LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013"

Transkripsi

1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013 YOGYAKARTA, FEBRUARI 2014

2 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii IKHTISAR EKSEKUTIF iii BAB I PENDAHULUAN 1 I.1 Latar Belakang I.2 Struktur Organisasi I.3 Tugas dan Fungsi I.4 Keadaan Pegawai I.5 Sarana dan Prasarana I.6 Keuangan I.7 Sistematika Penyajian LAKIP BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA II.1 Perencanaan Strategis II.1.1 Visi dan Misi II.1.2 Tujuan dan Sasaran II.1.3 Strategi II Misi II Misi II Misi II Misi II.1.3 Rencana Kegiatan Tahunan (RKT) II.2 Penetapan Kinerja Tahun II.3 Rencana Anggaran II.3.1 Target Belanja BLH DIY II.3.2 Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis II.4 Instrumen Pendukung BAB III AKUNTABILITAS KINERJA III.1 Capaian Kinerja Tahun ii

3 III.2 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja III.3 Akuntabilitas Anggaran BAB IV PENUTUP LAMPIRAN - LAMPIRAN : iii

4 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan hidayahnya, sehingga Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta telah dapat menyajikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun Sebagaimana diamanatkan dalam Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumberdaya, pelaksanaan kebijakan, dan program dengan menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Dalam penyajian laporan akuntabilitas kinerja dijelaskan mengenai capaian indikator kinerja utama Badan Lingkungan Hidup DIY, laporan evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja menjelaskan capaian indikator sasaran yang ditetapkan dalam Dokumen Penetapan Kinerja BLH DIY Tahun 2013, dan laporan akuntabilitas anggaran yang menjelaskan capaian realisasi keuangan tahun anggaran Kami menyadarai bahwa penyusunan laporan akuntabilitas Badan Lingkungan Hidup DIY pada tahun 2013 ini masih belum sempurna, oleh sebab itu kami mengharapkan tangggapan, saran dan kritik yang bersifat membangun guna penyempurnaan penyusunan LAKIP di tahun mendatang, dan semoga laporan akuntabilitas ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkan. Yogyakarta, Februari 2014 Kepala Badan Lingkungan Hidup DIY ttd Ir. Joko Wuryantoro, M.Si. NIP i

5 LAMPIRAN A. RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI DIY TAHUN 2011 B. PENETAPAN KINERJA (PK) BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI DIY TAHUN 2011 C. PENGUKURAN KINERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI DIY TAHUN 2011

6 IKHTISAR EKSEKUTIF Visi jangka menengah Badan Lingkungan Hidup DIY yang tertuang dalam Rencana Strategis instansi Tahun adalah Sebagai Institusi Yang Handal Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Untuk Mewujudkan Masyarakat DIY Berbudaya dan Berwawasan Lingkungan Untuk mewujudkan visi tersebut ditempuh melalui 4 (empat) misi, yaitu (a) Meningkatkan profesionalisme, akuntabilitas dan kapasitas Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi badan; (b) Meningkatan kualitas lingkungan hidup dan perlindungan sumber daya alam melalui sinergisitas lintas pemangku kepentingan serta mengembangan budaya kearifan lokal; (c) Menguatkan kapasitas, kepedulian dan partisipasi lintas pemangku kepentingan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkeadilan gender; dan (d) Memantapkan sarana prasarana dan akses informasi dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara adil, merata dan berkualitas. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Lingkungan Hidup DIY ini merupakan bentuk pertanggungjawaban atas perjanjian kinerja Badan Lingkungan Hidup DIY yang memuat rencana, capaian, dan realisasi indikator kinerja dari sasaran strategis. Sasaran dan indikator kinerja yang dipilih termuat dalam Indikator Kinerja Utama Instansi Tahun sebagaimana tertuang pada Renstra Badan Lingkungan Hidup DIY Tahun , dimana indikator yang digunakan adalah indikator kinerja utama yang dianggap mampu mengukur pencapaian sasaran yang dimaksud. Untuk mencapai sasaran tersebut, ditempuh dengan melaksanakan strategi, kebijakan, program dan kegiatan seperti telah dirumuskan dalam rencana strategis. Dari analisis 10 (sepuluh) sasaran (1 sasaran utama (RPJMD) dan 9 sasaran SKPD), terdapat 1 (satu) indikator kinerja sasaran yang dipilih sebagai tolak ukur, dari total indikator sejumlah 21 indikator. Adapun indikator kinerja sasaran yang dipilih sebagai tolak ukur yaitu Indikator Prosentase Peningkatan Kualitas Lingkungan dengan prosentase capaian 100%. Pada tahun 2013, terdapat 19 (sembilan belas) indikator yang telah memenuhi target yang ditetapkan atau sebesar 100% dari total indikator. Sementara itu, sebanyak 2 (dua) indikator yang belum memenuhi target, yakni Indikator Prosentase Pemenuhan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan dengan prosentase capaian sebesar 85,65% (dari target 11,67% realisasi capaian sebesar 10%), dan Indikator Prosentase Unit Usaha Yang Mentaati Hukum Lingkungan dengan prosentase capaian iv

7 sebesar 82,50% (dari target 8% realisasi capaian sebesar 6,6%). Tidak tercapainya target disebabkan oleh berbagai faktor kendala baik internal maupun eksternal. Kondisi ini akan menjadi perhatian dalam perencanaan dan pelaksanaannya di masa yang akan datang dan sebagai bahan evaluasi akuntabilitas kinerja bagi pihak yang membutuhkan, penyempurnaan dokumen perencanaan periode yang akan datang, penyempurnaan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang, serta penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan iv

8 BAB I PENDAHULUAN Terselenggaranya pemerintahan yang baik (Good Governance), bersih, akuntabel, realiable dalam menjalankan tugas, fungsi dan perannya merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan serta cita-cita bangsa. Sejalan dengan meningkatnya kesadaran dalam upaya memenuhi tuntutan reformasi birokrasi, maka diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas terukur dan legitimate, sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasilguna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2013 dilaksanakan berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Kinerja Dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Hal ini merupakan bagian dari implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah guna mendorong terwujudnya sebuah kepemerintahan yang baik (good governance) di Indonesia. Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Lingkungan Hidup DIY merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi instansi serta kewenangan pengelolaan sumberdaya, pelaksanaan kebijakan, dan program/kegiatan dengan mendasarkan pada hasil kinerja yang telah dicapai yang diperhitungkan atas dasar rencana kinerja dan penetapan kinerja yg telah disusun dan ditetapkan sebelumnya. dapat: Dengan disusunnya LAKIP Badan Lingkungan Hidup DIY Tahun 2013 diharapkan 1. Mendorong Badan Lingkungan Hidup DIY didalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara baik dan benar yang didasarkan pada peraturan perundangan, kebijakan yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. 2. Menjadi masukan dan umpan balik baik bagi instansi lain maupun pihak pihak yang berkepentingan dalam rangka meningkatkan kinerja.

9 3. Memberikan kepercayaan kepada masyarakat.terhadap Badan Lingkungan Hidup DIY di dalam pelaksanaan program/kegiatan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat. I.1 Struktur Organisasi Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah DIY Nomor 7 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Peraturan Daerah DIY Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tatakerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang didalamnya termasuk Badan Lingkungan Hidup Daerah istimewa Yogyakarta. Kedudukan Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta sesuai dengan pembagian urusan pemerintahan daerah dalam bidang lingkungan hidup adalah: (1) Badan Lingkungan Hidup merupakan unsur pendukung tugas kepala Daerah di bidang lingkungan hidup (2) Badan Lingkungan Hidup dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah (3) Kepala Badan Lingkungan Hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku Struktur organisasi Badan Lingkungan Hidup Daerah istimewa Yogyakarta, berdasarkan Peraturan Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2008 sebagai berikut: a. Kepala b. Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris, terdiri dari: 1). Sub Bagian Program, Data dan Teknologi Informasi 2). Sub Bagian Keuangan 3). Sub Bagian Umum c. Bidang Pengembangan Kapasitas yang dipimpin oleh seorang kepala bidang, terdiri dari: 2

10 1). Sub Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan Lingkungan 2). Sub Bidang Pengembangan Laboratorium Lingkungan c. Bidang Pengendalian Perusakan dan Konservasi Lingkungan yang dipimpin oleh seorang kepala bidang dan terdiri dari: 1). Sub Bidang Pengendalian Perusakan Lingkungan 2). Sub Bidang Konservasi Lingkungan d. Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan yang dipimpin oleh seorang kepala bidang dan terdiri dari: 1). Sub Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Udara 2). Sub Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Air dan Tanah serta Bahan Berbahaya dan Beracun e. Bidang Penaatan dan Kajian Lingkungan yang dipimpin oleh seorang kepala bidang dan terdiri dari: 1). Sub Bidang Penaatan Lingkungan 2). Sub Bidang Kajian Lingkungan f. Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok jabatan fungsional merupakan kelompok jabatan dengan keahlian khusus antara lain PPNS dan PPLHD. Ketentuan-ketentuan yang dapat digunakan dalam pembentukan kelompok jabatan fungsional sebagai berikut: Keputusan Presiden No. 100 Tahun 2004 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional. Keputusan Bersama Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 47/KEP/MENPAAN/8/2002 tentang jabatan Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan dan Angka Kreditnya. Keputusan Menteri Negara lingkungan Hidup No. 145 Tahun 2004 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan dan Angka Kreditnya. Keputusan Menteri Negara lingkungan Hidup No. 146 Tahun 2004 tentang Pedoman Kualifikasi Pendidikan Untuk Jabatan Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan. Keputusan Menteri Negara lingkungan Hidup No. 147 Tahun 2004 tentang Kode Etik Profesi Pengendali Dampak Lingkungan. 3

11 Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 62 Tahun 2004 tentang Tata Cara Permintaan, Pemberian, dan Penghentian Tunjangan Jabatan Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan. I.2. FUNGSI DAN TUGAS Berdasarkan Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Daerah Istimewa Yogyakarta, ditetapkan bahwa Badan Lingkungan Hidup DIY bertugas untuk melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang lingkungan hidup. Untuk melaksanakan tugas tersebut Badan Lingkungan Hidup DIY mempunyai fungsi sebagai berikut : a. Penyusunan program di bidang lingkungan hidup; b. Perumusan kebijakan teknis di bidang lingkungan hidup; c. Pengendalian pencemaran dan/kerusakan lingkungan, pemulihan kualitas lingkungan hidup, konservasi lingkungan; d. Penyelenggaraan pembinaan pengendalian lingkungan; e. Penyelenggaraan koordinasi perijinan bidang lingkungan hidup; f. Penyelenggaraan kajian dan penataan lingkungan; g. Pembinaan dan pengembangan laboratorium lingkungan hidup; h. Pemberian fasilitasi penyelenggaraan pengendalian lingkungan hidup Pemerintah Kabupaten/Kota; i. Pemberdayaan sumberdaya dan mitra kerja di bidang lingkungan hidup; j. Penyelenggaraan kegiatan ketatausahaan; k. Pelaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya. Tugas dan Fungsi Badan Lingkungan Hidup DIY dapat dilihat pada tugas unit kerja Sekretariat, Bidang dan Sub Bidang, Sub Bagian, sebagai berikut : 1. Sekretariat 4

12 Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan penyusunan program, pengelolaan data dan sistem informasi, ketatausahaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan Badan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat mempunyai fungsi : a. Penyusunan program Sekretariat; b. Penyusunan program Badan; c. Koordinasi dan fasilitasi perumusan kebijakan teknis bidang lingkungan hidup; d. Penyelenggaraan urusan kearsipan, kerumahtanggaan, kehumasan, kepustakaan, serta efisiensi dan tatalaksana Badan; e. Penyelenggaraan administrasi kepegawaian Badan; f. Pengelolaan keuangan dan barang Badan; g. Pengelolaan data dan pengembangan sistem informasi; h. Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi program Badan; i. Fasilitasi pengembangan kerjasama teknis; j. Evaluasi dan penyusunan laporan program Sekretariat; k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas dan fungsinya. Tugas dan fungsi Sekretariat didistribusikan ke seluruh Subbag yang ada di bawah Sekretariat sebagai berikut: 1.1. Sub Bagian Program, Data dan Teknologi Informasi Sub Bagian Program, Data dan Teknologi Informasi mempunyai tugas penyiapan bahan penyusunan dan evaluasi program, pengembangan data dan sistem teknologi informasi. Untuk melaksanaan tugas tersebut, Sub Bagian Program, Data dan Teknologi Informasi mempunyai fungsi : a. Penyusunan program Sub Bagian Program, Data dan Teknologi Informasi ; b. Penyusunan program Badan; c. Pengelolaan data, pelayanan informasi dan pengembangan sistem informasi; d. Penyiapan bahan fasilitasi pengembangan kerjasama teknis; 5

13 e. Pengendalian, monitoring dan evaluasi program Badan; f. Penyusunan laporan program Badan; g. Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Sub Bagian Program Data, dan Teknologi Informasi Sub Bagian Keuangan Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas mengelola keuangan Badan. Untuk melaksanaan tugas tersebut Sub Bagian Keuangan mempunyai fungsi : a. Penyusunan program Subbagian Keuangan; b. Penyusunan rencana anggaran Badan; c. Pelaksanaan perbendaharaan keuangan Badan; d. Pelaksanaan akuntansi keuangan Badan; e. Pelaksanaan verifikasi anggaran Badan; f. Penyusunan pertanggungjawaban anggaran Badan; g. Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Sub Bagian Keuangan Sub Bagian Umum Sub Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan kearsipan, kerumahtanggaan, pengelolaan barang, kepegawaian, kehumasan, kepustakaan, efisiensi dan tatalaksana Badan. Untuk melaksanakan tugas tersebut Sub Bagian Umum mempunyai fungsi : a. Penyusunan program Subbagian Umum; b. Pengelolaan kearsipan; c. Penyelenggaraan kerumahtanggaan Badan; d. Pengelolaan barang Badan; e. Pengelolaan data kepegawaian Badan; f. Penyiapan bahan mutasi pegawai Badan; 6

14 g. Penyiapan kesejahteraan pegawai Badan; h. Penyiapan bahan pembinaan pegawai Badan; i. Penyelenggaraan kehumasan Badan; j. Pengelolaan kepustakaan Badan; k. Penyiapan bahan efisiensi dan tatalaksana Badan; l. Evaluasi dan penyusunan laporan program Subbagian Umum 2. Bidang Pengembangan Kapasitas Bidang Pengembangan Kapasitas mempunyai tugas melaksanakan pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan Kelembagaan bidang lingkungan hidup serta pengembangan kapasitas laboratorium lingkungan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Pengembangan Kapasitas mempunyai fungsi : a. Penyusunan program Bidang Pengembangan Kapasitas; b. Penyusunan bahan kebijakan teknis pengembangan dan penyelenggaraan pembinaan/peningkatan kapasitas SDM, kelembagaan dan laboratorium bidang lingkungan hidup; c. Pengelolaan data SDM dan kelembagaan serta laboratorium lingkungan hidup; d. Pembinaan dan fasilitasi pengembangan kapasitas sumber daya manusia dan kelembagaan lingkungan hidup serta pengembangan laboratorium lingkungan; e. Fasilitasi pengelolaan dan pelestarian fungsi lingkungan hidup; f. Evaluasi dan monitoring pengelolaan laboratorium lingkungan; g. Pelaksanaan fasilitasi pengembangan teknologi berwawasan lingkungan; h. Pembinaan dan pemantauan pelaksanaan konvensi internasional dan protokol; i. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program program Bidang Pengembangan Kapasitas; j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 7

