Uji Kinerja Mesin Perajang Daun Cengkeh (Crusher) Tipe Sisir

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Uji Kinerja Mesin Perajang Daun Cengkeh (Crusher) Tipe Sisir"

Transkripsi

1 Uji Kinerja Mesin Perajang Daun Cengkeh (Crusher) Tipe Sisir Impi Widuri Aprillianingtias*, Musthofa Lutfi, Wahyunanto Agung Nugroho Jurusan Keteknikan Pertanian - Fakultas Teknologi Pertanian - Universitas Brawijaya Jl. Veteran, Malang *Penulis Korespondensi, impiwiduria14@gmail.com ABSTRAK Pada proses penyulingan minyak daun cengkeh, terlebih dahulu daun cengkeh dirajang. Tujuan dilakukannya perajangan sebelum bahan mengalami proses penyulingan adalah agar kelenjar minyak dapat terbuka sebanyak mungkin sehingga laju penguapan minyak atsiri dari bahan berjalan cepat. Tujuan dari penelitian ini : (1) Mengetahui kapasitas kerja dari mesin perajang daun cengkeh, (2) Mengetahui efisiensi perajangan dari mesin perajang daun cengkeh, (3) Mengetahui pengaruh hasil rajangan daun cengkeh terhadap hasil penyulingan minyak daun cengkeh, (4) Mengetahui pengaruh hasil rajangan terhadap volume minyak yang dihasilkan. Pada penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) untuk menentukan hasil penelitian. Terdapat tiga kali pengulangan pada setiap perlakuan untuk menentukan keragaman data yang diperoleh. Data yang diperoleh, selanjutnya akan dianalisa apakah terdapat perbedaan antara masing-masing perlakuan dengan parameter yang diukur. Hasil dari penelitian ini adalah mengacu pada perbedaan ukuran daun yang disuling dan penyulingan dalam waktu 5 jam. Hasil yang didapat ini merupakan gabungan volume rendemen tiap jam yang sama pada tiga kali proses destilasi. Hal ini disebabkan oleh hasil yang terlalu sedikit sehingga sulit dipisahkan. Dalam prosesnya setiap jam cacahan kasarlah yang memiliki rendemen tertinggi. Kadar minyak dalam kondensat tertinggi adalah volume 6078 ml yang dihasilkan cacahan kasar, volume 6146 ml yang dihasilkan cacahan halus memiliki kadar minyak dalam kondensat sebesar 0,0585%, dan volume 3390 ml yang dihasilkan daun tanpa cacahan memiliki kadar minyak dalam kondensat sebesar 0,0188%.Namun Massa jenis minyak daun cengkeh yang dihasilkan dari penelitian ini tidak memenuhi standar. Diantara ketiga jenis daun tersebut yang paling banyak menghasilkan minyak adalah daun cacahan kasar. Kata Kunci : cengkeh, mesin perajang, kapasitas. Performance Testing of Leaves Cloves Machine Chopper (crusher) Comb Type ABSTRACT In the refining process of clove leaf oil, clove chopped beforehand. The purpose of perajangan before the material is to undergo a process of refining oil glands can be open as much as possible so that the rate of evaporation of volatile oil from fast running material. The purpose of this study : (1). Knowing the working capacity of the engine chopper clove leaf. (2). Knowing perajangan efficiency of clove leaf chopper machine. (3). Determine the effect on the results of chopped clove clove leaf oil distillation. (4). Knowing the influence of chopped results to volume of oil produced. In this study, using completely randomized design (CRD) to determine the results of the research. There are three repetitions in each treatment to determine the diversity of the data obtained. The data obtained, will be analyzed whether there are differences between each treatment with the parameters measured. The result of this research was referring to the difference a size leaves that distilled and distilling in a time of 5 hours. The results of which were found this is a volume rendemen each hour the same thing in three times the process of distillation.this is caused by the results of too little making it difficult to separated. In the process a rough count every hour that has the highest yield. The highest levels of oil in the condensate is the volume of the resulting 6078 ml rough leaves. Volume 6146 ml have produced by smooth leaves refined in condensate 0,0585%, and volume 3390 ml of normal leaves have oil in condesate 0,0188%. But a mass of type of oil leaves cloves resulting 287

2 from this research does not meet the standard.amongthe three types of the leaves of which most oil is produce leaves leaves rough. Keywords: clove, chopper machine, capacity PENDAHULUAN Indonesia termasuk negara penghasil minyak atsiri dan minyak tersebut merupakan komoditi yang menghasilkan devisa negara. Oleh karena itu pada tahun-tahun terakhir ini minyak atsiri mendapat perhatian yang cukup besar dari pemerintah Indonesia. Salah satu yang paling banyak didapatkan adalah minyak cengkeh. Cengkeh (Syzygium aromaticum L.) termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki batang pohon besar dan berkayu keras. Cengkeh mampu bertahan hidup puluhan bahkan sampai ratusan tahun, tingginya dapat mencapai meter dan cabang-cabangnya cukup lebat (Thomas, 2007). Daun tunggal, bertangkai, tebal, kaku, bentuk bulat telur sampai lanset memanjang, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi rata, tulang daun menyirip, permukaan atas mengkilap, panjang 6-13,5 cm, lebar 2,5-5 cm, warna hijau muda atau cokelat muda saat masih muda dan hijau tua ketika tua (Kardinan, 2003). Pada waktu penyulingan minyak cengkeh terdapat dua fraksi yaitu fraksi yang lebih ringan dari air dan fraksi yang lebih berat dari air. Dengan menggabungkan kedua fraksi tersebut dihasilkan minyak cengkeh yang lengkap. Hasil minyak dari penyulingan bunga cengkeh sekitar 17-18%, penyulingan dari gagang cengkeh sekitar 6% dan dari daun sekitar 2-3% (Guenther, 1990). Minyak daun cengkeh hasil penyulingan rakyat seringkali berwarna hitam kecoklatan dan kotor karena metode penyulingan yang kurang baik atau kualitas mesin penyulingan yang tidak diperhatikan, sehingga nilai jual dari minyak tersebut rendah. Mesin yang digunakan petani tradisional cengkeh umumnya terbuat dari material yang sederhana dan proses tidak terkondisi dengan baik sehingga mempengaruhi aroma dan warna dari minyak atsiri yang tidak seragam (Herman, 2007). Pada proses penyulingan minyak daun cengkeh, terlebih dahulu daun cengkeh dirajang. Tujuan dilakukannya perajangan sebelum bahan mengalami proses penyulingan adalah agar kelenjar minyak dapat terbuka sebanyak mungkin sehingga laju penguapan minyak atsiri dari bahan berjalan cepat. Oleh karena itu, sebaiknya bahan yang akan disuling dirajang terlebih dahulu sebelum dimasukkan kedalam ketel untuk dilakukan penyulingan. Sehingga luas permukaan daun cengkeh setelah melalui perajangan akan menjadi hal yang layak untuk di bahas guna mendapatkan volume minyak yang lebih banyak dengan cara mengetahui hasil rajangan kasar dan hasil rajangan halus. METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Penelitian dilaksanakan di UKM Sari Bumi yang berada di kecamatan Ngebel, kabupaten Ponorogo dan Laboratorium THP, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai Februari Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : Satu unit mesin perajang, 3 buah pulley, V Belt, mesin diesel, ayakan 12 mesh, obeng, penggaris / meteran, tachometer DT2236C, oven, cawan, timbangan (kapasitas kg), wadah. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah daun cengkeh kering yang sudah rontok yang didapatkan di Ponorogo. Metode Penelitian Rancangan Struktural Sumber penggerak mesin perajang daun cengkeh ini adalah berupa motor diesel yang memiliki kecepatan putar 2600 rpm. Sistem transmisi yang digunakan oleh mesin perajang daun cengkeh ini terdiri dari sebuah v-belt yang dihubungkan dengan 2 buah pulley, dimana pulley 288

