BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Standar Profesional Audit Internal di PT. HD Finance, Tbk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Standar Profesional Audit Internal di PT. HD Finance, Tbk"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Standar Profesional Audit Internal di PT. HD Finance, Tbk 1. Standar Profesional Audit Internal Penerapan Standar Profesional Audit Internal (SPAI) pada PT. HD Finance, Tbk. Dalam Tinjauan Umum, dijelaskan bahwa salah satu tujuan yang berkaitan dengan Standar Profesional Audit Internal, adalah sebagai berikut : untuk memastikan bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh Divisi audit internal sesuai dengan standar profesi yang dicanangkan oleh the Institute of Internal Auditors (IIA). Berdasarkan hasil diskusi, penerapan Standar Profesional Audit Internal oleh auditor internal PT. HD Finance, Tbk dilakukan oleh pimpinan Divisi Auditor Internal. Komite audit juga turut memantau kesesuaian pelaksanaan kerja Divisi Audit Internal dengan standar yang berlaku. Dalam penerapan, Divisi Audit Internal bersikap luwes dan berusaha senantiasa menyesuaikan diri dengan standar yang berlaku. Teguran langsung disampaikan apabila staf dari Divisi Audit Internal tidak melaksanakan Standar Profesional Audit Internal. Berikut merupakan evaluasi singkat atas penerapan Standar Profesional Audit Internal pada Divisi Audit Internal PT. HD Finance, Tbk : a. Independensi Pelaksanaan audit internal PT. HD Finance, Tbk dilaksanakan oleh satuan kerja audit internal kantor dan merupakan satu bagian yang terpisah dari kegiatan operasional yang rutin. Hal ini menyebabkan satuan kerja audit 79

2 80 internal tidak boleh menjalankan tugasnya rutin sehari-hari, disamping itu didalam menjalankan tugasnya seorang auditor harus selalu bertindak obyektif sesuai dengan bukti-bukti yang diperolehnya selama melakukan audit. Dengan adanya ini, maka diharapkan dapat diperoleh sikap mandiri atau bebas dari auditor internal secara tidak memihak atas obyek yang diperiksanya. b. Kemampuan Profesional Sebagai audit internal satuan kerja audit internal dituntut untuk mempunyai kualifikasi yang baik mengenai kecakapan tekhnis maupun moralistanya. Secara nyata auditor internal dituntut untuk mempunyai pengetahuan yang luas dan mengikuti perkembangan credit operating yang berlaku. Auditor Internal juga dituntut untuk mempunyai pengetahuan yang memadai tentang akuntansi, hukum, ekonomi, moneter, pengetahuan tentang manajemen serta pengetahuan bisnis lainnya yang erat hubungannya dengan dunia pengkreditan. Satuan kerja audit internal harus terdiri dari auditor-auditor internal yang mampu bertanggung jawab secara profesional, ini dapat tercermin dari audit yang harus senantiasa melaksanakan tugasnya dengan tanggung jawab serta wajib dijalankan kemahiran jabatannya dengan seksama, sehingga dapat diperoleh hasil kerja yang memuaskan dan tetap mempertinggi reposionalisme auditor internal. Seorang Auditor Internal PT. HD Finance, Tbk harus dapat menjaga setiap rahasia jabatan, sesuai dengan ciri perusahaan sebagai lembaga pembiayaan

3 81 atau pengkreditan yang dilindungi undang undang tentang rahasia perusahaan, maka auditor internal hendaknya dapat menjaga dengan baik rahasia-rahasia atau hal-hal lain yang wajib dirahasiakan kepada pihak-pihak yang tidak kepentingan, hal lain yang harus dimiliki oleh seorang auditot PT. HD Finance, Tbk yaitu dapat memelihara integritas perusahaan dan martabat auditor. Auditor internal selama melaksanakan tugasnya hendaknya senantiasa dapat menjaga hubungan baik secara peribadi maupun kedinasan dengan objek audit serta dapat menghindarkan diri dari sikap semena-mena yang dapat menimbulkan sikap antipati disamping itu audit internal wajib menjauhkan diri dari perbuatan yang tercela serta wajib untuk selalu menjaga nama baik auditor. Audit internal PT. HD Finance Tbk juga dituntut untuk memtuhi kode etik audit internal yaitu kode etik perusahaan auditor dimana kode etik ini merupakan prinsip yang mandasari praktek pelaksanaan profesi. c. Lingkup Pekerjaan Ruang lingkup auditor internal semakin berkembang. Perubahan paradigma pada audit internal telah dikemukakan dalam beberapa pendapat. Perluasan lingkup audit internal bahkan mencakup wilayah governance dan pengelolaan risiko perusahaan. Berikut merupakan lingkup kerja Divisi Audit Internal pada PT. HD Finance, Tbk, antara lain :: a. Audit regular pada kantor pusat serta seluruh kantor cabangnya didasarkan atas pertimbangan risiko dan dilakukan secara berkala, diusahakan sekali dalam 1 (satu) tahun.

4 82 b. Audit regular dilakukan atas seluruh proses bisnis/fungsi yang terdapat di kantor pusat serta seluruh kantor cabangnya. c. Audit regular bersifat lengkap (substansi, ketaatan, manajemen) didasarkan atas Rencana Audit Tahunan yang disusun menurut skala prioritas dan disahkan oleh Komite Audit. d. Audit khusus dapat dilakukan setiap waktu sesuai usulan pihak manajemen dan Komite Audit yang didasarkan atas hasil analisis laporan dan penelitian, dimana patut diduga telah terjadi suatu kegiatan menyimpang yang merugikan perusahaan, membahayakan kepentingan pemegang polis, dan atau bertentangan dengan ketentuan syariah serta perundang-undangan yang berlaku. e. Ruang lingkup kerja audit internal dituangkan dalam suatu Rencana Kerja yang didasarkan pada penilaian manajemen atas risiko-risiko. Audit Internal berfokus pada risiko yang paling strategis dan signifikan atas operasional perusahaan. d. Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan Pelaksanaan audit internal didalam pelaksanaan pemeriksaan tugasnya di PT. HD Finance, Tbk mempunyai tugas merumuskan sistem secara sistematis kebijaksanaan umum yang telah ditetapkan direksi dengan cara melaksanakan konsep-konsep, bentuk-bentuk peraturan yang sesuai dengan kebijakan kredit yang ditetapkan oleh PT. HD Finance, Tbk. Alokasi kredit hanya ditujukan untuk pembiayaan dan pengkreditan. Satuan kerja audit internal memeriksa

5 83 dan menilai apakah alokasi kredit pada kantor-kantor cabang telah sesuai dengan kebijaksaan kredit yang ditentukan oleh PT. HD Finance, Tbk. 2. Program Kerja Audit Internal di PT HD Finance, Tbk Program kerja audit yang dilaksanakan pada PT.HD Finance, Tbk adalah sebagai berikut 1. Pemeriksaan semua transaksi penjualan. 2. Pemeriksaan kwitansi turun dan LTAO (Laporan Tagihan Account officer). 3. Pemeriksaan dana petty cash dan dana taktis. 4. Pemeriksaan Aktiva yang ada. 5. Pemeriksaan Persediaan dan penjualan Barang Tarikan. 6. Pemeriksaan piutang usaha yang belum tertagih. 7. Pemeriksaan Komisi dan Insentif. 8. Pemeriksaan data karyawan dan jaminan karyawan. 9. Pemeriksaan Status BPKB yang ada. 10. Pemeriksaan Klaim asuransi. 11. Pemeriksaan titipan konsumen.

