LEBURAN INTUISI IMAJINATIF

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LEBURAN INTUISI IMAJINATIF"

Transkripsi

1 LEBURAN INTUISI IMAJINATIF Nama Mahasiswa : Siddhartha Kandahdjaja Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa Nama Pembimbing : Dr. Tisna Sanjaya, M. Sch. Program Studi Sarjana Bidang Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB nzozu.art@gmail.com Kata Kunci : Imajinasi, proses kreasi, persepsi Abstrak Imajinasi dan dorongan bermain adalah hal yang secara alamiah dimiliki oleh setiap manusia, terutama terlihat pada masa kanak-kanak. Akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu, daya imajinasi dan dorongan bermain itu semakin berkurang, yang pada akhirnya menumpulkan kemampuan kreatif, mengakibatkan terhambatnya perkembangan intuisi dari manusia tersebut. Fenomena ini terjadi pada banyak orang, termasuk penulis. Ketidaknyamanan yang penulis alami saat berkarya sebelumnya pada masa kuliah, membawa penulis pada penyadaran akan fenomena tersebut. Penulis kemudian merasakan kebutuhan untuk menggali kembali potensi yang ada pada imajinasi dan dorongan bermain penulis untuk meningkatkan kreativitas penulis dengan harapan dapat mengembangkan titik kematangan intuisi penulis. Penulis kemudian membuat karya berupa sebuah bentuk abstrak yang kemudian ditimpa dengan garis hitam yang membentuk objek yang diinterpretasikan penulis sebagai upaya penulis untuk dapat merasakan kembali pengalaman yang sempat penulis rasakan saat kanak-kanak dahulu serta meningkatkan kemampuan kreatif yang berujung pada pematangan intuisi penulis. Kerumitan proses cetak konvensional serta aspek spontanitas drawing menjadi ruang bagi penulis untuk mengeksplorasi imajinasinya semaksimal mungkin, serta mencoba mengingatkan kembali para apresiator akan pentingnya imajinasi sebagai aspek pembentuk intuisi. Abstract Imagination and playing impulse are naturally possessed by every human beings, especially seen in the childhood. However as time goes by, the imagination and the playing impulses are gradually degradating, which in turns dulls the creative ability, resulting in inhibition of the intuition development of that person. This phenomenon happens to a lot of people, including the author. The author then felt the need to re-explore the potential lies in his imagination and playimpulse, to improve the creativity of the author, with a hope to develop the maturity of his intuition. The author then makes the artwork in the form of abstract shape, which is then restroked with black lines that forms the object that has been interpreted by the author, as an attempt to relive the experience that the author has felt when he was a child as well as improving the creative ability, which is leading to the maturity of the intuition of the writer. The complexity of the conventional printmaking proccesses and the spontaneity aspect from drawing became a space for the author to explore his imagination as much as possible, while trying to remind the appreciators about the importance of the imagination as an aspect to shape the intuition. 1. Pendahuluan With [makes a rainbow with his hands] imagination, I can be anything I want! A pirate! Arr! A football player! Hut! Spongebob Squarepants, episode Idiot Box Setiap manusia memiliki imajinasi dan dorongan bermain. Dua hal tersebut sangat berkaitan dan memegang peranan penting bagi manusia. Imajinasi merupakan kemampuan yang dimiliki manusia untuk mempelajari sesuatu, dan menciptakan suatu ide yang baru. Imajinasi juga memungkinkan manusia untuk menciptakan alternatif-alternatif dari kenyataan yang ada, sehingga imajinasi merupakan salah satu faktor penting dalam sebuah proses kreasi dan proses pembelajaran. Bahkan dalam teori kreativita, proses imaginasi sendiri merupakan basis dari segala proses pemikiran yang dilakukan manusia. (proses kreasi, apresiasi, belajar. Prof. Dr. Primadi Tabrani, 1)

2 Dengan memanfaatkan kemampuan imajinasi, kita dapat mempertimbangkan berbagai kemungkinan dari ide-ide yang muncul dan memprosesnya sampai kita akhirnya menciptakan sebuah hasil kreasi yang benar-benar matang. Dorongan bermain sendiri merupakan salah satu faktor dasar yang ada pada manusia, yang seringkali menjadi modal awal dalam sebuah proses kreasi. Kedua hal ini pun merupakan rusuk pembentuk sebuah puncak pemikiran manusia yang disebut sebagai intuisi. (proses kreasi, apresiasi, belajar. Prof. Dr. Primadi Tabrani) Ketika manusia berada pada tahap anak-anak, daya imajinasi dan dorongan bermainnya sangatlah kuat. Hal ini jelas terlihat pada gambar yang diciptakan oleh anak-anak, dan juga pada kemampuan mereka untuk membayangkan sesuatu, baik itu berupa objek dari kumpulan awan, ataupun karakter dan lingkungan sekitar saat mereka bermain, serta kelakuan mereka dalam upaya mereka mencoba dan mempelajari hal-hal baru. Seperti cuplikan dialog serial spongebob squarepants diatas, dengan imajinasi kita dapat menjadi apapun. Anak-anak dapat memainkan peran seorang ahli pedang yang bertarung dengan bajak laut di lautan, hanya dengan modal sebuah penggaris plastik dan sebuah sofa, meja, bahkan karpet yang digelar dilantai. Imajinasi, atau kreativitas dalam artian luas merupakan suatu hal yang penting bagi manusia, walaupun begitu seiring dengan pertumbuhan manusia, daya imajinasi itu sendiri malah semakin menurun dimana salah satu penyebabnya adalah sistem pendidikan yang mengabaikan kemampuan kreatif manusia (proses kreasi, apresiasi, belajar. Prof. Dr. Primadi Tabrani, 37). Penulis menganggap hal ini merupakan sebuah permasalahan yang cukup besar mengingat imajinasi dan dorongan bermain, yang berujung pada kematangan intuisi merupakan modal utama dalam sebuah proses kreasi. Pada akhirnya penulis merasakan adanya kebutuhan untuk menggali kembali potensi yang ada dalam daya imajinasi dan dorongan bermain penulis, kemudian mencoba mengembangkannya kedalam sebuah bentuk karya seni rupa sebagai proses pematangan titik intuisi penulis. Dengan latar belakang pemikiran ini, penulis menciptakan seri karya ini. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 2