3 besar dibagian bawah, dan pulley kecil di bagian atas. Dimana pada penelitian ini mengganti pulley bagian atas sebanyak tiga kali pulley dan masing-masing pulley memiliki ukuran diameter berbeda-beda yaitu dengan besar kecepatan 1000 rpm memiliki diameter 6 dim, untuk besar 1600 rpm memiliki diameter 8 dim, dan untuk besar pulley kecepatan 1900 rpm memiliki diameter 10 dim. Untuk menyangga mesin perajang daun cengkeh digunakan frame besi yang memiliki dimensi panjang 70 cm, lebar keseluruhan 41 cm, tinggi 70 cm, lebar tiang kerangka 5 cm. Poros horizontal, berfungsi untuk meneruskan daya putar dari motor diesel ke mesin perajang daun cengkeh yang terbuat dari besi berbentuk silinder panjang. Hopper pemasukan sebagai tempat masuknya bahan yang terbuat dari piringan besi dimana pada mesin perajang daun cengkeh ini hopper memiliki dua bagian yaitu hopper atas dan hopper bawah, dimana hopper atas memiliki dimensi sebagai berikut: panjang 41 cm, lebar 35 cm, tinggi 45 cm, sedangkan hopper bawah memiliki dimensi panjang 31 cm, dan lebar 15 cm. Rumah pisau/bantalan pisau terbuat dari besi berbentuk silinder dengan diameter 30 cm dan panjang 70 cm. bagian bawah pada bantalan pisau merupakan saluran pengeluaran hasil perajangan. Pisau yang digunakan dalam alat perajang terbuat dari besi sebanyak 10 buah pisau berada pada sebelah kiri dan 10 buah pisau berada pada sebelah kanan. Gambar mesin perajang daun cengkeh dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Mesin Perajang Daun Cengkeh Mekanisme Kerja Mesin Mekanisme kerja dari mesin perajang ini yaitu motor diesel menggerakkan pulley kecil. Dengan berputarnya pulley kecil maka pulley besar juga ikut berputar karena kedua pulley tersebut dihubungkan oleh sebuah v belt. Pulley besar akan menggerakkan poros horizontal yang menghubungkan pulley besar dengan pisau. Poros horizontal tersebut akan memutar pisau, dan pisau ini berguna untuk memotong atau mencacah daun cengkeh yang masuk dari hopper pemasukan. Dari proses perajangan ini akan dihasilkan beberapa agregat dari daun cengkeh yaitu daun rajangan kasar dan daun rajangan halus. Rancangan Pengujian Bahan baku yang digunakan dalam pengujian ini adalah daun cengkeh kering yang didapatkan dari UKM Sari Bumi Ponorogo. Rancangan pengujian ini meliputi pengukuran efisiensi perajangan, kapasitas perajangan, pengaruh besar pulley terhadap agregat daun dan volume minyak yang dihasilkan. Data perajangan yang diperlukan dalam penelitian ini diambil dari variasi rajangan kasar dan rajangan halus ini diperoleh dengan cara mengganti pulley kecil dengan masing-masing pulley memiliki besar 1000, 1600, dan 1900 rpm. Pengaturan kecepatan putar motor diesel ini dilakukan dengan mengatur pada kondisi sedang pada setiap perlakuan. Setelah bahan baku melalui proses perajangan maka dilakukan pengukuran parameterparameter penelitian yaitu mengukur berat masing-masing hasil rajangan kasar dan rajangan 289

4 halus, mengukur irisan utuh dan tidak utuh. Data-data tersebut digunakan untuk menghitung rendemen perajangan (Rd), kehilangan hasil (Kh), nilai efisiensi perajangan (E), kapasitas aktual perajangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimental, yaitu mengadakan percobaan secara langsung untuk mencoba dan memperoleh data empiris melalui pengaruh variable yang diteliti. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan dari masing-masing sintesis. Perlakuan yang digunakan adalah perbedaan besar pulley yaitu 1000 rpm, 1600 rpm, dan 1900 rpm. Data hasil penelitian akan dianalisis menggunakan analisa sidik ragam satu arah (one way ANOVA) untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara perlakuan terhadap berbagai parameter. Apabila terdapat pengaruh yang nyata terhadap hasil akan digunakan taraf nyata 0,05 dan 0,01, dilanjutkan dengan Uji Perlakuan Terbaik Metode BNT 5%, untuk mengetahui perlakuan terbaik. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Mesin Perajang Dalam Kamus Lengkap bahasa Indonesia yang dikemukakan oleh Pratama dkk (2003) mendefinisikan bahwa mesin adalah perkakas untuk menggerakkan atau membuat sesuatu yang dijalankan dengan roda, digerakkan oleh tenaga manusia atau penggerak menggunakan bahan bakar minyak atau tenaga alam. Hal yang hampir sama dikemukakan oleh Salim (1991) menyatakan bahwa mesin adalah alat yang mempunyai daya gerak atau tenaga baik dijalankan dengan motor penggerak maupun tenaga manusia. Dari definisi mesin yang dikemukakan oleh kedua sumber diatas, tampak bahwa sumber pertama mendefinisikan mesin sebagai kendaraan, sedangkan sumber kedua mesin sebagai alat yang dapat membantu untuk meringankan kerja manusia. Mesin perajang untuk daun cengkeh yang digunakan dalam penelitian ini memiliki sumber penggerak motor diesel. Sistem transmisi terdiri dari sebuah V-belt yang dihubungkan dengan 2 buah pulley, pulley besar dan pulley kecil. Pada penelitian ini dilakukan pergantian pulley kecil sebanyak 3 kali dengan besar kecepatan yang berbeda. Masing-masing pulley memiliki ukuran diameter berbeda pula, pada kecepatan 1000 rpm diameter pulley sebesar 6 dim, pada kecepatan 1600 rpm diameter pulley sebesar 8 dim, dan pada kecepatan 1900 rpm diameter pulley sebesar 10 dim. Untuk menyangga mesin perajang digunakan frame siku yang terbuat dari besi dengan dimensi sebagai berikut: panjang 70 cm, lebar keseluruhan 41 cm, tinggi 70 cm, lebar tiang kerangka 5 cm. Poros horizontal juga terbuat dari besi berbentuk silinder yang memiliki panjang 70 cm. Hopper terbuat dari besi berbentuk trapesium dengan dimensi untuk hopper atas memiliki panjang 41 cm, lebar 35 cm, tinggi 45 cm, dan untuk hopper bawah memiliki panjang 31 cm dan lebar 15 cm. Rendemen Hasil Rajangan Nilai rendemen rajangan pada ketiga kecepatan pulley yang telah ditetapkan ternyata cenderung semakin besar seiring dengan semakin besarnya kecepatan perajangan yang digunakan. Hasil dari nilai rendemen ini berkaitan dengan kecepatan putar pada pulley dan mesin diesel. Kecepatan putar adalah berapakah kecepatan berputarnya pulley dan mesin diesel. Satuan dari kecepatan ini adalah rpm (rotation per minutes). Setiap pulley memiliki kecepatan putaran yang bermacam-macam. Perlakuan dalam pengujian kecepatan putar pada penelitian ini adalah perbedaan besar kecepatan yaitu 1000 rpm, 1600 rpm, dan 1900 rpm pada pulley, sedangkan untuk kecepatan putar pada mesin diesel disama ratakan pada kecepatan 2500 rpm. Sebagai kontrol pada masing-masing kecepatan putar menggunakan kecepatan 2500 rpm pada pengaturan kecepatan mesin diesel. 290

