STRUKTUR VISUAL GAMBAR ANAK TK LABORATORIUM UNIVERSITAS NEGERI MALANG. Yuni Indah Suryani

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRUKTUR VISUAL GAMBAR ANAK TK LABORATORIUM UNIVERSITAS NEGERI MALANG. Yuni Indah Suryani"

Transkripsi

1 STRUKTUR VISUAL GAMBAR ANAK TK LABORATORIUM UNIVERSITAS NEGERI MALANG Yuni Indah Suryani Program Studi Pendidikan Seni Rupa Jurusan Seni dan Desain Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang ABSTRAK: Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan (1) struktur bentuk gambar anak TK Laboratorium Universitas Negeri Malang yang meliputi bentuk, tema dan gaya, (2) struktur warna gambar anak TK Laboratorium Universitas Negeri Malang yang meliputi variasi warna, sifat warna, intensitas warna dan atmosfer warna. Data dikumpulkan dengan studi dokumentasi dan pedoman observasi dari 23 siswa dan dianalisis dengan teknik deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian adalah (1) bentuk yang dibuat pada gambar, yang membuat bentuk rumah (82,60%), tumbuhan (82,60%) dan matahari (82,60%). Tema yang banyak digunakan yaitu tema lingkungan rumah (39,13%). Gaya gambar yang banyak dimiliki yaitu gaya gambar structural form dengan presentase (26,08%). Sedangkan pada (2) struktur warna, variasi warna yang digunakan meliputi warna primer, sekunder, tersier dan komplementer. Warna primer yang digunakan sebanyak (75,36%), warna sekunder yang digunakan sebanyak (66,66%), dan warna tersier sebanyak (52,17%) serta warna komplementer sebanyak (39,4%). Sifat warna yang ada pada gambar yaitu bersifat harmonis ada (60,86%) dan kontras ada (39,13%). Intensitas warna pada gambar yaitu terang (95,65%),redup (4,35%) dan gelap (0%). Atmosfer warna pada gambar yaitu beratmosfer panas dan dingin. Gambar yang beratmosfer panas sebanyak (52,17%) dan gambar yang beratmosfer dingin sebanyak (47,83%). Kata Kunci: Struktur Visual, gambar anak Pada anak usia dini, ungkapan perasaan anak yang masih polos membuat mereka berekspresi secara wajar dan penuh spontan sehingga proses tersebut memiliki kebermaknaan bagi perkembangan mereka. Masa anak-anak merupakan awal dari perkembangan kreativitas anak. Kreativitas tampak di awal kehidupan anak dan terwujud dalam permainan. Seperti yang kita ketahui bahwa usia anakanak adalah usia bermain. Bermain adalah mencoret, mencoreng, berteriak, meloncat, bergerak dan lainnya. Kegiatan yang disenangi anak inilah yang diarahkan kepada pengembangan kreativitas. Suru (1983) berpendapat bahwa 1

2 2 setiap anak mempunyai nafsu untuk mengeluarkan perasaannya atau isi kesadaran jiwa yang lainnya. Nafsu-nafsu tersebut mendorong anak membuat coretancoretan. Pada anak-anak berusia 2-3 tahun, coretannya belum mempunyai arti atau si anak belum mempunyai maksud tertentu dengan coretannya. Tetapi lambat laun makin bertambah umurnya, ia mulai melihat sesuatu dari garis-garis yang dibuatnya. Pendidikan anak usia dini perlu diperhatikan sejak awal. Karena pendidikan di usia dini sangat berpengaruh pada pendidikan anak selanjutnya dan pada perkembangan anak pada khususnya. Lembaga pendidikan formal bagi anak usia dini seperti Taman Kanak-Kanak yang diharapkan dapat membina, mengarahkan dan mengembangkan potensi dan kreativitas anak usia dini. Khususnya pada pendidikan seni, karena seni dapat digunakan sebagai media pendidikan. Azaz pendidikan seni anak-anak telah menempatkan seni rupa sebagai media yang paling besar peluangnya bagi perkembangan kreativitas anak. Seperti yang diungkapkan Pranata (1996) di dalam proses menggambar itu anak mengadakan pembelajaran kreatif dan fantastis, bermain secara bebas dan spontan di dunia serba mungkin, tanpa batas norma, kaidah dan dimensi sebagaimana yang mengikat dunia faktual. Kekayaan nilai yang diperoleh lewat proses menjadi itu menentukan garis perkembangannya di masa datang. Pada pendidikan Taman Kanak-Kanak, yaitu di TK Laboratorium Universitas Negeri Malang proses berkeseniannya memiliki perbedaan dengan pendidikan Taman Kanak-Kanak lainnya di kota Malang. Pada pendidikan Taman Kanak-Kanak ini terdapat juga pengajaran seperti yang diterapkan di sanggar. Dengan mendatangkan pengajar yang ahli dalam pengajaran menggambar yang biasa diselenggarakan 1 minggu sekali. Sehingga secara langsung atau pun tidak langsung berpengaruh terhadap hasil gambar siswa TK Laboratorium Universitas Negeri Malang yaitu pada struktur visual gambar anak. Dengan peneliti mengangkat judul Struktur Visual Gambar Anak TK Laboratorium Universitas Negeri Malang. Menurut Pranata (1993) struktur visual gambar atau lukisan anakanak terdiri atas struktur bentuk dan struktur warna. Struktur bentuk terdiri atas bentuk perwujudan (form), tema dan gaya. Sementara itu, struktur warna terdiri atas karakter atau sifat warna, variasi dan intensitas warna, serta atmosfer warna. Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui sejauh mana pengaruh program

3 3 sanggar yang diselenggarakan oleh lembaga TK Laboratorium Universitas Negeri Malang terhadap struktur visual gambar anak. Dengan mengetahui bentuk, tema dan gaya yang digunakan serta pemilihan warna pada gambar anak, sehingga dapat dideskripsikan struktur visual gambar anak-anak. METODE Penelitian ini dilaksanakan selama 2 hari yaitu pada tanggal 11 April 2011 dan 16 April Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk melakukan analisis dokumentasi dan observasi, sumber data pada penelitian ini adalah gambar siswa tingkat B TK Laboratorium Universitas Negeri Malang. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 1998:115). Pada penelitian ini populasinya adalah siswa tingkat B TK Laboratorium Universitas Negeri Malang yaitu ada 75 siswa. Pemilihan populasi ini dikarenakan pada jenjang kelas B, anak sudah mulai bisa mengkoordinasikan antara bentuk dan warna pada gambar dengan baik. Sehingga hasil gambar mereka bisa diamati secara teliti. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 1998:117) Dan sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu kelas B1 TK Laboratorium Universitas Negeri Malang. Pemilihan sampel ini dilakukan secara random dengan pertimbangan kemampuan menggambar pada kelas B secara keseluruhan yaitu sama. Sehingga terpilih kelas B1 dengan jumlah 23 siswa. Dan pada hasil penelitian ini dilakukan generalisasi. Hasil penelitian ini berlaku pada semua siswa tingkat B TK Laboratorium Universitas Negeri Malang Tahun ajaran 2010/2011. Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah studi kuantitatif yang alat pengumpulan datanya menggunakan instrumen non tes berupa studi dokumentasi dan observasi pada gambar. Studi dokumentasi merupakan salah satu instrumen untuk mancari data verbal yang berupa gambar yaitu dengan mendokumentasikan gambar tersebut. Studi dokumentasi digunakan sebagai instrumen pada penelitian ini karena subyek penelitian ini adalah gambar anak, sehingga dibutuhkan instrumen yang mampu memberikan data secara deskriptif. Seperti yang diungkapkan Arikunto (2006:231) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, gambar dan sebagainya. Dengan metode

