ANALISIS STATUS GIZI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR PENJAS PADA MURID SD INPRES BATUA II MAKASSAR YASRIUDDIN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS STATUS GIZI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR PENJAS PADA MURID SD INPRES BATUA II MAKASSAR YASRIUDDIN"

Transkripsi

1 Yasriuddin, Analisis Status Gizi dan Tingkat Kesegaran Jasmani Dengan Hasil Belajar Penjas 87 ANALISIS STATUS GIZI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR PENJAS PADA MURID SD INPRES BATUA II MAKASSAR YASRIUDDIN Jurusan Penjaskesrek FIK Universitas Negeri Makassar Jln. Wijaya Kusuma Raya No.14, Kampus Banta-bantaeng Kode Pos 90222, Tlp. (0411) Abstract: Analisis Status Gizi Dan Tingkat Kesegaran Jasmani Dengan Hasil Belajar Penjas Pada Murid Sd Inpres Batua Ii Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dan tingkat kesegaran jasmani dengan hasil belajar Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh murid SD Inpres batua II Makassar dengan jumlah sampel penelitian 40 orang murid putra yang dipilih secara random sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis korelasi dan regresi dengan menggunakan sistem SPSS Versi pada taraf signifikan 95% atau α = 0,05. Bertolak dari hasil analisis data, maka penelitian ini menyimpulkan bahwa: 1. Ada hubungan status gizi dengan hasil belajar penjas murid SD inpres Batua II Makassar dengan nilai r sebesar dengan kategori status gizinya 27 orang murid berada pada taraf normal, 13 orang dibawah normal dan 1 orang kegemukan. 2. Ada hubungan kesegaran jasmani dengan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar dengan nilai r sebesar dengan kategori kesegaran jasmaninya 4 kategori sedang dan 36 orang kategori kurang. 3. Ada hubungan status gizi dan kesegaran jasmani secara bersama-sama dengan hasil belajar murid SD Inpres Batua II Makassar dengan nilai R sebesar Kata kunci: status gizi, kesegaran jasmani, hasil belajar penjas. Pendidikan gizi sudah jelas sangat penting dalam kehidupan manusia, tetapi terkadang banyak orang kurang memperhatikannya bahkan melupakannya sehingga dalam melakukan suatu aktivitas kurang maksimal disebabkan karena kurangnya asupan gizi yang dapat diperoleh melalui makanan yang dimakan. Terlebih lagi kalau kita berbicara tentang gizi seorang anak atau atlet yang diharapkan dapat berprestasi dalam salah satu cabang olahraga. Kebutuhan hidup sehari-hari semua makhluk hidup selalu memerlukan makanan dan dari makanan yang dimakanlah diharapkan mengandung zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh yang dapat menghasilkan tenaga yang cukup dalam melakukan suatu kegiatan olahraga. Manusia yang sehat tidak akan pernah lepas dari gizi yang dimakannya, dengan demikian makanan yang dimakan seharusnya mengandung gizi yang cukup, baik segi kualitas maupun kuantitasnya. Karena gizilah yang akan membuat seseorang memiliki kesanggupan yang maksimal menjalankan kehidupannya terutama beraktivitas dalam melakukan kegiatan olahraga. Manusia harus memperoleh makanan yang cukup, sehingga memperoleh semua zat gizi yang diperlukan tubuh baik untuk pertumbuhan, maupun untuk kegiatan olahraga, perbaikan dan pemeliharaan jaringan tubuh serta terlaksananya fungsi organ tubuh dengan baik. Untuk memperoleh energi yang cukup untuk memungkinkan bekerja secara maksimal. Kebutuhan pangan manusia berasal dari tumbuh-tumbuhan (Pertanian Primer) dan ternak serta ikan (Pertanian Sekunder) yang sangat tergantung pada berbagai sumber daya, yaitu sinar matahari, tanah, air dan udara. Hasil tersebut berguna untuk melengkapi ketersediaan pangan. Pangan menyediakan unsur-unsur kimia yang kita terkenal sebagai zat gizi yang dibagi dalam 6 kelompok utama, yaitu: karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin dan air. Manusia harus melakukan proses-proses metabolisme dan katabolisme dalam tubuh untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Proses metabolisme tubuh seseorang, memerlukan zat-zat gizi yang seimbang untuk dikonsumsi setiap harinya. 87

2 88 Jurnal ILARA, Yasriuddin, Volume Analisis I, Nomor Status 2, Gizi Desember dan Tingkat 2010, Kesegaran hlm. 87 Jasmani - 94 Dengan Hasil Belajar Penjas 88 Agar proses metabolisme tubuh berlangsung, diperlukan zat-zat gizi dari makanan yang dikonsumsi seseorang. Konsumsi makanan kurang diperhatikan kadar zat-zat gizi dapat berakibat buruk pada kesehatan maupun kesegaran jasmani, sedangkan kekurangan zat gizi akan menurunkan kecerdasan dan daya pikir seseorang. Hal ini menunjukkan betapa rendahnya mutu kehidupan seseorang akibat kekurangan gizi. Untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik, manusia memerlukan kesegaran jasmani yang baik pula. Makanan atau gizi merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan kesegaran jasmani. Kesegaran jasmani pada hakekatnya berkenaan langsung dengan kemampuan dan kesanggupan fisik seseorang untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari secara efisien dan efektif dalam waktu yang relatif lama tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti disamping itu masih memiliki tenaga cadangan untuk melaksanakan aktifitas lainnya Secara biologis kelompok yang rawan terhadap kekurangan pangan dan atau gizi, salah satunya adalah anak sekolah mulai dari tingkat SD, SMP maupun SMA karena pada golongan umur tersebut anak berada dalam taraf pertumbuhan. Menurut (Achmad Djaeni,1996: 235 ) bahwa: Anak usia SD meliputi kelompok masyarakat yang berumur 6 tahun sampai dengan 12 tahun. Mereka lebih banyak membutuhkan kalori, karena mereka lebih aktif, banyak melakukan aktifitas jasmani, misalnya olahraga, bermain, lari, loncat-loncat dan juga belajar disekolah. Selain itu kalori dibutuhkan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Dengan demikian anak-anak ini masuk ke dalam dunia baru, dimana dia mulai banyak berhubungan dengan orangorang di luar keluarganya, dan dia berkenalan pula dengan suasana lingkungan baru dalam kehidupannya. Hal ini tentu saja banyak mempengaruhi kebiasaan makan mereka. Pengalamanpengalaman baru, kegembiraan di sekolah, rasa takut kalau terlambat tiba di sekolah, menyebabkan anak-anak ini sering menyimpang dari kebiasaan waktu makan yang sudah diberikan kepada mereka. Penduduk Kota Makassar mayoritas bermata pencaharian sebagai PNS dan buruh baik yang bekerja di pabrik-pabrik dan juga tukang becak. Karena kesibukan yang dialami oleh orang tua tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup, maka timbul kebiasaan yaitu orang tua kurang memperhatikan asupan gizi anaknya, misalnya anak-anaknya tidak dibiasakan untuk sarapan pagi, hanya diberi uang saku untuk membeli makanan di sekolah, membiasakan mengkonsumsi makanan yang dijual di warung, sementara keseimbangan gizi dan kebersihannya kurang diperhatikan. Pentingnya gizi bagi siswa, baik untuk pertumbuhan maupun untuk kesegaran jasmani hendaknya disadari oleh guru dan orang tua murid. Guru pendidikan jasmani hendaknya selalu memperhatikan keadaan gizi siswanya, sehingga tujuan guru untuk meningkatkan kesegaran jasmani dapat dicapai. Selain itu guru juga dituntut untuk memperhatikan gizi murid melalui suatu pendekatan untuk memberi pengertian kepada orang tua murid agar selalu memperhatikan kebutuhan gizi dan berusaha untuk selalu mengupayakan peningkatan status gizi anak-anaknya. Pada kenyataan yang ada dan yang dapat diamati oleh peneliti di lapangan jarang sekali guru yang mau dan mampu mengontrol keadaan gizi muridnya, bahkan dari mereka ada yang tidak tahu cara untuk mengukur status gizi dan tingkat kesegaran jasmani siswanya. Berdasarkan teori dan kenyataan yang terjadi di lapangan, masyarakat masih belum mengerti dan memahami pentingnya status gizi dan tingkat kesegaran jasmani yang dimiliki oleh putera puterinya untuk menunjang dari segi pertumbuhan dan perkembangan yang baik. Berorientasi dengan hal tersebut, status gizi dan tingkat kesegaran jasmani merupakan masalah yang penting untuk dikaji secara lebih mendalam, untuk itu perlu diadakan suatu penelitian yang mengkaji tentang status gizi dan tingkat kesegaran jasmani dengan judul Analisis Status Gizi Dan Tingkat Kesegaran Jasmani Dengan Hasil Belajar Penjas Pada Murid SD Inpres Batua II Makassar.

3 Yasriuddin, Analisis Status Gizi dan Tingkat Kesegaran Jasmani Dengan Hasil Belajar Penjas 89 Dalam penelitian ini obyek yang diteliti hanya pada murid SD InpresII Batua Makassar, karena anak SD khususnya pada merupakan usia dalam masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat (Achmad Djaeni S, 1996: 235). Murid mempunyai aktifitas tubuh yang berbeda dengan murid putri. Pada usia SD, anak putra lebih baik dan lebih kuat dari pada anak putri dalam aktivitas seperti lari, lompat dan lempar (Arma Abdullah dan Agus Manadji, 1994: 127). Berdasarkan perbedaan tersebut, tentu anak putri tidak dapat melakukan pekerjaan atau latihan olahraga yang dapat dilakukan oleh anak putra. Dalam melakukan aktivitas tersebut dibutuhkan tingkat kesegaran jasmani yang baik, sehingga asupan gizi yang dibutuhkan lebih banyak (Aip Sarifudin, 1979: 34). fungsional serta efisiensinya. (Y.S. Santosa S. Hal. 1). METODE Penelitian ini adalah jenis penelitian yang bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam hal ini hubungan status gizi dengan tingkat kesegaran jasmani. Dalam penelitian ini populasi adalah murid SD Inpres Batua II Makassar sebanyak 62 orang siswa putera. Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah murid SD Inpres Batua II Makassar sebanyak 40 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah restriksi dimana sampel diambil berdasarkan kriteria tertentu. Restriksi adalah penerapan kriteria pembatas dengan memilih subyek penelitian. Tujuan restriksi adalah (1) memudahkan pelaksanaan penelitian dan mengurangi biaya penelitian, (2) mengontrol faktor-faktor perancu (Bhisma Murti, 1997:79). Adapun kriteria inklusi sampel dalarn penelitian ini adalah 1). Mempunyai jenis kelamin laki-laki atau wanita tetapi harus sama jenis kelaminnya yang diteliti. 2). Berumur 15 tahun ke atas atau umur relative sama atau hampir sama. 3). Tidäk cacat tubuh. 4). Tidak dalam keadaan sakit atau dalam tahap penyembuhan dari sakit. 5). Tidak merokok. 6). Tidak mengikuti kegiatan ekstrakulikuler. Sedangkan kriteria eksklusi sampel dalam penelitian ini adalah 1). Sampel yang memenuhi syarat inklusi namun tidak bersedia menjadi sampel penelitian. 2). Sampel yang pada saat dilaksanakan penelitian tidak masuk sekolah. 3). Sampel yang pada saat dilaksanakan penelitian tidak ada ditempat atau lokasi penelitian. Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode pengukuran dan tes yang merupakan suatu cara pengumpulan data untuk dianalisis. Untuk memperoleh data yang sesuai dalam penelitian ini, maka teknik yang digunakan adalah metode survey kelapangan kemudian dilakukan pengukuran dan tes. Setelah diketahui populasi penelitian kemudian didapat sampel untuk penelitian dengan teknik retriksi sesuai dengan syarat sampel yaitu jenis kelamin laki-laki berumur tahun penuh, tidak cacat tubuh, tidak dalam keadaan sakit, tidak merokok dan tidak mengikuti kegiatan ekstrakulikuler. Kemudian diberi pengarahan dan pemanasan serta penomoran dada sesuai dengan nomor absen supaya mempermudah dalam pencatatan hasil pengukuran dan pelaksanaan tes. Sebelum dilakukan pengukuran, sampel penelitian diberikan penjelasan tentang prosedur pengukuran antropometri. Pengukuran status gizi meliputi: Pengukuran Berat Badan, Pengukuran Tinggi Badan (TB), Tes Kesegaran Jasmani, meliputi: Lari Cepat 40 meter (dash / sprint), Gantung siku tekuk, Baring Duduk (30 detik ), Loncat Tegak, Lari Jarak Menengah 600 meter. Teknik analisa data setelah data penelitian ini terkumpul yakni data status gizi dan tingkat kesegaran jasmani, maka untuk menguji kebenaran dari hipotesis penelitian yang diajukan, data tersebut perlu dianalisis dengan menggunakan analisis statistik dengan menggunakan bantuan komputer melalui program SPSS. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penyajian hasil analisis data meliputi analisis statistik deskriptif dan

4 90 Jurnal ILARA, Yasriuddin, Volume Analisis I, Nomor Status 2, Gizi Desember dan Tingkat 2010, Kesegaran hlm. Jasmani Dengan Hasil Belajar Penjas 90 infrensial. Kemudian dilakukan pembahsan hasil analisis dan kaitannya dengan teori yang mendasari penelitian ini untuk memberikan interpretasi dari hasil analisi data. Data hasil tes dan pengukuran status gizi dan kesegaran jasmani murid SD Inpres Batua II Makassar yang terdiri dari (1). Status gizi terbagi atas umur, tinggi badan dan berat badan (2). Tingkat kesegaran jasmani yang terdiri atas lari 40 meter, vertical jump,sit up, angkat tubuh dan lari 600 meter. (3). Hasil belajar penjas yakni nilai penjas dalam rapornya. Data kesegaran jasmani setiap item sudah berupa nilai baku sehingga tidak perlu lagi diubah menjadi angka t-skor untuk penentuan tingkat kesegaran jasmani seseorang. Angka yang diperoleh dari setiap item tes langsung dicocokkan kepada nilai tabel yang sudah baku yang diberlakukan untuk tes kesegaran jasmani Indonesia. Oleh karena itu, untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani seseorang tinggal menjumlahkan nilai baku dari setiap item tes kemudian selanjutnya diklasifikasikan sesuai norma penilaian yang sudah ditentukan. Dari hasil itu, maka seseorang dapat dikategorikan tingkat kesegaran jasmaninya seperti baik sekali, baik, sedang, kurang dan kurang sekali. Demikian juga halnya dengan status gizi, setelah didapatkan nilai melalui perhitungan, maka selanjutnya dicocokkan ke tabel penentuan status gizi, sehingga didapatlah kategori sebagai berikut yakni kegemukan, normal, dan di bawah normal. Namun sebelum dilakukan analisis untuk menguji hipotesis dilakukan uji persyaratan yaitu uji normalitas data. Analisis data secara deskriptif dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran umum data penelitian. Analisis deskriptif dilakukan terhadap data penelitian berupa data status gizi, kesegaran jasmani dan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar. Analisis deskriptif meliputi; total nilai, rata-rata, standar deviasi, varians, data maksimal dan minimum. Nilai-nilai statistik ini diharapkan dapat memberikan gambaran umum tentang keadaan data status gizi dan kesegaran jasmani dengan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar. Tabel 1. Rangkuman hasil analisis deskriptif data status gizi, kesegaran jasmani dan hasil belajar Nilai. Statistik N Total Rata-rata SD Range Min Max Status Gizi TKJI Hasil Belajar Penjas Status Gizi murid SD Inpres Batua II Makassar diperoleh rata-rata 14.89, Standar deviasi 2.85, rentang 12.80, Minimal 12.10, Maksimal 24.40, kesegaran jasmani murid SD Inpres Batua II Makassar diperoleh rata-rata 12.08, standar deviasi 1.16, rentang 4.00, minimal 10.00, maksimal 14.00, hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar diperoleh rata-rata 7.26, standar deviasi 0.51, rentang 2.00, minimal 6.50, maksimal 8.50, selanjutnya dapat pula diungkapkan bahwa data-data yang telah dianalisis diklasifikasikan yakni, untuk data status gizi didapatkan 27 orang murid kategori normal,1 orang agak kegemukan dan 13 orang berada dibawah normal. Sedangkan untuk kategori TKJI didapatkan sedang 4 orang dan 36 orang kesegaran jasmaninya kurang berdasarkan tabel norma tingkat kebugaran. Hasil analisis data deskriptif diatas baru merupakan gambaran umum data status gizi, kesegaran jasmani dan hasil belajar Data tersebut diatas belum menggambarkan bagaimana keterkaitan atau hubungan antara variabel penelitian. Untuk membuktikan apakah ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikatnya maka diperlukan pengujian lebih lanjut yaitu uji hubungan atau korelasi. Uji normalitas data, salah satu persyaratan yang harus dipenuhi agar parametric-

5 Yasriuddin, Analisis Status Gizi dan Tingkat Kesegaran Jasmani Dengan Hasil Belajar Penjas 91 parametric dapat digunakan dalam menganalisis suatu data adalah data tersebut harus mengikuti sebaran normal. Untuk mengetahui sebaran data status gizi, kesegaran jasmani dan hasil belajar penjas, maka dilakukan uji normatitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov (KS-Z). Tabel 2. Rangkuman hasil uji normalitas data status gizi, kesegaran jasmani dan hasil belajar Variabel N K-SZ As.Sig Ket Status Gizi Normal TKJI Normal Hasil Belajar Penjas Normal Dari hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov sebagai berikut: Status Gizi diperoleh nilai Kolmogrov Smirnov hitung (KS-Z) = 1.783(P < 0.05), maka dapat dikatakan bahwa data status gizi dan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar Berdistribusi normal. Kesegaran jasmani diperoleh nilai Kolmogrov Smirnov hitung (KS-Z) = (P < 0.05), maka dapat dikatakan bahwa data kesegaran jasmani dan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar Berdistribusi normal. Hasil belajar penjas diperoleh nilai Kolmogrov Smirnov hitung (KS-Z) = (P < 0.05), maka dapat dikatakan bahwa data hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar Berdistribusi normal. Korelasi status gizi dan kesegaran jasmani dengan hasil belajar Pengujian hubungan dimaksudkan untuk menjawab permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini dan untuk kepentingan pengujian hipotesis. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini menyangkut hubungan masing-masing variabel bebas, yaitu status gizi dan kesegaran jasmani dengan hasil belajar penjas. Di samping itu juga dilakukan uji hubungan ganda kedua variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Setelah dilakukan pengujian persyaratan analisis yaitu uji normalitas data agar statistik parametrik dapat diterapkan, ternyata semua data variabel penelitian ini mengikuti sebaran normal, sehingga dalam pengujian hipotesis ini menggunakan statistik parametrik, yaitu hubungan Pearson (rho). Hubungan Status Gizi Dengan Hasil Belajar Penjas Untuk mengetahui keeratan hubungan status gizi dengan hasil belajar penjas dilakukan uji korelasional dan Pearson. Tabel 3. Rangkuman Hasil Analisis Hubungan Status Gizi Dengan Hasil Belajar Penjas. Variabel r o P Keterangan Status Gizi (X 1 ) Signifikan Hasil belajar Penjas (Y) Hasil perhitungan hubungan pearson, diperoleh r hitung = (P <0,05), berarti ada hubungan yang signifikan status gizi dengan hasil belajar Hubungan Kesegaran Jasmani Dengan Hasil Belajar Penjas Untuk mengetahui keeratan hubungan kesegaran jasmani dengan hasil belajar siswa dilakukan analisis korelasional dan Pearson. Hasil perhitungan hubungan pearson, diperoleh r hitung = (P <0,05), berarti ada hubungan yang signifikan kesegaran jasmani dengan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar.

6 92 Jurnal ILARA, Yasriuddin, Volume Analisis I, Nomor Status 2, Gizi Desember dan Tingkat 2010, Kesegaran hlm. 87 Jasmani - 94 Dengan Hasil Belajar Penjas 92 Tabel 4. Rangkuman hasil analisis kesegaran jasmani dengan hasil belajar siswa. Variabel r o P Keterangan Kesegaran jasmani (X 2 ) Signifikan Hasil belajar Penjas (Y) Hubungan Status Gizi Dan Kesegaran Jasmani Secara Bersama-Sama Dengan Hasil Belajar Penjas Untuk mengetahui keeratan hubungan status gizi dan kesegaran jasmani secara bersama-sama dengan hasil belajar penjas. Kemudian dilakukan analisis korelasi ganda. Hasil perhitungan hubungan ganda, diperoleh R hitung (Ro) = (P <0,05), berarti ada hubungan yang signifikan antara status gizi dan kesegaran jasmani dengan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar. Tabel 5. Rangkuman hasil analisis korelasi ganda antara status gizi dan kesegaran jasmani dengan hasil belajar siswa. Variabel R P Keterangan Stastus gizi (X 1 ) Kesegaran jasmani (X 2 ) Signifikan Hasil belajar Penjas (Y) Pengujian Hipotesis Dalam penelitian ini ada dua hipotesis yang akan diuji. Pengujian hipotesis tersebut akan dilakukan satu persatu sesuai dengan urutan pada perumusan hipotesis. Di samping dilakukan pengujian hipotesis juga akan diberikan pembahasan singkat tentang hasil pengujian tersebut. Ada hubungan yang signifikan status gizi dengan hasil belajar Hipotesis statistik yang akan di uji H 0 : ρx 1y = 0, H 1 : ρx 1y 0, Hasil pengujian: Dari hasil analisis data dengan menggunakan uji korelasi pearson, diperoleh nilal r hitung (ro) (P < 0,05), maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Hal ini berarti ada hubungan yang signifikan status gizi dengan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar. Ada hubungan yang signifikan antara kesegaran jasmani dengan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar, Hipotesis statistik yang akan diuji:h 0 : ρ X2y = 0, H 1 : ρx 2y 0, Hasil pengujian: Dari hasil analisis data dengan menggunakan uji korelasi pearson, diperoleh nilal r hitung (ro) (P < 0,05), maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Hal ini berarti ada hubungan yang signifikan kesegaran jasmani dengan hasil belajar Ada hubungan yang signifikan antara status gizi dan kesegaran jasmani secara bersamasama dengan dengan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar. Hipotesis statistik yang akan di uji:h 0 : R 12y = 0, H 1 : R 12y 0, Hasil pengujian: Dari hasil analisis data dengan menggunakan uji korelasi ganda, diperoleh nilai R hitung (Ro) = (P < 0,05), maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Hal ini berarti ada hubungan yang signifikan antara status gizi dan dan kesegaran jasmani secara bersamasama dengan dengan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar. Pembahasan Hasil analisis data melalui teknik statistik diperlukan pembahasan berdasarkan teori-teori dan kerangka berpikir yang mendasari penelitian ini. Hasil uji hipotesis pertama: Ada hubungan yang signifikan, status gizi dengan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar. Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang

7 Yasriuddin, Analisis Status Gizi dan Tingkat Kesegaran Jasmani Dengan Hasil Belajar Penjas 93 signifikan status gizi dengan hasil belajar Apabila hasil penelitian ini dikaitkan dengan teori dan kerangka pikir yang mendasarinya, pada dasarnya hasil penelitian ini mendukung dan memperkuat teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang sudah ada. Jika makanan yang dimakan mengandung gizi yang cukup, maka akan sangat berpengaruh terhadap status gizi seseorang, dengan demikian setiap aktivitas yang dilakukan tidak merasa mudah lelah karena tenaga yang dikeluarkan dapat digantikan oleh gizi makanan yang masuk dalam artian bahwa tenaga yang dikeluarkan dalam beraktivitas seimbang dengan gizi yang masuk. Hal ini juga berpengaruh terhadap berat dan tinggi badan yakni berada pada tingkat normal yang sangat mendukung dalam kegiatan olahraga untuk berpretasi. Hasil uji hipotesis kedua : Ada hubungan yang signifikan kesegaran jasmani dengan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar. Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan kesegaran jasmani dengan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar. Apabila hasil penelitian ini dikaitkan dengan teori dan kerangka pikir yang mendasarinya, pada dasarnya hasil penelitian ini mendukung dan memperkuat teori dari hasil-hasil penelitian terdahulu yang sudah ada. Hal ini terbukti bahwa semakin baik tingkat kesegaran jasmaninya seseorang semakin baik pula hasil belajar penjasnya. Dengan demikian apabila ingin memperdalam ataupun ingin berprestasi pada salah satu cabang olahraga, maka kesegaran jasmani harus diperbaiki terlebih dahulu. Pengujian hipotesis ketiga; Ada hubungan yang signifikan, status gizi dan kesegaran jasmani secara bersama-sama dengan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar. Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara status gizi dan kesegaran jasmani dengan hasil belajar Apabila hasil penelitian ini dikaitkan dengan teori dan kerangka pikir yang mendasarinya, pada dasarnya hasil penelitian ini mendukung dan memperkuat teori dari hasil-hasil penelitian terdahulu yang sudah ada. Sehingga kedua variabel bebas tersebut sangat erat kaitannya dengan hasil belajar penjas. Status gizi sebagai asupan makanan, kesegaran jasmani sebagai aktivitasnya dan prestasi belajar yang dicapai sebagai hasil dari keduanya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasannya maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: Ada hubungan yang signifikan status gizi dengan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar, ada hubungan yang signifikan kesegaran jasmani dengan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar, ada hubungan yang signifikan secara bersama-sama status gizi dan kesegaran jasmani dengan hasil belajar Saran Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan penelitian ini, maka dapat disarankan atau direkomendasikan beberapa hal: Untuk mendapatkan hasil belajar penjas yang baik, maka guru pendidikan jasmani, orang tua, pelatih, dan pembina cabang olahraga harus memperhatikan asupan gizi makanan anaknya atau atlet yang dibina sesuai dengan standar tenaga yang dikeluarkan pada saat melakukan aktivitas olahraga. Khususnya status gizi yang ikut mempengaruhi unsur komponen fisik yang ikut berperan da!am peningkatan prestasi olahraga kecabangan terutama tingkat kesegaran jasmani. Hendaknya bahwa tingkat kesegaran jasmani dapat dijadikan sebagai indikator untuk memilih dan menentukan siswa untuk mengembangkan salahsatu cabang olahraga yang akan digelutinya yang diharapkan dapat berprestasi. Bagi mahasiswa yang berminat melakukan penelitian lebih lanjut, disarankan agar melibatkan variabelvariabel lain yang relevan dengan penelitian ini serta dengan populasi dan sampel yang lebih luas.

8 94 Jurnal ILARA, Yasriuddin, Volume Analisis I, Nomor Status 2, Gizi Desember dan Tingkat 2010, Kesegaran hlm. 87 Jasmani - 94 Dengan Hasil Belajar Penjas 94 DAFTAR RUJUKAN Abdul Kadir Ateng, dkk Panduan Teknis Tes dan Latihan Kesegaran Jasmani untuk Anak Usia Sekolah. Jakarta: tidak diterbitkan. Achmad Djaeni Sediaoetama Ilmu Gizi untuk Mahamuriddan Profesi jilid 1 Jakarta: Dian Ratna. Agus Krisno B Dasar-dasar Ilmu Gizi. Malang: UMMPRESS Aip Sarifudin Evaluasi Olahraga untuk SPG. Jakarta: Depdikbud. Arma Abdullah, dan Agus Manadji Dasar-dasar Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud. Asmira Sutarto Ilmu Gizi SGO. Jakarta: Depdikbud. Rineka Cipta. Atmira, Tatang S. Fallah Analisis Situasi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Direktorat Gizi Masyarakat Depkes. An Bhisma Murti Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Daryanto Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Apollo. Engkos Kosasih Kesehatan Hubungan dengan Olahraga. Jakarta: PT Karya. UNIPRESS. Haryono Hubungan Status Gizi dengan Tingkat Kesegaran Jasmani Pada MuridSekolah Dasar di Kobogadung Jatibarang Brebes. Skripsi, Universitas InpresSemarang. I Dewa Nyoman Supariasa Penilaian Status Gizi. Jakartaa: EGC, Istikomah Survai Tingkat Kesegaran Jasmani MahamuridIlmu Kesehatan Masyarakat (IKM) Semester II Fakultas Ilmu Keolahragaan Tahun akademik 2003/2004. Skripsi, Universitas InpresSemarang. Leane Suniar Dukungan Zat-zat Gizi untuk Menunjang Prestasi Olahraga. Jakarta: Kalamedia. Oktia Woro K.H. Petunjuk Praktikum Gizi Kesehatan Masyarakat. Semarang: tidak diterbitkan. Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekrasi Penilaian Kesegaran Jasmani dengan Test A. C.S.P.F. T. untuk MuridSD dan anak-anak berusia setingkat dengan SD. Jakarta: Depdikbud. Sadoso Sumosardjuno. Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Gramedia. Soekidjo Notoatmodjo. Metodologi Penelitian kesehatan. Jakarta: Rineke Cipta. Sudarno SP Pendidikan Kesegaran Jasmani. Depdikbud. Sugiyono Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Sjahmien Moehji Ilmu Gizi 2 Dan Penanggulangan Gizi Buruk. Jakarta: Papas Sinar Sinanti. Yayuk Farida Baliwati Pengantar Pangan dan Gizi. Bogor: Penebar Swadaya.

Indrawansyah. Kata kunci: panjang tungkai, kelentukan, keseimbangan, dan kemampuan servis.

Indrawansyah. Kata kunci: panjang tungkai, kelentukan, keseimbangan, dan kemampuan servis. Indrawansyah, Hubungan Panjang Tungkai, Kelentukan dan Keseimbangan Terhadap Kemampuan Servis 93 HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, KELENTUKAN DAN KESEIMBANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS DALAM PERMAINAN SEPAKTAKRAW

Lebih terperinci

HUBUNGAN POWER LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN DENGAN KEMAMPUAN MEMUKUL BOLA DALAM PERMAINAN BOLA KASTI MURID SDN TANGGUL PATOMPO II MAKASSAR

HUBUNGAN POWER LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN DENGAN KEMAMPUAN MEMUKUL BOLA DALAM PERMAINAN BOLA KASTI MURID SDN TANGGUL PATOMPO II MAKASSAR Indrawansyah, Hubungan Power Lengan dan Koordinasi Mata-Tangan dengan Kemampuan Memukul Bola Kasti 11 HUBUNGAN POWER LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN DENGAN KEMAMPUAN MEMUKUL BOLA DALAM PERMAINAN BOLA

Lebih terperinci

HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, DAYA LEDAK TUNGKAI, DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MURID SD INPRES NO. 132 BUTTALE LENG KABUPATEN JENEPONTO

HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, DAYA LEDAK TUNGKAI, DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MURID SD INPRES NO. 132 BUTTALE LENG KABUPATEN JENEPONTO Adil, Hubungan Panjang Tungkai, Daya Ledak Tungkai, Dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Lompat Jauh 20 HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, DAYA LEDAK TUNGKAI, DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MURID SD

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 Mulinatus Saadah 1. Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang memerlukan zat gizi untuk hidup, tumbuh, berkembang, Energi dibutuhkan oleh setiap orang untuk mempertahankan hidup,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang memerlukan zat gizi untuk hidup, tumbuh, berkembang, Energi dibutuhkan oleh setiap orang untuk mempertahankan hidup, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap orang memerlukan zat gizi untuk hidup, tumbuh, berkembang, bergerak dan memelihara kesehatan. Kebutuhan zat gizi tidak sama bagi semua orang, tetapi tergantung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara tingkat kebugaran jasmani dengan prestasi belajar penjasorkes

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara tingkat kebugaran jasmani dengan prestasi belajar penjasorkes 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian explanatory research yaitu menjelaskan hubungan antara variabel variabelnya melalui pengujian hipotesa. Metode

Lebih terperinci

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MURID SD INPRES MALENGKERI SETINGKAT KOTA MAKASSAR PADA KELOMPOK USIA 10-12 TAHUN. Muhammad Adnan Hudain

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MURID SD INPRES MALENGKERI SETINGKAT KOTA MAKASSAR PADA KELOMPOK USIA 10-12 TAHUN. Muhammad Adnan Hudain Hudain, Tingkat Kesegaran Jasmani Murid SD Inpres Malengkeri Setingkat Kota Makassar 31 TINGKAT KESEGARAN JASMANI MURID SD INPRES MALENGKERI SETINGKAT KOTA MAKASSAR PADA KELOMPOK USIA 10-12 TAHUN Muhammad

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SDN 16 PULAU BINJAI DENGAN SDN 22 RANTAU SILANG KECAMATAN KUANTAN MUDIK

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SDN 16 PULAU BINJAI DENGAN SDN 22 RANTAU SILANG KECAMATAN KUANTAN MUDIK PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SDN 16 PULAU BINJAI DENGAN SDN 22 RANTAU SILANG KECAMATAN KUANTAN MUDIK Misrati Kepala SDN 012 Kasang Kecamatan Kuantan Mudik misratii729@gmail.com ABSTRAK Berdasarkan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK Stephani Yaneˡ, Zainal Arifin², Mira Fuzita³ 1,2,3 Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA CLUB BILOPA KABUPATEN SINJAI

KONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA CLUB BILOPA KABUPATEN SINJAI Mappaompo, Kontribusi Koordinasi Mata-Kaki dan Kelincahan Terhadap Keterampilan Menggiring Bola 88 KONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 22 METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang menggambarkan hubungan antara asupan makanan dan komposisi lemak tubuh terhadap kapasitas daya tahan tubuh

Lebih terperinci

PERBEDAAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PESERTA LATIH EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DAN BOLABASKET DI SMPN 14 YOGYAKARTA.

PERBEDAAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PESERTA LATIH EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DAN BOLABASKET DI SMPN 14 YOGYAKARTA. PERBEDAAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PESERTA LATIH EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DAN BOLABASKET DI SMPN 14 YOGYAKARTA. Andini Dwi Intani 1 Universitas Islam 45 Bekasi andiniintani@yahoo.com Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: RUDI SETIAWAN J

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: RUDI SETIAWAN J HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN DENGAN PERILAKU ANAK SEKOLAH DASAR DALAM MEMILIH MAKANAN JAJANAN DI SD N KARANGASEM III SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: RUDI SETIAWAN J.300

Lebih terperinci

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN AKADEMIK 2014/2015 SKRIPSI

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN AKADEMIK 2014/2015 SKRIPSI TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN AKADEMIK 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP KEMAMPUAN SEPAKMULA PADA PERMAINAN SEPAKTAKRAW PADA SISWA SMP NEGERI 30 MAKASSAR.

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP KEMAMPUAN SEPAKMULA PADA PERMAINAN SEPAKTAKRAW PADA SISWA SMP NEGERI 30 MAKASSAR. Adil, Kontribusi Kekuatan Otot Tungkai dan Kelentukan terhadap Kemampuan Sepakmula pada Permainan Sepaktakraw 11 KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP KEMAMPUAN SEPAKMULA PADA PERMAINAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LARI 40 METER PADA MURID SDN BARA-BARAYA I MAKASSAR

HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LARI 40 METER PADA MURID SDN BARA-BARAYA I MAKASSAR 1 HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LARI 40 METER PADA MURID SDN BARA-BARAYA I MAKASSAR Muhammad Sahib Saleh Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FIK

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh 19 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini bersifat deskriptif dan menggunakan metode survey dengan desain cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 6 Bogor. Penentuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesegaran Jasmani Kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaannya sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Serta meningkatkan

Lebih terperinci

Keywords: The level qf physical fitness, elementary school Group IV Donokerto Turi. Tingkat Kesegaran Jasmani...(Tri Harti)1

Keywords: The level qf physical fitness, elementary school Group IV Donokerto Turi. Tingkat Kesegaran Jasmani...(Tri Harti)1 Tingkat Kesegaran Jasmani...(Tri Harti)1 TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SD SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SEGUGUS IV DONOKERTO KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA LEVEL OF

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan baik secara formal maupun informal. menjaga kondisi fisik pada saat belajar di sekolah, maupun pada saat

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan baik secara formal maupun informal. menjaga kondisi fisik pada saat belajar di sekolah, maupun pada saat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesegaran jasmani merupakan dambaan setiap orang yang ingin tampil dinamis dan produktif, terbukti dengan semakin banyaknya orang yang melakukan kegiatan olahraga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Oleh karena itu tingkat kesehatannya perlu dibina dan. Gizi menjadi penting bagi anak sekolah karena selain dapat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Oleh karena itu tingkat kesehatannya perlu dibina dan. Gizi menjadi penting bagi anak sekolah karena selain dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa dan modal pembangunan. Oleh karena itu tingkat kesehatannya perlu dibina dan ditingkatkan. Salah satu upaya kesehatan

Lebih terperinci

Fahrizal. kekuatan lengan, kelentukan togok ke depan, kekuatan tungkai, roll ke depan, senam lantai.

Fahrizal. kekuatan lengan, kelentukan togok ke depan, kekuatan tungkai, roll ke depan, senam lantai. Fahrizal, Kontribusi Kekuatan Lengan, Kelentukan Togok Ke Depan, dan Kekuatan Tungkai 87 KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN, KELENTUKAN TOGOK KE DEPAN, DAN KEKUATAN TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN ROLL KE DEPAN PADA

Lebih terperinci

A. Latar Belakang. B. Gizi

A. Latar Belakang. B. Gizi 1 ABSTRACT We know that the moment to get balanced nutrition fit our daily needs is extremely difficult but we are required to meet the daily nutritional needs us to support the performance of organs or

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya diserap oleh sel dan dioksidasi untuk menghasilkan energi. Bahan

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya diserap oleh sel dan dioksidasi untuk menghasilkan energi. Bahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia membutuhkan bahan bakar untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh supaya memudahkan dalam beraktivitas. Menurut Dawn (2000: 2), manusia memperoleh bahan bakar terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAAN. Semua makhluk hidup memerlukan makanan, demikian pula dengan. manusia. Makanan akan memberikan zat-zat yang akan digunakn untuk

BAB I PENDAHULUAAN. Semua makhluk hidup memerlukan makanan, demikian pula dengan. manusia. Makanan akan memberikan zat-zat yang akan digunakn untuk BAB I PENDAHULUAAN A. LatarBelakang Masalah Semua makhluk hidup memerlukan makanan, demikian pula dengan manusia. Makanan akan memberikan zat-zat yang akan digunakn untuk kelangsungan hidupnya. Zat gizi

Lebih terperinci

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI DESA PAPRINGAN KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional, dengan desain penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional, dengan desain penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional, dengan desain penelitian yang digunakan adalah desain studi cross sectional. Desain studi cross sectional

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Hasil Tes Kesegaran Jasmani Indonesia.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Hasil Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. a) Lari 6 meter putra Waktu yang diperoleh tercepat 8 detik, paling lmbat 11 detik. Adapun distribusi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK. Oleh:

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK. Oleh: HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 TRENGGALEK KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

SURVEY TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA BARU PENJASKES STKIP-PGRI PONTIANAK TAHUN 2013

SURVEY TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA BARU PENJASKES STKIP-PGRI PONTIANAK TAHUN 2013 SURVEY TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA BARU PENJASKES STKIP-PGRI PONTIANAK TAHUN 2013 Iskandar Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi IKIP-PGRI Pontianak Jalan Ampera No. 88

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lemak, karena itu agar energi tercukupi perlu pemasukan makanan. serta tumbuh kembang anak (Anggaraini, 2003:11).

BAB I PENDAHULUAN. lemak, karena itu agar energi tercukupi perlu pemasukan makanan. serta tumbuh kembang anak (Anggaraini, 2003:11). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia Sekolah Dasar (6-12 tahun) mempunyai karakteristik banyak melakukan aktivitas jasmani. Oleh karena itu, pada masa ini anak membutuhkan energi tinggi untuk

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN CROSS JUMP TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA SMAK ANALISIS KIMIA MAKASSAR.

PENGARUH LATIHAN CROSS JUMP TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA SMAK ANALISIS KIMIA MAKASSAR. Saharullah, Pengaruh Latihan Cross Jump Terhadap Keterampilan Menggiring Bola Dalam Permainan Sepakbola 39 PENGARUH LATIHAN CROSS JUMP TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini menggunakan komparatif. Menurut Ulber (2005)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini menggunakan komparatif. Menurut Ulber (2005) 39 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini menggunakan komparatif. Menurut Ulber (2005) penelitian komparatif adalah penelitian yang membandingkan dua gejala atau lebih.

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 RASAU JAYA

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 RASAU JAYA TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 RASAU JAYA Ashadi Cahyadi Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Pendidikan Olahraga dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa pengembangan. intelektual, dikarenakan pada masa itu anak memiliki keinginan dan

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa pengembangan. intelektual, dikarenakan pada masa itu anak memiliki keinginan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa pengembangan intelektual, dikarenakan pada masa itu anak memiliki keinginan dan keterbukaan untuk mendapatkan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatif, yang menjelaskan hubungan beberapa variabel dengan melalui pengujian hipotesis dibidang gizi

Lebih terperinci

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PRINGKUKU TAHUN PELAJARAN 2015/2016

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PRINGKUKU TAHUN PELAJARAN 2015/2016 TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PRINGKUKU TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

TINJAUAN STATUS GIZI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 05 AIR TAWAR BARAT KECAMATAN PADANG UTARA JURNAL

TINJAUAN STATUS GIZI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 05 AIR TAWAR BARAT KECAMATAN PADANG UTARA JURNAL TINJAUAN STATUS GIZI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 05 AIR TAWAR BARAT KECAMATAN PADANG UTARA JURNAL Diajukan Kepada Tim Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Olahragasebagai salah

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI DI KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI DI KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013 ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI DI KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013 Oleh: JUWANDA A1D408033 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIVITAS JASMANI DENGAN KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS VIII SMP N 3 DEPOK YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIVITAS JASMANI DENGAN KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS VIII SMP N 3 DEPOK YOGYAKARTA 1 Hubungan Antara Tingkat Aktivitas... (Desi Ardiyani) HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIVITAS JASMANI DENGAN KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS VIII SMP N 3 DEPOK YOGYAKARTA CORRELATION BETWEEN PHYSICAL ACTIVITY

Lebih terperinci

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016 Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016 Isyani Email: duatujuhyard@yahoo.com Abstract; Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SD ISLAM TERPADU NURUL ILMI KOTA JAMBI

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SD ISLAM TERPADU NURUL ILMI KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SD ISLAM TERPADU NURUL ILMI KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH M. ASRAR RIDHO A1D408116 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

Bagan Kerangka Pemikiran "##

Bagan Kerangka Pemikiran ## KERANGKA PEMIKIRAN Olahraga pendakian gunung termasuk dalam kategori aktivitas yang sangat berat (Soerjodibroto 1984). Untuk itu diperlukan kesegaran jasmani, daya tahan tubuh yang prima, dan keseimbangan

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK USIA TAHUN DI SLB NEGERI 1 BANTUL Oleh : Heige Ma shum Hidaya NIM ABSTRAK

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK USIA TAHUN DI SLB NEGERI 1 BANTUL Oleh : Heige Ma shum Hidaya NIM ABSTRAK Tingkat Kebugaran Jasmani (Heige Ma shum Hidaya) 1 TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK USIA 16-19 TAHUN DI SLB NEGERI 1 BANTUL Oleh : Heige Ma shum Hidaya NIM. 10603141037 ABSTRAK Kebugaran

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesegaran jasmani siswa kelas IV, V dan VI SD Negeri I Pacekelan, Kecamatan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesegaran jasmani siswa kelas IV, V dan VI SD Negeri I Pacekelan, Kecamatan A. Kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat penulis simpulkan sebagai berikut : Ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan tingkat kesegaran jasmani

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu keadaan secara objektif (Notoatmojo, 2002:138). Sedangkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu keadaan secara objektif (Notoatmojo, 2002:138). Sedangkan 17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Olahraga Vol 4. Nomor 01 Edisi Maret Tahun 2016 halaman 77-81

Jurnal Kesehatan Olahraga Vol 4. Nomor 01 Edisi Maret Tahun 2016 halaman 77-81 KONTRIBUSI STATUS GIZI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR SISWA SEKOLAH DASAR (Siswa pada Siswa Perempuan Kelas V SDN Tempel Krian, Sidarjo) Moch. Rohman Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2011 di SMP/SMA Ragunan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian. pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 16 Juni 2011.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian. pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 16 Juni 2011. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Tempat dan Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri I Selaganggeng Purbalingga. Penelitian

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH:

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH: HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LARI SPRINT 100 METER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 NGADIROJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk

III. METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk 30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan untuk pemecahan masalah dengan teknik dan cara tertentu sehingga diperoleh hasil yang sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Olahraga adalah segala bentuk aktivitas fisik kompetitif yang biasanya dilakukan melalui partisipasi santai atau terorganisi, bertujuan untuk menggunakan, memelihara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesegaran Jasmani 2.1.1 Pengertian Kesegaran jasmani sudah umum dipakai dalam bahasa Indonesia, khususnya dalam bidang keolahragaan. Kesegaran jasmani biasa diucapkan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini bertempat di SMA Negeri 1 Sukagumiwang yang bertalamat di Jl. By Pass Kertasemaya

Lebih terperinci

Pengaruh Senam SKJ 2008 Terhadap Kebugaran Jasmani Siswi Sekolah Dasar Negeri 20 Alang Laweh Padang Selatan Kota Padang

Pengaruh Senam SKJ 2008 Terhadap Kebugaran Jasmani Siswi Sekolah Dasar Negeri 20 Alang Laweh Padang Selatan Kota Padang Lucy Oktavani, Arfon Meirony (2017). Pengaruh Senam SKJ 2008 Terhadap Kebugaran jasmani Siswa Sekolah Dasar Negeri 20 Alang Laweh Padang Selatan Kota Padang. Journal of Education Research and Evaluation.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulutangkis adalah salah satu cabang olahraga yang popular dan banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Bahkan masyarakat Indonesia sudah melekat kecintaanya terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah eplanatory research, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan dua variabel atau lebih dengan rancangan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian 8 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian yang tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian ini. Adapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu yang membutuhkan daya tahan jantung paru. Kesegaran jasmani yang rendah diikuti dengan penurunan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KESEIMBANGAN ASUPAN GIZI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KONDISI FISIK ANAK SD DI KECAMATAN KOTANOPAN

HUBUNGAN KESEIMBANGAN ASUPAN GIZI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KONDISI FISIK ANAK SD DI KECAMATAN KOTANOPAN HUBUNGAN KESEIMBANGAN ASUPAN GIZI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KONDISI FISIK ANAK SD DI KECAMATAN KOTANOPAN Dr. Erli Mutiara, M.Si, Dra. Adikahriani, M.Si dan Elvi Novi Yanti erlimutiara@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

KOORDINASI MATA-KAKI, KESEIMBANGAN, DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA. Ricardo V Latuheru

KOORDINASI MATA-KAKI, KESEIMBANGAN, DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA. Ricardo V Latuheru Latuheru, Koordinasi Mata-Kaki, Keseimbangan, dan Kelincahan dengan Keterampilan Menggiring Bola 1 KOORDINASI MATA-KAKI, KESEIMBANGAN, DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di SMP Negeri 3 Lembang, yang beralamat di Jalan Raya Lembang no. 29. Lokasi penelitian merupakan tempat wilayah dimana penelitian

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK. Oleh : ARDITYA PRADANA

SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK. Oleh : ARDITYA PRADANA HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA KAKI BAGIAN LUAR PADA SISWA PUTRA EKSTRAKULIKULER FUTSAL SMA NEGERI 1 TRENGGALEK KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

Lebih terperinci

SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS XI (SEBELAS) SMA MUHAMMADIYAH 1 BABAT KABUPATEN LAMONGAN

SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS XI (SEBELAS) SMA MUHAMMADIYAH 1 BABAT KABUPATEN LAMONGAN Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 01 Tahun 2014, 88-93 SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS XI (SEBELAS) SMA MUHAMMADIYAH 1 BABAT KABUPATEN LAMONGAN Eko Nurcahyo Mahasiswa

Lebih terperinci

Hubungan Antara Gaya (Yundhi Arfianto) Kata kunci: Gaya Hidup sehat, Tingkat Kesegaran Jasmani, Kelas VIII

Hubungan Antara Gaya (Yundhi Arfianto) Kata kunci: Gaya Hidup sehat, Tingkat Kesegaran Jasmani, Kelas VIII HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP SEHAT DENGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 SLEMAN Oleh: Yundhi Arfianto Email: yundiarfi7@gmail.com ABSTRAK Seiring masuknya globalisasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juni 2012 di Cipayung, Bogor. Pemilihan tempat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian pasti memerlukan sebuah metode untuk mencapai tujuan penelitian tersebut. Tujuan penelitian diantaranya adalah mengungkapkan,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 29 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Desember 2011 di SMA Ragunan

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA STUDI TENTANG KEAKTIFAN MAHASISWA PADA MATA KULIAH DASAR AKUNTANSI KEUANGAN 2 MELALUI MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

METODE. n = Z 2 P (1- P)

METODE. n = Z 2 P (1- P) 18 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu. Lokasi penelitian adalah TKA Plus Ihsan Mulya Cibinong.

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Olahraga Volume 02 Nomor 03 Tahun 2015,

Jurnal Kesehatan Olahraga Volume 02 Nomor 03 Tahun 2015, KETERKAITAN KONDISI FISIK DENGAN PRESTASI BELAJAR PENJASORKES PADA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER FUTSAL ( Studi Pada Siswa Putra Kelas X dan IX Tim Futsal SMAN 9 Surabaya ) Abdul Munif Ade Pambudi

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Bandar Lampung, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

III. METODELOGI PENELITIAN. Bandar Lampung, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah 28 III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui kontribusi kelentukan dengan kemampuan kayang pada siswa kelas VII SMP Al Azhar 3 Bandar

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASUPAN GIZI DENGAN KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMA NEGERI 1 SUKAGUMIWANG INDRAMAYU

HUBUNGAN ASUPAN GIZI DENGAN KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMA NEGERI 1 SUKAGUMIWANG INDRAMAYU 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu indikator dari kemajuan bangsa. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu memanfaatkan perkembangan ilmu kesehatan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN CV. SINAR MATAHARI SEJAHTERA DI KOTA MAKASSAR

GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN CV. SINAR MATAHARI SEJAHTERA DI KOTA MAKASSAR GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN CV. SINAR MATAHARI SEJAHTERA DI KOTA MAKASSAR Hendrayati 1, Sitti Sahariah Rowa 1, Hj. Sumarny Mappeboki 2 1 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. satu populasi menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data pokok.

BAB III METODE PENELITIAN. satu populasi menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data pokok. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey, yaitu mengambil sampel dari satu populasi menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan

Lebih terperinci

SURVEY KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE-KECAMATAN TAMAN SIDOARJO TAHUN AJARAN DIDIK CAHYO WICAKSONO ABSTRAK

SURVEY KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE-KECAMATAN TAMAN SIDOARJO TAHUN AJARAN DIDIK CAHYO WICAKSONO ABSTRAK SURVEY KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE-KECAMATAN TAMAN SIDOARJO TAHUN AJARAN 2011-2012 DIDIK CAHYO WICAKSONO ABSTRAK Kemampuan motorik (motor ability) memegang peranan penting

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. profil kondisi fisik siswa peserta ekstrakulikuler sepakbola di SMP Negeri 13

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. profil kondisi fisik siswa peserta ekstrakulikuler sepakbola di SMP Negeri 13 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Penelitian Pada bab ini akan dipaparkan hasil dari penelitian yang membahas tentang profil kondisi fisik siswa peserta ekstrakulikuler sepakbola di

Lebih terperinci

Jurnal Sport Science, Vol 4. No 2. hlm

Jurnal Sport Science, Vol 4. No 2. hlm STUDI KOMPARATIF TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA YANG MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP UNGGULAN DAN SMP NON UNGGULAN DI KABUPATEN LUMAJANG Hendra Kertanegara, Asim, Sulistyorini Universitas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturanaturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitan

METODE PENELITIAN. Desain Penelitan 26 METODE PENELITIAN Desain Penelitan Desain yang digunakan dalam penelitian adalah cross-sectional study (Murti 1997). Pada contoh, peneliti melakukan pengamatan, pengukuran dalam satu waktu bersamaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jasmani Melalui Bermain sirkuit 8 Pos Siswa kelas IV dan V SD Negeri

BAB III METODE PENELITIAN. Jasmani Melalui Bermain sirkuit 8 Pos Siswa kelas IV dan V SD Negeri BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peningkatan Kesegaran Jasmani Melalui Bermain sirkuit 8 Pos Siswa kelas IV dan V SD Negeri Purwodadi Tegalrejo Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 yang perlu diukur

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 yang perlu diukur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkat indeks kesegaran jasmani merupakan salah satu indikator pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 yang perlu diukur secara berkala. Manusia yang sehat

Lebih terperinci

S K R I P S I. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

S K R I P S I. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH : HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KEMAMPUAN TOLAK PELURU GAYA MEMBELAKANGI PADA SISWA PUTRI KELAS XI SEMESTER GENAP SMK NEGERI 2 TRENGGALEK KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS ATAS SEKOLAH DASAR NEGERI 2 GRENGGENG KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN KEBUMEN BERDASARKAN PEKERJAAN ORANG TUA

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS ATAS SEKOLAH DASAR NEGERI 2 GRENGGENG KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN KEBUMEN BERDASARKAN PEKERJAAN ORANG TUA TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS ATAS SEKOLAH DASAR NEGERI 2 GRENGGENG KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN KEBUMEN BERDASARKAN PEKERJAAN ORANG TUA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelum berangkat melakukan aktivitas sehari-hari (Utter dkk, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. sebelum berangkat melakukan aktivitas sehari-hari (Utter dkk, 2007). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sarapan didefinisikan mengkonsumsi makanan atau minuman yang menghasilkan energi dan zat gizi lain pada pagi hari, yang dilakukan dirumah sebelum berangkat melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menyongsong Indonesia dalam melaksanakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menyongsong Indonesia dalam melaksanakan pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor utama yang diperlukan untuk menyongsong Indonesia dalam melaksanakan pembangunan nasional untuk mencapai

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 37 SAMARINDA

HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 37 SAMARINDA Huda, Hubungan Antara Koordinasi Mata-Kaki Dan Kelincahan Dengan Kemampuan Menggiring Bola 73 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTOR EDUCABILITY, KEBUGARAN JASMANI, DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI

HUBUNGAN MOTOR EDUCABILITY, KEBUGARAN JASMANI, DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI HUBUNGAN MOTOR EDUCABILITY, KEBUGARAN JASMANI, DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI Rovi Pahliwandari 1 PGRI Pontianak rovipahliwandari@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Kaliwungu yang beralamat di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal pada

B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Kaliwungu yang beralamat di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal pada BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis dan desain penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat

Lebih terperinci

Oleh: Una Zaidah,SE.,M.Kes Dosen Tetap Fakultas Kesehatan Masyarakat UNTB

Oleh: Una Zaidah,SE.,M.Kes Dosen Tetap Fakultas Kesehatan Masyarakat UNTB ISSNNo.2355-9292 JurnalSangkareangMataram 35 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN BERAT BADAN BALITA KEP (KURANG ENERGI PROTEIN) YANG MENDAPATKAN TERAPI GIZI DI POLIKLINIK GIZI RUMAH SAKIT UMUM Oleh:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian dilaksanakan di Universitas pada Unit Kegiatan Mahasiswa Dayung. Peneliti memilih lokasi ini sebagai lokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan kondisi kesegaran jasmani yang baik dan prima. Tingkat kesegaran

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan kondisi kesegaran jasmani yang baik dan prima. Tingkat kesegaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap manusia dalam melakukan aktifitas sehari-hari memerlukan kondisi kesegaran jasmani yang baik dan prima. Tingkat kesegaran jasmani seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan kualitas SDM dimulai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Hasil penelitian ini didasarkan pada data tentang variabel kinerja guru ( X 1 ),

BAB IV HASIL PENELITIAN. Hasil penelitian ini didasarkan pada data tentang variabel kinerja guru ( X 1 ), 107 BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bab ini akan membahas tentang gambaran umum lokasi penelitian, karakteristik responden, deskripsi hasil penelitian, tehnik analisa data penelitian. Hasil penelitian ini

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional study, dilakukan di SDN 09 Pagi Pademangan Barat Jakarta Utara. Pemilihan lokasi sekolah dasar dilakukan secara

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA PROGRAM IPA DAN SISWA PROGRAM IPS KELAS XII DI SMA NEGERI 1 LAMONGAN

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA PROGRAM IPA DAN SISWA PROGRAM IPS KELAS XII DI SMA NEGERI 1 LAMONGAN PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA PROGRAM IPA DAN SISWA PROGRAM IPS KELAS XII DI SMA NEGERI 1 LAMONGAN Bambang Yudi Erwanto Mahasiswa S-1 Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA KELAS XI IPS MA MA ARIF 03 SIDOMULYO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA KELAS XI IPS MA MA ARIF 03 SIDOMULYO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Artikel Skripsi HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA KELAS XI IPS MA MA ARIF 03 SIDOMULYO TAHUN PELAJARAN 015/016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik, adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi,

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN 9 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode dalam suatu penelitian merupakan salah satu cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan tujuan dalam sebuah penelitian adalah untuk

Lebih terperinci