VI. PENGOLAHAN KIMIA AIR KETEL UAP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VI. PENGOLAHAN KIMIA AIR KETEL UAP"

Transkripsi

1 VI. PENGOLAHAN KIMIA AIR KETEL UAP Meskipun air telah diolah melalui beberapa proses, sehingga menghasilkan air demineralized yang sudah dideaerasi dengan baik, permasalahan-permasalahan seperti scale (kerak) dan korosi masih tetap terjadi di sepanjang pengoperasian ketel uap tersebut. Oleh karenanya diperlukan pengolahan air ketel dengan bahan kimia (chemicals), yang dilakukan terhadap semua sistem, seperti pipa air umpan, dan pipa kondensat Macam-macam Bahan Kimia Untuk Pengolahan Air Ketel dan Fungsinya Tujuan utama pemakaian bahan-bahan kimia ini adalah sebagai berikut. a) Mengubah komponen pembentuk hardness menjadi sludge (lumpur) halus dan tersuspensi sehingga dengan mudah dapat dibuang melalui blowdown. Jadi pembentukan pada permukaan pemanasan boiler dapat dicegah. b) Mempertahankan ph air ketel uap pada alkalinitas yang tepat, sehingga pembentukan kerak silika dan korosi dapat dicegah. c) Korosi karena oksigen terlarut dapat dicegah dengan menghilang oksigen terlarut di dalam air. d) Korosi di dalam pipa kukus dan kondensat karena carbon dioksida dan oksigen dapat dicegah. e) Terbawanya padatan dari air ketel ke dalam kukus dapat dicegah. Bahan-bahan kimia hams digunakan secara tepat, karena bila penggunakan dan dosisnya salah akan mempengaruhi sistem ketel uap tersebut.

2 6.2. Boiler Compounds Boiler compounds mempunyai 2 (dua) fungsi, yaitu :mencegah pembentukan scale, dan mengatur ph air ketel untuk mencegah terjadinya korosi. Boiler compounds dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, tergantung kepada komponen-komponen utamanya seperti terlihat pada Gambar 14, yaitu dengan bahan dasar fosfat dan nonfosfat. Gambar 14. Klasifikasi boiler compounds (compenents, the object of application Pengolahan dengan Boiler Compounds Bahan Dasar Fosfat Bahan Baku yang diformulasikan di dalam boiler compounds dengan bahan dasar phosphate seperti natrium fosfat, natrium hidrogen fosfat, natrium dihidrogen fosfat,

3 natrium hexametafosfat, dan natrium tripolifosfat. Fosfat-fosfat ini hams digunakan secara selektif, tergantung kepada tekanan ketel uap, kualitas air umpan dan sebagainya Boiler Compounds untuk Uap Bertekanan Rendah Boiler compounds dengan bahan dasar phosphate untuk ketel uap bertekanan rendah mengandung fosfat dan alkali.fosfat dan alkali ini mempunyai peranan dalam pencegahan terbentuknya scale pada permukaan pemanasan ketel uap, yaitu: Bereaksi dengan komponen kesadahan di dalam air dan mengkonversikannya menjadi senyawa yang tersuspensi, Menj aga senyawa silika di dalam air tetap larut. Bila tanpa boiler compounds, maka komponen-konponen kesadahan berubah menjadi kalsium karbonat (CaCo 3 ) dan kalsium silikat (CaSiO 3 ) yang berbentuk kerak sebab kelarutannya rendah. Akan tetapi dengan menggunakan fosfat, kesadahan kalsium membentuk kalsium fosfat, hydroxyapatite dalam bentuk suspensi dan sulit mengendap (a suspensible hard-to-settle hydroxyapatite) [Ca 3 (PO 4 ) 2 ] 3 Ca(OH) 2, yang reaksi ini dapat diketahui bahwa setiap 1,0 mg/l kesadahan kalsium (sebagai CaCo 3 ) dibutuhkan 0,57 mwl PO 3= Ca(HCO 3 ) Na 3 PO NaOH [Ca 3 (PO 4 ) 2 ] 3.Ca(OH) Na 2 CO CO H 2 O... (20) Sedangkann kesadahan magnesium tidak bereaksi dengan fosfat (karena dapat terbentuk endapan lengket), tapi magnesium bereaksi dengan alkali sehingga terbentuk magnesium hidrosida yang tersuspensi, Mg(OH) 2 seperti pada persamaan reaksi (21) atau magnesium silikat, MgSiO 3 seperti pada persamaan reaksi (22). MgCl 2 + 2NAOH Mg(OH) 2 + 2NaCl... (21)

4 MgCl 2 + SiO 2 +2NaOh MgSiO3 + 2NaCl + H 2 O...(22) Magnesium silikat cenderung akan menjadi kerak bila ph air ketel terlalu rendah. Sehingga pengendalian ph (p-alkalinitas) air ketel sangat penting sekali dalam pencegahan kerak magnesium. Silika dapat distabilkan dalam bentuk larutan sodium meta silikat (Na 2 SiO 3 ) bila bereaksi dengan alkali. SiO2 + 2NaOH Na 2 SiO 3 + H 2 O... (23) Persamaan reaksi (23) menunjukkan bahwa diperlukan alkali (p-alkali) untuk menjaga silika tetap larut di dalam air yaitu 1,7 kali konsentrasi silika. Secara umum, komponen-komponen M-alkalinitas yang terdapat di dalam air baku dalam bentuk bikarbonat akan berubah menjadi sodium bikarbonat (NaHCO 3 ) bila diolah dengan proses pertukaran ion softener. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaan boiler compounds adalah initial treatment, pelarutan (dissolving), pengumpanan bahan kimia (Chemical feeding), dan kebocoran komponen kesadahan (hardness), dan analisis. Bila memulai suatu operasi setelah schedule overhaul, sebagai initial treatment digunakan boiler compound yang bersifat alkali untuk menjaga ph dan ion phosphate air ketel pada batasan spesifikasinya (untuk mencegah scale dan korosi). Tapi bila digunakan boiler compound yang bersifat asam, maka initial treatment tidak diperlukan. Boiler compounds hams dilarutkan dengan air softened, air demineralized atau air umpan. Jika digunakan air baku (raw water), maka komponen hardness akan mengendap didalam tank pelarut, selanjutnya menyebabkan buntuan line chemical feed dan menggagalkan pengendalian dosisnya.

5 Jika impeller pompa air umpan menggunakan copper alloy maka boiler compounds yang bersifat alkali akan memungkinkan terjadi korosi pada impeller tersebut. Oleh karenanya tempat dan metode injeksi chemicals hams ditentukan secara hati-hati. Apabila komponen-komponen hardness bocor kedalam air umpan(air blowdown menjadi putih dan keruh/turbid), sehingga perlu penambahan boiler compounds. Bila terjadi kebocoran demikian, maka sifat ion phosphate didalam air ketel akan ditunjukkan seperti pada gambar 4, dimana adanya suatu penurunan boiler compound dalam waktu yang singkat sehingga diperlukan penambahan dosis. Jika ion phosphate air ketel dianalisa, air sample hams di pretreated dengan filtrasi karena hydroxyappatite akan terlarut oleh reagent analis dan akibatnya akan terjadi kesalahan dalam hasil pemeriksaannya Boiler Compounds untuk Ketel Uap Bertekanan Menengah dan Tinggi Secara umum, pengolahan dengan cara caustic atau coordinated phosphate digunakan untuk ketel uap bertekanan menengah. Adapun untuk ketel uap bertekanan tinggi (terutama pada heat flux tinggi) dilakukan pengolahan dengan coordinated phosphate; hal ini berguna untuk mencegah korosi alkali yang disebabkan oleh alkali bebas dan pekat (concentrated free-alkali) di dallam film yang pekat pada permukaan pemanasan. Jadi boiler compounds coordinated phosphate untuk ketel uap bertekanan menengah dan tinggi hams dirancang tidak mengandung alkali bebas dan mengandung nilai mole ratio Na/PO 4 yang optimum (mole ratio berarti perbandingan antara konsentrasi ion sodium Na + dan ion phosphate PO4 3- di dalam boiler compound; selanjutnya diebut mole ratio saja), cocok untuk kondisi operasi ketel uap (kriteria pengendalian kualitas air ketel).