3 2. Proses Studi Kreatif Siddhartha Kandahdjaja Leburan Intuisi Imajinatif Rumusan Masalah Apa saja eksplorasi dan langkah-langkah yang dapat dilakukan penulis untuk menggali imajinasi dan dorongan bermain penulis, kemudian bagaimana langkah yang telah dilakukan penulis dikembangkan kedalam sebuah karya seni rupa, khususnya karya seni cetak? Landasan Teori -Literatur tentang proses kreasi -Literatur tentang psikologi persepsi -Literatur tentang rorschach inkblot test -Literatur tentang teknik intaglio, drawing dan monotype. Sejauh apa tema imajinasi dan dorongan bermain dapat dieksplorasi dalam sebuah karya seni dan apa saja yang bisa diambil dari hasil eksplorasi tersebut? Batasan Masalah 1. Pola abstrak. 2. citraan objek interpretasi penulis. 3. Teknik drawing dan intaglio, metode cetak a la poupee dan viscosity. Tujuan Berkarya 1. Syarat kelulusan mata kuliah Tugas Akhir Seni Grafis SR menggali potensi imajinasi penulis sebagai proses pematangan intuisi penulis. 3. Menyampaikan potensi dari kemampuan imajinasi dan dorongan bermain pada apresiator. Proses Berkarya 1. pembuatan sketsa berupa pola abstrak. 2. Gambar acuan diolah ke atas plat dengan teknik intaglio (cetak dalam). 3. Citraan pada plat dicetak ke atas kertas dengan teknik cetak konvensional. 4. Pembuatan monotype yang lalu ditimpa drawing objek yang diinterpretasikan penulis. Karya akhir Kesimpulan Bagan 2.1 Proses Studi Kreatif Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 3

4 3. Hasil Studi dan Pembahasan 3.1 Leburan Intuisi Imajinatif #1 Gambar 3.1 Leburan Intuisi Imajinatif #1, 60x40 cm, permeable ground aquatint, etsa, a la poupee dan viscosity dicetak diatas kertas Canson Montval (5 edisi), Karya ini merupakan karya pertama yang penulis buat dalam seri karya Tugas Akhir penulis. Oleh karena itu, pada karya ini penulis masih memiliki kecenderungan untuk bermain aman dalam karya ini, dengan pemilihan komposisi warna yang cenderung monokrom, dengan dominasi warna biru dan hijau. Komposisi bentuk dan teksturnya pun diciptakan seimbang antara warna dan tekstur plat, sedangkan masih ada ruang putih yang mengurangi kepadatan karya. Dalam karya ini, penulis mencoba membuat lindap garis yang cenderung searah dan kasar, bertujuan untuk mengaburkan objek-objek hasil interpretasi penulis, dengan demikian menciptakan kesan ambigu sehingga apresiator dapat berimajinasi tentang bentuk apa yang sebenarnya ditangkap oleh mereka. Karya ini dicetak dengan 9 warna(selain hitam), 4 warna menggunakan teknik a la poupee sedangkan 5 warna lagi memanfaatkan teknik viscosity. Jumlah cetakan uji coba 5 lembar, 4 lembar dicetak pada concorde, sedangkan 1 lagi dicetak pada Canson Montval. Penulis membuat 5 cetakan edisi dan 2 A.P., semuanya dicetak diatas Canson Montval 300 gsm. 3.2 Leburan Intuisi Imajinatif #2 Gambar 3.2 Leburan Intuisi Imajinatif #2, 60x40 cm, permeable ground aquatint, etsa, a la poupee dan viscosity dicetak diatas kertas Canson Montval (6 edisi), Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 4

5 Siddhartha Kandahdjaja Dalam karya kedua ini, penulis mencoba untuk membuat visual yang kontras dengan karya pertama. Warna pada karya ini didominasi warna panas, terutama merah. penulis membuat komposisi yang cenderung melingkar, dengan banyak ruang putih sehingga karya ini terlihat lebih lowong. Kali ini penulis mencoba untuk menggunakan teknik crosshatching untuk membentuk objek hasil interpretasi penulis. Penulis juga meminimalisir banyaknya tumpukan garis, serta lebih mengutamakan garis-garis yang mengikuti kontur objek. Perlakuan yang berbeda ini bertujuan agar warna hitam tidak mendominasi keseluruhan visual seperti pada karya pertama, sehingga tercipta komposisi yang seimbang antara tekstur warna dan garis hitam yang menimpanya. Secara teknis, karya ini sangat mirip dengan karya pertama, karya ini dicetak dengan 9 warna(selain hitam), 4 warna menggunakan teknik a la poupee sedangkan 5 warna lagi memanfaatkan teknik viscosity. Jumlah cetakan uji coba 5 lembar, 4 lembar dicetak pada concorde, sedangkan 1 lagi dicetak pada Canson Montval. Penulis membuat 6 cetakan edisi dan 1 A.P., semuanya dicetak diatas Canson Montval 300 gsm. 1 cetakan plat warna di kertas Montval tidak ditimpa dengan garis pembentuk objek. 3.3 Leburan Intuisi Imajinatif #3 Gambar 3.3 Leburan Intuisi Imajinatif #3, 60x40 cm, permeable ground aquatint, etsa, a la poupee dan viscosity dicetak diatas kertas Canson Montval (5 edisi), Pada karya ini penulis mencoba mengeksplorasi bentuk plat yang lebih rumit, dengan banyak bagian yang (mungkin) terlihat seperti sulur atau cipratan cat. penulis membuat komposisi warna yang masih didominasi warna hangat seperti karya kedua, hanya saja pada karya ketiga ini penulis lebih menggunakan warna kuning dan oranye, yang diimbangi warna nila dan biru tua. Penulis juga mengeksploitasi fungsi mesin cetak dan matriks plat logam dengan menciptakan ilusi bahwa karya ini terdiri dari beberapa plat yang disusun satu persatu saat mencetak. Pada karya ketiga ini dan juga karya setelahnya, penulis menggunakan teknik crosshatching yang jauh lebih dapat memberi perpaduan yang maksimal antara tekstur dan warna plat dengan garis pembentuk objek. Karya ketiga dicetak dengan 8 warna selain hitam, dengan 4 warna menggunakan teknik a la poupee dan 4 warna lagi memanfaatkan metode viscosity. Jumlah cetakan uji coba 4 lembar, 3 lembar dicetak pada concorde, sedangkan 1 lagi dicetak pada Canson Montval. Penulis membuat 5 cetakan edisi dan 2 A.P., semuanya dicetak diatas Canson Montval 300 gsm. Sama seperti karya kedua, 1 cetakan plat warna di kertas Montval tidak ditimpa dengan garis pembentuk objek. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 5

