Kata pengantar. Yogyakarta, Maret Kepala Badan Lingkungan Hidup DIY. Ir. Joko Wuryantoro, M.Si NIP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata pengantar. Yogyakarta, Maret Kepala Badan Lingkungan Hidup DIY. Ir. Joko Wuryantoro, M.Si NIP"

Transkripsi

1 Kata pengantar Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya, sehingga Badan Lingkungan Hidup DIY dapat menyelesaikan Laporan Tahunan Pelaksanaan Program/ Kegiatan Laporan ini memuat data dan informasi tentang potret kondisi organisasi seperti: profil pegawai, sarana prasarana, aset, hasil pelaksanaan program/ kegiatan, penggunaan anggaran serta hambatan/ tantangan dalam merealisasikan target dan capaian program/ kegiatan tahun Laporan kegiatan ini merupakan salah satu bentuk laporan BLH DIY dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 8 Tahun Selain itu dimaksudkan pula untuk memenuhi kewajiban ketentuan Undang-Undang Nomor: 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP). Laporan tahunan ini diharapkan dapat memberikan dukungan informasi kepada berbagai pihak baik instansi pemerintah, masyarakat, pelaku usaha dan perguruan tinggi sebagai mitra dalam merumuskan/ melaksanakan kebijakan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Di samping itu diharapkan pula dapat dimanfaatkan sebagai instrumen untuk lebih mensinergikan dan mengefektifkan pengelolaan lingkungan hidup di masa mendatang. Dalam penyusunan laporan ini tentunya masih banyak kekurangan maupun kesalahan, sehingga kami berharap adanya saran, kritik dan masukan yang membangun guna menyempurnakan penyusunan laporan di waktu mendatang. Kami tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak atas bantuannya sehingga Laporan Tahunan Pelaksanaan Program/ Kegiatan 2015 BLH DIY dapat terselesaikan. Semoga laporan ini bermanfaat bagi berbagai pihak yang membutuhkan. Yogyakarta, Maret 2016 Kepala Badan Lingkungan Hidup DIY Ir. Joko Wuryantoro, M.Si NIP i

2 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii BAB I. PENDAHULUAN... I Latar Belakang... I Tujuan Penyusunan Laporan... I Manfaat Penyusunan Laporan... I Dasar Hukum... I Sistematika Penulisan... I-3 BAB II. KONDISI UMUM BADAN LINGKUNGAN HIDUP... II Visi dan Misi... II Visi Instansi... II Misi Instansi... II Struktur Organisasi... II Susunan Organisasi... II Struktur Organisasi Badan Lingkungan Hidup... II Tugas Pokok dan Fungsi... II Tugas dan Fungsi Sekretariat dan Bidang... II-5 a. Sekretariat... II-5 b. Bidang Pengembangan Kapasitas... II-7 c. Bidang Pengendalian Perusakan dan Konservasi Lingkungan... II-8 d. Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan... II-10 e. Bidang Penaatan dan Kajian Lingkungan... II Kepegawaian... II Sarana dan Prasarana... II-15 BAB III. KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA... III Kebijakan... III Strategi... III Arah Kebijakan... III Program... III-4 ii

3 BAB IV. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN... IV-1 A. Sekretariat... IV-1 B. Bidang Pengendalian Perusakan dan Konservasi Lingkungan... IV-12 C. Bidang Pengembangan Kapasitas... IV-36 D. Bidang Penaatan dan Kajian Lingkungan... IV-56 E. Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan... IV-78 BAB V. Keuangan... V-1 BAB VI. Permasalahan Dan Solusi... VI-1 BAB VII. Program Kerja Tahun VII-1 iii

4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan hidup merupakan kesatuan dari berbagai aspek yang saling mempengaruhi, menyatu dalam satu sistem yang kompleks menempati ruang dan waktu yang tidak terpisahkan oleh batas-batas administrasi. Kompleksitasnya yang dinamis dipengaruhi oleh berbagai faktor baik alam ataupun kegiatan dan perilaku manusia di dalamnya. Pengelolaan lingkungan menjadi kebutuhan agar sistem dalam lingkungan tetap berlangsung secara selaras dan serasi. Pengelolaan lingkungan hidup merupakan kewajiban dan tanggungjawab bersama yaitu Pemerintah, dunia pendidikan, lembaga swadaya masyarakat, para pelaku usaha dan masyarakat. Keterpaduan para pihak merupakan salah satu kunci keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup. Dengan keterpaduan ini pula, maka konflik kopentingan bisa dihindari karena masing-masing melakukan sesuai dengan porsinya. Kondisi lingkungan saat ini merepresentasikan perpaduan dalam pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh para pihak dalam merespon dampak negatif dari berbagai aktivitas manusia, baik berupa pembangunan maupun pemanfaatan sumberdaya alam. Keberhasilan ataupun kegagalan menggambarkan tepat tidaknya dalam merespon suatu permasalahan, yang meliputi pencegahan, pengendalian dan penanggulangan lingkungan. Dengan melalui program/ kegiatan pengelolaan lingkungan yang tepat dalam merespon isu-isu strategis yang terjadi serta pembagian peran yang adil dan merata para pemangku kepentingan, maka pengelolaan lingkungan dapat berjalan dan berhasil dengan baik. Dalam pengelolaan lingkungan hidup, tahapan-tahapan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi perlu dilakukan secara berkala, berkesinambungan dan berkelanjutan. Dokumen tertulis tentang hasil-hasil pelaksanaan kegiatan perlu dibuat tidak hanya untuk kepentingan administrasi dan pertanggungjawaban publik, namun juga digunakan sebagai bahan evaluasi. Hasil evaluasi selanjutnya dapat digunakan sebagai masukan untuk pelaksanaan kegiatan tahun berikutnya. Dengan telah berakhirnya pelaksanaan semua program/ kegiatan dengan pembiayaan berasal dari Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2015, yang tertuang dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran - Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA -SKPD) Nomor: 24/DPPA/2015, Tanggal: 22 Oktober 2015 Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2015, maka sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban publik tentang efektifitas dan akuntabilitas Badan Lingkungan Hidup (BLH) DIY dalam melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran tersebut perlu menyusun Laporan Tahunan. I-1

5 Laporan Tahunan ini dimaksudkan untuk melaksanakan amanat Undang- Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik sekaligus untuk memenuhi Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tatakerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Daerah Istimewa Yogyakarta (Lembaran Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2008 Nomor 7). Disamping itu untuk memberikan dokumen tertulis tentang hasil-hasil kegiatan pengelolaan lingkungan hidup yang telah dilaksanakan oleh BLH DIY pada tahun Tentunya laporan tahunan ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari siklus pelaksanaan kegiatan yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan. Dalam laporan tahunan ini, hal-hal yang dituangkan meliputi; kondisi organisasi SKPD BLH DIY, sarana penunjang, hasil pelaksanaan kegiatan, penggunaan anggaran, program kerja tahun Laporan tahunan ini dibuat mendasarkan pada laporan pelaksanaan program/ kegiatan yang telah dibuat oleh masing-masing Sub Bidang dan Sub Bagian di lingkungan BLH DIY yang bertanggung jawab terhadap pelaksanakan kegiatan dimaksud. 1.2 Tujuan Penyusunan Laporan Penyusunan Laporan Tahunan BLH DIY Tahun 2015 bertujuan: Melaporkan hasil pelaksanaan program/ kegiatan yang dilaksanakan dengan sumber dana APBD DIY Tahun 2015; Memberikan gambaran proses pelaksanaan program/ kegiatan; Menyediakan informasi penting terkait pelaksanaa program/kegiatan tahun Manfaat Penyusunan Laporan Penyusunan Laporan Tahunan BLHDIY tahun 2015 ini adalah sebagai berikut: Sebagai bahan evaluasi pelaksanaan program/ kegiatan; Sebagai dokumen tertulis kepada berbagai pihak yang membutuhkan; Sebagai referensi pelaksanaan program/ kegiatan pengelolaan Lingkungan Hidup di waktu mendatang. 1.4 Dasar Hukum Peraturan perundangan yang menjadi dasar hukum atau landasan hukum pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950, tentang Pembentukan Daerah Istimewa Jojakarta, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 1955; 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah I-2

6 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang nomor 12 Tahun 2008; 3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011; 4. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 tahun 2007, tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11 Tahun 2008; 5. Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 10 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2015; 6. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 49 Tahun 2012 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah; 7. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 106 Tahun 2014 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran Sistematika Penulisan Laporan Tahunan Badan Lingkungan Hidup DIY Tahun 2015 disusun dengan sistematika sebagai berikut: a. Kata Pengantar b. Daftar Isi c. Bab I. Pendahuluan d. Bab II. Kondisi Umum BLHDIY e. Bab III. Program Kerja f. Bab IV. Hasil Pelaksanaan Kegiatan g. Bab V. Keuangan h. Bab VI. Masalah Dan Solusi i. Bab VII. Program Kerja Tahun 2016 I-3

7 BAB II KONDISI UMUM BADAN LINGKUNGAN HIDUP DIY 2.1 Visi dan Misi Visi Instansi Filosofi yang mendasari pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta seperti tercantum dalam RPJMD DIY tahun adalah Hamemayu Hayuning Bawana, sebagai cita-cita luhur untuk mewujudkan tata nilai kehidupan masyarakat Yogyakarta berdasarkan nilai budaya daerah yang perlu dilestarikan dan dikembangkan. Hamemayu Hayuning Bawono bermakna suatu filosofi kepemimpinan yang selalu mengupayakan peningkatan kesejahtaraan rakyat dan mendorong terciptanya sikap serta perilaku hidup individu yang menekankan keselarasan dan keserasian antara sesama manusia, manusia dengan alam dan manusia dengan illahi dalam melaksanakan hidup dan kehidupannya. Filosofi ini juga mengandung makna adanya kewajiban untuk melindungi, memelihara, serta membina keselamatan dunia dan lebih mengedepankan kepentingan masyarakat dari pada kepentingan pribadi maupun kelompok. Hamemayu Hayuning Bawana bermakna sangat luas, karena Bawana sendiri dipahami sebagai yang tangible dan intangible serta sebagai bawana alit dan bawana ageng. Dalam pemahaman seperti itu, maka konsep ini memiliki kapasitas luas menjadi rujukan hidup bermasyarakat baik bagi lingkungan keluarga, masyarakat maupun lingkungan yang lebih luas (negara). Konsep ini mengandung makna adanya kewajiban untuk melindungi, memelihara, serta membina keselamatan dunia dan lebih mengedepankan kepentingan masyarakat dari pada kepentingan pribadi maupun kelompok. Hakikat budaya adalah hasil cipta, rasa dan karsa yang diyakini masyarakat sebagai sesuatu yang benar dan indah. Demikian pula budaya Ngayogyakarta Hadiningrat, yang diyakini sebagai salah satu acuan dalam kehidupan bermasyarakat. Secara filosofis, budaya Jawa, khususnya budaya Ngayogyakarta Hadiningrat dapat digunakan sebagai sarana untuk mewujudkan masyarakat ayom, ayem, tata, tititentrem, kertaraharja. Dengan perkataan lain, budaya tersebut akan bermuara pada kehidupan masyarakat yang penuh dengan kedamaian, keamanan, keteraturan dan sejahtera. Bertitik tolak dari dasar filosofi pembangunan daerah Daerah Istimewa Yogyakarta seperti tersebut di atas, maka Badan Lingkungan Hidup DIY sesuai kondisi pada saat ini, melakukan analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dalam lima tahun kedepan, tahapan dalam rencana pembangunan jangka panjang, dan aspekaspek potensial yang berkembang selama ini serta mempertimbangkan isu-isu lingkungan hidup strategis dan perkembangan pengelolaan lingkungan hidup global yang cukup pesat perlu diwujudkan suatu kondisi dinamis masyarakat yang maju, namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai budaya yang adiluhung. Sehubungan dengan hal tersebut serta memperhatikan visi yang hendak dicapai dalam RPJMD DIY tahun II-1

8 , maka rumusan visi Badan Lingkungan Hidup DIY yang ingin dicapai selama lima tahun mendatang adalah sebagai berikut: Sebagai Institusi Yang Handal Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Untuk Mewujudkan Masyarakat DIY Berbudaya dan Berwawasan Lingkungan Misi Instansi Misi Keempat RPJMD DIY adalah memantapkan prasarana dan sarana daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan publik dengan memperhatikan kelestarian lingkungan dan kesesuaian tata ruang. Sedangkan misi yang akan dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup DIY dalam kurun waktu 5 (lim a) tahun adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan profesionalisme, akuntabilitas, dan kapasitas Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi badan; 2. Meningkatan kualitas lingkungan hidup dan perlindungan sumber daya alam melalui sinergisitas lintas pemangku kepentingan serta mengembankan budaya kearifan lokal; 3. Menguatkan kapasitas, kepedulian dan partisipasi lintas pemangku kepentingan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkeadilan gender; 4. Memantapkan sarana prasarana dan akses informasi dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara adil, merata dan berkualitas. Setelah perubahan Renstra BLH DIY tahun Misi yang akan dilaksanakan Badan Lingkungan Hidup DIY adalah sebagai berikut: Meningkatkan Sinergisitas dan Efektifitas dalam Upaya Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup Serta Meningkatkan Penyediaan Akses Data Dan Informasi Lingkungan Hidup. 2.2 Struktur Organisasi Susunan Organisasi Dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 dan Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Daerah Istimewa Yogyakarta, telah ditetapkan Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan Peraturan Daerah DIY Nomor 7 Tahun 2008 bahwa II-2

9 kedudukan Badan Lingkungan Hidup DIY sesuai dengan pembagian urusan pemerintahan daerah dibidang lingkungan hidup adalah: (1) Badan Lingkungan Hidup merupakan unsur pendukung tugas kepala Daerah di bidang lingkungan hidup; (2) Badan Lingkungan Hidup dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah; (3) Kepala Badan Lingkungan Hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku Struktur organisasi Badan Lingkungan Hidup Berdasarkan Peraturan Daerah DIY Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Daerah Istimewa Yogyakarta yang didalamnya termasuk Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta, maka susunan struktur organisasi Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta, adalah sebagai berikut: a. Kepala b. Sekretariat yang dipimpin oleh seorang sekretaris dan terdiri dari: 1). Subbagian Program, Data dan Teknologi Informasi 2). Subbagian Keuangan 3). Subbagian Umum c. Bidang Pengembangan Kapasitas yang dipimpin oleh seorang kepala bidang dan terdiri dari: 1). Subbidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan Lingkungan 2). Subbidang Pengembangan Laboratorium Lingkungan d. Bidang Pengendalian Perusakan dan Konservasi Lingkungan yang dipimpin oleh Seorang kepala bidang dan terdiri dari: 1). Subbidang Pengendalian Perusakan Lingkungan 2). Subbidang Konservasi Lingkungan e. Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan yang dipimpin oleh seorang kepala bidang dan terdiri dari: 1). Subbidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Udara. 2). Subbidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Air dan Tanah serta Bahan Berbahaya dan Beracun. f. Bidang Penaatan dan Kajian Lingkungan yang dipimpin oleh seorang kepala bidang dan terdiri dari: 1). Subbidang Penaatan Lingkungan 2). Subbidang Kajian Lingkungan II-3

10 g. Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok jabatan fungsional tertentu pada tahun 2011 sudah terisi 2 (dua) orang, yaitu jabatan fungsional tertentu Pengendali Dampak Lingkungan. Kelompok jabatan fungsional tertentu diperlukan untuk menampung personil-personil dengan keahlian khusus antara lain PPNS dan PPLHD. Ketentuan-ketentuan yang dapat digunakan dalam pembentukan kelompok jabatan fungsional tertentu sebagai berikut: Keputusan Presiden No. 100 Tahun 2004 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional. Keputusan Bersama Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 47/KEP/MENPAAN/8/2002 tentang jabatan Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan dan Angka Kreditnya. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 145 Tahun 2004 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan dan Angka Kreditnya. Keputusan Menteri Negara lingkungan Hidup No. 146 Tahun 2004 tentang Pedoman Kualifikasi Pendidikan Untuk Jabatan Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan. Keputusan Menteri Negara lingkungan Hidup No. 147 Tahun 2004 tentang Kode Etik Profesi Pengendali Dampak Lingkungan. Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 62 Tahun 2004 tentang Tata Cara Permintaan, Pemberian, dan Penghentian Tunjangan Jabatan Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta No. 68 Tahun 2008 tentang Jenis dan Kebutuhan Jabatan Fungsional Tertentu Tugas Pokok dan Fungsi Dalam Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Daerah Istimewa Yogyakarta yang didalamnya termasuk Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta, ditetapkan bahwa tugas pokok BLH DIY adalah melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang lingkungan hidup. Untuk melaksanakan tugas tersebut BLH DIY mempunyai fungsi: 1. Penyusunan program di bidang lingkungan hidup; 2. Perumusan kebijakan teknis di bidang lingkungan hidup; 3. Pengendalian pencemaran dan/ kerusakan lingkungan, pemulihan kualitas lingkungan hidup, konservasi lingkungan; 4. Penyelenggaraan pembinaan pengendalian lingkungan; II-4

11 5. Penyelenggaraan koordinasi perijinan bidang lingkungan hidup; 6. Penyelenggaraan kajian dan penataan lingkungan; 7. Pembinaan dan pengembangan laboratorium lingkungan hidup; 8. Pemberian fasilitasi penyelenggaraan pengendalian lingkungan hidup Pemerintah kabupaten/ kota; 9. Pemberdayaan sumberdaya dan mitra kerja di bidang lingkungan hidup; 10. Penyelenggaraan kegiatan ketatausahaan; 11. Pelaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya Tugas dan Fungsi Sekretariat dan Bidang Tugas dan fungsi BLH didistribusikan ke seluruh unit kerja (Sekretariat dan Bidang) sebagai berikut: a. Sekretariat Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan penyusunan program, pengelolaan data dan sistem informasi, ketatausahaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan Badan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat mempunyai fungsi: a. Penyusunan program Sekretariat; b. Penyusunan program Badan; c. Koordinasi dan fasilitasi perumusan kebijakan teknis bidang lingkungan hidup; d. Penyelenggaraan urusan kearsipan, kerumahtanggaan, kehumasan, kepustakaan, serta efisiensi dan tatalaksana Badan; e. Penyelenggaraan administrasi kepegawaian Badan; f. Pengelolaan keuangan dan barang Badan; g. Pengelolaan data dan pengembangan sistem informasi; h. Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi program Badan; i. Fasilitasi pengembangan kerjasama teknis; j. Evaluasi dan penyusunan laporan program Sekretariat; k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas dan fungsinya. Tugas dan fungsi Sekretariat didistribusikan ke seluruh Subbag yang ada dibawah Sekretariat sebagai berikut: a) Subbagian Program, Data dan Teknologi Informasi Subbagian Program, Data dan Teknologi Informasi mempunyai tugas penyiapan bahan penyusunan dan evaluasi program, pengembangan data dan sistem teknologi informasi. Untuk pelaksanaan tugas tersebut, Subbagian Program, Data dan Teknologi Informasi mempunyai fungsi: a. Penyusunan program Subbagian Program, Data dan Teknologi Informasi; II-5

12 b. Penyusunan program Badan; c. Pengelolaan data, pelayanan informasi dan pengembangan sistem informasi; d. Penyiapan bahan fasilitasi pengembangan kerjasama teknis; e. Pengendalian, monitoring dan evaluasi program Badan; f. Penyusunan laporan program Badan; g. Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Subbagian Program, Data dan Teknologi Informasi. b) Subbagian Keuangan Subbagian Keuangan mempunyai tugas mengelola keuangan Badan. Untuk pelaksanaan tugas tersebut Subbagian Keuangan mempunyai fungsi: a. Penyusunan program Subbagian Keuangan; b. Penyusunan rencana anggaran Badan; c. Pelaksanaan perbendaharaan keuangan Badan; d. Pelaksanaan akuntansi keuangan Badan; e. Pelaksanaan verifikasi anggaran Badan; f. Penyusunan pertanggungjawaban anggaran Badan; g. Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Subbagian Keuangan. c) Subbagian Umum Subbagian Umum mempunyai tugas melaksanakan kearsipan, kerumah tanggaan, pengelolaan barang, kepegawaian, kehumasan, kepustakaan, efisiensi dan tatalaksana Badan. Untuk melaksanakan tugas tersebut Subbagian Umum mempunyai fungsi: a. Penyusunan program Subbagian Umum; b. Pengelolaan kearsipan; c. Penyelenggaraan kerumahtanggaan Badan; d. Pengelolaan barang Badan; e. Pengelolaan data kepegawaian Badan; f. Penyiapan bahan mutasi pegawai Badan; g. Penyiapan kesejahteraan pegawai Badan; h. Penyiapan bahan pembinaan pegawai Badan; i. Penyelenggaraan kehumasan Badan; j. Pengelolaan kepustakaan Badan; k. Penyiapan bahan efisiensi dan tatalaksana Badan; l. Evaluasi dan penyusunan laporan program Subbagian Umum. II-6

13 b. Bidang Pengembangan Kapasitas Bidang Pengembangan Kapasitas mempunyai tugas melaksanakan pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan Kelemb agaan bidang lingkungan hidup serta pengembangan kapasitas laboratorium lingkungan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Pengembangan Kapasitas mempunyai fungsi: a. Penyusunan program Bidang Pengembangan Kapasitas; b. Penyusunan bahan kebijakan teknis pengembangan dan penyelenggaraan pembinaan/ peningkatan kapasitas SDM, kelembagaan dan laboratorium bidang lingkungan hidup; c. Pengelolaan data SDM dan kelembagaan serta laboratorium lingkungan hidup; d. Pembinaan dan fasilitasi pengembangan kapasitas sumber daya manusia dan kelembagaan lingkungan hidup serta pengembangan laboratorium lingkungan; e. Fasilitasi pengelolaan dan pelestarian fungsi lingkungan hidup; f. Evaluasi dan monitoring pengelolaan laboratorium lingkungan; g. Pelaksanaan fasilitasi pengembangan teknologi berwawasan lingkungan; h. Pembinaan dan pemantauan pelaksanaan konvensi internasional dan protokol; i. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program program Bidang Pengembangan Kapasitas; j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Tugas dan fungsi Bidang Pengembangan Kapasitas didistribusikan ke seluruh Subbidang yang ada dibawah Bidang Pengembangan Kapasitas sebagai berikut: a) Subbidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan Lingkungan Subbidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan pengembangan sumberdaya manusia di bidang lingkungan hidup serta pemberdayaan dan fasilitasi organisasi/ lembaga masyarakat yang bergerak di bidang lingkungan hidup. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Subbidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan Lingkungan mempunyai fungsi: a. Penyusunan program Subbidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan Lingkungan; b. Pembinaan dan pengawasan penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan standar kompetensi personil di bidang pengelolaan lingkungan hidup; c. Pembinaan dan pengembangan kapasitas dan kelembagaan lingkungan hidup; II-7

14 d. Penyiapan bahan fasilitasi pengembangan kapasitas dan kelembagaan lingkungan hidup; e. Pelaksanaan pembinaan dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup; f. Pengendalian pelaksanaan perjanjian internasional di bidang pengendalian dampak lingkungan; g. Penyiapan bahan kebijakan penerapan instrumen ekonomi pengelolaan lingkungan hidup; h. Penyiapan bahan pembinaan dan pengawasan penerapan sistem manajemen lingkungan hidup; i. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Subbidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan Lingkungan Hidup. b) Subbidang Pengembangan Laboratorium Lingkungan. Subbidang Pengembangan Laboratorium Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pengembangan laboratorium lingkungan hidup. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Subbidang Pengembangan Laboratorium Lingkungan mempunyai fungsi: a. Penyusunan program Subbidang Pengembangan Laboratorium Lingkungan; b. Penyiapan bahan penyusunan kebijaksanaan teknis pengembangan laboratorium lingkungan hidup; c. Penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan terhadap laboratorium lingkungan hidup; d. Penyiapan bahan rekomendasi laboratorium lingkungan hidup; e. Pelaksanaan pembinaan pemanfaatan dan pengelolaan laboratorium lingkungan hidup; f. Penyiapan bahan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan perjanjian internasional di bidang pengendalian dampak lingkungan hidup; g. Pelaksanaan fasilitasi pengembangan teknologi berwawasan lingkungan; h. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Subbidang Pengembangan Laboratorium Lingkungan. c. Bidang Pengendalian Perusakan dan Konservasi Lingkungan Bidang Pengendalian Perusakan dan Konservasi Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan pengendalian perusakan dan konservasi lingkungan. Untuk II-8

15 melaksanakan tugas tersebut, Bidang Pengendalian Perusakan dan Konservasi Lingkungan mempunyai fungsi: a. Penyusunan program Bidang Pengendalian Perusakan dan Konservasi Lingkungan; b. Penyusunan bahan penetapan kriteria baku kerusakan lingkungan; c. Penyusunan bahan kebijakan teknis pengendalian perusakan dan konservasi lingkungan; d. Pembinaan dan pengendalian perusakan dan konservasi lingkungan; e. Monitoring dan evaluasi pengendalian perusakan serta konservasi lingkungan; f. Pengendalian pelaksanaan perjanjian internasional di bidang konservasi sumber daya alam; g. Penyiapan bahan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan konvensi internasional dan protokol; h. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Bidang Pengendalian Perusakan dan Konservasi Lingkungan; i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Tugas dan fungsi Bidang Pengendalian Perusakan dan Konservasi Lingkungan didistribusikan ke seluruh Subbidang yang ada di bawah Bidang Pengendalian Perusakan dan Konservasi Lingkungan sebagai berikut: a) Subbidang Pengendalian Perusakan Lingkungan Subbidang Pengendalian Perusakan Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan pengendalian kerusakan lingkungan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Subbidang Pengendalian Perusakan Lingkungan mempunyai fungsi: a. Penyusunan program Subbidang Pengendalian Perusakan Lingkungan; b. Penyiapan bahan kebijakan teknis pengendalian dan evaluasi kerusakan lingkungan; c. Penyiapan bahan penetapan kriteria baku kerusakan lingkungan pesisir dan laut, kerusakan lingkungan akibat kebakaran hutan dan/ atau lahan, serta akibat kegiatan produksi biomassa; d. Penyiapan bahan pembinaan dan pelaksanaan pengendalian kerusakan lingkungan; e. Penyelenggaraan pelayanan pengendalian kerusakan lingkungan; f. Pemantauan dan pengendalian pelaksanaan perjanjian internasional di bidang pengendalian dampak lingkungan; g. Penyiapan bahan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan konvensi internasional dan protokol; II-9

16 h. Penyiapan bahan koordinasi penanggulangan kebakaran hutan dan/ atau lahan; i. Pelaksanaan pengaturan pengendalian kerusakan wilayah pesisir dan laut; j. Pelaksanaan pelayanan penunjang terhadap penyelenggaraan pengendalian kerusakan lingkungan oleh satuan kerja pemerintah daerah; k. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Subbidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan. b) Subbidang Konservasi Lingkungan Subbidang Konservasi Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan Konservasi Lingkungan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Subbidang Konservasi Lingkungan mempunyai fungsi: a. Penyusunan program Subbidang Konservasi Lingkungan; b. Penyiapan bahan penyusunan kebijaksanaan teknis konservasi dan pemanfaatan sumber daya alam; c. Penyiapan bahan pembinaan dan pelaksanaan konservasi dan pemanfaatan sumber daya alam; d. Penyiapan bahan penetapan lokasi konservasi sumber daya alam; e. Pengendalian pelaksanaan perjanjian internasional di bidang konservasi sumberdaya alam; f. Penyiapan bahan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan konvensi internasional dan protokol; g. Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan konservasi sumber daya alam; h. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Subbidang Konservasi Lingkungan. d. Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan pengendalian pencemaran udara, air, tanah serta Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan mempunyai fungsi: a. Penyusunan program Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan; b. Penyusunan kebijakan teknis pengendalian pencemaran lingkungan; c. Pembinaan dan pengendalian pencemaran udara, air, tanah dan B3; d. Penyiapan bahan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan konvensi internasional dan protokol; e. Pembinaan dan pengendalian pelaksanaan konvensi internasional dan protokol; f. Pemberian rekomendasi perizinan dalam rangka pengendalian pencemaran lingkungan; II-10

17 g. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan; h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Tugas dan fungsi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan didistribusikan ke seluruh Subbidang yang ada di bawah Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan sebagai berikut: a) Subbidang Pengendalian Pencemaran Udara Subbidang Pengendalian Pencemaran Udara mempunyai tugas melaksanakan pengendalian pencemaran udara. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Subbidang Pengendalian Pencemaran Udara mempunyai fungsi: a. Penyusunan program Subbidang Pengendalian Pencemaran Udara; b. Penyiapan bahan penetapan dan penyusunan kebijakan teknis serta pedoman pengendalian pencemaran udara; c. Penyiapan bahan pembinaan, pengendalian dan evaluasi pencemaran udara; d. Pelaksanaan pemantauan dampak deposisi asam; e. Penyiapan bahan pengendalian pelaksanaan perjanjian internasional di bidang pengendalian dampak lingkungan; f. Penyiapan bahan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan konvensi internasional dan protokol; g. Penyiapan bahan rekomendasi izin lembaga pengujian emisi; h. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Subbidang Pengendalian Pencemaran Udara. b) Subbidang Pengendalian Pencemaran Air dan Tanah serta Bahan Berbahaya dan Beracun Subbidang Pengendalian Pencemaran Air dan Tanah serta Bahan Berbahaya dan Beracun mempunyai tugas melaksanakan pengendalian pencemaran air, tanah serta Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Untuk melaksanakan tugas tersebut, Subbidang Pengendalian Pencemaran Air dan Tanah serta Bahan Berbahaya dan Beracun mempunyai fungsi : a. Penyusunan program Subbidang Pengendalian Pencemaran Air dan Tanah serta Bahan Berbahaya dan Beracun; b. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis dan pedoman pengendalian pencemaran air, tanah, B3 serta wilayah pesisir dan laut; c. Penyiapan bahan pembinaan, pengendalian, evaluasi kualitas lingkungan dan pencemaran air, tanah, B3 serta wilayah pesisir dan laut; d. Pelaksanaan pengendalian dan evaluasi kualitas air dan tanah; II-11

18 e. Penyiapan bahan pembinaan dan evaluasi pelaksanaan pemberian izin pembuangan limbah cair; f. Penyiapan bahan pembinaan pelaksanaan pengelolaan B3; g. Penyiapan bahan pemberian izin dan rekomendasi ijin pengumpulan limbah B3 kecuali minyak pelumas dan oli bekas; h. Penyiapan bahan pengendalian pelaksanaan perjanjian internasional di bidang pengendalian Pencemaran Air dan Tanah serta B3; i. Penyiapan bahan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan konvensi internasional dan protokol; j. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Subbidang Pengendalian Pencemaran Air dan Tanah serta Bahan Berbahaya dan Beracun. e. Bidang Penaatan dan Kajian Lingkungan Bidang Penaatan dan Kajian Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan penaatan hukum dan kajian lingkungan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Penaatan dan Kajian Lingkungan mempunyai fungsi: a. Penyusunan program Bidang Penaatan dan Kajian Lingkungan; b. Penyusunan bahan kebijakan penaatan dan kajian lingkungan; c. Pelaksanaan koordinasi penilaian dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), menanggapi Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) - Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) serta menilai Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (DPPL) sesuai norma, standar, prosedur dan kriteria yang ditetapkan; d. Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penaatan hukum dan kajian lingkungan; e. Pengendalian pelaksanaan perjanjian internasional di bidang pengendalian dampak lingkungan; f. Pembinaan, pemantauan dan pengawasan pelaksanaan dokumen pengelolaan lingkungan; g. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Bidang Penaatan dan Kajian Lingkungan; h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. II-12

19 Tugas dan fungsi Bidang Penaatan dan Kajian Lingkungan didistribusikan ke seluruh Subbidang yang ada di bawah Bidang Pengendalian Penaatan dan kajian Lingkungan sebagai berikut: a) Subbidang Penaatan Lingkungan Subbidang Penaatan Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan fasilitasi penaatan lingkungan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Subbidang Penaatan Lingkungan mempunyai fungsi: a. Penyusunan program Subbidang Penaatan Lingkungan; b. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan dan pedoman teknis penaatan lingkungan; c. Pelaksanaan pengawasan sistem tanggap darurat pencemaran/kerusakan lingkungan; d. Penyiapan bahan pembinaan dan pelaksanaan pengawasan lingkungan hidup; e. Penyiapan bahan pelaksanaan penyelesaian kasus lingkungan; f. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Subbidang Penaatan Lingkungan. b) Subbidang Kajian Lingkungan Subbidang Kajian Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan pengkajian lingkungan hidup. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Subbidang Kajian Lingkungan mempunyai fungsi: a. Penyusunan program Subbidang Kajian Lingkungan; b. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan dan pedoman teknis pengkajian lingkungan hidup; c. Penyiapan bahan pengkajian lingkungan; d. Penyiapan bahan penyelenggaraan penilaian dokumen lingkungan hidup; e. Pembinaan dan evaluasi pelaksanaan dokumen lingkungan hidup; f. Penyiapan bahan pelaksanaan pemberian lisensi komisi AMDAL kabupaten/ kota; g. Pengendalian pelaksanaan perjanjian internasional di bidang pengendalian dampak lingkungan Kepegawaian Pegawai Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta terhitung sampai dengan 31 Desember 2015 berjumlah 58 orang, dengan rincian 30 orang pegawai laki-laki dan 28 orang pegawai perempuan. Apabila dibandingkan dengan jumlah pegawai BLH DIY tahun 2014 mengalami kenaikan. II-13

20 Adapun jumlah pegawai BLH DIY dilihat dari tingkat pendidikannya, sebagai berikut: No Uraian Tahun 2014 Tahun Pendidikan Pasca Sarjana (S2) 14 orang 13 orang 2. Pendidikan Sarjana (S1) 26 orang 28 orang 3. Pendidikan Sarjana non Gelar / D4 0 orang 3 orang 3. Pendidikan Sarjana Muda/ D3 1 orang 0 orang 4. Pendidikan SLTA 12 orang 12 orang 5. Pendidikan SLTP 0 orang 0 orang 6. Pendidikan SD 2 orang 2 orang Jumlah 55 orang 58 orang Berdasarkan kualifikasi pendidikan tersebut, pegawai yang menduduki jabatan sebagai Kepala Instansi, Sekretaris, Kepala Bidang/ Ka Subbidang, Ka Subbagian, ratarata memiliki pendidikan S1 dan S2. Kondisi tersebut dilihat dari kualitasnya cukup memadai, dan untuk meningkatkan kualitas kemampuan teknis bidang lingkungan hidup, BLH DIY telah mengikut sertakan sejumlah pegawai dalam diklat teknis seperti kursus AMDAL, Audit Lingkungan dan PPNS/ PPLHD. Dengan demikian kualitas pegawai BLH DIY baik staf maupun pejabatnya memiliki kemampuan yang memadai dalam menangani pengelolaan lingkungan hidup di DIY. Jumlah pegawai BLH DIY sampai dengan 31 Desember 2015 dilihat dari pangkat dan golongannya, sebagai berikut: No Uraian Tahun 2014 Tahun Pembina Utama Muda - IV/c 1 orang 1 orang 2. Pembina Tk. I - IV/b 4 orang 4 orang 3. Pembina - IV/a 6 orang 5 orang 4. Penata Tk. I - III/d 12 orang 14 orang 5. Penata - III/c 4 orang 3 orang 6. Penata Muda Tk.I - III/b 13 orang 19 orang 7. Penata Muda - III/a 10 orang 9 orang 8. Pengatur Tk.I - II/d 1 orang 0 orang 9. Pengatur - II/c 1 orang 1 orang 10. Pengatur Muda Tk.I - II/b 0 orang 0 orang 11. Pengatur Muda - II/a 0 orang 0 orang 12. Juru Tk. I - I/d 0 orang 0 orang 13. Juru - I/c 0 orang 1 orang 14. Juru Muda Tk. I - I/b 0 orang 0 orang 15. Juru Muda - I/a 1 orang 1 orang II-14

21 Jumlah jabatan berdasarkan eselonisasi dan jabatan fungsional BLH DIY sebagai berikut: No Uraian Tahun 2014 Tahun Eselon II 1 orang 1 orang 2. Eselon III 5 orang 5 orang 3. Eselon IV 11 orang 11 orang 4. Jabatan Fungsional Umum 36 orang 35 orang 5. Jabatan Fungsional Tertentu 2 orang 2 orang Jumlah 55 orang 54 orang Berdasarkan jumlah formasi jabatan, BLH DIY memiliki 17 jabatan struktural, dan formasi jabatan tersebut sampai dengan 31 Desember 2015 semuanya terisi. Untuk jabatan fungsional tertentu yaitu jabatan fungsional pengendali dampak lingkungan telah diangkat 2 orang personil, sebagai berikut: 1. Nama : Cahyadi Imran, ST, MT NIP : Pangkat/Gol : Penata Tk. I - III/d Jabatan : Jabatan Fungsional PEDAL Tingkat Ahli Muda 2. Nama : CahyaniAlfiah, SSi, MSc NIP : Pangkat/Gol : Penata Tk. I - III/d Jabatan : Jabatan Fungsional PEDAL Tingkat Ahli Muda 2.6. Sarana dan Prasarana a. Kantor Luas tanah kantor Badan Lingkungan Hidup (BLH) DIY m². Bangunan kantor tiga lantai yang dipergunakan untuk ruang kerja, 3 ruang rapat, 1 ruang aula, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang laboratorium lingkungan, 1 kantin, 1 mushola, dan sarana pendukung lainnya. b. Perpustakaan Perpustakaan 1 unit yang mengkoleksi 790 judul buku yang berhubungan dengan lingkungan hidup, dokumen Amdal, peraturan perundangan dan laporan yang berkaitan dengan lingkungan hidup. c. Peralatan Kantor Untuk operasional BLH DIY, peralatan mebeleur yang dimiliki sudah cukup memadai. Sarana unit Desktop komputer PC yang tersedia sebanyak hanya 30 unit. Selain itu BLH DIY memiliki 15 unit notebook/ laptop, 4 (empat) buah LCD proyektor, 4 (empat) unit over head proyektor, dan 4 (empat) buah screen proyektor, 21 (dua puluh satu) unit printer, 6 (enam) unit kamera digital, dan 46 (empat puluh II-15