6 Sehubungan dengan mole ratio didapat hubungan linear tertentu sehingga boiler compounds dengan bahan dasar phosphate yang mempunyai mole ratio 2,6-3,0 umumnya digunakan. PH air ketel kadang-kadang turun, disebabkan terkontaminasi dengan zat-zat organik seperti asam humic dan fulvic yang sulit dihilangkan dengan external treatment, walaupun ion phosphate tidak terpengaruh oleh kontaminasi ini. Oleh karenanya, didalam air ketel dimana ada kontaminasi demikian, untuk mencegah penurunan ph diperlukan penggunaan boiler compounds dengan basa lemah ( mole ratio lebih dari 3,0) Pengolahan dengan Boiler Compounds Bahan Dasar Bukan Phosphate Pada masa lalu di Jepang mempunyai permasalahan sosial yang sulit, dimana air yang berdekatan dengan Taut pedalaman atau danau sering terjadi pasang merah. Sehubungan dengan hal tersebut "aturan pembuangan fosfat" menjadi suatu perhatian masyarakat. Disini akan diuraikan boiler compounds dengan bahan dasar bukan fosfat, yaitu polymer dan chelating Boiler Compound dengan Bahan Dasar Polimer Perbedaan boiler compounds bahan dasar polimer dan fosfat adalah pada fungsi bagaimana mereka mencegah pembentukan kerak dari komponen-komponen kesadahan. Polyelectrolytes alamiah atau sintetis telah digunakan sebagai sludge dispersant yang dikombinasikan dengan boiler compound dengan bahan dasar fosfat di dalam pengolahan air ketel. Polimer-polimer ini dikaji untuk penggunaan sebagai penghambat kerak di dalam bermacam-macam air dan mekanisme pencegahan scalenya adalah sebagai berikut. a) Mencegah pertumbuhan kristal komponen-komponen kerak dengan effek keseimbangan,

7 b) Mencegah kristalisasi komponen-konponen kerak (memper-tahankan kondisi supersaturated) c) Mempertahankan padatan tetap dalam bentuk suspensi dengan mengubah permukaan partikel-partikelnya. Fungsi pencegahan kerak dari acrylate polymer (polymer B) yang mempunyai effek pencegahan kerak lebih baik (dibandingkan fosfat) adalah dengan memperlambat pertum-buhan kristal calcium carbonate (calcite) Chelating Agents Di dalam pengolahan dengan chelat, komponen-komponen kesadahan yang lolos di dalam air umpan dijaga tetap dalam keadaan larut oleh chelating agent, sedangkan dalam pengolahan dengan boiler compound dengan bahan dasar fosfat dan polymer komponen kesadahannya dijaga dalam bentuk suspensi (bentuk hidroksiapatit). Thypical chelating agents adalah ethylene-diamine tetra-acetate (EDTA) dan Nitrilo triacetate (NTA). EDTA bereaksi dengan ion calcium menjadi EDTA calcium complex, selanjutnya kalsium di dalam air ketel dijaga tetap dalam kondisi larutan. Reaksinya sama dengan reaksi kimia dan setiap 1 mg/l kesadahan kalsium (sebagai CaCO 3 ) dibutuhkan 3,8 mg/l EDTA (sebagai garam tetrasodium) Sludge Dispersant Komponen-komponen hardness dan silika yang masuk ke dalam ketel uap dari air umpan menjadi Lumpur hydroxiapatit, magnesium hidroksida, magnesium silicata dan sebagainya (dikarenakan effek dari boiler compound), dalam bentuk suspensi dan selanjutnya dibuang melalui blowdown. Sungguhpun demikian walaupun dalam jumlah yang sedikit pengendapan akan terjadi pada permukaan pemanasan atau pada tempat-

8 tempat yang aliran airnya rendah. Untuk menaikkan efisiensi panas suatu ketel uap biasanya heat flux dinaikkan sehingga sedikit saja terjadi kerak akan menimbulkan permasalahan. Oleh karenanya untuk mencegah terjadinya akumulasi lumpur pada drum bawah dan pengerakan pada permukaan pemanasan dengan membentuk hidroksyapatit dan sebagainya, sering digunakan sludge dispersant (pelunak lumpur ketel uap). Dahulu sebagai sludge dispersant, senyawa dengan polimer alamiah seperti tannin, sodium lignosulfonat dan pati sering digunakan. Polimer alamiah ini sering berfungsi sebagai proteksi terhadap koloid lumpur. Dalam pengolahan dengan boiler compound bahan dasar fosfat, didapat endapan kerak berwarna putih susu (milky white scale); sedangkan pada pengolahan dengan sludge dispersant, kerak demikian tidak terjadi.sebagai tambahan, sludge dispersant tidak berfungsi untuk membentuk sludge seperti hydroxyappatite, juga tidak untuk mengendalikan ph seperti yang dilakukan oleh boiler compounds Oksigen Scavenger Oxygen scavenger adalah bahan kimia yang berfungsi untuk menghilangkan oksigen terlarut (dissolved oxygen) didalam air dengan reaksi reduksi, oleh karenanya dapat mencegah korosi yang disebabkan oksigen.fungsi oxygen scavenger yang diinginkan adalah sebagai berikut. a) Mempunyai potensi kimiawi yang cukup tinggi untuk menurunkan oksigen dan b) Produk penguraian (karena panas) oxygen scavenger atau produk reaksinya tidak mempunyai effek agresif terhadap ketel uap atau pipa kukus dan kondensat. Oxygen scavenger yang paling banyak digunakan adalah sodium sulfit (Na 2 SO 3 ) dan hidrazin (N 2 H 4 ).

