Bom Bali I meledak begitu dahsyat. Tapi yang dieksekusi ternyata tak memiliki kemampuan untuk merakit bom sebesar itu. Lalu bom siapa yang meledak?

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bom Bali I meledak begitu dahsyat. Tapi yang dieksekusi ternyata tak memiliki kemampuan untuk merakit bom sebesar itu. Lalu bom siapa yang meledak?"

Transkripsi

1 Bom Bali I meledak begitu dahsyat. Tapi yang dieksekusi ternyata tak memiliki kemampuan untuk merakit bom sebesar itu. Lalu bom siapa yang meledak? {mosimage}sehari sebelum Amrozi, Imam Samudra, dan Mukhlas dieksekusi, mantan Ketua MPR Amien Rais kembali meragukan kemampuan Amrozi cs membuat bom Bali. Ia justru mendorong pemerintah untuk mencari dalang yang sebenarnya. "Seorang santri yang sederhana tidak mungkin dapat membuat bom seperti bom Bali, saya sudah bertanya kepada teman-teman doktor fisika dan ternyata bom sebesar itu harus dibuat di laboratorium," kata Amien saat berkunjung ke Pasar Ujungberung, Bandung, Sabtu (8/11). Menurut Amien, pemboman Bali itu adalah tindakan radikal jadi sudah seharusnya penyelidikan bergeser ke dalang yang sebenarnya, jangan hanya sampai Amrozi, Imam Samudra dan Ali Gufron. Pernyataan Amien Rais ini seolah mewakili banyak kalangan yang menduga bahwa ada bom lain yang lebih besar di luar bom karbit yang dibuat oleh Amrozi cs. Keraguan serupa dikemukakan pengamat intelijen Herman Ibrahim. Ia mem-pertanyakan betulkah yang melakukan pengeboman itu mereka? Sejauh ini tidak pernah ada uji lapangan yang bisa mem-buktikan bahwa bom yang dibawa mereka adalah bom yang sedemikian hebatnya. Kita tahu bom yang meledak itu menimbulkan gelombang panas dan mematikan listrik, suatu hal yang tidak mungkin ditimbulkan oleh bom konvensional seperti yang diakui dibawa oleh ketiga pelaku bom Bali I, katanya. Berbagai keraguan itu cukup beralasan. Hingga kasus ini berakhir di pengadilan yang berujung pada eksekusi Amrozi cs, tidak pernah ada upaya mengungkap secara jelas sebenarnya bom apa yang meledak di Legian, Kuta, Bali tersebut. Pengungkapan hanya terbatas pada unsur-unsur pembuktian perkara yakni barang siapa, melakukan apa, bagaimana, dan kapan. Tidak ada uji lapangan misalnya, seberapa kuat bom made in Tenggulun, Lamongan itu meledak. Misteri 1 / 7

2 Sabtu, 12 Oktober 2002, sekitar pukul sebuah ledakan hebat terjadi di Jl Legian, Kuta, Bali. Ledakan itu menurut beberapa saksi mata menimbulkan awan panas berbentuk jamur. Suara ledakannya sangat keras hingga menjangkau jarak 20 km. Sebanyak 47 bangunan hancur, beberapa mobil terlempar hingga ketinggian 6 meter. Sebanyak 202 orang tewas, dan lebih dari 300 orang terluka. Ledakan itu telah mengangkat 2 ton tanah dan aspal persis di depan diskotik Sari-Club dan melemparkannya ke segala arah hingga menghancurkan apa saja yang ada di sekitarnya. Bom ini mempunyai kekuatan setara dengan 4 ton HE (High Explosive) TNT. Penyelidikan terhadap bom itu pun dilakukan. Polisi diterjunkan. Residu bahan bom yang masih tersisa diperiksa. Kurang dari seminggu pascaledakan, polisi melansir bahwa bom itu berbahan jenis C-4. Dari hasil kajian bersama dengan tim FBI, kami bisa mengatakan material yang digunakan adalah C-4,'' kata Irjen Pol Saleh Saaf, yang saat itu menjabat sebagai Kabahumas Mabes Polri. Keterangan ini diperkuat oleh pernyataan Kepala BIN AM Hendropriyono. Kesimpulan itu hanya bertahan se-bentar. Setelah ada tim investigasi gabungan yang melibatkan polisi Amerika Serikat, Australia, dan Inggris, bahan bom itu kemudian diubah-ubah. C-4 kemudian diko-reksi menjadi TNT dan RDX. Namun setelah para pelaku bom Bali tertangkap, bom itu dikatakan sebagai potassium klorat dan ammonium sulfat alias bom karbit hasil rakitan Amrozi dkk. Hasil investigasi MUI yang melibatkan almarhum mantan Kabakin ZA Maulani menemukan bahan peledak C4 dan RDX. C4 dan RDX adalah bahan peledak yang hanya dimiliki oleh beberapa negara maju saja, dan keberadaannya dijaga ketat. Militer Indonesia sendiri tidak punya bahan jenis ini. Kepala Staf Angkatan Darat saat itu Jenderal TNI Rya-mizard Ryacudu pun yakin bahwa bom itu bukan produk dalam negeri. Itu pasti produk luar negeri,'' katanya saat itu. Bahkan TNI telah mengadakan uji terhadap bahan peledak TNT. Hasilnya ledakannya kecil dan tak sampai membakar bensin yang diletakkan di de-katnya. Pengakuan para saksi yang melihat kejadian dan selamat dari maut serta fakta di lapangan menunjukkan bahwa ledakan itu adalah high explosive dan bukan berasal dari ledakan bom konvensional. Ada kawah yang terbentuk menunjukkan bahwa senjata itu diledakkan di bawah permukaan, sedangkan kedalaman dikombinasikan dengan diameter kawah menunjukkan letak bom semula. Para pakar menduga diameter bom tidak lebih dari 12 inci (30,48 cm). Menurut Maulani, kerusakan di Kuta itu paling tidak mem-butuhkan 4 ton HE (high explosive) TNT. Pertanyaannya, bagaimana cara memper-kecil ukuran bom low-specific gravity HE yang volumenya sebesar meja kerja dengan bobot kg menjadi sebuah bom berbentuk pipa berdiameter hanya 12 inci dan ditanam sedalam 5 kaki (1,5 meter) di bawah tanah. Ia 2 / 7

