BAB II DASAR TEORI. 2.1 Jaringan ventilasi Tambang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II DASAR TEORI. 2.1 Jaringan ventilasi Tambang"

Transkripsi

1 BAB II DASAR TEORI.1 Jaringan ventilasi Tambang Ventilasi Tambang bawah tanah merupakan gabungan dari beberapa jalur udara yang saling berhubungan antara satu sama lain. Jalur-jalur udara tersebut digambarkan dengan titik-titik (node) yang saling berhubungan untuk membentuk suatu jaringan, oleh karena itu suatu jalur udara dapat terbagi lagi menjadi beberapa jalur udara. Dalam membuat sistem jaringan ventilasi tambang di butuhkan beberapa elemen-elemen pendukung diantaranya adalah struktur jaringan (geometri, jalur udara, posisi regulator, fan ), data pengukuran dilapangan dan perhitungan (dalam hal ini debit udara, resistansi, temperatur dll), Fan (karakterstik dan tekanan dari fan ). Dalam pembuatan simulasi jaringan ventilasi tambang harus berpedoman pada hukum Kirchoff 1 yang berbunyi jumlah debit udara yang memasuki suatu percabangan atau node sama dengan jumlah debit udara yang meninggalkan percabangan atau node, dengan kata lain jumlah aljabar semua arus yang memasuki sebuah percabangan atau node sama dengan nol dan hukum Kirchoff yaitu jumlah tegangan pada suatu lintasan tertutup sama dengan nol, atau penjumlahan tegangan pada masing-masing komponen penyusunnya yang membentuk satu lintasan tertutup akan bernilai sama dengan nol. Gambar.1 Hukum Kirchoff 1 dan II-1

2 .1.1 Persamaan Dasar Pendukung Jaringan Ventilasi merupakan pengaplikasian dari adanya prinsip mekanika fluida pada aliran udara, oleh karena itu hukum-hukum mekanika fluida akan selalu dipergunakan dalam perhitungan untuk ventilasi tambang. Mekanika fluida itu sendiri merupakan ilmu yang mempelajari fluida (yang dapat berupa cairan dan gas). Mekanika fluida dapat dibagi menjadi fluida statik dan fluida dinamik. Fluida statis mempelajari fluida pada keadaan diam sementara fluida dinamis mempelajari fluida yang bergerak. Fluida itu sendiri adalah suatu zat yang terusmenerus berubah bentuk apabila mengalami tegangan geser dan tegangan geser akan terjadi apabila fluida mengalami deformasi (pergerakan). Salah satu persamaan fundamental dalam persoalan mekanika fluida adalah persamaan Bernoulli. Persamaan ini memberi hubungan antara tekanan, kecepatan dan ketinggian pada titik-titik sepanjang garis alir. Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya merupakan penyederhanaan dari persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama. Prinsip ini diambil dari nama ilmuwan Belanda/Swiss yang bernama Daniel Bernoulli. Penurunan persamaan Bernoulli dapat dilakukan dengan menggunakan hukum kekekalan energi, dalam hal ini kerja total sama dengan perubahan energi mekanik total yaitu perubahan energi kinetik ditambah perubahan energi potensial ditambah kerja aliran. Sehingga persamaan dari dari Bernoulli dapat ditulis sebagai berikut : Total energi mekanik = energi kinetik + energi potensial + kerja dari aliran mv E mekanik = + mgh + m Ρ ρ (.1) Dimana, m adalah masa zat (kg), v adalah kecepatan fluida (m/s), h adalah ketinggian (m), ρ adalah density (kg/m 3 ), g adalah percepatan gravitasi (m/s ), II-

3 dan P adalah tekanan (Pa). Jika tidak ada perubahan energi mekanik selama melintasi jalur udara maka total energi mekanik dianggap konstan sehingga persamaan.1 menjadi : mv 1 = Ρ1 mv + mh1g + m = ρ 1 Ρ + mhg + m ρ konstan (.) Akan tetapi persamaan diatas adalah persamaan Bernoulli tanpa adanya pengaruh friction. Sedangkan untuk persamaan Bernoulli yang dipengaruhi oleh adanya friction adalah sebagai berikut : mv 1 Ρ1 mv Ρ + mh1g + m = + mhg + m + F1 ρ1 ρ (.3) Dimana F 1 adalah Energi yang Hilang antara titik 1 dan titik (J/kg) Bilangan Reynolds Pada tahun 1884, seorang ilmuwan yang bernama Osborn Reynolds dari Universitas Manchester di Inggris telah meneliti tentang gejala aliran laminer dan aliran turbulen. Menurut Reynolds, ada tiga faktor yang mempengaruhi keadaan aliran yaitu kekentalan (µ), densiti (ρ) dari fluida, dan diameter jalur udara (d). Hubungan antara µ, ρ, dan d yang mempunyai dimensi sama dengan kecepatan inilah yang nantinya dikenal dengan bilangan Reynolds sehingga dapat ditulis menjadi persamaan : ρvd Re = (.4) µ Dimana, Re adalah bilangan Reynolds, ρ adalah densiti fluida (kg/m 3 ), d adalah diameter jalar udara (m), dan µ adalah kekentalan dari fluida (Ns/m ) dan v adalah kecepatan (m/s). Bilangan reynolds digunakan untuk menentukan apakah aliran tersebut adalah aliren laminer atau aliran turbulen. Untuk aliran laminer nilai Re < 000 sedangkan untuk aliran turbulen nilai Re > Untuk nilai Re antara 000 II-3

4 samapai 4000 disebut aliran transisi dimana aliran mengalami perubahan dari aliran laminer ke aliran turbulen Hubungan Antara Bilangan Reynolds Dengan Koefisen Gesek Seorang ilmuwan bernama Nikuradse (1933) melakukan penelitian bahwa aliran fluida yang melalui pipa akan dipengaruhi oleh adanya coefficient of friction ( f ) dengan menyemen butiran-butiran pasir yang seukuran ke permukaan bagian dalam pipa yang mulus dengan diameter pipa.5, 5, dan 10 cm sehingga ia mendapatkan rentang kekasaran relatif yang kemudian didefinisikan sebagai nilai e/d (Gambar.), dimana e adalah tebal bidang kasar (m) dan d adalah diameter dari pipa (m). Reynolds juga menghubungkan nilai dari f dengan bilangan Re seperti yang ditunjukkan pada Gambar.3. Gambar. Kekasaran relatif pemukaan dinding (e/d) Gambar.3 Hasil pengukuran Nikuradse pada pipa II-4

5 Pada tahun 1944 Ilmuwan dari Amerika, Lewis F. Moody mengembangkan konsep dari Nikuradse yang kemudian dikenal dengan diagram Moody. Hubungan antara koefisien dengan bilangan reynolds juga dapat ditunjukkan dalam diagram Moody (Gambar.4). Gambar.4 Diagram Moody (1944) Untuk mencari nilai koefisien gesek ( f ) pada aliran laminer dapat diplot pada garis lurus pada diagram Moody (1944) walaupun nilai dari koefisien kekasaran ini dapat di cari dengan menggunakan rumus Poiseuille ( ) 8µ vl = Q (.5) πr p 4 Dimana, p adalah pressure drop, R adalah jari-jari pipa (m), L adalah panjang lintasan (m), µ adalah kekentalan dari fluida (Ns/m ), v adalah kecepatan (m/s ) dan Q adalah debit udara (m 3 /s). II-5