15 Tugas dan fungsi Bidang Pengembangan Kapasitas didistribusikan ke seluruh Subbid yang ada di bawah Bidang Pengembangan Kapasitas sebagai berikut: 2.1. Sub Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan Lingkungan; Sub Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan pengembangan sumberdaya manusia di bidang lingkungan hidup serta pemberdayaan dan fasilitasi organisasi/lembaga masyarakat yang bergerak di bidang lingkungan hidup. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Subbidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan Lingkungan mempunyai fungsi : a. Penyusunan program Subbidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan Lingkungan; b. Pembinaan dan pengawasan penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan standar kompetensi personil di bidang pengelolaan lingkungan hidup; c. Pembinaan dan pengembangan kapasitas dan kelembagaan lingkungan hidup; d. Penyiapan bahan fasilitasi pengembangan kapasitas dan kelembagaan lingkungan hidup; e. Pelaksanaan pembinaan dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup; f. Pengendalian pelaksanaan perjanjian internasional di bidang pengendalian dampak lingkungan; g. Penyiapan bahan kebijakan penerapan instrumen ekonomi pengelolaan lingkungan hidup; h. Penyiapan bahan pembinaan dan pengawasan penerapan sistem manajemen lingkungan hidup; i. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Subbidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan Lingkungan hidup. 8

16 2.2. Sub Bidang Pengembangan Laboratorium Lingkungan. Subbidang Pengembangan Laboratorium Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pengembangan laboratorium lingkungan hidup. Subbidang Pengembangan Laboratorium Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pengembangan laboratorium lingkungan hidup. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Subbidang Pengembangan Laboratorium Lingkungan mempunyai fungsi : a. Penyusunan program Subbidang Pengembangan Laboratorium Lingkungan; b. Penyiapan bahan penyusunan kebijaksanaan teknis pengembangan laboratorium lingkungan hidup; c. Penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan terhadap laboratorium lingkungan hidup; d. Penyiapan bahan rekomendasi laboratorium lingkungan hidup; e. Pelaksanaan pembinaan pemanfaatan dan pengelolaan laboratorium lingkungan hidup; f. Penyiapan bahan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan perjanjian internasional di bidang pengendalian dampak lingkungan hidup; g. Pelaksanaan fasilitasi pengembangan teknologi berwawasan lingkungan; h. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Subbidang Pengembangan Laboratorium Lingkungan; 3. Bidang Pengendalian Perusakan dan Konservasi lingkungan Bidang Pengendalian Perusakan dan Konservasi Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan pengendalian perusakan dan konservasi lingkungan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Pengendalian Perusakan dan Konservasi Lingkungan mempunyai fungsi : a. Penyusunan program Bidang Pengendalian Perusakan dan Konservasi Lingkungan; b. Penyusunan bahan penetapan kriteria baku kerusakan lingkungan; c. Penyusunan bahan kebijakan teknis pengendalian perusakan dan konservasi lingkungan; 9

17 d. Pembinaan dan pengendalian perusakan dan konservasi lingkungan; e. Monitoring dan evaluasi pengendalian perusakan serta konservasi lingkungan; f. Pengendalian pelaksanaan perjanjian internasional di bidang konservasi sumber daya alam; g. Penyiapan bahan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan konvensi internasional dan protokol; h. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Bidang Pengendalian Perusakan dan Konservasi Lingkungan; i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Tugas dan fungsi Bidang Pengendalian Perusakan dan Konservasi Lingkungan didistribusikan ke seluruh Subbidang yang ada di bawah Bidang Pengendalian Perusakan dan Konservasi Lingkungan sebagai berikut: 3.1 Sub Bidang Pengendalian Perusakan Lingkungan Sub Bidang Pengendalian Perusakan Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan pengendalian kerusakan lingkungan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sub Bidang Pengendalian Perusakan Lingkungan mempunyai fungsi : a. Penyusunan program Sub Bidang Pengendalian Perusakan Lingkungan; b. Penyiapan bahan kebijakan teknis pengendalian dan evaluasi kerusakan lingkungan; c. Penyiapan bahan penetapan kriteria baku kerusakan lingkungan pesisir dan laut, kerusakan lingkungan akibat kebakaran hutan dan/atau lahan, serta akibat kegiatan produksi biomassa; d. Penyiapan bahan pembinaan dan pelaksanaan pengendalian kerusakan lingkungan; e. Penyelenggaraan pelayanan pengendalian kerusakan lingkungan; f. Pemantauan dan pengendalian pelaksanaan perjanjian internasional di bidang pengendalian dampak lingkungan; g. Penyiapan bahan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan konvensi internasional dan protokol; 10

18 h. Penyiapan bahan koordinasi penanggulangan kebakaran hutan dan/atau lahan; i. Pelaksanaan pengaturan pengendalian kerusakan wilayah pesisir dan laut; j. Pelaksanaan pelayanan penunjang terhadap penyelenggaraan pengendalian kerusakan lingkungan oleh satuan kerja pemerintah daerah. k. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Subbidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan Sub Bidang Konservasi Lingkungan Sub Bidang Konservasi Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan Konservasi Lingkungan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sub Bidang Konservasi Lingkungan mempunyai fungsi : a. Penyusunan program Subbidang Konservasi Lingkungan; b. Penyiapan bahan penyusunan kebijaksanaan teknis konservasi dan pemanfaatan sumber daya alam; c. Penyiapan bahan pembinaan dan pelaksanaan konservasi dan pemanfaatan sumber daya alam; d. Penyiapan bahan penetapan lokasi konservasi sumber daya alam; e. Pengendalian pelaksanaan perjanjian internasional di bidang konservasi sumberdaya alam; f. Penyiapan bahan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan konvensi internasional dan protokol; g. Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan konservasi sumber daya alam; h. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Subbidang Konservasi Lingkungan. 4. Bidang Pengendalian Pencemaran lingkungan Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan pengendalian pencemaran udara, air, tanah serta Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan mempunyai fungsi : 11

19 a. Penyusunan program Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan; b. Penyusunan kebijakan teknis pengendalian pencemaran lingkungan; c. Pembinaan dan pengendalian pencemaran udara, air, tanah dan B3; d. Penyiapan bahan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan konvensi internasional dan protokol; e. Pembinaan dan pengendalian pelaksanaan konvensi internasional dan protokol; f. Pemberian rekomendasi perizinan dalam rangka pengendalian pencemaran lingkungan; g. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan; h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Tugas dan fungsi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan didistribusikan ke seluruh Subbidang yang ada di bawah Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan sebagai berikut: 4.1. Sub Bidang Pengendalian Pencemaran Udara Subbidang Pengendalian Pencemaran Udara mempunyai tugas melaksanakan pengendalian pencemaran udara. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sub Bidang Pengendalian Pencemaran Udara mempunyai fungsi : a. Penyusunan program Subbidang Pengendalian Pencemaran Udara; b. Penyiapan bahan penetapan dan penyusunan kebijakan teknis serta pedoman pengendalian pencemaran udara; c. Penyiapan bahan pembinaan, pengendalian dan evaluasi pencemaran udara; d. Pelaksanaan pemantauan dampak deposisi asam; e. Penyiapan bahan pengendalian pelaksanaan perjanjian internasional di bidang pengendalian dampak lingkungan; 12

20 f. Penyiapan bahan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan konvensi internasional dan protokol; g. Penyiapan bahan rekomendasi izin lembaga pengujian emisi; h. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Subbidang Pengendalian Pencemaran Udara Sub Bidang Pengendalian Pencemaran Air dan Tanah serta Bahan Berbahaya dan Beracun. Subbidang Pengendalian Pencemaran Air dan Tanah serta Bahan Berbahaya dan Beracun mempunyai tugas melaksanakan pengendalian pencemaran air, tanah serta Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Untuk melaksanakan tugas tersebut, Subbidang Pengendalian Pencemaran Air dan Tanah serta Bahan Berbahaya dan Beracun mempunyai fungsi : a. Penyusunan program Subbidang Pengendalian Pencemaran Air dan Tanah serta Bahan Berbahaya dan Beracun ; b. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis dan pedoman pengendalian pencemaran air, tanah, B3 serta wilayah pesisir dan laut; c. Penyiapan bahan pembinaan, pengendalian, evaluasi kualitas lingkungan dan pencemaran air, tanah, B3 serta wilayah pesisir dan laut; d. Pelaksanaan pengendalian dan evaluasi kualitas air dan tanah; e. Penyiapan bahan pembinaan dan evaluasi pelaksanaan pemberian izin pembuangan limbah cair; f. Penyiapan bahan pembinaan pelaksanaan pengelolaan B3; g. Penyiapan bahan pemberian izin dan rekomendasi ijin pengumpulan limbah B3 kecuali minyak pelumas dan oli bekas; h. Penyiapan bahan pengendalian pelaksanaan perjanjian internasional di bidang pengendalian Pencemaran Air dan Tanah serta B3; i. Penyiapan bahan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan konvensi internasional dan protokol; 13

21 j. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Subbidang Pengendalian Pencemaran Air dan Tanah serta Bahan Berbahaya dan Beracun. 5. Bidang Penaatan dan Kajian lingkungan Bidang Penaatan dan Kajian Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan penaatan hukum dan kajian lingkungan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Penaatan dan Kajian Lingkungan mempunyai fungsi : a. Penyusunan program Bidang Penaatan dan Kajian Lingkungan; b. Penyusunan bahan kebijakan penaatan dan kajian lingkungan; c. Pelaksanaan koordinasi penilaian dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), menanggapi Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) - Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) serta menilai Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (DPPL) sesuai norma, standar, prosedur dan kriteria yang ditetapkan; d. Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penaatan hukum dan kajian lingkungan; e. Pengendalian pelaksanaan perjanjian internasional di bidang pengendalian dampak lingkungan; f. Pembinaan, pemantauan dan pengawasan pelaksanaan dokumen pengelolaan lingkungan; g. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Bidang Penaatan dan Kajian Lingkungan. h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Tugas dan fungsi Bidang Penaatan dan Kajian Lingkungan didistribusikan ke seluruh Subbidang yang ada di bawah Bidang Pengendalian Penaatan dan kajian Lingkungan sebagai berikut: 5.1. Sub Bidang Penaatan Lingkungan; 14

22 Subbidang Penaatan Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan fasilitasi penaatan lingkungan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Subbidang Penaatan Lingkungan mempunyai fungsi : a. Penyusunan program Subbidang Penaatan Lingkungan; b. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan dan pedoman teknis penaatan lingkungan; c. Pelaksanaan pengawasan sistem tanggap darurat pencemaran/ kerusakan lingkungan; d. Penyiapan bahan pembinaan dan pelaksanaan pengawasan lingkungan hidup; e. Penyiapan bahan pelaksanaan penyelesaian kasus lingkungan; f. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Subbidang Penaatan Lingkungan Sub Bidang Kajian Lingkungan; Subbidang Kajian Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan pengkajian lingkungan hidup. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Subbidang Kajian Lingkungan mempunyai fungsi : a. Penyusunan program Subbidang Kajian Lingkungan; b. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan dan pedoman teknis pengkajian lingkungan hidup; c. Penyiapan bahan pengkajian lingkungan; d. Penyiapan bahan penyelenggaraan penilaian dokumen lingkungan hidup; e. Pembinaan dan evaluasi pelaksanaan dokumen lingkungan hidup; f. Penyiapan bahan pelaksanaan pemberian lisensi komisi AMDAL Kabupaten/Kota; g. Pengendalian pelaksanaan perjanjian internasional di bidang pengendalian dampak lingkungan; h. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Subbidang Kajian Lingkungan. 15

23 I.3. KEADAAN PEGAWAI Sampai dengan akhir Desember 2013 Badan Lingkungan Hidup (BLH) DIY memiliki 54 orang pegawai (PNS) dengan rincian 31 orang pegawai laki-laki dan 23 orang pegawai perempuan. Berdasarkan pangkat dan golongan, pegawai Badan Lingkungan Hidup DIY berpangkat mulai dari yang tertinggi Pembina Utama Muda, Golongan IV/c dan terendah Juru Muda, Golongan I/a, dan berdasarkan kualifikasi pendidikan, pegawai BLH DIY berpendidikan terakhir tertinggi S2 dan terendah SD, dan berdasarkan jabatan struktural seperti pada tabel sebagai berikut : Tabel.I.3.1. Jumlah pegawai BLH DIY sampai dengan 31 Desember 2013 dilihat dari Golongan/Ruang Kepangkatan NO Golongan/Ruang Kepangkatan Tahun 2012 Tahun Pembina Utama Muda IV/c 1 orang 1 orang 2. Pembina Tk. I - IV/b 4 orang 4 orang 3. Pembina - IV/a 5 orang 5 orang 4. Penata Tk. I - III/d 16 orang 13 orang 5. Penata - III/c 4 orang 5 orang 6. Penata Muda Tk.I - III/b 10 orang 7 orang 7. Penata Muda - III/a 14 orang 15 orang 8. Pengatur Tk.I - II/d 4 orang 1 orang 9. Pengatur II/c 1 orang 1 orang 10. Pengatur Muda Tk.I II/b - orang - orang 11. Pengatur Muda II/a 1 orang 1 orang 12. Juru Tk. I I/d - orang - orang 13. Juru I/c - orang - orang 14. Juru Muda Tk. I I/b 1 orang 1 orang 15. Juru Muda I/a - orang 1 orang JUMLAH 61 orang 54 orang Adapun jumlah Pegawai Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta terhitung sampai dengan 31 Desember 2013 berdasarkan pendidikannya, sebagai berikut : 16

24 Tabel.I.3.2. Jumlah pegawai BLH DIY sampai dengan 31 Desember 2013 dilihat dari tingkat pendidikannya NO Uraian Tahun 2012 Tahun Pendidikan Pasca Sarjana (S2) 13 orang 13 orang 2. Pendidikan Sarjana (S1) 32 orang 26 orang 3. Pendidikan Sarjana Muda/ D3 2 orang 1 orang 4. Pendidikan SLTA 13 orang 11 orang 5. Pendidikan SLTP 0 orang 0 orang 6. Pendidikan SD 1 orang 2 orang Berdasarkan kualifikasi pendidikan tersebut, pegawai yang menduduki jabatan stuktural rata-rata memiliki pendidikan S1 dan S2. Adapun jumlah pegawai yang menduduki jabatan struktural di Badan Lingkungan Hidup DIY sebagai berikut : NO Eselon Jumlah Pendidikan 1. Eselon II 1 orang Pendidikan Pasca Sarjana (S2) 2. Eselon III 5 orang 3. Eselon IV 10 orang Pendidikan S2 : 4 orang, Pendidikan S1 : 1 orang Pendidikan S2 : 6 orang, Pendidikan S1 : 4 orang Kondisi pegawai dilihat dari kwalitas pendidikannya cukup memadai, dan untuk meningkatkan kualitas kemampuan teknis bidang lingkungan hidup, BLH DIY telah mengikut sertakan sejumlah pegawai dalam diklat teknis seperti kursus AMDAL, Audit Lingkungan dan PPNS/PPLHD. I.4. KEADAAN SARANA DAN PRASARANA Kelengkapan sarana dan prasarana kerja berupa aset tetap maupun aset lainnya, merupakan salah satu faktor pendukung tercapainya target kinerja kegiatan yang telah direncanakan. Aset tetap Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta terhitung sampai dengan 31 Desember 2013, sejumlah Rp ,00 secara rinci seperti pada tabel berikut : Tabel.I.4.1 : 17

