BAB II BALI SEBELUM DAN SETELAH BOM 2002 DAN 2005

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II BALI SEBELUM DAN SETELAH BOM 2002 DAN 2005"

Transkripsi

1 BAB II BALI SEBELUM DAN SETELAH BOM 2002 DAN 2005 Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang dikenal sebagai salah satu destinasi pariwisata paling diminati di dunia. Perekonomian Bali didukung bermacam-macam sektor lapangan usaha, antara lain sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air minum, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR), sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan dan persewaan, serta sektor jasa. Pariwisata dinilai sebagai penyumbang utama atau leading sector dalam perekonomian Bali. Hal ini dapat dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Bali yang mana sektor pariwisata menempati urutan pertama dalam lima sektor penyumbang terbesar pada PDRB Provinsi Bali. Kondisi PDRB Provinsi Bali, penulis informasikan pada Tabel 1 dan penulis juga menginformasikan lima sektor penyumbang terbesar pada PDRB Provinsi Bali di Tabel 2. 19

2 20 TABEL 1 PDRB Provinsi Bali Atas Dasar Harga Berlaku Berdasarkan Lapangan Usaha Tahun NO. LAPANGAN TAHUN USAHA Pertanian , , , , ,68 2 Pertambangan dan , , , , ,92 Penggalian 3 Industri Pengolahan , , , , ,66 4 Listrik, Gas dan Air Bersih , , , , ,12 5 Bangunan , , , , ,75 6 Perdagangan, Hotel dan , , , , ,78 Restoran 7 Pengangkutan dan , , , , ,44 Komunikasi 8 Keuangan dan Persewaan , , , , ,01 9 Jasa-jasa , , , , ,27 PDRB , , , , ,63 Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali (Desember 2002: 85) TABEL 2 Lima Sektor Penyumbang Terbesar Pada PDRB Bali Th Berdasarkan Atas Dasar Harga Yang Berlaku NO LAPANGAN USAHA TAHUN Perdagangan, Hotel dan , , , , ,78 Restoran 2 Pertanian , , , , ,68 3 Jasa-jasa , , , , ,27 4 Pengangkutan dan , , , , ,44 Komunikasi 5 Industri Pengolahan , , , , ,66 Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali (Desember 2002: 85)

3 21 II.1. Pariwisata Bali Sektor pariwisata merupakan sektor penyumbang terbesar pada perekonomian Bali dan sebagian besar masyarakat Bali menggantungkan sumber penghidupannya dari sektor ini. Bali sebagai salah satu destinasi pariwisata terkenal di dunia membuat banyak wisatawan berkunjung ke Bali, baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Tingkat kunjungan wisatawan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sektorsektor penunjang pariwisata. Keterkaitan antara tingkat kunjungan wisatawan dengan sektor-sektor penunjang pariwisata dapat dilihat dari semakin banyak wisatawan yang melakukan kunjungan ke Bali, semakin banyak bermunculan hotel, penginapan, restoran, tempat hiburan, jasa pariwisata hingga usaha-usaha kecil menengah yang berkaitan dengan industri pariwisata. Badan Pusat Statistik Provinsi Bali dalam buku yang berjudul Bali Dalam Angka 2001 (2002: 253) menjelaskan bahwa sektor pariwisata hingga tahun 2001 masih menjadi sektor yang terdepan bagi perekonomian Bali. Sektor pariwisata menambah nilai bagi Produk Domestik Bruto (PDB) dan membuka berbagai peluang kerja bagi masyarakat Bali. Penjelasan ini tergambarkan dari meningkatnya peluang kerja hingga melampaui batas-batas lokal, meningkatnya pendapatan masyarakat hingga menambah nilai martabat pada beberapa bidang pekerjaan. Keberhasilan sektor pariwisata ini diukur dari berbagai indikator. Salah satunya adalah tingkat kunjungan wisatawan domestik maupun

4 22 wisatawan mancanegara ke Bali. Pada penelitian ini, penulis hanya menyajikan data tingkat kunjungan wisatawan mancanegara. Data yang disajikan dari tahun 1991 hingga tahun Hal ini bertujuan untuk melihat perkembangan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali sebelum peristiwa Bom Bali. Di tahun 1991, jumlah kunjungan wisatawan ke Bali menurut Statistik Pariwisata Bali 2002 (2003) adalah sekitar orang. Kemudian jumlah ini mengalami peningkatan secara terusmenerus hingga kunjungan wisatawan ke Bali di tahun 1994 berjumlah wisatawan. Peningkatan terus terjadi dan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali pada tahun 1997 adalah orang. Namun, akibat pengaruh citra politik dan keamanan Indonesia yang menurun di mata internasional akibat krisis ekonomi dan politik, menyebabkan kunjungan wisatawan mancanegara menurun di tahun 1998 menjadi orang. Penurunan ini tidak berlangsung lama karena kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali kembali meningkat menjadi di tahun 1999 dan di tahun 2000, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara adalah orang. Namun, kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali kembali mengalami penurunan sebesar orang di tahun 2001 menjadi orang. Penurunan ini terjadi akibat serangan World Trade Centre (WTC) pada 11 September Peningkatan-peningkatan yang terjadi selama rentang waktu tersebut yang kemudian membawa pengaruh ke peluang kerja, peluang usaha, pendapatan masyarakat, hingga pendapatan daerah. Penjelasan mengenai

5 23 tingkat kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali akan penulis informasikan kembali melalui Tabel 3. Tingkat kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali yang selalu meningkat diperlihatkan melalui Grafik 1. TABEL 3 Tingkat Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Bali dari Tahun TAHUN JUMLAH PENGUNJUNG Sumber: Dinas Pariwisata Provinsi Bali (September 2003: 2) Peningkatan kunjungan wisatawan ke Bali membuat aktivitas ekonomi Bali menjadi bergerak maju. Berbagai peluang usaha yang berkaitan dengan pariwisata mulai tumbuh akibat kondisi ini. Menjamurnya penginapan, hotel, restoran hingga jasa pariwisata, seperti biro perjalanan, merupakan salah satu contoh berkembangnya perekonomian Bali akibat peningkatan kunjungan wisatawan, baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Sama seperti yang

6 24 dijelaskan pada paragraf sebelumnya, data jumlah hotel berbintang, hotel non bintang atau akomodasi lainnya, restoran dan biro perjalanan akan diinformasikan dari tahun 1991 hingga tahun Dipilih rentang waktu sekian, bertujuan untuk mempermudah melihat pertumbuhan sektor-sektor pendukung industri pariwisata sebelum terjadinya pengeboman di Bali. Pada tahun 1991, jumlah hotel berbintang di Bali adalah 36 buah. Tahun 1993 terjadi peningkatan jumlah hotel sebesar 29 buah sehingga jumlah hotel berbintang menjadi 65 buah di tahun Peningkatan ini terus berlanjut, walaupun perlahan-lahan. Pada tahun 1994 dan tahun 1995, hotel berbintang di Bali berjumlah 86 hingga di tahun 2000, jumlah hotel berbintang yang ada di Bali menjadi 113 buah. Setahun kemudian, keberadaan hotel di Bali meningkat menjadi 126 buah. Grafik pertumbuhan hotel berbintang di Bali antara tahun 1991 hingga tahun 2001 bisa dilihat pada Grafik 2. Selain hotel berbintang yang mulai menjamur, hotel non bintang atau akomodasi lainnya juga mengalami pertumbuhan yang pesat. Keberadaan hotel non bintang atau akomodasi lainnya berjumlah lebih banyak dibandingkan hotel berbintang. Jumlah hotel non bintang atau akomodasi lainnya di tahun 1991 adalah 954 buah, lebih banyak 918 buah dari hotel berbintang. Setahun kemudian, jumlah hotel non bintang atau akomodasi lainnya mengalami peningkatan sebanyak 97 buah dan menjadi buah. Peningkatan terjadi lagi di tahun 1993 menjadi buah. Pada tahun 1994, jumlahnya mengalami penurunan sebanyak 16 buah dan

7 25 meningkat kembali di tahun 1995 sebesar 45 buah. Kemudian di tahun 1996, hotel non bintang atau akomodasi lainnya berjumlah buah. Peningkatan ini terus terjadi hingga pada tahun 2000, jumlah hotel non bintang atau akomodasi lainnya menjadi buah dan di tahun 2001 mengalami sedikit penurunan menjadi buah. Kondisi pertumbuhan hotel non bintang atau akomodasi lainnya ini akan digambarkan oleh penulis pada Grafik 3. GRAFIK 1 Tingkat Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Bali dari Tahun 1991 hingga Tahun Jumlah Kunjungan Jumlah Kunjungan Sumber data: Dinas Pariwisata Provinsi Bali (September 2003: 2)

8 26 GRAFIK 2 Jumlah Hotel Berbintang di Bali Jumlah Hotel Berbintang di Bali Jumlah Hotel Berbintang di Bali Sumber data: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali (1996: 347 ; 2001: 271) Restoran atau rumah makan merupakan peluang usaha lainnya yang ikut merasakan pengaruh peningkatan kunjungan wisatawan ke Bali. Peningkatan ini membuat restoran atau rumah makan menjamur. Seperti di tahun 1991, jumlah restoran atau rumah makan sebanyak 500 buah. Namun, mengalami penurunan di tahun 1992 dan menjadi 473 buah. Pada tahun 1993 berjumlah 487 buah dan disusul tahun 1994 berjumlah 535 buah. Penurunan jumlah restoran atau rumah makan kembali terjadi di tahun 1995 sebanyak 80 buah dan sebanyak dua buah di tahun Penurunan jumlah restoran atau rumah makan ini tidak berlangsung lama. Pada tahun 1997, jumlahnya kembali meningkat dan menjadi 473 buah. Peningkatan ini terus dialami oleh restoran atau rumah makan di Bali hingga di tahun 2000, jumlahnya menjadi 726 buah dan 762 buah di tahun

9 Fluktuasi jumlah restoran atau rumah makan ini akan digambarkan pada Grafik 4. GRAFIK 3 Jumlah Hotel Non Bintang dan Akomodasi Lainnya di Bali Tahun Jumlah Hotel Non Bintang dan Akomodasi Lainnya Jumlah Hotel Non Bintang dan Akomodasi Lainnya Sumber data: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali (1996: 357 ; 2001: 282) Menjamurnya hotel bintang, hotel non bintang atau akomodasi lainnya hingga restoran atau rumah makan akibat tingkat kunjungan wisatawan ke Bali, juga dialami oleh biro perjalanan. Meningkatnya aktivitas pariwisata di Bali membuat peluang usaha di bidang biro perjalanan semakin berkembang. Pada tahun 1991, usaha yang bergerak di bidang biro perjalanan berjumlah 138 buah dan berkembang menjadi 141 buah di tahun Perkembangan ini terus dialami oleh lapangan usaha

10 28 bidang biro perjalanan hingga di tahun 1996 mencapai 202 buah. Kemudian, jumlah biro perjalanan di tahun 1997 sebanyak 251 buah dan 263 buah di tahun Disusul 360 buah biro perjalanan pada tahun 1999 dan mengalami peningkatan sebanyak 27 buah di tahun Pada tahun 2001, jumlah biro perjalanan mengalami penurunan menjadi 193 buah. Adapun perkembangan lapangan usaha pariwisata di bidang biro perjalanan ini akan dijelaskan pada Grafik 5. GRAFIK 4 Jumlah Restoran / Rumah Makan di Bali Tahun Jumlah Restoran / Rumah Makan Jumlah Restoran / Rumah Sumber data: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali (1996: 365 ; 2001: 294) Selain perkembangan pada peluang usaha, peluang kerja pun mengalami peningkatan. Pada tahun 2001, jumlah pencari kerja di Bali pada tahun 2001 mengalami peningkatan sebesar 15,53 persen yang mana jumlah pencari kerja pada tahun sebelumnya sekitar orang, kemudian meningkat di tahun 2001 menjadi orang. Sektor-sektor yang menyerap para pencari kerja ini, antara lain misalnya sektor

11 29 pertanian, sektor listrik dan air minum, sektor industri pengolahan serta sektor perdagangan, hotel dan restoran. Salah satu sektor yang paling berpengaruh dalam menyerap para pencari tenaga kerja ini adalah sektor perdagangan, hotel, restoran dan sektor-sektor lain yang berkaitan dengan pariwisata. Tahun 2001, sektor ini menyerap tenaga kerja sebesar orang (Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 2002: 44). Terjadinya peningkatan kunjungan wisatawan secara terus-menerus yang dialami Bali merupakan salah satu indikator penyebab keberhasilan sektor pariwisata Bali. Akan tetapi sektor pariwisata Bali mengalami penurunan ketika terjadi peristiwa pengeboman di tahun 2002 dan II.2. Peristiwa Bom Bali I Pariwisata Bali terkenal dengan alam, adat budaya, peninggalan sejarah hingga masyarakatnya. Citra Bali yang baik di mata nasional hingga internasional membuat para wisatawan tertarik untuk berkunjung ke Bali. Namun, pada tanggal 12 Oktober 2002, Bali diserang tiga bom di tiga lokasi yang berbeda; Sari Club, Paddy s Pub dan Konsulat Amerika Serikat. Liputan 6 (2014) mengabarkan bahwa bom pertama kali meledak di Paddy s Pub. Ledakan bom yang terjadi berhasil membuat para pengunjung Paddy s Pub terkejut dan berhamburan keluar ruangan. Selang beberapa detik kemudian, ledakan bom menyusul di depan Sari Club. Tempat hiburan malam ini berlokasi tepat di seberang lokasi peledakan sebelumnya, Paddy s Pub. Sumber ledakan bom yang kedua menurut

12 30 pemberitaan Viva News (2008), berasal dari sebuah mobil Mitsubishi seri L-300 yang saat kejadian sedang parkir di depan Sari Club. Liputan 6 (2014) mengabarkan bahwa kedua lokasi tempat hiburan malam yang menjadi sasaran ledakan bom tersebut berada di Jalan Legian, Kuta. Dari kedua lokasi kejadian ini menimbulkan ratusan korban luka-luka dan ratusan korban jiwa. GRAFIK 5 Jumlah Biro Perjalanan di Bali Tahun Jumlah Biro Perjalanan Jumlah Biro Perjalanan Sumber data: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali (1996: 371 ; 2001: 242) Lokasi ketiga yang mendapat serangan bom di malam akhir pekan tersebut adalah Konsulat Amerika. Liputan 6 (2014) mengabarkan bahwa ledakan bom selanjutnya terjadi di depan Konsulat Amerika yang berlokasi di Jalan Hayam Wuruk no.188, Denpasar. Tribun News (2012) mengabarkan bahwa ledakan bom ketiga ini berasal dari sebuah bom yang sebelum kejadian telah diletakkan di lokasi ledakan. Bom ini kemudian

13 31 diketahui diletakan sebelum Ali Imron dan kelompok mereka menuju lokasi ledakan bom pertama dan kedua untuk mempersiapkan aksi serangan bom di daerah Legian, Kuta. Peristiwa ledakan bom yang terjadi di Konsulat Amerika Serikat tidak membawa dampak yang signifikan. Tidak ada korban dari lokasi kejadian ketiga ini, baik korban luka-luka maupun korban jiwa. Viva News (2008) mengabarkan bahwa pihak kepolisian menemukan Amrozi, Ali Imron, Mukhlas (Ali Gufron), dan Imam Samudra sebagai pelaku dari peledakan bom di Bali pada tahun 2002 tersebut. Para pelaku kemudian diadili dan dihukum sesuai perbuatan mereka. Amrozi, Mukhlas (Ali Gufron), dan Imam Samudra dijatuhi hukuman mati. Sedangkan pelaku lainnya, Ali Imron dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. II.3. Peristiwa Bom Bali II Selang tiga tahun kemudian, Bali kembali diguncang serangan bom. Indosiar (2005) memberitakan bahwa serangan bom kembali dirasakan oleh Bali pada tanggal 1 Oktober Kali ini, bom menyerang tiga lokasi di dua kawasan wisata dengan pengunjung yang cukup banyak. Pertama kali bom meledak di Jimbaran, yakni Café Menega dan Café Nyoman. Selang beberapa menit kemudian, Kuta menjadi kawasan ledakan bom selanjutnya. Peristiwa ini terjadi tepatnya di Raja s Bar and Restaurant.

14 32 Serangan bom yang terjadi di tahun 2005 tersebut menurut pemberitaan salah satu surat kabar elektronik di Indonesia, Suara Merdeka (2005), merupakan peristiwa bom bunuh diri. Dikatakan demikian berdasarkan temuan potongan tubuh salah satu korban di lokasi kejadian oleh pihak kepolisian dan berdasarkan rekaman video yang diserahkan oleh salah satu korban kepada kepolisian selang beberapa hari setelah peristiwa pengeboman itu terjadi. Tidak ada korban jiwa dari peristiwa Bom Bali II ini, selain beberapa korban yang diduga kuat sebagai pelaku bom bunuh diri sesuai dengan kondisi temuan korban saat itu. II.4. Kondisi Bali Pasca Peristiwa Bom Bali I dan II Serangan bom yang terjadi di Bali memberikan dampak langsung dan tidak langsung. Adanya korban yang berjatuhan, kerusakan infrastruktur di lokasi kejadian hingga sarana prasarana umum merupakan jenis dampak langsung dari peristiwa pengeboman tersebut. Sedangkan dampak tidak langsung dapat dilihat dari kunjungan wisatawan ke Bali yang mengalami penurunan. Peristiwa Bom Bali 12 Oktober 2002 menghasilkan ratusan korban luka-luka dan korban jiwa. Menurut Viva News (2008) bahwa ada sekitar 206 korban luka-luka akibat peristiwa naas tersebut. Selain itu, terdapat 201 korban jiwa akibat peristiwa ledakan bom yang terjadi di Paddy s Pub dan Sari Club. Informasi jumlah korban jiwa ini berdasarkan penjelasan pada tulisan karya I Nyoman Darma Putra dan

15 33 Michael Hitchock (2009). Darma Putra dan Hitchock (2009) juga menjelaskan bahwa dari 201 korban yang meninggal tersebut berasal dari 22 negara asal wisatawan yang menjadi korban ledakan bom. Korban terbanyak berasal dari Australia yang berjumlah 88 korban jiwa, kemudian menyusul Indonesia dengan 35 korban jiwa, serta 23 korban jiwa dari Inggris. Negara lainnya yang menjadi negara asal korban adalah Jerman, Swedia, Switzerland, Netherlands, Prancis, Denmark, New Zealand, Brazil, Kanada, Afrika Selatan, Jepang, Korea, Italia, Portugal, Polandia, Yunani, Ekuador dan Taiwan. Berbeda dengan ledakan bom yang terjadi di daerah Legian, peristiwa pengeboman yang terjadi di dekat Konsulat Amerika tidak menimbulkan korban, baik korban luka-luka maupun korban jiwa. Berikut penulis akan menginformasikan jumlah korban jiwa sesuai dengan asal negaranya pada Tabel 4. Peristiwa ledakan Bom Bali 1 Oktober 2005 tidak menghasilkan terlalu banyak korban seperti peristiwa pengeboman sebelumnya. Ada 20 korban yang meninggal (Putra dan Hitchock, 2009). Kedua puluh orang yang menjadi korban jiwa dalam peristiwa naas tersebut berasal dari tiga negara, yaitu Indonesia, Australia dan Jepang. Sedangkan korban lukalukanya berjumlah 151 orang yang mana berasal dari delapan negara, yaitu Indonesia, Korea, Jepang, Amerika Serikat, Jerman, Belgia, Perancis dan Australia. Informasi jumlah korban peristiwa Bom Bali 1 Oktober 2005, baik korban luka-luka maupun korban jiwa akan digambarkan melalui Tabel 5 dan Tabel 6.

16 34 TABEL 4 Data Korban Jiwa Peristiwa Bom Bali 12 Oktober 2002 No Asal Negara Jumlah Korban 1. Australia Indonesia Inggris Amerika Serikat 7 5. Jerman 6 6. Swedia 5 7. Switzerland 3 8. Netherlands 4 9. Prancis Denmark New Zealand Brazil Kanada Afrika Selatan Jepang Korea Italia Portugal Polandia Yunani Ekuador Taiwan Tidak teridentifikasi dan diduga pelaku pengeboman 5 Total 201 Sumber: Darma Putra dan Hitchock (2009: 87) Peristiwa Bom Bali I dan Bom Bali II juga memberikan dampak tidak langsung. Pasca peristiwa pengeboman 12 Oktober 2002, terjadi keberangkatan besar-besaran para wisatawan dari Bali, terutama wisatawan mancanegara. Bali Post (2005) memberitakan bahwa banyak wisatawan yang ingin meninggalkan Bali sehari setelah peristiwa pengeboman tersebut terjadi. Dalam pembahasan

17 35 kunjungan wisatawan pada penelitian ini, selanjutnya penulis hanya menjelaskan mengenai data wisatawan mancanegara. Peristiwa Bom Bali I telah mengakibatkan terjadinya penurunan tingkat kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali. Penurunan ini dijelaskan oleh penulis melalui Tabel 7. TABEL 5 Data Jumlah Korban Jiwa Peristiwa Bom Bali 1 Oktober 2005 No. Asal Negara Jumlah Korban 1. Jepang 1 2. Australia 4 3. Indonesia (termasuk 3 orang pelaku ) 15 Total 20 Sumber: Darma Putra dan Hitchock(2009: 94) TABEL 6 Data Korban Luka-Luka Peristiwa Bom Bali 1 Oktober 2005 No. Asal Negara Jumlah Korban 1. Indonesia Korea 7 3. Jepang 4 4. Amerika Serikat 4 5. Jerman 3 6. Belgia 1 7. Prancis 1 8. Australia 29 Total 151 Sumber: Darma Putra dan Hitchock (2009: 95)

18 36 TABEL 7 Tingkat Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Bali Setiap Bulan di Tahun 2002 Bulan Jumlah Kunjungan (orang) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total Sumber: Dinas Pariwisata Provinsi Bali (September 2003: 4) Seperti yang dijelaskan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Bali (2003) dalam Statistik Pariwisata Bali 2002 bahwa sebelumnya pada bulan Juli tahun 2002, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali sebanyak orang. Kemudian meningkat di bulan selanjutnya, Agustus, yakni berjumlah orang. Di bulan September 2002, terjadi penurunan sebanyak wisatawan mancanegara dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada bulan sebelumnya. Akibat peristiwa ledakan bom yang mengguncang Bali pada 12 Oktober 2002, tingkat kunjungan wisatawan mancanegara pada bulan ini mengalami penurunan drastis yakni sebanyak orang. Pada bulan berikutnya, terjadi penurunan sebanyak wisatawan mancanegara yang mana kunjungan di bulan November hanya

19 37 berjumlah wisatawan dibandingkan bulan Oktober yang berjumlah wisatawan. Jadi total kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali pada tahun 2002 yakni berjumlah orang dibandingkan pada tahun sebelumnya, 2001, yang berjumalah wisatawan. Penurunan ini pun terjadi juga di tahun 2003 dengan total jumlah kunjungan tahun 2003 sebanyak wisatawan mancanegara. Terjadi peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali di tahun 2004 yakni menjadi orang. Namun, di tahun 2005 penurunan jumlah wisatawan kembali dirasakan oleh Bali. Salah satu penyebab terjadinya penurunan jumlah wisatawan mancanegara adalah kembali terjadinya peledakan bom pada 1 Oktober 2005 di kawasan Jimbaran dan Kuta. Tingkat kunjungan wisatawan mancanegara kembali mengalami penurunan, pariwisata Bali pun kembali terpuruk. Total kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun 2005 berdasarkan laporan statistik Dinas Pariwisata Provinsi Bali (2006) adalah berjumlah orang. Penurunan kembali terjadi setahun kemudian. Pada tahun 2006, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali sebanyak orang. Informasi mengenai jumlah kunjungan wisatawan mancanegara selama tahun 2005 akan dijelaskan oleh penulis melalui Tabel 8 dan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali dari tahun 2002 hingga 2006 akan dijelaskan melalui Tabel 9.

20 38 TABEL 8 Tingkat Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Bali Setiap Bulan di Tahun 2005 Bulan Jumlah Kunjungan (orang) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total Sumber: Dinas Pariwisata Provinsi Bali (Agustus 2007: 27) TABEL 9 Tingkat Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Bali Tahun Tahun Jumlah Wisatawan (orang) Sumber: Dinas Pariwisata Provinsi Bali (Juni 2012: 26)

21 39 Terjadinya penurunan pada tingkat kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali membuat kondisi pariwisata Bali terpuruk. Kondisi perekonomian Bali pun ikut terkena imbasnya, khususnya pada orangorang yang sumber penghidupannya bergantung pada dunia pariwisata Bali. Penurunan tingkat kunjungan wisatawan mancanegara membawa dampak pada berbagai sektor lapangan usaha hingga peluang kerja yang berkaitan dengan pariwisata, seperti perhotelan, agen perjalanan, restoran atau rumah makan, tempat hiburan, sektor kerajinan dan sektor-sektor lainnya. Dikatakan membawa dampak dapat dilihat dari hubungan antara menurunnya jumlah wisatawan yang datang ke Bali dengan sektor perhotelan yang mana ketika jumlah wisatawan ke Bali menurun, tingkat hunian hotel pun menurun. Sehingga ketika terjadi penurunan tingkat hunian hotel, berdampak pula pada karyawan hotel. Adanya kaitan antara penurunan tingkat hunian hotel dengan karyawan hotel dapat dilihat dari terjadinya pemotongan gaji karyawan atau pemutusan hubungan kerja karyawan hotel karena pemilik hotel tidak sanggup membayar gaji mereka. Mereka yang terkena PHK kemudian menjadi pengangguran, ditambah mereka tidak mempunyai keahlian atau ketrampilan lainnya yang dapat mereka andalkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Keadaan ini sesuai dengan penjelasan dari BaliSOS yang mana dikutip oleh penulis dalam tulisan Yefta Gurtner (2004), bahwa sekitar orang telah kehilangan pekerjaan;

22 40 estimated that approximately had already lost their jobs Pariwisata merupakan sektor utama penyumbang Pendapatan Regional Provinsi Bali atau PDRB. Namun, peristiwa Bom Bali tahun 2002 mengakibatkan penurunan pada kontribusi sektor pariwisata ke PDRB Bali. Penurunan ini berlangsung hingga tahun Walaupun di tahun 2004, pariwisata telah bangkit kembali dengan menunjukan bahwa sektor ini mampu menyumbangkan 29,16 % dan 29,37 % di tahun Adanya peristiwa Bom Bali tahun 2005 mengakibatkan penurunan sumbangan hasil dari sektor pariwisata ke PDRB di tahun Sektor pariwisata hanya mampu menyumbang sebesar 28,88 %. Distribusi hasil dari sektor pariwisata ini ke PDRB penulis jelaskan pada Tabel 10 dan 11. Peristiwa ledakan bom yang menyerang Bali pada Oktober 2002 dan Oktober 2005, selain membawa dampak pada kondisi ekonomi Bali, kondisi sosial Bali pun terkena imbas pula. Banyak orang yang kehilangan pekerjaan dan banyak yang usaha mereka mengalami kebangkrutan akibat Bom Bali. Kondisi ini dapat dilihat pada Tabel 12 dan Tabel 13. Kondisi inilah kemudian membawa dampak pada kondisi psikis orang-orang yang menjadi korban dari peristiwa naas tersebut. Banyak pengangguran mengalami depresi. Mereka tidak memiliki pekerjaan sampingan atau keahlian lainnya yang mampu mereka andalkan setelah pekerjaan utama mereka yang tergantung pada pariwisata Bali telah direnggut oleh peristiwa Bom Bali. Para korban Bom Bali kehilangan harapan terhadap mata pencaharian mereka. Mereka juga jadi terbatas dalam menikmati

23 41 fasilitas-fasilitas publik lainnya, seperti fasilitas kesehatan dan fasilitas pendidikan karena tidak cukup atau tidak sama sekali memiliki biaya. Selain masyarakat Bali yang merasakan dampak akibat Bom Bali, dunia internasional pun ikut merasakan dampak dari peristiwa tersebut. Para wisatawan merasa cemas untuk berkunjung ke Bali, baik untuk melakukan perjalanan bisnis, keperluan pendidikan hingga liburan. Mereka masih diliputi rasa trauma akibat peristiwa pengeboman yang berhasil merenggut ratusan jiwa pada tahun Ditambah lagi diberlakukannya travel warning dari beberapa negara asal wisatawan mancanegara, seperti Australia, Eropa, Amerika Serikat serta Jepang (Purnamasari, 2014). Sehingga dapat dikatakan peristiwa Bom Bali, baik yang terjadi pada tahun 2002 atau 2005 silam, selain membawa dampak yang signifikan pada perekonomian Bali, juga membawa keresahan sosial bagi masyarakat Bali khususnya para korban Bom Bali serta dunia internasional.

BAB I PENDAHULUAN. peledakan yang terjadi di Legian. Korban tewas lebih banyak merupakan

BAB I PENDAHULUAN. peledakan yang terjadi di Legian. Korban tewas lebih banyak merupakan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada tanggal 12 Oktober 2002, Bali diguncang serangan bom di kawasan Legian, Badung dan Renon, Denpasar. Peristiwa ledakan pertama kali terjadi di kawasan padat wisata,

Lebih terperinci

PEMULIHAN SOSIO-EKONOMI BALI PASCA BOM BALI I DAN II MELALUI BALI REHABILITATION FUND ( ) SKRIPSI

PEMULIHAN SOSIO-EKONOMI BALI PASCA BOM BALI I DAN II MELALUI BALI REHABILITATION FUND ( ) SKRIPSI PEMULIHAN SOSIO-EKONOMI BALI PASCA BOM BALI I DAN II MELALUI BALI REHABILITATION FUND (2003-2006) SKRIPSI Disusun Oleh: Ni Luh Damaitri Nusabangsa NIM. 0921105012 Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN JUNI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN JUNI 2016 No. 51/08/33/Th. X, 01 Agustus 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN JUNI 2016 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Jawa Tengah melalui pintu masuk bandara Adi Sumarmo dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kekayaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kekayaan sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Keadaan sumber daya alam yang melimpah inilah yang menjadi keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan dan pengujian model yang dapat menjelaskan sebab dan akibat perilaku seorang

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan dan pengujian model yang dapat menjelaskan sebab dan akibat perilaku seorang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor pariwisata adalah bagian dari upaya pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan. Pariwisata merupakan kegiatan seseorang dan biasanya menyenangkan.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI AGUSTUS 2015 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI AGUSTUS 2015 66/10/51/Th. IX, 1 Oktober 2015 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2015 mencapai 303.621 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2016 No. 72/11/33/Th.X, 01 November 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2016 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Jawa Tengah melalui pintu masuk bandara Adi Sumarmo

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN MEI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN MEI 2016 No. 44/07/33/Th. X, 01 Juli 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN MEI 2016 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Jawa Tengah melalui pintu masuk bandara Adi Sumarmo dan Ahmad

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN JULI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN JULI 2016 No. 61/09/33/Th. X, 01 September 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN JULI 2016 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Jawa Tengah melalui pintu masuk bandara Adi Sumarmo dan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN DESEMBER 2016 No. 14/02/33/Th.XI, 16 Februari 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN DESEMBER 2016 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Jawa Tengah melalui pintu masuk bandara Adi Sumarmo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Propinsi Bali pada Tahun 2009 memiliki luas sekitar Ha dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Propinsi Bali pada Tahun 2009 memiliki luas sekitar Ha dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali sangat terkenal sebagai destinasi tujuan wisatawan berkunjung ke Indonesia. Propinsi Bali pada Tahun 2009 memiliki luas sekitar 563.286 Ha dan memiliki penduduk

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN JANUARI 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN JANUARI 2017 No. 17/03/33/Th.XI, 1 Maret 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN JANUARI 2017 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Jawa Tengah melalui pintu masuk bandara Adi Sumarmo dan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DI JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2012

PERKEMBANGAN PARIWISATA DI JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2012 PERKEMBANGAN PARIWISATA DI JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2012 No. 59/11/33/Th.VI, 01 November 2012 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Jawa Tengah melalui pintu masuk bandara Adi Sumarmo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (sektor jasa atau industri jasa) sebesar 70,03 % terhadap Produk Domestik Regional

BAB I PENDAHULUAN. (sektor jasa atau industri jasa) sebesar 70,03 % terhadap Produk Domestik Regional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan data yang diperoleh pada tahun 2005, kontribusi sektor tersier (sektor jasa atau industri jasa) sebesar 70,03 % terhadap Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang unik dibandingkan dengan propinsi lain di mana pilar-pilar

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang unik dibandingkan dengan propinsi lain di mana pilar-pilar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali sebagai salah satu propinsi di Indonesia memiliki karakteristik struktur perekonomian yang unik dibandingkan dengan propinsi lain di mana pilar-pilar ekonomi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN MEI 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN MEI 2015 No. 45/07/33/Th.IX, 01 Juli 2015 PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN MEI 2015 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Jawa Tengah melalui pintu masuk bandara Adi Sumarmo dan Ahmad

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN MARET 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN MARET 2016 No. 28/05/33/Th. X, 02 Mei 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN MARET 2016 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Jawa Tengah melalui pintu masuk bandara Adi Sumarmo dan Ahmad

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN FEBRUARI 2017 No. 22/04/33/Th.XI, 3 April 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN FEBRUARI 2017 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Jawa Tengah melalui pintu masuk bandara Adi Sumarmo dan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN JANUARI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN JANUARI 2016 BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 17/03/33/Th. X, 01 Maret 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN JANUARI 2016 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Jawa Tengah melalui pintu masuk

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN APRIL 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN APRIL 2016 No. 38/06/33/Th. X, 01 Juni 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN APRIL 2016 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Jawa Tengah melalui pintu masuk bandara Adi Sumarmo dan Ahmad

Lebih terperinci

Perkembangan Pariwisata Bali

Perkembangan Pariwisata Bali Berita Resmi Statistik Bulan November Provinsi Bali No. 69/11/51/Th. XI, 3 November BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BALI Perkembangan Pariwisata Bali September Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman)

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran (rumah makan) merupakan lapangan usaha yang sangat berperan terhadap perekonomian Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DI JAWA TENGAH BULAN FEBRUARI 2013

PERKEMBANGAN PARIWISATA DI JAWA TENGAH BULAN FEBRUARI 2013 No. 21/04/33/Th.VII, 01 April 2013 PERKEMBANGAN PARIWISATA DI JAWA TENGAH BULAN FEBRUARI 2013 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Jawa Tengah melalui pintu masuk bandara Adi Sumarmo

Lebih terperinci

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah) 3.14. KECAMATAN NGADIREJO 3.14.1. PDRB Kecamatan Ngadirejo Besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kecamatan Ngadirejo selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.14.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ana Fajriasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ana Fajriasari, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan World Tourism Organization (WTO), telah mengakui bahwa pariwisata merupakan bagian yang

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS KOTA SURAKARTA No.02/01/72/Th.XIII, 04 Januari 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI UDARA di SURAKARTA NOPEMBER Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan bagi negara melalui pendapatan devisa negara. Semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan bagi negara melalui pendapatan devisa negara. Semakin banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang menyumbangkan pendapatan bagi negara melalui pendapatan devisa negara. Semakin banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN FEBRUARI 2016 BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 23/04/33/Th. X, 01 April 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN FEBRUARI 2016 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Jawa Tengah melalui pintu masuk

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI SEPTEMBER 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI SEPTEMBER 2015 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI SEPTEMBER 2015 71/11/51/Th. IX, 2 November 2015 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2015 mencapai 389.060 orang, dengan wisman yang datang melalui

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2015 No. 73/11/33/Th.IX, 02 Nopember 2015 PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2015 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Jawa Tengah melalui pintu masuk bandara Adi Sumarmo

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN MARET 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN MARET 2017 BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 28/05/33/Th.XI, 2 Mei 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN MARET 2017 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Jawa Tengah melalui pintu masuk bandara

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN JULI 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN JULI 2017 No. 61/09/33/Th.XI, 4 September 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN JULI 2017 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Jawa Tengah melalui pintu masuk bandara Adi Sumarmo dan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN NOVEMBER 2016 No. 02/01/33/Th.XI, 03 Januari 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN NOVEMBER 2016 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Jawa Tengah melalui pintu masuk bandara Adi Sumarmo

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM DESEMBER 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BATAM No. 05/02/2171/Th. IV, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM DESEMBER 2015 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Kota Batam pada

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI AGUSTUS 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI AGUSTUS 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI AGUSTUS 2016 65/10/51/Th. X, 3 Oktober 2016 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2016 mencapai 438.135 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia demi mencapai masyarakat yang sejahtera. Namun, mengingat Negara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia demi mencapai masyarakat yang sejahtera. Namun, mengingat Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan usaha yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia demi mencapai masyarakat yang sejahtera. Namun, mengingat Negara Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pariwisata menjadi aktivitas yang mendapat perhatian besar, baik dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pariwisata menjadi aktivitas yang mendapat perhatian besar, baik dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata menjadi aktivitas yang mendapat perhatian besar, baik dari masyarakat maupun pihak pemerintah pada periode delapan sampai sembilan puluhan. Sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang paling populer akan kepariwisataannya. Selain itu, pariwisata di Bali berkembang sangat pesat bahkan promosi pariwisata

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN JUNI 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN JUNI 2017 No. 51/08/33/Th.XI, 1 Agustus 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN JUNI 2017 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Jawa Tengah melalui pintu masuk Bandara Adi Sumarmo dan Ahmad

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS KOTA SURAKARTA No.18/09/72/Th.XIII, 01 September 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI UDARA di SURAKARTA JULI 2016 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN APRIL 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN APRIL 2017 No. 39/06/33/Th.XI, 2 Juni 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN APRIL 2017 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Jawa Tengah melalui pintu masuk bandara Adi Sumarmo dan Ahmad

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS KOTA SURAKARTA No.08/04/72/Th.XIV, 03 April 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI UDARA di SURAKARTA FEBRUARI 2017 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2015 No. 68/10/33/Th.IX, 01 Oktober 2015 PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2015 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Jawa Tengah melalui pintu masuk bandara Adi Sumarmo dan

Lebih terperinci

Perkembangan Pariwisata Jawa Tengah Bulan Agustus 2017 No. 67/10/33/Th.XI, 2 Oktober 2017

Perkembangan Pariwisata Jawa Tengah Bulan Agustus 2017 No. 67/10/33/Th.XI, 2 Oktober 2017 Perkembangan Pariwisata Jawa Tengah Bulan Agustus 2017 No. 67/10/33/Th.XI, 2 Oktober 2017 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Jawa Tengah melalui pintu masuk bandara Adi Sumarmo dan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOVEMBER 2016 03/01/51/Th. XI, 3 Januari 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOVEMBER 2016 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2016 mencapai 413.232 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2011

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2011 46/09/51/Th. V, 5 September PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 283.524 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak 279.219

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011 BPS KABUPATEN PADANG LAWAS PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011 No. 01/06/1221/Th. IV, 30 Juli 2012 Pertumbuhan ekonomi Padang Lawas tahun 2011 yang diukur berdasarkan kenaikan laju pertumbuhan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI FEBRUARI 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI FEBRUARI 2016 23/04/51/Th. X, 1 April 2016 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2016 mencapai 375.744 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator ekonomi makro yang dapat digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Majalengka

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 54/10/73/Th. X, 3 Oktober PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada jaman modern ini pariwisata telah berubah menjadi sebuah industri yang menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO (United Nations World

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DI SULAWESI UTARA BULAN DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA DI SULAWESI UTARA BULAN DESEMBER 2016 No. 08/02/71/Th.XI, 1 Februari 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA DI SULAWESI UTARA BULAN DESEMBER 2016 Jumlah Wistawan Mancanegara (WisMan) yang datang ke Sulawesi Utara melalui pintu masuk bandara Sam Ratulangi

Lebih terperinci

Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya

Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya BAB III Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya Potensi pariwisata di Indonesia sangat tinggi, dari Aceh hingga Papua dengan semua macam obyek pariwisata, industri pariwisata Indonesia

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM NOPEMBER 2016

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM NOPEMBER 2016 No. 02/01/2171/Th.V, 3 Januari 2017 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM NOPEMBER 2016 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Kota Batam pada bulan 2016 mencapai 106.953 orang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata. Pemerintah Indonesia

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN JULI 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN JULI 2015 No. 62/09/33/Th.IX, 01 September 2015 PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN JULI 2015 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Jawa Tengah melalui pintu masuk bandara Adi Sumarmo dan

Lebih terperinci

Perkembangan Pariwisata Jawa Tengah Bulan September 2017 No. 72/11/33/Th.XI, 1 November 2017

Perkembangan Pariwisata Jawa Tengah Bulan September 2017 No. 72/11/33/Th.XI, 1 November 2017 Perkembangan Pariwisata Jawa Tengah Bulan September 2017 No. 72/11/33/Th.XI, 1 November 2017 TPK Hotel berbintang di Jawa Tengah pada bulan September 2017 sebesar 49,45 persen, sedangkan Rata-rata Lama

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2017 38/06/51/Th. XI, 2 Juni 2017 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan April 2017 mencapai 477.464 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2016 14/02/51/Th. XI, 16 Februari 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2016 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2016 mencapai 442.800 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DI JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2012

PERKEMBANGAN PARIWISATA DI JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2012 PERKEMBANGAN PARIWISATA DI JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 01 No. 55/10/33/Th.VI, 01 Oktober 01 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Jawa Tengah melalui pintu masuk bandara Adi Sumarmo pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bencana alam. Gambar 1.1 menggambarkan kondisi geologi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. bencana alam. Gambar 1.1 menggambarkan kondisi geologi Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana dapat terjadi di belahan bumi manapun, termasuk di Indonesia sendiri yang notabennya kondisi geologi Indonesia yang merupakan pertemuan tiga lempeng dunia

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2015 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2015 60/09/51/Th. IX, 1 September 2015 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2015 mencapai 382.683 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2011

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2011 39/08/51/Th. V, 1 Agustus PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 245.652 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak 245.248

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MEI 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MEI 2017 43/07/51/Th. XI, 3 Juli 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MEI 2017 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan Mei 2017 mencapai 489.376 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui bandara

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI SEPTEMBER 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI SEPTEMBER 2016 70/11/51/Th. X, 1 November 2016 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2016 mencapai 445.576 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 50/08/51/Th. X, 1 Agustus Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 405.835 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak 405.686

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses bagaimana suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses bagaimana suatu BAB I A. Latar Belakang PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses bagaimana suatu perekonomian berkembang dari waktu ke waktu dalam jangka waktu yang cukup panjang. Perekonomian Indonesia

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2016 17/03/51/Th. X, 1 Maret 2016 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 350.592 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS KOTA SURAKARTA No.22/11/72/Th.XIV, 01 Nopember 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI UDARA di SURAKARTA SEPTEMBER 2017 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS KOTA SURAKARTA No.06/03/72/Th.XIII, 01 Maret 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI UDARA di SURAKARTA JANUARI 2016 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2017 49/08/51/Th. XI, 1 Agustus 2017 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan Juni 2017 mencapai 504.141 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOVEMBER 2015 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOVEMBER 2015 03/01/51/Th. X, 4 Januari 2016 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2015 mencapai 270.935 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 19/04/73/Th. X, 1 April PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATAJAWA TENGAH BULAN OKTOBER 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATAJAWA TENGAH BULAN OKTOBER 2016 No. 82/12/33/Th.X, 01 Desember 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATAJAWA TENGAH BULAN OKTOBER 2016 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Jawa Tengah melalui pintu masuk bandara Adi Sumarmo dan

Lebih terperinci

Tabel 1. Perkembangan Jumlah Wisatawan Mancanegara (Wisman) melalui Pintu Masuk Makassar menurut Kebangsaan

Tabel 1. Perkembangan Jumlah Wisatawan Mancanegara (Wisman) melalui Pintu Masuk Makassar menurut Kebangsaan BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 23/05/73/Th. X, 2 Mei PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia yang turut serta menjadi pundi pundi devisa terbesar setelah migas.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia yang turut serta menjadi pundi pundi devisa terbesar setelah migas. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu bagian dari lokomotif ekonomi Negara Indonesia yang turut serta menjadi pundi pundi devisa terbesar setelah migas. Beragam potensi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN OKTOBER 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN OKTOBER 2015 BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 84/12/33/Th.IX, 01 Desember 2015 PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN OKTOBER 2015 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Jawa Tengah melalui pintu masuk

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2017 58/09/51/Th. XI, 4 September 2017 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan Juli 2017 mencapai 592.046 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 42/08/73/Th. X, 1 Agustus PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2008

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2008 03/08/51/Th. II, 1 Agustus 2008 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2008 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2008 mencapai 171.301 orang, dengan wisman yang datang melalui pelabuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata di dunia dewasa ini berkembang dengan sangat cepat dan dikatakan berada ada tingkat sekunder, artinya keberadaan pariwisata bisa di sejajarkan dengan kebutuhan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2015 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2015 50/08/51/Th. IX, 3 Agustus 2015 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2015 mencapai 359.702 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. indikator keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang dapat dijadikan tolok ukur

BAB I PENDAHULUAN. indikator keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang dapat dijadikan tolok ukur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu proses menuju perubahan yang diupayakan secara terus-menerus untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu indikator keberhasilan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS KOTA SURAKARTA No.12/06/72/Th.XIV, 02 Juni 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI UDARA di SURAKARTA APRIL 2017 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya dengan baik. Kegiatan-kegiatan pengembangan Sumber Daya Manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya dengan baik. Kegiatan-kegiatan pengembangan Sumber Daya Manusia harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aityan (2011) menyatakan kondisi kerja dikatakan baik apabila karyawan merasa betah berada di dalam perusahaan dibandingkan diluar perusahaan sehingga dapat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 59/09/51/Th. X, 1 September Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 484.231 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2016 59/09/51/Th. X, 1 September 2016 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2016 mencapai 484.231 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui bandara

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2008

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2008 06/02/51/Th. III, 2 Pebruari 2009 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2008 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2008 mencapai 166.851 orang, dengan wisman yang datang melalui

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2016 37/06/51/Th. X, 1 Juni 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2016 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2016 mencapai 380.767 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI OKTOBER 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI OKTOBER 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI OKTOBER 2016 79/12/51/Th. X, 1 Desember 2016 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman ke Bali pada bulan 2016 mencapai 432.215 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN MEI 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN MEI 2017 No. 44/07/33/Th.XI, 3 Juli 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN MEI 2017 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Jawa Tengah melalui pintu masuk bandara Adi Sumarmo dan Ahmad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata adalah salah satu industri yang berkembang sangat pesat dan mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 32/06/73/Th. XI, 2 Juni 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui

Lebih terperinci

Statistik Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Bulan Agustus 2017

Statistik Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Bulan Agustus 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Statistik Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Bulan Agustus 2017 Agustus 2017, Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara sebesar 419 Kunjungan. Tingkat Penghunian

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOPEMBER 2007

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOPEMBER 2007 3/1/51/Th. II, 3 Januari 28 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOPEMBER Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 14124 orang, dengan wisman yang datang melalui pelabuhan udara sebanyak

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS KOTA SURAKARTA No.08/04/72/Th.XIII, 01 April 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI UDARA di SURAKARTA PEBRUARI 2016 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2015 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2015 09/02/51/Th. X, 1 Februari 2016 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2015 mencapai 370.640 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 31/06/73/Th. VIII, 2 Juni PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 31/06/73/Th. X, 1 Juni PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 40/07/73/Th. IX, 1 Juli PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu

Lebih terperinci