5 Massa Dau Hasil Rajangan (gr) Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem halus 1000 kasar 1600 halus 1600 kasar 1900 halus 1900 kasar Kecepatan Putaran (rpm) Gambar 2. Hasil Rajangan Daun Cengkeh terhadap Kecepatan Putaran Berdasarkan Gambar 2 di atas, dapat diketahui pada masing-masing pengulangan saat dilakukan pergantian pulley diketahui massa rajangan halus memiliki massa lebih besar dibandingkan massa rajangan kasar. Dari data yang telah ada, diketahui bahwa jumlah total hasil rajangan sebelum di pisahkan antara rajangan halus dan rajangan kasar pada pulley dengan besar kecepatan 1000 rpm cenderung meningkat, ini disebabkan karena pada waktu perajangan untuk setiap pengulangan tidak dilakukan pembongkaran tutup bantalan pisau, sehingga masih terdapat beberapa daun yang tertinggal pada bantalan pisau dan akhirnya masuk kedalam wadah pada pengulangan berikutnya. Hal ini terjadi dikarenakan pada proses perajangan yang memiliki banyak hambatan dan ketersediaan bahan yang akan dirajang. Kemudian untuk data hasil pengamatan pada pulley dengan besar kecepatan 1600 rpm dan juga dengan 3 kali pengulangan didapatkan hasil total daun rajangan sebelum dilakukan pemisahan antara daun rajangan halus dan daun rajangan kasar yang cenderung menurun pada setiap pengulangan. Pengamatan pada pulley dengan besar kecepatan 1900 rpm dan juga dengan 3 kali pengulangan didapatkan hasil total daun rajangan sebelum dilakukan pemisahan antara daun rajangan halus dan daun rajangan kasar yang cenderung turun naik pada setiap pengulangan. Dari grafik diatas didapatkan hasil rajangan halus terbesar pada pengulangan ke 2 dengan massa sebesar 1040 g, untuk hasil rajangan halus terkecil terdapat pada pengulangan ke 1 yaitu 700 g. Sedangkan untuk hasil rajangan kasar terdapat pada pengulangan ke 3 sebesar 820 g, dan untuk hasil rajangan kasar terkecil terdapat pada pengulangan ke 1 yaitu 680 g. Dari hasil pengujian diatas dapat dicari nilai hasil rendemen pada masing-masing perlakuan. Hasil rendemen yang bermacam-macam ini dapat terjadi disebabkan oleh keterampilan dalam mengumpankan daun belum ahli sehingga hasil rendemen rajangan juga berbeda-beda. Hasil analisa sidik ragam menunjukkan bahwa semua perlakuan sama-sama memiliki nilai rendemen diatas 20%. Selisih yang ada antara nilai satu dengan yang lainnya tidak cukup besar untuk menunjukkan adanya perbedaan untuk masing-masing nilai rendemen rajangan pada masing-masing perlakuan. Nilai rendemen perajangan cenderung meningkat pada hasil rajangan halus, sedangkan pada rendemen perajangan kasar hasil rendemen semakin menurun pada kecepatan putar yang tinggi. Pada gambar 4.3 menunjukkan bahwa pada proses perajangan terjadinya kehilangan hasil cenderung sedikit. Hal ini dapat terjadi disebabkan karena bahwa pada tempat penampungan hasil rajangan dapat keluar dengan baik dan dapat di ditampung dengan baik oleh wadah sehingga sedikit kehilangan yang dihasilkan. Kehilangan Hasil Persentase kehilangan hasil didapat dari massa awal daun sebelum di rajang dikurangi dengan massa daun cengkeh setelah melalui perajangan. Berdasarkan data pengamatan mesin, didapat perbandingan antar hasil persentase kehilangan dan kecepatan. Histogram perbandingan antara hasil persentase kehilangan dan kecepatan putar dapat dilihat pada Gambar 3 sebagai berikut: 291

6 kehilangan hasil (%) Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem rpm 1600 rpm 1900 rpm Kecepatan Putar (rpm) Gambar 3. Histogram Perbandingan Antara Hasil Persentase Kehilangan dan Kecepatan Putar Dari Gambar 3 diatas didapatkan persentase kehilangan hasil pada kecepatan 1000 rpm tertinggi terdapat pada ulangan pertama, untuk kecepatan 1600 rpm kehilangan hasil tertinggi terdapat pada ulangan ketiga, dan pada kecepatan 1900 rpm kehilangan hasil terbesar pada ulangan pertama. Menurut hasil pengolahan data analisa sidik ragam menunjukkan bahwa semua perlakuan sama-sama memiliki selisih nilai yang ada antara nilai satu dengan yang lainnya tidak cukup besar untuk menunjukkan adanya perbedaan untuk masing-masing nilai rendemen rajangan pada masing-masing perlakuan. Kapasitas Mesin Perajang Proses operasional mesin perajang daun cengkeh cukup mudah, yaitu dengan cara mengumpan daun cengkeh kedalam saluran pemasukan yang terpasang diatas bantalan pisau. Kapasitas mesin perajang daun cengkeh ini sangat ditentukan oleh besarnya kecepatan putaran pada mesin diesel. Kapasitasnya akan berbanding lurus dengan meningkatnya putaran mesin, namun mutu hasil rajangan pada penelitian ini belum cukup memenuhi persyaratan yang diinginkan atau belum akurat karena masih banyak hasil rajangan yang tidak keluar lewat saluran keluaran dan masih tertinggal pada bantalan pisau pada saat pengulangan. Di dalam bantalan pisau terdapat piringan pisau pembawa sebanyak dua buah yang berfungsi untuk mengait hasil rajangan daun cengkeh yang kemudian akan dikeluarkan. Penelitian oleh Hidayat, dkk (2006), hasil uji unjuk kerja mesin pencacah jerami menunjukkan kapasitas pencacahan untuk jerami kering dengan kadar air 23 %, rata-rata 401,13 kg/jam dengan konsumsi bahan bakar 1,33 liter/jam dan persentase hasil cacahan dengan panjang 2-5 cm sebesar 93,33 %. Sedang kapasitas pencacahan untuk jerami segar dengan kadar air 55 %, rata-rata 1:126,06 kg/jam dengan konsumsi bahan bakar 1,35 liter/jam dan persentase hasil cacahan dengan panjang 2-5 cm sebesar 95,33 %. Kapasitas aktual mesin perajang adalah produk yang dapat diolah per satuan waktu. Pada Gambar 4 kapasitas aktual mesin perajang daun cengkeh tipe piringan ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kecepatan putar pulley maka kapasitas kerjanya akan semakin tinggi pula, ini berlaku pada ketiga pengulangan pada penelitian ini. 292

7 Efisiensi Perajangan (gram) kapasitas aktual (kg/jam) Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem kasar 1000 halus 1600 kasar 1600 halus 1900 kasar 1900 halus Kecepatan Putar (rpm) Gambar 4. Kapasitas Aktual Mesin Perajang Daun Cengkeh Terhadap Kecepatan Putar Berdasarkan hasil analisa sidik ragam menunjukkan bahwa semua perlakuan sama-sama memiliki kapasitas aktual diatas 100 kg/jam. Selisih yang ada antara satu dengan yang lainnya nilainya tidak cukup besar untuk menunjukkan adanya perbedaan untuk nilai kapasitas actual mesin perajang pada masing-masing perlakuan. Dapat diketahui dari data yang telah ada bahwa kapasitas mesin perajang adalah 1022,21 kg/jam. Efisiensi Perajangan Efisiensi perajangan diperoleh dari hasil perajangan seluruhnya dibagi dengan berat awal (Rosalina, 2003). Berdasarkan hasil pengujian mesin perajang daun cengkeh seperti pada gambar 4.5 dibawah ini menunjukkan bahwa untuk efisiensi perajangan pada kecepatan 1000 rpm dengan jenis rajangan halus tertinggi terdapat pada ulangan pertama sebesar 1,14 dan untuk rajangan kasar tertinggi pada ulangan ketiga sebesar 1,44. Pada kecepatan 1600 rpm dengan jenis rajangan halus tertinggi terdapat pada ulangan ketiga sebesar 1,16 dan untuk rajangan kasar tertinggi pada ulangan pertama sebesar 1,32. Sedangkan untuk kecepatan 1900 rpm dengan jenis rajangan halus tertinggi pada ulangan pertama yaitu sebesar 1,22, dan untuk rajangan kasar tertinggi terdapat pada ulangan ketiga sebesar 1,56. Berdasarkan analisis sudik ragam menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan memiliki efisiensi dengan selisih antara satu dengan yang lainnya tidak cukup besar untuk menunjukkan adanya perbedaan untuk nilai efisiensi perajangan tiap-tiap perlakuan yang ada Kecepatan Putaran (rpm) Gambar 5. Efisiensi Perajangan Terhadap Kecepatan Putaran Mesin Berdasarkan Gambar 5 diatas dapat dilihat bahwa pada kecepatan 1000 rpm efisiensi hasil rajangan halus cenderung meningkat, pada kecepatan 1600 rpm efisiensi rajangan halus juga meningkat, dan pada kecepatan 1900 rpm efisiensi rajangan halus pun meningkat. Sedangkan untuk efisiensi rajangan kasar pada kecepatan 1000 rpm ke kecepatan 1600 rpm terjadi peningkatan, tapi turun ketika pada kecepatan 1900 rpm. Hal ini dapat terjadi dikarenakan 293