9 Sodium Sulfit Reaksi antara sodium sulfite dan oksigen dapat dilihat pada persamaan (24) 2Na 2 SO 3 + O 2 2Na 2 SO 4... (24) Reaksi ini berlangsung lambat pada suhu rendah atau pada ph kurang dari 4 dan lebih dari 9, tapi bila suhu diatas 50 C reaksi berlangsung cepat tanpa pengaruh ph. Di dalam tank pelarut, sodium sulfite akan bereaksi dengan oksigen secara cepat sehingga konsentrasinya menurun, maka ukuran pelarutan sodium sulfite ditentukan dengan dasar adanya penurunan konsentrasi ini. Akhir-akhir ini oxygen scavenger sodium sulfit tipe Baru, yang mengandung stabilizer untuk mencegah penurunan konsentrasi di dalam tanki pelarut telah dikembangkan. Reaksi penguraian tersebut dapat dilihat pada persamaan (25), (26) dan (27). 4 Na 2 SO 3 Na 2 S + 3 Na 2 SO 4... (25) 2 Na 2 S + 4 Na 2 SO 3 3 Na 2 S 2 O NaOH... (26) Na 2 SO 3 + H 2 O 2 NaOH + SO 2... (27) Oleh karena produk penguraiannya berupa sodium sulfida (Na 2 S) atau gas sulfur dioksida dan sebagainya, maka akibatnya akan mengkorosikan ketel uap, pipa kukus dan kondensat. Oleh karena itu sodium sulfit tidak boleh digunakan di dalam ketel uap bertekanan diatas 65 kgf/cm 2. Disamping oxygen scavenger sodium sulfit, juga digunakan sodium hidrogen sulfite (NaHSO 3 ), sodium pyrosulfite (Na 2 S 2 O 5 ) dan sebagainya.

10 Hidrazin Reaksi antara hidrazin (hydrazine hydrate) dan oksigen umumnya seperti pada persamaan reaksi (28), tapi pada ketel uap reaksi-reaksi heterogen seperti pada (29) dan (30) akan terjadi sebelum persamaan reaksi (28). Reaksi langsung : Reaksi-reaksi heterogen : N 2 H 4 + O 2 N 2 + 2H 2 O... (28) 6Fe 2 O 3 + N 2 H 4 4Fe3O 4 + N 2 + H 2 O... (29) 4Fe 3 O 4 + O 2 6Fe 2 O 3... (30) Jika dibandingkan dengan sodium sulfit, maka reaksi hidrazin dengan oksigen lebih lambat tapi hal ini dapat dipercepat dengan penambahan catalyst, seperti katalis organik. Reaksi ini dapat juga dipercepat dengan menaikkan dosis pada ph tinggi dan pada suhu tinggi. Dari persamaan (28) dapat diketahui bahwa untuk menurunkan setiap 1 mg/l oksigen dibutuhkan 1 mg/l hydrazine. Pada ketel uap, hidrazin hams ditambahkan berlebihan sehingga dapat dideteksi nilai kandungan hidrazin tersebut di dalam air ketel (di atas nilai spesifikasi minimumnya). Telah diuraikan sebelumnya bahwa hydrazine mempunyai sifat untuk dapat menguap menjadi phase uap, sehingga hydrazine diinjeksikan setelah deaerator. Peruraian panas hidrazin terjadi pada suhu di atas 220 C. Persamaan reaksi (32) dan (33) menunjukkan peruraian tersebut, sedangkan secara umum terjadi seperti pada reaksi (31). 3N 2 H 4 4 NH 3 + N 2... (31) 2N 2 H 4 2 NH 3 + N 2 + H 2... (32) 3N 2 H 4 2 NH 3 + 2N 2 + 2H 2... (33)

11 Dikarenakan hasil peruraian hidrazin ini adalah ammonia, maka jika copper digunakan untuk material perpipaan steam dan kondensat, perlu menghindari penginjeksian hydrazine yang berlebihan. Hidrazin sulfat dan hidrazin fosfat sering digunakan sebagai oxygen scavenger; tapi oxygen scavenger ini mempunyai kerugian-kerugian (dibandingkan dengan hidrazin, oleh karenanya sekarang jarang digunakan) antara lain menurunkan ph air ketel, menaikkan konsentrasi solid-solid air ketel, dan biayanya mahal Oxygen Scavenger Lainnya Disamping sodium sulfit atau hidrazin, pada zaman dahulu tannin sering digunakan sebagai oxygen scavenger. Akan tetapi dikarenakan fungsi kerjanya lambat dan dapat menimbulkan warna pada air ketel maka sekarang penggunaannya menjadi sedikit. Akhir-akhir ini sebagai pengganti sodium sulsulfite atau hydrazine telah dikembangkan bahan dasar hydrazide atau antioksidan dari bahan-bahan makanan Corrosion Inhibitor untuk Pipa Air Umpan dan Kondensat Volatile amines (neutralizing amines) dan filming amines adalah contoh corrosion inhibitor untuk mencegah korosi pipa air umpan atau kukus dan kondensat. Volatile amines menghindari korosi dengan mengendalikan ph kondensat. Adapun filming amines membentuk suatu lapisan film pada permukaan metal yang mencegah kontak langsung dengan substansi korosi seperti oksigen dan karbon dioksida.

12 Corrosion Inhibitor untuk Pipa Air Umpan dan Kondensat pada Ketel Uap Bertekanan Rendah Pada ketel uap bertekanan rendah, corrosion inhibitor digunakan untuk line steam dan kondensat. Seperti telah diuraikan sebelumnya faktor-faktor penyebab korosi di dalam line-line ini adalah oksigen dan karbon dioksida. Dengan adanya sejumlah kecil karbon dioksida di dalam air kondensat, maka ph akan turun yang menyebabkan korosi.pengolahan dengan volatil amines atau filming amines dilakukan untuk mencegah korosi pada lingkungan korosif seperti tersebut diatas Volatile Amines Volatile amines seperti ammonia, cyclohexylamine (C6H8ONH) dan sebagainya, umumnya diinjeksikan ke dalam pipa air umpan dan steam. Amines yang diinjeksikan ke dalam air umpan menguap bersama-sama steam yang diproduksi oleh ketel uap. Dengan pengkondensasian kukus, amine menetralkan karbon dioksida seperti tergambar pada persamaan (34), (35). dan (36) dengan menaikkan ph kondensat sehingga korosi steel dan copper dapat dihindari. NH 3 + CO 2 + H 2 NH HCO 3 (35) C 6 H 11 NH 2 + CO 2 + H 2 O C 6 H 11 NH HCO (36) C 4 H 9 ONH + CO 2 + H 2 O C 4 H 9 NH HCO (37) Jumlah amine yang dibutuhkan untuk menetralkan karbon dioksida dan ratio distribusi amine/kondensat berbeda, bergantung kepada macam volatile aminesnya. Jumlah voltatile amines yang dibutuhkan naik proporsional, sesuai dengan jumlah carbon dioksida sehingga biaya pengolahan menjadi lebih tinggi bila air umpan mengandung M-alkalinitas tinggi. Amines dengan ratio distribusi rendah seperti morpholine atau alkanol amines(b) efektif dalam pencegahan korosi di sekitar daerah pengkondensasian pertama (initial

13 condensation) yang dekat ke ketel uap. Amines dengan ratio distribusi tinggi seperti cyclohexylamine atau alkohol amine (A) effektif dalam pencegahan korosi pada sistem : line di sekitar pengkondensasian pertama dimana material copper alloy digunakan atau pada akhir line kondensat (jauh dari ketel uap). Ammonia effektif untuk menetralkan carbon dioksida. Tapi pada ketel uap bertekanan rendah yang menggunakan material copper pada line steam dan kondensat, ammonia tidak dapat digunakan sebab korosi copper banyak terpengaruhi oleh ph Filming Amities amines. Alkyl amines dengan rumus umum sebagai berikut digunakan sebagai filming R - NH 2 : dimana R = C C 22 Effek pencegahan korosi dari filming amines terhadap material baja naik secara proportional dengan kenaikan jumlah atom-atom karbon dan hampir menjadi konstan pada jumlah atom diatas 16. Mekanisme pencegahan korosi, group amines (-NH 2 ) diadsorpsi pada permukaan metal, dan permukaannya tertutup dengan film yang bersifat menolak air (water repellent). Filmnya mono molekul yang tebal dan stabil atau lapisan polymolecular. Oleh karenanya sekali film terbentuk dengan tepat, untuk selanjutnya hanya dibutuhkan jumlah amine sedikit raja guna mempertahankan film tersebut. Dan penjelasan tersebut, bila M-alkalinitas air umpan tinggi, pengolahan dengan filming amine umumnya lebih ekonomis jika dibandingkan dengan voltatile amine. Karena filming amine sulit dilarutkan di dalam air, maka umumnya filming amines tersebut dipanasi dan diinjeksikan dengan tekanan ke dalam line steam. Akan tetapi akhir-akhir ini emulsion technology telah dikembangkan untuk menginjeksikan filming amines kedalam line air umpan.