25 Rekapitulasi Aset Tetap Badan Lingkungan Hidup DIY s.d 31 Desember 2013 NO Uraian Jumlah Barang Jumlah Harga (Rp.) 1. Tanah Alat-alat besar Alat-alat Angkutan Alat-alat bengkel dan alat ukur Alat-alat pertanian dan alat peternakan Alat-alat kantor dan rumah tangga Alat-alat studio dan komunikasi Alat-alat Kedokteran Alat-alat Laboratorium Alat Keamanan Bangunan gedung Bangunan monumen Jalan dan jembatan Bangunan air (irigasi) Instalasi Jaringan Buku dan perpustakaan Barang bercorak kesenian, kebudayaan Hewan, ternak, serta tanaman Kostruksi dalam pengerjaan 0 0 JUMLAH I.5. KEUANGAN Anggaran Belanja Badan Lingkungan Hidup DIY pada TA 2013 sebagaimana ditetapkan dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD (DPA-SKPD) Tahun 2013 dan Dokumen Perubahan Pelaksanaan Anggaran (DPPA-SKPD) Tahun 2013, sebesar Rp ,- dengan realisasi sebesar Rp ,- atau 91,8 persen, yang terdiri dari anggaran belanja tidak langsung dan anggaran belanja langsung, sebagai berikut : a. BelanjaTidakLangsung Anggaran Belanja Tidak Langsung berupa Belanja Pegawai, ditetapkan sebesar Rp ,- realisasinya sebesar Rp ,- atau 98,64 % sehingga kurang dari anggaran sebesar Rp ,-. 18

26 b. BelanjaLangsung Anggaran Belanja Langsung yang terbagi kedalam 11 (sebelas) Program dan 78 (tujuh puluh delapan) kegiatan, ditetapkan sebesar Rp ,- realisasinya Rp ,- atau 90,00% sehingga kurang dari anggaran sebesar Rp ,- Belanja Langsung tersebut masing-masing terbagi lagi dalam Belanja Pegawai anggaran ditetapkan sebesar Rp ,- dengan realisasi sebesar Rp ,- atau 88,37% sehingga kurang dari anggaran sebesar Rp ,-. Belanja Barang Jasa anggaran ditetapkan sebesar Rp 8, ,- dengan realisasi sebesar Rp ,- atau 88,12 % sehingga kurang dari anggaran sebesar Rp ,-. Belanja Modal anggaran ditetapkan sebesar Rp ,- dengan realisasi sebesar Rp ,- atau 97,93% sehingga kurang dari anggaran sebesar Rp , SISTEMATIKA PENYAJIAN LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja ini memberikan informasi pencapaian kinerja Badan Lingkungan Hidup DIY selama tahun Sebagai tolok ukur keberhasilan dalam pelaksanaan program/kegiatan tahun 2012 adalah dengan membandingkan antara target dan hasil pencapaian kinerja yang telah ditetapkan didalam Dokumen Penetapan Kinerja Badan Lingkungan Hidup DIY Tahun Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Lingkungan Hidup DIY tahun 2012 adalah sebagai berikut : Bab I Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang alasan penyusunan lakip, struktur organisasi, fungsi, tugas dan wewenang, potensi yang menjadi ruang lingkup SKPD Badan Lingkungan Hidup DIY. Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan tentang visi dan misi, tujuan dan sasaran, strategi, program/kegiatan, penetapan kinerja Badan Lingkungan Hidup DIY Tahun Bab III Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan tentang Capaian Indikator Kinerja Utama, Analisis Pengukuran Kinerja, Analisis dan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Anggaran, dan uraian secara sistematis keberhasilan dan kegagalan dan langkah- langkah antisipatif yang diambil Bab IV Penutup, berisi uraian keberhasilan dan kegagalan, permasalahan atau kendala dalam pencapaian kinerja dan strategi yang dilakukan dalam mengatasi kendala. 19

27 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA II.1. Perencanaan Strategis II.1.1. Visi dan Misi Dasar filosofi pembangunan daerah Daerah Istimewa Yogyakarta seperti tercantum dalam RPJMD DIY tahun adalah Hamemayu Hayuning Bawana, sebagai cita-cita luhur untuk mewujudkan tata nilai kehidupan masyarakat Yogyakarta berdasarkan nilai budaya daerah yang perlu dilestarikan dan dikembangkan. Hamemayu Hayuning Bawono bermakna suatu filosofi kepemimpinan yang selalu mengupayakan peningkatan kesejahtaraan rakyat dan mendorong terciptanya sikap serta perilaku hidup individu yang menekankan keselarasan dan keserasian antara sesama manusia, manusia dengan alam dan manusia dengan Illahi dalam melaksanakan hidup dan kehidupannya. Filosofi ini juga mengandung magna adanya kewajiban untuk melindungi, memelihara, serta membina keselamatan dunia dan lebih mengedepankan kepentingan masyarakat dari pada kepentingan pribadi maupun kelompok. Hamemayu Hayuning Bawana bermakna sangat luas, karena Bawana sendiri dipahami sebagai yang tangible dan intangible serta sebagai bawana alit dan bawana ageng. Dalam pemahaman seperti itu, maka konsep ini memiliki kapasitas luas menjadi rujukan hidup bermasyarakat baik bagi lingkungan keluarga, masyarakat maupun lingkungan yang lebih luas (negara). Konsep ini mengandung makna adanya kewajiban untuk melindungi, memelihara, serta membina keselamatan dunia dan lebih mengedepankan kepentingan masyarakat daripada kepentingan pribadi maupun kelompok. Hakikat budaya adalah hasil cipta, rasa dan karsa yang diyakini masyarakat sebagai sesuatu yang benar dan indah. Demikian pula budaya Ngayogyakarta Hadiningrat, yang diyakini sebagai salah satu acuan dalam kehidupan bermasyarakat. Secara filosofis, budaya Jawa, khususnya budaya Ngayogyakarto Hadiningrat dapat digunakan sebagai sarana untuk mewujudkan masyarakat ayom, ayem, tata, titi tentrem, kerta raharja. Dengan perkataan lain, budaya tersebut akan bermuara pada kehidupan masyarakat yang penuh dengan kedamaian, keamanan, keteraturan dan sejahtera. II Visi Instansi Bertitik tolak dari dasar filosofi pembangunan daerah Daerah Istimewa Yogyakarta seperti tersebut di atas, maka Badan Lingkungan Hidup DIY sesuai 20

28 kondisi pada saat ini, melakukan analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dalam lima tahun kedepan, tahapan dalam rencana pembangunan jangka panjang, dan aspek-aspek potensial yang berkembang selama ini serta mempertimbangkan isu-isu lingkunga hidup strategis dan perkembangan pengelolaan lingkungan hidup global yang cukup pesat perlu diwujudkan suatu kondisi dinamis masyarakat yang maju, namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai budaya yang adiluhung. Sehubungan dengan hal tersebut serta memperhatikan visi yang hendak dicapai dalam RPJMD DIY tahun , maka rumusan visi Badan Lingkungan Hidup DIY yang ingin dicapai selama lima tahun mendatang adalah sebagai berikut: Sebagai Institusi Yang Handal Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Untuk Mewujudkan Masyarakat DIY Berbudaya dan Berwawasan Lingkungan II Misi SKPD Sesuai dengan Misi Keempat RPJMD DIY (memantapkan prasarana dan sarana daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan publik dengan memperhatikan kelestarian lingkungan dan kesesuaian tata ruang), maka tujuan yang hendak dicapai oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta selama kurun waktu 5 (lima) tahun adalah menjaga kelestarian lingkungan dan kesesuaian tata ruang pada sasaran kualitas lingkungan hidup meningkat dengan indikator sasaran Prosentase Peningkatan Kualitas Lingkungan. Dengan memperhatikan misi, tujuan, sasaran dalam RPJMD DIY Tahun serta visi SKPD yang telah ditetapkan, maka misi yang akan dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup DIY dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan profesionalisme, akuntabilitas dan kapasitas Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi badan; 2. Meningkatan kualitas lingkungan hidup dan perlindungan sumber daya alam melalui sinergisitas lintas pemangku kepentingan serta mengembangan budaya kearifan lokal; 3. Menguatkan kapasitas, kepedulian dan partisipasi lintas pemangku kepentingan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkeadilan gender; 4. Memantapkan sarana prasarana dan akses informasi dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara adil, merata dan berkualitas. 21

29 II.1.2. Tujuan dan Sasaran II Tujuan Dengan mengacu kepada misi yang telah ditetapkan, maka tujuan yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu 5 tahun adalah, sebagai berikut: a. Mengoptimalkan tugas dan fungsi Badan Lingkungan Hidup dalam melaksanakan program dan kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, dengan : - memfasilitasi upaya peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan wawasan sumber daya manusia BLH DIY dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. - peningkatan sarana prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi badan secara profesional dengan menyesuaikan kemajuan pengetahuan, ketrampilan dan teknologi yang ada b. Meningkatkan sinergisitas, intensitas, dan efektifitas dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang dilaksanakan oleh lintas pemangku kepentingan, dengan : - mengembangkan budaya kearifan lokal dalam bidang lingkungan Hidup - mendorong kerjasama yang efektif, efisien dan berkeadilan lintas pemangku kepentingan dalam bidang lingkungan hidup - mendorong dan fasilitasi upaya peningkatan kualitas lingkungan hidup dan perlindungan sumber daya alam yang dilakukan oleh Pemerintah c. Meningkatkan kapasitas, kesadaran, partisipasi, dan kepedulian serta tingkat ketaatan para pemangku kepentingan dalam upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup, dengan : - mendorong advokasi kepada para pemangku kepentingan dalam bidang lingkungan hidup dan sumber daya alam - memberikan pembinaan dan pengawasan terhadap para pemangku kepentingan akan kewajiban di dalam pengelolaan lingkungan - mengembangkan jejaring kerja lintas pemangku kepentingan dalam bidang lingkungan hidup dan sumber daya alam - mendorong dan memfasilitasi peranserta berbagai kelompok masyarakat untuk berperan aktif dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan d. Meningkatkan ketersediaan sarana prasarana serta piranti keras dan lunak untuk pengelolaan data dan informasi bidang lingkungan hidup, dengan : 22

30 - Mendorong penyusunan berbagai peraturan hukum dalam bidang lingkungan hidup dan perlindungan sumber daya alam - Peningkatan kuantitas maupun kualitas berbagai demplot fasilitas pengelolaan lingkungan hidup dan mendorong pengembangan dan replikasinya sampai di tingkat masyarakat - Mengembangan sistem dan akses data informasi lingkungan hidup II Sasaran Jangka Menengah SKPD Mengacu pada misi yang telah ditetapkan, maka sasaran-sasaran strategis yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu lima tahun, Badan Lingkungan Hidup DIY menetapkan 11 sasaran strategis (pada Misi 2, 3 dan 4) dan 3 sasaran pendukung (pada Misi 1). Adapun sasaran dari masing-masing misi, sebagai berikut : Sasaran Misi 1 (Mengoptimalkan tugas dan fungsi Badan Lingkungan Hidup dalam melaksanakan program dan kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup), adalah : 1) Terwujudnya peningkatan Kapasitas SDM BLH DIY sesuai dengan tuntutan profesi serta perkembangan pengetahuan dan teknologi 2) Terwujudnya peningkatan sarana dan prasarana operasional BLH DIY yang memadai. 3) Terwujudnya peningkatan kinerja Badan Lingkungan Hidup dalam melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup. Sasaran Misi 2 (Meningkatkan sinergisitas, intensitas, dan efektifitas dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang dilaksanakan oleh lintas pemangku kepentingan), adalah : 1) Peningkatan kualitas air sungai 2) Peningkatan kualitas udara ambien 3) Menurunnya luasan lahan yang rusak 4) Terwujudnya peningkatan konservasi sumberdaya air tanah 5) Terwujudnya peningkatan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) 6) Peningkatan pengelolaan sampah, dan limbah B3 23

31 Sasaran Misi 3 (Meningkatkan kapasitas, kesadaran, partisipasi, dan kepedulian serta tingkat ketaatan para pemangku kepentingan dalam upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup) adalah : 1) Terwujudnya peningkatan jumlah kelompok masyarakat peduli lingkungan. 2) Terwujudnya peningkatan penaatan dan penegakan hukum lingkungan 3) Meningkatnya pembinaan bagi usaha/kegiatan yang potensial menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Sasaran Misi 4 (Meningkatkan ketersediaan sarana prasarana serta piranti keras dan lunak untuk pengelolaan data dan informasi bidang lingkungan hidup) adalah : 1) Terwujudnya peningkatan pengelolaan dan aksesibilitas informasi lingkungan 2) Meningkatnya jumlah studi/kajian lingkungan hidup Sasaran dan indikator sasaran Badan Lingkungan Hidup DIY Tahun , seperti pada tabel sebagai berikut : Tabel II Sasaran dan Indikator Sasaran Badan Lingkungan Hidup DIY Tahun NO. SASARAN STRATEGIS 1. Kualitas Lingkungan Hidup Meningkat INDIKATOR KINERJA SASARAN Prosentase Peningkatan Kualitas Lingkungan SATUAN KONDISI AWAL (Th. 2012) TARGET AKHIR (Th 2017) persen 3,14 15, Peningkatan kualitas air sungai Penurunan Pencemaran Air Sungai : 1) BOD 2) COD 3) Bakteri Coli mg/l mg/l MPN/ 100 ml < 8 < < 7,5 < 37,5 < Peningkatan kualitas udara ambien Penurunan Pencemaran Udara Ambien : 1) CO 2) HC µg/m3 µg/m3 < 13 < 140 < 7 < Menurunnya luasan lahan yang rusak Luas lahan yang terkonservasi Ha Terwujudnya peningkatan konservasi sumberdaya air tanah Fluktuasi Muka Air Tanah Meter 2,53 2,20 4. Terwujudnya peningkatan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH 1) Prosentase pemenuhan penyediaan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan Persen 11,67 58,33% 2) Jumlah Kampung Hijau kampung

32 NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN KONDISI AWAL (Th. 2012) TARGET AKHIR (Th 2017) 5. Peningkatan pengelolaan sampah, dan limbah B3 1) Jumlah penghasil limbah B3 yang melakukan pengolahan limbah B3 sesuai aturan Unit usaha 2 6 2) Jumlah kelompok pengelola sampah mandiri kelompok Terwujudnya peningkatan jumlah kelompok masyarakat peduli lingkunga 1) 2) Jumlah Sekolah berwawasan lingkungan Jumlah kelompok peduli lingkungan hidup Sekolah kelompok Terwujudnya peningkatan penaatan dan penegakan hukum lingkungan 1) Jumlah unit usaha yang melasanakan kewajiban pelaporan yang tertuang dalam dokumen AMDAL Unit usaha ) Prosentase Unit Usaha yang mentaati hukum lingkungan persen Meningkatnya pembinaan bagi usaha/kegiatan yang potensial menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Sumber pencemar yang dibina Unit usaha Terwujudnya peningkatan pengelolaan dan aksesibilitas informasi lingkungan Tersedianya data lingkungan hidup secara digital Jenis data Meningkatnya jumlah studi/kajian lingkungan hidup Jumlah dokumen AMDAL yang sudah dinilai dokumen 5 25 II.1.3. Strategi Dalam mewujudkan pencapaian sasaran, diperlukan strategi yang mendasarkan pada misi instansi yang dijabarkan secara sistematis melalui perumusan strategi dan arah kebijakan, sebagai berikut : II Strategi Misi 1 : Meningkatkan profesionalisme, akuntabilitas dan kapasitas Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi badan 1. Pengembangan potensi sumber daya manusia Badan Lingkungan Hidup 2. Penambahan jumlah sumber daya manusia serta sarana dan prasarana untuk meningkatkan kinerja Badan Lingkungan Hidup 25