6 Dan dengan menggunakan rumus Chezy-Darcy ( ) 4 fl ρv p = (.6) d Dimana, p adalah pressure drop, f adalah koefisien gesek, L adalah panjang lintasan (m), v adalah viskositas kinematik (m/s ), d adalah diameter hidraulik pipa, ρ adalah densiti dari fluida (kg/m 3 ). Substitusikan persamaan.5 dan.6 8µ vl 4 fl ρv p = = (.7) R d Substitusi nilai R = d/ sehingga menjadi f µ = 16 (.8) ρvd Dimana, µ adalah koefisien viskositas diamik (Ns/m ), v adalah viskositas kinematik (m/s ), d adalah diameter hidraulik pipa, ρ adalah densiti dari fluida (kg/m 3 ). Atau 1 f = 16 (.9) Re Untuk aliran turbulen pada pipa yang halus digunakan persamaan dari Nikuradse (1933) dan ilmuwan bernama T. Von Kármán (1939) yaitu : 1 f = 4 log10(re f 0.4 (.10) Sedangkan untuk aliran turbulen pada pipa yag kasar nilai dari koefisien gesek tidak hanya bergantung pada nilai bilangan Reynolds saja tetapi juga bergantung pada nilai dari e/d. Oleh T. Von Kármán (1939) persamaannya dijadikan seperti : f 1 = 4 (.11) [ log ( d / e) 1.14] 10 + II-6

7 Kemudian hubungan antara bilangan Reynolds dan koefisien gesek oleh Colebrook-White (1939) persamaannya menjadi e / d f = 4 log (.1) Sedangkan untuk mencari nilai resistansi pada aliran laminar dapat digunakan persamaan 8µL R l = (.13) π R Dimana, R l resistansi pada aliran laminar, p adalah pressure drop, R adalah jarijari pipa (m), L adalah panjang lintasan (m), µ adalah kekentalan dari fluida (Ns/m ), dan u adalah kecepatan (m/s ). Untuk resistansi pada aliran turbulen digunakan persamaan flper R t = (.14) 3 A Dimana R t adalah resistansi pada saat aliran turbulen, f adalah koefisien gesek, L adalah panjang lintasan (m), A adalah luas penampang (m ) Resistansi Udara Untuk mengekspresikan hubungan parameter-parameter yang mempengaruhi aliran udara dalam suatu jalur udara, Antoine de Chezy ( ) dan Henry Darcy ( ), ilmuwan dari Perancis mengusulkan persamaan yang kemudian dikenal dengan persamaan Chezy-Darcy sesuai pada persamaan sebelumnya pada.6 4 fl ρv p = d Dengan mensubstitusikan diameter hidraulik d = 4A/per maka persamaan.6 menjadi II-7

8 per ρv p = fl (.15) A Dimana A adalah luas pipa (m ) dan per adalah perimeter dari pipa. John J Atkinson (1854), mengusulkan Friction Factor (k ) sebagai fungsi dari massa jenis udara dengan dimensi (kg/m 3 ) fρ k = (.16) Dimana, k adalah faktor gesek (kg/m 3 ), f adalah koefisien gesek dan ρ adalah density fluida (kg/m 3 ). Dengan mensubstitusikan persamaan.15 dengan.16 per A p = kl v (.17) Dengan menghubungkan debit udara Q = va, Atkinson menjadikan persamaanya sebagai berikut per Q p = kl (.18) 3 A Dari parameter-parameter panjang (L), keliling penampang (per), dan luas penampang (A), dan faktor gesek ( k ) dapat digabungkan semua kedalam satu variabel yaitu Resistansi (R), dengan persamaan per R = kl (.19) 3 A Resistansi adalah nilai hambatan/tahanan yang dialami oleh aliran udara ventilasi yang berada di dalam tambang bawah tanah. Selama jalur udara tersebut tidak mengalami perubahan (mempunyai kekasaran, panjang, luas dan keliling yang tetap), maka tahanan pada jalur udara tersebut adalah konstan. Sehingga hubungan antara Tekanan dan Debit adalah dengan mensubstitusikan persamaan.18 dengan.19 p = RQ (.0) II-8

9 Sedangkan dalam menentukan nilai resistansi udara pada daerah-daerah yang dipengaruhi oleh adanya friction maupun shock loss. Dalam hal ini kekasaran dinding ataupun adanya belokan atau percabangan pada saluran dan halanganhalangan yang terdapat pada saluran udara sangat mempengaruhi nilai dari resistansi. Nilai resistansi dengan pengaruh friction dan shock loss per R = k( L + Leq ) (.1) 3 A Dimana k adalah faktor friksi (kg/m 3 ), L adalah panjang pipa, Per adalah keliling penampang pada pipa, dan A adalah luas penampang pipa. Dengan L eq (Length Equivalent) merupakan representasi dari Shock Loss karena tikungan, percabangan, pelebaran atau penyempitan jalur udara dan sebagainya, yang direpresentasikan sebagai losses pada panjang jalur udara lurus (McElroy, 1935). Nilai dari panjang ekivalen dapat dilihat dari Tabel.1. Tabel.1 Nilai Equivalent Length (Mc Pherson, 1993) No Tipe jalur udara Le (ft) (m) 1 Belokan, sudut tajam, membulat 3 1 Belokan, sudut tajam, meruncing Belokan, sudut 90 0, membulat Belokan, sudut 90 0, meruncing Belokan, sudut tumpul, membulat Belokan, sudut tumpul, meruncing Jalur udara masuk Jalur keluar keluar Jalur menyempit scr bertahap Jalur menyempit langsung Jalur meluas scr bertahap Jalur meluas langsung Splitting lurus Splitting Junction lurus Junction II-9

10 Gambar.5 Jalur udara untuk mencari nilai L eq II-10

11 Tabel. Nilai friction factor Tipe jalur Jalur udara berliku-liku atau pada belokan Tipe Lubang Jalur udara lurus udara Bukaan Sudut tumpul Sudut sedang Sudut tajam Hambatan bersih sedikit sedang bersih sedikit sedang bersih sedikit sedang bersih sedikit sedang min Terlapis halus rata-rata max min Batuan sedimen rata-rata max Berpenyangga min kayu dengan rata-rata jarak 5 ft max min Batuan beku rata-rata max Sumber : McElroy (1935) Nilai dari friction factor pada tabel dalam satuan SI (kg/m 3 ). II-11

12 ρvd Re = µ fρ k = 8µ L = Q πr p 4 Lper p = fl ρv A Lper p = k v A 8µL R l = π 4 R Lper R t = f 3 A Lper p = k Q 3 A f µ = 16 ρvd f = 4 1 [ log ( d / e) + 1. ] Lper R = k 3 A p = RQ per ρ R = k( L + Le) 3 A 1. Gambar.6 Skema persamaan-persamaan pendukung jaringan II-1

13 .1. Pengukuran Ventilasi Dalam membuat jaringan ventilasi tambang dibutuhkan pengukuran-pengukuran sebagai pendukung untuk pembuatan model. Pengukuran ventilasi udara dalam tambang merupakan suatu pekerjaan yang harus dilakukan secara teratur untuk mendapatkan data kualitas, kuantitas maupun temperatur dan kelembapan di intake, sepanjang jalur utama aliran, dan pada exhaust. Diperlukan ketepatan dan ketelitian dalam pengukuran serta kemampuan untuk menganalisis data walaupun setiap saat kondisi udara akan berubah-ubah. Pengukuran aliran udara harus diambil disemua tempat yang telah ditentukan dalam tambang bawah tanah. Tujuan dari pengukuran ventilasi secara teratur dan berkala adalah untuk : Memastikan semua tempat area kerja menerima aliran udara yang fisien dan efektif. Mengontrol adanya kerusakan adanya kebocoran pada sistem ventilasi. Memberikan informasi pada saat situasi genting atau bencana dalam tambang seperti kebakaran, tanah longsor dll. Merencanakan sistem ventilasi yang efisien. Membuat perencanaan tambang jangka panjang apakh itu perubahan aliran udara, pemasangan fan dll Kecepatan Udara Dalam melakukan pengukuran kecepatan aliran udara dalam tambang bawah tanah dapat dalakukan dengan memakai alat anemometer (Gambar.7) Gambar.7 Anemometer vane II-13