4 4 dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati. Selain menggunakan metode dokumentasi, metode yang digunakan adalah observasi. Dalam melakukan observasi, untuk mengumpulkan data menggunakan pedoman observasi. Proses penganalisisan data dilakukan melalui tahapan: 1) pencacahan/pengidentifikasian 2) Pengolahan 3) Penafsiran yaitu dengan menggunakan statistika deskriptif. Adapun tahapan yang dilalui untuk mengolah data yaitu 1) Pendokumentasian: Mendokumentasikan gambar sejumlah sampel yaitu 23 gambar. 2) Pemberian kode: Pada tahap ini memberi kode pada lembar pengamatan berdasarkan gambar yang diteliti. Member tanda 1 pada variable yang sesuai pada lembar pengamatan, dan memberi tanda - apabila tidak sesuai dengan variable yang ada pada lembar pengamatan. 3) Pentabulasian: Pada tahap ini memasukkan skor dari hasil data kegiatan pendokumentasian gambar ke dalam tabel untuk memudahkan proses analisis yaitu menggunakan penghitungan prosentase. HASIL DAN PEMBAHASAN Kecenderungan Bentuk Pembuatan bentuk pada struktur visual gambar yang meliputi bentuk manusia, tumbuhan, hewan, gunung, awan, matahari, rumah dan bentuk nonfiguratif di TK Laboratorium Universitas Negeri Malang, menunjukkan bahwa terdapat anak-anak yang membuat bentuk-bentuk tersebut pada gambar dan ada juga yang tidak. Adapun prosentase bentuk yang dibuat adalah bentuk manusia (30,43%), hewan (17,39%), tumbuhan (82,60%), matahari (82,60%), gunung (52,17%), awan (73,91%), rumah (82,6%) dan bentuk non figuratif (0%). Jadi dapat disimpulkan bahwa kecenderungan anak TK Laboratorium membuat bentuk tumbuhan, matahari dan rumah pada struktur visual gambar dan anak TK Laboratorium tidak membuat bentuk nonfiguratif sama sekali. Dengan variasi bentuk manusia, tumbuhan, hewan, gunung, awan, matahari, rumah dan bentuk nonfiguratif. Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan, bentuk yang dibuat setiap anak berbeda sesuai dengan karakter masing-masing anak. Bentuk manusia

5 5 antara anak yang satu berbeda dengan yang lainnya. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan dalam perkembangan tiap anak secara khusus dalam penglihatannya. Sebagaimana diungkapkan Read dalam terjemahan Soetjipto (1973: 67) perbedaan-perbedaan kecepatan perkembangan dalam hal menggambar mungkin sekali disebabkan karena anak yang satu memiliki bakat penglihatan yang lebih baik dari yang lain. Dan dari perkembangan tubuh, ada beberapa hal yang mempengaruhi penglihatan anak. Seperti yang diungkapkan Pamadhi (2008:26) jika dilihat dari sudut perkembangan tubuh, penglihatan anak adalah: (1) Parsial, artinya anak masih belum dapat melihat secara jelas bahwa bagian-bagian dari objek mempunyai hubungan satu dengan yang lain. (2) Dipengaruhi egosentrisme, yaitu rasa keakuannya masih tinggi sehingga yang diiamati adalah sesuatu dari objek yang dia senangi. Dengan demikian apa yang diamati anak hanya sebagian dari objek yang menarik perhatiannya. (3) Gerak fisiologis tangan dan koordinasi dengan otak belum seimbang. Kadang pikiran anak telah mampu menjangkau bentuk objek secara rinci dan dianggap menarik perhatiannya, namun di sisi lain keterampilan untuk menyatakan objek belum dimiliki anak. (4) Pikiran atau perasaan lebih cepat bertindak dari pada tangannya, sehingga anak menjadi kebingungan untuk menyatakan bentuk objek. (5) Gaya anak mungkin berbeda dengan yang lain. Dalam perkembangan pikiran, gambaran yang telah terjadi sebelumnya, berubah menjadi persepsi. Persepsi ini kemudian berkembang terus menjadi dorongan bentuk objek dengan mengasosiasikan (menghubungkan dan menyamakan) dengan objek sebelumnya. Pada sebagian besar gambar anak, bentuk-bentuk yang dibuat seperti memiliki jiwa. Hal ini dapat dilihat pada gambar matahari yang memiliki mata, hidung dan mulut. Begitu juga gambar gunung yang memiliki mata dan mulut. Seperti yang diungkapkan F. Frobel (dalam Suru, I Made : 1983) Pada anak yang berusia 3-7 tahun, keadaan jiwanya baru mulai nampak perkembangannya. Maka itu pengamatannya belum mampu melahirkan pengindraan dan tanggapan yang mendetail, tetapi bersifat global. Jiwanya masih seutuhnya bersandar pada fantasi. Anak pada masa itu dikatakan hidupnya masih animistis, karena ia menganggap segala benda atau sesuatu yang ada di sekitarnya memiliki jiwa. Kecenderungan Tema

6 6 Pada struktur visual gambar di atas yang meliputi tema lingkungan rumah, lingkungan sekolah, suasana hati, keinginan anak, pemandangan alam, cita-cita, imajinasi, kepahlawanan dan peristiwa sekejap di TK Laboratorium Universitas Negeri Malang, menunjukkan bahwa terdapat variasi pada tema yang digunakan. Adapun prosentase tema yang digunakan adalah tema lingkungan rumah (39,13%), lingkungan sekolah (0%), suasana hati (0%), keinginan anak (8,6%), pemandangan alam (47,82%), cita-cita (0%), imajinasi (4,3%), kepahlawanan (0%) dan peristiwa sekejap (0%). Tema yang diambil dari gambar di atas adalah tema pemandangan alam. Merupakan pemandangan yang biasa diperhatikan dan diketahui oleh anak dalam kesehariannya. Tema merupakan unsur yang mewakili isi ungkapan yng disampaikan anak-anak. Menurut Garha (1981:93) karya anakanak yang dianggap berhasil ialah jika tema karya itu bersumber dari dunia anakanak sehingga karyanya dapat mewakili ungkapan perasaannya. Dari penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa tema yang ada di lngkungan sekitar anak khususnya pemandangan alam yang cenderung banyak diungkapkan melalui gambar. Akan tetapi hasil penelitian ini hanya berlaku di tingkat B TK Laboratorium Universitas Negeri Malang tahun ajaran 2010/2011. Kecenderungan Gaya gambar Gaya gambar pada struktur visual gambar di atas yang meliputi gaya organic, lyric, impressionis, rhythmical pattern, structural form, schematic, haptik, ekspresionis, enumerative, decorative, romantic dan literary di TK Laboratorium Universitas Negeri Malang, menunjukkan bahwa terdapat variasi pada gaya yang digunakan. Adapun prosentase gaya yang digunakan adalah gaya organic (8.6%), lyrical (21,73%), impressionis (0%), rhythmical pattern (4,3%), structural form (26,08%), schematic (0%), haptik (13,04%), ekspresionis (8,6%), enumerative (4,3%), decorative (13,04%), romantic (0%) dan literary (0%). Jadi dapat disimpulkan bahwa kecenderungan anak TK Laboratorium menggunakan gaya structural form pada struktur visual gambar dan tidak menggunakan sama sekali gaya gambar impressionis, schematic, romantic dan literary, dengan