33 3. Peningkatan peran Badan Lingkungan Hidup dalam mengoptimalkan peran para pemangku kepentingan dalam upaya peningkatan kualitas lingkungan hidup dan sumber daya alam 4. Peningkatan jejaring kerja lintas sektor dan lintas pemangku kepentingan dalam mengoptimalkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi badan 5. Peningkatan peran BLH DIY dalam mengoptimalkan peran pemangku kepentingan dalam upaya pengendalian pencemaran air sungai II Strategi Misi 2 : Meningkatan kualitas lingkungan hidup dan perlindungan sumber daya alam melalui sinergisitas lintas pemangku kepentingan serta mengembangan budaya kearifan lokal 1. Pengoptimalan pemanfatan potensi SDM untuk meningkatkan komitmen para pemangku kepentingan dalam peningkatan kualitas lingkungan hidup dan sumber daya alam 2. Peningkatan kerjasama dengan para pemangku kepentingan dalam pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya alam 3. Fasilitasi pembentukan kader lingkungan 4. Fasilitasi pembentukan kampung hijau dan mendorong kader lingkungan hidup lokal sebagai motivator 5. Mendorong dan fasilitasi konservasi air tanah di daerah resapan 6. Peningkatan kerjasama pengelolaan Taman KEHATI dengan Kabupaten/Kota 7. Peningkatan peran para pemangku kepentingan dalam pengendalian pencemaran udara 8. Rehabilitasi kerusakan lahan berbasis masyarakat 9. Peningkatan efektifias penegakan hukum terhadap pelanggaran regulasi di bidang lingkungan hidup dan sumber daya alam II Strategi Misi 3 : Menguatkan kapasitas, kepedulian dan partisipasi lintas pemangku kepentingan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkeadilan gender adalah : 1. Pengembangan kebijakan operasional untuk memanfaatkan kearifan lokal dalam pengelolaan lingkungan 2. Peningkatan sarana dan prasarana lingkungan untuk mewujudkan Provinsi DIY sebagai tujuan wisata dan pusat pendidikan terkemuka 26

34 3. Fasilitasi Pembentukan Kelompok pengelola sampah mandiri di tingkat komunitas. 4. Meningkatkan pengelolaan sampah dengan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) berbasis masyarakat. 5. Pembinaan dan penaatan hukum lingkungan bagi para pelaku usaha/kegiatan. 6. Peningkatan pembinaan kepada para pelaku penambangan dan mengintensifkan monitoring pelaksanaan dokumen lingkungan (UKL/UPL/AMDAL/RKL/RPL) II Strategi Misi 4 : Memantapkan sarana prasarana dan akses informasi dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara adil, merata dan berkualitas 1. Peningkatan peran mitra kerja untuk mengatasi keterbatasan basis data. 2. Peningkatan perangkat keras dan lunak dalam pengelolaan lingkungan hidup 3. Peningkatan pengelolaan data dan informasi lingkungan hiudp 4. Peningkatan kemudahan akses informasi kepada publik secara lebih luas 5. Peningkatan penggunaan berbagai media publikasi dalam penyampaian data dan informasi lingkungan hidup. 6. Peningkatan peraturan perundangan terkait lingkungan hidup 7. Peningkatan instrumen pendukung pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup II.1.4. Rencana Kegiatan Tahunan (RKT) Program prioritas bidang lingkungan hidup di DIY yang tertuang dalam RPJMD DIY Tahun ditetapkan ada 5 program prioritas, sebagai berikut: 1). Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Indikator Kinerja Program : Sumber pencemar lingkungan yang dibina Kelompok Sasaran : a) Kelompok masyarakat peduli lingkungan baik yang ada di perkotaan dan di pedesaan, b) Sekolah-sekolah baik dari tingkat SD, SMP, SLTA/ sederajat dan Pondok Pesantren. Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut : a) Pengembangan Teknologi Pengelolaan Persampahan b) Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan 2). Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam. Indikator Kinerja Program : Luas Lahan yang terkonservasi 27

35 Kelompok Sasaran : a)kelompok masyarakat peduli lingkungan; b)masyarakat terutama yang tinggal di daerah resapan air, melalui kegiatan bantuan Sumur Peresapan Air Hujan (SPAH), Biopori, Bantuan untu penghijauan Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut : a). Konservasi Sumberdaya Air dan Pengendalian Kerusakan Sumber-sumber Air b). Pengendalian Kerusakan Hutan dan Lahan c). Peningkatan Konservasi Daerah Tangkapan Air dan Sumber-sumber Air d). Pengendalian dan Pengawasan Pemanfaatan SDA e). Pengelolaan Keanekaragaman Hayati (Kehati) dan Ekosistem f). Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam perlindungan dan konservasi SDA g). Pengendalian Kerusakan Pesisir, Pantai dan Laut 3). Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. Indikator Kinerja Program : Prosentase Peningkatan Akses Informasi Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup Kelompok Sasaran : a) Institusi pemrintah, swasta pengelola, pemerhati lingkungan; b). Mahasiswa, peneliti, pelajar, masyrakat umum; c). Mahasiswa, peneliti, pelajar, masyarakat umum dan LSM. Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut : 1. Peningkatan Edukasi dan Komunikasi Masyarakat di Bidang Lingkungan 2. Pengembangan Data dan Informasi Lingkungan 3. Penguatan jejaring informasi lingkungan pusat dan daerah 4. Penyusunan dan Penerbitan Buletin Kalpataru 5. Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kawasan Karst DIY 6. Penyusunan Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah 7. Penyampain informasi lingkungan hidup 4). Program Peningkatan Pengendalian Polusi Indikator Kinerja Program : Peningkatan penaatan lingkungan bagi kegiatan usaha. Kelompok Sasaran : Para pelaku usaha/kegiatan Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut : 28

36 1) Pengujian Emisi Kendaraan Bermotor 2) Pengujian Emisi /Polusi Akibat Aktifitas Produksi 3) Pengujian Kadar Polusi limbah Padat dan Limbah Cair 4) Penyuluhan dan Pengendalian Polusi dan Pencemaran 5). Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Indikator Kinerja Program : Prosentase pemenuhan penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di kawasan perkotaan. Kelompok Sasaran : Kabupaten dan Kota Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut : 1) Penataan RTH Program Pendukung/Reguler BLH DIY Program pendukung/reguler Badan Lingkungan Hidup DIY yang tertuang dalam RPJMD DIY Tahun sebanyak 4 (empat) program sebagai berikut : 1). Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Indikator Kinerja Program : Terwujudnya administrasi perkantoran yang mendukung kelancaran tugas dan fungsi SKPD. Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut : 1) Pelayanan Jasa Surat Menyurat 2) Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik 3) Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraaan Dinas/ Operasional 4) Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan 5) Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 6) Penyediaan Alat Tulis Kantor 7) Penyediaan Barang Cetakan Dan Penggandaan 8) Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor 9) Penyediaan Peralatan Rumah Tangga 10) Penyediaan Bahan Bacaan Dan Peraturan Perundang-undangan 11) Penyediaan Makanan dan Minuman 12) Rapat-rapat Koordinasi Dan Konsultasi Ke Luar Daerah 29

37 2). Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Indikator Kinerja Program : Meningkatkan sarana dan prasarana aparatur yang mendukung kelancaran tugas dan fungsi SKPD. Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut : 1) Pengadaan Mobil Operasional 2) Pengadaan Peralatan Gedung Kantor 3) Pengadaan Mebeleur 4) Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor 5) Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional 6) Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor 7) Terlaksananya rehabilitasi sedang/berat gedung kantor 3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Indikator Kinerja Program : Terwujudnya peningkatan manajemen program, SDM aparatur untuk mendukung kelancaran tugas dan fungsi SKPD Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut : 1) Pendidikan dan Pelatihan Formal 2) Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Perundang-undangan 4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Indikator Kinerja Program : Terwujudnya penata usahaan keuangan dan manajemen pencapaian kinerja program yang mendukung kelancaran tugas dan fungsi SKPD Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut : 1) Penyusunan Laporan Kinerja SKPD 2) Penyusunan Laporan Keuangan SKPD 3) Penyusunan Rencana Program Kegiatan SKPD serta Pengembangan Data dan Informasi 4) Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program Kegiatan SKPD 30

38 Program Keistimewaan BLH DIY Untuk rencana program/kegiatan pengelolaan lingkungan hidup terkait dengan Keistimewaaan DIY adalah Program Pengembangan Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Sumber Daya Alam Berbasis Kearifan Lokal dengan kegiatan sebagai berikut : 1). Pembuatan Telaga Desa Konservasi 2). Pembuatan Demplot Lahan Konservsi Abadi Wana Desa 3). Penyelenggaraan Merti Desa 4). Penyelenggaran Gerakan Gemi Nastiti. Ngati ati Program Badan Lingkungan Hidup DIY Tahun Anggaran 2013 Program dan Kegiatan Badan Lingkungan Hidup DIY TA 2013 sebagaimana ditetapkan dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD BLH DIY Tahun 2013 dan Dokumen Perubahan Anggaran SKPD BLH DIY Tahun 2013, ada 10 (sepuluh) program dan 78 (tujuh puluh delapan) kegiatan dengan rincian sebagai berikut : 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran terdiri dari 12 (dua belas) kegiatan sebagai berikut : 1.1. Penyediaan Jasa Surat Menyurat 1.2. Penyediaan Jasa Komunikasi Sumber Daya Air, dan Listrik Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perijinan Kendaraan Dinas/ Operasional 1.4. Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan 1.5. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 1.6. Penyediaan Alat Tulis Kantor 1.7. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan 1.8. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/penerangan Bangunan Kantor 1.9. Penyediaan Peralatan Rumah Tangga Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan Penyediaan Makanan dan Minuman Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke luar Daerah 2. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur terdiri dari 6 (enam) kegiatan, sebagai berikut : 2.1. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor 31

39 2.2 Pengadaan Mebeleur 2.3. Pemeliharaan Rutin/berkala kendaraan Dinas/Operasional Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor Pemeliharaan Rutin/berkala Gedung Kantor Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor 3. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur, ada 2 (dua) kegiatan, sebagai berikut : 3.1. Pendidikan dan Pelatihan Formal 3.2. Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Perundang-undangan 4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, ada 4 (empat) kegiatan, sebagai berikut : 4.1. Penyusunan Laporan Kinerja SKPD 4.2. Penyusunan Laporan Keuangan SKPD 4.3. Penyusunan Rencana Program Kegiatan SKPD serta Pengembangan Data dan Informasi 4.4. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program/Kegiatan SKPD 5. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan, terdiri dari 2 (dua) kegiatan, sebagai berikut : 5.1. Pengembangan Teknologi Pengolahan Persampahan 5.2. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan. 6. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup, ada 29 (dua puluh sembilan) kegiatan, sebagai berikut : 6.1. Koordinasi Penilaian Kota Sehat / Adipura Koordinasi Penilaian Langit Biru (Cukai) 6.3. Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan bidang Lingkungan Hidup 6.4. Pengkajian Dampak Lingkungan Hidup 6.5. Koordinasi Pengelolaan Prokasih / Superkasih 6.6. Ekspose Hasil Pengelolaan LH 6.7. Pemantauan Kualitas Udara Ambien 6.8. Pemantapan Program Adiwiyata 6.9. Pemantauan Kualitas Air 32

40 6.10. Pembinaan Teknis Pelaksanaan AMDAL (RKL-RPL),UKL-UPL,dan DPL Penegakan Hukum Lingkungan Hidup Penerapan Eko Efisiensi Pengembangan Kelembagaan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kawasan Sungai Pengembangan Sarana dan Prasarana Laboratorium LH Peningkatan Kapasitas Laboratorium Penguji Lingkungan Penyusunan Peraturan LH Peringatan Hari Penting Terkait Lingkungan Hidup Pondok Pesantren Berwawasan Lingkungan Hidup Pembinaan Pelaksanaan Pedoman Pengelolaan Lab di lingkungan Pendidikan SMA/SMK dan PT Pengendalian Pencemaran Air Pengendalian B3 dan Limbah B Penyusunan SPM bidang LH Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian LH Pengendalian pencemaran tanah Pembentukan Kader Lingkungan Penyusunan peraturan pengolahan limbah B Festifal sungai mendukung kelestarian lingkungan hidup Monitoring evaluasi program percepatan pembangunan sanitasi pemukiman (PPSP) Penyusunan peraturan pengendalian pencemaran udara. 7. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam, terdiri dari 6 (enam) kegiatan, sebagai berikut : 7.1. Konservasi SDA dan Pengendalian Kerusakan Sumber-sumber Air 7.2. Pengendalian Kerusakan Hutan dan Lahan 7.3. Peningkatan Konservasi Daerah Tangkapan Air dan Sumber-sumber Air Pengendalian dan Pengawasan Pemanfaatan SDA 7.5. Pengelolaan Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem Peningkatan Peranserta Masyarakat dalam Perlindungan dan Konservasi SDA Pengendalian kerusakan Pesisir, Pantai dan Laut. 33

41 8. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi SDA dan LH, terdiri dari 7 (tujuh) kegiatan, sebagai berikut : 8.1. Peningkatan Edukasi Dan Komunikasi Masyarakat Dibidang Lingkungan Pengembangan Data dan Informasi Lingkungan 8.3. Penguatan Jejaring Informasi Lingkungan Pusat dan Daerah Penyusunan dan Penerbitan Buletin Kalpataru 8.5. Penyusunan Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah 8.6. Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Penyampaian informasi lingkungan 9. Program Peningkatan Pengendalian Polusi, terdiri dari 4 (empat) kegiatan, sebagai berikut : 9.1. Pengujian Emisi Kendaraan Bermotor 9.2. Pengujian Emisi/Polusi Udara Akibat Aktivitas Produksi 9.3. Pengujian Kadar Polusi Limbah Padat Dan Limbah Cair Penyuluhan dan Pengendalian Polusi dan Pencemaran 10. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) terdiri dari 4 (empat) kegiatan, sebagai berikut : Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pembuatan Demplot Kampung Hijau DED Ruang Terbuka Hijau Pembuatan Ruang Terbuka Hijau 11. Program Keistimewaan : Program Pengelolaan Lingkungan Berbasis Budaya, terdiri dari 1 (satu) kegiatan, sebagai berikut : Kajian Inisiasi Wonodeso II.2 Penetapan Kinerja Tahun 2013 Dokumen Penetapan Kinerja Badan Lingkungan Hidup DIY Tahun 2013 disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerjandan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Didalam pasal 5 dijelaskan bahwa Dokumen Penetapan Kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan 34