14 Pengukuran kecepatan udara dilakukan dengan menggunakan metoda yaitu : Metoda Melintang Metode ini dilakukan dengan menggerakkan anemometer sepanjang lintasan melintang dari kiri ke kanan atau sebaliknya selama 1 menit (Gambar.8 a). Metoda Titik Pengukuran dilakukan dengan cara membagi area penampang jalur udara menjadi beberapa titik yang mewakili keseluruhan (division). Kecepatan aliran udara pada jalur udara tersebut adalah rata-rata dari hasil pengukuran dari masing-masing titik pembagian. (Gambar.8 b). Gambar.8 Pengukuran metoda melintang dan metoda titik.1.. Tekanan Udara Pengukuran tekanan udara pada aliran udara berkecepatan tinggi sering dilakukan dengan alat pitot tube. Pitot tube terdiri dari dua pipa konsentris yang berbentuk L. Pipa bagian dalam mempunyai ujung muka yang terbuka tempat aliran udara masuk, sedangkan pipa bagian luar tertutup ujungnya yang di sekeliling ujungnya terdapat lubang-lubang kecil tempat aliran udara masuk. Pengukuran tekanan udara dilakukan dengan menghubungkan dua selang ke manometer (Gambar.10), ujung-ujung selang yang lain dihubungkan ke pitot tube dan diarahkan tepat kearah berlawanan terhadap aliran udara. Pitot tube tersebut diletakkan di dua titik dimana akan diukur pressure different. Pembacaan dari manometer menunjukkan II-14

15 pressure different/pressure loss antara dua titik tersebut. (Gambar.9) Apabila dalam pembacaan alat manometer terjadi turun naik maka nilai yang diambil adalah nilai yang maksimum. Gambar.9 Metoda pengukuran tekanan udara Gambar.10 Manometer (Zhephyr) Head aliran udara yang melalui pitot tube akan dibaca oleh manometer yang dihubungkan dengan selang-selang plastik. Head yang diukur adalah total head, statik head dan velocity head. Apabila ternyata tekanan yang dicatat bergerakgerak turun naik, dalam manometer tersebut, maka dicatat harga maksimum yang dicapainya. Untuk mengukur head velocity dengan tabung pitot adalah setiap tube dihubungkan dengan kaki-kaki pada manometer. Sedangkan untuk mengukur head total adalah bagian dalam dari tube dihubungkan ke satu kaki dari manometer dengan membiarkan kaki yang lainnya terbuka ke udara dan untuk II-15

16 mengukur head static hanya tube sebelah luar saja yang dihubungkan dengan manometer. Dengan pemukuran menggunakan tabung pitot ini maka pengukuran lebih akurat dan lebih nyata dibandingkan tanpa menggunakan tabung pitot. Keakuratan tabung pitot ini mempunyai kesalahan kurang lebih 1 %.. Analisis Jaringan Karena pentingnya ventilasi sebagai kontrol lingkungan, diperlukan suatu analisis jaringan ventilasi dan perencanaan distribusi udara di dalam tambang. Salah satu upaya untuk merencanakan distribusi udara tersebut adalah dengan membuat suatu model jaringan. Suatu model jaringan ventilasi dikatakan representatif (untuk tambang) jika hasil model tersebut sama (dalam range error 0-10 %) dengan hasil pengukuran survey ventilasi. Dari model tersebut, kemudian perencanaan ventilasi dapat dilakukan dengan lebih cepat, mudah dan akurat. Sejalan dengan kemajuan tambang, terbentuknya jalur udara-jalur udara baru, akan memerlukan perencanaan menyeluruh yang akan lebih mudah dan akurat jika menggunakan model yang telah established, perencanaan-perencanaan tersebut meliputi : - Udara yang akan mengalir di jalur udara tersebut harus diatas kebutuhan minimum udara untuk mendukung aktivitas di dalamnya ataupun tidak melebihi batas maximum air velocity berdasarkan regulasi yang berlaku. - Jalur udara baru tersebut dapat menyebabkan perubahan aliran udara pada jaringan dan perubahan tersebut membuat distribusi menjadi tidak optimal. - Perubahan-perubahan yang terjadi mungkin akan memerlukan intake/exhaust baru yang memerlukan spesifikasi lokasi, ukuran dan geometrinya. - Kemungkinan penambahan Main Fan ataupun Booster Fan baru beserta spesifikasinya. Perencanaan yang kompleks diatas memerlukan bantuan permodelan menggunakan solusi analitik & numerik untuk mempermudah pengerjaannya. II-16

17 Untuk menentukan nilai resistance dapat ditentukan dengan berberapa macam cara (McPherson, 1987) 1. Untuk menentukan nilai resistansi udara berdasarkan pada tabel (Hartman 97) karena adanya pengaruh fiction dan shock loss dapat menggunakan persamaan.1.. Pada kondisi-kondisi tertentu, terdapat jalur udara tidak memungkinkan untuk dilakukan survey ventilasi (Kissel, 1978), seperti pada stoping, regulator, dimana Resistance berbanding terbalik terhadap pangkat lima dari radius hidrolik jalur udara (d). = 1 d R 5 (.) Dengan menggunakan persamaan proporsionalitas diatas, berkurangnya diameter jalur udara, akan sangat mempengaruhi resistance dari jalur udara...1 Kazemaru Kazemaru merupakan salah satu software yang digunakan untuk mensimulasikan sistem jaringan ventilasi udara yang menggunakan Nodal Potensial Method Metode ini menghitung pressure pada titik-titik (nodes) di dalam suatu jaringan, dengan initial value untuk pressure masing-masing nodes, dan kuantitas dari masing-masing jalur udara ditentukan sembarang (dua variabel tersebut tidak diketahui) dengan memasukkan input berupa resistance sebagai karakteristik dari jalur udara, panjang dan luas jalur udara. Kemudian pressure akan dikoreksi terusmenerus sampai mendapatkan ketelitian yang dibutuhkan. Untuk mengecek ketelitian perhitungan dari simulasi ini, Node Flow Error harus sama dengan jumlah aliran dari/menuju titik (node) yang dihitung, kemudian Average Node Flow Error sama dengan rata-rata dari nilai absolut dari Node Flow Error yang dihitung. Nilai dari Average Node Flow Error harusnya mendekati nilai 0, tetapi apabila nilainya antara m 3 /min sudah cukup baik. Jika nilainya ini berada pada batas tersebut maka inilah yang disebut converges calculation. Perhitungan diatas tadi II-17

18 di sebut proses perhitungan dari tekanan yang kemudian aliran udara akan dhitung menggunakan nilai dari tekanan. Penerapan NodalPotensial Method ini diterapkan sebagai alternatif pendekatan lain untuk menganalisa suatu jaringan ventilasi. Output dari perangkat lunak ini berupa nilai debit dan tekanan udara...1 Penggunaan Kazemaru Dalam pembuatan simulasi jaringan ventilasi menggunakan perangkat lunak Kazemaru ini diperlukan beberapa input data berupa nilai resistansi udara, panjang jalur udara antara node ke node, luas jalur udara dan data dari fan. Gambar.11 menunjukan bentuk program dari Kazemaru Gambar.11 Bentuk program dari Kazemaru II-18