8 kecepatan putar pulley pada mesin perajang daun cengkeh yang tinggi akan lebih cepat dalam proses perajangan, begitu sebaliknya. Hasil Penyulingan dari Pre-treatment Daun Cengkeh Minyak cengkeh adalah salah satu komoditi ekspor minyak atsiri Indonesia. Faktor-faktor yang mempengaruhi perolehan rendemen minyak atsiri dalam proses destilasi sangat banyak, salah satunya adalah persiapan bahan baku. Persiapan bahan baku dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran bahan baku dengan cara dilakukan perajangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perajangan daun cengkeh terhadap rendemen minyak cengkeh. Penelitian ini dilakukan dengan cara membedakan bahan atau daun menjadi 3 kondisi yaitu kondisi tanpa perajangan, kondisi perajangan kasar, dan kondisi perajangan halus. Rajangan daun cengkeh yang sudah dipisahkan tersebut kemudian dimasukkan kedalam ketel penyulingan. Pengisian ketel suling harus dilakukan secara merata dan padat pada seluruh bagian agar uap air yang ada dalam ketel dapat menyebar secara merata. Sebelum dimasukkan ke dalam ketel daun ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui perbandingan bahan baku dan hasil yang akan didapatkan pada proses akhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perajangan berpengaruh terhadap rendemen minyak cengkeh yang dihasilkan. Hasil penyulingan perajangan kasar memiliki karakteristik berbeda dengan penyulingan tanpa rajangan dan rajangan halus. Didapatkan data bahwa semakin kecil ukuran perajangan maka akan semakin besar rendemen minyak cengkeh yang dihasilkan. Analisa Ekonomi Berdasarkan analisa ekonomi pada lampiran 11 diperoleh hasil rincian bunga modal dan asuransi sebesar Rp / tahun, pajak Rp / tahun, sehingga total biaya tetap sebesar Rp / tahun dengan perkiraan umur ekonomis dari alat adalah 1 tahun, sedangkan rincian biaya tidak tetap terdiri dari biayaperawatan alat sebesar Rp. 45,17 dalam 1 jam, dan biaya operator Rp / jam, sehingga total biaya tidak tetap adalah Rp ,17 / jam. Biaya pokok produksi adalah Rp / kg. berdasarkan perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa alat akan mencapai break even point (titik impas) jika alat telah menghasilkan daun sebanyak ,4 kg dalam waktu 1 tahun. KESIMPULAN Berdasarkan hasil yang telah dicapai dari uji kinerja mesin perajang daun cengkeh ini dapat disimpulkan : kapasitas aktual rata-rata dari mesin perajang daun cengkeh tipe sisir ini adalah 1022,21 kg/jam. Efisiensi perajangan dari mesin perajang daun cengkeh tipe sisir ini adalah 59,10%. Terdapat pengaruh hasil rajangan daun cengkeh terhadap hasil volume penyulingan minyak daun cengkeh dengan pembuktian bahwa daun cengkeh dengan dirajang dapat menambah volume minyak daun cengkeh daripada hasil penyulingan daun cengkeh tanpa dirajang. DAFTAR PUSTAKA Guenther E Minyak Atsiri. Jilid I. Ketaren (penerjemah) UI Press, Jakarta. Kardinan, A Tanaman Pengusir dan Pembasmi Nyamuk. Jakarta: Agro Media Pustaka, pp: 2-5, 22-23, Hidayat M, Harjono, Marsudi, Gunanto A Evaluasi Kinerja Teknis Mesin Pencacah Hijauan Pakan Ternak. FMIPA. Universitas Andalas Padang. Herman, M Komoditi Tanaman Cengkeh di Indonesia. Gramedia : Jakarta. Pratama, Arman, Maulana Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya:Prima Media. Salim Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya:Prima Media. Thomas, A.N.S Tanaman Obat Tradisional. Yogyakarta: Kanisus,pp:

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2016 di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Bahan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Penelitian ini dimulai pada bulan Juni-Agustus 2014 dengan lokasi penelitian

III. METODOLOGI. Penelitian ini dimulai pada bulan Juni-Agustus 2014 dengan lokasi penelitian III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Juni-Agustus 2014 dengan lokasi penelitian bertempat di peternakan kambing di Desa Sumberrejo, Kecamatan Batanghari, Lampung

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan - Menghitung kecepatan putaran alat Menggambar alat

Mulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan - Menghitung kecepatan putaran alat Menggambar alat Lampiran 1. Flowchart penelitian Mulai Merancang bentuk alat - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan - Menghitung kecepatan putaran alat Menggambar alat Memilih bahan yang akan digunakan

Lebih terperinci

Uji Performansi Unit Penyulingan Uap Daun Cengkeh Skala Laboratorium dengan Pretreatment Pencacahan Daun

Uji Performansi Unit Penyulingan Uap Daun Cengkeh Skala Laboratorium dengan Pretreatment Pencacahan Daun Uji Performansi Unit Penyulingan Uap Daun Cengkeh Skala Laboratorium dengan Pretreatment Pencacahan Daun Litapuspita Rizka Perdana*, Musthofa Lutfi, Yusuf Hendrawan Jurusan Keteknikan Pertanian - Fakultas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Mei 2012 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Mei 2012 di III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Mei 2012 di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen dan di Laboratorium Mekanisasi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini direncanakan akan dilakukan di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan September- Oktober

Lebih terperinci

Analisis Mesin Pengiris Kentang Spiral Otomatis ANALISIS MESIN PENGIRIS KENTANG SPIRAL OTOMATIS

Analisis Mesin Pengiris Kentang Spiral Otomatis ANALISIS MESIN PENGIRIS KENTANG SPIRAL OTOMATIS Analisis Mesin Pengiris Kentang Spiral Otomatis ANALISIS MESIN PENGIRIS KENTANG SPIRAL OTOMATIS Fauzi D3 Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya Email : fauzi.sby@gmail.com Arya Mahendra

Lebih terperinci

Studi Input Energi pada Proses Penyulingan Minyak Atsiri Nilam dengan Sistem Boiler (Studi Kasus Unit Pengolahan minyak Nilam Kesamben-Blitar)

Studi Input Energi pada Proses Penyulingan Minyak Atsiri Nilam dengan Sistem Boiler (Studi Kasus Unit Pengolahan minyak Nilam Kesamben-Blitar) Studi Input Energi pada Proses Penyulingan Minyak Atsiri Nilam dengan Sistem Boiler (Studi Kasus Unit Pengolahan minyak Nilam Kesamben-Blitar) Rohmad Abdul Aziz Al Fathoni*, Bambang Susilo, Musthofa Lutfi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013 di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian,

Lebih terperinci

LAMPIRAN II PERHITUNGAN

LAMPIRAN II PERHITUNGAN 2.1 Perhitungan Putaran LAMPIRAN II PERHITUNGAN Perhitungan kecepatan untuk mengetahui berapa kemampuan kecepatan alat yang dihasilkan pada proses chips ubi ungu. dibandingkan secara teori dan praktik,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PENYULING MINYAK ATSIRI TIPE UAP LANGSUNG SKRIPSI

RANCANG BANGUN ALAT PENYULING MINYAK ATSIRI TIPE UAP LANGSUNG SKRIPSI RANCANG BANGUN ALAT PENYULING MINYAK ATSIRI TIPE UAP LANGSUNG SKRIPSI OLEH : OCTO FANDI SINAGA PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015 RANCANG BANGUN ALAT

Lebih terperinci

ANALISA HASIL MESIN PEMIPIL JAGUNG SKALA UKM. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

ANALISA HASIL MESIN PEMIPIL JAGUNG SKALA UKM. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya ANALISA HASIL MESIN PEMIPIL JAGUNG SKALA UKM Dede Satriawan Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya Email : satriawan.dede@yahoo.com Yunus Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

PENGUJIAN MESIN PENCACAH HIJAUAN PAKAN (CHOPPER) TIPE VERTIKAL WONOSARI I TEST PERFORMANCE OF FORAGE CHOPPER VERTIKAL WONOSARI TYPE I

PENGUJIAN MESIN PENCACAH HIJAUAN PAKAN (CHOPPER) TIPE VERTIKAL WONOSARI I TEST PERFORMANCE OF FORAGE CHOPPER VERTIKAL WONOSARI TYPE I Jurnal Teknik Pertanian LampungVol. 4 No. 1: 35-40 PENGUJIAN MESIN PENCACAH HIJAUAN PAKAN (CHOPPER) TIPE VERTIKAL WONOSARI I TEST PERFORMANCE OF FORAGE CHOPPER VERTIKAL WONOSARI TYPE I Ihwan Fadli 1, Budianto

Lebih terperinci

PENDEKATAN DESAIN Kriteria Desain dan Gambaran Umum Proses Pencacahan

PENDEKATAN DESAIN Kriteria Desain dan Gambaran Umum Proses Pencacahan PENDEKATAN DESAIN Kriteria Desain dan Gambaran Umum Proses Pencacahan Mengingat lahan tebu yang cukup luas kegiatan pencacahan serasah tebu hanya bisa dilakukan dengan sistem mekanisasi. Mesin pencacah

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: PENGARUH PUTARAN PISAU TERHADAP KAPASITAS DAN HASIL PERAJANGAN PADA ALAT PERAJANG SINGKONG

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: PENGARUH PUTARAN PISAU TERHADAP KAPASITAS DAN HASIL PERAJANGAN PADA ALAT PERAJANG SINGKONG Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: 2355-3553 PENGARUH PUTARAN PISAU TERHADAP KAPASITAS DAN HASIL PERAJANGAN PADA ALAT PERAJANG SINGKONG Sukadi* Novarini** *Dosen Teknik Mesin Politeknik Jambi **Dosen Teknik Mesin

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Pengamatan Hasil Penelitian. Tabel 1. Data pengamatan hasil penelitian. Persentase singkong yang tidak terriris sempurna (%)

Lampiran 1. Data Pengamatan Hasil Penelitian. Tabel 1. Data pengamatan hasil penelitian. Persentase singkong yang tidak terriris sempurna (%) 38 Lampiran 1. Data Pengamatan Hasil Penelitian Tabel 1. Data pengamatan hasil penelitian Jarak Mata Pisau (mm) Ulangan Kapasitas efektif alat (kg/jam) Persentase singkong yang tertinggal di alat (%) A(1)

Lebih terperinci

efektif alat (kg/jam)

efektif alat (kg/jam) Lampiran 1.Data pengamatan hasil penelitian Jumlah Mata Pisau Ulangan Kapasitas efektif alat (kg/jam) Persentase singkong yang tertinggal di alat (%) M1 I 48 3.2 3.2 II 46.95 3.3 4.16 III 42.51 4.26 3

Lebih terperinci

Mesin Pencacah Cengkeh

Mesin Pencacah Cengkeh Volume 10 No 1, April 2017 Hlm. 59-64 ISSN 0216-9495 (Print) ISSN 2502-5325 (Online) Mesin Pencacah Cengkeh Ah. Sulhan Fauzi 1, Engga Predianto 2, Fatkur Rhohman 3 1,2,3 Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian inidilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2016

BAHAN DAN METODE. Penelitian inidilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2016 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian inidilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2016 di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL PENGUJIAN PERFORMANCE MESIN PENCACAH RUMPUT LAUT SKALA UKM

ANALISIS HASIL PENGUJIAN PERFORMANCE MESIN PENCACAH RUMPUT LAUT SKALA UKM Analisis Pengujian Performance Mesin Pencacah Rumput Laut Skala UKM ANALISIS HASIL PENGUJIAN PERFORMANCE MESIN PENCACAH RUMPUT LAUT SKALA UKM Tedy Marita D3 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri

Lebih terperinci

PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI MINYAK CENGKEH PADA SISTEM PENYULINGAN KONVENSIONAL

PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI MINYAK CENGKEH PADA SISTEM PENYULINGAN KONVENSIONAL PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI MINYAK CENGKEH PADA SISTEM PENYULINGAN KONVENSIONAL Budi Santoso * Abstract : In industrial clove oil destilation, heat is the main energy which needed for destilation process

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT MESIN HAMMER MILL UNTUK PENGOLAHAN JAGUNG PAKAN

RANCANG BANGUN ALAT MESIN HAMMER MILL UNTUK PENGOLAHAN JAGUNG PAKAN RANCANG BANGUN ALAT MESIN HAMMER MILL UNTUK PENGOLAHAN JAGUNG PAKAN Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Email: zulnadiujeng@gmail.com ABSTRAK Dalam rangka mempertahankan usaha peternak ayam di Kabupaten

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Teknik 4.1.1. Kebutuhan Daya Penggerak Kebutuhan daya penggerak dihitung untuk mengetahui terpenuhinya daya yang dibutuhkan oleh mesin dengan daya aktual pada motor

Lebih terperinci

RANCANG [KG/JAM] MEDAN Diajukan untuk. Memenuhi. Oleh : M.A LUBIS FAHMI NIM: SUWANDI. vii

RANCANG [KG/JAM] MEDAN Diajukan untuk. Memenuhi. Oleh : M.A LUBIS FAHMI NIM: SUWANDI. vii RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT ADONAN TERASI BAHAN BAKU UDANG SISTEM SCREW KAPASITAS 15 [KG/JAM] LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma

Lebih terperinci

UJI BEBAN KERJA ALAT PENGGILING TULANG SAPI

UJI BEBAN KERJA ALAT PENGGILING TULANG SAPI UJI BEBAN KERJA ALAT PENGGILING TULANG SAPI SKRIPSI OLEH : SAFRIYANTO PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2016 1 UJI BEBAN KERJA ALAT PENGGILING TULANG SAPI

Lebih terperinci

ANALISIS MESIN PENGIRIS TEMPE DENGAN VARIASI SUDUT PISAU TERHADAP KETEBALAN IRISAN

ANALISIS MESIN PENGIRIS TEMPE DENGAN VARIASI SUDUT PISAU TERHADAP KETEBALAN IRISAN 18 ANALISIS MESIN PENGIRIS TEMPE DENGAN VARIASI SUDUT PISAU TERHADAP KETEBALAN IRISAN Catur Pramono 1), Endang Mawarsih 2), Hendi Kurniawan 3) 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Tidar

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN DAN UJI KINERJA MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH UNTUK PAKAN TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN PISAU TIPE REEL

RANCANG BANGUN DAN UJI KINERJA MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH UNTUK PAKAN TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN PISAU TIPE REEL RANCANG BANGUN DAN UJI KINERJA MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH UNTUK PAKAN TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN PISAU TIPE REEL Construction Design and Test Performance of Elephant Grass Cutting Machine for Cattle Feed

Lebih terperinci

UJI KINERJA MESIN PEMECAH KULIT GABAH DENGAN VARIASI JARAK ROL KARET DAN DUA VARIETAS GABAH PADA RICE MILLING UNIT (RMU)

UJI KINERJA MESIN PEMECAH KULIT GABAH DENGAN VARIASI JARAK ROL KARET DAN DUA VARIETAS GABAH PADA RICE MILLING UNIT (RMU) UJI KINERJA MESIN PEMECAH KULIT GABAH DENGAN VARIASI JARAK ROL KARET DAN DUA VARIETAS GABAH PADA RICE MILLING UNIT (RMU) Performance Test of Machine Breaking Skin Grain With Rubber Rollers Distance Variation

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di bengkel Mekanisasi Pertanian, Jurusan Teknik

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di bengkel Mekanisasi Pertanian, Jurusan Teknik III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di bengkel Mekanisasi Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada bulan Januari 2010 sampai dengan

Lebih terperinci

UJI KINERJA HAMMER MILL DENGAN UMPAN JANGGEL JAGUNG [Performance Test Hammer Mill With Corn Feed Corncob]

UJI KINERJA HAMMER MILL DENGAN UMPAN JANGGEL JAGUNG [Performance Test Hammer Mill With Corn Feed Corncob] Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol. 1, No. 1, Oktober 2012: 1 1-16 UJI KINERJA HAMMER MILL DENGAN UMPAN JANGGEL JAGUNG [Performance Test Hammer Mill With Corn Feed Corncob] Oleh : Octa rahmadian 1, Sugeng

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2013.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2013. III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2013. Penelitian ini dilakukan dua tahap, yaitu tahap pembuatan alat yang dilaksanakan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MATA PISAU BERGERIGI PADA ALAT PENGIRIS

PENGGUNAAN MATA PISAU BERGERIGI PADA ALAT PENGIRIS PENGGUNAAN MATA PISAU BERGERIGI PADA ALAT PENGIRIS SKRIPSI OLEH REMON PURBA PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013 PENGGUNAAN MATA PISAU BERGERIGI PADA ALAT

Lebih terperinci

PERFORMA DAN BIAYA OPERASIONAL MESIN PENCACAH PELEPAH KELAPA SAWIT RANCANGAN UPT MEKANISASI PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA

PERFORMA DAN BIAYA OPERASIONAL MESIN PENCACAH PELEPAH KELAPA SAWIT RANCANGAN UPT MEKANISASI PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERFORMA DAN BIAYA OPERASIONAL MESIN PENCACAH PELEPAH KELAPA SAWIT RANCANGAN UPT MEKANISASI PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI HANDYMAN MAKMUR WARUWU 110308034 PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN

Lebih terperinci

Modifikasi Pemarut pada Mesin Penyuwir Daging Ikan untuk Bahan Baku Abon Ikan

Modifikasi Pemarut pada Mesin Penyuwir Daging Ikan untuk Bahan Baku Abon Ikan Modifikasi Pemarut pada Mesin Penyuwir Daging Ikan untuk Bahan Baku Abon Ikan Mustaqimah *, Diswandi Nurba, Irwansyah Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala, Darussalam,

Lebih terperinci

II. METODOLOGI PENELITIAN

II. METODOLOGI PENELITIAN 1 Perbandingan Antara Metode Hydro-Distillation dan Steam-Hydro Distillation dengan pemanfaatan Microwave Terhadap Jumlah Rendemenserta Mutu Minyak Daun Cengkeh Fatina Anesya Listyoarti, Lidya Linda Nilatari,

Lebih terperinci

Kentang yang seragam dikupas dan dicuci. Ditimbang kentang sebanyak 1 kg. Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan

Kentang yang seragam dikupas dan dicuci. Ditimbang kentang sebanyak 1 kg. Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan Lampiran 1. Prosedur penelitian Kentang yang seragam dikupas dan dicuci Ditimbang kentang sebanyak 1 kg Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan Kentang dimasukkan ke dalam mesin melalui hopper

Lebih terperinci

DESAIN MESIN KOMPOSTER SKALA INDUSTRI KECIL

DESAIN MESIN KOMPOSTER SKALA INDUSTRI KECIL DESAIN MESIN KOMPOSTER SKALA INDUSTRI KECIL Gatot Pramuhadi 1), Abdul Wahhaab 2), Gina Rahmayanti 2), Nurwan Wahyudi 2), Syahidin Nurul Ikhwan 2) 1) Dosen Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

UJI KECEPATAN PUTARAN OPTIMAL PADA ALAT PENYANGRAI KOPI TIPE ROTARI TERHADAP KUALITAS HASIL SANGRAI

UJI KECEPATAN PUTARAN OPTIMAL PADA ALAT PENYANGRAI KOPI TIPE ROTARI TERHADAP KUALITAS HASIL SANGRAI UJI KECEPATAN PUTARAN OPTIMAL PADA ALAT PENYANGRAI KOPI TIPE ROTARI TERHADAP KUALITAS HASIL SANGRAI (The Effect of RPM Coffee Roaster Machine on the Product Quality) Dedi Johanes Silaen 1, Achwil Putra

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Mulai. Dipasang pulley dan V-belt yang sesuai. Ditimbang kertas bekas sebanyak 3 kg3 Kg. Dihidupkan mesin untuk mengoprasikan alat

LAMPIRAN. Mulai. Dipasang pulley dan V-belt yang sesuai. Ditimbang kertas bekas sebanyak 3 kg3 Kg. Dihidupkan mesin untuk mengoprasikan alat LAMPIRAN Lampiran 1. Flowchart Penelitian Mulai Dipasang pulley dan V-belt yang sesuai Ditimbang kertas bekas sebanyak 3 kg3 Kg Dihidupkan mesin untuk mengoprasikan alat Dimasukan kertas kedalam alat Dihitung

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-39

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-39 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-39 Perbandingan Antara Metode - dan Steam- dengan pemanfaatan Microwave terhadap Jumlah Rendemenserta Mutu Minyak Daun Cengkeh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau telo jendal adalah pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga euphorbiaceae.

BAB I PENDAHULUAN. atau telo jendal adalah pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga euphorbiaceae. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Singkong dikenal juga dengan nama cassava, ubi kayu, ketela pohon, telo puhung atau telo jendal adalah pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga euphorbiaceae.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Konstruksi Mesin Pengupas Kulit Kentang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Konstruksi Mesin Pengupas Kulit Kentang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Konstruksi Mesin Pengupas Kulit Kentang 1 7 2 6 5 3 4 Gambar 4.1. Desain Mesin Pengupas Kulit Kentang Komponen-komponen inti yang ada pada mesin pengupas kulit kentang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juni 2014 di Desa Lehan Kecamatan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juni 2014 di Desa Lehan Kecamatan III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juni 2014 di Desa Lehan Kecamatan Bumi Agung Kabupaten Lampung Timur dan Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK TANAM DAN POSISI RUAS STEK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) SKRIPSI

PENGARUH JARAK TANAM DAN POSISI RUAS STEK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) SKRIPSI PENGARUH JARAK TANAM DAN POSISI RUAS STEK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) SKRIPSI Oleh Ahmad Fitriyanto NIM 091510501143 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

PENGARUH KECEPATAN POTONG DAN PISAU POTONG PADA MESIN PENCACAH SAMPAH ORGANIK DAN SAMPAH PLASTIK TERHADAP HASIL CACAHAN

PENGARUH KECEPATAN POTONG DAN PISAU POTONG PADA MESIN PENCACAH SAMPAH ORGANIK DAN SAMPAH PLASTIK TERHADAP HASIL CACAHAN PENGARUH KECEPATAN POTONG DAN PISAU POTONG PADA MESIN PENCACAH SAMPAH ORGANIK DAN SAMPAH PLASTIK TERHADAP HASIL CACAHAN Oleh : I Gusti Ngurah Raditya Adi Putra Dosen Pembimbing : I.G.P Agus Suryawan ST.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cengkeh adalah tumbuhan asli Maluku, Indonesia. Cengkeh dikenal dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman asli Indonesia ini tergolong

Lebih terperinci

SEMINAR KOMPREHENSIF ANALISIS TEKNIK, UJI KINERJA, DAN ANALISIS EKONOMI MESIN PELECET KACANG KEDELAI EDAMAME. Angga Fajar S ( )

SEMINAR KOMPREHENSIF ANALISIS TEKNIK, UJI KINERJA, DAN ANALISIS EKONOMI MESIN PELECET KACANG KEDELAI EDAMAME. Angga Fajar S ( ) SEMINAR KOMPREHENSIF ANALISIS TEKNIK, UJI KINERJA, DAN ANALISIS EKONOMI MESIN PELECET KACANG KEDELAI EDAMAME Angga Fajar S (240110060041) Latar Belakang Kacang Kedelai Edamame Proses Pengupasan Kulit Manual

Lebih terperinci

Pengolahan lada putih secara tradisional yang biasa

Pengolahan lada putih secara tradisional yang biasa Buletin 70 Teknik Pertanian Vol. 15, No. 2, 2010: 70-74 R. Bambang Djajasukmana: Teknik pembuatan alat pengupas kulit lada tipe piringan TEKNIK PEMBUATAN ALAT PENGUPAS KULIT LADA TIPE PIRINGAN R. Bambang

Lebih terperinci

V.HASIL DAN PEMBAHASAN

V.HASIL DAN PEMBAHASAN V.HASIL DAN PEMBAHASAN A.KONDISI SERASAH TEBU DI LAHAN Sampel lahan pada perkebunan tebu PT Rajawali II Unit PG Subang yang digunakan dalam pengukuran profil guludan disajikan dalam Gambar 38. Profil guludan

Lebih terperinci

II. PASCA PANEN KAYU MANIS

II. PASCA PANEN KAYU MANIS 1 I. PENDAHULUAN Kayu manis (Cinnamomum burmanii) merupakan komoditas perkebunan yang telah lama dimanfaatkan oleh manusia sebagai bumbu penyedap masakan (Anonim, 2010). Di Indonesia, produk kayu manis

Lebih terperinci

Kinerja Pengeringan Chip Ubi Kayu

Kinerja Pengeringan Chip Ubi Kayu Technical Paper Kinerja Pengeringan Chip Ubi Kayu Performance of Cassava Chip Drying Sandi Asmara 1 dan Warji 2 Abstract Lampung Province is the largest producer of cassava in Indonesia. Cassava has a

Lebih terperinci

KINERJA DESTILASI RIMPANG JAHE SECARA KOHOBASI DAN DESTILASI UAP-AIR

KINERJA DESTILASI RIMPANG JAHE SECARA KOHOBASI DAN DESTILASI UAP-AIR TUGAS AKHIR KINERJA DESTILASI RIMPANG JAHE SECARA KOHOBASI DAN DESTILASI UAP-AIR (Performance of Distillation of Ginger on Chohobation Process and Water-steam Distillation) Diajukansebagaisalahsatusyaratuntukmenyelesaikanstudi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PERAJANG TEMBAKAU

RANCANG BANGUN MESIN PERAJANG TEMBAKAU TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN MESIN PERAJANG TEMBAKAU Oleh : Agustinus Iwop Agus Supriyadi Pembimbing Ir. Mahirul Mursid, MSc ABSTRAK Abstrak Tembakau adalah bahan baku utama yang digunakan untuk membuat

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) F-234

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) F-234 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-234 Perbandingan Metode Steam Distillation dan Steam-Hydro Distillation dengan Microwave Terhadap Jumlah Rendemen serta Mutu

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMERAS KOPRA DENGAN KAPASITAS 3 LITER/JAM

RANCANG BANGUN MESIN PEMERAS KOPRA DENGAN KAPASITAS 3 LITER/JAM RANCANG BANGUN MESIN PEMERAS KOPRA DENGAN KAPASITAS 3 LITER/JAM Oleh: WICAKSANA ANGGA TRISATYA - 2110 039 005 NEVA DWI PRASTIWI 2110 039 040 Dosen Pembimbing: Ir. SYAMSUL HADI, MT. Instruktur Pembimbing:

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PENYULING MINYAK SERAI DENGAN SISTEM STEAM DISTILATION KAPASITAS 20 ML/JAM

RANCANG BANGUN ALAT PENYULING MINYAK SERAI DENGAN SISTEM STEAM DISTILATION KAPASITAS 20 ML/JAM RANCANG BANGUN ALAT PENYULING MINYAK SERAI DENGAN SISTEM STEAM DISTILATION KAPASITAS 20 ML/JAM LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma

Lebih terperinci

Abstrak

Abstrak 1 Jatmiko Edi Siswanto 1 Jurusan Teknik Mesin, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Jambi jatmikoedis@yahoo.com Abstrak Proses pembuatan tepung tapioka secara tradisional terdiri dari tiga tahap yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Waktu penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu mulai dari bulan Maret hingga Mei 2011, bertempat di Laboratorium Pilot Plant PAU dan Laboratorium Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA MESIN PENGAYAK SERAT COCOFIBER Performance Analysis of Sieving Machine for Cocofiber

ANALISIS KINERJA MESIN PENGAYAK SERAT COCOFIBER Performance Analysis of Sieving Machine for Cocofiber ANALISIS KINERJA MESIN PENGAYAK SERAT COCOFIBER Performance Analysis of Sieving Machine for Cocofiber Siswoyo Soekarno 1) *, Hamid Ahmad 1), Muhammad Nasir Afandi 1) 1) Jurusan Teknik Pertanian - Fakultas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ALAT PENCACAH (CHOPPER) BATANG JAGUNG SEBAGAI BAHAN BAKU SILASE

PENGEMBANGAN ALAT PENCACAH (CHOPPER) BATANG JAGUNG SEBAGAI BAHAN BAKU SILASE PENGEMBANGAN ALAT PENCACAH (CHOPPER) BATANG JAGUNG SEBAGAI BAHAN BAKU SILASE Renny Eka Putri 1*, Andasuryani 1 *Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas, Kampus Limau Manis-

Lebih terperinci

MEMBANGUN MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH UNTUK PENINGKATAN EFEKTIVITAS KONSUMSI PAKAN TERNAK SAPI

MEMBANGUN MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH UNTUK PENINGKATAN EFEKTIVITAS KONSUMSI PAKAN TERNAK SAPI ARTIKEL ILMIAH PELAKSANAAN PROGRAM PENGABDIAN PROGRAM VUCER TAHUN 2009 MEMBANGUN MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH UNTUK PENINGKATAN EFEKTIVITAS KONSUMSI PAKAN TERNAK SAPI Oleh: 1. Andasuryani,STP,MSi / NIP.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama adalah pembuatan alat yang dilaksanakan di bengkel las Citra Damai Kemiling

Lebih terperinci

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani** PENGARUH PENAMBAHAN KIJING TAIWAN (Anadonta woodiana, Lea) DALAM PAKAN BUATAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin BAB III METODOLOGI 3.1. Diagram Alur Produksi Mesin Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin 3.2. Cara Kerja Mesin Prinsip kerja mesin pencetak bakso secara umum yaitu terletak pada screw penekan adonan dan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR Sumardi 1* Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh Medan Km. 280 Buketrata Lhokseumawe 24301 Email: Sumardi63@gmail.com

Lebih terperinci

PENGARUH BEBERAPA UKURAN DIAMETER PULLEY PADA PEMERAS SANTAN SISTEM SCREW PRESS

PENGARUH BEBERAPA UKURAN DIAMETER PULLEY PADA PEMERAS SANTAN SISTEM SCREW PRESS PENGARUH BEBERAPA UKURAN DIAMETER PULLEY PADA PEMERAS SANTAN SISTEM SCREW PRESS SKRIPSI OLEH : CHESYA RITONGA 130308066 PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

UJI COBA ALAT PENYULINGAN DAUN CENGKEH MENGGUNAKAN METODE AIR dan UAP KAPASITAS 1 kg

UJI COBA ALAT PENYULINGAN DAUN CENGKEH MENGGUNAKAN METODE AIR dan UAP KAPASITAS 1 kg UJI COBA ALAT PENYULINGAN DAUN CENGKEH MENGGUNAKAN METODE AIR dan UAP KAPASITAS 1 kg Nama : Muhammad Iqbal Zaini NPM : 24411879 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Cokorda

Lebih terperinci

ANALISIS JARAK RUJI PADA MESIN PENGUPAS POLONG KACANG TANAH TERHADAP HASIL KUPASAN

ANALISIS JARAK RUJI PADA MESIN PENGUPAS POLONG KACANG TANAH TERHADAP HASIL KUPASAN ANALISIS JARAK RUJI PADA MESIN PENGUPAS POLONG KACANG TANAH TERHADAP HASIL KUPASAN Xander Salahudin, Sri Widodo, Muhammad Hasan Zuhdi, Danang Henri Wibowo, Rachman Satya Pamungkas, Bagas Dwi Prakoso Jurusan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) LAMPIRAN 74 75 Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) : 15,4 kg Diameter silinder pencacah (D) : 37,5cm = 0,375 m Percepatan gravitasi (g) : 9,81 m/s 2 Kecepatan putar

Lebih terperinci

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

SKRIPSI / TUGAS AKHIR PROSES MANUFAKTUR MESIN PRESS BAGLOG JAMUR SKRIPSI / TUGAS AKHIR TRI HARTANTO (26410947) JURUSAN TEKNIK MESIN LATAR BELAKANG Dalam industri agrobisnis terutama dalam bidang penanaman jamur. Keberadaan

Lebih terperinci

Arzal Bili 1, Syafriandi 1, Mustaqimah 2 Program Studi Teknik pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Arzal Bili 1, Syafriandi 1, Mustaqimah 2 Program Studi Teknik pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala Pengaruh Kedalaman Keprasan Tebu dengan Menggunakan Mesin Kepras Traktor Roda Dua Terhadap Kualitas Keprasan dan Pertumbuhan Tunas Effect of Stubble Cane Cutting Depth by Using Cutting Machine Two Wheel

Lebih terperinci

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu LAMPIRAN I ATA PENGAMATAN. ata Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu Berikut merupakan tabel data hasil penepungan selama pengeringan jam, 4 jam, dan 6 jam. Tabel 8. ata hasil tepung selama

Lebih terperinci

Pengujian alat. Pengukuran parameter. Analisis data. selesai

Pengujian alat. Pengukuran parameter. Analisis data. selesai 47 b a Pengujian alat tidak Uji kelayakan ya Pengukuran parameter Analisis data selesai 48 Lampiran 2. Kapasitas Efektif Alat dan Persentase Bahan Rusak Kapasitas efektif alat menunjukkan produktivitas

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Berikut proses perancangan alat pencacah rumput gajah seperti terlihat pada diagram alir: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan Perencanaan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI 3.1 BAHAN DAN ALAT Ketel Suling

III. METODOLOGI 3.1 BAHAN DAN ALAT Ketel Suling III. METODOLOGI 3.1 BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun dan batang nilam yang akan di suling di IKM Wanatiara Desa Sumurrwiru Kecamatan Cibeurem Kabupaten Kuningan. Daun

Lebih terperinci

UJI ALAT PENGEPRES MINYAK (OIL PRESS) PADA BEBERAPA KOMODITI

UJI ALAT PENGEPRES MINYAK (OIL PRESS) PADA BEBERAPA KOMODITI UJI ALAT PENGEPRES MINYAK (OIL PRESS) PADA BEBERAPA KOMODITI (Test of oil press on some commodities) Iin Sawitri 1*), Ainun Rohanah 1), Sulastri Panggabean 1) 1) Program Studi Keteknikan Pertanian, Fakultas

Lebih terperinci

1 PENGGUNAAN SISTEM PEMANAS DALAM PENGEMBANGAN ALAT PENGUPAS KULIT ARI KACANG TANAH Renny Eka Putri *), Andasuryani, Santosa, dan Riki Ricardo Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN

IV. PENDEKATAN DESAIN IV. PENDEKATAN DESAIN A. Kriteria Desain Alat pengupas kulit ari kacang tanah ini dirancang untuk memudahkan pengupasan kulit ari kacang tanah. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa proses pengupasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyamplung Nyamplung memiliki sebaran yang luas di dunia, dari Afrika, India, Asia Tenggara, Australia Utara, dan lain-lain. Karakteristik pohon nyamplung bertajuk rimbun-menghijau

Lebih terperinci

Uji Kinerja Traktor Roda Empat Tipe Iseki TG5470 Untuk Pengolahan Tanah Menggunakan Bajak Rotari Pada Lahan Lempung Berpasir

Uji Kinerja Traktor Roda Empat Tipe Iseki TG5470 Untuk Pengolahan Tanah Menggunakan Bajak Rotari Pada Lahan Lempung Berpasir Uji Kinerja Traktor Roda Empat Tipe Iseki TG5470 Untuk Pengolahan Tanah Menggunakan Bajak Rotari Pada Lahan Lempung Berpasir Bobby Wirasantika*, Wahyunanto Agung Nugroho, Bambang Dwi Argo Jurusan Keteknikan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERPINDAHAN KALOR DESTILASI DAN ANALISA

BAB III PROSES PERPINDAHAN KALOR DESTILASI DAN ANALISA BAB III PROSES PERPINDAHAN KALOR DESTILASI DAN ANALISA 3.1 Proses Perpindahan Kalor 3.1.1 Sumber Kalor Untuk melakukan perpindahan kalor dengan metode uap dan air diperlukan sumber destilasi untuk mendidihkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2010 sampai dengan bulan Agustus 2010. Tempat penelitian dilaksanakan dibeberapa tempat sebagai berikut. 1) Laboratorium

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPAT TUMBUH DAN LAMA PENYULINGAN TERHADAP RENDEMEN MINYAK ATSIRI RAMBU ATAP

PENGARUH TEMPAT TUMBUH DAN LAMA PENYULINGAN TERHADAP RENDEMEN MINYAK ATSIRI RAMBU ATAP PENGARUH TEMPAT TUMBUH DAN LAMA PENYULINGAN TERHADAP RENDEMEN MINYAK ATSIRI RAMBU ATAP (Baeckea frustescens L) DENGAN PENYULINGAN METODE PEREBUSAN The Influence of Growing Site and duration distillation

Lebih terperinci

PERAJANG MEKANIK KRIPIK

PERAJANG MEKANIK KRIPIK PERAJANG MEKANIK KRIPIK Sartono Putro Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl.A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura ABSTRAK Proses pembuatan kripik tempe dengan perajangan manual mempunyai

Lebih terperinci

UJI BERBAGAI DIAMETER PULI TERHADAP KUALITAS HASIL ALAT PENCETAK KERIPIK BIJI-BIJIAN

UJI BERBAGAI DIAMETER PULI TERHADAP KUALITAS HASIL ALAT PENCETAK KERIPIK BIJI-BIJIAN UJI BERBAGAI DIAMETER PULI TERHADAP KUALITAS HASIL ALAT PENCETAK KERIPIK BIJI-BIJIAN (Study of Pulley Diameter Effect on Product Quality of Grain s Chip Molder) Alex Candra Pardede 1,2, Saipul Bahri Daulay

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG AGAM CHAIRUL ACHYAR

PERANCANGAN MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG AGAM CHAIRUL ACHYAR PERANCANGAN MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG AGAM CHAIRUL ACHYAR 20411296 Latar Belakang Di Indonesia, jagung banyak dimanfaatkan sebagai makanan pokok, tetapi bonggolnya masih belum termanfaatkan

Lebih terperinci

UJI SUHU PENYANGRAIAN PADA ALAT PENYANGRAI KOPI MEKANIS TIPE ROTARY TERHADAP MUTU KOPI JENIS ARABIKA (Coffea arabica)

UJI SUHU PENYANGRAIAN PADA ALAT PENYANGRAI KOPI MEKANIS TIPE ROTARY TERHADAP MUTU KOPI JENIS ARABIKA (Coffea arabica) UJI SUHU PENYANGRAIAN PADA ALAT PENYANGRAI KOPI MEKANIS TIPE ROTARY TERHADAP MUTU KOPI JENIS ARABIKA (Coffea arabica) SKRIPSI OLEH TOMMI PERSADA SEMBIRING PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

2. Persentase Bahan yang Tidak Terparut

2. Persentase Bahan yang Tidak Terparut Lampiran 1. Data Pemarutan Singkong Tabel 1. Data penelitian Ulangan Berat Bahan Waktu Bahan Terparut Bahan Tidak Terparut (Kg) (menit) (Kg) (Kg) I 10 16,46 8,6 0,7 II 10 16,02 9,2 0,4 III 10 16,52 9,1

Lebih terperinci

Andasuryani 2, Santosa 2 dan Alhapen Ruslin Chandra 3

Andasuryani 2, Santosa 2 dan Alhapen Ruslin Chandra 3 MEMBANGUN MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH UNTUK PENINGKATAN EFEKTIVITAS KONSUMSI PAKAN TERNAK SAPI 1 Andasuryani 2, Santosa 2 dan Alhapen Ruslin Chandra 3 ABSTRACT Increasing in the number of population will

Lebih terperinci

3.1. Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

3.1. Waktu dan Tempat Bahan dan Alat III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga bulan September 2011 bertempat di Bengkel Teknik Mesin Budidaya Pertanian, Leuwikopo dan lahan percobaan Departemen Teknik

Lebih terperinci

KAJIAN PENERAPAN ALAT PENEPUNG PISANG UNTUK PENINGKATAN NILAI TAMBAH DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

KAJIAN PENERAPAN ALAT PENEPUNG PISANG UNTUK PENINGKATAN NILAI TAMBAH DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KAJIAN PENERAPAN ALAT PENEPUNG PISANG UNTUK PENINGKATAN NILAI TAMBAH DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Susy Lesmayati 1 dan Retno Endrasari 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan 2 Balai

Lebih terperinci

Jurnal Bahan Alam Terbarukan

Jurnal Bahan Alam Terbarukan Jurnal Bahan Alam Terbarukan ISSN 2303-0623 PENGAMBILAN MINYAK ATSIRI BUNGA CENGKEH (Clove Oil) MENGGUNAKAN PELARUT n-heksana DAN BENZENA Saiful Hadi Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Analisa Pengaruh Variasi Jarak Mata Pisau Dengan Piringan Terhadap Hasil Irisan Singkong Pada Slicing Machine

Analisa Pengaruh Variasi Jarak Mata Pisau Dengan Piringan Terhadap Hasil Irisan Singkong Pada Slicing Machine Analisa Pengaruh Variasi Jarak Mata Pisau Dengan Piringan Terhadap Hasil Irisan Pada Slicing Machine Yoga Punanda Hidayat *, Hendra Saputra*Naufal Abdurrahman Batam Polytechnics Mechanical Engineering

Lebih terperinci

OPTIMASI PROSES DESTILASI UAP ESSENTIAL OIL

OPTIMASI PROSES DESTILASI UAP ESSENTIAL OIL Jurnal Reka Buana Volume 1 No 2, Maret-Agustus 2015 41 OPTIMASI PROSES DESTILASI UAP ESSENTIAL OIL Zuhdi Ma sum dan Wahyu Diah Proborini PS. Teknik Kimia, Fak. Teknik. Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Lebih terperinci

PERANCANGAN PISAU MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG HADIYATULLAH

PERANCANGAN PISAU MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG HADIYATULLAH PERANCANGAN PISAU MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG HADIYATULLAH 23411140 Latar Belakang Pemisahan biji jagung yang masih tradisional Kurangnya pemanfaatan bonggol jagung sebagai pakan ternak

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MESIN PENYOSOH SORGUM Oleh : Ana Nurhasanah, Novi Sulistyosari, Mardison dan Abi Prabowo Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian

PENGEMBANGAN MESIN PENYOSOH SORGUM Oleh : Ana Nurhasanah, Novi Sulistyosari, Mardison dan Abi Prabowo Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian PENGEMBANGAN MESIN PENYOSOH SORGUM Oleh : Ana Nurhasanah, Novi Sulistyosari, Mardison dan Abi Prabowo Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian Permasalahan umum yang dihadapi dalam pemanfaatan biji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang potensial sebagai sumber bahan baku

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang potensial sebagai sumber bahan baku 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang potensial sebagai sumber bahan baku minyak atsiri. Indonesia menghasilkan 40 jenis dari 80 jenis minyak atsiri yang diperdagangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris (Essential oil volatile) yang

I. PENDAHULUAN. Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris (Essential oil volatile) yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak atsiri merupakan zat yang memberikan aroma pada tumbuhan. Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris (Essential oil volatile) yang merupakan salah satu hasil

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan 52 Lampiran 1.Flow Chart pelaksanaan penelitian. Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang digunakan sesuai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Terrarium II Taman Margasatwa Ragunan (TMR), DKI Jakarta selama 2 bulan dari bulan September November 2011. 3.2 Materi

Lebih terperinci