42 untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi. Dokumen Penetapan Kinerja tersebut memuat pernyataan dan lampiran yang mencantumkan sasaran strategis, indikator kinerja utama organisasi, beserta target kinerja dan anggaran. Dalam penyusunan dokumen Penetapan Kinerja Badan Lingkungan Hidup DIY Tahun 2013 mengacu pada Renstra, RKT, IKU, dan anggaran atau DPA, sebagaimana pada tabel berikut: Tabel II.2 Penetapan Kinerja Tahun 2013 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PROGRAM/ KEGIATAN ANGGARAN (Rp) 1. Terwujudnya peningkatan kualitas air sungai Penurunan Pencemaran Air Sungai : 1) BOD 2) COD 3) Bakteri Coli < 8 mg/l <40 mg/l < MPN/ 100 ml Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan. Kegiatan : 1. Pemantauan Kualitas Air 2. Pengendalian Pencemaran Air 3. Koordinasi Pengelolaan Prokasih / Superkasih 4. Peningkatan Kapasitas Laboratorium Penguji Lingkungan 5. Pengembangan Sarana Prasarana Laboratorium Lingkungan Hidup 6. Pengembangan Kelembagaan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kawasan Sungai 7. Pengendalian Pencemaran Tanah Terwujudnya peningkatan kualitas udara ambien Penurunan Pencemaran Udara Ambien : 1) CO 2) HC 3) Pb 4) NOx 5) Konsentrasi Partikulat < 13 µg/m3 < 140 µg/m3 < 2 µg/m3 < 400 µg/m3 < 150 µg/m3 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan. Kegiatan : 1. Koordinasi Penilaian Langit Biru (Cukai) 2. Pemantauan Kualitas Udara Ambien Program Peningkatan Pengendalian Polusi Kegiatan : 1. Pengujian Emisi Kendaraan Bermotor 2. Pengujian Emisi/ Polusi Udara Akibat Akfivitas Produksi 3. Pengujian Kadar Polusi Limbah Padat dan Limbah Cair 4. Penyuluhan dan pengendalian polusi dan pencemaran

43 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PROGRAM/ KEGIATAN ANGGARAN (Rp) 3. Menurunnya Luasan Lahan yang rusak 1) 2) Luas lahan yang terkonservasi Penurunan Fluktuasi Muka Air Tanah 9 Ha 248 Cm Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Kegiatan : 1. Konservasi Sumber Daya Air dan Pengendalian Kerusakan Sumber- Sumber Air 2. Pengendalian Kerusakan Hutan dan Lahan 3. Pengendalian dan Pengawasan Pemanfaatan SDA 4. Peningkatan Konservasi Daerah Tangkapan Air dan Sumber-Sumber Air 5. Pengelolaan Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem 6. Peningkatan Peran serta masyarakat dalam perlindungan dan konservasi SDA 7. Pengendalian Kerusakan Pesisir, Pantai dan Laut Terwujudnya peningkatan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) 1) 2) Prosentase pemenuhan penyediaan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan Jumlah kampung hijau 11,67 % 10 lokasi Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Kegiatan : 1. Penataan RTH 2. Pembuatan demplot Kampung hijau 3. DED ruang terbuka hijau 4. Pembuatan ruang terbuka hijau Peningkatan pengelolaan sampah, dan limbah B3 1) 2) Jumlah penghasil limbah B3 yang melakukan pengolahan limbah B3 sesuai aturan Jumlah kelompok pengelola sampah mandiri 2 Unit usaha 20 kelompok 1)Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan. Kegiatan : 1. Pengendalian B3 dan limbah B3 2. Penerapan Eko Efisiensi )Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan. Kegiatan : 1. Pengembangan Teknologi Pengolahan Persampahan 2. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan

44 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PROGRAM/ KEGIATAN ANGGARAN (Rp) 6. Terwujudnya peningkatan jumlah kelompok masyarakat peduli lingkungan 1) 2) Jumlah Sekolah berwawasan lingkungan Jumlah kelompok peduli lingkungan hidup 15 Sekolah 30 kelompok Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan. Kegiatan : 1. Pemantan Program Adiwiyata 2. Koordinasi Penilaian Kota Sehat Adipura 3. Pondok Pesantren berwawasan lingkungan hidup. 4. Pembentukan Kader Lingkungan Hidup Terwujudnya peningkatan penaatan dan penegakan hukum lingkungan 1) 2) Prosentase Unit Usaha yang mentaati hukum lingkungan Prosentase unit usaha yang melaksanakan kewajiban pelaporan yang tertuang dalam dokumen AMDAL 8 % 30 % Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan. Kegiatan : 1. Penegakan Hukum Lingkungan Hidup 2. Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Bidang Lingkungan Hidup 3. Penyusunan Peraturan LH 4. Pengkajian Dampak Lingkungan Meningkatnya pembinaan bagi usaha/kegiatan yang potensial menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Sumber pencemar yang dibina 360 Unit usaha Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan. Kegiatan : 1. Pembinaan teknis pelaksanaan AMDAL, UKL-UPL, dan DPL 2. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian LH Terwujudnya peningkatan pengelolaan dan aksesibilitas informasi lingkungan Tersedianya data lingkungan hidup dalam basis data digital 1 data base (8 Jenis data) Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Kegiatan : 1. Pengembangan data dan informasi lingkungan 2. Penguatan jejaring informasi lingkungan Pusat dan Daerah 3. Penyusunan laporan Status Lingkungan Hidup Daerah 4. Penyusunan KLHS 5. Penyampaian Informasi Lingkungan 6. Penyusunan SPM bidang Lingkungan Hidup

45 II.3 Rencana Anggaran Pada Tahun Anggaran 2013 Badan Lingkungan Hidup DIY melaksanakan kegiatan dengan anggaran murni sebesar Rp ,-.dan setelah melalui mekanisme perubahan APBD 2013 menjadi Rp ,-,-dengan rincian Belanja Tidak Langsung sebesar Rp ,- dan Belanja Langsung Rp ,-. Adapun realisasi anggaran sebesar Rp ,- (91,8 %) dengan rincian untuk belanja tidak langsung sebesar Rp ,- (99,00 %) dan untuk belanja langsung sebesar Rp ,- (90,00%). II.3.1. Target Belanja Badan Lingkungan Hidup DIY Tabel : II.3.1. Target Belanja Badan Lingkungan Hidup DIY TA 2013 Uraian Target Prosentase Belanja Tidak Langsung Rp ,00% Belanja Langsung Rp ,00% JUMLAH Rp ,00% II.3.2. Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis Anggaran belanja langsung Tahun Anggaran 2013 yang dialokasikan untuk pelaksanaan program/kegiatan yang mendukung pencapaian sasaran strategis Badan Lingkungan Hidup DIY adalah sebagai berikut : Tabel III.3.2. Anggaran Belanja Langsung per Sasaran Strategis No Sasaran Anggaran Prosentasei Keterangan 1 Terwujudnya peningkatan kualitas air sungai % Program/kegiatan yang mendukung pencapaian sasaran adalah : (1) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup (10 kegiatan) 38

46 No Sasaran Anggaran Prosentasei Keterangan 2 Terwujudnya peningkatan kualitas udara ambien 3 Menurunnya Luasan Lahan yang rusak 4 Terwujudnya peningkatan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) 5 Peningkatan pengelolaan sampah, dan limbah B3 6 Terwujudnya peningkatan jumlah kelompok masyarakat peduli lingkungan 7 Terwujudnya peningkatan penaatan dan penegakan hukum lingkungan 8 Meningkatnya pembinaan bagi usaha/kegiatan yang potensial menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan. 9 Terwujudnya peningkatan pengelolaan dan aksesibilitas informasi lingkungan % (1)Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup (2 kegiatan),dan (2)Program Peningkatan Pengendalian Polusi (4 kegiatan) % (1)Program Perlindungan dan Konservasi SDA (8 kegiatan) % (1)Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (4 kegiatan) % (1)Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan (2 keg.) (2) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup (2 kegiatan) % (1) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup (4 kegiatan) % (1) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup (6 kegiatan) % (1) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup (4 kegiatan) % (1)Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi SDA dan Lingkungan Hidup 39

47 II.4. Instrumen Pendukung Untuk menunjang kelancaran tugas Badan di dukung dengan beberapa perangkat Sistem Informasi yaitu SIL, Web BLH DIY, SIPKD, Web Monev E Sakip, Database BLH DIY, sebagai berikut : 1. Sistem Informasi Lingkungan (SIL) Badan Lingkungan Hidup DIY untuk membuat basis data lingkungan yang dihubungkan dengan lokasi atau letak geografis, diharapkan setiap data lingkungan yang dipakai dapat lansung dilihat dalam peta lingkungan, dengan alamat 2. Web Site SKPD untuk menginformasikan kegiatan Badan Lingkungan Hidup DIY dengan alamat 3. Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD), Monev APBD DIY, E-SAKIP. 40

48 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA III.1. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta Badan Lingkungan Hidup DIY telah melaksanakan penilaian kinerja dengan mengacu pada Penetapan Kinerja Badan Lingkungan Hidup DIY tahun 2013 yang telah disepakati. Penilaian ini dilakukan oleh tim pengelola kinerja untuk mengevaluasi dan mengukur dalam rangka pengumpulan data kinerja yang hasilnya akan memberikan gambaran keberhasilan dan kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran. Dari hasil pengumpulan data selanjutnya dilakukan kategorisas kinerja (penentuan posisi) sesuai dengan tingkat capaian kinerja seperti pada tabel skala nilai peringkat kinerja sebagai berikut : Tabel Skala Nilai Peringkat Kinerja Interval Nilai Kriteria Penilaian No. Kode Realisasi Kinerja Realisasi Kinerja Sangat Baik Hijau Tua Tinggi Hijau Muda Sedang Kuning Tua Rendah Kuning Muda Sangat Rendah Merah Berdasarkan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 Pengukuran target kinerja dari sasaran strategis yang telah ditetapkan oleh Badan Lingkungan Hidup DIY dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja. Indikator kinerja sebagai ukuran keberhasilan dari tujuan dan sasaran strategis Badan Lingkungan Hidup DIY beserta target dan capaian realisasinya dirinci sebagai berikut: Tabel III.1 Capaian Kinerja Tahun 2013 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISA SI PERSEN TASE KRITERIA / KODE A Kualitas Lingkungan Hidup Meningkat Prosentase peningkatan lingkungan kualitas persen 3,14 3,14 100% Hijau Tua 41

49 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISA SI PERSEN TASE KRITERIA / KODE 1. Terwujudnya peningkatan kualitas air sungai Penurunan Pencemaran Air Sungai : 1) BOD mg/l <10 9,96 100% Hijau Tua 2) COD mg/l <40 20,28 100% Hijau Tua 3) Bakteri Coli MPN/ 100 ml < % Hijau Tua 2. Terwujudnya peningkatan kualitas udara ambien 3. Menurunnya Luasan Lahan yang rusak 4. Terwujudnya peningkatan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) 5. Peningkatan pengelolaan sampah, dan limbah B3 Penurunan Pencemaran Udara Ambien : 1) CO µg/m3 < ,15 100% Hijau Tua 2) HC µg/m3 < 14 67,95 100% Hijau Tua 3) Pb µg/m3 < 2 1,13 100% Hijau Tua 4) NOx µg/m3 < ,75 100% Hijau Tua 5) Konsentrasi Partikulat 1) Luas lahan yang terkonservasi 2) Penurunan Fluktuasi Muka Air Tanah 1) Prosentase pemenuhan penyediaan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan 2) Jumlah kampung hijau 1) Jumlah penghasil limbah B3 yang melakukan pengolahan limbah B3 sesuai aturan µg/m3 < ,03 100% Hijau Tua Ha % Hijau Tua Cm % Hijau Tua persen 11,67 10,00 85,65 Hijau Muda lokasi % Hijau Tua Unit usaha % Hijau Tua 6. Terwujudnya peningkatan jumlah kelompok masyarakat peduli lingkungan 7. Terwujudnya peningkatan penaatan dan penegakan hukum lingkungan 2) Jumlah kelompok pengelola sampah mandiri 1) Jumlah Sekolah berwawasan lingkungan 2) Jumlah kelompok peduli lingkungan hidup 1) Prosentase Unit Usaha yang mentaati hukum lingkungan 2) Prosentase unit usaha yang melaksanakan kewajiban pelaporan yang tertuang dalam dokumen AMDAL kelompok % Hijau Tua sekolah % Hijau Tua kelompok % Hijau Tua persen 8 6,6 82,5% Hijau Muda persen % Hijau Tua 42

50 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISA SI PERSEN TASE KRITERIA / KODE 8. Meningkatnya pembinaan bagi usaha/kegiatan yang potensial menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Sumber pencemar yang dibina Unit usaha % Hijau Tua 9. Terwujudnya peningkatan pengelolaan dan aksesibilitas informasi lingkungan Tersedianya data lingkungan hidup dalam basis data digital data base (Jenis data) 1 (8 Jenis data) 1 data base (8 Jenis data) 100% Hijau Tua Dari tabel di atas, terdapat 1 (satu) indikator kinerja utama dan 20 (dua puluh) indikator pendukung yang terbagi ke dalam 10 (Sembilan) sasaran strategis. Pada tabel diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2013, terdapat 19 (sembilan belas) indikator telah memenuhi target yang ditetapkan atau sebesar 100 persen dari total indikator. Sementara itu, sebanyak 2 (dua) indikator belum memenuhi target. Tidak tercapainya target disebabkan oleh berbagai faktor kendala. Capaian yang tertinggi pada indikator Persentase luas lahan yang terkonservasi dari target 9 Ha realisasi capaian sebesar 15 Ha atau 167 persen. Sementara indikator yang mengalami capaian dibawah target adalah indikator Prosentase pemenuhan penyediaan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan, 85,65 persen dan Prosentase Unit Usaha yang mentaati hukum lingkungan 82,50 persen. Perhitungan untuk mengetahui tingkat capaian Indikator Kinerja Utama Prosentase Peningkatan Kualitas Lingkungan dengan target 3,14 persen, adalah dengan menggunakan formulasi rata-rata peningkatan kualitas air sungai (BOD, COD) dan kualitas udara ambien (CO, HC) dikalikan seratus. Kualitas air sungai dihitung berdasarkan parameter Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD). Parameter BOD dan COD perhitungannya dari rata-rata hasil uji dari titik sampling sungai-sungai yang dipantau dan mewakili kondisi pada dua musim (kemarau dan penghujan). Berdasarkan hasil uji kualitas air, data realisasi kinerja menunjukkan hasil yang sangat baik (100%), yakni untuk realisasi capaian BOD sebesar 9,96 mg/l, dari target <10 mg/l. Sedangkan untuk parameter COD sebesar 20,28mg/l, dari target 43

51 <40mg/l. Berdasarkan realisasi capaian untuk indikator Penurunan Pencemaran Air Sungai pada tahun 2013 tercapai seratus persen. Untuk kualitas udara ambien dihitung berdasarkan parameter Carbon Monoksida (CO) dan Hidro Carbon (HC). Parameter CO dihitung dari hasil pemantauan CO tertinggi di masing-masing Kabupaten/Kota yang dipantau kualitas udara ambiennya (nilai kisaran) dibagi dengan jumlah titik pantau di Kabupaten/Kota yang dilakukan pemantauan. Data realisasi kinerja untuk kualitas udara ambien (parameter CO dan HC) menunjukan hasil yang sangat baik (100%), yakni untuk realisasi capaian parameter CO sebesar 716,15 µg/m 3, dari target < µg/m 3, sedangkan capaian parameter HC sebesar 67,95 µg/m 3, dari target sebesar <150 µg/m 3. Jadi untuk parameter CO dan HC pada tahun 2013, dengan indikator penurunan pencemaran udara ambien dapat tercapai seratus persen. Berdasarkan hasil uji kualitas udara ambien maupun kualitas air sungai dengan beberapa parameter tersebut diatas, bahwa konsentrasi zat-zat pencemar tersebut masih berada dibawah ambang batas dan didalam perhitungan realisasi target RPJMD sebesar 3,14% dapat dijelaskan bahwa kumulatif angka hasil uji kualitas udara ambien dan kualitas air sungai dengan beberapa parameter, menunjukkan hasil sesuai yang ditargetkan 100%. III.2. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA Dalam sub bab ini akan disajikan pencapaian sasaran strategis Badan Lingkungan Hidup DIY yang dicerminkan dalam capaian Indikator Kinerja. Adapun evaluasi dan analisis secara rinci indikator kinerja menurut sasaran stategis diuraikan sebagai berikut : III.2.1. Sasaran Terwujudnya Peningkatan Kualitas Air Sungai Tolok ukur untuk mencapai sasaran terwujudnya peningkatan kualitas air sungai adalah angka indikator kinerja yang ditetapkan dalam Dokumen Penetapan Kinerja Badan Lingkungan Hidup DIY Tahun Adapun target dan realisasi sasaran terwujudnya Peningkatan Kualitas Air Sungai, seperti pada tabel sebagai berikut : 44

52 No Tabel III.2.1 Target dan Realisasi Kinerja Penurunan Pencemaran Air Indikator 1. Biological Oxygen Demand (BOD) 2. Chemical Oxygen Demand (COD) 3. Bakteri Coli Capaian 2012 Target 2013 Realisasi % Realisasi Target Akhir Renstra (2017) Capaian s/d 2013 terhadap 2017 (%) 8,10mg/lt <10mg/lt 9,96mg/lt 100% <7,5 17,6% 17,20mg/lt <40mg/lt 20,28mg/lt 100% <37,5 100% MPN/100 ml < MPN/100 ml MPN/100 ml Sumber Data : Badan Lingkungan Hidup DIY Tahun % < MPN/100 ml 100 % Data pada tabel diatas menunjukkan hasil yang sangat baik (100%), yakni untuk realisasi capaian BOD sebesar 9,96 mg/l, dari target <10 mg/l, sedangkan untuk parameter COD sebesar 20,28mg/l, dari target <40mg/l. Dan untuk parameter Bakteri Coli air sungai realisasi capaian sebesar MPN/100 ml, dari target < MPN/100. Jadi pada tahun 2013 realisasi sasaran terwujudnya peningkatan kualitas air sungai menunjukkan hasil yang yang baik, sesuai target yang ditetapkan. dan apabila dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya terdapat perubahan pada target parameter bakteri coli, pada tahun 2012 dengan target < MPN/100 dan pada tahun 2013 dengan target < MPN/100. Keberhasilan capaian target dan realisasi sasaran terwujudnya peningkatan kualitas air sungai pada tahun 2013 didukung dengan berhasilnya pelaksanaan program dan kegiatan Badan Lingkungan hidup DIY tahun Program dan kegiatan Badan Lingkungan Hidup DIY TA 2013 yang mendukung tercapainya target indikator Sasaran Terwujudnya Peningkatan Kualitas Air, sebagai berikut : III Pemantauan Kualitas Air Kegiatan pemantauan kualitas air merupakan bagian dari program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan yang dibiayai dengan anggaran APBD tahun 2013 sebesar Rp ,-, realisasi anggaran sebesar 45

53 Rp ,- atau sebesar 93,39 %, realisasi fisik 100 %, sedangkan capaian indikatornya pada tabel sebagai berikut : Tabel : III Target dan Realisasi Pemantauan Kualitas Air Tahun 2013 Indikator Kinerja a. Terlaksananya Pemantauan Kualitas Air Sungai b. Pemantauan Kualitas Air Laut c. Terlaksananya Pemantauan Air Sumur 2013 Target Realisasi Capaian 3 periode/ 47 titik 2 periode/ 6 titik 2 periode/ 34 titik 3 periode/ 47 titik 2 periode/ 6 titik 2 periode/ 34 titik 100% 100% 100% d. Terlaksananya Rapat Koordinasi Status Mutu Air 3 kali/ 30 orang 3 kali/ 30 orang 100% Data kualitas air sungai ini didasarkan pada hasil pemantauan kualitas air sungai Tahun 2013, yang dilaksanakan di 10 (sepuluh) sungai di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu : Sungai Winongo, Sungai Code, Sungai Gajahwong, Sungai Bedog, Sungai Tambakbayan, Sungai Oyo, Sungai Kuning, Sungai Konteng, Sungai Belik,dan sungi Bulus dengan jumlah titik yang dipantau sebanyak 47 titik, dilaksanakan pada tiga periode atau tiga kali dalam setahun yaitu pada Bulan Februari, Juni dan Oktober tahun Adapun realisasi capaian indikator pemantauan kualitas air sungai sesuai target yang ditetapkan sebesar 100 %. Data kualitas air laut ini didasarkan pada hasil pemantauan kualitas air laut Tahun 2013, yang dilaksanakan di enam (6) lokasi pemantauan, yaitu Pantai Depok dan Kuwaru di Kabupaten Bantul, Pantai Glagah dan Trisik di Kabupaten Kulonprogo serta Pantai Baron dan Sundak di Kabupaten Gunungkidul. Adapun realisasi capaian angka indikator pemantauan kualitas air laut sesuai target yang telah ditetapkan sebesar 100%. Data kualitas air tanah ini didasarkan pada hasil pemantauan kualitas air tanah Tahun 2013, dengan sasaran kegiatan pemantauan dilokasi 68 sumur warga yang terletak di Kabupaten Sleman diambil 13 sampel, Kabupaten Kulonprogo diambil 14 sampel, Kabupaten Bantul diambul 14 sampel, Kabupaten Gunungkidul diambil 12 sampel dan dari Kota Yogyakarta diambil 15 sampel air tanah. Adapun realisasi capaian angka indikator pemantauan kualitas air tanah sesuai target yang telah ditetapkan sebesar 100 %. 46

54 III Pengendalian Pencemaran Air Kegiatan pengendalian pencemaran air merupakan bagian dari program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan yang dibiayai dengan anggaran APBD tahun 2013 sebesar Rp ,- realisasi anggaran sebesar Rp ,- atau sebesar 98,56%, realisasi fisik 100 %, sedangkan capaian indikatornya pada tabel sebagai berikut : Tabel : III Target dan Realisasi Pengendalian Pencemaran Air Tahun 2013 Indikator Kinerja 2013 Target Realisasi Capaian b. Terlaksananya Pembinaan Pengendalian Pencemaran Air Bagi Pelaku Usaha/ kegiatan 2 kali/ 50 orang 2 kali/ 50 orang 100% c. Terlaksananya Evaluasi W2M bagi pelaku usaha/kegiatan d. Terlaksananya Kajian Daya Tampung Sungai e. Terlaksananya Penyusunan Profil Sungai f. Terlaksananya pembuatan alat penangkap sampah g. Terlaksananya pembuatan Biogas Peternakan Sapi 1 dokumen 1 dokumen 100% 1 dokumen 1 dokumen 100% 1 dokumen 1 dokumen 100% 1 paket 1 paket 100% 3 paket 3 paket 100% Dari tabel target dan capaian kinerja pengendalian pencemaran air pada menunjukkan hasil yang sangat baik. Pada tahun 2013, target dan realisasi semua indikator kinerja pengendalian pencemaran air dapat tercapai seratus persen. III Koordinasi Pengelolaan Prokasih/Superkasih Kegiatan Koordinasi Pengelolaan Prokasih/Superkasih merupakan bagian dari program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan yang dibiayai dengan anggaran APBD tahun 2013 sebesar Rp ,-, realisasi anggaran sebesar Rp ,- atau sebesar 69,64%, realisasi fisik 100 %, sedangkan capaian indikatornya pada tabel sebagai berikut : Tabel : III Target dan Realisasi Koordinasi Pengelolaan Prokasih/ Superkasih Tahun

55 Indikator Kinerja 2013 Target Realisasi Capaian a. Terlaksananya Rapat Koordinasi Pengelolaan Prokasih/Superkasih 4 kali/30 orang 4 kali/30 orang 100% b. Terlaksananya Pembinaan Teknis bagi Pelaku Usaha/Kegiatan 2 kali/30 orang 2 kali/30 orang 100% Pelaksanaan Kegiatan Koordinasi Pengelolaan Prokasih/Superkasih didasarkan Peraturan Gubernur No. 32 Tahun 2011 tentang Rencana Kerja Program Kali Bersih tahun Pada tahun 2013, angka indikator kegiatan Koordinasi Pengelolaan Prokasih/Superkasih dapat tercapai sesuai target sebesar 100%. III Pengujian Kadar Polusi Limbah Padat dan Limbah Cair Kegiatan Pengujian Kadar Polusi Limbah Padat dan Limbah Cair merupakan bagian dari program Pengendalian Peningkatan Pengendalian Polusi yang dibiayai dengan anggaran APBD tahun 2013 sebesar Rp ,-, realisasi anggaran sebesar Rp ,- atau sebesar 74,54%, realisasi fisik 100 %, sedangkan capaian indikatornya pada tabel sebagai berikut : Tabel : III-B.1.4. Target dan Realisasi Koordinas Pengujian Kadar Polusi Limbah Padat dan Indikator Kinerja a. Terlaksananya Pengujian Mutu Limbah Padat b.terlaksananya Pengujian Mutu Limbah Cair c.terlaksananya Rapat Koordinasi Mutu Limbah Padat c.terlaksananya Rapat Koordinasi Mutu Limbah Cair Limbah Cair Tahun Target Realisasi Capaian 20 sampel 20 sampel 100% 60 sampel 60 sampel 100% 1 kali/ 20 orang 2 kali/ 30 orang 1 kali/ 20 orang 1 kali/ 30 orang 100% 100% Pada tahun 2013, target dan realisasi capaian indikator Kegiatan Pengujian Kadar Polusi Limbah Padat dan Limbah Cair dapat memenuhi target yang ditetapkan, sebesar 100 persen.. Program/Kegiatan BLH DIY TA 2013 yang menunjang tercapainya target sasaran terlaksananya pemantauan kualitas lingkungan secara berkelanjutan, sebagai berikut : 48

56 1). Program/kegiatan Peningkatan Kapasitas Laboratorium Penguji Lingkungan, dengan capaian sebesar 96,83%, realisasi fisik 100 %. 2). Kegiatan Pengembangan Sarana dan Prasarana Laboratorium Lingkungan Hidup, dengan capaian sebesar 96.17%, realisasi fisik 100 %. 3). Kegiatan Pengembangan Kelembagaan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kawasan Sungai, dengan capaian sebesar 99,37 %, realisasi fisik 100 %, 4). Kegiatan Pembinaan Pelaksanaan Pedoman Pengelolaan Laboratorium di Lingkungan Pendidikan SMA/SMK, dan PT, dengan capaian sebesar 99.93%, realisasi fisik 100 %. III.2.2. Sasaran Terwujudnya Peningkatan Kualitas Udara Ambien Tolok ukur untuk mengetahui capaian sasaran terwujudnya peningkatan kualitas udara ambien yaitu indikator penurunan pencemaran udara ambien yang dinilai berdasarkan parameter : Carbon Monoksida (CO) dan Hidro Carbon (HC), realisasinya seperti pada tabel sebagai berikut : No Tabel III.2.2. Target dan Realisasi Kinerja Peningkatan Kualitas Udara Ambien Indikator 1. Carbon Monoksida (CO) 2. Hidro Carbon (HC) Capaian 2012 Target 2013 Target % Akhir Realisasi Renstra Realisasi (2017) Capaian s/d 2013 terhadap 2017 (%) < 1.133,95 716,15 µg/m % <7,5 100% µg/m 3 µg/m 3 64,08 < ,95 100% <37,5 100% µg/m 3 µg/m 3 µg/m 3 Sumber Data : Badan Lingkungan Hidup DIY Tahun 2013 Data kualitas udara ambien untuk kedua parameter tersebut didasarkan pada hasil pemantauan yang dilakukan oleh BLH DIY dengan obyek pemantauan sebanyak 55 lokasi yang terbagi 2 grid (lokasi roadside dan lokasi grid di jalan-jalan protokol, tersebar di 4 kabupaten/kota se- DIY yakni Kota Yogyakarta, Sleman, Bantul, dan Kulonprogo. Data realisasi kinerja menunjukan kualitas udara ambien baik untuk parameter CO maupun HC memenuhi target yang ditetapkan, yakni untuk realisasi capaian parameter CO sebesar 716,15 µg/m 3, adapun target yang ditetapkan < µg/m 3, sedangkan nilai realisasi capaian parameter HC sebesar 67,95 49

57 µg/m 3, dari target yang ditetapkan sebesar <150 µg/m 3. Jadi untuk parameter CO dan HC pada tahun 2013, sebagai indikator penurunan pencemaran udara ambien dapat tercapai 100 persen. Pada tahun 2013 parameter yang digunakan untuk menilai kualitas udara ambien selain parameter Carbon Monoksida (CO) dan Hidro Carbon (HC), ditambah dengan parameter Plumbum (Pb), Nitrogen Oksida (NOx), dan Konsentrasi Partikulat. Untuk realisasi capaian parameter Plumbum (Pb) sebesar 1,3 µg/m 3 dari target yang ditetapkan <2 µg/m 3, dan realisasi capaian parameter NOx sebesar 33,75 µg/m 3 dari target yang ditetapkan <400 µg/m 3, sedangkan untuk realisasi capaian parameter konsentrasi partikulat sebesar 45,03 µg/m 3 dari target yang ditetapkan <150µg/m 3, dan keseluruhan parameter Pb, NOx dan Konsentrasi Partikulat dan HC pada tahun 2013, menunjukkan hasil capaian 100 persen. Keberhasilan penurunan pencemaran udara dikarenakan telah semakin meningkatnya kesadaran masyarakat dalam merawat mesin kendaraan seiring lebih efektifnya upaya penyadaran masyarakat tentang penaatan baku mutu emisi kendaraan bermotor, peningkatan efektifitas penerapan Peraturan Daerah Nomor : 5 Tahun 2007 DIY tentang Pengendalian Pencemaran Udara serta peningkatan dan pengembangan Ruang Terbuka Hijau. Dan tercapainya target dan realisasi karena didukung beberapa program/kegiatan seperti program langit biru, kegiatan emisi/polusi akibat aktivitas produksi, kegiatan pengujian emisi kendaraan bermotor dan sosialisasi yang mendukung pengendalian pencemaran udara, seperti sosialisasi Peraturan Daerah DIY No. 5 Tahun 2007 dan Pergub No.51 Tahun Program/kegiatan BLH DIY TA 2013 yang mendukung tercapainya target indikator Sasaran Terwujudnya Peningkatan Kualitas Udara Ambien, sebagai berikut : III Pemantauan Kualitas Udara Ambien Kegiatan pemantauan kualitas udara merupakan bagian dari program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan yang dibiayai dengan anggaran APBD tahun 2013 sebesar Rp ,-, realisasi anggaran sebesar Rp ,- atau sebesar 97,80 %, realisasi fisik 100 %, sedangkan capaian indikatornya pada tabel sebagai berikut : 50

58 Tabel : III Target dan Realisasi Pemantauan Kualitas Udara Ambien Tahun 2013 Indikator Kinerja 2013 Target Realisasi Capaian a.data dan informasi kualitas udara di DIY 300 sampel 300 sampel 100 % b.data dan informasi kualitas udara dalam ruangan 10 sampel 10 sampel 100 % Data pemantauan kualitas udara tersebut didasarkan pada hasil pemantauan yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup DIY bekerjasama dengan Laboratorium Penguji Balai Labkes Dinas Kesehatan Provinsi DIY, Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja Dinas Nakertrans Provinsi DIY, dengan obyek pemantauan sebanyak 55 lokasi yang terbagi 2 grid (lokasi roadside dan lokasi grid Hasil pemantauan kualitas udara ambien secara umum masih memenuhi baku mutu. III Pengujian Emisi Kendaraan Bermotor Kegiatan Pengujian Emisi Kendaraan Bermotor (Program Peningkatan Pengendalian Polusi) yang dibiayai dengan anggaran APBD tahun 2013 sebesar Rp ,-, realisasi anggaran sebesar Rp ,- atau sebesar 99.83%, realisasi fisik 100 %, sedangkan capaian indikator pengujian emisi kendaraan bermotor pada tabel sebagai berikut : Tabel III Target dan Realisasi Kegiatan Pengujian Emisi Kendaraan Bermotor Tahun 2013 Indikator Kinerja 2013 Target Realisasi Capaian Data hasil uji petik emisi kendaraan bermotor sampel sampel 122% Pada tahun 2013, hasil uji petik Baku Mutu Emisi Gas Buang Sumber Bergerak Kendaraan Bermotor sebanyak 2440 kendaraan bermotor. Pelaksanaan uji petik tersebut menggunakan parameter Parameter CO dan HC (untuk bahan bakar bensin) dan Opasitas (bahan bakar solar). Dari hasil uji petik sebanyak kendaraan bermotor, terdapat 1883 kendaraan yang emisi gas buangnya 51

59 dinyatakan lulus uji emisi memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan Pergub No. 39 Tahun 2010 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Sumber Bergerak Kendaraan Bermotor. Uji Petik Emisi Kendaraan Bermotor Roda Dua Th 2013 di Halm Pasar Tlogorejo, Kabupaten Sleman Uji Petik Emisi Kendaraan Bermotor Roda Empat Th 2013 di Halaman Pasar Tlogorejo, Kabupaten Sleman III Pengujian Emisi/Polusi Akibat Aktivitas Produksi Kegiatan Pengujian Emisi/Polusi Akibat Aktivitas Produksi merupakan bagian dari program Peningkatan Pengendalian Polusi yang dibiayai dengan anggaran APBD tahun 2013 sebesar Rp ,- realisasinya anggaran sebesar Rp ,- atau sebesar 95,92 %, realisasi fisik 100 %, sedangkan capaian indikatornya pada tabel sebagai berikut : Tabel : III Target dan Realisasi Kegiatan Pengujian Emisi/Polusi Akibat Aktivitas Produksi Tahun 2013 Indikator Kinerja 2013 Target Realisasi Capaian Data emisi akibat aktivitas industri 46 sampel 46 sampel 100 % Data emisi akibat aktivitas industri tersebut didasarkan pada hasil uji petik yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup DIY bekerja sama dengan Laboratorium Penguji Balai Hiperkes dan KK Dinas Nakertrans Provinsi DIY dengan obyek uji petik 46 Cerobong Emisi dari 36 usaha/kegiatan yang ada di wilayah Kota Yogyakarta, Sleman, Bantul, dan Kulonprogo. Dari hasil uji petik tersebut disimpulkan bahwa parameter di semua titik pantau masih memenuhi baku 52

60 mutu yang dipersyaratkan sesuai dengan Keputusan Gubernur DIY Nomor 169 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak. III.2.3. Sasaran Menurunnya Luasan Lahan Yang Rusak Tolok ukur untuk mengetahui capaian sasaran menurunnya luasan lahan yang rusak terdiri dari 2 (dua) indikator yaitu Luas lahan yang terkonservasi dan Penurunan Fluktuasi Muka Air Tanah, Adapun target dan realisasinya seperti pada tabel sebagai berikut : No Tabel III.2.2. Target dan realisasi menurunnya luasan lahan yang rusak Indikator 1. Luas lahan yang terkonservasi 2. Penurunan Fluktuasi Muka Air Tanah Capaian 2012 Target 2013 Target Realisasi % Realisasi Akhir Renstra (2017) Capaian s/d 2013 terhadap 2017 (%) 15 Ha 9 Ha 17 Ha 189% 45 Ha 37,77% 1,88 M <2,53 M 1,82 M 100% <2,20 M 100% Sumber Data : Badan Lingkungan Hidup DIY Tahun 2013 Capaian kinerja sasaran menurunnya luasan lahan yang rusak tahun 2013 menunjukkan hasil yang sangat baik. Hal ini ditunjukkan dengan angka capaian Prosentase Luas lahan yang terkonservasi melebihi target yang ditetapkan, yakni dari target 9 ha realisasi capaian sebesar 17 Ha, sehingga prosentase capaian sebesar 189%. Keberhasilan konservasi lahan yang rusak tersebut dapat dicapai melalui Program/kegiatan Pengendalian Kerusakan Hutan dan Lahan Tahun Anggaran 2013 berupa : 1. Reklamasi lahan bekas galian/penambangan golongan C dengan dana APBD di Desa Merdikorejo, Kecamatan Tempel, Kabupaten seluas 8 (delapan) hektar, dengan mitra kerja Kelompok Tani Desa Merdikorejo, Kecamatan Tempel Kabupaten Sleman. 2. Penanaman daerah rawan longsor dengan dana APBD di Dusun Nglinggo Barat, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulonprogo seluas 9 (sembilan) hektar, dengan mitra kerja Kelompok Tani Desa Candirejo, Kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul. 53

61 Untuk mengetahui angka penurunan fluktuasi muka air tanah, adalah menggunakan parameter yang didasarkan pada perbedaan kedalaman dari hasil pengukuran muka air tanah (sumur) dari permukaan tanah pada saat musim kemarau dibandingkan dengan pada saat musim penghujan. Semakin kecil selisih kedalaman air tanah pada saat musim kemarau dan musim penghujan berarti ketersediaan air tanah secara kuantitatif semakin stabil (membaik), Ini berarti terjadi peningkatan kuantitas air tanah yang cukup signifikan. Data perhitungan pada tabel mendasarkan hasil Monitoring yang dilakukan 2 kali dalam satu tahun, yang pertama dilakukan saat akhir musim penghujan atau awal musim kemarau (Maret April 2013), dan yang kedua dilakukan saat awal musim penghujan atau akhir musim kemarau (Oktober 2013). Monitoring dilakukan untuk mengetahui besar tingkat penurunan/kenaikan permukaan air tanah di beberapa titik sumur air dangkal yang telah ditentukan. Ada 90 titik sumur (dengan SPAH dan tanpa SPAH) yang dipantau dan terbagai dalam beberapa lokasi yang berbeda. Keberhasilan penurunan fluktuasi muka air tanah ini di dukung adanya kegiatan konservasi air (di daerah tangkapan air), pembuatan Sumur Peresapan Air Hujan (SPAH), gerakan pembuatan lubang biopori serta penghijauan. Disamping itu penurunan fluktuasi muka air tanah secara alami pada tahun 2013 didukung oleh intensitas curah hujan yang cukup. Adapun Program/Kegiatan BLH DIY TA 2013 yang mendukung tercapainya sasaran menurunnya luasan lahan yang rusak, sebagai berikut : 1). Program/kegiatan Konservasi Sumber Daya Air dan Pengendalian Kerusakan Sumber-Sumber Air, dengan capaian sebesar 93,40%, realisasi fisik 100 %. 2). Program/kegiatan Pengendalian Kerusakan Hutan dan Lahan dengan capaian sebesar 96.57%, realisasi fisik 100 %. 3). Program/kegiatan Pengendalian dan Pengawasan Pemanfaatan SDA, dengan capaian sebesar 95,76%, realisasi fisik 100 %. 4). Program/kegiatan Peningkatan Peranserta Masyarakat dalam Perlindungan dan Konservasi SDA, dengan capaian sebesar 97,27%, realisasi fisik 100 %. 5) Program/kegiatan Peningkatan Derah Tangkapan Air dan Sumber-Sumber Air, dengan capaian sebesar 97,49%, realisasi fisik 100 %. 4). Pengelolaan Keanekaragaman Hayati, dengan capaian sebesar 98,37%, realisasi fisik 100 %. 5). Pengendalian Kerusakan Pesisir, Pantai, dan Laut, dengan capaian sebesar 94.39%, realisasi fisik 100 %. 54

62 III.2.4. Sasaran terwujudnya peningkatan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Tolok ukur untuk mencapai sasaran terwujudnya peningkatan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah angka indikator kinerja yang ditetapkan dalam Dokumen Penetapan Kinerja Badan Lingkungan Hidup DIY Tahun Adapun target dan sasaran terwujudnya Peningkatan Pengelolaan RTH, sebagai berikut: No Tabel III.2.4. Target dan realisasi peningkatan pengelolaan RTH Indikator 1. Prosentase pemenuhan penyediaan Ruang Terbuka Hijau di kawasan perkotaan Capaian 2012 Target 2013 Target Realisasi % Realisasi Akhir Renstra (2017) Capaian s/d 2013 terhadap 2017 (%) 7% 11,67% 10% 85,65% 58,33% 17,14% 1. Jumlah Kampung Hijau % 30 40% Sumber Data : Badan Lingkungan Hidup DIY Tahun 2013 Capaian kinerja sasaran terwujudnya peningkatan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Tahun 2013 menunjukkan hasil kurang maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan angka capaian Prosentase pemenuhan penyediaan Ruang Terbuka Hijau di kawasan perkotaan baru tercapai 10 % dari target 11,67%, sedangkan untuk realisasi jumlah kampung hijau melebihi target (120%). Tidak tercapainya target pemenuhan penyediaan Ruang Terbuka Hijau disebabkan oleh berbagai kendala. Pada tahun 2013 telah dilaksanakan penambahan ruang terbuka hijau melalui penanaman bibit tanaman pada median jalan diperkotaan Kota Wates Kulonprogo, dan Bantul dengan tanaman perindang sepanjang 720 meter, pembuatan demplot kampung hijau di 30 lokasi yang tersebar di Kabupaten Bantul, Kotamadya, Kabupaten Sleman, pembuatan ruang terbuka hijau (RTH) Sungai Winongo di Kelurahan Kricak, Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta, pengadaan bibit tanaman buah sebanyak batang terdiri dari bibit buah mangga, sirsat dan nangka yang dibagikan kepada kelompok kjampung hijau masing-masing lokasi 50 batang. 55

63 Program/Kegiatan BLH DIY TA 2013 yang mendukung tercapainya target sasaran terwujudnya peningkatan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH), sebagai berikut : 1) Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dibiayai dengan anggaran APBD tahun 2013 sebesar Rp ,-, realisasinya anggaran sebesar Rp ,- atau sebesar 90,11%, realisasi fisik 100 %. 2) Pembuatan demplot kampong hijau dibiayai dengan anggaran APBD tahun 2013 sebesar Rp ,- realisasinya anggaran sebesar Rp ,- atau sebesar 76,99%, realisasi fisik 100 %. 3) Detail Ennginering Design (DED) Ruang Terbuka Hijau (RTH) dibiayai dengan anggaran APBD tahun 2013 sebesar Rp ,-, realisasinya anggaran sebesar Rp ,- atau 84,29%, realisasi fisik 100%. 4) Pembuatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dibiayai dengan anggaran APBD tahun 2013 sebesar Rp ,-, realisasinya anggaran sebesar Rp ,- atau sebesar 97,61%, realisasi fisik 100 %. Peraih Penghargaan Kampung Hijau di DIY Tahun 2013 Pada Peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional Tahun 2013 Di Halaman Kantor Kecamatan Turi Sleman III.2.5. Sasaran Peningkatan Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Tolok ukur untuk mencapai sasaran terwujudnya peningkatan pengelolaan sampah, limbah dan Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) adalah angka indikator kinerja yang ditetapkan dalam Dokumen Penetapan Kinerja Badan Lingkungan Hidup DIY Tahun Adapun target dan realisasi sasaran terwujudnya peningkatan pengelolaan sampah, limbah B3, sebagai berikut: 56

64 Tabel III Target dan realisasi Peningkatan Pengelolaan Sampah,dan Limbah B3 No Indikator 1. Prosentase Penghasil Limbah B3 yang melakukan Pengolahan Limbah B3 Capaian 2012 Target 2013 Target Realisasi % Realisasi Akhir Renstra (2017) Capaian s/d 2013 terhadap 2017 (%) persen % 6 33% 2. Jumlah Kelompok Masyarakat Pengelola Sampah Mandiri 15 kelompok 20 kelompok 22 kelompok 110% 60 36,67% Perhitungan untuk mengetahui tingkat capaian indikator Prosentase Penghasil Limbah B3 yang melakukan Pengolahan Limbah B3 didasarkan jumlah usaha/kegiatan yang telah melakukan pengelolaan limbah B3 dibagi dengan jumlah usaha/kegiatan yang telah dibina dikalikan seratus. Sedangkan untuk Jumlah Kelompok Masyarakat Pengelola Sampah Mandiri dihitung berdasarkan hasil peningkatan kinerja komunitas Jaringan Pengelola Sampah Mandiri (JPSM) Merti Bumi Lestari DIY yang diadakan setiap 3 (tiga) bulan sekali. Pada tahun 2013, capaian indikator kinerja terbentuknya Kelompok Masyarakat Pengelola Sampah Mandiri dari target 20 pokmas pengelola sampah mandiri terealisasi 22 kelompok atau sesuai target. Data tersebut diperoleh dari hasil capaian kegiatan Pengembangan Jejaring Pengelola Sampah Mandiri dilaksanakan dengan cara mempertemukan forum/kelompok peduli lingkungan/ pengelola sampah mandiri yang ada di DIY. Sedangkan untuk capaian indikator Penghasil Limbah B3 yang melakukan Pengolahan Limbah B3, pada tahun 2013 ditargetkan 2 persen realisasinya sebesar 2 persen, sehingga capaiannya sesuai target yang ditetapkan. Data tersebut diperoleh dari hasil kegiatan Pengendalian Ijin Pengelolaan B3 dan Limbah B3, yaitu dari jumlah usaha/kegiatan yang telah didata, terdapat 19 usaha/kegiatan yang sudah melaksanakan pengelolaan B3 dan Limbah B3. Adapun Program/Kegiatan BLH DIY TA 2013 yang mendukung tercapainya target indikator Sasaran Terwujudnya Peningkatan Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun dan Berbahaya (B3), sebagai berikut : 57

65 1). Program/kegiatan Peningkatan Peranserta Masyarakat dalam Pengelolaan Persampahan, dengan capaian sebesar 99,09%, realisasi fisik 100 %. 2). Pengembangan Teknologi Persampahan, dengan capaian sebesar 98,49%, realisasi fisik 100 %. 2). Program/kegiatan Pengendalian Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Limbah B3, dengan capaian sebesar 98.01%, realisasi fisik 100 %. III.2.6. Sasaran Peningkatan jumlah kelompok masyarakat peduli lingkungan Tolok ukur untuk mencapai sasaran terwujudnya peningkatan jumlah kelompok masyarakat peduli lingkungan adalah angka indikator kinerja yang ditetapkan dalam Dokumen Penetapan Kinerja Badan Lingkungan Hidup DIY Tahun Adapun target dan realisasi sasaran terwujudnya peningkatan jumlah kelompok masyarakat peduli lingkungan, seperti pada tabel sebagai berikut: No Indikator 1. Jumlah Sekolah Berwawasan Lingkungan. Tabel III.2.6. Target dan Realisasi Peningkatan Jumlah Kelompok Masyarakat Peduli Lingkungan Capaian sekolah Target 15 sekolah 2013 Target Realisasi % Realisasi Akhir Renstra (2017) Capaian s/d 2013 terhadap 2017 (%) 15 sekolah 100% 35% 42,66% 2. Jumlah Kelompok Peduli Lingkungan Hidup 20 kelompok 30 kelompok 30 kelompok 100% 55% 54,54% Angka capaian indikator Jumlah Sekolah yang Berwawasan Lingkungan, didasarkan pada hasil seleksi sekolah-sekolah yang di jadikan nominator sebagai sekolah Adiwiyata baik di Tingkat Provinsi maupun Nasional. Pada tahun 2013 realisasi Jumlah sekolah yang berwawasan lingkungan menunjukkan hasil yang sangat baik, yakni dari target 15 sekolah realisasinya 15 sekolah (100 %) sesuai target yang ditetapkan. Perhitungan jumlah sekolah yang berwawasan lingkungan, didasarkan pada hasil seleksi sekolah-sekolah yang di jadikan nominator sebagai sekolah adiwiyata 58

66 mandiri yang maju ke tingkat nasional, dan sekolah adiwiyata tingkat DIY. Pada tahun 2013 telah dilaksanakan Evaluasi Sekolah Adiwiyata Mandiri yang maju ke tingkat nasional yang berlokasi di SD Kanisius Kadirojo, Kalasan, Kabupaten Sleman dan di SD Tarakanita Bumijo, Kota Yogyakarta, sedangkan untuk pemenang evaluasi Sekolah Adiwiyata DIY yang akan diajukan sebagai Sekolah Adiwiyata Mandiri, seperti pada tabel sebagai berikut : Tabel III Peringkat Dan Penghargaan Pemenang Sekolah Adiwiyata Tingkat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2013 No Kategori Nama Sekolah Peringkat Penghargaan Uang (Rp) SD/MI 1. SD Kanisius Sorowajan Banguntapan, Bantul 2. SD Muhammadiyah Wirobrajan, Wirobrajan, Kota Yogyakarta 3. SDN Gombang II,Ponjong,Gunungkidul I ,- II ,- III ,- 2. SMP/MTs 1. SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta, Kota Yogyakarta I ,- 2. SMPN 1 Girisubo, Gunungkidul II ,- 3. SMPN I Pandak,Bantul III ,- 1. SMA N 2 Banguntapan Glondong, Wirokerten, Banguntapan, Bantul I ,- 3. SMA/SMK/MA 2. SMA Muhammadiyah I Yogyakarta Jl. Gotongroyong II, Petinggen, Karangwaru, Tegalrejo, Yogyakarta II ,- 3. SMA N 1 Temon Kebonrejo, Kebonrejo, Temon, KulonProgo III ,- Program/Kegiatan BLH DIY TA 2013 yang mendukung sasaran terwujudnya peningkatan jumlah kelompok masyarakat peduli lingkungan, sebagai berikut : 1) Program/kegiatan Pemantapan Program Adiwiyata, dibiayai dengan anggaran APBD tahun 2013 sebesar Rp. 90, ,-, realisasinya anggaran sebesar Rp ,- atau sebesar 96,37%, realisasi fisik 100 %. 59

67 2) Kegiatan Koordinasi Penilaian Kota Sehat/Adipura, dibiayai dengan anggaran APBD tahun 2013 sebesar Rp ,-dengan realisasi keuangan sebesar Rp ,- atau sebesar 98.69% realisasi fisik 100%. 3) Program/kegiatan Pondok Pesantren Berwawasan Lingkungan, dibiayai dengan anggaran APBD tahun 2013 sebesar Rp ,-dengan realisasi keuangan sebesar Rp ,- dengan capaian sebesar 100%, 4) Pembentukan Kader Lingkungan, dibiayai dengan anggaran APBD tahun 2013 sebesar Rp ,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp ,- atau 95,70 % Pada tabel diatas angka capaian jumlah Kelompok Peduli Lingkungan Hidup menunjukkan hasil yang sangat baik, dari target 30 kelompok realisasinya 30 kelompok dengan prosentase 100% sesuai target yang ditetapkan. Perhitungan angka capaian Jumlah Kelompok Peduli Lingkungan Hidup didasarkan pada hasil kegiatan BLH DIY Tahun 2013 seperti seleksi lomba Kalpataru dalam empat kategori, jumlah kelompok masyarakat yang tergabung dalam Jejaring Pengelolaan Sampah Mandiri (JPSM) dan masih aktif dalam melakukan pengelolaan persampahan, serta kelompok masyarakat yang terpilih menjadi percontohan pelaksanaan pengelolaan lingkungan melalui kegiatan Ekspose Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan seleksi Kehati Award tahun Kegiatan Seleksi Kalpataru yang dilaksanakan pada tahun 2013 diikuti 18 peserta dari Kabupaten/Kota se DIY, dengan kategori penilaian terdiri dari Perintis Lingkungan, Penyelamat Lingkungan, Pembina Lingkungan, dan Pengabdi Lingkungan.. Peraih Penghargaan Kalpataru DIY Tahun 2013 Bersama Kepala BLH DIY Untuk Juara I dari masing-masing kategori akan mewakili Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mengikuti Seleksi ke Tingkat Nasional sebagai Calon Pemenang Kalpataru Tingkat Nasional. Berdasarkan hasil penilaian tim evaluasi yang 60

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, Maret Kepala Badan Lingkungan Hidup DIY. Ir. Joko Wuryantoro, M.Si. NIP

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, Maret Kepala Badan Lingkungan Hidup DIY. Ir. Joko Wuryantoro, M.Si. NIP KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan karunia-nya, sehingga Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta telah dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP 4.1. Visi dan Misi SKPD 4.1.1. Visi Filosofi yang mendasari pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta seperti tercantum

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) KOTA YOGYAKARTA. Sebelum di bentuknya Badan Lingkungan Hidup, Instansi ini pernah

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) KOTA YOGYAKARTA. Sebelum di bentuknya Badan Lingkungan Hidup, Instansi ini pernah BAB II GAMBARAN UMUM BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) KOTA YOGYAKARTA A. Sejarah Sebelum di bentuknya Badan Lingkungan Hidup, Instansi ini pernah mengalami beberapa perubahan antara lain : Dinas kebersihan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP 4.1. Visi dan Misi 4.1.1. Visi Bertitik tolak dari dasar filosofi pembangunan daerah Daerah Istimewa Yogyakarta,

Lebih terperinci

Kata pengantar. Yogyakarta, Maret Kepala Badan Lingkungan Hidup DIY. Ir. Joko Wuryantoro, M.Si NIP

Kata pengantar. Yogyakarta, Maret Kepala Badan Lingkungan Hidup DIY. Ir. Joko Wuryantoro, M.Si NIP Kata pengantar Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya, sehingga Badan Lingkungan Hidup DIY dapat menyelesaikan Laporan Tahunan

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN TAHUN 2011 BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN TAHUN 2011 BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN TAHUN 2011 BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) Yogyakarta, Maret

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN TAHUN 2012 BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) PEMERINTAH DAERAH DIY BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH)

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN TAHUN 2012 BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) PEMERINTAH DAERAH DIY BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN TAHUN 2012 BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) PEMERINTAH DAERAH DIY PEMERINTAH DAERAH DIY BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) Yogyakarta, 2013 DAFTAR ISI Kata Pengantar...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pemerintah yang baik ( good governance) merupakan isu yang paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini sejalan dengan penyelenggaraan otonomi

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2013 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LAPORAN TAHUNAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2013 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA LAPORAN TAHUNAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2013 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA YOGYAKARTA, FEBRUARI

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN TAHUN 2013 BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) PEMERINTAH DAERAH DIY BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH)

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN TAHUN 2013 BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) PEMERINTAH DAERAH DIY BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN TAHUN 2013 BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) PEMERINTAH DAERAH DIY PEMERINTAH DAERAH DIY BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) Yogyakarta, 2014 Kata Pengantar Puji syukur

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN TAHUN 2014 BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN TAHUN 2014 BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN TAHUN 2014 BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Yogyakarta, April 2015 Kata pengantar Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini dibuat sebagai perwujudan dan kewajiban suatu Instansi Pemerintah dengan harapan dapat dipergunakan

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUMEDANG SEKRETARIAT DAERAH

Lebih terperinci

GubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG

GubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa pembangunan yang berkeadilan dan demokratis

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA DEPOK

BERITA DAERAH KOTA DEPOK BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 56 TAHUN 2012 PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 56 TAHUN 2012 TENTANG TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tanggal 7 Juni 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Lebih terperinci

I Pendahuluan 1.1. Tupoksi dan Struktur Organisasi a. Kepala Badan b. Sekretariat Bidang Tata Lingkungan

I Pendahuluan 1.1. Tupoksi dan Struktur Organisasi a. Kepala Badan b. Sekretariat Bidang Tata Lingkungan Bab I Pendahuluan Didalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 1. Pengendalian Dampak 1. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 2. Analisis Mengenai Dampak (AMDAL) 3. Pengelolaan Kualitas

Lebih terperinci

BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Jalan Tentara Rakyat Mataram No. 53 Yogyakarta Telp. (0274)

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENGELOLA LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang :

Lebih terperinci

2.1 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI

2.1 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI Bab ini menjelaskan dengan singkat definisi, fungsi, dan peran dari dokumen Renstra yang telah ditetapkan. BAB II GAMBARAN PELAYANAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH 2.1 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II Bab II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, setiap satuan kerja perangkat Daerah, SKPD harus menyusun Rencana

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 39 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL KECAMATAN SLAWI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL KECAMATAN SLAWI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014-2019 PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL KECAMATAN SLAWI Alamat : Jalan Hos Cokroaminoto No.1 Slawi i KATA PENGANTAR Review Rencana Strategis

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016 SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BLITAR

Lebih terperinci

H. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

H. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP LAMPIRAN VIII PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR : Tahun 2010 TANGGAL : Juli 2010 H. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URUSAN 1. Pengendalian Dampak 1. Pengelolaan

Lebih terperinci

BAB III TUGAS POKOK DINAS Pasal 5 Dinas mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan urusan pemerintahan bidang lingkungan hidup yang menjadi

BAB III TUGAS POKOK DINAS Pasal 5 Dinas mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan urusan pemerintahan bidang lingkungan hidup yang menjadi GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Paragraf 2 Kepala Sub Bagian Keuangan

Paragraf 2 Kepala Sub Bagian Keuangan BAB XXVII BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 540 Susunan organisasi Badan Lingkungan Hidup Daerah, terdiri dari: a. Kepala Badan; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Kepala

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Struktur Organisasi BLHD Provinsi Sulawesi Selatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Struktur Organisasi BLHD Provinsi Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Struktur Organisasi BLHD Provinsi Sulawesi Selatan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan

Lebih terperinci

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG -1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUKAMARA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUKAMARA BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA, Menimbang :

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG 9 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN PENAJAM PASER

Lebih terperinci

REVIEW-INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PRABUMULIH TAHUN

REVIEW-INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PRABUMULIH TAHUN REVIEW-INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PRABUMULIH TAHUN 2013-2018 PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH 2017 INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PRABUMULIH TAHUN 2015-2018

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA 1 GUBERNUR KALIMANTAN UTARA PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN LEMBAGA

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BAPPEDA DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 2.1 Sejarah BLHD Provinsi Banten yang terbentuk seiring dengan berdirinya Provinsi Banten melalui Undang-undang No. 23 Tahun 2000 dan sudah mengalami beberapa perubahan

Lebih terperinci

- 283 - H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

- 283 - H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP - 283 - H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH 1. Pengendalian Dampak Lingkungan 1. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 1. Menetapkan

Lebih terperinci

LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN (LKPj) BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN (LKPj) BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN (LKPj) BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 2016 Daftar Isi Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN CILACAP

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN ANGGARAN 2014 LINGKUNGAN HIDUP

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN ANGGARAN 2014 LINGKUNGAN HIDUP LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN ANGGARAN 2014 HIDUP BADAN HIDUP DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, S A L I N A N NOMOR 1/D, 2008 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH, SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAN STAF AHLI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam perspektif yang luas Laporan Kinerja Pemerintah mempunyai fungsi sebagai media/wahana pertanggungjawaban kepada publik atas penyelenggaran Pemerintahan. Untuk

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KAPUAS

Lebih terperinci

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASER NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, INSPEKTORAT DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARIMUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARIMUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARIMUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARIMUN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT KANTOR PENGENDALIAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1. Tupoksi dan Struktur Organisasi Didalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN KABUPATEN KLATEN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA PANGKALPINANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 63TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang :

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH,

Lebih terperinci

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP - 283 - H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP 1. Pengendalian Dampak Lingkungan 1. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 1. Menetapkan kebijakan mengenai pengelolaan Limbah

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BPMD Prov.Jateng Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BPMD Prov.Jateng Tahun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BPMD Prov.Jateng Tahun 2014 1 PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Badan Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 dilaksanakan

Lebih terperinci

LAPORAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2015

LAPORAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2015 LAPORAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2015 KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KULON PROGO 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan Sistem

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN

Lebih terperinci

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN 07 BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Dalam perspektif yang luas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah mempunyai fungsi sebagai media / wahana

Lebih terperinci

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP - 216 - H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP 1. Pengendalian Dampak Lingkungan 1. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 1. Menetapkan kebijakan mengenai pengelolaan Limbah

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR p BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN GRESIK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM, PENATAAN RUANG,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 68 ayat

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD 39 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH DAN INSPEKTORAT KABUPATEN GARUT DENGAN

Lebih terperinci

RANCANGAN QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

RANCANGAN QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RANCANGAN QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS KABUPATEN ACEH

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEBERSIHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 68 ayat

Lebih terperinci

Bab II Perencanaan Kinerja

Bab II Perencanaan Kinerja Bab II Perencanaan Kinerja 2.1. Visi Misi Daerah Dasar filosofi pembangunan daerah Provinsi Gorontalo seperti tercantum dalam RPJMD Provinsi Gorontalo tahun 2012-2017 adalah Terwujudnya Percepatan Pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 68 ayat

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

Lebih terperinci

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN KEWENANGAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN KEWENANGAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN KEWENANGAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, Menimbang : Bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 43 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

WALIKOTA PAREPAREIKOTA PAREPARE

WALIKOTA PAREPAREIKOTA PAREPARE WALIKOTA PAREPAREIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAREPARE,

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2017 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 64 Tahun : 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 64 Tahun : 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 64 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR, PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 09 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANTUL

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 066 TAHUN 2017

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 066 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 066 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN CILACAP DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN INSPEKTORAT DRAFT

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN INSPEKTORAT DRAFT PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN INSPEKTORAT DRAFT RENCANA STRATEGIS TAHUN 2013-2018 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pemberlakuan otonomi daerah sesuai Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

Bupati Cirebon PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 66 TAHUN 2008

Bupati Cirebon PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 66 TAHUN 2008 - 1 - Bupati Cirebon PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 66 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PEMERINTAH KOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA PASURUAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

Lebih terperinci