7 7 variasi gaya organic, lyric, impressionis, rhythmical pattern, structural form, schematic, haptik, ekspresionis, enumerative, decorative, romantic dan literary. Dari penjelasan di atas, dapat diketetahui bahwa gaya gambar yang terdapat pada anak memiliki variasi dan merata. Tetapi ada salah satu gaya gambar yang menonjol daripada yang lain yaitu structura form, hal ini terlihat dari prosentase yang ada yaitu 26,08%. Angka ini paling tinggi diantara yang lainnya. Dan ditunjukkan oleh gambar di atas. Meskipun hasil penelitian terhadap gaya gambar ini berbeda dengan pendapat Read dalam terjemahan Soetjipto(1973:77) structural form, tipe ini sangat jarang, obyeknya mengikuti rumus-rumus ilmu bangun. Hal ini berbeda karena dalam pendapat Read bahwa gaya Structural form ini sangat jarang ditemui, tetapi menurut hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah prosentase gaya gambar ini justru yang paling banyak dan cenderung dimiliki siswa TK Laboratorium Universitas Negeri Malang. Dari hal tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa kecenderungan gaya gambar structural form yang banyak dimiliki oleh anak. Akan tetapi hasil penelitian ini hanya berlaku di tingkat B TK Laboratorium Universitas Negeri Malang tahun ajaran 2010/2011. Kecenderungan Struktur Warna Variasi Warna Penggunaan warna primer pada struktur visual gambar yang meliputi warna merah, kuning, dan biru di TK Laboratorium Universitas Negeri Malang. Menunjukkan bahwa terdapat anak-anak yang menggunakan warna-warna tersebut pada gambar dan ada juga yang tidak. Adapun prosentase warna primer yang digunakan adalah warna merah (47,82%), kuning (82,6%) dan biru (95,6%). Sedangkan anak-anak TK cukup banyak yang tidak menggunakan warna merah dan sedikit sekali yang tidak menggunakan warna kuning dan biru yaitu merah (52,18%), kuning (17,4%) dan biru (4,3%). Penggunaan warna sekunder pada struktur visual gambar yang meliputi warna jingga, hijau, dan ungu di TK Laboratorium Universitas Negeri Malang, menunjukkan bahwa terdapat anak-anak yang menggunakan warna-warna tersebut

8 8 pada gambar dan ada juga yang tidak. Adapun prosentase penggunaan warna sekunder adalah warna jingga (73,91%), hijau (86,9%) dan ungu (39,1%). Sedangkan anak-anak TK sedikit yang tidak menggunakan warna jingga dan hijau, cukup banyak yang tidak menggunakan warna ungu yaitu jingga (26,1%), hijau (13,1%) dan ungu (60,8%). Penggunaan warna tersier pada struktur visual gambar yang hanya meliputi warna coklat di TK Laboratorium Universitas Negeri Malang., menunjukkan bahwa terdapat anak-anak yang menggunakan warna coklat pada gambar dan ada juga yang tidak. Cukup banyak anak-anak TK yang menggunakan warna coklat. Yaitu penggunaan warna coklat (52,17%) Sedangkan anak-anak TK cukup banyak juga yang tidak menggunakan warna coklat (48,83%). Warna komplementer pada struktur visual gambar yang hanya meliputi warna kontras di TK Laboratorium Universitas Negeri Malang, menunjukkan bahwa terdapat anak-anak yang menggunakan warna komplementer pada gambar dan ada juga yang tidak. Sedikit anak-anak TK yang menggunakan warna komplementer. Yaitu penggunaan warna komplementer (39,4%) Sedangkan anakanak TK cukup banyak yang tidak menggunakan warna komplementer (60,6%). Yang perlu diperhatikan adalah pada gambar penggunaan warna anak belum seperti realita.seperti halnya pada gambar di atas, gambar karya Aal kelas B TK Laboratorium Universitas Negeri Malang. Jika pada keadaan sebenarnya langit berwarna biru tetapi pada gambar anak langit berwarna merah dan ungu. Hal ini wajar karena pada masa ini anak masih dipengaruhi oleh beberapa hal. Seperti yang dikemukakan Pamadhi (2008:40) Dalam hal warna, periode pra bagan belum banyak memberikan arti yang sangat kuat. Warna yang dipilih kadang kala tidak sesuai dengan objek sesungguhnya. Sebagai contoh:langit berwarna merah, tanah berwarna ungu serta yang lain ini merupakan bayangan interpretasi anak. Hal ini disebabkan karena hal-hal berikut: (1) Kesengajaan menggunakan warna tersebut untuk symbol tertentu: marah, senang.(2) Pemahaman atau pengetahuan tentang kualitas warna, seperti nama warna dan kegunaan juga belum paham sehingga untuk menginterpretasikan warna sangat minim.(3) Tipe anak bukan pada kekuatan warna melainkan kuat pada garis dan

9 9 bentuk atau kekuatan pada drawing atau menggambar, bukan painting atau melukis.(4) Kesukaan terhadap warna tertentu. Dari penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa anak sudah bervariasi dalam menggunakan warna primer, warna sekunder, warna tersier dan warna komplementer dalam gambarnya. Penggunaan warna primer pada gambar anak cenderung menggunakan warna biru. Penggunaan warna sekunder pada gambar anak cenderung menggunakan warna hijau. Siswa TK Laboratorium Universitas Negeri Malang cenderung menggunakan warna tersier yaitu warna coklat pada gambar. Dan pada gambar anak cenderung tidak menggunakan warna kontras. Akan tetapi hasil penelitian ini hanya berlaku di tingkat B TK Laboratorium Universitas Negeri Malang tahun ajaran 2010/2011. Sifat Warna Pada struktur visual gambar yang meliputi sifat harmonis dan kontras di TK Laboratorium Universitas Negeri Malang., menunjukkan bahwa sifat gambar anak-anak ada yang harmonis dan ada yang kontras. Adapun prosentase sifat warna adalah warna pada gambar yang bersifat harmonis (60,86%). Sedangkan sifat warna kontras pada gambar (39,13%). Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Jumlah gambar anak yang bersifat kontras sama dengan jumlah gambar anak yang memakai warna komplementer pada gambarnya. Hal ini dikarenakan warna komplementer atau warna yang berseberangan dalam lingkaran warna akan menghasilkan sifat yang kontras. Seperti juga terlihat pada gambar di atas. Warna yang bersifat harmonis didominasi oleh warna yang berdekatan, sedangkan warna yang bersifat kontras didominasi oleh warna yang berseberangan. Dari penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa gambar anak cenderung banyak yang bersifat harmonis. Akan tetapi hasil penelitian ini hanya berlaku di tingkat B TK Laboratorium Universitas Negeri Malang tahun ajaran 2010/2011. Intensitas Warna

10 10 Intensitas warna pada struktur visual gambar yang meliputi terang, redup dan gelap di TK Laboratorium Universitas Negeri Malang., menunjukkan bahwa intensitas warna pada gambar anak-anak ada yang terang, redup dan tidak terdapat intensitas warna gelap. Adapun prosentase intensitas warna pada gambar yaitu intensitas terang (95,65%), redup (4,35%) dan gelap (0%). Perlu diperhatikan adalah gambar berintensitas terang karena menggunakan warna-warna primer yang cerah. Gambar berintensitas redup karena menggunakan warna-warna yang bercampur dengan sedikit warna abu-abu. Dan gambar berintensitas gelap karena menggunakan warna-warna baik primer maupun sekunder yang bercampur banyak dengan warna abu-abu. Selain disebabkan oleh tekstur yang kasar, pengurangan nilai intensitas juga dapat disebabkan oleh netralisir/neutrality. Netralisir merupakan pencampuran warna dengan warna abu-abu yang menyebabkan penurunan tingkat intensitas (Anam,1996:47). Dari penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa gambar anak cenderung banyak yang berintensitas terang. Akan tetapi hasil penelitian ini hanya berlaku di tingkat B TK Laboratorium Universitas Negeri Malang tahun ajaran 2010/2011. Atmosfer Warna Atmosfer warna pada struktur visual gambar yang meliputi atmosfer panas dan dingin di TK Laboratorium Universitas Negeri Malang., menunjukkan bahwa atmosfer warna pada gambar anak-anak ada yang panas dan ada yang dingin. Adapun prosentase atmosfer warna yaitu atmosfer warna pada gambar yang bersifat panas (52,17%), sedangkan atmosfer warna dingin pada gambar (47,83%). Yang perlu diperhatikan adalah gambar beratmosfer warna panas jika pada gambar banyak menggunakan warna merah, jingga atau kuning. Dan gambar beratmosfer warna dingin jika pada gambar banyak menggunakan warna biru dan hijau. Sebagaimana diungkapkan Pamadhi(2008:11) warna mempunyai simbol dan kesan rasa sebagai berikut: (1) Warna panas, dikatakan warna panas karena

11 11 kelompok warna ini dapat mempengaruhi kesan tenang. Kelompok warna panas adalah: merah, kuning, orange, putih. (2) Warna dingin, dikatakan warna dingin karena kelompok warna ini dapat mempengaruhi kesan sejuk. Kelompok warna dingin adalah biru, hijau. Dari penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa kecenderungan atmosfer warna pada struktur visual gambar anak adalah panas. Akan tetapi hasil penelitian ini hanya berlaku di tingkat B TK Laboratorium Universitas Negeri Malang tahun ajaran 2010/2011. PENUTUP Kesimpulan Pada hasil penelitian ini dari struktur visual yang ada, pengaruh sistem sanggar yang diterapkan pada proses pembelajaran seni tidak mempengaruhi pada gambar siswa TK Laboratorium Universitas Negeri Malang. Hal ini terlihat pada subvariabel yang diteliti bahwa tidak ada dominasi yang terlalu besar pada hasil gambar anak, seperti tema, gaya gambar dan bentuk yang digunakan. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya kemerataan pada variasi variabel yang ada. Adapun struktur visual gambar anak TK Laboratorium Universitas Negeri Malang : Bentuk yang ada di lingkungan sekitar anak khususnya tumbuhan, rumah dan matahari cenderung lebih banyak diungkapkan melalui gambar dan bentuk yang nonfiguratif tidak diungkapkan sama sekali pada gambar. Dan bentuk yang dibuat realistis tetapi belum sempurna dan anak dalam gambarnya masih beranggapan bahwa segala macam benda memiliki jiwa. Sehingga sering dijumpai pada gambar anak, matahari yang memiliki mata, hidung dan mulut seperti makhluk hidup. Tema yang ada di lingkungan sekitar anak cenderung bertema pemandangan alam yang lebih banyak diungkapkan pada gambar. Tema pemandangan yang digunakan sudah akrab dengan anak. Sehingga tema benar-benar bisa mencerminkan ekspresi anak.

12 12 Gaya gambar structural form cenderung banyak dimiliki oleh anak. Gaya gambar ini memiliki ciri komposisinya yang berjajar dari atas ke bawah. Tidak ada perspektif dalam gambar, dengan obyek yang jauh berada di atas dan obyek yang lebih dekat berada di bawah. Pada gambar anak sudah terlihat variasi dalam menggunakan warna primer, warna sekunder, warna tersier dan warna komplementer. Dengan penggunaan warna primer cenderung banyak digunakan pada gambar anak. Gambar anak cenderung bersifat harmonis. Karena penggunaan warna yang bergradasi atau letaknya berdekatan. Misal warna hijau dengan kuning. Gambar anak cenderung berintensitas terang. Hal ini dikarenakan sebagian besar banyak digunakan warna primer pada gambar. Dan atmosfer warna pada gambar anak cenderung panas. Saran Diharapkan adanya penambahan pustaka mengenai seni lukis anak. Selain dapat menunjang penelitian tentang seni lukis anak. Hal tersebut juga dapat membantu pendidik dan orang tua untuk mengetahui dan mengoptimalkan kemampuan anak khususnya bagi pendidik pada tingkat anak usia dini. Diharapkan adanya penelitian sejenis di tingkat yang lebih tinggi. Misalnya di tingkat SD dan SMP. Sehingga bisa mengetahui keberlangsungan dan perkembangan seni lukis dari anak hingga remaja. Diharapkan adanya penelitian lanjutan misalnya mengenai struktur visual gambar berdasarkan gender, struktur visual gambar ditinjau dari usianya dan struktur visual gambar berdasarkan kecerdasannya. DAFTAR RUJUKAN Anam, Chairul Seni Rupa untuk SMU Kelas I. Surabaya: PT Trijaya Pustakarya Arikunto, Suharsini Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Garha, Oho,dkk Pendidikan Kesenian Seni Rupa. Program Spesialisasi II untuk SPG. Jakarta: Depdikbud

13 13 Pamadhi, Hajar. Sukardi, Evan Seni Keterampilan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka. Pranata, M Implementasi Pembelajaran Menggambar di Sekolah Dasar: Menggambar Sebagai Alat Pendidikan. Malang: Seksi Kajian Bahasa dan Seni FPBS IKIP Malang. Pranata, Moeljadi Keterhubungan antara Persepsi dengan Warna dan Bentuk terhadap Struktur Visual Gambar Anak di Daerah Marginal. Laporan Penelitian tidak diterbitkan: IKIP Malang Read, Herbert Seni Rupa sebagai Alat Pendidikan. Terjemahan oleh Sutjipto, Katjik. Kartomihardjo, Suseno. Malang: Sub Proyek Penulisan Buku Pelajaran IKIP MALANG Suru, I Made Nilai Kegiatan Menggambar dalam Kegiatan Ungkapan Kreatif bagi Anak-anak. Majalah Warta Scientia, no37,vol xii. IKIP Malang. Universitas Negeri Malang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian. Malang: Universitas Negeri Malang.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis penelitian penulis berkenaan dengan Kajian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis penelitian penulis berkenaan dengan Kajian BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian penulis berkenaan dengan Kajian Gambar Pada Pendidikan Anak Usia Dini (Studi Deskriptif Analitik Terhadap Karakteristik Gambar

Lebih terperinci

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 NIRMANA WARNA Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 WARNA Merupakan kesan yang timbul oleh pantulan cahaya yang ditangkap oleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Erwinsyah Hasibuan (1996) dalam penelitian Tugas Akhirnya : kualitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Erwinsyah Hasibuan (1996) dalam penelitian Tugas Akhirnya : kualitas BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. KAJIAN PUSTAKA Penerangan dalam ruang kelas Erwinsyah Hasibuan (1996) dalam penelitian Tugas Akhirnya : kualitas penerangan yang harus dan layak disediakan didalam suatu ruangan

Lebih terperinci

KOMPOSISI WARNA Semester Ganjil DKV - UNINDRA PGRI Dra. Winny Gunarti, M.Ds.

KOMPOSISI WARNA Semester Ganjil DKV - UNINDRA PGRI Dra. Winny Gunarti, M.Ds. KOMPOSISI WARNA Semester Ganjil 2014-2015 DKV - UNINDRA PGRI Dra. Winny Gunarti, M.Ds. Kombinasi/Komposisi Warna Adalah campuran/susunan warna-warna yang diatur untuk menciptakan warnawarna harmonis dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara alamiah anak-anak sangat suka menggambar atau membuat coretancoretan

BAB I PENDAHULUAN. Secara alamiah anak-anak sangat suka menggambar atau membuat coretancoretan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara alamiah anak-anak sangat suka menggambar atau membuat coretancoretan pada banyak media yang ditemukannya, seperti dinding, kain alas tempat tidur, kertas,

Lebih terperinci

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI Ni Nyoman Ayu Surasmi 1 ABSTRAK Permasalahan pokok dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 3.1. Ruang aktif. 3.1.1. Pengertian ruang aktif. Ruang aktif adalah ruang yang memilki berbagai macam kegiatan, didalam ruangan tersebut adanya perubahan interior atau eksterior

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR Jolanda Srisusana Atmadjaja Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian karya arsitektur dapat dilakukan melalui

Lebih terperinci

Modul MK Gambar Bentuk

Modul MK Gambar Bentuk Modul MK Gambar Bentuk Oleh Abdul Aziz, S.Sn.,M.Med.Kom Menggambar Kata menggambar atau kegiatan menggambar dapat diartikan sebagai memindahkan satu atau beberapa objek ke atas bidang gambar tanpa melibatkan

Lebih terperinci

a) Ilustrasi gambar merupakan perangkat pelajaran yang sangat menarik minat belajar anak - anak. b) Ilustrasi gambar membantu anak membaca dalam

a) Ilustrasi gambar merupakan perangkat pelajaran yang sangat menarik minat belajar anak - anak. b) Ilustrasi gambar membantu anak membaca dalam BAB II KAJIAN TEORI 1. Media Kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medius, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Dengan demikian, media merupakan wahana

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP KOMPOSISI. Kesatuan/unity Keselarasan/harmony Keseimbangan/balance Proporsi /Proportion Irama/Rhytm Tekanan/Emphasize

PRINSIP-PRINSIP KOMPOSISI. Kesatuan/unity Keselarasan/harmony Keseimbangan/balance Proporsi /Proportion Irama/Rhytm Tekanan/Emphasize Nirmana Dwimatra Suatu kaidah susunan (organisasi) dari unsur-unsur pendukungnya untuk menciptakan suatu kesatuan bentuk ciptaan dalam batasan dua dimensional PRINSIP-PRINSIP KOMPOSISI Kesatuan/unity Keselarasan/harmony

Lebih terperinci

DIMENSI WARNA. DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd

DIMENSI WARNA. DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd DIMENSI WARNA DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd Warna panas: adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari merah hingga kuning Warna dingin, adalah kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roslinawati Nur Hamidah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roslinawati Nur Hamidah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang sedang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental yang paling

Lebih terperinci

PERANAN FINGER PAINTING TERHADAP KEMAMPUAN ANAK MENGENAL KONSEP WARNA DI KELOMPOK B TK NURUL ISLAM LAMBARA KECAMATAN TAWAELI

PERANAN FINGER PAINTING TERHADAP KEMAMPUAN ANAK MENGENAL KONSEP WARNA DI KELOMPOK B TK NURUL ISLAM LAMBARA KECAMATAN TAWAELI PERANAN FINGER PAINTING TERHADAP KEMAMPUAN ANAK MENGENAL KONSEP WARNA DI KELOMPOK B TK NURUL ISLAM LAMBARA KECAMATAN TAWAELI Rifka Gayatri 1 ABSTRAK Permasalahan dalam penulisan ini adalah adakah peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan. Peran dan kesadaran yang dimiliki orang tua untuk menempatkan anak-anak mereka

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI BERCERITA DENGAN HAND PUPPET PADA KELOMPOK B DI TK CEMPAKA MUSUK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI BERCERITA DENGAN HAND PUPPET PADA KELOMPOK B DI TK CEMPAKA MUSUK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI BERCERITA DENGAN HAND PUPPET PADA KELOMPOK B DI TK CEMPAKA MUSUK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Dalam versi yang lain seni disebut. mempunyai unsur transendental atau spiritual.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Dalam versi yang lain seni disebut. mempunyai unsur transendental atau spiritual. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Seni 1. Pengertian Seni Menurut Soedarso (1988: 16-17) bahwa kata seni berasal dari bahasa Sansekerta sani yang berarti pemujaan, palayanan, donasi, permintaan atau mata pencaharian

Lebih terperinci

Warna Perancangan Ruang Dalam 2015/2016

Warna Perancangan Ruang Dalam 2015/2016 Warna Perancangan Ruang Dalam 2015/2016 Pengertian Warna Warna adalah suatu aspek yang dapat menghidupkan ruang dan membentuk/menciptakan kesan pada ruang. Merupakan sifat dasar visual yang dimiliki oleh

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Teori Promosi dan Multimedia Interaktif Dalam pembuatan interaktif promosi DIV Komputer Multimedia STMIK STIKOM Surabaya, penulis memerlukan sebuah definisi promosi dan multimedia

Lebih terperinci

VISUALISASI KARYA EKSPLORASI GARIS DAN WARNA BERTEMA FLORA-FAUNA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

VISUALISASI KARYA EKSPLORASI GARIS DAN WARNA BERTEMA FLORA-FAUNA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 59 VISUALISASI KARYA EKSPLORASI GARIS DAN WARNA BERTEMA FLORA-FAUNA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR Probosiwi, S.Sn., M.Sn. Dosen PGSD Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Email:

Lebih terperinci

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1 Unsur dasar senirupa Pertemuan ke 1 Titik Titik adalah unsur seni rupa dua dimensi yang paling dasar. Titik dapat dikembangkan menjadi garis dan bidang. Titik merupakan unsur penting dalam seni rupa. Sebagai

Lebih terperinci

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS SENI BUDAYA MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS Nama : Alfina Nurpiana Kelas : XII MIPA 3 SMAN 84 JAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 Karya 1 1. Bentuk, yang merupakan wujud yang terdapat di alam dan terlihat nyata.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seni merupakan salah satu konsep yang sulit untuk didefinisikan. Karena sulitnya, maka pengertian seni sering merujuk ke arah konsep metafisik, padahal pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat dalam pembentukan kepribadian serta karakter anak. Masa usia dini 0-6

BAB I PENDAHULUAN. tepat dalam pembentukan kepribadian serta karakter anak. Masa usia dini 0-6 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa kanak-kanak merupakan suatu masa emas dimana anak berada dalam suatu proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, masa yang amat tepat dalam pembentukan kepribadian

Lebih terperinci

HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU

HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU Indriwati 1 ABSTRAK Masalahan pokok dalam artikel ini adalah kreativitas anak yang belum berkembang sesuai harapan.

Lebih terperinci

KARYA SENI LUKIS BESAR TINGKAT DUNIA. Oleh: Drs. Maraja Sitompul, M.Sn.

KARYA SENI LUKIS BESAR TINGKAT DUNIA. Oleh: Drs. Maraja Sitompul, M.Sn. KARYA SENI LUKIS BESAR TINGKAT DUNIA Oleh: Drs. Maraja Sitompul, M.Sn. SENI SEBAGAI KEINDAHAN Seni: segala keindahan yang diciptakan manusia Balinesse Beauty Kakak dan Adik, 1978 BASUKI ABDULLAH ALIRAN

Lebih terperinci

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS A. Implementasi Teoritis Istilah kata celeng berasal dari sebagian masyarakat Jawa berarti babi liar. Jika dilihat dari namanya saja, sudah nampak bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan kepada benak konsumen. Dalam komunikasi, kita harus mempertajam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan kepada benak konsumen. Dalam komunikasi, kita harus mempertajam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Desain Keunggulan bersaing perusahaan, sesungguhnya adalah keunggulan komunikasi sehingga masalah dalam bersaing adalah masalah dalam penyampaian pesan kepada benak konsumen.