19 Untuk memulai dalam pemakaian program inidiperlukan beberapa lankah diantaranya yaitu : 1. Untuk mengawali buat node baru dengan menekan tombol new node dan tekan pada layar program sehingga akan muncul seperti pada Gambar.1. Kemudian dimasukkan bilangan dari node dan elevasi node tersebut. Untuk node yang berhubungan dengan udara luar kita pilih tombol permukaan sedangkan untuk node-node selanjutnya kita pilih yang bawah tanah begitu juga seterusnya sampai membuat suatu jaringan. Begitu juga apabila ingin mengganti ataupun menghapus node cukup menekan tombol chn node dan del node. Gambar.1 pembuatan node. Menghubungkan antara node satu dengan node selanjutnya dengan menekan tombol new rode (Gambar.13), kemudian memasukaan input data berupa nilai resistansi, panjang antar node, luas jalur udara begitu juga seterusnya sampai ke node terakhir. Apabila ingin mengganti ataupun menghapus cukup menekan tombol chn rode dan del rode. II-19

20 Gambar.13 Memasukkan input data jaringan 3. Untuk memasukkan fan cukup dengan menekan tombol new fan (Gambar.14) kemudian dimasukkan aliran udara dari fan, jumlahnya dan tekanan itu sendiri. Untuk mengganti ataupun menghapus cukup menekan tombol chn fan dan del fan. Gambar.14 Input data fan II-0

21 4. Untuk melakukan analisis dari sebuah jaringan cukup menekan tombol <Analysis><airflow><standard analysis> (Gambar.15). Gambar.15 Analisis program Untuk memasukkan parameter parameternya dengan memasukan nilainya seperti pada Gambar.16. Gambar.16 Parameter Jaringan II-1

22 5. Setelah melakukan analisis maka outputnya berupa debit dan tekanan udara di tiap node. Gambar.17 Contoh model jaringan ventilasi II-

BAB III PENGUKURAN DAN ANALISIS

BAB III PENGUKURAN DAN ANALISIS BAB III PENGUKURAN DAN ANALISIS 3.1 Pengukuran Ventilasi Tambang Pengukuran yang telah dilakukan untuk penelitian sistem ventilasi Tambang Ciurug UBPE Pongkor adalah berupa : Pengukuran debit udara pada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Fluida Aliran fluida atau zat cair (termasuk uap air dan gas) dibedakan dari benda padat karena kemampuannya untuk mengalir. Fluida lebih mudah mengalir karena ikatan molekul

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antarmolekul

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Intake dan exhaust Tambang Ciurug. Intake Tambang Ciurug MHL RC

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Intake dan exhaust Tambang Ciurug. Intake Tambang Ciurug MHL RC BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Aliran Udara Tambang Ciurug Dari hasil pengukuran aliran udara bersih yang berasal dari 3 Intake yaitu MHL L.500, Portal L.600, dan RC 9 jumlah total suplai udara bersih yang masuk

Lebih terperinci

MODUL KULIAH : MEKANIKA FLUIDA DAN HIROLIKA

MODUL KULIAH : MEKANIKA FLUIDA DAN HIROLIKA MODUL KULIAH : MEKANIKA FLUIDA DAN SKS : 3 HIROLIKA Oleh : Acep Hidayat,ST,MT. Jurusan Teknik Perencanaan Fakultas Teknik Perencanaan dan Desain Universitas Mercu Buana Jakarta 2011 MODUL 12 HUKUM KONTINUITAS

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa

KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa ALIRAN STEDY MELALUI SISTEM PIPA Persamaan kontinuitas Persamaan Bernoulli

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. Tekanan Atmosfer Tekanan atmosfer adalah tekanan yang ditimbulkan oleh bobot udara di atas suatu titik di permukaan bumi. Pada permukaan laut, atmosfer akan menyangga kolom air

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA Untuk mendapatkan koefisien gesek dari saluran pipa berpenampang persegi, nilai penurunan tekanan (pressure loss), kekasaran pipa dan beberapa variabel

Lebih terperinci

Menghitung Pressure Drop

Menghitung Pressure Drop Menghitung Pressure Drop Jika di dalam sebuah pipa berdiameter dan panjang tertentu mengalir air dengan kecepatan tertentu maka tekanan air yang keluar dari pipa dan debit serta laju aliran massanya bisa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prinsip Kerja Pompa Hidram Prinsip kerja hidram adalah pemanfaatan gravitasi dimana akan menciptakan energi dari hantaman air yang menabrak faksi air lainnya untuk mendorong ke

Lebih terperinci

BAB II ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA. beberapa sifat yang dapat digunakan untuk mengetahui berbagai parameter pada

BAB II ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA. beberapa sifat yang dapat digunakan untuk mengetahui berbagai parameter pada BAB II ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA.1 Sifat-Sifat Fluida Fluida merupakan suatu zat yang berupa cairan dan gas. Fluida memiliki beberapa sifat yang dapat digunakan untuk mengetahui berbagai parameter pada

Lebih terperinci

MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA

MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA 13321070 4 Konsep Dasar Mekanika Fluida Fluida adalah zat yang berdeformasi terus menerus selama dipengaruhi oleh suatutegangan geser.mekanika fluida disiplin ilmu

Lebih terperinci

HIDRODINAMIKA BAB I PENDAHULUAN

HIDRODINAMIKA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinematika adalah tinjauan gerak partikel zat cair tanpa memperhatikan gaya yang menyebabkan gerak tersebut. Kinematika mempelajari kecepatan disetiap titik dalam medan

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA.1 PERHITUNGAN DATA Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan data mentah berupa temperatur kerja fluida pada saat pengujian, perbedaan head tekanan, dan waktu

Lebih terperinci

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut: Dalam mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia (vsρ) terhadap gaya viskos (μ/l) yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bisa mengalami perubahan bentuk secara kontinyu atau terus-menerus bila terkena

BAB II LANDASAN TEORI. bisa mengalami perubahan bentuk secara kontinyu atau terus-menerus bila terkena BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mekanika Fluida Mekanika fluida adalah subdisiplin dari mekanika kontinyu yang mempelajari tentang fluida (dapat berupa cairan dan gas). Fluida sendiri merupakan zat yang bisa

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR GESEK PADA PIPA AKRILIK DENGAN ASPEK RASIO PENAMPANG 1 (PERSEGI) DENGAN PENDEKATAN METODE EKSPERIMENTAL DAN EMPIRIS TUGAS AKHIR

ANALISIS FAKTOR GESEK PADA PIPA AKRILIK DENGAN ASPEK RASIO PENAMPANG 1 (PERSEGI) DENGAN PENDEKATAN METODE EKSPERIMENTAL DAN EMPIRIS TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR GESEK PADA PIPA AKRILIK DENGAN ASPEK RASIO PENAMPANG 1 (PERSEGI) DENGAN PENDEKATAN METODE EKSPERIMENTAL DAN EMPIRIS TUGAS AKHIR Oleh : DEKY PUTRA 04 04 22 013 3 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

FLUIDA DINAMIS. GARIS ALIR ( Fluida yang mengalir) ada 2

FLUIDA DINAMIS. GARIS ALIR ( Fluida yang mengalir) ada 2 DINAMIKA FLUIDA FLUIDA DINAMIS SIFAT UMUM GAS IDEAL Aliran fluida dapat merupakan aliran tunak (STEADY ) dan tak tunak (non STEADY) Aliran fluida dapat termanpatkan (compressibel) dan tak termanfatkan

Lebih terperinci

Oleh: STAVINI BELIA

Oleh: STAVINI BELIA FLUIDA DINAMIS Oleh: STAVINI BELIA 14175034 TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa dapat menjelaskan prinsip kontinuitas dan prinsip bernaulli pada fluida dinamik dalam kehidupan seharihari. 2. Siswa dapat menganalisis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Kecepatan dan Kapasitas Aliran Fluida Penentuan kecepatan disejumlah titik pada suatu penampang memungkinkan untuk membantu dalam menentukan besarnya kapasitas aliran sehingga

Lebih terperinci

Tegangan Permukaan. Fenomena Permukaan FLUIDA 2 TEP-FTP UB. Beberapa topik tegangan permukaan

Tegangan Permukaan. Fenomena Permukaan FLUIDA 2 TEP-FTP UB. Beberapa topik tegangan permukaan Materi Kuliah: - Tegangan Permukaan - Fluida Mengalir - Kontinuitas - Persamaan Bernouli - Viskositas Beberapa topik tegangan permukaan Fenomena permukaan sangat mempengaruhi : Penetrasi melalui membran

Lebih terperinci

Klasisifikasi Aliran:

Klasisifikasi Aliran: Klasisifikasi Aliran: 1) Aliran Invisid dan Viskos 2) Aliran kompresibel dan tak kompresible 3) Aliran laminer dan turbulen 4) Aliran steady dan unsteady 5) Aliran seragam dan tak seragam 6) Aliran satu,

Lebih terperinci

ALIRAN MELALUI PIPA 15:21. Pendahuluan

ALIRAN MELALUI PIPA 15:21. Pendahuluan ALIRAN MELALUI PIPA Ir. Suroso Dipl.HE, M.Eng Dr. Eng. Alwai Pujiraharjo Pendahuluan Pipa adalah saluran tertutup yang biasanya berpenampang lingkaran dan dipergunakan untuk mengalirkan luida dengan penampang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Kecepatan dan Kapasitas Aliran Fluida Setiap fluida yang mengalir dalam sebuah pipa harus memasuki pipa pada suatu lokasi. Daerah aliran di dekat lokasi fluida memasuki pipa tersebut

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA 4.1 DATA Selama penelitian berlangsung, penulis mengumpulkan data-data yang mendukung penelitian serta pengolahan data selanjutnya. Beberapa data yang telah terkumpul

Lebih terperinci

Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel

Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel Konsep Aliran Fluida Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel Hal-hal yang diperhatikan : Sifat Fisis Fluida : Tekanan, Temperatur, Masa

Lebih terperinci

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT PENGUJIAN Desain yang digunakan pada penelitian ini berupa alat sederhana. Alat yang di desain untuk mensirkulasikan fluida dari tanki penampungan

Lebih terperinci

FLUIDA. Standar Kompetensi : 8. Menerapkan konsep dan prinsip pada mekanika klasik sistem kontinu (benda tegar dan fluida) dalam penyelesaian masalah.

FLUIDA. Standar Kompetensi : 8. Menerapkan konsep dan prinsip pada mekanika klasik sistem kontinu (benda tegar dan fluida) dalam penyelesaian masalah. Nama :... Kelas :... FLUIDA Standar Kompetensi : 8. Menerapkan konsep dan prinsip pada mekanika klasik sistem kontinu (benda tegar dan fluida) dalam penyelesaian masalah. Kompetensi dasar : 8.. Menganalisis

Lebih terperinci

Rumus Minimal. Debit Q = V/t Q = Av

Rumus Minimal. Debit Q = V/t Q = Av Contoh Soal dan tentang Fluida Dinamis, Materi Fisika kelas 2 SMA. Mencakup debit, persamaan kontinuitas, Hukum Bernoulli dan Toricelli dan gaya angkat pada sayap pesawat. Rumus Minimal Debit Q = V/t Q

Lebih terperinci

REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4

REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4 REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4 P A R A M I T A V E G A A. T R I S N A W A T I Y U L I N D R A E K A D E F I A N A M U F T I R I Z K A F A D I L L A H S I T I R U K A Y A H FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Untuk melakukan kajian terhadap sistem ventilasi tambang di Blok Cikoneng yang terdiri dari 2 (dua) komponen yaitu rute jaringan X-cut-2 dan rute jaringan Decline Cikoneng, diperlukan

Lebih terperinci

Gambar 3-15 Selang output Gambar 3-16 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk Gambar 3-17 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk

Gambar 3-15 Selang output Gambar 3-16 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk Gambar 3-17 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing... ii Lembar Pengesahan Dosen Penguji... iii Halaman Persembahan... iv Halaman Motto... v Kata Pengantar... vi Abstrak... ix Abstract...

Lebih terperinci

Desain Rehabilitasi Air Baku Sungai Brang Dalap Di Kecamatan Alas 8.1. DATA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU LAPORAN AKHIR VIII - 1

Desain Rehabilitasi Air Baku Sungai Brang Dalap Di Kecamatan Alas 8.1. DATA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU LAPORAN AKHIR VIII - 1 8.1. DATA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU Pada jaringan distribusi air bersih pipa merupakan komponen yang paling utama, pipa berfungsi untuk mengalirkan sarana air dari suatu titik simpul ke titik simpul yang

Lebih terperinci

Materi Kuliah: - Tegangan Permukaan - Fluida Mengalir - Kontinuitas - Persamaan Bernouli - Viskositas

Materi Kuliah: - Tegangan Permukaan - Fluida Mengalir - Kontinuitas - Persamaan Bernouli - Viskositas Materi Kuliah: - Tegangan Permukaan - Fluida Mengalir - Kontinuitas - Persamaan Bernouli - Viskositas Staf Pengajar Fisika Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Beberapa topik tegangan permukaan

Lebih terperinci

2 yang mempunyai posisi vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama. Laju Aliran Volume Laju aliran volume disebut juga debit aliran (Q) yaitu juml

2 yang mempunyai posisi vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama. Laju Aliran Volume Laju aliran volume disebut juga debit aliran (Q) yaitu juml KERUGIAN JATUH TEKAN (PRESSURE DROP) PIPA MULUS ACRYLIC Ø 10MM Muhammmad Haikal Jurusan Teknik Mesin Universitas Gunadarma ABSTRAK Kerugian jatuh tekanan (pressure drop) memiliki kaitan dengan koefisien

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Novie Rofiul Jamiah, 2013

DAFTAR ISI Novie Rofiul Jamiah, 2013 DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR NOTASI... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Batasan

Lebih terperinci

Aliran Fluida. Konsep Dasar

Aliran Fluida. Konsep Dasar Aliran Fluida Aliran fluida dapat diaktegorikan:. Aliran laminar Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan lapisan, atau lamina lamina dengan satu lapisan meluncur secara lancar. Dalam aliran laminar

Lebih terperinci

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax. 022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id MODUL

Lebih terperinci

PERSAMAAN BERNOULLI I PUTU GUSTAVE SURYANTARA P

PERSAMAAN BERNOULLI I PUTU GUSTAVE SURYANTARA P PERSAMAAN BERNOULLI I PUTU GUSTAVE SURYANTARA P ANGGAPAN YANG DIGUNAKAN ZAT CAIR ADALAH IDEAL ZAT CAIR ADALAH HOMOGEN DAN TIDAK TERMAMPATKAN ALIRAN KONTINYU DAN SEPANJANG GARIS ARUS GAYA YANG BEKERJA HANYA

Lebih terperinci

KEHILANGAN HEAD ALIRAN AKIBAT PERUBAHAN PENAMPANG PIPA PVC DIAMETER 12,7 MM (0,5 INCHI) DAN 19,05 MM (0,75 INCHI).

KEHILANGAN HEAD ALIRAN AKIBAT PERUBAHAN PENAMPANG PIPA PVC DIAMETER 12,7 MM (0,5 INCHI) DAN 19,05 MM (0,75 INCHI). KEHILANGAN HEAD ALIRAN AKIBAT PERUBAHAN PENAMPANG PIPA PVC DIAMETER 12,7 MM (0,5 INCHI) DAN 19,05 MM (0,75 INCHI). Tugas Akhir, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma,,2013

Lebih terperinci

PENGUKURAN KECEPATAN UDARA DI DALAM TEROWONGAN

PENGUKURAN KECEPATAN UDARA DI DALAM TEROWONGAN PENGUKURAN KECEPATAN UDARA DI DALAM TEROWONGAN Tujuan : Memeriksa apakah pada setiap lokasi pada tambang bawah tanah telah mendapatkan ventilasi udara yang cukup sehingga dapat diketahui kesalahan ventilasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisa aliran berkembang..., Iwan Yudi Karyono, FT UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisa aliran berkembang..., Iwan Yudi Karyono, FT UI, 2008 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Suatu sistem transfer fluida dari suatu tempat ke tempat lain biasanya terdiri dari pipa,valve,sambungan (elbow,tee,shock dll ) dan pompa. Jadi pipa memiliki peranan

Lebih terperinci

BAB II. 2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro. lebih kecil. Menggunakan turbin, generator yang kecil yang sama seperti halnya PLTA.

BAB II. 2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro. lebih kecil. Menggunakan turbin, generator yang kecil yang sama seperti halnya PLTA. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro atau biasa disebut PLTMH adalah pembangkit listrik tenaga air sama halnya dengan PLTA, hanya

Lebih terperinci

FLUIDA BERGERAK. Di dalam geraknya pada dasarnya dibedakan dalam 2 macam, yaitu : Aliran laminar / stasioner / streamline.

FLUIDA BERGERAK. Di dalam geraknya pada dasarnya dibedakan dalam 2 macam, yaitu : Aliran laminar / stasioner / streamline. FLUIDA BERGERAK ALIRAN FLUIDA Di dalam geraknya pada dasarnya dibedakan dalam 2 macam, yaitu : Aliran laminar / stasioner / streamline. Aliran turbulen Suatu aliran dikatakan laminar / stasioner / streamline

Lebih terperinci

B. FLUIDA DINAMIS. Fluida 149

B. FLUIDA DINAMIS. Fluida 149 B. FLUIDA DINAMIS Fluida dinamis adalah fluida yang mengalami perpindahan bagianbagiannya. Pokok-pokok bahasan yang berkaitan dengan fluida bergerak, antara lain, viskositas, persamaan kontinuitas, hukum

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI. 3.1 Ventilasi Umum

BAB III DASAR TEORI. 3.1 Ventilasi Umum BAB III DASAR TEORI 3.1 Ventilasi Umum Ventilasi merupakan pengaplikasian dari adanya prinsip mekanika fluida pada aliran udara, oleh karena itu hukum-hukum mekanika fluida akan selalu dipergunakan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dapat dilakukan berdasarkan persamaan kontinuitas yang mana prinsif dasarnya

BAB II LANDASAN TEORI. dapat dilakukan berdasarkan persamaan kontinuitas yang mana prinsif dasarnya BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Laju Aliran Fluida dapat dilakukan berdasarkan persamaan kontinuitas yang mana prinsif dasarnya berasal dari hukum kekekalan massa seperti yang terlihat pada Gambar

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN KEHILANGAN ENERGI AKIBAT BELOKAN DAN KATUP (MINOR LOSSES)

BAB IV PENGUKURAN KEHILANGAN ENERGI AKIBAT BELOKAN DAN KATUP (MINOR LOSSES) BAB IV PENGUKURAN KEHILANGAN ENERGI AKIBAT BELOKAN DAN KATUP (MINOR LOSSES) 4.1 Pendahuluan Kerugian tekan (headloss) adalah salah satu kerugian yang tidak dapat dihindari pada suatu aliran fluida yang

Lebih terperinci

Aliran Turbulen (Turbulent Flow)

Aliran Turbulen (Turbulent Flow) Aliran Turbulen (Turbulent Flow) A. Laminer dan Turbulen Laminer adalah aliran fluida yang ditunjukkan dengan gerak partikelpartikel fluidanya sejajar dan garis-garis arusnya halus. Dalam aliran laminer,

Lebih terperinci

FISIKA STATIKA FLUIDA SMK PERGURUAN CIKINI

FISIKA STATIKA FLUIDA SMK PERGURUAN CIKINI FISIKA STATIKA FLUIDA SMK PERGURUAN CIKINI MASSA JENIS Massa jenis atau kerapatan suatu zat didefinisikan sebagai perbandingan massa dengan olum zat tersebut m V ρ = massa jenis zat (kg/m 3 ) m = massa

Lebih terperinci

Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan)

Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan) Panduan Praktikum Fenomena Dasar 010 A. Tujuan Percobaan: Percobaan 5 Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan) 1. Mengamati kerugian tekanan aliran melalui elbow dan sambungan.

Lebih terperinci

JUDUL TUGAS AKHIR ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI

JUDUL TUGAS AKHIR  ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI JUDUL TUGAS AKHIR http://www.gunadarma.ac.id/ ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI ABSTRAKSI Alat uji kehilangan tekanan didalam sistem perpipaan dibuat dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Hasil Penelitian Penelitian sling pump jenis kerucut variasi jumlah lilitan selang dengan menggunakan presentase pencelupan 80%, ketinggian pipa delivery 2 meter,

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA

MODUL PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA MODUL PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA LABORATORIUM TEKNIK SUMBERDAYA ALAM dan LINGKUNGAN JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013 MATERI I KALIBRASI SEKAT UKUR

Lebih terperinci

PERTEMUAN III HIDROSTATISTIKA

PERTEMUAN III HIDROSTATISTIKA PERTEMUAN III HIDROSTATISTIKA Pengenalan Statika Fluida (Hidrostatik) Hidrostatika adalah ilmu yang mempelajari perilaku zat cair dalam keadaan diam. Konsep Tekanan Tekanan : jumlah gaya tiap satuan luas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1 Perhitungan Pengurangan Tekanan pada Katup. Pada bab ini akan dilakukan analisa kebocoran pada power steering system meliputi perhitungan kerugian tekanan yang dialami

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR GESEKAN PADA PIPA HALUS ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR GESEKAN PADA PIPA HALUS ABSTRAK ANALISIS FAKTOR GESEKAN PADA PIPA HALUS Juari NRP: 1321025 Pembimbing: Robby Yussac Tallar, Ph.D. ABSTRAK Hidraulika merupakan ilmu dasar dalam bidang teknik sipil yang menjelaskan perilaku fluida atau

Lebih terperinci

FLUIDA DINAMIS. Ciri-ciri umum dari aliran fluida :

FLUIDA DINAMIS. Ciri-ciri umum dari aliran fluida : FLUIDA DINAMIS Dalam fluida dinamis, kita menganalisis fluida ketika fluida tersebut bergerak. Aliran fluida secara umum bisa kita bedakan menjadi dua macam, yakni aliran lurus alias laminar dan aliran

Lebih terperinci

Analisa Pengaruh Variasi Volume Tabung Udara Dan Variasi Beban Katup Limbah Terhadap Performa Pompa Hidram

Analisa Pengaruh Variasi Volume Tabung Udara Dan Variasi Beban Katup Limbah Terhadap Performa Pompa Hidram Analisa Pengaruh Variasi Volume Tabung Udara Dan Variasi Beban Katup Limbah Terhadap Performa Pompa Hidram Andrea Sebastian Ginting 1, M. Syahril Gultom 2 1,2 Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB FLUIDA. 7.1 Massa Jenis, Tekanan, dan Tekanan Hidrostatis

BAB FLUIDA. 7.1 Massa Jenis, Tekanan, dan Tekanan Hidrostatis 1 BAB FLUIDA 7.1 Massa Jenis, Tekanan, dan Tekanan Hidrostatis Massa Jenis Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan terhadap perubahan bentuk ketika ditekan. Yang termasuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI II-1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengairan Tanah Pertambakan Pada daerah perbukitan di Atmasnawi Kecamatan Gunung Sindur., terdapat banyak sekali tambak ikan air tawar yang tidak dapat memelihara ikan pada