3 menyimpulkan senjata itu adalah lain dari pada yang lain dan itu hanya satu di dunia namanya Special Atomic Demolition Munition (SADM) atau disebut juga mikro nuklir. Investigator independen Australia Joe Vialls pun yakin bahwa yang meledak di Bali saat itu adalah mikro nuklir. Bom yang sebenarnya lebih hebat dari C-4 dan tak mungkin dibuat oleh orang amatiran. Hanya kalangan profesional dari negara tertentu saja yang bisa membuatnya, kata Joe dalam situsnya. Sementara itu, ahli dan praktisi eksplosif Inggris, Mark Ribband, kepada AFP beberapa hari setelah kejadian mengatakan bahwa produsen utama bahan itu adalah Amerika Serikat dan Israel. Bahan itu relatif gampang dibawa dan diselundupkan tapi sangat sulit diperoleh. Ia pun menyimpulkan ledakan di Bali itu luar biasa. Kalau benar itu C-4, tentu itu C-4 yang amat powerfull,'' kata Ribband. Di tengah pencarian para tersangka dan penelitian bahan bom, seorang warga Bali yang menjadi saksi korban Kadek Alit Margarini (23) tiba-tiba pada hari keenam 'diminta' Australia untuk dirawat di negeri Kanguru tersebut. Memang 40 persen tubuhnya terkena luka bakar. Tapi sebenarnya Kadek dalam kondisi tidak kritis saat dirawat di RS Sanglah, Denpasar. Bahkan ia masih bisa bercerita tentang tempat kerjanya di Paddy's Bar. Ia mengaku melihat seseorang meletakkan bungkusan di bar tersebut. Dalam perjalanan menuju Perth Aus-tralia dengan menggunakan air ambulance, menurut pihak Australia, kondisi kesehatan Kadek menurun. Akhirnya ia diturunkan di Darwin. Di rumah sakit itulah, tepat 7 hari pasca ledakan, perempuan itu meninggal. Tanpa seizin keluarga korban, jenazah Kadek dikremasi. Padahal ayah dan paman korban, Made Mandra dan Nyoman Putra, pun keberatan jenazah tersebut dikremasi. Ahli forensik yang ikut menangani korban bom Bali Agus Purwadianto menilai janggal pengkremasian itu. Menurutnya boleh saja dikremasi, tapi harus terlebih dahulu diotopsi untuk mengetahui kematian korban dan kepentingan hukum. Kalau korban langsung dikremasi, maka akan muncul pertanyaan, apakah ada yang disembunyikan? katanya. Konon ada kesaksian dari beberapa ahli forensik Australia bahwa mereka melihat tanda-tanda yang luar biasa dari korban bom Bali. Ada pula pengakuan mereka bahwa ada tanda-tanda di tubuh sebagian korban menunjukkan karakteristik efek ledakan dari bom non konvensional. Tersangka 3 / 7

4 Belum ada bukti apa-apa, George W Bush, John Howard, Tony Blair, dan Menteri Pertahanan Matori Abdul Djalil menuduh Alqaidah dan aliansi lokalnya terlibat bom Bali. Di sinilah nama Jemaah Islamiyah mulai disebut-sebut. Ustad Abu Bakar Ba'asyir, Abdullah Sungkar, dan Hambali mulai dikait-kaitkan oleh pihak-pihak Singapura dan Malaysia. Sekitar seminggu dari peristiwa ledakan di Kuta, pemerintahan Megawati mengeluarkan Per-aturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu) Antiterorisme dan Perpu Penyelidikan kasus bom Bali. Ustad Ba'asyir yang dalam kondisi terbaring di RS PKU Muhammadiyah ditangkap. Kurang dari sebulan, Amrozi ditangkap. Amrozi dituding sebagai tersangka pembeli bahan kimia di Surabaya. Berikutnya ditang-kap pula Mukhlas di Solo dan Imam Samudra di bis yang akan membawanya menyeberang ke Sumatera. Ketiga orang ini dianggap sebagai otak peledakan. Selain itu ditangkap pula beberapa orang yang dianggap mem-bantu aksi tersebut. Dan di antara para tersangka ada pelaku lapangan yakni Ali Imron, adik Amrozi. Para pengamat intelijen tak yakin bah-wa merekalah pelakunya. Pengamat intelijen Dr AC Manullang dan Suripto memper-kirakan, pelaku peledakan bom Bali adalah kekuatan asing karena terorganisasi dengan baik dan terlatih. Tidak mungkin orang Indonesia, bahkan Asia, membuat konsep teror seperti itu. Jadi, bukan tidak mungkin arsitek peledakan bom itu justru dari negara-negara besar, kata Manullang dalam talk show bertajuk Bom Bali, Siapa Bermain Api di Jakarta, Sabtu (19/10/2002). Ia me-ngatakan, tujuan teror bom Bali adalah, pertama menunjukkan teroris memang ada di Indonesia dan kedua agar ekonomi Indonesia rusak. Menurut Manullang, negara besar seperti Amerika Serikat berke-pentingan mengontrol Indonesia karena mereka tahu negeri ini sangat strategis dan kaya sumber daya alam serta memiliki kekayaan sosial. Sedangkan Suripto mengatakan, peris-tiwa bom Bali dari kacamata intelijen dilakukan oleh suatu kekuatan yang terorganisasi dengan baik dan yang dapat melakukan pengorganisasian seperti itu hanyalah intelijen. Saya punya dugaan kuat peristiwa itu tidak lepas dari operasi intelijen. Intelijen luar negeri yang punya kemampuan global, katanya. Argumentasinya itu ber-dasarkan fakta bahwa pihak yang bertugas memantau keadaan sangat ahli dan pro-fesional menganalisis di mana dan kapan peledakan paling berdampak. Demikian juga pelakunya terlatih karena mampu menye-lundupkan bom dalam jumlah besar dan menyimpannya hingga peledakan. Suripto memperkirakan, para pelaku telah memperhitung-kan kemungkinan melarikan diri de-ngan menggunakan jadwal penerbangan terakhir pada malam kejadian. Konon, ada pergerakan pesawat tertentu pada tanggal 12 dan 13 Oktober yang secara sistematis dihapus dari catatan log menara kontrol. Dalam persidangan ketiganya dijatuhi hukuman mati. Sementara operator lapang-an yang 4 / 7

5 membawa dan merakit bom itu sendiri, yakni Ali Imron hanya dijatuhi hukum-an penjara seumur hidup. Padahal dialah di persidangan yang memperagakan bagai-mana bom dirakit dalam boks-boks plastik. Namun Ali Imron tak menjalani hukumannya layaknya terpidana di LP Krobokan, Bali. Ia malah dibawa ke Jakarta oleh Tim Densus 88 dengan alasan 'dibon' untuk menunjukkan jaringan para teroris yang masih berkeliaran. Tersiar kabar bahwa Ali Imron yang sering dipanggil Ale ini kini hidup nyaman dari satu apartemen ke apartemen lainnya di Jakarta. Ale sempat kepergok wartawan saat kongkow-kongkow dengan Komjen Pol Gories Mere di Kafe Starbuck di Jakarta. Ia dan Mubarok juga pernah ketahuan makan bersama dengan Brigjen Pol Surya Dharma, petinggi Densus 88, di rumahnya di kawasan Lebak Bulus. Tindakan ini membuat PM Aus-tralia John Howard saat itu marah besar dan menganggap tindakan itu sangat mema-lukan. Pengamat intelijen Herman Ibrahim curiga terhadap Ali Imron. Ia memper-tanyakan apa benar Ale sedemikian mudah digalang oleh kelompok Amrozi untuk merakit bom dan meledakkannya. Secara rasional, katanya, Ali Imron sengaja didorong untuk bergabung dengan kelompok ter-sebut. Kan cukup waktu untuk memper-timbangkannya,'' kata Herman. Eksekusi Aneh {mosimage}tiga terpidana mati bom Bali akhirnya harus menghadapi regu tembak. Pemilihan waktunya pun menggunakan kode waktu yang sama dengan tragedi WTC yakni 911. Ingat dulu tragedi WTC terjadi pada 11 September yang dalam penulisannya ditulis 9/11. Sedangkan eksekusi ini pun tepat dilaksanakan pada 9 November, yang dalam penulisan Indonesia ditulis 9/11. Sementara kasus bom Bali I terjadi pada 12 Oktober atau kalau ditulis dengan gaya Barat menjadi 10/12 (9+1/11+1). Menanggapi hal tersebut, Kejaksaan Agung melalui Kapuspenkum Jasman Panjaitan mengatakan, pihaknya tidak mengetahui mengapa pemilihan waktu eksekusi pada 9 November. Ia justru menyebut masalah waktu dan tempat pelaksanaan itu urusan polisi atas petunjuk dari Kejati setempat. Jadi, kami tidak mengetahui apa-apa tentang angka 911. Sementara, Mabes Polri membantahnya. Menurut Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Polisi Abubakar Nata-prawira, penetapan tanggal eksekusi mati Amrozi adalah kewenangan Kejagung. Saling tuding pun terjadi. 5 / 7

6 Di luar kedua lembaga itu santer tersiar kabar, pemilihan waktu itu atas permintaan dari Pemerintah Australia. Hal ini cukup beralasan karena warga negara Australia menjadi korban terbanyak dalam peristiwa bom Bali I. Itu (waktu eksekusi Amrozi cs) atas permintaan dari Pemerintah Australia kepada Pemerintah Indonesia. Jadi sengaja dibalik antara bulan dan tanggalnya saja. Setting waktunya jelas, tegas pengamat intelijen Al Chaidar kepada okezone.com di Jakarta, Senin (10/11). Adanya tekanan asing ini memang tak bisa dipungkiri. Hingga kini lebih dari 100 orang yang sudah divonis hukuman mati. Bahkan ada yang sudah menunggu lebih dari 30 tahun lamanya di penjara, tapi eksekusi tak dilakukan. Justru ketiga pelaku bom Bali I yang tergolong baru enam tahun cepat-cepat dieksekusi. Di luar itu, Tim Pengacara Muslim (TPM) pun melihat berbagai pelanggaran dalam pelaksanaan eksekusi. Achmad Michdan mengatakan eksekusi itu didasarkan pada landasan hukum yang lemah, malah bertentangan dengan ketentuan hukum yang lain. Kelemahan itu antara lain, pertama, melanggar azas legalitas atau berlakunya hukum positif karena menggunakan retroactive, yakni menggunakan Perpu, atau melanggar hukum KUHP pasal 1. Kedua, eksekusi yang dipaksakan itu melanggar hukum dasar, di mana UUD 45 pasal 28 (i) mensyaratkan seseorang tidak bisa dihukum berdasarkan pada ketentuan perundang-undangan yang tidak diatur. Ketiga ketika tata cara pelaksaan peradilan tidak transparan, tidak fair, maka itu menyalahi peraturan perundang-undangan yang ada, misalnya persidangan terakhir tidak berlangsung di Cilacap. Terorisme Berakhirnya kehidupan Amrozi, Imam Samudra, dan Mukhlas tidak menjamin terorisme di Indonesia akan berakhir. Peng-amat intelijen Herman Ibrahim menilai selama terorisme adalah barang ciptaan, maka terorisme akan selalu ada bila di-butuhkan. Apalagi semua tahu bagi Barat terorisme telah dianggap sebagai musuh bersama dan terorisme diarahkan tiada lain kepada Islam. Jadi meski tiga pelaku bom Bali I telah dieksekusi, bukan berarti per-soalan terorisme akan berhenti atau selesai. Karena war on terrorism itu sendiri belum berhenti, katanya kepada MU. Pengamat intelijen AC Manullang menilai isu terorisme di Indonesia bukan tidak mungkin merupakan campur tangan intelijen asing. Tujuan mereka hanya meng-obok-obok Indonesia. 6 / 7

7 Karena semua orang tahu Islam itu tidak mungkin teroris. Agama Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan apalagi pembunuhan, katanya. Karena itu, lanjutnya, hal ini harus segera mendapat penyelesaian. Caranya, segera menampilkan atau membenahi intelijen nasional secara profesional. Intelijen profesional adalah kontrasubversi, yakni untuk menangkap subversif yang mengatur dari dalam dan luar negeri. Ketua Majelis Ulama Indonesia KH Ma'ruf Amin, berharap pemerintah melihat secara utuh kasus terorisme ini. Harus dilihat dulu kejadiannya seperti apa. Artinya di sini pemerintah jangan diskriminatif. Sehingga tidak bisa teroris ini hanya disematkan kepada umat Islam. Teror itu tidak identik dengan Islam. Tidak betul pandangan seperti itu, tandasnya kepada MU. Juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia M Ismail Yusanto, menilai isu terorisme ini akan selalu ada karena isu ini sengaja diciptakan oleh Barat guna mengokohkan dominasinya. Karena itu, menurutnya, umat Islam harus memiliki kewaspadaan internal. Selain itu, pemerintah tidak boleh terjebak atau larut dalam program war on terrorism yang fakta sesungguhnya adalah war on Islam. Dan yang terpenting, umat Islam harus menyadari kondisi umat Islam sekarang dalam posisi lemah sehingga berbagai skenario asing mudah dijalankan. Umat sekarang ini seperti anak ayam yang kehilangan induknya. Tidak ada pelindungnya. Nah di sinilah relevansinya gagasan kita memperjuangkan bagi tegak-nya khilafah. Di sinilah pentingnya umat Islam bahu membahu dan berjuang untuk terus berjuang bagi tegaknya Khilafah, tan-dasnya.[] mujiyanto 7 / 7

{mosimage}ismail Yusanto, Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia

{mosimage}ismail Yusanto, Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia {mosimage}ismail Yusanto, Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia Akhirnya para eksekutor dari kesatuan Brimob mengeksekusi mati tersangka bom Bali I, yakni Amrozi, Imam Samudra dan Mukhlas. Ketiganya dieksekusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menelan banyak korban sipil tersebut. Media massa dan negara barat cenderung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menelan banyak korban sipil tersebut. Media massa dan negara barat cenderung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terorisme menjadi tema utama dalam wacana global selain demokrasi dan perekonomian dunia. Sehingga menimbulkan berbagai pernyataan variatif dari berbagai elemen

Lebih terperinci

BAB 6 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME

BAB 6 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME BAB 6 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME I. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI Peran Pemerintah dan masyarakat untuk mencegah dan menanggulangi terorisme sudah menunjukan keberhasilan yang cukup berarti,

Lebih terperinci

[Oleh Ujang Dede Lasmana dari Buku berjudul Survival DiSaat dan Pasca Bencana Edisi 2]

[Oleh Ujang Dede Lasmana dari Buku berjudul Survival DiSaat dan Pasca Bencana Edisi 2] BERADA DI TENGAH-TENGAH AKSI TERORISME i [Oleh Ujang Dede Lasmana dari Buku berjudul Survival DiSaat dan Pasca Bencana Edisi 2] Bukanlah hal yang diduga bila suatu waktu anda tiba-tiba berada di tengah-tengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama sejak terjadinya peristiwa World Trade Centre (WTC) di New York,

BAB I PENDAHULUAN. terutama sejak terjadinya peristiwa World Trade Centre (WTC) di New York, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terorisme di dunia bukanlah merupakan hal baru, namun menjadi aktual terutama sejak terjadinya peristiwa World Trade Centre (WTC) di New York, Amerika Serikat

Lebih terperinci

BAB II BALI SEBELUM DAN SETELAH BOM 2002 DAN 2005

BAB II BALI SEBELUM DAN SETELAH BOM 2002 DAN 2005 BAB II BALI SEBELUM DAN SETELAH BOM 2002 DAN 2005 Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang dikenal sebagai salah satu destinasi pariwisata paling diminati di dunia. Perekonomian Bali didukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pusat yang dilakukan oleh beberapa teroris serta bom bunuh diri.

BAB I PENDAHULUAN. Pusat yang dilakukan oleh beberapa teroris serta bom bunuh diri. BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Kasus teroris tidak pernah habis untuk dibahas dan media merupakan sebuah sarana atau alat untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat mengenai peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

Ia menjadi pesakitan dengan tuduhan kepemilikan peluru secara ilegal. Persidangan pun berlangsung layaknya drama murahan.

Ia menjadi pesakitan dengan tuduhan kepemilikan peluru secara ilegal. Persidangan pun berlangsung layaknya drama murahan. Ia menjadi pesakitan dengan tuduhan kepemilikan peluru secara ilegal. Persidangan pun berlangsung layaknya drama murahan. Setelah diculik, disiksa dan dijebak dengan ransel berisi sejumlah peluru dan ditahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kasus peledakan bom yang dilakukan oleh kelompok teroris umumnya bermotif ideologi, politik, agama, ekonomi atau balas dendam dan mendapat perhatian luas dari masyarakat

Lebih terperinci

Bom Solo sebagai bentuk pengalihan isu yang mendera partai berkuasa?

Bom Solo sebagai bentuk pengalihan isu yang mendera partai berkuasa? Muhammad Mahendradatta, Ketua Dewan Pembina TPM Menurut Pakar dan Praktisi Hukum Mahendradatta, intelijen itu harus bekerja secara cerdas dan tidak perlu payung hukum. Tetapi kasus bom Solo lalu malah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam mewujudkan tujuan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME [LN 2002/106, TLN 4232]

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME [LN 2002/106, TLN 4232] PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME [LN 2002/106, TLN 4232] BAB III TINDAK PIDANA TERORISME Pasal 6 Setiap orang yang dengan sengaja

Lebih terperinci

Oleh Juwono Sudarsono

Oleh Juwono Sudarsono Oleh Juwono Sudarsono MALAPETAKA di Bali, yang merenggut lebih dari 180 jiwa pada 12 Oktober 2002, akhirnya menegaskan keberadaan kelompok teror di Indonesia yang terkait dengan terorisme internasional.

Lebih terperinci

Narsum I 8.15 Sekjen Forum Umat Islam - KHMuhammad Al Khaththath-

Narsum I 8.15 Sekjen Forum Umat Islam - KHMuhammad Al Khaththath- Sahabat MQ/ tragedi bom yang menimpa 2 hotel asing dikuningan jakarta telah berlalu/ namun hingga kini gaungnya belum berhenti// Dari anggapan awal bahwa aksi bom tersbebut terkait mengenai upaya sabotase

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahanya itu dilihat dari fakta

BAB III PENUTUP. kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahanya itu dilihat dari fakta 49 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, penulis mengambil kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahanya itu dilihat dari fakta penerapan Undang-Undang Nomor 15 Tahun

Lebih terperinci

Bagaimana Anda melihat kasus terorisme di Indonesia? Apakah berdiri sendiri atau ada maksud lain?

Bagaimana Anda melihat kasus terorisme di Indonesia? Apakah berdiri sendiri atau ada maksud lain? {mosimage} M Ismail Yusanto, Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia MediaUmat. Setelah sekian lama tenang, Indonesia kembali diguncang bom. Dua hotel mewah di Jakarta menjadi sasaran pemboman. Polisi menuding

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG

Lebih terperinci

Peristiwa apa yang paling menonjol di tahun 2009, dan dianggap paling merugikan umat Islam?

Peristiwa apa yang paling menonjol di tahun 2009, dan dianggap paling merugikan umat Islam? {mosimage} Hafidz Abdurrahman Ketua DPP HTI Berbagai peristiwa bergulir sepanjang tahun 2009. Putaran roda zaman pun menggilas siapa saja, termasuk umat Islam. Sayangnya umat Islam belum mempunyai peran

Lebih terperinci

Mengendus jejak teroris di kampus

Mengendus jejak teroris di kampus Senin, 4 Juni 2018 06:56 WIB Mengendus jejak teroris di kampus Dokumentasi polisi membawa barang yang mencurigakan dari area penggeledahan gedung Gelanggang Mahasiswa Kampus Universitas Riau (UNRI) di

Lebih terperinci

PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001

PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001 PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001 Oleh: Muh. Miftachun Niam (08430008) Natashia Cecillia Angelina (09430028) ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

Cari Kuburan Massal untuk Pelurusan Sejarah

Cari Kuburan Massal untuk Pelurusan Sejarah Cari Kuburan Massal untuk Pelurusan Sejarah Selasa, 26 April 2016 01:43 http://www.beritametro.co.id/feature/cari-kuburan-massal-untuk-pelurusan-sejarah Aktivis HAM menemukan kuburan massal yang diduga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berawal dari aksi teror dalam bentuk bom yang meledak di Bali pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berawal dari aksi teror dalam bentuk bom yang meledak di Bali pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berawal dari aksi teror dalam bentuk bom yang meledak di Bali pada tanggal 12 oktober 2002 hingga bom yang meledak di JW Marriott dan Ritz- Carlton Jumat pagi

Lebih terperinci

Sirajuddin hanya seorang pelayan bakso dia bukan seorang teroris namun dibunuh oleh Densus 88.

