BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), brand

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), brand"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Situasi pasar saat ini semakin kompetitif dengan persaingan yang semakin meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), brand (merek) merupakan nilai utama pemasaran. Peran pemasaran akan semakin meningkat seiring dengan situasi persaingan yang semakin meningkat pula dan pada saat yang sama peran brand akan semakin penting. Dengan demikan, brand bukan hanya sebagai sekedar identitas suatu produk dan sebagai pembeda dari produk pesaing saja, melainkan lebih dari itu, brand memiliki ikatan emosional istimewa yang tercipta antara konsumen dengan produsen. Pesaing bisa saja menawarkan produk yang mirip, tetapi mereka tidak mungkin menawarkan janji emosional yang sama. Merek (brand) akan menjadi sumber daya saing yang bisa berlangsung lama dan bisa menjadi penghasil arus kas bagi perusahaan dalam jangka panjang (Janita, 2005:15). Produk yang memiliki brand yang kuat akan sulit ditiru karena persepsi konsumen atas nilai suatu brand tertentu tidak akan mudah diciptakan. Dengan ekuitas merek (brand equity) yang kuat, konsumen yang memiliki persepsi akan mendapatkan nilai tambah dari suatu produk yang tak akan didapatkan dari produk-produk lainnya. Menurut Aaker (1997:23), ekuitas merek (brand equity) adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama, dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau jasa kepada perusahaan atau para pelanggan perusahaan. Aset

2 dan liabilitas yang menjadi dasar ekuitas merek dapat dikelompokkan kedalam lima kategori, yaitu: loyalitas merek (brand loyalty), kesadaran nama (name awareness), kesan kualitas (perceived quality), Asosiasi merek (brand association), dan aset merek lainnya. Loyalitas merek (brand loyalty) merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek produk yang lain, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lain. Persepsi kualitas (perceived quality) adalah persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas yang diharapkan. Konsumen akan menyukai dan mungkin menjadi loyal terhadap produk dengan persepsi kualitas yang tinggi. Asosiasi merek (brand association) adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai sebuah merek. Asosiasi merupakan pijakan dalam keputusan pembelian dan loyalitas merek. Pola konsumsi masyarakat kini telah banyak dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup. Makanan-makanan yang cepat saji atau instan kian digemari sebagai substitusi nasi. Salah satu dari makanan cepat saji itu adalah mie instan. Produk ini bahkan kian menjadi pilihan sebagai pengganti bahan makanan pokok. Pertimbangannya adalah kepraktisan, harga yang terjangkau, dan cukup mengenyangkan. Permintaan yang semakin meningkat ini menyebabkan persaingan yang semakin meningkat pula dikategori produk mie instan. Kondisi ini menuntut produsen mie instan untuk selalu meningkatkan kualitas produk dan mencermati kondisi pasar yang cenderung dinamis dengan cara mengidentifikasi kebutuhan

3 dan keinginan konsumen yang heterogen, sehingga dapat diketahui dengan jelas kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut sesuai dengan karakteristik dari masing-masing segmen. Beberapa produk mie instan yang disetujui beredar di pasar berdasarkan data Badan POM RI Tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut. Tabel 1.1 Produk-Produk Mie Instan Berdasarkan Data Badan POM RI Tahun 2007 No Nama Produk Nama Perusahaan 1 Al Maharaja CV. Pacivic Harvest 2 Cap Harimau Perusahaan Mie Gunung Mas 3 Cap Naga Perusahaan Mie Gunung Mas 4 Cap Nelayan Perusahaan Mie Sidorejo 5 Cap Orang Mancing Ikan Perusahaan Mie Sidorejo 6 Syukuran PT. Gema Guntur Perkasa 7 Menjangan PT. Gema Guntur Perkasa 8 29 (Dua Sembilan) PT. Gema Guntur Perkasa 9 Cho-Yang PT. Gema Guntur Perkasa 10 Double Happiness PT. Gema Guntur Perkasa (Lima Puluh) PT. Gema Guntur Perkasa 12 Jo-Shua PT. Gema Guntur Perkasa 13 Indomie PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 14 Indofood PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 15 Sakura PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 16 Pop Mi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 17 Sarimi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 18 Supermi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 19 Cap 3 Ayam PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 20 Gaga-100 PT. Jakarana Tama Food Industry 21 A-1 PT. Jakarana Tama Food Industry 22 Gaga PT. Jakarana Tama Food Industry 23 Little Curly PT. Jakarana Tama Food Industry 24 Karomah PT. Jakarana Tama Food Industry 25 King PT. Jakarana Tama Food Industry 26 Gaga Kriyuk-Kriyuk PT. Jakarana Tama Food Industry 27 Gaga Kriaak PT. Jakarana Tama Food Industry 28 Nissinmi (MantaapRasanya) PT. Nissin Mas 39 Alhami PT. Olagafood Indutri Makanan & Minuman 30 Selera Rakyat PT. Pepami Indonesia 31 Cap Cakrawala Merah PT. Pepami Indonesia 32 Wingsfood Sedaap PT. Prakarsa Alam Segar (Grup Wingsfood) 33 Kantik PT. Prakarsa Alam Segar 34 Cinta-Mi PT. Sentrafood Indonusa

4 35 UKM WAY PT. Sentrafood Indonusa 36 CNI Mie Sehati PT. Sentrafood Indonusa 37 Superior PT. Tiga Pilar Sejahtera 38 Spider PT. Tiga Pilar Sejahtera 39 Filtra PT. Tiga Pilar Sejahtera Sumber: (diakses tanggal 20 Januari 2010, pukul WIB) PT. Indofood Sukses Makmur Tbk pernah menjadi penguasa mutlak pasar mie instan di Indonesia pada tahun 2002, bahkan menguasai sekitar 90% pangsa pasar mie instan dengan produk andalannya Indomie. Namun, Indofood sempat terlena me-maintain pasarnya sehingga kesempatan ini dimanfaatkan oleh pendatang baru Mie Sedaap dari WingsFood yang menyebabkan Indofood kehilangan pangsa pasarnya ( Tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa Indofood sebagai penguasa pangsa pasar mie instan di Indonesia masih harus berkompetisi dengan lebih dari 30 brand mie instan yang siap menggerus ceruk pasar Indomie. Jumlah pangsa pasar mie instan pada tahun 2003, 2005, dan 2007 dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut ini Tabel 1.2 Pangsa Pasar Mie Instan Tahun 2003, 2005, dan 2007 Tahun 2003 Tahun 2005 Tahun 2007 Brand Pangsa Pasar Brand Pangsa Pasar Brand Pangsa Pasar Indomie 75,5% Indomie 66,3% Indomie 65,3% Supermi 10,1% Mie Sedaap 13,4% Mie Sedaap 22,9% Sarimi 3,7% Supermi 7,1% Supermi 3,4% Mie 100 2,3% Sarimi 2,2% Gaga 100 2,6% Gaga Mie 1,8% Gaga 100 2,5% Sarimi 1,0% Mie ABC 1,1% Mie 100 2,4% Alhami 1,0% Mie 100 2,3% Alhami 1,9% Kare 0,7% Pop Mie 0,6% ABC 0,6% ABC 0,6% Salamie 0,5% Alhami 100 0,5% Sumber: (diakses tanggal 20 Januari 2010, pukul WIB)

5 Berdasarkan Tabel 1.2, terlihat bahwa pangsa pasar Indomie tetap berada pada urutan pertama, meskipun jumlah pangsa pasar Indomie cenderung menurun setiap tahun. Mie Sedaap yang diproduksi PT Sayap Mas Utama (Grup Wingsfood) berhasil meraih 22,9% pangsa pasar pada tahun 2007 dan membayangi Indomie di posisi kedua, meskipun Mie Sedaap baru muncul pada bulan Mei Hal ini merupakan sebuah prestasi awal Mie Sedaap dalam kurun waktu 4 tahun, jika dibandingkan dengan Indomie yang sudah berhasil masuk ke pasar mie instan lebih dari 15 tahun yang lalu. ( Volume penjualan Indomie tahun 2008 juga menurun, menyusul menurunnya pangsa pasar pada tahun-tahun sebelumnya. Volume penjualan Indomie pada tahun 2007 dan 2008 dapat dilihat pada Tabel 1.3 berikut ini: Tabel 1.3 Volume Penjualan Indomie Tahun 2007 dan 2008 Tahun Volume Penjualan (bungkus) ,03 milyar ,82 milyar Sumber: (diakses tanggal 31 Oktober 2009 pukul WIB) Berdasarkan Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa volume penjualan Indomie menurun dari 12,03 miliar bungkus (tahun 2007) menjadi 10,82 miliar bungkus (tahun 2008). Padahal, Indomie dapat bertahan sebagai Top of Mind merek mie instan dan bahkan dianugerahi Diamond ICSA (tahun 2008) yang merupakan simbol penghargaan atas kepemimpinan Indomie dikategori mie instan selama 8 tahun berturut-turut ( Indomie tidak boleh lengah pada tahap ini, dalam artian Indomie masih tetap harus mengadakan promosi untuk me-

6 remind customer bahwa Indomie masih exsist dan selalu berinovasi untuk mengembangkan kembali produk maupun strategi promosinya. Indofood berinisiatif menambahkan ekstra bawang goreng pada produk Indomie untuk meningkatkan perceived quality di benak konsumen. Indomie juga diperkaya dengan berbagai varian Indomie yang memiliki cita rasa khas nusantara. Selain itu, Indofood menggunakan selebritis dalam beberapa promosi Indomie, yakni dengan menggunakan Tiga Diva dan Gita Gutawa untuk memperkuat brand association Indomie. Indofood selalu berupaya memposisikan Indomie sebagai produk yang berkualitas dan memiliki asosiasi positif di benak konsumen, agar loyalitas merek Indomie dapat dipertahankan di tengah pasar mie instan yang semakin kompetitif. Mahasiswa adalah salah satu segmen yang ingin dituju oleh Indomie. Indomie erat kaitannya dengan mahasiswa, karena Indomie merupakan makanan yang praktis dengan harga yang terjangkau. Disamping itu, mahasiswa termasuk dalam segmen smart customer yang membutuhkan banyak pertimbangan sebelum melakukan peralihan terhadap suatu produk yang telah digunakan. Mahasiswa Fakultas Psikologi (USU) sudah tidak asing lagi dengan brand Indomie. Hasil pra survey dengan metode wawancara menyatakan bahwa 13 dari 15 mahasiswa Fakultas Psikologi lebih menyukai Indomie dibandingkan dengan merek-merek mie instan lainnya. Berdasarkan uraian-uraian di atas, peneliti tertarik untuk membuat suatu penelitian yang berjudul: Pengaruh Perceived Quality dan Brand Association Terhadap Brand Loyalty Mie Instan Merek Indomie (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi )

7 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah perceived quality dan brand association berpengaruh signifikan secara simultan terhadap brand loyalty mie instan merek Indomie pada mahasiswa Fakultas Psikologi? 2. Apakah perceived quality dan brand association berpengaruh signifikan secara parsial terhadap brand loyalty mie instan merek Indomie pada mahasiswa Fakultas Psikologi? C. Kerangka Konseptual Menurut Durianto (2001:97), perceived quality dapat didefenisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan. Menurut Aaker (1997:28), kesan kualitas akan mempengaruhi langsung keputusan pembelian dan loyalitas merek, khususnya ketika seorang pembeli tidak termotivasi atau tidak sanggup mengadakan analisis yang mendetail. Menurut Ferrinadewi (2008:61), konsumen memiliki keterbatasan informasi terhadap suatu produk. Keterbatasan konsumen disebabkan karena terbatasnya pengetahuan mereka tentang cara pembuatan suatu produk atau bahkan konsumen tidak memiliki cukup banyak waktu melakukan penilaian. Akibatnya konsumen cenderung untuk mengandalkan atribut entrinsik seperti nama merek, nama toko, iklan, persediaan, dan harga dalam mengevaluasi

8 kualitas produk. Atribut entrinsik produk ini berperan sebagai jalan pintas yang menyediakan sejumlah informasi bagi konsumen dalam melakukan evaluasi. Menurut Aaker (1997:160), segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai sebuah merek disebut asosiasi merek. Asosiasi-asosiasi menjadi pijakan dalam keputusan-keputusan pembelian dan loyalitas merek. Oliver dalam Tjiptono (2005:387) mengemukakan bahwa loyalitas merek adalah komitmen yang dipegang teguh untuk membeli ulang atau berlangganan dengan produk/jasa yang disukai secara konsisten di masa mendatang, sehingga menimbulkan pembelian merek yang sama secara berulang meskipun pengaruh situasional dan upaya pemasaran berpotensi menyebabkan perilaku beralih merek. Berdasarkan teori-teori tersebut, dapatlah dibuat skema sistematis kerangka konseptual penelitian, yaitu: Perceived Quality (X 1 ) Brand Association (X 2 ) Brand Loyalty (Y) Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Penelitian. Sumber: Berdasarkan teori Aaker (1997) yang diolah oleh penulis

9 D. Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah dan teori-teori pendukung, maka penulis merumuskan hipotesis berikut: 1. Perceived quality dan brand association berpengaruh positif dan signifikan secara simultan terhadap brand loyalty mie instan merek Indomie pada mahasiswa Fakultas Psikologi. 2. Perceived quality dan brand association berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap brand loyalty mie instan merek Indomie pada mahasiswa Fakultas Psikologi. E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perceived quality dan brand association terhadap brand loyalty mie instan merek Indomie pada mahasiswa Fakultas Psikologi. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: a. Bagi Perusahaan Sebagai sarana untuk memberikan sumbangan penilaian bagi perusahaan yang diteliti sehingga dapat diterapkan di masa mendatang b. Bagi Penulis Sebagai wahana melatih menulis dan berfikir alamiah pada bidang manajemen pemasaran khususnya berkaitan dengan bidang pengelolaan brand pada perusahaan

10 c. Bagi Peneliti Lain Sebagai sumber informasi bagi pihak-pihak yang ingin melakuka n penelitian khususnya pada kajian yang sama yang berkenaan dengan masalah brand. F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional Penelitian ini mengkhususkan pembahasan mengenai pengaruh hubungan perceived quality dan brand association terhadap brand loyalty mie instan merek Indomie. Penelitian ini dikhususkan pada batasan operasional sebagai berikut: a. Variabel yang dianalisis penulis dalam penelitian ini adalah: perceived quality (X 1 ) dan brand association (X 2 ) sebagai variabel independen, serta brand loyalty (Y) sebagai variabel dependen. b. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara yang masih aktif hingga semester genap periode 2009/ Definisi Operasional Variabel a. Perceived Quality (X 1 ) Perceived quality (persepsi kualitas) mencerminkan persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas/keunggulan mie instan merek Indomie. Variabel perceived quality diukur dengan menggunakan 4 indikator yang diolah dari teori Aaker (1997:133) dan Duriano, dkk (2001:106), yaitu: 1) Cita rasa 2) Karakteristik produk 3) Ketahanan produk

11 4) Kualitas produk b. Brand Association (X 2 ) Brand association (asosiasi merek) merupakan kesan yang muncul di benak konsumen setelah melakukan penilaian terhadap merek mie instan pilihan dibandingkan dengan merek mie instan lainnya. Variabel brand association diukur dengan menggunakan 4 indikator yang diadopsi dari teori Aaker (1997:169), yaitu: 1) Atribut produk 2) Harga 3) Selebtiti pendukung 4) Pesaing c. Brand Loyalty (Y) Brand loyalty (loyalitas merek) merupakan keterikatan konsumen terhadap sebuah merek mie instan yang mencakup rasa kesetiaan dan kepuasan konsumen terhadap merek mie instan pilihan dibandingkan dengan merek mie instan lainnya. Variabel brand loyalty diukur dengan menggunakan 3 indikator yang diadopsi dari teori Aaker (1997:63), yaitu: 1) Rasa suka 2) Kepuasan 3) Komitmen

12 Tabel 1.4 Definisi Operasional Variabel Variabel Definisi Operasional Indikator Skala Perceived Quality (X 1 ) Brand Association (X 2 ) Brand Loyalty (Y) Persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas/keunggulan mie instan merek Indomie. Kesan yang muncul dibenak konsumen setelah melakukan penilaian terhadap merek mie instan pilihan dibandingkan dengan merek mie instan lainnya Keterikatan konsumen terhadap sebuah merek mie instan yang mencakup rasa kesetiaan dan kepuasan konsumen terhadap merek mie instan pilihan dibandingkan dengan merek mie instan lainnya. Sumber: Aaker (1997), Durianto, dkk (2001), diolah 3. Skala Pengukuran Variabel 1. Cita rasa 2. Karakteristik produk 3. Ketahanan produk 4. Kualitas produk 1. Atribut produk 2. Harga 3. Selebriti pendukung 4. Pesaing 1. Rasa suka 2. Kepuasan 3. Komitmen Likert Likert Likert Variabel dalam penelitian ini adalah variabel perceived quality, variabel brand association, dan variabel brand loyalty yang diukur dengan menggunakan skala Likert. Sekaran (2006:31) menyatakan bahwa skala Likert didesain untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju dengan pernyataan pada skala 5 titik dengan susunan pada Tabel 1.5 sebagai berikut: Tabel 1.5 Skor Pernyataan No Pernyataan Skor 1 Sangat Setuju (SS) 5 2 Setuju (S) 4 3 Kurang Setuju (KS) 3 4 Tidak Setuju (TS) 2 5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

13 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakuka n di Fakultas Psikologi, yang berlokasi di jalan Dr.Mansyur No.7 Medan, tepat di samping Fakultas Kedokteran. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari 2010 hingga Februari Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin diteliti (Sekaran, 2006:121). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Psikologi USU yang masih aktif hingga semester genap periode 2009/2010 dan pernah mengkonsumsi mie instan merek Indomie. Oleh karena itu, populasi ini merupakan populasi yang tidak terbatas karena tidak dapat diketahui secara pasti jumlah sebenarnya dari mahasiswa yang mengkonsumsi mie instan Indomie. b. Sampel Sampel untuk populasi yang tidak terbatas atau tidak diketahui secara pasti jumlahnya dapat ditentukan dengan rumus (Supramono, 2003:52): n = (Zα) 2 (p)(q) Keterangan : d 2 n (Zα) p = Jumlah sampel = Nilai tabel Z berdasarkan tingkat signifikan tertentu (α) = Estimator proporsi populasi yang sesuai kriteria sampel q = Proporsi populasi tidak sesuai kriteria sampel (1 p) d = Penyimpangan yang ditolerir

14 Nilai p ditetapkan sebesar 90% (q = 10%), nilai α = 5%, dan d = 5%. Maka jumlah sampel adalah : n = (Zα) 2 (p)(q) d 2 = (1,96) 2 (0,9)(0,1) (0,05) 2 = 138, 29 = 138 Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu penentuan sampel berdasarkan jenis orang tertentu yang dapat memberikan informasi yang diinginkan yang memenuhi beberapa kriteria yang ditentukan oleh peneliti (Sekaran, 2006:136). Kriteria yang ditetapkan yaitu: mahasiswa yang mengkonsumsi Indomie minimal dua kali dalam sebulan. 6. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yakni : a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan daftar pertanyaan (questioner) dan wawancara (interview) kepada Mahasiswa Fakultas Psikologi yang masih aktif hingga semester genap periode 2009/2010. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data primer yang diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain. Data ini diperoleh melalui

15 studi dokumentasi yang diperoleh dari buku, jurnal, internet, yang dapat menjadi referensi pendukung yang dapat diolah lebih lanjut. 7. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu: a. Daftar pertanyaan (questioner) Daftar pertanyaan (questioner) diberikan kepada konsumen yang terpilih sebagai responden yaitu mahasiswa fakultas Psikologi USU Medan yang masih aktif hingga semester genap periode 2009/2010. b. Wawancara Wawancara yaitu wawancara langsung kepada mahasiswa Fakultas Psikologi USU Medan yang masih aktif hingga semester genap periode 2009/2010. c. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan data melalui buku, jurnal, internet, dan majalah yang menjadi bahan referensi pendukung. 8. Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah suatu kuesioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian. a. Uji Validitas Ginting dan Situmorang (2008:172) menyebutkan bahwa validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur melakukan tugasnya mencapai sasarannya. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata atau benar.

16 Uji validitas ini dilakukan pada 30 orang mahasiswa Fakultas Psikologi USU. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 15.0 for Windows, dengan kriteria sebagai berikut: 1) Jika r hitung > r tabel, maka pertanyaan dinyatakan valid. 2) Jika r hitung < r tabel, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid. b. Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Dikatakan konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subyek yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 15.0 for Windows. Menurut Ghozali (2005) dalam Ginting dan Situmorang (2008:185), suatu konstruk atau variabel dinyatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 atau nilai Cronbach Alpha > 0,80 9. Metode Analisis Data a. Metode Analisis Deskriptif Merupakan metode yang dilakukan dengan mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti. b. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat atau menguji suatu model yang termasuk layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian.

17 Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen dan variabel dependen mengikuti atau mendekati distribusi normal (Situmorang, dkk, 2008:55) 2) Uji Heteroskedastisitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan yang lain tetap, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. 3) Uji Multikolinieritas Uji ini bertujuan untuk menguji suatu model apakah dalam model sebuah regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Hubungan linier antar variabel independen inilah yang disebut dengan multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Menurut Situmorang, dkk (2008), adanya multikoliniearitas dapat dilihat dari tolerance value atau nilai Variance Inflation Factor (VIF). Batas tolerance value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 5, dimana: a) Tolerance value < 0,1 atau VIF > 5 maka terjadi multikolinieritas b) Tolerance value > 0,1 atau VIF < 5 maka tidak terjadi multikolinieritas

18 c. Metode Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda dilakukan untuk mengadakan prediksi nilai dari variabel terikat yaitu brand loyalty (Y) dengan ikut memperhitungkan nilai-nilai variabel bebas yang terdiri dari perceived quality (X 1 ) dan brand association (X 2 ) sehingga dapat diketahui pengaruh positif atau negatif faktor-faktor tersebut terhadap brand loyalty (loyalitas merek) mie instan merek Indomie di Fakultas Psikologi USU. Analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi software SPSS 15.0 for windows. Adapun model persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + e Dimana : Y X 1 X 2 a b 1 b 2 e = brand loyalty (loyalitas merek) mie instan merek Indomie = perceived quality (persepsi kualitas) = brand association (asosiasi merek) = konstanta = koefisien regresi variabel X = error term Suatu perhitungan secara statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada di dalam daerah kritis (daerah dimana H 0 ditolak). Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H 0 diterima.

19 d. Uji Hipotesis Model regresi yang sudah memenuhi syarat asumsi klasik akan digunakan untuk menganalisis kelanjutan data melalui pengujian hipotesis sebagai berikut : 1) Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) Uji-F dilakukan untuk melihat secara bersama-sama apakah ada pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas (X 1 dan X 2 ) terhadap variabel terikat (Y). Model hipotesis yang digunakan dalam uji F statistik ini adalah : a) Ho : b 1 = b 2 = 0, artinya variabel bebas (X 1 dan X 2 ) yaitu berupa variabel perceived quality dan brand association secara bersama-sama tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat (Y), yaitu brand loyalty. b) Ha : b 1 b 2 0, artinya variabel bebas (X 1 dan X 2 ) yaitu berupa variabel perceived quality dan brand association secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat (Y), yaitu brand loyalty. Kriteria uji yang digunakan yaitu : a) H 0 diterima bila F hitung < F tabel pada α = 5% b) H a diterima bila F hitung > F tabel pada α = 5%

20 2) Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) Uji-t dilakukan untuk menguji setiap variabel bebas (X 1 ) apakah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y) secara parsial. Bentuk pengujiannya adalah: a) H 0 : b 1, b 2 = 0, artinya variabel bebas (X 1 dan X 2 ) yaitu berupa variabel perceived quality dan brand association secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat (Y) yaitu brand loyalty. b) Ha : b 1, b 2 0, artinya variabel bebas (X 1 dan X 2 ) yaitu berupa variabel perceived quality dan brand association secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat (Y) yaitu brand loyalty. Kriteria pengambilan keputusan: a) H 0 diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5% b) Ha diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5% 3) Pengujian Koefisien Determinan (R 2 ) Koefisiensi determinasi (R 2 ) pada intinya mengukur seberapa kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R 2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X 1 dan X 2 ) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika R 2 semakin mengecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X 1 dan X 2 ) terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Aktivitas masyarakat saat ini yang semakin tinggi menyebabkan pola konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Aktivitas masyarakat saat ini yang semakin tinggi menyebabkan pola konsumsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktivitas masyarakat saat ini yang semakin tinggi menyebabkan pola konsumsi pangan masyarakat berubah. Perubahan pola atau gaya hidup masyarakat yang sudah semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi keinginan dari konsumen. Perkembangan teknologi informasi memberikan

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi keinginan dari konsumen. Perkembangan teknologi informasi memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan konsumen semakin penting dalam hubungannya dengan organisasi atau perusahaan, konsumen menuntut tidak terbatas terpenuhinya kebutuhan tetapi juga yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang semakin pesat. Hal ini menyebabkan munculnya suatu peluang dan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang semakin pesat. Hal ini menyebabkan munculnya suatu peluang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, persaingan bisnis dalam dunia pemasaran telah berkembang semakin pesat. Hal ini menyebabkan munculnya suatu peluang dan tantangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sama peran brand akan semakin penting. Dengan demikian, brand saat ini tak

BAB I PENDAHULUAN. sama peran brand akan semakin penting. Dengan demikian, brand saat ini tak BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Situasi pasar saat ini semakin kompetitif dengan persaingan yang semakin meningkat pula diantara para produsen. Jika situasi persaingan meningkat, peran pemasaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pola konsumsi masyarakat sekarang ini telah banyak dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup. Makanan-makanan cepat saji atau instan kian digemari sebagai substitusi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian (Riduwan, 2012).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan kerangka pemikiran dan tujuan penelitian di atas, maka

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan kerangka pemikiran dan tujuan penelitian di atas, maka BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Variabel Berdasarkan kerangka pemikiran dan tujuan penelitian di atas, maka variabel dalam penelitian ini adalah variabel dari brand equity. Brand Equity

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk yang besar akan membawa implikasi penting bagi. tersebut adalah kebutuhan pangan dalam jumlah besar untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk yang besar akan membawa implikasi penting bagi. tersebut adalah kebutuhan pangan dalam jumlah besar untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk yang besar akan membawa implikasi penting bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat Indonesia. Salah satu implikasi penting tersebut adalah kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situasi pasar saat ini semakin kompetitif dengan persaingan yang semakin meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek (brand)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Direksi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero), Jalan Sei Batanghari, Medan, Sumatera Utara. Waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di pikiran konsumen. Kekuatan merek terletak pada kemampuannya untuk mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki tujuan untuk dapat. konsumen yang bervariatif dan semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki tujuan untuk dapat. konsumen yang bervariatif dan semakin meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki tujuan untuk dapat menghasilkan laba sehingga dapat bertahan dan berkembang pesat. Oleh karena itu setiap perusahaan dituntut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Objek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu penelitian yang mencoba mencari deskripsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (2008), yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih.

BAB III METODE PENELITIAN. (2008), yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif menurut Ginting & Situmorang (2008), yaitu penelitian yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yang rasional, empiris, dan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yang rasional, empiris, dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Menurut Sugiyono (2005;01), Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, dan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketat, oleh karena itu bagi perusahaan yang mempunyai keinginan untuk

BAB I PENDAHULUAN. ketat, oleh karena itu bagi perusahaan yang mempunyai keinginan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis dalam dunia pemasaran semakin berkembang dengan ketat, oleh karena itu bagi perusahaan yang mempunyai keinginan untuk memenangkan persaingan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang terlibat langsung di

III. METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang terlibat langsung di III. METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang terlibat langsung di dalam penelitian. 2. Objek Penelitian Objek penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di CV. Akar Daya Mandiri yang berlokasi di Jalan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di CV. Akar Daya Mandiri yang berlokasi di Jalan III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di CV. Akar Daya Mandiri yang berlokasi di Jalan Pangeran Emir M. Noor No.4A Bandar Lampung mulai bulan Juli 2011. B. Jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan konsumen. Berbagai pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mahasiswa dan mahasiswi Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

BAB III METODE PENELITIAN. mahasiswa dan mahasiswi Universitas Muhammadiyah Purwokerto. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey, dengan mengumpulkan data melalui pemberian daftar pertanyaan (kuesioner) kepada mahasiswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Yaris di wilayah Kota Yogyakarta. Penyebaran kuesioner dilakukan pada 5

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Yaris di wilayah Kota Yogyakarta. Penyebaran kuesioner dilakukan pada 5 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah semua konsumen mobil Toyota Yaris di wilayah Kota Yogyakarta. Penyebaran kuesioner dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian berlokasi di lingkungan Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin, Makassar dan obyek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa penelitian asosiatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa penelitian asosiatif yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah merupakan penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini dapat digolongkan penelitian asosiatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini dapat digolongkan penelitian asosiatif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini dapat digolongkan penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ada dan tidaknya pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, dimana tujuannya untuk menganalisa pengaruh variabel motivasi, persepsi, dan sikap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian, lokasi dan waktu penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang menggabungkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang digunakan untuk mengetahui nilai variabel X yakni keunggulan asosiasi merek,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1. Objek dan Subjek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Menurut Umar (2003) objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek penelitian juga dimana dan kapan penelitian dilakukan.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT TELKOM merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi, termasuk jaringan internet. Sejalan dengan banyaknya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ciri-ciri yang semakin menonjol dalam dunia bisnis di Indonesia belakangan ini adalah kompleksitas, persaingan, perubahan dan ketidakpastian. Keadaan tersebut menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru diluncurkan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah jauh lebih dulu

BAB I PENDAHULUAN. baru diluncurkan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah jauh lebih dulu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin pesat. Berbagai produk baru diluncurkan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah jauh lebih dulu berkembang maupun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yang menjadi tempat penelitian ini yakni di Toko Nusa Kurnia Gorontalo.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yang menjadi tempat penelitian ini yakni di Toko Nusa Kurnia Gorontalo. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Yang menjadi tempat penelitian ini yakni di Toko Nusa Kurnia Gorontalo. Penempatan lokasi dan pengambilan data tersebut berdasarkan pada beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri konveksi dewasa ini sangat pesat. Industri

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri konveksi dewasa ini sangat pesat. Industri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri konveksi dewasa ini sangat pesat. Industri konveksi saat ini dianggap sebagai suatu lahan yang sangat menjanjikan bagi para pengusaha. Kini pakaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti trend yang berkembang di pasar. Oleh karena itu, para pemasar

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti trend yang berkembang di pasar. Oleh karena itu, para pemasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sifat manusia cenderung konsumtif, yang berarti bahwa konsumen selalu mengkonsumsi produk atau jasa sepanjang waktu. Perilaku konsumtif ini muncul selain dikarenakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksplanatori. Menurut Singarimbun dan Efendi (1997), penelitian eksplanatori

BAB III METODE PENELITIAN. eksplanatori. Menurut Singarimbun dan Efendi (1997), penelitian eksplanatori 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Berdasarkan jenis data, maka penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanatori. Menurut Singarimbun dan Efendi (1997), penelitian eksplanatori merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian asosiatif. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini bisnis makanan berkembang dengan semakin banyaknya. dalam industri ini demi mencapai tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini bisnis makanan berkembang dengan semakin banyaknya. dalam industri ini demi mencapai tujuan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini bisnis makanan berkembang dengan semakin banyaknya tempat-tempat makan dengan berbagai macam konsep. Sejalan dengan perkembangan ini, para pelaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud

BAB I PENDAHULUAN. pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jasa adalah tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap loyalitas konsumen. Kemudian menganalisisnya melalui rumus-rumus statistik.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap loyalitas konsumen. Kemudian menganalisisnya melalui rumus-rumus statistik. 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif yaitu penelitian yang akan menguji pengaruh ekuitas merek yang terdiri dari, kesadaran merek, kesan kualitas merek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian Assosiatif kausal, penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian Assosiatif kausal, penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian Assosiatif kausal, penelitian Asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cukup memberikan efek yang signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan

I. PENDAHULUAN. cukup memberikan efek yang signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi sekarang ini cukup memberikan efek yang signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan manusia diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil menyebabkan daya beli

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil menyebabkan daya beli BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil menyebabkan daya beli masyarakat menurun dan akibatnya konsumen lebih berorientasi pada harga. Orientasi konsumen pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian merupakan bagian dari isi laporan yang menjelaskan pendekatan dan metode penelitian yang sedang dilaporkan, beberapa hal yang biasanya pada bagian ini

Lebih terperinci

PENGARUH EKUITAS MEREK DAN GAYA HIDUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK TEH BOTOL SOSRO LESS SUGAR

PENGARUH EKUITAS MEREK DAN GAYA HIDUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK TEH BOTOL SOSRO LESS SUGAR PENGARUH EKUITAS MEREK DAN GAYA HIDUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK TEH BOTOL SOSRO LESS SUGAR Disusun Oleh: Nama : Kartika Purnama NPM : 14212033 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Iman Murtono Soenhadji,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Berdasarkan uraian latar belakang dan landasan teori pada bab sebelumnya, penelitian ini menggunakan kerangka berpikir sebagai berikut: BRAND AWARENESS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN. 3.. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Malang.Dilakukan di FE UIN Malang, untuk memudahkan peneliti mengambil sampel dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini penulis mencoba menganalisa bagaimana pengaruh kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu: menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu: menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah: BAB III METODE PENELITIAN A. Operasional Variabel Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu: 1. Variabel Bebas (Independen) Yaitu variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lain. Adapun yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh dari hasil pengamatan di lapangan. Data yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh dari hasil pengamatan di lapangan. Data yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Dan Sumber Data Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan, karena data diperoleh dari hasil pengamatan di lapangan. Data yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak apabila dinilai dapat memberikan kepuasan bagi konsumen. Terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. banyak apabila dinilai dapat memberikan kepuasan bagi konsumen. Terciptanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan akan berhasil memperoleh konsumen dalam jumlah yang banyak apabila dinilai dapat memberikan kepuasan bagi konsumen. Terciptanya kepuasan konsumen dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Deskripsi responden disini akan menganalisa identitas para konsumen yang menjadi sampel dalam penelitian mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus Berdasarkan jenis masalah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus Berdasarkan jenis masalah yang 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kudus. Penelitian ini dimulai dari bulan Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus 2013. Berdasarkan jenis masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pengumpulan data dari kuesioner dalam penelitian ini dilakukan sekitar satu bulan dari tanggal 13 Oktober sampai 14 November 2014. Dengan obyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek/Objek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah pengguna smartphone Xiaomi di wilayah Yogyakarta, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah smartphone Xiaomi. B.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Kemudian data

BAB III METODE PENELITIAN. yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Kemudian data BAB III METODE PENELITIAN 3.1 JENIS PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Kemudian data yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut karena Universitas Mercu Buana Jakarta merupakan salah satu universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif asosiatif. Menurut Sugiyono (2016:8) metode kuantitatif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. objektif, valid, dan reliabel tentang suatu hal (variabel tertentu). Subjek adalah

BAB III METODE PENELITIAN. objektif, valid, dan reliabel tentang suatu hal (variabel tertentu). Subjek adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek penelitian menurut Sugiyono (2012) adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. instan, dinamis serta selalu mengedepankan tingkat efektifitas dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. instan, dinamis serta selalu mengedepankan tingkat efektifitas dan efisien BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi dunia usaha di Indonesia dihadapkan pada keadaan persaingan yang sangat ketat. Perkembangan di era globaliasi masa sekarang ini telah mengubah wajah

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di warung makan Sari Rasa Pak Ndut, Jalan Slamet Riyadi, Nomor 159, Kartasura, Sukoharjo Solo. Pengambilan data dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia saat ini dituntut oleh tingkat mobilitas yang tinggi secara

BAB I PENDAHULUAN. Manusia saat ini dituntut oleh tingkat mobilitas yang tinggi secara 9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia saat ini dituntut oleh tingkat mobilitas yang tinggi secara rutinitas. Salah satu sarana yang mendukung lancarnya kegiatan manusia itu sendiri adalah alat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sama peran brand akan semakin penting. Dengan demikian brand saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. sama peran brand akan semakin penting. Dengan demikian brand saat ini 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Situasi pasar saat ini semakin kompetitif dengan persaingan yang semakin meningkat pula diantara para produsen. Jika suatu persaingan meningkat, peran pemasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik yang kemudian berpengaruh terhadap berbagai sektor industri yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. baik yang kemudian berpengaruh terhadap berbagai sektor industri yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi sekarang ini cukup memberikan efek yang signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan manusia. Khususnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan untuk menjelaskan kedudukan-kedudukan dari

III. METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan untuk menjelaskan kedudukan-kedudukan dari III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Pada penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian yang bersifat eksplanasi. Menurut Sugiyono (2013), penelitian eksplanasi adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah data yang berupa angka atau besaran tertentu yang sifatnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek peneltian ini adalah KFC Sudirman yang beralamat di jalan Jend. Sudirman No. 59, Terban, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Persaingan dunia bisnis semakin ketat di era globalisasi saat ini. Berkembangnya

I. PENDAHULUAN. Persaingan dunia bisnis semakin ketat di era globalisasi saat ini. Berkembangnya 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis semakin ketat di era globalisasi saat ini. Berkembangnya perekonomian mengakibatkan semakin beragamnya produk sejenis ditawarkan dipasar. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak terlepas dari bermacam perubahan baik itu yang bersumber dari

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak terlepas dari bermacam perubahan baik itu yang bersumber dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesulitan pihak manajemen perusahaan untuk meramalkan, memperkirakan dan memastikan keadaan di masa mendatang ialah terjadinya perubahan. Kehidupan perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survey langsung dengan cara membagikan kuesioner kepada para responden. Penelitian yang dilakukan bersifat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek dan Subyek Penelitian 1. Gambaran Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah smartphone Samsung. Samsung merupakan salah satu produk smartphone

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Balam Jaya Di Desa Balam Merah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Balam Jaya Di Desa Balam Merah 41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Balam Jaya Di Desa Balam Merah Kecamatan Bunut Kabupaten Pelalawan. Dengan alamat Jln. Lintas Bono Pangkalan Bunut.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan itu terhadap kedua variabel tersebut. (Sugiyono, 2015)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan itu terhadap kedua variabel tersebut. (Sugiyono, 2015) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif yang merupakan penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek atau Subjek Penelitian Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini yaitu dealer Akur Motor Honda terletak di Jl. Jenderal Ahmad Yani No.23, Sidoharjo, Kec. Pringsewu, Kabupaten Pringsewu,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang akan dilakukan yaitu jenis penelitian dalam bentuk survey. Penelitian yang dapat menghasilkan sebuah deskripsi tentang apa yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ada pepatah yang berbunyi Mempertahankan sesuatu lebih sulit daripada

BAB I PENDAHULUAN. Ada pepatah yang berbunyi Mempertahankan sesuatu lebih sulit daripada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ada pepatah yang berbunyi Mempertahankan sesuatu lebih sulit daripada merebutnya. Pepatah tersebut menginspirasi bagaimana seharusnya perusahaan mempertahankan konsumennya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian Sesuai dengan kerangka pemikiran maka penentuan variabel dalam penelitian ini adalah : 1) Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang menggabungkan dua variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercu Buana, khususnya pada Program Studi Akuntansi tahun angkatan 2009

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Merujuk pada rumusan masalah, maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Menurut Arikunto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Desa Manyarejo Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik. Pemilihan lokasi didasarkan atas wilayah Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di Jl. Inspeksi Kalimalang Km. 2, Cibitung, Bekasi, Jawa Barat pada tahun

BAB III METODE PENELITIAN. di Jl. Inspeksi Kalimalang Km. 2, Cibitung, Bekasi, Jawa Barat pada tahun 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Unipack Indosystems yang beralamat di Jl. Inspeksi Kalimalang Km. 2, Cibitung, Bekasi, Jawa Barat pada tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini peneliti akan membahas beberapa metode dalam penelitian, seperti objek dan subjek penelitian, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, identifikasi variabel,

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Handphone merupakan salah satu alat komunikasi praktis yang sangat dibutuhkan oleh setiap konsumen. Saat ini hampir setiap orang memiliki handphone, mulai dari

Lebih terperinci

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN BAB 3 METODELOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pengguna software akuntansi yang bekerja pada suatu perusahaan yang menerapkan software akuntansi berbasis ERP.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mitsubishi Colt Diesel FE 74 HD PT. Suka Fajar di Pekanbaru.

BAB III METODE PENELITIAN. Mitsubishi Colt Diesel FE 74 HD PT. Suka Fajar di Pekanbaru. BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi dan Objek Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada PT. Suka Fajar yang beralamat jalan Soekarno Hatta Kav. 140 Pekanbaru, dan Objek penelitian adalah konsumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan kesadaran merek, asosiasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. sebab-akibat antara variable-variabel dalam penelitian ini, yaitu antara munculnya

BAB 3 METODE PENELITIAN. sebab-akibat antara variable-variabel dalam penelitian ini, yaitu antara munculnya 23 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian Kausal, yaitu hubungan sebab-akibat antara variable-variabel dalam penelitian ini, yaitu antara munculnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Koperasi Mahasiswa UMY. Subyek yang digunakan yaitu konsumen Koperasi

BAB III METODE PENELITIAN. Koperasi Mahasiswa UMY. Subyek yang digunakan yaitu konsumen Koperasi BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Obyek yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah TOKO KU Koperasi Mahasiswa UMY. Subyek yang digunakan yaitu konsumen Koperasi Mahasiswa UMY B.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan harga, namun poduk juga harus unggul dalam hal kualitas. Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. persaingan harga, namun poduk juga harus unggul dalam hal kualitas. Konsumen BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Dalam era globalisasi sekarang ini pemasaran berperan penting dalam menunjang keberhasilan suatu produk untuk diminati konsumen dan laku di pasaran, diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati konsumen agar membeli produk maupun jasa yang diwakilinya. Merek juga diibaratkan sebagai sebuah nyawa bagi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini yaitu penelitian lapangan (field research) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini yaitu penelitian lapangan (field research) dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini yaitu penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif, yang dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu tempat atau organisasi yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu tempat atau organisasi yang melakukan 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu tempat atau organisasi yang melakukan kegiatan produksi untuk mengolah sumber-sumber ekonomi dalam menyediakan barang dan jasa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. nasabah bank umum yang diambil secara acak di DIY. pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. nasabah bank umum yang diambil secara acak di DIY. pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah masyarakat yang bertempat tinggal di Daerah Istimewa Yogyakarta. Unit analisis pada penelitian ini adalah nasabah bank umum yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena hal ini tentu akan menjadi suatu pertimbangan bagaimana suatu strategi

BAB I PENDAHULUAN. karena hal ini tentu akan menjadi suatu pertimbangan bagaimana suatu strategi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keputusan pembelian menjadi suatu hal yang penting untuk diperhatikan karena hal ini tentu akan menjadi suatu pertimbangan bagaimana suatu strategi pemasaran yang akan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM OBJEK DAN SUBJEK PENELITIAN 1. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah rumah makan Bakso Idola di Klaten. Bakso Idola adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. gambaran penjelasan mengenai hasil penelitian serta penelitian ini. dari responden dengan menggunakan kuesioner.

BAB III METODE PENELITIAN. gambaran penjelasan mengenai hasil penelitian serta penelitian ini. dari responden dengan menggunakan kuesioner. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yakni pendekatan penelitian dengan menyajikan data-data yang bersifat deskriptif berupa gambaran penjelasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian diperlukan agar penelitian yang dilakukan dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian diperlukan agar penelitian yang dilakukan dapat BAB III 3.1 Rancangan Penelitian METODOLOGI PENELITIAN Rancangan penelitian diperlukan agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sistematis serta efektif. Lokasi penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas adalah

Lebih terperinci