Lebih terperinci

HIDROLIKA DAN JENIS ALIRAN DALAM SALURAN

HIDROLIKA DAN JENIS ALIRAN DALAM SALURAN HIDROLIKA DAN JENIS ALIRAN DALAM SALURAN Dasar-Dasar Aliran Fluida Konsep penting dalam aliran fluida 1. Prinsip kekekalan massa (persamaan kontinuitas) 2. Prinsip Energi Kinetik (persamaanpersamaan aliran

Lebih terperinci

Pembicaraan fluida menjadi relatif sederhana, jika aliran dianggap tunak (streamline atau steady)

Pembicaraan fluida menjadi relatif sederhana, jika aliran dianggap tunak (streamline atau steady) DINAMIKA FLUIDA Hidrodinamika meruakan cabang mekanika yang memelajari fluida bergerak (gejala tentang fluida cuku komleks) Pembicaraan fluida terdaat bermacam-macam antara lain: - dari jenis fluida (kental

Lebih terperinci

BAB FLUIDA A. 150 N.

BAB FLUIDA A. 150 N. 1 BAB FLUIDA I. SOAL PILIHAN GANDA Jika tidak diketahui dalam soal, gunakan g = 10 m/s 2, tekanan atmosfer p 0 = 1,0 x 105 Pa, dan massa jenis air = 1.000 kg/m 3. dinyatakan dalam meter). Jika tekanan

Lebih terperinci

ALIRAN PADA PIPA. Oleh: Enung, ST.,M.Eng

ALIRAN PADA PIPA. Oleh: Enung, ST.,M.Eng ALIRAN PADA PIPA Oleh: Enung, ST.,M.Eng Konsep Aliran Fluida Hal-hal yang diperhatikan : Sifat Fisis Fluida : Tekanan, Temperatur, Masa Jenis dan Viskositas. Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN KEBUN VERTIKAL

BAB IV PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN KEBUN VERTIKAL BAB IV PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN KEBUN VERTIKAL 4.1 Kondisi perancangan Tahap awal perancangan sistem perpipaan air untuk penyiraman kebun vertikal yaitu menentukan kondisi

Lebih terperinci

FIsika FLUIDA DINAMIK

FIsika FLUIDA DINAMIK KTSP & K-3 FIsika K e l a s XI FLUIDA DINAMIK Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami definisi fluida dinamik.. Memahami sifat-sifat fluida

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan

Lebih terperinci

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM Franciscus Manuel Sitompul 1,Mulfi Hazwi 2 Email:manuel_fransiskus@yahoo.co.id 1,2, Departemen

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK 4.1 Perhitungan Beban Operasi System Gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat movable bridge kapasitas 100 ton yang akan diangkat oleh dua buah silinder hidraulik kanan

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321) Mekanika Zat Padat dan Fluida

Fisika Dasar I (FI-321) Mekanika Zat Padat dan Fluida Fisika Dasar I (FI-321) Topik hari ini (minggu 11) Mekanika Zat Padat dan Fluida Keadaan Zat/Bahan Padat Cair Gas Plasma Kita akan membahas: Sifat mekanis zat padat dan fluida (diam dan bergerak) Kerapatan

Lebih terperinci

MEKANIKA TANAH (CIV -205)

MEKANIKA TANAH (CIV -205) MEKANIKA TANAH (CIV -205) OUTLINE Klasifikasi tanah metode USDA Klasifikasi tanah metode AASHTO Klasifikasi tanah metode USCS Siklus HIDROLOGI AIR TANAH DEFINISI : air yang terdapat di bawah permukaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kecepatan dan Kapasitas Aliran Fluida. Penentuan kecepatan di sejumlah titik pada suatu penampang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kecepatan dan Kapasitas Aliran Fluida. Penentuan kecepatan di sejumlah titik pada suatu penampang BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kecepatan dan Kapasitas Aliran Fluida Penentuan kecepatan di sejumlah titik pada suatu penampang memungkinkan untuk membantu dalam menentukan besarnya kapasitas aliran sehingga

Lebih terperinci

ALIRAN FLUIDA. Kode Mata Kuliah : Oleh MARYUDI, S.T., M.T., Ph.D Irma Atika Sari, S.T., M.Eng

ALIRAN FLUIDA. Kode Mata Kuliah : Oleh MARYUDI, S.T., M.T., Ph.D Irma Atika Sari, S.T., M.Eng ALIRAN FLUIDA Kode Mata Kuliah : 2035530 Bobot : 3 SKS Oleh MARYUDI, S.T., M.T., Ph.D Irma Atika Sari, S.T., M.Eng Apa yang kalian lihat?? Definisi Fluida Definisi yang lebih tepat untuk membedakan zat

Lebih terperinci

IRVAN DARMAWAN X

IRVAN DARMAWAN X OPTIMASI DESAIN PEMBAGI ALIRAN UDARA DAN ANALISIS ALIRAN UDARA MELALUI PEMBAGI ALIRAN UDARA SERTA INTEGRASI KEDALAM SISTEM INTEGRATED CIRCULAR HOVERCRAFT PROTO X-1 SKRIPSI Oleh IRVAN DARMAWAN 04 04 02

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pompa Pompa adalah peralatan mekanis yang digunakan untuk menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan cairan dari daerah bertekanan

Lebih terperinci

Hidraulika Saluran Terbuka. Pendahuluan Djoko Luknanto Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan FT UGM

Hidraulika Saluran Terbuka. Pendahuluan Djoko Luknanto Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan FT UGM Hidraulika Saluran Terbuka Pendahuluan Djoko Luknanto Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan FT UGM Pendahuluan Pengaliran saluran terbuka: pengaliran tak bertekanan pengaliran yang muka airnya berhubungan

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I Efflux Time BAB I PENDAHULUAN

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I Efflux Time BAB I PENDAHULUAN Page 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penggunaan efflux time dalam dunia industri banyak dijumpai pada pemindahan fluida dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan pipa tertutup serta tangki sebagai

Lebih terperinci

Klasifikasi Aliran Fluida (Fluids Flow Classification)

Klasifikasi Aliran Fluida (Fluids Flow Classification) Klasifikasi Aliran Fluida (Fluids Flow Classification) Didasarkan pada tinjauan tertentu, aliran fluida dapat diklasifikasikan dalam beberapa golongan. Dalam ulasan ini, fluida yang lebih banyak dibahas

Lebih terperinci

Kehilangan Energi Pada Pipa Baja Dan Pipa Pvc

Kehilangan Energi Pada Pipa Baja Dan Pipa Pvc Laporan Penelitian Kehilangan Energi Pada Pipa Baja Dan Pipa Pvc Oleh Ir. Salomo Simanjuntak, MT Dosen Tetap Fakultas Teknik LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN 2010 KATA PENGANTAR Pertama

Lebih terperinci

FLUIDA. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika FMIPA Universitas Indonesia

FLUIDA. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika FMIPA Universitas Indonesia FLUIDA Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika FMIPA Universitas Indonesia FLUIDA Fluida merupakan sesuatu yang dapat mengalir sehingga sering disebut sebagai zat alir. Fasa zat cair dan gas termasuk ke

Lebih terperinci

Minggu 1 Tekanan Hidrolika (Hydraulic Pressure)

Minggu 1 Tekanan Hidrolika (Hydraulic Pressure) Minggu 1 Tekanan Hidrolika (Hydraulic Pressure) Disiapkan oleh: Bimastyaji Surya Ramadan ST MT Team Teaching: Ir. Chandra Hassan Dip.HE, M.Sc Pengantar Fluida Hidrolika Hidraulika merupakan satu topik

Lebih terperinci

ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA TERTUTUP

ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA TERTUTUP MAKALAH MEKANIKA FLUIDA ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA TERTUTUP Disusun Oleh: Nama : Juventus Victor HS NPM : 3331090796 Jurusan Dosen : Teknik Mesin-Reguler B : Yusvardi Yusuf, ST.,MT JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Kajian Pustaka Ristiyanto (2003) menyelidiki tentang visualisasi aliran dan penurunan tekanan setiap pola aliran dalam perbedaan variasi kecepatan cairan dan kecepatan

Lebih terperinci

REKAYASA INSTALASI POMPA UNTUK MENURUNKAN HEAD LOSS

REKAYASA INSTALASI POMPA UNTUK MENURUNKAN HEAD LOSS REKAYASA INSTALASI POMPA UNTUK MENURUNKAN HEAD LOSS Edi Widodo 1,*, Indah Sulistiyowati 2 1,2, Program Studi Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Jl. Raya Gelam No. 250 Candi Sidoarjo Jawa

Lebih terperinci

Pengaruh Kecepatan Dan Arah Aliran Udara Terhadap Kondisi Udara Dalam Ruangan Pada Sistem Ventilasi Alamiah

Pengaruh Kecepatan Dan Arah Aliran Udara Terhadap Kondisi Udara Dalam Ruangan Pada Sistem Ventilasi Alamiah Pengaruh Kecepatan Dan Arah Aliran Udara Terhadap Kondisi Udara Dalam Ruangan Pada Sistem Ventilasi Alamiah Francisca Gayuh Utami Dewi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang

Lebih terperinci

Fluida atau zat alir adalah zat yang dapat mengalir. Zat cair dan gas adalah fluida. Karena jarak antara dua partikel di dalam fluida tidaklah tetap.

Fluida atau zat alir adalah zat yang dapat mengalir. Zat cair dan gas adalah fluida. Karena jarak antara dua partikel di dalam fluida tidaklah tetap. Fluida Fluida atau zat alir adalah zat yang dapat mengalir. Zat cair dan gas adalah fluida. Karena jarak antara dua partikel di dalam fluida tidaklah tetap. Molekul-moleku1di dalam fluida mempunyai kebebasan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGUJIAN

BAB III SISTEM PENGUJIAN BAB III SISTEM PENGUJIAN 3.1 KONDISI BATAS (BOUNDARY CONDITION) Sebelum memulai penelitian, terlebih dahulu ditentukan kondisi batas yang akan digunakan. Diasumsikan kondisi smoke yang mengalir pada gradien

Lebih terperinci

MODUL- 2. HIDRODINAMIKA Kode : IKK.365 Materi Belajar -2

MODUL- 2. HIDRODINAMIKA Kode : IKK.365 Materi Belajar -2 MODUL- 2. HIDRODINAMIKA Kode : IKK.365 Materi Belajar -2 Pendidikan S1 Pemintan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri Program Studi Imu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Ilmu Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

HUKUM STOKES. sekon (Pa.s). Fluida memiliki sifat-sifat sebagai berikut.

HUKUM STOKES. sekon (Pa.s). Fluida memiliki sifat-sifat sebagai berikut. HUKUM STOKES I. Pendahuluan Viskositas dan Hukum Stokes - Viskositas (kekentalan) fluida menyatakan besarnya gesekan yang dialami oleh suatu fluida saat mengalir. Makin besar viskositas suatu fluida, makin

Lebih terperinci

9/17/ FLUIDA. Padat. Fase materi Cair. Gas

9/17/ FLUIDA. Padat. Fase materi Cair. Gas 6. FLUIDA 9/17/01 Padat Fase materi Cair Gas 1 1 Massa Jenis dan Gravitasi Khusus 9/17/01 m ρ Massa jenis, rho (kg/m 3 ) V Contoh (1): Berapa massa bola besi yang padat dengan radius 18 cm? Jawaban: m

Lebih terperinci

HIDROLIKA DAN JENIS ALIRAN DALAM SALURAN. Heri Suprapto

HIDROLIKA DAN JENIS ALIRAN DALAM SALURAN. Heri Suprapto HIDROLIKA DAN JENIS ALIRAN DALAM SALURAN Heri Suprapto Dasar-Dasar Aliran Fluida Konsep penting dalam aliran fluida 1. Prinsip kekekalan massa (persamaan kontinuitas) 2. Prinsip Energi Kinetik (persamaanpersamaan

Lebih terperinci

JURNAL ANALISIS LAJU ALIRAN PADA PIPA BERCABANG DENGAN SUDUT 90 0 ANALYSIS OF THE FLOW RATE IN THE PIPE BRANCHED AT AN ANGLE OF 90 0

JURNAL ANALISIS LAJU ALIRAN PADA PIPA BERCABANG DENGAN SUDUT 90 0 ANALYSIS OF THE FLOW RATE IN THE PIPE BRANCHED AT AN ANGLE OF 90 0 JURNAL ANALISIS LAJU ALIRAN PADA PIPA BERCABANG DENGAN SUDUT 90 0 ANALYSIS OF THE FLOW RATE IN THE PIPE BRANCHED AT AN ANGLE OF 90 0 Oleh: REZA DWI YULIANTORO 12.1.03.01.0073 Dibimbing oleh : 1. Irwan

Lebih terperinci

Mekanika Fluida II. Karakteristik Saluran dan Hukum Dasar Hidrolika

Mekanika Fluida II. Karakteristik Saluran dan Hukum Dasar Hidrolika Mekanika Fluida II Karakteristik Saluran dan Hukum Dasar Hidrolika 1 Geometri Saluran 1.Kedalaman (y) - depth 2.Ketinggian di atas datum (z) - stage 3.Luas penampang A (area cross section area) 4.Keliling

Lebih terperinci

FLUIDA DINAMIS. 1. PERSAMAAN KONTINUITAS Q = A 1.V 1 = A 2.V 2 = konstanta

FLUIDA DINAMIS. 1. PERSAMAAN KONTINUITAS Q = A 1.V 1 = A 2.V 2 = konstanta FLUIDA DINAMIS Ada tiga persamaan dasar dalam hidraulika, yaitu persamaan kontinuitas energi dan momentum. Untuk aliran mantap dan satu dimensi persamaan energi dapat disederhanakan menjadi persamaan Bernoulli

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1. KLASIFIKASI FLUIDA Fluida dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, tetapi secara garis besar fluida dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu :.1.1 Fluida Newtonian

Lebih terperinci

Analisis Aliran Fluida Terhadap Fitting Serta Satuan Panjang Pipa. Nisa Aina Fauziah, Novita Elvianti, dan Verananda Kusuma Ariyanto

Analisis Aliran Fluida Terhadap Fitting Serta Satuan Panjang Pipa. Nisa Aina Fauziah, Novita Elvianti, dan Verananda Kusuma Ariyanto Analisis Aliran Fluida Terhadap Fitting Serta Satuan Panjang Pipa Nisa Aina Fauziah, Novita Elvianti, dan Verananda Kusuma Ariyanto Jurusan teknik kimia fakultas teknik universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Lebih terperinci

Soal No. 2 Seorang anak hendak menaikkan batu bermassa 1 ton dengan alat seperti gambar berikut!

Soal No. 2 Seorang anak hendak menaikkan batu bermassa 1 ton dengan alat seperti gambar berikut! Fluida Statis Fisikastudycenter.com- Contoh Soal dan tentang Fluida Statis, Materi Fisika kelas 2 SMA. Cakupan : tekanan hidrostatis, tekanan total, penggunaan hukum Pascal, bejana berhubungan, viskositas,

Lebih terperinci