22 enam) unit air conditioner (AC) yang seluruhnya dalam kondisi layak pakai. Untuk meningkatkan keamanan di lingkungan kantor BLH, telah dipasang CCTV sebanyak 20 (dua puluh) buah di titik-titik yang representatif. Dalam rangka mendukung dan meningkatkan kinerja pengelolaan arsip, di BLH DIY telah tersedia 20 (dua puluh) buah rak arsip dan 39 (tiga puluh sembilan) filling cabinet hasil pengadaan hingga tahun Untuk mengoptimalkan kinerja, BLH DIY masih memerlukan perangkat komputer, laptop, LCD proyektor, dan mesin ketik. d. Peralatan Laboratorium BLH DIY mempunyai satu ruang laboratorium yang dilengkapi dengan berbagai peralatan untuk melakukan pemantauan kualitas lingkungan terutama analisis kualitas air (sungai dan sumur) khususnya untuk parameter lapangan ( ph, DHL, TDS, chlor bebas, suhu) dan alat spectrofotometer untuk menguji parameter logamlogam yang ada di air sungai, sumur, dan air limbah. Pada tahun 2013, laboratorium BLH DIY memiliki 1 unit alat Intinger (pengukur kualitas udara) dan 1 unit AAS (spectrofotometri serapan atom) untuk mengukur kualitas air dengan hasil yang lebih akurat. Pada tahun 2015, Laboratorium melengkapi peralatan untuk menunjang uji kualitas air, yaitu 1 unit COD reaktor sebagai pemanas sampel uji COD. Untuk melengkapi alat AAS, dibeli tabung gas acetylen beserta isinya sebagai cadangan bahan bakar. Peralatan tambahan lain untuk kelancaran kerja di laboratorium adalah 1 unit kompor listrik, 1 set anak timbangan, 1 buah mikropipet, dan 1 unit laptop spektro dan printer yang disambungkan pada alat spektrofotometer. Peralatan pengujian di laboratorium saat ini sudah cukup memadai namun masih perlu dioptimalkan lagi dengan fasilitas uji mikrobiologi. Saat ini tenaga uji laboratorium (analis) masih menggunakan tenaga outsourcing dengan sistem kontrak, hal ini menyebabkan laboratorium belum dapat beroperasional secara optimal. Kedepan perlu adanya penambahan ruangan, peralatan laboratorium, penambahan personil analis sekaligus peningkatan kapasitas personil yang ada. e. Kendaraan Sampai akhir Desember 2015 BLH DIY memiliki 10 (sepuluh) mobil atau kendaraan roda empat dan 9 (sembilan) kendaraan roda 2. Seluruh kendaraan tersebut dalam kondisi layak pakai. Meskipun demikian kondisi alat transportasi yang dimiliki oleh BLH DIY masih kurang mencukupi kebutuhan operasional BLH DIY, karena BLH DIY membutuhkan jumlah kendaraan yang cukup dan layak untuk melakukan kegiatan seperti pemantauan kualitas lingkungan, koordinasi ke kabupaten/ kota, pengawasan lingkungan maupun pembinaan ke kabupaten/ kota. Untuk kelancaran operasional maka kendaraan dibutuhkan dalam kondisi yang layak jalan, seperti AC, mesin, ban serep, dan lain-lain. II-16

23 f. Aset Sarana dan Prasarana Aset tetap Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta terhitung sampai dengan 31 Desember 2015, sejumlah Rp ,42 secara rinci sebagai berikut: N o Uraian Nama Barang Jumlah Barang Tahun 2014 Tahun 2015 Nilai Aset (Rp.) Jumlah Barang Nilai Aset (Rp.) Tanah , ,00 2. Peralatan dan Mesin , ,00 3. Gedung dan Bangunan , ,00 4. Jalan, Jaringan dan Instalasi , ,00 5. Aset tetap lainnya , ,00 6. Konstruksi Dalam Pengerjaan Akumulasi Penyusutan 0 ( ,58) JUMLAH , ,42 II-17

24 BAB III KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA 3.1 Kebijakan Strategi Untuk mewujudkan pencapaian visi, misi serta tujuan yang ditetapkan dalam dokumen Rencana Srategis (Renstra) Tahun BLH DIY, maka upaya pencapaiannya dijabarkan secara melalui perumusan strategi sebagai berikut: Strategi Misi 1: Meningkatkan profesionalisme, akuntabilitas dan kapasitas Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi badan: 1. Pengembangan potensi sumber daya manusia Badan Lingkungan Hidup; 2. Penambahan jumlah sumber daya manusia serta sarana dan prasarana untuk meningkatkan kinerja Badan Lingkungan Hidup; 3. Peningkatan peran Badan Lingkungan Hidup dalam mengoptimalkan peran para pemangku kepentingan dalam upaya peningkatan kualitas lingkungan hidup dan sumber daya alam; 4. Peningkatan jejaring kerja lintas sektor dan lintas pemangku kepentingan dalam mengoptimalkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi badan; 5. Peningkatan peran BLH DIY dalam mengoptimalkan peran pemangku kepentingan dalam upaya pengendalian pencemaran air sungai. Strategi Misi 2: Meningkatan kualitas lingkungan hidup dan perlindungan sumber daya alam melalui sinergisitas lintas pemangku kepentingan serta mengembangan budaya kearifan lokal: 1. Pengoptimalan pemanfatan potensi SDM untuk meningkatkan komitmen para pemangku kepentingan dalam peningkatan kualitas lingkungan hidup dan sumber daya alam; 2. Peningkatan kerjasama dengan para pemangku kepentingan dalam pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya alam; 3. Fasilitasi pembentukan kader lingkungan; 4. Fasilitasi pembentukan kampung hijau dan mendorong kader lingkungan hidup lokal sebagai motivator; 5. Mendorong dan fasilitasi konservasi air tanah di daerah resapan; 6. Peningkatan kerjasama pengelolaan Taman KEHATI dengan kabupaten/ kota; III-1

25 7. Peningkatan peran para pemangku kepentingan dalam pengendalian pencemaran udara; 8. Rehabilitasi kerusakan lahan berbasis masyarakat; 9. Peningkatan efektifias penegakan hukum terhadap pelanggaran regulasi di bidang lingkungan hidup dan sumber daya alam. Strategi Misi 3: Menguatkan kapasitas, kepedulian dan partisipasi lintas pemangku kepentingan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkeadilan gender adalah: 1. Pengembangan kebijakan operasional untuk memanfaatkan kearifan lokal dalam pengelolaan lingkungan; 2. Peningkatan sarana dan prasarana lingkungan untuk mewujudkan DIY sebagai tujuan wisata dan pusat pendidikan terkemuka; 3. Fasilitasi Pembentukan Kelompok pengelola sampah mandiri di tingkat komunitas; 4. Meningkatkan pengelolaan sampah dengan konsep 3R ( Reduce, Reuse, Recycle) berbasis masyarakat; 5. Pembinaan dan penaatan hukum lingkungan bagi para pelaku usaha/ kegiatan; 6. Peningkatan pembinaan kepada para pelaku penambangan dan mengintensifkan monitoring pelaksanaan dokumen lingkungan (UKL/ UPL/ AMDAL/ RKL/ RPL). Strategi Misi 4: Memantapkan sarana prasarana dan akses informasi dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara adil, merata dan berkualitas: 1. Peningkatan peran mitra kerja untuk mengatasi keterbatasan basis data; 2. Peningkatan perangkat keras dan lunak dalam pengelolaan lingkungan hidup; 3. Peningkatan pengelolaan data dan informasi lingkungan hidup; 4. Peningkatan kemudahan akses informasi kepada publik secara lebih luas; 5. Peningkatan penggunaan berbagai media publikasi dalam penyampaian data dan informasi lingkungan hidup; 6. Peningkatan peraturan perundangan terkait lingkungan hidup; 7. Peningkatan instrumen pendukung pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup. III-2

26 3.1.2 Arah Kebijakan Penyusunan arah kebijakan Badan Lingkungan Hidup DIY dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup mendasarkan pada Kebijakan dari misi ke empat (m emantapkan prasarana dan sarana daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan publik dengan memperhatikan kelestarian lingkungan dan kesesuaian tata ruang) dalam RPJMD DIY telah dijabarkan menjadi 4 misi BLH DIY. Adapun arah Kebijakan dari masing-masing misi adalah sebagai berikut: Arah Kebijakan Misi I: 1. Meningkatkan kapasitas SDM para pegawai; 2. Meningkatkan sarana dan prasarana operasional badan; 3. Meningkatkan jumlah personil yang diperlukan; 4. Meningkatkan jejaring kerja dalam mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi badan; 5. Mengikuti kemajuan dan perkembangan metode, teknik, peralatan dan pengetahuan dalam melaksanakan tugas dan fungsi badan. Arah Kebijakan Misi II: 1. Meningkatkan kualitas lingkungan melalui Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup; 2. Meningkatkan peran serta para pemangku kepentingan dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup; 3. Meningkatkan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kawasan Perkotaan; 4. Mendorong pemanfaatan lingkungan hidup yang harmoni dengan daya dukung dan daya tampungnya; 5. Mendorong pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksanan; 6. Meningkatkan efektifitas perlindungan sumber daya alam dan fungsi lingkungan; 7. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup secara berkelanjutan; 8. Meningkatkan efektivitas kerjasama antar pemangku kepentingan dalam pengendalian pencemaran air sungai; 9. Meningkatkan efektivitas kerjasama antar pemangku kepentingan dalam pengendalian polusi; 10. Meningkatkan peran serta para pemangku kepentingan dalam pengendalian perubahan iklim global dan penanggulangan dampak gas rumah kaca; 11. Meningkatkan sinergisitas dan memperjelas pembagian peran para pemangku kepentingan dalam pengendalian pencemaran udara ambien. III-3

27 Arah Kebijakan Misi III: 1. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan kelembagaan dalam pengelolaan lingkungan; 2. Mengembangkan dan meningkatkan sistem hukum lingkungan untuk menjamin terlaksananya supremasi hukum; 3. Fasilitasi pembentukan kelompok masyarakat pengelola sampah; 4. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan sampah; 5. Pemberian stimulan pembangunan sumur resapan air hujan (SPAH) bagi masyarakat yang tinggal di daerah resapan air hujan; 6. Peningkatan pembinaan bagi kelompok masyarakat peduli lingkungan. Arah Kebijakan Misi IV: 1. Mengembangkan sistem dan aksesibilitas informasi lingkungan; 2. Peningkatan pengadaan piranti keras dan lunak yang diperlukan untuk pengelolaan data dan informasi; 3. Meningkatkan pengelolaan data dan informasi berbasis sistem informasi geografis dan menyesuaikan dengan kemajuan teknologi informasi; 4. Meningkatkan kemudahan akses data dan informasi lingkungan hidup bagi berbagai pohak secara lebih luas; 5. Meningkatkan pengunaan berbagai media publikasi yang memungkinkan untuk penyampaian data dan informasi lingkungan hidup; 6. Meningkatkan kerjasama, sharing dan integrasi data informasi lingkungan untuk mendukung evaluasi dan perencanaan lingkungan hidup. 3.2 Program Program adalah kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh suatu instansi guna mencapai sasaran tertentu. Keberhasilan program yang dilakukan sangat erat kaitannya dengan kebijakan instansi. Maka untuk mendukung kebijakan yang telah ditetapkan Badan Lingkungan Hidup (BLH) DIY telah menyusun program Instansi. Pada Tahun Anggaran 2015, penyelenggaraan urusan wajib bidang lingkungan hidup sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yang dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup DIY. Tahun 2015 Badan lingkungan Hidup (BLH) DIY melaksanakan 4 program pendukung (terdiri atas 25 kegiatan) dan 6 program prioritas (terdiri atas 45 kegiatan), sebagai berikut: I. Program Prioritas a. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan 1. Pengembangan Teknologi Pengolahan Persampahan; III-4

28 2. Peningkatan Peran serta masyarakat masyarakat dalam Pengolahan Persampahan. b. Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup 1. Koordinasi penilaian kota sehat/ adipura; 2. Koordinasi penilaian langit biru; 3. Pengawasan pelaksanaan kebijakan bidang lingkungan hidup; 4. Pengkajian dampak lingkungan; 5. Koordinasi pengelolaan prokasih/ superkasih; 6. Ekspose hasil pengelolaan LH; 7. Pemantauan kualitas udara ambien; 8. Pemantapan program adiwiyata; 9. Pemantauan kualitas air; 10. Pembinaan teknis pelaksanaan AMDAL, UKL-UPL, dan DPL; 11. Penegakan hukum lingkungan hidup; 12. Penerapan eko efisiensi; 13. Pengembangan kelembagaan pengelolaan lingkungan hidup kawasan sungai; 14. Pengembangan sarana prasarana laboratorium lingkungan hidup; 15. Peningkatan kapasitas laboratorium penguji lingkungan; 16. Penyusunan peraturan LH; 17. Peringatan hari penting terkait lingkungan hidup; 18. Pondok pesantren berwawasan lingkungan hidup; 19. Fasilitasi/ pengembangan teknologi berwawasan lingkungan; 20. Pembinaan pelaksanaan pedoman pengelolaan laboratorium di lingkungan pendidikan SMA/ SMK dan PT; 21. Pengendalian pencemaran air; 22. Pengendalian B3 dan Limbah B3; 23. Penyusunan SPM bidang LH; 24. Pengendalian pencemaran tanah; 25. Pengembangan kapasitas kader lingkungan hidup; 26. Pengendalian sistem manajeman mutu laboratorium; c. Program Perlindungan Dan Konservasi Sumber Daya Alam 1. Konservasi sumber daya air dan pengendalian kerusakan sumbersumber air; 2. Pengendalian kerusakan hutan dan lahan; 3. Peningkatan konservasi daerah tangkapan air dan sumber-sumber air; 4. Pengendalian dan pengawasan pemanfaatan SDA; 5. Pengelolaan keanekaragaman hayati dan ekosistem; III-5

29 6. Peningkatan peran serta masyarakat dalam perlindungan konservasi SDA; 7. Pengendalian kerusakan pesisir, pantai, dan laut. d. Program Peningkatan Kualitas Dan Akses Informasi Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup 1. Peningkatan edukasi dan komunikasi masyarakat di bidang lingkungan; 2. Pengembangan data dan informasi lingkungan; 3. Penguatan jejaring informasi lingkungan pusat dan daerah; 4. Penyusunan dan penerbitan buletin KALPATARU; 5. Penyusunan laporan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD); 6. Penyusunan KLHS. e. Program Peningkatan Pengendalian Polusi 1. Pengujian emisi kendaraan bermotor; 2. Pengujian emisi/ polusi udara akibat aktivitas produksi; 3. Pengujian kadar polusi limbah padat dan limbah cair. f. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) 1. Penataan RTH. II. Program Pendukung a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 1. Penyediaan jasa surat menyurat; 2. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik; 3. Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/ operasional; 4. Penyediaan jasa administrasi keuangan; 5. Penyediaan jasa kebersihan kantor; 6. Penyediaan alat tulis kantor; 7. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan; 8. Penyediaan komponen instalasi listrik/ penerangan bangunan kantor; 9. Penyediaan peralatan rumah tangga; 10. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan; 11. Penyediaan makanan dan minuman; 12. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah. b. Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur 1. Pengadaan peralatan gedung kantor; 2. Pengadaan mebeleur; 3. Pemeliharaan rutin/ berkala gedung kantor; 4. Pemeliharaan rutin/ berkala kendaraan dinas/ operasional; 5. Pemeliharan rutin/ berkala perlengkapan gedung kantor; 6. Rehabilitasi sedang/ berat gedung kantor. III-6

30 c. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 1. Pendidikan dan pelatihan formal; 2. Bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan; 3. Pengembangan ISO. d. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Dan Keuangan 1. Penyusunan laporan kinerja SKPD; 2. Penyusunan laporan keuangan SKPD; 3. Penyusunan rencana program kegiatan SKPD serta pengembangan data dan informasi; 4. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program kegiatan SKPD. III-7

31 BAB IV LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN A. SEKRETARIAT 1. Penyusunan SPM Bidang LH 1.1. Bimtek penyusunan pelaksanaan SPM Bidang LH Hari, tanggal : Senin, 29 September 2015 Pukul : WIB s.d selesai Tempat : Ruang Rapat Lantai III (Sayap Timur) Jl. Tentara Rakyat Mataram No. 53 Yogyakarta Peserta : 1. Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah kab/ kota se- DIY 2. BAPPEDA kab/ kota se- DIY 3. KLH/ BLH/ Kapedal kab/ kota di DIY se- DIY 4. Bagian Organisasi kab/ kota di DIY se- DIY 5. PPE Reg. Jawa 6. BLH DIY 7. SKPD DIY Terkait Narasumber dan materi : Ariansyah, ST, MM. (Kepala Sub Bidang Fasilitasi SPM Daerah Provinsi, Kementerian Lingkungan Hidup) dengan materi penyusunan laporan SPM kab/ kota dan provinsi Tahun 2015; Bachrudin, dengan materi Evaluasi Pelaksanaan SPM kab/ kota dan provinsi Tahun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Drs. Setiawan Rineksa, MM. (Kasubbag Program Data dan TI BLH DIY), dengan materi pengisian kuesioner monev SPM Bidang LH. 1.2 Pembinaan Pelaksanaan SPM Bidang LH kabupaten/ kota (5 kab/kota) a. Kapedal Gunungkidul, pada tanggal 17 September 2015 b. BLH Sleman, pada tanggal 19 September 2015 c. BLH Bantul, pada tanggal 22 September 2015 d. KLH Kulon Progo, pada tanggal 23 September 2015 e. BLH Kota Yogyakarta, pada tanggal 25 September 2015 Kesimpulan: Untuk penyusunan laporan SPM agar mengacu pada pedoman penyusunan laporan, baik itu sistematika, substansi dan lampirannya. IV-1

32 Agar dalam tabel laporan SPM, dimasukkan target dan capaian tahun Penyusunan laporan SPM diharapkan dilengkapi dengan data-data teknis dan fotofoto yang mendukung untuk keempat jenis pelayanan SPM kab/ kota. Laporan SPM kab/ kota diserahkan ke provinsi paling lambat awal Maret 2015, karena provinsi harus membuat rekap laporan SPM kab/kota, untuk database agar mengacu pada database 2009 dalam perhitungan target dan capaian. 1.3 FGD Penyusunan Laporan SPM Bidang LH DIY (1 kali/ 30 orang) Telah dilaksanakan: Hari, tanggal : Jumat, 28 Maret 2015 Pukul : s.d WIB Tempat : Ruang rapat Kalpataru BLH DIY (lantai III) Peserta : - Tim penyusun laporan SPM kab/kota - Tim penyusun laporan SPM DIY Materi : 1. Progres Capaian Pelayanan informasi status mutu air DIY tahun Progres Capaian Pelayanan informasi status mutu udara ambien DIY tahun Progres Capaian Pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/ atau perusakan LH di DIY tahun Kelengkapan data teknis SPM bidang lingkungan hidup Tahun DIY tahun Penyusunan Laporan SPM Bidang LH DIY tahun 2014 (1 dokumen) Telah disusun laporan SPM Bidang LH DIY tahun 2014 sebanyak 1 dokumen. 2. Peningkatan Edukasi Dan Komunikasi Masyarakat Di Bidang Lingkungan Hidup 2.1 Publikasi melalui media televisi lokal Dilaksanakan melalui Televisi Stasiun Yogyakarta (TVRI Jogja) dalam acara Obrolan Angkringan. Dengan jadwal tayang, pembicara dan tema sebagai berikut: No 1 Tanggal/ Jam Tayang Kamis, 11 Juni WIB 2 Selasa, 23 Juni WIB 3 Jumat, 26 Juni WIB Pembicara Ir. Gunawan Wibisono, M.Si (Kepala Bidang Pengembangan Kapasitas BLH DIY) & Drs. Istiaji (Pengiat Masyarakat Peduli Lingkungan Sleman) Drs. Agus Setianto, M.Si (Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran BLH DIY) & Muslimin (Praktisi Pengelola IPAL Komunal Yogyakarta) Ir. Endro Waluyo, M.Si (Kasubid Pengendalian Kerusakan BLH DIY) & Drs. Donny Ardana, MM (Pemerhati Lingkungan DIY) Tema Membangun Ruang Terbuka Hijau IPAL Komunal Rumah Tangga Pemanfaatan Kotoran Ternak IV-2

33 Berikut ini dokumentasi pengambilan gambar (shooting) saat acara obrolan angkringan di TVRI Jogja: Obrolan Angkring dengan tema Pemanfaatan Kotoran Ternak Obrolan Angkring dengan tema Membangun Ruang Terbuka Hijau Obrolan Angkring dengan tema IPAL Komunal Rumah Tangga Selain acara Obrolan Angkringan yang tayang di TVRI Jogja, publikasi juga dilakukan melalui stasiun televisi lokal JogjaTV yang disiarkan secara live dalam acara Klinong-klinong Campursari dengan jadwal sebagi berikut: No 1 Tanggal/ Jam Tayang Kamis, 28 Mei WIB 2 Kamis, 04 Juni WIB 3 Kamis, 11 Juni WIB Pembicara Drs. Agus Setianto, M.Si (Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran BLH DIY) & Muslimin (Praktisi Pengelola IPAL Komunal Yogyakarta) Ir. Endro Waluyo, M.Si (Kasubid Pengendalian Kerusakan BLH DIY) & Drs. Donny Ardana, MM (Pemerhati Lingkungan DIY) Ir. Gunawan Wibisono, M.Si (Kepala Bidang Pengembangan Kapasitas BLH DIY) & Drs. Istiaji (Pengiat Masyarakat Peduli Lingkungan Sleman) Tema IPAL Komunal Rumah Tangga Pemanfaatan Kotoran Ternak Membangun Ruang Terbuka Hijau 2.2 Publikasi melalui radio Publikasi ini dilakukan melalui media radio lokal yaitu Yasika FM, Radio RB FM, Radio Sonora FM, serta Radio Mataram Buana Suara (MBS) FM dengan masingmasing radio menyiarkan/ publikasi dengan materi tentang lingkungan yaitu sumber pencemaran limbah cair rumah tangga dan permasalahan sampah plastik. Penyiaran melalui media radio lokal ini dilakukan sekitar bulan September - November Publikasi Melalui Media Cetak Dimuat di harian Radar Jogja (Jawa Pos Group), 1) Tanggal 13 Nopember 2015: tema Air Sungai 2) Tanggal 24 Nopember 2015: tema Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional, 1 (satu) halaman belakang penuh full colour; 3) Tanggal 27 Nopember 2015: tema Pencemaran Udara 4) Tanggal 29 Desember 2015: tema Wanadesa IV-3

34 5) Tanggal 1 Desember 2015: tema Sumur Resapan 6) Tanggal 4 Desember 2015: tema Sampah 7) Tanggal 6 Desember 2015: tema Kampung Hijau 8) Tanggal 8 Desember 2015: tema Eko Efisiensi 9) Tanggal 11 Desember 2015: tema AMDAL 2.4 Pembuatan Audiovisualisasi Profil Lingkungan Hidup Membuat film dokumenter Video Profil Peraih Kalpataru Tahun 2015 Kategori Pembina Lingkungan - Totok Pratopo bekerjasama dengan CV. Madani Callysta Saibuyun dan pembuatan Profil Sekolah Adiwiyata - SMP 1 Pandak bekerjasama dengan media televisi lokal JogjaTV. Dua profil tersebut dipilih dalam kegiatan ini untuk memberikan motivasi ataupun inspirasi bagi kalayak umum untuk dapat menghargai lingkungan dan menjaganya. Berikut ini adalah dokumentasi pengambilan gambar (shooting) untuk kegiatan pembuatan audiovisual profil lingkungan hidup tahun 2015: Pengambilan gambar (shooting) pembuatan Profil Peraih Kalpataru Tahun 2015 Kategori Pembina Lingkungan - Totok Pratopo Pengambilan gambar (shooting) pembuatan Profil Sekolah Adiwiyata - SMP 1 Pandak 2.5 Ekspose Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup Berbasis Masyarakat Ekspose Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup Berbasis Masyarakat dilaksanakan pada: Hari : Selasa, 8 Desember 2015 Pukul : WIB s.d selesai Tempat : Ruang Rapat Kalpataru (Lantai III) BLH DIY Dengan mengundang sebanyak 80 peserta dari unsur pemerintah daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, kabupaten/ kota se Daerah Istimewa Yogyakarta, Lembaga Swadaya Masyarakat, kalangan akademisi. IV-4

35 Adapun materi yang disampaikan dalam acara Ekspose Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup Berbasis Masyarakat adalah sebagai berikut: - Materi Perjuangan Menanam dan Menyelamatkan Ruang (Pengelolaan LH di Kampung Code) Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kecamatan Nganggring, Sleman Pelestarian Lobster Laut Kehati Bidang Kesehatan Narasumber - Totok Pratopo - Sambyah - Nur Wahyudin - Siti Rupingah Dokumentasi Ekspose Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup Berbasis Masyarakat 2.6 Publikasi Lingkungan Hidup melalui Videotron Pelaksanaan kegiatan publikasi lingkungan hidup melalui videotron menayangkan video sumber pencemaran limbah cair rumah tangga, akibat penambangan pasir, macammacam limbah B3, dan permasalahan sampah plastik, dalam pelaksanaannya BLH DIY bekerjasama dengan Penyedia Jasa PT. Metra Digital Media. Dengan penayangan video sekitar bulan Oktober - November Pembuatan Tayangan Layanan Lingkungan Hidup Pembuatan tayangan layanan lingkungan hidup dilakukan sekitar bulan Juli - September 2015, dalam pelaksanaannya BLH DIY membuat 4 tayangan dengan tema yang ada disekitar kehidupan masyarakat DIY pada umumnya. Dalam tayangan ini mengambarkan bagaimana kerusakan yang ditimbulkan akibat pengelolaan lingkungan yang kurang baik dan bagaimana cara pengelolaan yang seharusnya dilakukan/ solusi lingkungan hidup yang dianjurkan. Berikut ini tema pembuatan video yang dikerjakan BLH DIY pada tahun anggaran 2015: Sumber pencemaran limbah cair rumah tangga Akibat penambangan pasir Macam-macam limbah B3 Permasalahan sampah plastik IV-5

36 3. Pengembangan Data dan Informasi Lingkungan 3.1 Workshop Validasi Data Lingkungan Hidup Workshop Validasi Data Lingkungan Hidup dilaksanakan pada : Hari : Senin dan Kamis Pukul : WIB s.d Selesai Tanggal : 07 Desember dan 10 Desember 2015 Tempat : Ruang Rapat Kalpataru (Lantai III) BLH DIY Peserta 40 orang Narasumber workshop validasi data lingkungan hidup I: No 1 2 Judul Paparan Profil Kehutanan Kabupaten Kulon Progo Profil Hutan Rakyat di Kabupaten Sleman 3 Profil Sumber Daya Hutan di Kabupaten Gunungkidul Profil Hutan di Kabupaten Bantul 4 Narasumber Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Gunungkidul Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul Narasumber workshop validasi data lingkungan hidup II: No Judul Paparan Profil Kualitas Udara di DIY Perkembangan Jumlah Kendaraan di DIY Penyaluran BBM dan LPG di DIY Narasumber BLH DIY Kepala DPPKA DIY Pertamina Dokumentasi Acara Workshop Validasi Data Lingkungan Hidup 3.2 Data dan Informasi Lingkungan online (8 Jenis) a. Data sumber pencemar b. Data hasil uji emisi kendaraan bermotor c. Data kualitas udara ambien d. Data kualitas air laut e. f. g. h. Data kualitas air sungai Data kualitas air sumur Data kualitas limbah cair Data kualitas limbah padat IV-6

37 3.3 Pembuatan Sistem Aplikasi Data Lingkungan Hidup dan Pengembangan Sistem Informasi Lingkungan Hidup a. Aplikasi Data di Internal BLH DIY 4. Survey Kepuasan Pelanggan tentang Pelayanan Lingkungan Hidup oleh BLH DIY Survey kepuasan pelanggan tentang pelayanan lingkungan hidup oleh BLH DIY bertujuan untuk mengukur keberhasian penyelenggaraan layanan yang ditentukan oleh tingkat kepuasan penerima layanan dan kepuasan masyarakat identik dengan kualitas pelayanan yang telah diberikan oleh BLH DIY. Kegiatan ini telah dilaksanakan pada triwulan III bekerjasama dengan CV. Madani Callysta Saibuyun. Hasil penilaian pengukuran nilai IKM secara keseluruhan menunjukkan mutu pelayanan dengan nilai 75,91, berada dalam kategori B, yaitu kinerja unit pelayanan bagus. Sedangkan dari 14 indikator hasil survey kepuasan pelanggan tentang pelayanan lingkungan hidup oleh BLH DIY menunjukkan hasil kategori baik, terdapat 8 indikator yang mengalami peningkatan nilai kepuasannya dibandingkan tahun Pelaksanaan survey kepuasan pelanggan tentang pelayanan lingkungan hidup oleh BLH DIY ini bekerjasama dengan pihak III yang dilaksanakan oleh rekanan: Nama Perusahaan Alamat Perusahaan : CV. Madani Callysta Saibuyun : Jln. Nyi Retnodumilah, Gg. Perum Pengadilan Negeri No. 10, Yogyakarta. Nama Penanggung Jawab : Ai Tri Susanto, ST. IV-7

38 Berikut ini adalah dokumentasi kegiatan Survey Kepuasan Pelanggan tentang Pelayanan Lingkungan Hidup oleh BLH DIY: Pengisian kuesioner oleh para pelanggan pelayanan BLH DIY Paparan dokumen indeks kepuasan oleh CV. Madani Callysta Saibuyun 5. Penyusunan Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah 5.1 Tercetaknya Buku Laporan SLHD Tahun 2014 Laporan SLHD 2014 disempurnakan pada bulan Januari - Maret 2015, dan dicetak sebanyak 35 set yang terdiri dari buku I: Analisis data SLHD Tahun 2014 dan Buku II: Data SLHD DIY tahun Laporan SLHD DIY tahun 2014 diserahkan ke Kementerian Lingkungan Hidup RI dan Pusat Pengelolaan Ekoregion Jawa. 5.2 Bimtek penyusunan Buku Laporan SLHD Bimbingan teknis penyusunan buku laporan SLHD 2014, yaitu: Hari, tanggal : Kamis, 30 Juli 2015 Pukul : WIB s.d Selesai Tempat : Ruang Rapat Kalpataru (Lantai III) BLH DIY Peserta : Tim penyusun SLHD tahun 2015 DIY dan kab/ kota Dokumentasi acara Bimtek penyusunan Buku Laporan SLHD 2014 IV-8

39 5.3 FGD Penyusunan Laporan SLHD DIY Pelaksanaan FGD Penyusunan laporan SLHD DIY tahun 2015, yaitu: Hari, tanggal : Senin, 9 November 2015 Pukul : WIB s.d Selesai Tempat : BLH DIY, Aula Lt. III, Jl. Tentara Rakyat Mataram 53, Yogyakarta Peserta : Anggota tim penyusun laporan SLHD DIY tahun 2015 Dokumentasi acara FGD Penyusunan Laporan SLHD DIY Tahun Draft Buku Analisis SLHD Tahun 2015 Telah tersusun draft buku analisis SLHD Tahun 2015 yang akan digunakan sebagai materi penyusunan Laporan SLHD Tahun Anggota tim penyusun terdiri dari lintas instansi sektor dan kabupaten/ kota sebagai berikut: No Instansi BKSDA BLH Bantul BLH Kota Yogyakarta BMKG BPBD BPS Dinas Pertanian Dinas Kesehatan Dishubkominfo Dishutbun Dislautkan Dinas Pariwisata Disperindagkop Kapedal Gunungkidul KLH Kulon Progo BLH Sleman PUP-ESDM Nama Dwi Nuryan Dani, SP. Asriandy Agistyanto Intan Dewani Indah Retno Wulan Ir. Heny Nursilawati Ir. Suparna, M.Si Anton Raharja, STP, M.Si Maryono, SKM. Lazuardi, S.SiT Antonius Hendrawan Ervi Sumarah, S.Hut Taufan Yudianto Akhmad Gerry Drs. Bambang Wahyu Indriya Dwi Wiyani, ST. M. Eng Rita Kusmiyati, S.Si Irene Riana Pramudiwati, S.Si, M.Si Rachmadiansyah Putra Utama, ST. IV-9

40 5.5 Pembinaan Penyusunan Laporan SLHD kab/ kota (5 kab/ kota) Telah dilakukan pembinaan kepada Tim Penyusun Laporan SLHD kabupaten/ kota, dengan penjadwalan kegiatan pembinaan sebagai berikut: - Tim SLHD Kabupaten Gunungkidul pada Kamis, 12 November 2015; - Tim SLHD Kabupaten Bantul pada Selasa, 17 November 2015; - Tim SLHD Kota Yogyakarta pada Selasa, 19 November 2015; - Tim SLHD Kabupaten Sleman pada Selasa, 23 November 2015; - Tim SLHD Kabupaten Kulon Progo pada Selasa, 24 November 2015; Pembinaan dilaksanakan baik dengan cara menyampaikan materi penyusunan SLHD kabupaten/ kota maupun sharing data yang diperlukan. Adapun materi penyusunan SLHD pembinaan adalah sebagai berikut: 1. Strategi dan teknis pengisian tabel data SLHD. 2. Metode penulisan laporan analisis data SLHD. 3. Mekanisme penilaian SLHD kabupaten/ kota. 4. Mekanisme penyampaian Laporan SLHD. 5. Sumber data SLHD. 6. Permasalahan dalam pengumpulan data dan analisis data SLHD. 7. Evaluasi laporan SLHD kabupaten/ kota tahun H-1. Berikut ini dokumentasi pelaksanaan kegiatan pendampingan penyusunan laporan SLHD kabupaten/ kota yang dilakukan oleh BLH DIY: Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan Penyusunan Laporan SLHD tahun 2015 di kabupaten/ kota DIY IV-10

41 6. Penyusunan Buletin Kalpataru Membuat buku buletin kalpataru dengan tema lingkungan yang ada disekitar kita. Pembuatan buletin ini dilakukan 2 kali dalam setahun yaitu bulan Juli dan bulan Desember 2015, bekerjasama dengan pihak ketiga sebagai pencetak bukunya. Berikut ini adalah wujud dari cetakan buku buletin kalpataru tahun 2015: Cetak Buku Buletin Kalpataru IV-11

42 B. BIDANG PENGENDALIAN PERUSAKAN DAN KONSERVASI LINGKUNGAN B.1 SUB BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN 1. Kegiatan Pengendalian Kerusakan Hutan Dan Lahan 1.1 Analisis Sampel Tanah dan Monitoring Produksi Biomassa Analisis sampel tanah dan monitoring produksi biomassa merupakan kegiatan berkelanjutan, yang telah dimulai dari tahun Tahun 2015, kegiatan pengambilan sampel sudah dilaksanakan pada bulan April, dan hasil analisis selesai pada bulan Juni Tahun ini, sama dengan tahun sebelumnya, Badan Lingkungan Hidup DIY bekerjasama dengan Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta. Laporan hasil analisis sampel tanah disampaikan terpisah. 1.2 Monitoring Pengendalian Kerusakan Lingkungan Kegiatan monitoring pengendalian kerusakan lahan, difokuskan ke daerah yang merupakan lahan bekas tambang. Kegiatan dilaksanakan pada bulan November Target lokasi monitoring 6 lokasi, namun hasil monitoring di lapangan mencapai 14 lokasi lahan bekas tambang. Lokasi monitoring yaitu: Purwobinangun, Pakem, Sleman; Kepuhharjo, Cangkringan, Sleman; Sitimulyo, Piyungan (Ngepringan, Pleret), Bantul; Girimulyo (3 Lokasi), Kulon Progo; Srandakan, Bantul; Karangasem, Ponjong (2 Lokasi), Gunungkidul; Bedoyo, Ponjong (4 Lokasi), Gunungkidul; Candi Ijo, Prambanan, Sleman. 1.3 Rakor Pengendalian Kerusakan dan Raker/ Workshop Wanadesa Kegiatan Rapat Koordinasi Pengendalian Kerusakan sudah dilaksanakan sebanyak enam kali, pada bulan Oktober dan November, dengan perincian: No 1 Hari/ tanggal Rabu, Pukul s.d Selasa, Pukul s.d Kamis, Pukul s.d Kamis, Pukul s.d Jumlah dan peserta Jumlah peserta = 40 orang Kepala Daerah/Badan/Dinas/ Instansi Terkait DIY, kabupaten dan kota Jumlah peserta = 40 orang Kepala Daerah/Badan/Dinas/ Instansi Terkait DIY, kabupaten dan kota Jumlah peserta = 40 orang Kepala Daerah/Badan/Dinas/ Instansi Terkait DIY, kabupaten dan kota Jumlah peserta = 45 orang Kepala Daerah/Badan/Dinas/ Instansi Terkait DIY, kabupaten dan kota Lokasi Ruang Rapat Lt III Kalpataru BLH DIY Ruang Rapat Lt III Kalpataru BLH DIY Ruang Rapat Lt III Kalpataru BLH DIY Ruang Rapat Lt III Kalpataru BLH DIY IV-12

43 1.4 No 5 Hari/ tanggal Senin, Pukul s.d Selasa, Pukul s.d Jumlah dan peserta Jumlah peserta = 45 orang Kepala Daerah/Badan/Dinas/ Instansi Terkait DIY, kabupaten dan kota Jumlah peserta = 45 orang Kepala Daerah/Badan/Dinas/ Instansi Terkait DIY, kabupaten dan kota Lokasi Ruang Rapat Lt III Kalpataru BLH DIY Ruang Rapat Lt III Kalpataru BLH DIY Rapat Kerja/ Workshop Wanadesa Dilaksanakan melibatkan masyarakat dan aparat desa yang telah dan akan menerima kegiatan wanadesa. Rapat Kerja/ Workshop dimaksudkan sebagai sinkronisasi antara BLH DIY dengan Desa penerima. Raker Wanadesa telah dilaksanakan pada Bulan April 2015, dengan rincian: No 1 Hari/tanggal Senin, Pukul s.d Selasa, Pukul s.d Rabu, Pukul s.d Kamis, Pukul s.d Jumlah dan peserta Jumlah peserta = 45 orang Aparat dan Masyarakat Desa Pilangrejo Jumlah peserta = 45 orang Aparat dan Masyarakat Desa Kaliagung Jumlah peserta = 45 orang Aparat dan Masyarakat Desa Tirtoadi Jumlah peserta = 45 orang Aparat dan Masyarakat Desa Pendowoharjo Lokasi Ruang Pertemuan Balai Desa Pilangrejo, Nglipar, Gunungkidul Ruang Pertemuan Balai Desa Kaliagung, Sentolo, Kulon Progo Ruang Pertemuan Balai Desa Tirtoadi, Mlati, Sleman Ruang Pertemuan Balai Desa Pendowoharjo, Sewon, Bantul 1.5 Penanaman Vegetasi Dalam rangka upaya peningkatan kualitas lingkungan, maka salah satu upaya adalah peningkatan atau penambahan tanaman. Tanaman dipandang memiliki arti penting dalam peningkatan kualitas lingkungan karena sekecil apapun tumbuhan pasti memiliki peran dalam konservasi lahan dan air serta udara. Kegiatan penanaman vegetasi, dilakukan saat musim penghujan sudah tiba. Hal ini untuk meminimalisir jumlah bibit yang mati serta memastikan bibit tanaman cukup air hingga mampu beradaptasi dengan lingkungan baru. Penanaman telah dilaksanakan pada bulan Desember, dan dilaksanakan oleh pihak ketiga. Total ada 4 pihak ketiga yang melakukan kegiatan penanaman vegetasi. Gunungkidul dikerjakan oleh CV. Karya Idaman, sedangkan untuk Desa Brosot Kulonprogo dikerjakan oleh CV. Mulyo, sementara Desa Sidoharjo Kuloprogo dikerjakan oleh CV. Atna Wijaya. IV-13

44 Lokasi Kegiatan: No 1. Alamat Dusun Klepu, Karangasem, Kec.Ponjong, Kabupaten Gunungkidul Luas Lahan (Ha) 2,00 2. Dusun Ngabean lor Karangasem, Kec.Ponjong, Kabupaten Gunungkidul 3,00 3. Desa Brosot, Kecamatan Galur,Kabupaten Kulon Progo 0,56 4. Desa Sidoharjo,Kec. Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo 2,00 JUMLAH Jenis dan Jumlah Bibit Sirsat (110 batang) Kelengkeng (110 batang) Rambutan (110 batang) Durian (110 batang) Alpukat (110 batang) Randu alas (20 batang) Jengkol (60 batang) Gayam (60 batang) Pranajiwo (60 batang) Sirsat (165 batang) Kelengkeng (165 batang) Rambutan (165 batang) Durian (165 batang) Alpukat (165 batang) Randu alas (20 batang) Jengkol (52 batang) Sawo kecik (51 batang) Pucung (51 batang) Kecapi (50 batang) Kepel (51 batang) Nangka (52 batang) Anggur laut (78 batang) Kelengkeng (79 batang) Nyamplung (16 batang) Sawo kecik (16 batang) Gayam (17 batang) Jambu bol (16 batang) Pule (4 batang) Srikaya (45 batang) Jambu air (36 batang) Durian (45 batang) Kelengkeng (45 batang) Jambu biji (45 batang) Gowok (45 batang) Pule (45 batang) Gayam (45 batang) Duwet putih (35 batang) Sawo kecik (20 batang) Aren (35 batang) Manggis (34 batang) IV-14