14 Corrosion Inhibitor untuk Line Air Umpan dan Kondensat pada Ketel Uap Bertekanan Menengah dan Tinggi Pada ketel uap bertekanan menengah dan tinggi, sebagai air umpan digunakan air demineralized (kemurniannya tinggi), yang selanjutnya oksigennya dihilangkan dengan deaerator dan dengan oksigen scavenger. Pada ketel uap tipe ini, terdapat sedikit saja kontaminan produk korosi didalam ketel uap akan menyebabkan permasalahan kerak yang besar/serius, oleh karenanya diperlukan pengendalian yang ketat terhadap pencegahan korosi terhadap pipa air umpan dan kondensat. Pengendalian korosi untuk pipa air umpan dan kondensat pada ketel uap bertekanan menengah dan tinggi, secara dasar sama dengan pada ketel uap bertekanan rendah. 6.6.Antifoaming Agents Antifoaming adalah bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan pembusaan pada permukaan air ketel, yang yang disebabkan oleh adanya kenaikan dissolved dan suspended solids atau kontaminasi minyak dan lemak atau zat-zat organik di dalam air ketel. Pada masa lalu sebagai antifoaming agent digunakan minyak castor, atau minyak biji kapas. Sungguhpun efek kerjanya cepat, tapi pada sisi lain, penggunaan minyak ini setelah beberapa mat dapat mengakibatkan pembusaan; oleh karenanya sekarang tidak digunakan lagi. Pada masa kini, bahan kimia dengan bahan dasar amide, alkohol, atau bahan dasar asam lemak ester (fatty acid ester based) yang menunjukkan efek kerja dengan dosis rendah tanpa cacat seperti disebutkan diatas, telah dikembangkan dan digunakan.

15 6.7. Multipurpose Boiler Chemical (Bahan Kimia Serbaguna) Multipurpose boiler chemicals adalah bahan kimia yang diformulasikan sedemikian rupa dengan diinjeksikan dengan dosis optimum sesuai dengan tujuan dan kondisinya. Pemilihan boiler chemical dan dosis pemakaiannya, ditentukan oleh banyak faktor, sebagai contoh : macam dan dosis boiler compound ditentukan berdasarkan kandungan M-alkalinitas, kesadahan total, silika, besi total, ion klorine dan dan sebagainya dari air umpan. Beberapa hal penting dari multipurpose boiler chemical adalah sebagi berikut. a) Produk cairan dengan kemampuan kerja yang sempurna (exellent), sehingga tidak diperlukan waktu untuk pelarutan dan tidak berdebu seperti powder chemicals. b) Dikarenakan formulasinya berdasarkan single chemical, maka diharapkan pengendalian stok yang lebih mudah dan kesalahan timbangan (berat) yang lebih kecil c) Karena penginjeksiannya secara langsung tanpa pelarutan) dan chemical dapat ditangani tanpa kontak dengan pekerja maka keselamatan kerja dapat diperbaiki. Procedur penggunaan multipurpose boiler chemical dibanding-kan dengan peralatan chemical konvensional (dua bahan kimia yaitu boiler compound dan oksigen scavenger). Oleh karena itu proses kerjanya lebih pendek dan waktu operasinya lebih singkat. Bermacam-macam multipurpose boiler chemical telah dipro-duksi, dari yang paling sederhana (type boiler compound dan oksigen scavenger) sampai tipe yang complicated (termasuk antifoaming agent).

PERAWATAN BOILER WATER TUBE BOILER

PERAWATAN BOILER WATER TUBE BOILER PERAWATAN BOILER WATER TUBE BOILER KELOMPOK 1 ABDUL ROZAK KODARIF DEDE DINI RAHMAN KHARISMA PUTRI ADILA NENG SRI WIDIANTI SISKA FIZRI YULIANTIKA Panas PENGERTIAN BEJANA Fluida Uap/Steam PRINSIP KERJA

Lebih terperinci

II. LATAR BELAKANG PENGOLAHAN AIR

II. LATAR BELAKANG PENGOLAHAN AIR II. LATAR BELAKANG PENGOLAHAN AIR Air baku yang digunakan umumnya mengandung bermacam-macam senyawa pengotor seperti padatan tersuspensi, padatan terlarut, dan gas-gas. Penggunaan air tersebut secara langsung

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Oleh Denni Alfiansyah 1031210146-3A JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI MALANG MALANG 2012 PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Air yang digunakan pada proses pengolahan

Lebih terperinci

KESADAHAN DAN WATER SOFTENER

KESADAHAN DAN WATER SOFTENER KESADAHAN DAN WATER SOFTENER Bambang Sugiarto Jurusan Teknik Kimia FTI UPN Veteran Jogjakarta Jln. SWK 104 Lingkar Utara Condong catur Jogjakarta 55283 Hp 08156897539 ZAT PENGOTOR (IMPURITIES) Zat-zat

Lebih terperinci

PENCEGAHAN KOROSI DENGAN BOILER WATER TREATMENT (BWT) PADA KETEL UAP KAPAL.

PENCEGAHAN KOROSI DENGAN BOILER WATER TREATMENT (BWT) PADA KETEL UAP KAPAL. PENCEGAHAN KOROSI DENGAN BOILER WATER TREATMENT (BWT) PADA KETEL UAP KAPAL. Sulaiman Program Studi Diploma III Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro ABSTRACT This paper explained about

Lebih terperinci

Dapat juga digunakan sebuah metode yang lebih sederhana: Persentase kehilangan panas yang disebabkan oleh gas kering cerobong

Dapat juga digunakan sebuah metode yang lebih sederhana: Persentase kehilangan panas yang disebabkan oleh gas kering cerobong MODUL 4 Dapat juga digunakan sebuah metode yang lebih sederhana: Persentase kehilangan panas yang disebabkan oleh gas kering cerobong Tahap 5: Menghitung efisiensi boiler dan rasio penguapan boiler 1 Efisiensi

Lebih terperinci

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan AIR Sumber Air 1. Air laut 2. Air tawar a. Air hujan b. Air permukaan Impurities (Pengotor) air permukaan akan sangat tergantung kepada lingkungannya, seperti - Peptisida - Herbisida - Limbah industry

Lebih terperinci

ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR. Oleh : MARTINA : AK

ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR. Oleh : MARTINA : AK ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR Oleh : MARTINA : AK.011.046 A. PENGERTIAN AIR senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya karena fungsinya

