STUDI KENYAMANAN TERMAL PADA BANGUNAN MASJID JAMI AL-MUBAROK KABUPATEN TANGERANG
|
|
- Yenny Kusumo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STUDI KENYAMANAN TERMAL PADA BANGUNAN MASJID JAMI AL-MUBAROK KABUPATEN TANGERANG Debby Desyana dan M.Syarif Hidayat Program Studi Arsitektur, Universitas Mercu Buana, Jakarta - Indonesia debby_desyana@yahoo.com ABSTRACT The mosque is an adherent of the religion of Islam religious buildings, which contain all the activities of ritual worship. In the implementation of related praying therein related physical and psychological comfort that will support the purpose of worship. The problem of this research is how the thermal conditions in buildings and thermal sensation perceived mosque users. The purpose of this study is to determine the thermal comfort in buildings and are felt by the users of the building Jami Al-Mubarok Kababupaten Tangerang. The tools used are the thermometer, hygrometer, anemometer and questionnaire. Measurements were made over two days, on Thursday every prayer time from 04:00 to 20:00 hours. As for Friday, the measurement is based on the time of prayer. After the testing of thermal estimator to determine PMV and PPD. The results from 200 respondents 06 respondents (53) are in the 'neutral', 22 respondents () in the region of 'warm', 7 respondents (8.5) in the region of 'hot', and 45 respondents (22,5) in the region of 'cool'. While the calculation of Thermal Comfort Estimator software, showed that thermal comfort estimator users mosque with an average measurement of air temperature 28.3ºC, relative humidity and wind speed of m/s, PMV.30 + (Warm) and PPD 4. The conclusion of this study is from field measurements of the highest temperature reached 30.4 C and the lowest temperature reached 26.4 C, from the measurement of the respondents, the thermal sensation in the region of 'neutral' and the estimator calculations indicate that the thermal sensation located in the area 'warm'. Keywords: Mosque, Thermal Comfort, PMV, PPD ABSTRAK Masjid merupakan bangunan ibadah pemeluk agama islam, yang mewadahi segala kegiatan ritual ibadah. Dalam pelaksanakan ibadah shalat terkait di dalamnya terkait kenyamanan fisik maupun psikologis dimana akan mendukung maksud dari ibadah. Masalah penelitian ini adalah bagaimana kondisi termal pada bangunan dan sensasi termal yang dirasakan pengguna masjid. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kenyamanan termal pada bangunan dan yang di rasakan oleh para pengguna bangunan Masjid Jami Al-Mubarok Kababupaten Tangerang. Alat yang digunakan adalah termometer, hygrometer, anemometer dan kuisoner. Pengukuran dilakukan selama dua hari, yaitu pada hari Kamis setiap waktu shalat dari jam Sedangkan untuk hari Jum at, pengukuran berdasarkan waktu shalat. Setelah itu dari termal estimator dilakukan pengujian untuk mengetahui PMV dan PPD. Hasilnya dari 200 responden 06 responden (53) berada pada daerah netral, 22 responden () berada pada daerah hangat, 7 responden (8,5) berada pada daerah panas, dan 45 responden (22,5) berada pada daerah sejuk. Sedangkan dari perhitungan software Thermal Comfort Estimator, menunjukkan bahwa kenyamanan termal pengguna masjid dengan pengukuran estimator rata-rata suhu udara 28.3ºC, kelembaban udara dan kecepatan angin m/s, PMV.30 + (Hangat) dan PPD 4. Kesimpulan penelitian ini adalah dari pengukuran dilapangan suhu tertinggi mencapai 30,4 ºC dan suhu terendah mencapai 26,4 ºC, dari pengukuran responden, sensasi termal berada pada daerah netral dan dalam perhitungan estimator menunjukkan bahwa sensasi termal berada didaerah hangat. Kata Kunci: Masjid, Kenyamanan termal, PMV, PPD
2 . PENDAHULUAN Bangunan yang baik adalah bangunan yang dapat mewadahi semua aktifitas penggunanya. Masjid merupakan bangunan ibadah yang dapat kita jumpai hampir pada semua tempat di Indonesia. Masjid pada umumnya menggunakan ventilasi alami untuk menunjang kenyamanan termal dalam ruang. Untuk aktifitas sholat sehari-hari dengan jumlah jama ah yang tidak terlalu banyak, kenyamanan termal dalam ruang masjid umumnya dapat dicapai. Tetapi pada saat pelaksanaan sholat Jum at dengan kapasitas penuh, ruangan akan menjadi panas dan pengap, karena terjadinya akumulasi panas yang dikeluarkan oleh setiap tubuh. Untuk meningkatkan kenyamanan termal dalam ruang cara yang paling baik adalah dengan memaksimalkan aliran udara, yaitu dengan mengupayakan bukaan pada dinding yang seluas-luasnya, bahkan pada beberapa masjid tidak memiliki dinding. Namun upaya ini menurut Indaryadi (20) dalam Satwiko.P (2004) dengan privacy dan security. Pada dasarya arsitektur merupakan suatu wadah kegiatan manusia agar kegiatan tersebut dapat dilaksanakan secara nyaman. Dengan kata lain salah satu fungsi utama bangunan adalah untuk pemenuhan kenyamanan baik fisik maupun psikis bagi pemakai bangunan. Dengan kata lain salah satu fungsi utama bangunan adalah untuk pemenuhan kenyamanan baik fisik maupun psikis bagi pemakai bangunan. Kenyamanan fisik bersifat universal dan dapat di hitung dengan berbagai pengukuran. Sedangkan kenyamanan psikis terkait dengan kepercayaan, agama, aturan dan sebagainya. Kenyamanan termal merupakan salah satu unsur kenyamanan yang sangat penting, karena menyangkut kondisi suhu ruangan yang nyaman. Kaitannya dengan bangunan, kenyamanan didefinisikan sebagai suatu kondisi tertentu yang dapat memberikan sensasi yang menyenangkan bagi pengguna bangunan. Manusia dikatakan nyaman secara termal ketika ia tidak dapat meyatakan apakah ia menghendaki perubahan suhu yang lebih panas atau lebih dingin dalam suatu ruangan. Standard Amerika (ASHRAE ) mendefinisikan kenyamanan termal sebagai perasaan dalam pikiran manusia yang mengekspresikan kepuasan terhadap lingkungan termalnya. Dalam standard ini juga disyaratkan bahwa suatu kondisi dinyatakan nyaman apabila tidak kurang dari 90 persen responden yang diukur menyatakan nyaman secara termal. Perkiraan Sensasi Thermis Rata-rata (PMV) adalah sama dengan fungsi dari temperatur udara kelembaban udara, suhu radiasi, dan kecepatan udara, laju metabolisma tubuh dan Sedangkan nilai dari PMV berada diantara rentang -3 dan +3 jenis pakaian dengan pengertian sebagai berikut -3 (dingin sekali), -2 (dingin), -(sejuk), 0 (netral), + (hangat), +2 (panas), +3 (panas sekali). Suatu kondisi dinyatakan masih nyaman apabila nilai PMV berada diantara -0.5 hingga Pada kondisi semacam ini diperkirakan sekitar 90 dari sekelompok manusia yang berada didalam suatu ruangan (yang secara thermal homogen) akan merasa nyaman. Pada kondisi PMV : 0, diperkirakan sekitar 95 dari sekelompok manusia yang diteliti merasa nyaman secara thermis (suhu), Dalam teori kenyamanan suhu bahwa angka 00 nyaman dari sekelompok manusia (yang berada di dalam suatu ruangan yang sama dan secara thermal homogen) tidak akan pernah tercapai. Hal ini disebabkan oleh adanya variasi tubuh manusia serta faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya perbedaan sensasi thermis secara tidak sistematis atau beraturan (Amin, Danusputra, dkk, 2002). Menurut teori kenyamanan termal yang hingga kini diberlakukan, dinyatakan bahwa kondisi kenyamanan termal ditentukan oleh faktor iklim dan faktor individu atau faktor personal. Fator iklim yang mempengaruhi terdiri dari: suhu udara, suhu radiasi rata-rata, kelembaban udara serta kecepatan angin. Sementara faktor individu yang turut menentukan keadaan suhu nyaman adalah laju metabolisme (atau jenis aktifitas) serta pakaian yang dikenakan. Teori Fanger dalam Basaria (2005), kenyamanan termal yang dapat dirasakan manusia merupakan fungsi dari faktor iklim serta dua faktor individu yaitu jenis aktifitas yang berkaitan dengan metabolism tubuh serta jenis pakaian yang digunakan. Sedangkan menurut Szokolay dalam Manual of Tripical and Building dalam Basaria (2005), menyebutkan kenyamanan tergantung pada variable iklim (matahari/radiasinya, suhu udara, kelembababn udara, dan kecepatan angin) dan beberapa faktor individual/subyektif seperti pakaian, aktimatisasi, usia dan jenis kelamin, tingkat kegemukan, tingkat kesehatan, jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi, serta warna kulit. Menurut Humpheys dan nicol dalam basaria (2005),
3 kenyamanan suhu juga dipengaruhi oleh adaptasi dari masing-masing individu terhadap suhu luar disekitarnya. Houghton dan Yaglou (dalam Determining Lines of Equal Comfort _Vol. 29, 923), menyatakan kenyamanan sebagai fungsi dari radiasi panas, temperatur, kelembaban udara dan gerakan udara yang disebut sebagai Temperatur Efektif (TE). Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah adalah bagaimana kondisi termal pada bangunan Masjid Jami Al-Mubarok Kab.Tangerang? bagaimana sensasi termal yang di rasakan oleh pengguna masjid?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kenyamanan termal pada bangunan dan yang di rasakan oleh para pengguna bangunan Masjid Jami Al- Mubarok Kab. Tangerang. 2. BAHAN DAN METODE Lokasi Penelitian ini dilakukan di Masjid Jami Al-Mubarok yang berada di Jalan Raya Bitung Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang-Banten. Penelitian ini mengunakan metode kuantitatif, dengan pendekatan pengukuran dan pembagian kuisioner. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi termal bangunan dan sensasi termal yang dirasakan responden. Karakteristik masjid, dilihat dari bentuknya yaitu Masjid Jami Al-Mubarok ini berbentuk persegi panjang yang dibangun pada sebuah daratan dengan halaman yang terbuka dan tempat ibadah di dalam. Halaman di masjid sering digunakan untuk menampung jamaah pada shalat jum at, tarawih serta hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Masjid ini berukuran besar, mempunyai atap datar atasnya dan dignakan untuk menopang tiang-tiang. Masjid ini memiliki kubah besar di tengah, dimana kubah ini melingkupi sebagian besar area shalat. Menara adalah bentuk umum dari sebuah masjid adalah keberadaan menara. Kubah juga merupakan salah satu ciri khas dari sebuah masjid. Masjid ini memakai bentuk setengah lingkaran, di kubah pun kaca yang menjadi ventilasi alami untuk pencahayaan di siang hari. Masjid ini termasuk masjid terbuka, dimana masjid ini dikelilingi kaca dan banyak memiliki pintu yang cukup banyak. Parkiran Masjid Gambar. Lokasi Masjid Jami Al-Mubarok Kabupaten Tangerang Sumber : google Earth Gambar 2. Tampak UtaraMasjid Jami Al-Mubarok Sumber : Data Pribadi, 204
4 Gambar 3. Potongan Masjid Jami Al-Mubarok Sumber : Data Pribadi, 204 Lokasi ini dipilih sebagai lokasi studi kasus karena bangunan ini tidak menggunakan AC (air conditioning) sehingga akan lebih mudah untuk mengetahui bagaimana kenyamanan termal pada bangunan ini, karena rata-rata bangunan yang sudah menggunakan AC memiliki kenyamanan termal yang cukup baik. Pada penelitian ini penulis menggunakan beberapa peralatan penelitian dan menggunakan software yaitu:. Thermometer (untuk mengukur suhu ruang dalam dan luar) 2. Hygrometer (untuk mengukur kelembaban udara dalam dan luar) 3. Anemometer (untuk mengukur kecepatan angin) 4. Thermal Comfort Estimator Gambar 4. Thermometer Gambar 5. Hygrometer Gambar 6. Anemometer Gambar 7. Thermal Comfort Estimator Pengukuran dilakukan selama 2 hari pada hari pertama pengukuran 4 titik ruang dalam dan 4 titik ruang luar (koridor) dan hari kedua pengukuran 35 titik ruang dalam dan 5 titik ruang luar (koridor). Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui suhu udara, kelembapan udara, kecepatan angin. Hasil yang didapatkan ditulis pada parameter yang sudah disiapkan, dan dimasukkan bersamaan ketika pembagian kuisioner. Suhu terendah yang didapat mencapai 26,4 o C dan suhu tertinggi mencapai 30,9 o C. Pembagian kuisioner pada 200 responden, dimana 00 responden dihari pertama pada waktu shalat subuh, dzuhur, ashar, maghrib dan isya dan 00 respnden dihari kedua yaitu pada waktu shalat jum at Tujuan dibagiakannya kuisioner ke responden adalah untuk mendapatkan data sensasi termal pada pengguna masjid. setelah memperoleh data ternyata yang didapatkan jawabannya beragam dari subuh sampai isya, sensasi yang dirasakan mulai dari dari dingin sekali sampai panas sekali. Pada survei ini menggunakan kuisioner yang diberikan pada pengguna masjid dengan ketentuan sebagai berikut retan waktu shalat subuh pada pukul , dzuhur , ashar , maghrib , dan isya , dan pada shalat jum at. Rancangan penelitian dimaksudkan untuk menjelaskan proses/metoda penelitian yang akan dilakukan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Penelitian metode ini menggunakan metode kuantitatif, dengan pendekatan pengukuran dan kuisioner. Pada penelitian ini variabel
5 Suhu Udara ( C) yang digunakan untuk memberikan batasan pembahasan didalam penelitian adalah variabel bebas yang terdiri dari suhu udara (Ta), kecepatan udara (Va), kelembaban udara (RH). Untuk variable terikat terdiri dari kenyamanan termal responden. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengukuran Kondisi Termal Pada Bangunan Pengukuran Hari Pertama di 4 Titik ruang dalam dan 4 Titik ruang Luar Gambar 8. Titik Pengukuran Hari Pertama Lt. Ruang Utama KORIDOR 25.0 Waktu Pengukuran (Jam) Gambar 9. Titik Pengukuran Hari Pertama Lt. Ruang Utama Secara umum, pada ruang shalat utama lantai suhu di ruang utama lebih rendah dibandingkan dengan suhu di luar ruangan (koridor). Mulai dini hari suhu ruang utama dari pukul 04:00 sampai pukul 06:00 suhu udara turun mencapai 26,8 C. Sedangkan di ruang luar (koridor) suhu udara naik mencapai 27,5 C. Pada pukul 07:00 suhu di ruang luar (koridor) mengalami penurunan mencapai 27,0 C. Dengan berjalannya waktu suhu udara di dalam ruang utama semakin siang maka suhu udara ruangan semakin naik, puncaknya pada pukul 3:00 mencapai 30, C. Begitupun suhu udara di luar (koridor) mencapai 30, C. Namun sore sampai malam suhu udara di dalam ruang utama kembali turun mencapai 28,4 C. Sedangkan di ruang luar (koridor) pada malam hari pukul 9:00-20:00 suhu udara naik mencapai 28,9 C. Dengan rata-rata suhu udara ruang masjid tertinggi mencapai 30, C dan rata-rata suhu udara terendah mencapai 26,8 C. Sedangkan rata-rata tertinggi suhu udara koridor mencapai 30,8 C dan rata-rata suhu udara terendah mencapai 26,95 C. Jadi, suhu udara tertinggi berada pada koridor. Hal ini terjadi karena koridor berhubungan langsung dengan ruang luar. Sedangkan
