PEMODELAN DATA PADA RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL) DENGAN ANALISIS ORTOGONAL POLINOMIAL SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMODELAN DATA PADA RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL) DENGAN ANALISIS ORTOGONAL POLINOMIAL SKRIPSI"

Transkripsi

1 PEMODELAN DATA PADA RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL) DENGAN ANALISIS ORTOGONAL POLINOMIAL SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana (S - 1) EKA FITRIAH MALADEWI F1A PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016 i

2 ii

3 KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah S.W.T atas segala rahmat, taufik, karunia dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul PEMODELAN DATA PADA RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL) DENGAN ANALISIS ORTOGONAL POLINOMIAL serta salawat dan salam penulis haturkan atas Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa bimbingan dan arahan dari Bapak Dr. Ruslan, M.Si. selaku pembimbing I dan Ibu Agusrawati, S.Si., M.Si. selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis sejak dari perencanaan hingga terselesaikannya skripsi ini serta memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada yang tersayang Ayahanda Suhardi dan Ibunda Indrawati yang telah membesarkan dan membimbing serta memberi dukungan dan doa yang tulus ikhlas serta kasih sayangnya kepada penulis dalam menyelesaikan studi hingga skripsi ini selesai, serta saudariku Adik Esti Dwi Haksa. Suatu hal yang tidak terlupakan atas dorongan dan bimbingannya, serta arahan dan bantuan kepada penulis, maka patutlah kiranya penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak khususnya: iii

4 1. Rektor Universitas Halu Oleo Kendari, Bapak Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S. 2. Dekan F-MIPA Universitas Halu Oleo, Bapak Dr. Muh. Zamrun F., S.Si., M.Si. 3. Ketua Jurusan Matematika dan sekretaris jurusan F-MIPA Universitas Halu Oleo, Bapak La Gubu, S.Si., M.Si., dan Bapak Rasas Raya, S.Si., M.Si. 4. Kepala Laboratorium Matematika F-MIPA Universitas Halu Oleo, Ibu Norma Muchtar, S.Si., M.Si. 5. Kepala Perpustakaan F-MIPA Universitas Halu Oleo, Ibu Dra. Hj. Indrawati, M.Si. 6. Norma Muchtar, S.Si., M.Si. selaku penasehat akademik yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam memprogramkan mata kuliah. 7. La Gubu, S.Si., M.Si., Dr.rer.nat Wayan Somayasa, S.Si., M.Si. dan Dr. Mukhsar, M.Si. selaku dewan penguji. 8. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Matematika serta seluruh staf lingkungan F-MIPA UHO, yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan dan pengarahan selama studi hingga penyelesaian skripsi ini. 9. Nenek Gami, Tante-tanteku: Nurhana, Nurjana, Nurlita, Hasnia, Om Ganepo, Om Djisman, Kakak-kakak sepupuku: Nono, Dodi, Siti Salni, Salma, Ayu, serta keponakan-keponakanku: Nugi, Way, Oya, Iong, dan Al yang tiada hentinya memberikan motivasi, dukungan, doa, dan semangat. 10. ChinguQ yang selalu ada selama studi hingga penyelesaian skripsi ini: Nur Yassin, Ekawati Sulistia Ningsih, Wiwin Narni, Desi Astuty, S.Mat, iv

5 Herdiana, S.Mat, dan Hesti Yuspita yang tiada henti memberi semangat, bantuan dan doa kepada penulis. 11. Rekan seperjuangan Matematika Angkatan 2012: Yani, Aini, Muliawati, Kadek Ayu, Nisar, Bertin, Obil, Pantri Elastic, S.Mat, Astri, Treni Virdayanti, S.Mat, Ila Fitriani, Jendri, Igo, Fuad, Hajar, Suri, Yuli, Novita Rismayanti, S.Mat, Ummi, Asni, Rianto, S.Mat, Sarfia, S.Mat, Sarwiati, S.Mat dan seluruh mahasiswa seangkatan 012 yang telah memberikan semangat kebersamaan yang tidak terlupakan selama menyelesaikan studi. 12. Barisan senior-senior dan junior-junior Matematika yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu atas bantuan dan bimbingannya selama masa perkuliahan. 13. Teman-teman N3S2FRE: Fitri, Rizkah, Nyai, Ani, Yuyu, Selfi, dan Eni. 14. Teman-teman KKNku: Cahyani Biodaeng, Wa Ode Masriani, Siti Nurjanna Razak, Ikhsan Rizal, Kak Al, Kak Inal, dan Kak Indra. Selanjutnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Sehingga dengan senang hati dan segala kerendahan hati penulis menerima segala saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaannya. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Kendari, Juli 2016 Penulis v

6 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR LAMPIRAN... x ABSTRAK... xi ABSTRACT... xii BAB I PENDAHULAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perancangan Percobaan Analisis Ragam pada Rancangan Acak Lengkap Pengujian Asumsi-Asumsi Analisis Ragam Transformasi Data Transformasi Logaritma Transformasi Akar Kuadrat Transformasi Arcsin Model Regresi untuk Percobaan Satu Faktor Bertaraf Kuantitatif Ortogonal Polinomial BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Jenis dan Sumber Data Prosedur Penelitian vi

7 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ortogonal Polinomial pada Rancangan Acak Lengkap Analisis Ragam pada Rancangan Acak Lengkap Pengujian Asumsi-Asumsi Analisis Ragam Metode Ortogonal Polinomial BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA Lampiran vii

8 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 4.1 Plot antara nilai dugaan galat dengan nilai amatan viii

9 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Struktur Data RAL... 7 Tabel 2.2 Analisis ragam untuk rancangan acak lengkap.. 8 Tabel 2.3 Analisis ragam sesuai ortogonal polinomial.. 25 Tabel 4.1 Analisis ragam tentang pengaruh hormon tumbuh terhadap produksi kedelai (kuintal/ha).. 38 Tabel 4.2 Analisis ragam untuk uji Non-Aditivitas bagi data pengaruh hormon tumbuh terhadap produksi kedelai (kuintal/ha). 41 Tabel 4.3 Hasil perhitungan untuk uji kehomogenan ragam data pengaruh hormon tumbuh terhadap produksi kedelai (kuintal/ha). 42 Tabel 4.4 Hasil perhitungan untuk uji kenormalan data 43 Tabel 4.5 Hasil transformasi dari variabel bebas X ke dalam peubah kode.. 46 Tabel 4.6 Nilai koefisien ortogonal polinomial.. 46 Tabel 4.7 Analisis ragam untuk menguji ketepatan model regresi polinomial berdasarkan penggunaan ortogonal polinomial. 51 Tabel 4.8 Variabel produksi kedelai (Y) dan variabel kode bagi hormon tumbuh (U). 52 ix

10 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Data pengaruh hormon tumbuh terhadap produksi kedelai (kuintal/ha) Lampiran 2. Nilai dugaan Lampiran 3. Tabel distribusi F Lampiran 4. Tabel distribusi Lampiran 5. Tabel distribusi normal Z Lampiran 6. Tabel Lilliefors x

11 PEMODELAN DATA PADA RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL) DENGAN ANALISIS ORTOGONAL POLINOMIAL Oleh: EKA FITRIAH MALADEWI F1A ABSTRAK Analisis ragam digunakan untuk menguji hipotesis mengenai ada atau tidaknya perbedaan pengaruh perlakuan yang diteliti pada rancangan acak lengkap. Dalam penelitian yang menggunakan perlakuan kuantitatif, uji lanjutan yang tepat adalah dengan menggunakan metode ortogonal polinomial. Metode ortogonal polinomial digunakan untuk menggambarkan hubungan fungsional antara respon dan taraf perlakuan. Berdasarkan data pada kasus ini, ketika percobaan memiliki enam taraf perlakuan kuantitatif hasil pengujian menunjukkan bahwa model yang signifikan terjadi hanya pada orde pertama atau linier. Ini berarti bahwa model yang cocok untuk menerangkan persamaan hubungan antara respon dengan taraf perlakuan adalah regresi polinomial orde satu atau regresi linier. Kata kunci: Analisis ragam, RAL, ortogonal polinomial. xi

12 DATA FORMALIZATION ON COMPLETELY RANDOMIZE DESIGN BY USING POLINOMIAL ORTOGONAL ANALYSIS By: EKA FITRIAH MALADEWI F1A ABSTRACT Class analysis is used to examine the hypothesis about the effect of different treatment which is observed in completely randomize design. In quantitative research, polinomial ortogonal method is very appropriate to use. Ortogonal polinomial is use to show the functional correlation between response and level of treatment. According the data in this research, when the experiment has six quantitative treatment level, so the result shows that the significant type only occurs on first sequence or linear. It means that the appropriate form to explain the correlation between response and treatment level is first sequence polinomial regretion or linear regretion. Keywords: Class Analysis, Completely Randomize Design, polinomial ortogonal. xii

13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis ragam bertujuan untuk menjawab hipotesis mengenai ada atau tidaknya perbedaan pengaruh perlakuan yang diteliti. Hipotesis merupakan suatu pernyataan sementara yang menjadi dasar tentang bagaimana fakta-fakta itu akan diinterpretasikan dan dijelaskan. Hipotesis nol (H 0 ) adalah suatu hipotesis tentang tidak adanya perbedaan. Hipotesis ini pada umunya diformulasikan dengan harapan akan ditolak. Dengan menolak H 0 berarti akan menerima suatu hipotesis alternatif (H 1 ) (Supranto, 2001). Jika ternyata H 0 ditolak atau H 1 diterima, maka langkah selanjutnya dilakukan uji lanjut untuk menentukan perlakuan mana yang menyebabkan H 0 ditolak atau untuk mengetahui perlakuan mana saja yang berpengaruh terhadap respon. Untuk perlakuan yang bersifat kualitatif, uji lanjut yang digunakan biasanya uji Kontras Ortogonal, dan beberapa uji lainnya. Jika penelitian menggunakan perlakuan kuantitatif, uji lanjutan yang tepat adalah dengan menggunakan metode ortogonal polinomial. Penggunaan taraf perlakuan kuantitatif dalam rancangan percobaan bertujuan untuk mengetahui hubungan fungsional antara respon dan taraf perlakuan dalam bentuk fungsi polinomial. Dari hubungan fungsi tersebut juga bisa diduga respon dari perlakuan di luar pengamatan. Fungsi matematis yang menggambarkan hubungan fungsional antara respon dan taraf perlakuan dapat ditentukan dengan metode ortogonal polinomial (Gomez dan Gomez, 1995). 1

14 Uji polinomial ortogonal dilakukan sebagai uji lanjut analisis ragam terhadap data percobaan dengan perlakuan kuantitatif untuk menentukan persamaan hubungan antara perlakuan dengan respon. Berdasarkan persamaan hubungan antara perlakuan dengan respon tersebut dapat ditentukan nilai optimum respon. Menurut Gaspersz (1995), secara umum bila ada satu variabel tak bebas tergantung pada satu atau beberapa variabel bebas, maka hubungan antara variabel ini disebut model regresi atau persamaan regresi. Model regresi untuk percobaan satu faktor bertaraf kuantitatif sering dirumuskan dalam bentuk fungsi regresi polinomial. Untuk itu, pengaruh perlakuan diuraikan ke dalam respon linier, kuadratik, kubik atau respon dengan derajat yang lebih tinggi sampai derajat t-1, dimana t adalah banyaknya taraf perlakuan kuantitatif. Apabila taraf perlakuan yang diamati mempunyai jarak atau interval yang sama, maka dapat menemukan regresi polinomial yang sesuai dengan jalan menggunakan polinomial ortogonal. Dengan kata lain, model regresi polinomial dapat dibentuk melalui penerapan prinsip-prinsip polinomial ortogonal, dimana penggunaan polinomial ortogonal akan menyederhanakan proses perhitungan (Gaspersz, 1995). Berdasarkan masalah diatas, maka peneliti mengambil judul penelitian Pemodelan Data pada Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan Analisis Ortogonal Polinomial. 2

15 1.2 Rumusan Masalah Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana konsep analisis ortogonal polinomial pada rancangan acak lengkap? 2. Bagaimanakah pengaruh hubungan fungsional antara respon dan taraf perlakuan pada data yang ada? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan: 1. Untuk menjelaskan konsep analisis ortogonal polinomial pada rancangan acak lengkap. 2. Untuk mengetahui pengaruh hubungan fungsional antara respon dan taraf perlakuan pada data yang ada. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini: 1. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai konsep analisis ortogonal polinomial pada rancangan acak lengkap. 2. Sebagai masukan kepada pembaca mengenai bagaimana menentukan pengaruh hubungan fungsional antara respon dan taraf perlakuan pada data yang ada. 3

16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perancangan Percobaan Mattjik dan Sumertajaya (2000) menyatakan bahwa rancangan percobaan adalah suatu uji atau deretan uji baik menggunakan statistika deskripsi ataupun statistika inferensia, yang bertujuan untuk mengubah peubah input menjadi suatu output yang merupakan respons dari percobaan tersebut. Menurut Suwanda (2011), tujuan yang ingin dicapai dalam perancangan percobaan adalah untuk memperoleh atau mengumpulkan informasi yang sebanyak banyaknya yang diperlukan dan berguna dalam melakukan penyelidikan persoalan yang akan dibahas. Dalam suatu rancangan percobaan, data yang dianalisis statistika dikatakan sah dan valid apabila data tersebut diperoleh dari suatu percobaan yang memenuhi tiga prinsip dasar. Prinsip ini diperlukan untuk pendugaan yang valid dari galat percobaan dan usaha meminimumkan galat percobaan guna meningkatkan ketelitian percobaan. Menurut Mattjik & Sumertajaya (2000), tiga prinsip dasar tersebut antara lain : 1. Ulangan, yaitu pengalokasian suatu perlakuan tertentu terhadap beberapa unit percobaan pada kondisi yang seragam. 2. Pengacakan, yaitu setiap unit percobaan harus memiliki peluang yang sama untuk diberi suatu perlakuan tertentu. Pengacakan perlakuan pada unit-unit percobaan dapat menggunakan tabel bilangan acak, sistem lotere secara manual atau dapat juga menggunakan komputer. 4

17 3. Pengendalian lingkungan (local control), yaitu usaha untuk mengendalikan keragaman yang muncul akibat keheterogenan kondisi lingkungan. Usahausaha pengendalian lingkungan yang dapat dilakukan, antara lain dengan melakukan pengelompokan (blocking) satu arah, dua arah maupun multi arah. Pengelompokan dikatakan baik jika keragaman di dalam kelompok lebih kecil dibandingkan dengan keragaman antar kelompok. Adapun beberapa istilah dalam rancangan percobaan yang harus dikenal menurut Mattjik & Sumertajaya (2000) adalah: 1. Perlakuan (Treatment), suatu prosedur atau metode yang diterapkan pada unit percobaan. Prosedur atau metode yang diterapkan dapat berupa pemberian pupuk yang berbeda, dosis pemupukan yang berbeda, jenis varietas yang berbeda, pemberian jenis pakan yang berbeda, dan lain-lain. 2. Unit percobaan, adalah unit terkecil dalam suatu percobaan yang diberi suatu perlakuan. Unit terkecil ini bisa berupa petak lahan, individu, sekandang ternak, dan lain-lain tergantung dari bidang penelitian yang sedang dipelajari. 3. Satuan amatan, adalah anak gugus dari unit percobaan tempat dimana respons perlakuan diukur. Menurut Montgomery (2009), hal hal yang perlu diperhatikan dalam memilih rancangan untuk suatu percobaan adalah perlakuan yang akan dicobakan, unit percobaan yang digunakan, dan pengukuran dari respon yang diamati. Pada rancangan percobaan, dilakukan analisis ragam untuk menguji nyata atau tidaknya pengaruh perlakuan, pengelompokkan serta interaksinya yang terjadi pada penelitian. 5

18 2.2 Analisis Ragam pada Rancangan Acak Lengkap Analisis ragam merupakan proses aritmatika untuk menguraikan jumlah kuadrat total menjadi beberapa komponen yang berhubungan dengan sumber keragaman yang diketahui (Steel dan Torrie, 1993). Analisis ragam digunakan untuk menguji secara sistematik nyata tidaknya pengaruh perlakuan dan pengaruh pengelompokkan serta pengaruh interaksinya. Pada Rancangan Acak Lengkap (RAL), analisis ragam digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh perlakuan terhadap respon yang diamati. Model linear aditif pada data percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL), adalah sebagai berikut:, (2.1) dengan dan = pengamatan pada baris (perlakuan) ke-i dan lajur (ulangan) ke-j = rataan umum = pengaruh baris (perlakuan) ke-i = = pengaruh acak pada baris (perlakuan) ke-i, lajur (ulangan) ke-j = banyaknya perlakuan = banyaknya ulangan Model linier aditif secara umum dari rancangan satu faktor dengan rancangan acak lengkap dapat dibedakan menjadi dua yaitu model tetap dan model acak. Model tetap merupakan model dimana perlakuan-perlakuan yang digunakan dalam percobaan berasal dari populasi yang terbatas dan pemilihan 6

19 perlakuannya ditentukan secara langsung oleh peneliti. Kesimpulan yang diperoleh dari model tetap terbatas hanya pada perlakuan-perlakuan yang dicobakan saja dan tidak bisa digeneralisasikan. Sedangkan model acak merupakan model dimana perlakuan-perlakuan yang dicobakan merupakan contoh acak dari populasi perlakuan. Kesimpulan yang diperoleh dari model acak berlaku secara umum untuk seluruh populasi perlakuan. (Mattjik dan Sumertaya, 2000) Tahap-tahap dalam melakukan analisis ragam pada rancangan acak lengkap adalah sebagai berikut: 1. Hasil pengamatan pada Rancangan Acak Lengkap Struktur data pengamatan untuk RAL yang terdiri dari t perlakuan dan r ulangan disajikan Tabel 2.1. Ulangan 1 2 Tabel 2.1 Struktur Data RAL Perlakuan 1 2 t Total Ulangan ke-j ( ) Total Perlakuan ke-i ( ) (Gaspersz, 1995) 2. Pengujian Hipotesis Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh perlakuan terhadap respon yang diamati maka dilakukan pengujian hipotesis. Bentuk hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut: 7

20 : (perlakuan tidak berpengaruh terhadap respon yang diamati) : paling sedikit ada satu i dimana 3. Analisis Ragam Tabel 2.2 Analisis ragam untuk rancangan acak lengkap Sumber Keragaman Derajat Bebas (db) Jumlah Kuadrat (JK) Perlakuan t-1 JKP Galat t(r-1) JKG Total rt-1 JKT dimana: Kuadrat Tengah (KT) KTP KTG F hitung KTP/KTG FK (Faktor Koreksi) adalah nilai untuk mengoreksi nilai rataan dari ragam data sehingga dalam analisis ragam nilai. (2.2) dengan adalah total keseluruhan data. JKT adalah Jumlah Kuadrat Total JKP adalah Jumlah Kuadrat Perlakuan (2.3) (2.4) JKG adalah Jumlah Kuadrat Galat (2.5) KTP adalah Kuadrat Tengah Perlakuan (2.6) 8

21 KTG adalah Kuadrat Tengah Galat (2.7) 4. F hitung F hitung digunakan dalam pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis ragam. (2.8) 5. Kriteria Keputusan Statistik uji mengikuti sebaran F dengan derajat bebas pembilang -1 dan berderajat bebas penyebut (r-1). Hipotesis akan ditolak pada taraf apabila nilai dan akan diterima apabila. Pengambilan keputusan dalam pengujian hipotesis, selain dapat didasarkan pada nilai dengan taraf keberartian yang ditentukan sebelumnya, juga dapat didasarkan pada nilai P (P value). Nilai P ialah peluang mengamati suatu nilai sampel terbesar (atau lebih besar dari) nilai sesungguhnya yang diamati bila benar. Secara umum, makin besar ukuran sampel makin besar nilai P. Makin kecil nilai P makin sulit mempercayai kebenaran atau makin besar dukungan dari data terhadap hipotesis. Hipotesis akan ditolak apabila nilai yang ditentukan sebelumnya dan akan diterima apabila nilai yang ditentukan sebelumnya (Walpole & Myers, 1995). 9

22 Asumsi-asumsi yang mendasari analisis ragam yang perlu diperhatikan agar hasil kesimpulan menjadi sahih menurut Gaspersz (1991) adalah: a. Pengaruh perlakuan dan pengaruh lingkungan yang bersifat aditif. Misalnya, dalam suatu percobaan dengan menggunakan rancangan acak lengkap. Komponen-komponen,, harus bersifat aditif yang artinya bersifat dapat dijumlahkan sesuai dengan model persamaan (2.1) yaitu merupakan hasil penjumlahan dari,, dan. Setiap rancangan percobaan mempunyai model matematika yang disebut model linear aditif, bila model tidak bersifat aditif maka perlu dilakukan transformasi. Jika suatu model tidak bersifat aditif, misalkan berbentuk multiplikatif seperti: maka penggunaan transformasi logaritma dapat dilakukan sehingga akan menjadi linear aditif, seperti berikut ini:. Dengan demikian, analisis ragam dapat dilakukan terhadap data yang telah ditransformasi. b. Galat percobaan memiliki ragam yang homogen. Misalnya dalam rancangan acak lengkap, komponen galat yang berasal dari beberapa perlakuan semuanya harus diduga dari ragam populasi yang sama. Bila nilai tengah satu atau dua perlakuan lebih tinggi dari yang lain dan keragaman juga lebih tinggi dari yang lainnya, maka akan mengakibatkan keragaman galat yang tidak homogen. Konsekuensi tidak terpenuhinya kehomogenan ragam berpengaruh pada kepekaan hasil pengujian analisis ragam. Artinya pengaruh perlakuan sebelum diuji kelayakannya menunjukkan pengaruh sangat nyata tetapi setelah asumsi dipenuhi, berpengaruh hanya nyata 10

23 saja. Sebaliknya semula dipengaruhi hanya nyata saja tetapi setelah asumsi dipenuhi, berpengaruh sangat nyata. c. Galat percobaan saling bebas. Ini berarti peluang bahwa galat dari salah satu pengamatan yang mempunyai nilai tertentu haruslah tidak bergantung dari nilai-nilai galat untuk pengamatan yang lain atau dapat dikatakan bahwa tidak ada korelasi antar galat. d. Galat percobaan menyebar normal. Asumsi ini berlaku terutama untuk uji-uji nyata (pengujian hipotesis) dan tidak diperlukan pada pendugaan komponen ragam. Jika sebaran dari galat percobaan secara jelas terlihat menceng (tidak normal), maka komponen galat dari perlakuan cenderung menjadi fungsi dari nilai tengah perlakuan. Ini akan mengakibatkan ragam tidak homogen. Jika hubungan fungsional diketahui, maka transformasi dapat ditentukan untuk membuat galat tersebut menyebar mendekati sebaran normal. Dengan demikian analisis ragam dapat dilakukan pada data transformasi agar galat menjadi homogen. 2.3 Pengujian Asumsi-Asumsi Analisis Ragam Pengujian pada asumsi-asumsi analisis ragam agar hasil kesimpulan menjadi sahih, adalah: 1. Pengujian Keaditifan Model Motode pengujian yang dapat dilakukan apakah model yang digunakan aditif atau tidak adalah uji Tukey (Yitnosumarto, 1991). Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut: 11

24 a. Hipotesis : Pengaruh utama perlakuan bersifat aditif : Pengaruh utama perlakuan tidak bersifat aditif b. Taraf nyata ( ) c. Statistik Uji, (2.9) dengan ( ), NAT = Non-aditivitas Tukey = Kuadrat Tengah NAT KTG = Kuadrat Tengah Galat d. Kriteria Keputusan Jika maka H 0 ditolak, sedangkan jika maka keaditifan model atau H 0 dapat diterima. 2. Pengujian Kehomogenan Ragam Pengujian yang dapat digunakan untuk pengujian kehomogenan ragam adalah uji Bartlett (Mattjik & Sumertajaya, 2000). Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut: a. Hipotesis (ragam dari semua perlakuan sama) paling sedikit satu dari ragam perlakuan tidak sama 12

25 b. Taraf nyata ( ) c. Statistik Uji { }, (2.10) dengan ( ) ; = sebaran khi-kuadrat = nilai pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j = total semua pengamatan dalam perlakuan ke-i r = banyaknya ulangan s i = ragam sampel pada perlakuan ke-i s 2 = ragam gabungan dari semua sampel N = jumlah seluruh amatan t = banyaknya perlakuan. Statistik ini akan menyebar mengikuti sebaran khi-kuadrat dengan derajat bebas. Nilai biasanya perlu dikoreksi sebelum dibandingkan dengan nilai. Besarnya nilai terkoreksi adalah (1/FK), dengan FK (Faktor Koreksi) adalah: * + [ ] (2.11) d. Kriteria keputusan ditolak jika tidak dipenuhi. Sedangkan apabila artinya kehomogenan ragam perlakuan maka ragam galat homogen (Steel & Torrie, 1993). 13

26 3. Pengujian Kebebasan galat Untuk melihat keacakan galat percobaan dibuat plot antara nilai dugaan galat percobaan ( ) dengan nilai dugaan respons ( ). Apabila plot yang dibuat menunjukkan sisaan berfluktuasi acak disekitar nol maka dapat dikatakan bahwa galat percobaan menyebar bebas (Mattjik & Sumertajaya, 2000). 4. Pengujian Kenormalan Data Menurut Mattjik & Sumertajaya (2000) secara visual kenormalan data dapat dilihat dari plot peluang normal. Plot peluang normal ini dinamakan plot kuantil-kuantil (Plot Q-Q). Pola pencaran titik-titik dalam plot yang membentuk garis lurus menjadi petunjuk bahwa sebaran data dapat didekati oleh pola sebaran normal. Pengujian yang dapat digunakan untuk menguji apakah suatu data berdistribusi normal adalah Uji Lilliefors. Dalam uji ini data disusun dari yang terkecil sampai terbesar. Langkah-langkah Pengujiannya adalah sebagai berikut : a. Hipotesis : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal b. Taraf nyata (α ) c. Statistik Uji ( ) ( ), (2.12) dengan: 14

27 = pengamatan pada baris (perlakuan) ke-i dan lajur (ulangan) ke-j = rata-rata nilai data = simpangan baku data ( ) = proporsi amatan sampel yang kurang atau sama dengan = (jumlah amatan sampel yang kurang atau sama dengan ) / n ( ) = fungsi sebaran komulatif normal. d. Kriteria Keputusan Jika maka H 0 ditolak, artinya sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal. adalah nilai kritis dalam Tabel Lilliefors dengan banyaknya pengamatan n dan diuji pada taraf nyata α. 2.4 Transformasi Data Jika data melanggar asumsi analisis agam, maka dilakukan transformasi data. Kegunaan transformasi adalah: (1) mengubah skala pengukuran asal ke dalam skala baru sesuai transformasi yang digunakan, (2) membuat data menyebar normal, dan (3) mampu membuat pengaruh nyata dari perlakuan menjadi linear aditif (Vincent, 1991). Transformasi yang umum digunakan adalah transformasi logaritma, transformasi akar, dan transformasi sudut atau arcsin (Steel dan Torrie, 1993) Transformasi Logaritma Transformasi logaritma paling sesuai untuk data dimana simpangan bakunya berbanding dengan rataan atau bila pengaruh perlakuan bersifat multiplikatif. Transformasi ini digunakan pada bilangan-bilangan positif yang mempunyai kisaran sangat luas, dan transformasi ini tidak dapat digunakan secara 15

28 langsung pada nilai nol dan nilai-nilai yang kecil (kurang dari 10). Sebagai alternatif digunakan logaritma (X+1) daripada log X, dimana X adalah data aslinya Transformasi Akar Kuadrat Transformasi akar kuadrat cocok digunakan untuk data bilangan bulat yang kecil misalnya data yang diperoleh melalui perhitungan kejadian-kejadian yang jarang, seperti banyaknya serangga yang tertangkap dalam perangkap. Data ini sering menyebar menurut sebaran Poisson yang mempunyai nilai tengah dan ragam yang sama. Transformasi akar kuadrat juga cocok untuk data persentase apabila rentangnya antara 0 dan 30% atau antara 70 dan 100%. Jika gugus datanya adalah kecil (kurang dari 10) terutama adanya angka nol, sebaiknya digunakan daripada, dimana X adalah data aslinya (Gomez & Gomez, 1995) Transformasi Arcsin Transformasi arcsin atau transformasi sudut biasanya diterapkan pada data binomial yang dinyatakan sebagai pecahan desimal atau persentase, seperti persentase serangga yang hidup atau persentase tanaman yang terserang penyakit. Data tersebut mempunyai dua kemungkinan (hidup atau mati; terserang penyakit atau tidak). Transformasi ini biasanya dilakukan dengan menggunakan tabel arcsin. Nilai 0% harus digantikan dengan (1/4n) dan nilai 100% digantikan dengan (100-1/4n), dimana n adalah banyaknya satuan data persentase yang dibuat (Hanafiah, 1994). 16

29 2.5 Model Regresi untuk percobaan Satu Faktor Bertaraf Kuantitatif Suatu faktor dikatakan bertaraf kuantitatif jika taraf-taraf faktor tersebut dapat dinyatakan dalam nilai-nilai numerik yang sesuai pada setiap taraf faktor, sebaliknya apabila taraf-taraf faktor tersebut tidak dapat dapat dinyatakan dalam nilai-nilai numerik pada setiap titik taraf maka disebut bertaraf kualitatif. (Gasperzs, 1995) Model regresi untuk percobaan satu faktor bertaraf kuantitatif sering dirumuskan dalam bentuk fungsi regresi polinomial. Persamaan regresi polinomial yang menyatakan hubungan antara variabel respons (Y) dan variabel bebas (X) dengan orde q dapat dinyatakan sebagai berikut:, (2.13) dimana: Y i, i = 1, 2,, n adalah variabel respons yang diamati X i = variabel bebas yang diteliti (taraf perlakuan ke-i) = parameter intersep (konstan), j = 1, 2,, q adalah parameter pengaruh variabel bebas pada variabel respon = galat (error) yang merupakan variabel acak pada taraf perlakuan ke-i (Montgomery, 1991) Dalam persamaan (2.13), derajat polinomial ditentukan oleh nilai q, apabila nilai q = 1 maka disebut regresi polinomial orde satu (regresi linear), jika nilai q = 2 maka disebut regresi polinomial orde dua (regresi kuadratik), jika nilai q = 3 maka disebut regresi polinomial orde tiga (regresi kubik), jika nilai q = 4 maka disebut regresi polinomial orde empat (regresi kuartik), dan seterusnya. 17

30 Pada umumnya dalam suatu percobaan, taraf-taraf faktor kuantitatif dari variabel bebas (X) dirancang dengan jarak (interval) yang sama. Hal ini dilakukan untuk mempermudah analisis terhadap data yang diperoleh dari percobaan yang dilakukan. Dengan taraf-taraf faktor berjarak sama maka perhitungan analisis regresi dapat dilakukan transformasi dari peubah asli menjadi peubah kode, melalui suatu bentuk transformasi berikut:, (2.14) dimana U i = peubah kode, hasil transformasi dari variabel bebas X i X i = variabel bebas sebagai peubah asli (taraf perlakuan ke-i) d = jarak atau interval antara taraf faktor variabel bebas X = rata-rata dari taraf faktor variabel bebas X (Montgomery, 1991) Model penduga dari persamaan (2.13) adalah sebagai berikut:, (2.15) dimana: = dugaan dari variabel respon Y i b j = dugaan dari parameter model, j = 1, 2,, q. (Draper dan Smith, 1981) Dari persamaan (2.13) dan (2.15) diperoleh galat dari setiap pengamatan, yang dapat dinyatakan sebagai berikut:, (2.16) dimana: = nilai galat dari setiap pengamatan 18

31 = nilai sesungguhnya yang diperoleh dari pengamatan = nilai pendugaan bagi (Walpole dan Myers, 1995) Jika persamaan (2.16) masing masing ruas (ruas kiri dan ruas kanan) dikuadratkan maka akan diperoleh persamaan berikut: ( ) (2.17) Jumlah kuadrat galat persamaan polinomial orde q sebagaimana dituliskan pada persamaan (2.17) dapat diuraikan sebagai berikut: ( ) (2.18) Menurut Montgomery (1991), koefisien-kofisien penduga bagi parameter model (2.15) dapat diperoleh dengan cara menurunkan persamaan (2.18) terhadap tiap koefisien polinomial. Dengan memisalkan maka diperoleh: ( ) ( ) ( ( )) (2.19) ( ) Untuk mendapatkan penyelesaian optimum, sebagai syarat perlu berlaku: 0, 1, 2,, q (2.20) Dengan menerapkan syarat perlu persamaan (2.20) pada persamaan (2.19) maka diperoleh persamaan berikut: 19

32 (2.21) [ ] [ ] [ ] Persamaan (2.21) selanjutnya dapat disederhanakan penulisannya seperti pada persamaan berikut: (2.22) dimana: [ ] [ ] [ ] [ ] Dengan mengalikan kedua ruas pada persamaan (2.22) dengan invers dari (X T X) yaitu (X T X) -1 maka diperoleh: (2.23) 20

33 dimana: B X T X X T Y = matriks koefisien penduga parameter dalam model regresi = matriks perkalian antara matriks X T dan matriks X = matriks perkalian antara matriks X T dan matriks Y (X T X) -1 = invers dari matriks (X T X) (Draper dan Smith, 1981). 2.6 Ortogonal Polinomial Uji ortogonal polinomial dilakukan sebagai uji lanjut analisis ragam terhadap data percobaan dengan taraf perlakuan kuantitatif. Pada taraf perlakuan yang bersifat kuantitatif biasanya ingin menentukan persamaan hubungan antara perlakuan dengan respon. Dari persamaan hubungan tersebut dapat ditentukan nilai optimum respon terhadap pemberian perlakuan kuantitatif. Metode yang digunakan untuk tujuan tersebut adalah ortogonal polinomial. Prinsip keortogonalan dalam polinomial ortogonal untuk menentukan regresi polinomial serupa dengan prinsip keortogonalan pada dua buah vektor yang saling ortogonal diberikan pada definisi berikut: Definisi 2.1 (Anton, 1987). Dalam ruang hasil kali dalam, dua vektor u dan v dinamakan ortogonal jika <u,v>= u.v = 0. Selanjutnya, jika u ortogonal terhadap setiap vektor pada himpunan W maka dikatakan u ortogonal terhadap W. Dari definisi diatas, dapat diilustrasikan bahwa jika u = (u 1, u 2,, u n ) dan v = (v 1, v 2,, v n ) maka vektor u ortogonal terhadap v (u v) jika u.v = (u 1 v 1 + u 2 v u n v n ) = 0. 21

34 Definisi 2.2 (Anton, 1987). Sebuah matriks A berukuran n x n yang mempunyai sifat A T = A -1 dikatakan sebagai matriks ortogonal. Dimana: A T = transpose dari matriks A A -1 = invers dari matriks A Polinomial ortogonal digunakan untuk menduga model polinom orde berapapun di dalam satu variabel. Gagasan yang mendasarinya adalah sebagai berikut. Misalkan terdapat t amatan (X i,y i ), i = 1, 2, 3,, t, dimana X merupakan variabel bebas dan Y merupakan variabel terikat, dimana taraf-taraf faktor X yaitu X 1, X 2,, X t mempunyai jarak atau interval yang sama. Dengan demikian dapat dituliskan: X 2 = X 1 + d X 3 = X 2 + d X t = X t-1 + d dimana d = X t X t-1, merupakan selisih/jarak atau interval antara faktor-faktor yang diamati. Maka persamaan regresi polinomial yang menyatakan hubungan antara variabel respon (Y) dan variabel bebas (X) dengan orde dapat dituliskan dalam bentuk persamaan polinomial ortogonal sebagai berikut:, (2.24) dimana = variabel terikat (respons), i = 1, 2, 3,, t = parameter model, j = 1, 2, 3,, q 22

35 = polinomial dalam X dari orde ke-j, j = 1, 2, 3,, q (Montgomery, 1991) Persamaan dugaan bagi model polinomial pada persamaan (2.24) adalah sebagai berikut:, (2.25) dimana,,, adalah penduga parameter model. Tahap-tahap dalam menerapkan uji ortogonal polinomial adalah sebagai berikut: 1. Menentukan Koefisien Ortogonal Polinomial Penggunaan polinomial ortogonal untuk menentukan model regresi polinomial memanfaatkan tabel koefisien polinomial ortogonal. Metode baku yang dipergunakan oleh Ronald A. Fisher dalam menyusun tabel polinomial adalah berdasarkan persamaan berikut: ( ), j = 1, 2,, q (2.26) dimana dipilih sama dengan 1. (Gaspersz, 1991). Berdasarkan persamaan (2.26) maka diperoleh beberapa koefisien polinomial ortogonal sebagai berikut: ( ( )) ( ( ) ) ( ( ) ( ) ) 23

36 dan seterusnya, dimana: = suatu konstanta yang membuat polinomial bernilai bilangan bulat t = banyaknya taraf faktor variabel bebas X. Dalam tabel polinomial berbagai nilai P dipilih sedemikian rupa sehingga diperoleh perkalian yang ortogonal, yaitu berlaku:, j = 1,2,, q (2.27),, dimana = 1, 2,, q (Montgomery, 1991) Berdasarkan nilai koefisien ortogonal polinomial yang diperoleh maka dapat dilakukan analisis ragam sesuai ortogonal polinomial. 2. Analisis Ragam pada Ortogonal Polinomial Analisis ragam pada ortogonal polinomial dilakukan untuk mengetahui model mana yang cocok untuk menerangkan hubungan antara taraf faktor perlakuan dengan respon yang terjadi pada penelitian. Dengan menggunakan koefisien ortogonal polinomial yang diperoleh kemudian dihitung jumlah kuadrat setiap sumber keragamannya, dimana: ( ) ( ) 24

37 ( ) Setelah diperoleh hasil perhitungan tersebut, kemudian disusun dalam Tabel 2.3. Tabel 2.3 Analisis ragam sesuai ortogonal polinomial Sumber Keragaman derajat bebas (db) Jumlah Kuadrat (JK) Kuadrat Tengah (KT) Statistik Uji F Perlakuan t -1 KTP F Linier 1 KTP 1 F 1 Kuadratik 1 KTP 2 F 2 Kubik 1 KTP 3 F 3 Kuartik 1 KTP 4 F 4 Galat Percobaan Sisa KTG Total Untuk pengambilan keputusan dapat dilihat dari hasil pembandingan nilai statistik uji F yang telah dihitung dengan nilai kritis. Menurut Widiharih (2001), penentuan derajat polinomial didasarkan pada kontras-kontras ortogonal yang nyata, sehingga akan didapatkan hubungan fungsi respon antar perlakuan sesuai dengan derajat polinomial yang signifikan. 25

38 3. Persamaan hubungan antara taraf faktor perlakuan dan respon Setelah dilakukan analisis ragam sesuai ortogonal polinomial, maka berdasarkan hasil analisis ragam tersebut jika signifikansi terjadi hanya pada orde pertama, ini berarti model yang cocok untuk menerangkan hubungan antara taraf faktor perlakuan dan respon adalah regresi polinomial orde satu atau regresi linear. Jika signifikansi terjadi pada orde pertama dan kedua, ini berarti model yang cocok untuk menerangkan hubungan antara taraf faktor perlakuan dan respon adalah regresi polinomial orde dua atau regresi kuadratik, dan seterusnya. 4. Menentukan Koefisien Parameter Model Regresi Polinomial Setelah diketahui model yang cocok untuk menerangkan hubungan antara taraf faktor perlakuan dengan respon, maka selanjutnya dilakukan pendugaan nilai koefisien parameter model regresi polinomial. Untuk mengetahui nilai-nilai koefisien parameter model regresi polinomial pada persamaan (2.25), dibentuk dengan menggunakan persamaan analog cara memperoleh persamaan (2.22) yaitu: dengan:, (2.28) [ ] [ ] [ ] 26

39 [ ] [ ] { } { } [ { } ] Berdasarkan sifat ortogonalitas dari polinomial pada persamaan (2.27), maka matriks menjadi: n { } { } { } Dengan mengalikan kedua ruas pada persamaan (2.28) dengan invers dari (X T X) yaitu (X T X) -1 maka diperoleh: dimana:, (2.29) A X T X X T Y = matriks koefisien penduga parameter model regresi polinomial = matriks perkalian antara matriks X T dan matriks X i = matriks perkalian antara matriks X T dan matriks Y 27

40 (X T X) -1 = invers dari matriks (X T X) (Draper dan Smith, 1981). Tampak bahwa dengan sifat ortogonalitas dari polinomial, maka matriks X T X dalam sistem persamaan (2.27) bersifat ortogonal, sehingga pembalikan matriks X T X menjadi (X T X) -1 menjadi lebih mudah, yaitu sebagai berikut: { } 0 0 { } { } 28

41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pengumpulan informasi pada penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan bulan Juni 2016 dan akan dilanjutkan pada tugas akhir perkuliahan. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Komputasi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo. 3.2 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder mengenai pengaruh hormon tumbuh terhadap produksi kedelai (kuintal/ha) (pertanian.untag-smd.ac.id). Data tersebut terdiri dari enam taraf perlakuan kuantitatif yaitu H 0 = 0 ppm, H 1 = 0,25 ppm, H 2 = 0,50 ppm, H 3 = 0,75 ppm, H 4 = 1.00 ppm, dan H 5 = 1,25 ppm diulang sebanyak empat kali ulangan sehingga terdapat 24 unit percobaan. Data tersebut digunakan untuk menentukan pengaruh hubungan fungsional antara respon dan taraf perlakuan dengan menggunakan polinomial ortogonal. 3.3 Prosedur Penelitian Metode penelitian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Konsep analisis ortogonal polinomial pada kasus data rancangan acak lengkap. 2. Melakukan analisis ragam rancangan acak lengkap pada kasus data. 3. Pengujian asumsi yang memenuhi analisis ragam, yaitu: 1.) Pengujian aditivitas dengan menggunakan uji Tukey. 29

42 2.) Pengujian asumsi kehomogenan ragam galat dengan menggunakan uji Bartlett. 3.) Pengujian normalitas dengan menggunakan uji Lilliefors. 4.) Pengujian kebebasan galat dengan menggunakan plot. 4. Melakukan transformasi data yang sesuai jika data melanggar asumsi analisis ragam. 5. Menerapkan uji lanjutan ortogonal polinomial dengan langkah-langkah: 1.) Menentukan koefisien ortogonal polinomial. 2.) Menghitung Jumlah Kuadrat (JK), Kuadrat Tengah (KT) dan statistik uji F masing-masing derajat polinomial kemudian menyajikannya dalam tabel analisis ragam. 3.) Menentukan derajat polinomial tertentu yang dianggap paling baik untuk menjelaskan hubungan antara perlakuan dan respon yang terjadi dalam percobaan. Misalnya jika hanya yang nyata atau signifikan maka hubungan antara perlakuan dan respon adalah linier, jika dan yang nyata maka hubungan perlakuan dan respon tersebut adalah kuadratik, dan seterusnya. 4.) Menentukan nilai koefisien parameter model regresi polinomial. 6. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh. 30

43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Ortogonal Polinomial pada Rancangan Acak Lengkap Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder mengenai pengaruh hormon tumbuh terhadap produksi kedelai (kuintal/ha) dimana variabel bebasnya merupakan hormon tumbuh dan variabel responnya adalah produksi kedelai. Pada penelitian ini menggunakan enam taraf faktor perlakuan kuantitatif yaitu 0 ppm; 0,25 ppm; 0,50 ppm; 0,75 ppm; 1,00 ppm; dan 1,25 ppm dimana taraf-taraf faktor X yaitu X 1, X 2, X 3, X 4, X 5, dan X 6 mempunyai jarak yang sama yaitu. Adapun nilai-nilai dari enam taraf faktor X tersebut diperoleh dari: Karena pada penelitian ini mempunyai enam taraf faktor perlakuan kuantitatif, maka derajat polinomial yang dapat dibentuk adalah linier, kuadratik, kubik, kuartik, dan kuintik. Bentuk persamaan polinomial ortogonal untuk data percobaan pada penelitian ini adalah sebagai berikut., (4.1) dimana: 31

44 = variabel terikat (respons), = 1, 2,, 6 = parameter model, j = 1, 2,, 5 = polinomial dalam X dari orde ke-j, j = 1, 2,, 5 Persamaan dugaan bagi model polinomial pada persamaan (4.1) adalah sebagai berikut:, (4.2) dimana,,, adalah penduga parameter model. Langkah awal dalam menerapkan uji lanjut ortogonal polinomial adalah menentukan koefisien ortogonal polinomial. Untuk menyusun tabel koefisien ortogonal polinomial dalam penelitian ini maka berdasarkan persamaan (2.26) diketahui dan, sehingga diperoleh koefisien ortogonal polinomial sebagai berikut: untuk, maka: ( ) ( ( ) ) ( ( )) untuk, maka: ( ) ( ( ( )) ) (( ( ) ) ) ( ( ( ) ) ) 32

45 ( ( ) ) ( ( ) ) ( ( ) ) untuk, maka: ( ) ( ( ( ) ) ( ( ))) (( ( ) ) ( ) ) ( ( ) ( ( ) ( ) ) ( ) ) ( ( ) ( ( ) ( ) ) ( ) ) untuk, maka: ( ) ( ( ( ) ( ) ) ) (( ( ) ( ( ) ) ) ( ( ) )) (( ( ) ( ) ) ( ) ( ) ) ( ( ) ( ) ( ) ( ) ) 33

46 ( ( ) ( ) ) ( ( ) ( ) ) ( ( ) ( ) ) Selanjutnya berdasarkan nilai koefisien ortogonal polinomial yang diperoleh maka dapat dilakukan analisis ragam sesuai ortogonal polinomial untuk mengetahui model yang cocok untuk menerangkan hubungan antara taraf faktor perlakuan dan respon. Setelah diketahui model yang cocok untuk menerangkan hubungan antara taraf faktor perlakuan dan respon, maka selanjutnya dilakukan pendugaan nilai parameter model regresi polinomial pada penelitian ini. Untuk mendapatkan koefisien-koefisien model regresi polinomial pada persamaan (4.2) maka digunakan persamaan (2.29) dengan matriks dasarnya adalah sebagai berikut: [ ] [ ] [ ] sehingga, [ ] 34

47 , [ ] { } { } [ { } ] Dengan sifat ortogonalitas dari polinomial, maka dan,, dimana = 1, 2,, 5 sehingga matriks bersifat ortogonal. Maka matriks menjadi: { } { } { } sehingga pembalikan matriks menjadi adalah sebagai berikut: { } { } { } { } { } dimana: ( ) 35

48 ( ( )) (( ) ( )) (( ) ( )) ( ( ) ) (( ) ( ) ( )) (( ) ( ) ( )) ( ( ) ( ) ) (( ) ( ) ( ) ( ) ) (( ) ( ) ( ) ) ( ( ) ( ) ) (( ) ( ) ( ) ( ) ( )) (( ) ( ) ( ) ( ) ( )) untuk i = 1, 2,, 6. menjadi: Berdasarkan hal tersebut, maka persamaan dugaan model polinomial ( ( )) ( (( ) ( ))) ( (( ) ( ) ( ) ( ) ( ))) (4.3) 36

49 4.2 Analisis Ragam pada Rancangan Acak Lengkap Sebelum dilakukan analisis lanjutan, dalam penelitian ini dilakukan analisis ragam berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Analisis ragam ini dibutuhkan untuk melihat apakah ada pengaruh yang signifikan antara hormon tumbuh (variabel bebas) terhadap produksi kedelai (variabel terikat) yang diukur pada jarak tertentu. Karena data variabel bebas dalam penelitian ini terdiri atas 6 taraf faktor perlakuan maka model regresi polinomial yang akan terbentuk paling tinggi berorde (berderajat) 5. Hipotesis yang diuji untuk melihat adanya pengaruh hormon tumbuh terhadap produksi kedelai adalah sebagai berikut. H 0 : Pemberian hormon tumbuh tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produksi kedelai (kuintal/ha) H 1 : Minimal ada salah satu taraf faktor pemberian hormon tumbuh mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produksi kedelai (kuintal/ha) Kriteria pengujian: H 0 diterima jika nilai F hitung < F tabel. Langkah-langkah perhitungan: db perlakuan db galat db total [ ] 37

50 [ ] Hasil perhitungan untuk keperluan analisis ragam disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Analisis Ragam tentang pengaruh pemberian hormon tumbuh terhadap produksi kedelai (kuintal/ha) F Sumber Keragaman Db JK KT F tabel hitung (α = 0,05) Perlakuan (Hormon tumbuh) 5 4,8733 0,9747 6,8018* 2,77 Galat 18 2,58 0,1433 Total 23 7,4533 Dari analisis ragam pada Tabel 4.1, terlihat bahwa F hitung > F tabel yang berarti bahwa pemberian hormon tumbuh mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produksi kedelai (kuintal/ha). Hal ini berarti bahwa paling sedikit ada satu taraf faktor pemberian hormon tumbuh yang menyebabkan nilai rata-rata produksi 38

51 kedelai (kuintal/ha) yang digunakan berbeda dengan taraf-taraf pemberian hormon tumbuh lainnya yang diamati. 4.3 Pengujian Asumsi-asumsi Analisis Ragam Untuk memeriksa terpenuhi atau tidaknya asumsi-asumsi analisis ragam, maka dilakukan uji sebagai berikut: 1) Pengujian Keaditifan Model Untuk memeriksa asumsi ini digunakan uji Tukey. Langkah pengujiannya adalah sebagai berikut: 1. Hipotesis : Pengaruh utama perlakuan bersifat aditif : Pengaruh utama perlakuan tidak bersifat aditif 2. Taraf nyata ( ) = 0,05 3. Perhitungan Untuk pengujian ini dilakukan perhitungan JK-JK yang terlibat. [ ] [ ] 39

52 ( ) ( ) ( ) ( ) 40

53 Tabel 4.2 Analisis Ragam untuk uji Non-Aditivitas bagi data pengaruh hormon tumbuh terhadap produksi kedelai (kuintal/ha) Sumber Jumlah Kuadrat Db Keragaman Kuadrat (JK) Tengah (KT) Perlakuan 5 4,8733 0,9747 NAT 1 0,1224 0,1224 Galat 17 2,4576 0,1446 Total 23 7,4533 F hitung F 0,05(1,17) 0,8467 4,45 Dari Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai F hitung = 0,8467 < F 0,05(1,17) = 4,45. Hal ini berarti bahwa H 0 diterima. 4. Kesimpulan Dengan taraf nyata 0,05 dapat disimpulkan bahwa model bersifat aditif atau pengaruh perlakuan bersifat aditif. Hal ini berarti asumsi keaditifan dalam Analisis Ragam dipenuhi. 2) Pengujian Kehomogenan Ragam Untuk memeriksa asumsi ini digunakan uji Bartlett. Langkah pengujiannya adalah sebagai berikut: 1. Hipotesis (ragam dari semua perlakuan sama) paling sedikit satu dari ragam perlakuan tidak sama 2. Taraf nyata ( ) = 0,05 3. Perhitungan Ragam dari setiap perlakuan ( ) 41

54 Dengan cara yang sama, diperoleh ragam untuk,,, dan berturut-turut sebagai berikut: ; ; ; dan Tabel 4.3 Hasil perhitungan untuk uji kehomogenan ragam data pengaruh hormon tumbuh terhadap produksi kedelai (kuintal/ha) No. Konsentrasi Hormon db 1/db log (db) log db. 1. H 0 = 0 ppm 3 0,33 0,0758-1,1203-3,3609 0, H 1 = 0,25 ppm 3 0,33 0,0358-1,4461-4,3383 0, H 2 = 0,50 ppm 3 0,33 0,2025-0,6936-2,0808 0, H 3 = 0,75 ppm 3 0,33 0,22-0,6576-1,9728 0,66 5. H 4 = 1,00 ppm 3 0,33 0,1558-0,8074-2,4222 0, H5 = 1,25 ppm 3 0,33 0,17-0,7695-2,3085 0,51 Total 18 1,98 0,86-5, ,4835 2,5797 Ragam gabungan dari 6 perlakuan tersebut adalah Sehingga dan Jadi, { } Sedangkan. Karena maka H 0 diterima artinya ragam homogen. 42

55 4. Kesimpulan Dengan taraf nyata 0,05 dapat disimpulkan bahwa ragam homogen. Hal ini berarti asumsi kehomogenan ragam dalam Analisis Ragam dipenuhi. 3) Pengujian Kenormalan Data Untuk memeriksa asumsi ini digunakan Uji Lilliefors. Langkah pengujiannya adalah sebagai berikut : 1. Hipotesis : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal 2. Taraf nyata (α ) = 0,05 3. Perhitungan Data sampel diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar, kemudian ditransformasikan ke dalam nilai baku ; ( ). Dari data diketahui dan. No. Tabel 4.4 Hasil perhitungan untuk uji kenormalan data ( ) ( ) ( ) ( ) 1. 7,5-1,87 0,0307 0,0417 0, ,7-1,52 0,0643 0,0833 0, ,9-1,17 0,1210 0,125 0, ,0-0,99 0,1611 0,1667 0, ,0-0,99 0,1611 0,2083 0, ,1-0,81 0,2090 0,25 0, ,2-0,64 0,2611 0,2917 0, ,2-0,64 0,2611 0,3333 0, , ,3228 0,375 0, ,3-0,46 0,3228 0,4167 0, ,3-0,46 0,3228 0,4583 0,1355* 43

56 12. 8,5-0,11 0,4562 0,5 0, ,7 0,23 0,5910 0,5417-0,049 = 0, ,8 0,40 0,6554 0,5833-0,072 = 0, ,9 0,58 0,7190 0,625-0,094 = 0, ,9 0,58 0,7190 0,6667-0,052 = 0, ,9 0,58 0,7190 0,7083-0,011 = 0, ,9 0,58 0,7190 0,75 0, ,0 0,76 0,7764 0,7917 0, ,0 0,76 0,7764 0,8333 0, ,0 0,76 0,7764 0,875 0, ,3 1,28 0,8997 0,9167 0, ,5 1,63 0,9484 0,9583 0, ,7 1,99 0, ,0233 Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui bahwa D = 0,1355. Dengan n = 24 dan taraf nyata = 0,05 maka berdasarkan nilai kritis untuk uji Lilliefors diperoleh L tabel = 0, Kesimpulan Karena D = 0,1355 < L tabel = 0,1766 maka H 0 diterima, artinya sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hal ini berarti asumsi kenormalan data dalam Analisis Ragam dipenuhi. 4) Pengujian Kebebasan Galat Pengujian kebebasan galat percobaan dilakukan dengan membuat plot antara nilai dugaan galat percobaan ( ) dengan nilai amatan ( ). Nilai dugaan galat percoban ( ) pada penelitian ini terdapat pada Lampiran 2. Kemudian dengan bantuan program SPSS 16, dibuat plot antara nilai dugaan galat percobaan ( ) dengan nilai amatan ( ). Hasil plot tersebut disajikan oleh Gambar

57 Gambar 4.1 Plot antara nilai amatan dengan nilai dugaan galat Dari Gambar 4.1 dapat dilihat plot yang dibuat menunjukkan titiktitik menyebar secara acak (berfluktuasi secara acak disekitar nol). Maka dapat disimpulkan bahwa galat menyebar bebas. Berdasarkan hasil pengujian asumsi-asumsi pada analisis ragam sudah terpenuhi, sehingga dapat dilakukan analisis lanjutan dengan metode ortogonal polinomial. 4.4 Metode Ortogonal Polinomial Pengujian analisis ragam pada data rancangan acak lengkap menujukkan bahwa pemberian hormon tumbuh mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan produksi kedelai sehingga dapat dilakukan uji lanjut. Untuk menentukan persamaan hubungan antara taraf faktor perlakuan dengan respon, uji lanjutan yang tepat yaitu dengan menggunakan ortogonal polinomial. Dari persamaan hubungan ini dapat ditentukan nilai optimum respon dari pemberian taraf perlakuan kuantitatif. Langkah-langkah dalam menerapkan uji lanjut ortogonal polinomial adalah sebagai berikut: 45

58 1. Menentukan Koefisien Ortogonal Polinomial Koefisien ortogonal polinomial digunakan dalam melakukan analisis ragam sesuai ortogonal polinomial. Untuk menentukan koefisien ortogonal polinomial dilakukan transformasi data dari peubah asli X ke dalam peubah kode U, dimana: Dengan menggunakan persamaan (2.14), nilai peubah kode U disajikan dalam Tabel 4.5. Tabel 4.5 Hasil transformasi dari variabel bebas X ke dalam peubah kode Taraf Faktor No. Peubah Asli (X) Peubah Kode (U) , , , ,00 6 1,25 Berdasarkan Tabel 4.5 dan persamaan (2.26), maka nilai-nilai dari koefisien ortogonal polinomial disajikan dalam Tabel 4.6. Tabel 4.6 Nilai koefisien ortogonal polinomial Koefisien Polinomial U ( ) ( ) -2,5 2 (-2,5) = -5 (6,25 - ) = 5 (-15,625 ( )(-2,5)) = -5 46

59 -1,5 2 (-1,5) = -3 (2,25 - ) = -1 (-3,375 ( )(-1,5)) = 7-0,5 2 (-0,5) = -1 (0,25 - ) = -4 (-0,125 ( )(-0,5)) = 4 0,5 2 (0,5) = 1 (0,25 - ) = -4 (0,125 ( )(0,5)) = -4 1,5 2 (1,5) = 3 (2,25 - ) = -1 (3,375 ( )(1,5)) = -7 2,5 2 (2,5) = 5 (6,25 - ) = 5 (15,625 ( )(2,5)) = 5 Koefisien Polinomial U ( ) ( ( )( ) ) ( ) ( ) -2,5-1,5-0,5 0,5 1,5 2,5 (39,0625 (( )(6,25)) + 5,0625) = 1 (5,0625 (( )(2,25)) + 5,0625) = -3 (0,0625 (( )(0,25)) + 5,0625) = 2 (0,0625 (( )(0,25)) + 5,0625) = 2 (5,0625 (( )(2,25)) + 5,0625) = -3 (39,0625 (( )(6,25)) + 5,0625) = 1 (-97,65625 (( )(- 15,625)) + ( )(-2,5)) = -1 (-7,59375 (( )(-3,375)) + ( )(-1,5)) = 5 (-0,03125 (( )(-0,125)) + ( )(-0,5)) = -10 (0,03125 (( )(0,125)) + ( )(0,5)) = 10 (7,59375 (( )(3,375)) + ( )(1,5)) = -5 (97,65625 (( )(15,625)) + ( )(2,5)) = 1 47

60 2. Analisis Ragam pada Ortogonal Polinomial Setelah ditentukan nilai-nilai koefisien ortogonal polinomial, maka selanjutnya dapat dilakukan analisis ragam. Analisis ragam pada ortogonal polinomial digunakan untuk mengetahui model mana yang cocok untuk menjelaskan hubungan antara taraf faktor perlakuan dengan respon. Hipotesis yang diuji untuk menguji kecocokan model regresi polinomial yang dibentuk dengan menggunakan ortogonal polinomial adalah sebagai berikut. H 0 : Model yang dibentuk tidak cocok untuk menerangkan hubungan data yang diamati. H 1 : Model yang dibentuk cocok untuk menerangkan hubungan data yang diamati. Kriteria pengujian: H 0 diterima jika nilai F hitung < F tabel pada taraf siginifikansi α = 5% Perhitungan: [ ] [ ] 48

61 ( ) [( ) ( ) ( ) ] ( ) [ ( ) ( ) ( ) ( ) ] ( ) [ ( ) ( ) ] ( ) [ ( ) ] ( ) [ ( ) ] 49

62 50

63 Tabel 4.7 Analisis ragam untuk menguji ketepatan model regresi polinomial berdasarkan penggunaan ortogonal polinomial Sumber Jumlah Kuadrat Db Keragaman Kuadrat (JK) Tengah (KT) F hitung Perlakuan 5 4,8733 0,9747 6,8018 2,77 Linier 1 4,375 4,375 30,5303 4,41 Kuadratik 1 0,3536 0,3536 2,4675 4,41 Kubik 1 0,1003 0,1003 0,7 4,41 Kuartik 1 0,0322 0,0322 0,2247 4,41 Kuintik 1 0,0122 0,0122 0,0851 4,41 Galat 18 2,58 0,1433 Total 23 7,4533 F tabel (α = 0,05) 3. Persamaan Hubungan antara Taraf Faktor Perlakuan dengan Respon Berdasarkan hasil analisis ragam pada Tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa hormon tumbuh berpengaruh nyata terhadap produksi kedelai dengan taraf signifikansi α = 0,05 terjadi hanya pada orde pertama, sedangkan pada orde kedua sampai kelima bersifat tidak nyata. Ini berarti model yang cocok untuk menerangkan hubungan faktor hormon tumbuh dengan produksi kedelai yang digunakan adalah regresi polinomial orde satu atau regresi linier. 4. Menentukan Koefisien Parameter Model Regresi Polinomial Setelah diketahui model yang cocok untuk menerangkan hubungan faktor hormon tumbuh dengan produksi kedelai, maka selanjutnya dilakukan pendugaan nilai dan untuk mendapatkan nilai parameter model regresi polinomial pada penelitian ini. Adapun bentuk model regresi polinomial orde satu yang ditentukan dengan ortogonal polinomial adalah sebagai berikut: 51

64 , (4.4) karena, maka model penduga untuk persamaan (4.4) adalah sebagai berikut:, (4.5) dimana dan adalah nilai dugaan dari parameter dan. Maka untuk menentukan nilai dugaan parameter dan, dilakukan trasformasi data dari variabel X ke peubah kode U seperti disajikan pada Tabel 4.5. Sehingga hasil transformasi data dari variabel X ke peubah kode U disajikan pada Tabel 4.8. Tabel 4.8 Variabel produksi kedelai (Y) dan variabel kode bagi hormon tumbuh (U) No. Pengamatan U Y No. Pengamatan U Y 1. -2,5 8, ,5 9, ,5 8, ,5 9, ,5 7, ,5 8, ,5 7, ,5 8, ,5 8, ,5 9, ,5 8, ,5 9, ,5 8, ,5 8, ,5 7, ,5 9, ,5 8, ,5 9, ,5 8, ,5 8, ,5 8, ,5 8, ,5 8,0 24 2,5 8,9 Dari Tabel 4.8, diperoleh: 52

65 Maka untuk menentukan nilai dugaan parameter dan digunakan persamaan (2.29) dengan matriks dasar pembentuknya adalah: [ ], [ ] [ ] * + sehingga * + [ ], ( ) * + [ ] * + ( ) * maka + * + ( ) [ ] * + [ ] [ ] Setelah dilakukan perhitungan diperoleh nilai dan. Selanjutnya nilai dimana nilai-nilai disajikan dalam 53

66 Tabel 4.6. Dengan demikian diperoleh nilai model regresi polinomial orde satu yaitu: (4.6) Persamaan (4.6) menggunakan variabel kode U, yang selanjutnya dapat ditransformasi kembali pada variabel asli X, maka berdasarkan persamaan (2.14). Sehingga diperoleh persamaan regresi polinomial orde satu dalam X yaitu: ( ( )) ( ), (4.7) yang berarti bahwa semakin tinggi taraf perlakuan berupa konsentrasi hormon tumbuh yang diberikan pada kedelai maka produksi kedelai akan semakin meningkat. 54

67 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada Bab IV, maka kesimpulan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pada penelitian dengan enam taraf faktor perlakuan kuantitatif, derajat polinomial yang dapat dibentuk adalah linier, kuadratik, kubik, kuartik dan kuintik. Sehingga bentuk persamaan dugaan model polinomial penelitian ini adalah ( ( )) ( (( ) ( ))) ( (( ) ( ) ( ) ( ) ( ))) 2. Berdasarkan data pada kasus ini, ketika percobaan memiliki enam taraf perlakuan kuantitatif hasil pengujian menunjukkan bahwa model yang signifikan terjadi hanya pada orde pertama atau linier. Ini berarti bahwa model yang cocok untuk menerangkan persamaan hubungan antara respon dengan taraf perlakuan adalah regresi polinomial orde satu atau regresi linier, dengan model persamaan: 5.2 Saran Metode ortogonal polinomial dapat diterapkan pada pada berbagai model rancangan percobaan yang lain sehingga dapat menambah penerapan lain dalam metode ini. 55

68 DAFTAR PUSTAKA Anton, H Aljabar Linear Elementer. Jakarta: Erlangga. Draper, N.R. dan Smith, H Analisis Regresi Terapan, Edisi Kedua, Terjemahan: Ir. Bambang Sumantri. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Gomez, K.A. dan Gomez, A.A Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian, Terjemahan: Endang Sjamsuddin dan Justika S. Baharsjah. Jakarta: UI Press. Gasperzs, V Metode Perancangan Percobaan. Bandung: Armico. Gasperzs, V Teknik Analisis Dalam Penelitian Percobaan. (Terjemahan). Bandung: Tarsito. Hanafiah, K.A Rancangan Percobaan: Teori dan Aplikasi, Edisi Kedua, Cetakan Ketiga. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Mattjik, A.A. dan I.M. Sumertajaya Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab Jilid I, Edisi Kedua. Bogor: IPB-Press. Montgomery D. C Design and Analysis of Experiment, Third Edition. New York: John Wiley & Sons Inc. Montgomery, D.C Design and Analysis of Experiments, Seventh Edition. New York: John Wiley & Sons Inc. Murnawati Penggunaan Polinomial Ortogonal untuk Menentukan Regresi Polinomial [Skripsi]. Kendari: Universitas Halu Oleo. Neni Asumsi kehomogenan Ragam Galat pada Analisis Ragam [Skripsi]. Kendari: Universitas Halu Oleo,. 56

69 pertanian.untag-smd.ac.id/web/download/get/62/statistik-bab-2-ral di download pada 14 Maret Steel, R. G. D dan Torrie, J. H Prinsip dan Prosedur Statistika suatu Pendekatan Biometrik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Supranto, J Statistik: Teori dan Aplikasi, Edisi Keenam, Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Suwanda Desain Eksperimen untuk Penelitian Ilmiah. Bandung: Alfabeta. Vincent, G Metode Perancangan Percobaan: Untuk Ilmu-Ilmu Pertanian, Ilmu-Ilmu Teknik, dan Biologi. Bandung: CV. Armico. Walpole, R.E., dan Myers, R.H Ilmu Peluang dan Statistika untuk Insinyur dan Ilmuwan. Edisi Keempat. R.K. Sembiring, penerjemah. Bandung: ITB. Widiharih, T Pendekatan Regresi Polinomial Orthogonal Pada Rancangan Dua Faktor (Dengan Aplikasi SAS dan Minitab) [Jurnal]. Matematika dan Komputer, 4, hal Yitnosumarto, S Percobaan perancangan, Analisis dan Interpretasinya. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum. 57

70 58

71 Lampiran 1. Data pengaruh hormon tumbuh terhadap produksi kedelai (kuintal/ha) Konsentrasi Ulangan Hormon (ppm) Jumlah Rataan 0 (H 0 ) 8,0 8,1 7,5 7,7 31,3 7,825 0,25 (H 1 ) 8,3 8,2 8,3 7,9 32,7 8,175 0,50 (H 2 ) 8,9 8,9 8,3 8,0 34,1 8,525 0,75 (H 3 ) 9,3 9,0 8,2 8,7 35,2 8,8 1,00 (H 4 ) 9,7 9,0 8,8 9,0 36,5 9,125 1,25 (H 5 ) 9,5 8,9 8,5 8,9 35,8 8,95 Jumlah 53,7 52,1 49,6 50,2 205,6 51,4 Rataan 8,95 8,6833 8,2667 8, ,367 8,5667 Sumber: pertanian.untag-smd.ac.id/web/download/get/62/statistik-bab-2-ral 59

72 Lampiran 2. Nilai Dugaan ( ) ( ) Tabel Nilai bagi data pengaruh pemberian hormon tumbuh terhadap produksi kedelai (kuintal/ha) Konsentrasi Ulangan Hormon (ppm) Jumlah.. 0 (H 0 ) 8,0 8,1 7,5 7,7 31,3-0,7417 0,25 (H 1 ) 8,3 8,2 8,3 7,9 32,7-0,3917 0,50 (H 2 ) 8,9 8,9 8,3 8,0 34,1-0,0417 0,75 (H 3 ) 9,3 9,0 8,2 8,7 35,2 0,2333 1,00 (H 4 ) 9,7 9,0 8,8 9,0 36,5 0,5583 1,25 (H 5 ) 9,5 8,9 8,5 8,9 35,8 0,3833 Jumlah 53,7 52,1 49,6 50,2 205,6 Tabel Nilai bagi data pengaruh pemberian hormon tumbuh terhadap produksi kedelai (kuintal/ha) Konsentrasi Ulangan Hormon (ppm) (H 0 ) 0,175 0,275-0,325-0,125 0,25 (H 1 ) 0,125 0,025 0,125-0,275 0,50 (H 2 ) 0,375 0,375-0,225-0,525 0,75 (H 3 ) 0,5 0,2-0,6-0,1 1,00 (H 4 ) 0,575-0,125-0,325-0,125 1,25 (H 5 ) 0,55-0,05-0,45-0,05 60

73 Lampiran 3. Tabel Distribusi F 61

74 Lampiran 4. Tabel Distribusi Dk Taraf Signifikansi 50% 30% 20% 10% 5% 1%

75 Lampiran 5. Tabel Distribusi Normal Tabel a. Nilai luas kurva normal untuk nilai Z < 0 (negatif) 63

76 Tabel b. Nilai luas kurva normal untuk nilai Z > 0 (positif) 64

II. TINJAUAN PUSTAKA. Untuk menguji kesamaan dari beberapa nilai tengah secara sekaligus diperlukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Untuk menguji kesamaan dari beberapa nilai tengah secara sekaligus diperlukan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Ragam Klasifikasi Satu Arah Untuk menguji kesamaan dari beberapa nilai tengah secara sekaligus diperlukan sebuah teknik yang disebut analisis ragam. Analisis ragam adalah

Lebih terperinci

DIAGNOSTIK SISAAN PADA MODEL LINIER RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP (RAKL) DUA FAKTOR SKRIPSI

DIAGNOSTIK SISAAN PADA MODEL LINIER RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP (RAKL) DUA FAKTOR SKRIPSI DIAGNOSTIK SISAAN PADA MODEL LINIER RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP (RAKL) DUA FAKTOR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PERCOBAAN SATU FAKTOR: RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL) Arum Handini Primandari, M.Sc.

PERCOBAAN SATU FAKTOR: RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL) Arum Handini Primandari, M.Sc. PERCOBAAN SATU FAKTOR: RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL) Arum Handini Primandari, M.Sc. PENGUJIAN HIPOTESIS Langkah-langkah pengujian hipotesis: 1) Merumuskan hipotesis 2) Memilih taraf nyata α 3) Menentukan

Lebih terperinci

Percobaan Satu Faktor: Rancangan Acak Lengkap (RAL) Oleh: Arum Handini Primandari, M.Sc.

Percobaan Satu Faktor: Rancangan Acak Lengkap (RAL) Oleh: Arum Handini Primandari, M.Sc. Percobaan Satu Faktor: Rancangan Acak Lengkap (RAL) Oleh: Arum Handini Primandari, M.Sc. Rancangan Acak Lengkap (RAL) RAL merupakan rancangan paling sederhana di antara rancangan-rancangan percobaan baku.

Lebih terperinci

MODUL 1 PRINSIP DASAR PERANCANGAN PERCOBAAN

MODUL 1 PRINSIP DASAR PERANCANGAN PERCOBAAN MODUL 1 PRINSIP DASAR PERANCANGAN PERCOBAAN A. Pendahuluan Bahan Pembelajaran 1 berupa modul ini adalah suatu pengantar dalam perancangan percobaan yang akan dibahas hubungannya dengan sasaran, analisis

Lebih terperinci

ANALISIS POLINOMIAL ORTOGONAL BERDERAJAT TIGA PADA RANCANGAN ACAK LENGKAP

ANALISIS POLINOMIAL ORTOGONAL BERDERAJAT TIGA PADA RANCANGAN ACAK LENGKAP ANALISIS POLINOMIAL ORTOGONAL BERDERAJAT TIGA PADA RANCANGAN ACAK LENGKAP Muhammad Nursalam B 1, Anisa 2, Nasrah Sirajang 3 Program studi Statistika, Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Hasanuddin Muhammad.nursalam.b@gmail.com

Lebih terperinci

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 7 ANOVA (1)

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 7 ANOVA (1) STK511 Analisis Statistika Pertemuan 7 ANOVA (1) Metode Pengumpulan Data Metode Percobaan Memiliki keleluasaan untuk melakukan pengawasaan terhadap sumber-sumber keragaman data Dapat menciptakan jenis

Lebih terperinci

MODEL-MODEL LEBIH RUMIT

MODEL-MODEL LEBIH RUMIT MAKALAH MODEL-MODEL LEBIH RUMIT DISUSUN OLEH : SRI SISKA WIRDANIYATI 65 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 04 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Lebih terperinci

MATERI II STK 222 PERANCANGAN PERCOBAAN PRINSIP DASAR PERANCANGAN PERCOBAAN

MATERI II STK 222 PERANCANGAN PERCOBAAN PRINSIP DASAR PERANCANGAN PERCOBAAN MATERI II STK 222 PERANCANGAN PERCOBAAN PRINSIP DASAR PERANCANGAN PERCOBAAN Pendahuluan Percobaan? Suatu kegiatan yang dilakukan untuk membangkitkan data yang merupakan respons dari objek/individu/unit

Lebih terperinci

PERENCANAAN (planning) suatu percobaan untuk memperoleh INFORMASI YANG RELEVAN dengan TUJUAN dari penelitian

PERENCANAAN (planning) suatu percobaan untuk memperoleh INFORMASI YANG RELEVAN dengan TUJUAN dari penelitian 1 2 PERENCANAAN (planning) suatu percobaan untuk memperoleh INFORMASI YANG RELEVAN dengan TUJUAN dari penelitian MENGAPA PERLU DIRANCANG? Untuk mendapatkan penduga yang tidak berbias Untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Transformasi Data & Anlisis Data Hilang

Transformasi Data & Anlisis Data Hilang Transformasi Data & Anlisis Data Hilang Rommy Andhika Laksono Perancangan Percobaan UNSUR DASAR PERCOBAAN : 1. Perlakuan (treatment) 2. Ulangan (replication) 3. Pengaturan atau pembatasan lokal (local

Lebih terperinci

Acak Kelompok Lengkap (Randomized Block Design) Arum H. Primandari, M.Sc.

Acak Kelompok Lengkap (Randomized Block Design) Arum H. Primandari, M.Sc. Percobaan Satu Faktor: Rancangan Acak Kelompok Lengkap (Randomized Block Design) Arum H. Primandari, M.Sc. Latar belakang Rancangan Acak kelompok adalah suatu rancangan acak yang dilakukan dengan mengelompokkan

Lebih terperinci

Perancangan Percobaan

Perancangan Percobaan Perancangan Percobaan Rancangan lingkungan: Rancangan Acak Lengkap (RAL), (RAK) dan Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL), Lattice. Ade Setiawan 009 RAL Ade Setiawan 009 Latar Belakang RAK 3 Perlakuan Sama

Lebih terperinci

OPTIMASI PRODUKSI DENGAN METODE RESPONSE SURFACE (Studi Kasus pada Industri Percetakan Koran)

OPTIMASI PRODUKSI DENGAN METODE RESPONSE SURFACE (Studi Kasus pada Industri Percetakan Koran) Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 05, No. 2 (2016), hal 113 118. OPTIMASI PRODUKSI DENGAN METODE RESPONSE SURFACE (Studi Kasus pada Industri Percetakan Koran) Eka Dian Rahmawati,

Lebih terperinci

ANALISIS VARIAN DUA FAKTOR DALAM RANCANGAN PENGAMATAN BERULANG ( REPEATED MEASURES )

ANALISIS VARIAN DUA FAKTOR DALAM RANCANGAN PENGAMATAN BERULANG ( REPEATED MEASURES ) ANALISIS VARIAN DUA FAKTOR DALAM RANCANGAN PENGAMATAN BERULANG ( REPEATED MEASURES ) SKRIPSI Disusun Oleh: ALIF HARTATI J2E009036 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

ANALISIS KOVARIANSI DALAM RANCANGAN BUJURSANGKAR YOUDEN DENGAN DATA HILANG

ANALISIS KOVARIANSI DALAM RANCANGAN BUJURSANGKAR YOUDEN DENGAN DATA HILANG Vol. 11, No. 2, 93-104, Januari 2015 ANALISIS KOVARIANSI DALAM RANCANGAN BUJURSANGKAR YOUDEN DENGAN DATA HILANG ENDY NUR CAHYANTO*, NASRAH SIRAJANG*, M. SALEH AF* dy Nur Cahyanto, ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

PENDUGAAN DATA HILANG PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP DENGAN ANALISIS KOVARIAN

PENDUGAAN DATA HILANG PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP DENGAN ANALISIS KOVARIAN PENDUGAAN DATA HILANG PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP DENGAN ANALISIS KOVARIAN SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Statistika FSM UNDIP Oleh

Lebih terperinci

Bab II. Rancangan Acak Lengkap (RAL) Completed randomized design (CRD)

Bab II. Rancangan Acak Lengkap (RAL) Completed randomized design (CRD) Bab II. Rancangan Acak Lengkap (RAL) Completed randomized design (CRD) Rancangan yang paling sederhana Paling murah Pelaksanaan percobaan paling mudah Keabsahan kesimpulan paling rendah Untuk bahan atau

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Rancangan petak teralur (strip plot design) merupakan susunan petak-petak (plotplot)

TINJAUAN PUSTAKA. Rancangan petak teralur (strip plot design) merupakan susunan petak-petak (plotplot) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rancangan Petak Teralur Rancangan petak teralur (strip plot design) merupakan susunan petak-petak (plotplot) sebagai satuan percobaan yang terdiri dari plot baris untuk perlakuan

Lebih terperinci

II. PERCOBAAN NON FAKTORIAL

II. PERCOBAAN NON FAKTORIAL II. PERCOBAAN NON FAKTORIAL A. Rancangan Acak Lengkap (RAL) 1. Rancangan Acak Lengkap (Completely Randomized Design) termasuk rancangan faktor tunggal (hanya terdiri dari satu faktor) merupakan rancangan

Lebih terperinci

ANALISIS KERAGAMAN PADA DATA HILANG DALAM RANCANGAN KISI SEIMBANG SKRIPSI

ANALISIS KERAGAMAN PADA DATA HILANG DALAM RANCANGAN KISI SEIMBANG SKRIPSI ANALISIS KERAGAMAN PADA DATA HILANG DALAM RANCANGAN KISI SEIMBANG SKRIPSI Disusun oleh: NARISWARI DIWANGKARI 24010211120003 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. diperoleh dari sawah dengan spesies Pomacea canaliculata Lamarck. Keong mas

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. diperoleh dari sawah dengan spesies Pomacea canaliculata Lamarck. Keong mas III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Bahan Penelitian 3.1.1 Keong Mas Keong mas yang digunakan dalam penelitian adalah keong mas yang diperoleh dari sawah dengan spesies Pomacea canaliculata Lamarck.

Lebih terperinci

RANCANGAN ACAK LENGKAP DAN RANCANGAN ACAK KELOMPOK PADA BIBIT IKAN

RANCANGAN ACAK LENGKAP DAN RANCANGAN ACAK KELOMPOK PADA BIBIT IKAN RANCANGAN ACAK LENGKAP DAN RANCANGAN ACAK KELOMPOK PADA BIBIT IKAN Bayu Satria Adinugraha 1), Taswati Nova Wijayaningrum 2) 1,2) Akademi Statistika Muhammadiyah Semarang email: bayulindapw@gmail.com Abstract

Lebih terperinci

PRAKTIKUM RANCANGAN PERCOBAAN KATA PENGANTAR

PRAKTIKUM RANCANGAN PERCOBAAN KATA PENGANTAR PRAKTIKUM RANCANGAN PERCOBAAN 2012-2013 1 KATA PENGANTAR Buku ini dibuat untuk membantu mahasiswa dalam mempelajari, melilih dan melakukan prosedur analisis data berdasarkan rancangan percobaan yang telah

Lebih terperinci

Perancangan Percobaan

Perancangan Percobaan Perancangan Percobaan Pengertian dasar Faktor Taraf Perlakuan (Treatment) Respons Layout Percobaan & Pengacakan Penyusunan Data Analisis Ragam Perbandingan Rataan Pengertian dasar 3 Faktor: Variabel Bebas

Lebih terperinci

DATA DAN METODE. Data

DATA DAN METODE. Data DATA DAN METODE Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder hasil percobaan padi varietas IR 64 yang dilaksanakan tahun 2002 pada dua musim (kemarau dan hujan). Lokasi penelitian

Lebih terperinci

Suatu percobaan dilaksanakan untuk mendapatkan informasi dari populasi. Informasi yang diperoleh digunakan untuk:

Suatu percobaan dilaksanakan untuk mendapatkan informasi dari populasi. Informasi yang diperoleh digunakan untuk: PENDAHULUAN Program Percobaan Suatu percobaan dilaksanakan untuk mendapatkan informasi dari populasi. Informasi yang diperoleh digunakan untuk: Inferensia tentang parameter populasi Membuat keputusan tentang

Lebih terperinci

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 9 ANOVA (3)

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 9 ANOVA (3) STK511 Analisis Statistika Pertemuan 9 ANOVA (3) 9. ANOVA (3) Diagnosis Asumsi dalam Uji Hipotesis 1. bersifat bebas terhadap sesamanya. Nilai harapan dari nol, E 0 3. Ragam homogen, Var 4. Pola sebaran

Lebih terperinci

Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)

Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Oke, kali ini saya akan menjelaskan bagaimana cara menggunakan uji Beda Nyata Terkecil atau sering disebut uji BNT. Seperti pada uji BNJ, Uji BNT sebenarnya juga sangat simpel.

Lebih terperinci

METODOLOGI HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI HASIL DAN PEMBAHASAN 3 berada pada jarak sejauh tiga atau empat kali simpangan baku dari nilai tengahnya (Aunuddin 1989). Pendekatan pencilan dapat dilakukan dengan melihat plot peluang normal. Apabila terdapat loncatan vertikal

Lebih terperinci

Rancangan Petak Terpisah dalam RAL

Rancangan Petak Terpisah dalam RAL Rancangan Petak Terpisah dalam RAL KULIAH 11 PERANCANGAN PERCOBAAN (STK222) rahmaanisa@apps.ipb.ac.id Latar Belakang Sejarah : Rancangan ini awalnya berkembang pada bidang pertanian (Montgomery, 1997;

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rancangan Percobaan Rancangan percobaan merupakan suatu uji dalam atau deretan uji baik menggunakan statistika deskripsi maupun statistika inferensia, yang bertujuan untuk mengubah

Lebih terperinci

ANALISIS KOVARIANS DALAM RANCANGAN LATTICE SEIMBANG

ANALISIS KOVARIANS DALAM RANCANGAN LATTICE SEIMBANG ANALISIS KOVARIANS DALAM RANCANGAN LATTICE SEIMBANG SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memenuhi

Lebih terperinci

Materi Persyaratan analisis regresi dari rancangan percobaan Penentuan model regresi dengan ortogonal polinomial Dari rancangan acak lengkap Dari ranc

Materi Persyaratan analisis regresi dari rancangan percobaan Penentuan model regresi dengan ortogonal polinomial Dari rancangan acak lengkap Dari ranc Kuswanto, 2012 Materi Persyaratan analisis regresi dari rancangan percobaan Penentuan model regresi dengan ortogonal polinomial Dari rancangan acak lengkap Dari rancangan acak kelompok Apabila ulangan/blok

Lebih terperinci

KERAGAMAN DALAM BLOK PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK TIDAK LENGKAP SEIMBANG DENGAN INTERGRADIEN

KERAGAMAN DALAM BLOK PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK TIDAK LENGKAP SEIMBANG DENGAN INTERGRADIEN KERAGAMAN DALAM BLOK PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK TIDAK LENGKAP SEIMBANG DENGAN INTERGRADIEN NOVIANTI, V. 1, ANISA 2, DAN SIRAJANG, N. 3 Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Lebih terperinci

RANCANGAN ACAK KELOMPOK TAK LENGKAP SEIMBANG PARSIAL (RAKTLSP)

RANCANGAN ACAK KELOMPOK TAK LENGKAP SEIMBANG PARSIAL (RAKTLSP) RANCANGAN ACAK KELOMPOK TAK LENGKAP SEIMBANG PARSIAL (RAKTLSP) SKRIPSI Disusun oleh : GUSTRIZA ERDA 24010211140100 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2015

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agrostologi, Industri Pakan dan Ilmu tanah, Fakultas Pertanian dan

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agrostologi, Industri Pakan dan Ilmu tanah, Fakultas Pertanian dan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Lahan GambutKebun Percobaan Laboratorium Agrostologi, Industri Pakan dan Ilmu tanah, Fakultas Pertanian dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Rekayasa Piranti Lunak Menurut Prahasta (2005, p223), rekayasa piranti lunak adalah sekumpulan aktifitas aktifitas kerja yang berkaitan erat dengan perancangan

Lebih terperinci

STATISTIKA II (BAGIAN

STATISTIKA II (BAGIAN STATISTIKA II (BAGIAN - ) Oleh : WIJAYA email : zeamays_hibrida@yahoo.com FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 008 Wijaya : Statistika II (Bagian-) 0 VI. PENGUJIAN HIPOTESIS Hipotesis

Lebih terperinci

VI. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI

VI. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI VI. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI 6.1. Analisis Fungsi Produksi Model fungsi produksi yang digunakan adalah fungsi Cobb Douglas. Faktor-faktor

Lebih terperinci

MODEL MODEL LEBIH RUMIT

MODEL MODEL LEBIH RUMIT 08/0/06 MODEL MODEL LEBIH RUMIT Di susun oleh Nurul Hani Ulvatunnisa Kanthi Wulandari Sri Siska Wirdaniyati Kamal Adyasa Unib Sedya Pramuji 08/0/06 Model Polinom Berbagai Ordo Model Yang Melibatkan Transformasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 21 Analisis Regresi Perubahan nilai suatu variabel tidak selalu terjadi dengan sendirinya, namun perubahan nilai variabel itu dapat disebabkan oleh berubahnya variabel lain yang berhubungan

Lebih terperinci

ESTIMASI REGRESI ROBUST M PADA FAKTORIAL RANCANGAN ACAK LENGKAP YANG MENGANDUNG OUTLIER

ESTIMASI REGRESI ROBUST M PADA FAKTORIAL RANCANGAN ACAK LENGKAP YANG MENGANDUNG OUTLIER ESTIMASI REGRESI ROBUST M PADA FAKTORIAL RANCANGAN ACAK LENGKAP YANG MENGANDUNG OUTLIER Siswanto 1, Raupong 2, Annisa 3 ABSTRAK Dalam statistik, melakukan suatu percobaan adalah salah satu cara untuk mendapatkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dengan kendala menjadi model penuh tanpa kendala,

II. TINJAUAN PUSTAKA. dengan kendala menjadi model penuh tanpa kendala, 4 II. TINJAUAN PUSTAKA Dalam penelitian ini akan didiskusikan tentang transformasi model tak penuh dengan kendala menjadi model penuh tanpa kendala, pendugaan parameter, pengujian hipotesis dan selang

Lebih terperinci

ANALISIS RANCANGAN BUJUR SANGKAR GRAECO LATIN

ANALISIS RANCANGAN BUJUR SANGKAR GRAECO LATIN ANALISIS RANCANGAN BUJUR SANGKAR GRAECO LATIN SKRIPSI Disusun Oleh: YUYUN NAIFULAR J2E009052 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013 ANALISIS RANCANGAN BUJUR

Lebih terperinci

PENILAIAN CARA MENGAJAR MENGGUNAKAN RANCANGAN ACAK LENGKAP (STUDI KASUS: JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNPATTI)

PENILAIAN CARA MENGAJAR MENGGUNAKAN RANCANGAN ACAK LENGKAP (STUDI KASUS: JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNPATTI) Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan Maret 016 Volume 10 Nomor 1 Hal. 9 16 PENILAIAN CARA MENGAJAR MENGGUNAKAN RANCANGAN ACAK LENGKAP (STUDI KASUS: JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNPATTI) Elvinus R. Persulessy

Lebih terperinci

Tabel 4 Urutan dan penempatan bubu pada tali utama

Tabel 4 Urutan dan penempatan bubu pada tali utama 30 Penggunaan umpan digunakan secukupnya, pada penelitian ini digunakan sebanyak kurang lebih 50 gram cacing per kantong umpan. Kemudian kawat kasa tersebut ditusukkan pada besi yang digunakan untuk pemasangan

Lebih terperinci

RANCANGAN PERCOBAAN (catatan untuk kuliah MP oleh Bambang Murdiyanto)

RANCANGAN PERCOBAAN (catatan untuk kuliah MP oleh Bambang Murdiyanto) RANCANGAN PERCOBAAN (catatan untuk kuliah MP oleh Bambang Murdiyanto) RANCANGAN : Bentuk, model, pola PERCOBAAN: - Rangkaian kegiatan untuk mencari jawaban terhadap permasalahan dengan menguji hipotesis.

Lebih terperinci

PENILAIAN CARA MENGAJAR MENGGUNAKAN RANCANGAN ACAK LENGKAP (Studi kasus: Cara Mengajar Dosen Jurusan Statistika UNDIP)

PENILAIAN CARA MENGAJAR MENGGUNAKAN RANCANGAN ACAK LENGKAP (Studi kasus: Cara Mengajar Dosen Jurusan Statistika UNDIP) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 183-192 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENILAIAN CARA MENGAJAR MENGGUNAKAN RANCANGAN ACAK LENGKAP (Studi

Lebih terperinci

ANALISIS DESAIN FAKTORIAL FRAKSIONAL 2k-p DENGAN METODE LENTH

ANALISIS DESAIN FAKTORIAL FRAKSIONAL 2k-p DENGAN METODE LENTH ANALISIS DESAIN FAKTORIAL FRAKSIONAL 2k-p DENGAN METODE LENTH SKRIPSI Oleh : GIAN KUSUMA DIAH TANTRI NIM : 24010210130075 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PERMUKAAN RESPONS DALAM MASALAH OPTIMALISASI

PENERAPAN METODE PERMUKAAN RESPONS DALAM MASALAH OPTIMALISASI E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.2, Mei 2013, 32-36 ISSN: 2303-1751 PENERAPAN METODE PERMUKAAN RESPONS DALAM MASALAH OPTIMALISASI ADE KUSUMA DEWI 1, I WAYAN SUMARJAYA 2, I GUSTI AYU MADE SRINADI 3 1,2,3

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL LINIER SEBAGAI ALTERNATIF ANOVA RANCANGAN PERCOBAAN FAKTORIAL TERSARANG PADA DATA NON NORMAL

PENGGUNAAN MODEL LINIER SEBAGAI ALTERNATIF ANOVA RANCANGAN PERCOBAAN FAKTORIAL TERSARANG PADA DATA NON NORMAL PENGGUNAAN MODEL LINIER SEBAGAI ALTERNATIF ANOVA RANCANGAN PERCOBAAN FAKTORIAL TERSARANG PADA DATA NON NORMAL Prasetyo Universitas Negeri Malang E-mail : pras_kazekage@yahoo.com Pembimbing: (I) Ir. Hendro

Lebih terperinci

Analisis Ragam & Rancangan Acak Lengkap Statistik (MAM 4137)

Analisis Ragam & Rancangan Acak Lengkap Statistik (MAM 4137) 10th Meeting Analisis Ragam & Rancangan Acak Lengkap Statistik (MAM 4137) by Ledhyane I.H Tujuan Instruksional Khusus Mahasiswa akan dapat menggunakan rangkaian prosedur percobaan dengan menggunakan analisis

Lebih terperinci

BAB. IX ANALISIS REGRESI FAKTOR (REGRESSION FACTOR ANALYSIS)

BAB. IX ANALISIS REGRESI FAKTOR (REGRESSION FACTOR ANALYSIS) BAB. IX ANALII REGREI FAKTOR (REGREION FACTOR ANALYI) 9. PENDAHULUAN Analisis regresi faktor pada dasarnya merupakan teknik analisis yang mengkombinasikan analisis faktor dengan analisis regresi linier

Lebih terperinci

HETEROSKEDASTISITAS DALAM ANALISIS REGRESI LINIER SKRIPSI. Oleh: YOGIE DANA INSANI NIM

HETEROSKEDASTISITAS DALAM ANALISIS REGRESI LINIER SKRIPSI. Oleh: YOGIE DANA INSANI NIM HETEROSKEDASTISITAS DALAM ANALISIS REGRESI LINIER SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian Program Sarjana Sains Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS KOVARIANS PADA RANCANGAN BUJURSANGKAR HYPER GRAECO LATIN

ANALISIS KOVARIANS PADA RANCANGAN BUJURSANGKAR HYPER GRAECO LATIN ANALISIS KOVARIANS PADA RANCANGAN BUJURSANGKAR HYPER GRAECO LATIN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

B. Rancangan Acak Kelompok (RAK)

B. Rancangan Acak Kelompok (RAK) B. Rancangan Acak Kelompok (RAK) 1. Rancangan Acak Kelompok (Randomized Completely Block Design) termasuk rancangan faktor tunggal (hanya terdiri dari satu faktor) masih merupakan rancangan yang cukup

Lebih terperinci

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal)

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal) PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK 1. Data Biner Data biner merupakan data yang hanya memiliki dua kemungkinan hasil. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal) dengan peluang masing-masing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan membahas pengertian metode klasifikasi berstruktur pohon, konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma CHAID, keakuratan dan kesalahan dalam

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI 17 Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Aljabar Matriks 2.1.1 Definisi Matriks Matriks adalah suatu kumpulan angka-angka yang juga sering disebut elemen-elemen yang disusun secara teratur menurut baris dan kolom sehingga

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Matriks adalah suatu susunan bilangan berbentuk segi empat. Bilangan-bilangan

TINJAUAN PUSTAKA. Matriks adalah suatu susunan bilangan berbentuk segi empat. Bilangan-bilangan 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Matriks 2.1.1 Matriks Matriks adalah suatu susunan bilangan berbentuk segi empat. Bilangan-bilangan dalam susunan itu disebut anggota dalam matriks tersebut. Suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis Regresi adalah analisis statistik yang mempelajari bagaimana memodelkan sebuah model fungsional dari data untuk dapat menjelaskan ataupun meramalkan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN RANCANGAN CROSSOVER TIGA PERIODE DENGAN DUA PERLAKUAN DUA PERLAKUAN. Disusun Oleh: Diasnita Putri Larasati Ayunda

BAB I PENDAHULUAN RANCANGAN CROSSOVER TIGA PERIODE DENGAN DUA PERLAKUAN DUA PERLAKUAN. Disusun Oleh: Diasnita Putri Larasati Ayunda RANCANGAN CROSSOVER TIGA PERIODE DENGAN DUA PERLAKUAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh

Lebih terperinci

Matematika dan Statistika

Matematika dan Statistika ISSN 4-6669 Volume, Juni 0 MAJALAH ILMIAH Matematika dan Statistika DITERBITKAN OLEH: JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS JEMBER Model Permukaan Respon pada(4 3) MODEL PERMUKAAN RESPON PADA PERCOBAAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KECEPATAN REAKSI LENGAN DENGAN FREKUENSI PUKULAN CHUDAN TSUKI PADA OLAHRAGA KARATE TESIS OLEH:

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KECEPATAN REAKSI LENGAN DENGAN FREKUENSI PUKULAN CHUDAN TSUKI PADA OLAHRAGA KARATE TESIS OLEH: HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KECEPATAN REAKSI LENGAN DENGAN FREKUENSI PUKULAN CHUDAN TSUKI PADA OLAHRAGA KARATE TESIS OLEH: FITRIANI NIM. G2G114004 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Analisis Regresi dan Korelasi 1. Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan kuatnya atau derajat hubungan linier antara dua variabel

Lebih terperinci

REGRESI LINEAR SEDERHANA

REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR SEDERHANA DAN KORELASI 1. Model Regresi Linear 2. Penaksir Kuadrat Terkecil 3. Prediksi Nilai Respons 4. Inferensi Untuk Parameter-parameter Regresi 5. Kecocokan Model Regresi 6. Korelasi

Lebih terperinci

Perancangan Percobaan

Perancangan Percobaan Perancangan Percobaan Ade Setiawan 009 Review RAL: Satuan percobaan homogen Keragaman Respons disebabkan pengaruh perlakuan RAK: Satuan percobaan heterogen Keragaman Respons disebabkan pengaruh Perlakuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. metode kuadrat terkecil (MKT), outlier, regresi robust, koefisien determinasi,

BAB II LANDASAN TEORI. metode kuadrat terkecil (MKT), outlier, regresi robust, koefisien determinasi, BAB II LANDASAN TEORI Beberapa teori yang diperlukan untuk mendukung pembahasan diantaranya adalah regresi linear berganda, pengujian asumsi analisis regresi, metode kuadrat terkecil (MKT), outlier, regresi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Populasi dan Sampel Populasi adalah kelompok besar individu yang mempunyai karakteristik umum yang sama atau kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan.

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANALISIS VARIANSI DENGAN ANALISIS KOVARIANSI DALAM RANCANGAN PETAK-PETAK TERBAGI PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN DATA HILANG

PERBANDINGAN ANALISIS VARIANSI DENGAN ANALISIS KOVARIANSI DALAM RANCANGAN PETAK-PETAK TERBAGI PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN DATA HILANG PERBANDINGAN ANALISIS VARIANSI DENGAN ANALISIS KOVARIANSI DALAM RANCANGAN PETAKPETAK TERBAGI PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN DATA HILANG Sri Wahyuningsih R 1, Anisa 2, Raupong ABSTRAK Analisis variansi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Sebuah Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan-bilangan.

BAB II KAJIAN TEORI. Sebuah Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan-bilangan. BAB II KAJIAN TEORI A. Matriks 1. Definisi Matriks Sebuah Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan-bilangan. Bilangan-bilangan dalam susunan tersebut dinamakan entri dalam matriks (Howard

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Analisis Regresi dan Korelasi 1. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan kuatnya atau derajat hubungan linier antara dua variabel atau

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dimulai dari bulan Februari 2014 sampai dengan bulan Januari 2015.

III. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dimulai dari bulan Februari 2014 sampai dengan bulan Januari 2015. 12 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Waktu penelitian dimulai dari bulan Februari 2014 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu variabel tak bebas (dependent

BAB 2 LANDASAN TEORI. berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu variabel tak bebas (dependent BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton, analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Analisis regresi adalah suatu metode analisis data yang menggambarkan

TINJAUAN PUSTAKA. Analisis regresi adalah suatu metode analisis data yang menggambarkan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Regresi Analisis regresi adalah suatu metode analisis data yang menggambarkan hubungan fungsional antara variabel respon dengan satu atau beberapa variabel prediktor.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel yang pertama disebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel yang pertama disebut

Lebih terperinci

OLEH : WIJAYA. FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009

OLEH : WIJAYA.   FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 PERANCANGAN PERCOBAAN OLEH : WIJAYA email : zeamays_hibrida@yahoo.com FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 I. ANALISIS REGRESI 1. 2. Regresi Linear : Regresi Linear Sederhana

Lebih terperinci

ANALISIS VARIAN -YQ-

ANALISIS VARIAN -YQ- ANALISIS VARIAN -YQ- ANALISIS VARIANSI (ANAVA) Menguji kesamaan beberapa (lebih dari dua) rata-rata populasi sekaligus. suatu percobaan/penelitian yang dirancang dengan hanya melibatkan satu faktor dengan

Lebih terperinci

Pengacakan dan Tata Letak

Pengacakan dan Tata Letak Pengacakan dan Tata Letak 26 Pengacakan dan Tata Letak Pengacakan bisa dengan menggunakan Daftar Angka Acak, Undian, atau dengan perangkat komputer (bisa dilihat kembali pada pembahasan RAL/RAK/RBSL satu

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER PADA MODEL REGRESI LINIER MULTILEVEL DENGAN METODE RESTRICTED MAXIMUM LIKELIHOOD (REML) abang Semarang SKRIPSI.

ESTIMASI PARAMETER PADA MODEL REGRESI LINIER MULTILEVEL DENGAN METODE RESTRICTED MAXIMUM LIKELIHOOD (REML) abang Semarang SKRIPSI. ESTIMASI PARAMETER PADA MODEL REGRESI LINIER MULTILEVEL DENGAN METODE RESTRICTED MAXIMUM LIKELIHOOD (REML) abang Semarang PT Jasa Marga ro) C SKRIPSI Disusun Oleh : ISNI RAKHMI DIANTI J2E 006 018 PROGRAM

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERCOBAAN

PERANCANGAN PERCOBAAN PERANCANGAN PERCOBAAN PERTEMUAN KE-1 PENDAHULUAN (RINSIP-PRINSIP PERANCANGAN PERCOBAAN) PROF.DR.KRISHNA PURNAWAN CANDRA JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAPERTA UNMUL 2016 Materi yang dibahas adalah:

Lebih terperinci

Bujur Sangkar Latin (Latin Square Design) Arum H. Primandari, M.Sc.

Bujur Sangkar Latin (Latin Square Design) Arum H. Primandari, M.Sc. Percobaan Satu Faktor: Rancangan Bujur Sangkar Latin (Latin Square Design) Arum H. Primandari, M.Sc. Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) Pada kondisi-kondisi tertentu, keheterogenan unit percobaan tidak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan (prediction).

Lebih terperinci

III. MATERI DAN WAKTU

III. MATERI DAN WAKTU III. MATERI DAN WAKTU 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaa Fakultas Pertanian dan Pertenakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.Penelitian dilaksanakan pada

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Simulasi Plot pencaran titik data antara peubah respon dengan peubah penjelas dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar tersebut mengungkapkan bahwa secara keseluruhan pola

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia

BAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Dalam ilmu statistika teknik yang umum digunakan untuk menganalisa hubungan antara dua variabel atau lebih adalah analisa regresi linier. Regresi pertama

Lebih terperinci

PEMODELAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH BERDASARKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA MENGGUNAKAN REGRESI RIDGE

PEMODELAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH BERDASARKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA MENGGUNAKAN REGRESI RIDGE PEMODELAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH BERDASARKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA MENGGUNAKAN REGRESI RIDGE SKRIPSI Disusun Oleh: HILDAWATI 24010211130024 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisis Regresi Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor (variabel independent) dengan variabel outcome (variabel dependen) untuk

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM STATISTIK ELEMENTER UJI ANALISIS VARIAN DUA ARAH (TWO WAY ANOVA) Dosen Pengampu Dr. Sri Harini, M.Si

LAPORAN PRAKTIKUM STATISTIK ELEMENTER UJI ANALISIS VARIAN DUA ARAH (TWO WAY ANOVA) Dosen Pengampu Dr. Sri Harini, M.Si LAPORAN PRAKTIKUM STATISTIK ELEMENTER UJI ANALISIS VARIAN DUA ARAH (TWO WAY ANOVA) Dosen Pengampu Dr. Sri Harini, M.Si Oleh Nurul Anggraeni Hidayati NIM. 14610002 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bebas X yang dihubungkan dengan satu peubah tak bebas Y.

BAB 2 LANDASAN TEORI. bebas X yang dihubungkan dengan satu peubah tak bebas Y. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Regresi Linier Sederhana Regresi linier sederhana merupakan suatu prosedur untuk mendapatkan hubungan matematis dalam bentuk suatu persamaan antara variabel tak bebas tunggal dengan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum disajikan data hasil penelitian setiap variabel yang dikaji dalam penelitian ini, terlebih dahulu secara ringkas akan dideskripsikan karakteristik

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 22 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki fungsi sebagai penghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit

Lebih terperinci

RATA-RATA KUADRAT SESATAN PENDUGA REGRESI DENGAN KOMBINASI LINIER DUA VARIABEL BANTU PADA SAMPEL ACAK SEDERHANA

RATA-RATA KUADRAT SESATAN PENDUGA REGRESI DENGAN KOMBINASI LINIER DUA VARIABEL BANTU PADA SAMPEL ACAK SEDERHANA RATA-RATA KUADRAT SESATAN PENDUGA REGRESI DENGAN KOMBINASI LINIER DUA VARIABEL BANTU PADA SAMPEL ACAK SEDERHANA oleh INTAN LISDIANA NUR PRATIWI NIM. M0110040 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

SKRIPSI WANDA SURIANTO

SKRIPSI WANDA SURIANTO ANALISIS PERBANDINGAN REGRESI KOMPONEN UTAMA DAN REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI MASALAH MULTIKOLINIERITAS PADA MODEL REGRESI LINIER BERGANDA SKRIPSI WANDA SURIANTO 120803034 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung)

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung) PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung) SKRIPSI Oleh : VICA NURANI 24010211130033 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Teknik Informatika - Statistika Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2005/2006 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI PENGOLAH DATA PERCOBAAN DALAM RANCANGAN ACAK

Lebih terperinci

OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011

OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 ANALISIS KORELASI OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 ANALISIS KORELASI II. ANALISIS KORELASI 1. Koefisien Korelasi Pearson Koefisien Korelasi Moment Product Korelasi

Lebih terperinci