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR PENYISIHAN KESADAHAN DENGAN PROSES KRISTALISASI DALAM REAKTOR TERFLUIDISASI DENGAN MEDIA PASIR OLEH: MYRNA CEICILLIA

SEMINAR TUGAS AKHIR PENYISIHAN KESADAHAN DENGAN PROSES KRISTALISASI DALAM REAKTOR TERFLUIDISASI DENGAN MEDIA PASIR OLEH: MYRNA CEICILLIA SEMINAR TUGAS AKHIR PENYISIHAN KESADAHAN DENGAN PROSES KRISTALISASI DALAM REAKTOR TERFLUIDISASI DENGAN MEDIA PASIR OLEH: MYRNA CEICILLIA 3306100095 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Rumusan Masalah 3. Batasan

Lebih terperinci

IV. PENGOLAHAN DENGAN CARA PERTUKARAN ION

IV. PENGOLAHAN DENGAN CARA PERTUKARAN ION IV. PENGOLAHAN DENGAN CARA PERTUKARAN ION Pengolahan dengan cara pertukaran ion adalah suatu cara yang menggunakan ion exchange resin dengan garam-garam terlarut (ion-ion) di dalam air dihilangkan guna

Lebih terperinci

V. DEAERASI. Gambar 10. Kelarutan oksigen didalam air

V. DEAERASI. Gambar 10. Kelarutan oksigen didalam air V. DEAERASI Deaerasi digunakan untuk menghilangkan gas-gas terlarut (oksigen, carbon dioksida) dalam air umpan karena gas-gas ini akan menyebabkan permasalan korosi di dalam sistem ketel uap. Deaerasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berputar, sehingga merupakan suatu siklus (daur ulang) yang lebih dikenal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berputar, sehingga merupakan suatu siklus (daur ulang) yang lebih dikenal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber Air Keberadaan air di bumi merupakan suatu proses alam yang berlanjut dan berputar, sehingga merupakan suatu siklus (daur ulang) yang lebih dikenal dengan siklus hidrologi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Boiler merupakan salah satu unit pendukung yang penting dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. Boiler merupakan salah satu unit pendukung yang penting dalam dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Boiler merupakan salah satu unit pendukung yang penting dalam dunia industri. Boiler berfungsi untuk menyediakan kebutuhan panas di pabrik dengan mengubah air menjadi

Lebih terperinci

PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION

PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION 1. Latar Belakang Kesadahan didefinisikan sebagai kemampuan air dalam mengkonsumsi sejumlah sabun secara berlebihan serta mengakibatkan pengerakan pada pemanas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN IV.1 Hasil Percobaan Percobaan proses demineralisasi untuk menghilangkan ionion positif dan negatif air PDAM laboratorium TPA menggunakan tangki penukar ion dengan

Lebih terperinci

2. WATER TREATMENT 2.1 PENDAHULUAN

2. WATER TREATMENT 2.1 PENDAHULUAN . WATER TREATMENT.1 PENDAHULUAN Air adalah salah satu bahan pokok (komoditas) yang paling melimpah di alam tetapi juga salah satu yang paling sering disalahgunakan. Sebagaimana diketahui bahwa bumi merupakan

Lebih terperinci

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR 2.1 PENDAHULUAN

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR 2.1 PENDAHULUAN Air adalah salah satu bahan pokok (komoditas) yang paling melimpah di alam tetapi juga salah satu yang paling sering disalahgunakan Definisi Water Treatment (Pengolahan Air) Suatu proses/bentuk pengolahan

Lebih terperinci

Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai

Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai Air yang digunakan meliputi : 1. Air pendingin, digunakan untuk mendinginkan alat penukar panas. 2. Air Proses,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terjadi pada permukaan peralatan penukar panas yang disebabkan oleh

I. PENDAHULUAN. terjadi pada permukaan peralatan penukar panas yang disebabkan oleh 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerak adalah suatu deposit keras dari senyawa anorganik yang sebagian besar terjadi pada permukaan peralatan penukar panas yang disebabkan oleh pengendapan partikel mineral

Lebih terperinci

WATER TREATMENT (Continued) Ramadoni Syahputra

WATER TREATMENT (Continued) Ramadoni Syahputra WATER TREATMENT (Continued) Ramadoni Syahputra Air adalah salah satu bahan pokok (komoditas) yang paling melimpah di alam tetapi juga salah satu yang paling sering disalahgunakan 2.3 JENIS-JENIS IMPURITAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Proses pengendapan senyawa-senyawa anorganik biasa terjadi pada peralatanperalatan

I. PENDAHULUAN. Proses pengendapan senyawa-senyawa anorganik biasa terjadi pada peralatanperalatan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pengendapan senyawa-senyawa anorganik biasa terjadi pada peralatanperalatan industri yang melibatkan air garam seperti industri minyak dan gas, proses desalinasi

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali

KIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 11 Sesi NGAN POLIMER A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali Logam alkali adalah kelompok unsur yang sangat reaktif dengan bilangan oksidasi +1,

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES. Pembuatan kalsium klorida dihidrat dapat dilakukan dengan beberapa macam proses:

II. DESKRIPSI PROSES. Pembuatan kalsium klorida dihidrat dapat dilakukan dengan beberapa macam proses: II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis Proses Pembuatan kalsium klorida dihidrat dapat dilakukan dengan beberapa macam proses: 1. Proses Recovery reaksi samping pembuatan soda ash ( proses solvay ) Proses solvay

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Biogas Biogas adalah gas yang terbentuk melalui proses fermentasi bahan-bahan limbah organik, seperti kotoran ternak dan sampah organik oleh bakteri anaerob ( bakteri

Lebih terperinci

Analisa Klorida Analisa Kesadahan

Analisa Klorida Analisa Kesadahan Analisa Klorida Analisa Kesadahan Latar Belakang Tropis basah Air bersih Air kotor limbah Pencegahan yang serius Agar tidak berdampak buruk bagi kelangsungan hidup semua makhluk hidup Air tercemar 1 Prinsip

Lebih terperinci

INFO TEKNIK Volume 7 No. 2, Desember 2006 (97-102)

INFO TEKNIK Volume 7 No. 2, Desember 2006 (97-102) INFO TEKNIK Volume 7 No. 2, Desember 2006 (97-102) STUDI KASUS : PELUNAKKAN AIR MENGGUNAKAN PENUKAR KATION AMBERLITE IR 120 Abubakar Tuhuloula Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Unlam Jl. A. Yani

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Pengenalan Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,

Lebih terperinci

PENENTUAN KUALITAS AIR

PENENTUAN KUALITAS AIR PENENTUAN KUALITAS AIR Analisis air Mengetahui sifat fisik dan Kimia air Air minum Rumah tangga pertanian industri Jenis zat yang dianalisis berlainan (pemilihan parameter yang tepat) Kendala analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan.

