LAPORAN SINGKAT. DEVELOPING INFLUENTIAL THINK TANKS in INDONESIA PENGANTAR HOTEL ARYADUTA, JAKARTA 3-4 OKTOBER 2012

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN SINGKAT. DEVELOPING INFLUENTIAL THINK TANKS in INDONESIA PENGANTAR HOTEL ARYADUTA, JAKARTA 3-4 OKTOBER 2012"

Transkripsi

1 LAPORAN SINGKAT HOTEL ARYADUTA, JAKARTA 3-4 OKTOBER 2012 DEVELOPING INFLUENTIAL THINK TANKS in INDONESIA PENGANTAR Laporan ini merupakan rangkuman c a t a t a n p r o s e s L o k a k a r y a Pengembangan Think Tank yang Berdampak di Indonesia atau Developing Influential Think Tanks in Indonesia yang diselenggarakan pada 3-4 Oktober 2012 oleh The K n o w l e d g e S e c t o r Program AusAID. Ini adalah program inisiatif b e r s a m a a ntara Pe m e r i ntah Australia dan BAPPENAS untuk meningkatkan kualitas kebijakan publik di Indonesia melalui pemanfaatan hasil penelitian, analisis dan bukti. Lokakarya Pengembangan Think Tank yang Berdampak di Indonesia b e r t u j u a n u n t u k m e n g g a l i kemampuan think tank untuk mempengaruhi kebijakan publik, juga memberi kesempatan untuk berbagi pengalaman membangun think tank yang unggul. Alur proses lokakarya dirancang di hari pertama untuk mengarah pada menjawab bagaimana cara think tank yang paling efektif untuk mempengaruhi kebijakan publik m e l a l u i p e m b e l a j a r a n d a r i p e n g a l a m a n t h i n k t a n k internasional dan Indonesia. S e l a n j u t nya m e n g e n a l i d a n menemukan kekuatan think tank di Indonesia. Di hari kedua, dimulai dengan menciptakan visi think tank di Indonesia dilanjutkan dengan berbagi gagasan dan menentukan strategi-strategi yang paling tepat untuk dikembangkan di Indonesia. Selanjutnya, pada siang hari kedua ada kelas-kelas klinik dimana peserta belajar bagaimana mempercantik diri, terkait keterampilan riset dan menciptakan strategi komunikasi riset dan engagement yang baik. Laporan ini merangkum catatan proses lokakarya yang difasilitasi o l e h I N S P I R I T I N N O VAT I O N CIRCLES. Dalam PEMBUKAAN, Hanna Birdsey, Counsellor, Education and Scholarships AusAID, menekankan b a h w a p r o g r a m y a n g a k a n diproyeksikan berjalan selama 15 tahun ini memiliki capaian jangka panjang yang pada akhirnya menjadikan Indonesia memiliki kapasitas untuk mengembangkan kebijakan yang efektif dan dapat dipertanggungjawabkan untuk m e m e n u h i k e b u t u h a n pembangunan. Pada akhirnya, hasil yang diharapkan adalah 1

2 DEBAT / 3 Oktober 2012 sektor pengetahuan Indonesia dapat menghasilkan data-data yang akurat untuk mempengaruhi kebijakan pembangunan sosial. Dalam lokakarya ini hadir 50 think t a n k t e r b a i k d i I n d o n e s i a. Seluruhnya merupakan think tank yang paling tahu bagaimana memperbaiki mutu penelitian dan menggunakan advokasi penelitian untuk perubahan kebijak an. Disamping itu, sejumlah think tank berpengalaman dari Indonesia dan luar negeri juga hadir untuk berbagi pengalaman mereka. Lokakarya ini diharapkan menjadi ruang untuk mengeksplorasi k e m a m p u a n t h i n k t a n k mempengaruhi kebijakan publik, b e r b a gi p e n g a l a m a n d a l a m membangun think tank yang kuat, mendiskusikan arah penelitian b a r u, d a n m e n g i d e n t i fi k a s i peluang untuk penelitian dan investasi. Sesi pertama adalah DEBAT: Cara Think Tank Mana yang Paling Efektif untuk Mempengaruhi Kebijakan Publik? Tujuan dari sesi ini bukan untuk mencari jawaban, melainkan untuk mengangkat isu-isu penting dan hangat yang berkaitan dengan pengembangan think tank yang berpengaruh. Debat dimulai dengan pengantar oleh E n r i q u e M e n d i z a b a l, p e n g a m a t t h i n k t a n k internasional. Dilanjutkan dengan tanggapan-tanggapan dari Prof. dr. Laksono Trisnantoro dari Universitas Gajah Mada, Natalia Soebagjo dari CSIS, Agung Wijaya dari YLBHI dan peserta lain yang diundang oleh fasilitator u n t u k m e n g u n g k a p k a n tanggapannya. Pembicaraan dalam debat ini menekankan pengaruh hasil penelitian terhadap kebijakan yang sangat terk ait dengan konteks, tantangan independensi t h i n k t a n k, d a n b a g a i m a n a meningkatkan posisi tawar politik think tank. Dalam sesi selanjutnya peserta d i a j a k m e n d e n g a r k a n PEMBELAJARAN dari Penggiat Think Tank Internasional dan Indonesia. Dari think tank internasional, hadir Antonia Mutaro (Institute of Policy Analysis and Research - IPAR, R wanda), Arun M a h i z h n a n (Institute of Policy Studies - IPS, Singapore), Martine Letts (Lowy Institute, Australia) dan Goran Buldioski (Open Society Think Tank Fund, Hungary). Setelah p e n j a b a r a n d a r i k e e m p a t pembicara internasional diadakan d i s k u s i u n t u k m e n g a m b i l pembelajaran faktor sukses yang dapat dipetik dari pengalaman think tank internasional. Antonia membagi 3 kunci sukses l e m b a g a n y a y a i t u s t r a t e g i engagement, penentuan agenda riset yang relevan dan informasi reguler pada para pihak. Arun menyoroti peran think tank di negaranya yang mengikuti rumus ABC: analysis and research (analisis d a n r i s e t ), b r i d g e b u i l d i n g ( j e m b a t a n b a g i r i s e t d a n aplikasinya) dan communication (komunikasi) untuk mendukung pemenuhan kebutuhan pemangku p i h a k u n t u k m e n g a m b i l keputusan. Pengalaman Martine dengan lembaganya mengangkat urgensi think tank untuk hadir sebagai penghubung power yang d i m i l i k i p e m e r i n t a h d a n knowledge yang dimili perguruan tinggi untuk mendorong debat, mempengaruhi masyarakat dan membentuk hasil kebijak an. Terakhir, Goran mengingatkan bahwa istilah think tank tidak memiliki makna bagi banyak o r a n g, t e r u t a m a d i n e g a r a b e r k e m b a n g. I n i a d a l a h b e n c h m a r k y a n g p e n t i n g : bagaimana kita bisa menjelaskan tentang think tank pada orang umum dan dunia secara luas. Goran juga menekankan agar think tank bersifat terbuka seperti w i k i p e d i a, b u k a n s e p e r t i ensiklopedia besar Britanica yang meskipun lebih kompeten, namun sulit dijangkau. D a l a m d i s k u s i, p e s e r t a menyampaikan bahwa kondisi 2

