Jurnal Sport Science, Vol 4. No 2. hlm
|
|
- Johan Atmadja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STUDI KOMPARATIF TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA YANG MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP UNGGULAN DAN SMP NON UNGGULAN DI KABUPATEN LUMAJANG Hendra Kertanegara, Asim, Sulistyorini Universitas Negeri Malang Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan tingkat kesegaran jasmani siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola yang ada di SMP Unggulan dan SMP Non Unggulan di kabupaten Lumajang. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian survei. Berdasarkan hasil output SPSS, tabel Anova menunjukkan nilai sig (0,000) < 0,05 maka H 0 ditolak yang berarti Hi diterima. Berdasarkan penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat kesegaran jasmani siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMP Unggulan dan SMP Non Unggulan memiliki perbedaan. Kata Kunci: Kesegaran Jasmani, Ekstrakurikuler Sepakbola, SMP Unggulan dan SMP Non Unggulan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional dikatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan kata lain pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas manusia. Oleh karena itu proses pendidikan akan berusaha mengembangkan seluasluasnya potensi individu sebagai sebuah elemen penting untuk mengembangkan dan mengubah masyarakat yang dilakukan melalui pemberian bimbingan, pengajaran, pelatihan, dan motivasi. Pendidikan erat kaitannya dengan belajar dan pembelajaran. Menurut Setyosari (2001:4) Pembelajaran adalah penyajian informasi dan aktivitas-aktivitas yang dirancang untuk membantu memudahkan siswa dalam rangka mencapai tujuan khusus belajar yang diharapkan. Dengan kata lain, pembelajaran adalah wujud tindakan dari aktifitas-aktifitas yang difokuskan pada si belajar yang mempelajari hal-hal khusus. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (1994:142) Pembelajaran adalah terjadinya suatu perubahan tingkah laku pada diri seseorang setelah berlangsungnya pembelajaran. Menurut Kosasih (1985:1-2) Tujuan olahraga pendidikan di sekolah sesuai dengan tujuan adalah : Pendidikan nasional yang berdasarkan pancasila, yaitu untuk meningkatkan ketakwaan kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. 142
2 Pendidikan jasmani di sekolah merupakan dasar yang baik pula bagi perkembangan olahraga di luar sekolah. Pendidikan jasmani dapat dengan sengaja serta sadar kita arahkan pada suatu tujuan tertentu, yakni kepada pendidikan seluruh pribadi sang anak. Pendidikan jasmani tidak dapat di pisahkan, keduanya sangat erat hubunganya dan saling mempengaruhi. Pendidikan jasmani bukanlah sekedar mengembangkan segi-segi kejasmanian, memelihara kesehatan jasmani, agar terhindar dari kerugian-kerugian jasmani melainkan melalui kegiatankegiatan jasmani hendak menanamkan norma-norma pegangan hidup yang nyata (positif) pada anak, agar dapat berdiri sendiri sebagai personal tanpa merugikan orang atau siapapun, dan tidak pula merugikan dirinya sendiri. Pendidikan jasmani yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih dan dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat. Menurut Dwiyogo & Sulistyorini (1991:10) Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan watak. Menurut Badan Standar Pendidikan Nasional (BSNP) (2006:512) menjelaskan bahwa: Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mentalemosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Untuk itu pendidikan jasmani yang diberikan di sekolah menjadi tanggung jawab guru pendidikan jasmani. Untuk itu, guru pendidikan jasmani harus mempunyai inovasiinovasi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani guna mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Kegiatan pendidikan jasmani yang ada di sekolah selain melalui pembelajaran aktif di kelas juga dapat dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan diluar proses belajar mengajar yang dilakukan di luar jam sekolah. Di dalam kegiatan ekstrakurikuler siswa lebih memilih bidang yang disenangi, dengan begitu siswa lebih bisa mengembangkan prestasi diri melalui bidang kegiatan ekstrakurikuler yang digemari. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah dan banyak digemari oleh siswa adalah sepakbola. Hal tersebut 143
3 tampak dengan banyaknya sekolahsekolah yang menyajikan ekstrakurikuler permainan sepakbola, dan banyaknya kejuaraan-kejuaraan sepakbola antar pelajar atau sekolah. Sepakbola adalah salah satu permainan bola besar yang beranggotakan sebelas pemain yang bertujuan untuk mencetak gol ke gawang lawan dengan cara memasukan bola ke gawang lawan. Dalam permainan sepakbola dibutuhkan skill dan teknik penguasaan bola yang matang. Untuk itu, dibutuhkan kekuatan, stamina, akselerasi, dan pergerakan kaki yang lincah dan cepat. Dalam proses pembinaan permainan sepakbola seorang pelatih atau pembina harus meningkatkan kemampuan pemain baik dari segi fisik, teknik dan taktik. Untuk itu, seorang pelatih atau pembina harus mempunyai banyak variasi dalam proses latihan sehingga siswa atau pemain dapat mencapai prestasi yang maksimal. Pencapaian prestasi olahraga melalui kegiatan ekstrakurikuler bukan hanya ditentukan oleh seorang pelatih atau pembina saja, tetapi didukung oleh kerjasama yang baik dari berbagai pihak diantaranya atlet (siswa) merupakan faktor penting dalam proses pencapaian prestasi olahraga melalui kegiatan ekstrakurikuler. Atlet harus selalu menjaga kondisi kesehatan fisik setiap hari. Selain itu, atlet (siswa) harus memiliki kesegaran atau kebugaran jasmani yang prima agar dapat menjalani setiap proses latihan dengan baik. Oleh karena itu dalam pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan. Pendidikan jasmani berperan mengajarkan atau membiasakan peserta didik agar berperilaku sehat. Untuk itu disini diperlukan kesegaran jasmani yang baik agar dalam melakukan segala aktivitas dapat melakukannya dengan baik. Menurut (Departemen Pendidikan Nasional Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani, 2003:01) bahwa kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Untuk dapat mencapai kondisi kesegaran jasmani yang prima