S I S T E M T E R D I S T R I B U S I

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "S I S T E M T E R D I S T R I B U S I"

Transkripsi

1 S I S T E M T E R D I S T R I B U S I Coordination and Agreement Disusun Oleh: 1. Eldest Arif Pasirula Udi Hartono Arif Febriyanto J u r u s a n T e k n i k E l e k t r o F a k u l t a s T e k n i k Universitas Gadjah Mada

2 Coordination dan Agreement Arif Febriyanto, Eldest Arif Pasirula, Udi Hartono, Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta 1. PENDAHULUAN Dalam makalah ini akan memperkenalkan sekumpulan algoritma yang tujuannya berbeda-beda tetapi menjadi bagian dalam tujuan dasar sistem terdistribusi, yaitu satu set proses untuk mengkoordinasikan tindakannya atau untuk setuju pada satu atau lebih nilai. Contohnya pada kasus mesin seperti pesawat ruang angkasa. Hal itu perlu dilakukan, komputer mengendalikannya agar setuju pada kondisi tertentu seperti apakah misi dari pesawat luar angkasa dilanjutkan atau telah selesai. Komputer tersebut harus mengkoordinasikan tindakannya secara tepat untuk berbagi sumber. Lebih jauh, komputer harus dapat melakukan seseuatu bahkan jika tidak ada hubungan master-slave yang belum jelas diantara komponen dan akan membuat koordinasi menjadi sederhana. Hal yang penting dalam Coordination and Agreement adalah apakah sistem terdistribusi asinkron atau sinkron. Algoritma algoritma yang digunakan juga harus mempertimbangkan kegagalan yang terjadi, dan bagaimana caranya untuk berhubungan satu sama lain ketika sedang mendesaian algoritma. Selanjutnya di makalah ini juga akan dijelaskan mengenai masalah dalam mendistribusikan mutual exclusion, election, multicast communication, dan mengenai masalah dalam persetujuan(agreement). Gambar crashed router pada network portion Perbaikan-perbaikan dijelaskan pada bab ini dengan melibatkan asumsi-asumsi dan tujuan yang harus dipenuhi, dan memberikan akun informal mengapa algoritma yang disajikan benar. 1.1 Asumsi Kegagalan (Failure Assumption) dan Pendeteksi Kegagalan (Failure Detectors) Sebelum membicarakan tentang masalah dalam Coordination and Agreement, terlebih dahulu menjelaskan tentang asumsi kegagalan dan keadaan yang berguna dalam mendeteksi kegagalan pada sistem terdistribusi. Dalam interval waktu tertentu, komunikasi diantara beberapa proses dapat berlangsung ketika komunikasi diantara lainnya ditunda. Salah satu masalah dalam pembuatan algoritma yang bisa menyebabkan terjadinya crash adalah bila terjadi proses crash itu sendiri. Failure Detector adalah suatu layanan yang mempertanyakan apakah proses

3 yang terjadi gagal atau tidak. Failure Detector kadang tidak tepat. Kebanyakan kegagalannya adalah pada failure detector yang tidak handal, yang bisa menghasilkan hal yang diduga maupun tidak terduga. Kedua hasil tersebut merupakan petunjuk yang menggambarkan keakuratan atau ketidakakuratan apakah suatu proses benar-benar gagal. Hasil yang tidak terduga berarti pendeteksi telah menerima fakta-fakta bahwa proses tidak gagal. Kemudian hal yang diduga berarti failure detector memiliki beberapa indikasi yang menyatakan bahwa proses itu gagal. Failure Detector yang handal merupakan salah satu pendeteksi kegagalan yang paling akurat. Ia menjawab proses pertanyaan salah satu dari yang tidak terduga, seperti sebelumnya, mendapat petunjuk atau gagal. Failure detector kadang-kadang dapat memberikan respon yang berbeda jika kondisi komunikasi bermacam-macam dari proses ke proses. Dalam sistem terdistribusi nyata, terdapat batasan tertentu dalam waktu pengiriman pesan. Batasan ini disebut dengan time out. Jika kita memilih nilai total time out yang besar, maka proses akan crash dan akan dilaporkan sebagai Unsuspected. Solusi yang mungkin untuk masalah ini adalah dengan menggunakan nilai time out yang mencerminkan kondisi network delay yang telah diamati. Failure detector digunakan karena dapat membantu untuk mencari dan mengetahui sebab terjadinya kegagalan pada sistem terdistribusi. Sehingga kita dapat mencari solusi yang tepat untuk memecahkan masalah tersebut dalam hal pengkoordinasian proses jika terjadi kegagalan. 2. DISTRIBUTED MUTUAL EXCLUSION Distributed mutual exclusion dibutuhkan jika sekumpulan proses bersama-sama menggunakan sumber untuk mencegah gangguan dan menjaga konsistensi ketika sedang mengakses sumber. Karena jika tidak, masalah crtical section akan terjadi, masalah yang sering terjadi pada domain pada sistem operasi. Pada sistem terdistribusi, tidak ada satupun variabel yang dipakai secara bersama-sama maupun fasilitas yang diberikan melalui lokal kernel tunggal bisadigunakan untuk memecahkan hal tersebut. Dalam beberapa kasus, sharing sesumber diatur oleh server yang juga menyediakan mekanisme untuk mutual exclusion. Namun, dalam beberapa kasus tertentu mekanisme yang terpisah untuk mutal exclusion sangat diperlukan. Untuk lebih jelas lagi, misalnya ada seorang user yang ingin melakukan update pada file text. Untuk memastikan updatan milik user tersebut berjalan dengan konsisten maka hanya boleh dilakukan satu update aja untuk saat itu sehingga dibutuhkan editor lock sebelum melakukan update. System UNIX menyediakan service file locking yang terpisah yang diimplementasikan oleh daemon locked yang berfungsi untuk menghandle locking request dari client. Sangat berguna untuk memiliki mekanisme umum untuk didistribusikan mutual exclusion pada penyelesaian yang independen dari skema manajemen sumber daya tertentu masih dalam pertanyaan. Kita sekarang meneliti beberapa algoritma untuk mencapai itu. 2.1 Algoritma untuk Mutual Exlusion Algoritma mutual Exclusion membutuhkan beberapa syarat, yaitu: 1. Keamanan( safety), hanya satu proses yang dieksekusi pada satu waktu, 2. Liveness, meminta untuk masuk dan keluar dari critical section yang secepatnya menggantikan. Kondisi liveness menyatakan kebebasan dari keduanya, deadlock dan starvation. Deadlock akan melibatkan dua atau lebih program yang dalam keadaan saling tunggu. Starvation adalah penundaan suatu proses yang telah memintanya. 3. Ordering, akses diterima dan terjadi sebelum relasi, dengan begitu proses dapat berkoordinasi.

4 Proses dapat menunggu akses dan berkomunikasi dengan proses lainnya. Untuk mengevaluasi performa dari algoritma mutual exclusion dapat dilihat dari: 1. Bandwith digunakan sebanding dengan jumlah pesan yang dikirim pada setiap masuk atau keluar dari C.S (Critical Section). 2. Client Delay terjadi setiap operasi entry and exit. 3. Throughput, efek dari algoritma atas throughput pada sistem. Server mengatur Mutual Exclusion Token Kita seharusnya tidak melakukan implemtasi akses sesumber ke dalam akun dalam deskripsi kita. Kita mengasumsikan bahwa proses klien adalah langkah yang tepat dan menghabiskan waktu akses sesumber yang terbatas dengan crital section mereka Algoritma Server Terpusat Cara yang paling mudah untuk mencapai mutual exclusion adalah dengan memperkerjakan sevet yang menanggung ijin untuk memasuki critical section. Untuk masuk ke critical section, proses harus mengirim request message kepada server dan menunggu balasan dari server. Server membalas message tersebut mengikuti token. Namun jika tidak ada request pada token tersebut selain dari proses itu maka prose situ akan segera diberi replay message. Memasuki critical section, bahkan ketika tidak ada proses yang saat ini menempati itu. Dua pesan palsu), dan penundaan proses yang meminta waktu untuk pulang-pergi. Keluaran bagian kritis mengambil satu pesan keluaran. Dengan asumsi lewat pesan asynchronous, hal ini tidak menunda proses keluar. Server mungkin menjadi hambatan untuk perfoma sistem secara keseluruhan. Tunda sinkronisasi adalah waktu yang dibutuhkan untuk pulang-pergi: 8 rilis pesan ke server, diikuti oleh pesan grant ke proses selanjutnya masukkan critical section Algoritma Ring-based Cara yang paling mudah dalam perangkai mutal excluison diantara N proses ranpa membutuhkan proses tambahan untuk merangkainya dalam logical ring.

5 Ring processing mutual exclusion token Algoritmanya sebagai berikut : On inilization : State := RELEASED; To Enter Section : State := WANTED; Multicast request to all process; T := request s timestamp; Wait until (Number of replies received = (N-1)); State := HELD; On receipt of a request <Ti,Pi> at Pj (i j) If (State = HELD or (state = WANTED and (T,Pj) < (Ti,Pi))) Then Queque request from Pj without replaying; Else Replay immediately to Pj; End if To exit the critical section : State := RELEASED; Replay to any quequed request; Jika proses tidak memerlukan masukan ke critical section ketika menerima token, kemudian segera meneruskan ke token tetangganya. Sebuah proses yang memerlukan oken menunggu sampai diterima, namun menahannya. Untuk keluar dari critical section, proses mengirim token ke tetangganya. Algoritma ini mengkonsumsi bandwidth dari jaringan, kecuali ketika proses berada pada bagian dalam critical section Algoritma menggunakan Multicast dan Logical Clock

6 Multicast atau multicasting adalah sebuah teknik di mana sebuah data dikirimkan melalui jaringan ke sekumpulan komputer yang tergabung ke dalam sebuah grup tertentu, yang disebut sebagai multicast group. Multicasting merupakan sebuah cara pentransmisian data secara connectionless (komunikasi dapat terjadi tanpa adanya negosiasi pembuatan koneksi), dan klien dapat menerima transmisi multicast dengan mencari di mana lokasinya, seperti halnya ketika kita membuka sebuah stasiun radio untuk mendengarkan siaran radio. Multicast sebenarnya merupakan mekanisme komunikasi one-to-many, atau point-tomultipoint, dan berbeda dengan cara transmisi unicast. Ide dasarnya adalah hanya ketika semua proses yang lain menjawab pesan. Setiap pesan direkam tiaptiap bagian luar dari critical section (released), wanting entry (wanted) atau dalam critical section (held) dalam variable state. Jika proses permintaan entri dan bagian semua proses-proses lain RELEASED, kemudian semua proses akan segera menjawab dengan segera kepada permintaan dan peminta akan memperoleh entri. Jika beberapa proses bagian HELD. maka proses itu tidak akan menjawab permintaan sampai selesai dengan crirical state. Jadi si peminta tidak dapat memperoleh entri untuk sementara. Jika dua atau lebih proses permintaan masuk pada saat yang sama, maka proses mana permintaan mengemban timestamp terendah akan menjadi yang pertama untuk mengumpulkan N - 1 balasan, pemberian itu entri berikutnya. Perhatikan bahwa. Ketika proses permintaan masuk, penangguhan pemrosesan permintaan dari proses-proses lain sampai permintaan sendiri telah dikirim dan telah mencatat timestamp T dari permintaan. Hal Ini agar proses membuat keputusan yang konsisten saat memproses permintaan. Kinerja algoritma dapat ditingkatkan. Pertama, perhatikan bahwa proses yang terakhir masuk ke bagian kritis dan yang tidak menerima permintaan lain untuk itu masih berlanjut melalui protokol seperti yang dijelaskan, walaupun hanya bisa memutuskan secara lokal untuk mengalokasikan kembali itu sendiri. Kedua, Ricart dan Agrawala menyaring protokol ini sehingga hanya memerlukan N pesan untuk mendapatkan masukasn dalam kasus yang paling parah tanpa dukungan hardware untuk multicast. Algoritma ini dideskribsikan oleh Raynal [1988] Algoritma Voting Maekawa Maekawa [1985] mengamati bahwa dalam pemesanan proses untuk memasukkan critical section, tidak penting semua pasangan untuk memberikan hak untuk mengaksesnya. Proses hanya memerlukan izin untuk masuk dari himpunan kawannya, sepanjang himpunan digunakan oleh 2 proses yang overlap.proses dapat dianggap sebagai voting satu sama lain untuk masuk ke critical section. Kandidat proses harus mengumpulkan suara yang cukup untuk masuk. Proses dalam perpotongan 2 himpunan pemilih yang menyakinkan keamanan properti dari ME1, yang paling banyak 1 proses dapat masuk critical section. Algoritma Maekawa ditunjukkan di bawah ini: On il1itialization state := RELEASED; voted := FALSE; For P, to enter the cntical section state!= WANTED; Multicast request to all processes in Vi - {Pi}; Wait until (number of replies received = (K - 1»; state := HELD; On receipt ofa request from PI at p. (i 01' j) If(state = HELD or voted = TRUB) then queue request from Pi without replying;

7 else send reply to Pi' voted:= TRUE; end!f For Pi to exit the critical section state := RELEASED; Multicast release to all processes in Vi - {Pi}; On receiptofa release from Pi at Pj (iol'j) If(queue of requests is non-empty) then remove head of queue - from Pk' say; send reply to Pk; voted := TRUE; else voted := FALSE; end if Algoritma tersebut diadobsi [Saunders 1987] sehingga menjadi bebas deadlock. Dalam pengadopsian protokol, antrian prosesmeminta dalam pemesanan yang terjadi sebelumnya, sehingga permintaan terhadap ME3 juga memuaskan Toleransi Kesalahan Poin utama yang perlu dipertimbangkan ketika mengevaluasi algoritma di atas sehubungan dengan toleransi kesalahan adalah: Apa yang terjadi ketika pesan hilang? Apa yang terjadi ketika proses crash? Tak satu pun dari algoritma yang kita gambarkan akan menoleransi hilangnya pesan, jika saluran yang dapat diandalkan. Algoritma berbasis cincin tidak dapat menoleransi kegagalan crash setiap proses tunggal. Algoritma Maekawa dapat mentolerir beberapa proses kegagalan karena crash, jika proses crash tidak dalam menetapkan suara yang diperlukan, maka kegagalan akan tidak mempengaruhi proses lain. Algoritma server pusat dapat mentolerir kegagalan crash dari proses klien yang tidak berlaku atau telah diminta token. Algoritma The Ricart dan Agrawala seperti yang telah kita jelaskan dapat disesuaikan dengan mentolerir kegagalan crash proses, dengan mengambilnya untuk memberikan semua permintaan secara implisit. 3. ELECTIONS Sebuah algoritma untuk memilih proses unik untuk memainkan peranan tertentu disebut algoritma elections. Sebagai contoh, dalam sebuah varian dari kami algoritma central-server' algoritma untuk mutual exclusion, server yang dipilih diantara proses P "j = 1,2..., N yang perlu untuk menggunakan critical section. Pemilihan algoritma diperlukan untuk memilih mana dari proses akan memainkan peran dari server. Sangat penting bahwa semua proses menyetujui pilihan. Setelah itu, jika proses yang memainkan peran server ingin berhenti, kemudian pemilihan lain yang diperlukan untuk memilih pengganti. Sebuah proses individu tidak menyebut lebih dari satu pemilihan umum pada suatu waktu, tetapi pada prinsipnya proses N bisa menelepon N bersamaan pemilihan. Pada setiap titik waktu, sebuah proses Pi adalah salah satu peserta, yang berarti bahwa itu terlibat dalam beberapa menjalankan pemilihan algoritma, atau non-peserta, yang berarti bahwa tidak saat ini terlibat dalam pemilihan. Persyaratan penting bagi pilihan proses terpilih untuk menjadi unik, bahkan jika beberapa proses pemilihan panggilan secara bersamaan. Misalnya. dua proses dapat memutuskan secara independen bahwa proses koordinator telah gagal, dan kedua panggilan pemilihan.

8 Tanpa kehilangan umum. kami mensyaratkan bahwa proses terpilih dipilih sebagai satu dengan pengenal terbesar. The 'identifier' mungkin ada nilai berguna. Sepanjang pengidentifikasi yang unik dan benar-benar memerintahkan. Sebagai contoh, kita dapat memilih proses dengan komputasi terendah beban, oleh karena setiap proses menggunakan <I / load, i> sebagai identifier, di mana beban> 0 dan proses indeks i digunakan untuk memesan pengidentifikasi dengan beban yang sama. Setiap proses Pi (i = saya, 2..., N) memiliki variabel terpilih, yang akan berisi identifier dari proses terpilih. Ketika proses pertama menjadi peserta dalam pemilihan itu set variabel ini (u nilai khusus '1.-' untuk menunjukkan bahwa itu belum didefinisikan. Persyaratannya adalah bahwa, selama menjalankan algoritma tertentu adalah : E1 : (safety) A peserta proses p i mempunyai elected i = atau elected i = P dimana P dipilih sebagai proses yang tidak crash pada akhir dari penggunaan identifier terbesar. E2: (liveness) Semua proses p i ikut serta dan khususnya ditentukan elected i atau crash. Kami mengukur kinerja algoritma pemilihan oleh jaringan total pemanfaatan bandwidth (yang sebanding dengan jumlah pesan yang dikirim), dan oleh waktu penyelesaian untuk tbe algoritma: jumlah pesan transmisi serial antara inisiasi dan penghentian single run. 3.1 Algoritma Pemilihan Ring-Based Tujuan dari algoritma ini adalah untuk memilih sebuah proses tunggal yang disebut koordinator, yang merupakan proses dengan identifier terbesar. Awalnya, setiap proses ditandai sebagai non-peserta dalam pemilihan. Setiap proses bisa mulai pemilihan. Hal hasil dengan menandai dirinya sebagai salah satu peserta, menempatkan para identifier dalam pemilihan pesan dan mengirimkannya kepada tetangga searah jarum jam. Ketika sebuah proses menerima pesan pemilihan, itu membandingkan pengenal dalam pesan dengan sendiri. Jika identifier yang tiba lebih besar, maka meneruskan pesan 10 tetangganya. Jika identifier yang tiba lebih kecil dan penerima bukan merupakan peserta maka pengganti pengenal sendiri dalam pesan dan ke depan itu, tetapi tidak meneruskan pesan jika sudah menjadi peserta. Pada pemilihan penerusan pesan dalam beberapa kasus, proses menandai dirinya sebagai peserta. Pemilihan dimulai dari proses 17. Proses identifier tertinggi yang ditemukan setelah itu adalah 24. Peserta proses ditunjukkan pada bagian gelap.

9 Namun, jika identifier yang diterima adalah dari penerima itu sendiri, maka proses ini pengenal harus menjadi yang terbesar, dan itu menjadi koordinator. Koordinator tanda dirinya sebagai non-peserta sekali lagi dan mengirim pesan terpilih ke tetangga, mengumumkan pemilihan dan melampirkan identitasnya. Ketika sebuah proses PI menerima pesan terpilih, itu menandai dirinya sebagai nonpartisipan, menetapkan variabel yang dipilih, untuk pengenal dalam pesan dan, kecuali jika itu adalah koordinator baru, meneruskan pesan kepada tetangganya. Sangat mudah untuk melihat bahwa E1 kondisi tersebut dipenuhi. Semua pengidentifikasi dibandingkan, karena seorang proses harus menerima identifier sendiri kembali sebelum mengirim pesan terpilih. Untuk setiap dua proses, yang satu dengan identifier yang lebih besar akan tidak lulus pada identifier lain. Oleh karena itu, tidak mungkin bahwa kedua harus menerima identifier mereka sendiri. Kondisi E2 berikut dijamin langsung dari cincin traversals (tidak ada kegagalan). Perhatikan bagaimana non-participalll dan negara-negara peserta digunakan begitu pesan yang timbul ketika proses lain mulai pemilihan pada waktu yang sama adalah dipadamkan sesegera mungkin, dan selalu sebelum 'menang' hasil pemilihan telah diumumkan. Jika hanya satu proses memulai pemilihan, maka kasus yang berperforma terburuk adalah ketika anti-clockwise tetangga memiliki identifier paling tinggi. Contoh sebuah cincin berbasis pemilihan berlangsung ditunjukkan pada gambar diatas. Itu pesan pemilihan saat ini mengandung 24, tetapi proses 28 akan menggantikan dengan identifier bila pesan mencapainya. 3.2 The Bully Algorithm Adalah (Gracia-Moliana 1982) algoritma yang mengijinkan proses mengalami crash pada saat terjadi pemilihan (election), meskipun pengiriman pesan antar proses adalah reliable.ada tiga tipe pada algoritma ini, yaitu: 1. election message : digunakan untuk pemberitahuan akan adanya pemilihan 2. answer message : merupakan jawaban dari election message 3. coordinator message : digunakan untuk memberitahukan identitas dari proses pemilihan Sebuah proses dimulai dengan pemilihan ketika telah diperintahkan, melewati timeout, saat coordinator gagal. Ketika sebuah proses menerima pesan coordinator proses tersebut akan menset variabelnya menjadi elected. Jika sebuah proses menerima proses election proses tersebut akan mengirim jawaban dan akan memulai proses terpilih tersebut, kecuali telah mulai sebelumnya. 4. MULTICAST COMMUNICATION Fitur penting dari multicast adalah bahwa permasalahan pokok proses hanya satu operasi multicast yang digunakan untuk mengirim untuk tiap kelompok proses. Penggunaan satu operasi multicast bukannya jumlah beberapa operasi mengirim ke lebih dari kenyamanan bagi para pemrogram. Ini memungkinkan implementation menjadi efisien dan memungkinkan untuk memberikan jaminan pengiriman kuat daripada yang lain mungkin. Efisiensi: Informasi pesan yang sama dikirim kepada semua proses dalam kelompok memungkinkan pelaksanaannya efisien dalam penggunaan bandwidth.hal ini dapat mengambil langkah-langkah untuk mengirim pesan tidak lebih dari satu kali selama hubungan komunikasi berlangsung, dengan mengirimkan

10 pesan melalui distribusi tree; dan dapat menggunakan perangkat keras jaringan yangdapat mensupport multicast.pelaksanaan juga dapat meminimalkan total waktu yang dibutuhkan untuk menyampaikan pesan ke semua tujuan, lebih dari transmisi secara terpisah dan serial. Menjamin pengiriman: Jika isu proses beberapa operasi mengirim independen proses individu, maka tidak ada jalan bagi pelaksanaan untuk memberikan pengiriman menjamin bahwa kelompok mempengaruhi proses secara keseluruhan. Jika pengirim gagal setengah jalan melalui pengiriman. kemudian beberapa anggota kelompok mungkin menerima pesan sementara yang lainnya tidak. Dan relatif ordenng dari dua pesan disampaikan kepada setiap dua anggota kelompok is undefined. Dalam kasus khusus IP multicast, tidak ada jaminan kehandalan memesan atau sebenarnya ditawarkan. Tapi multicast jaminan yang lebih kuat dapat dibuat, dan kita akan segera menetapkan beberapa. 4.1 Basic Multicast Suatu hal yang jelas pada implementasi dari B-multicast adalah untuk menggunakan operasi one-to-one yang reliable. Sepeti contoh berikut: To B-multicast(g,m): foreach process p g, send(p,m) On receive(m) at p: B-deliver(m) at p Layanan b-multicast yang lebih praktikal dapat dibangun menggunakan IP multicast. 4.2 Reliable Multicast Mengikuti pendapat Hadzilacos dan Toueg, dan Chandra dan Toueg kita dapat mendefinisikan reliable multicast. Sebuah reliable multicast memiliki properti seperti: integrity, validity, agreement Implementasi Reliable Multicast Terhadap B-multicast Algoritma ini cocok diterapkan pada asynchronus sistem, tapi tidak cocok diterapkan pada tujuan praktis. Hal ini dikarenakan stiap pesan mengirim g kali untuk tiap proses Reliable Multicast terhadap IP Multicast Realisasi alternatif R-multicast adalah menggunakan kombinasi IP multicast. Protokol R-multicast ini berdasar pada IP multicast. Pada protokol proses tidak mengirim pesan ack secara terpisah, melainkan pada sebuah grup Properti Seragam Properti apapun yang menahan apakah proses benar atau tidak dinamakan uniform property. Pemahaman uniform sendiri yaitu: jika sebuah proses, tidak peduli benar atau tidak, mengirim pesan m, kemudian semua proses yang benar pada group(m) akan secepatnya mengirim m. 4.3 Ordered Multicast Contoh Buletin Board Untuk membuat semantik pengiriman multicast lebih konkrit, perlu mempertimbangkan sebuah aplikasi dimana user mem-post pesan pada buletin board Implementasi Perintah FIFO

11 Implementasi B-multicast dapat digunakan pada protokol ini, namun R-multicast dapat menjadikan FIFO-multicast lebih stabil Implementasi Perintah Total Algoritma ini memiliki latensi yang lebih tinggi daripada multicast berdasar sequence. Namun total ordering yang dipilih algoritma ini tidak menjamin menjadi biasa atau pun FIFO-ordered, tergantung pada pengaruh delay komunikasi Implementasi Perintah Kausal Algoritma ini diterapkan pada non-overlapping gup tertutup yang berdasarkan pada algoritma yang dikembangkan oleh Birman et al. Algoritma ini memerlukan account dari hubungan terjadi-sebelumnya saja seakan itu telah didirikan menggunakan pesan multicast Pelengkapan Grup Sebelumnya kita telah memperhitungkan grup non-overlapping di dalam definisi dan algoritma FIFO, total dan pengururtan kausal semantik. Hal ini menyederhanakn masalah, akan tetapi tidak memuaskan, selama proses umumperlu menjadi anggota grup overloping. Kita bisa mengembangkan definisi pengurutan menjadi urutan global, dimana kita harus memperhitungkan bahwa pesan m adalah multicast ke g dan jika pesan m adalah multicast ke g, kemudian kedua pesan dialamatkan ke anggota g n g. Pengurutan FIFO global: Jika sebuah proses memberikan multicast(g,m) dan kemudian multicast(g,m ) kemudian setiap proses di g n g yang menyampaikan m akan menyampaikan m sebelum m. Pengurutan Kausal Global: Jika multicast (g,m) multicast (g,m )dimana terjadi sebelum hubungan didorong oleh rantai pesan multicast, kemudian proses dalam g n g yang menyampaikan m akan menyampaikan m sebelum m. Pengurutan Total Pairwise: Jiak sebua proses menyampaikan m dikirim ke g sebelum menyampaikan m ke g, kemudian proses lain di dalam g n g yang menyampaikan m akan menyampaikan m sebelum m. Pengurutan Total Global: < menjadi relasi pengurutan antara waktu penyampaian. Kita menyatakan bahwa < sesuai dengan pengurutan total pair wise Multicast di dalam sistem sinkron dan asinkron. Dalam bab ini kita telah mendiskudsikan algoritma untuk kehandalan multicast tak terurut, multicast FIFO-terurut, multicast terurut kausal dan multicast terurut total. Kita juga ditunjukkan bagaimana menyelesaikan sebuah multicast terurt total sekaligus kausal. Algoritma-algoritma yang telah ditunjukkan sebelumnay adalah algoritma yang mampu bekerja secara benar dalam sistem asinkron. 5 KONSENSUS DAN MASALAH-MASALAH YANG TERKAIT Bab ini memperkenalkan permasalahan konsensus dan masalah terkait dengan byzantine generals dan konsistensi interaktif. Bab ini menjelaskan konsensus lebih jelas dan menghubungkannya dengan tiga masalah persetujuan yang terkait: byzantine generals, konsistensi interaktif dan multicast terurut total. Kita

12 bisa memulai memeriksa cirkum permasalahan apa yang dapat dipecahkan dan menggambarkan beberapa solusi. 5.1 Model sistem dan Definisi Permasalahan. Model sistem kita termasuk koleksi proses pi (i=1,2,3,...,n) pengominikasian oleh pelewat pesan. Kebutuhan penting yang banyak diaplikasikan dalam situasi praktik adalah untuk menjadikan konsensus tercapai bahkan saat adanya kesalahan. Kita asumsikan, seperti sebelumnya, bahwa komunikasinya handal, akan tetapi prosesnya mungkin gagal Definisi permasalahan konsensus. Konsensus untuk tiga proses Untuk mencapai konsensus, setiap proses pi mulai di dalam keadaan yang tak tentu dan mengusulkan sebuah nilai vi, dari satu set D (i=1,2,...,n). Proses-proses yang ada saling berkomunikasi, bertukas nilai. Setiap proses selanjutnya mengatur nilai decision variable di. Saat melakukan ini, maka masuk dalam keadaan yang tertentu, dimana mungkin tak ada lagi perubahan di (i=1,2,...,n). Gambar diatas menunjukkan tiga proses yang terikat dalam suatu algoritma konsensus. Dua proses mengusulkan proceed dan yang ketiga mengusulkan abort tetapi kemudian bertabrakan. Kemudian dua proses yang tersisa memutuskan proceed. Kebutuhan dari algoritma konsensus adalah kondisi berikut yang seharusnya berlangsung untuk setiap eksekusi : Termination. Saat dimana setiap proses diset variabel-tentunya. Agreement. Nilai tertentu dari semua proses adalah sama. Jika pi dan pj adalah benar dan telah masuk dalam keadaan tertentu, maka di=dj (i,j = 1,2,...,N). Integrity. Jika proses yang benar semua mengusulkan nilai yang sama, maka setiap proses dalam keadaan tertentu telah memilih nilai tersebut Permasalahan Byzantium General Permasalahan Byzantium General berbeda dari konsensus. Kebutuhannya adalah Termination. Saat dimana setiap proses yang benar mengatur variabel tertentunya.

13 Agreement. Nilai tertentu dari semua proses adalah sama. Jika pi dan pj adalah benar dan telah masuk dalam keadaan tertentu, maka di=dj (i,j = 1,2,...,N). Integrity. Jika pemerintah (commander) benar, maka semua proses menentukan nilai pada nilai yang diusulkan commander Konsistensi Intersktif. Permasalahan konsistensi interaktif adalah varian lain dari konsensus, dimana setiap proses mengusulkan nilai tunggal. Tujuan dari algoritma adalah membenahi proses agar setuju dalam sebuah vektor nilai, satu untuk setiap proses. Kita menyebutnua decision vector. Kebutuhan untuk konsistens interaktif adalah: Termination. Saat dimana setiap proses yang benar mengatur variabel tertentunya. Agreement. Vector putusan dari semua proses adalah sama. Integrity. Jika pi benar, maka semua proses memutuskan vi sebagai komponen ke i dari vektor mereka Keterkaitan Konsensus dengan Permasalah Lain. Terkadang dimungkinkan menemukan suatu solusi dari sebuah solusi permasalahan lain. Anggap bahwa terdapat solusi untuk konsensus (C), byzantine general (BG) dan konsistensi interaktif (IC) sebagai berikut: Ci (v1,v2,...vn) mengembalikan nilai putusan pi di dalam penggunaan solusi dalam permasalahan konsensus, dimana v1, v2,... vn adalah yang diusulkan proses. BGj (j,v) mengembalikan nilai putusan dari pj dalam penggunaan solusi dalam permasalahan byzantine general dimana pj, commander, mengajukan nilai v. Ici(v1,v2,...vN)[j] mengembalikan nilai ke j didalam vektor pj dalam menjalankan solusi permasalahan konsistensi intersktif, dimana v1, v2,... vn adalah nilai yang diusulkan proses. 5.2 Konsensus Dalam Sistem Asinkron Algoritma konsensus dalam sistem sinkron misalnya sebagai berikut : Algorithm for process Pj g; algorithm proceeds in f + I rounds On initialiration 0 Values,:== {vi}; Values! == {}; In round r (l r f + 1) B-multi,cast(g, Value r j - Value i r-1 // Send only values that have not been.sent Value i r+1 := Values i; while (in round r) { On B-deliver( V).) from some P, Values i :== Values! u Vj; } After (f + 1) rounds Assign d i = minimum(values i f+1 );

14 5.3 Permasalahan Byzantine General dalam Sistem Sinkron Ketidakmungkinan dalam Sistem Asinkron Terdapat ketidakmungkinan dalam sistem asinkron, yaitu : Menyembunyikan kesalahan Konsensus penggunaan detektor kesalahan Konsensus penggunaan pengacakan 6. KESIMPULAN Salah satu masalah dalam pembuatan algoritma yang bisa menyebabkan terjadinya crash adalah bila terjadi proses crash itu sendiri. Failure Detector [Chandra and Toueg 1996, Stelling et al. 1998] adalah suatu layanan yang mempertanyakan apakah proses yang terjadi gagal atau tidak. Failure detector dapat membantu kita untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kegagalan pada sistem terdistribusi. Jika sekumpulan proses bersama-sama menggunakan sumber, mutual exclusion dibutuhkan untuk mencegah gangguan dan menjaga konsistensi ketika sedang mengakses sumber. Algoritma yang digunakan untuk memilih proses unik untuk memainkan fakta-fakta disebut election alghoritm. Multicast atau multicasting adalah sebuah teknik di mana sebuah data dikirimkan melalui jaringan ke sekumpulan komputer yang tergabung ke dalam sebuah grup tertentu, yang disebut sebagai multicast group. Beberapa algoritma yang terkait pada Coordination & Agreement diantaranya adalah: 1. Ring Based Alghoritm 2. Algoritma Koordinasi 3. Centralized Mutual Exclusion 4. Multicast Mutual Exclusion 5. Chang&Robert alghiritm 6. Richart Agrawala Alghoritm Algoritma konsensus digunakan ketika persetujuan dibutuhkan pada tindakan : Pada proses transaksi Menjalankan atau mengakhiri transaksi Mutual Exclusion Prsoes mana yang boleh masuk C.S(Critical Section) Pada Sistem Kontrol Meneruskan atau mengakhiri berbasis pada pembacaan sensor

15 Byzantine Generals merupakan proses penampilan dari kegagalan, bergantung kepada f dari N preoses kegagalan. R E F E R E N C E [1] Coulouris George, Jean Dollimore, Tim Kindberg. Distributed System Concepts and Design:Addison Wesley [2] retrieved 17 Desember 2009

Coordination and Agreement

Coordination and Agreement Coordination and Agreement Ferdian Pramudya P (32582) Agung kaharesa W (32649) Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta I. PENDAHULUAN Coordination and Agreement, dalam makalah ini kami akan menjelaskan

Lebih terperinci

COORDINATION AND AGREEMENT

COORDINATION AND AGREEMENT COORDINATION AND AGREEMENT Muhammad Bayu Utama, 32503 Yodhi Kharismanto, 32552 Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta I. INTRODUCTION Coordination and Agreement, dalam makalah ini kami akan menjelaskan

Lebih terperinci

Algoritma Co-ordination

Algoritma Co-ordination Algoritma Co-ordination Algoritma Co-ordination merupakan dasar dalam sistem terdistribusi: untuk resource sharing: concurrent updates terhadap records dalam suatu database (record locking) files (file

Lebih terperinci

SINKRONISASI. Sistem terdistribusi week 5

SINKRONISASI. Sistem terdistribusi week 5 SINKRONISASI Sistem terdistribusi week 5 Sinkronisasi clock Clock logika Clock fisik Algoritma sinkronisasi clock Penggunaan clock sinkron Mutual exclusion Algoritma pemilihan Sinkronisasi Clock Sifat

Lebih terperinci

Tujuan. 1. Mahasiswa memahami apa itu sinkronisasi dan pentingnya sinkronisasi pada sistem terdistribusi.

Tujuan. 1. Mahasiswa memahami apa itu sinkronisasi dan pentingnya sinkronisasi pada sistem terdistribusi. Overview Sistem tersebar sebenarnya adalah proses-proses yang berkolaborasi atau bekerjasama. Sebelumya telah dibahas komunikasi yang merupakan dasar kesemuanya, dibahas juga penamaan yang penting untuk

Lebih terperinci

Koordinasi Antar Proses

Koordinasi Antar Proses Distributed System Genap 2011/2012 10 Koordinasi Antar Proses Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom dahlia.widhyaestoeti@gmail.com dahlia74march.wordpress.com Jika ada lebih dari satu proses yang siap running, maka

Lebih terperinci

Sinkronisasi dan Deadlock Sistem Operasi

Sinkronisasi dan Deadlock Sistem Operasi Sinkronisasi dan Deadlock Sistem Operasi Muhammad Iqbal Jurusan Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya Email:qiodaimi@gmail.com ABSTRAK Saat menggunakan komputer, notebook, netbook

Lebih terperinci

DISTRIBUTED TRANSACTIONS

DISTRIBUTED TRANSACTIONS DISTRIBUTED TRANSACTIONS Distributed Transactions Proses transaksi (flat / nested) yang mengakses object yang dikelola oleh beberapa server Diperlukan sebuah coordinator untuk memastikan konsep atomicity

Lebih terperinci

Bab 6. Deadlock POKOK BAHASAN: TUJUAN BELAJAR:

Bab 6. Deadlock POKOK BAHASAN: TUJUAN BELAJAR: Bab 6 Deadlock POKOK BAHASAN: Model Sistem Karakteristik Deadlock Metode untuk Menangani Deadlock Mencegah Deadlock Menghindari Deadlock Mendeteksi Deadlock Perbaikan dari Deadlock Kombinasi Penanganan

Lebih terperinci

DEADLOCK. KELOMPOK : Aurora Marsye Mellawaty Vidyanita Kumalasari Y

DEADLOCK. KELOMPOK : Aurora Marsye Mellawaty Vidyanita Kumalasari Y DEADLOCK KELOMPOK : 114-23 Aurora Marsye 1204000165 Mellawaty 1204000602 Vidyanita Kumalasari 120400089Y (c)hak cipta aurora, mella, mala. Silahkan menggandakan atau menyebarkan slide ini. 10/27/2005 1

Lebih terperinci

DISTRIBUTED TRANSACTIONS. Willy Sudiarto Raharjo

DISTRIBUTED TRANSACTIONS. Willy Sudiarto Raharjo SISTEM TERDISTRIBUSI DISTRIBUTED TRANSACTIONS Willy Sudiarto Raharjo Distributed Transactions Proses transaksi (flat / nested) yang mengakses object yang dikelola oleh beberapa server Konsep atomicity

Lebih terperinci

Sistem Operasi Komputer. Pembahasan Deadlock

Sistem Operasi Komputer. Pembahasan Deadlock Sistem Operasi Komputer Pertemuan VII Deadlock Pembahasan Deadlock Model sistem Karakteristik deadlock Metode penanganan deadlock Deadlock prevention (mencegah) Deadlock avoidance (menghindari) Deadlock

Lebih terperinci

Distributed Transaction

Distributed Transaction Distributed Transaction Muhammad Rijalul Kahfi, 33506 Ibnu Hanif, 21566-TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta I. PNEDAHULUAN Biasanya transaksi flat atau nested mengakses objek yang berada pada

Lebih terperinci

Bab 1. Pengenalan Sistem Terdistribusi

Bab 1. Pengenalan Sistem Terdistribusi Bab 1. Pengenalan Sistem Terdistribusi 1.1. Definisi Sitem Terdistribusi Sistem distribusi adalah sebuah sistem yang komponennya berada pada jaringan komputer. Komponen tersebut saling berkomunikasi dan

Lebih terperinci

T UGAS STUDI KASUS SISTEM OPERASI. Mutual Exclusion. Mata Kuliah : Sistem Operasi [ CF 1322] Disusun Oleh :

T UGAS STUDI KASUS SISTEM OPERASI. Mutual Exclusion. Mata Kuliah : Sistem Operasi [ CF 1322] Disusun Oleh : T UGAS STUDI KASUS SISTEM OPERASI Mutual Exclusion Mata Kuliah : Sistem Operasi [ CF 1322] Disusun Oleh : Muhammad Rizky Rafidianto 5208 100 043 Route Gemilang 5208 100 073 Ferlina Kusuma Wardhani 5208

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian VRRP VRRP (Virtual Routing Redundancy Protocol) merupakan salah satu protokol open source redundancy yang artinya dapat digunakan di berbagai merek perangkat dan dirancang

Lebih terperinci

Fairuz El Said Sekedar Berbagi Sistem Operasi (SO) Konkurensi KONGKURENSI

Fairuz El Said Sekedar Berbagi  Sistem Operasi (SO) Konkurensi KONGKURENSI KONGKURENSI Pengertian kongkurensi Perkembangan sistem komputer mendatang adalah menuju ke sistem multiprocessing, multiprogramming, terdistribusi dan paralel yang mengharuskan adanya proses-proses yang

Lebih terperinci

Replikasi. Aloysius S Wicaksono, Glagah Seto S Katon, Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta

Replikasi. Aloysius S Wicaksono, Glagah Seto S Katon, Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta Replikasi Aloysius S Wicaksono, 32701 Glagah Seto S Katon, 32839 Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta I. PENDAHULUAN Replikasi adalah kunci untuk ketersediaan tinggi dan toleransi kesalahan di dalam

Lebih terperinci

Kongkurensi LPOHLVSFOTJ!

Kongkurensi LPOHLVSFOTJ! LPOHLVSFOTJ! Daftar isi PENGERTIAN KONGKURENSI... 2 PRINSIP-PRINSIP KONGKURENSI... 2 PERMASALAHAN KONGKURENSI... 3 KESULITAN-KESULITAN YANG DITIMBULKAN KONGKURENSI... 5 PENANGANAN KONGKURENSI... 5 INTERAKSI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab dua ini akan dibahas mengenai definisi dan konsep dari three tier architecture, replikasi, transaksi pada database, TCP, dan JDBC. Landasan teori ini akan memberikan pemahaman

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 EIGRP 2.1.1 Pengertian EIGRP EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) adalah routing protocol yang hanya bisa digunakan pada router CISCO atau disebut juga CISCO propietary,

Lebih terperinci

PROSES DAN THREADS DALAM SISTEM OPERASI

PROSES DAN THREADS DALAM SISTEM OPERASI Nama : Tsani Agustin Aghnia Toibin.S Nim : 14111085 Prodi : Teknik Informatika Kelas : 21 PROSES DAN THREADS DALAM SISTEM OPERASI Proses Proses adalah keadaan ketika sebuah program sedang di eksekusi.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Teknologi TCP/IP adalah hasil penelitian dan pengembangan protocol

BAB II DASAR TEORI. Teknologi TCP/IP adalah hasil penelitian dan pengembangan protocol BAB II DASAR TEORI 2.1 Teknologi TCP/IP Teknologi TCP/IP adalah hasil penelitian dan pengembangan protocol yang dilaksanakan dan dibiayai oleh Defense Advanced Research Project Agency (DARPA). Paket TCP/IP

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Data Data adalah sesuatu yang mewakili objek dan peristiwa yang memiliki arti yang sangat penting bagi user (Hoffer et al, 2005). Dalam pengertian yang lain data adalah fakta

Lebih terperinci

PROSES & THREADS 2 AGUS PAMUJI. SISTEM OPERASI - Proses & Threads

PROSES & THREADS 2 AGUS PAMUJI. SISTEM OPERASI - Proses & Threads PROSES & THREADS 2 AGUS PAMUJI 1 Hubungan antara proses Proses yang kooperatif Concurrent Process Proses yang bersifat simultan Independent Process Cooperating Process Tidak terpengaruh / dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

Masalah Deadlock. Contoh Persimpangan Jalan. Resource-Allocation Graph. Deadlock

Masalah Deadlock. Contoh Persimpangan Jalan. Resource-Allocation Graph. Deadlock Mata Kuliah : Sistem Operasi Kode MK : IT-012336 8 Deadlock Tim Teaching Grant Mata Kuliah Sistem Operasi Masalah Deadlock Sekumpulan proses sedang blocked karena setiap proses sedang menunggu (antrian)

Lebih terperinci

Deadlock. Pada kasus ini juga bisa terjadi kelaparan, yaitu ada proses yang tidak terlayani

Deadlock. Pada kasus ini juga bisa terjadi kelaparan, yaitu ada proses yang tidak terlayani Deadlock Jika proses 1 sedang menggunakan sumber daya 1 dan menunggu sumber daya 2 yang ia butuhkan, sedangkan proses 2 sedang menggunakan sumber daya 2 dan menunggu sumber daya 1 Atau dengan kata lain

Lebih terperinci

PENGATURAN PROSES. Proses adalah program yang sedangdieksekusi atau sofware yang sedang dilaksanakan.

PENGATURAN PROSES. Proses adalah program yang sedangdieksekusi atau sofware yang sedang dilaksanakan. PENGATURAN PROSES Proses adalah program yang sedangdieksekusi atau sofware yang sedang dilaksanakan. 1. Konsep Dasar : Multiprogramming system. Melakukan proses satu persatu secara bergantian dalam waktu

Lebih terperinci

IGRP OPERASI IGRP. Tujuan dari IGRP yaitu:

IGRP OPERASI IGRP. Tujuan dari IGRP yaitu: IGRP Interior Gateway routing Protocol atau yang biasa dikenal dengan sebutan IGRP merupakan suatu protokol jaringan kepemilikan yang mengembangkan sistem Cisco yang dirancang pada sistem otonomi untuk

Lebih terperinci

Konkurensi merupakan landasan umum perancangan sistem operasi. Proses-proses disebut konkuren jika proses-proses berada pada saat yang sama.

Konkurensi merupakan landasan umum perancangan sistem operasi. Proses-proses disebut konkuren jika proses-proses berada pada saat yang sama. Operating System (OS) Konkurensi merupakan landasan umum perancangan sistem operasi. Proses-proses disebut konkuren jika proses-proses berada pada saat yang sama. 1 Beberapa masalah yang harus diselesaikan:

Lebih terperinci

Replikasi. Ridzky Novasandro, Alvian Edo Kautsar, Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta

Replikasi. Ridzky Novasandro, Alvian Edo Kautsar, Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta Replikasi Ridzky Novasandro, 32349 Alvian Edo Kautsar, 32647 Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta I. KONSEP DASAR REPLIKASI Replikasi adalah suatu teknik untuk melakukan copy dan pendistribusian data

Lebih terperinci

Week #5 Protokol Data Link Control

Week #5 Protokol Data Link Control Data Link Protocol - Week 5 1 of 12 Week #5 Protokol Data Link Control Pengantar Pada pembahasan Komunikasi Data, Topologi dan Medium Transmisi kita sudah membahas tentang pengiriman sinyal melalui media

Lebih terperinci

Bab 24. Diagram Graf Pendahuluan

Bab 24. Diagram Graf Pendahuluan Bab 24. Diagram Graf 24.1. Pendahuluan Berdasarkan penjelasan sebelumnya mengenai deadlock, diperlukan suatu penggambaran tentang bentuk deadlock. Dalam hal ini graf digunakan untuk merepresentasikan hal

Lebih terperinci

Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta

Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta Materi Kuliah : Sistem Operasi / OS Semester Genap E.N. Tamatjita 1 Review Pertemuan Ke-7 Thread Bagian terkecil dari proses (program yang dieksekusi) yang

Lebih terperinci

Pengantar Sistem Tersebar

Pengantar Sistem Tersebar Dosen Pengampu : Agus Aan JP., S. Kom. E-mail : studywithaan@gmail.com 1 agus-aan@mail.ugm.ac.id 2 Website : agus-aan.web.ugm.ac.id Pengantar Sistem Tersebar Pengertian Sistem Terdistribusi Cakupan Materi

Lebih terperinci

Penguncian pada Concurrency Control

Penguncian pada Concurrency Control Penguncian pada Concurrency Control Teknik Informatika Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta 11/22/11 budi susanto 1 Tujuan Memahami tentang konsep penguncian pada concurrency control terhadap transaksi

Lebih terperinci

4. SISTEM OPERASI TERDISTRIBUSI

4. SISTEM OPERASI TERDISTRIBUSI 4. SISTEM OPERASI TERDISTRIBUSI APAKAH SISTEM OPERASI TERDISTRIBUSI? Sistem operasi terdistribusi adalah salah satu implementasi dari sistem terdistribusi, di mana sekumpulan komputer dan prosesor yang

Lebih terperinci

BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian-penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Berikut penelitian-penelitian yang mendasari penelitian

Lebih terperinci

Apa yang akan dipelajari?

Apa yang akan dipelajari? Concurrency: Mutual Exclusion dan Sinkronisasi (Pertemuan ke-8) Pendahuluan Apa yang akan dipelajari? Ruang lingkup concurrency Contoh kasus perlunya concurrency Jenis interaksi antar proses Mekanisme

Lebih terperinci

Transport Layer El E ectro ect n ro ic En E gineerin ri g Pol o ytech tec nic In I stitu sti t of o Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111

Transport Layer El E ectro ect n ro ic En E gineerin ri g Pol o ytech tec nic In I stitu sti t of o Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 Transport Layer Electronic Engineering Polytechnic Institut of Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 Overview Layer Transport bertugas melakukan sesi komunikasi antara komputer dalam jaringan.

Lebih terperinci

TCP DAN UDP. Budhi Irawan, S.Si, M.T

TCP DAN UDP. Budhi Irawan, S.Si, M.T TCP DAN UDP Budhi Irawan, S.Si, M.T LAPISAN TRANSPOR adalah Lapisan keempat dari Model Referensi OSI yang bertanggung jawab untuk menyediakan layanan-layanan yang dapat diandalkan kepada protokol-protokol

Lebih terperinci

KUALITAS LAYANAN. Budhi Irawan, S.Si, M.T

KUALITAS LAYANAN. Budhi Irawan, S.Si, M.T KUALITAS LAYANAN Budhi Irawan, S.Si, M.T KUALITAS LAYANAN (QOS) QoS merupakan terminologi yang digunakan untuk mendefinisikan kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan tingkat jaminan layanan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

Penggunaan Brute Force untuk Mendeteksi Potensi Terjadinya Deadlock

Penggunaan Brute Force untuk Mendeteksi Potensi Terjadinya Deadlock Penggunaan Brute Force untuk Mendeteksi Potensi Terjadinya Deadlock Rafi Ramadhan - 13512075 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

Pertemuan 3 Dedy hermanto/jaringan Komputer/2010

Pertemuan 3 Dedy hermanto/jaringan Komputer/2010 Pertemuan 3 Adalah : Suatu hubungan antara unsur-unsur penyusun jaringan komputer yaitu node, link dan station Atau Yang memperlihatkan hubungan jaringan atau sambungan antar komputer. Node : Titik suatu

Lebih terperinci

Laporan Tugas Scheduling Pengantar Sistem Operasi

Laporan Tugas Scheduling Pengantar Sistem Operasi Laporan Tugas Scheduling Pengantar Sistem Operasi Kelas E Anggota Kelompok: Cindy Alicia Sahara (5214100172) Ratih Kinanti A (5214100174) Patricia Hanna S (5214100177) Indriarti Kusumanita (5214100178)

Lebih terperinci

TIME & COORDINATION PENGANTAR DATA TERDISTRIBUSI. Materi:

TIME & COORDINATION PENGANTAR DATA TERDISTRIBUSI. Materi: TIME & COORDINATION PENGANTAR DATA TERDISTRIBUSI Materi: 1. Logical Clock & Synchronisation 2. Koordinasi Terdistribusi 3. Model Sinkronisasi dan Asinkronisasi Pertemuan 8 Pendahuluan Time adalah pengembangan

Lebih terperinci

Mahasiswa dapat memahami konsep dasar deskripsi dan kontrol pada proses

Mahasiswa dapat memahami konsep dasar deskripsi dan kontrol pada proses Deskripsi dan Kontrol Proses (Pertemuan ke-3) Agustus 2014 Pokok Bahasan Pokok Bahasan: Deskripsi dan Kontrol Proses Sub Pokok Bahasan: Konsep proses Elemen-elemen proses Model proses 2 status, 5 status,

Lebih terperinci

Bab 7: Deadlock. Permasalahan Deadlock

Bab 7: Deadlock. Permasalahan Deadlock Bab 7: Deadlock Model system Karakteristik deadlock Metode penanganan deadlock Pencegahan deadlock Pengabaian deadlock Pendeteksian deadlock Perbaikan dari deadlock Kombinasi penanganan deadlock 8.1 Permasalahan

Lebih terperinci

Soal-jawab Quiz 2. Oleh: Endro Ariyanto (END) Oktober 2008

Soal-jawab Quiz 2. Oleh: Endro Ariyanto (END) Oktober 2008 Soal-jawab Quiz 2 Oleh: Endro Ariyanto (END) Oktober 2008 Sistem Operasi/Endro Ariyanto #1 Soal jawab Quiz 2 (1) 1. Apakah yang dimaksud dengan thread? (nilai 3) Pecahan dari suatu proses yang dapat dieksekusi

Lebih terperinci

Operating System. File System. Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan. Dosen : Caca E. Supriana, S.Si

Operating System. File System. Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan. Dosen : Caca E. Supriana, S.Si Operating System File System Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan Dosen : Caca E. Supriana, S.Si caca_emile@yahoo.co.id Konsep dan Atribut File System Konsep File Atribut File Operasi

Lebih terperinci

MODUL 2 WIRESHARK Protokol TCP

MODUL 2 WIRESHARK Protokol TCP MODUL 2 WIRESHARK TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep pengiriman data dengan TCP 2. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep pengiriman data dengan UDP DASAR TEORI Protokol

Lebih terperinci

Nama : Putra Adi Nugraha dan Priska Kalista Kelas : B

Nama : Putra Adi Nugraha dan Priska Kalista Kelas : B Nama : Putra Adi Nugraha 0606104321 dan Priska Kalista 0606101842 Kelas : B Pada kesempatan kali ini, kami membahas bab 21 mengenai Transaksi Atomik. Adapun bab ini berbicara tenang sifat keatomikan suatu

Lebih terperinci

Interprocess communication atau komunikasi antar proses adalah inti dari sistem terdistribusi dan komunikasi antar proses-proses pada system-sistem

Interprocess communication atau komunikasi antar proses adalah inti dari sistem terdistribusi dan komunikasi antar proses-proses pada system-sistem Pertemuan 4 Interprocess communication atau komunikasi antar proses adalah inti dari sistem terdistribusi dan komunikasi antar proses-proses pada system-sistem komputer yang berbeda dapat terjadi jika

Lebih terperinci

Networking Game berisi semua yang ada di Single Game, ditambahkan fungsi networking, penghitungan highscore dan Player2.

Networking Game berisi semua yang ada di Single Game, ditambahkan fungsi networking, penghitungan highscore dan Player2. Splash Screen Ketika user membuka aplikasi, yang pertama kali ditampilkan adalah Splash Screen. Umumnya, Splash Screen untuk aplikasi game menunjukkan judul game, Publisher Company dan Development Team.

Lebih terperinci

TRANSPORT LAYER DEFINISI

TRANSPORT LAYER DEFINISI TRANSPORT LAYER DEFINISI Transport layer merupakan lapisan keempat pada lapisan OSI layer. Lapisan ini bertanggung jawab menyediakan layanan pengiriman dari sumber data menuju ke tujuan data dengan cara

Lebih terperinci

BAB IV REKAYASA SISTEM

BAB IV REKAYASA SISTEM 38 BAB IV REKAYASA SISTEM Bab ini akan memberikan gambaran umum mengenai kondisi analisa aplikasi dan proses pada pengiriman pesan dan simulator yang digunakan dalam proses pengiriman yang dititikberatkan

Lebih terperinci

Sistem Operasi. Critical section, konkurensi, mutasi exclusion, starvation dan deadlock. Juliansyahwiran, S. Kom, MTI. Modul ke: Fakultas FASILKOM

Sistem Operasi. Critical section, konkurensi, mutasi exclusion, starvation dan deadlock. Juliansyahwiran, S. Kom, MTI. Modul ke: Fakultas FASILKOM Modul ke: 09 Fakultas Eka FASILKOM Sistem Operasi Critical section, konkurensi, mutasi exclusion, starvation dan deadlock Juliansyahwiran, S. Kom, MTI. Program Studi Sistem Informasi Critical section,

Lebih terperinci

Transport Layer. Oleh : Akhmad Mukhammad

Transport Layer. Oleh : Akhmad Mukhammad Transport Layer Oleh : Akhmad Mukhammad Objektif Menjelaskan pentingnya layer Transport. Mendeskripsikan peran dua protokol pada layer Transport : TCP dan UDP. Menjelaskan fungsi-fungis layer Transport

Lebih terperinci

MODUL 2 WIRESHARK Protokol TCP

MODUL 2 WIRESHARK Protokol TCP MODUL 2 WIRESHARK TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep pengiriman data dengan TCP 2. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep pengiriman data dengan UDP DASAR TEORI Protokol

Lebih terperinci

Pertemuan 4 KONKURENSI

Pertemuan 4 KONKURENSI Pertemuan 4 KONKURENSI Konkurensi merupakan landasan unum perancangan sistem operasi. -proses disebut konkuren jika proses-proses berada pada saat yang sama. Pada proses-proses konkuren yang berinteraks

Lebih terperinci

Sistem Operasi PENGATURAN PROSES

Sistem Operasi PENGATURAN PROSES Sistem Operasi PENGATURAN PROSES Konsep Proses Dalam Sistem Operasi Jenis Proses Subject Penjadwalan Proses Deadlock Concurency Sebuah perangkat lunak yang deprogram sebagai penghubung antara Sistem Operasi

Lebih terperinci

PRINSIP-PRONSIP KONGKURENSI meliputi halhal berikut : 1. alokasi waktu pemrosesan untuk prosesproses

PRINSIP-PRONSIP KONGKURENSI meliputi halhal berikut : 1. alokasi waktu pemrosesan untuk prosesproses KONGKURENSI Kongkurensi merupakan landasan umum perancangan sistem operasi. Proses-prose disebut kongkurensi jika proses-proses(lebih dari satu proses) berada pada saat yang sama. Prosose-proses kongkurensi

Lebih terperinci

REVIEW DAN REVISI BUKU

REVIEW DAN REVISI BUKU REVIEW DAN REVISI BUKU Anggota Kelompok Fani Jasmine Bahar(0606101326, Kelas B) Fatimah(0606104246, Kelas A) Muhammad Ghafur AWS(0606031515, Kelas B) Winda Sagita (0606104353, Kelas A) Komentar Umum Bab

Lebih terperinci

KONTROL KONKURENSI TERDISTRIBUSI (DCC)

KONTROL KONKURENSI TERDISTRIBUSI (DCC) KONTROL KONKURENSI TERDISTRIBUSI (DCC) Mekanisme DCC ini memastikan kekonsistensi-an database. Jika transaksi konsisten secara internal, cara termudah adalah mengeksekusi satu transaksi satu per satu.

Lebih terperinci

Sistem Operasi. Kongkurensi

Sistem Operasi. Kongkurensi Kongkurensi Konkurensi merupakan landasan umum perancangan system operasi. Prosesproses disebut konkuren jia proses proses itu berada pada saat yang sama. Prosesproses konkuren dapat sepenuhnya tak bergantung

Lebih terperinci

Concurrency 1: y Mutual Exclusion dan Sinkronisasi (Perte rt muan ke muan -10) 10 Oktober 2014

Concurrency 1: y Mutual Exclusion dan Sinkronisasi (Perte rt muan ke muan -10) 10 Oktober 2014 Concurrency 1: Mutual Exclusion dan Sinkronisasi (Pertemuan ke-10) Oktober 2014 Pokok Bahasan Pokok Bahasan: Sinkronisasi dan Mutual Exclusion Sub Pokok Bahasan: Konsep monitor dan implementasinya Konsep

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. penggunaan bandwidth. Solusi yang sering dilakukan adalah

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. penggunaan bandwidth. Solusi yang sering dilakukan adalah BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN 2.1 Analisis Kebutuhan Sering kali permasalahan dalam sebuah jaringan computer adalah proses pengiriman data lambat, rusak, dan tidak sampai ke tujuan. Permasalahan muncul

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROSES. Pointer State proses Keadaan proses: Keadaan mungkin, new, ready, running, waiting, halted, dan juga banyak lagi.

MANAJEMEN PROSES. Pointer State proses Keadaan proses: Keadaan mungkin, new, ready, running, waiting, halted, dan juga banyak lagi. MANAJEMEN PROSES 1. Konsep Proses a. Definisi Proses Aktivitas yang sedang terjadi, sebagaimana digambarkan oleh nilai pada program counter dan isi dari daftar prosesor/ processor s register. Suatu proses

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER Layanan Dari TCP dan UDP Protocol

JARINGAN KOMPUTER Layanan Dari TCP dan UDP Protocol JARINGAN KOMPUTER Layanan Dari TCP dan UDP Protocol Nama : Qonita Al afwa NIM : 09011281520103 Kelas : SK5C Dosen Pengampuh : Deris Stiawan, M.T., Ph.D. SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Streaming Stream berasal dari bahasa Inggris yang artinya sungai. Proses streaming bisa diibaratkan seperti aliran air di sungai yang tak pernah terputus kecuali jika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Konsep Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah sekelompok komputer yang dihubungkan dengan yang lainnnya menggunakan protokol komnuikasi melalui media transmisi atau media

Lebih terperinci

Sistem Operasi. Konkurensi

Sistem Operasi. Konkurensi Sistem Operasi Konkurensi Konkurensi Merupakan sebuah kondisi dimana terdapat lebih dari satu proses berada pada saat yang sama. Proses-proses yang konkuren memiliki beberapa masalah: Mutual Exclusion

Lebih terperinci

DATA LINK LAYER. Gambar. 1: Fungsi dari Data Link Layer. Gambar. 2: PDU pada Data Link Layer berupa Frames

DATA LINK LAYER. Gambar. 1: Fungsi dari Data Link Layer. Gambar. 2: PDU pada Data Link Layer berupa Frames DATA LINK LAYER Pengertian Data Link Layer Menyediakan prosedur pengiriman data antar jaringan Mendeteksi dan mengkoreksi error yang mungkin terjadi di physical layer Memiliki address secara fisik yang

Lebih terperinci

REVIEW KARAKTERISTIK DAN MODEL SISTEM TERDISTRIBUSI

REVIEW KARAKTERISTIK DAN MODEL SISTEM TERDISTRIBUSI REVIEW KARAKTERISTIK DAN MODEL SISTEM TERDISTRIBUSI Nama Kelompok: Riani Afiah Amin (13102024) Lusi Annisa L. (13102049) Syarifah Camelia Ambami (13102063) SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO

Lebih terperinci

Wireless LAN Arsitektur Basic Service Set Extended Service Set Tipe-tipe station Sublapisan MAC...

Wireless LAN Arsitektur Basic Service Set Extended Service Set Tipe-tipe station Sublapisan MAC... Wireless LAN... 2 1. Arsitektur... 2 1. 1. Basic Service Set... 2 1. 2. Extended Service Set... 3 1. 3. Tipe-tipe station... 4 2. Sublapisan MAC... 4 2. 1. Distributed Coordination Function (DCF)... 4

Lebih terperinci

Deskripsi Layanan Protokol TCP dan UDP. (Tugas Mata Kuliah Jaringan Komputer) Nama: Azwar Hidayat NIM: Kelas: SK 4 C

Deskripsi Layanan Protokol TCP dan UDP. (Tugas Mata Kuliah Jaringan Komputer) Nama: Azwar Hidayat NIM: Kelas: SK 4 C Deskripsi Layanan Protokol TCP dan UDP (Tugas Mata Kuliah Jaringan Komputer) Nama: Azwar Hidayat NIM:09031181419024 Kelas: SK 4 C Jurusan Sistem Komputer Fakultas lmu Komputer Universitas Sriwijaya 2017

Lebih terperinci

1. PENGENALAN SISTEM TERDISTRIBUSI

1. PENGENALAN SISTEM TERDISTRIBUSI 1. PENGENALAN SISTEM TERDISTRIBUSI 1. Mengapa Sistem terdistribusi? - Komputer-komputer yang terdistribusi secara geografis. - Komunikasi melalui koneksi kabel/fibre/wireless/. - Keuntungan : interaksi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN : SISTEM BASIS DATA

BAB I PENDAHULUAN : SISTEM BASIS DATA BAB I PENDAHULUAN : SISTEM BASIS DATA Apa yang disebut dengan Sistem Manajemen Basis Data (Database Management System)? Himpunan data yang terintegrasi Model yang menggambarkan dunia nyata o Entiti (contoh

Lebih terperinci

Perangkat Lunak Telekomunikasi PROTOCOL ALOHA

Perangkat Lunak Telekomunikasi PROTOCOL ALOHA PROTOCOL ALOHA I. ALOHA (Pure ALOHA) Pada tahun 1970-an, Norman Abramson dan rekan sejawatnya di Universitas Hawai membuat sebuah metode untuk menyelesaikan masalah alokasi saluran yang baru dan bak sekali.