6 84 3. Sistem Pengendalian Internal (Internal Control) pada PT. HD Finance, Tbk Sistem pengendalian internal (Internal Control) yang diterapkan oleh PT. HD Finance, Tbk mencakup berikut ini. 1. Lingkungan Pengendalian PT. HD Finance, Tbk merekrut karyawan yang memiliki kompeten, jujur dan memiliki pengalaman kerja sesuai dengan bidangnya sedangkan untuk karyawan yang tidak memiliki pengalaman kerja, perusahaan memperhatikan latar belakang pendidikannya, dimana PT. HD Finance, Tbk hanya merekrut karyawan yang memiliki pendidikan minimal S1/Diploma, dengan ditentukan Indek Prestasi Kumulatif (IPK) batasan IPK karena perusahaan lebih mengutamakan hasil tes yang diadakan. Setelah karyawan berhasil melewati tes yang diadakan perusahaan dan mendapat hasil yang baik mereka akan direkrut oleh perusahaan. Dalam mengelola sumber daya manusia PT. HD Finance, Tbk menetapkan pelatihan selama 3 bulan untuk melengkapi kemampuan dasar yang berguna dalam menjalankan tugas serta mendorong terciptanya SDM yang baik yang bertujuan bertujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Perusahaan juga memiliki Standar Operating Procedur (SOP) yang harus dijalankan oleh setiap karyawan. SOP tersebut berbeda-beda untuk masing-masing bagian, karena Job Description tiap juga berbeda. Struktur organisasi PT. HD Finance, Tbk berbentuk lini dengan 4 bagian utama bagian Marketing, bagian survei,

7 85 bagian loan analist dan bagian administrasi. Internal audit berkantor di Jakarta yang merupakan kantor pusat PT. HD Finance, Tbk. Struktur organisasi lini menggambarkan hubungan antara bawahan dengan atasan dilakukan secara langsung. 2. Penilaian Resiko Untuk mengantisipasi hal ini PT. HD Finance, Tbk memiliki prosedur untuk mengecek history pelanggan baru melalui System, dimana dengan program ini perusahaan dapat mengetahui apakah pelanggan baru. Untuk prosedur kredit macet, apabila konsumen telah menunggak selama 3 bulan atau lebih, perusahaan memberlakukan kebijakan penarikan kendaraan, kendaraan bisa diambil kembali jika pembayaran telah dilunasi. 3. Informasi dan Komunikasi Pemprosesan transaksi, informasi dan data transaksi PT. HD Finance, Tbk telah dilakukan dengan system On-Line melalui system. Informasi mengenai pembayaran pada PT. HD Finance, Tbk adalah berupa informasi dari setiap bagian yang membidangi pembayaran kredit motor, diantaranya sebagai berikut. Dalam proses pencatatan pembayaran dan penerimaan kas dikenal buktibukti sebagai berikut ini. a. Laporan kas bank, laporan ini mencatat setiap penerimaan kas dan pengeluaran kas dan bank setiap harinya.

8 86 b. Daftar umur piutang (Aging Schedule), laporan ini digunakan untuk melihat proporsi dan kesehatan dari piutang itu sendiri. Kartu piutang, tiap-tiap konsumen akan mempunyai kartu piutang dari laporan ini akan dilihat historis pembayaran angsuran oleh konsumen. 4. Aktivitas pengendalian Aktivitas pengendalian terhadap pembayaran kredit motor PT. HD Finance, Tbk, dapat dibagi dalam beberapa aktivitas, yaitu sebagai berikut. a. Aktivitas kredit dilakukan oleh bagian marketing dan otorisasi persetujuan kredit dilakukan oleh kepala bagian survei. b. Aktivitas tanggung jawab dan kewenangan mutasi pembayaran dilakukan oleh staff dan kepala bagian yang berhubungan dengan pembayaran kredit motor, diantaranya tanggung jawab kasir dan collector untuk menerima cash sebagai bukti pengurangan pembayaran serta wewenang dan kepala bagian piutang dan kepala bagian marketing dalam memimpin bawahannya dalam meningkatkan kinerja operasi untuk Profitability c. Aktivitas pemisahan tugas oleh masing-masing bagian atau fungsi yang berhubungan dengan pembayaran kredit motor antara lain : 1) Bagian penerimaan angsuran (Kasir) terpisah dengan bagian pembukuan 2) Bagian marketing terpisah dengan bagian survei

9 87 3) Bagian pembukuan terpisah dengan bagian marketing dan bagian administrasi 4) Petugas yang bertugas menyetorkan kas di bank terpisah dengan pemegang buku piutang Hal ini bertujuan untuk mengurangi terjadinya penyimpangan berupa kesalahan maupun penyimpangan berbentuk kecurangan atau penggelapan uang perusahaan. 5. Monitoring Manajemen PT. HD Finance, Tbk telah menggariskan tanggung jawab kepada masing-masing bagian secara jelas. Kelancaran pembayaran anguran motor menjadi tanggung jawab bagi tiap-tiap bagian yang membidangi pembayaran kredit motor. Misalnya surveyor ikut bertanggung jawab terhadap tunggakan debitur selama angsuran ke-1 s/d 6, sehingga berkewajiban untuk menagih, begitu juga dengan kasir dan descoll untuk selalu mengingatkan debitur agar membayar angsuran tepat waktu. Collector menjadi tugas pokoknya dalam melakukan penagihan, dituntut untuk bekerja secara maksimal guna meminimalisir piutang tak tertagih. Kepala bagian collector selalu memantau pencapaian dari collector setiap hari berdasarkan informasi dari daftar umur piutang sebelumya, sehingga dari hasil pencapaian terhadap pengumpulan pembayaran kredit motor dilakukanlah evaluasi dan tindak lanjut yang dijadikan agenda rapat para kepala bagian disetiap akhir tahun.

10 88 4. Tahapan Tahapan Kerja Audit Internal di PT. HD Finance,Tbk a. Tahapan Perencanaan Audit di PT. HD Finance, Tbk Berdasarkan hasil penelitian maka disusun perencanaan audit. Perencanaan audit dilakukan di PT. HD Finance, Tbk sebagai berikut : 1. Merupakan dokumentasi prosedur bagi auditor internal dalam mengumpulkan, menganalisis, menginterprestasikan dan mendokumentasikan informasi selama pelaksanaan audit, termasuk catatan untuk pemeriksaan yang akan datang. 2. Menyatakan tujuan audit. 3. Menetapkan luas tingkat dan metodologi pengujian yang diperlukan guna mencapai tujuan audit untuk tiap tahap audit. 4. Menetapkan jangka waktu pemeriksaan. 5. Mengidentifikasi aspek aspek tekhnis risiko, proses dan transaksi yang harus diuji, termasuk pengolahan data elektronik. Adanya perencanaan audit secara tertulis akan memudahkan pengendalian audit selama tahap tahapan pelaksanaan. Perencanaan audit tersebut dapat diubah sesuai dengan kebutuhan selama audit berlangsung di PT. HD Finance Tbk.

11 89 a. Tahapan pengujian dan pengevaluasian informasi di PT. HD Finance, Tbk Tahapan Pelaksanaan audit meliputi kegiatan mengumpulkan, menganalisis, menginterprestasikan dan mendokumentasikan buktibukti audit serta informasi lain yang dibutuhkan sesuai dengan prosedur yang digariskan dalam perencanaan audit untuk mendukung hasil audit. Proses audit meliputi pengujian dan pengevaluasian informasi di PT. HD Finance,Tbk sebagai berikut : a. Mengumpulkan bukti dan informasi yang cukup, kompeten dan relevan. b. Memeriksa dan mengevaluasi semua bukti dan informasi untuk mendapatkan temuan dan rekomondasi audit. c. Menetapkan metode dan tehnik sampling yang dapat dipakai dan dikembangkan sesuai keadaan. d. Supervisi atas proses pengumpulan bukti dan informasi serta pengujian yang telah dilakukan. e. Mendokumentasikan kertas kerja audit. f. Membahas hasil audit dengan audit.

12 90 b. Tahapan penyampaian hasil audit di PT. HD Finance, Tbk Setelah selesai melakukan kegiatan audit, auditor internal berkewajiban untuk menuangkan hasil audit tersebut dalam bentuk laporan tertulis. Laporan tersebut harus memnuhi standar pelaporan, memuat kelengkapan materi dan melalui proses penyusunan yang baik. Proses penyusunan perlu dilakukan dengan cermat agar dapat disajikan laporan yang akurat dan bermanfaat bagi audit. Proses tersebut antara lain mencakup : 1. Kompilasi dan analisis temuan audit. Temuan audit yang akan dituangkan dalam laporan harus dkompilasi dan dianalisis tingkat signifikasinya. 2. Konfirmasi dengan audit. Temuan audit harus dikonfirmasikan dengan audit untuk diketahui dan dipahami. 3. Diskusi dengan kepala audit internal. Temuan audit yang sudah dikompilasi dan dianalisis harus dilaporkan serta didiskusikan dengan kepala audit internal atau pejabat yang ditunjuk. 4. Diskusi dengan audit. Diskusi ini dimaksudkan agar audit memberikan komitmen dan bersedia melakukan perbaikan dalam batas waktu ytertentu yang dijanjikan.

13 91 5. Review laporan. Konsep laporan yang disusun oleh team audit di review oleh kepala audit internal atau pejabat yang ditunjuk agar diperoleh keyakinan bahwa laporan tersebut telah lengkap dan benar. c. Tindak lanjut hasil pemeriksaan di PT HD Finance, Tbk Audit internal harus memantau dan menganalisis serta melaporkan perkembangan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah dilakukan audit. Tindak lanjut tersebut meliputi pemantauan atas pelaksanaan tindak lanjut, analisis kecukupan tindak lanjut dan pelaporan tindak lanjut. Audit internal harus memantau dan menganalisis serta melaporkan perkembangan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah dilakukan auditor. Tindak lanjut tersebut meliputi : 1. Pemantauan atas pelaksaan tindak lanjut. Pemantauan atas pelaksanaan tindak lanjut harus dilakukan, agar dapat diketahui perkembangannya dan dapat diingatkan kepada auditor apabila auditor belum dapat melaksanakan komitmen perbaikan menjelang atau sampai batas waktu yang dijanjikan. 2. Analisis kecukupan tindak lanjut. Dari hasil pemantauan pelaksanaan tindak lanjut, dilakukan analisis kecukupan atas realisasi janji perbaikan yang telah dilaksanakan auditor.

14 92 Selanjutnya pengecekan kembali tindak lanjut perlu dilakukan apabila terdapat kesulitan dan hambatan yang menyebabkan tindak lanjut tersebut tidak dapat dilakukan sebagaimana mestinya. 3. Pelaporan tindak lanjut. Dalam Hal ini pelaksanaan tindak lanjut tidak dilaksanakan oleh auditor maka audit inernal memberikan laporan tertulis kepada Direktur Utama dan Dewan komisaris untuk tindakan lebih lanjut. 5. Prosedur Pemberian Kredit di PT. HD Finance, Tbk Prosedur permohonan kredit dilakukan melalui tahap tahap sebagai berikut : a. Persiapan dan Pengajuan Kredit Dalam proses pemberian kredit ini merupakan kegiatan pengumpulan informasi, baik yang menyangkut data kualitatif maupun kuantitatif calon debitur. Tahap ini merupakan awal dimulainya transaksi kredit yaitu dengan diterima surat permohonan pembiayaan yang diajukan oleh calon debitur. Pengajuan surat permohonan pembiayaan kredit yang dilakukan melalui prosedur sebagai berikut: 1) Surat permohonan pembiayaan kredit dapat diajukan sendiri oleh calon konsumen dengan datang sendiri ke kantor cabang.

15 93 2) Bila calon konsumen datang sendiri, surat permohonan pembiayaan kredit diterima oleh petugas pelayanan kemudian mengisi aplikasi kredit, yang selanjutnya diserahkan kepada pimpinan cabang untuk mendapatkan disposisi. 3) Pimpinan cabang mendisposisikan atau menunjuk surveyor untuk melakukan pengisian aplikasi formulir yang telah diajukan oleh konsumen untuk dapat mengajukan kredit motor di perusahaan. 4) Surveyor melakukan kunjungan kepada calon konsumen sekaligus meminta tandatangan dalam surat permohonan pembiayaan kredit motor yang ditandatangani oleh konsumen. 5) pada saat survey lingkungan melakukan interview dengan calon konsumen mengenai data legalitas perusahaan maupun keuangan dengan berpedoman pada prinsip 5C. 6) Surveyor mencantumkan kesimpulan pada keterangan permohonan pembiayaan kredit motor dan meneruskan kepada pimpinan cabang untuk selanjutnya dilakukan analisis kredit. Jika terdapat permohonan pembiayaan kredit atau pembiayaan yang ditolak atau untuk diperoses, maka penolakan disampaikan secara tertulis disertai dengan alasan alasannya kepada calon konsumen yang ditandatangani oleh pejabat kredit lainnya.

16 94 b. Pembinaan dan Analisa Kredit Setelah surveyor memutuskan keterangan permohonan pembiayaan kredit motor tersebut dapat diperoses lebih lanjut maka surveyor melakukan indentifikasi data secara kualitatif dan kuantitatif dalam analisis kredit terhadap permohonan pembiayaaan kredit : 1) Surveyor melakukan kunjungan konsumen kerumah, tempat usaha, dan lokasi jaminan calon permohonan pembiayaan kredit. Kemudian melakukan wawancara kembali dengan calon konsumen untuk mengetahui latar belakangnya dari mulai perusahaan mengadakan pembelian bahan baku, proses produksi, cara pembelian, dan pembiayaan para pemasok, langganan, samapaai dengan cara perusahaan untuk megatasi persaingan. Disamping itu juga surveyor mengetahui tingkat legalitas perusahaan dan penilaian barang jaminan. 2) Data yang diperoleh dituangkan dalam aplikasi formulir permohonan pembiayaan kredit yaitu berupa Kartu Keluarga, KTP Pemohon, Surat Keterangan Domisili, NPWP, Foto Tempat Tinggal Konsumen, dll. 3) Surveyor melakukan analisis terhadap data tersebut. Surveyor mewawancara alamat tempat tinggal, alamat perusahaan, alamat tagih, dan alamat darurat selain alamat tempat konsumen tinggal.

