ORIZA OKTARINA A1G010056

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ORIZA OKTARINA A1G010056"

Transkripsi

1 PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN DAN MENGEMBANGKAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB SERTA DISIPLIN SISWA YANG BERORIENTASI PADA KURIKULUM 2013 (PTK, pada Pembelajaran PKn Kelas IVA SD Negeri 69 Kota Bengkulu) SKRIPSI Oleh: ORIZA OKTARINA A1G PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU 2014

2 Motto dan Persembahan Motto 1. Apabila Allah menghendaki sesuatu, maka hanya dengan perintah Jadilah maka terciptalah dia. (QS. Yassin 82) 2. Impossible is nothing karena Impossible akan selalu berubah jadi Possible selama ada usaha dan doa. 3. Apa yang anda pikirkan, itulah yang akan terjadi. Persembahan Dengan mengucapkan Alhamdulillah atas semua limpahan rahmat dan kasih sayang-nya. Dengan tulus kupersembahkan karya kecil ini untuk orang-orang yang aku cintai dengan sepenuh hati: 1. Papaku Disran, S.P dan Mamaku Herlina yang selalu memberikan kasih sayang dan doa yang tak terbatas. Terima kasih untuk papa yang sudah mengajarkanku untuk tetap kuat bertahan apapun yang terjadi dan mama yang sudah mengajarkanku arti kelembutan dan kesabaran yang tak terhingga. Senyum papa dan mama kebahagiaan nana Kakakku tersayang Afriyan Pratama, S.E yang selalu menjadi kebanggaanku. Terima kasih atas doa dan motivasinya ak, walaupun kadang terlihat dewasa tapi kadang juga terlihat seperti anak-anak, tapi nana sayang dan bangga padamu ak. 3. Seluruh keluarga besarku yang selalu mendoakan dan menanti keberhasilanku. 4. Sahabat-sahabatku ROPYuMIYoTy (Rossy, Ciput, Yuli, Mama, Mbak In, Yolan, Tyaz) yang sudah memberikan warna dalam hidupku. Kalian sahabatsahabat terbaikku sekaligus keluargaku dalam suka duka, berjuang dan bahagia bersama. 5. Seluruh teman-teman S1 PGSD Angkatan 2010 terkhusus kelas B terima kasih atas motivasi dan kebersamaan selama ini. 6. Teman-teman dan adik-adik MPAC kelompok 1 dan kelompok 2, terutama MPAC kelompok 2 (Heni, Arin, Dewi, Ayu, Nining, Dyaz dan Feri), terima kasih adik-adikku untuk kehangatan canda tawa yang selalu kalian berikan yang membuatku merasakan kekeluargaan yang begitu berarti. iv

3 ABSTRAK Oktarina, Oriza Penerapan Pendekatan Scientific untuk Meningkatkan Aktivitas Pembelajaran dan Mengembangkan Karakter Tanggung Jawab serta Disiplin Siswa yang Berorientasi pada Kurikulum 2013 (PTK, pada Pembelajaran PKn Kelas IVA SD Negeri 69 Kota Bengkulu). Dra. Sri Ken Kustianti, M.Pd sebagai pembimbing I. Dra. Resnani, M.Si sebagai pembimbing II. Tujuan penelitian adalah menerapkan pendekatan scientific, dan meningkatkan aktivitas pembelajaran serta mengembangkan karakter tanggung jawab serta disiplin siswa. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan sebanyak dua siklus, setiap siklus terdiri atas dua pertemuan dan terdiri dari empat tahapan setiap siklusnya yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IVA SD Negeri 69 Kota Bengkulu. Instrumen yang digunakan yaitu lembar observasi aktivitas guru dan siswa, serta lembar observasi perkembangan karakter tanggung jawab dan disiplin. Teknik analisis data yang digunakan yaitu data penerapan pendekatan scientific, data observasi guru dan siswa. Dianalisis dengan rata-rata skor dan data lembar observasi karakter dianalisis dengan presentase perkembangan karakter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) penerapan pendekatan Scientific terdiri dari tiga tahap kegiatan yaitu: a. kegiatan awal, b. kegiatan inti yang terdiri dari tahap mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan dan mengkomunikasikan, c. kegiatan penutup. (2) Nilai rata-rata observasi aktivitas guru siklus I sebesar 43,25 (cukup), meningkat pada siklus II menjadi 53 (baik). Nilai rata-rata observasi aktivitas siklus I sebesar siswa 39,5 (cukup), meningkat pada siklus II menjadi 52,75 (baik). (3) Perkembangan karakter tanggung jawab siswa pada siklus I berada pada kategori Mulai Terlihat (MT) sebesar 60,67%, pada siklus II berkembang menjadi kategori Mulai Berkembang (MB) sebesar 43,75%. Perkembangan karakter disiplin siswa pada siklus I berada pada kategori Mulai Terlihat (MT) sebesar 53,76%, pada siklus II berkembang menjadi kategori Mulai Berkembang (MB) sebesar 45,43%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendekatan Scientific yang berorientasi pada kurikulum 2013 dapat meningktakan aktivitas pembelajaran dan mengembangkan karakter tanggung jawab serta disiplin siswa dalam Pembelajaran PKn Kelas IVA SD Negeri 69 Kota Bengkulu. Kata kunci : Pendekatan Scientific yang berorientasi pada kurikulum 2013, aktivitas pembelajaran PKn, Karakter tanggung jawab dan Disiplin. v