6 3.4 Leburan Intuisi Imajinatif #4 Gambar 3.4 Leburan Intuisi Imajinatif #4, 60x40 cm, permeable ground aquatint, etsa, a la poupee dan viscosity dicetak diatas kertas Canson Montval (6 edisi), Pada karya keempat ini penulis membuat plat yang lebih padat dengan memperbanyak area cetak yang berwarna dan menyisakan sedikit ruang kosong. Berbeda dengan plat ketiga yang kebanyakan bentuknya membulat, karya ini memiliki banyak bagian yang bersudut tajam. Karya ini didominasi oleh warna hijau yang diimbangi dengan warna merah dan ungu, dikarenakan penulis ingin menonjolkan karakter dari warna komplementer dimana dua warna yang berseberangan tetap dapat menciptakan sebuah perpaduan yang harmonis. Karya keempat dicetak menggunakan 9 warna, dengan 5 warna diaplikasikan dengan teknik a la poupee dan 4 warna menggunakan metode viscosity. Jumlah cetakan uji coba 5 lembar, 3 lembar dicetak diatas concorde, 1 lembar dicetak diatas Canson Fineface, sedangkan 1 lagi dicetak diatas Canson Montval. Penulis membuat 6 cetakan edisi dan 1 A.P., semuanya dicetak diatas Canson Montval 300 gsm. 3.5 Leburan Intuisi Imajinatif #5 Gambar 3.5 Leburan Intuisi Imajinatif #5, 60x40 cm, permeable ground aquatint, etsa, a la poupee dan viscosity dicetak diatas kertas Canson Montval (5 edisi), Pada karya terakhir ini penulis mengeksplorasi lebih jauh kemungkinan yang penulis terapkan pada karya ketiga, yaitu ilusi plat yang seolah - olah terpisah menjadi beberapa bagian. Komposisi warna didominasi warna biru serta merah, dengan diimbangi warna kuning di tengah karya dan oranye sebagai aksen. Penggunaan ketiga warna primer ini akhirnya menciptakan visual yang terlihat paling ramai dan kaya. Garis pembentuk objek pun jauh lebih terabstraksi sehingga karakter tekstur dan komposisi warna jadi jauh lebih menonjol dibandingkan objek yang menimpanya. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 6

7 Siddhartha Kandahdjaja Karya ini dicetak menggunakan 9 warna, dengan 5 warna diaplikasikan dengan teknik a la poupee dan 4 warna menggunakan metode viscosity. Jumlah cetakan uji coba 5 lembar, 3 lembar dicetak diatas concorde, 1 lembar dicetak diatas Canson Barbizon, sedangkan 1 lagi dicetak diatas Canson Montval. Penulis membuat 5 cetakan edisi dan 2 A.P. dicetak diatas Canson Montval 300 gsm. 3.6 Leburan Intuisi Imajinatif #6 Gambar 3.6 Leburan Intuisi Imajinatif #6, Konstelasi drawing (66 buah) berdimensi variatif, monotype dan pena celup di atas kertas, 2013 Gambar 3.7 Detail dari karya Leburan Intuisi Imajinatif #6 Pada karya ini penulis menampilkan sebuah konstelasi drawing yang terdiri dari 66 buah drawing yang berbeda-beda ukurannya. Pada tiap drawing penulis membuat monotype bentuk abstrak yang kemudian ditimpa dengan tinta menggunakan pena celup membentuk objek yang diinterpretasikan oleh penulis. penempatan tiap drawing pada konstelasi akhir dilakukan berdasarkan warna dominan yang ada pada drawing tersebut, yang menghasilkan komposisi warna yang teratur namun tetap dinamis. Pada karya ini penulis mengeksplorasi kemungkinan penciptaan bentuk abstrak yang tidak dapat dikejar dengan metode etsa. Dengan banyaknya kemungkinan yang dapat dikejar berkat sifat drawing dan monotype yang spontan membuat Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 7

8 penulis mampu mencoba berbagai alternatif sekaligus mendalami tema yang penulis angkat dengan pendekatan yang berbeda. Sehingga pada akhirnya karya ini menjadi instrumen penulis untuk lebih mengeksplorasi imajinasi penulis. 3.7 Leburan Intuisi Imajinatif: Awal Mula Gambar 3.8 Leburan Intuisi Imajinatif: Awal mula, konstelasi plat kuningan (5 buah) berdimensi variatif, permeable ground aquatint, a la poupee dan viscosity, 2013 Gambar 3.9 detail plat kuningan dari karya Leburan Intuisi Imajinatif: Awal Mula Karya ini menampilkan 5 plat kuningan yang sebelumnya digunakan penulis sebagai matriks untuk karya cetak etsa Tugas Akhir ini. Tinta yang tertinggal dalam cerukan plat setelah seluruh proses cetak selesai dibiarkan sampai tintanya mengering. Dengan melakukan hal ini plat kuningan tersebut memiliki komposisi warna yang sama dengan cetakannya, ditambah dengan karakter khas dari plat logam yang masih sangat kuat. Karya ini merupakan usaha penulis untuk lebih mendekatkan apresiator dengan tema yang penulis angkat. Dengan karya ini, diharapkan apresiator dapat bermain dengan imajinasi mereka sendiri, yang pada akhirnya mampu membawa mereka untuk lebih mendalami gagasan dan tema penulis. Karena saat apresiator sudah mulai menebak dan mengasosiasikan bentuk abstrak pada karya menjadi bentuk yang memiliki wujud, saat itu jugalah mereka mengalami proses yang paling penting dalam proses kreasi seluruh karya penulis kali ini, yaitu proses imajinasi. 4. Penutup / Kesimpulan Pada awalnya tema mengenai imajinasi ini diangkat penulis dengan tujuan yang amat sederhana, yaitu keinginan untuk merasakan kembali pengalaman yang pernah dikecap oleh penulis dengan harapan penulis dapat menemukan kembali kesenangan dan kepuasan saat menciptakan sesuatu. Seiring berjalannya proses kreasi, banyak sekali kesadaran dan pemikiran baru yang muncul, disertai pernyataan - pernyataan dari beberapa ilmu, terutama kreativita, yang baru penulis pahami maknanya saat proses pengerjaan Tugas Akhir ini. Sehingga pada ujung proses eksplorasi dan pengerjaan Tugas Akhir ini, penulis mendapatkan hasil yang jauh lebih banyak dari yang penulis duga pada awalnya. Bahwa ternyata dari sebuah gagasan yang sederhana dapat tercipta sesuatu yang jauh lebih kompleks, luas juga dalam, serta memiliki nilai filosofis yang tinggi. Penulis menemukan bahwa dengan berimajinasi dan bermain, dapat tercipta sebuah bentuk baru yang mengejutkan dan tidak terduga. Kemungkinan-kemungkinan yang ada akan terus bertambah, berkembang dan mendalam selama manusia itu tetap berkreasi. Pada akhirnya penulis menemukan bahwa karya yang penulis ciptakan selama Tugas Akhir ini tidak dapat dilihat dari satu aspek ataupun satu sudut pandang saja, karena karya ini menjadi sebuah bentuk integrasi dari banyak hal yang terakumulasi selama proses ini, yang pada ujungnya melebur menjadi suatu hal yang baru kembali, yang akan menjadi satu aspek pembentuk dari kebulatan yang lain. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 8

9 Ucapan Terima Kasih Siddhartha Kandahdjaja Artikel ini didasarkan kepada catatan proses berkarya/perancangan dalam Tugas Akhir Program Studi Sarjana Bidang Seni Rupa FSRD ITB. Proses pelaksanaan Tugas Akhir ini disupervisi oleh pembimbing Bapak Dr. Tisna Sanjaya, M. Sch. Daftar Pustaka - Reddy, N. Khrisna. Intaglio Simultaneous Color Printmaking: Significance of Materials and Processes. State University of New York Press Tabrani, Primadi. Proses Kreasi, Apresiasi, Belajar. Penerbit ITB Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 9

STUDI MEMORI: IDENTITAS DIRI. 1. Pendahuluan. Kata Kunci: Bermain, Kreativitas, Proses Kreasi.