45 1.6 Penyusunan Raperda Wanadesa Penyusunan raperda ranadesa tim penyusun yang beranggotakan BLH DIY, BAPPEDA DIY, Biro Hukum dan Dinas Kehutanan dan Perkebunan serta dari tim ahli akademisi. Hasil dari raperda wanadesa disampaikan secara terpisah. 1.7 Pengembangan/ Pembangunan Wanadesa Dalam rangka upaya peningkatan kualitas lingkungan, maka salah satu upaya adalah peningkatan atau penambahan tanaman. Tanaman dipandang memiliki arti penting dalam peningkatan kualitas lingkungan karena sekecil apapun tumbuhan pasti memiliki peran dalam konservasi lahan dan air serta udara. Untuk merealisasikan upaya peningkatan vegetasi, maka Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta mulai pada tahun 2014, mencanangkan Program Wanadesa. Wanadesa adalah upaya pendayagunaan lahan desa dengan penambahan atau peningkatan tanaman/ vegetasi dalam rangka konservasi lingkungan. Pengertian lebih lanjut lahan desa disini adalah lahan yang dikuasai oleh Pemerintah Desa seperti Tanah Kas Desa (TKD), Tanah Kasultanan atau Kadipaten yang sudah diberikan izin pengelolaan dan tanah Wedi Kengser. Kabupaten Sleman dikerjakan oleh CV. Weinss Talenta, sementara Kabupaten Bantul dikerjakan oleh CV. Pangestu Rejeki Santosa. Lokasi Kegiatan: No 1. Alamat Desa Tamantirto Kecamatan Kasihan 2. Desa Wirokerten Kecamatan Banguntapan Luas Lahan (Ha) 1,7 1, Jenis Dan Jumlah Bibit Manggis (90 batang) Kelengkeng (90 batang) Durian (90 batang) Jambu mete (90 batang) Matoa (90 batang) Pronojiwo (55 batang) Sawo kecik (55 batang) Timoho (55 batang) Manggis (110 batang) Kelengkeng (110 batang) Durian (110 batang) Rambutan (110 batang) Mangga (110 batang) Sawo kecik (40 batang) Gayam (52 batang) Kesemek (40 batang) Pucung (20 batang) IV-15

46 No 3. Alamat Desa Srimulyo Kecamatan Piyungan Luas Lahan (Ha) 2 4. Desa Seloharjo Kecamatan Pundong 2 5. Desa Tlogoadi Mlati 0, Desa Tamanmartani Kalasan 2 7. Desa Jogotirto Berbah 2 8. Desa Ambarketawang Gamping 1,1 Jumlah Jenis Dan Jumlah Bibit Manggis (110 batang) Kelengkeng (110 batang) Durian (110 batang) Rambutan (110 batang) Mangga (110 batang) Wuni (45 batang) Kepel (45 batang) Jambu mete (45 batang) Sawo kecik (45 batang) Matoa (120 batang) Kelengkeng (120 batang) Rambutan (120 batang) Mangga (120 batang) Gowok (75 batang) Sawo kecik (75 batang) Nogosari (75 batang) Gayam (34 batang) Pucung (34 batang) Kepel (34 batang) Pule (34 batang) Duku (34 batang) Pucung (24 batang) Sawo kecik (24 batang) Jengkol (24 batang) Bambu Pethung (210 batang) Sambi (30 batang) Sawo kecik (30 batang) Timoho (30 batang) Alpukat (187 batang) Sirsak (186 batang) Durian Montong (187 batang) Sawo Beludru (80 batang) Sawo Kecik (80 batang) Pronojiwo (80 batang) Sirsak (61 batang) Mangga (61 batang) Durian (61 batang) Jambu mete (61 batang) Matoa (61 batang) Sawo kecik (32 batang) Duwet putih (32 batang) Mundu (32 batang) IV-16

47 1.8 Sosialisasi, Ekspose dan Pembinaan Masyarakat Sosialisasi Untuk mempercepat target dan realisasi terwujudnya wanadesa dan kegiatan, maka sosialisasi ke masyarakat, dalam hal ini Pemerintah Desa, sangat diperlukan, agar semua informasi tersebar ke seluruh masyarakat. Telah dilaksanakan pada bulan Maret 2015, dengan rincian: No Hari Tanggal Lokasi Sosialisasi Desa Seloharjo, Pundong, Bantul Desa Wirokerten, Banguntapan, Bantul Desa Srimulyo, Piyungan, Bantul BLH DIY Desa Tamanmartani, Kalasan, Sleman Desa Jogotirto, Berbah, Sleman Desa Tlogoadi, Mlati, Sleman Desa Ambarketawang, Gamping, Sleman Desa Karangasem, Ponjong, Gunungkidul Desa Brosot, Galur, Kulon Progo Desa Sidoharjo, Samigaluh, Kulon Progo Desa Tamantirto, Kasihan, Bantul Rabu Senin Kamis Jumat Selasa Selasa Rabu Rabu Kamis Jumat Senin Selasa Balai Desa Balai Desa Waktu (WIB) Balai Desa R. Rapat BLH Balai Desa Balai Desa Balai Desa Balai Desa Balai Desa Balai Desa Balai Desa Balai Desa Tempat Ekspose. Ekspose dimaksudkan untuk memberi informasi kepada SKPD terkait di Provinsi, Kabupaten dan Kota tentang kegiatan yang telah dilaksanakan. Ada dua kegiatan yang di ekspose, yaitu monev pengendalian kerusakan hutan dan lahan serta monev daerah rawan longsor. Rincian kegiatan: Ekspose Hasil Monitoring dan Evaluasi Daerah Rawan Longsor No 1 Hari/tanggal Senin, Pukul s.d Selasa, Pukul s.d Rabu, Pukul s.d Jumlah dan peserta Jumlah peserta = 35 orang Kepala Daerah/Badan/Dinas/ Instansi Terkait DIY, Kabupaten dan Kota Jumlah peserta = 35 orang Kepala Daerah/Badan/Dinas/ Instansi Terkait DIY, Kabupaten dan Kota Jumlah peserta = 35 orang Kepala Daerah/Badan/Dinas/ Instansi Terkait DIY, Kabupaten dan Kota Lokasi Ruang Rapat Lt III Kalpataru BLH DIY Ruang Rapat Lt III Kalpataru BLH DIY Ruang Rapat Lt III Kalpataru BLH DIY IV-17

48 Ekspose Hasil Monitoring dan Evaluasi Dalrus Lahan No 1 Hari/tanggal Senin, Pukul s.d Selasa, Pukul s.d Jumlah dan peserta Jumlah peserta = 35 orang Kepala Daerah/Badan/Dinas/ Instansi Terkait DIY, Kabupaten dan Kota Jumlah peserta = 35 orang Kepala Daerah/Badan/Dinas/ Instansi Terkait DIY, Kabupaten dan Kota Lokasi Ruang Rapat Lt III Kalpataru BLH DIY Ruang Rapat Lt III Kalpataru BLH DIY Pembinaan Masyarakat Pesisir, Pantai dan Laut. Perubahan iklim yang semakin ekstrim membuat cuaca tidak dapat diprediksi. Akibatnya, permukaan air laut naik, gelombang laut semakin tinggi sehingga bencana kerusakan pantai makin banyak terjadi. Untuk meminimalisir kerusakan serta memberi tambahan pengetahuan kepada masyarakat pesisir maka pembinaan dianggap perlu. Rincian kegiatan: No 1 Hari/tanggal Senin, Pukul s.d Selasa, Pukul s.d Rabu, Pukul s.d Jumlah dan peserta Jumlah peserta = 35 orang Aparat dan Masyarakat Desa Jangkaran, Temon, Kulon Progo Jumlah peserta = 35 orang Aparat dan Masyarakat Desa Galur, Kulon Progo Jumlah peserta = 35 orang Aparat dan Masyarakat Desa Tirtohargo, Kretek, Bantul Lokasi Ruang Rapat KLH Kulon Progo Ruang Rapat KLH Kulon Progo Ruang Rapat Balai Desa Tirtohargo. 1.9 Penyusunan Desain Wanadesa Wisata Penyusunan Desain Wanadesa Wisata dilaksanakan oleh Pihak Ketiga dalam hal ini Penyedia Jasa Konsultansi, yaitu CV. Putra Seta Yogyakarta untuk desain wanadesa wisata di Kaliagung, Sentolo, Kulon Progo, dan CV. Bangun Cipta Persada untuk desain wanadesa wisata di Pilangrejo, Nglipar, Gunungkidul Penyusunan Rencana Kerja Wanadesa Penyusunan Rencana Kerja Wanadesa dilaksanakan oleh Pihak Ketiga dalam hal ini Penyedia Jasa Konsultansi, yaitu CV. Reka Kusuma Buana Yogyakarta. Maksud penyusunan rencana kerja adalah agar BLH DIY mempunyai target capaian teknis serta perencanaan untuk kegiatan wanadesa hingga tahun IV-18

49 B.2 SUB BIDANG KONSERVASI LINGKUNGAN 1. Konservasi Sumber Daya Air dan Keanekaragaman Hayati 1.1 Monitoring Fluktuasi Muka Air Tanah Fluktuasi muka air tanah dihitung sebagai hasil selisih antara hasil pengukuran kedalaman muka air tanah pada akhir musim penghujan dan akhir musim kemarau. Melihat kondisi topografi wilayah DIY kita dapat mengasumsikan daerah recharge bagi DIY adalah Kabupaten Sleman dan bagian Utara wilayah Kota Yogyakarta sedangkan daerah discharge adalah wilayah Selatan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul. Hasil pengukuran dan penghitungan fluktuasi muka air tanah dari tahun 2002 sampai tahun 2015 memperlihatkan adanya penurunan muka air tanah yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Skema pengukuran untuk satu tahun yaitu, tinggi muka air tanah saat musim penghujan dikurangi dengan tinggi muka air tanah saat musim kemarau. Jumlah sumur yang dilakukan pengukuran di daerah sekitar SPAH, mulai dari tahun selalu mengalami penurunan. Hal ini karena, dibeberapa lokasi kondisi SPAH sudah tidak termanfaatkan sebagaimana fungsinya. Selain itu juga, beberapa rumah warga, yang sebelumnya dilakukan pengukuran di sumur mereka, menutup sumur dengan menggunakan cor beton. Akibatnya, kita mengalami kesulitan untuk pengukuran. Analisis dilakukan terhadap hasil pengukuran. Hal ini sebagai upaya untuk mengatahui bagaimana data dapat digunakan untuk sinkronisasi data lanjutan, serta penentuan kebijakan yang dapat dibuat. Hasil Pengukuran Fluktuasi Muka Air Tanah Tahun 2015 No Nama Pemilik dan Alamat 1. Balai Desa Trihanggo, Kec. Gamping, Kab. Sleman Atmowiryono, Mayangan RT 05 RW 14, Trihanggo, Kec. Gamping Kantor Kecamatan Mlati, Kab. Sleman Toko Besi BAKAT, RT 02 RW 18 Denggung, Kec. Sleman, Kab. Sleman Kantor Desa Wedomartani, Kec. Ngemplak, Kab. Sleman Pasar STAN, Maguwoharjo, Kab. Sleman Tinggi Bibir Sumur (m) Pengukuran Kedalaman Musim Hujan (m) Pengukuran Kedalaman Musim Kemarau (m) Kedalaman dari Muka Tanah (m) IV-19

50 No Nama Pemilik dan Alamat Wisma Cipta Karya, Jl. Laksda Adisucipto Km. 4,5 No. 165 Yogyakarta Toko Besi MITRA, Jl. Imogiri Barat Km. 5, Kab. Bantul Madiyono, Gang Bima, Jl. Pramuka No. 20, Kec. Umbulharjo, Yogyakarta Polsek Gondokusuman, Jl. Melati Wetan No. 6 Yogyakarta Sastrosuwignyo, Klitren III/444, Yogyakarta Asrotun, RT 8 RW 50, Dongkelan, Kab. Bantul Wiryo Pawiro, GT 4/244 Sosrodipuran 14. Martono, Jl. DI Pandjaitan 15. Kantor Desa Panggungharjo, Kec. Sewon, Kab. Bantul 16. Asnawi, Ketonngo, Wonokromo, Pleret, Bantul 17. Kompleks CPM Sentulrejo, Yogyakarta 18. Henny, Jl. Imogiri Timur, Umbulharjo 7/466, Yogyakarta 19. Domo, Jl. Kolonel Sugiyono No. 59 A 20. Suharjo, Jl. Krajan No. 80, Kabupaten Bantul 21. Tukiyem, Beji, Jetis, Sumberagung, Kab. Bantul 22. Sosro Suwondo (Selatan SGM), Jl. Veteran No. 6 A 23. Dinas Pertanian Kota Yogyakarta, Kec. Giwangan, Yogyakarta Tinggi Bibir Sumur (m) Pengukuran Kedalaman Musim Hujan (m) Pengukuran Kedalaman Musim Kemarau (m) Kedalaman dari Muka Tanah (m) IV-20

51 No Nama Pemilik dan Alamat 24. Kantor BKD DIY, Yogyakarta 25. Mawardi, RT 02 RW 14 Besi, Ngaglik, Sleman 26. Mangun Dimejo/Parjan, RT 04, RW 15 Besi, Ngaglik, Sleman 27. Ahmad Wardani RT 02, RW 15, Ngaglik, Sleman 28. Jamaludin/Markum, RT 02, RW 15, Ngalik, Sleman 29. Asrofi, RT 02, RW 14 No. 49 Candirejo, Ngaglik, Sleman 30. Rajiem/Parji, RT 04, RW 15, Ngangkruk, Sleman 31. Sri Handoyo, RT 04, RW 15, Ngangkruk,Sleman 32. Subari, RT 4, RW 15,Ngaglik, Sleman 33. Minto Sedimo/Darminto, RT 04, RW 15 Sleman 34. Pawiroharjo, RT 05, RW 15, Kec. Ngaglik, Kab. Sleman 35. Paijan Prapto Raharjo, RT 04, RW 32, Besi, Kec. Ngaglik 36. Aji Purnomo, RT 04, RW 31, Besi, Kec. Ngaglik 37. Wakijo/Cipto, RT 06, RW 32, Besi, Kec. Ngaglik 38. Samirejo, RT 05, RW 32, Besi, Kec. Ngaglik 39. Budiroso, RT 05, RW 32, Besi, Kec. Ngaglik 40. Suradi, RT 06, RW 32, Besi, Kec. Ngaglik 41. Arjo Dinomo, RT 06, RW 30, Banteng, Kab. Sleman 42. Krami, RT 06, RW 30, Banteng. Kab. Sleman Tinggi Bibir Sumur (m) Pengukuran Kedalaman Musim Hujan (m) Pengukuran Kedalaman Musim Kemarau (m) Kedalaman dari Muka Tanah (m) IV-21

52 No Nama Pemilik dan Alamat 43. Sukoco 1, RT 06, RW 30, Banteng. Kab. Sleman 44. Sukoco 2, RT 06, RW 30, Banteng. Kab. Sleman 45. Sumarto Wiratmo, RT 06, RW 30, Banteng. Kab. Sleman 46. Wiji Sutrisno, RT 06, RW 30, Banteng. Kab. Sleman 47. Mukidi, RT 08, RW 30 Banteng, Kab. Sleman 48. Wagirin, RT 06, RW 30, Banteng. Kab. Sleman 49. Ponijan, RT 07, RW 30 Banteng, Kab. Sleman 50. Sumaryanto, RT 07, RW 30 Banteng, Kab. Sleman 51. Waluyo, RT 07, RW 30 Banteng, Kab. Sleman 52. Ngatinem, RT 07, RW 30 Banteng, Kab. Sleman 53. Tugimin, RT 07, RW 30 Banteng, Kab. Sleman 54. Sugito, RT 06, RW 30, Banteng, Ka. Sleman 55. Suhartono, RT 06, RW 30, Banteng, Kab. Sleman 56. Samidi, Kopatan RT 3, RW 2, Sleman 57. Ibu Sukaji, Kopatan RT 03 RW 02, Sleman 58. Ibu Mantonoyo, Kopatan, RT 04, RW 02, Sleman 59. Bu Dirjo, Kopatan, RT 04, RW 02, Sleman 60. Wagiyo, Kopatan, RT 04, RW 02, Sleman 61. Priyonimin, Kopatan, RT 04, RW 02, Sleman Tinggi Bibir Sumur (m) Pengukuran Kedalaman Musim Hujan (m) Pengukuran Kedalaman Musim Kemarau (m) Kedalaman dari Muka Tanah (m) Sumur ditutup Sumur ditutup Sumur ditutup Sumur ditutup Sumur ditutup Sumur ditutup IV-22

53 No Nama Pemilik dan Alamat 62. Siswo Sumarto, Kopatan, RT 04, RW 02, Sleman 63. Suyono/Harjo Utomo, Kopatan, RT 04, RW 02, Sleman 64. Sarjiyanto (Warung Bu Welas), Degolan RT 02, Jl. Kaliurang Km. 14, Sleman 65. Poniran, Degolan RT 02, Jl. Kaliurang Km. 14, Sleman 66. Bu Gandung, Degolan RT 02, Jl. Kaliurang Km. 14, Sleman 67. Panuju, Degolan RT 02, Jl. Kaliurang Km. 14, Sleman 68. Gunawan, Degolan RT 02, Jl. Kaliurang Km. 14, Sleman 69. Sutanto, Degolan RT 02, Jl. Kaliurang Km. 14, Sleman Tinggi Bibir Sumur (m) Pengukuran Kedalaman Musim Hujan (m) Pengukuran Kedalaman Musim Kemarau (m) Kedalaman dari Muka Tanah (m) Pengukuran fluktuasi muka air tanah di salah satu sumur di Kabupaten Sleman 1.2 Pembangunan Telagadesa Pada tahun 2015, dilakukan pembangunan Telagadesa di dua lokasi; yang pertama yaitu di Desa Selomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman dan yang kedua di Desa Ngestiharjo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. Kegiatan pembangunan Telagadesa didahului dengan penyusunan dokumen perencanaan yang dilaksanakan dengan metode penunjukan langsung. Penyusunan dokumen perencanaan pembangunan Telagadesa untuk Kabupaten Sleman dilaksanakan oleh CV. Pura Seta dengan nilai kontrak Rp ,00 dan untuk Kabupaten IV-23

54 Bantul dilaksanakan oleh CV. Reka Kusuma Buana dengan nilai kontrak Rp ,00. Penyusunan dokumen perencanaan Telagadesa tersebut dilaksanakan pada bulan April Selanjutnya dilakukan sosialisasi Telagadesa, terutama kepada masyarakat sekitar calon lokasi pembangunan. Sosialisasi dilaksanakan dengan narasumber dari UGM, dari pihak perencana dan dari Bidang Pengendalian Perusakan dan Konservasi Lingkungan BLH DIY. Kegiatan sosialisasi Telagadesa dilaksanakan beberapa kali, yaitu pada tahap awal pada saat perencanaan dan pada saat awal pembangunan fisik Telagadesa tersebut. Kegiatan sosialisasi dilakukan agar terjadi kesepahaman dengan masyarakat sekitar lokasi pembangunan Telagadesa dimana masyarakat juga memiliki hak dan kewajiban terhadap Telagadesa tersebut. Sosialisasi Telagadesa pada tahap perencanaan di Kabupaten Bantul Lokasi calon pembangunan Telagadesa di Kabupaten Sleman Telagadesa di Kabupaten Sleman yang sudah dilengkapi jalan setapak IV-24

55 1.3 Identifikasi Koleksi Taman Kehati Identifikasi koleksi Taman Kehati merupakan suatu kegiatan penyusunan buku album identifikasi yang memuat koleksi-koleksi Taman Kehati DIY di Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul. Identifikasi dilakukan terhadap jenis, deskripsi, manfaat dan lain-lain. Dari hasil kegiatan identifikasi ini diketahui, bahwa Taman Kehati DIY di Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul memiliki koleksi 78 jenis spesies tumbuhan, yang sebagian besar terdiri dari tanaman lokal DIY. Buku Album Identifikasi Koleksi Taman Kehati DIY Buku Album Identifikasi Koleksi Taman Kehati DIY Penyerahan Buku Album Identifikasi Koleksi Taman Kehati kepada Kelompok Tani Wanita Sari Indah 1.4 Pengembangan Taman Kehati Pembangunan Pagar Taman Kehati Pada tahun anggaran 2015, BLH DIY melalui APBD 2015 melakukan penambahan fasilitas berupa pagar di Taman Kehati DIY di Telaga Sengon, Dusun Gerotan, Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul dengan nilai Rp ,00 yang dilaksanakan oleh pihak ketiga dengan sistem penunjukan langsung. Bagian pintu gerbang pagar Taman Kehati DIY di Kec. Tepus, Kab. Gunungkidul Bagian pintu gerbang pagar Taman Kehati DIY di Kec. Tepus, Kab. Gunungkidul IV-25

56 1.4.2 Workshop Pengembangan Taman Kehati Workshop Pengembangan Taman Kehati dilaksanakan dengan tujuan untuk menjaring aspirasi, saran dan masukan dari berbagai sektor yang berkaitan dengan pengembangan Taman Kehati DIY, baik Taman Kehati DIY yang di Kecamatan Ngawen ataupun yang di Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul. Workshop diikuti oleh peserta dari Kelompok Tani Pengelola Taman Kehati DIY di Tepus serta dari berbagai instansi yang lain. Workshop Pengembangan Taman Kehati Workshop Pengembangan Taman Kehati Bimbingan Teknis Pengembangan Taman Kehati Bimbingan Teknis Pengembangan Taman Kehati dilaksanakan selama tiga hari pada tanggal November 2015 di Gazebo Sewoko Catur Sebo, yang merupakan sekretariat pengelola Taman Kehati DIY di Telaga Sengon, Dusun Gerotan, Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul. Sasaran peserta bimbingan teknis adalah pengelola Taman Kehati DIY, yaitu: 15 orang dari Telaga Sengon, 10 orang dari Jurug, Kecamatan Tepus dan 5 orang dari Wonosadi, Kecamatan Ngawen. Narasumber dan instruktur Bimbingan Teknis terdiri dari pengajar di Laboratorium Perlindungan Hutan Fakultas Kehutanan UGM, yaitu Dr. Ir. Sri Rahayu, M.P., Ir.Adriyanti, M.P., Anatanto Triyogo, S.Hut., M.Agr., Ph.D. dan Dr. Widyanto Dwi Nugroho, S.Hut., M.Agr. Para pengajar dibantu oleh asisten instruktur dari laboratorium yang sama yang terdiri dari staff laboratorium dan mahasiswa senior yang berjumlah lima orang. Materi yang diajarkan dalam bimbingan teknis tersebut yaitu terkait hama, penyakit dan pemeliharaan tanaman, yang disampaikan dalam bentuk klasikal dan juga praktek langsung dilapangan/ praktikum. Baik peserta maupun pengajar sangat antusias selama penyelenggaraan bimbingan teknis, yang terbukti dengan kehadiran peserta yang selalu penuh dan juga tampak dari semangatnya pada sesi tanya jawab. IV-26

57 Materi Bimbingan Teknis Pengembangan Taman Kehati oleh narasumber dari Lab. Perlindungan Hutan Fakultas Kehutanan UGM Sesi diskusi Bimbingan Teknis Pengembangan Taman Kehati dipandu oleh staff dari BLH DIY Peserta melakukan diskusi kelompok dalam Bimtek Pengembangan Taman Kehati Praktek lapangan/ praktikum Bimtek Pengembangan Taman Kehati dipandu oleh instruktur dari Fakultas Kehutanan UGM Praktek lapangan/ praktikum Bimtek Pengembangan Taman Kehati dipandu oleh asisten instruktur dari Fakultas Kehutanan UGM Peserta, narasumber dan panitia Bimtek Pengembangan Taman Kehati 1.5 Monitoring dan Evaluasi SDA, Karst dan Kehati Bimbingan Teknis Pengelolaan Karst Ekosistem karst merupakan merupakan ekosistem unik yang menjadi salah satu kekayaan keanekaragaman hayati Daerah Istimewa Yogyakarta. Bimbingan Teknis Pengelolaan Karst dilaksanakan agar sektor-sektor yang terkait dengan pengelolaan kawasan karst dapat memiliki kesepahaman terkait dengan pengelolaan karst yang berkelanjutan. IV-27

58 Bimbingan Teknis Pengelolaan Karst dilaksanakan selama dua hari yaitu pada tanggal September 2015 di Kota Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. Alasan dari pemilihan lokasi penyelenggaraan ini adalah karena kekayaan karst DIY sebagian besar terletak di Kabupaten Gunungkidul. Mengingat dalam bimbingan teknis ini dilaksanakan dengan satu hari teori di kelas dan satu hari praktek dilapangan, maka pemilihan lokasi di Kabupaten Gunungkidul adalah untuk efisiensi waktu. Peserta kegiatan Bimbingan Teknis Pengelolaan Karst berasal dari lintas instansi, yaitu: Dinas PUP-ESDM DIY, Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY, BKSDA Yogyakarta, Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Jawa, Biro Administrasi dan Perekonomian SDA Setda DIY, Satpol PP, Polda DIY dan Korem 072 Pamungkas Yogyakarta. Narasumber untuk kegiatan bimbingan teknis ini yaitu dari Perguruan Tinggi (Dr. Ir. Eko Haryono, M.Si., pengajar dari Fakultas Geografi UGM dan Dr. Ir. Lies Rahayu, W.F., M.P., pengajar dari Fakultas Kehutanan UGM); dari lintas instansi yaitu Bappeda DIY, Dinas PUP-ESDM DIY dan tokoh masyarakat yaitu R. Ambar Haryo Suwardi yang merupakan Camat Ponjong dan pernah menerima penghargaan Kalpataru tingkat nasional pada tahun Sedangkan instruktur dan asisten instruktur untuk kegiatan praktek lapangan berasal dari LSM di bidang Speleologi, yaitu Acintyacunyata Speleological Club/ ASC. Sedangkan pelaksanaan kegiatan lapangan: Lokasi 1 : Lembah Kering Mulo, Gua Ngingrong, Luweng Mulo. Akan menjadi gerbang Geopark dari sisi Barat, merupakan salah satu Geosite dari Geopark Gunungsewu. Sudah ada pengelolaan wisata di Gua Ngingrong dan gua Lengkep, yang dikelola oleh masyarakat, tetapi belum berkembang secara optimal. Lokasi 2 : Telaga Serpeng, telaga karst/ lokva kering pada musim kemarau, paska direnovasi. Lokasi 3 : Telaga Jonge, telaga karst/ lokva berair sepanjang tahun, tidak pernah direnovasi. Lokasi 4 : Luweng Gelung, collapse doline dengan sungai bawah tanah di dasarnya. Merupakan obyek wisata karst, Wisata susur gua yang dikelola oleh kelompok masyarakat. Menjadi Geosite dari Geopark Gunungsewu. Lokasi 5 : Eksplorasi Gua Seropan, merupakan sungai bawah tanah dengan debit minimal 700 liter/ detik pada musim kemarau, memiliki 2 buah air terjun di dalamnya. Sudah dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan air baku masyarakat Gunungkidul dan sebagian disalurkan sampai kabupaten Wonogiri. IV-28

59 Persiapan kegiatan fieldtrip penelusuran gua sudah dimulai dengan melakukan survey seminggu sebelumnya, tanggal 9 September 2015 untuk memastikan kondisi gua aman ditelusuri. Monitoring iklim juga dilakukan dengan memantau website BMKG untuk memastikan musim hujan belum akan tiba, karena gua Seropan merupakan sungai bawah tanah dan ancaman banjir dapat membahayakan apabila kegiatan penelusuran dilakukan pada musim hujan. Pemantauan dan monitoring terhadap gempa yang terjadi di Pulau Jawa juga dilakukan untuk meyakinkan tidak adanya dampak runtuhan di dalam gua Seropan, monitoring data didapat dari Komunitas Tanggap Yogyakarta. Dengan menganalisa dampak terhadap gempa yang tercatat di pulau Jawa selama seminggu terakhir. Persiapan teknis: Koordinasi pengamanan penelusuran berkoordinasi dengan Yayasan Acintyacunyata selaku penanggungjawab teknis, dibantu personil dari SAR DIY, Unit Pammat Sabhara Polda DIY, Relawan Tanggap Yogyakarta dan PMI Gunungkidul sebagai backup medis. Penyediaaan perlengkapan penelusuran dengan standar safety procedure dilakukan oleh Yayasan Acintyacunyata dan KOMBI (Komunitas Merangkul Bumi) Kelompok pemerhati Lingkungan dari masyarakat Jepitu. Kendala jumlah perlengkapan adalah untuk penyediaan coverall/ wearpack dan sepatu boot karet, karena hanya tersedia sejumlah 20 pasang saja. Untuk helm dan lighting (headlamp/ senter) dapat tercukupi sejumlah 30 unit. Semua pendamping lapangan menggunakan perlengkapan standar penelusuran gua, serta dilengkapi dengan medis kit dan back up peralatan rescue bila terjadi insiden yang tidak diinginkan. Hasil Kegiatan: Semua peserta diajak melakukan penelusuran ke dalam gua Seropan untuk melihat bentukan endokarst. Diharapkan dengan melihat secara langsung fenomena endokarst ini semua peserta dapat memahami kebijakan apa yang harus dibuat terkait permasalahan karst di Gunungkidul. Sebelumnya sempat terjadi diskusi terkait adanya musibah yang menimpa warga masyarakat saat melakukan penggalian di dalam gua Seropan, Bejiharjo. Berita ini sempat menjadikan kegiatan penelusuran di gua Seropan Gombang akan dibatalkan. Dalam kegiatan susur gua peserta bimtek dapat menyaksikan secara langsung fenomena endokarst di gua Seropan, serta membuktikan kestabilan dan keamanan konstruksi dari gua alam yang ada. Paska kegiatan susur gua dilakukan diskusi singkat terkait pelaksanaan bimtek, baik dalam pemberian materi ruang maupun pelaksanaan fieldtrip eksokarst dan endokarst. IV-29

60 Kesimpulan yang dapat diambil dari perdebatan terkait kestabilan gua Seropan dan rencana dibatalkannya fieldtrip endokarst adalah: 1. Belum adanya kesamaan persepsi terhadap fenomena Karst di Gunungkidul, baik pemahaman terhadap Eksokarst maupun Endokarst. 2. Belum banyak personal yang menguasai data lapangan terkait potensi eksokarst maupun endokarst, sehingga dengan pemberitaan sesaat semua ancaman disamaratakan. 3. Perlunya segera dilakukan penguatan data terkait sebaran gua meliputi potensi, peluang dan ancaman, sehingga tidak semuanya disamakan dalam pengembangan potensinya. 4. Perlunya sosialisasi kepada semua stakeholder terkait permasalahan karst di Gunungkidul, baik eksokarst maupun endokarst. 5. Perlunya semakin ditingkatkan koordinasi dan kerjasama antara semua SKPD dan stake holder terkait pemanfaatan potensi karst di Gunungkidul, paska ditetapkannya sebagai Global Geopark Gunungsewu oleh GGN. Pembukaan Bimtek Pengelolaan Karst oleh Kepala BLH DIY Materi Bimtek Pengelolaan Karst oleh narasumber dari Bappeda DIY Fieldtrip Bimtek Pengelolaan Karst di Kab. Gunungkidul Fieldtrip Bimtek Pengelolaan Karst di Kab. Gunungkidul Fieldtrip Bimtek Pengelolaan Karst di Kab. Gunungkidul Fieldtrip Bimtek Pengelolaan Karst di Kab. Gunungkidul IV-30

61 1.5.2 Pembinaan Konservasi SDA dan Kehati Pembinaan konservasi SDA dan kehati merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk pembinaan, sosialisasi ataupun edukasi mengenai sumberdaya air dan keanekaragaman hayati bagi masyarakat umum ataupun aparat pemerintah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada tahun anggaran 2015, telah diselenggarakan 5 (lima) kali sosialisasi keanekaragaman hayati dalam rangka Pembinaan Konservasi SDA dan Kehati di masing-masing kabupaten/ kota di DIY dengan tema Penyusunan Profil Keanekaragaman Hayati DIY tahun 2016 dan satu kali Pembinaan Kehati dalam rangka penyelenggaraan Kehati Award Tingkat DIY tahun Selain itu, monitoring dalam rangka pembinaan SDA dan kehati juga dilakukan secara rutin oleh BLH DIY. Pembinaan Konservasi SDA dan Kehati di Kabupatn Kulon Progo Pembinaan dan Monitoring SDA dan Kehati di rumah Bapak Nasirun, Bantul Pembinaan Konservasi SDA dan Kehati di Kabupaten Bantul 1.6 Evaluasi Penghargaan Lingkungan Hidup Kalpataru Kalpataru merupakan penghargaan lingkungan hidup yang tertinggi yang diberikan kepada pelestari lingkungan hidup. Penghargaan ini biasanya diberikan langsung oleh Presiden RI di istana negara setiap Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada tanggal 5 Juni. Untuk Tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta, seleksi Kalpataru diselenggarakan untuk menjaring calon penerima penghargaan Kalpataru Tingkat Nasional. Peserta Seleksi Kalpataru Tingkat DIY yang memiliki nilai lebih dari 400 poin, berhak mengikuti Seleksi Kalpataru Tingkat Nasional di Jakarta. Seleksi Penghargaan Kalpataru dibagi dalam empat kategori, yaitu perintis lingkungan, IV-31

62 penyelamat lingkungan, pengabdi lingkungan dan pembina lingkungan. Para pemenang Seleksi Kalpataru Tingkat DIY mendapatkan hadiah berupa throphy penghargaan dan uang pembinaan dari Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil Kegiatan: Seleksi Kalpataru Tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2015 No Kategori 1. Perintis Lingkungan Penyelamat Lingkungan Pengabdi Lingkungan Pembina Lingkungan Juara I Nilai Nama Sri Martini Alamat Gemblakan Atas DN I, No. 335, RT 11 RW 4, Kel. Suryatmajan, Kec. Danurejan, Kota Yogyakarta, DIY. II Sudirdjo Aribowo, S.Pd. Dusun Kadirojo, RT 02 RW XI, Desa Margorejo, Kec. Tempel, Kab. Sleman, DIY. III Sudaryono Ds. Sidomulyo, Kec. Pengasih, Kab. Kulon Progo, DIY. Dusun Tegalsari, Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, DIY. I 523 Kelompok Tani Mugi Lestari II 515 Kelompok Tani Ngudi Makmur Padukuhan Turgo, Desa Purwobinangun, Kec. Pakem, Kab. Sleman, DIY. III 474 Dusun Badran, Kec. Jetis, Kota Yogyakarta, DIY. I 455 Forum Komunikasi Winongo Asri Broto Sugondo, SPd II 357 Isna Mansuroh, S.Pd SMKN I Pengasih, Kab.Kulon Progo, DIY. III 292 M. Aris Kusnanto I 423 Jumali Balai Pembibitan & Penyuluhan Kecamatan Pajangan, Kab. Bantul, DIY. Salakan, Desa Potorono, Kec.Banguntapan, Kab. Bantul, DIY. II 419 Widarti, SE Desa Tlogoadi, Kec. Mlati, Kab. Sleman, DIY. III 221 Sutiyono Desa Banyusoco, Kec. Playen, Kab. Gunungkidul, DIY SDN Gombang 2, Kec. Ponjong, Kab. Gunungkidul, DIY. IV-32

63 Seleksi Kalpataru Tingkat DIY Tahun 2015 di Kabupaten Bantul Seleksi Kalpataru Tingkat DIY Tahun 2015 di Kab. Kulon Progo Seleksi Kalpataru Tingkat DIY Tahun 2015 di Kota Yogyakarta Seleksi Kalpataru Tingkat DIY Tahun 2015 di Kota Yogyakarta Kehati Award Kehati Award merupakan penghargaan yang diberikan untuk orang-orang yang berjasa di bidang pelestarian keanekaragaman hayati. Di tingkat nasional, Kehati Award diselenggarakan oleh Yayasan Kehati. Di tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta, Kehati Award diselenggarakan untuk menjaring kader-kader konservasi keanekaragaman hayati yang akan mengikuti seleksi Kehati Award Tingkat Nasional di Jakarta. Para pemenang Kehati Award Tingkat DIY mendapatkan thropy penghargaan dan hadiah uang pembinaan dari Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun pada Kehati Award Tingkat DIY Tahun 2015, diperoleh hasil sebagai berikut: Nama-nama Pemenang Seleksi Kehati Award Tingkat DIY Tahun 2015 No Kategori Prakarsa Lestari Kehati Bidang Konservasi Satwa Langka Peduli Lestari Kehati Bidang Kesehatan Juara I I Siti Rupingah Peduli Lestari Kehati Bidang Konservasi Satwa Langka I Nur Wahyudin Nama Subagyo Alamat RT.04/RW.35, Patihan, Gadingsari, Sanden, Kab.Bantul, DIY Gunung Gondang, Margosari, Pengasih, Kab. Kulon Progo, DIY Tenggang, Kemadang, Tanjungsari, Kab.Gunungkidul, DIY. IV-33

64 No 4. Kategori Citra Lestari Kehati 5. Pendorong Lestari Kehati Bidang Kesehatan Juara I I Nama Septian Nurmansah, S.Sn. Sri Mundayati, S.P. Seleksi Kehati Award Tingkat DIY Tahun 2015 di, Tanjungsari, Gunungkidul Alamat RT.01/RW.11, Gari, Gari, Wonosari, Kab. Gunungkidul, DIY. Janturan RT. 01/RW.12, Tirtoadi, Mlati, Kab. Sleman, DIY Seleksi Kehati Award Tingkat DIY Tahun 2015 di Gunung Gondang, Kulon Progo Seleksi Kehati Award Tingkat DIY Tahun 2015 di Pantai Goa Cemara, Bantul Menuju Indonesia Hijau Menuju Indonesia Hijau merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana program-program atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten dalam mendukung peningkatan tutupan hijau atau tutupan vegetasi. Pada kegiatan Menuju Indonesia Hijau tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2015 ini diikuti oleh empat kabupaten, yaitu Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman. IV-34

65 Verifikasi lapangan Menuju Indonesia Hijau di Kabupaten Gunungkidul Verifikasi lapangan Menuju Indonesia Hijau di Kabupaten Bantul Verifikasi lapangan Menuju Indonesia Hijau di Kabupaten Sleman Verifikasi lapangan Menuju Indonesia Hijau di Kabupaten Kulon Progo 1.7 Pembuatan Desain Percontohan Bangunan Panen Hujan Hujan merupakan salah satu potensi sumberdaya air yang belum banyak termanfaatkan. Untuk itu diperlukan suatu desain bangunan yang berfungsi tidak hanya untuk menampung air hujan tetapi juga dapat memfilter agar air hujan tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat akan air. Desain bangunan percontohan panen hujan ini didesain untuk tiga macam bangunan, yaitu desain bangunan panen hujan untuk rumah/ perumahan, desain bangunan panen hujan untuk perkantoran dan desain bangunan panen hujan untuk tempat ibadah. IV-35