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS MELALUI TEKNIK MOZAIK PADA ANAK KELOMPOK B DI TK MUTIARA ILMU KLATEN TAHUN AJARAN 2014/2015

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS MELALUI TEKNIK MOZAIK PADA ANAK KELOMPOK B DI TK MUTIARA ILMU KLATEN TAHUN AJARAN 2014/2015 UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS MELALUI TEKNIK MOZAIK PADA ANAK KELOMPOK B DI TK MUTIARA ILMU KLATEN TAHUN AJARAN 2014/2015 Artikel Publikasi Ilmiah, diajukan sebagai salah satu persyaratan Mendapat Gelar

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PEMBELAJARAN SENI LUKIS PENDIDIKAN SENI RUPA. Oleh: Drs. Susapto Murdowo, M.Sn.

KONSEP DASAR PEMBELAJARAN SENI LUKIS PENDIDIKAN SENI RUPA. Oleh: Drs. Susapto Murdowo, M.Sn. KONSEP DASAR PEMBELAJARAN SENI LUKIS PENDIDIKAN SENI RUPA Oleh: Drs. Susapto Murdowo, M.Sn. KONSEP DASAR PENDIDIKAN SENI Seni dalam Pendidikan Pendidikan melalui Seni (Education through Art) SENI DALAM

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Potensi yang dimiliki siswa berbeda-beda, begitu juga dengan cara mengembangkan potensi yang dimiliki. Cara mengembangkan bergantung kepada keinginan yang dimiliki

Lebih terperinci

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 NIRMANA DUA DIMENSI Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 PENGERTIAN NIRMANA Berasal dari dua akar kata, yakni nir yang artinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia sepanjang hidupnya dan dapat terjadi kapan di mana saja, proses

BAB I PENDAHULUAN. manusia sepanjang hidupnya dan dapat terjadi kapan di mana saja, proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang dialami setiap manusia sepanjang hidupnya dan dapat terjadi kapan di mana saja, proses pendidikan diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.I

BAB II KAJIAN TEORI 2.I BAB II KAJIAN TEORI 2.I Kemampuan Mengenal Warna 2.1.1 Pengertian Kemampuan Didalam Kamus Bahasa Indonesia (1997:605) kemampuan berasal dari kata Mampu yang berarti kuasa (bisa, sanggup, melakukan sesuatu,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bab ini yang akan dibahas lebih terfokus pada metode yang digunakan dalam pengumpulan data, pemilihan data serta teknik pengolahan yang akan digunakan agar mendapatkan

Lebih terperinci

DIMENSI WARNA. DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd

DIMENSI WARNA. DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd DIMENSI WARNA DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd Warna panas: adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari merah hingga kuning Warna dingin, adalah kelompok

Lebih terperinci

Gambar: 5. 5a. Pasar Bali

Gambar: 5. 5a. Pasar Bali Kelompok lukisan yang secara utuh mengalami pembaharuan pada bidang tema, proporsi, anatomi plastis, pewarnaan, dan sinar bayangan dalam lukis Pita Maha Oleh: Drs. I Dewa Made Pastika a. Judul lukisan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah karya seni yang diciptakan tidak lepas dari emosional, tekanan psikologis, kepribadian, bahkan dari pengalaman seseorang yang menciptakan karya seni tersebut. Tekanan-tekanan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 3, Juli 2016 ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN

Lebih terperinci

Penentuan Warna Gigi Tiruan

Penentuan Warna Gigi Tiruan Penentuan Warna Gigi Tiruan Sistem waran Munsell merupakan suatu system untuk menyesuaikan warna gigi tiruan dengan warna asli dalam kedokteran gigi. Untuk menetapkan suatu warana tanpa kesalahan perlu

Lebih terperinci

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI TK PKK OTI KECAMATAN SINDUE TOBATA KABUPATEN DONGGALA

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI TK PKK OTI KECAMATAN SINDUE TOBATA KABUPATEN DONGGALA PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI TK PKK OTI KECAMATAN SINDUE TOBATA KABUPATEN DONGGALA Zulfa 1 ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 94 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Secara singkat penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat

Lebih terperinci

PEMANFAATAN SENI VISUAL MURAL UNTUK MENGENALKAN DUNIA BINATANG PADA PESERTA DIDIK DI TAMAN KANAK KANAK

PEMANFAATAN SENI VISUAL MURAL UNTUK MENGENALKAN DUNIA BINATANG PADA PESERTA DIDIK DI TAMAN KANAK KANAK PKMM-3-5-1 PEMANFAATAN SENI VISUAL MURAL UNTUK MENGENALKAN DUNIA BINATANG PADA PESERTA DIDIK DI TAMAN KANAK KANAK Ismariyati, Mulyono, Asroful Anam HP Pendidikan Bahasa dan Sastra, FKIP Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT!

PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT! PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT! 1. Teknik komposisi biasanya berkaitan dengan... a. Garis Horizon b. Gelap Terang c. keselarasan d. Garis tebal-tipis e. Jauh dekat 2. Warna asli dan bukan

Lebih terperinci

INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER

INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER PEWARNAAN Astrid Lestari Tungadi, S.Kom., M.TI. KOMPONEN WARNA Warna terbentuk dari: 1. Hue (Corak) 2. Intensity (Intensitas) 3. Saturation (Kejenuhan atau Jumlah Putih pada

Lebih terperinci

BAB IV PRODUKSI MEDIA

BAB IV PRODUKSI MEDIA BAB IV PRODUKSI MEDIA 4.1. Gambaran Media Produksi Berdasarkan dari pengamatan penulis, selama ini industri tersebut belum menggunakan media komunikasi yang memadai yang dilakukan oleh pemilik industri

Lebih terperinci

BAGIAN III W A R N A

BAGIAN III W A R N A BAGIAN III W A R N A Warna merupakan unsur desain yang pertama paling menarik perhatian seseorang dalam kondisi apapun. Setiap permukaan benda akan tampak berwarna, karena benda tersebut menyerap dan memantulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Usia Taman Kanak-Kanak Kelompok B merupakan salah satu rentang umur pada anak usia dini, yaitu usia 5 sampai 6 tahun. Masa ini memiliki peluang perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM

BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM Penyandang buta warna tentu memiliki sesuatu hal yang mempengaruhinya dalam proses pembuatan karya visualnya. Adler (seperti dikutip Damajanti,

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI. State of the art pada istilah ini merujuk pada makna keaslian atau orisinalitas karya yang akan di buat.

BAB II METODOLOGI. State of the art pada istilah ini merujuk pada makna keaslian atau orisinalitas karya yang akan di buat. BAB II METODOLOGI 2.1 State Of The Art State of the art pada istilah ini merujuk pada makna keaslian atau orisinalitas karya yang akan di buat. Reverensi karya: CD-Interaktif anak usia 4 8 tahun ( TK dan

Lebih terperinci

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DENGAN MEDIA KERTAS PADA ANAK KELOMPOK A TK PERWANIDA I MRICAN KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI DiajukanUntukMemenuhi

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR DI KELOMPOK B TK PGRI TARIPA

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR DI KELOMPOK B TK PGRI TARIPA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR DI KELOMPOK B TK PGRI TARIPA Dian Herawati 1 ABSTRAK Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Terdiri beberapa aspek perlakuan dan pengamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mengemban tugas untuk dapat mengembangkan potensi kreatif yang dimiliki setiap anak. Anak perlu mendapat bimbingan yang tepat, sehingga memungkinkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kegiatan melukis realis merupakan bentuk ekspresi jiwa seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kegiatan melukis realis merupakan bentuk ekspresi jiwa seseorang dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan melukis realis merupakan bentuk ekspresi jiwa seseorang dalam menggambar objek seperti apa adanya atau sesuai dengan objek yang nyata (sebenarnya) ke dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil dari beberapa variabel yang telah ditetapkan melalui statistik.

BAB III METODE PENELITIAN. hasil dari beberapa variabel yang telah ditetapkan melalui statistik. 53 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, penulis gunakan pendekatan ini karena penelitian ini hendak mengukur

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP WARNA MELALUI METODE PROYEK. Sri Endah Cahyaningsih

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP WARNA MELALUI METODE PROYEK. Sri Endah Cahyaningsih Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 3, Juli 2016 ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) TK Pertiwi Wonosari Siwalan Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Impressionisme adalah aliran seni yang pada mulanya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Impressionisme adalah aliran seni yang pada mulanya melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Impressionisme adalah aliran seni yang pada mulanya melakukan pemberontakan artistik terhadap standar umum seni di akhir abad ke 19 di Perancis. Daripada melukis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa kanak-kanak dapat dikatakan sebagai masa yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa kanak-kanak dapat dikatakan sebagai masa yang penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa kanak-kanak dapat dikatakan sebagai masa yang penting dalam pertumbuhan. Pada masa ini mereka memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, menanggapi dan belajar

Lebih terperinci

IV. KONSEP PERANCANGAN

IV. KONSEP PERANCANGAN IV. KONSEP PERANCANGAN A. Ide atau Gagasan Dalam pembuatan desain buku ilustrasi Toi.let diperlukan banyak cara untuk menyelesaikannya menjadi sebuah buku yang utuh, yang bisa membuat orang penasaran untuk

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Kegiatan Mengecap Dengan Media Bahan Alam

Upaya Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Kegiatan Mengecap Dengan Media Bahan Alam Upaya Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Kegiatan Mengecap Dengan Media Bahan Alam Maria Ulfa (09262784) Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang Masalah, Perkembangan

Lebih terperinci

PENYEDIAAN BAHAN PAMERAN. CARTA atau BUKU SKRAP

PENYEDIAAN BAHAN PAMERAN. CARTA atau BUKU SKRAP PENYEDIAAN BAHAN PAMERAN CARTA atau BUKU SKRAP REKA BENTUK VISUAL 1. Konsep Visual 2. Bentuk Visual 3. Kategori Visual 4. Ciri-ciri visual 5. Elemen Rekabentuk visual 6. Prinsip Rekabentuk Visual (1) KONSEP

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Lokasi penelitian adalah suatu tempat atau wilayah tertentu yang dijadikan objek penelitian. Adapun lokasi yang dipilih

Lebih terperinci

pribadi pada masa remaja, tentang kebiasaan berkumpul di kamar tidur salah seorang teman

pribadi pada masa remaja, tentang kebiasaan berkumpul di kamar tidur salah seorang teman DESKRIPSI KARYA SENI LUKIS BERJUDUL: THREE GIRLS IN THE BEDROOM Judul : Three Girls in the Bedroom Ukuran : 100x100 cm Tahun : 2006 Media : Oil on canvas Dipamerkan pada acara: Pameran Seni Rupa dengan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAYA PIKIR ANAK DENGAN PENDEKATAN SAINS MELALUI PENCAMPURAN WARNA

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAYA PIKIR ANAK DENGAN PENDEKATAN SAINS MELALUI PENCAMPURAN WARNA UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAYA PIKIR ANAK DENGAN PENDEKATAN SAINS MELALUI PENCAMPURAN WARNA Penelitian Tindakan di Kelompok B4.Taman Kanak-kanak Melati Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Bengkulu Selatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka,

Lebih terperinci

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN 85 BAB IV TEKNIS PERANCANGAN 4.1 Teknis Perancangan Dalam prosesnya mandala dibuat dengan pola lingkaran sempurna, kemudain menentukan titik pusat dari lingkaran tersebut. Untuk mengisi bagianbagian mandala,

Lebih terperinci

Elemen Elemen Desain Grafis

Elemen Elemen Desain Grafis Elemen Elemen Desain Grafis Desain grafis sebagai seni dekat dengan apa yang kita sebut sebagai keindahan (estetika). Keindahan sebagai kebutuhan setiap orang, mengandung nilai nilai subyektivisme. Oleh

Lebih terperinci

DISKRIPSI CIPTAAN LUKISAN JALAN KE CANDI

DISKRIPSI CIPTAAN LUKISAN JALAN KE CANDI DISKRIPSI CIPTAAN LUKISAN JALAN KE CANDI DIPAMERKAN PADA PAMERAN SENIRUPA IKATAN KELUARGA ALUMNI SEKOLAH SENI RUPA INDONESIA 20-26 NOVEMBER 2011 DI TAMAN BUDAYA SURAKARTA SK DEKAN : 0614/UN.34.12/KP/2011

Lebih terperinci

PENGARUH WARNA RUANG KELAS TERHADAP MINAT BELAJAR ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK SANTA ANGELA BANDUNG

PENGARUH WARNA RUANG KELAS TERHADAP MINAT BELAJAR ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK SANTA ANGELA BANDUNG ISSN : 2355-9349 e-proceeding of Art & Design : Vol.3, No.3 December 2016 Page 1233 PENGARUH WARNA RUANG KELAS TERHADAP MINAT BELAJAR ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK SANTA ANGELA BANDUNG Yessi Dwipertiwi Sastradipura

Lebih terperinci

3. Bagaimana menciptakan sebuah ruangan yang dapat merangsang emosi yang baik untuk anak dengan menerapkan warna-warna di dalam interior?

3. Bagaimana menciptakan sebuah ruangan yang dapat merangsang emosi yang baik untuk anak dengan menerapkan warna-warna di dalam interior? BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan globalisasi, kreativitas bangsa sangat berpengaruh didalam perkembangan bangsa terutama bangsa Indonesia yang dapat mempercepat laju pertumbuhan

Lebih terperinci

STUDI PUSTAKA PSIKOLOGI WARNA

STUDI PUSTAKA PSIKOLOGI WARNA STUDI PUSTAKA PSIKOLOGI WARNA 2.6 Psikilogi Warna Pada Ruang Psikologi warna menurut Hideaki Chijawa dalam bukunya "Color Harmony" : a. Warna hangat : merah, kuning, coklat, jingga. Dalam lingkaran warna

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI KELOMPOK A MELALUI BERMAIN BALOK DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 21 MEDAN DENAI.

UPAYA MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI KELOMPOK A MELALUI BERMAIN BALOK DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 21 MEDAN DENAI. UPAYA MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI KELOMPOK A MELALUI BERMAIN BALOK DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 21 MEDAN DENAI Oleh Mahdalena 1) dan Darajat Rangkuti 2) 1) Mahasiswa FKIP UMN Al

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Konsep Desain Keunggulan bersaing perusahaan, sesungguhnya adalah keunggulan komunikasi sehingga masalah dalam bersaing adalah masalah dalam teknologi dan informasi.dalam komunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masa usia dini merupakan masa keemasan bagi seorang anak, sering disebut masa Golden Age, biasanya ditandai oleh terjadinya perubahan yang sangat cepat

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KECERDASAN VISUAL SPASIAL ANAK MELALUI MENGGAMBAR BEBAS PADA ANAK KELOMPOK B TK ABA

NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KECERDASAN VISUAL SPASIAL ANAK MELALUI MENGGAMBAR BEBAS PADA ANAK KELOMPOK B TK ABA NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KECERDASAN VISUAL SPASIAL ANAK MELALUI MENGGAMBAR BEBAS PADA ANAK KELOMPOK B TK ABA SAWAHAN BONYOKAN JATINOM TAHUN AJARAN 2012/2013 KRISNAWATI NIM : A53B090012 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN VISUAL PADA IKLAN TELEVISI RICHEESE NABATI VERSI RICHEESE LAND FACTORY

BAB IV TINJAUAN VISUAL PADA IKLAN TELEVISI RICHEESE NABATI VERSI RICHEESE LAND FACTORY BAB IV TINJAUAN VISUAL PADA IKLAN TELEVISI RICHEESE NABATI VERSI RICHEESE LAND FACTORY Peranan unsur visual dalam iklan Richeese Nabati versi Richeese Land sangat penting. Iklan disajikan dengan alur cerita

Lebih terperinci

WARNA PERSIAPAN GRAFIKA GRAPHIC DESIGN

WARNA PERSIAPAN GRAFIKA GRAPHIC DESIGN WARNA PERSIAPAN GRAFIKA GRAPHIC DESIGN SMK Negeri 4 Malang Jl. Tanimbar 22 Malang 65117Telp. ( 0341) 353798,Fax (0341) 353798 E-mail : surat@smkn4-mlg.info Definisi Warna Warna adalah salah satu elemen

Lebih terperinci

DISKRIPSI KARYA. Pameran Keragaman Seni Budaya Sebagai Pemersatu Bangsa Judul Karya: Keharmonisan

DISKRIPSI KARYA. Pameran Keragaman Seni Budaya Sebagai Pemersatu Bangsa Judul Karya: Keharmonisan Pameran Keragaman Seni Budaya Sebagai Pemersatu Bangsa 2009 Judul Karya: Keharmonisan Dalam kehidupan bermasyarakat kita harus saling berdampingan dan menghormati, memiliki rasa toleransi yang tinggi dan

Lebih terperinci

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014 Desain Kerajinan Unsur unsur Desain Unsur desain merupakan bagian-bagian dari desain yang disusun untuk membentuk desain secara keseluruhan. Dalam sebuah karya desain masing-masing unsur tidak dapat dilepaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun perilakunya (gerakan anggota tubuh). Tubuh manusia akan terlihat kelenturannya apabila sering

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA A. Implementasi Teoritis Mengamati anak-anak baik dalam kehidupan dirumah ataupun diluar rumah, memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa kecil

Lebih terperinci

HOME OF MOVIE. Ekspresi Bentuk BAB III TINJAUAN KHUSUS. Ekspresi Bentuk. III.1 Pengertian Tema. Pengertian Ekspresi, adalah :

HOME OF MOVIE. Ekspresi Bentuk BAB III TINJAUAN KHUSUS. Ekspresi Bentuk. III.1 Pengertian Tema. Pengertian Ekspresi, adalah : BAB III TINJAUAN KHUSUS III.1 Pengertian Tema Pengertian Ekspresi, adalah : Ungkapan tentang rasa, pikiran, gagasan, cita-cita, fantasi, dan lain-lain. Ekspresi merupakan tanggapan atau rangsangan atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media cetak dan elekronik merupakan hasil perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Media cetak dan elekronik merupakan hasil perkembangan teknologi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media cetak dan elekronik merupakan hasil perkembangan teknologi informasi di dunia. Media telah mengubah fungsi menjadi lebih praktis, dinamis dan mengglobal.

Lebih terperinci

II. METODOLOGI A. KERANGKA BERFIKIR

II. METODOLOGI A. KERANGKA BERFIKIR II. METODOLOGI A. KERANGKA BERFIKIR Dalam desain, terdapat beberapa sistem tanda yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah desain komunikasi visual lingkungan, berupa Sign

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN [ BAB III METODE PENELITIAN Suatu penelitian harus menggunakan metode penelitian yang tepat untuk menghasilkan penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kesalahan dalam pemilihan metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Metode yang akan dikembangkan pada penelitian di TK Tresna Bhakti Mulia Al Mabrur adalah dengan menggunakan

Lebih terperinci

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan seni merupakan bagian dari Sistem Pendidikan Nasional yang tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Salah satu pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungannya antar sel syarat otak (sinap) terus berkembang. Begitu. melalui pendidikan anak usia dini (Suyanto, 2005:7).

BAB I PENDAHULUAN. hubungannya antar sel syarat otak (sinap) terus berkembang. Begitu. melalui pendidikan anak usia dini (Suyanto, 2005:7). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang sedang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental yang paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak usia dini adalah anak yang berusia 0-6 tahun. Usia dini merupakan usia dimana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Dalam masa tumbuh

Lebih terperinci

: Campuran merah dan hitam membentuk suasana yang tegas dan. : Memperkuat gaya kontemporer dan oriental.

: Campuran merah dan hitam membentuk suasana yang tegas dan. : Memperkuat gaya kontemporer dan oriental. MERAH - Menebarkan keberanian dan energy. - Membuat suasana menjadi cerah, meriah dan penuh pesona. - Secara psikologis warna merah mempercepat aliran darah karena memicu detak jantung. - Menjadi daya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Desain Grafis Desain grafis terdiri dari dua buah kata yaitu desain dan grafis, desain merupakan proses atau perbuatan dengan mengatur segala sesuatu sebelum bertindak

Lebih terperinci

Pentingkah Penididikan Seni Bagi anak-anak Sekolah Dasar?

Pentingkah Penididikan Seni Bagi anak-anak Sekolah Dasar? Pentingkah Penididikan Seni Bagi anak-anak Sekolah Dasar? Karya Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Ujian Mata Kuliah E-Comerse Semester Genap Tahun Akademik 2011/2012 STMIK AMIKOM Yogyakarta Agung Prakosa

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN NIRMANA II

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN NIRMANA II RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN NIRMANA II KODE : MKK 13204 MATA KULIAH / SKS : Nirmana II (Dwimatra Lanjut & Trimatra) / 3 SKS SEMESTER / PROG. STUDI : II / Keris dan Senjata Tradisional JURUSAN / FAKULTAS

Lebih terperinci

NI MADE RUSMAWATI A53A100002

NI MADE RUSMAWATI A53A100002 PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN BERMAIN DENGAN TEKNIK KOLASE PADA ANAK DIDIK KELOMPOK B TK 01 NGEMPLAK KECAMATAN KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini sebagai fase pertama sistem pendidikan seumur hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah kualitatif. Tujuan dari penelitian kualitatif ini ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan 305 BAB V KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Penjelasan yang terkait dengan keberadaan seni lukis

Lebih terperinci

BAB III. Metodelogi Penelitian. Pembelajaran Kewirausahaan Di SMP Jati Agung menggunakan Penelitian

BAB III. Metodelogi Penelitian. Pembelajaran Kewirausahaan Di SMP Jati Agung menggunakan Penelitian 42 BAB III Metodelogi Penelitian A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian Penelitian tentang Menejemen Pengembangan Wirausaha Sekolah Sebagai Pembelajaran Kewirausahaan Di SMP Jati Agung menggunakan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

PEMANFAATAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR PEMANFAATAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR Johannes Jefria Gultom Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Media sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar dipilih

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi 16 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Publikasi Timothy Samara (2005:10) menyatakan publikasi merupakan sebuah perluasan aplikasi dari dua unsur yaitu teks dan gambar. Perluasan aplikasi

Lebih terperinci