STUDI MEMORI: IDENTITAS DIRI. 1. Pendahuluan. Kata Kunci: Bermain, Kreativitas, Proses Kreasi. STUDI MEMORI: IDENTITAS DIRI Nama Mahasiswa : Satrio Yudho P. Nama Pembimbing : Oco Santoso, M.Sn. Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa Program Studi Sarjana Bidang Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis Alasan penulis mengangkat momen keluarga sebagai sumber ide dalam penciptaan seni grafis, sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan YME yang telah memberi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Gagasan atau ide merupakan hal yang harus dimiliki seorang pencipta karya seni dalam proses penciptaan karya seni. Subjektifitas dari seorang

Lebih terperinci

RUANG KOSONG (AGAMA KEHIDUPAN)

RUANG KOSONG (AGAMA KEHIDUPAN) Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa RUANG KOSONG (AGAMA KEHIDUPAN) Nama Mahasiswa : Nama Pembimbing : Dr. Tisna Sanjaya M.Sch Program Studi Sarjana Bidang Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD)

Lebih terperinci

2014 GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS

2014 GUNUNG KRAKATAU SEBAGAI IDE BERKARYA SENI GRAFIS 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Seni selalu berkembang sejalan dengan perkembangan kehidupan manusia sejak saat adanya peradaban manusia dan akan terus berkembang sampai masa yang akan

Lebih terperinci

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS A. Implementasi Teori Penulis menjadikan burung hantu sebagai sumber tema dalam penciptaan karya seni karena burung hantu memiliki beragam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Berawal dari ketertarikan penulis terhadap para pemain dari film animasi Legend Of The Guardian yang tidak lain adalah burung hantu. Meskipun film ini berjenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya dihasilkan dari imajinasi dan temporer seniman. Batasan dari cetak tradisional,

BAB I PENDAHULUAN. karya dihasilkan dari imajinasi dan temporer seniman. Batasan dari cetak tradisional, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni grafis tradisional ditengah arus kemajuan dibidang percetakan. Cetak tradisional mampu mempertahankan eksistensinya di masyarakat, karena sebuah karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seni merupakan salah satu konsep yang sulit untuk didefinisikan. Karena sulitnya, maka pengertian seni sering merujuk ke arah konsep metafisik, padahal pada

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN RUPA DASAR 2 DIMENSI

MODUL PERKULIAHAN RUPA DASAR 2 DIMENSI MODUL PERKULIAHAN RUPA DASAR 2 DIMENSI Oleh: DINI CINDA KIRANA, S.SN., M.DS. MODUL PERKULIAHAN RUPA DASAR 2 DIMENSI I. Maksud Dan Tujuan Rupa Dasar 2 Dimensi adalah matakuliah yang berisi mengenai dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitri Salam Bhakti, 2014 Gedung Sundial Kota Baru Parahyangan Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitri Salam Bhakti, 2014 Gedung Sundial Kota Baru Parahyangan Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Waktu merupakan seluruh rangkaian saat ketika proses keadaan berada atau berlangsung. Manusia modern menganggap waktu adalah hal yang berharga, setiap aktifitas

Lebih terperinci

SENI RUPA MODERN INDONESIA : ANAGLYPH 3D

SENI RUPA MODERN INDONESIA : ANAGLYPH 3D Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa SENI RUPA MODERN INDONESIA : ANAGLYPH 3D Nama Mahasiswa : Wingki Adhi Pratama Nama Pembimbing : Drs. Tisna Sanjaya, M.Sch. Program Studi Sarjana Bidang Seni Rupa,

Lebih terperinci

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran.

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran. Proses Sumber Persiapan gagasan Sketsa Pengalaman Ide atau Gagasan Karya Pewarnaan Konsultasi BAB I I I Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN Media Teknik massa Pencetakan A. Implementasi Teoritik

Lebih terperinci

BAB III MASA ANAK-ANAK SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoritis

BAB III MASA ANAK-ANAK SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoritis BAB III MASA ANAK-ANAK SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS A. Implementasi Teoritis Penulis mengangkat karya yang bertemakan masa kanak-kanak dalam penciptaan karya seni grafis, karena masa

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Tema kekerasan terhadap anak (child abuse) akan diwujudkan dalam suatu bentuk karya seni rupa. Perwujudan tema tersebut didukung dengan adanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN 39 A. Skema proses Berkarya BAB III METODE PENCIPTAAN PRA - IDE EKSTERNAL MELIHAT, MENGAMATI IDE (GAGASAN) INTERNAL : MEMORI KENANGAN PENGALAMAN STUDI PUSTAKA: BUKU, KORAN, INTERNET KONTEMPLASI (PERENUNGAN)

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1. Strategi Perancangan Strategi perancangan yang akan dibuat mengenai identitas Kota Bandung ini adalah dengan merancang identitas yang dapat memenuhi

Lebih terperinci

Puja Anindita. Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa PENGHORMATAN KEPADA SANENTO YULIMAN MELALUI IMBA

Puja Anindita. Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa PENGHORMATAN KEPADA SANENTO YULIMAN MELALUI IMBA Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa PENGHORMATAN KEPADA SANENTO YULIMAN MELALUI IMBA Puja Anindita Aminudin T.H. Siregar, M.Sn. Program Studi Sarjana Seni Rupa Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Ide dalam proses penciptaan karya seni dapat diperoleh dari hasil pengalaman pribadi maupun pengamatan lingkungan. Kemudian, melalui proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN 26 BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Proses berkesenian atau dalam hal ini adalah berkarya seni grafis tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia dan alam, karya grafis merupakan manifestasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN 46 BAB III METODE PENCIPTAAN A. Persiapan 1. Ide Berkarya Kegemaran sejak kecil penulis mengamati tingkah laku dan bentuk binatang sekitar yang unik, menjadikan penulis untuk memperluas lagi pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III IKAN LELE SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoristis

BAB III IKAN LELE SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoristis BAB III IKAN LELE SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI GRAFIS A. Implementasi Teoristis Penulis mengangkat Ikan Lele sebagai tema dalam seni grafis, karena ikan lele adalah ikan air tawar yang memiliki bentuk

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA A. Implementasi Teoritis Penulis menyadari bahwa topeng merupakan sebuah bagian peninggalan prasejarah yang sekarang masih mampu

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN IDE. Kajian Sumber Pustaka (Buku Dwi Tunggal Pendiri Darma Ayu Nagari) Studi Sketsa. Proses Berkarya.

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN IDE. Kajian Sumber Pustaka (Buku Dwi Tunggal Pendiri Darma Ayu Nagari) Studi Sketsa. Proses Berkarya. 50 A. Bagan Proses Penciptaan BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Internal -Pengalaman -Praktek -Kajian teoritik IDE Kajian Sumber Pustaka (Buku Dwi Tunggal Pendiri Darma Ayu Nagari) Eksternal Eksplorasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik

BAB III METODE PENCIPTAAN. Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik 43 BAB III METODE PENCIPTAAN A. Konsep Berkarya Pada tugas akhir penciptaan berjudul Padi sebagai Sumber Ide Penciptaan Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik secara

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN 5.1 KONSEP 5.1.1 Ide Dasar Perancangan Konsep Desain merupakan salah satu proses dalam tahapan mendesain. Pada Gaya yang di angkat untuk penerapan desain playgroup ini adalah

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM

BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM Penyandang buta warna tentu memiliki sesuatu hal yang mempengaruhinya dalam proses pembuatan karya visualnya. Adler (seperti dikutip Damajanti,

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARYA SENI KRIYA BERJUDUL: PRADA

DESKRIPSI KARYA SENI KRIYA BERJUDUL: PRADA DESKRIPSI KARYA SENI KRIYA BERJUDUL: PRADA Judul : Prada Ukuran : 100x100 cm Tahun : 2010 Media : Batik di atas kain Dipamerkan pada acara Pameran Karya Seni Batik tingkat Nasional di Hall Rektorat UNY

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Kucing adalah hewan yang memiliki karakter yang unik dan menarik. Tingkah laku kucing yang ekspresif, dinamis, lincah, dan luwes menjadi daya

Lebih terperinci

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014 Desain Kerajinan Unsur unsur Desain Unsur desain merupakan bagian-bagian dari desain yang disusun untuk membentuk desain secara keseluruhan. Dalam sebuah karya desain masing-masing unsur tidak dapat dilepaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Tikus termasuk dalam mamalia kecil, memiliki setidaknya 28 famili. Tikus dimasukkan dalam Ordo Rodentia yang artinya Hewan Pengerat. Ada sekitar

Lebih terperinci

Proses Kreasi Gambar Anak Proses Belajar

Proses Kreasi Gambar Anak Proses Belajar Menggambar, sebagai salah satu sarana untuk mengekspresikan kreativitas manusia, sudah dilakukan anak sejak usia 1 2 tahun. Setiap anak berusia 1 2 tahun, bila diberi pensil, mereka selalu melakukan coret-coretan.

Lebih terperinci

DISKRIPSI CIPTAAN LUKISAN JALAN KE CANDI

DISKRIPSI CIPTAAN LUKISAN JALAN KE CANDI DISKRIPSI CIPTAAN LUKISAN JALAN KE CANDI DIPAMERKAN PADA PAMERAN SENIRUPA IKATAN KELUARGA ALUMNI SEKOLAH SENI RUPA INDONESIA 20-26 NOVEMBER 2011 DI TAMAN BUDAYA SURAKARTA SK DEKAN : 0614/UN.34.12/KP/2011

Lebih terperinci

3.1. MATERI 1 - GAMBAR DAUN

3.1. MATERI 1 - GAMBAR DAUN BAB 3: TANAMAN POHON Dalam proses belajar menggambar, umumnya dapat dimulai dengan belajar menggambar alam benda yang ada di sekitar kita dan yang paling dekat dan sering di temui adalah tanaman pohon,

Lebih terperinci

KOMPOSISI WARNA Semester Ganjil DKV - UNINDRA PGRI Dra. Winny Gunarti, M.Ds.

KOMPOSISI WARNA Semester Ganjil DKV - UNINDRA PGRI Dra. Winny Gunarti, M.Ds. KOMPOSISI WARNA Semester Ganjil 2014-2015 DKV - UNINDRA PGRI Dra. Winny Gunarti, M.Ds. Kombinasi/Komposisi Warna Adalah campuran/susunan warna-warna yang diatur untuk menciptakan warnawarna harmonis dalam

Lebih terperinci

Sabtu, 1 Desember 2012

Sabtu, 1 Desember 2012 BlanKonf #4 Desain Grafis Sabtu, 1 Desember 2012 princeofgiri@di.blankon.in @princeofgiri Komponen Desain Grafis Garis Bentuk (Shape) Warna Ilustrasi / Gambar Huruf (Teks) / Tipografi Ruang (Space) Garis

Lebih terperinci

INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER

INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER PEWARNAAN Astrid Lestari Tungadi, S.Kom., M.TI. KOMPONEN WARNA Warna terbentuk dari: 1. Hue (Corak) 2. Intensity (Intensitas) 3. Saturation (Kejenuhan atau Jumlah Putih pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seni grafis sudah jarang diminati, terutama yang masih menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Seni grafis sudah jarang diminati, terutama yang masih menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni grafis sudah jarang diminati, terutama yang masih menggunakan proses manual di zaman yang serba digital seperti sekarang ini. Kita tidak dapat mengelak,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Pada dasarnya fungsi bahasa sebagai alat komunikasi dan pada umumnya ada tiga elemen dalam berkomunikasi yaitu pembicara, pendengar dan sebuah

Lebih terperinci

REPRESENTASI KEINDAHAN ALAM BENDA

REPRESENTASI KEINDAHAN ALAM BENDA Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa REPRESENTASI KEINDAHAN ALAM BENDA Nama Mahasiswa : Della Aprilia Lestari Art Nama Pembimbing : Dr. Nuning Y. Damayanti, Dipl. Program Studi Sarjana Bidang Seni Rupa,

Lebih terperinci

MONOLOG WAJAH. Pendahuluan. Kata Kunci : Drawing, Mimik, Monolog

MONOLOG WAJAH. Pendahuluan. Kata Kunci : Drawing, Mimik, Monolog MONOLOG WAJAH Misha Ahmad Azizia Misha Ahmad Azizia Tisna Sanjaya, M.Sn Program Studi Sarjana Seni Rupa Studio Grafis, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email: mishaahmad@yahoo.com Kata Kunci :

Lebih terperinci

pribadi pada masa remaja, tentang kebiasaan berkumpul di kamar tidur salah seorang teman

pribadi pada masa remaja, tentang kebiasaan berkumpul di kamar tidur salah seorang teman DESKRIPSI KARYA SENI LUKIS BERJUDUL: THREE GIRLS IN THE BEDROOM Judul : Three Girls in the Bedroom Ukuran : 100x100 cm Tahun : 2006 Media : Oil on canvas Dipamerkan pada acara: Pameran Seni Rupa dengan

Lebih terperinci

WARNA PERSIAPAN GRAFIKA GRAPHIC DESIGN

WARNA PERSIAPAN GRAFIKA GRAPHIC DESIGN WARNA PERSIAPAN GRAFIKA GRAPHIC DESIGN SMK Negeri 4 Malang Jl. Tanimbar 22 Malang 65117Telp. ( 0341) 353798,Fax (0341) 353798 E-mail : surat@smkn4-mlg.info Definisi Warna Warna adalah salah satu elemen

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN NIRMANA II

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN NIRMANA II RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN NIRMANA II KODE : MKK 13204 MATA KULIAH / SKS : Nirmana II (Dwimatra Lanjut & Trimatra) / 3 SKS SEMESTER / PROG. STUDI : II / Keris dan Senjata Tradisional JURUSAN / FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL

BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL 4.1 Tema Karya Tema dari karya tugas akhir ini adalah Geometrical Forest, sesuai dengan image board yang digunakan sebagai sumber inspirasi selain ragam

Lebih terperinci

Elemen Elemen Desain Grafis

Elemen Elemen Desain Grafis Elemen Elemen Desain Grafis Desain grafis sebagai seni dekat dengan apa yang kita sebut sebagai keindahan (estetika). Keindahan sebagai kebutuhan setiap orang, mengandung nilai nilai subyektivisme. Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penciptaan Karya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penciptaan Karya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Karya Ide awal penciptaan karya ini berangkat dari rangsangan visual alam bawah sadar ketika berada dalam kondisi psikologi cemas. Kondisi psikologi cemas

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Dalam pemilihan material yang akan digunakan untuk membuat sebuah rak, perlu memperhatikan juga unsur kelestarian bagi lingkungan. Penggunaan kayu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kreativitas Pengertian Kreativitas

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kreativitas Pengertian Kreativitas BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kreativitas 2.1.1 Pengertian Kreativitas Menurut Sumanto (2005) kreativitas adalah daya atau kemampuan untuk mencipta. Hal ini juga senada dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990)

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Kesimpulan yang ditarik dari hasil penelitian ini adalah lukisan Tetet Cahyati yang bertema Bandung merupakan lukisan ekspresivisme-abstrak yang bersumber gagasan dari

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 27 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian ini menunjukkan kualitas estetika pohon-pohon dengan tekstur tertentu pada lanskap jalan dan rekreasi yang bervariasi. Perhitungan berbagai nilai perlakuan

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas. 68 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya, hal itu diawali dengan adanya dorongan perasaan untuk menciptakan sesuatu yang baru

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Persiapan 1. Ide Kegemaran penulis pada desain khususnya ilustrasi secara digital, menjadikan semangat untuk terus berkarya. Proses pengolahan gambar pada media komputer dan

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis 1. Tema Karya yang di Angkat Penulis mengangkat bentuk visualisasi gaya renang indah ke dalam karya seni grafis karena berenang merupakan salah satu bagian

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 3.1. Ruang aktif. 3.1.1. Pengertian ruang aktif. Ruang aktif adalah ruang yang memilki berbagai macam kegiatan, didalam ruangan tersebut adanya perubahan interior atau eksterior

Lebih terperinci

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS A. Implementasi Teoritis Istilah kata celeng berasal dari sebagian masyarakat Jawa berarti babi liar. Jika dilihat dari namanya saja, sudah nampak bahwa

Lebih terperinci

ABSTRAK. Keywords : minimalis,modern, geometris and asimetri, Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Keywords : minimalis,modern, geometris and asimetri, Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Komposisi dua dimensi merupakan inspirasi dalam pembuatan busana siap pakai berupa hasil pemikiran manusia yang banyak menggunakan gradasi warna. Warna merupakan unsur rupa yang paling mudah ditangkap

Lebih terperinci

2 Berkarya Seni Rupa. Bab. Tiga Dimensi (3D) Peta Materi. Di unduh dari : Bukupaket.com. Jenis Karya. Berkarya Seni Rupa 3 D.

2 Berkarya Seni Rupa. Bab. Tiga Dimensi (3D) Peta Materi. Di unduh dari : Bukupaket.com. Jenis Karya. Berkarya Seni Rupa 3 D. Bab 2 Berkarya Seni Rupa Tiga Dimensi (3D) Peta Materi Pengertian Jenis Karya Berkarya Seni Rupa 3 D Simbol Karya Nilai Estetis Proses Berkarya 32 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK Setelah mempelajari Bab 2

Lebih terperinci

Pelatihan Bahasa Rupa kepada Guru Sekolah Dasar untuk Mengembangkan Kreativitas dan Imajinasi Anak Noeratri Andanwerti 1

Pelatihan Bahasa Rupa kepada Guru Sekolah Dasar untuk Mengembangkan Kreativitas dan Imajinasi Anak Noeratri Andanwerti 1 Pelatihan Bahasa Rupa kepada Guru Sekolah Dasar untuk Mengembangkan Kreativitas dan Imajinasi Anak Noeratri Andanwerti 1 ABSTRACT: In the era of the creative industries need the younger generation propulsion

Lebih terperinci

BAB III GAGASAN BERKARYA

BAB III GAGASAN BERKARYA BAB III GAGASAN BERKARYA 3.1 Tafsiran Tema Karya untuk Tugas Akhir ini mempunyai tema besar Ibu, Kamu dan Jarak. Sebuah karya yang sangat personal dan dilatar belakangi dari pengalaman personal saya. Tema

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Endang Permata Sari, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Endang Permata Sari, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap orang pada dasarnya memiliki bakat kreatif dan kemampuan untuk mengungkapkan dirinya secara kreatif, meskipun masing-masing dalam bidang dan dalam

Lebih terperinci

PERSEPSI BENTUK. Persepsi, Lanjutan Modul 2. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

PERSEPSI BENTUK. Persepsi, Lanjutan Modul 2. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk PERSEPSI BENTUK Modul ke: Persepsi, Lanjutan Modul 2 Fakultas Desain dan Seni Kreatif Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Abstract Istilah persepsi sering disamakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Desain Grafis Desain grafis terdiri dari dua buah kata yaitu desain dan grafis, desain merupakan proses atau perbuatan dengan mengatur segala sesuatu sebelum bertindak

Lebih terperinci

Menggambar Simbol dan Logo / Stefanus Y. A. D / 2013

Menggambar Simbol dan Logo / Stefanus Y. A. D / 2013 1 KATA PENGANTAR Bahan ajar ini mempelajari tentang bagaimana menggambar simbol dan logo. Menggambar simbol dan logo merupakan kemampuan dasar yang sebaiknya dimiliki oleh para peserta didik apabila ingin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. cm, karya ke dua berukuran 120 cm X 135 cm, karya ke tiga berukuran 100 cm X

BAB III METODE PENCIPTAAN. cm, karya ke dua berukuran 120 cm X 135 cm, karya ke tiga berukuran 100 cm X BAB III METODE PENCIPTAAN A. Visualisasi Karya Karya lukis ini sebanyak 4 karya. Karya pertama berukuran 125 cm X 140 cm, karya ke dua berukuran 120 cm X 135 cm, karya ke tiga berukuran 100 cm X 50 cm,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Impressionisme adalah aliran seni yang pada mulanya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Impressionisme adalah aliran seni yang pada mulanya melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Impressionisme adalah aliran seni yang pada mulanya melakukan pemberontakan artistik terhadap standar umum seni di akhir abad ke 19 di Perancis. Daripada melukis

Lebih terperinci

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN 85 BAB IV TEKNIS PERANCANGAN 4.1 Teknis Perancangan Dalam prosesnya mandala dibuat dengan pola lingkaran sempurna, kemudain menentukan titik pusat dari lingkaran tersebut. Untuk mengisi bagianbagian mandala,

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN 50 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN A. Perwujudan Karya Seni Kemajuan yang tengah dialami oleh kaum feminis (perempuan) merupakan suatu titik puncak kejenuhan atas ideologi patriarki, penulis sendiri

Lebih terperinci

PERJALANAN PAHAM : HUBUNGAN ANTARA AKU DAN IBUKU

PERJALANAN PAHAM : HUBUNGAN ANTARA AKU DAN IBUKU Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Senirupa PERJALANAN PAHAM : HUBUNGAN ANTARA AKU DAN IBUKU Muhammad Vilhamy Aminudin T.H. Siregar, S.Sn., M.Sn. Program Studi Sarjana Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan Desain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan materi agar pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan materi agar pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada saat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru sebagai fasilitator memiliki pengaruh yang besar dalam proses kegiatan pembelajaran. Salah satunya guru juga dituntut untuk lebih kreatif dalam menyampaikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis penelitian penulis berkenaan dengan Kajian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis penelitian penulis berkenaan dengan Kajian BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian penulis berkenaan dengan Kajian Gambar Pada Pendidikan Anak Usia Dini (Studi Deskriptif Analitik Terhadap Karakteristik Gambar

Lebih terperinci

PUSAT PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK TUNANETRA

PUSAT PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK TUNANETRA Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain PUSAT PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK TUNANETRA Ignatius Deo Grasianto ; Dra. Dona Saphiranti, MT. Program Studi Sarjana Desain Interior, Fakultas Seni Rupa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 Referensi karya. Penulis juga membuat studi banding dari beberapa buku Jakarta yang ada ditoko buku seperti :

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 Referensi karya. Penulis juga membuat studi banding dari beberapa buku Jakarta yang ada ditoko buku seperti : BAB IV ANALISA DATA 4.1 Referensi karya Penulis juga membuat studi banding dari beberapa buku Jakarta yang ada ditoko buku seperti : Jelajah Masa Lalu Lewat Wisata Sejarah Gambar 3.3 Buku Jelajah Masa

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP KOMPOSISI. Kesatuan/unity Keselarasan/harmony Keseimbangan/balance Proporsi /Proportion Irama/Rhytm Tekanan/Emphasize

PRINSIP-PRINSIP KOMPOSISI. Kesatuan/unity Keselarasan/harmony Keseimbangan/balance Proporsi /Proportion Irama/Rhytm Tekanan/Emphasize Nirmana Dwimatra Suatu kaidah susunan (organisasi) dari unsur-unsur pendukungnya untuk menciptakan suatu kesatuan bentuk ciptaan dalam batasan dua dimensional PRINSIP-PRINSIP KOMPOSISI Kesatuan/unity Keselarasan/harmony

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi kaidah estetika dan etika seni grafis (nirmana) Presented By : Anita Iskhayati, S.Kom NIP

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi kaidah estetika dan etika seni grafis (nirmana) Presented By : Anita Iskhayati, S.Kom NIP Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi kaidah estetika dan etika seni grafis (nirmana) Presented By : Anita Iskhayati, S.Kom NIP. 198311292010012034 Presented By : Anita Iskhayati, S.Kom NIP. 198311292010012034

Lebih terperinci

SKETSA INTERIOR Pentingnya Sketsa Interior

SKETSA INTERIOR Pentingnya Sketsa Interior SKETSA INTERIOR Pentingnya Sketsa Interior Ruang adalah sebagai wadah dari objek-objek yang adanya dapat dirasakan secara objektif, dibatasi baik oleh elemen-elemen buatan seperti garis, dan bidang maupun

Lebih terperinci

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan yang Diperoleh dari Kerja Praktik Berdasarkan hasil kerja praktik yang dijalani selama masa kerja praktik di Sentosa Printing, berikut ini akan dikemukakan hal-hal

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA A. Implementasi Teoritis Mengamati anak-anak baik dalam kehidupan dirumah ataupun diluar rumah, memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa kecil

Lebih terperinci

STRUKTUR VISUAL GAMBAR ANAK TK LABORATORIUM UNIVERSITAS NEGERI MALANG. Yuni Indah Suryani

STRUKTUR VISUAL GAMBAR ANAK TK LABORATORIUM UNIVERSITAS NEGERI MALANG. Yuni Indah Suryani STRUKTUR VISUAL GAMBAR ANAK TK LABORATORIUM UNIVERSITAS NEGERI MALANG Yuni Indah Suryani Program Studi Pendidikan Seni Rupa Jurusan Seni dan Desain Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang ABSTRAK: Tujuan

Lebih terperinci

BATUAN AGATE SEBAGAI INSPIRASI PADA PERHIASAN KERAMIK MENGGUNAKAN KOMBINASI MATERIAL LOGAM DENGAN TEKNIK AGATEWARE

BATUAN AGATE SEBAGAI INSPIRASI PADA PERHIASAN KERAMIK MENGGUNAKAN KOMBINASI MATERIAL LOGAM DENGAN TEKNIK AGATEWARE BATUAN AGATE SEBAGAI INSPIRASI PADA PERHIASAN KERAMIK MENGGUNAKAN KOMBINASI MATERIAL LOGAM DENGAN TEKNIK AGATEWARE Tania Andina Kardin Deni Yana, S.Sn, M.sn Program Studi Sarjana Kriya Keramik, Fakultas

Lebih terperinci

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

Mata Kuliah Persepsi Bentuk Modul ke: Mata Kuliah Persepsi Bentuk Pertemuan 2 Fakultas FDSK Nina Maftukha, S.Pd., M.Sn. Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Apakah sensasi = persepsi? Apakah sensasi = persepsi? Sensasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara alamiah anak-anak sangat suka menggambar atau membuat coretancoretan

BAB I PENDAHULUAN. Secara alamiah anak-anak sangat suka menggambar atau membuat coretancoretan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara alamiah anak-anak sangat suka menggambar atau membuat coretancoretan pada banyak media yang ditemukannya, seperti dinding, kain alas tempat tidur, kertas,

Lebih terperinci

Berikut Transkrip Hasil Wawancara Penulis dengan Ilustrator cover. majalah TEMPO, Kendra H. Paramitha. Jumat, 04 Februari 2011 pukul 15:27 WIB.

Berikut Transkrip Hasil Wawancara Penulis dengan Ilustrator cover. majalah TEMPO, Kendra H. Paramitha. Jumat, 04 Februari 2011 pukul 15:27 WIB. LAMPIRAN Berikut Transkrip Hasil Wawancara Penulis dengan Ilustrator cover majalah TEMPO, Kendra H. Paramitha. Jumat, 04 Februari 2011 pukul 15:27 WIB. 1. Bisa anda ceritakan proses pembuatan cover dari

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN KODE : MKK 202 MATA KULIAH/SKS : Nirmana I SEMESTER/PROG. STUDI : 1 / Keris dan Senjata Tradisional JURUSAN / FAKULTAS : Kriya / FSRD ISI Surakarta DOSEN PENGAMPU KOMPETENSI RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Riset Ide Kemunafikan merupakan salah satu fenomena dalam masyarakat, oleh karena itu riset idenya merupakan forming dari beberapa kasus yang terjadi di masyarakat berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG

BAB III TEORI PENUNJANG BAB III TEORI PENUNJANG 3.1 Desain Grafis dalam Perancangan Desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin. Desain

Lebih terperinci

Modul MK Gambar Bentuk

Modul MK Gambar Bentuk Modul MK Gambar Bentuk Oleh Abdul Aziz, S.Sn.,M.Med.Kom Menggambar Kata menggambar atau kegiatan menggambar dapat diartikan sebagai memindahkan satu atau beberapa objek ke atas bidang gambar tanpa melibatkan

Lebih terperinci

III. DATA PERANCANGAN A. Kelompok Data berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan Media cetak adalah sebuah media yang memiliki fungsi sebagai penyampaian informasi yang memiliki manfaat dan terkait

Lebih terperinci

DESAIN KATALOG PAMERAN TUGAS AKHIR MAHASISWA FSRD ISI DENPASAR SEMESTER GENAP

DESAIN KATALOG PAMERAN TUGAS AKHIR MAHASISWA FSRD ISI DENPASAR SEMESTER GENAP KONSEP KARYA DESAIN KATALOG PAMERAN TUGAS AKHIR MAHASISWA FSRD ISI DENPASAR SEMESTER GENAP 2012/2013 (Tema Pameran : Eksistensi Seni Rupa Dan Desain Dalam Ajeg Bali) Tim Katalog: Drs. I Nengah Sudika Negara,

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN Metodologi perancangan yang di gunakan selama kerja praktek di CV. Rombongku adalah : 3.1 Metodologi Dalam kerja praktek ini, penulis berusaha menemukan permasalahan yang ada

Lebih terperinci

IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Komersil (Perusahaan) Sasaran Karya Perancangan Branding pada produk sayuran hidroponik dan organik merek AVA FARM. AVA FARM merupakan usaha penjualan sayur yang bergerak

Lebih terperinci

BAB II ORISINALITAS (STATE OF THE ART)

BAB II ORISINALITAS (STATE OF THE ART) BAB II ORISINALITAS (STATE OF THE ART) Kajian tentang poin State of the Art merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu proses penulisan karya ilmiah, mengingat bahwa di poin State of the Art inilah

Lebih terperinci

PERSEMBAHAN. Karya Tugas Akhir ini kupersembahkan. kepada: 1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu. memberikan berkat. 2. Ayah dan Ibu tercinta.

PERSEMBAHAN. Karya Tugas Akhir ini kupersembahkan. kepada: 1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu. memberikan berkat. 2. Ayah dan Ibu tercinta. PERSEMBAHAN Karya Tugas Akhir ini kupersembahkan kepada: 1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan berkat. 2. Ayah dan Ibu tercinta. 3. Saudaraku yang tercinta. 4. Teman-teman dan almamaterku. v MOTTO

Lebih terperinci

ABSTRAK. Via Oktavia, , Perancangan Interior fasilitas Pendidikan Anak Usia Dinii (Preschool) dengan Konsep Harmony of Crayon

ABSTRAK. Via Oktavia, , Perancangan Interior fasilitas Pendidikan Anak Usia Dinii (Preschool) dengan Konsep Harmony of Crayon ABSTRAK Via Oktavia, 0563062, Perancangan Interior fasilitas Pendidikan Anak Usia Dinii (Preschool) dengan Konsep Harmony of Crayon Masa kanak-kanak adalah masa penting yang menentukan perkembangan mental

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PEMBELAJARAN SENI LUKIS PENDIDIKAN SENI RUPA. Oleh: Drs. Susapto Murdowo, M.Sn.

KONSEP DASAR PEMBELAJARAN SENI LUKIS PENDIDIKAN SENI RUPA. Oleh: Drs. Susapto Murdowo, M.Sn. KONSEP DASAR PEMBELAJARAN SENI LUKIS PENDIDIKAN SENI RUPA Oleh: Drs. Susapto Murdowo, M.Sn. KONSEP DASAR PENDIDIKAN SENI Seni dalam Pendidikan Pendidikan melalui Seni (Education through Art) SENI DALAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Indonesia memiliki begitu banyak budaya, dari tiap-tiap provinsi memiliki kebudayaan yang berbeda-beda dengan ciri khas yang dimiliki. Masyarakat di Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metodologi Dalam kerja praktek ini, peneliti berusaha menganalisa dan menemukan informasi sebagai jalan keluar untuk permasalahan yang ada pada bimbingan belajar Bright n

Lebih terperinci

54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang

54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang 54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik. yang berasal dari hasil pengalaman dan pengamatan lingkungan kemudian

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik. yang berasal dari hasil pengalaman dan pengamatan lingkungan kemudian BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Dalam menciptakan karya seni, seorang pencipta memperoleh ide berasal dari hasil pengalaman dan pengamatan lingkungan kemudian melalui proses

Lebih terperinci

V. PENUTUP. A. Kesimpulan. penciptaan seni saya yaitu sebagai media berkomunikasi dan pembebasan diri dari

V. PENUTUP. A. Kesimpulan. penciptaan seni saya yaitu sebagai media berkomunikasi dan pembebasan diri dari V. PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melalui proses penciptaan karya seni yang cukup panjang ini banyak hal yang saya temukan, mulai bagaimana saya mengenali tipe kepribadian saya, menemukan hal-hal yang mempengaruhi

Lebih terperinci