Lebih terperinci

MODUL 5 MANAJEMEN PROSES (2) (PENJADWALAN PROSES)

MODUL 5 MANAJEMEN PROSES (2) (PENJADWALAN PROSES) MODUL 5 MANAJEMEN PROSES (2) (PENJADWALAN PROSES) 1 PROSES Pengelolaan siklus hidup proses : Penciptaan Proses Penghentian Proses Pengalihan Proses 2 PENCIPTAAN PROSES Kondisi penyebab penciptaan proses

Lebih terperinci

MAKALAH DEADLOCK. DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Sistem Operasi Dosen Penampu Bapak Adi Sucipto, Ir., M.Kom. oleh :

MAKALAH DEADLOCK. DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Sistem Operasi Dosen Penampu Bapak Adi Sucipto, Ir., M.Kom. oleh : MAKALAH DEADLOCK DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Sistem Operasi Dosen Penampu Bapak Adi Sucipto, Ir., M.Kom. oleh : Damas Fahmi Assena NIM : 161240000500 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

Bab 3: Proses-Proses. Konsep Proses

Bab 3: Proses-Proses. Konsep Proses Bab 3: Proses-Proses Konsep Proses Penjadwalan Proses Operasi pada Proses Proses yang bekerja sama (Cooperating Processes) Komunikasi antar Proses (Interprocess Communication) Komunikasi pada sistem Client-Server

Lebih terperinci

SISTEM TERDISTRIBUSI. Agenda : - Pengantar Sistem Terdistribusi - Karakteristik Sistem Terdistribusi - Model Sistem Terdistribusi. Yuli Purwati, M.

SISTEM TERDISTRIBUSI. Agenda : - Pengantar Sistem Terdistribusi - Karakteristik Sistem Terdistribusi - Model Sistem Terdistribusi. Yuli Purwati, M. SISTEM TERDISTRIBUSI Agenda : - Pengantar Sistem Terdistribusi - Karakteristik Sistem Terdistribusi - Model Sistem Terdistribusi Sistem Terdistribusi adalah Sekumpulan komputer otonom yang terhubung ke

Lebih terperinci

7. Pengaturan Proses

7. Pengaturan Proses 7. Pengaturan Proses 1. Jelaskan bagaimana Konsep proses dalam Sistem Operasi, sebutkan juga jenisjenis proses yang ada dalam Sistem Operasi. Sistem Operasi (Operating System): merupakan software pertama

Lebih terperinci

Bab 5: Lapisan Transport

Bab 5: Lapisan Transport Bab 5: Lapisan Transport Jaringan Komputer Heribertus Yulianton 2013 Cisco and/or its affiliates. All rights reserved. Cisco Public 1 Kerangka Bab 1 Protokol Lapisan Transport 2 TCP dan UDP 2013 Cisco

Lebih terperinci

Bab II Landasan Teori

Bab II Landasan Teori Bab II Landasan Teori Pada bab landasan teori, akan dijelaskan mengenai teori yang menunjang didalam penulisan skripsi ini antara lain mengenai basis data, teknologi basis data, definisi clustering (distribusi

Lebih terperinci

SISTEM OPERASI DEADLOCK

SISTEM OPERASI DEADLOCK SISTEM OPERASI DEADLOCK DEADLOCK Sekumpulan proses sedang blocked karena setiap proses sedang menunggu (antrian) menggunakan resources yang sedang digunakan (hold) oleh proses lain. Layanan yang dibutuhkan

Lebih terperinci

Minggu 6 Transport Layer

Minggu 6 Transport Layer Minggu 6 Transport Layer 1 Overview Layer Transport bertugas melakukan sesi komunikasi antara komputer dalam jaringan. Menenirukan bagaimana data ditransmisikan. Dua Protocol Transport Layer yang dipakai

Lebih terperinci

PENGONTROLAN BERBASIS KOMPUTER

PENGONTROLAN BERBASIS KOMPUTER PENGONTROLAN BERBASIS KOMPUTER 1. Security Database Authorization Pemberian hak akses yang mengizinkan sebuah subyek mempunyai akses secara legal terhadap sebuah sistem atau obyek. Subyek Obyek user atau

Lebih terperinci

KONGRUENSI. Pengertian. Mutual Exclusion. Masalah yang harus diselesaikan dalam kongruensi. (lebih. dapat saling berinteraksi.

KONGRUENSI. Pengertian. Mutual Exclusion. Masalah yang harus diselesaikan dalam kongruensi. (lebih. dapat saling berinteraksi. Pengertian KONGRUENSI Konruensi merupakan landasan umum sistem operasi,, proses2 disebut kongruen juka proses2 (lebih dari satu proses) berada pada saat yang sama. Proses proses kongruen dapat sepenuhnya

Lebih terperinci

Sistem terdistribusi Processes, Threads and Virtualization pertemuan 3. Albertus Dwi Yoga Widiantoro, M.Kom.

Sistem terdistribusi Processes, Threads and Virtualization pertemuan 3. Albertus Dwi Yoga Widiantoro, M.Kom. Sistem terdistribusi Processes, Threads and Virtualization pertemuan 3 Albertus Dwi Yoga Widiantoro, M.Kom. Komunikasi Sistem Komunikasi: bagaimana komunikasi antara object2 dalam sistem terdistribusi,

Lebih terperinci

Operating System. Synchronization & Deadlock. Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan

Operating System. Synchronization & Deadlock. Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan Operating System Synchronization & Deadlock Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan Dosen : Caca E. Supriana, S.Si caca_emile@yahoo.co.id Sinkronisasi Sebuah proses dapat bekerja sendiri

Lebih terperinci

TRANSPORT LAYER. Aplikasi dan Operasi pada TCP dan UDP

TRANSPORT LAYER. Aplikasi dan Operasi pada TCP dan UDP TRANSPORT LAYER Aplikasi dan Operasi pada TCP dan UDP Transport Layer melakukan segmentasi dan menyatukan kembali data yang tersegmentasi menjadi suatu arus data. Layanan-layanan yang terdapat di transport

Lebih terperinci

Sistem Operasi. Deadlock

Sistem Operasi. Deadlock Sistem Operasi Deadlock Deadlock Deadlock dalam arti sebenarnya adalah kebuntuan. Kebuntuan yang dimaksud dalam sistem operasi adalah kebuntuan proses. Jadi Deadlock adalah suatu kondisi dimana proses

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 62 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Kebutuhan Sistem Hal pertama yang perlu dilakukan dalam analisis kebutuhan sistem adalah menentukan dan mengungkapkan kebutuhan sistem. Kebutuhan sistem

Lebih terperinci

Konsep Proses. Proses adalah suatu program yang sedang diesekusi (running) Pada saat proses berlangsung :

Konsep Proses. Proses adalah suatu program yang sedang diesekusi (running) Pada saat proses berlangsung : SISTEM OPERASI Konsep Proses Proses adalah suatu program yang sedang diesekusi (running) Pada saat proses berlangsung : Program counter Tempat untuk menyimpan alamat suatu proses yang akan diesekusi selanjutnya

Lebih terperinci

Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport

Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport 4.1 Tujuan : Memahami konsep dasar routing Mengaplikasikan routing dalam jaringan lokal Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport 4.2 Teori Dasar Routing Internet adalah inter-network dari banyak

Lebih terperinci

BASIS DATA TERDISTRIBUSI

BASIS DATA TERDISTRIBUSI BASIS DATA TERDISTRIBUSI Kelompok : 1. Herdi Muzadi R (H1D015018) 2. Theza Gema Sandi (H1D015022) 3. M Fauzan Ramadhan (H1D015039) 4. Butar Butar Ines (H1D015047) 5. Mutiara Dwi A (H1D015058) 6. M Endhyka

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Fault tolerance merupakan properti sistem yang memungkinkan sistem tersebut tetap beroperasi walaupun terjadi kegagalan pada satu atau beberapa komponennya. Properti fault

Lebih terperinci

Pengujian Perangkat Lunak

Pengujian Perangkat Lunak Pengujian Perangkat Lunak Shinta P. Sari White Box Pengujian white-box berfokus pada struktur kontrol program. Test case dilakukan untuk memastikan bahwa semua statement pada program telah dieksekusi paling

Lebih terperinci