seseorang perlu melakukan latihan fisik yang melibatkan komponen kesegaran jasmani dengan metode latihan yang benar. Menurut (Departemen Pendidikan Nasional Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani, 2003:01) Unsur-unsur yang membentuk kesegaran jasmani terdapat beberapa komponen, yaitu: 1) Daya tahan kardiovaskuler atau daya tahan jantung dan paru-paru, 2) Daya tahan otot, 3) Kekuatan otot, 4) Kelentukan, 5) Komposisi tubuh, 6) Kecepatan gerak, 7) Kelincahan, 8) Keseimbangan, 9) Kecepatan reaksi, 10) Koordinasi. Agar kesegaran jasmani atlet menjadi lebih baik, seorang pelatih perlu melaksanakan latihan fisik yang melibatkan komponenkomponen kesegaran jasmani dengan metode yang benar. Untuk itu dalam melatih atlet tentunya seorang pelatih harus mempersiapkan program latihan yang sudah direncanakan atau terprogram dengan baik. Hasil latihan yang dicapai oleh atlet dapat diketahui melalui tes dan pengukuran kesegaran jasmani. Tingkat kesegaran jasmani seorang atlet dapat diketahui melalui berbagai 144
4 tes kesegaran jasmani, di antaranya adalah TKJI. Dari hasil observasi awal di SMP Unggulan dan SMP Non unggulan di Kabupaten Lumajang, hari minggu tanggal 29 Januari tahun 2012 hampir semua sekolah memiliki kegiatan ekstrakurikuler sepakbola. Rata-rata setiap sekolah melakukan latihan rutin 2x dalam 1 minggu. Namun, dari segi sarana dan prasarana penunjang ekstrakurikuler sepakbola tidak semuanya memenuhi kelayakan. Hanya beberapa sekolah sarana dan prasarananya layak pakai. Dari observasi yang telah dilakukan peneliti terdapat beberapa masalah yang peneliti temukan diantaranya dari segi prestasi kejuaraan sepakbola antar SMP se Kabupaten Lumajang, SMP Non unggulan lebih mendominasi perolehan gelar juara. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan stamina dalam pertandingan sepakbola yang berjalan dalam waktu 2x30 menit. Dimana SMP Non unggulan lebih mendominasi jalanya pertandingan dibanding SMP Unggulan dikarenakan faktor kesiapan stamina tersebut, faktor yang mempengaruhi yaitu adanya perbedaan sistem pembelajaran di sekolah unggulan dan non unggulan dimana biasanya dalam sekolah unggulan lebih mementingkan pembelajaran akademik dari pada non akademiknya. Sedangkan sekolah non unggulan yang merasa tidak mampu menyaingi sekolah unggulan dalam bidang akademik maka mereka bersaing di bidang non akademik, misalkan adanya setiap event (kejuaraan) yang ada di kabupaten lumajang. Faktor lainnya sekolah unggulan lebih padat dalam kegiatan pembelajarannya bahkan ada kegiatan tambahan pelajaran. Hal ini mempengaruhi kesiapan fisiknya dalam setiap kejuaraan sepakbola, meskipun ada ekstrakurikulernya namun padatnya jadwal sekolah dimana waktunya terkadang sampai sore mempengaruhi kesiapan fisik dan mentalnya. Berbeda dari sekolah non unggulan yang tidak begitu menonjolkan di bidang akademiknya, jadi mereka lebih siap dan tekun dalam menjalankan ekstrakurikuler sepakbola. Maka dari itu peneliti ingin mengetahui ataupun mengukur tingkat kesegaran jasmani SMP Unggulan dan SMP Non unggulan khususnya dalam ekstrakulikuler sepakbola di sekolahnya masingmasing. METODE Rancangan penelitian menggunakan penelitian survei. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepakbola di SMP Unggulan dan SMP Non Unggulan. Penelitian survei adalah suatu penelitian yang dilakukan tampa melakukan intervensi terhadap subjek penelitian (masyarakat) sehingga sering disebut penelitian noneksperimen (Soekidjo, 2010 : 25-26). Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah siswa SMP Unggulan dan siswa SMP Non unggulan di Kabupaten Lumajang yang terdiri dari 3 SMP Unggulan dan 3 SMP Non unggulan. Subyek dalam penelitian ini adalah 80 siswa putra di SMP Unggulan dan 91 siswa di SMP Non Unggulan di Kabupaten Lumajang. Jadi jumlah keseluruhan subyek dari SMP Unggulan dan SMP Non 145
5 Unggulan sebanyak 171 siswa. Menurut Arikunto (2006:120) untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, maka data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan uji One-Away Anova. Untuk mengetahui bahwa data sampel merupakan data yang HASIL berasal dari sebaran normal (uji normalitas), maka menggunakan uji kolmogorov-smirnov. Sedangkan untuk mengetahui apakah ragam kedua populasi homogen atau tidak (uji homogenitas) maka digunakan Uji Levene dari Sudjana (Sudjana,1992: 249). Pengolaan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package foe Social Science). 1. Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Sepakbola di SMP Unggulan. Tabel 4.1 Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Sepakbola di SMP Unggulan. N Mean Nilai Maximum Nilai Minimum Range Std. Deviation TKJIunggulan , ,982 Keterangan : N : Jumlah sampel MeaN : Rata-rata hitung Range : Rentangan nilai maksimum-nilai minimum SD : Simpangan Baku Berdasarkan hasil hitungan data dapat diketahui tingkat kesegaran jasmani untuk siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepakbola di SMP Unggulan dengan jumlah sampel 80 memiliki rata-rata (mean) diperoleh sebesar 339,90, nilai maximum 417, nilai minimum 277, range 140 dan simpangan baku (sd) sebesar 22,982. Tabel 4.2 Nilai Kategori Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Sepakbola di SMP Unggulan. No Jumlah nilai Kategori Jumlah siswa Persentase ke atas Baik Sekali (B.S) Baik (B.) 9 11% Sedang (S.) 54 68% 146
6 Kurang (K.) 17 21% 5 Ke Bawah 269 Kurang Sekali (K.S) - - Jumlah % Berdasarkan tabel di atas diketahui sesuai dengan kolom norma Kesegaran Jasmani untuk siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepakbola di SMP Unggulan yang berjulah 80 siswa dengan tingkat kesegaran jasmani baik (B) 9 siswa (11%), kategori sedang (S) 54 siswa (68%), dan kategori kurang (K) 17 siswa (21%). Jadi dapat disimpulkan siswa SMP Unggulan yang berkategori baik yaitu (11%). 2. Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Sepakbola di SMP Non Unggulan. Tabel 4.3 Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Sepakbola di SMP Non Unggulan N Mean Maximum Minimum Range Std. Deviation TKJInonunggulan , ,364 Keterangan; N : Jumlah sampel MeaN : Rata-rata hitung Range : Rentangan nilai maksimum-nilai minimum SD : Simpangan Baku Berdasarkan hasil hitungan data dapat diketahui tingkat kesegaran jasmani untuk siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di SMP Non Unggulan dengan jumlah sampel 91 memiliki rata-rata (mean) diperoleh 409,00, nilai maximum 450, nilai minimum 354, range 96, dan simpangan baku (sd) sebesar 18,364. Tabel 4.4 Nilai Kategori Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Sepakbola di SMP Non Unggulan. No Jumlah nilai Kategori Jumlah siswa Persentase ke atas Baik Sekali (B.S) 15 17% Baik (B.) 73 80% Sedang (S.) 3 3% Kurang (K.) 5 Ke Bawah 269 Kurang Sekali (K.S) 143