3 PEMBELAJARAN / 3 Oktober 2012 think tank internasional berbeda dengan think tank di Indonesia, namun peserta banyak belajar tentang independensi think tank d a l a m s e g i fi n a n s i a l d a n penentuan agenda, strategi komunikasi dan engagement dengan pemangku kebijakan. Setelah itu, pembelajaran think tank Indonesia disampaikan oleh D a n i e l D h a k i d a e ( P r i s m a R e s o u r c e C e n t e r ), N u r u l Widyaningrum (Akatiga), Rizal S u k m a ( C S I S ), d a n I l h a m Cendikia Srimarga (Pattiro). Daniel menceritakan lembaganya yang berjuang untuk menjadi pusat penelitian kebijakan dan mengangkat para peneliti muda dengan memperbanyak dan meningkatkan kualitas publikasi. N u r u l b e r b a g i p e n g a l a m a n l e m b a g a n y a y a n g b a n y a k m e l a k u k a n p e n e l i t i a n y a n g mengadvok asi isu-isu k aum marjinal dan pemerintah daerah untuk mendorong pengambilan kebijakan yang partisipatif. Rizal m e n y a m p a i k a n k e g i a t a n l e m b a g a n y a y a n g l e b i h berorientasi pada kebijak an dibanding menciptakan gerakan sosial, namun masih tetap bisa 100% independen. Kemudian Ilham Cendikia menceritakan lembaganya yang berfokus pada penelitian terkait desentralisasi dan advokasi kebijakan daerah dalam pelayanan publik. Sesi selanjutnya merupak an P e m b e l a j a r a n d a r i P i h a k Pembuat Kebijakan. Sejauh mana mereka memanfaatkan think tank d a n h a s i l p e n e l i t i a n d a l a m pembuatan kebijakan? Hadir Dr Ali Ghufron Mukti, MSc., PhD - Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Dr. Vivy Yulaswati, MSc - Direktur Perlindungan dan K e s e j a h t e r a a n M a s y a r a k a t, Bappenas, dan P o e m p i d a Hidayatullah - Anggota Komisi IX D e w a n Pe r w a k i l a n R a k y a t Republik Indonesia. Dr. Ali menyampaikan dalam proses pembuatan kebijakan, ia mempertimbangkan empat faktor penting: konten, konteks, proses dan aktor. Untuk itu, Dr. Ali mendorong think tank agar pandai dalam timing dan memilih isu, memahami kebutuhan pemerintah d a n b e r m a i n c a n t i k d a l a m m e n g k o m u n i k a s i k a n h a s i l penelitian. Dr. Vivy menekankan u r g e n s i t i m i n g d a l a m penyampaian dan hasil penelitian karena masukan dari think tank lebih sering dibutuhkan dalam s i t u a s i - s i t u a s i k r i t i s y a n g m e m b u t u h k a n p e n g a m b i l a n keputusan secara cepat. Untuk itu, sangat penting bagi think tank untuk menemukan solusi-solusi dari permasalahan yang ada kini, membangun kredibilitas dan berkomunikasi secara efektif. Poempida sebagai anggota badan l e g i s l a t i f m e n y a y a n g k a n rendahnya pengaruh think tank I ndonesia dalam perubahan kebijakan karena di Indonesia, menurut Poempida, yang dihargai adalah kekayaan dan kekuasaan. Karena itu, Poempida mendorong think tank untuk terus mencoba dan tidak ragu-ragu mencari orang yang dapat menyuarakan hasil riset mereka. Masuk pada sesi terakhir lokakarya hari pertama, fasilitator mengajak peserta untuk berbagi dan berdiskusi, merefleksikan pembelajaran d a r i p a r a pembicara pada pengalaman di lembaganya masing-masing. Peserta diminta untuk secara berkelompok di mejanya masingmasing menceritakan hal yang p a l i n g m e m b a n g g a k a n d a r i organisasi think tank mereka dan menemukan kekuatan think tank Indonesia. Dari delapan kelompok, kekuatan think tank Indonesia yang paling banyak disebut adalah sumber daya manusia yang semangat dan jaringan think tank dengan pemerintah, masyarakat, LSM dan perguruan tinggi. 3

4 THINK TANK IMPIAN / 4 Oktober 2012 KANVAS KELEMBAGAAN THINK TANK YANG BERPENGARUH MITRA Siapa yg bisa memperkuat? VISI Apa yang ingin diciptakan? SASARAN Siapa yang akan dibantu? SUMBERDAYA Apa saja yang Anda butuhkan untuk percepatan dampak? BIAYA Apa yang dikeluarkan? KOMUNIKASI Bagaimana menjangkau dan merawat sasaran? PRODUK Apa yang ditawarkan? HASIL Apa yang diterima? VISIONING THINK TANK INDONESIA Mengawali rangkaian acara di hari kedua, fasilitator mengajak peserta untuk melihat kembali kekuatankekuatan yang ditemukan dan sudah dimiliki think tank Indonesia saat ini. Selanjutnya, peserta diminta untuk menemukan ciri-ciri yang harus dimiliki oleh think tank Indonesia di masa depan agar menjadi think tank yang keren. Produk - Apa yang ditawarkan? Hasil - Apa yang diterima? Komunikasi - Bagaimana menjangkau dan merawat sasaran? Mitra - Siapa yang bisa memperluas? Sumberdaya - Apa saja yang Anda butuhkan untuk percepatan dampak? Biaya - Apa yang dikeluarkan? Setelah menemukan ciri think tank Indonesia yang keren, diskusi dilanjutkan dengan Visioning Think Tank Indonesia masa depan yang ingin diwujudkan menggunakan alat bantu Kanvas Kelembagaan Think Tank yang Berpengaruh. Kanvas terdiri dari delapan blok yang berisi topik atau pertanyaan kunci yang perlu didiskusikan. Kedelapan blok itu adalah: Visi - Apa yang ingin diciptakan? Sasaran - Siapa yang akan dibantu? 4