17 95 c. Keputusan Kredit Hasil analisis kredit dikonfirmasi terlebih dahulu oleh Loan Analis sebelum diputuskan, prosedur selanjutnya adalah sebagai berikut : 1) Loan Analist memeriksa aplikasi permohonan kredit. Pemeriksaan dilakukan terhadap aplikasi yang diterima oleh loan analist yang telah sesuai dengan kebijakan dan prosedur kredit serta melakukan penilaian secara menyeluruh dan apabila tidak ada hal hal yang memberatkan, maka dilakukan perhitungan kredit untuk menetapkan jumlah maksimum kredit yang diberikan kepada konsumen. Perhitungan kredit ini adalah penilaian terakhir sebelum kredit disetujui pada dasarnya perhitungan kredit dilakukan dengan cara menghitung berapa jumlah kebutuhan pembiayaan atau suatu rencana kerja yang disetujui perusahaan yang dikurangi dengan dana konsumen itu sendiri. 2) Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap aplikasi konsumen, maka Loan Analist ( baik jumah kredit yang disetujui maupun sebagian yang diajukan konsumen ) menandatangani aplikasi permohonan kredit terhadap konsumen yang telah disetujui.

18 96 B. Pembahasan 1. Cara Audit Internal Dalam Pendeteksian Kecurangan (Fraud) di PT.HD Finance, Tbk. Dalam mendeteksi kecurangan ada beberapa teknik yang digunakan oleh internal audit pada PT.HD Finance, Tbk diantaranya : a. Analytical Review Suatu review atas berbagai akun yang memungkinkan menunjukkan ketidakbiasaan atau kegiatan yang tidak di harapkan. Sebagai contoh perbandingan antara penagihan dengan penjualan yang dapat mengindikasikan adanya penjualan yang terlalu tinggi atau rendah bila di bandingkan dengan penagihannya dan juga mengalasis performa dari cabang tersebut yang tampak apakah terlalu baik atau di bawah standar. b. Statistical Sampling Sebagaimana piutang usaha yang tak tertagih pada perusahaan pembiayaan, dapat di lihat dari laporan umur piutang dan histori kartu piutang dapat di uji secara sampling untuk menentukan ketidakbiasaan, metode ini akan efektif jika ada kecurigaan terhadap satu atributnya kemudian dilakukan kroscek. c. Vendor or Outsinder Complaint

19 97 Komplain atau keluhan dari konsumen atau pihak lainnya, merupkan alat diteksi yang baik yang dapat mengarahkan auditor untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. d. Site Visit Observation Observasi ke lokasi, biasanya dapat mengungkapkan ada tidaknya pengendalian internal di lokasi-lokasi tersebut. Observasi terhadap bagaimana transaksi akuntansi di laksanakan kadangkala akan memberikan peringatan pada auditor akan adanya daerah-daerah yang mempunyai pontensi bermasalah. 2. Cara Audit Internal Dalam Pencegahan Kecurangan (Fraud) di PT.HD Finance, Tbk Sebagai perusahaan penyediaan pembiayaan kredit, PT. HD Finance, Tbk telah menerapkan pencegahan kecurangan dengan mengenal konsumen sesuai dengan peraturan perundang-undangan termasuk Peraturan Menteri Keuangan No. 30/PMK.010/2010 tertanggal 10 Pebruari 2010 tentang Penerapan Pencegahan Kecurangan dengan mengenal konsumen bagi Lembaga Keuangan Non Bank. Pejabat yang ditunjuk oleh Direksi dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur Utama dalam prinsip mengenal konsumen memiliki tugas antara lain: 1. Menyusun dan memelihara Kebijakan dan Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal konsumen.

20 98 2. Memastikan adanya pengembangan sistem dan prosedur identifikasi konsumen dan transaksi yang mencurigakan, termasuk memastikan bahwa formulir yang berkaitan dengan konsumen telah mencakup item data yang diharuskan oleh Peraturan Menteri Keuangan No. 30/PMK.010/2010 tertanggal 10 Pebruari 2010 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Lembaga Keuangan Non Bank. 3. Memantau pengumpulan data dan profil konsumen sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 30/PMK.010/2010 tertanggal 10 Pebruari 2010 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Konsumen bagi Lembaga Keuangan Non Bank. 4. Melakukan koordinasi dan pemantauan terhadap pelaksanaan Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Konsumen oleh unit-unit kerja terkait. 5. Menerima dan melakukan analisis atas laporan transaksi yang mencurigakan yang akan disampaikan kepada Menteri Keuangan atau Pusat Pelaporan dan Transaksi Keuangan (PPATK). 6. Memantau, menganalisis dan merekomendasikan kebutuhan pelatihan tentang Prinsip Mengenal Konsumen bagi para pejabat dan pegawai Perseroan. Selama tahun 2012, dalam rangka pelaksanaan Penerapan Prinsip mengenal konsumen, Perusahaan telah melakukan:

21 99 a. Review terhadap Kebijakan dan Pedoman Pelaksanaan Penerapan untuk melihat kesesuaian dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Memberikan sosialisasi dan pelatihan kepada seluruh kepala cabang di Wilayah Jabodetabek, Kalimantan dan Sulawesi. c. Menyampaikan laporan atas transaksi keuangan mencurigakan yang ditemukan oleh Unit Khusus Perusahaan, yang mana pada tahun 2012 terdapat 4 (empat) transaksi keuangan mencurigakan yang telah dilaporkan kepada PPATK. 3. Peranan Audit Internal di PT.HD Finance, Tbk PT.HD Finance, Tbk sebagai perusahaan pembiayaan mempunyai tanggungjawab dalam mengelola dana yang di terima oleh konsumen. Untuk mengurangi risiko terjadinya kecurangan maka pentingnya peranan Audit Internal dalam melakukan pencegahan dan pendeteksian kecurangan dengan cara memeriksa secara rutin pada setiap unit kerja yang ada. Setiap awal tahun Audit Internal akan membuat ringkasan bahan pemeriksaan dan jadwal pemeriksaan untuk setiap unit kerja baik di kantor pusat maupun di cabang. Agar dapat dengan mudah mencegah dan mendeteksi adanya kecurangan di PT.HD Finance, Tbk serta bagaimana menyusun sistem internal auditor yang baik maka auditor harus mengenal bentuk dan cara orang berbuat curang.

22 100 Kecurangan yang sering terjadi di perusahaan PT.HD Finance, Tbk adalah dalam bentuk : 1. Lapping yaitu tidak di catatnya penerimaan uang yang pertama dan pada saat penerimaan uang yang kedua baru di catat sebagai penerimaan uang yang pertama. 2. Mengmark Up plafon pinjaman dengan jaminan BPKB 3. Potongan pencairan yang melebihi ketentuan 4. Penjualan tarik barang dan Tarik barang fiktif 5. Melakukan pelunasan di percepat kemudian mengajukan pinjaman kembali tanpa sepengetahuan konsumen (RO) 6. Penjualan fiktif 7. Pembelian aktiva 8. Pengeluaran petty cash yang tidak sesuai Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis, di temukan beberapa kasus penyimpangan keuangan yang berkaitan dengan uang setoran konsumen maupun yang berkaitan dengan kegiatan operasional cabang. Modus operasinya dan penyimpangan ini beragam dan pelakunya dari pimpinan sampai dengan pegawai yang berkaitan dengan masalah keuangan. Beberapa kasus penyimpangan uang setoran dan pinjaman yang di bayarkan ke konsumen,

23 101 penyimpangan dari pengeluaran yang tidak sah dan penyimpangan dengan cara memalsukan data konsumen. Selama tahun 2012 kasus-kasus fraud yang dapat dideteksi dan diungkap sebanyak 16 kasus yaitu lapping sebanyak 9 kasus, potongan pencairan sebanyak 1 kasus, penjualan RO sebanyak 2 kasus, tarik barang fiktif sebanyak 1 kasus, mengmark up pencairan sebanyak 1 kasus, pembelian aktiva fiktif sebanyak 1 kasus dan pengeluran petty cash yang tidak sesuai sebanyak 1 kasus. Selama tahun 2013 kasus-kasus fraud yang dapat dideteksi dan diungkap sebanyak 12 kasus, yaitu lapping sebanyak 6 kasus, mark up pinjaman sebanyak 2 kasus, potongan pencairan 1 kasus, penjualan tarik barang sebanyak 1 kasus, pengeluaran petty cash sebanyak 2 kasus. Terdapat beberapa kesimpulan yang dapat diperoleh dari peranan Audit Internal diatas: 1. Meningkatnya pengendalian internal disebabkan adanya internal control yang baik oleh perusahaan mengakibatkan menurunnya kasus fraud pada tahun 2012 dibandingkan dengan tahun Belum semuanya kepercayaan karyawan bahwa dengan terungkapnya kasus fraud pada tahun 2012 akan berdampak positif pada tahun 2013 atau masa mendatang. Artinya, karyawan atau siapapun nantinya yang akan melakukan tindakan fraud tidak percaya sepenuhnya bahwa mereka akan ditindak tegas karena masih muculnya kasus yang sama.

24 Sebagian besar karyawan telah menjalankannya Standard Operational Prosedure (SOP) perusahaan sehingga mampu menekan terjadinya fraud. 4. Timbulnya kasus baru yaitu penjualan barang tarikan yang tidak sesuai dengan nominal hal ini disebabkan belum adanya divisi atau bagian yang mengawasinya. 5. Kasus fraud terjadi dikantor cabang PT. HD Finance, Tbk dan dilakukan dimana tidak adanya pemeriksaan atau setelah dilakukannya pemeriksaan oleh internal audit. 6. Audit Internal mampu memberikan kontribusi yang berarti terhadap terungkapnya kasus fraud. Peranan Audit Internal dalam pemeriksaan secara rutin di PT.HD Finance, Tbk telah di tentukan setiap 6 bulan sekali, sedangkan kasus selalu terjadi pada waktu antara dimana tidak adanya pemeriksaan, kasus yang banyak ditemukan adalah kasus lapping, maka dari itu pemeriksaan harus sering di lakukan dan lebih ketat pemeriksaan atau perusahaan membentuk Audit Internal per-area, menindak tegas terhadap karyawan yang melakukan kecurangan (Fraud) tanpa pilih kasih agar tidak terulang kembali dan memperkecil terjadinya kecurangan (Fraud), memberikan pelatihan yang up to date kepada auditor dan merotasi karyawannya. Dari kasus fraud yang ditemukan oleh internal auditor PT. HD Finance, Tbk semua kasus diselesaikan setelah adanya laporan dari Audit Internal dan terdapat 2 kasus yang belum diselesaikan di tahun 2012 yaitu lapping. Dalam banyak kasus kecurangan, khususnya kasus pencurian dan penggelapan,

25 103 biasanya terdapat tiga faktor yaitu adanya satu tekanan pada seseorang, seperti kebutuhan keuangan, adanya kesempatan untuk melakukan kecurangan dan menyembunyikan kecurangan yang dilakukan, adanya cara pembenaran prilaku tersebut yang sesuai dengan tingkat intergritas pelakunya. Dari rekomendasi Audit Internal belum dijalankan seluruhnya seperti belum diberikan sanksi secara tegas bagi karyawan yang melakukan fraud, belum meratanya training yang diberikan kepada karyawan, belum maksimalnya manajemen pusat dalam melakukan proteksi terhadap kemungkinan terjadinya fraud dan mengontrol cabang-cabang dan dalam menerima pegawai tidak dilakukannya penyaringan dan test masih mengandalkan referensi sehingga kasus-kasus tersebut muncul kembali dan muncul kasus-kasus yang baru.

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 2 - PEDOMAN STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK

Lebih terperinci

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Pendahuluan Piagam Audit Internal ( Internal Audit Charter ) adalah dokumen formal yang berisi pengakuan keberadaan

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen)

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen) DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL (Variabel Independen) No Pertanyaan Jawaban Kuesioner I. 1. 2. 3. 4. 5. II. 6. 7. 8. 9. Independensi Auditor internal mengemukakan pendapatnya dengan bebas tanpa mendapat

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Seleksi Penutupan Calon Nasabah atau Pemohon Asuransi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Seleksi Penutupan Calon Nasabah atau Pemohon Asuransi 46 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Proses Seleksi Penutupan Calon Nasabah atau Pemohon Asuransi Underwriting atau juga disebut proses seleksi risiko atau penseleksi risiko adalah proses untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

serta mencatat semua transaksi pemberian kredit bank secara lengkap

serta mencatat semua transaksi pemberian kredit bank secara lengkap DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14 Tabel 4.15 Tabel 4.16 Operasionalisasi

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. I. Landasan Hukum Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 tanggal 23 Desember

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit 1. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit Pada PT. Anugrah. Sistem penjualan yang dilakukan oleh PT. Anugrah

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk 2 Januari 2013 Halaman DAFTAR ISI... 1 BAGIAN PERTAMA... 2 PENDAHULUAN... 2 1. LATAR BELAKANG... 2 2. VISI DAN MISI... 2 3.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan Evaluasi. Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan Evaluasi. Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Tujuan Evaluasi Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal atas siklus pendapatan pada PT Kartina Tri Satria sudah baik atau belum, dan mengetahui kelemahan-kelemahannya

Lebih terperinci

EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PEMBIAYAAN SECARA KREDIT DAN PENAGIHAN PIUTANG PADA PT KRESNA REKSA FINANCE

EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PEMBIAYAAN SECARA KREDIT DAN PENAGIHAN PIUTANG PADA PT KRESNA REKSA FINANCE EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PEMBIAYAAN SECARA KREDIT DAN PENAGIHAN PIUTANG PADA PT KRESNA REKSA FINANCE Della Shu PT.Kresna Reksa Finance,perum.sbs blok c24/1,08989802899,della shu Abstrak Sistem pengendalian

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki BAB 4 PEMBAHASAN Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama pada siklus pendapatannya. Siklus pendapatan terdiri dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab V Simpulan dan Saran 116 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan terhadap pengendalian intern siklus penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Untuk mewujudkan suatu evaluasi yang baik maka perlu dilakukan

BAB IV PEMBAHASAN. Untuk mewujudkan suatu evaluasi yang baik maka perlu dilakukan BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan evaluasi Untuk mewujudkan suatu evaluasi yang baik maka perlu dilakukan perencanaan terlebih dahulu. Tujuan dilakukan perencanaan evaluasi yaitu untuk memperoleh bahan

Lebih terperinci

PIAGAM INTERNAL AUDIT

PIAGAM INTERNAL AUDIT PIAGAM INTERNAL AUDIT PT INTILAND DEVELOPMENT TBK. 1 dari 8 INTERNAL AUDIT 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Piagam Audit Internal merupakan dokumen penegasan komitmen Direksi dan Komisaris serta

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI PENGARUH AUDIT INTERN (VARIABEL INDEPENDEN) NO PERTANYAAN Y N T Independensi

DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI PENGARUH AUDIT INTERN (VARIABEL INDEPENDEN) NO PERTANYAAN Y N T Independensi DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI PENGARUH AUDIT INTERN (VARIABEL INDEPENDEN) NO PERTANYAAN Y N T Independensi 1 2 3 4 5 6 Apakah internal auditor memiliki kedudukan yang independen dalam melakukan pemeriksaan

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENGAJUAN, PEMBERIAN DAN PENERIMAAN KAS ATAS ANGSURAN KREDIT MULTIGUNA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENGENDALIAN INTERN

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENGAJUAN, PEMBERIAN DAN PENERIMAAN KAS ATAS ANGSURAN KREDIT MULTIGUNA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENGENDALIAN INTERN ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENGAJUAN, PEMBERIAN DAN PENERIMAAN KAS ATAS ANGSURAN KREDIT MULTIGUNA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENGENDALIAN INTERN (Studi pada PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Kediri) Nodhita Argitasari

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal Evaluasi pengendalian internal adalah suatu kegiatan untuk menilai dan mengevaluasi pengendalian internal perusahaan dan

Lebih terperinci

Pedoman Kerja Komite Audit

Pedoman Kerja Komite Audit Pedoman Kerja Komite Audit PT Erajaya Swasembada Tbk & Entitas Anak Berlaku Sejak Tahun 2015 Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris wajib membentuk

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 DAFTAR ISI Halaman BAGIAN PERTAMA... 1 PENDAHULUAN... 1 1. LATAR BELAKANG... 1 2. VISI DAN MISI... 1 3. MAKSUD DAN TUJUAN... 1 BAGIAN KEDUA... 3 PEMBENTUKAN DAN KEANGGOTAAN KOMITE

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. 15 Januari 2010, dengan Akta Pendirian Koperasi No. 44 dan mendapat

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. 15 Januari 2010, dengan Akta Pendirian Koperasi No. 44 dan mendapat BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Koperasi 3.1.1 Sejarah Singkat Koperasi Koperasi Buana Indonesia adalah Koperasi yang berikrar pada tanggal 15 Januari 2010, dengan Akta Pendirian

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2 / 6 /PBI/2000 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN BANK GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2 / 6 /PBI/2000 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN BANK GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2 / 6 /PBI/2000 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN BANK GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa bank sebagai badan usaha yang menghimpun dan menyalurkan

Lebih terperinci

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TABEL 1 DAFTAR EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL Indepedensi Auditor Internal Apakah auditor internal yang ada pada perusahaan merupakan fungsi yang terpisah dari fungsi operasional

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Evaluasi IV.1.1. Ruang Lingkup Evaluasi Ruang lingkup pengendalian internal atas siklus pendapatan adalah : 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL MUKADIMAH Dalam melaksanakan fungsi audit internal yang efektif, Audit Internal berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam Standar Pelaksanaan Fungsi Audit

Lebih terperinci

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) Jakarta, 17 Januari 2017 DAFTAR ISI Halaman A. PENDAHULUAN... 1 I. Latar Belakang... 1 II. Maksud dan Tujuan Charter Satuan Pengawasan

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT (AUDIT CHARTER) DIVISI INTERNAL AUDIT PT BUANA FINANCE, TBK

PIAGAM AUDIT (AUDIT CHARTER) DIVISI INTERNAL AUDIT PT BUANA FINANCE, TBK PIAGAM AUDIT (AUDIT CHARTER) DIVISI INTERNAL AUDIT PT BUANA FINANCE, TBK 1 AUDIT CHARTER DIVISI INTERNAL AUDIT PT BUANA FINANCE, TBK DAFTAR ISI A. Pengantar 3 B. Audit Charter Divisi Inernal Audit 4 Visi,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab 4 (empat), maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Pengendalian Internal Piutang

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil Internal Control Questionnaire (ICQ) mengenai Sistem

BAB 7 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil Internal Control Questionnaire (ICQ) mengenai Sistem 130 BAB 7 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil Internal Control Questionnaire (ICQ) mengenai Sistem Pengendalian Internal Pemerintah pada Badan Kantor Pertanahan Nasional

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Berikut ini adalah pernyataan-pernyataan yang dirancang sedemikian rupa sesuai

LAMPIRAN. Berikut ini adalah pernyataan-pernyataan yang dirancang sedemikian rupa sesuai LAMPIRAN DAFTAR PERNYATAAN Berikut ini adalah pernyataan-pernyataan yang dirancang sedemikian rupa sesuai dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu, mohon diperhatikan istilah yang belum dipahami dan letak

Lebih terperinci

Sumber : Bapak Guritno (Internal Auditor) dan Ibu Irul (Kabag Umum) pada. 1. Apa saja jenis-jenis kredit yang ada pada PT. BPR Rasuna?

Sumber : Bapak Guritno (Internal Auditor) dan Ibu Irul (Kabag Umum) pada. 1. Apa saja jenis-jenis kredit yang ada pada PT. BPR Rasuna? Wawancara Penelitian Sumber : Bapak Guritno (Internal Auditor) dan Ibu Irul (Kabag Umum) pada Bulan Mei 2017. A. KREDIT 1. Apa saja jenis-jenis kredit yang ada pada PT. BPR Rasuna? Ibu Irul mengatakan

Lebih terperinci

Perpustakaan Unika LAMPIRAN A

Perpustakaan Unika LAMPIRAN A LAMPIRAN A LAMPIRAN B LAMPIRAN C LAMPIRAN D LAMPIRAN E LAMPIRAN F Kuesioner Sistem Pengendalian Keuangan Perusahaan Pertanyaan Ya Tidak 1. Umum a. Apakah perusahaan berjalan dengan baik? b. Apakah perusahaan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan pada Bank Tabungan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan pada Bank Tabungan BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan pada Bank Tabungan Negara Syariah Cabang Bandung Evaluasi Penerapan Pengendalian Intern Pembiayaan Mudharabah dan

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PIAGAM KOMITE AUDIT. PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH DEWAN KOMISARIS PT WAHANA OTTOMITRA MULTIARTHA TBK TANGGAL 11 DESEMBER 2017 Daftar Isi 1. Latar Belakang... 3 2. Fungsi, Tugas dan Tanggung

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS I. LATAR BELAKANG Dewan Komisaris diangkat oleh Pemegang Saham untuk melakukan pengawasan serta

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. fungsi penjualan pada PT.APTT. Dalam melaksanakan audit kecurangan, dilakukan

BAB IV PEMBAHASAN. fungsi penjualan pada PT.APTT. Dalam melaksanakan audit kecurangan, dilakukan BAB IV PEMBAHASAN IV. Tahap-Tahap Audit Kecurangan IV.1. Perencanaan Audit Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan audit kecurangan terhadap fungsi penjualan pada PT.APTT. Dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai kegiatan penanganan atas

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai kegiatan penanganan atas BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai kegiatan penanganan atas kredit bermasalah pada PT. Bank Mandiri studi kasus Regional Credit Recovery Jakarta Sudirman. Dalam melaksanakan

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL Latar Belakang Unit Audit Internal unit kerja dalam struktur organisasi Perseroan yang dibentuk untuk memberikan keyakinan yang memadai dan konsultasi yang bersifat independen dan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan pengamatan dan evaluasi penelusuran atas fungsi penjualan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan pengamatan dan evaluasi penelusuran atas fungsi penjualan BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Setelah melakukan pengamatan dan evaluasi penelusuran atas fungsi penjualan dan penerimaan kas PT Kurnia Mulia Citra Lestari, dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk.

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk. 1 BAB I DASAR DAN TUJUAN PEMBENTUKAN 1.1. Dasar Pembentukan 1.1.1 PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk,

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013 SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013 TENTANG INTERNAL AUDIT CHARTER (PIAGAM AUDIT INTERNAL) PT ASURANSI JASA INDONESIA (PERSERO) 1. VISI, MISI DAN STRUKTUR ORGANISASI

Lebih terperinci

PEDOMAN & TATA TERTIB SATUAN PENGAWASAN INTERNAL PT WIJAYA KARYA BETON Tbk

PEDOMAN & TATA TERTIB SATUAN PENGAWASAN INTERNAL PT WIJAYA KARYA BETON Tbk PEDOMAN & TATA TERTIB SATUAN PENGAWASAN INTERNAL PT WIJAYA KARYA BETON Tbk Guna meningkatkan efektivitas pengawasan, pelaksanaan GCG serta Manajemen Risiko, maka SPI Perseroan telah memiliki Piagam Pengawasan

Lebih terperinci

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT A. PENDAHULUAN A.1 TUJUAN PENYUSUNAN PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT a. Memenuhi Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. KEP-496/BL/2008 tanggal 28

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika

Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika L1 Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika No Pertanyaan. Ya 1 Apakah perusahaan memiliki petunjuk pelaksanaan mengenai: a. tata tertib dikomuni- b. disiplin kasikan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT CHAROEN POKPHAN INDONESIA TBK

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT CHAROEN POKPHAN INDONESIA TBK BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT CHAROEN POKPHAN INDONESIA TBK IV.1. Perencanaan dan Tujuan Audit Operasional atas fungsi Penjualan, Piutang Usaha

Lebih terperinci

BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN REKOMENDASI. mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud). Sistem pengendalian yang baik

BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN REKOMENDASI. mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud). Sistem pengendalian yang baik BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN REKOMENDASI 7.1 Ringkasan Pengendalian internal dalam sebuah organisasi adalah sangat penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud).

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN

KUESIONER PENELITIAN PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN Lampiran 20 KUESIONER PENELITIAN PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN Kepada Yth, Bapak/ibu respoden Di tempat Bandung, 17 Desember 2007 Dengan hormat, Melalui

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL

DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL Tabel 3.1...Sejarah singkat PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk Tabel 3.2...Indikator Variabel X dan Variabel Y Tabel 3.3...Bobot atau Kuesioner Tabel 3.4... Data Responden Tabel 4.1...Data

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana yang telah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana yang telah BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab 4 (empat), dapat disimpulkan bahwa audit internal berperan dalam menunjang

Lebih terperinci

Internal Audit Charter

Internal Audit Charter DAFTAR ISI HAL 1. Pengantar 2 2. Struktur dan Kedudukan 2 3. Tujuan 3 4. Ruang Lingkup 4 5. Wewenang 4 6. Tugas dan Tanggung Jawab 5 7. Pelaporan 5 8. Kode Etik 5 9. Persyaratan Auditor 7 10. Standar Profesional

Lebih terperinci

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk memandang pemeriksaan internal yang dilaksanakan oleh Unit Audit Internal sebagai fungsi penilai independen dalam memeriksa dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA A. Pengertian Pengendalian dan Pengawasan Intern Sebelum membicarakan unsur-unsur pengawasan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /POJK.03/2017 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /POJK.03/2017 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /POJK.03/2017 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang :

Lebih terperinci

Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter)

Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter) Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter) PT Erajaya Swasembada Tbk & Entitas Anak Berlaku Sejak Tahun 2011 Piagam Internal Audit ini merupakan salah satu penjabaran dari pedoman pelaksanaan

Lebih terperinci

No. Pernyataan. Tidak. Tidak. Tidak. Tidak

No. Pernyataan. Tidak. Tidak. Tidak. Tidak LAMPIRAN Lampiran. Kuesioner No. Pernyataan Lingkungan Pengendalian. Perusahaan telah menerapkan integritas dan nilai etis dalam kegiatannya.. Perusahaan telah menempatkan karyawan sesuai dengan latar

Lebih terperinci

Kuisioner Pengendalian Internal Terhadap Musyarakah

Kuisioner Pengendalian Internal Terhadap Musyarakah L 1 Kuisioner Pengendalian Internal Terhadap Musyarakah No Pertanyaan Ya Tidak Keterangan 1 Lingkungan pengendalian Apakah terdapat struktur organisasi, pembagian tugas dan wewenang dan tanggung jawab?

Lebih terperinci

KUESIONER PEMERIKSAAN INTERNAL VARIABEL INDEPENDEN

KUESIONER PEMERIKSAAN INTERNAL VARIABEL INDEPENDEN KUESIONER PEMERIKSAAN INTERNAL VARIABEL INDEPENDEN Jawaban Kuesioner No Pernyataan SS S N TS STS I. Kualifikasi Pemeriksaan Internal Independensi, Kompetensi, Integritas, Objektivitas, dan Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data 1. Unsur-Unsur Pengendalian Internal Persediaan Barang Dagang a. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian internal pada PT.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. menurut para ahli. Adapun pengertian audit internal menurut The Institute of

BAB II LANDASAN TEORI. menurut para ahli. Adapun pengertian audit internal menurut The Institute of BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Audit Internal, SPFAIB, dan SKAI Berikut ini penulis akan mengemukakan beberapa pengertian pemeriksaan menurut para ahli. Adapun pengertian audit internal menurut

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI PT. X

STRUKTUR ORGANISASI PT. X LAMPIRAN 120 Lampiran A 121 STRUKTUR ORGANISASI PT X Direktur Sekretaris Auditor Internal Sales Supervisor Logistik Supervisor Acconting & Finance Supervisor Staff Penjualan (Salesman) Staff Logistik Kasir

Lebih terperinci

PT Wintermar Offshore Marine Tbk

PT Wintermar Offshore Marine Tbk PT Wintermar Offshore Marine Tbk ( Perusahaan ) Piagam Audit Internal I. Pembukaan Sebagaimana yang telah diatur oleh peraturan, yaitu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan ekonomis suatu perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu proses yang di pengaruhi oleh dewan direksi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER SATUAN PENGAWASAN INTERN

DAFTAR ISI CHARTER SATUAN PENGAWASAN INTERN DAFTAR ISI CHARTER SATUAN PENGAWASAN INTERN Halaman I. Pembukaan 1 II. Visi dan Misi SPI 2 III. Kebijakan Umum Pengendalian Internal Dan Audit Internal 3 IV. Kedudukan SPI 3 V. Peran SPI 3 VI. Ruang Lingkup

Lebih terperinci

PEMBAYARAN ANGSURAN KREDIT DALAM MENCAPAI PENGENDALIAN INTERN (Studi pada PT. Bank Perkrditan Rakyat Terusan Jaya Mojokerto)

PEMBAYARAN ANGSURAN KREDIT DALAM MENCAPAI PENGENDALIAN INTERN (Studi pada PT. Bank Perkrditan Rakyat Terusan Jaya Mojokerto) PEMBAYARAN ANGSURAN KREDIT DALAM MENCAPAI PENGENDALIAN INTERN (Studi pada PT. Bank Perkrditan Rakyat Terusan Jaya Mojokerto) Oktavia Rahajeng Lestari, Siti Ragil, Fransisca Yaningwati Fakultas Ilmu Administrasi,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN.. 1

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN.. 1 PIAGAM AUDIT INTERNAL PT INTERMEDIA CAPITAL Tbk. DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN.. 1 Pasal 1 Definisi. 1 Pasal 2 Maksud. 2 BAB II VISI DAN MISI. 2 Pasal 3 Visi... 2 Pasal 4 Misi.. 2 BAB III KEDUDUKAN, FUNGSI,

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER

INTERNAL AUDIT CHARTER Halaman : 1 dari 5 I. PENDAHULUAN Tujuan utama Piagam ini adalah menentukan dan menetapkan : 1. Pernyataan Visi dan Misi dari Divisi Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) Bank Woori Saudara 2. Tujuan dan ruang

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Suatu organisasi merupakan satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Suatu organisasi merupakan satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Struktur Organisasi Suatu organisasi merupakan satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu harus mempunyai struktur organisasi yang menyatakan berbagai fungsi

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA Audit operasional adalah audit yang dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektivitas,

Lebih terperinci

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL TBK ( Perseroan )

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL TBK ( Perseroan ) PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL TBK ( Perseroan ) Piagam Audit Internal ini disusun dengan mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 56/POJK.04/2015 Tahun 2015 tanggal

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. pembiayaan atau perkreditan adalah dengan menerapkan prinsip Know Your

BAB IV PEMBAHASAN. pembiayaan atau perkreditan adalah dengan menerapkan prinsip Know Your BAB IV PEMBAHASAN A. Penerapan Strategi Anti Fraud Pembiayaan Dalam dunia perbankan pembiayaan atau perkreditan bukanlah bidang yang dapat dihindari oleh bank dan merupakan salah satu sumber pemasukan

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Kegiatan Audit Operasional Sebelum memulai pemeriksaan operasional terhadap salah satu fungsi dalam perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang telah disampaikan pada Bab. IV di depan pada. penelitian di CV. Kurnia Persada, maka ditarik suatu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang telah disampaikan pada Bab. IV di depan pada. penelitian di CV. Kurnia Persada, maka ditarik suatu BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan pengamatan,penelitian, dan pembahasan yang telah disampaikan pada Bab. IV di depan pada penelitian di CV. Kurnia Persada, maka ditarik suatu kesimpulan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Definisi Audit Internal Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unitunit operasi perusahaan, jenis usaha, meluasnya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI v. ABSTRAK i KATA PENGANTAR. ii. DAFTAR TABEL viii DAFTAR LAMPIRAN xiv

DAFTAR ISI v. ABSTRAK i KATA PENGANTAR. ii. DAFTAR TABEL viii DAFTAR LAMPIRAN xiv DAFTAR ISI ABSTRAK i KATA PENGANTAR. ii DAFTAR ISI v DAFTAR TABEL viii DAFTAR LAMPIRAN xiv BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Penelitian. 1 2 Identifikasi Masalah.. 3 3 Maksud dan Tujuan Penelitian.. 4

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM

Lebih terperinci

Fraud adalah tindakan penyimpangan atau pembiaran yang sengaja dilakukan untuk mengelabui, menipu, atau memanipulasi Perusahaan atau Unit Syari

Fraud adalah tindakan penyimpangan atau pembiaran yang sengaja dilakukan untuk mengelabui, menipu, atau memanipulasi Perusahaan atau Unit Syari Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; 2. Direksi Perusahan Asuransi Syariah; 3. Direksi Perusahaan Reasuransi; dan 4. Direksi Perusahaan Reasuransi Syariah, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris 1 BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit BAB IV PEMBAHASAN IV. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit Dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya, perusahaan harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia, banyak berdirinya berbagai jenis perusahaan mulai dari berskala kecil hingga berskala besar baik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi banyak perusahaan pembiayaan (leasing) menawarkan jasa kepada masyarakat dengan memanfaatkan penawaran Down Payment (DP) yang begitu rendah

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI mencakup: A. Komposisi, Kriteria, dan Independensi Direksi B. Masa Jabatan Direksi C. Rangkap Jabatan Direksi D. Kewajiban, Tugas, Tanggung Jawab

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3 DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT Halaman I Pendahuluan 1 II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1 III Kedudukan 2 IV Keanggotaan 2 V Hak dan Kewenangan 3 VI Tugas dan Tanggung Jawab 4 VII Hubungan Dengan Pihak

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.64, 2009 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Alat Pembayaran. Kartu. Penyelenggaraan. Perizinan. Pengawasan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5000) PERATURAN

Lebih terperinci

BAB II PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) akan kekuatan sektor Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi

BAB II PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) akan kekuatan sektor Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi BAB II PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) A. Sejarah Ringkas Perjalanan sejarah perkembangan ekonomi di Indonesia, termasuk terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997, telah membangkitkan kesadaran

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Halaman I. Pembukaan 1 II. Kedudukan 2 III. Keanggotaan 2 IV. Hak dan Kewenangan 4 V. Tugas dan Tanggungjawab 4 VI. Hubungan Dengan Pihak Yang

Lebih terperinci

Dalam proses pengumpulan data-data perusahaan terdapat beberapa metode yang digunakan

Dalam proses pengumpulan data-data perusahaan terdapat beberapa metode yang digunakan Dalam proses pengumpulan data-data perusahaan terdapat beberapa metode yang digunakan yakni dengan melakukan observasi langsung ke perusahaan, serta mengajukan daftar pertanyaan yang berkaitan dengan pengendalian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk - bentuk lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk - bentuk lainnya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Undang-undang No.10 tahun 1998 tentang perbankan, pengertian bank adalah Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. (Audit Committee Charter) PENDAHULUAN

PIAGAM KOMITE AUDIT. (Audit Committee Charter) PENDAHULUAN PIAGAM KOMITE AUDIT (Audit Committee Charter) PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan, Dewan Komisaris ( Dewan ) melakukan pengawasan atas kebijaksanaan pengurusan, jalannya pengurusan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA MANAJEMEN AUDIT ATAS FUNGSI PERSONALIA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN

BAB 4 ANALISA MANAJEMEN AUDIT ATAS FUNGSI PERSONALIA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 39 BAB 4 ANALISA MANAJEMEN AUDIT ATAS FUNGSI PERSONALIA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 4.1 Analisa terhadap Fungsi Personalia Pada bagian ini, akan dipaparkan hasil analisa atas fungsi

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN STANDARD OPERATING PROCEDURE ADMINISTRASI KREDIT PEMILIKAN RUMAH DALAM RANGKA SEKURITISASI

PEDOMAN PENYUSUNAN STANDARD OPERATING PROCEDURE ADMINISTRASI KREDIT PEMILIKAN RUMAH DALAM RANGKA SEKURITISASI Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/ 38 /DPNP tanggal 31 Desember 2010 PEDOMAN PENYUSUNAN STANDARD OPERATING PROCEDURE ADMINISTRASI KREDIT PEMILIKAN RUMAH DALAM RANGKA SEKURITISASI Lampiran Surat

Lebih terperinci