4 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Penerapan Pendekatan Scientific untuk Meningkatkan Aktivitas Pembelajaran dan Mengembangkan Karakter Tanggung Jawab serta Disiplin Siswa yang Berorientasi pada Kurikulum 2013 (PTK, pada Pembelajaran PKn Kelas IVA SD Negeri 69 Kota Bengkulu). Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, sahabat dan kaum muslimin yang tetap istiqomah menegakkan kebenaran. Skrispsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar JIP FKIP Universitas Bengkulu. Selesainya penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Bapak Dr. Ridwan Nurazi, S.E, M.Sc, Akt., selaku Rektor Universitas Bengkulu. 2. Bapak Prof. Dr. Rambat Nur Sasongko, M.Pd., selaku Dekan FKIP Universitas Bengkulu. 3. Bapak Dr. Manap Somantri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu. 4. Ibu Dra. V. Karjiyati, M.Pd., selaku Ketua Prodi PGSD Universitas Bengkulu. vi

5 5. Ibu Dra. Sri Ken Kustianti, M.Pd., selaku Pembimbing utama yang telah sabar dalam memberikan motivasi, bimbingan dan pengarahan yang sangat berarti kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 6. Ibu Dra. Resnani, M.Si., selaku Pembimbing pendamping yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis selesainya skripsi ini. 7. Bapak Dr. Syahril Yusuf, M.Pd., selaku Penguji utama yang telah banyak memberikan masukan pada penulis guna kesempurnaan dalam penulisan skripsi ini. 8. Bapak Bambang Parmadie, M.Sn., selaku Penguji pendamping yang telah memberikan bimbingan dan sarannya demi perbaikan skripsi ini. 9. Ibu Dra. Hasnawati, M.Si., selaku pembimbing akademik yang selalu membantu selama masa kuliah. 10. Ibu Priyanti Yuliana, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Negeri 69 Kota Bengkulu yang telah memberikan izin kepada penulis dalam melakukan penelitian. 11. Bapak Ahmad Maad, AS., selaku Guru Kelas sekaligus guru mata pelajaran PKn di kelas IVA SD Negeri 69 Kota Bengkulu yang telah banyak membantu dan bekerja sama dengan penulis selama melakukan penelitian. Jika skripsi masih jauh dari kesempurnaan, kritik dan saran peneliti harapkan guna kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Bengkulu, Juni 2014 Oriza Oktarina vii

6 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN JUDUL... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv HALAMAN ABSTRAK... v HALAMAN KATA PENGANTAR... vi HALAMAN DAFTAR ISI... viii HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN... x HALAMAN DAFTAR TABEL... xiii HALAMAN DAFTAR BAGAN... xiv HALAMAN DAFTAR GAMBAR... xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 8 C. Tujuan Penelitian... 9 D. Manfaat Penelitian... 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hakikat Pembelajaran PKn di SD Pendekatan Scientific Penerapan Pendekatan Scientific di dalam Pembelajaran Hakikat Pendidikan Karakter Hakikat Aktivitas Pembelajaran Penerapan Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran PKn yang Berorientasi pada Kurikulum B. Hasil-hasil Penelitian yang Relevan C. Kerangka Pikir D. Hipotesis Tindakan viii

7 BAB III METODE PENELITAN A. Jenis Penelitian B. Subjek Penelitian C. Defenisi Operasional D. Prosedur Penelitian E. Instrumen Penelitian F. Teknik Pengumpulan Data G. Teknik Analisis Data H. Indikator Keberhasilan Tindakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Refleksi Awal Deskripsi Proses dan Hasil Persiklus B. Pembahasan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN ix

8 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Surat Izin Penelitian (UNIB) Lampiran 2. Surat Izin Penelitian (DIKNAS) Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Lampiran 4. Silabus Siklus I Pertemuan Lampiran 5. RPP Siklus I Pertemuan Lampiran 6a. Lembar Diskusi Siswa Pertemuan Lampiran 6b. Kunci Jawaban Lembar Diskusi Siswa Pertemuan Lampiran 7a. Lembar Evaluasi Pertemuan Lampiran 7b. Kunci Jawaban Lembar Evaluasi Pertemuan Lampiran 8. Silabus Siklus I Pertemuan Lampiran 9. RPP Siklus I Pertemuan Lampiran 10a. Lembar Diskusi Siswa Pertemuan Lampiran 10b. Kunci Jawaban Lembar Diskusi Siswa Pertemuan Lampiran 11a. Lembar Evaluasi Pertemuan Lampiran 11b. Kunci Jawaban Lembar Evaluasi Pertemuan Lampiran 12. Materi Pembelajaran Siklus I Lampiran 13a. Lembar Observasi Guru Siklus I Pertemuan 1 Pengamat Lampiran 13b. Lembar Observasi Guru Siklus I Pertemuan 1 Pengamat Lampiran 13c. Lembar Observasi Guru Siklus I Pertemuan 2 Pengamat Lampiran 13d. Lembar Observasi Guru Siklus I Pertemuan 2 Pengamat Lampiran 14. Deskriptor Lembar Observasi Guru Lampiran 15. Rekapitulasi Lembar Observasi Guru Siklus I Lampiran 16a. Lembar Observasi Siswa Siklus I Pertemuan 1 Pengamat Lampiran 16b. Lembar Observasi Siswa Siklus I Pertemuan 1 Pengamat Lampiran 16c. Lembar Observasi Siswa Siklus I Pertemuan 2 Pengamat Lampiran 16d. Lembar Observasi Siswa Siklus I Pertemuan 2 Pengamat Lampiran 17. Deskriptor Lembar Observasi Siswa Lampiran 18. Rekapitulasi Lembar Observasi Siswa Siklus I Lampiran 19a. Lembar Observasi Perkembangan Karakter Tanggung Jawab Siklus I Pertemuan x

9 Lampiran 19b. Lembar Observasi Perkembangan Karakter Tanggung Jawab Siklus I Pertemuan Lampiran 20. Deskriptor Karakter Tanggung Jawab Lampiran 21. Analisis Perkembangan Karakter Tanggung Jawab Lampiran 22a. Lembar Observasi Perkembangan Karakter Disiplin Siklus I Pertemuan Lampiran 22b. Lembar Observasi Perkembangan Karakter Disiplin Siklus I Pertemuan Lampiran 23. Deskriptor Karakter Disiplin Lampiran 24. Analisis Perkembangan Karakter Disiplin Lampiran 25. Silabus Siklus II Pertemuan Lampiran 26. RPP Siklus II Pertemuan Lampiran 27a. Lembar Diskusi Siswa Pertemuan Lampiran 27b. Kunci Jawabn Lembar Diskusi Siswa Pertemuan Lampiran 28a. Lembar Evaluasi Pertemuan Lampiran 28b. Kunci Jawaban Lembar Evaluasi Pertemuan Lampiran 29. Silabus Siklus II Pertemuan Lampiran 30. RPP Siklus II Pertemuan Lampiran 31a. Lembar Diskusi Siswa Pertemuan Lampiran 31b. Kunci Jawabn Lembar Diskusi Siswa Pertemuan Lampiran 32a. Lembar Evaluasi Pertemuan Lampiran 32b. Kunci Jawaban Lembar Evaluasi Pertemuan Lampiran 33. Materi Pembelajaran Siklus II Lampiran 34a. Lembar Observasi Guru Siklus II Pertemuan 1 Pengamat Lampiran 34b. Lembar Observasi Guru Siklus II Pertemuan 1 Pengamat Lampiran 34c. Lembar Observasi Guru Siklus II Pertemuan 2 Pengamat Lampiran 34d. Lembar Observasi Guru Siklus II Pertemuan 2 Pengamat Lampiran 35. Deskriptor Lembar Observasi Guru Lampiran 36. Rekapitulasi Lembar Observasi Guru Siklus II Lampiran 37a. Lembar Observasi Siswa Siklus II Pertemuan 1 Pengamat Lampiran 37b. Lembar Observasi Siswa Siklus II Pertemuan 1 Pengamat Lampiran 37c. Lembar Observasi Siswa Siklus II Pertemuan 2 Pengamat xi

10 Lampiran 37d. Lembar Observasi Siswa Siklus II Pertemuan 2 Pengamat Lampiran 38. Deskriptor Lembar Observasi Siswa Lampiran 39. Rekapitulasi Lembar Observasi Siswa Siklus II Lampiran 40a. Lembar Observasi Perkembangan Karakter Tanggung Jawab Siklus II Pertemuan Lampiran 40b. Lembar Observasi Perkembangan Karakter Tanggung Jawab Siklus II Pertemuan Lampiran 41. Deskriptor Karakter Tanggung Jawab Lampiran 42. Analisis Perkembangan Karakter Tanggung Jawab Lampiran 43a. Lembar Observasi Perkembangan Karakter Disiplin Siklus II Pertemuan Lampiran 43b. Lembar Observasi Perkembangan Karakter Disiplin Siklus II Pertemuan Lampiran 44. Deskriptor Karakter Disiplin Lampiran 45. Analisis Perkembangan Karakter Disiplin Lampiran 46. Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran xii

11 DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Indikator Pencapaian Pembelajaran pada Karakter Tanggung Jawab Tabel 2.2. Indikator Karakter Disiplin untuk Masing-masing Jenjang Kelas di SD Tabel 2.3. Indikator Pencapaian Pembelajaran pada Karakter Disiplin Tabel 3.1. Kriteria Penilaian Aktivitas Guru Tabel 3.2. Kriteria Penilaian Aktivitas Siswa Tabel 4.1. Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Tabel 4.2. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Tabel 4.3. Hasil Rata-Rata Perkembangan Karakter Tanggung Jawab Siklus I Tabel 4.4. Hasil Rata-Rata Perkembangan Karakter Disiplin Siklus I Tabel 4.5. Data Hasil Observasi AktivitasGuru Siklus II Tabel 4.6. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Tabel 4.7. Hasil Rata-Rata Perkembangan Karakter Tanggung Jawab Siklus II Tabel 4.8. Hasil Rata-Rata Perkembangan Karakter Disiplin Siklus II xiii

12 DAFTAR BAGAN Bagan 2.1. Langkah-langkah Pendekatan Scientific Bagan 2.2. Kerangka Pikir Bagan 3.1. Prosedur Penelitian xiv

13 DAFTAR GAMBAR Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran xv

14 1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sistem pendidikan nasional selalu mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan adalah kurikulum, dengan adanya kebutuhan dan perkembangan zaman secara langsung akan mempengaruhi konsep kurikulum pendidikan yang diberlakukan. Berdasarkan kurikulum itulah proses pendidikan diharapkan dapat berjalan dengan arah dan tujuan yang benar. Kurikulum yang ada di Indonesia saat ini mengalami peralihan dari kurikulum KTSP ke kurikulum Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 19, kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, seorang guru harus bisa menciptakan pembelajaran yang bermakna, sehingga siswa mampu menguasai materi yang dipelajari dengan baik, serta dapat mengimplementasikannya di dalam kehidupan sehari-hari. Seorang guru juga harus mampu menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai karakter pada diri siswa, sesuai dengan fungsi pendidikan nasional bahwa untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk 1