7 Jumlah % Berdasarkan tabel di atas diketahui sesuai dengan kolom norma Kesegaran Jasmani siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepakbola di SMP Non Unggulan yang berjulah 91 siswa dengan tingkat kesegaran jasmani kategori baik sekali (BS) 15 siswa (17%), kategori baik (B) 73 siswa (80%), kategori sedang (S) 3 siswa (3%). Jadi dapat disimpulkan siswa SMP Non Unggulan yang berkategori baik sekali yaitu (17%). 1. Perbedaan Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Sepakbola di SMP Unggulan dan SMP Non Unggulan. Berikut adalah tabel data hasil perhitungan tingkat kesegaran jasmani siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepakbola di SMP Unggulan dan SMP Non Unggulan. Tabel 4.5 Perbedaan tingkat kesegaran jasmani siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepakbola di SMP Unggulan dan SMP Non Unggulan No Sekolah N Mean Nilai maksimum Skor minimum Range 1 SMP Unggulan 2 SMP Non Unggulan , , , ,364 SD Keterangan: N : jumlah sampel Mean : rata-rata hitung Range : rentangan nilai maksimum nilai minimum SD : Simpangan Baku Dari pembahasan di atas dapat di lihat perbedaan tingkat kesegaran jasmani siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepakbola di SMP Unggulan dan SMP Non Unggulan. Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesegaran jasmani siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepakbola di SMP Unggulan memiliki tingkat kesegaran jasmani yang lebih rendah di bandingkan dengan SMP Non Unggulan, yakni dengan nilai ratarata (mean) 339,90, nilai maximum 417, nilai minimum 277, range 140 dan simpangan baku (sd) sebesar 22,982. Sedangkan tingkat kesegaran jasmani siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepakbola di SMP Non Unggulan, nilai rata-rata (mean) diperoleh 409,00, nilai maximum 450, nilai minimum 354, range 96, dan simpangan baku (sd) sebesar 18,364. PEMBAHASAN Dari hasil perhitungan dapat dilihat perbedaan tingkat kesegaran jasmani siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMP Unggulan dan SMP Non Unggulan, nilai rata-rata (mean) yang diperoleh untuk siswa 2
8 di SMP Unggulan yaitu 339,90. Sedangkan nilai rata-rata (mean) untuk siswa di SMP Non Unggulan yaitu 409,00. Perbedaan yang sangat signifikan terjadi pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola di SMP Unggulan, untuk tingkat kesegaran jasmani nilai rata-rata (mean) sebesar 339,90 dan simpangan baku (sd) yang diperoleh sebesar 22,982. Sedangkan hasil perhitungan data yang dilakukan diketahui untuk tingkat kesegaran jasmani siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMP Non Unggulan nilai rata-rata (mean) yang diperoleh sebesar 409,00 dan simpangan baku (sd) yang diperoleh sebesar Menurut Hairy (1989:9) Kesegaran Jasmani adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas sehari-hari dengan giat dan dengan penuh kewaspadaan, tanpa mengalami kelelahan yang berarti, dan dengan energi yang cukup untuk menikmati waktu senggangnya dan menghadapi hal-hal yang darurat yang tak terduga sebelumnya. Sedangkan menurut Ichsan (1988:54-55) Kesegaran Jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugas sehari-hari dengan penuh kesungguhan dan tanggung jawab, tanpa memiliki rasa lelah dan dengan penuh semangat untuk menikmati penggunaan waktu luang dan menghadapi kemungkinan berbagai bahaya di masa yang akan datang. Sedangkan menurut Swanpo dan Marry (1975:43) kesegaran jasmani adalah satu aspek, ialah aspek fisik dari kesegaran yang menyeluruh yang memberikan kesanggupan kepada seseorang untuk menjalankan hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan diri pada tiap pembebanan (stress) fisik yang layak. Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kesegaran jasmani dapat diartikan sebagai kemampuan fisik untuk melakukan tugas atau kewajiban sesuai dengan bidangnya tanpa mengalami kelelahan yang berlebih dan mendapat pemulihan dengan cepat seperti pada saat sebelum melakukan aktivitas. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil tingkat kesegaran jasmani dalam penelitian ini dimungkinkan karena: Pertama siswa sudah terbiasa menjalankan olahraga yang diberikan guru penjas sehingga saat melakukan tes TKJI siswa tidak ada rasa takut kelelahan, semangat melakukan tes kesegaran jasmani, cuaca pada saat melakukan tes kesegaran jasmani sangat mendukung, siswa tertib dalam pelaksanaan sesuai dengan instruksi dari peneliti, istirahat yang cukup karena satu minggu sebelum pelaksanaan tes TKJI peneliti menghimbau agar siswa istirahat yang teratur, peneliti sudah menyiapkan tes TKJI dengan sebaik mungkin. Dengan segala kemungkinan yang ada di atas siswa dapat memperoleh tingkat kesegaran jasmani dengan kategori baik. Siswa di SMP Unggulan dan di SMP Non Unggulan yang mendapatkan kategori baik dimungkinkan setiap siswa sebagian besar sudah memiliki komponen-komponen dan unsurunsur yang terkandung dalam kesegaran jasmani, dimungkinkan ia akan mampu melakukan beberapa macam tes dengan mudah dan lancar tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Dwiyogo dan Sulistyorini 2
9 (1991:15) menyatakan bahwa untuk mendapatkan kesegaran jasmani bagi setiap orang diperlukan suatu usaha, karena kesegaran jasmani tidak dapat diperoleh dengan sendirinya tanpa suatu usaha latihan yang teratur dan sistematis. Selain siswa yang sebagian besar mendapatkan kategori tingkat kesegaran jasmani yang baik, ada juga siswa di SMP Unggulan dan di SMP Non Unggulan yang mendapatkan hasil yang sedang atau bahkan kurang. Hal tersebut diduga karena ada hal-hal yang mempengaruhi kesegaran jasmani di antaranya adalah: Siswa merasa malas berolahraga dan tidak mau mengikuti olahraga yang diberikan oleh guru, siswa juga sering mengeluh karena cuaca panas. Faktor makanan dan gizi. Makanan bergizi mempengaruhi kesehatan dan kesegaran jasmani, makanan bergizi tidak harus mahal dan banyak tetapi makanan yang murah dan cukup mempunyai kandungan gizi yang tinggi akan lebih banyak mempengaruhi terhadap kesehatan, Faktor Kebiasaan Hidup Sehat. Istirahat yang tidak memerlukan aktivitas yaitu tidur. Kebiasaan hidup sehat membutuhkan waktu istirahat tidur sekurang-kurangnya 8 jam di malam hari. Mengkonsumsi makanan dengan tidak mengabaikan kelompok dasar yaitu: nasi, sayur, lauk pauk hewani dan nabati serta buahbuahan. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat kesegaran jasmani siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMP Unggulan yang berjumlah 80 siswa dengan tingkat kesegaran jasmani baik (B) 9 siswa (11%), kategori sedang (S) 54 siswa (68%), dan kategori kurang (K) 17 siswa (21%). Jadi dapat disimpulkan siswa SMP Unggulan yang berkategori baik yaitu (11%), dan nilai rata-rata (mean) yang diperoleh siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepakbola di SMP Unggulan yaitu 339,90. Sedangkan untuk SMP Non Unggulan siswa yang mengikuti kegiatan ekstarkurikuler sepakbola yang berjumlah 91 siswa dengan tingkat kesegaran jasmani kategori baik sekali (BS) 15 siswa (17%), kategori baik (B) 73 siswa (80%), kategori sedang (S) 3 siswa (3%). Jadi dapat disimpulkan siswa SMP Non Unggulan yang berkategori baik sekali (BS) yaitu (17%), dan nilai rata-rata (mean) yang diperoleh siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepakbola di SMP Non Unggulan 409,00. Jadi dengan adanya perbedaan kondisi sekolah dan kegiatan pembelajaran yang berbeda dapat mempengaruhi tingkat kesegaran jasmani yang dimiliki oleh setiap siswa. SARAN 1. Bagi Guru Pendidikan Jasmani SMP yang menjadi tempat penelitian: a) SMP Non Unggulan Dengan adanya gambaran perbedaan tingkat kesegaran jasmani ini, khususnya pada SMP Unggulan dimana telah diketahui bahwa tingkat kesegaran jasmani siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepakbola memiliki rata-rata lebih rendah di bandingkan dengan rata-rata tingkat kesegaran jasmani siswa ekstrakurikuler 3
10 sepakbola di SMP Non Unggulan. Dengan demikian diharapkan bagi guru pendidikan jasmani agar meningkatkan pembelajaran yang telah diterapkan pada siswa dan memberikan penanganan secara khusus terhadap siswa yang memiliki tingkat kesegaran jasmani yang rendah dengan memberikan kegiatankegiatan yang dapat meningkatkan tingkat kesegaran jasmani siswa agar menjadi lebih baik. b. Guru pendidikan jasmani SMP Non Unggulan Disarankan untuk tidak bosan-boasnnya memberikan motivasi terhadap siswa agar dapat menjaga dan mengembangkan tingkat kesegaran jasmani siswa untuk menjadi lebih baik dan berprestasi. 2. Bagi peneliti selanjutnya Dengan hasil penelitian ini tingkat kesegaran jasmani siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMP Unggulan dan SMP Non Unggulan memiliki perbedaan. Beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut telah dijelaskan dalam bab sebelumnya, maka untuk peneliti selanjutnya dapat mengkaji lebih dalam, detail, dan mengembangkan dalam bentuk penelitian lain dengan variabel dan subyek penelitian yang lebih luas lagi. DAFTAR RUJUKAN Arikunto Prosedur Penelitian. Jakarta: Rieneka Cipta BSNP Standar Isi Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Badan Standar Satuan Pendidikan. Dwiyogo, Wasis dan Sulistyorini Pengetahuan Kesegaran Jasmani (Suatu pengantar). Malang: IKIP Malang. Dimyati dan Mudjiono Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Departemen Pendidikan Nasional Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani, Tingkat Kesegaran Jasmani Anda. Jakarta. Engkos Kosasih Olahraga Teknik dan Program Latihan. Jakarta: Akademika Pressindo. Hairy Fisiologi Olahraga. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kepeendidikan. Ichsan, M Pendidikan Kesehatan dan Olahraga. Jakarta. Notoatmodjo Soekidjo Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rieneka Cipta. Setyosari, P Rancangan Pembelajaran Teori dan Praktek. Malang : Elang Emas. Swanpo & Mary, W Concepts of Sports Sciences. Jakarta: Pusat Ilmiah Keolahragaan Koni. 4
11 Sudjana Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. 5
I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan
Lebih terperinciSURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS XI (SEBELAS) SMA MUHAMMADIYAH 1 BABAT KABUPATEN LAMONGAN
Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 01 Tahun 2014, 88-93 SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS XI (SEBELAS) SMA MUHAMMADIYAH 1 BABAT KABUPATEN LAMONGAN Eko Nurcahyo Mahasiswa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa. menimbulkan kelelahan yang berlebihan. ( Muhajir : 2004 )
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebugaran Jasmani Kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap pembebasan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang
Lebih terperinciPERBEDAAN EFEKTIFITAS TENDANGAN PENALTI DENGAN MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM DAN PUNGGUNG TIM SEPAK BOLA UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2015
PERBEDAAN EFEKTIFITAS TENDANGAN PENALTI DENGAN MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM DAN PUNGGUNG TIM SEPAK BOLA UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Syarifuddin (1991, hlm. 5) mengatakan bahwa tujuan Penjas
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani (Penjas) pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan kualitas individu secara holistik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip mengenai penyimpangan dan ketidakwajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya teori-teori perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan efektif dan efesien tanpa mengalami kelelahan yang berarti.
Lebih terperinciPERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SDN 16 PULAU BINJAI DENGAN SDN 22 RANTAU SILANG KECAMATAN KUANTAN MUDIK
PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SDN 16 PULAU BINJAI DENGAN SDN 22 RANTAU SILANG KECAMATAN KUANTAN MUDIK Misrati Kepala SDN 012 Kasang Kecamatan Kuantan Mudik misratii729@gmail.com ABSTRAK Berdasarkan
Lebih terperinciZANUAR BUDIANTO K
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 GENTAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2013 /
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam membangun peradaban
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam membangun peradaban bangsa. Pendidikan yang berkualitas mencerminkan peradaban suatu bangsa juga berkualitas. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin ketatnya tingkat kompetisi antar individu, kelompok, masyarakat
Lebih terperinciTINGKAT KESEGARAN JASMANI PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI MTS HASYIM ASY ARI PIYUNGAN TAHUN AJARAN 2016/2017
TINGKAT KESEGARAN JASMANI PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI MTS HASYIM ASY ARI PIYUNGAN TAHUN AJARAN 2016/2017 THE FITNESS LEVEL OF THIS STUDY AIMS TO DETERMINE THE LEVEL OF PHYSICAL FITNESS FOR STUDENT
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KEMAMPUAN SERVICE ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015
HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KEMAMPUAN SERVICE ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciTHE DIFFERENCE OF CARDIORESPIRATORY ENDURANCE LEVEL BETWEEN STRIKERS AND DEFENDERS OF FOOTBALL EXTRACURRICULAR AT SMA NEGERI 1 KOTA MUNGKID
Perbedaan Tingkat Kesegaran... (Yusuf Ady Kurniawan) 1 PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN KARDIORESPIRASI ANTARA PEMAIN DEPAN DENGAN PEMAIN BELAKANG EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 1 KOTA MUNGKID THE
Lebih terperinciKEMAMPUAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PANDAK. Oleh Fitri Hermawan N dan Soni Nopembri Universitas Negeri Yogyakarta
KEMAMPUAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PANDAK Oleh Fitri Hermawan N dan Soni Nopembri Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh : NPM : PROGAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Artikel Skripsi HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KEMAMPUAN MENYUNDUL BOLA PADA PEMBELAJARAN SEPAKBOLA PADA SISWA PUTRA KELAS XI SMK NEGERI 1 GROGOL TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 SKRIPSI Diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanpa pendidikan manusia tidak akan bisa mencapai cita-cita yang mulia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam hidup manusia, tanpa pendidikan manusia tidak akan bisa mencapai cita-cita yang mulia. Pendidikan merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktifitas, tanpa ada yang menyuruh Slameto ( 2010:83). Minat pada dasarnya
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minat belajar Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh Slameto ( 2010:83). Minat pada dasarnya adalah
Lebih terperinciPROGRAM STUDI PENJASKESREK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015
Artikel Skripsi PENGARUH LATIHAN LARI INTERVAL DENGAN LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP PENINGKATAN VO2Max PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAK BOLA SMA NEGERI 7 KEDIRI TAHUN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan permainan beregu walaupun keahlian individual dapat digunakan pada saat tertentu. Dalam segala hal, keberhasilan tim tegantung pada pemain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepak bola adalah permainan bola besar yang dimainkan oleh dua tim dengan masing-masing beranggotakan sebelas orang. Sepak bola merupakan olahraga paling populer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mereka stress,secara fisik mereka juga kurang gerak. Jika terus seperti itu
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Aktivitas di sekolah sangat menyita waktu siswa, sehingga mereka tidak dapat melakukan aktivitas fisik. Akibatnya selain secara mental mereka stress,secara fisik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan pekerjaan dan bergerak. Kebugaran jasmani yang dibutuhkan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebugaran jasmani erat kaitanya dengan kegiatan manusia dalam melakukan pekerjaan dan bergerak. Kebugaran jasmani yang dibutuhkan untuk mendukung aktivitas sehari-hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat dan segala kemampuan. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan bergerak, bekerja
Lebih terperinciPERBEDAAN KEKUATAN DAN DAYA TAHAN OTOT TUNGKAI PEMAIN BELAKANG TENGAH DAN DEPAN DALAM SEPAKBOLA
PERBEDAAN KEKUATAN DAN DAYA TAHAN OTOT TUNGKAI PEMAIN BELAKANG TENGAH DAN DEPAN DALAM SEPAKBOLA Oleh: Firdian Waluyo dan Soni Nopembri Universitas Negeri Yogyakarta ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan olahraga sering kali terkalahkan oleh pendidikan akademis lainya, padahal aspek kesehatan jasmani merupakan aspek penting guna mendukung pendidikan
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING
PENDAHULUAN UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI METODE DEMONSTRASI DAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PERBAUNGAN TAHUN AJARAN 2015/2016 MUHAMMAD SYALEH,
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH PENGARUH LATIHAN VARIASI DRILL PASSING DAN WALL PASSING TERHADAP KEMAMPUAN CHEST PASS PADA PEMAIN BOLA BASKET SMA NEGERI 7 KOTA JAMBI
ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LATIHAN VARIASI DRILL PASSING DAN WALL PASSING TERHADAP KEMAMPUAN CHEST PASS PADA PEMAIN BOLA BASKET SMA NEGERI 7 KOTA JAMBI Oleh: SADDAM ARYANTO A1D408009 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciPROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan olahraga yang dikenal sejak ribuan tahun yang lalu dengan beberapa aturan permainan yang cukup menarik dan mudah diterima oleh kalangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara terencana akan meningkatkan kebugaran jasmani seseorang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan salah satu bagian terpenting dari aktifitas fisik manusia yang berpengaruh terhadap perkembangan fisik dan mental. Kegiatan olahraga yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari program pendidikan. Tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa pendidikan jasmani, dan tidak
Lebih terperinci2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga merupakan salah satu kesatuan yang memiliki tujuan cukup luas antaranya adalah untuk prestasi, pendidikan, dan sebagai aktivitas untuk kesehatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya menjadi sekedar hobi telah berkembang menjadi fanatik. Fanatik dari para pecinta sepak bola membuat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Para ahli mengemukakan pendapat masing-masing tentang kebugaran jasmani.
13 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kebugaran Jasmani 1. Pengertian Kebugaran Jasmani Para ahli mengemukakan pendapat masing-masing tentang kebugaran jasmani. Menurut Safrit (1994: 146) ada dua definisi yang bisa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Menurut Irianto (2004: 2),
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebugaran Jasmani Lutan (2001:7), mengatakan bahwa kebugaran jasmani (yang terkait dengan kesehatan) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tugas fisik yang memerlukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan aktivitas kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari mulai bangun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan modern yang serba otomatis semakin mempermudah manusia dalam melakukan aktivitas kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari mulai bangun tidur sampai berangkat
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA Aba Sandi Prayoga, M.Or. Penjaskesrek STKIP MODERN Ngawi aba_sandy@yahoo.com Abstrak Penelitian ini mempunyai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan mengarah pada tujuan pendidikan nasional itu sendiri, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang sangat digemari. masyarakat, di desa maupun di kota sering kali dijumpai orang yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang sangat digemari masyarakat, di desa maupun di kota sering kali dijumpai orang yang memainkan permainan ini mulai
Lebih terperinciARTIKEL SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP PGRI BESOWO KEPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018
ARTIKEL SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP PGRI BESOWO KEPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 Oleh: RIZKY HARDIAN 13.1.01.09.0155 Dibimbing oleh : 1. YULINGGA NANDA HANIEF,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. POMNAS (Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional) merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan POMNAS (Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional) merupakan salah satu kegiatan olahraga yang ada di Indonesia. Keberadaan Pomnas tidak terlepas dari sejarah perjalanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga salah satu cara untuk membina dan mempertahankan kesegaran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga salah satu cara untuk membina dan mempertahankan kesegaran jasmani, pembinaan gerakan dilaksanakan untuk meningkatkan kwalitas kesegaran dan penampilan
Lebih terperinciDISUSUN OLEH : ADI DHARMA SAPUTRA
HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP KEMAMPUAN SMASH DALAM PERMAINAN SMASH BOLA VOLI PADA SISWA PURA KELAS VIII SMP PGRI 1 KEDIRI TAHUN AJARAN 2016/2017 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan
Lebih terperinciTINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 RASAU JAYA
TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 RASAU JAYA Ashadi Cahyadi Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Pendidikan Olahraga dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita terus menerus dimanjakan dengan segala sesuatu yang otomatis. bersenyawa dengan hidup manusia (Depdiknas, 2007).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup sehat adalah harapan semua orang tetapi kesehatan tidak akan pernah diperoleh apabila tanpa diikuti oleh usaha yang memadai. Apabila kehidupan kita terus
Lebih terperinciPELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI SEPAK BOLA SEKOLAH MENENAH PERTAMA (SMP) NEGERI 2 RAMBATAN KECAMATAN RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR JURNAL
PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI SEPAK BOLA SEKOLAH MENENAH PERTAMA (SMP) NEGERI 2 RAMBATAN KECAMATAN RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR JURNAL Oleh: ANCE LARICHI 1107487/2011 PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. waktu ke waktu baik tingkat daerah propinsi maupun nasional dan internasional. Hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Melalui olahraga dapat dibentuk manusia yang sehat jasmani, rohani serta mempunyai kepribadian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga semakin lama mendapat tempat di dunia kesehatan sebagai salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga semakin lama mendapat tempat di dunia kesehatan sebagai salah satu faktor penting dalam pencegahan penyakit. Hal ini ditunjukan dari peran masyarakat
Lebih terperinciPROFIL KOBDISI FISIK PEMAIN EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMAN 2 PARE TAHUN 2014/2015 SKRIPSI
PROFIL KOBDISI FISIK PEMAIN EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMAN 2 PARE TAHUN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S-1) Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional seperti yang tertera dalam pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan tujuan tersebut,
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :
KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KECEPATAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN DEPAN PADA PESERTA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT DI SMK AHMAD YANI KEDIRI TAHUN AJARAN 2014-2015 SKRIPSI
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU HIDUP SEHAT DENGAN KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS ATAS SEKOLAH DASAR NEGERI 2 TRIWARNO KECAMATAN KUTOWINANGUN KABUPATEN KEBUMEN
HUBUNGAN PERILAKU HIDUP SEHAT DENGAN KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS ATAS SEKOLAH DASAR NEGERI 2 TRIWARNO KECAMATAN KUTOWINANGUN KABUPATEN KEBUMEN Oleh: Wiwit Aryanto dan Sumarjo FIK UNY Abstrak Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Olahraga sebagai pendidikan atau dengan istilah pendidikan merupakan salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Olahraga di sekolah dipandang sebagai alat pendidikan yang mempunyai peran penting terhadap pencapaian tujuan belajar mengajar secara keseluruhan. Olahraga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain, yang lazim disebut. sebanyak-banyaknya ke dalam gawang lawan dan mempertahankan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain, yang lazim disebut kesebelasan. Masing-masing
Lebih terperinciHUBUNGAN KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KETRAMPILAN MENYUNDUL BOLA PADA PEMBELAJARAN SEPAKBOLA BAGI PARA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 GROGOL TAHUN 2015
HUBUNGAN KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KETRAMPILAN MENYUNDUL BOLA PADA PEMBELAJARAN SEPAKBOLA BAGI PARA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 GROGOL TAHUN 2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat permainan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat permainan dan berisi perjuangan melawan diri sendiri atau dengan orang lain atau konfrontasi dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Untuk mencapai kinerja (Performance) yang lebih baik dari seorang pemain
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk mencapai kinerja (Performance) yang lebih baik dari seorang pemain sepakbola, tentu saja dibutuhkan latihan yang teratur, berkesinambungan dan terus menerus, kian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat digemari oleh semua lapisan masyarakat di Indonesia, baik di kota-kota maupun di desa-desa. Bahkan sekarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memasyarakat dan digemari hampir semua orang. Orang bukan saja gemar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga sepak bola merupakan salah satu permainan yang memasyarakat dan digemari hampir semua orang. Orang bukan saja gemar memainkannya tetapi juga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari program pendidikan umum yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian dari program pendidikan umum yang memberi kontribusi, terutama melalui pengalaman gerak, terhadap pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga pada dasarnya dibutuhkan oleh setiap manusia, termasuk anak usia dini. Olahraga Menurut Rukmono (2012) olahraga adalah suatu kegiatan untuk melatih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan olahraga, mulai dari pemilihan calon atlet sampai pada metode latihan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi olahraga yang tinggi selalu jadi impian oleh setiap atlet. Kemampuan prestasi ini tidak terlepas dari perkembangan yang dicapai dalam bidang ilmu kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud untuk memelihara kesehatan dan kebugaran tubuh. Kegiatan ini pun dalam perkembangannya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup dengan kata lain di mulai dari sejak dini hingga akhir hayat. Pendidikan adalah semua kegiatan
Lebih terperinciHUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA. Jurnal. Oleh. Chandra Sasongko
HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA Jurnal Oleh Chandra Sasongko FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016 2 ABSTRACT
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. (human movement) yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan atau
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan via gerak insani (human movement) yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan atau olahraga untuk mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. G. Morgan pada tanggal 9 Februari 1895 di Holyoke Massachusetts (Amerika
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola voli merupakan salah satu olahraga yang populer di Indonesia selain sepak bola. Bola voli adalah olahraga permainan yang ditemukan oleh William G. Morgan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada hakekatnya merupakan usaha pembentukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada hakekatnya merupakan usaha pembentukan manusia Indonesia seutuhnya oleh karena itu, pendidikan jasmani tidak terlepas dari usaha-usaha
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kodratnya dengan tidak bergerak dan tidak beraktivitas. Banyak manfaat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan mahluk bergerak, oleh karena itu tidak boleh melawan kodratnya dengan tidak bergerak dan tidak beraktivitas. Banyak manfaat yang diperoleh dengan bergerak
Lebih terperinciTINJAUAN STATUS GIZI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 05 AIR TAWAR BARAT KECAMATAN PADANG UTARA JURNAL
TINJAUAN STATUS GIZI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 05 AIR TAWAR BARAT KECAMATAN PADANG UTARA JURNAL Diajukan Kepada Tim Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Olahragasebagai salah
Lebih terperinciPERBANDINGAN ANTARA LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN GERAKAN BENCH PRESS DAN PUSH UP TERHADAP HASIL TEMBAKAN FREE THROW DALAM PERMAINAN BOLA BASKET
PERBANDINGAN ANTARA LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN GERAKAN BENCH PRESS DAN PUSH UP TERHADAP HASIL TEMBAKAN FREE THROW DALAM PERMAINAN BOLA BASKET Taryono, S.Pd. *) ABSTRAK Dalam proses pelatihan khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu, karena melakukan kegiatan olahraga yang baik dan benar serta berkesinambungan dapat meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan salah satu bentuk aktifitas fisik yang memiliki dimensi kompleks. Dalam berolahraga individu mempunyai tujuan yang berbeda-beda, antara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penghayatan nilai - nilai (sikap mental emosional sportivitas spiritual
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai -
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi pada jaman modern sekarang ini membuat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi pada jaman modern sekarang ini membuat aktifitas fisik manusia semakin berkurang. Hal tersebut menyebabkan aktifitas gerak yang sedikit
Lebih terperinciTINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK USIA TAHUN DI SLB NEGERI 1 BANTUL Oleh : Heige Ma shum Hidaya NIM ABSTRAK
Tingkat Kebugaran Jasmani (Heige Ma shum Hidaya) 1 TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK USIA 16-19 TAHUN DI SLB NEGERI 1 BANTUL Oleh : Heige Ma shum Hidaya NIM. 10603141037 ABSTRAK Kebugaran
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. subyek dengan rentang usia dari 15 tahun sampai 60 tahun dan
BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Sampel dalam penelitian ini adalah 75 anggota aktif. Selanjutnya akan dijelaskan mengenai gambaran sampel berdasarkan usia dan Masa bekerja. Selanjutnya akan dijelaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia merupakan perwujudan manusia yang bertujuan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan perwujudan manusia yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa (UUD 1945). Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat
Lebih terperinciPENGARUH METODE KOOPERATIF DAN KOMANDO TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA
ISSN 2527-760X (Print) ISSN 2528-584X (Online) PENGARUH METODE KOOPERATIF DAN KOMANDO TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA Novri Gazali Universitas Islam Riau novri.gazali@edu.uir.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani (penjas) merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KEMAMPUAN MENYUNDUL BOLA PADA PEMBELAJARAN SEPAK BOLA PADA SISWA KELAS XI SMK PGRI 3 KEDIRI
HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KEMAMPUAN MENYUNDUL BOLA PADA PEMBELAJARAN SEPAK BOLA PADA SISWA KELAS XI SMK PGRI 3 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014-2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena melakukan olahraga yang baik dan benar serta berkelanjutan dapat meningkatkan kebugaran jasmani.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan perwujudan manusia yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia untuk bersaing dalam membangun taraf hidup
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah upaya yang dikerjakan secara sadar oleh manusia untuk meningkatkan kualitas manusia untuk bersaing dalam membangun taraf hidup bangsa dan negara. Pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), dan pembiasaan pola hidup
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial),
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN DRILL DAN BERMAIN TERHADAP HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA SISWA KELAS VII SMPN 2 BANYUWANGI
PENERAPAN PEMBELAJARAN DRILL DAN BERMAIN TERHADAP HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA SISWA KELAS VII SMPN 2 BANYUWANGI Panji Sekar Pambudi 1 Joni Pramudana 2 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciPengaruh Senam SKJ 2008 Terhadap Kebugaran Jasmani Siswi Sekolah Dasar Negeri 20 Alang Laweh Padang Selatan Kota Padang
Lucy Oktavani, Arfon Meirony (2017). Pengaruh Senam SKJ 2008 Terhadap Kebugaran jasmani Siswa Sekolah Dasar Negeri 20 Alang Laweh Padang Selatan Kota Padang. Journal of Education Research and Evaluation.
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KEMAMPUAN MENYUNDUL BOLA PADA PEMBELAJARAN SEPAK BOLA
HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KEMAMPUAN MENYUNDUL BOLA PADA PEMBELAJARAN SEPAK BOLA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan
Lebih terperinciPERBEDAAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PESERTA LATIH EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DAN BOLABASKET DI SMPN 14 YOGYAKARTA.
PERBEDAAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PESERTA LATIH EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DAN BOLABASKET DI SMPN 14 YOGYAKARTA. Andini Dwi Intani 1 Universitas Islam 45 Bekasi andiniintani@yahoo.com Abstrak Penelitian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani adalah proses mendidik seseorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan
Lebih terperinciPENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI DAN VO2MAX DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA. Jurnal. Oleh. Arif Cahyanto
PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI DAN VO2MAX DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA Jurnal Oleh Arif Cahyanto PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciSyaranamual Jusak: Circuit Training dalam Meningkatkan Kebugaran
! 24 Syaranamual Jusak: Circuit Training dalam Meningkatkan Kebugaran PENGARUH CIRCUIT TRAINNING TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA PUTRA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 2 ITAWAKA SAPARUA Jusak Syaranamual
Lebih terperinciHUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN HASIL SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA EKSTRAKULIKULER MTs PEMBANGUNAN PACITAN TAHUN 2015 SKRIPSI
Artikel Skripsi HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN HASIL SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA EKSTRAKULIKULER MTs PEMBANGUNAN PACITAN TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya semua orang mempunyai aktifitas masing-masing, dimana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya semua orang mempunyai aktifitas masing-masing, dimana tingkatan aktifitasnya itu berbeda-beda pada masing-masing individu. Untuk dapat melaksanakan
Lebih terperinciPERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET
1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan jasmani merupakan salah satu pendidikan yang berfungsi untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan jasmani penting dilakukan karena
Lebih terperinciKONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET
KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET (Studi Deskriptif pada Siswa Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri 11 Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI 4 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH THOMI PRADODO A1D408107
ARTIKEL ILMIAH SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI 4 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH THOMI PRADODO A1D408107 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
Lebih terperinci