6 KECEPATAN ANGIN (m/s) KELEMBABAN () untuk ruang dalam sudah dihalangi oleh dinding, jendela dan pintu, yang mengakibatkan suhu udara di dalam lebih rendah dibandingkan suhu udara di luar KORIDOR WAKTU PENGUKURAN (JAM) Gambar 0. Hasil pengukuran kelembaban hari pertama Secara umum, pada ruang shalat utama lantai kelembaban di ruang utama lebih tinggi dibandingkan dengan kelembaban di ruang luar (koridor). Pada pukul 04:00-07:00 sudah memperlihatkan bahwa kelembaban tinggi mencapai 86,. Sedangkan di ruang luar (koridor) kelembaban mencapai 83,8. Semakin siang kelembaban di ruang utama mengalami penurunan pada pukul 3:00 mencapai 68,9. Sedangkan di ruang luar (koridor) kelembaban mencapai 68,5. Dengan berjalannya waktu maka, kelembaban di ruang utama kembali naik sampai pukul 6:00 mencapai 72,. Sedangkan diruang luar (koridor) kelembaban mencapai 73,3. Semakin malam, maka kelembaban pun semakin naik mencapai,6. Sedangkan di ruang luar (koridor) mencapai,3. Dengan rata-rata tertinggi kelembaban udara ruang masjid mencapai 86 dan rata-rata kelembaban udra terendah mencapai 69. Sedangkan rata-rata kelembaban udara koridor tertinggi mencapai 83,8 dan rata-rata kelembaban udara koridor terendah mencapai 68,5. Kelembaban tertinggi berada di ruang dalam. Hal ini terjadi karena suhu udara di dalam bangunan rendah. Sehingga kelembaban di ruang luar lebih rendah karena suhu udara di luar ruangan lebih tinggi. Jadi, semakin tinggi suhu udara maka kelembaban pun akan rendah. Jika suhu udara rendah maka kelembaban pun akan tinggi KORIDOR WAKTU PENGUKURAN (JAM) Gambar. Hasil pengukuran Kecepatan angin hari pertama Secara umum, pada ruang shalat utama lantai angin diruang utama lebih kecil dibandingkan dengan kecepatan angin diruang luar (koridor) yang sangat besar. Dari dini hari sampai malam hari kecepatan angin didalam bangunan relatif sama, kecepatan angin tertinggi mencapai 0,3 m/s pada pukul 07:00 pagi dan pukul 7:00 sore hari. Sedangkan kecepatan angin diruang luar (koridor) dari dini hari sampai pagi jam 0:00 kecepatan angin relatif sama mencapai 0,2 m/s. Namun berjalannya waktu semakin siang kecepatan angin diruang luar (koridor) cukup naik mencapai 0,6 m/s. Akan tetapi pada pukul 5:00 kecepatan angin kembali kecil mencapai 0,2 m/s. Kecepatan angin diruang luar (koridor) cukup besar pada pukul 6:00-7:00 mencapai,2 m/s. Lalu semakin malam kecepatan angin pun kembali kecil mencapai 0,3 m/s. Dengan rata-rata kecepatan angin ruang masjid tertinggi mencapai 0.3 m/s dan ratarata terendah mencapai m/s. Sedangkan rata-rata kecepatan angin tertinggi di koridor
7 SUHU UDARA ( C) mencapai.2 m/s dan rata-rata terendah mencapai m/s. Kecepatan angin tertinggi yaitu pada koridor. Karena koridor berhubungan langsung dengan ruang luar. Sedangkan kecepatan angin di ruang dalam lebih rendah, karena angin yang masuk ke dalam bangunan dihalangi oleh dinding, jendela dan pintu. Pengukuran Hari Pertama di 35 Titik ruang dalam dan 5 Titik ruang Luar Gambar 2. Titik pengukuran hari kedua :00 5:00 2:003:005:006:007:008:009:0020:00 KORIDOR LANTAI LANTAI 2 BELAKANG KORIDOR LANTAI BELAKANG WAKTU PENGUKURAN (JAM) Gambar 3. Hasil Pengukuran suhu udara hari kedua Secara umum, pada suhu udara lantai, koridor lanatai dan lantai 2 cukup rendah, sedangkan di lantai belakang dan koridor suhu udara cukup tinggi. Pergerakan suhu udara ruang utama lt. dan koridor suhu tertinggi mencapai 30, C. Sedangkan suhu udara dilantai 2 suhu tertinggi mencapai 30,2 C. Namun untuk ruang lantai suhu udara tertinggi mencapai 30,8 C. Sedangkan dikoridor lantai belakang suhu udara tertinggi mencapai 30,9 C. Secara Umum, rata-rata suhu udara ruang lantai mencapai 29.0 C dan rata-rata suhu udara koridor mencapai 29,2 C. Sedangkan rata-rata suhu udara lantai belakang mencapai 29,4 C dan suhu udara rata-rata di koridor mencapai 29,5 C. Dengan rata-rata suhu udara lantai 2 mencapai 29,0 C. Jadi, suhu udara tertinggi berada pada koridor. Hal ini terjadi karena koridor berhubungan langsung dengan ruang luar. Sedangkan untuk ruang dalam sudah dihalangi oleh dinding, jendela dan pintu, yang mengakibatkan suhu udara didalam lebih rendah dibandingkan suhu udara diluar.
8 KECEPATAN ANGIN (m/s) KELEMBABAN () :00 5:00 2:003:005:006:007:008:009:0020:00 WAKTU PENGUKURAN (JAM) KORIDOR LANTAI LANTAI 2 BELAKANG KORIDOR LANTAI BELAKANG Gambar 4. Hasil pengukuran kelembaban angin hari kedua Secara umum, pada ruang shalat utama lantai dan ruang luar (koridor) dilihat dari alur grafik, maka kelembaban di ruang utama dan koridor cukup tinggi mencapai 83, dibanding dengan kelembaban di lantai 2 mencapai 8,2, Sedangkan di lantai belakang dan koridor kelembaban cukup rendah mencapai 63,8. Namun dengan pergerakannya waktu lantai belakang cukup tinggi dari pukul 8:00-20:00 mencapai 83, dan pada koridor memiliki kelembaban mencapai 87. Dengan rata-rata kelembaban udara lantai mencapai 76 dan rata-rata kelembaban di koridor mencapai 74. Sedangkan rata-rata kelembaban di lantai belakang mencapai 73 dan rata-rata kelembaban di koridor mencapai 72. Namun, ratarata kelembaban udara lantai 2 mencapai 75. Kelembaban tertinggi berada di ruang dalam. Hal ini terjadi karena suhu udara didalam bangunan rendah. Sehingga kelembaban di ruang luar lebih rendah karena suhu udara diluar ruangan lebih tinggi. Jadi, semakin tinggi suhu udara maka kelembaban pun akan rendah. Jika suhu udara rendah maka kelembaban pun akan tinggi :00 5:00 2:003:005:006:007:008:009:0020:00 WAKTU PENGUKURAN (JAM) KORIDOR LANTAI 2 BELAKANG Gambar 5. Hasil pengukuran kecepatan angin hari kedua Secara umum, pada ruang shalat utama lantai dan ruang shalat lantai 2 kecepatan angin relatif sama, mencapai 0,3 m/s. Sedangkan pada lantai koridor kecepatan angin cukup besar mencapai 0,6 m/s. Namun pada lantai belakang dan ruang luar (koridor) kecepatan angin relatif sama mencapai 0, m/s. Secara Umum, rata-rata kecepatan angin lantai mencapai 0,2 m/s dan rata-rata kecepatan angin pada koridor mencapai 0,4 m/s. Sedangkan rata-rata kecepatan angin lantai belakang dan koridor mencapai 0, m/s. Namun, rata-rata kecepatan angin lantai 2 mencapai 0,2 m/s. Maka kecepatan angin terendah ditunjukan pada ruang masjid dan koridor lantai. Kecepatan angin tertinggi yaitu pada koridor. Karena koridor berhubungan langsung dengan ruang luar. Sedangkan kecepatan angin di ruang dalam lebih rendah, karena angin yang masuk ke dalam bangunan dihalangi oleh dinding, jendela dan pintu.
