Nilai COPD Assesment Test dan Modified Medical Research Council Dyspneu Scale dengan Derajat Obstruksi dan Eksaserbasi Penyakit Paru Obstruktif Kronik
|
|
- Vera Tan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Nilai COD Assesment Test dan Modified Medical Research Council Dyspneu Scale dengan Derajat Obstruksi dan RELATIONSHI BETWEEN COD ASSESSMENT TEST (CAT) SCORE, Dewi Manihuruk, andiaman andia, Amira Tarigan, utri Chairani Eyanoer Departemen ulmonologi dan Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, RSU H. Adam Malik Medan Abstrak Latar Belakang: enyakit aru Obstruktif Kronik (OK) merupakan gangguan pernapasan yang akan semakin sering dijumpai di masa mendatang. Angka morbiditas dan mortalitasnya meningkat setiap waktu. OK merupakan penyebab utama morbiditas dan cacat, dan pada tahun 2020 diperkirakan menjadi penyebab terbesar ketiga kematian di seluruh dunia. Saat fungsi paru memburuk dan penyakit berkembang maka risiko terjadinya hipoksia juga akan meningkat. enelitian ini ditujukan untuk melihat korelasi antara nilai CAT dan MMRC dengan derajat obstruksi VE 1 dan frekuensi eksaserbasi pada pasien OK stabil. Metode: enelitian deskriptif pada 100 pasien OK in dilakukan di RSU H. Adam Malik dan RSU irngadi sejak April-July 2014 dengan mengobservasi distribusi nilai CAT, skala MMRC, derajat obstruksi, dan frekuensi eksaserbasi pasien OK stabil dan menilai korelasinya dengan uji Spearman s Rho. Hasil: Didapatkan penderita dengan nilai CAT 10 sebanyak 60 orang (60%) dan nilai CAT < 10 sebanyak 40 orang (40%). enderita dengan GOLD 3 sebanyak 50 orang (50%), GOLD 2 sebanyak 45 orang (45%), GOLD 4 sebanyak 5 orang (5%), GOLD 1 tidak ada. ada penelitian ini terbanyak adalah penderita yang mengalami satu kali rawat inap atau lebih sebanyak 55 orang (55%), sedangkan satu kali atau tidak ada eksaserbasi dalam 12 bulan terakhir yaitu sebanyak 45 orang (45%). Nilai CAT dan MMRC berhubungan dengan derajat VE 1 (p<0,05). Nilai CAT berhubungan dengan frekuensi eksaserbasi (p=0,042). Sedangkan skala MMRC tidak berhubungan dengan eksaserbasi (p>0,05). Kesimpulan: Nilai CAT, skala MMRC berkorelasi dengan derajat VE 1. Nilai CAT berkorelasi dengan frekuensi eksaserbasi. Sedangkan skala MMRC tidak berkorelasi dengan eksaserbasi. (J Respir Indo. 2015; 35: ) Kata Kunci: Nilai CAT, skala MMRC, Derajat obstruksi, Frekuensi eksaserbasi. COD Assesment Test Score, Modified Medical Research Council Dyspnea Scale With Forced Expiratory Volume In One Second and Exacerbation Risk In Stable COD Abstract Background: COD is considered as a complex disease and global problem that is predicted to be the third most common cause of death by The 2014 GOLD (Global Strategy for the Diagnosis, Management, and revention of Chronic Obstructive ulmonary Disease [COD]) consensus reported the uses of symptoms, exacerbation history, and forced expiratory volume (FEV1) % to categorized patients according to the disease severity and treatment guidelines. The aim of this study was to determine the relationship between CAT score and MMRC with FEV1 and exarcerbation risk of COD patients. Methods : A descriptive study was conducted on 100 stable COD patients at ulmonary Clinic Adam Malik General Hospital and irngadi General Hospital from April to July 2014 statistically compared the relationship between CAT score, MMRC scale and FEV1 COD stages, and exacerbation risk by using Spearman s rho test Results: There were 60 patients (60%) of CAT score 10 and 40 patients (40%) of CAT score < 10 sebanyak 40 orang (40%). There were 50 patients (50%) of GOLD 3, 45 patients of (45%) GOLD 2, 5 patients (5%) of GOLD 4, no patients of GOLD 1. We found higher patients of once outpatients or more which 55 patients (55%), once or no exacerbation in last 12 months were 45 patients (45%). CAT score and MMRC found as significant correlation with FEV 1 (p<0,05). A correlations found between CAT score and exacerbation frequency (p=0,042). No correlation found between MMRC and exacerbation (p>0,05). Conclusion: There was a correlation between CAT score, MMRC scale with FEV 1. Correlation of CAT score with exacerbations was found. No correlation between MMRC scale with exacerbation. (J Respir Indo. 2015; 35: ) Keywords: CAT score, MMRC scale, Obstruction level, Exacerbation frequency. Korespondensi: Dewi Manihuruk dewimanihuruk76@gmail.com; Hp:
2 ENDAHULUAN Selama satu dekade terakhir ter jadi perubahan pada pemahaman tentang penyakit paru obstruktif kronik (OK). Terdapat perubahan yang sangat mendasar pada Global initiative for chronic obstructive lung disease (GOLD) 2014, revisi terbaru dimutakhirkan dengan pengetahuan baru. Kekuatan pertama bertumpu pada tujuan pengobatan.kekuatan kedua memperkenalkan sistem klasifikasi keparahan OK berbasis pada volume ekspirasi paksa titik pertama (VE 1 ). Keterbatasan aktivitas merupakan keluhan utama penderita OK yang sangat mempengaruhi kualitas hidup. Masalah eksaserbasi terbukti berpengaruh buruk pada kualitas hidup pasien, memperburuk inflamasi di jalan napas maupun sistemik. Riwayat eksaserbasi sebelumnya merupakan suatu prediktor tunggal untuk meramalkan mudahnya terjadi eksaserbasi berikutnya. 1,2,3 Menururt Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease yang direvisi pada tahun 2014, penilaian beratnya gejala pada pasien OK dihitung berdasarkan kuesioner yang sudah divalidasi yaitu COD Assesment Test (CAT) dan Modified Medical Research Council (MMRC), CAT merupakan kuesioner berisi 8 pertanyaan yang dapat menilai aspek kualitas hidup penderita OK. Sedangkan skor MMRC digunakan untuk menilai derajat sesak napas pada penderita OK. 1 Walaupun CAT hanya terdiri dari beberapa pertanyaan saja, namun sudah mencakup area luas yang dapat menilai kualitas hidup pasien. emakaian CAT secara berulang terbukti tetap efektif menilai secara selektif pada semua stadium OK. Sesak napas bersifat persisten serta progresif, gejala sesak napas harus dievaluasi secara rutin pada penderita OK. Sesak napas biasanya dinilai dengan menghitung fungsi paru dengan spirometri, namun untuk menilai sesak napas pada penderita OK dapat juga digunakan kuesioner MMRC. 1,3,4 Berdasarkan hasil penelitian Ghobadi H dkk. di Iran tahun 2011 menyatakan terdapat hubungan antara nilai CAT dengan derajat obstruksi melalui pengukuran VE1, 5-7 dimana didapatkan hubungan antara penurunan derajat obstruksi dengan penurunan kualitas hidup yang dinilai dengan CAT, dijumpai derajat obstruksi sangat berat (GOLD IV) nilai CAT tinggi Berdasarkan penelitian Han KM dkk. pada tahun 2012 dijumpai hubungan antara gejala pada penderita OK dari kulitas hidup dari nilai CAT, skala sesak napas yang dinilai dengan MMRC terhadap derajat obstruksi dan risiko eksaserbasi. 10 Hartono S. dalam penelitian cross sectional tahun 2011 didapati dari 92 orang CAT level rendah sebanyak 2 orang, level sedang sebanyak 35 orang, tinggi sebanyak 51 orang, level sangat tinggi sebanyak 4 orang Berdasarkan penelitian Anwar D dkk. tahun 2011 di rumah sakit M. Djamil adang didapat kesimpulan semakin tinggi derajat sesak napas berdasarkan kuesioner MMRC, makin tinggi derajat 12,14 OK dan makin rendah VE 1. METODE Data dikumpulkan dari 100 pasien OK stabil yang berkunjung pada bulan April sampai bulan Juli 2014 di oliklinik aru RSU H. Adam Malik Medan dan RSU irngadi Medan. Kriteria inklusi adalah OK stabil, umur lebih besar atau sama dengan tahun, setelah prosedur penelitian dijelaskan kepada penderita, penderita bersedia menandatangani informed consent yang ada. Kriteria eksklusi yaitu menderita asma, sindroma obstruksi pasca tb paru (SOT), atau riwayat TB paru, menderita penyakit hernia, menderita gangguan psikiatrik. Data dianalisa secara deskriptif untuk mengetahui distribusi frekuensi dari karakteristik yang ingin diketahui. Untuk melihat korelasi antara nilai CAT dan MMRC terhadap derajat hambatan aliran udara dan frekuensi eksaserbasi dilakukan uji korelasi spearman s rho dikarenakan distribusi data yang tidak normal. Jumlah penderita OK stabil yang mengikuti penelitian ini sebanyak 100 orang. Jumlah 80 orang pasien di oli OK RSHAM dan 20 orang pasien di oli aru RSU irngadi Medan. Setelah dilakukan penjelasan mengenai penelitian dan menandatangani surat persetujuan tindakan medik, maka penderita 219
3 OK stabil yang setuju dilakukan pemeriksaan spirometri mengisi kuesioner CAT dan MMRC. HASIL Karakteristik Subjek enelitian ada penelitian ini didapati total subjek Tabel 1. Hubungan antara CAT dengan VE 1 CI 95 % CAT VE sebanyak 100 orang. enderita dengan nilai CAT 10 sebanyak 60 orang (60%), sedangkan nilai CAT < 10 sebanyak 40 orang (40%). ada penelitian penderita dengan GOLD 3 yaitu sebanyak 50 orang (50%), selanjutnya GOLD 2 sebanyak 45 orang (45%), GOLD 4 sebanyak 5 orang (5%), tidak dijumpai pasien dengan GOLD 1. ada penelitian ini terbanyak adalah penderita yang mengalami satu kali rawat inap atau lebih sebanyak 55 orang (55%), sedangkan satu kali atau tidak ada eksaserbasi dalam 12 bulan terakhir yaitu sebanyak 45 orang (45%). ada gambar 1 hasil penelitian terlihat distribusi fre kuensi penderita OK stabil berdasarkan kelompok OK didapati yang terbanyak adalah penderita OK Grup D yaitu sebanyak 35 orang (35%), selanjutnya OK grup B sebanyak 32 orang (32%), dan grup C sebanyak 20 orang (20%) dan yang paling sedikit adalah penderita OK grup A sebanyak 13 orang (13%). Analisis Statistik ada penelitian ini dilakukan analisis statistik untuk melihat beberapa korelasi antara karakteristik yang diteliti dalam penelitian ini. Tabel 1, hasil uji korelasi spearman Rho menunjukkan adanya korelasi antara nilai CAT dengan VE1 (p<0,05). Risiko GOLD C 20 orang A 13 orang Risiko Riwayat eksaserbasi Gambar 1. Distribusi frekuensi penderita OK stabil berdasarkan kelompok OK D 35 orang B 32 orang Gejala mmrc 0-1 mmrc > 2 CAT <10 CAT > 10 Tabel 2. Hubungan antara MMRC dengan VE 1 CI 95 % MMRC VE EMBAHASAN Hasil penelitian terlihat distribusi frekuensi penderita OK stabil berdasarkan kelompok OK didapati yang terbanyak adalah penderita OK Grup D yaitu sebanyak 35 orang (35%), selanjutnya OK grup B sebanyak 32 orang (32%), grup C sebanyak 20 orang (20%) dan yang paling sedikit adalah penderita OK Grup A yaitu sebanyak 13 orang (13%). Menurut GOLD 2014 penilaian kelompok OK stabil berdasarkan penilaian gejala dan derajat obstruksi serta riwayat eksaserbasi. OK mempunyai beberapa fenotipe yang berbeda dalam karakteristiknya. ada penelitian ini korelasi antara CAT dan VE 1 dilihat dengan uji Correlations Spearman s rho diperoleh nilai p<0.05 maka dapat disimpulkan ada korelasi antara CAT dengan VE 1. Sesuai dengan hasil penelitian Ghobadi H dkk. 7 di Iran tahun 2011 menyatakan terdapat hubungan antara nilai CAT dengan derajat obstruksi melalui pengukuran volume ekspirasi paksa detik pertama (VE 1 ), dimana didapati hubungan antara penurunan derajat obstruksi dengan penurunan kualitas hidup yang dinilai dengan CAT, dijumpai derajat obstruksi sangat berat (GOLD IV) nilai CAT tinggi. 7 Berdasarkan penelitian Han KM dkk. 8 pada tahun 2012 dijumpai hubungan antara gejala pada penderita OK dari kualitas hidup dari nilai CAT, skala sesak napas yang dinilai dengan MMRC terhadap derajat obstruksi dan risiko eksaserbasi
4 Tabel 3. Hubungan antara CAT dan Eksaserbasi 95 % CI CAT Eksaserbasi Tabel 4. Hubungan antara mmrc dengan Eksaserbasi 95 % CI mmrc Eksaserbasi disimpulkan tidak ada korelasi antara MMRC dengan eksaserbasi. OK mem punyai beberapa fenotipe yang berbeda dalam karakteristiknya. Ada fenotipe yang sering mengalami eksaserbasi dalam perjalanan penyakitnya, sehingga memperburuk fungsi parunya. enelitian Donaldson dkk. pada tahun 2002 dijumpai hubungan antara frekuensi eksaserbasi dengan penurunan fungsi faal paru, dimana pasien-pasien OK yang sering masuk rawatan rumah sakit akan terjadi penurunan faal paru yang signifikan. 14 KESIMULAN Terdapat korelasi antara CAT dengan VE 1 (p=0.000). Didapati adanya korelasi antara MMRC dengan VE 1 (p=0.001). Didapati adanya korelasi antara CAT dengan Eksaserbasi (p=0.042). Tidak ada korelasi antara MMRC dengan eksaserbasi. (p=0.343). Dalam penelitian ini untuk melihat korelasi antara MMRC dan VE1 dilakukan uji Correlations Spearman s rho diperoleh nilai p<0.05 maka dapat disimpulkan ada korelasi antara MMRC dengan VE1. Menurut penelitian Anwar D dkk. tahun 2011 di rumah sakit M. Djamil adang di dapat kesimpulan semakin tinggi derajat sesak napas berdasarkan kuesioner MMRC, makin tinggi derajat OK. 10 Dalam penelitian ini untuk melihat korelasi antara CAT dengan eksaserbasi dilakukan uji Correlations Spearman s rho diperoleh nilai p<0.05 maka dapat disimpulkan ada korelasi antara CAT dengan eksaserbasi. Sesuai dengan penelitian Seemungal dkk. pada tahun 1998 efek dari eksaserbasi yang sering akan menurunkan kualitas hidup yang dinilai melalui St George s Respiratory Questionaire (SGRQ) yang relevan dengan nilai CAT. 13 Menurut penelitian Hartono S. dalam penelitian cross sectional tahun 2011 dalam mengisi kuesioner CAT pasien harus benar-benar diberitahu tentang angka-angka dalam penilaian CAT. 13 Dalam penelitian ini untuk melihat korelasi antara MMRC dan eksaserbasi dilakukan uji Correlations Spearman s rho diperoleh nilai p>0.05 maka dapat Nilai CAT berkorelasi dengan derajat VE 1. Skala MMRC juga berkorelasi dengan derajat VE 1. Nilai CAT berkorelasi dengan frekuensi eksaserbasi. Sedangkan skala MMRC tidak berkorelasi dengan eksaserbasi. Dalam penilaian kelompok OK kita melihat gejala, derajat VE1 dan frekuensi eksaserbasi karena penderita OK stabil mempunyai fenotipe yang berbeda. DAFTAR USTAKA 1. Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease. Global strategy for diagnosis, management and prevention of chronic obstructive lung disease updated erhimpunan Dokter aru Indonesia (DI). OK (enyakit aru Obstruksi Kronik), pedoman praktis diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia; 2010; h: Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease. Global strategy for diagnosis, mana gement and prevention of chronic obstructive lung disease updated Global strategy for the diagnosis, management, and prevention of chronic obstructive pulmonary disease, NHLBI/WHO Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD) workshop summary Ivor MA, Lowry J, Bourbeau J, Borycki E. Assesment of COD. In: Bourbeau J. Nault D, Borycki E, eds. Comperehensive management of Chronic Obstructive ulmonary Disease. London: BC Decker In h
5 6. Maranatha D. enyakit paru obstruksi kronik (OK). Dalam: Buku Ajar Ilmu enyakit aru Wibisono MJ, Winariani, Hariadi S. Edt. Departemen Ilmu enyakit aru.surabaya, 2010; h Ghobadi H, Sadeghieh S, Kameli A, Lari SM, The Relationship between COD Assessment Test (CAT) Scores and Severity of Airflow Obstruction in Stable COD. Tanaffos.2012; 11(2): Han MK, Everett CD, Dransfiel MT, Washco GR, Regan EA, Bowler R, Beatyet T,et al. GOLD 2011 disease severity classification in COD Gene: a prospective cohort study. Lancet Respir Med.2013;1: Shafiq I, Hugget K, Idris L, Rudran, Shaw T J, Use of COD assessment (CAT) test in monitoring acute exacerbations. Eur Respir J.2011;38: Donal AM. Mechanisme and measurement of dyspnea in chronic obstructive pulmonary disease. roc Am Thorac Soc.2006;3: Bestall JC, aul EA, Garrod R, Garnham R, Jones,. W, & Wedzicha, J. A. Usefulness of the Medical Research Council (MRC) dyspnoea scale as a measure of disability in patients with chronic obstructive pulmonary disease. Thorax. 1999;54: Hurst RJ, Vestbo J, Anzueto A, Locantore N, Mullerova H,Singer TR, Miller B, et al. Susceptibility to exacerbation in chronic obstructive pulmonary disease. N Eng J Med.2010;363: Hartono S. Nilai COD Assessment Test (CAT) penderita penyakit paru obstruktif kronis stabil di poli paru RSU H. Adam Malik dan RS T II Tembakau Deli Medan. Tesis. Medan: Universitas Sumatera Utara.2011.h Anwar D, Chan Y, Basyar M, Hubungan derajat sesak napas penderita penyakit paru Obstruktif Kronik Menurut Kuesioner Modified Medical Research Council Scale dengan Derajat enyakit aru Obstruktif kronik. Departemen pulmonologi dan Ilmu kedokteran Respirasi Kedokteran Universitas Andalas adang. J Respir Indo. 2012;34:
BAB I PENDAHULUAN. PPOK merupakan penyakit yang dapat dicegah dan diobati dengan beberapa efek
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PPOK merupakan penyakit yang dapat dicegah dan diobati dengan beberapa efek ekstraparu yang signifikan dan berpengaruh terhadap keparahan penderita. Menurut GOLD (Global
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan salah satu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak di negara dengan pendapatan tinggi sampai rendah. 1 Menurut World Health Organization
Lebih terperinciFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
i KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN DERAJAT BERAT MEROKOK DENGAN KARAKTERISTIK GEJALA PPOK YANG DINILAI BERDASARKAN KRITERIA DIAGNOSIS GRUP PADA PENDERITA PPOK DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN Oleh: SUWENNY 100100059
Lebih terperinciABSTRAK HUBUNGAN ANTARA SKOR COPD ASSESSMENT TEST (CAT), INDEKS BRINKMAN DAN FUNGSI PARU
ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA SKOR COPD ASSESSMENT TEST (CAT), INDEKS BRINKMAN DAN FUNGSI PARU Putri Ratriviandhani, 2016. Pembimbing I : J. Teguh Widjaja, dr., Sp.P., FCCP Pembimbing II : Jo Suherman, dr.,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. polusi udara baik dalam maupun luar ruangan, serta polusi di tempat kerja. 1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) telah berkembang menjadi penyebab morbiditas dan mortalitas di dunia yang makin penting. PPOK menjadi penyakit berbahaya
Lebih terperinciABSTRAK FAAL PARU PADA PEROKOK DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) DAN PEROKOK PASIF PASANGANNYA
ABSTRAK FAAL PARU PADA PEROKOK DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) DAN PEROKOK PASIF PASANGANNYA Siti A. Sarah M, 2011. Pembimbing I : dr.jahja Teguh Widjaja,Sp.P.,FCCP Pembimbing II: dr.sijani
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit menular bergeser ke penyakit tidak menular (noncommunicable
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan berubahnya tingkat kesejahteraan, pola penyakit saat ini telah mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan beralihnya penyebab kematian yang semula
Lebih terperinciTingkat Kontrol Asma Mempengaruhi Kualitas Hidup Anggota Klub Asma di Balai Kesehatan Paru
Tingkat Kontrol Asma Mempengaruhi Kualitas Hidup Anggota Klub Asma di Balai Kesehatan Paru Setyoko 1, Andra Novitasari 1, Anita Mayasari 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang ABSTRAK
Lebih terperinciLAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa program strata-1 kedokteran umum
HUBUNGAN ANTARA SKOR COPD ASSESSMENT TEST (CAT) DENGAN RASIO FEV 1 /FVC PADA PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) KLINIS Studi kasus pada pasien di RSUP dr. Kariadi Semarang LAPORAN HASIL KARYA
Lebih terperinciHubungan Derajat Sesak Napas Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik Menurut Kuesioner Modified Medical Research Council Scale
Hubungan Derajat Sesak Napas Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik Menurut Kuesioner Modified Medical Research Council Scale dengan Derajat Penyakit Paru Obstruktif Kronik Dodi Anwar, Yusrizal Chan,
Lebih terperinciABSTRAK PENILAIAN KUALITAS HIDUP PASIEN PPOK RAWAT JALAN DENGAN METODE SAINT GEORGE S RESPIRATORY QUESTIONNAIRE (SGRQ)
ABSTRAK PENILAIAN KUALITAS HIDUP PASIEN PPOK RAWAT JALAN DENGAN METODE SAINT GEORGE S RESPIRATORY QUESTIONNAIRE (SGRQ) Felicia S., 2010, Pembimbing I : J. Teguh Widjaja, dr., SpP., FCCP. Pembimbing II
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
20 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional di mana variabel bebas dan variabel tergantung diobservasi
Lebih terperinciHUBUNGAN DERAJAT KLINIS PPOK DENGAN HASIL PEMERIKSAAN FUNGSI PARU BERDASARKAN SPIROMETRI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN DERAJAT KLINIS PPOK DENGAN HASIL PEMERIKSAAN FUNGSI PARU BERDASARKAN SPIROMETRI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian Karya Tulis Ilmiah mahasiswa program
Lebih terperinciABSTRAK KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012
ABSTRAK KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012 Christine Nathalia, 2015; Pembimbing : Dani, dr., M.Kes. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. American Thoracic Society (ATS) dan European Respiratory Society (ERS)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang American Thoracic Society (ATS) dan European Respiratory Society (ERS) mengartikan Penyakit Paru Obstruktif Kronik disingkat PPOK sebagai penyakit yang ditandai dengan
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu Penyakit Dalam, sub ilmu Pulmonologi dan Geriatri. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat peneltian ini adalah
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KONTROL ASMA dengan KUALITAS HIDUP ANGGOTA KLUB ASMA di BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT SEMARANG
HUBUNGAN ANTARA KONTROL ASMA dengan KUALITAS HIDUP ANGGOTA KLUB ASMA di BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT SEMARANG Anita Mayasari 1, Setyoko 2, Andra Novitasari 3 1 Mahasiswa S1 Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Spirometri adalah salah satu uji fungsi paru yang dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) (Health Partners, 2011). Uji fungsi paru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah penyakit yang mempunyai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah penyakit yang mempunyai karakteristik keterbatasan aliran nafas yang persisten, bersifat progresif dan berkaitan
Lebih terperinciPENDAHULUAN METODE. eksaserbasi. 30%. Makin tinggiskor indeks BODE maka makin buruk prognosisnya, karena mengindikasikan lebih banyak
Korelasi Penilaian Kualitas Hidup dan Prognosis Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik dengan CAT, SGRQ dan BODE di Rumah Sakit Persahabatan Jakarta Tri Agus Yuarsa, Faisal Yunus, Budhi Antariksa Departemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan kisaran usia 5-14 tahun (Gerald dkk, 2004). Prevalens asma di Indonesia belum
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Asma merupakan penyakit kronik yang paling umum di dunia, terdapat sekitar 300 juta penduduk dunia yang menderita penyakit ini. Asma dapat terjadi pada anak-anak
Lebih terperinciOleh: KHAIRUN NISA BINTI SALEH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN Universitas Sumatera Utara
PREVALENSI PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS DENGAN RIWAYAT MEROKOK DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK (RSUP HAM) MEDAN PERIODE JANUARI 2009 DESEMBER 2009 Oleh: KHAIRUN NISA BINTI SALEH 070100443
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peringkat kelima di seluruh dunia dalam beban penyakit dan peringkat
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah masalah kesehatan secara global yang sejak tahun 2001 merupakan masalah utama dalam kesehatan masyarakat. PPOK diperkirakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) menurut Global Initiative of
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) menurut Global Initiative of Chronic Obstructive Lung Diseases (GOLD) merupakan penyakit yang dapat cegah dan diobati, ditandai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
37 BAB III METODE PENELITIAN 38 A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan secara cross sectional, variabel bebas dan variabel terikat diobservasi
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru yang dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diobati, ditandai dengan keterbatasan aliran udara yang terus-menerus yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit dapat dicegah dan diobati, ditandai dengan keterbatasan aliran udara yang terus-menerus yang biasanya progresif
Lebih terperinciPemakaian obat bronkodilator sehari- hari : -Antikolinergik,Beta2 Agonis, Xantin,Kombinasi SABA+Antikolinergik,Kombinasi LABA +Kortikosteroid,,dll
LAMPIRAN 1 Lembaran Pemeriksaan Penelitian Nama : Umur :...tahun Tempat / Tanggal Lahir : Alamat : Pekerjaan : No telf : No RM : Jenis kelamin : 1. Laki laki 2. Perempuan Tinggi badan :...cm Berat badan
Lebih terperinciCURRICULUM VITAE. Nama : DR. Dr. Nur Ahmad Tabri, SpPD, K-P, SpP(K) Tempat, tanggal lahir : Ujung Pandang, 12 April 1959 Agama: Islam
CURRICULUM VITAE Nama : DR. Dr. Nur Ahmad Tabri, SpPD, K-P, SpP(K) Tempat, tanggal lahir : Ujung Pandang, 12 April 1959 Agama: Islam Email: nurahmad_59@yahoo.co.id Jabatan: Ketua Divisi Pulmonologi Dept.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup dan semakin tingginya penjanan faktor resiko, seperti faktor pejamu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan salah satu dari kelompok penyakit tidak menular yang telah menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan penyebab mortalitas terbesar kelima di dunia dan menunjukkan peningkatan jumlah kasus di negara maju dan
Lebih terperinciHUBUNGAN MEROKOK DENGAN DERAJAT PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK
HUBUNGAN MEROKOK DENGAN DERAJAT PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK Liza Salawati Abstrak. Penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) dapat menyebabkan kesakitan kronik dan kematian individu di seluruh dunia setiap
Lebih terperinciPROFIL PENDERITA ASMA DEWASA YANG DI RAWAT INAP DI RSUP.H.ADAM MALIK MEDAN OLEH : JACKVINDERDEEP SINGH A/L TARAM SINGH
PROFIL PENDERITA ASMA DEWASA YANG DI RAWAT INAP DI RSUP.H.ADAM MALIK MEDAN 2011-2013 OLEH : JACKVINDERDEEP SINGH A/L TARAM SINGH 110100401 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 PROFIL
Lebih terperinciHubungan Berhenti Merokok dengan Tingkat Keparahan Penyakit Paru Obstruktif Kronik Berdasarkan GOLD 2013
Hubungan Berhenti Merokok dengan Tingkat Keparahan Penyakit Paru Obstruktif Kronik Berdasarkan GOLD 2013 Danar Pratama Putra, Nurfitri Bustamam, Aulia Chairani Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. yang ditandai oleh progresivitas obstruksi jalan nafas yang tidak sepenuhnya
Bab I Pendahuluan Latar Belakang Penelitian Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) didefinisikan sebagai penyakit yang ditandai oleh progresivitas obstruksi jalan nafas yang tidak sepenuhnya reversibel,
Lebih terperinciHUBUNGAN RIWAYAT KEBIASAAN MEROKOK DENGAN DERAJAT PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) DI POLIKLINIK PARU RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU
HUBUNGAN RIWAYAT KEBIASAAN MEROKOK DENGAN DERAJAT PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) DI POLIKLINIK PARU RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU Trisna Sentia Dewi 1, Zarfiardy AF 2, Miftah Azrin 3 ABSTRACT Chronic
Lebih terperinciProsiding Pendidikan Dokter ISSN: X
Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Hubungan Tingkat Pengetahuan Bahaya Merokok dengan Tingkat Keparahan PPOK pada Pasien Rawat Inap dan Rawat Jalan RS Al- Ihsan Periode Mei-Juli 2016 The relationship
Lebih terperinciPENGARUH PURSED LIPS BREATHING
PENGARUH PURSED LIPS BREATHING (PLB) TERHADAP NILAI FORCED EXPIRATORY VOLUME IN ONE SECOND (FEV1) PADA PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS DI RS PARU DR ARIO WIRAWAN SALATIGA NASKAH PUBLIKASI Diajukan
Lebih terperinciABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN LUAS PERMUKAAN TUBUH TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU PADA PRIA DEWASA
ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN LUAS PERMUKAAN TUBUH TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU PADA PRIA DEWASA Andre Dwijaya Saputra, 2011, Pembimbing I : Pinandojo Djojosoewarno dr., Drs., AIF. Pembimbing II : Endang
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu Penyakit Dalam, sub ilmu Pulmonologi dan Geriatri. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat peneltian ini adalah
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS PADA WANITA DI RUMAH SAKIT HA. ROTINSULU BANDUNG PERIODE ARTIKEL
HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS PADA WANITA DI RUMAH SAKIT HA. ROTINSULU BANDUNG PERIODE 2011-2012 ARTIKEL Diajukan untuk memenuhi tugas akhir Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciBAB I A. LATAR BELAKANG. morbiditas kronik dan mortalitas di seluruh dunia, sehingga banyak orang yang
BAB I A. LATAR BELAKANG Penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) merupakan penyebab utama dari morbiditas kronik dan mortalitas di seluruh dunia, sehingga banyak orang yang menderita akibat PPOK. PPOK merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional secara keseluruhan, sehingga diperlukan suatu kajian yang lebih menyeluruh mengenai determinan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia sekarang sedang menanggung beban ganda dalam kesehatan yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia sekarang sedang menanggung beban ganda dalam kesehatan yang dikarenakan bukan hanya penyakit menular yang menjadi tanggungan negara tetapi dengan
Lebih terperinciABSTRAK PENILAIAN TINGKAT TERKONTROLNYA ASMA BERDASARKAN METODE ASTHMA CONTROL TEST TM PADA PENDERITA ASMA
ABSTRAK PENILAIAN TINGKAT TERKONTROLNYA ASMA BERDASARKAN METODE ASTHMA CONTROL TEST TM PADA PENDERITA ASMA Michael Setiawan P., 2010 Pembimbing I: J. Teguh Widjaja., dr., Sp. P., FCCP. Pembimbing II: Dr.
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 LEMBAR PEMERIKSAAN PENELITIAN
LAMPIRAN 1 LEMBAR PEMERIKSAAN PENELITIAN Nama : Umur : Tempat / Tanggal Lahir : Alamat : Pekerjaan : No telepon : No RM : Jenis Kelamin : 1. Laki laki 2. Perempuan Tinggi badan : cm Berat badan : kg Keluhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang ditandai dengan pembatasan aliran udara yang irreversibel (Celli & Macnee,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah keadaan progresif lambat yang ditandai dengan pembatasan aliran udara yang irreversibel (Celli & Macnee, 2004).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronis ditandai dengan hambatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronis ditandai dengan hambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya reversibel. Hambatan aliran udara ini
Lebih terperinciHUBUNGAN KELUHAN PERNAPASAN DAN FAKTOR PSIKOLOGIS DENGAN KUALITAS TIDUR PASIEN PENYAKIT PARU
Jurnal Ners Indonesia, Vol.6 No.1, September 2016 HUBUNGAN KELUHAN PERNAPASAN DAN FAKTOR PSIKOLOGIS DENGAN KUALITAS TIDUR PASIEN PENYAKIT PARU Ulfa hasanah, Amira Permatasari, Evi Karota Email :ulfahasanah45@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Riset Kesehatan Dasar (RISKEDAS) di Indonesia tahun mendapatkan hasil prevalensi nasional untuk penyakit asma pada semua umur
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Riset Kesehatan Dasar (RISKEDAS) di Indonesia tahun 2013 mendapatkan hasil prevalensi nasional untuk penyakit asma pada semua umur adalah 4,5 %. Prevalensi asma
Lebih terperinciFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN MASUK 2012 DAN 2014 TENTANG MEROKOK SEBAGAI FAKTOR RISIKO PPOK Oleh : VIDYA CECILIA 120100421 FAKULTAS
Lebih terperinciTESIS O C T A R I A N Y PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIS DEPARTEMEN PULMONOLOGI & ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI
TESIS ANALISIS KUALITAS HIDUP PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS SETELAH MENGIKUTI PROGRAM REHABILITASI PARU YANG DINILAI DENGAN COPD ASSESSMENT TEST (CAT) DAN UJI JALAN 6 MENIT O C T A R I A N
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. udara ekspirasi yang bervariasi (GINA, 2016). Proses inflamasi kronis yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Asma merupakan penyakit heterogen dengan karakteristik adanya inflamasi saluran napas kronis. Penyakit ini ditandai dengan riwayat gejala saluran napas berupa wheezing,
Lebih terperinciPengaruh Latihan Fisik Terhadap Saturasi Oksigen pada Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik Stabil
Pengaruh Latihan Fisik Terhadap Saturasi Oksigen pada Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik Stabil Anriany Hanzy Sinambela, Amira Permatasari Tarigan, Pandiaman Pandia Departemen Pulmonologi dan Ilmu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan penyakit yang dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan penyakit yang dapat dicegah dan diobati. Penyakit ini berhubungan dengan peningkatan respon inflamasi kronik pada jalan
Lebih terperinciABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT SEBAGAI PENYEBAB ASMA EKSASERBASI AKUT DI POLI PARU RSUP SANGLAH, DENPASAR, BALI TAHUN 2013
ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT SEBAGAI PENYEBAB ASMA EKSASERBASI AKUT DI POLI PARU RSUP SANGLAH, DENPASAR, BALI TAHUN 2013 Data WHO 2013 dan Riskesdas 2007 menunjukkan jumlah penderita
Lebih terperinciABSTRAK HUBUNGAN LINGKAR PINGGANG / WAIST CIRCUMFERENCE (WC) DAN VOLUME EKSPIRASI PAKSA DETIK PERTAMA (VEP1) PADA LAKI LAKI DEWASA
ABSTRAK HUBUNGAN LINGKAR PINGGANG / WAIST CIRCUMFERENCE (WC) DAN VOLUME EKSPIRASI PAKSA DETIK PERTAMA (VEP1) PADA LAKI LAKI DEWASA Albertus Jonathan Wibisono, 2014. Pembimbing I : Pinandojo Djojosoewarno,
Lebih terperinciHubungan Depresi dan Demensia pada Pasien Lanjut Usia dengan Diabetes Melitus Tipe 2 LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
Hubungan Depresi dan Demensia pada Pasien Lanjut Usia dengan Diabetes Melitus Tipe 2 LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Strata 1 Kedokteran
Lebih terperinciTESIS OCTARIANY PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I DEPARTEMEN PULMONOLOGI & ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI
TESIS ANALISIS KUALITAS HIDUP PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK SETELAH MENGIKUTI PROGRAM REHABILITASI PARU YANG DINILAI DENGAN COPD ASSESSMENT TEST (CAT) DAN UJI JALAN 6 MENIT OCTARIANY A PROGRAM
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 2014). Pneumonia pada geriatri sulit terdiagnosis karena sering. pneumonia bakterial yang didapat dari masyarakat (PDPI, 2014).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumonia merupakan penyakit infeksi saluran napas bawah akut pada parenkim paru. Pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sering timbul dikalangan masyarakat. Data Report Word Healt Organitation
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit paru-paru merupakan suatu masalah kesehatan di Indonesia, salah satunya adalah asma. Serangan asma masih merupakan penyebab utama yang sering timbul dikalangan
Lebih terperinciHUBUNGAN DERAJAT SESAK NAPAS PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK DENGAN SIMPTOM ANSIETAS
HUBUNGAN DERAJAT SESAK NAPAS PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK DENGAN SIMPTOM ANSIETAS Novita Andayani, Maulianur Rizki dan Rina Lubis Abstrak. PPOK adalah keadaan penyakit yang ditandai oleh keterbatasan
Lebih terperinciUji Fungsi (lung function test) Peak flow meter
Uji Fungsi Paru-paru (lung function test) Peak flow meter Spirometer 2009/1/11 Zullies Ikawati's Lecture Notes 1 Spirometri 2009/1/11 Zullies Ikawati's Lecture Notes 2 Peak flow meter PEF = Peak Expiratory
Lebih terperinciHUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK ORANG TUA DAN KEJADIAN ASMA PADA ANAK USIA TAHUN DI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK ORANG TUA DAN KEJADIAN ASMA PADA ANAK USIA 13-14 TAHUN DI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterbatasan aliran udara yang menetap pada saluran napas dan bersifat progresif.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah suatu keadaan terdapatnya keterbatasan aliran udara yang menetap pada saluran napas dan bersifat progresif. Penyakit ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenai kematian akibat asma mengalami peningkatan dalam beberapa dekade
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asma adalah penyakit paru kronik yang sering terjadi di dunia. Data mengenai kematian akibat asma mengalami peningkatan dalam beberapa dekade terakhir (Mchpee
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pada saluran napas yang melibatkan banyak komponen sel dan elemennya, yang sangat mengganggu, dapat menurunkan kulitas hidup, dan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asma dan rinosinusitis adalah penyakit yang amat lazim kita jumpai di masyarakat dengan angka prevalensi yang cenderung terus meningkat selama 20-30 tahun terakhir.
Lebih terperinciPERBEDAAN DEPRESI PADA PASIEN ASMA PERSISTEN SEDANG DAN BERAT DENGAN PASIEN PPOK DERAJAT SEDANG DAN BERAT DI RSUD DR.
PERBEDAAN DEPRESI PADA PASIEN ASMA PERSISTEN SEDANG DAN BERAT DENGAN PASIEN PPOK DERAJAT SEDANG DAN BERAT DI RSUD DR. MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran ARUM
Lebih terperinciPENGARUH RESPIRATORY MUSCLE EXERCISES TERHADAP PENURUNAN SESAK NAFAS (DYSPNEA)
PENGARUH RESPIRATORY MUSCLE EXERCISES TERHADAP PENURUNAN SESAK NAFAS (DYSPNEA) PADA PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT (BBKPM) SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciIndikasi Pemeriksaan
Definisi Suatu prosedur pemeriksaan dengan menggunakan alat spirometer yang bertujuan untuk mengukur ventilasi yaitu mengukur volume statik dan volume dinamik paru. Indikasi Pemeriksaan Menilai status
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA TUBERKULOSIS TERHADAP KETIDAKPATUHAN DALAM PENGOBATAN MENURUT SISTEM DOTS DI RSU
ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA TUBERKULOSIS TERHADAP KETIDAKPATUHAN DALAM PENGOBATAN MENURUT SISTEM DOTS DI RSU dr. SLAMET GARUT PERIODE 1 JANUARI 2011 31 DESEMBER 2011 Novina
Lebih terperinciHubungan Pemeriksaan Faal Paru dan Keluhan Respiratorik pada Jemaah Haji Kota Padang Tahun 2008
Hubungan Pemeriksaan Faal Paru dan Keluhan Respiratorik pada Jemaah Haji Kota Padang Tahun 28 Taufiq Hidayat, Zailirin Yuliana Zainoeddin,Yusrizal Chan,Taufik Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Penyakit Paru Obstruktif Kronik selanjutnya disebut PPOK atau
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit Paru Obstruktif Kronik selanjutnya disebut PPOK atau Cronik Obstruktive Pulmonary Disease (COPD) merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk sekelompok
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi Ilmu Gizi khususnya bidang antropometri dan Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang respirologi. 4.2 Tempat dan
Lebih terperinciTHE CHARACTERISTICS OF THE CHRONIC OBSTRUCTIVE PULMONARY DISEASE PATIENTS AT IMMANUEL HOSPITAL BANDUNG IN 2012
KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012 THE CHARACTERISTICS OF THE CHRONIC OBSTRUCTIVE PULMONARY DISEASE PATIENTS AT IMMANUEL HOSPITAL BANDUNG
Lebih terperinciPREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara-RSUP-HAM Medan
ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KOAGULOPATI DAN KADAR SERUM LAKTAT SEBAGAI INDIKATOR MORBIDITAS DAN MORTALITAS PADA KASUS MULTIPEL TRAUMA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN Eka Prasetia Wijaya 1, Chairiandi Siregar 2
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENDERITA PENYAKIT KANKER PARU PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012 DI RS. IMMANUEL KOTA BANDUNG
ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA PENYAKIT KANKER PARU PERIODE 1 JANUARI 2011 31 DESEMBER 2012 DI RS. IMMANUEL KOTA BANDUNG Dwirama Ivan Prakoso Rahmadi, 1110062 Pembimbing I : dr. Sri Nadya J Saanin, M.Kes Pembimbing
Lebih terperinciHEMAKANEN NAIR A/L VASU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014
Hubungan Obesitas Sentral Sebagai Salah Satu Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner Pada Usia 40-60 Tahun Di RSUP H.Adam Malik, Medan. Oleh: HEMAKANEN NAIR A/L VASU 110100413 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciTESIS PENGARUH REHABILITASI PARU TERHADAP MVV DAN VEP 1 PADA PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK STABIL
TESIS PENGARUH REHABILITASI PARU TERHADAP MVV DAN VEP 1 PADA PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK STABIL DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN OLEH FATMA HANI LUBIS PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012
ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2012-31 DESEMBER 2012 Erfina Saumiandiani, 2013 : Pembimbing I : dr. Dani,M.Kes.
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU PENCARIAN LAYANAN KESEHATAN DENGAN KETERLAMBATAN PASIEN DALAM DIAGNOSIS TB PARU DI BBKPM SURAKARTA SKRIPSI
HUBUNGAN PERILAKU PENCARIAN LAYANAN KESEHATAN DENGAN KETERLAMBATAN PASIEN DALAM DIAGNOSIS TB PARU DI BBKPM SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Sarjana Kedokteran Faris Budiyanto G0012074
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Asma 2.1.1. Definisi Asma adalah penyakit inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan berbagai sel inflamasi sehingga menimbulkan gejala yang berhubungan dengan luas inflamasi,
Lebih terperincicommit to user BAB V PEMBAHASAN
48 BAB V PEMBAHASAN Penelitian mengenai perbedaan kualitas tidur antara pasien asma dengan pasien PPOK dilakukan pada bulan April sampai Mei 2013 di Poliklinik Paru RSUD Dr. Moewardi, dengan subjek penelitian
Lebih terperinciGambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Siswa SMP Kelas IX Husni Thamrin Medan tentang Bahaya Rokok terhadap Timbulnya Penyakit Paru.
Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Siswa SMP Kelas IX Husni Thamrin Medan tentang Bahaya Rokok terhadap Timbulnya Penyakit Paru Oleh : ARWAINI ULFA NASUTION 080100191 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciTempat/TanggalLahir : Medan, 31 Maret 1994
Lampiran 1 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama Jenis Kelamin : Getsy Daony : Perempuan Tempat/TanggalLahir : Medan, 31 Maret 1994 Warga Negara Status Agama Alamat : Indonesia : Belum Menikah : Kristen : Jl.Tanjung
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Data prevalensi, morbiditas, dan mortalitas berbeda tiap negara namun secara umum terkait
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. EPIDEMIOLOGI Saat ini penyakit paru obstruksi kronik (PPOK ) merupakan masalah kesehatan global. Data prevalensi, morbiditas, dan mortalitas berbeda tiap negara namun secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari penyebab kasus mortalitas dan morbiditas di negara-negara dengan. pendapatan tinggi dan pendapatan rendah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama dua dekade terakhir ini, telah terjadi transisi epidemiologis yang signifikan dimana penyakit tidak menular telah menjadi beban utama, meskipun beban
Lebih terperinciHubungan antara Penyakit Paru Obstruktif Kronik Eksaserbasi Akut dengan Hasil Kultur Sputum Bakteri pada Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta
Hubungan antara Penyakit Paru Obstruktif Kronik Eksaserbasi Akut dengan Hasil Kultur Sputum Bakteri pada Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta Suradi, Yusup Subagio Sutanto, Reviono, Harsini, Dwi Marhendra
Lebih terperinciPERBEDAAN TITER TROMBOSIT DAN LEUKOSIT TERHADAP DERAJAT KLINIS PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) ANAK DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI
PERBEDAAN TITER TROMBOSIT DAN LEUKOSIT TERHADAP DERAJAT KLINIS PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) ANAK DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
Lebih terperinciABSTRAK. Ika Dewi Wiyanti, 2016; Pembimbing I : dr. Dani, M.kes Pembimbing II : dr.frecillia Regina,Sp.A
ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI RS. X KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 Ika Dewi Wiyanti, 2016; Pembimbing
Lebih terperinciHUBUNGAN DERAJAT BERAT MEROKOK BERDASARKAN INDEKS BRINKMAN DENGAN DERAJAT BERAT PPOK
HUBUNGAN DERAJAT BERAT MEROKOK BERDASARKAN INDEKS BRINKMAN DENGAN DERAJAT BERAT PPOK Ika Nugraha C.A Akper Patria Husada Surakarta Jl. Sumpah Pemuda No 50 Surakarta Telp/ Fax.0271 853224 Abstrak: Morbiditas
Lebih terperinciHUBUNGAN DURASI PENYAKIT, UMUR, DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN DISTRES PADA DIABETES MELITUS TIPE 2 SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan
HUBUNGAN DURASI PENYAKIT, UMUR, DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN DISTRES PADA DIABETES MELITUS TIPE 2 SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran GITA PUSPANINGRUM G0013103
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) sudah mulai menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Di Indonesia Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) sudah mulai menjadi masalah kesehatan yang membutuhkan perhatian, dimana jumlah penderita PPOK di Indonesia meningkat
Lebih terperinciGambaran Pemeriksaan Faal Paru pada Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik yang Berobat di Poli Paru RSUD Koja Periode Desember 2005-Desember 2008
Artikel Penelitian Gambaran Pemeriksaan Faal Paru pada Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik yang Berobat di Poli Paru RSUD Koja Periode Desember 2005-Desember 2008 Indriani Kurniadi*, Mardi Santoso**,
Lebih terperinciGAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK. Oleh : YULI MARLINA
GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010 Oleh : YULI MARLINA 080100034 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 GAMBARAN FAKTOR RISIKO
Lebih terperinciSTUDI KARAKTERISTIK PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK (PPOK) DI RSUD A.W SJAHRANIE SAMARINDA PERIODE JANUARI- DESEMBER 2014
STUDI KARAKTERISTIK PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK (PPOK) DI RSUD A.W SJAHRANIE SAMARINDA PERIODE JANUARI- DESEMBER 2014 Hardiana Sepryanti Palinoan, Risna Agustina, Laode Rijai Fakultas Farmasi
Lebih terperinciHUBUNGAN OBESITAS SENTRAL DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN LAKI-LAKI. Oleh : THARMANTHIRAN THIRUCHELVAM
HUBUNGAN OBESITAS SENTRAL DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN LAKI-LAKI Oleh : THARMANTHIRAN THIRUCHELVAM 080100410 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 ABSTRACT Introduction.
Lebih terperinciGambar 3.1. Kerangka Konsep Karakteristik Pasien PPOK Eksaserbasi Akut
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Pada penelitian ini kerangka konsep mengenai karakteristik pasien PPOK eksaserbasi akut akan diuraikan berdasarkan variabel katagorik
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PAPARAN ASAP ROKOK DAN FREKUENSI TERJADINYA EKSASERBASI ASMA PADA PASIEN ASMA YANG BEROBAT KE RSU DR SOEDARSO
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PAPARAN ASAP ROKOK DAN FREKUENSI TERJADINYA EKSASERBASI ASMA PADA PASIEN ASMA YANG BEROBAT KE RSU DR SOEDARSO PRAYOGI AGIL I 11107036 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS
Lebih terperinci