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk mendistribusikan aliran fluida dari suatu tempat ketempat yang lain. Berbagi jenis pipa saat ini sudah beredar

Lebih terperinci

Stasiun Penjernihan Air (Water Treatment)

Stasiun Penjernihan Air (Water Treatment) Stasiun Penjernihan Air (Water Treatment) Pundu Learning Centre Definisi Proses pengolahan air baku menjadi air yang aman untuk dikonsumsi atau digunakan dalam proses produksi seperti ketel uap dan terbebas

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Trisodium Fosfat dari Asam Fosfat, Sodium Karbonat, dan Sodium Hidroksida dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Trisodium Fosfat dari Asam Fosfat, Sodium Karbonat, dan Sodium Hidroksida dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya alam dan sumber daya manusia yang meningkat saat ini, diharapkan dapat menciptakan pembangunan industri sebagai usaha dalam menciptakan struktur ekonomi

Lebih terperinci

( khususnya air minum ) cukup mengambil dari sumber sumber air yang ada di

( khususnya air minum ) cukup mengambil dari sumber sumber air yang ada di 3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Tentang Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN Prarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sampai saat ini situasi perekonomian di Indonesia belum mengalami kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan deterjen semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah keluarga di Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, peningkatan jumlah kepala

Lebih terperinci

12a GANGGUAN AIR PENGISI BOILER

12a GANGGUAN AIR PENGISI BOILER 12a GANGGUAN AIR PENGISI BOILER Disampaikan Oleh Dr. Basyirun, S.Pd., MT Tim Instruktur PT. Times Management Consultant, dan Pertamina Coorparate University (PCU) Disampaikan Pada Pelatihan Water Management

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pembakaran bahan bakar (sumber panas lainnya) sehingga terjadi perpindahan panas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pembakaran bahan bakar (sumber panas lainnya) sehingga terjadi perpindahan panas BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengenalan Boiler Boiler merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk menghasilkan steam (uap) dalam berbagai keperluan. Air di dalam boiler dipanaskan oleh panas dari hasil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Magnesium klorida Salah satu kegunaan yang paling penting dari MgCl 2, selain dalam pembuatan logam magnesium, adalah pembuatan semen magnesium oksiklorida, dimana dibuat melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia banyak memerlukan berbagai macam bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan hidupnya tersebut manusia melakukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Air Air dalam defenisi ilmiah adalah senyawa hidrogen dan oksigen dengan rumus kimia H2O. Berdasarkan sifat fisiknya terdapat tiga macambentuk air yaitu: air sebagaibenda

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber-Sumber Air Sumber-sumber air bisa dikelompokkan menjadi 4 golongan, yaitu: 1. Air atmosfer Air atmesfer adalah air hujan. Dalam keadaan murni, sangat bersih namun keadaan

Lebih terperinci

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia Apakah yang dimaksud dengan reaksi kimia? Reaksi kimia adalah peristiwa perubahan kimia dari zat-zat yang bereaksi (reaktan) menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). Pada reaksi kimia selalu dihasilkan zat-zat

Lebih terperinci

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1 MATERI DAN PERUBAHANNYA Kimia Kelas X semester 1 SKKD STANDAR KOMPETENSI Memahami konsep penulisan lambang unsur dan persamaan reaksi. KOMPETENSI DASAR Mengelompokkan sifat materi Mengelompokkan perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Tanah Air tanah adalah air yang berada di bawar permukaan tanah. Air tanah dapat kita bagi lagi menjadi dua, yakni air tanah preatis dan air tanah artesis. a. Air Tanah

Lebih terperinci

Penentuan Kesadahan Dalam Air

Penentuan Kesadahan Dalam Air Penentuan Kesadahan Dalam Air I. Tujuan 1. Dapat menentukan secara kualitatif dan kuantitatif kation (Ca²+,Mg²+) 2. Dapat membuat larutan an melakukan pengenceran II. Latar Belakang Teori Semua makhluk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perak Nitrat Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau, kristal transparan dengan rumus kimia AgNO 3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton dan air.

Lebih terperinci

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR. Ca Mg

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR. Ca Mg Air adalah salah satu bahan pokok (komoditas) yang paling melimpah di alam tetapi juga salah satu yang paling sering disalahgunakan Penjernihan air adalah proses menghilangkan/mengurangi kandungan/campuran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Trinatrium Fosfat Trinatrium fosfat adalah agen pembersih, makanan aditif, dan penghilang noda. Trinatrium fosfat berwarna putih berbentuk butiran atau kristal padat dan sangat

Lebih terperinci

Pengolahan Air di PLTU (2)

Pengolahan Air di PLTU (2) Pengolahan Air di PLTU (2) November 23, 2011 By Onny Pada artikel sebelumnya telah saya jelaskan dengan cukup lengkap kandungan-kandungan apa yang terkandung di dalam air secara umum. Hal tersebut memberi

Lebih terperinci

MAKALAH PROGRAM PPM PEMUTIHAN SERAT ECENG GONDOK. Oleh: Kun Sri Budiasih, M.Si NIP Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA

MAKALAH PROGRAM PPM PEMUTIHAN SERAT ECENG GONDOK. Oleh: Kun Sri Budiasih, M.Si NIP Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA MAKALAH PROGRAM PPM PEMUTIHAN SERAT ECENG GONDOK Oleh: Kun Sri Budiasih, M.Si NIP.19720202 200501 2 001 Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011 I. Pendahuluan Pemutihan

Lebih terperinci

PENERAPAN PENGELOLAAN (TREATMENT) AIR UNTUK PENCEGAHAN KOROSI PADA PIPA ALIRAN SISTEM PENDINGIN DI INSTALASI RADIOMETALURGI

PENERAPAN PENGELOLAAN (TREATMENT) AIR UNTUK PENCEGAHAN KOROSI PADA PIPA ALIRAN SISTEM PENDINGIN DI INSTALASI RADIOMETALURGI ISSN 1979-2409 Penerapan Pengelolaan (Treatment) AirUntuk Pencegahan Korosi Pada Pipa AliranSistem Pendingin Di Instalasi Radiometalurgi (Eric Johneri) PENERAPAN PENGELOLAAN (TREATMENT) AIR UNTUK PENCEGAHAN

Lebih terperinci

SCALE TREATMENT PADA PIPA DISTRIBUSI CRUDE OIL SECARA KIMIAWI

SCALE TREATMENT PADA PIPA DISTRIBUSI CRUDE OIL SECARA KIMIAWI SCALE TREATMENT PADA PIPA DISTRIBUSI CRUDE OIL SECARA KIMIAWI M. Syahri 1), Bambang Sugiarto 2) Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri UPN Veteran Yogyakarta 1,2) Jl. SWK 14 (Lingkar Utara) Condongcatur

Lebih terperinci

TUGAS KOROSI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KOROSI

TUGAS KOROSI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KOROSI TUGAS KOROSI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KOROSI Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Korosi Dosen pengampu: Drs. Drs. Ranto.H.S., MT. Disusun oleh : Deny Prabowo K2513016 PROGRAM

Lebih terperinci

PENCEGAHAN KERAK DAN KOROSI PADA AIR ISIAN KETEL UAP. Rusnoto. Abstrak

PENCEGAHAN KERAK DAN KOROSI PADA AIR ISIAN KETEL UAP. Rusnoto. Abstrak PENCEGAHAN KERAK DAN KOROSI PADA AIR ISIAN KETEL UAP Rusnoto Abstrak Ketel uap adalah suatu pesawat yang fungsinya mengubah air menjadi uap dengan proses pemanasan melalui pembakaran bahan bakar di dalam

Lebih terperinci

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar LOGO Stoikiometri Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar Konsep Mol Satuan jumlah zat dalam ilmu kimia disebut mol. 1 mol zat mengandung jumlah partikel yang sama dengan jumlah partikel dalam 12 gram C 12,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perlakuan Awal dan Karakteristik Abu Batubara Abu batubara yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari 2 jenis, yaitu abu batubara hasil pembakaran di boiler tungku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Umum Air Air merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan untuk kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, pertanian,

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Disodium Phosphate Heptahydrate Dari Sodium Carbonate dan Phosphoric Acid Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Disodium Phosphate Heptahydrate Dari Sodium Carbonate dan Phosphoric Acid Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang dituntut untuk giat melaksanakan pembangunan di segala bidang terutama di bidang industri. Salah satu sub industri yang sangat

Lebih terperinci

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67 BAB VI REAKSI KIMIA Pada bab ini akan dipelajari tentang: 1. Ciri-ciri reaksi kimia dan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi kimia. 2. Pengelompokan materi kimia berdasarkan sifat keasamannya.