9 Jumlah Responden (Orang) Distribusi Sensasi termal dari Responden (53) (0.5) Dingin Sekali 7 (3.5) 45 (22.5) 22 () 7 (8.5) 2 () Dingin Sejuk Nyaman Hangat Panas Panas Sekali Sensasi Termal Gambar 6. Hasil pengukuran responden keseluruhan Dapat dilihat dalam gambar grafik 40 bahwa 4 orang responden (4) memberikan pilihan 0 atau netral, sementara 26 responden (26) memilih sejuk, 4 responden (4) memilih dingin, tidak ada yang memilih dingin sekali, dan 7 responden (7) memilih hangat, 0 responden (0) memilih panas, 2 responden (2) responden yang memilih panas sekali. Data diatas memperlihatkan, secara rata-rata, bahwa lebih banyak responden yang merasakan netral dibandingkan merasakan panas sekali. Pengukuran Menggunakan Program Thermal Comfort Estimator Pada Bangunan Masjid Jami Al-Mubarok Kab. Tangerang o Hasil pengukuran estimator waktu subuh Tabel. Hasil pengukuran software estimator waktu subuh Pengukuran Ta RH Va PMV PPD Min Max Rata-Rata Hasil perhitungan estimator menunjukkan bahwa pada waktu subuh dari rata-rata suhu udara 27,0ºC, kelembaban udara 83, dan kecepatan angin 0, m/s. Maka PMV + (Hangat).04 dan PPD
10 o Hasil pengukuran estimator waktu dzuhur Tabel 2. Hasil pengukuran software estimator waktu dzuhur Pengukuran Ta RH Va PMV PPD Min Max Rata-Rata Hasil pengukuran estimator pada waktu dzuhur menunjukkan bahwa dari rata-rata suhu udara 30, ºC, kelembaban udara 68,6 dan kecepatan angin 0,2 m/s. Maka PMV +2 (Panas).82 dan PPD o Hasil pengukuran estimator waktu ashar Tabel 3. Hasil pengukuran software estimator waktu ashar Pengukuran Ta RH Va PMV PPD Min Max Rata-Rata Hasil perhitungan estimator pada waktu ashar menunjukkan bahwa dari ratarata suhu udara 29,4ºC, kelembaban udara 72, dan kecepatan angin 0,2 m/s. Maka PMV +2 (Panas).63 dan PPD
11 o Hasil pengukuran estimator waktu maghrib Tabel 4. Hasil pengukuran software estimator waktu maghrib Pengukuran Ta RH Va PMV PPD Min Max Rata-Rata Hasil pengukuran estimator pada waktu maghrib menunjukkan bahwa dari rata-rata suhu udara 28,3ºC, kelembaban udara,9 dan kecepatan angin 0, m/s. Maka PMV +2 (Panas).39 dan PPD o Hasil pengukuran estimator waktu isya Tabel 5. Hasil pengukuran software estimator waktu isya Pengukuran Ta RH Va PMV PPD Min Max Rata-Rata Hasil pengukuran estimator pada waktu isya menunjukkan bahwa dari rata-rata suhu udara 28,4ºC, kelembaban udara,6 dan kecepatan angin 0, m/s. Maka PMV +2 (Panas).4 dan PPD Keterangan : PMV (Predicted Mean Vote) prediksi rata-rata sensasi termal responden. PPD (Predicted Precentage Dissatisfied) prediksi presentase ketidak nyamanan. Ta (Suhu) Rh (Kelembaban) Va ( kecepatan angin ). Pada waktu subuh, maka PMV + (Hangat).04 dan PPD Pada waktu dzuhur, maka PMV +2 (Panas).82 dan PPD Pada waktu ashar, maka PMV +2 (Panas).63
12 dan PPD Pada waktu maghrib, maka PMV +2 (Panas).39 dan PPD Pada waktu isya, maka PMV +2 (Panas).4 dan PPD Pada analisis Kenyamanan termal di ruang Masjid Jami Al-Mubarok dapat disimpulkan bahwa rata-rata suhu udara, kelembaban dan kecepatan angin berada di daerah +2 (Panas). Semakin tinggi nilai PMV semakin banyak responden yang menyatakan tidak nyaman, karena rentang nyaman PMV dari -0,5 sampai 0,5. Semakin rendah nilai PPD semakin rendah ketidak kenyamanan yang di nyatakan responden. 4. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, maka peneliti mengambil beberapa kesimpulan yaitu setelah mengukur langsung di lapangan dan membagikan kuisioner dapat disimpulkan ternyata suhu tertingi mencapai 30,4ºC dan suhu terendah mencapai 26,4ºC. Dari hasil pengukuran reponden pada hari pertama, 65() responden berada di daerah netral, 5() reponden berada di daerah hangat, 7() reponden berada di daerah panas dan 9() responden berada di daerah sejuk. Sedangkan hasil pengukuran responden pada hari kedua, 4() responden berada di daerah netral, 7() responden berada di daerah hangat, 0() responden berada di daerah panas dan 26() responden berada di daerah sejuk. Maka hasil dari keseluruhan pengukuran selama dua hari dari 200 responden, 06 responden 53() berada didaerah netral di banding 4 responden 20.5() yang berada didaerah panas. Sedangkan untuk hasil pengukuran estimator rata-rata suhu udara 28.3ºC, kelembaban udara dan kecepatan angin m/s, PMV.30 + (Hangat) dan PPD 4. Saran Dari hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, maka peneliti dapat memberikan beberapa saran yaitu apabila ada penelitian sejenis terutama pada bangunan masjid yang lain di kawasan Tangerang dengan arsitektur bangunan modern untuk dapat membandingkan sensai termalnya dengan bangunan Masid Jami Al-Mubarok Kabupaten Tangerang. Dalam pembagian kuisioner dilakukan bersamaan dengan pengukuran suhu reponden.kuisioner dibagikan sebelum melakukan shalat berlangsung, sehingga pengisian tepat pada posisi reponden duduk dan untuk hari Jum at pengukuran dilakukan setiap jam bukan setiap waktu shalat. Sebaiknya, pada bangunan ini ditambahkan kipas angin terutama pada ruang lantai belakang dan lantai 2. Sehingga dapat menambah kecepatan angin di dalam ruangan agar dapat menurunkan suhu ruangan dan menstabilkan kelembaban di dalam ruangan. 5. REFERENSI Amin, Muhammad. Hernowo Danusputra. and Eddy Prianto Pengaruh Bukaan Terhadap Kenyamanan Thermal Pada Bangunan Publik di Daerah Tropis. Universitas Diponegoro. ANSI/ASHRAE , ASHRAE Standard Thermal Environmental Conditions for Human Occupancy, ASHRAE, 98, USA Fanger, P.O., Thermal Comfort Analysis and Applications in Environmental Engineering, Danish Technical Press, Copenhagen, 970. Indrayadi. 20. Aliran Udara Dalam Ruang Masjid Jawa Modern Studi Kasus Masjid Babadan Yogyakarta. Vol.7 No Santoso, Eddy Imam Indonesia Green Technology Journal, VOL. No.,edited by Santoso, Eddy Imam. Tesis Program Pascasarjana,Universitas Brawijaya dan Program Studi Arsitektu, Fakultas Tekni, Universitas Merdeka Surabaya. Sawitko, P Fisika Bangunan I. Edisi I. Yogyakarta : Andi Szokolay S.V, et. Al Manual of Tropocal Housing and Building. Bombay : Orient Langman.
STUDI KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS TK TUNAS MUDA X IKKT JAKARTA BARAT
STUDI KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS TK TUNAS MUDA X IKKT JAKARTA BARAT Tuti Purwaningsih dan M Syarif Hidayat Program Studi Arsitektur, Universitas Mercu Buana, Jakarta-Indonesia e-mail: tutipurwa@gmail.com
Lebih terperinciANALISIS KENYAMANAN TERMAL PADA BANGUNAN HIJAU GEDUNG KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
ANALISIS KENYAMANAN TERMAL PADA BANGUNAN HIJAU GEDUNG KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM Lisa Novianti dan Tri Harso Kayono Program Studi Arsitektur, Universitas Mercu Buana, Jakarta-Indonesia e-mail: sha.lisa2@yahoo.com
Lebih terperinciNILAI PREDICTED MEAN VOTE (PMV) PADA BANGUNAN DENGAN SISTEM PERKONDISIAN UDARA CAMPURAN (Studi Kasus: Gereja Katedral Semarang)
NILAI PREDICTED MEAN VOTE (PMV) PADA BANGUNAN DENGAN SISTEM PERKONDISIAN UDARA CAMPURAN (Studi Kasus: Gereja Katedral Semarang) Augi Sekatia *) *) Mahasiswa Program Doktor Teknik Arsitektur dan Perkotaan,
Lebih terperinciPENGARUH LUASAN BUKAAN TERHADAP KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS SISWA PADA BANGUNAN SD NEGERI SUDIRMAN 1 KOTA MAKASSAR
PENGARUH LUASAN BUKAAN TERHADAP KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS SISWA PADA BANGUNAN SD NEGERI SUDIRMAN 1 KOTA MAKASSAR Muhammad Tayeb 1, Ramli Rahim 2, Baharuddin 3 1 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas
Lebih terperinciPengaruh Bukaan terhadap Kenyamanan Termal Siswa pada Bangunan SMP N 206 Jakarta Barat
Pengaruh Bukaan terhadap Kenyamanan Termal Siswa pada Bangunan SMP N 206 Jakarta Barat Yandhi Hidayatullah dan M. Syarif Hidayat Program Studi Arsitektur, Universitas Mercu Buana, Jakarta-Indonesia e-mail:
Lebih terperinciSTUDI TINGKAT KENYAMANAN TERMAL RUANG TAMU KOMPLEK PERUMAHAN SERDANG RESIDENCE MEDAN SKRIPSI OLEH HENDRA
STUDI TINGKAT KENYAMANAN TERMAL RUANG TAMU KOMPLEK PERUMAHAN SERDANG RESIDENCE MEDAN SKRIPSI OLEH HENDRA 100406077 DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 STUDI TINGKAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan.
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang Wilayah Indonesia terletak di daerah tropis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004) menyatakan bahwa ergonomi adalah kemampuan untuk menerapkan informasi menurut karakter, kapasitas
Lebih terperinciKARAKTER KENYAMANAN THERMAL PADA BANGUNAN IBADAH DI KAWASAN KOTA LAMA, SEMARANG
KARAKTER KENYAMANAN THERMAL PADA BANGUNAN IBADAH DI KAWASAN KOTA LAMA, SEMARANG Adela Carera * dan Eddy Prianto Laboratorium Teknologi Bangunan, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciIdentifikasi Pengaruh Material Bangunan Terhadap Kenyamanan Termal (Studi kasus bangunan dengan material bambu dan bata merah di Mojokerto)
Identifikasi Pengaruh Material Bangunan Terhadap Kenyamanan Termal (Studi kasus bangunan dengan material bambu dan bata merah di Mojokerto) Damalia Enesty Purnama 1, Agung Murti Nugroho 2, Ir. Bambang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bagian ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan.
BAB I PENDAHULUAN Bagian ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Perusahaan pada umumnya memiliki tujuan
Lebih terperinciKuliah Terbuka Jurusan Arsitektur, Universitas Soegrijapranata, Semarang, 9 Nopember 1996
ARSITEKTUR, KENYAMANAN TERMAL DAN ENERGI Tri Harso Karyono Kuliah Terbuka Jurusan Arsitektur, Universitas Soegrijapranata, Semarang, 9 Nopember 1996 Ada tiga sasaran yang seharusnya dipenuhi oleh suatu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kenyamanan thermal adalah salah satu hal sangat dibutuhkan tubuh agar manusia dapat beraktifitas dengan baik selain faktor kenyamanan lainnya yaitu kenyamanan visual,
Lebih terperinciSENSASI THERMAL PADA MASJID AL-HUDA JOGLO, JAKARTA BARAT
SENSASI THERMAL PADA MASJID AL-HUDA JOGLO, JAKARTA BARAT Muhamad Syarifuddin Anggraeni Dyah, S, S.t, MT Program Studi Teknik Arsitektur, FakultasTeknik UniversitasMercuBuana Email : petotu228@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bagian ini memaparkan pendahuluan dari penelitian yang dilakukan. Pendahuluan ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematis
Lebih terperinciASPEK KENYAMANAN TERMAL PADA PENGKONDISIAN RUANG DALAM
ASPEK KENYAMANAN TERMAL PADA PENGKONDISIAN RUANG DALAM James Rilatupa 1 ABSTRACT This paper discusses the thermal comfort for room as a part of comfort principles in architecture design. This research
Lebih terperinciANALISIS TEMPERATUR DAN ALIRAN UDARA PADA SISTEM TATA UDARA DI GERBONG KERETA API PENUMPANG KELAS EKONOMI DENGAN VARIASI BUKAAN JENDELA
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 ANALISIS TEMPERATUR DAN ALIRAN UDARA PADA SISTEM TATA UDARA DI GERBONG KERETA API PENUMPANG KELAS EKONOMI DENGAN VARIASI BUKAAN JENDELA Lustyyah Ulfa, Ridho
Lebih terperinciKENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH TEPI SUNGAI Studi Kasus Rumah Tepi Sungai Kahayan Di Kota Palangka Raya
Oleh : Juprianto Bua Toding ( Alumni Universitas Palangka Raya / Mahasiswa Prodi Magister Arsitektur Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi ) Jefrey I. Kindangen ( Staf Pengajar Jurusan Arsitektur Fakultas
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO ISSN:
INVESTIGASI SETING AIR CONDITIONING (AC) PADA USAHA PENINGKATAN KENYAMANAN THERMAL DAN HEMAT ENERGI DI KELAS Sugiono* 1, Ishardita P.Tama 2,Wisnu W 3, Lydia D.R. Suweda 4 Jurusan Teknik Industri, Universitas
Lebih terperinciTINGKAT KENYAMANAN TERMAL BAGI PENGGUNA TAMAN DI JAKARTA (STUDI KASUS : TAMAN SITU LEMBANG DAN TAMAN SUROPATI, JAKARTA)
TINGKAT KENYAMANAN TERMAL BAGI PENGGUNA TAMAN DI JAKARTA (STUDI KASUS : TAMAN SITU LEMBANG DAN TAMAN SUROPATI, JAKARTA) Resthi Juliadriningsih Djadjuli Ahmad dan M. Syarif Hidayat Program Studi Arsitektur,
Lebih terperinciKENYAMANAN TERMAL PENGGUNA RUANG TUNGGU DI STASIUN JAKARTA KOTA
KENYAMANAN TERMAL PENGGUNA RUANG TUNGGU DI STASIUN JAKARTA KOTA Jermias Sarmento dan Tri Harso Karyono Program Studi Arsitektur, Universitas Mercu Buana, Jakarta-Indonesia e-mail: jermias_s@yahoo.com ABSTRACT
Lebih terperinciEVALUASI KENYAMANAN TERMAL RUANG SEKOLAH SMA NEGERI DI KOTA PADANG
EVALUASI KENYAMANAN TERMAL RUANG SEKOLAH SMA NEGERI DI KOTA PADANG Lusi Susanti, Nike Aulia Laboratorium Sistem Kerja dan Ergonomi, Jurusan Teknik Industri, Universitas Andalas, Padang Email: lusi@ft.unand.ac.id
Lebih terperinciZONA NYAMAN BERAKTIFITAS IBADAH DI KAWASAN KOTA LAMA SEMARANG
ZONA NYAMAN BERAKTIFITAS IBADAH DI KAWASAN KOTA LAMA SEMARANG Adela Carera a, Eddy Prianto b, Bambang Supriyadi c a,b,c Magister Teknik Arsitektur, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciANALISIS KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DIATAS PANTAI TROPIS LEMBAB Studi Kasus Rumah Atas Pantai Desa Kima Bajo, Kabupaten Minahasa Utara
ANALISIS KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DIATAS PANTAI TROPIS LEMBAB Studi Kasus Rumah Atas Pantai Desa Kima Bajo, Kabupaten Minahasa Utara Arlan Kaharu Jefrey I. Kindangen Judy O. Waani INTISARI Pemukiman
Lebih terperinciPERSEPSI TINGKAT KENYAMANAN TERMAL RUANG LUAR PADA RUANG PUBLIK (STUDI KASUS : TAMAN KOTA I GUSTI NGURAH MADE AGUNG)
UNDAGI Jurnal Arsitektur Warmadewa, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2017, Hal 45-56 ISSN 2338-0454 PERSEPSI TINGKAT KENYAMANAN TERMAL RUANG LUAR PADA RUANG PUBLIK (STUDI KASUS : TAMAN KOTA I GUSTI NGURAH MADE
Lebih terperinciEVALUASI KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS MAHASISWA (STUDI KASUS RUANG KELAS 303 JURUSAN TEKNIK MESIN UNS)
EVALUASI KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS MAHASISWA (STUDI KASUS RUANG KELAS 303 JURUSAN TEKNIK MESIN UNS) Bambang Suhardi 1), Pringgo Widyo Laksono 2), dan Bekti Budisantosa 3) 1,3 Laboratorium Perancangan
Lebih terperinciPENGARUH BUKAAN TERHADAP KENYAMANAN SUHU PADA MASJID JAKARTA ISLAMIC CENTER
PENGARUH BUKAAN TERHADAP KENYAMANAN SUHU PADA MASJID JAKARTA ISLAMIC CENTER Afra Hana Melita 1, M. Satya Adhitama 2, Agung Murti Nugroho 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
Lebih terperinciEvaluasi Kenyamanan Termal pada Ruang Kelas Pondok Pesantren Daar el-huda di Kabupaten Tangerang
Evaluasi Kenyamanan Termal pada Ruang Kelas Pondok Pesantren Daar el-huda di Kabupaten Tangerang Azka Noor 1 dan Heru Sufianto 2 1 Mahasiswa Program Studi Sarjana Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan di paparkan mengenai kesimpulan dari hasil analisis dan pembahasan mengenai kualitas dalam ruang pada kantor PT. RTC dari aspek termal dan pencahayan
Lebih terperinciKAJIAN KENYAMANAN TERMAL RUANG KULIAH PADA GEDUNG SEKOLAH C LANTAI 2 POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
KAJIAN KENYAMANAN TERMAL RUANG KULIAH PADA GEDUNG SEKOLAH C LANTAI 2 POLITEKNIK NEGERI SEMARANG Demi Tria Istiningrum 1, Rr Leidy Arumintia W.S. 1, Muhamad Mukhlisin 1,*, Mochammad Tri Rochadi 1 1) Jurusan
Lebih terperinciKENYAMANAN TERMAL GEDUNG SETDA KUDUS
105 KENYAMANAN TERMAL GEDUNG SETDA KUDUS Farid Firman Syah, Muhammad Siam Priyono Nugroho Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini diuraikan mengenai analisis dan interpretasi hasil perhitungan dan pengolahan data yang telah dilakukan pada bab IV. Analisis dan interpretasi hasil akan
Lebih terperinciPengaruh Desain Fasade Bangunan terhadap Kondisi Pencahayaan Alami dan Kenyamanan Termal
TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Pengaruh Desain Fasade Bangunan terhadap Kondisi Pencahayaan Alami dan Kenyamanan Termal Studi Kasus: Campus Center Barat ITB Rizki Fitria Madina (1), Annisa Nurrizka (2), Dea Ratna
Lebih terperinciPREDIKSI KENYAMANAN TERMAL DENGAN PMV DI SMK 1 WONOSOBO
PREDIKSI KENYAMANAN TERMAL DENGAN PMV DI SMK 1 WONOSOBO Hermawan a, Eddy Prianto b, Erni Setyowati c a Mahasiswa Program Doktor Arsitektur UNDIP Semarang b,c Doktor Arsitektur UNDIP Semarang E-mail: a
Lebih terperinciPMV (PREDICTED MEAN VOTE) SEBAGAI THERMAL INDEX
PMV (PREDICTED MEAN VOTE) SEBAGAI THERMAL INDEX THERMAL COMFORT Professor Fanger dari Technical University of Denmark beranggapan bahwa thermal comfort didefinisikan sebagai istilah keadaan fisik tubuh
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kenyamanan Termal 2.1.1 Definisi Kenyamanan Termal Kenyamanan termal merupakan suatu kondisi dari pikiran manusia yang menunjukkan kepuasan dengan lingkungan termal (Nugroho,
Lebih terperinciEFEKTIVITAS VENTILASI BAWAH TERHADAP KENYAMANAN DAN PMV (PREDICTED MEAN VOTE) PADA GEREJA KATEDRAL, SEMARANG
AGORA, Jurnal Arsitektur, Volume 15, Nomor2, Desember 2015 EFEKTIVITAS VENTILASI BAWAH TERHADAP KENYAMANAN DAN PMV (PREDICTED MEAN VOTE) PADA GEREJA KATEDRAL, SEMARANG THE EFFECTIVITY OF DOWN VENTILATION
Lebih terperinciBAB III PERMASALAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN. menurunkan nilai koefisien kecepatan udara (blocking effect) dalam ruang
BAB III PERMASALAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN A. Permasalahan Kindangen (2005: 172) menulis penghalang di depan bangunan menurunkan nilai koefisien kecepatan udara (blocking effect) dalam ruang dibanding
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Lampiran 1: DAFTAR ISTILAH Kenyamanan termal atau thermal comfort adalah kondisi pikiran yang mengekspresikan kepuasan terhadap lingkungan termal. Temperatur udara atau air temperature (T a )
Lebih terperinciKAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI
KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang
Lebih terperinciBAB II : TINJAUAN PUSTAKA
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Penelitian mengenai studi kenyamanan dan pengruh bukaan terhadap kenyamanan termal bangunan di Indonesia telah banyak dilakukan sebelumnya, diantaranya yaitu:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sensasi dan kenyamanan termal telah menjadi fokus masyarakat dalam beberapa periode terakhir. Lingkungan yang nyaman telah menjadi salah satu syarat untuk menunjang
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO ISSN:
INVESTIGASI HEAT STRESS PADA PEKERJA WIRING HARNESS BERDASARKAN PREDICTED MEAN VOTE (PMV) INDEX MENGGUNAKAN CFD SIMULATION Sugiono 1*), Dwi H. Sulistyarini 2), Suluh E. Swara 3), Khairan A. Mahadika 4)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kenyamanan adalah bagian dari salah satu tujuan utama dari ilmu ergonomika yang harus dicapai. Kenyamanan terdiri atas kenyamanan psikis dan kenyamanan fisik. Kenyamanan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN UMUM
177 BAB V KESIMPULAN UMUM Kesimpulan 1 Perilaku termal dalam bangunan percobaan menunjukan suhu pukul 07.00 WIB sebesar 24.1 o C,, pukul 13.00 WIB suhu mencapai 28.4 o C, pada pukul 18.00 WIB suhu mencapai
Lebih terperinciKENYAMANAN TERMAL ADAPTIF PADA RUMAH TRADISIONAL SAO PU U DI KAMPUNG WOGO, NUSA TENGGARA TIMUR
KENYAMANAN TERMAL ADAPTIF PADA RUMAH TRADISIONAL SAO PU U DI KAMPUNG WOGO, NUSA TENGGARA TIMUR ADAPTIVE THERMAL COMFORT ON SAO PU U TRADITIONAL HOUSE IN WOGO VILLAGE, EAST NUSA TENGGARA I Ketut Suwantara,
Lebih terperinciEVALUASI KENYAMANAN TERMAL RUANGAN KELAS DI SDN BERDASARKAN INDEKS PMV DAN PPD SKRIPSI OLEH MELIANA
EVALUASI KENYAMANAN TERMAL RUANGAN KELAS DI SDN 066049 BERDASARKAN INDEKS PMV DAN PPD SKRIPSI OLEH MELIANA 100406023 DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 EVALUASI
Lebih terperinciGambar 1.1 Suhu dan kelembaban rata-rata di 30 provinsi (BPS, 2014)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan iklim selama tiga dekade terakhir telah meningkatkan suhu permukaan bumi. Suhu telah meningkat sekitar 0,8 dan menyebabkan lapisan es laut Artik berkurang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 DESKRIPSI DATA Penelitian evaluasi kenyamanan termal dilaksanakan di Sekolah Menengah yang berlokasi di 7Jalan Raden Dewi Sartika Nomor 96 Kota Bandung. Seperti
Lebih terperinciPENERUSAN PANAS PADA DINDING GLAS BLOK LOKAL
PENERUSAN PANAS PADA DINDING GLAS BLOK LOKAL Frans Soehartono 1, Anik Juniwati 2, Agus Dwi Hariyanto 3 Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto
Lebih terperinciPENGARUH RONGGA PADA DINDING BATAKO TERHADAP SUHU RUANG DALAM
PENGARUH RONGGA PADA DINDING BATAKO TERHADAP SUHU RUANG DALAM Mochamad Hilmy dan Indrayadi Program Studi Arsitektur, Jurusan Teknik Arsitektur Politeknik Negeri Pontianak Email : mhilmys@gmail.com Abstract:
Lebih terperinciEVALUASI KENYAMANAN TERMAL RUANG PERKULIAHAN DI UNIVERSITAS ANDALAS TUGAS AKHIR. Oleh : DEWI RAHMADANI NO BP
EVALUASI KENYAMANAN TERMAL RUANG PERKULIAHAN DI UNIVERSITAS ANDALAS TUGAS AKHIR Oleh : DEWI RAHMADANI NO BP 07 173 004 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011 EVALUASI KENYAMANAN
Lebih terperinciPengaruh Konfigurasi Atap pada Rumah Tinggal Minimalis Terhadap Kenyamanan Termal Ruang
Pengaruh Konfigurasi Atap pada Rumah Tinggal Minimalis Terhadap Kenyamanan Termal Ruang Yogi Misbach A 1, Agung Murti Nugroho 2, M Satya Adhitama 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciEvaluasi Desain Asrama Siswa dalam Aspek Kenyamanan Termal pada Unit Pelaksana Teknis (UPT) SMA Negeri Olahraga (SMANOR) Jawa Timur
Evaluasi Desain Asrama Siswa dalam Aspek Kenyamanan Termal pada Unit Pelaksana Teknis (UPT) SMA Negeri Olahraga (SMANOR) Jawa Timur Fenesa Fidi Kirani¹, Wulan Astrini², Wasiska iyati² ¹Jurusan Arsitektur/Fakultas
Lebih terperinciKENYAMANAN TERMAL RUANG KULIAH DENGAN PENGKONDISIAN BUATAN. THERMAL COMFORT Of LECTURE ROOM WITH ARTIFICIAL CONDITIONING
KENYAMANAN TERMAL RUANG KULIAH DENGAN PENGKONDISIAN BUATAN THERMAL COMFORT Of LECTURE ROOM WITH ARTIFICIAL CONDITIONING Muhammad Attar, Baharuddin Hamzah, M. Ramli Rahim Program Studi Teknik Arsitektur
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada umumnya apartemen menggunakan sistem pengondisian udara untuk memberikan kenyamanan termal bagi penghuni dalam ruangan. Namun, keterbatasan luas ruangan dalam
Lebih terperinciPENGARUH BENTUK ATAP TERHADAP KARAKTERISTIK THERMAL PADA RUMAH TINGGAL TIGA LANTAI
ISSN: 2088-8201 PENGARUH BENTUK ATAP TERHADAP KARAKTERISTIK THERMAL PADA RUMAH TINGGAL TIGA LANTAI Afrizal Kholiq 1, M. Syarif Hidayat 2 Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Mercu Buana, Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ruangan. Untuk mencapai kinerja optimal dari kegiatan dalam ruangan tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kegiatan manusia modern delapan puluh persennya dilakukan di dalam ruangan. Untuk mencapai kinerja optimal dari kegiatan dalam ruangan tersebut biasanya
Lebih terperinciKampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km 12,5 Pekanbaru, Kode Pos Abstract
ANALISIS EVAPORATIVE AIR COOLER DENGAN TEMPERATUR MEDIA PENDINGIN YANG BERBEDA Hendra Listiono 1, Azridjal Aziz 2, Rahmat Iman Mainil 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Riau
Lebih terperinciINFO TEKNIK Volume 9 No. 1, Juli 2008 (36-42)
INFO TEKNIK Volume 9 No. 1, Juli 2008 (36-42) ANALISIS TINGKAT KENYAMANAN THERMAL WEBB DI RUMAH TINGGAL T-45 PADA MUSIM KEMARAU Studi Kasus: Rumah Tinggal di Komplek HKSN Permai Banjarmasin M. Tharziansyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kaum Petani dengan kultur agraris khas pedesaan Indonesia bermukim di perumahan dengan bentuk bangunan yang mempunyai tata ruang dan tata letak sederhana. Hampir seluruh
Lebih terperinciPerancangan Desain Ergonomi Ruang Proses Produksi Untuk Memperoleh Kenyamanan Termal Alami
Perancangan Desain Ergonomi Ruang Proses Produksi Untuk Memperoleh Kenyamanan Termal Alami Teguh Prasetyo Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo Madura Jl. Raya Telang Po
Lebih terperinciPENGARUH ELEMEN BANGUNAN TERHADAP KENYAMANAN TERMAL PENGHUNI BAGI RUMAH KOLONIAL DI KALIANGET. Abstrak
PENGARUH ELEMEN BANGUNAN TERHADAP KENYAMANAN TERMAL PENGHUNI BAGI RUMAH KOLONIAL DI KALIANGET Rahminindari Utami 1, Krisna Dwi Handayani 2 1 Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya 2 Dosen Teknik
Lebih terperinciPreferensi Pejalan Kaki terkait Kondisi Lingkungan untuk Menciptakan Kenyamanan Termal di Jalan Rajawali Surabaya
TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Preferensi Pejalan Kaki terkait Kondisi Lingkungan untuk Menciptakan Kenyamanan Termal di Jalan Rajawali Surabaya Dini Faza Illiyin (1), Rea Risky Alprianti (2) dinifaza93@gmail.com
Lebih terperinciEVALUASI KENYAMANAN THERMAL MESJID AR-RAUDDAH KOTA MEDAN
EVALUASI KENYAMANAN THERMAL MESJID AR-RAUDDAH KOTA MEDAN TESIS OLEH HARRY WIBOWO 10 7020 020/AR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUAMTERA UTARA MEDAN 2015 EVALUASI KENYAMANAN THERMAL MESJID AR-RAUDDAH KOTA
Lebih terperinciSOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN
SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN Ronim Azizah, Qomarun Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol
Lebih terperinciREDESAIN RUSUNAWA MAHASISWA PADA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO DENGAN PENDEKATAN KENYAMANAN TERMAL
REDESAIN RUSUNAWA MAHASISWA PADA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO DENGAN PENDEKATAN KENYAMANAN TERMAL Sella Ayu Darohma 1, Heru Sufianto 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB IV ANALISA STUDI KASUS
BAB IV ANALISA STUDI KASUS IV.1 GOR Bulungan IV.1.1 Analisa Aliran Udara GOR Bulungan terletak pada daerah perkotaan sehingga memiliki variasi dalam batas-batas lingkungannya. Angin yang menerpa GOR Bulungan
Lebih terperinciBAB 9. PENGKONDISIAN UDARA
BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA Tujuan Instruksional Khusus Mmahasiswa mampu melakukan perhitungan dan analisis pengkondisian udara. Cakupan dari pokok bahasan ini adalah prinsip pengkondisian udara, penggunaan
Lebih terperinciPENGALIRAN UDARA UNTUK KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS DENGAN METODE SIMULASI COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS
209 PENGALIRAN UDARA UNTUK KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS DENGAN METODE SIMULASI COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS Sahabuddin 1, Baharuddin Hamzah 2, Ihsan 2 1 Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciFoam Concrete Sebagai Alternatif Material Dinding Terkait Perencanaan Kenyamanan Termal Pada Rumah Hunian
Jurnal Reka Karsa Jurusan Teknik Arsitektur Itenas No. 3 Vol. 3 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Maret 2015 Foam Concrete Sebagai Alternatif Material Dinding Terkait Perencanaan Kenyamanan Termal
Lebih terperinciHermawan Dosen Teknik Arsitektur Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer UNSIQ Wonosobo
Persepsi Kenyamanan Termal Penghuni Rumah Tinggal di Daerah Pegunungan dan Pantai (Studi Kasus Rumah Tinggal di Pegunungan Muria, Pantai Jepara dan Pantai Pati) Hermawan Dosen Teknik Arsitektur Fakultas
Lebih terperinciPENGARUH KECEPATAN ALIRAN UDARA TERHADAP TIGKAT KENYAMANAN TERMAL DI RUANG KULIAH
Penguatan kemitraan berbasis ipteks inovatif untuk kemaslahatan BMI PENGARUH KECEPATAN ALIRAN UDARA TERHADAP TIGKAT KENYAMANAN TERMAL DI RUANG KULIAH Baharuddin, Muhammad Taufik Ishak, Asniawaty Jurusan
Lebih terperinciPENGARUH KECEPATAN ALIRAN UDARA TERHADAP TIGKAT KENYAMANAN TERMAL DI RUANG KULIAH
PROSIDING 2015 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PENGARUH KECEPATAN ALIRAN UDARA TERHADAP TIGKAT KENYAMANAN TERMAL DI RUANG KULIAH Baharuddin, Muhammad Taufik Ishak, Asniawaty Jurusan Arsitektur, Fakultas
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Menurut ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and Airconditioning Engineers, 1989), kenyamanan termal merupakan perasaan dimana seseorang merasa nyaman dengan keadaan
Lebih terperinciPENGHAWAAN DALAM BANGUNAN. Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin
PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin PENGHAWAAN Penghawaan adalah aliran udara di dalam rumah, yaitu proses pertukaran udara kotor dan udara bersih Diagram
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Cahaya merupakan kebutuhan dasar manusia dalam menghayati ruang dan melakukan berbagai kegiatan dalam ruang pada bangunan serta sebagai prasyarat bagi penglihatan
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN KENYAMANAN TERMAL GEDUNG KULIAH B1, FEM IPB DENGAN MENGGUNAKAN ATAP BETON DAN GREEN ROOF (TANAMAN HIAS) YUNIANTI
ANALISIS PERBANDINGAN KENYAMANAN TERMAL GEDUNG KULIAH B, FEM IPB DENGAN MENGGUNAKAN ATAP BETON DAN GREEN ROOF (TANAMAN HIAS) YUNIANTI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
Lebih terperinciBAB IV: KONSEP Konsep Dasar Arsitektur Bioklimatik.
BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar 4.1.1. Arsitektur Bioklimatik Arsitektur bioklimatik adalah suatu pendekatan yang mengarahkan arsitek untuk mendapatkan penyelesaian desain dengan memperhatikan hubungan
Lebih terperinciPERBANDINGAN MATERIAL ATAP DAK BETON DAN ASBES DALAM ASPEK KARAKTERISTIK TERMAL (DI KOMPLEK PERUMAHAN PURI ASIH PASAR KEMIS KABUPATEN TANGERANG)
PERBANDINGAN MATERIAL ATAP DAK BETON DAN ASBES DALAM ASPEK KARAKTERISTIK TERMAL (DI KOMPLEK PERUMAHAN PURI ASIH PASAR KEMIS KABUPATEN TANGERANG) Ridho Handayani dan Muji Indarwanto Program Studi Arsitektur,
Lebih terperinciJurnal Lingkungan Binaan Indonesia Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia ISSN
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia http://jlbi.iplbi.or.id/ ISSN 9772301 924002 Kualitas Masjid Berkubah yang Dibangun Masyarakat Secara Swadaya dari Aspek Kenyamanan
Lebih terperinciKINERJA PENERAPAN MODEL JENDELA ADAPTIF PADA BANGUNAN RUMAH TINGGAL SEDERHANA DI MALANG JURNAL ILMIAH
KINERJA PENERAPAN MODEL JENDELA ADAPTIF PADA BANGUNAN RUMAH TINGGAL SEDERHANA DI MALANG JURNAL ILMIAH Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun oleh : Erdwiansa Rachmad
Lebih terperinciPENELITIAN KENYAMANAN TERMIS DI JAKARTA SEBAGAI ACUAN SUHU NYAMAN MANUSIA INDONESIA
DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 29, No. 1, Juli 2001: 24 33 PENELITIAN KENYAMANAN TERMIS DI JAKARTA SEBAGAI ACUAN SUHU NYAMAN MANUSIA INDONESIA Tri Harso Karyono Staf Pengajar Jurusan Arsitektur, Universitas
Lebih terperinciANALISIS PERANCANGAN SISTEM VENTILASI DALAM MENINGKATKAN KENYAMANAN TERMAL PEKERJA DI RUANGAN FORMULASI PT XYZ
ANALISIS PERANCANGAN SISTEM VENTILASI DALAM MENINGKATKAN KENYAMANAN TERMAL PEKERJA DI RUANGAN FORMULASI PT XYZ Kristoffel Colbert Pandiangan 1, Listiani Nurul Huda 2, A. Jabbar M. Rambe 2 Departemen Teknik
Lebih terperinciAliran Udara Dalam Ruang Masjid Jawa Modern Studi Kasus Masjid Babadan Yogyakarta
Jurnal Vokasi 2011, Vol.7. No.2 156-165 Aliran Udara Dalam Ruang Masjid Jawa Modern Studi Kasus Masjid Babadan Yogyakarta INDRAYADI Program Studi Arsitektur Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan Politeknik
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Suhu Udara Hasil pengukuran suhu udara di dalam rumah tanaman pada beberapa titik dapat dilihat pada Gambar 6. Grafik suhu udara di dalam rumah tanaman menyerupai bentuk parabola
Lebih terperinciPENGARUH KARAKTERISTIK VENTILASI DAN LINGKUNGAN TERHADAP TINGKAT KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS SMPN DI JAKARTA SELATAN
AGORA, Jurnal Arsitektur, Volume 15, Nomor 2, Desember 2015 PENGARUH KARAKTERISTIK VENTILASI DAN LINGKUNGAN TERHADAP TINGKAT KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS SMPN DI JAKARTA SELATAN THE EFFECT OF VENTILATION
Lebih terperinciRANCANG BANGUN EVAPORATIVE COOLING
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 12 No. 1 Januari 2016; 24-29 RANCANG BANGUN EVAPORATIVE COOLING Sunarwo Program Studi Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Semarang Jl.Prof Soedarto,
Lebih terperinciPMV (PREDICTED MEAN VOTE) SEBAGAI THERMAL INDEX
PMV (PREDICTED MEAN VOTE) SEBAGAI THERMAL INDEX THERMAL COMFORT Professor Fanger dari Technical University of Denmark beranggapan bahwa thermal comfort didefinisikan sebagai istilah keadaan fisik tubuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan dalam maupun luar yang aman dan nyaman, sehingga. penghuninya terhindar dari keadaan luar yang berubah-ubah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bangunan didirikan untuk mendapatkan perlindungan dari lingkungan dalam maupun luar yang aman dan nyaman, sehingga penghuninya terhindar dari keadaan luar yang berubah-ubah.
Lebih terperinciPathologi Bangunan dan Gas Radon Salah satu faktor paling populer penyebab terganggunya kesehatan manusia yang berdiam
PATHOLOGI BANGUNAN DAN KENYAMANAN TERMAL Tri Harso Karyono Majalah Konstruksi, April 1997 Dalam ilmu bahasa, pathologi berarti ilmu tentang penyakit, dengan pengertian ini, ilmu tersebut dianggap tidak
Lebih terperinciASPEK SAINS ARSITEKTUR PADA PRINSIP FENG SHUI
Muhammad Faisal Jurusan Teknil Planologi Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Malang Jl. Bendungan Sigura-Gura Nomor 2 Malang 65145, Indonesia
Lebih terperinciKENYAMANAN THERMAL PADA MASJID AL IRSYAD KOTABARU PARAHYANGAN, JAWA BARAT
KENYAMANAN THERMAL PADA MASJID AL IRSYAD KOTABARU PARAHYANGAN, JAWA BARAT Hapsari Dewi Puspitorini*1, Gagoek Hardiman*2, Erni Setyowati*3 *1 Mahasiswa S2 Arsitektur, Program Studi Magister Teknik Arsitektur
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.1 No. 2, Agustus 2012 ISSN
KENYAMANAN TERMAL PADA BANGUNAN HUNIAN TRADISIONAL TORAJA (Studi kasus Tongkonan dengan material atap Seng) Muchlis Alahudin E-mail: muchlisalahudin@yahoo.co.id Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada Al-quran dan hadist-hadist diantaranya dalam surat An-Nuur ayat ke-36
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keutamaan untuk beribadah dan memakmurkan mesjid banyak dijabarkan pada Al-quran dan hadist-hadist diantaranya dalam surat An-Nuur ayat ke-36 Bertasbih kepada Allah
Lebih terperinciPENGARUH PEMASANGAN EXHAUST FAN DI RUANG KELAS 3.8 FAKULTAS TEKNIK UNTIRTA TERHADAP KENYAMANAN THERMAL YANG DIHASILKAN
70 PENGARUH PEMASANGAN EXHAUST FAN DI RUANG KELAS 3.8 FAKULTAS TEKNIK UNTIRTA TERHADAP KENYAMANAN THERMAL YANG DIHASILKAN Dwinanto 1)*, Imron Rosyadi 1), Rina Lusiani 1), Aswata Wisnuadji 1), Kautsar Ghatra
Lebih terperinciAnalisis Kenyamanan Termal Ruang Kelas Sekolah Dasar di Kota Makassar
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Analisis Kenyamanan Termal Ruang Kelas Sekolah Dasar di Kota Makassar Studi Kasus SD Unggulan Toddopuli Baharuddin Hamzah (1), Rosady Mulyadi (1), Samsuddin Amin (2) (1) Laboratorium
Lebih terperinciSAINS ARSITEKTUR II Iklim (Tropis Basah) & Problematika Arsitektur
SAINS ARSITEKTUR II Iklim (Tropis Basah) & Problematika Arsitektur Disusun oleh : Yudi Leo Kristianto (0951010014) Dosen : JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
Lebih terperinciKENYAMANAN TERMAL PADA BANGUNAN HUNIAN TRADISIONAL TORAJA
KENYAMANAN TERMAL PADA BANGUNAN HUNIAN TRADISIONAL TORAJA Muchlis Alahudin muchlisalahudin@yahoo.co.id Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Musamus ABSTRAK Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengujian kenyamanan termal ruang luar di Koridor Jalan Tugu-Kraton menjadi salah satu alat ukur tingkat kenyamanan di Kota Yogyakarta. terdiri dari kenyamanan ruang,
Lebih terperinci