15 2 karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Fathurrohman, 2013: 7). Salah satu lembaga pendidikan yang berperan penting untuk menanamkan dan mengembangkan karakter siswa adalah sekolah dasar karena merupakan fondasi awal dimana guru menanamkan konsep-konsep awal, baik itu berupa pengetahuan, maupun sikap yang tergambar dalam karakter siswa dan keterampilannya. Salah satu program pembelajaran yang dapat menanamkan dan mengembangkan karakter siswa di sekolah dasar adalah mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Susanto (2013: 227), pembelajaran PKn di sekolah dasar dimaksudkan sebagai suatu proses pembelajaran dalam rangka membantu siswa agar dapat belajar dengan baik dan membentuk manusia Indonesia seutuhnya dalam pembentukan karakter bangsa yang diharapkan mengarah pada penciptaan suatu masyarakat yang menempatkan demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang berlandaskan pada Pancasila, UUD, dan norma-norma yang berlaku di masyarakat yang diselenggarakan selama enam tahun. Namun dalam aplikasinya, pembelajaran PKn menjadi pelajaran yang hanya bersifat hafalan saja yang hanya menyentuh ranah kognitif pada diri siswa. Padahal, pembelajaran PKn seharusnya dapat membentuk dan mengembangkan karakter siswa yang berlandaskan Pancasila dan menjadi manusia Indonesia seutuhnya yang menjunjung tinggi nilai karakter bangsa. Wahab (dalam Susanto, 2013: 231) mengemukakan bahwa daya tarik terhadap pelajaran PKn masih lemah, karena dianggap membosankan dan tidak disukai siswa, materi dan

16 3 metodenya tidak menantang siswa secara intelektual. Selain itu pengaruh perkembangan zaman yang berkembang cepat, baik yang bersifat positif maupun negatif juga mempengaruhi karakter siswa dalam proses pembelajaran. Pernyataan di atas didukung oleh kenyataan yang ada di lapangan pada saat peneliti melakukan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) II tahun 2013 di kelas IVA SD Negeri 69 Kota Bengkulu. Kelas ini merupakan salah satu kelas yang karakter siswanya belum terlihat. Hal ini dirasakan peneliti pada saat melaksanakan praktek pembelajaran PKn di kelas IVA ini, peneliti merasa kesulitan dalam pengelolaan kelas karena kurangnya disiplin siswa saat proses pembelajaran berlangsung dan sangat sulit mengatur siswa dalam berkelompok sehingga pada saat berkelompok kurang adanya tanggung jawab pada diri siswa. Pada saat kegiatan pembelajaran pun kurangnya motivasi dan respon dari siswa, sehingga pembelajaran yang terjadi hanya berpusat pada guru. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap proses pembelajaran PKn di kelas IVA, diperoleh permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut: (1) kegiatan pembelajaran yang berlangsung kurang mengajak siswa untuk dapat melakukan kegiatan mengamati permasalahan yang berkaitan dengan materi yang dipelajari, baik secara langsung maupun melalui media. (2) Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, seperti kurang memberikan respon terhadap penjelasan guru, jarang bertanya maupun mengemukakan atau mengkomunikasikan pendapatnya karena terbiasa hanya mendengarkan penjelasan dari guru. (3) Siswa belum diarahkan untuk menggunakan kemampuan berpikirnya dalam menyelesaikan suatu permasalahan

17 4 secara sistematik. (4) Saat pembentukan kelompok, sebagian siswa hanya ingin berkelompok dengan teman dekatnya saja sehingga pada saat dikelompokkan dengan teman yang lain banyak kekacauan dan keributan di kelas. (5) Karakter tanggung jawab yang dimiliki siswa cenderung kurang, hal ini terlihat pada saat berkelompok siswa sering tidak mengerjakan tugas atau bila diberikan tugas di dalam kelompok hanya beberapa siswa yang mengerjakan. (6) Karakter disiplin yang dimiliki siswa juga cenderung kurang, hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang kurang mempersiapkan diri ketika pembelajaran PKn berlangsung, sehingga saat pembelajaran berlangsung banyak siswa yang tidak mematuhi perintah guru, sering keluar masuk kelas dan terkadang sebagian siswa lupa membawa buku pelajaran. Dalam hal ini, peneliti mencoba mencari solusi dengan berdiskusi bersama teman sejawat dan melihat teori-teori yang mendukung untuk mengatasi permasalahan tersebut. Solusi yang dapat ditempuh yaitu dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang efektif sehingga memungkinkan terciptanya pembelajaran yang berpusat pada siswa sehingga pembelajaran terasa menyenangkan, tidak membosankan, dan dapat membuat siswa lebih aktif serta karakter siswa pun dapat berkembang. Salah satu pendekatan yang bisa diterapkan untuk dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran dan mengembangkan karakter siswa adalah dengan menggunakan pendekatan scientific. Pendekatan scientific merupakan salah satu pendekatan terbaru yang ada di dalam kurikulum 2013 yang masih disosialisasikan dan belum banyak diterapkan dalam pembelajaran di SD, karena kebanyakan sekolah masih

18 5 menerapkan kurikulum KTSP. Salah satu sekolah yang masih menggunakan kurikulum KTSP adalah SD Negeri 69 Kota Bengkulu yang akan dijadikan subyek penelitian oleh peneliti. Oleh karena itu, peneliti akan mencoba menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran PKn yang masih menggunakan kurikulum KTSP, tetapi berorientasi pada kurikulum Tujuannya adalah untuk mengenalkan kepada guru pendekatan scientific pada kurikulum 2013 yang nantinya akan diterapkan di sekolah. Guru sebagai ujung tombak yang secara langsung menghadapi siswa harus mampu menerapkan kurikulum yang berlaku. Apabila guru dapat menerapkan kurikulum tersebut dan mampu menciptakan proses pembelajaran yang aktif, maka akan memungkinkan meningkatnya aktivitas pembelajaran siswa, dan seluruh potensi serta karakter yang dimiliki oleh siswa pun dapat berkembang. Namun pada kenyataannya, tidak semua guru memahami kurikulum yang berlaku. Kurangnya pemahaman guru terhadap kurikulum bisa berakibat fatal terhadap hasil belajar siswa, baik dari segi kognitif, afektif maupun psikomotornya. Sebelum nantinya akan menerapkan kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan scientific, guru harus memahami pendekatan scientific terlebih dahulu. Pendekatan scientific di dalam Modul Pelatihan Pendampingan Kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2013: 1.3) merupakan proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahap mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan

19 6 mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, dan informasi yang didapat bisa berasal dari mana saja, kapan saja, dan tidak bergantung pada informasi yang diberikan oleh guru. Melalui pendekatan scientific ini, siswa mampu merumuskan masalah dengan banyak bertanya, bukan hanya sekedar menyelesaikan masalah dengan menjawab saja. Pendekatan scientific ini diarahkan untuk melatih siswa berpikir kritis dan bukan hanya mendengarkan dan mengahapal semata. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan scientific ini menekankan pada pentingnya kerjasama diantara siswa dalam menyelesaikan setiap permasalahan dalam pembelajaran sehingga terbentuklah karaktek tanggung jawab dan disiplin pada diri siswa. Dimana, pendekatan ini juga mengedepankan kondisi siswa yang berperilaku ilmiah dengan bersama-sama diajak mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, menyimpulkan dan kemudian mengkomunikasikan apa yang diperoleh. Di dalam proses mengamati sangat mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran yang menggunakan panca indera siswa, dan sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu siswa sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Setelah proses mengamati akan mucul pertanyaan di pikiran siswa tentang apa, mengapa, kapan, di mana, siapa serta bagaimana tentang suatu permasalahan yang diberikan. Kemudian siswa mulai berpikir logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh

20 7 kesimpulan berupa pengetahuan baru yang nantinya bisa dikomunikasikan atau disampaikan kepada orang-orang disekitarnya. Dari proses pembelajaran menggunakan pendekatan scientific ini, diharapkan suatu pembelajaran yang semula dianggap membosankan karena bersifat hafalan dapat berubah menjadi aktivitas pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa. Siswa juga dapat bisa menguasai materi dengan baik dan dapat mengembangkan karakter yang diharapkan dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Setiap pendekatan pembelajaran mempunyai kelebihan masing-masing, begitu juga dengan pendekatan scientific. Seperti dijelaskan dalam Modul Pelatihan Pendampingan Kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2013: ) bahwa pendekatan scientific memiliki prinsip-prinsip yang juga merupakan kelebihannya, antara lain: (1) pembelajaran berpusat pada siswa, karena dalam prosesnya pendekatan ini memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip, sehingga mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa, (2) pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat melatih kemampuan berkomunikasi sehingga terhindar dari bahaya verbalisme. Jika dilihat dari prinsip dan kelebihan pendekatan scientific di atas, sangat cocok bila diterapkan pada mata pelajaran PKn, yang dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran sehingga pembelajaran PKn berpusat pada siswa dan tidak lagi membosankan karena siswa bukan hanya diberi tahu tetapi mencari tahu. Selain itu pendekatan scientific di dalam pembelajaran PKn ini dapat

21 8 mengembangkan nilai-nilai karakter pada siswa terutama karakter tanggung jawab dan disiplin. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengangkat judul Penerapan Pendekatan Scientific untuk Meningkatkan Aktivitas Pembelajaran dan Mengembangkan Karakter Tanggung Jawab serta Disiplin Siswa yang Berorientasi pada Kurikulum 2013 (PTK, pada Pembelajaran PKn Kelas IVA SD Negeri 69 Kota Bengkulu). B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana penerapan pendekatan scientific yang berorientasi pada kurikulum 2013 dalam pembelajaran PKn di kelas IVA SD Negeri 69 Kota Bengkulu untuk meningkatkan aktivitas pembelajaran dan mengembangkan karakter tanggung jawab serta disiplin siswa? 2. Apakah penerapan pendekatan scientific yang berorientasi pada kurikulum 2013 dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran PKn di kelas IVA SD Negeri 69 Kota Bengkulu? 3. Apakah penerapan pendekatan scientific dapat mengembangkan karakter tanggung jawab serta disiplin siswa yang berorientasi pada kurikulum 2013 dalam pembelajaran PKn di kelas IVA SD Negeri 69 Kota Bengkulu?

22 9 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan penerapan pendekatan scientific yang berorientasi pada kurikulum 2013 dalam pembelajaran PKn di kelas IVA SD Negeri 69 Kota Bengkulu untuk meningkatkan aktivitas pembelajaran dan mengembangkan karakter tanggung jawab serta disiplin siswa. 2. Meningkatkan aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran PKn di kelas IVA SD Negeri 69 Kota Bengkulu dengan menerapkan pendekatan scientific yang berorientasi pada kurikulum Mengembangkan Karakter tanggung jawab serta disiplin siswa yang berorientasi pada kurikulum 2013 dalam pembelajaran PKn di kelas IVA SD Negeri 69 Kota Bengkulu dengan menerapkan pendekatan scientific. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, adalah sebagai berikut. 1. Bagi Peneliti a. Sebagai pengalaman dalam membuat suatu penelitian tindakan kelas. b. Sebagai pengalaman dan bekal pengetahuan dalam pembelajaran dengan menerapkan pendekatan scientific bukan hanya pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tetapi juga mata pelajaran lainnya.

23 10 2. Bagi Guru a. Memberikan informasi tentang pendekatan scientific dalam pembelajaran PKn. b. Menjadi bahan referensi bagi guru mengenai pendekatan scientific, agar nantinya dapat diterapkan di dalam pelaksanaan pembelajaran kurikulum Bagi Siswa a. Menumbuhkan suasana yang demokrasi dalam belajar, sehingga siswa tidak takut untuk bertanya dan mengeluarkan ide ataupun gagasannya. b. Pembelajaran akan lebih menyenangkan karena siswa dapat menemukan pemecahan masalah yang diberikan. c. Siswa akan termotivasi dalam pembelajaran PKn karena mendapatkan pengalaman baru di dalam pembelajaran.

24 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SD a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang mengutamakan pembinaan sikap berdasarkan nilai-nilai awal yang dimiliki siswa. Menurut Susanto (2013: 225), Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Winarno (2013: 15) juga mengemukakan bahwa pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk siswa menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu wahana yang dapat membentuk dan mengembangkan perilaku anak bangsa ke arah yang positif. Pendidikan Kewarganegaraan membina sikap dan menciptakan manusia Indonesia yang berwatak, bersikap dan bermoral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. b. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD Proses pembelajaran dalam dunia pendidikan merupakan bagian terpenting karna akan menentukan hasil yang akan dicapai. Pembelajaran itu sendiri menurut Susanto (2013: 18) merupakan perpaduan dari dua aktivitas yaitu aktivitas belajar dan aktivitas mengajar. Jadi, istilah pembelajaran adalah ringkasan dari kata belajar dan mengajar. Dimana, kata belajar merujuk pada apa 11

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IVA SD Negeri 69 Kota Bengkulu.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IVA SD Negeri 69 Kota Bengkulu. 67 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Refleksi Awal Penelitian ini dilaksanakan di kelas IVA SD Negeri 69 Kota Bengkulu. Subyek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IVA SD Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. B. Perumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak rintangan dalam masalah kualitas pendidikan, salah satunya dalam program pendidikan di Indonesia atau kurikulum.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan siswa guna mencapai tujuan pendidikan nasional

Lebih terperinci

PADA KURIKULUM (Mulida Hadrina Harjanti) Abstrak

PADA KURIKULUM (Mulida Hadrina Harjanti) Abstrak PEMBELAJARAN BERMAKNA (MEANINGFUL LEARNING) PADA KURIKULUM 2013 (Mulida Hadrina Harjanti) Abstrak Tujuan penulisan artikel ini adalah pentingnya menerapkan pembelajaran bermakna di kelas. Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai metode untuk mengembangkan keterampilan, kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi lebih baik. Purwanto (2009:10)

Lebih terperinci

13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. (PKn) Pengertian Mata PelajaranPendidikan Kewarganegaraan Berdasarkan UU Nomor

Lebih terperinci

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. www.kangmartho.c om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. (PKn) Pengertian Mata PelajaranPendidikan Kewarganegaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN KURIKULUM Oleh: M. Lazim

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN KURIKULUM Oleh: M. Lazim PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 Oleh: M. Lazim A. PENDAHULUAN Pendekatan Saintifik adalah konsep dasar yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari pemikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya manusia. Melalui pendidikan seseorang akan dapat mengembangkan potensi dirinya yang diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Dengan pendidikan, manusia menjadi individu yang lebih baik dari sebelumnya. UU nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan di tanah air selalu dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menciptakan proses pembelajaran yang dapat mengembangkan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI. Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI. Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Emas Di lingkungan Kemendikbud, pendidikan karakter menjadi fokus

BAB I PENDAHULUAN. Emas Di lingkungan Kemendikbud, pendidikan karakter menjadi fokus A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan karakter menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa, pendidikan karakter juga diharapkan mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan masyarakat dewasa ini, pendidikan banyak menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup menarik adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan perubahan yang terjadi kian cepat seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum pendidikan harus disusun dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dewasa ini bangsa Indonesia terus berusaha untuk meningkatkan masyarakatnya menjadi masyarakat yang berbudaya demokrasi, berkeadilan dan menghormati hak-hak

Lebih terperinci

Pembelajaran IPA Biologi Berbasis Scientific Approach Di SMP Muhammadiyah 2 Depok Sleman

Pembelajaran IPA Biologi Berbasis Scientific Approach Di SMP Muhammadiyah 2 Depok Sleman SP-002-008 Proceeding Biology Education Conference (ISSN: 2528-5742), Vol 13(1) 2016: 97-101 Pembelajaran IPA Biologi Berbasis Scientific Approach Di SMP Muhammadiyah 2 Depok Sleman Muhammad Joko Susilo

Lebih terperinci

KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC

KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Esensi Pendekatan Ilmiah Pembelajaran

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. UPAYA MENINGKATKAN SIKAP DISIPLIN DAN PRESTASI BELAJAR PKn MATERI MENUNJUKKAN SIKAP TERHADAP GLOBALISASI DI LINGKUNGANNYA MELALUI STRATEGI ACTION LEARNING DENGAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 1 1.3a PENDEKATAN SAINTIFIK 2 PENGERTIAN (1/2) Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik dengan tenaga pendidik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run). Kurikulum berarti suatu

BAB II LANDASAN TEORI. berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run). Kurikulum berarti suatu 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Kurikulum Secara etimologis, istilah kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya pelari dan curere yang artinya tempat berpacu. Istilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. SDM yang dimaksud adalah peserta didik sebagai ouput pendidikan. Dengan SDM

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan, seseorang dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Peningkatkan kualitas pendidikan harus selalu diusahakan dari waktu ke waktu baik dari segi sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting di berbagai sektor kehidupan. Pendidikan yang berkualitas akan mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas pula.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses pengembangan dan pembentukan manusia melalui tuntunan dan petunjuk yang tepat disepanjang kehidupan, melalui berbagai upaya yang berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pendidikan nasional, sebagai salah satu sektor pembangunan nasional dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Membuka Dan Menutup Pelajaran Guru sangat memerlukan keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Keterampilan membuka adalah perbuatan guru untuk menciptakan sikap mental

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. HASIL 1. Hasil Kesesuaian antar Panelis Kehandalan data dari masing-masing panelis diuji menggunakan uji

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. HASIL 1. Hasil Kesesuaian antar Panelis Kehandalan data dari masing-masing panelis diuji menggunakan uji BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Hasil Kesesuaian antar Panelis Kehandalan data dari masing-masing panelis diuji menggunakan uji kehandalan data menurut Krippendorf dengan menghitung koefisien alpha

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PROSES PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET A, PROGRAM PAKET B, DAN PROGRAM PAKET C DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.

Lebih terperinci

RPP Theory A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa:

RPP Theory A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran,

Lebih terperinci

PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED

PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED PENGEMBANGAN KBM Menurut BSNP: Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia haruslah dilakukan dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia haruslah dilakukan dalam konteks 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian terpenting dalam pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia sudah menjadi bagian penting bagi perkembangan bangsa ini khususnya dalam rangka mencerdaskan dan memajukan potensi anak bangsa yang

Lebih terperinci

PERAN GURU SOSIOLOGI DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA N 1 SEYEGAN

PERAN GURU SOSIOLOGI DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA N 1 SEYEGAN PERAN GURU SOSIOLOGI DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA N 1 SEYEGAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia harus menapaki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang disederhanakan untuk pembelajaran di sekolah dalam rangka menanamkan nilainilai sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya dimasa

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya dimasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang, dimana pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan posisi dirinya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sepanjang hayat (long life education). Hal ini sesuai dengan prinsip

I. PENDAHULUAN. sepanjang hayat (long life education). Hal ini sesuai dengan prinsip 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses memanusiakan manusia atau lazim disebut sebagai proses humanisasi. Proses humanisasi ini diperoleh melalui berbagai pengalaman

Lebih terperinci

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI 164519 KOTA TEBING TINGGI Syarigfah Guru SD Negeri 164519 Kota Tebing Tinggi Surel : syarigfah16@gmail.com

Lebih terperinci

2014 EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

2014 EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini disampaikan pendahuluan penelitian yang meliputi latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada. Pendidikan adalah usaha sadar

Lebih terperinci

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses)

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses) SILABUS DAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses) Disunting dan dikembangkan oleh Pirdaus Widyaiswara LPMP Sumsel Perencanaan Proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pendidikan Kewarganegaraan Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pendidikan Kewarganegaraan Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pendidikan Kewarganegaraan 2.1.1 Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat membentuk diri yang beragam dari segi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur

BAB I PENDAHULUAN. serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi salah satu sarana untuk membantu manusia menjadi insan yang lebih baik. Adapun tujuan pendidikan nasional menurut UUD Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna mengembangkan bakat

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MATA PELAJARAN PKn POKOK BAHASAN KEPUTUSAN BERSAMA DI SDN UMBULREJO 01 JEMBER, TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran PKn Dalam Mengembangkan Kompetensi (Studi Kasus di SMA Negeri 2 Subang)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V B SD Negeri 19 Kota Bengkulu. Subjek dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

DESAIN DAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SAINTIFIK PROBLEM SOLVING TEORI SEMIKONDUKTOR

DESAIN DAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SAINTIFIK PROBLEM SOLVING TEORI SEMIKONDUKTOR 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang penting karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara pada kurikulum. Kurikulum dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. Melalui dunia pendidikan seseorang akan mendapat berbagai pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kewarganegaraan sebagai mata pelajaran yang bertujuan untuk membentuk karakter individu yang bertanggung jawab, demokratis, serta berakhlak mulia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia, sedangkan kualitas sumber daya manusia tergantung pada kualitas pendidikannya. Dengan

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan pada semua jenjang pendidikan di Indonesia. Tujuan mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumber daya manusia tersebut,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI THINK PAIR SHARE

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI THINK PAIR SHARE PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI THINK PAIR SHARE ( PTK Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VII G Semester 2 SMP Negeri 2 Colomadu Tahun Pelajaran 2012/2013 ) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap warga Indonesia berhak mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas. Di sekolah, guru dan peserta didik memegang peranan penting dalam proses belajar

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff Deskripsi dan analisis data penelitian ini menggambarkan data yang diperoleh di lapangan melalui instrumen

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pembelajara Tematik Terpadu dan Pendekatan Scientific. 1. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pembelajara Tematik Terpadu dan Pendekatan Scientific. 1. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajara Tematik Terpadu dan Pendekatan Scientific 1. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu Kurikulum 2013 yang sekarang ini mulai digunakan yaitu pembelajaran tematik terpadu.

Lebih terperinci

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013 1 PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013 Pendahuluan Oleh: Bambang Prihadi*) Implementasi Kurikulum 2013 dicirikan dengan perubahan yang sangat mendasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh guru, dalam menyampaikan materi yang diajarkan kepada siswa dalam suatu lembaga pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

PENINGKATANN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE MAKE

PENINGKATANN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE MAKE PENINGKATANN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE MAKE A MATCH (PTK Pada Siswa Kelas XI C Semester Genap SMK Wijaya Kusuma, Surakarta Tahun 2014/2015) SKRIPSI Untuk memenuhi

Lebih terperinci

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kurikulum merupakan salah satu unsur sumber daya pendidikan yang memberikan kontribusi signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan kepada : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Oleh WILUDJENG HERAWATI NIM.

SKRIPSI. Diajukan kepada : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Oleh WILUDJENG HERAWATI NIM. SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MATERI KEUTUHAN NKRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW SISWA KELAS VII SMPN 2 KAUMAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Diajukan kepada : Fakultas Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan di Indonesia terus dilakukan sampai saat ini secara berkesinambungan. Berbagai upaya dilakukan demi meningkatkan kualitas pendidikan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pondasi utama dalam upaya memajukan bangsa. Suatu bangsa dapat dikatakan maju apabila pendidikan di negara tersebut dapat mengelola sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga Negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dalam pembangunan manusia untuk mengembangkan dirinya agar dapat menghadapi segala permasalahan yang timbul pada diri manusia. Menurut

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Wahyu Eko Permadi NIM

SKRIPSI. Oleh: Wahyu Eko Permadi NIM PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA RELISTIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN JARAK, WAKTU DAN KECEPATAN SISWA KELAS VB SDN TEGALGEDE 01 JEMBER SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dapat diketahui hasilnya melalui penilaian proses dan penilaian hasil. Hasil

BAB II KAJIAN TEORI. dapat diketahui hasilnya melalui penilaian proses dan penilaian hasil. Hasil 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Tentang Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Segala upaya yang dilakukan seorang guru dalam proses pembelajaran dapat diketahui hasilnya melalui penilaian proses

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Sinta Ambar Husada NIM. 100210204169

SKRIPSI. Oleh: Sinta Ambar Husada NIM. 100210204169 PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV-A SDN PATRANG 01 JEMBER PADA MATA PELAJARAN IPA POKOK BAHASAN GAYA MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE (TPS) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan aspek utama dalam pembentukan moral suatu bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan, kecakapan, ketelitian, keuletan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Bab I Pasal I Ayat 1 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Bab I Pasal I Ayat 1 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam peningkatan sumber daya manusia dan salah satu kunci keberhasilan dalam pembangunan nasional di Indonesia.

Lebih terperinci

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) KURIKULUM 2013 KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) / MADRASAH TSANAWIYAH (MTS) KELAS VII - IX MATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) Nama Guru NIP/NIK Sekolah : : : 1

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS 4 SD N MUDAL KECAMATAN BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI di susun untuk

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Esti Normalita NIM

SKRIPSI. Oleh Esti Normalita NIM PENERAPAN METODE DISKUSI DAN PERMAINAN PAPAN MEMORI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS X DI SMA MUHAMMADIYAH 2 MAGELANG TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar IPA Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) BERDASARKAN KURIKULUM 2013 KELAS VIII DI SMP NEGERI 31 PADANG JURNAL EFRIJONI

PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) BERDASARKAN KURIKULUM 2013 KELAS VIII DI SMP NEGERI 31 PADANG JURNAL EFRIJONI PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) BERDASARKAN KURIKULUM 2013 KELAS VIII DI SMP NEGERI 31 PADANG JURNAL EFRIJONI 10020021 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu proses pembelajaran tidak terlepas dari peran guru dalam mengelola proses pembelajaran di kelas. Namun secara khusus keberhasilan dalam belajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Pembelajaran Matematika a. Pembelajaran Matematika di SD Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan formal merupakan upaya sadar yang dilakukan sekolah dengan berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan kemampuan kognitif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mengacu pada berbagai macam aktifitas, mulai dari yang sifatnya produktif-material sampai kreatif-spiritual, mulai dari proses peningkatan kemampuan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. Oleh: Ajat Sudrajat

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. Oleh: Ajat Sudrajat PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Oleh: Ajat Sudrajat PRODI ILMU SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan sumber 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan sekolah merupakan suatu proses yang melibatkan

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Berdasarkan : Permendikbud no. 22/2016 Tentang Standar Proses endidikan Dasar &

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat semakin meningkatkan tuntutan hidup masyarakat di segala bidang, termasuk dalam bidang pendidikan.

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR i UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN STRATEGI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN STRATEGI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN STRATEGI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA (PTK Pada Siswa Kelas VIII C Semester

Lebih terperinci