5 KLINIK THINK TANK / 4 Oktober 2012 Diskusi pada awalnya dilakukan secara berkelompok di meja masing-masing, kemudian dilanjutkan dengan berbagi hasil diskusi dengan kelompok lain dengan metode World Cafe. Setelah itu peserta diminta untuk memilih satu blok yang menurut kelompoknya paling penting untuk mewujudkan think tank Indonesia yang berpengaruh. Blok yang dianggap paling penting bagi peserta diantaranya adalah visi, mitra, komunikasi, sumberdaya manusia, biaya dan sasaran. diikutsertakan dalam mempertimbangkan agenda penelitian. Tuntutan klien juga bisa dijadikan barometer penetapan agenda, apakah relevan untuk dijadikan prioritas atau tidak. Dalam klinik menulis proposal penelitian, dibicarakan tips yang harus diperhatikan saat menyusun proposal diantaranya: konsisten, spesifik dan simpatik, mempertimbangkan nilai, menonjolkan keahlian tim dan keunggulan metode, mempertimbangkan implikasi pada strategi kebijakan, mengikuti panduan dan aturan dari peminta proposal, juga melakukan kontak informal dengan lembaga donor. Kemudian dalam klinik menulis policy brief, pembicara dan peserta saling berbagi pengalaman tentang policy brief yang berdampak, diantaranya: memiliki misi misal ingin berdampak pada perubahan kebijakan atau sebatas memberikan wacana, memasukkan dimensi politik, membangun iotimisme dan memberikan usulan solusi, mencantumkan contact person, melibatkan banyak stakeholder dan terus-menerus dilakukan konsultasi. KLINIK THINK TANK Pada siang hari kedua, peserta diajak untuk berdiskusi lebih dalam tentang beberapa hal yang dianggap penting untuk mengembangkan think tank di Indonesia. Untuk itu dua sesi selanjutnya dibagi dalam beberapa klinik paralel dengan tema utama: 1) Keterampilan Riset dan Menulis dan 2) Komunikasi dan Engagement. Tema Keterampilan Riset dan Menulis dibagi menjadi 3 klinik paralel yaitu menetapkan agenda penelitian, menulis proposal penelitian dan menulis policy brief. Dalam klinik menetapkan agenda penelitian, ditekankan bahwa think tank harus pandai merespon kebutuhan proses kebijakan dengan memperhatikan visi think tank. Selain itu, konteks dan kearifan lokal harus Tema Komunikasi dan Engagement juga dibagi dalam 3 klinik, yaitu menyusun strategi komunikasi yang efektif, menulis di media dan menjalin hubungan dengan pembuat kebijakan. Klinik menyusun strategi komunikasi yang efektif membahas pengembangan strategi komunikasi digital dengan memanfaatkan jejaring sosial dan media sosial di internet, tips bagaimana merebut perhatian pers agar diliput oleh media massa, dan memperluas jangkauan media yang diproduksi oleh think tank. Klinik menulis di media membahas tentang tips meningkatkan kualitas tulisan dan seperti apa bentuk tulisan/informasi yang harus dibuat untuk dapat disampaikan melalui beragam media (majalah, koran, TV, internet, dan sebagainya). Lalu dalam klinik menjalin hubungan dengan pembuat kebijakan dibahas hal-hal yang dapat dilakukan agar think tank dikenal baik oleh pembuat kebijakan, 5

6 P E N U T U P / 4 Oktober 2012 diantaranya dengan cerdas membaca konteks, membangun pola hubungan yang beragam, berpikir strategis, membangun jaringan, dan yang terpenting mau mendengar. Setelah seluruh klinik selesai, peserta diminta berkumpul kembali ke ruang plenary untuk sesi penutupan. Sebelum acara ditutup secara resmi, peserta diminta melakukan refleksi atas keseluruhan proses dan isi dari lokakarya dengan membuat lirik lagu rap yang berisi langkah-langkah baru untuk mewujudkan think tank yang berpengaruh di Indonesia. PENUTUP Penutupan acara dilakukan oleh Ben Davis. Ben menekankan bahwa pertemuan ini membuka kekuatan dan tantangan lembaga think tank di Indonesia. Ben mengajak seluruh peserta untuk merefleksikan diri dan saling belajar bagaimana posisi lembaga dengan pembuat kebijakan, apa keunikan lembaga dan bagaimana mengemban tugas masing-masing. Ben menyampaikan bahwa event ini adalah yang pertama bagi AusAID untuk membangun jaringan knowledge sector. Karena itu, ia mengajak para peserta untuk terus melakukan karya dalam riset. Laporan Ringkas ini ditulis oleh INSPIRIT INNOVATION CIRCLES Foto: Dokumentasi EE Communications dan INSPIRIT Innovation Circles 6

newsletter Terbitan No. 1, Mei 2009

newsletter Terbitan No. 1, Mei 2009 newsletter Terbitan No. 1, Mei 2009 Mengapa Kebudayaan? Tujuan, Komponen Utama Bagaimana cara kerjanya?, Tentang PNPM Mandiri Perdesaan, Kegiatan Kegiatan Mendatang Kegiatan Budaya Meramaikan Pertemuan

Lebih terperinci

Laporan Kegiatan Workshop : Advokasi dan Berjejaring sebagai Bagian penting dalam Pengembangan Program Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia

Laporan Kegiatan Workshop : Advokasi dan Berjejaring sebagai Bagian penting dalam Pengembangan Program Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia Laporan Kegiatan Workshop : Advokasi dan Berjejaring sebagai Bagian penting dalam Pengembangan Program Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia Latar Belakang Sejak pertama kali kasus HIV ditemukan di Indonesia

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi komunikasi bencana yang dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan pengelolaan komunikasi bencana

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional

Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional Kegiatan Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional SFDRR (Kerangka Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana) dan Pengarusutamaan PRB dalam Pembangunan di Indonesia Tanggal 17 Oktober

Lebih terperinci

Memanfaatkan Data Terbuka untuk Peningkatan Keterbukaan Fiskal

Memanfaatkan Data Terbuka untuk Peningkatan Keterbukaan Fiskal Memanfaatkan Data Terbuka untuk Peningkatan Keterbukaan Fiskal Lima Langkah untuk Membantu Organisasi Masyarakat Sipil Berhasil Menerapkan Data Terbuka dengan Baik Panduan Pelaksanaan JAKARTA Panduan Pelaksanaan:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah media yang paling mudah dijangkau oleh berbagai kalangan, baik kalangan atas, menengah, maupun kalangan bawah. Harga televisi yang ramah di kantung

Lebih terperinci

Rencana Strategis Organisasi Penelitian Studi Internasional Malang (OPSIM)

Rencana Strategis Organisasi Penelitian Studi Internasional Malang (OPSIM) Rencana Strategis Organisasi Penelitian Studi Internasional Malang (OPSIM) Shafira Rizki Aulia 145120400111048 A. ORIENTASI ORGANISASI 1. Identifikasi organisasi a. Citra diri: OPSIM adalah sebuah organisasi

Lebih terperinci

PROPOSAL. Pelatihan Peningkatan Wawasan dan Kemampuan Teknis Aparatur Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan Informasi mengenai ASEAN Community

PROPOSAL. Pelatihan Peningkatan Wawasan dan Kemampuan Teknis Aparatur Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan Informasi mengenai ASEAN Community 2 PROPOSAL Pelatihan Peningkatan Wawasan dan Kemampuan Teknis Aparatur Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan Informasi mengenai ASEAN Community 1. Latar Belakang Cetak Biru (blueprint) Masyarakat Ekonomi

Lebih terperinci

BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS

BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS 8.1. Rancangan Program Peningkatan Peran LSM dalam Program PHBM Peran LSM dalam pelaksanaan program PHBM belum sepenuhnya diikuti dengan terciptanya suatu sistem penilaian

Lebih terperinci

Kabupaten Tasikmalaya 10 Mei 2011

Kabupaten Tasikmalaya 10 Mei 2011 DINAMIKA PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH HUBUNGANNYA DENGAN PENETAPAN KEBIJAKAN STRATEGIS Oleh: Prof. Dr. Deden Mulyana, SE.,M.Si. Disampaikan Pada Focus Group Discussion Kantor Litbang I. Pendahuluan Kabupaten

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA SARASEHAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN INDONESIA Jakarta, 4 Februari 2009

KERANGKA ACUAN KERJA SARASEHAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN INDONESIA Jakarta, 4 Februari 2009 KERANGKA ACUAN KERJA SARASEHAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN INDONESIA Jakarta, 4 Februari 2009 Tema: Perumahan dan Permukiman Indonesia: Masa Lalu, Kini dan Ke Depan I. LATAR BELAKANG Sarasehan ini merupakan

Lebih terperinci

AGENDA. Workshop Bridging Research and Policy through Evidence-based Policy Advocacy

AGENDA. Workshop Bridging Research and Policy through Evidence-based Policy Advocacy AGENDA Workshop Bridging Research and Policy through Evidence-based Policy Advocacy Waktu Topik Tujuan Aktivitas Material PIC Hari 0: Senin 29 Juni 2009 09.00-selesai Pertemuan para trainer 19.00-21.00

Lebih terperinci

LEMBAR INFORMASI. Pemanfaatan Media Sosial dalam Advokasi Kebijakan yang dilakukan OMS HIV di Indonesia.

LEMBAR INFORMASI. Pemanfaatan Media Sosial dalam Advokasi Kebijakan yang dilakukan OMS HIV di Indonesia. LEMBAR INFORMASI JUDUL PENELITIAN Pemanfaatan Media Sosial dalam Advokasi Kebijakan yang dilakukan OMS HIV di Indonesia. UNDANGAN KETERLIBATAN Anda diajak untuk terlibat dalam penelitian Pemanfaatan Media

Lebih terperinci

BAB VI KEMITRAAN DAN KERJASAMA PERKUMPULAN

BAB VI KEMITRAAN DAN KERJASAMA PERKUMPULAN BAB VI KEMITRAAN DAN KERJASAMA PERKUMPULAN A. Dasar Pemikiran Pilar utama Perkumpulan adalah kemitraan dengan multi pihak yang tidak bersinggungan dengan kasus hukum yang sedang berlangsung atau belum

Lebih terperinci

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI. 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI. 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi Strategi Sanitasi Kota (SSK) merupakan alat manajemen untuk meningkatkan transparansi perencanaan dan

Lebih terperinci

Permintaan Aplikasi Hibah (Request for Applications) Knowledge Sector Initiative. Untuk. Judul Kegiatan: Skema Hibah Pengetahuan Lokal

Permintaan Aplikasi Hibah (Request for Applications) Knowledge Sector Initiative. Untuk. Judul Kegiatan: Skema Hibah Pengetahuan Lokal Permintaan Aplikasi Hibah (Request for Applications) Untuk Knowledge Sector Initiative Judul Kegiatan: Skema Hibah Pengetahuan Lokal Nomor Permintaan Aplikasi: 01/KSI/SG-S/Des/2014 Tanggal Mulai dan Penutupan

Lebih terperinci

ADVOKASI KESEHATAN Waktu : 45 Menit Jumlah soal : 30 buah

ADVOKASI KESEHATAN Waktu : 45 Menit Jumlah soal : 30 buah ADVOKASI KESEHATAN Waktu : 45 Menit Jumlah soal : 30 buah Petunjuk Umum: Baca dan tandatangani pernyataan patuh pada Etika Akademik Pilihan Ganda 1. Berilah tanda silang pada lembar jawaban dengan memilih

Lebih terperinci

ASESMEN MANDIRI. SKEMA SERTIFIKASI : Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat ( FPM ) FORM APL-02

ASESMEN MANDIRI. SKEMA SERTIFIKASI : Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat ( FPM ) FORM APL-02 No. Urut 05 ASESMEN MANDIRI SKEMA SERTIFIKASI : Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat ( FPM ) FORM APL-02 Lembaga Sertifikasi Profesi Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat 2013 Nomor Registrasi Pendaftaran

Lebih terperinci

Term of Reference Hibah Inovasi Data untuk Pembangunan

Term of Reference Hibah Inovasi Data untuk Pembangunan Term of Reference Hibah Inovasi Data untuk Pembangunan 1. LATAR BELAKANG Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas, bekerja sama dengan Pulse Lab Jakarta, Knowledge Sector Initiative, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan. minoritas seperti pemuda, petani, perempuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan. minoritas seperti pemuda, petani, perempuan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan di radio komunitas. Karakteristik radio komunitas yang didirikan oleh komunitas, untuk komunitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wacana tidak hanya dipandang sebagai pemakaian bahasa dalam tuturan dan tulisan, tetapi juga sebagai bentuk dari praktik sosial. Dalam hal ini, wacana adalah

Lebih terperinci

Membangun Ketrampilan Memfasilitasi

Membangun Ketrampilan Memfasilitasi Membangun Ketrampilan Memfasilitasi Fasilitasi menjelaskan proses membawa satu kelompok melalui cara pembelajaran, atau berubah dengan cara yang mendorong semua anggota kelompok tersebut, untuk berpartisipasi.

Lebih terperinci

Kebijakan dan Manajemen Kesehatan. Deskripsi

Kebijakan dan Manajemen Kesehatan. Deskripsi Mata Kuliah Kebijakan dan Manajemen Kesehatan KUI 661 Sesi 1: Prof. dr. Laksono Trisnantoro, MSc, PhD 1 Deskripsi Matakuliah ini membahas mengenai ilmu kebijakan k dan manajemen yang diterapkan di sektor

Lebih terperinci

1. Lobi politik (political lobiying)

1. Lobi politik (political lobiying) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Promosi kesehatan adalah salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan yang berorientasi pada penyampaian informasi tentang kesehatan guna penanaman pengetahuan tentang

Lebih terperinci

International IDEA, Strömsborg, Stockholm, Sweden Phone , Fax: Web:

International IDEA, Strömsborg, Stockholm, Sweden Phone , Fax: Web: Extracted from Democratic Accountability in Service Delivery: A practical guide to identify improvements through assessment (Bahasa Indonesia) International Institute for Democracy and Electoral Assistance

Lebih terperinci

PROPOSAL PERMOHONAN BANTUAN DANA HIBAH DARI PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN

PROPOSAL PERMOHONAN BANTUAN DANA HIBAH DARI PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN PROPOSAL PERMOHONAN BANTUAN DANA HIBAH DARI PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN 2019 Pengda Provinsi Banten I. LATAR BELAKANG Konstitusi dasar kita yang yang tertuang dalam UUD 1945 pasal 28E, dengan

Lebih terperinci

TEKNIK FUNDRAISING - Bagian 4 dari 6 IV. TEKNIK MENULIS PROPOSAL. Pendahuluan

TEKNIK FUNDRAISING - Bagian 4 dari 6 IV. TEKNIK MENULIS PROPOSAL. Pendahuluan TEKNIK FUNDRAISING - Bagian 4 dari 6 IV. TEKNIK MENULIS PROPOSAL Pendahuluan Pengumpulan dana bisa jadi sangat lama, mahal, dan merupakan proses yang membuat frustasi, dan tiada jalan yang bisa memastikan

Lebih terperinci

Panduan Orientasi. Aktivitas:

Panduan Orientasi. Aktivitas: Panduan Orientasi 1. Tujuan : Mengenalkan calon karyawan pada budaya perusahaan, anggota organisasi dan suasana kerja di semua lingkungan perusahaan 2. Orientasi dilakukan apabila perusahaan melakukan

Lebih terperinci

Akuntabilitas. Belum Banyak Disentuh. Erna Witoelar: Wawancara

Akuntabilitas. Belum Banyak Disentuh. Erna Witoelar: Wawancara Wawancara Erna Witoelar: Akuntabilitas Internal Governance LSM Belum Banyak Disentuh K endati sejak 1990-an tuntutan publik terhadap akuntabilitas LSM sudah mengemuka, hingga kini masih banyak LSM belum

Lebih terperinci

I.1. Pengantar. Bab 1 - Pendahuluan

I.1. Pengantar. Bab 1 - Pendahuluan Laporan Bab 1 Pendahuluan 3 I.1. Pengantar Laporan pengembangan model merupakan paparan hasil penelitian terhadap praktek pendidikan di masyarakat sungai dalam kaitan dengan kebutuhan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1609, 2016 KEMENPAN-RB. Pelayanan Publik. Inovasi. Kompetisi. Tahun 2017. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada sebuah perusahaan bahwa tanggungjawab seorang public relations sangat diperlukan dengan tujuan membina hubungan yang baik dengan stakeholder termasuk dengan

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Call for Proposals : Voice Indonesia

Kerangka Acuan Call for Proposals : Voice Indonesia Kerangka Acuan Call for Proposals 2016-2017: Voice Indonesia Kita berjanji bahwa tidak akan ada yang ditinggalkan [dalam perjalanan kolektif untuk mengakhiri kemiskinan dan ketidaksetaraan]. Kita akan

Lebih terperinci

STATUTA ASOSISI MAHKAMAH KONSTITUSI DAN INSTITUSI SEJENIS SE-ASIA

STATUTA ASOSISI MAHKAMAH KONSTITUSI DAN INSTITUSI SEJENIS SE-ASIA STATUTA ASOSISI MAHKAMAH KONSTITUSI DAN INSTITUSI SEJENIS SE-ASIA Pembukaan Presiden atau Kepala mahkamah konstitusi dan institusi sejenis yang melaksanakan kewenangan konstitusional di Asia: MENGINGAT

Lebih terperinci

2018, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 2. Peraturan Pemerintah Republik Indo

2018, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 2. Peraturan Pemerintah Republik Indo BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.37, 2018 KEMENPAN-RB. Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG KOMPETISI INOVASI PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA, PEMERINTAH DAERAH,

Lebih terperinci

Peningkatan Kualitas Kepemimpinan dan Manajemen Direktur RS dalam Program KIA Oleh: Putu Eka Andayani dan Laksono Trisnantoro

Peningkatan Kualitas Kepemimpinan dan Manajemen Direktur RS dalam Program KIA Oleh: Putu Eka Andayani dan Laksono Trisnantoro Policy Brief Peningkatan Kualitas Kepemimpinan dan Manajemen Direktur RS dalam Program KIA Oleh: Putu Eka Andayani dan Laksono Trisnantoro Ditujukan ke Pengambil Kebijakan di: 1. Kementerian Kesehatan

Lebih terperinci

Bab 1: Konteks Menganalisis Lingkungan Indonesia

Bab 1: Konteks Menganalisis Lingkungan Indonesia Bab 1: Konteks Menganalisis Lingkungan Indonesia Nelayan (Koleksi Bank Dunia ) Foto: Curt Carnemark 4 Berinvestasi untuk Indonesia yang Lebih Berkelanjutan 1.1 Karakteristik Utama Tantangan Lingkungan

Lebih terperinci

PB 10. Peran dan Komitmen Tenaga Ahli Pendampingan Implementasi UU Desa

PB 10. Peran dan Komitmen Tenaga Ahli Pendampingan Implementasi UU Desa PB 10 Peran dan Komitmen Tenaga Ahli Pendampingan Implementasi UU Desa 1 SPB 10.1. Kecakapan Komunikasi Sosial Tenaga Ahli Tujuan Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan mampu: 1. Memahami kecakapan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. kebutuhan untuk menghasilkan rekomendasi yang lebih spesifik bagi para aktor

BAB 5 KESIMPULAN. kebutuhan untuk menghasilkan rekomendasi yang lebih spesifik bagi para aktor BAB 5 KESIMPULAN Sebagaimana dirumuskan pada Bab 1, tesis ini bertugas untuk memberikan jawaban atas dua pertanyaan pokok. Pertanyaan pertama mengenai kemungkinan adanya variasi karakter kapasitas politik

Lebih terperinci

Fighting Inequality for Better Growth

Fighting Inequality for Better Growth Panduan Sesi IDF 2017 Indonesia Development Forum 2017 Fighting Inequality for Better Growth Jakarta, 9-10 August 2017 PANDUAN SESI IDF 2017 Daftar Isi 1. Pembagian acara a. Sesi pleno b. Sesi parallel

Lebih terperinci

Badan Nasional Sertifikasi Profesi PEDOMAN 604 BNSP 2012

Badan Nasional Sertifikasi Profesi PEDOMAN 604 BNSP 2012 Nomor : 326/BNSP/VI/ 2012 Tanggal : 11 Juni 2012 BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI PEDOMAN 604 BNSP 2012 =================================== PEDOMAN ADVOKASI / BIMBINGAN TEKNIS LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

Lebih terperinci

Prakata. iii. Bandung, September Penulis

Prakata. iii. Bandung, September Penulis Prakata Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bahasa digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Bahasa mempunyai fungsi intelektual, sosial, dan emosional. Selain itu,

Lebih terperinci

LEMBAR INFORMASI. Pemanfaatan Media Sosial dalam Advokasi Kebijakan yang dilakukan OMS HIV di Indonesia.

LEMBAR INFORMASI. Pemanfaatan Media Sosial dalam Advokasi Kebijakan yang dilakukan OMS HIV di Indonesia. LEMBAR INFORMASI JUDUL PENELITIAN Pemanfaatan Media Sosial dalam Advokasi Kebijakan yang dilakukan OMS HIV di Indonesia. UNDANGAN KETERLIBATAN Anda diajak untuk terlibat dalam penelitian Pemanfaatan Media

Lebih terperinci

PANDUAN KERJA 1 IMPLEMENTASI PROGRAM INDUKSI BAGI KEPALA SEKOLAH

PANDUAN KERJA 1 IMPLEMENTASI PROGRAM INDUKSI BAGI KEPALA SEKOLAH PANDUAN KERJA 1 IMPLEMENTASI PROGRAM INDUKSI BAGI KEPALA SEKOLAH 1. Pendahuluan Induksi merupakan tahap penting dalam Pengembangan Profesional Berkelanjutan (PPB) bagi seorang guru. Program Induksi Guru

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR TAHUN 2005

LAPORAN AKHIR TAHUN 2005 LAPORAN AKHIR TAHUN 2005 YAYASAN WISNU Januari Desember 2005 LATAR BELAKANG Yayasan Wisnu adalah organisasi non pemerintah, nirlaba yang didirikan di Bali pada tanggal 25 Mei 1993, bergerak dalam bidang

Lebih terperinci

Rencana Strategis Pemantauan Independen Kehutanan di Indonesia

Rencana Strategis Pemantauan Independen Kehutanan di Indonesia Rencana Strategis Pemantauan Independen Kehutanan di Indonesia Rencana Strategis Pemantauan Independen Kehutanan di Indonesia¹ TUJUAN & RINGKASAN Kegiatan pemantauan secara independen terhadap sektor

Lebih terperinci

Kebijakan NEPCon untuk Penyelesaian Sengketa

Kebijakan NEPCon untuk Penyelesaian Sengketa Kebijakan NEPCon untuk Penyelesaian Sengketa NEPCon Policies 1 December 2014 2011 Kebijakan NEPCon untuk Penyelesaian Sengketa 2 Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk memaparkan dan mengatur cara NEPCon

Lebih terperinci

PROGRAM HIBAH KOMPETISI 2004 INFORMASI UMUM

PROGRAM HIBAH KOMPETISI 2004 INFORMASI UMUM PROGRAM HIBAH KOMPETISI 2004 I INFORMASI UMUM Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional 2003 I. PENGANTAR Disadari bahwa paradigma pengembangan pendidikan tinggi di masa depan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA: PENDEKATAN COMMUNITY LEARNING AND PARTICIPATORY PROCESS (CLAPP) Oleh Utami Dewi 1

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA: PENDEKATAN COMMUNITY LEARNING AND PARTICIPATORY PROCESS (CLAPP) Oleh Utami Dewi 1 PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA: PENDEKATAN COMMUNITY LEARNING AND PARTICIPATORY PROCESS (CLAPP) Oleh Utami Dewi 1 Desa memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Bukan hanya dikarenakan sebagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau CAR (Classroom Action Research) yaitu penelitian yang pada hakikatnya merupakan rangkaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau publik guna meningkatkan pencitraan, kepercayaan, kekuatan dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau publik guna meningkatkan pencitraan, kepercayaan, kekuatan dan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Media Relations adalah relasi yang dibangun dan dikembangkan dengan media untuk menjangkau publik guna meningkatkan pencitraan, kepercayaan, kekuatan dan tercapainya

Lebih terperinci

Australia Awards Indonesia

Australia Awards Indonesia Australia Awards Paket Aplikasi Studi Singkat Kepemimpinan Organisasi dan Praktek-praktek Manajemen untuk Organisasi Penyandang Disabilitas (OPD) Page 1 Maksud dan tujuan Australia Awards Australia Awards

Lebih terperinci

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KUALITAS KEGIATAN KESEHATAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KUALITAS KEGIATAN KESEHATAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KUALITAS KEGIATAN KESEHATAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN 11/4/2010 [DAFTAR ISI] KATA PENGANTAR...3 CARA MENGGUNAKAN BUKU INI...4 PELAKSANAAN PELATIHAN MASYARAKAT...8

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMP Negeri 12 Bandung Jalan Dr. Setiabudhi No. 195 untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN berikut: Berdasarkan hasil pembahasan diatas, penulis menarik kesimpulan sebagai 1. Kesimpulan Umum LSM BIGS telah melakukan peran kontrol sosial-nya sebagai salah

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

Akses Buruh Migran Terhadap Keadilan di Negara Asal: Studi Kasus Indonesia

Akses Buruh Migran Terhadap Keadilan di Negara Asal: Studi Kasus Indonesia MIGRANT WORKERS ACCESS TO JUSTICE SERIES Akses Buruh Migran Terhadap Keadilan di Negara Asal: Studi Kasus Indonesia RINGKASAN EKSEKUTIF Bassina Farbenblum l Eleanor Taylor-Nicholson l Sarah Paoletti Akses

Lebih terperinci

Memperkuat Organisasi Pekerja Rumah Tangga: Studi Kasus Serikat Pekerja Rumah Tangga Sapu Lidi

Memperkuat Organisasi Pekerja Rumah Tangga: Studi Kasus Serikat Pekerja Rumah Tangga Sapu Lidi Memperkuat Organisasi Pekerja Rumah Tangga: Studi Kasus Serikat Pekerja Rumah Tangga Sapu Lidi Background/Kontel (1/2) Kurangnya perlindungan hukum PRT di Indonesia kondisi kerja tidak layak bagi pekerja

Lebih terperinci

MEMBUKA DATA DARI BAWAH TUJUH LANGKAH UNTUK MEMBUKA DATA PEMERINTAH DENGAN SUKSES PANDUAN PELAKSANAAN JAKARTA

MEMBUKA DATA DARI BAWAH TUJUH LANGKAH UNTUK MEMBUKA DATA PEMERINTAH DENGAN SUKSES PANDUAN PELAKSANAAN JAKARTA MEMBUKA DATA DARI BAWAH TUJUH LANGKAH UNTUK MEMBUKA DATA PEMERINTAH DENGAN SUKSES PANDUAN PELAKSANAAN JAKARTA PANDUAN PELAKSANAAN: MEMBUKA DATA DARI BAWAH Tujuh Langkah untuk Membuka Data Pemerintah dengan

Lebih terperinci

Membuka Data. Tujuh Langkah untuk Membuka Data Pemerintah dengan Sukses. 25 Agustus 2015 JAKARTA

Membuka Data. Tujuh Langkah untuk Membuka Data Pemerintah dengan Sukses. 25 Agustus 2015 JAKARTA Membuka Data dari Bawah Tujuh Langkah untuk Membuka Data Pemerintah dengan Sukses Panduan Pelaksanaan 25 Agustus 2015 JAKARTA Panduan Pelaksanaan: Membuka Data dari Bawah Tujuh Langkah untuk Membuka Data

Lebih terperinci

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015 KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015 Topik #10 Wajib Belajar 12 Tahun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Menjawab Daya Saing Nasional Latar Belakang Program Indonesia

Lebih terperinci

Jejaring Komunitas sebagai Modal Sosial dalam Strategi Pemasaran CV.Penerbit Ombak Natalia/ Bambang Kusumo Prihandono. Program Studi Ilmu Sosiologi

Jejaring Komunitas sebagai Modal Sosial dalam Strategi Pemasaran CV.Penerbit Ombak Natalia/ Bambang Kusumo Prihandono. Program Studi Ilmu Sosiologi Jejaring Komunitas sebagai Modal Sosial dalam Strategi Pemasaran CV.Penerbit Ombak Natalia/ Bambang Kusumo Prihandono Program Studi Ilmu Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma

Lebih terperinci

Working Paper MENGANDALKAN BUKTI. Pembelajaran dari Kementerian Lingkungan, Pangan dan Urusan Pedesaan (DEFRA) Inggris

Working Paper MENGANDALKAN BUKTI. Pembelajaran dari Kementerian Lingkungan, Pangan dan Urusan Pedesaan (DEFRA) Inggris Working Paper MENGANDALKAN BUKTI Pembelajaran dari Kementerian Lingkungan, Pangan dan Urusan Pedesaan (DEFRA) Inggris FOKUS UTAMA D EFRA telah menerapkan sebuah pendekatan sistematis guna meningkatkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan analisa dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan analisa dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa : BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian pada Bab sebelumnya dengan memperhatikan analisa data dan pembahasan terhadap variabel dan indikator yang mempengaruhi berdasarkan analisa

Lebih terperinci

1 st INDONESIA INDUSTRY RESEARCH FORUM 2009 ( 1 ST IIRF 2009 )

1 st INDONESIA INDUSTRY RESEARCH FORUM 2009 ( 1 ST IIRF 2009 ) 1 st INDONESIA INDUSTRY RESEARCH FORUM 2009 ( 1 ST IIRF 2009 ) LATAR BELAKANG Dunia industri tidak lepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam kegiatan bisnisnya. Sudah banyak

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. menyebarkan informasi (Williams, 2007). Berdasarkan definisi yang dikemukakan

BAB I PENGANTAR. menyebarkan informasi (Williams, 2007). Berdasarkan definisi yang dikemukakan BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi menggabungkan antara komputasi dan komunikasi dengan kecepatan tinggi untuk membantu manusia dalam membuat dan menyebarkan informasi (Williams, 2007).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Skor Maksimal Internasional

BAB I PENDAHULUAN. Skor Maksimal Internasional 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutu pendidikan dalam standar global merupakan suatu tantangan tersendiri bagi pendidikan di negara kita. Indonesia telah mengikuti beberapa studi internasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman di era ini sangat pesat. Interaksi masyarakat dan cara sosialisasi kini telah berbeda. Dahulu masyarakat mendapatkan informasi melalui berita koran,

Lebih terperinci

Pelembagaan Penguatan Warga, Organisasi Warga dan Pemerintah Desa dalam rangka mendorong Kemandirian Desa di Kabupaten Lombok Utara

Pelembagaan Penguatan Warga, Organisasi Warga dan Pemerintah Desa dalam rangka mendorong Kemandirian Desa di Kabupaten Lombok Utara Pelembagaan Penguatan Warga, Organisasi Warga dan Pemerintah Desa dalam rangka mendorong Kemandirian Desa di Kabupaten Lombok Utara Tujuan : Warga dan organisasinya menjadi berdaya dan mampu berinteraksi

Lebih terperinci

Effective Writing Skills DR. RIZALDI PUTRA TRAINING & CONSULTING

Effective Writing Skills DR. RIZALDI PUTRA TRAINING & CONSULTING Effective Writing Skills DR. RIZALDI PUTRA TRAINING & CONSULTING Tujuan: Meningkatkan kualitas penulisan policy brief, policy paper, telaah staff & diskusi interaktif. Materi: 1. Policy Brief (2-4 lembar/maksimum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi adalah kemampuan yang dapat dilakukan peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi adalah kemampuan yang dapat dilakukan peserta didik yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kompetensi adalah kemampuan yang dapat dilakukan peserta didik yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan perilaku. Melalui proses belajar disekolah siswa

Lebih terperinci

Langkah-Langkah Advokasi

Langkah-Langkah Advokasi KOMUNIKASI ADVOKASI Pengumpulan Data Evaluasi dan Monitoring Aktivitas terus meneru s Langkah-Langkah Advokasi 1. Pilih dan rumuskan isu 2. Tetapkan tujuan jangka panjang dan tujuan-tujuan strategis 3.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pengantar Peneliti memilih topik mengenai partisipasi publik dalam proses penyusunan peraturan perundang-undangan tidak terlepas dari latar belakang keterlibatan peneliti.

Lebih terperinci

Secara umum, perencanaan sosial dimaksudkan untuk:

Secara umum, perencanaan sosial dimaksudkan untuk: PERENCANAAN SOSIAL BERBASIS KOMUNITAS YANG INDEPENDEN PADA SEKTOR RELAWAN Pada tahun 1992, Dewan Perencanaan Sosial Halton bekerjasama dengan organisasi perencanaan sosial yang lain menciptakan Jaringan

Lebih terperinci

PANDUAN KELAS INSPIRASI. Cerita tentang bagaimana cara membuat Kelas Inspirasi di daerah kamu

PANDUAN KELAS INSPIRASI. Cerita tentang bagaimana cara membuat Kelas Inspirasi di daerah kamu PANDUAN KELAS INSPIRASI Cerita tentang bagaimana cara membuat Kelas Inspirasi di daerah kamu PETA PANDUAN Kenali Kelas Inspirasi Tujuan Dampak Sosial Sikap Dasar Prinsip Pengelolaan Membuat di lingkungan

Lebih terperinci

Australia Awards Indonesia. Paket Aplikasi Studi Singkat

Australia Awards Indonesia. Paket Aplikasi Studi Singkat Australia Awards Paket Aplikasi Studi Singkat Pencegahan dan Pengobatan Malaria untuk Bayi, Anak-Anak dan Wanita Hamil di Bagian Timur Page 1 Maksud dan tujuan Australia Awards Australia Awards adalah

Lebih terperinci

HIBAH RISET INDUSTRI STRATEGIS NASIONAL UNIVERSITAS GADJAH MADA (RISNAS UGM) UNTUK PENGUATAN INDUSTRI NASIONAL

HIBAH RISET INDUSTRI STRATEGIS NASIONAL UNIVERSITAS GADJAH MADA (RISNAS UGM) UNTUK PENGUATAN INDUSTRI NASIONAL HIBAH RISET INDUSTRI STRATEGIS NASIONAL UNIVERSITAS GADJAH MADA (RISNAS UGM) UNTUK PENGUATAN INDUSTRI NASIONAL Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UGM Tahun Anggaran 2011 A. Latar

Lebih terperinci

Mengawal Komitmen Pemerintah dalam Implementasi SDGs

Mengawal Komitmen Pemerintah dalam Implementasi SDGs SIARAN PERS Jakarta, 7 Oktober 2015 Mengawal Komitmen Pemerintah dalam Implementasi SDGs Jakarta, 7 Oktober 2015 Koalisi Masyarakat Sipil Indonesia menagih komitmen pemerintah melaksanakan Tujuan Pembangunan

Lebih terperinci

Access to Justice in Indonesia project Van Vollenhoven Institute, Universiteit Leiden

Access to Justice in Indonesia project Van Vollenhoven Institute, Universiteit Leiden Access to Justice in Indonesia project Van Vollenhoven Institute, Universiteit Leiden No. Waktu Kegiatan Dokumentasi Foto Dialog Kebijakan tentang Akses terhadap Keadilan dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

Lebih terperinci

Laporan Kegiatan. Workshop Penyusunan Protokol Penelitian. Pemetaan Kebijakan AIDS dan Sistem Kesehatan di Tingkat Nasional dan Daerah

Laporan Kegiatan. Workshop Penyusunan Protokol Penelitian. Pemetaan Kebijakan AIDS dan Sistem Kesehatan di Tingkat Nasional dan Daerah Laporan Kegiatan Workshop Penyusunan Protokol Penelitian Pemetaan Kebijakan AIDS dan Sistem Kesehatan di Tingkat Nasional dan Daerah Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Epistemologi Pendekatan penelitian yang dipakai adalah Riset Aksi. Pada dasarnya, PAR merupakan penelitian yang melibatkan secara aktif semua pihak-pihak yang relevan (Stakeholder)

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN FORUM KONSULTASI PUBLIK DI LINGKUNGAN UNIT PENYELENGGARA PELAYANAN

Lebih terperinci

DESA: Gender Sensitive Citizen Budget Planning in Villages

DESA: Gender Sensitive Citizen Budget Planning in Villages DESA: Gender Sensitive Citizen Budget Planning in Villages Baseline Study Report Commissioned by September 7, 2016 Written by Utama P. Sandjaja & Hadi Prayitno 1 Daftar Isi Daftar Isi... 2 Sekilas Perjalanan

Lebih terperinci

PERUMUSAN ISU STRATEGIS. 120 menit

PERUMUSAN ISU STRATEGIS. 120 menit 05 PERUMUSAN ISU STRATEGIS TUJUAN Menunjukkan bahwa isu tidak tersedia dalam bentuk jadi sehingga harus dipilih dan diolah. Menunjukkan bagaimana mengembangkan isu strategis dengan mendayagunakan daftar

Lebih terperinci

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN oleh Rosita E.K., M.Si Konsep dasar dari konseling adalah mengerti

Lebih terperinci

1 P a n d u a n W a w a n c a r a M e n d a l a m S t a k e h o l d e r N a s i o n a l

1 P a n d u a n W a w a n c a r a M e n d a l a m S t a k e h o l d e r N a s i o n a l Wawancara Mendalam dengan Pemerintah/Mitra Pembangunan Internasional/Jaringan Nasional I. Panduan untuk Peneliti Persiapan: 1. Pastikan anda sudah mengkonfirmasi jadwal dan tempat diskusi dengan informan.

Lebih terperinci

PELAKSANAAN FORUM SKPD RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

PELAKSANAAN FORUM SKPD RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) LAMPIRAN III : PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : 60 TAHUN 2012 TANGGAL : 27 Desember 2012 TENTANG : PEDOMAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD),

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan instansi

Lebih terperinci

PRAKTEK HEARING DENGAN EKSEKUTIF

PRAKTEK HEARING DENGAN EKSEKUTIF 18 PRAKTEK HEARING DENGAN EKSEKUTIF TUJUAN Mengalami hearing dalam situasi yang sebenarnya. Menghasilkan komitmen eksekutif untuk mendukung penyusunan PERDA. Menghasilkan komitmen eksekutif untuk perbaikan

Lebih terperinci

2. Pelaksanaan Unit Kompetensi ini berpedoman pada Kode Etik Humas/Public Relations Indonesia yang berlaku.

2. Pelaksanaan Unit Kompetensi ini berpedoman pada Kode Etik Humas/Public Relations Indonesia yang berlaku. KODE UNIT : KOM.PR03.001.01 JUDUL UNIT : Melaksanakan Master of Ceremony DESKRIPSI UNIT : Unit ini berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki untuk menjadi seorang Master

Lebih terperinci

Silabus Analisis Kebijakan Kesehatan Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana

Silabus Analisis Kebijakan Kesehatan Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Silabus Analisis Kebijakan Kesehatan Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Kompetensi Tujuan Instruksional Tujuan Belajar Topik Menggunakan berbagai pendekatan ilmu kedokteran,

Lebih terperinci

ANALISA KOMUNITAS. Kelompok sasaran: Alat dan bahan: Rencana fasilitasi. Modul I1: MemMerencanakan Kegiatan Waktu: 90 menit.

ANALISA KOMUNITAS. Kelompok sasaran: Alat dan bahan: Rencana fasilitasi. Modul I1: MemMerencanakan Kegiatan Waktu: 90 menit. Modul I1: MemMerencanakan Kegiatan Waktu: 90 menit Pengantar: ANALISA KOMUNITAS Aktivitas belajar ini tepat diberikan kepada kelompok yang mau menyusun rencana kegiatan atau yang mau memfasilitasi perencanaan

Lebih terperinci

Diskusi Kebijakan Publik untuk RS swasta di Indonesia: Kontroversi UU RS

Diskusi Kebijakan Publik untuk RS swasta di Indonesia: Kontroversi UU RS Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan (PMPK) Fakultas Kedokteran UGM Diskusi Kebijakan Publik untuk RS swasta di Indonesia: Kontroversi UU RS Kamis, 10 Desember 2009 pkl. 18.00 21.00 WIB Hotel Parklane,

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS ASOSIASI AUDITOR INTERN PEMERINTAH INDONESIA

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS ASOSIASI AUDITOR INTERN PEMERINTAH INDONESIA KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS ASOSIASI AUDITOR INTERN PEMERINTAH INDONESIA I. LATAR BELAKANG Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI) adalah organisasi profesi auditor

Lebih terperinci

Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika

Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika Makalah Termuat pada Jurnal MIPMIPA UNHALU Volume 8, Nomor 1, Februari 2009, ISSN 1412-2318) Oleh Ali Mahmudi JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci