapat berbagai macam jenis tumbuhan dan hewan endemik yang hanya dapat
Lebih terperinciTINGKAT KUPON pa gross (PER TAHUN)
LAPORAN PERIODIK STRUCTURED PRODUCT X-TRA FIXED RATE - MARKET LINKED DEPOSIT LAPORAN : MINGGU 18 / 2017 Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi 14041 www.cimbniaga.com DENOMINASI IDR Kode Produk
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:
Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: 978-602-60401-3-8 PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBEBASAN FRAGMENTASI HABITAT ORANGUTAN SUMATERA (Pongo abelii) DI HUTAN RAWA TRIPA Wardatul Hayuni 1), Samsul
Lebih terperinciPembentukan Hujan 2 KLIMATOLOGI. Meteorology for better life
Pembentukan Hujan 2 KLIMATOLOGI 1. Pengukuran dan analisis data hujan 2. Sebaran curah hujan menurut ruang dan waktu 3. Distribusi curah hujan dan penyebaran awan 4. Fenomena iklim (ENSO dan siklon tropis)
Lebih terperinciPertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS
Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS Semester II Tahun 2014 Divisi Statistik, Kepesertaan, dan Premi Penjaminan Direktorat Penjaminan dan Manajemen Risiko DAFTAR ISI Jumlah BPR/BPRS Peserta Penjaminan Grafik
Lebih terperinciRata-rata Harga Gabah Menurut Kualitas, Komponen Mutu dan HPP di Tingkat Petani di Indonesia,
Rata-rata Menurut Kualitas, Komponen Mutu dan HPP di Tingkat Petani di Indonesia, 2012-2016 / Bulan Giling Kualitas (Rp/Kg) Kadar Air (%) Kadar Hampa/Kotoran (%) Panen Giling Panen Giling Panen HPP 1)
Lebih terperinciINFLASI KOTA TARAKAN BULAN JUNI 2015
BPS KOTA TARAKAN No. 07/07/6571/Th.IX, 01 Juli 2015 INFLASI KOTA TARAKAN BULAN JUNI 2015 Mulai bulan Januari 2014 tahun dasar penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) menggunakan 2012 = 100 (sebelumnya
Lebih terperinciKOMPOSISI HASIL TANGKAPAN DAN DAERAH PENANGKAPAN HIU APPENDIX II CITES YANG DIDARATKAN DI NAMOSAIN NTT
KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN DAN DAERAH PENANGKAPAN HIU APPENDIX II CITES YANG DIDARATKAN DI NAMOSAIN NTT Oleh: Sri Pratiwi Saraswati Dewi, Rodo Lasniroha, Yuniarti K. Pumpun, Suko Wardono BPSPL Denpasar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bio-ekologi Ungko (Hylobates agilis) dan Siamang (Symphalangus syndactylus) 2.1.1 Klasifikasi Ungko (Hylobates agilis) dan siamang (Symphalangus syndactylus) merupakan jenis
Lebih terperinciPT Austindo Nusantara Jaya Tbk. Company Presentation 1Q14. Prospek Usaha di Bidang Sagu
PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. Company Presentation 1Q14 Kick-Off Seminar Pengembangan Nilai Tambah Komoditi Ramah Gambut dan Kesejahteraan Masyarakat Lokal Prospek Usaha di Bidang Sagu PT ANJ AGRI PAPUA
Lebih terperinciKARAKTERISTIK DAN KERAPATAN SARANG ORANGUTAN (PONGO PYGMAEUS WURMBII) DI HUTAN DESA BLOK PEMATANG GADUNG KABUPATEN KETAPANG PROPINSI KALIMANTAN BARAT
KARAKTERISTIK DAN KERAPATAN SARANG ORANGUTAN (PONGO PYGMAEUS WURMBII) DI HUTAN DESA BLOK PEMATANG GADUNG KABUPATEN KETAPANG PROPINSI KALIMANTAN BARAT Characteristic and Density of Orangutan (Pongo pygmaeus
Lebih terperinciPERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU MEI 2016
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI No. 53/07/21/Th.XI, 01 Juli PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU MEI Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau
Lebih terperinciPENGANTAR. Bogor, Maret 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI DARMAGA BOGOR
PENGANTAR Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofísika () setiap tahun menerbitkan dua buku Prakiraan Musim yaitu Prakiraan Musim Kemarau diterbitkan setiap awal Maret dan Prakiraan Musim Hujan setiap awal
Lebih terperinciFigur Data Kota Surakarta
KEADAAN GEOGRAFI Geographycal Situation Figur Data Kota Surakarta 2014 1 Kota Surakarta terletak antara 110 45 15 dan 110 45 35 Bujur Timur dan antara 7 36 dan 7 56 Lintang Selatan. Kota Surakarta merupakan
Lebih terperinciDATA PERKEMBANGAN PNBP PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
DATA PERKEMBANGAN PNBP PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NO Tambang WAJIB BAYAR/ PERUSAHAAN SK TANGGAL SK MASA BERLAKU PENGGUNAAN 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 1 Adaro
Lebih terperinciINFLASI KOTA TARAKAN BULAN JANUARI 2015
BPS KOTA TARAKAN No. 02/02/6571/Th.IX, 02 Februari 2015 INFLASI KOTA TARAKAN BULAN JANUARI 2015 Mulai bulan Januari 2014 tahun dasar penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) menggunakan 2012 = 100 (sebelumnya
Lebih terperinciLampiran 1. Jumlah dan Diameter Pembuluh Lateks Klon BPM 1 dan PB 260 KLON Jumlah Pembuluh Lateks Diameter Pembuluh Lateks 22.00 22.19 24.00 24.09 20.00 20.29 7.00 27.76 9.00 24.13 5.00 25.94 8.00 28.00
Lebih terperinciINFLASI KOTA TARAKAN BULAN NOVEMBER 2015
BPS KOTA TARAKAN No. 12/12/6571/Th.IX, 01 Desember 2015 INFLASI KOTA TARAKAN BULAN NOVEMBER 2015 Mulai bulan Januari 2014 tahun dasar penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) menggunakan 2012 = 100 (sebelumnya
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis pengaruh ENSO dan IOD terhadap curah hujan Pola hujan di Jawa Barat adalah Monsunal dimana memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim hujan dan periode musim
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI
CQWWka BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 01/01/62/Th. VI, 2 Januari 2012 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Bulan Kota Palangka Raya terjadi inflasi sebesar 1,07 persen. Laju inflasi kumulatif
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH
No. 04/1/13/Th. XVII, 2 Januari 2014 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NTP SUMATERA BARAT DESEMBER 2013 SEBESAR 100,17 ATAU NAIK 0,55% Untuk Rilis
Lebih terperinciPRAKIRAAN ANOMALI IKLIM TAHUN 2016 BMKG DI JAWA TENGAH
PRAKIRAAN ANOMALI IKLIM TAHUN 2016 BMKG DI JAWA TENGAH OUTLINE Kondisi Dinamika Atmosfir Terkini Prakiraan Cuaca di Jawa Tengah Prakiraan Curah hujan pada bulan Desember 2015 dan Januari Tahun 2016 Kesimpulan
Lebih terperinciPOTENSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA SATWALIAR PADA HUTAN KONSERVASI (Kasus : SM. Barumun, Sumatera Utara)
POTENSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA SATWALIAR PADA HUTAN KONSERVASI (Kasus : SM. Barumun, Sumatera Utara) BALAI PENELITIAN KEHUTANAN AEK NAULI PENDAHULUAN Ekowisata berkembang seiringin meningkatnya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan jenis kera kecil yang masuk ke
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Taksonomi Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan jenis kera kecil yang masuk ke dalam keluarga Hylobatidae. Klasifikasi siamang pada Tabel 1. Tabel 1. Klasifikasi Hylobates syndactylus
Lebih terperinci