66 C. BIDANG PENGEMBANGAN KAPASITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN C.1 SUB BIDANG PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA DAN KELEMBAGAAN LINGKUNGAN 1. Peningkatan Peran serta Masyarakat dalam Pengelolaan Persampahan Tahun Workshop Pengembangan Jejaring Pengelolaan Sampah Mandiri (JPSM) 1.1.a Workshop Pengembangan Jejaring Pengelolaan Sampah Mandiri (JPSM) I Pelaksanaan pada hari Senin, 23 Maret 2015 bertempat di Aula gedung Komplek perkantoran Baru Kabupaten Bantul, Jl. Ringroad Timur, Trirenggo, Bantul. Materi yang disampaikan dalam workshop yaitu: Penguatan kelembagaan JPSM Merti Boemi Lestari. Kaderisasi Pengurus JPSM Merti Boemi Lestari. Pemanfaatan Kaleng bekas kemasan minuman untuk kerajinan. 1.1.b Workshop Pengembangan Jejaring Pengelolaan Sampah Mandiri (JPSM) I Pelaksanaan pada hari Kamis, 23 April 2015 bertempat di KSM Manunggal, Logandeng, Wonosari, Gunungkidul. Materi yang disampaikan dalam workshop: Kiprah Jejaring Pengelolaan Sampah Mandiri DIY Merti Boemi Lestari. Kebijakan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam mendukung program 3R (Reuse, Reduce, Recycle). Pemanfaatan Botol kaca bekas. 1.1.c Workshop Pengembangan Jejaring Pengelolaan Sampah Mandiri (JPSM) I Diselenggarakan pada Hari Selasa, 16 Juni 2015 bertempat di Ruang Kalpataru, Lantai 3 BLH DIY. Materi yang disampaikan dalam workshop: Fatwa MUI No. 7 tahun 2014 tentang pengelolaan sampah untuk mencegah kerusakan lingkungan. Permen LH RI No. 13 tahun 2012 tentang pedoman pelaksanaan 3R melalui bank sampah. Pemilahan sampah anorganik menurut jenis dan harga di pasaran. 1.1.d Workshop Pengembangan Jejaring Pengelolaan Sampah Mandiri (JPSM) I Diselenggarakan pada Hari Senin, 10 Agustus 2015 bertempat di Gedung Kaca, Setda Kabupaten Kulon Progo. Materi yang disampaikan dalam workshop: Evaluasi Kinerja Jejaring Pengelolaan Sampah Mandiri DIY Merti Boemi Lestari. Bank sampah induk, solusi untuk menstabilkan harga sampah. Pengembangan Potensi Usaha Kerajinan Daur Ulang Sampah dalam UMKM. IV-36

67 1.1.e Workshop Pengembangan Jejaring Pengelolaan Sampah Mandiri (JPSM) I Diselenggarakan pada Hari Selasa, 27 Oktober 2015 bertempat di BLH DIY. Materi yang disampaikan dalam workshop: Sosialisasi Sistem Administrasi Bank Sampah berbasis smartphone SMASH. Ekspose Timbulan sampah di perkotaan DIY. Undang-undang No. 32 Tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. 1.2 Pembinaan Pengelolaan Sampah Mandiri (Instansi dan Pelaku Usaha) No Tanggal Senin, 6 April 2015 Selasa, 7 April 2015 Rabu, 8 April 2016 Kamis 9 April 2015 Jum'at, 10 April 2015 Sabtu, 11 April 2015 Senin, 13 April 2015 Selasa, 14 April 2015 Kamis, 16 April 2015 Jum'at. 24 April 2015 Senin, 27 April 2015 Selasa, 28 April 2015 Rabu 29 April 2015 Senin, 11 Mei 2015 Sellasa, 12 Mei 2015 Rabu, 13 Mei 2015 Jum'at, 15 Mei 2015 Rabu, 20 Mei 2015 Kamis, 21 Mei 2015 Jumat, 22 Mei 2015 Lokasi (Sasaran) Kota Yogyakarta (RS dan Puskesmas) Dinas Kesehatan Kab. Sleman (RS dan Puskesmas) RM Nilasari Kab. Gunungkidul ( RS dan Puskesmas) Dinas Kesehatan Kab. Sleman (RS dan Puskesmas) RM Nilasari Kab. Gunungkidul (RS dan Puskesmas) RM Nilasari Kab. Gunungkidul (RS dan Puskesmas) Kabupaten Bantul (RS dan Puskesmas) Kabupaten Bantul (RS dan Puskesmas) RM Nilasari Kab. Gunungkidul (RS dan Puskesmas) BLH DIY (Pelaku Usaha Hotel) BLH DIY (Pelaku Usaha Hotel) Pelaku Usaha PKL Kab. Gunungkdiul Kota Yogyakarta (RS dan Puskesmas) BLH DIY (Pelaku Usaha Hotel) Pelaku Usaha PKL Kab. Gunungkdiul BLH DIY (Pelaku Usaha Hotel) BLH DIY (PSM bagi Instansi di DIY) PSM bagi pelaku usaha (PKL Bantul) PSM bagi pelaku usaha (PKL Bantul) PSM bagi pelaku usaha (PKL Bantul) 1.3 Pengadaan Peralatan Komposter Penerima komposter sejumlah 19 (sembilan belas) kelompok pengelola sampah mandiri yaitu: No Nama Kelompok Padma Asri, Ds. Gambiran, Kel. Pandeyan, Kec. Umbulharjo, Kota Yogyakarta KPS Bakalan, Ds. Bakalan, Desa Sumberadi, Kec. Mlati, Kabupaten Sleman Darakan, Ds. RW 13, Desa Prenggan, Kec. Kotagede, Kota Yogyakarta KPS Kromodangsan, Ds. Kromodangsan, Desa Lumbungrejo, Kec. Tempel, Kabupaten Sleman Jumlah Komposter (unit) IV-37

68 No Nama Kelompok KPS Cokrokusuman, Kel. Cokrodiningratan, Kec. Jetis, Kota Yogyakarta Giwang Barokah, Kel. Giwangan, Kec. Umbulharjo, Kota Yogyakarta KPS Bibis, Ds. Bibis, Desa Lumbungrejo, Kec. Tempel. Kabupaten Sleman Nogo Bondo, Kel. Rejowinangun, Kec. Kotagede, Kota Yogyakarta KPS Warak Kidul, Ds. Warak. Desa Sumberadi, Kec. Mlati, Kabupaten Sleman Terowongan 3, Ds. Ngentak Sapen, Desa Catur Tunggal. Kec. Depok, Kabupaten Sleman KPS Dusun Karangbajan, Ds. Karangbajan, Desa Tlogoadi, Kec. Mlati, Kabupaten Sleman KPS Keparakan Kidul, Desa Keparakan, Kec. Mergangsan, Kota Yogyakarta Umbul Nogo, RT 34 RW 08, Dusun Umbul Nogo, Desa Warungboto, Kec. Umbulharjo, Kota Yogyakarta KPS Jodag, Dusun Jodag, Desa Sumberadi, Kec. Mlati, Sleman Sido Karyo, RT 85 RW 20, Desa Baciro, Kec. Gondokusuman, Kota Yogyakarta Guyub rukun, Dusun Papringan, Desa Catur Tunggal, Kec. Depok, Sleman Trisna Asri, Dusun Gambiran, Desa Pandeyan, Kec. Umbulharjo, Kota Yogyakarta KPS Molodono, Dusun Molodono, Desa Lumbung Rejo, Kec. Tempel, Sleman Giwang Ayu, Dusun Mrican RW 08, Desa Giwangan, Kec. Umbulharjo, Kota Yogyakarta JUMLAH TOTAL Jumlah Komposter (unit) Inventarisasi Timbulan Sampah DIY Tujuan : 1. Mengetahui timbulan sampah perumahan di kawasan perkotaan, khususnya di 5 kabupaten/ kota se-diy. 2. Mengetahui komposisi sampah perumahan di kawasan perkotaan, khususnya di 5 kabupaten /kota se-diy. 3. Mengetahui pola/ sistem pengelolaan sampah yang tepat untuk dilaksanakan di DIY. Pelaksanaan : 1. Nomor dan Tanggal DPA 2. Nomor dan Tanggal SPK/Kontrak : 8/DPA/2014, Tanggal 29 Desember 2014 : 027/3817, tanggal 16 Juni 2015 IV-38

69 3. Nama Pihak Ketiga 4. Nama dan Alamat Perusahaan 5. Nilai SPK/Kontrak 6. Jangka Waktu pelaksanaan 7. Tanggal Penyelesaian Pekerjaan 8. Nomor NPWP pihak Ketiga : Iswahyuli, S.Pi : CV. Alam Mataram Sejahtera; Jl. Retnodumilah 29 A Kotagede Yogyakarta : Rp ,00 (Empat puluh sembilan juta lima ratus dua puluh tujuh ribu rupiah) : 60 (enam puluh) hari kalender, dari tanggal 16 Juni 2015 s/d 14 Agustus 2015 : 14 Agustus 2015 : Kesimpulan : 1. Jumlah rata-rata timbulan sampah perorangan di DIY = 0,44 kg/org/hari 2. Skema Pemilahan: a. Pemilahan organik dan anorganik (2 tempat sampah/ pilah). b. Pemilahan organik, plastik, dan non plastik (3 tempat sampah/ pilah). c. Pemilahan organik, plastik, kertas, dan non plastik + kertas (4 tempat sampah/ pilah). 3. Rekomendasi Pengolahan (dari pemilahan organik) a. Pemilahan di tingkat individu dan komunal kampung/ kelompok, di TPS dilakukan pemilahan oleh petugas. b. Sampah organik dibawa ke TPA dan diolah di TPA. 4. Rekomendasi pengelolaan (dari pemilahan anorganik) a. Pemilahan oleh kelompok (bank sampah atau KSM). b. Pemilahan dilakukan pihak ketiga yang ditunjuk oleh Pemda, Pemda berkewajiban menyediakan fasilitas pemilahannya di TPS. c. Pemilahan dilakukan oleh warga dan dikumpulkan di TPS yang sesuai (organik atau anorganik). Pengangkutan dengan sistem penjadwalan atau penyediaan armada angkut sampah khusus terpilah. 2. Pengembangan Kapasitas SDM dan kelembagaan Lingkungan Hidup 2.1 Cetak Buku Pedoman Kerja Pendampingan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) Jumlah dan spesifikasi sebagai berikut: 1. Ukuran : 15 x 21 cm 2. Tebal : 14 halaman 3. Kertas Isi : Matt paper warna 120 gram 4. Kertas cover : Ivory 230 gram + laminasi doff 5. Tinta isi : 3 warna 6. Tinta cover : Full colour IV-39

70 7. Oplah 8. Harga : 400 exp Rp ,- 2.2 Cetak Buku Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) di Desa. Jumlah dan spesifikasi sebagai berikut: 1. Ukuran : 15 x 21 cm 2. Tebal : 72 halaman 3. Kertas Isi : Matt paper 120 gram 4. Kertas cover : Ivory 230 gram + laminasi doff 5. Tinta isi : Full colour 6. Tinta cover : Full colour 7. Oplah : 400 exp 8. Harga Rp ,2.3 Pembuatan Demplot IPAL Limbah Batik Bagi Sekolah Spesifikasi dan lokasi pembuatan IPAL limbah batik sebagai berikut: 1. Bentuk : Persegi panjang 2. Bahan : Pasangan beton bertulang dengan lapisan kedap air 3. Aksesoris : Penutup atap, motor listrik 1 pk, aerator 100 watt, pompa air 0,5pk 4. Jumlah : 2 unit 5. Harga : Rp ,- (2 unit) 6. Pelaksana : CV. Karya Mulia, d.a. Demi Jati, Sriharjo, Imogiri, Bantul 7. Penerima : SMK N 3 Kasihan, Jl. PG. Madukismo, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, dan SMK N 5 Yogyakarta, Jl. Kenari no. 71 Yogyakarta 2.4 Evaluasi/Penilaian Kelembagaan 2.4.a Verifikasi sekolah adiwiyata Tingkat Provinsi DIY Verifikasi Sekolah Adiwiyata Tingkat DIY Tahun 2015 No 1. Tanggal Senin, 25 Mei Selasa, 26 Mei Sekolah SD Inti Ngrukeman SMP N 3 Banguntapan SMA N 2 Bantul MI N Semanu MTs N Gubukrubuh SMP N 3 Semin Alamat Tamantirto, Kasihan, Bantul Jambidan, Banguntapan Bantul Jl. RA Kartini Bantul Munggi, Semanu, Gunungkidul Getas, Playen, Gunungkidul Ngrapah, Candirejo, Semin, Gunungkidul IV-40

71 No 3. Tanggal Rabu, 27 Mei 2015 Sekolah 1. SD N Kalimenur 2. SMP N 1 Temon 3. SMA N 1 Pengasih Kamis, 28 P Mei 2015 e n Jum at, 29 Mei 2015 g h a r g a a n SD N Tinom SMP N 3 Godean SMK N 2 Depok SD N Gedongkiwo 2. SD N Serayu 3. SMP N 4 Yogyakarta 4. SMP N 7 Yogyakarta 5. SMA N 6 Yogyakarta 6. SMA N 1 Yogyakarta Alamat Kalimenur, Sentolo, Kulon Progo Jl. Purworejo Wates, Temon, Kulon Progo Jl. KRT Kertodiningrat No. 41 Pengasih, Kulon Progo Tinom, Godean, Sleman Krapyak, Godean, Sleman Mrican, Depok, Sleman Jl. Bantul, Gg Tawarsari, Mantrijeron, Yogyakarta Jl. Juadi No. 2 Gondokusuman, Yogyakarta Jl. Hayam Wuruk No. 18 Danurejan, Yogyakarta Jl. Wiratama No. 18 Tegalrejo, Yogyakarta Jl. C Simanjuntak 2 Terban, Gondokusuman, Yogyakarta JL. HOS Cokroaminoto No 1 Yogyakarta Peringkat Dan Penghargaan Verifikasi Sekolah Adiwiyata Tingkat DIY Tahun 2015 No I 1. Nama Sekolah Peringkat Nilai III SD N Inti Ngrukeman Tamantirto, Kasihan, Bantul SD N Serayu Jl. Juadi No. 2 Gondokusuman, Yogyakarta SD N Gedongkiwo Jl. Bantul, Gg Tawarsari, Mantrijeron, Yogyakarta SD N Tinom Tinom, Godean, Sleman SD N Kalimenur Kalimenur, Sentolo, Kulon Progo MI N Semanu Munggi, Semanu, Gunungkidul IV I V 70 Penghargaan Uang (Rp) VI ,- II ,- III 65, ,- IV 61, ,- V 59, ,- VI 54 - Kategori II SD/MI IV-41

72 No Kategori Nama Sekolah 2. SMP/MTs 1. SMP N 3 Banguntapan SMA/SMK/ 1. MA Jambidan, Banguntapan Bantul SMP N 3 Godean Krapyak, Godean, Sleman SMP N 4 Yogyakarta Jl. Hayam Wuruk No. 18 Danurejan, Yogyakarta SMP N 7 Yogyakarta Jl. Wiratama No. 18 Tegalrejo, Yogyakarta MTs N Gubuk Rubuh Getas, Playen, Gunungkidul SMP N 3 Semin Ngrapah, Candirejo, Semin, Gunungkidul SMP N 1 Temon Jl. Purworejo Wates, Temon, Kulon Progo SMA N 6 Yogyakarta Jl. C Simanjuntak 2 Terban, Gondokusuman, Yogyakarta SMA N 2 Bantul Jl. RA Kartini, Bantul SMA N 1 Yogyakarta JL. HOS Cokroaminoto No 1 Yogyakarta SMK N 2 Depok Mrican, Depok, Sleman SMA N 1 Pengasih Jl. KRT Kertodiningrat No. 41 Pengasih, Kulon Progo Peringkat Nilai I 72,75 Penghargaan Uang (Rp) ,- II ,- III 64, ,- IV 56, ,- V 53, ,- VI 49,25 - VII 47,25 - I 69, ,- II 68, ,- III 67, ,- IV 57, ,- V 54, ,- IV-42

73 2.4.b Evaluasi K2LH (Kebersihan dan Keteduhan Lingkungan Hidup) LOKASI No Kota Yogyakarta Senin, Perum Rw 06 Gambiran Aman Edukasi Gajahwong Perum RW Bener Kab. Sleman Kamis, SMP 4 Depok MTs N Yogyakarta 1 Perkantoran Depok Jl. Sugiyopranoto Jl. Raya Yogya-Bantul Pertokoan Sudirman Taman Kebon Palem Terminal Daksinarga Jl. Cokroaminoto Pasar Serangan 7. Pasar Sentul 8. Pertokoan Ahmad Dahlan Pertokoan Urip Sumoharjo Pasar Sleman Pasar Bantul Perum Sleman Sembada Pasar Pijenan Kantor Kecamatan Gedongtengen Kantor BLH Kota Yogyakarta TPST Giwangan Terminal Condong Catur Jl. Wahidin Sudirohusodo Jl. Samirin SD N Bakalan Kantor Bapeda Gunungkidul Kantor KLH Kulon Progo Jl. Rajimin SMP 2 Bantul Pasar Argosari SMP 1 Yogyakarta SD Tegalrejo 1 Pasar Cebongan Kantor BLH Bantul Kantor Kecamatan Bantul Pertokoan Tribrata Pertokoan Sumarwi Kaontor BPBD Kulon Progo Pasar Bendungan Pertokoan Diponegoro Pasar Niten Terminal Jombor RSUD Wonosari Kab. Kulon Progo Selasa, Bank Sampah Sadidu 29 TPA Banyuroto Taman Kantor Bupati Kulon Progo Taman AlunAlun Kulon Progo Terminal Wates RSUD Wates Jl. Urip Sumoharjo Pertokoan Jl. Kaliurang Jl. Panembahan Senopati Jl. Wahid Hasyim Perum Perak Kab. Gunungkidul Senin, TPA Baleharjo Kantor Kecamatan Mlati Jalan Magelang Kab. Bantul Rabu, SD Wonosari 2 SMP 1 Wonosari SMK 2 Wonosari SMK 1 Wonosari Kantor Kapedal Gunungkidul Kantor Bupati Gunungkidul Puskesmas Pengasih SD 4 Percobaan SMP 1 Wates Kantor Disnakertrans IV-43

74 LOKASI No Kota Yogyakarta Senin, Puskesmas Jetis Puskesmas Mantrijeron Terminal Giwangan Salter Batikan Bank Sampah Mendungan SD Gedongtengen Kab. Sleman Kamis, Kantor Kecamatan Sleman Pertokoan Gejayan KPSM Atras SD 1 Sleman SMP 1 Sleman Puskesmas Mlati Kab. Bantul Rabu, Kantor DPRD Bantul Kantor PU Bantul Perum Pendowo Asri Bank Sampah Guna Makmur Bank Sampah Subur Makmur Bank Sampah Dukuh Berseri Kab. Gunungkidul Senin, Perum Madusari Kab. Kulon Progo Selasa, Pertokoan Katamso Perum Kepek I Pasar Wates Perum Puri Handayani TPS 3R Manunggal Logandeng TPS Baleharjo Jl. Sugiyono Bank Sampah Heksamuda Perum Binangun Asri Perum Wonosidi Jl. Sutijab 2.4.c Pemantauan Adipura Pemantauan dilaksanakan pada bulan April dan Mei 2015, dengan jadwal sebagai berikut: Yogyakarta (Kota Besar) : 1, 2 dan 4 April 2015 Sleman (Kota Sedang) : 6 dan 7 Mei 2015 Wonosari (Kota Kecil) : 4 Mei 2015 Wates (Kota Kecil) : 5 Mei d Evaluasi Kampung Hijau Jadwal Kegiatan Evaluasi Kampung Hijau No Hari/ Tanggal 1 Rabu, 16 September Kamis, 17 September Senin, 21 September Selasa, 22 September Senin, 28 September 2015 Lokasi Dusun Pakem, Desa Tamanmartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman Dusun Tegalsari, Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo Desa Kepek, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul RW 09, Kelurahan Sorosutan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta Dusun Tirto, Desa Triharjo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul IV-44

75 Hasil Evaluasi dan Penghargaan Kampung Hijau Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2015 No Peserta 1. Desa Kepek, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul Dusun Pakem, Desa Tamanmartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman Dusun Tirto, Desa Triharjo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul Dusun Tegalsari, Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo RW 09, Kelurahan Sorosutan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta Total Nilai Peringkat Penghargaan I Rp II Rp III Rp IV Rp Rp e Evaluasi Pontren Berwawasan Lingkungan Jadwal Kegiatan Evaluasi Pontren Berwawasan Lingkungan No Tanggal Nama Pondok Pesantren 1. 8 Juni 2015 Al Mumtaz 2. 9 Juni Juni Juni 2015 PPM BIAS (Bina Anak Sholeh) Al Mahalli Daarul "Ilmi Juni 2015 Tahfidzul Quran Alamat Jl Wonosari Km 25, Kerjan, Beji, Patuk, Gunungkidul Jl Wirosaban barat no 6 Yogyakarta Brajan Wonokromo, Pleret, Bantul Jl Magelang KM 11 Murten, Tridadi, Sleman Salamrejo, Sentolo, Kulon Progo Peringkat dan Penghargaan Evaluasi Pondok Pesantren Berwawasan Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2015 No Nama Pondok Pesantern 1. PP. Al Mumtaz Kerjan, Beji, Patuk, Gunungkidul PP. Al - Mahalli Brajan, Wonokromo, Pleret, Bantul PP. Daarul Ilmi Murten, Tridadi, Sleman PP. Modern Bina Anak Sholeh (BIAS), Wirosaban Barat, Umbulharjo, Yogyakarta PP. Tahfidzul Qur an Dzikrul Qolbi, Ngrandu, Salamrejo, Sentolo, Kulon Progo 5. I Penghargaan (Rp) ,- II III Harapan I , , ,- Harapan II ,- Peringkat IV-45

76 2.5 Pelatihan Pendidikan Lingkungan hidup bagi guru Jadwal Pelaksanaan Pendidikan Lingkungan Hidup Bagi Guru Tahun 2015, di Ruang Kalpataru (Lantai III) Badan Lingkungan Hidup DIY, sebagai berikut: No Hari/ Tanggal Senin, 20 April 2015 Selasa, 21 April 2015 Rabu, 22 April 2015 Materi Kebijakan LH Dan Pembangunan Berkelanjutan Pembangunan Dan Dampaknya Terhadap LH Etika Lingkungan Pencemaran Udara, Air, Tanah dan Dampaknya Kerusakan dan Konservasi Lahan RTH dan Pengelolaan Sampah Peraturan Perundangan LH Program Adiwiyata Narasumber Ir. Joko wuryantoro, M.Si Evaluasi Sekolah Adiwiyata Isian Form sekolah Adiwiyata Drs. Jito Balau Eko Purwanto,ST Ir. R. Gunawan Wibisono, MS Drs. Setyawan Rineksa, MM Drs. Y. Agus Setyanto, M.Si Drs. Jito Balau Eko Purwanto, ST Ag. Ruruh Haryata,SH,ST, M.Si Drs. Satino (FMIPA UNY) 2.6 Pembinaan Kelembagaan Pengelolaan LH Kawasan Sungai Materi: Pengelolaan Sampah Menurut UU No. 18 Tahun Pengelolaan Lingkungan Daerah Aliran Sungai (DAS). Perda DIY No 13 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah Rumah tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. Penataan Kawasan Sungai Winongo. Pengelolaan DAS Terpadu. Adapun pelaksanaan Workshop adalah sebagai berikut: No 1 Tanggal 09 Mei Mei Mei Mei Mei Jun Mei 2015 Lokasi Agrowisata LPMK Gedongkiwo, Mantrijeron, Yogyakarta Balai RT 49 RW 11 Badran, Jetis, Yogyakarta Pendopo Sawo, Gampingan, Pakuncen, Wirobrajan, yogyakarta Taman Segoro Amarto, LPMK Kricak, Tegalrejo, Yogyakarta BLH DIY Patalan, Jetis, Bantul Gg. Sawit, Ngentak Sapen, Depok, Sleman Keterangan Kawasan Bantaran Sungai Winongo Kawasan Bantaran Sungai Winongo Kawasan Bantaran Sungai Winongo Kawasan Bantaran Sungai Winongo Kawasan Bantaran Sungai Winongo Kawasan Bantaran Sungai Gajahwong Kawasan Bantaran Sungai Gajahwong IV-46

77 No 8 Tanggal 03 Juni Juni Juni 2015 Lokasi Pedukuhan Papringan, Depok, Sleman Gg. Sawit, Ngentak, Sapen, Depok, Sleman BLH DIY Keterangan Kawasan Bantaran Sungai Gajahwong Kawasan Bantaran Sungai Gajahwong Kawasan Bantaran Sungai Gajahwong dan Winongo 3. Penataan RTH 3.1 Pengadaan Bibit Tanaman Kampung Hijau Penerima Bibit Tanaman Kampung Hijau sebagai berikut: No Nama Sirsak Desa Kepek, 50 Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul Dusun Pakem, Desa Tamanmartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman Dusun Tirto, Desa Triharjo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul Dusun Tegalsari, Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo Jumlah Bibit (btg) Jml Jambu Jambu Jambu (btg) Mangga Durian Manggis Jamaika Dalhari Kristal IV-47

78 No 5. Nama Sirsak RW 09, Kelurahan Sorosutan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta Jumlah 50 Jumlah Bibit (btg) Jml Jambu Jambu Jambu (btg) Mangga Durian Manggis Jamaika Dalhari Kristal Jumlah Total (batang) 3.2 Pengembangan RTH Perkotaan (Jalan) Lokasi dan Spesifikasi Penanaman RTH sebagai berikut: No Lokasi Jalan Masuk Perkantoran Pemda Bantul Baru Pasar Bantul Sisi Utara dan Selatan Nama Tanaman Pohon Kupu-Kupu Glodogan Perdu Keben Bibit Sawo Kecik Mangga Lapangan Paseban Bibit Sawo Kecik Tempat Ujian Sim Selatan Lapangan Paseban Bibit Pucuk Merah Bibit Ketepeng Kencono Kompleks Masjid Agung Bantul Bibit Ketepeng Kencono Jumlah Total (batang) Jumlah Tanaman (batang) Pengadaan Taman dan Perindang Sekolah Pengadaan Taman dan Perindang Sekolah ini digabung dengan Penanaman RTH (point 3.4) di bawah dan dilelangkan. IV-48

79 3.4 Penanaman RTH Lokasi dan penerima Pengadaan Taman dan Perindang Sekolah serta Penanaman RTH sebagai berikut: No A. Nama Pengadaan Taman dan Perindang Sekolah Nama Penerima Lokasi Penanaman RTH BLH Kota Yogyakarta 1. SD N Gedongkiwo Jl. Bantul Gg. Tawangsari Dusun Dukuh, Kel. Gedongkiwo, Kec. Mantrijeron, Kota Yogyakarta 2. SD N Pakel Jl. Tritunggal No. 27, Sorosutan, Kel. Sorosutan, Kec. Umbulharjo, Kota Yogyakarta 3. SMA N 9 Yogyakarta Jl. Sagan No. 1, Kel. Terban, Kec. Gondokusuman, Kota Yogyakarta 4. SMP N 12 Yogyakarta Jl. Tentara Pelajar No. 9, Kel. Bumijo, Kec. Jetis, Kota Yogyakarta 5. SMA N 2 Yogyakarta Jl. Bener, Kel. Bener, Kec. Tegalrejo, Kota Yogyakarta 6. SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta Jl. Jambon, Kec. Kricak, Kec. Tegalrejo, Kota Yogyakarta 7. MA N 2 Yogyakarta Jl. KHA Dahlan No. 130, Kel. Ngampilan, Kec. Ngampilan, Kota Yogyakarta 8. SMP N 14 Yogyakarta Jl. Tentara Pelajar No. 7, Kel. Bumijo, Kec. Jetis, Kota Yogyakarta Jenis Tanaman Mangga Pucuk Merah 5 batang 50 batang Klengkeng Mangga Pucuk Merah 3 batang 3 batang 48 batang Jumlah Pucuk Merah 55 batang Biola Cantik Pucuk Merah Palem Merah 20 batang 43 batang 10 rumpun Pucuk Merah 55 batang Biola Cantik Pucuk Merah Rumput Gajah Mini 20 batang 43 batang 30 m2 Biola Cantik Pucuk Merah 20 batang 32 batang Pucuk Merah 55 batang IV-49

80 B. Penanaman RTH 9. SMA N 5 ogyakarta Jl. Nyi Pembayun 39, Kel. Prenggan, Kec. Kotagede, Kota Yogyakarta 10. SD N Pingit Jl. Tompeyan 3 No. 155, Dusun Tompeyan, Tegalrejo, Kota Yogyakarta 11. SMP N 5 Yogyakarta Jl. Wardani No. 1, Kotabaru, Kec. Gondokusuman, Kota Yogyakarta 12. SMP N 15 Yogyakarta Jl. Tegal Lempuyangan 61, Kel. Bausasran, Kec. Danurejan, Kota Yogyakarta 1. BLH Kab. 1. Lapangan Desa Sleman Pandowoharjo Pandowoharjo, Sleman, Sleman 2. Tanah Kas Desa Pandowoharjo (Belakang Gudang GE Lighting) Pandowoharjo, Sleman, Sleman 3. Bulak Karangasem Pandowoharjo, Sleman, Sleman 2. BLH Kab. Kompleks 2 Perkantoran Bantul Pemda Bantul Jl. Lingkar Timur Manding, Trirenggo, Bantul 3. KAPEDAL 1. Jl Agus Salim Kab. Wonosari, Gunungkidul Gunungkidul 2. Jl. Baron, Wonosari, Gunungkidul 3. Lapangan Kepek Pucuk Merah 55 batang Sawo Kecik Biola Cantik Pucuk Merah 5 batang 5 batang 43 batang Klengkeng Pucuk Merah 8 batang 52 batang Pucuk Merah 55 batang Matoa Sawo Kecik Ringin 30 batang 40 batang 20 batang Gayam Matoa 100 batang 100 batang Gayam Preh Lo Bisbul Sawo Kecik Biola Cantik 200 batang 200 batang 200 batang 90 batang 90 batang 88 batang Kenari 250 batang Kenari 280 batang Biola Cantik 25 batang IV-50

81 4. KLH Kab. Kulon Progo C. Penanaman RTH Kota Yogyakarta BLH Kota Yogyakarta Kepek, Wonosari, Gunungkidul Kompleks Polres Kulon Progo Jl. Bhayangkara No.12, Wates, Kulon Progo Wilayah Sempadan Sungai Winongo, RW. 2, Kelurahan Ngampilan, Kec. Ngampilan, Kota Yogyakarta Kenari Matoa Bisbul Spathodea Cocoloba Bintaro Mangga Klengkeng Rambutan Pucuk Merah Nangka Ringin Pucuk Merah 25 batang 25 batang 120 batang 120 batang 120 batang 120 batang 225 batang 225 batang 200 batang 100 batang 100 batang 50 batang 50 batang C.2 SUB BIDANG PENGEMBANGAN LABORATORIUM LINGKUNGAN 1. Pengujian Parameter Kualitas Lingkungan Sesuai Standar Pengadaan Bahan Kimia sesuai SPK No : 027/4107, tanggal 29 Juni Pengadaan Peralatan Penunjang Laboratorium sesuai SPK No : 027/1648, tanggal 13 Maret Pemeliharaan Peralatan & Kalibrasi Peralatan Air dan Udara, untuk udara sesuai SPK No : 27/5457, tanggal 31 Agustus 2015, untuk air sesuai SPK No : 027/5484, tanggal 1 September Pengujian Parameter Kualitas Lingkungan. Pengadaan Peralatan Air dan Sarana Prasarana Laboratorium, untuk air sesuai SPK No : 027/2886, tanggal 6 Mei 2015, untuk sarana prasarana laboratorium sesuai SPK No : 027/3410, tanggal 29 Mei Inhouse Training dengan judul: - Pengujian Parameter Kualitas Lingkungan, dilaksanakan pada tanggal Februari 2015; - Jaminan Mutu Pengujian, dilaksanakan pada tanggal Februari 2015; - Verifikasi Metode Uji, dilaksanakan pada tanggal 2-3 Maret 2015; - Estimasi Ketidakpastian Pengujian, dilaksanakan pada tanggal 4-5 Maret 2015; - Uji Performance Peralatan Laboratorium, dilaksanakan pada tanggal 6-9 Maret IV-51

82 Kesimpulan: 1. Laboratorium BLH DIY telah mengajukan permohonan akreditasi tanggal 22 September 2015 di Komite Akreditasi Nasional (KAN) sekaligus sebagai Laboratorium Lingkungan; 2. Parameter Ruang Lingkup Akreditasi yang diajukan adalah ph, Suhu, Kesadahan Total, Angka Permanganat, Nitrit, Nitrat, Besi (Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Timbal (Pb), untuk bidang pengujian air permukaan, air bersih, air minum dan air limbah. 2. Assesment oleh KAN - BSN Uji Profisiensi, dilaksanakan pada Bulan Mei - Agustus 2015, dengan provider BMD Laboratory untuk bidang uji air limbah, parameter DHL, Fe, Pb dan Cu. Proses Akreditasi Laboratorium BLH DIY (Assesmen oleh KAN - BSN) dilaksanakan joint assesment pada tanggal Desember Kaji Ulang Manajemen dilaksanakan pada Bulan Desember Kesimpulan: 1. Laboratorium BLH DIY telah menyusun dan menerapkan sistem manajemen laboratorium sesuai SNI ISO/IEC 17025: 2008 dan Permen LH No. 06 Tahun 2009; 2. Ruang lingkup akreditasi untuk parameter uji yang diajukan yaitu ph, Suhu, Angka Permanganat, Kesadahan Total, Nitrit, Nitrat, Besi, Tembaga, Timbal dan Mangan. 3. Hasil uji profesiensi Laboratorium BLH DIY yang diselenggarakan oleh BMD Laboratory untuk parameter uji Besi (Fe), Timbal (Pb), Tembaga (Cu) dan Daya Hantar Listrik (DHL) memperoleh hasil memuaskan; 4. Laboratorium BLH DIY telah memenuhi persyaratan untuk dilakukan assesment awal yaitu joint assesment antara KAN dengan KLHK, untuk mendapatkan predikat sebagai Laboratorium Lingkungan Terakreditasi dan Teregistrasi, dengan tim assesment sebanyak 3 orang. 3. Uji Banding antar Laboratorium Penguji Uji Banding Antar Laboratorium Penguji dilaksanakan pada bulan Mei - Agustus 2015; Temu Teknis Uji Banding Antar Laboratorium Penguji diselenggarakan pada tanggal 1 September 2015; Temu Teknis Audit Laboratorium Lingkungan diselenggarakan pada tanggal 20 Agustus Kesimpulan: 1. Hasil Uji Banding antar Laboratorium Penguji Tahun 2015 menunjukkan bahwa parameter uji banding yang memuaskan adalah: Besi 64,28%; Mangan 63,64%; Cadmium 85,71%; Kesadahan Total 78,6% dan Nitrit 41,7%; IV-52

83 2. Laboratorium penguji yang memperoleh hasil kurang memuaskan atau tidak memuaskan harus melakukan investigasi atau identifikasi ketidaksesuaian yang terdapat pada hasil tersebut dan tindakan perbaikan yang diperlukan, sesuai butir 4.9 SNI ISO/ IEC 17025:2008, untuk mengetahui sebab penyimpangan yang terjadi sehingga kesalahan yang sama tidak terulang; 3. Perlu diselenggarakan uji banding antar laboratorium penguji secara rutin setiap tahun dan disertai sertifikat uji banding serta didokumenkan dalam laporan yang diserahkan kepada peserta uji banding antar laboratorium penguji. 4. Bimbingan Teknis Pengelolaan Laboratorium Penguji Bimtek Pemahaman dan Penerapan Sistem Manajemen Laboratorium sesuai SNI ISO/ IEC : 2008 dan PERMEN LH No. 06 Tahun 2009, diselenggarakan pada tanggal Maret 2015; Bimbingan Teknis Keselamatan dan Kesehatan Kerja, diselenggarakan pada tanggal Juni 2015; Bimtek Pengelolaan Limbah B3 Laboratorium, diselenggarakan pada tanggal Oktober Kesimpulan : 1. Laboratorium harus mempunyai dokumen dan menerapkan sistem manajemen sesuai SNI ISO/ IEC 17025:2008 dan Permen LH No. 06 Tahun 2009 untuk mendapatkan pengakuan formal maupun internasional; 2. Diharapkan laboratorium konsisten menggunakan alat pelindung diri berupa jas laboratorium, masker, sarung tangan dalam melakukan pengambilan sampel dan pengujian (disesuaikan kebutuhan dan kondisi) serta melakukan pengelolaan limbah laboratorium yang dihasilkan sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah B3; 3. Diharapkan BLH DIY untuk menyelenggarakan bimbingan teknis terkait pengelolaan laboratorium, baik manajemen maupun teknis, secara berkesinambungan. 5. Evaluasi Pengelolaan Laboratorium sesuai Pedoman Pembinaan pengelolaan laboratorium IPA Kimia SMA dilaksanakan pada Bulan Mei sampai dengan Juni Tahun Acuan pembinaan tersebut berdasarkan pada buku Pedoman Pengelolaan Laboratorium di Sekolah Menengah Atas (SMA). Evaluasi Pengelolaan Laboratorium IPA Kimia SMA dilaksanakan pada Bulan April sampai dengan Juni Tahun 2015, dengan Yuri Evaluasi berasal dari BLH DIY yang bekerja sama dengan IST AKPRIND, didampingi oleh Institusi Lingkungan Hidup dan Dinas Pendidikan dari kabupaten/ kota se DIY. Workshop Pengelolaan Laboratorium di Sekolah dilaksanakan pada tanggal 22 Mei IV-53

84 Kesimpulan: 1. Hasil evaluasi pengelolaan laboratorium IPA Kimia SMA se DIY, diperoleh peringkat pemenang sebagai berikut: Pemenang I : SMA N 1 Pakem Pemenang II : SMA N 6 Yogyakarta Pemenang III : SMA N 1 Karangmojo Pemenang IV : SMA N 1 Sentolo Pemenang V : SMA N 1 Sanden 2. Perlu dilakukan pembinaan secara terus menerus ke Sekolah Menengah Atas (SMA) yang mempunyai laboratorium IPA Kimia untuk dapat melakukan pengelolaan laboratorium sesuai pedoman. 6. Audit Laboratorium Penguji Audit Laboratorium dilaksanakan oleh BLH DIY bekerjasama dengan Laboratorium Lingkungan Daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu dengan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKL-PP) Yogyakarta. Audit Laboratorium tersebut, dilaksanakan pada akhir Bulan Februari sampai dengan Bulan Mei 2015, secara langsung ke lokasi Laboratorium Terakreditasi yang menjadi sasaran audit. Pelaksanaan audit laboratorium berdasarkan pada Dokumen Sistem Manajemen Mutu Laboratorium sesuai SNI ISO/ IEC 17025: 2008 atau edisi termutakhir, yang terdiri dari Persyaratan Manajemen dan Persyaratan Teknis serta Lampiran I yaitu Persyaratan Tambahan sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 06 Tahun 2009 tentang Laboratorium Lingkungan. Kesimpulan: 1. Laboratorium terakreditasi yang menjadi sasaran audit laboratorium BLH DIY tahun 2015, belum bisa terlepas dari ketidaksesuaian dalam menerapkan Dokumen Sistem Manajemen Mutu Laboratorium sesuai dengan SNI ISO/ IEC 17025: 2008, edisi termutakhir dan Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 06 Tahun Laboratorium tersebut, belum menerapkan pengelolaan limbah laboratorium, keselamatan dan kesehatan kerja (K3) personil laboratorium, pengambilan dan penanganan contoh uji parameter lingkungan, sebagaimana yang diamanatkan pada Lampiran I Permen LH No. 06 Tahun 2009 tentang Laboratorium Lingkungan; 3. Perlu dilakukan pembinaan dan audit laboratorium terhadap laboratorium terakreditasi di DIY, secara periodik, untuk membantu mempertahankan bahkan meningkatkan eksistensi dalam pengelolaan laboratorium, menjamin kualitas data hasil pengujian yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan ilmiah, membantu mempersiapkan laboratorium sebelum dilakukan assesment dari IV-54