Lebih terperinci

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON Air merupakan salah satu bahan pokok dalam proses pembuatan beton, peranan air sebagai bahan untuk membuat beton dapat menentukan mutu campuran beton. 4.1 Persyaratan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber-Sumber Air Sumber-sumber air bisa dikelompokkan menjadi 4 golongan, yaitu: 1. Air atmosfer Air atmesfer adalah air hujan. Dalam keadaan murni, sangat bersih namun keadaan

Lebih terperinci

PRODUCT WATER TREATMENT CHEMICALS COOLING TOWER TREATMENT. Mechatronic Pratama Prima,cv Water Treatment Consultan and Chemical Suppliers

PRODUCT WATER TREATMENT CHEMICALS COOLING TOWER TREATMENT. Mechatronic Pratama Prima,cv Water Treatment Consultan and Chemical Suppliers COOLING TOWER TREATMENT ZG-210 ZG - 210 merupakan larutan bahan kimia hasil blending dari Homo Polymer Polymaleic Acid dengan senyawa organic Azole dan Dispersant yang sangat baik untuk mengontrol kerak

Lebih terperinci

Resin sebagai media penukar ion mempunyai beberapa sifat dan keunggulan tertentu. Sifat-sifat resin yang baik adalah sebagai berikut:

Resin sebagai media penukar ion mempunyai beberapa sifat dan keunggulan tertentu. Sifat-sifat resin yang baik adalah sebagai berikut: DASAR TEORI Resin penukar ion ( ion exchange) yang merupakan media penukar ion sintetis pertama kali dikembangkan oleh Adam dan Holmes. Penemuan ini membuka jalan pembuatan resin hasil polimerisasi styrene

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Natrium Hidroksida atau NaOH, atau terkadang disebut soda api. merupakan senyawa kimia dengan alkali tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Natrium Hidroksida atau NaOH, atau terkadang disebut soda api. merupakan senyawa kimia dengan alkali tinggi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Natrium Hidroksia Natrium Hidroksida atau NaOH, atau terkadang disebut soda api merupakan senyawa kimia dengan alkali tinggi. Sifat-sifat kimia membuatnya ideal

Lebih terperinci

VI. UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

VI. UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM 75 VI. UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM A. Unit Utilitas Seperti halnya dengan pabrik-pabrik kimia lainnya, pada pabrik pembuatan Sodium Styrene Sulfonate dari 2-bromo ethyl benzene dan sulfur triokside

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surabaya, 24 Februari Penulis. Asiditas dan Alkalinitas Page 1

KATA PENGANTAR. Surabaya, 24 Februari Penulis. Asiditas dan Alkalinitas Page 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadiran allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahnya kepada kita, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah Asiditas dan Alkalinitas.

Lebih terperinci

C3H5 (COOR)3 + 3 NaOH C3H5(OH)3 + 3 RCOONa

C3H5 (COOR)3 + 3 NaOH C3H5(OH)3 + 3 RCOONa A. Pengertian Sabun Sabun adalah garam alkali dari asam-asam lemak telah dikenal secara umum oleh masyarakat karena merupakan keperluan penting di dalam rumah tangga sebagai alat pembersih dan pencuci.

Lebih terperinci

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut Pengolahan Aerasi Aerasi adalah salah satu pengolahan air dengan cara penambahan oksigen kedalam air. Penambahan oksigen dilakukan sebagai salah satu usaha pengambilan zat pencemar yang tergantung di dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan pokok sehari-hari makhluk hidup di dunia ini yang tidak dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan pokok sehari-hari makhluk hidup di dunia ini yang tidak dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Air Air merupakan salah satu sumber daya alam yang melimpah dan merupakan kebutuhan pokok sehari-hari makhluk hidup di dunia ini yang tidak dapat terpisahkan. Air

Lebih terperinci

8 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Air merupakan sumber daya alam yang mempunyai fungsi sangat penting bagi kehidupan manusai dan makhluk hidup lainnya, serta sebagai modal dasar dalam pembangunan.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. -X52 sedangkan laju -X52. korosi tertinggi dimiliki oleh jaringan pipa 16 OD-Y 5

BAB IV PEMBAHASAN. -X52 sedangkan laju -X52. korosi tertinggi dimiliki oleh jaringan pipa 16 OD-Y 5 BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini, hasil pengolahan data untuk analisis jaringan pipa bawah laut yang terkena korosi internal akan dibahas lebih lanjut. Pengaruh operasional pipa terhadap laju korosi dari

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Disodium Phosphate Heptahydrate Dari Sodium Carbonate dan Phosphoric Acid Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Disodium Phosphate Heptahydrate Dari Sodium Carbonate dan Phosphoric Acid Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN Prarancangan Pabrik Disodium Phosphate Heptahydrate BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang dituntut untuk giat melaksanakan pembangunan di segala bidang terutama

Lebih terperinci

NAMA : CRISTOPEL L TOBING NIM : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Universitas Sumatera Utara

NAMA : CRISTOPEL L TOBING NIM : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Trinatrium Fosfat Trinatrium fosfat adalah agen pembersih, makanan aditif, dan penghilang noda. Trinatrium fosfat berwarna putih berbentuk butiran atau kristal padat dan sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cooling tower system merupakan sarana sirkulasi air pendingin yang

BAB I PENDAHULUAN. Cooling tower system merupakan sarana sirkulasi air pendingin yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cooling tower system merupakan sarana sirkulasi air pendingin yang sangat berperan dalam berbagai industri. Air pendingin dalam cooling tower system didistribusikan

Lebih terperinci

DASAR PROCESS PEMBENTUKAN STEAM

DASAR PROCESS PEMBENTUKAN STEAM DASAR PROCESS PEMBENTUKAN STEAM Untuk merubah air yang berbentuk phase cair ke steam (phase uap), energi panas ditambahkan untuk awalnya menaikan temperatur disebut sebagai sensible heat titik didih air

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat - Natrium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat - Natrium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Perkembangan industri kimia tiap tahunnya mengalami peningkatan yang begitu cepat dan mempunyai dampak terhadap tumbuhnya berbagai industri yang terkait.

Lebih terperinci

Ringkasan Sifat-Sifat Kimia/Fisik Unsur-unsur Periode 3 Berupa kristal logam raksasa: Na, Mg dan Al Berupa kristal kovalen raksasa ; Si Berupa

Ringkasan Sifat-Sifat Kimia/Fisik Unsur-unsur Periode 3 Berupa kristal logam raksasa: Na, Mg dan Al Berupa kristal kovalen raksasa ; Si Berupa Ringkasan Sifat-Sifat Kimia/Fisik Unsur-unsur Periode 3 Berupa kristal logam raksasa: Na, Mg dan Al Berupa kristal kovalen raksasa ; Si Berupa kristal molekul sederhana: P 4, S 8 Berupa gas diatomik: Cl

Lebih terperinci

SKL 2 RINGKASAN MATERI. 1. Konsep mol dan Bagan Stoikiometri ( kelas X )

SKL 2 RINGKASAN MATERI. 1. Konsep mol dan Bagan Stoikiometri ( kelas X ) SKL 2 Menerapkan hukum-hukum dasar kimia untuk memecahkan masalah dalam perhitungan kimia. o Menganalisis persamaan reaksi kimia o Menyelesaikan perhitungan kimia yang berkaitan dengan hukum dasar kimia

Lebih terperinci

ION EXCHANGE DASAR TEORI

ION EXCHANGE DASAR TEORI ION EXCHANGE I. TUJUAN PERCOBAAN Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat : 1. Menentukan konsentrasi ion-ion H+, Na+, Mg2+, Zn2+ dengan menggunakan resin penukar kation. 2. Pengurangan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) Banyumas 53171

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) Banyumas 53171 PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) 6844576 Banyumas 53171 ULANGAN KENAIKAN KELAS TAHUN PELAJARAN 2010/ 2011 Mata Pelajaran : Kimia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil BAB II LANDASAN TEORI II.1 Teori Dasar Ketel Uap Ketel uap adalah pesawat atau bejana yang disusun untuk mengubah air menjadi uap dengan jalan pemanasan, dimana energi kimia diubah menjadi energi panas.

Lebih terperinci

LOGO. Analisis Kation. By Djadjat Tisnadjaja. Golongan V Gol. Sisa

LOGO. Analisis Kation. By Djadjat Tisnadjaja. Golongan V Gol. Sisa LOGO Analisis Kation Golongan V Gol. Sisa By Djadjat Tisnadjaja 1 Golongan kelima Magnesium, natrium, kalium dan amonium Tidak ada reagensia umum untuk kation-kation golongan ini Kation-kation gol kelima

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber-Sumber Air Sumber-sumber air bisa dikelompokkan menjadi 4 golongan, yaitu: 1. Air atmosfer Air atmesfer adalah air hujan. Dalam keadaan murni, sangat bersih namun keadaan

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Sampai saat ini situasi perekonomian di Indonesia belum mengalami kemajuan yang berarti akibat krisis yang berkepanjangan, hal ini berdampak pada

Lebih terperinci

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK TUJUAN : Mempelajari proses saponifikasi suatu lemak dengan menggunakan kalium hidroksida dan natrium hidroksida Mempelajari perbedaan sifat sabun dan detergen A. Pre-lab

Lebih terperinci

LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2

LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2 Pilihlah jawaban yang paling benar LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2 TATANAMA 1. Nama senyawa berikut ini sesuai dengan rumus kimianya, kecuali. A. NO = nitrogen oksida B. CO 2 = karbon dioksida C. PCl

Lebih terperinci

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2!

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2! BAB 7 STOKIOMETRI A. Massa Molekul Relatif Massa Molekul Relatif (Mr) biasanya dihitung menggunakan data Ar masing-masing atom yang ada dalam molekul tersebut. Mr senyawa = (indeks atom x Ar atom) Contoh:

Lebih terperinci

K I M I A A I R. A N A L I S I S K I M I A Asiditas dan Alkalinitas

K I M I A A I R. A N A L I S I S K I M I A Asiditas dan Alkalinitas K I M I A A I R A N A L I S I S K I M I A Asiditas dan Alkalinitas Asiditas/ alkalinitas Berbeda dengan ph, tetapi ph bisa menjadi indikasi Pertahanan air terhadap pengasaman dan pembasaan (buffer) Parameter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oksigen. Senyawa ini terkandung dalam berbagai senyawa dan campuran, mulai

BAB I PENDAHULUAN. oksigen. Senyawa ini terkandung dalam berbagai senyawa dan campuran, mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Silika merupakan unsur kedua terbesar pada lapisan kerak bumi setelah oksigen. Senyawa ini terkandung dalam berbagai senyawa dan campuran, mulai dari jaringan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Dan Pembagian Limbah Secara Umum. kesehatan, kelangsungan hidup manusia atau makhluk hidup lainnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Dan Pembagian Limbah Secara Umum. kesehatan, kelangsungan hidup manusia atau makhluk hidup lainnya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Dan Pembagian Limbah Secara Umum Limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan, yang mengandung bahan berbahaya atau beracun yang karena sifat, konsentrasi, atau jumlahnya,

Lebih terperinci

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk mendistribusikan aliran fluida dari suatu tempat ketempat yang lain. Berbagi jenis pipa saat ini sudah beredar

Lebih terperinci

8. ASIDI-ALKALINITAS

8. ASIDI-ALKALINITAS Asidialkalinitas 8. ASIDIALKALINITAS 8.1. Umum Pengertian asiditas adalah kemampuan air untuk menetralkan larutan basa, sedangkan alkalinitas adalah kemampuan air untuk menetralkan larutan asam. Asidialkalinitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. air. Penyebab air menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion Ca 2+, Mg 2+, atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. air. Penyebab air menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion Ca 2+, Mg 2+, atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesadahan Kesadahan atau hardness adalah salah satu sifat kimia yang dimiliki oleh air. Penyebab air menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion Ca 2+, Mg 2+, atau dapat juga

Lebih terperinci

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 1. Semua pernyataan berikut benar, kecuali: A. Energi kimia ialah energi

Lebih terperinci

ASAM, BASA, DAN GARAM

ASAM, BASA, DAN GARAM ASAM, BASA, DAN GARAM Standar Kompetensi : Memahami klasifikasi zat Kompetensi Dasar : Mengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan garam melalui alat dan indikator yang tepat A. Sifat

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 11 BAB VIII LARUTAN ASAM DAN BASA Asam dan basa sudah dikenal sejak dahulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK

KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK Karakteristik limbah ternak dipengaruhi : a. unit produksi: padat, semipadat, cair b. Kandang : Lantai keras : terakumulasi diatas lantai kelembaban

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK

KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK KARAKTERISTIK LIMBAH KARAKTERISTIK LIMBAH Karakteristik limbah ternak dipengaruhi : a. unit produksi: padat, semipadat, cair b. Kandang : Lantai keras : terakumulasi diatas lantai kelembaban dan konsistensinya

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN AIR KETEL BANTU DI KAPAL. Paulus Suhardi Waluyo Staf Pengajar Akademi Maritim Yogyakarta ( AMY ) ABSTRAK

PEMELIHARAAN AIR KETEL BANTU DI KAPAL. Paulus Suhardi Waluyo Staf Pengajar Akademi Maritim Yogyakarta ( AMY ) ABSTRAK PEMELIHARAAN AIR KETEL BANTU DI KAPAL Paulus Suhardi Waluyo Staf Pengajar Akademi Maritim Yogyakarta ( AMY ) ABSTRAK Beberapa kapal yang digerakkan dengan tenaga motor diesel terkadang dilengkapi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Aktivitas pencemaran lingkungan yang dihasilkan dari suatu kegiatan industri merupakan suatu masalah yang sangat umum dan sulit untuk dipecahkan pada saat

Lebih terperinci