Sirajuddin hanya seorang pelayan bakso dia bukan seorang teroris namun dibunuh oleh Densus 88. Sepak terjang Densus 88 kian hari kian terkuak. Bukan profesionalisme yang dimunculkan, tapi kebrutalan yang tidak sesuai dengan jati dirinya sebagai penegak hukum. Walhasil banyak pihak sekarang menuntut

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. pluralis melihat media sebagai saluran yang bebas dan netral, semua pihak dapat

PENDAHULUAN. pluralis melihat media sebagai saluran yang bebas dan netral, semua pihak dapat PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Media dan berita yang diproduksi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Kaum pluralis melihat media sebagai saluran yang bebas dan netral, semua pihak dapat menyampaikan

Lebih terperinci

Tindakan Amerika di negeri-negeri Muslim itu berarti AS telah secara sengaja memusuhi umat Islam

Tindakan Amerika di negeri-negeri Muslim itu berarti AS telah secara sengaja memusuhi umat Islam Tindakan Amerika di negeri-negeri Muslim itu berarti AS telah secara sengaja memusuhi umat Islam Presiden Barack Obama kembali menjejakkan kakinya di Indonesia. Tidak ke Jakarta sebagaimana November 2010

Lebih terperinci

KASUS ETIKA PROFESI KASUS ANGELINE. Pembunuhan Berencana Angeline

KASUS ETIKA PROFESI KASUS ANGELINE. Pembunuhan Berencana Angeline KASUS ETIKA PROFESI KASUS ANGELINE Pembunuhan Berencana Angeline A. IDENTIFIKASI ISU 1. ISU FAKTUAL - APA YANG TERJADI? Pembunuhan berencana Angeline yang dilakukan oleh ibu angkat dan pembantunya. - DIMANA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kepolisian dalam mengemban tugasnya sebagai aparat penegak hukum

I. PENDAHULUAN. Kepolisian dalam mengemban tugasnya sebagai aparat penegak hukum I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepolisian dalam mengemban tugasnya sebagai aparat penegak hukum mempunyai berbagai cara dan daya upaya untuk menjaga ketertiban dan keamanan dimasyarakat demi terciptanya

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Hal itu dikarenakan kemunculannya dalam isu internasional belum begitu lama,

BAB IV PENUTUP. Hal itu dikarenakan kemunculannya dalam isu internasional belum begitu lama, BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dalam sejarah terorisme di abad ke-20, dikenal sebuah kelompok teroris yang cukup fenomenal dengan nama Al Qaeda. Kelompok yang didirikan Osama bin Laden dengan beberapa rekannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Eksistensi pemberitaan terorisme tidak pernah hilang menghiasi

BAB I PENDAHULUAN. Eksistensi pemberitaan terorisme tidak pernah hilang menghiasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eksistensi pemberitaan terorisme tidak pernah hilang menghiasi bingkai pemberitaan media massa di Indonesia. Teror bom yang paling terkenal terjadi di Indonesia diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana. hubungan seksual dengan korban. Untuk menentukan hal yang demikian

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana. hubungan seksual dengan korban. Untuk menentukan hal yang demikian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembuktian memegang peranan yang sangat penting dalam proses pemeriksaan sidang pengadilan, karena dengan pembuktian inilah nasib terdakwa ditentukan, dan hanya dengan

Lebih terperinci

Telah terjadi penembakan terhadap delapan TNI dan empat warga oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Bagaimana tanggapan Anda terkait hal ini?

Telah terjadi penembakan terhadap delapan TNI dan empat warga oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Bagaimana tanggapan Anda terkait hal ini? Organisasi Papua Merdeka (OPM) terus beraksi dalam beberapa bulan terakhir di Papua. Aparat keamanan dan kepolisian jadi sasaran, termasuk warga sipil. Sudah banyak korban yang tewas karenanya, termasuk

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM DALAM PENANGKAPAN TERDUGA TERORIS ( STUDI KASUS SIYONO )

PERLINDUNGAN HUKUM DALAM PENANGKAPAN TERDUGA TERORIS ( STUDI KASUS SIYONO ) PERLINDUNGAN HUKUM DALAM PENANGKAPAN TERDUGA TERORIS ( STUDI KASUS SIYONO ) JURNAL SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Hukum Pada Fakultas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kelompok-kelompok kelas menengah ke bawah, lebih banyak didorong oleh

I. PENDAHULUAN. kelompok-kelompok kelas menengah ke bawah, lebih banyak didorong oleh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seluruh masyarakat yang ada di dunia ini sebenarnya mendambakan dan membutuhkan kedamaian, kecukupan dan kemakmuran. Namun, seringkali yang diperoleh adalah sebaliknya,

Lebih terperinci

I. UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

I. UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN

Lebih terperinci

Orang Kristen yang membunuh kaum Muslim jauh lebih sadis tidak pernah sedikit pun dibilang sebagai teroris.

Orang Kristen yang membunuh kaum Muslim jauh lebih sadis tidak pernah sedikit pun dibilang sebagai teroris. Orang Kristen yang membunuh kaum Muslim jauh lebih sadis tidak pernah sedikit pun dibilang sebagai teroris. Tidak pernah ada cerita orang Kristen disebut teroris, meski tindakannya sama persis dengan teroris.

Lebih terperinci

BAB II KASUS POSISI. Tanggal 18 september 2014 terjadi pengeroyokan di PGC Cililitan Jakarta

BAB II KASUS POSISI. Tanggal 18 september 2014 terjadi pengeroyokan di PGC Cililitan Jakarta BAB II KASUS POSISI Tanggal 18 september 2014 terjadi pengeroyokan di PGC Cililitan Jakarta Timur yang menyebabkan tewasnya sopir angkot yang bernama M Ronal. Kejadian tersebut berawal dari rebutan penumpang

Lebih terperinci

Amabelle BooksABDULLA SECRET MISSION #2 : JIHAD KE NEGARA ISLAM SURIAH ADNAN ABDULLAH

Amabelle BooksABDULLA SECRET MISSION #2 : JIHAD KE NEGARA ISLAM SURIAH ADNAN ABDULLAH Amabelle BooksABDULLA SECRET MISSION #2 : JIHAD KE NEGARA ISLAM SURIAH ADNAN ABDULLAH DAFTAR ISI Daftar Isi. 7 Bab I Pendahuluan.... 9 Bab II Ke Tanah Suci... 20 Bab III Umrah... 38 Bab IV Turki... 50

Lebih terperinci

menjadi pemberitaan yang sering kali dikaitkan dengan isu agama. Budi Gunawan dalam bukunya Terorisme : Mitos dan Konspirasi (2005, 57) menekankan : K

menjadi pemberitaan yang sering kali dikaitkan dengan isu agama. Budi Gunawan dalam bukunya Terorisme : Mitos dan Konspirasi (2005, 57) menekankan : K BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Belakangan ini Indonesia sedang digemparkan dengan berita ledakan bom yang terjadi di Solo pada 18 Agustus lalu. Bom meledak di depan Pos Polisi Tugu Gladak, Solo,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Potensi ideologisasi..., Rocky Sistarwanto, FISIP UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Potensi ideologisasi..., Rocky Sistarwanto, FISIP UI, 2010. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Terorisme merupakan problem utama yang dihadapi oleh komunitas global. Situasi yang dihadapi, tanpa dapat dipungkiri, menjadi sangat genting dalam beberapa

Lebih terperinci

BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME

BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME A. KONDISI UMUM Keterlibatan dalam pergaulan internasional dan pengaruh dari arus globalisasi dunia, menjadikan

Lebih terperinci

Keluarga terduga teroris gemparkan Surabaya

Keluarga terduga teroris gemparkan Surabaya Keluarga terduga teroris gemparkan Surabaya Senin, 14 Mei 2018 04:48 WIB Walikota Surabaya Tri Rismaharini (tengah) meninjau di lokasi ledakan di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Ngagel Madya, Surabaya,

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-3

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-3 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-3 Pelanggaran HAM Menurut Undang-Undang No.39 tahun 1999 pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN TIM PENGAWAS INTELIJEN NEGARA SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA

PEMBENTUKAN TIM PENGAWAS INTELIJEN NEGARA SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA PEMBENTUKAN TIM PENGAWAS INTELIJEN NEGARA SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima : 24 September 2014; disetujui : 13 Oktober 2014

Lebih terperinci

BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME

BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME A. KONDISI UMUM Keterlibatan dalam pergaulan internasional dan pengaruh dari arus globalisasi dunia, menjadikan Indonesia secara langsung maupun tidak langsung

Lebih terperinci

Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI

Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI Rusuh Ambon 11 September lalu merupakan salah satu bukti gagalnya sistem sekuler kapitalisme melindungi umat Islam dan melakukan integrasi sosial. Lantas bila khilafah

Lebih terperinci

KASUS TINDAK PIDANA KORUPSI PENINGKATAN JALAN NANTI AGUNG - DUSUN BARU KECAMATAN ILIR TALO KABUPATEN SELUMA

KASUS TINDAK PIDANA KORUPSI PENINGKATAN JALAN NANTI AGUNG - DUSUN BARU KECAMATAN ILIR TALO KABUPATEN SELUMA KASUS TINDAK PIDANA KORUPSI PENINGKATAN JALAN NANTI AGUNG - DUSUN BARU KECAMATAN ILIR TALO KABUPATEN SELUMA http://www.beritasatu.com 1 Bengkulu - Kepala Polda Bengkulu, Brigjen Pol. M. Ghufron menegaskan,

Lebih terperinci

NUSA DUA, BALI 10 AGUSTUS Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Selamat sore, salam sejahtera untuk kita semuanya. Yang saya hormati,

NUSA DUA, BALI 10 AGUSTUS Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Selamat sore, salam sejahtera untuk kita semuanya. Yang saya hormati, Sambutan Wakil Presiden Republik Indonesia H.M. Jusuf Kalla Pada International Meeting on Counter-Terrorism dan The 2nd Counter-Terrorism Financing Summit NUSA DUA, BALI 10 AGUSTUS 2016 Assalamu alaikum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Muslim dunia (Top ten largest with muslim population, 2012). Muslim

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Muslim dunia (Top ten largest with muslim population, 2012). Muslim BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk Muslim terbanyak di dunia. Penduduk muslimnya berjumlah 209.120.000 orang atau 13% dari jumlah penduduk Muslim

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 5 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 5 TAHUN 2005 TENTANG Hasil rapat 7-7-05 PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 5 TAHUN 2005 TENTANG TEKNIS PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TERHADAP SAKSI, PENYIDIK, PENUNTUT UMUM, HAKIM DAN KELUARGANYA DALAM

Lebih terperinci

Telah menyetujui sebagai berikut: Pasal 1. Untuk tujuan Konvensi ini:

Telah menyetujui sebagai berikut: Pasal 1. Untuk tujuan Konvensi ini: LAMPIRAN II UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN

Lebih terperinci

Kedua, bila dicermati tindak kekerasan itu tidak diseluruh Papua, tapi berkosentrasi di tiga distrik yaitu Jayapura, Abepura, dan Puncak Jaya.

Kedua, bila dicermati tindak kekerasan itu tidak diseluruh Papua, tapi berkosentrasi di tiga distrik yaitu Jayapura, Abepura, dan Puncak Jaya. Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia Muhammad Ismail Yusanto: Cegah Separatisme, Lekatkan Papua den Papua kembali memanas, bahkan eskalasinya meningkat hampir 50 persen di banding 2001. Apa penyebabnya?

Lebih terperinci

Clipping Service. Anti Money Laundering 8 Juni 2011. Indeks

Clipping Service. Anti Money Laundering 8 Juni 2011. Indeks Clipping Service Anti Money Laundering 8 Juni 2011 Indeks 1. Dua Terduga jaringan Teroris Ditangkap Densus 88 2. KPK Masih Tak Temukan Tindak Pidana Century KPK tidak yakin bila penyimpangan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. banyak korban jiwa baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing, korban jiwa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. banyak korban jiwa baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing, korban jiwa BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Peristiwa terorisme pada tahun 2002 di Bali dikenal dengan Bom Bali I, mengakibatkan banyak korban jiwa baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing,

Lebih terperinci

INDONESIA CORRUPTION WATCH 1 Oktober 2013

INDONESIA CORRUPTION WATCH 1 Oktober 2013 LAMPIRAN PASAL-PASAL RUU KUHAP PELUMPUH KPK Pasal 3 Pasal 44 Bagian Kedua Penahanan Pasal 58 (1) Ruang lingkup berlakunya Undang-Undang ini adalah untuk melaksanakan tata cara peradilan dalam lingkungan

Lebih terperinci

Lex Privatum Vol. V/No. 8/Okt/2017

Lex Privatum Vol. V/No. 8/Okt/2017 PENETAPAN PENGADILAN TENTANG BUKTI PERMULAAN YANG CUKUP UNTUK DIMULAINYA PENYIDIKAN TINDAK PIDANA TERORISME MENURUT PASAL 26 UNDANG- UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2003 JUNCTO PERPU NOMOR 1 TAHUN 2002 1 Oleh :

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam konstitusi Indonesia, yaitu Pasal 28 D Ayat (1)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam konstitusi Indonesia, yaitu Pasal 28 D Ayat (1) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam konstitusi Indonesia, yaitu Pasal 28 D Ayat (1) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia terdapat ketentuan yang menegaskan bahwa Setiap orang berhak

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 65/Pid.B/2016/PN.Bnj

P U T U S A N Nomor 65/Pid.B/2016/PN.Bnj P U T U S A N Nomor 65/Pid.B/2016/PN.Bnj DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Binjai yang mengadili perkara pidana pada tingkat pertama dengan acara pemeriksaan biasa telah

Lebih terperinci

PRESS REALESE KELOMPOK KRIMINAL BERSENJATA DM YANG BERHASIL DI UNGKAP POLDA ACEH

PRESS REALESE KELOMPOK KRIMINAL BERSENJATA DM YANG BERHASIL DI UNGKAP POLDA ACEH PRESS REALESE KELOMPOK KRIMINAL BERSENJATA DM YANG BERHASIL DI UNGKAP POLDA ACEH A. Jumlah Kasus yang dilakukan Kelompok Kriminasl bersenjata DM Cs sebanyak 14 Kasus dengan Rincian sebagai berikut : 1.

Lebih terperinci

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Balas campur tangan militer Kenya di Somalia, kelompok al Shabab menyerang sebuah mal di Nairobi,

Lebih terperinci

Perkembangan Kasus Perjadin Mantan Bupati Jembrana: Terdakwa Bantah Tudingan Jaksa

Perkembangan Kasus Perjadin Mantan Bupati Jembrana: Terdakwa Bantah Tudingan Jaksa Perkembangan Kasus Perjadin Mantan Bupati Jembrana: Terdakwa Bantah Tudingan Jaksa balinewsnetwork.com Mantan Bupati Jembrana, I Gede Winasa membantah tudingan Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang menyebut dirinya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini, memuat tentang penjelasan metode yang digunakan dalam penelitian ini, yang meliputi ; Jenis penelitian, Sifat penelitian. Metode dan Prosedur pengumpulan data, Metode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang mengedepankan hukum seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar tahun 1945 dalam Pasal 1 ayat 3 sebagai tujuan utama mengatur negara.

Lebih terperinci

GUNTINGAN BERITA Nomor : /HM 01/HHK 2.1/2014

GUNTINGAN BERITA Nomor : /HM 01/HHK 2.1/2014 Badan Tenaga Nuklir Nasional J A K A R T A Yth.: Bp. Kepala BadanTenaga Nuklir Nasional GUNTINGAN BERITA Nomor : /HM 01/HHK 2.1/2014 Hari, tanggal Selasa, 21 Oktober 2014 Sumber Berita http://palingaktual.com/

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG MANAJEMEN PENYIDIKAN OLEH PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG MANAJEMEN PENYIDIKAN OLEH PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG MANAJEMEN PENYIDIKAN OLEH PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pidana (KUHAP) adalah seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya,

BAB I PENDAHULUAN. Pidana (KUHAP) adalah seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tersangka menurut Pasal 1 ayat (14) Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) adalah seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya, berdasarkan bukti

Lebih terperinci

SIARAN PERS LEMBAGA BANTUAN HUKUM (LBH) PADANG Nomor : 03/S.Pers/LBH-PDG/II/2017 tentang

SIARAN PERS LEMBAGA BANTUAN HUKUM (LBH) PADANG Nomor : 03/S.Pers/LBH-PDG/II/2017 tentang SIARAN PERS LEMBAGA BANTUAN HUKUM (LBH) PADANG Nomor : 03/S.Pers/LBH-PDG/II/2017 tentang CATATAN AWAL TAHUN FAIR TRIAL TUMPULKAH HUKUM TERHADAP APARAT PELAKU KEKERASAN? Gambar 1 jumlah kasus 2010-2016

Lebih terperinci

dengan aparatnya demi tegaknya hukum, keadilan dan perlindungan harkat dan martabat manusia. Sejak berlakunya Undang-undang nomor 8 tahun 1981

dengan aparatnya demi tegaknya hukum, keadilan dan perlindungan harkat dan martabat manusia. Sejak berlakunya Undang-undang nomor 8 tahun 1981 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah merupakan negara hukum yang demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 bukan berdasarkan atas kekuasaan semata. Indonesia

Lebih terperinci

RGS Mitra 1 of 22 PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME

RGS Mitra 1 of 22 PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME RGS Mitra 1 of 22 PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

KASUS ETIKA PROFESI POLISI BUNUH ANAK KANDUNG Brigadir Petrus Bakus

KASUS ETIKA PROFESI POLISI BUNUH ANAK KANDUNG Brigadir Petrus Bakus KASUS ETIKA PROFESI POLISI BUNUH ANAK KANDUNG Brigadir Petrus Bakus Nama anggota : NAMA NIM Agung Dwi Laksono 14102003 Ayu Rakhmawati 14102010 Bona Putra Sembiring 14102014 M. Fariz Azzam 14102030 Sania

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. perusakan dan pembakaran. Wilayah persebaran aksi perkelahian terkait konflik

BAB VI PENUTUP. perusakan dan pembakaran. Wilayah persebaran aksi perkelahian terkait konflik BAB VI PENUTUP VI.1 Kesimpulan Konflik TNI-Polri selama periode pasca Reformasi, 80% merupakan aksi perkelahian dalam bentuk penganiayaan, penembakan, pengeroyokan dan bentrokan; dan 20% sisanya merupakan

Lebih terperinci

ANCAMAN LINTAS AGAMA DAN IDEOLOGI MELALUI BOM DI TEMPAT LAHIRNYA PANCASILA

ANCAMAN LINTAS AGAMA DAN IDEOLOGI MELALUI BOM DI TEMPAT LAHIRNYA PANCASILA ANCAMAN LINTAS AGAMA DAN IDEOLOGI MELALUI BOM DI TEMPAT LAHIRNYA PANCASILA A. Abstrak Negara Indonesia kian terancam karena efek pemikiran ideologi orang luar yang ditelan mentah-mentah tanpa adanya suatu

Lebih terperinci

BAB II. Regulasi penerbangan yang lama yaitu Undang-Undang Nomor 15 Tahun. itu harus mendasarkan pada ketentuan Pasal 102 ayat (1) KUHAP yang

BAB II. Regulasi penerbangan yang lama yaitu Undang-Undang Nomor 15 Tahun. itu harus mendasarkan pada ketentuan Pasal 102 ayat (1) KUHAP yang BAB II PERBUATAN-PERBUATAN YANG TERMASUK LINGKUP TINDAK PIDANA DI BIDANG PENERBANGAN DALAM PERSPEKTIF UNDANG UNDANG RI NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PENERBANGAN C. Perbandingan Undang-Undang Nomor 15 Tahun

Lebih terperinci

Tulis Surat Pembaca Didenda Rp 1 Miliar

Tulis Surat Pembaca Didenda Rp 1 Miliar Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan Commission for The Disappeared and Victims of Violence Saya membuat surat pembaca yang dimuat di harian Kompas pada tanggal 26 September 2006 dengan

Lebih terperinci

PERANAN KETERANGAN AHLI DALAM PROSES PERKARA PIDANA PENGADILAN NEGERI

PERANAN KETERANGAN AHLI DALAM PROSES PERKARA PIDANA PENGADILAN NEGERI PERANAN KETERANGAN AHLI DALAM PROSES PERKARA PIDANA PENGADILAN NEGERI Oleh : Ruslan Abdul Gani ABSTRAK Keterangan saksi Ahli dalam proses perkara pidana di pengadilan negeri sangat diperlukan sekali untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam mewujudkan tujuan

Lebih terperinci

Lex Crimen Vol. VI/No. 8/Okt/2017. Kata kunci: Tindak Pidana, Pendanaan, Terorisme.

Lex Crimen Vol. VI/No. 8/Okt/2017. Kata kunci: Tindak Pidana, Pendanaan, Terorisme. TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2013 SEBAGAI TINDAK PIDANA TRANSNASIONAL YANG TERORGANISASI (TRANSNATIONAL ORGANIZED CRIME) 1 Oleh: Edwin Fernando Rantung 2 ABSTRAK

Lebih terperinci

Kasus Siyono: Anak-Anak Siyono akan Sekolah di Muhammadiyah

Kasus Siyono: Anak-Anak Siyono akan Sekolah di Muhammadiyah Kasus Siyono: Anak-Anak Siyono akan Sekolah di Muhammadiyah Senin, 04-04-2016 Ahad, 03 April 2016, 21:17 WIB Anak-Anak Siyono akan Sekolah di Muhammadiyah Rep: Lintar Satria/ Red: Ilham Istimewa Keluarga

Lebih terperinci

Mam MAKALAH ISLAM. Gerakan ISIS, Ancaman Ideologi dan Keamanan NKRI

Mam MAKALAH ISLAM. Gerakan ISIS, Ancaman Ideologi dan Keamanan NKRI Mam MAKALAH ISLAM Gerakan ISIS, Ancaman Ideologi dan Keamanan NKRI 5 Agustus 2014 Makalah Islam Gerakan ISIS, Ancaman Ideologi dan Keamanan NKRI Fuad Nasar (Pemerhati Masalah Sosial Keagamaan) Islamic

Lebih terperinci

Ini Pantauan CIA Saat Kejadian G30S/PKI

Ini Pantauan CIA Saat Kejadian G30S/PKI Selasa 26 September 2017, 15:58 WIB CIA Pantau PKI Momen Krusial! Ini Pantauan CIA Saat Kejadian G30S/PKI Fitraya Ramadhanny detiknews https://news.detik.com/berita/d-3658975/momen-krusial-ini-pantauan-cia-saat-kejadian-g30spki

Lebih terperinci

AMNESTY INTERNATIONAL SIARAN PERS

AMNESTY INTERNATIONAL SIARAN PERS AMNESTY INTERNATIONAL SIARAN PERS Tanggal Embargo: 13 April 2004 20:01 GMT Indonesia/Timor-Leste: Keadilan untuk Timor-Leste: PBB Berlambat-lambat sementara para pelaku kejahatan bebas berkeliaran Pernyataan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DISTRIBUSI II UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa salah satu alat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN OLEH TERORIS,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pesatnya dinamika masyarakat modern yang ditandai dengan berkembangnya

I. PENDAHULUAN. Pesatnya dinamika masyarakat modern yang ditandai dengan berkembangnya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya dinamika masyarakat modern yang ditandai dengan berkembangnya hasil-hasil teknologi, ternyata berdampak sosiologis yang bersifat regional, nasional bahkan

Lebih terperinci

Tahun Sidang : Masa Persidangan : III Rapat ke :

Tahun Sidang : Masa Persidangan : III Rapat ke : LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN TERORISME ------------------------------------------------------------ (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME UMUM Sejalan dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945,

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI LUAR PENGADILAN TERHADAP DUGAAN KEJAHATAN PASAL 359 KUHP DALAM PERKARA LALU LINTAS

PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI LUAR PENGADILAN TERHADAP DUGAAN KEJAHATAN PASAL 359 KUHP DALAM PERKARA LALU LINTAS PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI LUAR PENGADILAN TERHADAP DUGAAN KEJAHATAN PASAL 359 KUHP DALAM PERKARA LALU LINTAS Setio Agus Samapto STMIK AMIKOM Yogyakarta Abstraksi Didalam kecelakaan lalu - lintas yang

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI LUAR PENGADILAN TERHADAP DUGAAN KEJAHATAN PASAL 359 KUHP DALAM PERKARA LALU LINTAS

PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI LUAR PENGADILAN TERHADAP DUGAAN KEJAHATAN PASAL 359 KUHP DALAM PERKARA LALU LINTAS PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI LUAR PENGADILAN TERHADAP DUGAAN KEJAHATAN PASAL 359 KUHP DALAM PERKARA LALU LINTAS Setio Agus Samapto STMIK AMIKOM Yogyakarta Abstraksi Didalam kecelakaan lalu - lintas yang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

Saleem Achia, Aktivis Hizbut Tahrir Inggris

Saleem Achia, Aktivis Hizbut Tahrir Inggris Saleem Achia, Aktivis Hizbut Tahrir Inggris Buku Defeating the New Caliphate menyerukan kepada orang Kristen dan Yahudi untuk bersama-sama membendung tegaknya khilafah. Seruan itu bukan basi-basi, tapi

Lebih terperinci

BAB V PERTIMBANGAN HUKUM. A.Pertimbangan hukum Pengadilan Negeri Jakarta Timur. perkara pengeroyokan ini adalah sebagai berikut :

BAB V PERTIMBANGAN HUKUM. A.Pertimbangan hukum Pengadilan Negeri Jakarta Timur. perkara pengeroyokan ini adalah sebagai berikut : BAB V PERTIMBANGAN HUKUM A.Pertimbangan hukum Pengadilan Negeri Jakarta Timur Adapun pertimbangan pertimbangan hukum yang digunakan oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Timur dalam rangka menetapkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Surat kabar merupakan salah satu media massa yang digunakan oleh seorang

BAB 1 PENDAHULUAN. Surat kabar merupakan salah satu media massa yang digunakan oleh seorang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Surat kabar merupakan salah satu media massa yang digunakan oleh seorang penulis (wartawan) untuk menuangkan ide masing-masing dalam analisis data-data yang

Lebih terperinci

Kompilasi Kasus Penembakan di Aceh medio Desember 2011 Januari 2012

Kompilasi Kasus Penembakan di Aceh medio Desember 2011 Januari 2012 Kompilasi Kasus Penembakan di Aceh medio Desember 2011 Januari 2012 No Waktu Lokasi Peristiwa 1 4 Desember 2011 Perusahaan Sawit Kreung Jawa, Aceh Utara Pelaku penembakan : Penembakan terjadi saat para

Lebih terperinci

NCB Interpol Indonesia - Teroris Di Indonesia Dan Usaha-Usaha Yang Diambil Untuk Mengalahkan Masala Sabtu, 20 September :35

NCB Interpol Indonesia - Teroris Di Indonesia Dan Usaha-Usaha Yang Diambil Untuk Mengalahkan Masala Sabtu, 20 September :35 Isu dari teroris global sudah menjadi hal penting sejak serangan teroris di Pusat Perdagangan Dunia AS dan Pentagon di September 11, 2001. Di dalam menanggapi serangan teroris itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa,

Lebih terperinci

Tahun Sidang : Masa Persidangan : IV Rapat ke :

Tahun Sidang : Masa Persidangan : IV Rapat ke : LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN TERORISME ------------------------------------------------------------ (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 amandemen ke-iii. Dalam Negara

BAB I PENDAHULUAN. 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 amandemen ke-iii. Dalam Negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara hukum, hal ini diatur tegas dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 amandemen ke-iii. Dalam Negara hukum asas taat dan hormat

Lebih terperinci

Harus ada perombakan sistem hukum secara total termasuk pelaksana-pelaksana hukumnya. Sistemnya harus diganti dengan sistem Islam.

Harus ada perombakan sistem hukum secara total termasuk pelaksana-pelaksana hukumnya. Sistemnya harus diganti dengan sistem Islam. Harus ada perombakan sistem hukum secara total termasuk pelaksana-pelaksana hukumnya. Sistemnya harus diganti dengan sistem Islam. Kejahatan di Indonesia bak kacang goreng. Bagaimana tidak, di tahun 2012

Lebih terperinci