85 KAN dan memotivasi laboratorium terakreditasi untuk dapat ditunjuk sebagai laboratorium lingkungan daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta. 7. Sarasehan Laboratorium Lingkungan Sarasehan Laboratorium Lingkungan yang diselenggarakan tanggal 18 Maret 2015, dengan materi sebagai berikut : Implementasi Regulasi Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di DIY, yang disampaikan oleh Ka Subbid Penaatan Kajian Lingkungan BLH DIY Mekanisme Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), disampaikan oleh Ka Subbid Pengembangan Laboratorium Lingkungan BLH DIY Penggunaan dan Penanganan Bahan Acuan Bersertifikat (Certified Reference Materials, CRM) Pada Pengujian, disampaikan oleh Pusarpedal, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kesimpulan: 1. Limbah B3 yang dihasilkan laboratorium, apabila tidak diolah wajib ditempatkan pada ruangan tersendiri dalam tempat penyimpanan sementara (TPS) dengan persyaratan sesuai Kepka Bapedal No. 01 Tahun 1995, dilengkapi ijin penyimpanan dari institusi lingkungan hidup setempat; 2. Limbah B3 yang tidak dapat diolah, dipihakketigakan kepada pengolah yang mampu dan berijin sesuai peraturan yang berlaku. 3. Laboratorium harus mempunyai dan menggunakan bahan acuan bersertifikat dengan tingkat akurasi tertinggi, yang disebut bahan acuan primer dan atau tingkat akurasi kedua atau disebut bahan acuan sekunder, yang berfungsi untuk mengontrol akurasi pengujian; memastikan ketertelusuran metrologi hasil uji; validasi metode pengujian; mengkalibrasi peralatan; sampel uji profisiensi/ uji banding; mengembangan metode pengujian yang baru; mengestimasi ketidakpastian hasil pengujian; mengkalibrasi standar yang lebih rendah tingkat akurasinya. IV-55

86 D. BIDANG PENATAAN DAN KAJIAN LINGKUNGAN D.1 SUB BIDANG PENAATAN LINGKUNGAN 1. Penegakan Hukum Lingkungan Hidup Kegiatan Penegakan Hukum lingkungan meliputi penyelesaian kasus lingkungan sebagai tindak lanjut pengaduan serta Bimbingan Teknis Penegakan Hukum Bagi Aparat Penegakan Hukum dan Anggota Tim Penegakan Hukum Terpadu. 1.1 Penyelesaian kasus lingkungan hidup baik melalui pengadilan maupun diluar pengadilan Penyelesaian kasus lingkungan hidup baik melalui pengadilan maupun diluar pengadilan, dengan metode verifikasi/ cek langsung ke lapangan untuk mengetahui posisi kasus secara nyata dengan disertai pengambilan sampel (apabila diperlukan) untuk memastikan kebenaran kasus pencemaran baik dari sisi sumber pencemaran maupun dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat. Setelah verifikasi lapangan dilanjutkan dengan mengundang para pihak yang bersengketa untuk duduk bersama dengan Tim Penegakan Hukum Lingkungan Terpadu (sebagai mediator). Hal tersebut dilakukan jika kasus yang muncul diselesaikan di luar pengadilan melalui mediasi dengan tujuan akhir adalah kesepakatan para pihak dengan prinsip win-win solution, sedangkan jika kasus yang muncul ada unsur pidananya maka akan diselesaikan melalui penegakan hukum pidana dengan proses penyidikan bekerjasama dengan Polisi dan Jaksa yang menjadi anggota Tim Penegakan Hukum Lingkungan Hidup Terpadu. Pada tahun 2015 permasalahan yang muncul dan ditangani oleh Badan Lingkungan Hidup DIY bersama instansi terkait termasuk bersama - sama dengan Instansi Lingkungan Hidup di kabupaten/ kota tempat di mana kasus itu muncul dan Tim Penegakan Hukum Lingkungan Hidup Terpadu adalah 5 (lima) kasus yaitu: 1. Dugaan pencemaran akibat peternakan ayam di Desa Cepor, Berbah, Slemandan Desa Madugondo, Piyungan, Bantul 2. Pencemaran Udara/ gas dari Pernis dalam proses produksi PT. KOOC. Kreasi 3. Penambangan Pasir Di Dusun Pulo, Brosot, Kulon Progo. 4. Dugaan Kasus Pencemaran Air di Laguna yang ada Di Pesisir Pantai Glagah Kulon Progo. 5. Penambangan Pasir/ galian C Desa Klangkapan, Margoluwih, Seyegan, Sleman. Untuk kasus tersebut pencemaran akibat peternakan ayam di Desa Cepor, Berbah, Sleman dan Desa Madugondo, Piyungan, Bantul diselesaikan melalui jalur di luar pengadilan dengan musyawarah mufakat melalui Tim Penegakan Hukum Lingkungan yang ada di BLH DIY. Selain itu dalam kasus pencemaran udara oleh PT. KOOC Kreasi, BLH DIY hanya membantu dalam pengambilan sampel dan analisis laboratorium namun yang menyelesaikan kasusnya BLH dan SKPD terkait di Kabupaten Bantul. Sebagai tindak lanjut pengaduan masyarakat berkait dengan adanya Penambangan pasir ilegal di Dusun Pulo, Brosot, Kulon Progo BLH sudah mengadakan Rapat Koordinasi dengan instansi terkait di Pemda DIY dan Kabupaten Kulon Progo. IV-56

87 Dari rapat tersebut disepakati tindak lanjut penyelesaian kasus diserahkan sepenuhnya kepada Dinas PUP-ESDM DIY bidang pertambangan yang mempunyai kewenangan mutlak berkaitan dengan perizinan di bidang Pertambangan. Dalam kasus Pencemaran air di Laguna Pesisir Pantai Glagah, KLH Kulon Progo meminta bantuan kepada BLH DIY untuk pemeriksaan kualitas air dan ikan yang mati di laboratorium yang terakreditasi (kasus diselesaikan oleh KLH Kulon Progo). BLH DIY dalam kasus dugaan pencemaran laguna ini hanyamembantu Kantor Lingkungan Hidup Kulon Progo untuk mengambil sampel dan menganalisis terhadap sampel air laguna dan specimen ikan dan kerang yang mati. Dari hasil analisis laboratorium diperoleh hasil bahwa untuk kualitas air lagunaa dan beberapa parameter yang melampaui bakumutu yang dipersyaratkan untuk sungai klas III yaitu untuk parameter BOD, DO dan deterjen. Dari berbagai informasi yang diperoleh dari instansi terkait, penyebab terjadinya pencemaran adalah karena jalur pantai selatan DIY dijadikan lalu-lintas kapal tanker yang membawa minyak maupun aspal curah dari PT. Pertamina Cilacap untuk di bawa ke daerah-daerah Indonesia Bagian Timur. Ada kecurigaan bahwa sewaktu melintasi perairan selatan DIY dalam keadaan kosong mereka melakukan pencucian tangki yang digunakan untuk mengangkut material (tank cleaning). Kasus ditangani Kulonprogo dan akan berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan karena menyangkut lintas Provinsi. Untuk penambangan pasir galian C di Desa Klangkapan, Margoluwih kasusnya sudah selesai karena telah ditutup oleh Polres Sleman. 1.2 Bimbingan Teknis Penegakan Hukum bagi aparat penegakan hukum Untuk menambah pengetahuan dan pemahaman bagi Aparat dalam mengambil langkah-langkah teknis dalam penyelesaian kasus lingkungan hidup yang muncul di masyarakat. Waktu Pelaksanaan Hari/ Tanggal : Jumat, 21 Agustus 2015 Peserta : Anggota Tim Penegakan Hukum & Aparat Pemerintah Narasumber : 1. Bpk. AKBP. Totok Suharyanto, SIK, M.Hum - Menyampaikan materi tentang Penegakan Hukum Lingkungan secara Kepidanaan di DIY. 2. Bpk. A. Ruruh Haryata, S.H, S.T, M.Kes - Menyampaikan materi tentang Penanganan Tindak Lanjut Pengaduan Melalui Penegakan Hukum Keperdataan. IV-57

88 2. Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Lingkungan Hidup Pengawasan pada tahun anggaran 2015 dilakukan terhadap usaha dan atau kegiatan di DIY dengan sasaran sebanyak 119 usaha/ kegiatan (kunjungan pengawasan ada yang dilakukan 1 kali dan ada yang dilakukan 2 kali dalam satu tahun) 2.1 Kategori evaluasi penaatan pengawasan lingkungan Evaluasi penaatan dibagi dalam 3 kategori, yaitu : 1. Taat Kegiatan/ usaha dinyatakan TAAT jika 4 aspek yang menjadi kewajiban kegiatan/ usaha (Dokumen Lingkungan, Pengendalian Pencemaran Udara, Pengendalian Pencemaran Air, dan Pengelolaan Limbah B3) sudah memenuhi ketentuan yang berlaku (taat semua). 2. Tidak Taat Kegiatan/ usaha dinyatakan TIDAK TAAT jika salah satu kewajiban kegiatan/ usaha dari 4 aspek yang menjadi kewajiban perusahaan (Dokumen Lingkungan, Pengendalian Pencemaran Udara, Pengendalian Pencemaran Air, dan Pengelolaan Limbah B3) dilanggar. 3. Sangat Tidak Taat Kegiatan/ usaha dinyatakan SANGAT TIDAK TAAT jika semua kewajiban kegiatan/ usaha dari 4 aspek yang menjadi kewajiban perusahaan (Dokumen Lingkungan, Pengendalian Pencemaran Udara, Pengendalian Pencemaran Air, dan Pengelolaan Limbah B3) dilanggar. 2.2 Permasalahan/ pelanggaran yang dilakukan perusahaan Dari 119 usaha dan atau kegiatan yang menjadi sasaran pengawasan Penaatan Lingkungan 2015, yang menjadi permasalahan yang sering di temukan adalah sebagai berikut: 1. Dokumen lingkungan sudah tidak sesuai dengan kondisi sekarang; 2. Tidak memantau parameter minyak dan lemak (limbah cair); 3. Belum semua parameter bisa memenuhi baku mutu; 4. TPS limbah B3 belum memiliki izin. 2.3 Tidak Lanjut Pengawasan Lingkungan Hidup a. Usaha/ kegiatan yang telah menaati semua ketentuan perundang-undangan/ izin lingkungan hidup, memenuhi semua baku mutu limbah/ emisi/ ketentuan Pengelolaan Limbah B3 dan atau ada upaya inovasi tentang pengelolaan lingkungan hidup maka tindak lanjut untuk usaha/ kegiatan tersebut adalah mempertahankan dan memantau apa yang sudah dilaksanakan dan diberi penghargaan jika memungkinkan. b. Usaha/ kegiatan yang melanggar ketentuan peraturan/ izin lingkungan hidup, tidak memenuhi semua baku mutu limbah/ emisi/ ketentuan Pengelolaan Limbah B3 maka IV-58

89 tindak lanjut untuk usaha/ kegiatan tersebut adalah dilakukan pembinaan teknis dan atau peringatan (sampai dengan 3x). c. Usaha/ kegiatan yang melanggar ketentuan peraturan/ izin lingkungan hidup, tidak memenuhi semua baku mutu limbah/ emisi/ ketentuan Pengelolaan Limbah B3, mencemari lingkungan (rusak berat/ ringan) maka tindak lanjut untuk usaha/ kegiatan tersebut adalah pemberian sanksi administrasi (sesuai UU No. 32 tahun 2009) yang dapat berupa teguran tertulis, paksaan pemerintah, pembekuan izin lingkungan dan pencabutan izin lingkungan. 2.4 Ekspose Hasil Pengawasan Hasil pengawasan di tahap 1 dan tahap II disampaikan kepada penanggung jawab usaha/ kegiatan melalui kegiatan Ekspose Hasil Pengawasan. Ekspose hasil pengawasan ini selain untuk menyampaikan hasil evaluasi tingkat ketaatan mereka dalam pengelolaan lingkungan hidup juga dijadikan media untuk sekaligus melakukan pembinaan kepada mereka agar mereka tahu dan sanggup untuk menaati peraturan perundangan yang berlaku. Dalam acara ekpose hasil pengawasan ini diberikan raport ketaatan untuk setiap kegiatan/ usaha yang menjadi sasaran pengawasan 2015 sebagai progres raport perusahaan dalam pengelolaan lingkungan. Selain itu dalam acara ekspose perusahaan dapat menyampaikan keluhan dan hal-hal yang menjadi hambatan mereka dalam pengelolaan lingkungan kepada pemerintah melalui Badan Lingkungan Hidup. Berdasarkan tingkat ketaatan dari 119 kegiatan/ usaha yang diawasi diperoleh hasil: 1. Kategori Taat : 26 kegiatan/ usaha 2. Kategori Tidak Taat : 73 kegiatan/ usaha 3. Kategori Sangat Tidak Taat : 20 kegiatan/ usaha 2.5 Kesimpulan Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan pengawasan pelaksanaan kebijakan lingkungan hidup yang dilakukan, secara garis besar disimpulkan sebagai berikut: a. Dari hasil pengawasan tahun 2015 disimpulkan bahwa banyak perusahaan yang sudah melakukan perbaikan terhadap pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan, terutama yang pernah memperoleh surat teguran/ sanksi administrasi atau menandatangani surat Pernyataan Kesanggupan. b. Meskipun demikian untuk tingkat ketaatan masih sangat memprihatinkan apabila di komparasi jumlah yang taat dan tidak taat dari 119 usaha/ dan atau kegiatan yang menjadi sasaran pengawasan dalam 2 tahap yang masuk kategori taat hanya 26 kegiatan/ usaha, 20 kegiatan/ usaha masuk kategori sangat tidak taat, dan 73 kegiatan/ usaha masuk kategori tidak taat. c. Dari 119 usaha dan atau kegiatan yang diawasi sebagian besar sudah melakukan pengelolaan lingkungan walaupun kualitas hasil pengelolaan sebagian besar belum IV-59

90 memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan, dokumen lingkungan sudah tidak sesuai dengan kondisi sekarang dan selain itu belum memiliki TPS LB3 yang berizin. d. Masih perlu upaya yang keras untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap usaha dan atau kegiatan yang masuk dalam kriteria tidak taat tersebut untuk meminimalisir ketidaktaatan mereka dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan. e. Kendala yang dihadapi perusahaan pada umumnya masih berkaitan dengan tidak adanya tenaga khusus yang menangani sanitasi/ lingkungan. Lebih parah lagi masih ada juga perusahaan yang komitment management terhadap pengelolaan lingkungan masih rendah, karena mereka menganggap biaya pengelolaan lingkungan sebagai beban bukan kewajiban. D.2 SUB BIDANG KAJIAN LINGKUNGAN 1. Pengkajian Dampak Lingkungan Kegiatan pengkajian dampak lingkungan merupakan kegiatan rutin Badan Lingkungan Hidup DIY yang bersifat pelayanan dan merupakan salah satu kegiatan yang masuk dalam standar pelayanan minimal badan. Kegiatan pengkajian dampak lingkungan meliputi Penilaian Dokumen Amdal, Pemeriksaan UKL-UPL dan Upgrading Tim Teknis. 1.1 Penilaian Dokumen Amdal Komisi Penilai Amdal DIY adalah tim kerja yang bertugas menilai dokumen Amdal yang diketuai oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup DIY. Lisensi Komisi Penilai Amdal Daerah DIY tertuang dalam Surat Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 660/ 0466 tertanggal 5 Febuari 2014 dan berlaku sampai dengan tanggal 5 Febuari 2017, adapun dasar pembentukan Komisi Penilai Amdal DIY sendiri adalah Keputusan Gubernur Nomor 02/KEP/2014. Dalam melakukan penilaian dokumen Amdal, kewenangan Komisi Penilai Amdal DIY adalah menilai dokumen terhadap usaha dan/ atau kegiatan yang lokasinya berada di dua kabupaten/ kota atau apabila di kabupaten/ kota belum memiliki Komisi Penilai Amdal, maka Komisi Penilai Amdal DIY mengambil alih kewenangannya untuk menilai dokumen Amdal yang seharusnya menjadi kewenangan kabupaten tersebut. Proses penilaian dokumen Amdal pada tahun 2015 ini terdapat beberapa penilaian dokumen yang telah diajukan dan dinilai pada tahun 2014, namun proses penilaian atau perbaikan dokumen Amdalnya belum selesai dilaksanakan sehingga dilanjutkan pada tahun Berikut ini proses penilaian dokumen lanjutan 2014 antara lain: 1. Penilaian Dokumen Amdal Rencana Pembangunan Kawasan Wisata Jogja Eco Park oleh PT. Jogja Eco Wisata PT. Jogja Eco Wisata berencana membangun kawasan Wisata Jogja Eco Park yang dikelola oleh PT. Jogja Eco Wisata berlokasi di Desa Candi Binangun IV-60

91 Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman. Kawasan Wisata Jogja Eco Park direncanakan menempati lokasi seluas m2, sehingga berdasarkan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, bahwa rencana kegiatan tersebut wajib dilengkapi dengan dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal), yang terdiri dari Kerangka Acuan, Andal, RKL dan RPL. PT. Jogja Eco Wisata mengajukan Permohonan Penilaian Dokumen Kerangka Acuan dan telah dilakukan penilaian oleh Tim Teknis Komisi Penilai Amdal DIY yang kemudian mendapat Persetujuan Ketua Komisi Penilai Amdal DIY melalui Surat Keputusan Nomor: 188/3583 tertanggal 10 Juni PT. Jogja Eco Wisata selanjutnya mengajukan permohonan Penilaian Dokumen Andal, RKL dan RPL untuk dilakukan penilaian oleh Komisi Penilai Amdal DIY. Penilaian Dokumen Andal, RKL-RPL telah dilakukan hingga Sidang Komisi pada tanggal 27 Maret 2014 dengan hasil bahwa Dokumen Andal, RKL-RPL diterima dengan perbaikan yang memperhatikan saran dan masukan yang diberikan oleh peserta Sidang Komisi untuk dapat diakomodir sebagai bahan penyempurnaan dokumen. Namun sampai dengan bulan Desember 2015 perbaikan dokumen Andal, RKLRPL belum masuk ke Komisi Penilai Amdal DIY sehingga belum dapat dilakukan penilaian kembali dan diberikan rekomendasi kelayakan/ ketidaklayakan lingkungan ke Bupati Sleman. 2. Penilaian Dokumen Amdal Rencana Pembangunan Pasar Prambanan oleh Dinas Pasar Kabupaten Sleman Dinas Pasar Kabupaten Sleman berencana membangun Pasar Prambanan menempati lokasi pasar yang lama dan terletak dalam komplek perkotaan Kecamatan Prambanan yang berdekatan dengan sub terminal, kantor kecamatan dan perkantoran lainnya, dan Kawasan Wisata Candi Prambanan. Pembangunan Pasar Prambanan direncanakan dalam 3 (tiga) tahap dan akan memanfaatkan tanah seluas ± m2. Pada tahun 2013 telah dilakukan pembangunan tahap I dan II yang berada di sisi selatan dengan dan telah memiliki Rekomendasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan untuk Pembangunan Pasar Prambanan Tahap I dan II Nomor 660.2/351/2013 tanggal 29 Juli 2013 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman. Selanjutnya rencana pembangunan tahap III akan dibangun 4 lantai dengan kapasitas yang dapat menampung pedagang serta didesain untuk fungsi pasar umum dan pasar borongan khusus sayur mayur. Luas masing-masing lantai adalah m2 sehingga luas total bangunan adalah m2, sehingga berdasarkan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, bahwa rencana kegiatan tersebut wajib dilengkapi dengan dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal). Dinas Pasar Kabupaten Sleman mengajukan Permohonan Penilaian Dokumen Kerangka Acuan dan telah dilakukan penilaian oleh Tim Teknis Komisi IV-61

92 Penilai Amdal DIY yang kemudian mendapat Persetujuan Ketua Komisi Penilai Amdal DIY melalui Surat Keputusan Nomor: 188/7274 tertanggal 28 November Selanjutnya Dinas Pasar Kabupaten Sleman mengajukan permohonan Penilaian Dokumen Andal, RKL dan RPL untuk dilakukan penilaian oleh Komisi Penilai Amdal DIY. Penilaian Dokumen Andal, RKL-RPL telah dilakukan hingga Sidang Komisi pada tanggal 9 April 2015 dengan hasil bahwa Dokumen Andal, RKL-RPL diterima dengan perbaikan yang memperhatikan saran dan masukan yang diberikan oleh peserta Sidang Komisi untuk dapat diakomodir sebagai bahan penyempurnaan dokumen. Pada tanggal 10 Juli 2015 Ketua Komisi Penilai Amdal DIY menerbitkan rekomendasi kelayakan lingkungan yang ditujukan kepada Bupati Sleman untuk kemudian Bupati Sleman menerbitkan Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan dan Izin Lingkungan untuk rencana pembangunan Pasar Prambanan. 3. Penilaian Dokumen Amdal Rencana Pembangunan Kampus Unit IV Universitas Ahmad Dahlan oleh Universitas Ahmad Dahlan Pembangunan Kampus Unit IV Universitas Ahmad Dahlan adalah kelanjutan dari pembangunan masjid yang sudah konstruksi dan rusunawa (Asrama Mahasiswa) yang sudah beroperasi. Keberadaan masjid dan rusunawa tersebut berada pada satu kompleks dari pengembangan dan pembangunan Kampus Unit IV Universitas Ahmad Dahlan dengan luas total 6,5 Ha. Pembangunan Kampus Universitas Ahmad Dahlan Unit IV direncanakan secara bertahap, setelah rusunawa berpenghuni dan operasional, selanjutnya dibangun masjid dan gedung C untuk kegiatan perkuliahan. Keseluruhan pembangunan kampus memiliki total luas bangunan m2. Mengingat rencana Pembangunan Kampus Unit IV Universitas Ahmad Dahlan memiliki luas bangunan 6,5 Ha dan luas bangunan m2, maka rencana pembangunan ini wajib menyusun dokumen Amdal. Pihak Universitas Ahmad Dahlan mengajukan Permohonan Penilaian Dokumen Kerangka Acuan dan telah dilakukan penilaian oleh Tim Teknis Komisi Penilai Amdal DIY yang kemudian mendapat Persetujuan Ketua Komisi Penilai Amdal DIY melalui Surat Keputusan Nomor: 188/4942 tertanggal 20 Agustus Selanjutnya Universitas Ahmad Dahlan mengajukan permohonan Penilaian Dokumen Andal, RKL dan RPL untuk dilakukan penilaian oleh Komisi Penilai Amdal DIY. Penilaian Dokumen Andal, RKL-RPL telah dilakukan hingga Sidang Komisi pada tanggal 6 Oktober 2015 dengan hasil bahwa Dokumen Andal, RKLRPL diterima dengan perbaikan yang memperhatikan saran dan masukan yang diberikan oleh peserta Sidang Komisi untuk dapat diakomodir sebagai bahan penyempurnaan dokumen. Proses Penilaian dokumen Amdal Pembangunan Kampus Universitas Ahmad Dahlan dimulai pada tahun 2013, proses yang lama karena perbaikan dokumen Amdal dari Pemrakarsa kegiatan tidak sesuai dengan kesepakatan dalam berita acara pembahasan dokumen. Pada tanggal 1 Desember IV-62

93 2015 Ketua Komisi Penilai Amdal DIY menerbitkan rekomendasi kelayakan lingkungan yang ditujukan kepada Bupati Bantul untuk kemudian Bupati Bantul menerbitkan Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan dan Izin Lingkungan untuk rencana pembangunan Kampus Unit IV Universitas Ahmad Dahlan. 4. Penilaian Dokumen Amdal Rencana Pengembangan Universitas Negeri Yogyakarta Kampus Wates oleh LPPM UNY Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Yogyakarta (LPPM UNY) berencana mengembangkan Universitas Negeri Yogyakarta kampus Wates yang berlokasi di Perkotaan Wates dengan luas bangunan sekitar m2 meliputi pembangunan stadion sepakbola dan atletik, kolam renang, tribun kolam renang, kolam pemanasan dan sebagainya. Berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku maka rencana pengembangan ini harus dilengkapi dengan dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal). Pihak LPPM UNY mengajukan Permohonan Penilaian Dokumen Kerangka Acuan dan telah dilakukan penilaian oleh Tim Teknis Komisi Penilai Amdal DIY yang kemudian mendapat Persetujuan Ketua Komisi Penilai Amdal DIY melalui Surat Keputusan Nomor: 188/1505 tertanggal 10 Maret Selanjutnya LPPM UNY mengajukan permohonan Penilaian Dokumen Andal, RKL dan RPL untuk dilakukan penilaian oleh Komisi Penilai Amdal DIY. Penilaian Dokumen Andal, RKL-RPL telah dilakukan hingga Sidang Komisi pada tanggal 20 Oktober 2014 dengan hasil bahwa Dokumen Andal, RKL-RPL diterima dengan perbaikan yang memperhatikan saran dan masukan yang diberikan oleh peserta Sidang Komisi untuk dapat diakomodir sebagai bahan penyempurnaan dokumen. Pada tanggal 6 Februari 2015 Ketua Komisi Penilai Amdal DIY menerbitkan rekomendasi kelayakan lingkungan yang ditujukan kepada Bupati Kulon Progo untuk kemudian Bupati Kulon Progo menerbitkan Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan dan Izin Lingkungan untuk rencana pengembangan Universitas Negeri Yogyakarta Kampus Wates. 5. Penilaian Dokumen Amdal Rencana Pengembangan RSUD Panembahan Senopati Kabupaten Bantul oleh RSUD Panembahan Senopati Kabupaten Bantul RSUD Panembahan Senopati Kabupaten Bantul yang terletak di Jalan dr. Wahidin Sudirohusodo, Dusun Bogoran, Desa Trirenggo, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul merencanakan akan membangun dan mengembangkan sejumlah fasilitas RSUD Panembahan Senopati. Pengembangan berupa peningkatan kuantitas jenis layanan klinik/ rawat jalan, kapasitas ruang operasi, gedung, dan fasilitas penujang pelayanan serta area parkir. Luas lahan RSUD semula adalah m2 dan akan diperluas dengan tambahan lahan m2 sehingga menjadi IV-63

94 m2 atau dari luas bangunan ,50 m2 menjadi sekitar ,56 m2. Oleh karena itu diperlukan penyusunan dokumen Amdal baru. RSUD Panembahan Senopati mengajukan Permohonan Penilaian Dokumen Kerangka Acuan dan telah dilakukan penilaian oleh Tim Teknis Komisi Penilai Amdal DIY dan mendapat Persetujuan Ketua Komisi Penilai Amdal DIY melalui Surat Keputusan Nomor: 188/7647 tertanggal 15 Desember Selanjutnya RSUD Panembahan Senopati mengajukan permohonan Penilaian Dokumen Andal, RKL dan RPL untuk dilakukan penilaian oleh Komisi Penilai Amdal DIY. Penilaian Dokumen Andal, RKL-RPL telah dilakukan hingga Sidang Komisi pada tanggal 22 April 2015 dengan hasil bahwa Dokumen Andal, RKL-RPL diterima dengan perbaikan yang memperhatikan saran dan masukan yang diberikan oleh peserta Sidang Komisi untuk dapat diakomodir sebagai bahan penyempurnaan dokumen. Pada tanggal 7 Juli 2015 Ketua Komisi Penilai Amdal DIY menerbitkan rekomendasi kelayakan lingkungan yang ditujukan kepada Bupati Bantul untuk kemudian Bupati Bantul menerbitkan Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan dan Izin Lingkungan untuk rencana pengembangan RSUD Panembahan Senopati Bantul. 6. Penilaian Dokumen Amdal Rencana Penataan dan Pengembangan Kawasan Desa Wisata Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul oleh Dinas Kebudayan dan Kepariwisataan Kabupaten Gunungkidul Dinas Kebudayan dan Kepariwisataan Kabupaten Gunungkidul berencana melakukan rencana penataan dan pengembangan Kawasan Desa Wisata Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul. Desa Bejiharjo merupakan salah satu desa di Kabupaten Gunungkidul yang memiliki daya tarik wisata yang cukup banyak dengan luas wilayah 2.200,94 Ha. Desa Bejiharjo memiliki 12 goa yang berpotensi sebagai lokasi wisata dan dialiri Sungai Oyo yang merupakan sungai terbesar di Kabupaten Gunungkidul. Oleh karena luas lahan rencana penataan dan pengembangan tersebut 5 Ha maka dip erlukan penyusunan dokumen Amdal. Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten Gunungkidul mengajukan Permohonan Penilaian Dokumen Kerangka Acuan dan telah dilakukan penilaian oleh Tim Teknis Komisi Penilai Amdal DIY yang kemudian mendapat Persetujuan Ketua Komisi Penilai Amdal DIY melalui Surat Keputusan Nomor: 188/723 tertanggal 1 Desember Selanjutnya Dinas Kebudayan dan Kepariwisataan Kabupaten Gunungkidul mengajukan permohonan Penilaian Dokumen Andal, RKL dan RPL untuk dilakukan penilaian oleh Komisi Penilai Amdal DIY. Penilaian Dokumen Andal, RKL-RPL telah dilakukan hingga Sidang Komisi pada tanggal 25 Mei 2015 dengan hasil bahwa Dokumen Andal, RKL-RPL diterima dengan perbaikan yang memperhatikan saran dan masukan yang diberikan oleh peserta Sidang Komisi untuk dapat diakomodir sebagai bahan penyempurnaan IV-64

95 dokumen. Pada tanggal 26 Agustus 2015 Ketua Komisi Penilai Amdal DIY menerbitkan rekomendasi kelayakan lingkungan yang ditujukan kepada Bupati Gunungkidul untuk kemudian Bupati Gunungkidul menerbitkan Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan dan Izin Lingkungan untuk rencana penataan dan pengembangan Kawasan Desa Wisata Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul. 7. Penilaian Dokumen Addendum ANDAL, RKL-RPL Rencana Pengembangan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta oleh Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta berencana meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan melakukan pengembangan rumah sakit berupa penambahan luas bangunan sebesar ,25 m2 dari semula ,06 m2 menjadi ,31 m2 dan jumlah tempat tidur sebanyak 100 TT dari kapasitas eksisting sejumlah 737 TT menjadi 837 TT. Lokasi kegiatan eksisting dan lokasi rencana pengembangan berada pada tapak yang sama, yaitu lahan milik RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang terletak di Jalan Kesehatan No. 1, Sekip Desa Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman. RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta mengajukan Permohonan Penilaian Dokumen Addendum ANDAL, RKL-RPL dan telah dilakukan penilaian oleh Tim Teknis Komisi Penilai Amdal DIY. Penilaian Dokumen Addendum Andal, RKLRPL telah dilakukan hingga Sidang Komisi pada tanggal 4 Maret 2015 dengan hasil bahwa Dokumen Andal, RKL-RPL diterima dengan perbaikan yang memperhatikan saran dan masukan yang diberikan oleh peserta Sidang Komisi untuk dapat diakomodir sebagai bahan penyempurnaan dokumen. Pada tanggal 30 Maret 2015 Ketua Komisi Penilai Amdal DIY menerbitkan rekomendasi kelayakan lingkungan yang ditujukan kepada Bupati Sleman untuk kemudian Bupati Sleman menerbitkan Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan dan Izin Lingkungan untuk rencana pengembangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Pada tahun 2015 ini Komisi Penilai Amdal DIY telah menilai dokumen Amdal rencana usaha dan/ atau kegiatan yang meliputi: 1. Penilaian Dokumen Amdal Rencana Pembangunan The Palace Apartemen dan Condotel oleh PT. Funaru Berkah PT. Funaru Berkah sebagai perusahaan pengembang swasta berencana untuk melakukan kegiatan pembangunan The Palace Apartemen dan Condotel di Jalan Kaliurang km 11 Padukuhan Pedak, Desa Sinduharjo, Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman. Rencana kegiatan menempati lahan seluas m2 dengan luas bangunan ,02 m2. Rencana bangunan The Palace Apartemen dan Condotel memiliki jumlah kamar sebanyak 217 unit untuk condotel dan 316 unit IV-65

96 untuk apartemen. Berdasarkan luas bangunan maka sesuai peraturan yang berlaku rencana kegiatan ini termasuk kegiatan yang wajib menyusun dokumen Amdal. PT. Funaru Berkah mengajukan Permohonan Penilaian Dokumen Kerangka Acuan dan telah dilakukan penilaian oleh Tim Teknis Komisi Penilai Amdal DIY dan mendapat Persetujuan Ketua Komisi Penilai Amdal DIY melalui Surat Keputusan Nomor: 188/1208 tertanggal 24 Februari Selanjutnya PT. Funaru Berkah mengajukan permohonan Penilaian Dokumen Andal, RKL dan RPL untuk dilakukan penilaian oleh Komisi Penilai Amdal DIY. Penilaian Dokumen Andal, RKL-RPL telah dilakukan hingga Sidang Komisi pada tanggal 13 Agustus 2015 dengan hasil bahwa Dokumen Andal, RKL-RPL diterima dengan perbaikan yang memperhatikan saran dan masukan yang diberikan oleh peserta Sidang Komisi untuk dapat diakomodir sebagai bahan penyempurnaan dokumen. Pada tanggal 17 September 2015 Ketua Komisi Penilai Amdal DIY menerbitkan rekomendasi kelayakan lingkungan yang ditujukan kepada Bupati Sleman untuk kemudian Bupati Sleman menerbitkan Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan dan Izin Lingkungan untuk rencana pembangunan The Palace Apartemen dan Condotel. 2. Penilaian Dokumen Amdal Rencana Pembangunan Apartemen Taman Melati oleh PT. Adhi Persada Properti Lokasi pembangunan Apartemen Taman Melati beserta fasilitasnya berada di Jalan Inspeksi Saluran Induk Mataram, Padukuhan Pogung Kidul, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Apartemen Taman Melati akan dibangun pada lahan seluas m². Apartemen Taman Melati merupakan bangunan 15 (lima belas) lantai dengan 2 (dua) basement, dan 1 lantai atap. Rencana Pembangunan Apartemen Taman Melati memiliki luas bangunan m2, maka rencana pembangunan ini wajib menyusun dokumen Amdal. PT. Adhi Persada Properti mengajukan Permohonan Penilaian Dokumen Kerangka Acuan dan telah dilakukan penilaian oleh Tim Teknis Komisi Penilai Amdal DIY dan mendapat Persetujuan Ketua Komisi Penilai Amdal DIY melalui Surat Keputusan Nomor: 188/4239 tertanggal 3 Juli Selanjutnya PT. Adhi Persada Properti mengajukan permohonan Penilaian Dokumen Andal, RKL dan RPL untuk dilakukan penilaian oleh Komisi Penilai Amdal DIY. Penilaian Dokumen Andal, RKL-RPL telah dilakukan hingga Sidang Komisi pada tanggal 5 Oktober 2015, namun pada sidang ini belum dilakukan pengambilan keputusan karena masih terdapat wakil masyarakat yang menolak rencana pembangunan. Kemudian dilaksanakan Sidang Komisi Lanjutan pada tanggal 9 Oktober 2015 dengan hasil bahwa dokumen Andal, RKL-RPL diterima dengan perbaikan yang memperhatikan saran dan masukan yang diberikan oleh peserta Sidang Komisi untuk dapat diakomodir sebagai bahan penyempurnaan dokumen. Selanjutnya pada IV-66

97 tanggal 2 November 2015 Ketua Komisi Penilai Amdal DIY menerbitkan rekomendasi kelayakan lingkungan yang ditujukan kepada Bupati Sleman untuk kemudian Bupati Sleman menerbitkan Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan dan Izin Lingkungan untuk rencana pembangunan Apartemen Taman Melati 3. Penilaian Dokumen Amdal Rencana Pengembangan Gedung Kantor Pelayanan Pajak Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta di Kabupaten Sleman oleh Kantor Pelayanan Pajak Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (KPPD DIY) di Kabupaten Sleman Kondisi eksisting gedung KPPD DIY yang berjalan selama ini menempati lahan seluas m2 dengan luas bangunan 3.614,81 m2. Keterbatasan gedung pelayananan dan sarana penunjang yang telah ada tidak mampu lagi untuk menampung jumlah wajib pajak sehingga menyebabkan antrian pelayanan yang panjang dan membludaknya tempat parkir kendaraan bermotor, untuk mengatasi persoalan tersebut dibangun dan dikembangkan gedung perkantoran, gedung pelayanan dan gedung arsip serta fasilitas penunjang. Rencana pengembangan gedung KPPD DIY ini dilakukan dengan luas lahan pengembangan seluas m2 sehingga luas lahan total adalah m2 dan luas bangunan m2. Mengingat rencana pengembangan Gedung KPPD DIY di Kabupaten Sleman ini memiliki luas bangunan m2, maka rencana pembangunan ini wajib menyusun dokumen Amdal. Kantor Pelayanan Pajak Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (KPPD DIY) di Kabupaten Sleman mengajukan Permohonan Penilaian Dokumen Kerangka Acuan dan telah dilakukan penilaian oleh Tim Teknis Komisi Penilai Amdal DIY dan mendapat Persetujuan Ketua Komisi Penilai Amdal DIY melalui Surat Keputusan Nomor: 188/4911 tertanggal 6 Agustus Selanjutnya KPPD DIY mengajukan permohonan Penilaian Dokumen Andal, RKL dan RPL untuk dilakukan penilaian oleh Komisi Penilai Amdal DIY. Penilaian Dokumen Andal, RKL-RPL telah dilakukan hingga Sidang Komisi pada tanggal 5 Oktober 2015 dengan hasil bahwa dokumen Andal, RKL-RPL diterima dengan perbaikan yang memperhatikan saran dan masukan yang diberikan oleh peserta Sidang Komisi untuk dapat diakomodir sebagai bahan penyempurnaan dokumen. Selanjutnya pada tanggal 26 November 2015 Ketua Komisi Penilai Amdal DIY menerbitkan rekomendasi kelayakan lingkungan yang ditujukan kepada Bupati Sleman untuk kemudian Bupati Sleman menerbitkan Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan dan Izin Lingkungan untuk rencana pengembangan Gedung Kantor Pelayanan Pajak Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta di Kabupaten Sleman. IV-67

98 4. Penilaian Dokumen Amdal Rencana Pengelolaan Taman Hutan Raya (TAHURA) Bunder, Playen, Gunungkidul oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY Taman Hutan Raya adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli dan atau bukan asli yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, pendidikan, budidaya dan pariwisata. Dalam upaya meningkatkan potensi kehutanan di DIY pengembangan Taman Hutan Raya Bunder merupakan upaya untuk alih fungsi dari hutan produksi tetap menjadi hutan konservasi. Rencana kegiatan terletak di Desa Bunder, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul seluas 634,10 Ha sehingga berdasarkan pada peraturan yang berlaku kegiatan ini termasuk kegiatan yang wajib menyusun dokumen Amdal. Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY mengajukan Permohonan Penilaian Dokumen Kerangka Acuan dan telah dilakukan penilaian oleh Tim Teknis Komisi Penilai Amdal DIY. Hasil penilaian dokumen Kerangka Acuan Pengelolaan Taman Hutan Raya (TAHURA) Bunder oleh tim teknis Komisi Penilai Amdal DIY pada tanggal 30 April 2015 adalah dokumen dikembalikan untuk diperbaiki oleh pemrakarsa. Hingga saat ini hasil perbaikan belum masuk kembali ke Sekretariat Komisi Penilai Amdal DIY sehingga belum diterbitkan Surat Keputusan Persetujuan Kerangka Acuan oleh Ketua Komisi Penilai Amdal DIY. 5. Penilaian Dokumen Amdal Rencana Pembangunan Green Park Jogja Apartment & Resort oleh PT. Griya Persada Makmur Jaya Lokasi pembangunan Green Park Jogja Apartment & Resort berada di Padukuhan Demangan, Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Green Park Jogja Apartment & Resort direncanakan memiliki jumlah kamar sebanyak 546 unit yang akan menempati lahan seluas m2 dari total luasan bangunan sebesar m2. Berdasarkan luas bangunan tersebut maka rencana kegiatan ini wajib dilengkapi dengan Amdal. PT. Griya Persada Makmur Jaya mengajukan Permohonan Penilaian Dokumen Kerangka Acuan dan telah dilakukan penilaian oleh Tim Teknis Komisi Penilai Amdal DIY dan mendapat Persetujuan Ketua Komisi Penilai Amdal DIY melalui Surat Keputusan Nomor: 188/6408 tertanggal 12 Oktober Selanjutnya PT. Griya Persada Makmur Jaya mengajukan permohonan Penilaian Dokumen Andal, RKL dan RPL untuk dilakukan penilaian oleh Komisi Penilai Amdal DIY. Tahapan terakhir yang telah diselesaikan adalah Uji Administrasi Dokumen Andal, RKL dan RPL untuk selanjutnya dokumen akan dibahas dalam rapat tim teknis Komisi Penilai Amdal DIY. IV-68

99 6. Penilaian Dokumen Amdal Rencana Pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah Sleman oleh Rumah Sakit Umum Daerah Sleman Lokasi rencana pengembangan RSUD Sleman berada di Jalan Bhayangkara No. 48, Morangan, Triharjo, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. RSUD Sleman berencana melakukan pengembangan yaitu: (1) luas lahan sebesar m2 yang semula m2 sehingga menjadi m2; (2) luas bangunan sebesar ,8 m2 yang semula 5735,75 m2 sehingga menjadi ,56 m2; dan (3) jumlah tempat tidur sebanyak 244 unit yang semula 218 unit sehingga menjadi 462 TT. Berdasarkan luas bangunan tersebut maka rencana kegiatan ini wajib dilengkapi dengan Amdal. Rumah Sakit Umum Daerah Sleman mengajukan Permohonan Penilaian Dokumen Kerangka Acuan dan telah dilakukan penilaian oleh Tim Teknis Komisi Penilai Amdal DIY dan mendapat Persetujuan Ketua Komisi Penilai Amdal DIY melalui Surat Keputusan Nomor: 188/5000 tertanggal 11 Agustus Namun hingga bulan Desember 2015 pihak pemrakarsa belum mengajukan permohonan penilaian dokumen Andal, RKL dan RPL kepada Komisi Penilai Amdal DIY. 7. Penilaian Dokumen Amdal Rencana Pembangunan Apartemen dan Kondotel Tamansari Amarta oleh PT. Wijaya Karya Realty PT. Wijaya Karya Realty berencana melakukan pembangunan apartemen dan kondotel yang dilaksanakan di Jalan Palagan Tentara Pelajar KM 7,5 Desa Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman. Lahan yang akan dikembangkan untuk area apartemen dan kondotel adalah seluas m2 dengan luas bangunan sekitar ,73 m2. Berdasarkan luas bangunan tersebut maka rencana kegiatan ini wajib dilengkapi dengan Amdal. PT. Wijaya Karya Realty mengajukan Permohonan Penilaian Dokumen Kerangka Acuan dan telah dilakukan penilaian oleh Tim Teknis Komisi Penilai Amdal DIY dan mendapat Persetujuan Ketua Komisi Penilai Amdal DIY melalui Surat Keputusan Nomor: 188/4367 tertanggal 9 Juli Selanjutnya PT. Wijaya Karya Realty mengajukan permohonan Penilaian Dokumen Andal, RKL dan RPL untuk dilakukan penilaian oleh Komisi Penilai Amdal DIY. Tahapan terakhir yang telah diselesaikan adalah Klarifikasi Perbaikan Dokumen Andal, RKL dan RPL pada tanggal 7 Desember 2015 dengan hasil bahwa dokumen dikembalikan ke Pemrakarsa untuk perbaikan kembali sebelum dibahas dalam Sidang Komisi Penilai Amdal. Sejak pengembalian hingga saat ini dokumen perbaikan belum diterima oleh Sekretariat Komisi Penilai Amdal DIY. IV-69

100 8. Penilaian Dokumen Amdal Rencana Pembangunan Mix-Used JogjaOne Park oleh PT. Darsana Tempa Internasional PT. Darsana Tempa Internasional berencana untuk memanfaatkan lahan di Padukuhan Kembang dan Nanggulan, Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman sebagai rencana lokasi pembangunan Mix-Used JogjaOne Park. Areal lahan yang akan dimanfaatkan seluas m2 dengan total luas bangunan m2. Berbagai fasilitas akan dikembangkan antara lain meliputi Soho Mall, apartemen, town house, sarana ibadah, sarana olah raga (fitnes dan kolam renang), area terbuka hijau (taman dan plaza) dan area komunal yang meliputi ruang serbaguna dan kantin. Berdasarkan penapisan luas bangunan sesuai peraturan yang berlaku maka rencana pembangunan ini wajib memiliki Amdal. PT. Darsana Tempa Internasional mengajukan Permohonan Penilaian Dokumen Kerangka Acuan dan telah dilakukan penilaian oleh Tim Teknis Komisi Penilai Amdal DIY. Tahapan terakhir yang telah diselesaikan adalah Klarifikasi Perbaikan Dokumen KA pada tanggal 6 November 2015 dengan hasil bahwa dokumen tidak dilanjutkan pembahasannya dan dikembalikan ke Pemrakarsa dengan pertimbangan bahwa dokumen belum dilengkapi surat rekomendasi dari Dinas PU terkait sempadan sungai yang berbatasan dengan lokasi proyek dan belum dilengkapinya bukti formal tertulis dari BKPRD Kabupaten Sleman terkait kesesuaian tata ruang. Sejak pengembalian hingga saat ini hasil perbaikan dan kelengkapan dokumen belum diterima oleh Sekretariat Komisi Penilai Amdal DIY. 9. Penilaian Dokumen Amdal Rencana Pembangunan Hotel Ibis Jogja oleh PT. Delta Merlin Dunia Properti PT. Delta Merlin Dunia Properti berencana melakukan pembangunan hotel yang dilaksanakan di Jalan Ring Road Utara, Dusun Sanggrahan, Desa Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. Rencana pembangunan Hotel Ibis ini mempunyai luas lahan m2 dengan luas bangunan ,04 m2. Dengan demikian rencana pembangunan Hotel Ibis Jogja wajib memiliki dengan Amdal karena luas bangunan m2. PT. Delta Merlin Dunia Properti mengajukan Permohonan Penilaian Dokumen Kerangka Acuan dan telah dilakukan penilaian oleh Tim Teknis Komisi Penilai Amdal DIY. Tahapan terakhir yang telah diselesaikan adalah Klarifikasi Perbaikan Dokumen KA pada tanggal 6 November 2015 dengan hasil bahwa dokumen dikembalikan ke Pemrakarsa untuk perbaikan kembali sebelum diusulkan untuk diterbitkan Persetujuan KA oleh Ketua Komisi Penilai Amdal DIY. Sejak pengembalian hingga saat ini dokumen perbaikan belum diterima oleh Sekretariat Komisi Penilai Amdal DIY. IV-70

101 10. Penilaian Dokumen Amdal Rencana Pembangunan Apartemen The Grand Babarsari oleh PT. Grahaprima Realtindo PT. Grahaprima Realtindo berencana membangun apartemen, The Grand Babarsari pada lahan seluas m2 dengan total luas lantai bangunan ,21 m2 yang berlokasi di Jalan Babarsari Padukuhan Tambakbayan, Desa Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. Rencana apartemen The Grand Babarsari memiliki jumlah kamar 689 unit yang terdiri dari total tiga tower, yaitu Harvard, Oxford, dan Cambridge dengan ketinggian maksimum 29 meter. Apartemen The Grand Babarsari akan dilengkapi dengan prasarana penunjang aktivitas penghuni dan tamu apartemen di antaranya fasilitas fitness gym, minimarket, restoran, kolam renang, kafe, ruang terbuka yang dimanfaatkan sebagai RTH dan lahan parkir. Berdasarkan luas bangunan tersebut maka rencana kegiatan ini wajib memiliki dengan Amdal. PT. Grahaprima Realtindo mengajukan Permohonan Penilaian Dokumen Kerangka Acuan dan telah dilakukan penilaian oleh Tim Teknis Komisi Penilai Amdal DIY yang kemudian mendapat Persetujuan Ketua Komisi Penilai Amdal DIY melalui Surat Keputusan Nomor: 188/3739 tertanggal 12 Juni PT. Grahaprima Realtindo selanjutnya mengajukan permohonan Penilaian Dokumen Andal, RKL dan RPL untuk dilakukan penilaian oleh Komisi Penilai Amdal DIY. Penilaian Dokumen Andal, RKL-RPL telah dilakukan hingga Sidang Komisi pada tanggal 26 November 2015 dengan hasil bahwa Dokumen Andal, RKL-RPL diterima dengan perbaikan yang memperhatikan saran dan masukan yang diberikan oleh peserta Sidang Komisi untuk dapat diakomodir sebagai bahan penyempurnaan dokumen. Tahapan terakhir yang telah diselesaikan adalah asistensi perbaikan Dokumen Andal, RKL dan RPL pada tanggal 18 Desember 2015 dengan hasil bahwa dokumen dikembalikan ke Pemrakarsa untuk perbaikan kembali sebelum diterbitkan Rekomendasi Kelayakan Lingkungan oleh Ketua Komisi Penilai Amdal DIY. Sejak pengembalian hingga saat ini dokumen perbaikan belum diterima oleh Sekretariat Komisi Penilai Amdal DIY. 11. Penilaian Dokumen Amdal Rencana Pengembangan Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta oleh Rumah Sakit Panti Rapih Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta terletak di Jalan Cik Di Tiro No. 30 Yogyakarta, direncanakan akan dibangun dan dikembangkan dengan sejumlah fasilitas. Rencana pengembangan Rumah Sakit Panti Rapih akan dilakukan dengan: (a) mengembangkan bangunan yang sudah ada; dan (b) membangun bangunan baru, yaitu poliklinik terpadu atau Instalasi Rawat Jalan Terpadu (IRJT), gedung administrasi, gedung pelayanan medik (LHK dan servis), gedung rumah duka, sumur air tanah dalam, water treatment, dan jalur hijau serta pemindahan area parkir. Luas lahan yang semula m2 akan diperluas dengan tambahan lahan IV-71

102 3.881 m2. Dilihat dari luas bangunannya, rumah sakit saat ini mempunyai luas m2 dan setelah pengembangannya akan menjadi sekitar m2, dengan demikian rencana kegiatan ini wajib memiliki Amdal. Rumah Sakit Panti Rapih mengajukan Permohonan Penilaian Dokumen Kerangka Acuan dan telah dilakukan penilaian oleh Tim Teknis Komisi Penilai Amdal DIY. Tahapan terakhir yang telah diselesaikan adalah Asistensi Perbaikan Dokumen KA pada tanggal 18 Desember 2015 dengan hasil bahwa dokumen dikembalikan ke Pemrakarsa untuk perbaikan kembali sebelum diusulkan untuk diterbitkan Persetujuan KA oleh Ketua Komisi Penilai Amdal DIY. Sejak pengembalian hingga saat ini hasil perbaikan dokumen belum diterima oleh Sekretariat Komisi Penilai Amdal DIY. 12. Penilaian Dokumen Addendum ANDAL, RKL-RPL Rencana Pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di Sewon, Bantul oleh Balai Pengelolaan Infrastruktur Sanitasi dan Air Minum Perkotaan (Balai PISAM) DPUP ESDM DIY Lokasi IPAL dan IPLT Sewon berada di Jalan Bantul KM 8, Desa Pendowoharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul.`Instalasi Pengolah Lumpur Tinja (IPLT) Sewon dibangun diatas lahan seluas m2 yang masih berada pada lokasi IPAL Sewon. IPLT Sewon ini dibangun dengan kapasitas 25 m3/hari dan melayani limbah dari pengurasan septiktank yang diangkut oleh truk tinja atau air limbah rumah tangga yang belum tersambung dengan jaringan pipa air limbah terpusat. Balai PISAMP mengajukan Permohonan Penilaian Dokumen Addendum ANDAL, RKL-RPL dan telah dilakukan penilaian oleh Tim Teknis Komisi Penilai Amdal DIY. Tahapan terakhir yang telah diselesaikan adalah Pembahasan Perbaikan Dokumen Addendum ANDAL, RKL-RPL pada tanggal 16 Desember 2015 dengan hasil bahwa dokumen dikembalikan ke pemrakarsa untuk perbaikan kembali sebelum diterbitkan Rekomendasi Kelayakan Lingkungan oleh Ketua Komisi Penilai Amdal DIY. Sejak pengembalian hingga saat ini dokumen perbaikan belum diterima oleh Sekretariat Komisi Penilai Amdal DIY. 1.2 Pemeriksaan UKL-UPL Pemeriksaan UKL- UPL Rencana Pembangunan Bendung dan Kelengkapannya dalam Rangka Peningkatan Bangunan Pengambilan Kamijoro oleh Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak. Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak berencana membangun bendung dan kelengkapannya untuk melindungi intake Kamijoro dan saluran irigasi agar fungsi jaringan dapat optimal. Lokasi kegiatan pembangunan bendung dan kelengkapannya berada di DAS Progo, membentang antara Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulon IV-72

103 Progo yaitu pada sisi timur sungai di Desa Triwidadi, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul dan sisi barat di Desa Tuksono, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo. Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak mengajukan Permohonan Pemeriksaan Dokumen UKL-UPL dan telah dilakukan pemeriksaan oleh Badan Lingkungan Hidup DIY. Tahapan terakhir yang telah diselesaikan adalah Pembahasan Perbaikan Dokumen UKL-UPL pada tanggal 27 November 2015 dengan hasil bahwa dokumen dikembalikan ke Pemrakarsa untuk perbaikan kembali sebelum diterbitkan Rekomendasi UKL-UPL oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup DIY. Dokumen perbaikan telah diserahkan kepada Badan Lingkungan Hidup DIY pada tanggal 21 Desember 2015 untuk selanjutnya dijadwalkan pembahasan perbaikannya. 2. Pembinaan Teknis Pelaksanaan Amdal, UKL-UPL dan DPL Badan lingkungan Hidup DIY tahun anggaran 2015 melalui Sub Bidang Kajian Lingkungan melakukan kegiatan pembinaan teknis pelaksanaan AMDAL (RKL-RPL), UKL-UPL dan DPL dengan cara diundang di Kantor BLH DIY. Dasar penentuan usaha dan atau kegiatan yang dilakukan pembinaan adalah hasil evaluasi baik pengawasan rutin, pembinaan pengelolaan limbah cair, udara dan B3, serta evaluasi hasil pelaporan dokumen lingkungan. Upaya ini dimaksudkan agar penanggungjawab usaha dan atau kegiatan melaksanakan ketentuan yang ada dalam dokumen lingkungan yang merupakan kesanggupan sekaligus kewajiban yang harus dilaksanakan penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan untuk mengantisipasi dampak-dampak yang muncul terhadap lingkungan sehingga lingkungan tetap terjaga dan berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Sebagai upaya lanjutan dalam memudahkan sistem pelaporan, Badan Lingkungan Hidup DIY juga merintis sistem informasi online pelaporan dokumen lingkungan, agar dalam pelaporan dokumen lingkungan lebih mudah, cepat dan tersimpan sebagai database dengan baik. Sistem pelaporan online tersebut kemudian dilakukan uji coba bersamaan dengan Bimbingan Teknis Penyusunan Laporan untuk mendapatkan masukan, saran untuk perbaikan sistem agar bisa dilaksanakan dengan baik dan mudah. Kegiatan Pembinaan Teknis Pelaksanaan AMDAL (RKL-RPL), UKL-UPL dan DPL dilakukan melalui mekanisme: 1. Pengembangan Sistem Informasi Pelaporan Dokumen Lingkungan; 2. Pembinaan Teknis Pelaksanaan Amdal, UKL-UPL; 3. Bimbingan Teknis Penyusunan Laporan Dokumen Lingkungan. Sasaran kegiatan Pembinaan Teknis Pelaksanaan AMDAL (RKL-RPL), UKLUPL dan DPL adalah sebagai berikut: 1. Pembinaan Teknis Pelaksanaan Amdal, UKL-UPL adalah Penanggungjawab usaha dan atau kegiatan hotel, industri dan pelayanan kesehatan sebanyak 90 usaha/ kegiatan di DIY. IV-73

104 2. Bimbingan Teknis Penyusunan Laporan Dokumen Lingkungan adalah Penanggungjawab usaha dan atau kegiatan hotel, industri dan pelayanan kesehatan sebanyak 120 usaha/ kegiatan di DIY. 2.1 Pengembangan Sistem Informasi Pelaporan Dokumen Lingkungan Dalam rangka pengembangan sistem informasi pelaporan dokumen lingkungan dilakukan kerja sama dengan CV. Terratama, Badan Lingkungan Hidup DIY membuat sistem informasi berbasis web dengan alamat akses sementara adalah Sistem informasi ini dapat diakses untuk semua pihak, namun untuk bisa masuk ke dalam sistem informasi ini dibatasi hanya pihak pihak yang terotoriter dan mempunyai hak akses. Perusahaan diberikan hak akses satu username untuk mengakses. Setelah dilaksanakan perancangan, Sistem Pelaporan RKL RPL Online ini sudah dilakukan ujicoba oleh Badan Lingkungan Hidup DIY pada tahun 2014 dengan cara sosialisasi dan ujicoba terhadap 80 usaha/ kegiatan yang terdiri dari industri, rumah sakit dan kegiatan pariwisata baik yang sudah rutin melaksanakan pelaporan maupun yang belum. Hasil evaluasi yang dilakukan Badan Lingkungan Hidup DIY dalam hal ini Subid Kajian Lingkungan, terdapat beberapa hal yang menjadi masukan dari perusahaan mengenai sistem informasi ini. Saran masukan yang masuk ke BLH DIY antara lain: 1. Tampilan dari sistem ini, masih membingungkan untuk user atau pengguna karena penempatan menu menu yang kurang menarik. 2. Menu menu yang disediakan belum termasuk laporan untuk limbah cair, udara dan limbah B3. Setelah sistem informasi/ aplikasi ini diujicoba pada tahun 2014 selanjutnya dilakukan pengembangan pada tahun 2015 dengan berbagai penambahan fitur seperti, fitur data pemantauan kualitas air, data pemantauan kualitas udara, data pemantauan kualitas limbah B3, penambahan fitur rekapitulasi dengan tampilan yang lebih mudah dipahami oleh penanggungjawab usaha dan atau kegiatan. Maksud dan Tujuan Maksud dari pekerjaan pengembangan sistem informasi dokumen lingkungan (Aplikasi Pelaporan RKL RPL Online) ini adalah mengembangkan sistem informasi dokumen lingkungan (Aplikasi Pelaporan RKL RPL Online) dengan penambahan fitur seperti, fitur data pemantauan kualitas air, data pemantauan kualitas udara, data pemantauan kualitas limbah B3, penambahan fitur rekapitulasi dan tampilan yang lebih mudah dipahami oleh penanggungjawab usaha dan atau kegiatan. IV-74

105 Tujuan Pengembangan Sistem Informasi Dokumen Lingkungan (Aplikasi Pelaporan RKL RPL Online) adalah: a) Untuk mendapatkan tampilan aplikasi yang mudah dipahami oleh penanggung jawab usaha dan atau kegiatan. b) Untuk mendapatkan fitur-fitur baru dan tambahan untuk penanggungjawab usaha dan atau kegiatan agar dapat melaporkan pelaksanaan RKL RPL setiap 6 (enam) bulan dengan tertib, rutin dan lebih cepat. Pelaksanaan Pengembangan Sistem Informasi Dokumen Lingkungan ini dimulai dengan Proses Persiapan yang meliputi: No Kegiatan 1 Inventarisasi Permasalahan Aplikasi Periode Sharing dengan Admin BLH DIY 3 Sharing dengan Pengguna Kabupaten/Kota Waktu 27 Maret April April April April April 2015 Hasil inventarisari dan sharing permasalahan dengan admin BLH dan admin kabupaten/ kota antara lain: 1. Menyepakati bentuk tampilan agar lebih mudah dipahami; 2. Menyepakati menu-menu yang akan tampil dalam Aplikasi hasil pengembangan; 3. Menyepakati ujicoba sistem aplikasi. Pelaksanaan pengembangan sistem pelaporan dokumen lingkungan online ini dirancang untuk memudahkan penangungjawab usaha dan atau kegiatan dalam melaksanakan pelaporan pelaksanaan RKL RPL periode 6 (enam) bulan sekali. Uji coba aplikasi ini dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta pada beberapa periode: No Kegiatan Ujicoba 1 Ujicoba Admin BLH dan BLH kabupaten/ kota 2 Ujicoba Perusahaan 2.2 Waktu Pelaksanaan April , 20, 21 Mei 2015 untuk sejumlah 120 perusahaan di DIY dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan Pembinaan Teknis Penyusunan Laporan Dokumen Lingkungan Bimbingan Teknis Penyusunan Pelaporan Dokumen Lingkungan Bimbingan Teknis Penyusunan Pelaporan Dokumen Lingkungan di laksanakan untuk mengetahui tingkat ketaatan pemrakarsa dalam melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan serta memberikan sosialisasi adanya sistem informasi pelaporan dokumen lingkungan secara online, sehingga pesertanya adalah usaha dan atau kegiatan yang belum rutin melaksanakan pelaporan. Jumlah sasaran sebanyak 120 usaha dan terbagi menjadi 3 gelombang dalam 3 hari. Bimbingan Teknis Penyusunan Pelaporan Dokumen Lingkungan dilaksanakan selama 3 hari, yaitu pada tanggal 19, 20, dan 21 Mei 2015 dengan sistem pemaparan, IV-75

106 diskusi dan praktek langsung untuk mencoba mengakses dan melakukan ujicoba pelaporan online dengan penanggungjawab usaha dan atau kegiatan. Adapun materi yang disampaikan pada ketiga hari tersebut adalah: 1. Implikasi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 terhadap Kewajiban Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Hidup oleh Drs. Atmaji Widi Susilo; 2. Pedoman Penyusunan Laporan Dokumen Lingkungan oleh Ir. Didik Sulistyo Putro, M.Si; 3. Pengenalan Sistem Pelaporan RKL RPL secara Online oleh Muchamad Rifqi Sultoni, SIP. Dari bimbingan teknis penyusunan laporan dokumen lingkungan disimpulkan beberapa hal antara lain: a) Penanggungjawab usaha dan atau kegiatan telah dibekali materi dan contoh pelaporan sehingga berkomitmen akan memulai melakukan pelaporan secara rutin dan mengikuti ketentuan penyusunan sesuai Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 45 Tahun b) Penanggungjawab usaha dan atau kegiatan menyambut baik adanya Sistem Informasi Pelaporan Dokumen Lingkungan secara online karena akan ada banyak efisiensi dan cepat serta laporan menjadi terarah. c) Perusahaan akan mencoba mempraktekan uji coba sistem informasi ini, namun perlu bimbingan lebih lanjut karena apabila hanya dilakukan dengan waktu 1 (satu) hari, proses inputing data perlu waktu tambahan. d) Kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pelaksanaan pelaporan sistem online ini yang berasal dari faktor internal antara lain: Masih sering terjadi error, misal sistem tidak dapat menyimpan input yang telah diupload oleh perusahaan. Data-data yang dipunyai perusahaan belum lengkap, termasuk data-data hasil pemantauan lingkungan. Permasalahan sumber daya berupa jaringan dan kelengkapannya sehingga akses internet terganggu dan tidak maksimal. Tidak ada petugas khusus yang menangani pengelolaan lingkungan di perusahaan, termasuk petugas pembuat laporan, kalaupun ada petugas sering ganti yang baru yang belum memiliki pengalaman sama sekali terhadap pekerjaan tersebut. 2.3 Pembinaan Teknis Pelaksanaan AMDAL, UKL-UPL Pembinaan Teknis Pelaksanaan AMDAL, UKL-UPL dilaksanakan pada 25 dan 26 Agustus 2015 terhadap 90 usaha dan atau kegiatan, setiap hari diikuti oleh 45 usaha selama 2 hari. Pembinaan Teknis Pelaksanaan Amdal, UKL UPL dilaksanakan selama 2 IV-76

107 hari dengan sistem pemaparan dan diskusi langsung dengan penanggung jawab usaha dan atau kegiatan. Adapun materi yang disampaikan adalah: 1. Perencanaan Pengelolaan Lingkungan Bagi Usaha/ Kegiatan oleh Drs. Atmaji Widi Susilo. 2. Kewajiban dan Teknis Pemantuan Lingkungan oleh Ir. Sri Lestari, M.Si. 3. Pedoman Penyusunan Laporan Dokumen Lingkungan oleh Ir. Didik Sulistyo Putro, M.Si. Dari Pembinaan Teknis Pelaksanaan Amdal, UKL-UPL yang dilaksanakan selama 2 hari tanggal 25 dan 26 Agustus 2015 disimpulkan beberapa hal antara lain: a) Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan telah dilaksanakan oleh penanggungjawab usaha dan atau kegiatan hanya ada beberapa yang belum melaksanakan pelaporan baik pelaporan limbah cair, pengelolaan B3 maupun laporan pelaksanaan dokumen setiap 6 bulan sekali. b) Adanya Sistem Informasi Pelaporan Dokumen Lingkungan secara online, penanggungjawab usaha dan atau kegiatan menyambut baik adanya Sistem Informasi secara online ini karena akan ada banyak efisiensi dan cepat serta laporan menjadi terarah. c) Kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pelaksanaan pengelolaan, pemantauan serta pelaporan ada beberapa hal antara lain: Kurangnya sumber daya manusia yang menangani pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Tidak ada petugas khusus yang menangani pengelolaan lingkungan di perusahaan, termasuk petugas pembuat laporan, kalaupun ada petugas sering ganti yang baru yang belum memliki pengalaman sama sekali terhadap pekerjaan tersebut. Manajemen perusahaan sering tidak mendukung pendanaan dan infastruktur untuk pengelolaan lingkungan. Pemerintah Daerah kurang pro aktif dalam pembinaan ke perusahaan, sehingga perlu penambahan frekuensi. IV-77

108 E. BIDANG PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN E.1 SUB BIDANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA 1. Rapat Koordinasi Program Langit Biru 1.1 Rapat Koordinasi Program Langit Biru (1) Deskripsi hasil kegiatan: Hari : Selasa Tanggal : 28 April 2015 Pukul : WIB - selesai Tempat : Ruang Rapat Kalpataru Lantai III BLH DIY, Jalan Tentara Rakyat Mataram Nomor 53 Yogyakarta. Jumlah peserta : 30 orang Unsur peserta : Aparatur Pemerintah DIY dan kabupaten/ kota, wakil Perguruan Tinggi dan LSM. Tujuan kegiatan : Untuk mengetahui progress (perkembangan) pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang sudah tertuang dalam matriks program langit biru. Materi : Paparan Program Langit Biru Tahun oleh Kabid Pengendalian Pencemaran Lingkungan BLH DIY. Kesimpulan penting: - Penjabaran kegiatan-kegiatan yang mendukung Program Langit Biru akan terus dilaksanakan oleh BLH DIY, diantaranya Pemantauan Udara Ambien, Pengujian Emisi gas Buang Kendaran Bermotor, Pemantauan Kualitas Udara dalam Ruangan, Pengujian Emisi Sumber Tidak Bergerak. 1.2 Rapat Koordinasi Program Langit Biru (2) Deskripsi Hasil Kegiatan: Hari : Jumat Tanggal : 9 Oktober 2015 Pukul : WIB - selesai Tempat : Ruang Rapat Kalpataru Lantai III BLH DIY, Jalan Tentara Rakyat Mataram Nomor 53 Yogyakarta. Jumlah Peserta : 30 orang Unsur Peserta : Pelaku Usaha, Aparatur Pemerintah DIY dan kabupaten/ kota, wakil Perguruan Tinggi dan LSM. Tujuan kegiatan : Untuk mengetahui progress (perkembangan) pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang sudah tertuang dalam matriks program langit biru. Materi : Pengendalian Pencemaran Udara oleh Kasubbid Pengendalian Pencemaran Udara BLH DIY. IV-78

109 Kesimpulan Penting: - BLH DIY senantiasa mendukung para pelaku usaha dan/ atau kegiatan dalam komitmennya terhadap pengelolaan lingkungan hidup, diantaranya Pemantauan Udara Ambien dan pengujian Emisi Sumber Tidak Bergerak khususnya dari Usaha dan/ atau kegiatan yang beroperasi di wilayah DIY. 1.3 Rapat Koordinasi Program Langit Biru (3) Deskripsi Hasil Kegiatan: Hari : Kamis Tanggal : 22 Oktober 2015 Pukul : 09.00WIB - selesai Tempat : Ruang Rapat Kalpataru Lantai III BLH DIY, Jalan Tentara Rakyat Mataram Nomor 53 Yogyakarta. Jumlah Peserta : 30 orang Unsur Peserta : Aparatur Pemerintah DIY dan Kabupaten/Kota, wakil Perguruan Tinggi, wakil swasta dan LSM. Tujuan kegiatan : Untuk mengetahui progress (perkembangan) pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang sudah tertuang dalam matriks program langit biru. Materi : Paparan Program Langit Biru sebagai Strategi Pengendalian Pencemaran Udara oleh Kabid Pengendalian Pencemaran Lingkungan BLH DIY. Kesimpulan Penting: - Bahwa Program Langit Biru merangkum kegiatan-kegiatan dari tiap stakeholder yang secara tidak langsung telah mendukung pelaksanaan Program Langit Biru yang dicanangkan oleh BLH DIY sebagai salah satu strategi dalam Pengendalian Pencemaran Udara di Wilayah DIY, baik dari sumber bergerak, tidak bergerak dan sumber lain seperti pembakaran sampah, orang merokok dan fenomena alam yang berdasarkan pada peraturan-peraturan yang telah ada dan berlaku. 1.4 Rapat Koordinasi Program Langit Biru (4) Deskripsi Hasil Kegiatan: Hari : Senin Tanggal : 7 Desember 2015 Pukul : 08.30WIB - selesai Tempat : Ruang Rapat Kalpataru Lantai III BLH DIY, Jalan Tentara Rakyat Mataram Nomor 53 Yogyakarta. Jumlah Peserta : 30 orang Unsur Peserta : Pelaku Usaha, Aparatur Pemerintah DIY dan kabupaten/ kota wakil Perguruan Tinggi dan LSM. IV-79

110 Tujuan kegiatan : Untuk mengetahui progress (perkembangan) pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang sudah tertuang dalam matriks program langit biru. Materi : Upaya Manajemen Lalu Lintas untuk Mengurangi Polusi Udara dari Sumber Bergerak Kendaraan Bermotor di Ruas dan Persimpangan Jalan DIY. Kesimpulan Penting: - Pengelolaan Lalu lintas di wilayah DIY sangat perlu dilakukan, baik manajemen dan rekayasa lalu lintas untuk mengoptimalkan penggunaan jaringan jalan dan gerakan lalu lintas dalam rangka menjamin keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan. 2. Rapat Koordinasi Program Perlindungan Lapisan Ozon Deskripsi Hasil Kegiatan: Hari : Kamis Tanggal : 19 Maret 2015 Pukul : WIB - selesai Tempat : Ruang Rapat Kalpataru Lantai III BLH DIY, Jalan Tentara Rakyat Mataram Nomor 53 Yogyakarta. Jumlah Peserta : 30 orang Unsur Peserta : Aparatur Pemerintah DIY dan kabupaten/ kota, dan Pusat Studi Lingkungan Hidup pada Perguruan Tinggi Negeri/ Swasta di DIY. Tujuan kegiatan : Mengevaluasi pelaksanaan program dan melihat peran serta instansi terkait yang tercantum dalam matriks program dalam perlindungan terhadap lapisan ozon. Materi : a. Perlindungan Lapisan Ozon, disampaikan oleh Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan BLH DIY; b. Hasil Pelaksanaan Program Perlindungan Lapisan Ozon (PLO) di DIY, oleh Kasubid Pengendalian Pencemaran Udara BLH DIY. Kesimpulan Penting: - Bahwa perlu adanya review terhadap Peraturan Gubernur Nomor 11 Tahun 2011 tentang Program perlindungan Lapisan Ozon di DIY, karena telah habis masa programnya pada tahun Secara keseluruhan hampir semua bengkel telah menggunakan refrigeran yang dianjurkan, hanya beberapa yang masih menggunakan refrigeran R-12 untuk tujuan perawatan. Selain itu perlunya sosialisasi yang berkelanjutan kepada semua pihak baik IV-80

111 aparat, pengusaha, maupun masyarakat tentang kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka perlindungan lapisan ozon. 3. Bimbingan Teknis Pelaku Usaha Deskripsi Hasil Kegiatan: Hari : Selasa Tanggal : 24 Maret 2015 Pukul : WIB - selesai Tempat : Ruang Kalpataru BLH DIY Jumlah Peserta : 30 orang Unsur Peserta : Pelaku usaha dari kegiatan perhotelan/ pariwisata, industri penambangan, industri gula dan rumah sakit. Tujuan kegiatan : Meningkatkan kepedulian dan peran serta dunia usaha dalam pengendalian pencemaran udara dari emisi sumber tidak bergerak. Materi : a. Pencemaran Udara dari Emisi Sumber Tidak Bergerak oleh Kepala BLH DIY; b. Hasil Uji Petik Emisi Sumber Tidak Bergerak Tahun 2014 oleh BLH DIY oleh Kabid Pengendalian Pencemaran BLH DIY; c. Pengendalian Emisi Gas dari Kegiatan Industri, Perhotelan dan Rumah sakit, oleh BBTKL-PP Yogyakarta; d. Mekanisme Pengendalian Bahan Perusak Ozon di Daerah oleh Asdep Mitigasi dan Perlindungan Fungsi Atmosfer KLHK RI; e. Penyampaian Informasi tentang Laboratorium Lingkungan yang terakreditasi, oleh Staf Subbid Pengendalian Pencemaran Udara BLH DIY. Kesimpulan Penting: - Diperlukan komunikasi dan koordinasi antara pelaku usaha dan pemangku kepentingan; - Sesuai hasil Pemantauan/ Uji Petik Emisi Cerobong oleh BLH DIY dapat diketahui bahwa kualitas emisi masih baik, ditandai dengan hasil uji yang masih dibawah baku mutu emisi sumber tidak bergerak; - Pelaku Usaha dan/ atau kegiatan baik dari Industri, Rumah Sakit maupun Perhotelan, wajib mengendalikan kualitas udara emisi dan memasang sarana pendukung pengambilan sampel emisi udara; IV-81

112 - Bahwa dampak dari kegiatan industri, perhotelan dan rumah sakit mengandung polutan yang bila tidak dikendalikan dapat membentuk polutan sekunder yang jika terakumulasi di atmosfer bumi dapat menjadi penyumbang dalam perusakan lapisan ozon. Pelaku Usaha tetap berkewajiban untuk melaksanakan swapantau sesuai dokumen RKL-RPL yang dimiliki dengan bekerja sama dengan laboratorium lingkungan yang telah terakreditasi, dan melaporkannya kepada Bupati/ Walikota melalui Insatansi Pengelola Lingkungan Hidup setempat. 4. Bimbingan Teknis Pemakaian Refrigeran Deskripsi Hasil Kegiatan : Hari : Selasa Tanggal : 19 Mei 2015 Pukul : WIB - selesai. Tempat : Ruang Rapat Kalpataru Lantai III BLH DIY, Jalan Tentara Rakyat Mataram Nomor 53 Yogyakarta. Jumlah Peserta : 30 orang Unsur Peserta : Teknisi Bengkel Servis AC/ Refrigerasi di wilayah DIY Tujuan kegiatan : Meningkatkan kepedulian dan peran serta teknisi-teknisi yang bergerak dalam bidang servising refrigerasi/ AC. Materi : a. Kebijakan Pengendalian Polusi dan Pencemaran Udara oleh Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan BLH DIY; b. Penjelasan Pelaksanaan Program Perlindungan Lapisan Ozon di DIY oleh Kasubbid Pengendalian Pencemaran Udara BLH DIY; c. Refrigeran Alternatif yang Ramah Lingkungan oleh Prajitno, Jurusan Teknik Mesin dan Industri Fakultas Teknik UGM; d. Teknik Recovery Refrigeran CFC/ HCFC dan Charging Refrigeran non CFC/ HCFC oleh Moch. Fahrudin, Asosiasi Pendingin dan Tata Udara Indonesia (APITU) DPD DIY; e. Penyampaian Hasil Pemantauan Penggunaan Refrigeran di DIY, oleh Staf Subbid Pengendalian Pencemaran Udara BLH DIY. Kesimpulan Penting: a. Peserta mengetahui dengan jelas refrigeran berbahan hidrokarbon merupakan refrigeran alternatif pengganti freon (CFC) yang lebih ramah lingkungan karena IV-82

113 lebih Hemat Energi, Lebih Irit Ramah Lingkungan (Non-CFC, Non- HFC), Awet Mesin (kerja kompresor ringan), dan Memenuhi Persyaratan International. b. Peserta mengerti dan memahami proses-proses yang terjadi dalam penanganan servis refrigerasi, yaitu recovery (memindahkan ke tampungan sementara), recycling (memisahkan dari kotoran) dan recharging (meingisikan kembali ke dalam sistem). c. Hampir seluruh peserta aktif dalam mengikuti materi Bimtek, baik teori maupun saat praktek. d. Perlunya pembinaan berkelanjutan kepada bengkel-bengkel Servis AC/ Refrigerasi. Sosialisasi terkait dengan penggunaan refrigeran/ bahan pendingin juga perlu dilakukan kepada masyarakat umum. 5. FGD Revisi SK Gubernur No. 176 Tahun FGD Revisi SK Gubernur No. 176 Tahun 2003 (1) Deskripsi Hasil Kegiatan : Hari : Kamis Tanggal : 25 Juni 2015 Pukul : WIB - selesai Tempat : Ruang Kalpataru BLH DIY Jumlah Peserta : 40 orang Unsur Peserta : Aparatur Pemerintah DIY dan kabupaten/ kota, dan Pusat Studi Lingkungan Hidup pada Perguruan Tinggi Negeri/ Swasta di DIY dan wakil dari beberapa Pelaku usaha. Tujuan kegiatan : Mensosialisasikan salah satu parameter pencemar udara yaitu Kebauan kepada Aparat Pemerintah bahwa terdapata beberapa usaha dan/ atau kegiatan yang berpotensi tinggi menghasilkan Bau dari proses produksinya. Materi : a. Baku Tingkat Getaran, Kebisingan dan Kebauan di Daerah Istimewa Yogyakarta SK Gubernur No. 176 Tahun 2003; b. Kebauan dari tinjauan Akademisi, Fakultas MIPA UGM. Kesimpulan Penting: a. Aparat pemerintah hendaknya mengetahui dan paham akan permasalahan kebauan yang ditimbulkan dari Pelaku Usaha dan/ atau kegiatan baik dari Industri, Rumah Sakit, Perhotelan, maupun industri kecil/ rumahan; b. Lembaga tekns daerah yang berhubungan dengan pelaku usaha dan/ atau kegiatan hendaknya selalu membina Pelaku Usaha agar tetap berkewajiban untuk melaksanakan swapantau sesuai dokumen RKL-RPL yang dimiliki dengan bekerja sama dengan laboratorium lingkungan yang telah terakreditasi, dan melaporkannya kepada Bupati/ Walikota melalui Insatansi Pengelola Lingkungan Hidup setempat. IV-83

114 5.2 FGD Revisi SK Gubernur No. 176 Tahun 2003 (2) Deskripsi Hasil Kegiatan : Hari : Selasa Tanggal : 21 September 2015 Pukul : WIB - selesai Tempat : Ruang Kalpataru BLH DIY Jumlah Peserta : 40 orang Unsur Peserta : Pelaku usaha dari kegiatan perhotelan/ pariwisata, industri penambangan, industri gula dan rumah sakit. Tujuan kegiatan : Menjaring aspirasi dan mensosialisasikan salah satu parameter pencemar udara yaitu kebauan kepada Pelaku usaha dan/ atau kegiatan yang berpotensi tinggi menghasilkan bau dari proses produksinya. Materi : a. Keputusan Gubernur No. 176 Tahun 2003 tentang Baku Tingkat Getaran, Kebisingan dan Kebauan DIY, Balai Hiperkes dan KK DIY; b. Kebauan dari tinjauan Akademisi, Fakultas MIPA UGM. Kesimpulan Penting: a. Pelaku Usaha dan/ atau kegiatan baik dari Industri, Rumah Sakit, Perhotelan, maupun industri kecil/ rumahan wajib mengendalikan kualitas udara emisi khususnya udara ambien dan kebauan; b. Pelaku Usaha tetap berkewajiban untuk melaksanakan swapantau sesuai dokumen RKL-RPL yang dimiliki dengan bekerja sama dengan laboratorium lingkungan yang telah terakreditasi, dan melaporkannya kepada Bupati/ Walikota melalui Insatansi pengelola Lingkungan Hidup setempat. 5.3 FGD Revisi SK Gubernur No. 176 Tahun 2003 (3) Deskripsi Hasil Kegiatan : Hari : Rabu Tanggal : 28 Oktober 2015 Pukul : WIB - selesai Tempat : Ruang Kalpataru BLH DIY Jumlah Peserta : 40 orang Unsur Peserta : Aparatur Pemerintah DIY dan kabupaten/ kota, dan Pusat Studi Lingkungan Hidup pada Perguruan Tinggi Negeri/ Swasta di DIY dan wakil dari beberapa Pelaku usaha. Tujuan kegiatan : Menyajikan hasil sementara penyusunan Kajian Kebauan kepada Aparat Pemerintah dan pelaku usaha, membahas dan menjaring kritik dan saran terhadap kajian yang sedang IV-84

115 dilaksanakan. Materi : a. Kajian Kebauan Tahun 2015, CV. Karya Sejati; b. Penyampaian Data Isian Informasi Umum dan Pelaporan Kegiatan Pemantauan Kualitas Udara untuk usah dan/ atau kegiatan yang berpotensi menghasilan emisi dan kebauan. Kesimpulan Penting: a. Salah satu yang terpenting dalam kajian Kebauan adalah pengambilan sampel primer yaitu pengambilan sampel uji kebauan minimal di 3 titik, yaitu satu titik di tapak perusahaan, dan 2 titik di sekitar kegiatan usaha (di permukiman sekitar). Dan hali ini harus segera dilaksanakan sebagai pendukung analisis dalam kajian kebauan. b. Badan Lingkungan Hidup di kabupaten/ kota hendaknya selalu membina dan mengingatkan Pelaku Usaha agar tetap melaksanakan swapantau kualitas udara ambien termasuk uji kebauan dengan bekerja sama dengan laboratorium lingkungan yang telah terakreditasi, dan melaporkannya kepada Bupati/ Walikota melalui Insatansi pengelola Lingkungan Hidup setempat. 5.4 FGD Revisi SK Gubernur No. 176 Tahun 2003 (4) Deskripsi Hasil Kegiatan: Hari : Jumat Tanggal : 4 Desember 2015 Pukul : WIB - selesai Tempat : Ruang Kalpataru BLH DIY Jumlah Peserta : 40 orang Unsur Peserta : Pelaku usaha dari kegiatan perhotelan/ pariwisata, industri penambangan, industri gula dan rumah sakit. Tujuan kegiatan : Membahas hasil kajian kebauan secara mendalam terkait parameter pencemar udara yaitu Kebauan kepada Pelaku usaha dan/ atau kegiatan yang berpotensi tinggi menghasilkan Bau dari proses produksinya. Materi : a. Kebauan, Dr. Eko Sugiharto; b. Pembahasan Draft Kajian Kebauan, Dr. Nurul Hidayat Aprilita. Kesimpulan Penting: a. Diharapkan dari kajian kebauan yang telah tersusun, maka dapat ditindaklanjuti dengan penyusunan draft baku tingkat kebauan yang berdasarkan jenis kegiatan/ usaha yang berada di wilayah DIY; IV-85

116 b. Perlu diperhatikan, apakah penyusunan draft baku tingkat kebauan akan berdiri sendiri atau disusun dalam peraturan yang sama dengan baku tingkat getaran dan kebisingan, seperti SK Gubernur sebelumnya (SK Gubernur Nomor 176 Tahun 2003). 6. Pemantauan Kualitas Udara Ambien Metode Aktif Periode 6.1 Pemantauan Kualitas Udara Ambien Metode Aktif Periode I Deskripsi Hasil Kegiatan : Waktu Pemantauan : Maret 2015 Tujuan kegiatan : Untuk mengetahui status kualitas udara ambien di wilayah DIY Obyek Pemantauan : a. Lokasi Roadside: A. Depan Ruko Bayeman, Jl. Wates Yogyakarta B. Depan Kantor Kecamatan Jetis, Jl. P. Diponegoro Yogyakarta C. Depan Ruko Janti, Jl. Laksda Adisutjipto, Sleman D. Depan Kantor Stasiun TVRI, Jl. Magelang Yogyakarta E. Depan Pizza Hut, Jl. Jend. Sudirman Yogyakarta F. Depan Mirota, Jl. Godean Bantul G. Depan Hotel Matahari, Jl. Parangtritis Yogyakarta H. Depan Hotel Shapir, Jl. Laksda Adisutjipto Yogyakarta I. Depan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta J. Depan Kampus STTL, Jl. Gedongkuning Bantul K. Depan Pasar Beringharjo, Jl. Malioboro Yogyakarta L. Depan Mirota Kampus, Jl. C Simanjuntrak Yogyakarta M. Depan Pasar Sepeda, Jl. Menteri Supeno Yogyakarta N. Depan Toko Besi, Perempatan Dongkelan Selatan Ring Road, Jl.Bantul, Bantul O. Depan bekas Kantor Merapi Golf, Jl. Kaliurang Km 6,4 Sleman P. Depan GKBI Medari, Jl.Magelang, Sleman Q. Simpang empat Denggung,Beran, Jl.Magelang Sleman R. Simpang empat Ngeplang, Sentolo,Kulon Progo S. Simpang tiga Toyan Wates, Kulon Progo T. Simpang lima Karangnongko Wates, Kulon Progo U. Simpang tiga Terminal Wates, Kulon Progo V. Simpang empat Wojo, Jl.Imogiri Barat, Bantul W. Simpang empat Druwo,Jl.Parangtritis, BAntul X. Perempatan Gose, Jl. Bantul, Bantul Y. Depan Kampus UPN Veteran Ring Road Utara Sleman Z. Depan Kecamatan Pathuk, Wonosari, Gunungkidul IV-86

117 AA. Perempatan Gading, Wonosari, Gunungkidul BB. Simpang Empat, Siyono, Wonosari, Gunungkidul CC. Terminal Wonosari, Gunungkidul DD. Perempatan RSUD Wonosari, Gunungkidul b. Lokasi sekitar Industri: 1. 5 lokasi sekitar PT Yogyatek, Yogyakarta 2. 5 lokasi sekitar PC GKBI Medari, Sleman 3. 5 lokasi sekitar PT Aneka Sinendo, Kulonprogo 4. 5 lokasi sekitar PG Madukismo, Bantul Laboratorium Penguji : Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja & Dinas Nakertrans DIY Parameter yang dipantau : NO 2, SO 2, CO, HC, O 3, PM 10, Pb, Kebisingan Penyelenggara : Subbid Pengendalian Pencemaran Udara Kesimpulan Penting: 1. Dari pemantauan kualitas udara Tahun 2015 dengan metode aktif di 30 lokasi pemantauan periode pertama, terdapat parameter yang telah melampaui baku Mutu Udara Ambien adalah parameter Kebisingan, terutama di lokasi sekitar jalan raya. 2. Kualitas udara untuk Industri dilakukan di lokasi pabrik PG Madu Baru, PT Yogyatek, PT. Aneka Sinendo dan PC GKBI Medari. Analisis kualitas udara pada industri ini dinilai dari indikator O 3, HC, PM10, Pb, SO 2, NO 2, dan Kebisingan, dimana secara keseluruhan konsentrasi masing-masing masih dibawah baku mutu. 3. Secara umum hampir semua parameter kualitas udara ambien yang tercatat masih memenuhi baku mutu, namun tetap perlu kewaspadaan terhadap kemungkinan kenaikan konsentrasi. 6.2 Pemantauan Kualitas Udara Ambien Metode Aktif Periode II Deskripsi Hasil Kegiatan: Waktu Pemantauan : September 2015 Tujuan kegiatan : Untuk mengetahui status kualitas udara ambien di wilayah DIY Obyek Pemantauan : a. Lokasi Grid: G1. Perum Nogotirto II RT. III F, Nogotirto, Gamping, Sleman G2. Depan Rumah Bapak Santosa RT. 15 RW.9, Kragilan, Sinduadi, Mlati G3. Fakultas Teknik UGM, Yogyakarta G4. Asrama Susteran Cabang Gejayan G5. Perumahan Fakultas Teknik UGM, Seturan, Caturtunggal, Sleman G6. Halaman Dinas Kimpraswil, Jl. Solo KM 6 (perempatan Janti) G7. Depan Hotel Saphir, Jl. Laksda Adisucipto, Yogyakarta G8. Jl. Sabirin No. 22 Kotabaru, Yogyakarta IV-87

118 G9. Kompleks Makam Tompeyan, Yogyakarta G10. Bendung Sukunan, Banyuraden, Gamping, Sleman G11. Depan Rumah Bpk. Slamet RT 07, RW 25, Sonopakis, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul G12. Depan Rumah Bpk. Hadi Santosa RT 08, RW 2, Serangan, Notoprajan, Ngampilan, Yogyakarta G13. Depan Asrama Rohadi Oesman/ Kalimantan Barat, Jl. Bintaran Tengah, Yogyakarta G14. Depan Rumah Bpk. Setyo Utomo RT 41 RW 11, Kusumanegara, Mujamuju, Yogyakarta G15. Depan Rumah Bpk. Wardani RT 6 RW 24, Wonocatur No. 60B, Banguntapan, Bantul G16. Utara AMP PB Suradi, Pinggir Ring Road Selatan, Bantul G17. Samping Rumah Dinas Pengadilan Negeri, Jl. Gambiranom, Yogyakarta G18. Jl. Kalijogo, Gg. Ampel RT 60 RW 16 Brontokusuman, Karanganyar, Mergangsan, Yogyakarta G19. Joglo Boxing Premier Camp, Jl. Bantul No. 95, KM 3 G20. Dusun Tersan, Nirmolo, Kasihan, Bantul G21. Kompleks Makam Trah Semangun, Pule, Sembungan, Sempu, Bangunjiwo, Bantul G22. Utara SD Inpres Sawit, Kweni, Panggungharjo, Sewon, Bantul G23. Depan Rumah Ibu Yumiati, Jl. Imogiri KM 6 Bantul G24. RT 06 Pedukuhan 6 Dusun Ngebleng, Tamanan, Banguntapan, Bantul G25. RT 02 RW 15 Dusun Balong Lor, Potorono, Banguntapan, Bantul b. Lokasi Roadside: A. Depan Kantor Kecamatan Jetis, Jl. P. Diponegoro Yogyakarta B. Depan Ruko Janti, Jl. Laksda Adisutjipto, Sleman C. Depan Kantor Stasiun TVRI, Jl. Magelang Yogyakarta D. Depan Pizza Hut, Jl. Jend. Sudirman Yogyakarta E. Depan Mirota, Jl. Godean Bantul F. Depan Hotel Shapir, Jl. Laksda Adisutjipto Yogyakarta G. Depan Kampus STTL, Jl. Gedongkuning Bantul H. Depan Mirota Kampus, Jl. C Simanjuntrak Yogyakarta I. Depan Toko Besi, Perempatan Dongkelan Selatan Ring Road, Jl.Bantul, Bantul J. Depan bekas Kantor Merapi Golf, Jl. Kaliurang Km 6,4 Sleman K. Simpang empat Denggung,Beran, Jl.Magelang Sleman L. Simpang empat Ngemplang, Sentolo,Kulon Progo M. Simpang tiga Toyan Wates, Kulon Progo IV-88

119 N. Simpang lima Karangnongko Wates, Kulon Progo O. Simpang tiga Terminal Wates, Kulon Progo P. Simpang empat Wojo, Jl.Imogiri Barat, Bantul Q. Simpang empat Druwo,Jl.Parangtritis, Bantul R. Perempatan Gose, Jl. Bantul, Bantul S. Depan Kampus UPN Veteran Ring Road Utara Sleman T. Depan Kecamatan Pathuk, Wonosari, Gunungkidul U. Perempatan Gading, Wonosari, Gunungkidul V. Simpang Empat, Siyono, Wonosari, Gunungkidul W. Terminal Wonosari, Gunungkidul X. Perempatan RSUD Wonosari, Gunungkidul Laboratorium Penguji : Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja & Dinas Nakertrans DIY Parameter yang dipantau : NO 2, SO 2, CO, HC, O 3, PM 10, Pb Penyelenggara : Subbid Pengendalian Pencemaran Udara Kesimpulan Penting: 1. Dari pemantauan kualitas udara Bulan Agustus Tahun 2015 dengan metode aktif di 50 lokasi pemantauan, terdapat parameter yang telah melampaui baku Mutu Udara Ambien adalah parameter Kebisingan. 2. Secara umum hampir semua parameter kualitas udara ambien yang tercatat masih memenuhi baku mutu, namun tetap perlu kewaspadaan terhadap kemungkinan kenaikan konsentrasi. 3. Secara keseluruhan hasil ISPU dengan parameter PM.10, CO, O 3, SO 2 menghasilkan perhitungan kualitas udara yang baik/ sehat (skor 30) dengan parameter dominan PM Dari 20 lokasi pemantauan kualitas udara di Daerah Istimewa Yogyakarta, dapat disimpulkan: - Indeks Standar Pencemar Udara : 30 - Kualitas Udara : Sehat/ Baik - Parameter Dominan : PM 10 Dengan demikian, kondisi kualitas udara di DIY, pada Tahun 2015 dapat diindikasikan masuk kategori sehat dengan parameter PM 10 yang paling dominan. Dominasi parameter PM 10 ini relevan dengan kondisi parameter kebisingan yang sebagian besar telah melebihi baku mutu. Sehingga, dapat diasumsikan bahwa sumber pencemar udara, di D.I. Yogyakarta berasal dari polusi kendaraan bermotor dan tidak menutup kemungkinan berasal dari pembangunan hotel-hotel di kawasan Perkotaan Yogyakarta. IV-89

120 7. Pengujian Emisi Sumber Bergerak Kendaraan Bermotor Deskripsi Hasil Kegiatan : Waktu Uji Petik : April 2015 Obyek Uji Petik : Pengguna Kendaraan Bermotor di wilayah DIY Lokasi Uji Petik : 1. SMK 2 Pengasih Kabupaten Kulon Progo 2. Pasar Tlagareja Kabupaten Sleman 3. Halaman Kampus LPP Yogyakarta 4. Halaman Gedung Pyramid Jalan Parangtritis Kabupaten Bantul 5. Rest Area Bunder Kabupaten Gunungkidul Pelaksana Kegiatan : Unsur dari BLH DIY, Polres kabupaten/ kota di DIY, PPEJ, BLH/ KLH/ Kapedal kabupaten/ kota, dan Dinas Perhubungan Kominfo kabupaten/ kota. Parameter : CO dan HC (untuk bahan bakar bensin) dan Opasitas (bahan bakar solar). Penyelenggara : Subbid Pengendalian Pencemaran udara Tujuan kegiatan : Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pengendalian pencemaran udara terutama yang bersumber dari emisi kendaraan bermotor. Kesimpulan Penting : a. Dari hasil uji petik diperoleh sebanyak 2621 kendaraan bermotor. Dari 2621 kendaraan bermotor yang diuji baik roda 2 maupun roda 4, ( %) sampel dinyatakan lulus uji emisi karena memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan yaitu sesuai dengan Pergub No. 39 Tahun 2010 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Sumber Bergerak Kendaraan Bermotor dan sisanya sebesar (19,80%) dinyatakan tidak lulus. 8. Pemantauan Kualitas Udara Dalam Ruangan Deskripsi Hasil Kegiatan: Waktu : November 2015 Lokasi : 2 (dua) Ruang Kerja di Kantor Pelayanan Masyarakat di 5 Kabupaten/Kota di Wilayah DIY Pelaksana Kegiatan : BLH DIY, Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja, dan Dinas Nakertrans DIY Parameter : Kebisingan, Debu, Iklim, NO 2, SO 2, CO, H 2 S, dan NH 3. Kesimpulan Penting: a. Hasil pengukuran gas SO 2, NO 2, CO, NH 3, H 2 S, kebisingan, debu dan iklim kerja di 10 titik terukur semuanya masih menunjukkan dibawah Nilai Ambang Batas IV-90

121 menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/MENKES/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, artinya kondisi udara dalam ruang tersebut masih sangat mendukung untuk karyawan dapat bekerja secara aman nyaman dan produktif, tanpa ada gangguan kesehatan untuk bekerja terus-menerus selama 8 jam sehari. b. Mengingat udara dalam ruang sangat dipengaruhi udara ambien, maka upaya-upaya yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas udara ambien masih tetap perlu didukung terus. Pemantauan udara dalam ruangan IV-91

122 E.2 SUB BIDANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR, TANAH DAN B3 1. PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR, TANAH DAN B3 1.1 Rapat Kerja Prokasih/ Superkasih Rapat kerja Prokasih diselenggarakan dua belas kali, dan terbagi menjadi tiga sesi, yaitu raker dengan masyarakat, raker dengan pelaku usaha dan raker dengan institusi pemerintah daerah yang penyelenggaraannya adalah seperti berikut: Rapat Kerja Prokasih peserta Masyarakat Dilaksanakan delapan kali sebagai berikut: No Tanggal Pelaksanaan Peserta 1 6 April 2015 Akademisi (mahasiswa) 2 11 April 2015 Masyarakat dan forum peduli sungai di sekitar Sungai Winongo 3 21 April 2015 Masyarakat dan forum peduli sungai di seluruh DIY 4 27 April 2015 Masyarakat dan forum peduli sungai di sekitar Sungai Gajahwong 5 20 Agustus 2015 Masyarakat 6 30 Agustus 2015 Masyarakat pengrajin batik 7 8 Oktober 2015 Masyarakat dan forum peduli sungai di sekitar Sungai Code 8 12 November 2015 Akademisi (mahasiswa) Rapat Kerja Prokasih peserta Pelaku Usaha Diselenggarakan tiga kali sebagai berikut: No Tanggal Pelaksanaan Peserta 1 21 Agustus 2015 Pelaku kegiatan/ usaha bidang industri, kesehatan dan pariwisata di DIY 2 24 Agustus 2015 Pelaku kegiatan/ usaha bidang industri, kesehatan dan pariwisata di DIY 3 29 Agustus 2015 Pelaku kegiatan/ usaha bidang industri, kesehatan dan pariwisata di DIY Rapat Kerja Prokasih peserta Institusi Diselenggarakan pada tanggal 4 November 2015, Peserta yang hadir dari instansi pemerintah daerah DIY dan kabupaten/ kota terutama dari Dinas Lingkungan Hidup, BAPPEDA, Dinas Kesehatan, Dinas Pariwisata, Dinas Perindustrian. 1.2 Pembinaan Pengendalian Pencemaran Air dan B3 Pengendalian Pencemaran air dan B3 meliputi dua kali pembinaan pengendalian pencemaran air, dua kali pembinaan teknis B3 dan workshop B3 sebagaimana tabel berikut: No Tanggal Pelaksanaan Kegiatan Tujuan Peserta 1 22 Juni 2015 Pembinaan PPA Membina pelaku usaha penghasil limbah agar Penanggungjawab usaha/ kegiatan di DIY 2 26 Juni 2015 Pembinaan PPA memperhatikan kualitas limbah yang dihasilkan untuk meminimalkan pencemaran air Penanggungjawab usaha/ kegiatan di DIY IV-92

123 No Tanggal Pelaksanaan Kegiatan Tujuan Peserta 3 18 Mei 2015 Bimtek B3 Sosialisasi peraturan pengelolaan Limbah B3 yang penanggungjawab usaha/ kegiatan di DIY 4 19 Mei 2015 Bimtek B3 baru : PP 101 tahun 2014 pada pelaku usaha penanggungjawab usaha/ kegiatan di DIY 5 20 Mei 2015 workshop B3 Sosialisasi peraturan pengelolaan Limbah B3 yang baru : PP 101 tahun 2014 pada instansi Instansi pemda DIY dan kabupaten/ kota 1.3 Penyusunan Dokumen Kajian Daya Tampung Sungai i. Tujuan Tujuan penyusunan Kajian Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai Code adalah mengetahui jumlah zat pencemar yang dapat ditampung oleh Sungai Code, sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pemberian izin pembuangan limbah cair perusahaan/ kegiatan ke Sungai Code. ii. Pelaksana BLH DIY bekerjasama sama dengan CV. Reka Kusuma Buana yang beralamat di Jogahan, Bumirejo, Lendah, Kulonprogo. iii. Nilai Kontrak Nilai Kontrak untuk penyusunan Kajian Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai ini adalah Rp , Bantuan IPAL Komunal a) Tujuan Bantuan IPAL Komunal diberikan kepada kelompok warga yang kesulitan dalam pengolahan limbah domestik rumah tangga terutama di daerah yang padat penduduk, sehingga dengan adanya IPAL Komunal ini diharapkan kualitas air buangan limbah domestik dapat lebih baik sehingga mengurangi pencemaran air sungai. b) Pelaksana dan Nilai Kontrak CV. Prastama Mulya beralamat di Dlaban, Sentolo, Kulon Progo dengan nilai kontrak Rp ,00. IPAL dibangun di RT 15,16 Dusun Banyumeneng, Desa Banyuraden, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman CV. Bintang Selatan beralamat di Dk.Sawahan RT 003 RW 000 Kel. Sumberagung, Kec. Jetis, Bantul dengan nilai kontrak Rp ,00. IPAL dibangun di RT 7 Dusun Grojogan, Desa Wirokerten, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul. IV-93

124 c) Sosialisasi Pembangunan IPAL Komunal Dalam proses pembangunan IPAL komunal, diperlukan peran serta masyarakat, khususnya rumah tangga yang nantinya akan menyambungkan saluran septic tank nya ke jaringan IPAL Komunal. Warga perlu mendapatkan pemahaman tentang IPAL yang sedang dibangun. Sosialisasi dilaksanakan dua kali yaitu: - Tanggal 5 November2015 untuk warga Dusun Grojogan, Wirokerten, Banguntapan, Bantul. - Tanggal 12 November 2015 untuk warga Dusun Banyumeneng, Banyuraden, Gamping, Sleman. 1.5 Penyusunan (Raperda) Rancangan Peraturan Daerah Baku Mutu Limbah Cair Pada tahun 2014, BLH DIY telah menyusun Naskah Akademik Raperda Baku Mutu Limbah Cair. Pada tahun 2015 ini, Naskah Akademik tersebut diproses lebih lanjut agar dapat segera disahkan menjadi Peraturan Daerah. Dalam rangka penyusunan raperda baku mutu limbah cair tersebut, dilaksanakan tiga kali forum penyerapan aspirasi dan satu kali workshop dengan waktu pelaksanaan sebagai berikut: No Tanggal Pelaksanaan Kegiatan Tujuan Peserta forum penyerapan aspirasi raperda BMLC forum penyerapan aspirasi raperda BMLC forum penyerapan aspirasi raperda BMLC workshop raperda BMLC menjaring masukan untuk raperda baku mutu limbah cair yang sedang disusun menjaring masukan untuk raperda baku mutu limbah cair yang sedang disusun menjaring masukan untuk raperda baku mutu limbah cair yang sedang disusun kompilasi masukan raperda baku mutu limbah cair yang diperoleh dari forum penyerapan aspirasi pelaku usaha dan Instansi LH kabupaten/ kota pelaku usaha dan Instansi LH kabupaten/ kota pelaku usaha dan Instansi LH kabupaten/ kota Instansi pemda DIY dan kabupaten/ kota 1.6 Monitoring dan Evaluasi Kegiatan PPSP a) Tujuan Monitoring dan Evaluasi Kegiatan PPSP Badan Lingkungan Hidup tergabung dalam Pokja Sanitasi DIY bersama-sama dengan SKPD lain untuk meningkatkan akses dan pelayanan sanitasi di DIY. BLH berperan dalam bidang monitoring dan evaluasi bertugas memantau pelaksanaan program sanitasi di kabupaten/ kota sesuai dengan SSK (Strategi Sanitasi kabupaten/ kota) yang telah disusun sebelumnya. IV-94

125 b) Pelaksanaan Monev PPSP Dalam melaksanakan tugasnya di bidang monev, BLH DIY mengadakan kunjungan ke Pokja Sanitasi kabupaten/ kota untuk mensinkronkan pelaksanaan program sanitasi sesuai dengan SSK yang telah disusun, terlebih lagi pada tahun 2015 ini ada pembaharuan SSK. BLH DIY juga menyelenggarakan Workshop Monev PPSP yang diadakan pada tanggal 25 Juni 2015 dengan peserta Pokja Sanitasi DIY yang terdiri dari BAPPEDA, Dinas Kesehatan, Dinas PUP-ESDM, BLH, dan DPPKA serta Pokja Sanitasi kabupaten/ kota. 1.7 Pemantauan Kualitas Air Sungai, Air Laut dan Air Sumur Pemantauan Kualitas Air Sungai Waktu pelaksanaan : Bulan Februari, Juni dan September Lokasi pemantauan : Sungai Winongo, Code, Gajahwong, Kuning, Konteng, Tambakbayan, Bedog, Oyo, Belik, Bulus. Laboratorium Penguji : BPIPBPJK, Dinas PUP-ESDM DIY. Hasil Pemantauan: a. Berdasarkan Indeks pencemaran (IP), di Sungai Code tergolong cemar ringan hingga cemar berat, dengan nilai indeks pencemaran 4, ,1511 dengan nilai tertinggi berada di titik C-2 (Jembatan Ngentak, Sariharjo, Ngaglik, Sleman) pada bulan September. b. Berdasarkan penilaian status mutu air dengan metode storet pada delapan titik pantau di Sungai Code memiliki skor nilai antara -94 hingga -118 ( -31), hal ini menunjukkan bahwa seluruh titik pantau di Sungai Code termasuk cemar berat. Lokasi titik pantau paling tercemar adalah di C-4 (Jembatan Sayidan, Yogyakarta), dengan parameter yang melebihi baku mutu diantaranya bakteri coliform, bakteri coli tinja, Oksigen Terlarut (DO), BOD, klorin bebas, nitrit, sulfida, deterjen, fenol, minyak lemak, kadmium, dan seng. c. Berdasarkan Indeks pencemaran (IP), di Sungai Gajahwong tergolong cemar ringan hingga cemar berat, dengan nilai indeks pencemaran 3,7463 hingga 10,2839 dengan nilai tertinggi berada di G-2 (Jem batan Pelang, Condongcatur Depok, Sleman) pada bulan Februari. d. Berdasarkan penilaian status mutu air dengan metode storet pada delapan titik pantau di Sungai Gajahwong memiliki skor nilai antara -88 hingga -102 ( -31), hal ini menunjukkan bahwa seluruh titik pantau di Sungai Gajahwong termasuk cemar berat. Lokasi titik pantau paling tercemar adalah di titik G-4 (Jembatan Muja-muju Yogyakarta) dengan parameter yang melebihi baku mutu diantaranya BOD, COD, nitrit, sulfida, detergen, minyak dan lemak, cadmium, tembaga, koli tinja dan total koli. IV-95

126 e. Berdasarkan Indeks pencemaran (IP), di Sungai Bedog tergolong cemar sedang hingga cemar berat, dengan nilai indeks pencemaran 5,0034 hingga 11,6274 dengan nilai tertinggi berada di B-2 (Jembatan Gamping, Sleman) pada bulan Februari. f. Berdasarkan penilaian status mutu air dengan metode storet pada empat titik pantau di Sungai Bedog memiliki skor nilai antara -90 hingga -143 ( -31), hal ini menunjukkan bahwa seluruh titik pantau di Sungai Bedog termasuk cemar berat. Lokasi titik pantau paling tercemar adalah di titik B-4 (Jembatan Pijenan Gesikan Bantul) dengan parameter yang melebihi baku mutu diantaranya BOD, COD, klorin bebas, nitrit, sulfida, deterjen, fenol, fosfat, minyak dan lemak, kadmium, tembaga, timbal, bakteri koli tinja dan bakteri total koli. Lokasi titik pantau paling yang juga tercemar adalah B-5 (Tempuran Bedog-Progo) dengan parameter yang melebihi baku mutu diantaranya DO, BOD, COD, klorin bebas, nitrit, sulfida, deterjen, fenol, fosfat, minyak dan lemak, kadmium, tembaga, warna, timbal, bakteri koli tinja dan bakteri total koli. g. Berdasarkan Indeks pencemaran (IP), di Sungai Tambakbayan tergolong cemar ringan hingga cemar berat, dengan nilai indeks pencemaran 4,2079 hingga 12,7955 dengan nilai tertinggi berada di Dusun Plosokuning, Ngaglik, Sleman (TB-1) pada bulan Februari. h. Berdasarkan penilaian status mutu air dengan metode storet pada empat titik pantau di Sungai Tambakbayan memiliki skor nilai antara -84 hingga -105 ( -31), hal ini menunjukkan bahwa seluruh titik pantau di Sungai Tambakbayan termasuk cemar berat. Lokasi titik pantau paling tercemar adalah di titik TB-1 (Jembatan Plosokuning Sleman) dengan parameter yang melebihi baku mutu diantaranya TDS, DO, BOD, COD, nitrit, sulfida, fosfat, kadmium, tembaga, bakteri koli tinja dan bakteri total koli. i. Berdasarkan Indeks pencemaran (IP), di Sungai Oyo tergolong cemar berat, dengan nilai indeks pencemaran 11,2583 hingga 18,6316 dengan nilai tertinggi berada di Jembatan Kedungwates, Semin, Gunungkidul (OY-1) pada bulan Juni. j. Berdasarkan penilaian status mutu air dengan metode storet pada empat titik pantau di Sungai Oyo memiliki skor nilai antara -92 s/d -111 ( -31), hal ini menunjukkan bahwa seluruh titik pantau di Sungai Oyo termasuk cemar berat. Lokasi titik pantau paling tercemar adalah di titik OY-1 (Jembatan Kedungwates, Semin, Gunungkidul) dengan parameter yang melebihi baku mutu diantaranya BOD, COD, Klorin bebas, Nitrit, Deterjen, Fenol, Bakteri koli, dan bakteri koli tinja. k. Berdasarkan Indeks pencemaran (IP), di Sungai Kuning tergolong cemar ringan hingga cemar berat, dengan nilai indeks pencemaran 2,9778 hingga 12,8196 dengan nilai tertinggi berada di KUN-3 (Jembatan Sorogenen) pada bulan Februari. IV-96

127 l. Berdasarkan penilaian status mutu air dengan metode storet pada empat titik pantau di Sungai Kuning memiliki skor nilai antara -95 hingga -101 ( -31), hal ini menunjukkan bahwa seluruh titik pantau di Sungai Kuning termasuk cemar berat. Lokasi titik pantau paling tercemar adalah di titik KNG-2 (Jembatan Ngemplak Sleman) dengan parameter yang melebihi baku mutu diantaranya parameter TSS, BOD, COD, klorin bebas, nitrit, fosfat, minyak dan lemak, kadmium, tembaga, timbal, bakteri koli tinja dan bakteri total koli. m. Berdasarkan Indeks pencemaran (IP), di Sungai Konteng tergolong cemar sedang hingga cemar berat, dengan nilai indeks pencemaran 6,5118 hingga 13,8752 dengan nilai tertinggi berada di KTG-3 (Jembatan Pasekan, Balecatur, Gamping) pada bulan September. n. Berdasarkan penilaian status mutu air dengan metode storet pada empat titik pantau di Sungai Konteng memiliki skor nilai antara -90 hingga -114 ( -31), hal ini menunjukkan bahwa seluruh titik pantau di Sungai Konteng termasuk cemar berat. Lokasi titik pantau paling tercemar adalah di KTG-3 (Jembatan Pasekan Balacatur Sleman) dengan parameter yang melebihi baku mutu diantaranya DO, BOD, klorin bebas, nitrit, sulfida, deterjen, fosfat, minyak lemak, kadmium, timbal, bakteri koli tinja dan bakteri total koli. o. Berdasarkan Indeks pencemaran (IP), di Sungai Belik tergolong cemar ringan hingga cemar berat, dengan nilai indeks pencemaran 4,2600 hingga 12,8612 dengan nilai tertinggi berada di BL-1 (jembatan Klebengan) pada bulan Februari. p. Berdasarkan penilaian status mutu air dengan metode storet pada tiga titik pantau di Sungai Belik memiliki skor nilai antara -120 hingga -149 ( -31), hal ini menunjukkan bahwa seluruh titik pantau di Sungai Konteng termasuk cemar berat. Lokasi titik pantau paling tercemar adalah di titik Bel-3 (Jembatan Wonokromo Bantul) dengan parameter yang melebihi baku mutu diantaranya parameter TSS, DO, BOD, COD, klorin bebas, nitrit, sulfida, deterjen, fenol, fosfat, minyak lemak, kadmium, bakteri koli tinja dan bakteri total koli. q. Berdasarkan Indeks pencemaran (IP), di Sungai Bulus tergolong cemar sedang hingga cemar berat, dengan nilai indeks pencemaran 4,9634 hingga 10,3029 dengan nilai tertinggi berada di BLS-1 (Jembatan Ngaglik, Sewon, Bantul) pada bulan Februari. r. Berdasarkan penilaian status mutu air dengan metode storet pada dua titik pantau di Sungai Belik memiliki skor nilai antara -100 hingga -116 ( -31), hal ini menunjukkan bahwa seluruh titik pantau di Sungai Konteng termasuk cemar berat. Lokasi titik pantau paling tercemar adalah di titik BLS-1 (Jembatan Ngaglik Sewon Bantul) dengan parameter yang melebihi baku mutu diantaranya bakteri BOD, COD, klorin bebas, nitrit, detergen, fenol, minyak lemak, kadmium, tembaga, warna, bakteri koli tinja dan bakteri total koli. IV-97

128 s. Berdasarkan Indeks pencemaran (IP), di Sungai Winongo tergolong cemar ringan hingga cemar sedang, dengan nilai indeks pencemaran 5,0049 hingga 12,1147 dengan nilai tertinggi berada di tiitk W-2 (Jembatan Denggung, Donokerto, Turi, Sleman) pada bulan September. t. Berdasarkan penilaian status mutu air dengan metode storet pada delapan titik pantau di Sungai Belik memiliki skor nilai antara -73 hingga -110 ( -31), hal ini menunjukkan bahwa seluruh titik pantau di Sungai Konteng termasuk cemar berat. Lokasi titik pantau paling tercemar adalah di titik W-5 ( Jembatan Tamansari, Yogyakarta) dengan parameter yang melebihi baku mutu diantaranya bakteri coliform, bakteri coli tinja, BOD, nirit, deterjen, fenol, fosfat, seng, minyak dan lemak dan timbal. u. Parameter yang dominan terdeteksi melebihi baku mutu diantaranya adalah BOD, klorin bebas, nitrit, detergen, fenol, minyak lemak, timbal, tembaga, bakteri total koli dan bakteri koli tinja. v. Secara umum, nilai parameter bakteri koli tinja dan bakteri total koli masih melebihi baku mutu. Akan tetapi nilanya sudah jauh berkurang jika dibandingkan dengan tahun Sumber dari bakteri koli tinja dan total koli disinyalir berasal dari limbah domestik dan kotoran ternak Pemantauan Kualitas Air Laut Waktu pelaksanaan : Bulan Maret dan Agustus 2015 Lokasi Pemantauan : Pantai Glagah, Pantai Depok, Pantai Pandansimo, Pantai Parangtritis, Pantai Sundak, Pantai Drini, Pantai Baru, Pantai Samas, Pantai Ngrenehan, Pantai Indrayanti dan Pantai Baron. Laboratorium penguji : Laboratorium Hidrologi dan kualitas air Fakultas Geografi UGM. Hasil : Berdasarkan hasil pemantauan dan pembahasan kualitas air laut di DIY pada dua periode bulan Maret dan Agustus Tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kualitas Fisik Hasil pemantauan parameter fisik air laut yang berupa kekeruhan, temperatur, warna dan TSS air laut adalah sebagai berikut: Kekeruhan: Kekeruhan air laut di DIY menunjukkan bahwa kondisi air laut kurang baik, sebagian besar sudah melampaui baku mutu, yaitu antara 4,01-46,42 NTU dengan bakumutu 5 NTU. Lokasi pantau yang melebihi bakumutu terdapat di 8 (Delapan) titik pantau, yaitu di pantai pantai Pandansimo, Depok, Drini, Parangtritis, dan Baron pada periode Maret dan di pantai Baru, Samas, Ngrenehan, Parangtritis dan Baron pada periode IV-98

129 Agustus. Kekeruhan dipengaruhi antara lain oleh kondisi DAS, curah hujan, sampah organik dan anorganik. Temperatur : Hasil pengukuran suhu air laut di DIY menunjukkan bahwa temperatur air laut dalam kondisi nyaman, yaitu antara 22,9-27,1 C untuk wisata bahari. Tinggi rendahnya temperatur ditentukan oleh kelembaban, intensitas matahari dan hujan. Warna : Hasil pengukuran warna air laut di DIY menunjukkan sebagian besar masih normal, hanya ada satu yang melebihi bakumutu di pantai Glagah, yaitu berkisar antara 0,648-66,528 Pt-Co dengan ambang batas 30 Pt-Co. Faktor pembentuk warna air laut adalah dari cahaya, kandungan sedimen, dan kandungan zat organik atau anorganik. TSS : Hasil pengukuran TSS pada air laut di DIY berkisar antara 15,1-33,4 mg/l, yang pada sebagian besar titik pantau telah melebihi bakumutu 20 mg/l. Kandungan TSS yang tinggi terukur pada pantai-pantai yang daerah aliran sungainya banyak mengalami perubahan peruntukan lahan seperti pantai Glagah, Baru, Depok, Pandansimo, Samas, Parangtritis dan Baron. Dari nilai TSS ini dapat digunakan sebagai analisis untuk mengetahui pengaruh daratan terhadap lautan. Adanya dinamika nilai TSS mencerminkan perubahan yang terjadi di daratan yang berakibat ke perairan. 2. Kualitas Kimia Pengukuran parameter kimia pada air laut yang diperuntukkan wisata bahari terdiri dari ph, salinitas, Minyak dan Lemak, Nitrat (NO 3 ), Fosfat (PO 4 ), BOD, DO, Fenol, Detergen, dan Amoniak. Derajat keasaman (ph) Derajat keasaman (ph) air laut antara 7,0-8,50, rata-rata masih normal. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas air laut masih baik. Salinitas Berdasarkan data pemantauan, kadar salinitas air laut berkisar antara 27,5-46, yang mengalami penurunan daripada tahun sebelumnya. Tidak ada batasan kadar salinitas, hanya bersifat alami perairan saja. Salinitas mempengaruhi sifat fisik air laut, seperti densitas, titik beku, dan temperatur, dan daya hantar listrik (kondukivitas) serta tekanan osmosis. Nitrat (NO 3 ) Kadar Nitrat air laut telah melampaui baku mutu yang diperkenankan (0,008 mg/l), yaitu 0,066 mg/l pada kedua periode. IV-99

130 Tingginya kadar nitrat menunjukkan kualitas air laut yang buruk karena ketidakdisiplinan para pelaku usaha dalam pengolahan limbahnya. BOD Kadar BOD air laut pada dua periode pemantauan berkisar antara 0,01-2,62 mg/l, yang masih berada di bawah ambang batas yaitu 10 mg/l. Rendahnya nilai BOD menunjukkan bahwa bahan pencemar organik yang mudah membusuk di perairan laut DIY masih bisa ditolerir. DO Kadar DO air laut di DIY berkisar antara 5,01-9,76 mg/l dengan baku mutu minimal 5 mg/l. Kandungan DO masih baik walaupun kadarnya mendekati batas minimal. Dengan kadar DO yang baik maka kondisi perairan mampu mendukung kehidupan biota laut. Fosfat (PO 4 ) Berdasarkan hasil analisa, kadar fosfat pada dua periode pemantauan telah melampaui batas yang dipersyaratkan yaitu antara 0,02-0,236 mg/l, dengan ambang batas 0,015 mg/l. Fosfat yang tinggi akan memicu terjadinya eutrifikasi sehingga terjadi ledakan pertumbuhan fitoplankton. Fenol Kadar fenol air laut pada dua periode pemantauan berkisar antara < 0,0001-0,1154 mg/l, dimana kandungan fenol dalam air laut tidak diperkenankan atau 0 mg/l. Kadar fenol yang tinggi terukur pada musim penghujan dan sangat rendah pada musim kemarau. Kadar fenol yang tinggi berasal dari daratan yang dibawa oleh hujan melalui sungai. Selain itu, limbah tumpahan bahan bakar minyak pada perahu ikan juga menyumbang kadar fenol di perairan. Minyak dan Lemak Kandungan minyak dan lemak air laut pada semua titik pengambilan sampel pada sebagian besar titik lokasi laut di DIY telah melampaui ambang batas diperkenankan untuk wisata bahari (1 mg/l), y ang berkisar berkisar antara 0-57 mg/l. Kemungkinan minyak dan lemak berasal dari pencucian atau pembersihan kapal, dari aktivitas rumah makan yang letaknya sangat dekat dengan pantai, atau berasal dari sungai yang mengandung minyak dan lemak dari daratan. Pencemaran minyak dan lemak menyebabkan terganggunya kehidupan biota laut dan mengurangi estetika. Hidrogen Sulfida (H 2 S) Konsentrasi sulfida air laut di DIY yang dipantau dalam dua periode berkisar antara <0,001-0,025 mg/l, dimana ambang batas yang diperkenankan di dalam air laut ini adalah 0 mg/l. Konsentrasi sulfida di perairan yang melebihi ambang batas terdeteksi di 9 (Sembilan) pantai. IV-100

131 Faktor yang menyebabkan tingginya Sulfida atara lain pembusukan limbah bahan organik aktivitas ikan tangkap, budidaya ikan di sekitas pantai serta restoran. Disamping itu, juga dapat berasal dari daratan yang dibawa aliran sungai, dimana pada bulan April (penghujan) banyak asupan air dari darat. Detergen Data pengukuran detergen air laut di DIY pada 11 pantai berkisar antara 0,1373-0,316 mg/l, dimana sebagian besar telah melampaui baku mutu (0,001 mg/l). Dari 11 lokasi pantai yang dipantau, dimana semua titik pantau sudah melebihi bakumutu. Detergen ini berasal dari aktivitas restoran dan kamar mandi yang jumlahnya sangat banyak sehingga limbah domestiknya cukup tinggi. Hal ini juga didukung oleh sifat lahan pasir yang bersifat sangat porous, yang sangat cepat meresapkan bahan-bahan cair ke dalam tanah. Amoniak (NH3-N) Hasil pengukuran kadar amoniak air laut di DIY sudah cukup tinggi yaitu berkisar antara 0,0094 mg/l dimana untuk laut wisata bahari tidak diperkenankan mengandung amoniak. Kemungkinan amoniak berasal limbah domestik di sekitar pantai, yaitu restoran dan kamar mandi/ WC atau kegiatan pertanian di daerah pesisir. Banyaknya pemupukan pada lahan pertanian pesisir menyebabkan tingginya kadar amoniak. 3. Kualitas Biologi Koli Tinja Kandungan Koli tinja dalam dua periode menunjukkan hasil berkisar antara Nihil. Hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas air laut masih baik jika ditinjau dari kualitas bakteriologinya. Jika dibandingkan dengan kadar Bakteri Koli pada tahun-tahun sebelumnya, kandungan koli tinja semakin menurun. Total Koli Kandungan Koli tinja dalam dua periode menunjukkan hasil berkisar antara MPN/100 ml. Total Koli terdeteksi melebihi baku mutu di pantai Depok, Pandansimo dan Baron, terutama pada bulan Maret. Total Koli selain berasal dari manusia dan hewan juga berasal dari udara, sehingga apabila kandungan total koli tinggi maka udara sekitar pantai kurang bersih dan banyak mengandung Koli. IV-101

132 4. Kualitas Logam Terlarut Krom (Cr) Kandungan krom pada pemantauan air laut dalam dua periode berkisar antara <0, ,0305 mg/l. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa air laut telah tercemar logam berat Kromium karena telah melampaui ambang batas yang diperkenankan untuk laut wisata bahari, yaitu 0,002 mg/l, yaitu di pantai Glagah, Pandansimo, dan Baron pada periode bulan Maret. Krom yang mencemari air laut kemungkinan berasal dari limbah industri kulit yang dibuang ke badan sungai, akhirnya masuk ke laut. Tembaga (Cu) Hasil pengukuran tembaga dalam air laut di DIY pada dua periode berkisar antara 0,0119-0,0983 mg/l, dimana 5 titik pemantauan telah melebihi ambang batas (0,05 mg/l), yaitu di pantai Glagah, Pandansimo, Depok, dan Parangtritis. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas air laut di DIY kurang baik ditinjau dari kandungan tembaganya, sehingga masih perlu peningkatan kualitas pengelolaan limbah industrinya. Timbal (Pb) Kandungan Timbal air laut pada dua periode di delapan pantai DIY berkisar antara 0,0173-0,3799 mg/l. Baku mutu yang diperkenankan untuk laut Bahari adalah 0,005 mg/l, sehingga kandungan Timbal di perairan laut di DIY telah melampaui batas pada semua titik. Sumber timbal di pesisir DIY kemungkinan berasal dari limbah industri yang mempergunakan pewarna atau cat mengandung Pb, atau perusahaan percetakan dan pengolahan/ penyepuhan logam. Kadmium (Cd) Hasil pengukuran logam Kadmium pada air laut di DIY dalam dua periode menunjukkan hasil berkisar antara 0,0139-0,0455 mg/l, dimana semuanya telah melampaui baku mutu untuk wisata bahari, yaitu 0,002 mg/l. Kadar Kadmium tertinggi terdapat di pantai Pandansimo pada bulan Maret. Keadaan musim tahunan berpengaruh terhadap kandungan kadmium air laut, ketika musim penghujan terjadi pengenceran dan pada waktu musim kemarau lebih pekat karena penguapan yang tinggi. Nikel (Ni) Hasil pengukuran Nikel air laut pada dua periode menunjukkan kandungan nikel yang melampaui ambang batas (0,075 mg/l), yaitu berkisar antara 0,012-0,3099 mg/l. Konsentrasi nikel pada periode Maret lebih rendah daripada bulan Agustus. Hal ini menunjukkan bahwa kadar nikel air laut terpengaruh oleh musim. Kadar nikel yang melampaui ambang batas pada air laut di DIY kemungkinan bersumber dari limbah industri, IV-102

133 pembakaran sampah dan bahan bakar minyak. Namun demikian, terjadi penurunan kadar Nikel pada tahun 2014 dan 2015 menunjukkan bahwa pengelolaan limbah industri di DIY semakin baik walaupun masih harus ditingkatkan lagi agar tidak melampaui batas baku mutu. Seng (Zn) Hasil pengukuran Seng air laut pada dua periode menunjukkan kandungan seng yang masih berada di bawah ambang batas (0, 095 mg/l), yaitu antara 0,0036-0,0442 mg/l. Unsur seng di dalam air laut cenderung kecil karena terikut dalam proses rantai makanan biota perairan. Kandungan seng pada periode Agustus relatif lebih tinggi daripada periode Maret. Kemungkinan hal ini disebabkan pada musim kemarau banyak terjadi penguapan air laut, sehingga kadar air laut menjadi lebih pekat. Air Raksa (Hg) Kandungan air raksa dalam air laut di DIY dalam dua periode pemantauan adalah antara 0, , mg/l, dimana semuanya masih memenuhi bakumutu (0,002 mg/l). Ka dar air raksa terukur hampir sama di semua titik pemantauan, pada dua periode, kecuali di pantai Drini terukur 0, mg/l. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi logam Hg sangat kecil sehingga perbedaan antar lokasi pemantauan tidak terdeteksi oleh alat. 5. Antara parameter satu dengan yang lain saling terkait, seperti ph dan suhu berpengaruh terhadap kelarutan logam, senyawa atau unsur kimia serta faktorfaktor fisik lainnya. 6. Secara umum, kualitas air laut di DIY ada peningkatan kualitas ditinjau dari kualitas kimia dan logam terlarutnya, walaupun beberapa parameter masih melampaui ambang batas yang diperkenankan. Sedangkan untuk parameter biologi Koli Tinja masih baik, tetapi parameter Total Koli telah melebihi bakumutu pada tiga titik. 7. Faktor akurasi dalam pengambilan sampel dan analisis, serta alat merupakan faktor yang menentukan ketepatan data Pemantauan Kualitas Air Sumur Waktu pelaksanaan : Lokasi pemantauan : Sumur yang berada di Kantor Pemerintahan di lingkup DIY, Puskesmas dan Sekolah sesuai dengan usulan kab/ kota. Laboratorium penguji : Balai Laboratorium Kesehatan Dinas Kesehatan DIY Hasil Pemantauan : Parameter yang ditemukan melebihi baku mutu adalah bakteri total koli, mangan, TDS, Nitrat, Timbal dan Kekeruhan. IV-103

134 Sampel yang parameter bakteri total kolinya melebihi baku mutu berjumlah 26 sampel (38,24%) dan tersebar di empat kabupaten/ kota. Lima sampel (7,35%) di Kabupaten Kulon Progo diketahui memiliki kadar mangan di atas baku mutu, yaitu di: - SMA N 2 Wates - SMP N 1 Temon - SMK 1 Pengasih - SMA N 1 Temon - SMP N 1 Pengasih Hanya ada satu sampel (1,47%) air sumur yang tidak memenuhi baku mutu untuk parameter kekeruhan yaitu Sumur SMA N 1 Temon. Dua puluh enam sampel (38,24%) air sumur tidak memenuhi parameter Total Dissolved Solids (TDS), dan dua puluh tujuh sampel (39,70%) tidak memenuhi baku mutu untuk Daya Hantar Listrik (DHL). Parameter Nitrat yang melebihi baku mutu ditemukan di dua sumur (2,94%), di Kota Yogyakarta yaitu sumur di Kantor Kecamatan Umbulharjo dan Kantor Kecamatan Kotagede. Parameter Timbal yang melebihi baku mutu ditemukan di tiga sumur (4,41%), di Kota Yogyakarta yaitu sumur di Kantor Kecamatan Mergangsan, Kantor Kecamatan Gondomanan dan Kantor Kecamatan Mergangsan. Berikut ini adalah dokumentasi kegiatan Pengendalian, Pencemaran Air, Tanah, dan B3 Tahun 2015: Pembangunan IPAL di Grojogan, Wirokerten, Banguntapan, Bantul Pemantauan Air Laut IPAL Komunal di Banyumeneng, Banyuraden, Gamping, Sleman Rapat Kerja Prokasih IV-104

135 Pengukuran Parameter Lapangan saat pemantauan kualitas air sungai Pemantauan Air Sumur 2. PENGUJIAN KADAR POLUSI LIMBAH PADAT DAN LIMBAH CAIR 2.1 Pengujian Mutu Limbah Padat Waktu Pelaksaan : bulan Maret-Oktober 2015 Jumlah Sampel : 20 sampel, yaitu sebagai berikut: Sampel limbah padat dan parameter yang diuji No Nama Perusahaan Jumlah sampel Parameter yang diuji Industri 1 Pabrik Cambric GKBI : Sludge IPAL 1 Pb, Cr, Cu, Fe 2 PT. Ameya Living Stule : Sludge IPAL 1 Pb, Cr, Cu, Fe 3 PT. Samitex Sewon 3 - Sludge IPAL Pb, Cr, Cu, Fe - Bottom Ash Pb - Fly Ash Pb 4 PT Kusuma Sandang M.J : Bottom Ash 1 Pb 5 PT. Bintang Alam Semesta : Sludge IPAL 1 Pb, Cr, Cu, Fe 6 PT. Adi Satria Abadi 2 - Sludge IPAL Pb, Cr, Cu, Fe - Shaving Scrub Cr 7 PT. Budi Makmur Jaya Murni 2 - Sludge IPAL Pb, Cr, Cu, Fe - Shaving Scrub Cr 8 CV. Sinar Obor : 2 - Sludge IPAL Pb, Cr, Cu, Fe - Shaving Scrub Cr 9 PT. Berlico Mulia Farma : Sludge IPAL 1 Pb, Cr, Cu, Fe 10 PP. Kanisius : 2 - Sludge IPAL Pb, Cr, Cu, Fe - Sludge Tinta Pb, Cr, Cu, Fe 11 PT. PGPS Madubaru : Sludge IPAL 1 Pb, Cr, Cu, Fe IV-105

136 No Nama Perusahaan Jumlah sampel Parameter yang diuji Pelayanan Kesehatan 12 RS DR Sardjito : Sludge IPAL 1 Pb, Cr, Cu, Fe 13 RSUD Sleman : Sludge IPAL 1 Pb, Cr, Cu, Fe Lain-Lain 14 IPAL Komunal : Sludge IPAL 1 Pb, Cr, Cu, Fe TOTAL 20 Laboratorium Penguji : Laboratorium Kimia Analitik, Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) Yogyakarta. Hasil Pengujian : 1. Hasil pemantauan terhadap kualitas limbah padat dari 14 (empat belas) je nis usaha dan/ atau kegiatan menunjukkan bahwa : - Parameter Pb, hasil pengujian menunjukkan angka terendah yaitu <0.110 µg/g dan tertinggi pada kegiatan PT. ASA mencapai ± µg/g. - Parameter Cr, konsentrasi Cr yang terendah adalah PC GKBI sebesar 0.013±0.001 µg/g, sementara konsentrasi tertinggi berada di Sludge PT. ASA yang bergerak dibidang Penyamakan Kulit yaitu sebesar 4.541±0.011 µg/g. - Parameter Cu, hasil pengujian laboratorium menunjukkan angka terendah dengan konsentrasi sebesar < µg/g dan konsentrasi tertinggi pada limbah Percetakan Kanisius sebesar ± µg/g. - Sementara pengujian parameter Fe, kandungan Fe terendah ada pada sludge PT. Samitex sebesar ± µg/g, dan kandungan yang terbesar ada pada limbah IPAL Komunal sebesar ± µg/g. 2. Penanggungjawab usaha dan/ atau kegiatan yang limbahnya terindikasi mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun, maka penanggungjawab usaha dan/ atau kegiatan harus melakukan pengelolaan terhadap limbah padat yang dihasilkannya sesuai peraturan yang telah ditetapkan dalam PP Nomor 101 tahun 2014 tentang pengelolaan Limbah bahan Berbahaya dan beracun yang dimulai dari upaya reduksi/ pengurangan penggunaan bahan berbahaya dan beracun selanjutnya melakukan Penyimpanan, pengangkutan, pengolahan, pemanfaatan dan penimbunan limbah B3, yang dapat dilakukan sendiri atau melalui pihak ketiga yang berizin sebagai pengolah limbah B3. 3. Dari 14 (empat belas) usaha dan/atau kegiatan, 90 % sudah melakukan pengelolaan limbah B3 nya dengan cara melakukan penyimpanan limbah B3 di TPS limbah B3 yang telah berizin dari Bupati/ Waikota ybs, dan melakukan IV-106

137 kerjasama dengan pihak ketiga yang berizin sebagai pengolah limbah B3. Sementara 10 % lainnya yaitu IPAL Sewon dalam proses mencari ihak ketiga untuk dilakukan kerjasama dalam pengelolaan limbah B3 yang dihasilkannya. 2.2 Pengujian Mutu Limbah Cair Waktu Pelaksanaan : bulan Maret-Oktober 2015 Jumlah sampel : 60 sampel, dengan perincian sebagai berikut: No Nama Perusahaan Jenis Kegiatan Alamat Jasa Pariwisata 1 Hotel Grand Aston Hotel Bintang 5 Jl. Jend Sudirman no 9 Yk 2 Hotel Novotel Hotel Bintang 5 Jl. Jend Sudirman no 9 Yk 3 Hote Sheraton Hotel Bintang 5 jl. Laksda Adisucipto Sleman 4 Hotel Saphir Hotel Bintang 4 jl. Laksda Adisucipto 38 Yk 5 Hotel Sahid Rich Hotel Bintang 4 Jl. Magelang Sleman 6 Hotel Horrison Ultima Riss Hotel Bintang 4 Jl. Gowongan Yogyakarta 7 Hotel Cavinton Hotel Bintang 4 Jl. Letjen Suprapto No. 1 8 Hotel 101 Hotel Bintang 4 Jl. Mangkubumi Yogyakarta 9 Hotel Ibis Malioboro Hotel Bintang 3 Jl. Malioboro Yogyakarta 10 Hotel Grand Zury Hotel Bintang 3 Jl. Margo Utomo Yogyakarta 11 Hotel Arjuna Hotel Bintang 3 Jl. Margo Utomo No.44, Yogyakarta 12 Hotel Cakra Kembang Hotel Bintang 3 JL. Kaliurang Km 5,5 No. 44, Kec. Depok 13 Hotel Cakra Kusuma Hotel Bintang 3 Jl. Kaliurang KM 5,2 No Hotel MM UGM Hotel Bintang 3 Jl. Samirono Yogyakarta 15 Hotel Quin Colombo Hotel Bintang 3 Jl. Raya Yogya-Solo KM. 14, Kalasan Sleman 16 Hotel Bintang 2 Jalan Gowongan Kidul No Hotel University Hotel Melati Jl. Raya Yogya Solo Sambilegi Sleman Industri 18 PT. Mirota KSM Industri Susu Sambilegi Berbah Sleman 19 PT. Primissima Tekstil Jl. Magelang KM 14 Medari, Sleman 20 PT. Ameya Living Style Garmen Sendangsari, Kec. Pajangan, Kec. Bantul 21 PT. Kusuma Sandang M.J. Garmen Jl. Wates Km 7.4, Balecatur, Gamping Slman 22 PT. Budi Makmur J.M. Kulit Jl. Peleman Rejowinangun Yk 23 PT Adi Satria Abadi Kulit Sitimulyo, Piyungan, Kab. Bantul 24 PT. Bintang Alam Semesta Kulit Sitimulyo, Piyungan, Kab. Bantul 25 CV. Sinar Obor Kulit Jl. Ireda Yogyakarta 26 PT Sun Chang Wig Desa Triharjo, Wates Kulonprogo 27 PT. Dong Young Trees Wig Sitimulyo, Piyungan, Kab. Bantul 28 Percetakan Kanisius Percetakan Jl, Cempaka 9 Deresan, Depok, Sleman 29 PT. Berlico Mulia Farma Farmasi Km. 10,6 Juwangen, Juwangen, Kalasan 30 Batik Darminto-Lendah Batik Lendah Kulonprogo IV-107

138 No Nama Perusahaan Jenis Kegiatan Alamat 31 Batik Estin Batik Lendah Kulonprogo 32 Sentra Industri Tahu Industri Tahu Srandakan Bantul Pelayanan Kesehatan 33 RSUP Dr. Sardjito RS Type A Jl. Kesehatan No. 1, Sekip 34 RS Ghrasia RS Type A Jl. Kaliurang Pakem Sleman 35 RSUD Wates RS Type B Jl. Tentara Pelajar Km. 1 No. 5 Wates 36 RSUD Sleman RS Type B J Jl Bayangkara No 48, Triharjo, Sleman 37 RS KB An Nur RS Type C Jalan Colombo No.14, Kec. Depok- Sleman 38 RS PKU Muh Yk Unit II RS Type C Jl.Wates Km.5.5 Gamping, Sleman 39 RS PKU Muh Bantul RS Type C Jl. Jenderal Sudirman No.124, Kec. Bantul 40 RSB Sakina Idaman RS Type C Jl. Monjali Sleman 41 RS B Sadewa RSType D Jl Babarsari Sleman 42 RSUD Prambanan RS Type D Jl. Piyungan Prambanan Sleman 43 RS Panti Rini RS Type D Jl. Raya Yogya Solo Kalasan Sleman 44 RSIY PDHI RS Type D Jl. Raya Yogya Solo Kalasan Sleman 45 RS Quin Latifa RS Type D Jl. Ring Road Barat, Kabupaten Sleman 46 RS Pelita Husada RS Type D Jl.Raya Semanu Km.3 Sambirejo Semanu Gk 47 RS Bethesda Lempuyangwangi RS Type D Jalan Hayam Wuruk No.6, Kota Yogyakarta 48 RS Panti Rahayu RS Type D Jl.Wonosari-Ponjong Km 7 Karangmojo Gk 49 RS Rezkyi Amelis Medika RS Type D Jl. Brosot, Wates Km 5 50 RS Condong Catur RS Type D Condong catur Sleman 51 RSKIA Ummi Khasanah RS Type D Jl. Pemuda Ds Gandekan Bantul 52 RSKB Sinduadi RS Type D Jl. Wijayakusuma No. 310,Sinduadi, Mlati, Sleman 53 RS Nur Rohmah RS Type D Desa Baleharjo, Wonosari 54 RS Santa Elizabet Ganjuran RS Type D Ganjuran Sumbermulyo Bambanglipuro, Kec. Bantul Perdagangan 55 Ambarukmo Plaza Mall Jl. Laksda Adisucipto Sleman 56 Ramai Mall Mall Jl Ahmad Yani Yogyakrta 57 Toko Progo Toko Jl. Mataram Yogyakarta Lain-lain 58 IPAL Komunal Terpusat IPAL Sewon Bantul 59 Laboratorium BBKKP Laboratorium Sitimulyo Piyungan Sleman 60 Kids Fun Wahana Permainan JL. Wonosari Sleman IV-108

139 Hasil Pengujian : 1. Pengujian kualitas limbah cair Tahun 2015 dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Oktober tahun Pemantauan dilakukan terhadap 60 (enam puluh) usaha dan/ atau kegiatan, yang meliputi: a. 15 (lima belas) sampel dari kegiatan industri; b. 17 (tujuh belas) sampel dari kegiatan perhotelan; c. 22 (dua puluh dua) sampel dari kegiatan rumah sakit; d. 3 (tiga) sampel dari kegiatan perdagangan; e. 1 (satu) sampel dari IPAL komunal Terpusat; f. 1 (satu) sampel dari kegiatan laboratorium kulit; g. 1 (satu) sampel dilokasi Wahana Permainan. 2. Dari 60 (enam puluh) sampel yang dianalisa, s ebanyak 6 (enam) sampel atau 10% yang memenuhi baku mutu, sedangkan sisanya sebanyak 54 (lima puluh empat) sampel atau 90% masih fluktuatif dan belum seluruh parameter yang diwajibkan memenuhi baku mutu yang ditetapkan. 3. Pada pengujian 17 (tujuh belas) sampel yang diambil dari kegiatan perhotelan, terdapat 1 (satu) sampel atau 5,88% yang semua parameternya memenuhi baku mutu, sementara 16 (enam belas) sampel atau 94,22 % masih fluktuatif artinya belum semua parameter yang diwajibkan memenuhi baku mutu. Parameter dominan yang melebihi baku mutu dari kegiatan hotel adalah BOD, COD dan Phosphat. 4. Pengujian terhadap 22 (dua puluh dua) sampel limbah cair rumah sakit tidak ada yang semua parameternya memenuhi baku mutu yang ditetapkan. Parameter dominan yang melebihi baku mutu dari kegiatan Rumah Sakit adalah Phospat (PO4), Amonia (NH3) dan Bakteri Koli. 5. Pada analisa 4 (empat) sampel kegiatan industri penyamakan kulit, sampel PT Budi Makmur Jaya Murni semua parameter yang diwajibkan telah memenuhi baku mutu Sementara untuk sampel yang lain parameter BOD, COD, TSS, Krom total, dan Amonia total masih belum memenuhi baku mutu. 6. Pada analisa sampel dari kegiatan percetakan yang diwakili oleh Percetakan Kanisius, semua parameter yang diwajibkan memenuhi baku mutu yang ditetapkan. 7. Pada analisa sampel dari kegiatan Farmasi yaitu PT. Berlico Mulia Farma, dari 7 (tujuh) parameter, Parameter COD berada diatas baku mutu ditetapkan. 8. Pada analisa 3 (tiga) sampel kegiatan industri tekstil yang terdiri dari PT. Ameya Living Style, PT. Primissima dan PT. Kusuma Sandang Mekar Jaya, semua parameternya dibawah baku mutu. 9. Pada kegiatan Industri Kecil Menengah (IKM) Batik dan sentra Tahu, kualitas limbah cairnya masih belum memenuhi karena belum dilakukan pengolahan walaupun ada sebagian yang sudah melakukan pengolahan namun belum IV-109

140 optimal karena parameter BOD, COD dan TSS masih diatas baku mutu yang ditetapkan. 10. Pada kegiatan Perdagangan, dari ke 3 (tiga) sasaran yaitu Toko Ramai Mall, Toko Progo dan Ambarukmo Plaza, hasil pengujian menunjukkan bahwa parameter BOD dan COD masih berada di atas baku mutu. 11. Pada pengujian sampel limbah cair IPAL komunal terpusat, parameter bakteri koli di berada diatas baku mutu. 12. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kondisi kualitas limbah cair yang dibuang ke lingkungan belum semua parameter memenuhi persyaratan baku yang ditetapkan. Apabila kualitas buangan limbah cair yang belum memenuhi persyaratan ini tidak dikendalikan dengan serius akan berpotensi meningkatkan pencemaran khususnya air sebagai media buangan dan menurunkan kualitas lingkungan hidup. 2.3 Rapat Koordinasi Mutu Limbah Rapat Koordinasi Mutu Limbah cair Diselenggarakan tanggal 13 November 2015 dengan peserta adalah pelaku usaha dan/ atau kegiatan yang diambil sampel limbah cairnya serta instansi lingkungan hidup kabupaten/ kota Rapat Koordinasi Mutu Limbah padat Diselenggarakan tanggal 16 November 2015 dengan peserta adalah pelaku usaha dan/ atau kegiatan yang diambil sampel limbah padatnya serta instansi lingkungan hidup kabupaten/ kota. Berikut ini adalah dokumentasi kegiatan Pengujian Kadar Polusi Limbah Padat dan Limbah Tahun 2015: Pengambilan sampel limbah padat Sludge di PT. Berlico Mulia Farma Pengambilan sampel di PT. ASA IV-110

141 Pengambilan sampel di outlet IPAL Sardjito Pengambilan sampel limbah Padat di Kanisius Pengujian Parameter lapangan saat pengambilan sampel limbah cair IV-111

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP 4.1. Visi dan Misi SKPD 4.1.1. Visi Filosofi yang mendasari pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta seperti tercantum

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP 4.1. Visi dan Misi 4.1.1. Visi Bertitik tolak dari dasar filosofi pembangunan daerah Daerah Istimewa Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) KOTA YOGYAKARTA. Sebelum di bentuknya Badan Lingkungan Hidup, Instansi ini pernah

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) KOTA YOGYAKARTA. Sebelum di bentuknya Badan Lingkungan Hidup, Instansi ini pernah BAB II GAMBARAN UMUM BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) KOTA YOGYAKARTA A. Sejarah Sebelum di bentuknya Badan Lingkungan Hidup, Instansi ini pernah mengalami beberapa perubahan antara lain : Dinas kebersihan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013 YOGYAKARTA, FEBRUARI 2014 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR..............................................

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN TAHUN 2011 BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN TAHUN 2011 BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN TAHUN 2011 BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) Yogyakarta, Maret

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, Maret Kepala Badan Lingkungan Hidup DIY. Ir. Joko Wuryantoro, M.Si. NIP

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, Maret Kepala Badan Lingkungan Hidup DIY. Ir. Joko Wuryantoro, M.Si. NIP KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan karunia-nya, sehingga Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta telah dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN TAHUN 2013 BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) PEMERINTAH DAERAH DIY BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH)

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN TAHUN 2013 BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) PEMERINTAH DAERAH DIY BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN TAHUN 2013 BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) PEMERINTAH DAERAH DIY PEMERINTAH DAERAH DIY BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) Yogyakarta, 2014 Kata Pengantar Puji syukur

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN TAHUN 2012 BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) PEMERINTAH DAERAH DIY BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH)

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN TAHUN 2012 BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) PEMERINTAH DAERAH DIY BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN TAHUN 2012 BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) PEMERINTAH DAERAH DIY PEMERINTAH DAERAH DIY BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) Yogyakarta, 2013 DAFTAR ISI Kata Pengantar...

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN TAHUN 2014 BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN TAHUN 2014 BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN TAHUN 2014 BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Yogyakarta, April 2015 Kata pengantar Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2013 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LAPORAN TAHUNAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2013 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA LAPORAN TAHUNAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2013 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA YOGYAKARTA, FEBRUARI

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 39 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 1. Pengendalian Dampak 1. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 2. Analisis Mengenai Dampak (AMDAL) 3. Pengelolaan Kualitas

Lebih terperinci

GubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG

GubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

H. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

H. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP LAMPIRAN VIII PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR : Tahun 2010 TANGGAL : Juli 2010 H. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URUSAN 1. Pengendalian Dampak 1. Pengelolaan

Lebih terperinci

PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI

PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI PROFIL DINAS KABUPATEN WONOGIRI Alamat : Jln. Diponegoro Km 3,5 Bulusari, Bulusulur, Wonogiri Telp : (0273) 321929 Fax : (0273) 323947 Email : dinaslhwonogiri@gmail.com Visi Visi Dinas Lingkungan Hidup

Lebih terperinci

I Pendahuluan 1.1. Tupoksi dan Struktur Organisasi a. Kepala Badan b. Sekretariat Bidang Tata Lingkungan

I Pendahuluan 1.1. Tupoksi dan Struktur Organisasi a. Kepala Badan b. Sekretariat Bidang Tata Lingkungan Bab I Pendahuluan Didalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUMEDANG SEKRETARIAT DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUKAMARA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUKAMARA BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA, Menimbang :

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG 9 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN PENAJAM PASER

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

Lebih terperinci

- 283 - H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

- 283 - H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP - 283 - H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH 1. Pengendalian Dampak Lingkungan 1. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 1. Menetapkan

Lebih terperinci

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP - 283 - H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP 1. Pengendalian Dampak Lingkungan 1. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 1. Menetapkan kebijakan mengenai pengelolaan Limbah

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 63TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang :

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANTUL

Lebih terperinci

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP - 216 - H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP 1. Pengendalian Dampak Lingkungan 1. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 1. Menetapkan kebijakan mengenai pengelolaan Limbah

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 066 TAHUN 2017

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 066 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 066 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN

Lebih terperinci

Bupati Cirebon PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 66 TAHUN 2008

Bupati Cirebon PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 66 TAHUN 2008 - 1 - Bupati Cirebon PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 66 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 43 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA DEPOK

BERITA DAERAH KOTA DEPOK BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 56 TAHUN 2012 PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 56 TAHUN 2012 TENTANG TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA

Lebih terperinci

BAB III TUGAS POKOK DINAS Pasal 5 Dinas mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan urusan pemerintahan bidang lingkungan hidup yang menjadi

BAB III TUGAS POKOK DINAS Pasal 5 Dinas mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan urusan pemerintahan bidang lingkungan hidup yang menjadi GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 82 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL KECAMATAN SLAWI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL KECAMATAN SLAWI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014-2019 PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL KECAMATAN SLAWI Alamat : Jalan Hos Cokroaminoto No.1 Slawi i KATA PENGANTAR Review Rencana Strategis

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1. Tupoksi dan Struktur Organisasi Didalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016 SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BLITAR

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. Urusan kewenangan pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. Urusan kewenangan pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Dinas Urusan kewenangan pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten Bandung sejak dimulainya pemerintahan secara struktur organisasi dan tata kerja diawali di Bagian

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP WALIKOTA MADIUN,

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP WALIKOTA MADIUN, WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut ketentuan Pasal 37 Peraturan

Lebih terperinci

PROFIL KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANGKA TENGAH

PROFIL KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANGKA TENGAH PROFIL KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANGKA TENGAH KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANGKA TENGAH Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah JL. TITIAN PUSPA IV KOBA Email : klh@bangkatengahkab.go.id

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN No. URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN 1 Kepala Dinas 2 Sekretaris Mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengevaluasi penyelenggaraan program/kegiatan di bidang sesuai dengan ketentuan

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF 5.1. Rencana Program dan Kegiatan. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 lampiran A.VII,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 63 TAHUN 2001 TENTANG

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 63 TAHUN 2001 TENTANG KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 63 TAHUN 2001 TENTANG TUGAS POKOK FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT BADAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROPINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pemerintah yang baik ( good governance) merupakan isu yang paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini sejalan dengan penyelenggaraan otonomi

Lebih terperinci

2.1 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI

2.1 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI Bab ini menjelaskan dengan singkat definisi, fungsi, dan peran dari dokumen Renstra yang telah ditetapkan. BAB II GAMBARAN PELAYANAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH 2.1 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 2.1 Sejarah BLHD Provinsi Banten yang terbentuk seiring dengan berdirinya Provinsi Banten melalui Undang-undang No. 23 Tahun 2000 dan sudah mengalami beberapa perubahan

Lebih terperinci

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASER NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, INSPEKTORAT DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT KANTOR PENGENDALIAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARIMUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARIMUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARIMUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARIMUN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN KABUPATEN KLATEN

Lebih terperinci

PROFIL BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (BPLH)

PROFIL BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (BPLH) PROFIL BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (BPLH) STRUKTUR ORGANISASI Unsur organisasi Ba terdiri dari 3 (tiga) bagian utama, yaitu unsur Pimpinan (Kepala Ba), Pembantu Pimpinan (Sekretaris Sub Bagian)

Lebih terperinci

Paragraf 2 Kepala Sub Bagian Keuangan

Paragraf 2 Kepala Sub Bagian Keuangan BAB XXVII BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 540 Susunan organisasi Badan Lingkungan Hidup Daerah, terdiri dari: a. Kepala Badan; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Kepala

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II Bab II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, setiap satuan kerja perangkat Daerah, SKPD harus menyusun Rencana

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEBERSIHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Struktur Organisasi BLHD Provinsi Sulawesi Selatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Struktur Organisasi BLHD Provinsi Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Struktur Organisasi BLHD Provinsi Sulawesi Selatan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP

TUGAS DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP TUGAS DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP (Berdasarkan Peraturan Bupati Sigi Nomor 28 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat Daerah) A. Kepala Dinas

Lebih terperinci

WALIKOTA PAREPAREIKOTA PAREPARE

WALIKOTA PAREPAREIKOTA PAREPARE WALIKOTA PAREPAREIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAREPARE,

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Perencanaan Pembangunan Daerah tidak terpisahkan dari Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional seperti yang telah diatur dalam Undang- Undang Nomor 25 Tahun

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH,

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA PEKALONGAN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA PEKALONGAN DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN KEWENANGAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN KEWENANGAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN KEWENANGAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, Menimbang : Bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF 5.1. Rencana Program dan Kegiatan. Program untuk lingkungan hidup adalah sebagai berikut: a) Program Pengembangan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 3 0.? TJLHUN 200o

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 3 0.? TJLHUN 200o BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 3 0.? TJLHUN 200o TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tanggal 7 Juni 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Lebih terperinci

PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM & KEGIATAN TAHUN 2018 BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM & KEGIATAN TAHUN 2018 BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM & KEGIATAN TAHUN 2018 BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA oleh: Kepala Badan Lingkungan Hidup DIY Pada Acara Forum Perangkat Daerah Sarana Prasarana Yogyakarta,

Lebih terperinci

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG -1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 E. Kelembagaan 17.1. Profil BPLHD Provinsi DKI Jakarta Sesuai dengan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta nomor 230 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelola Lingkungan

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN WAY KANAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 26 TAHUN 2009 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Jalan Tentara Rakyat Mataram No. 53 Yogyakarta Telp. (0274)

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN CILACAP DENGAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 62 TAHUN 2004 TENTANG

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 62 TAHUN 2004 TENTANG WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 62 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN PELAYANAN KEBERSIHAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA

Lebih terperinci

LAPORAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2015

LAPORAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2015 LAPORAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2015 KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KULON PROGO 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan Sistem

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dengan pembangunan nasional, yang pelaksanaannya tetap dan senantiasa memperhatikan kondisi, potensi dan sumber daya daerah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DINAS LINGKUNGAN HIDUP

GAMBARAN UMUM DINAS LINGKUNGAN HIDUP GAMBARAN UMUM DINAS LINGKUNGAN HIDUP 1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan Perangkat Daerah Kabupaten Serdang Bedagai

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa pembangunan yang berkeadilan dan demokratis

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENGELOLA LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang :

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BAPPEDA DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA TANJUNGPINANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB II BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI SUMATERA UTARA. Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara ditetapkan Berdasarkan

BAB II BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI SUMATERA UTARA. Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara ditetapkan Berdasarkan BAB II BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI SUMATERA UTARA A. Sejarah Ringkas Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara ditetapkan Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG [ GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA LEMBAGA LAIN SEBAGAI BAGIAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS 2013-2018 2017-2018 2017 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DAFTAR ISI SURAT KEPUTUSAN BUPATI SURAT KEPUTUSAN KEPALA DINAS BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 16 TAHUN 2008 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 16 TAHUN 2008 T E N T A N G PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 16 TAHUN 2008 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, INSPEKTORAT, DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci