Fahrizal. kekuatan lengan, kelentukan togok ke depan, kekuatan tungkai, roll ke depan, senam lantai.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Fahrizal. kekuatan lengan, kelentukan togok ke depan, kekuatan tungkai, roll ke depan, senam lantai."

Transkripsi

1 Fahrizal, Kontribusi Kekuatan Lengan, Kelentukan Togok Ke Depan, dan Kekuatan Tungkai 87 KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN, KELENTUKAN TOGOK KE DEPAN, DAN KEKUATAN TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN ROLL KE DEPAN PADA SENAM LANTAI SISWA SMP NEGERI 2 WATAMPONE Fahrizal Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Universitas Negeri Makassar Jln. Wijaya Kusuma Raya No.14, Kampus Banta-bantaeng Kode Pos 90222, Tlp. (0411) Abstract: Kontribusi Kekuatan Lengan, Kelentukan Togok Ke Depan, dan Kekuatan Tungkai Terhadap Kemampuan Roll Ke Depan pada Senam Lantai Siswa SMP Negeri 2 Watampone. Penelitian ini bertujuan untuk pemperoleh jawaban atas permasalahan: (1). Apakah ada kontribusi kekuatan lengan terhadap kemampuan roll ke depan. (2). Apakah ada kontribusi kelentukan togok ke depan terhadap kemampuan roll ke depan. (3). Apakah ada kontribusi kekuatan tungkai terhadap kemampuan roll ke depan. (4). Apakah ada kontribusi antara kekuatan lengan, kelentukan togok ke kemampuan roll ke depan. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan tiga variabel bebas dan satu variabel terikat. Populasi dan sampel adalah Siswa SMP Negeri 2 Watampone, secara random sampling diperoleh sampel sebanyak 60 orang. Teknik analisis data yang digunakan regresional (uji-r). Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan sebagai berikut: (1). Ada kontribusi kekuatan lengan terhadap kemampuan Roll ke depan, terhadap kemampuan roll ke depan diperoleh nilai β = 0.349, dengan nilai r² = (P < 0.05). Dimana bahwa kekuatan lengan memberikan kontribusi atau sumbangan 55.10%. (2). Ada kontribusi kelentukan togok ke depan terhadap kemampuan roll ke depan, terhadap nilai β = 0.352, dengan nilai r² = (P < 0.05). Dimana bahwa kelentukan togok ke depan memberikan kontribusi atau sumbangan 61.20%. (3). Ada kontribusi kekuatan tungkai terhadap kemampuan Roll ke depan terhadap kemampuan roll ke depan diperoleh nilai β = dengan nilai r² = (P < 0.05). Dimana bahwa kekuatan tungkai memberikan kontribusi atau sumbangan 58.20%. (4). Ada kontribusi secara bersama-sama kekuatan lengan, kelentukan togok ke kemampuan roll ke depan, terhadap nilai Ro = dengan nilai R² = (P < 0.05). Dimana bahwa secara bersama-sama depan, dan kekuatan tungkai memberikan kontribusi atau sumbangan 82.00%. Kata kunci: depan, kekuatan tungkai, roll ke depan, senam lantai. Di Indonesia khususnya Sulawesi Selatan telah banyak cabang olahraga yang sudah dikenal oleh masyarakat, salahsatu adalah olahraga senam. Senam yang dikenal di sebagai salah satu olahraga yang merupakan terjemahan langsung dari bahasa Inggris yaitu Gymnastic, atau bahasa Belanda yaitu Gymnastiek. Kata gymnastics sendiri dalam bahasa aslinya merupakan serapan kata dari bahasa Yunani, Gymnos, yang berarti telanjang. Menurut Hidayat (1996:13) kata gymnastiek tersebut dipakai untuk menunjukan kegiatan kegiatan fisik yang memerlukan keluasan gerak sehingga perlu dilakukan dengan telanjang atau setengah telanjang. Imam Hidayat (1996:15) Mencoba mendefinisikan senam sebagai: suatu latihan tubuh yang dipilih dan dikonstruksi dengan sengaja dilakukan dengan sadar dan terencana, disusun secara sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan kemampuan dan menanamkan nilai nilai mental spiritual. Roll ke depan pada senam lantai merupakan bagian dari senam akrbatik dimana pada umumnya menonjolkan fleksibilitas gerakan dan balancing. Roll ke depan dapat disebut dengan berguling ke depan yang merupakan bentuk sikap gerakan berdiri, lalu meletakkan tangan di matras dengan tungkai lurus dan meletakkan gunggung ke matras lalu berguling ke depan. Gerakan ini memanfaatkan kemampuan kedua belah tangan sebagai tumpuan dan kedua kaki 118

2 Fahrizal, Kontribusi Kekuatan Lengan, Kelentukan Togok Ke Depan, dan Kekuatan Tungkai 119 rapat dan lurussebagai tolakan. Dalam pelaksanaan roll ke depan pesenam menempatkan kedua belah tangannya di matras tepat di depannya kemudian kedua kakinya lurus dan mendorong agar badan akan condong ke depan pada posisi kepala agak dilipat agar punggung dapat jatuh pada matras. Menyimak uraian pelaksanaan roll ke depan, sehingga untuk melaksanakan dengan baik dan sempurna dengan menyusun program perencanaan program latihan yang mengarah pada peningkatan kemampuan pelaksanaan roll ke depan, dimana seorang guru atau pelatih senam dituntut untuk selalu menerapkan empat aspek latihan kepada pesenamnya, diantaranya aspek fisik, aspek teknik, aspek taktik dan aspek mental. Salah satu yang mendukung kemampuan seorang pesenam sebagaimana dikemukakan di atas adalah aspek fisik. Aspek fisik yang terdiri dari beberapa komponen diantaranya: kekuatan kekuatan tungkai. Bompa (1994:14), mengemukakan bahwa: Latihan melatih kondisi fisik atlet adalah suatu upaya yang sistematis dan ditujukan kepada peningkatan kemampuan fungsional atlet sesuai dengan tuntutan cabang olahraga yang ditekuni sehingga dapat mencapai standar yang telah ditentukan. Melihat permasalahan tersebut di atas, maka penulis yang termasuk sukar dalam melakukan gerakan roll ke depan ini, tergugah untuk melakukan suatu penelitian yang diharapkan untuk menjadi bahan masukan bagai guru, pelatih, pembina, atlet dan pribadi penulis sendiri. Adapun bentuk penelitian yang dilakukan pada penulisan ini, dengan menerapkan tiga variabel bebas yaitu depan, dan kekuatan tungkai yang diprediksikan akan memberikan kontribusi pada peningkatan kemampuan roll ke depan. Untuk menghindari salah penafsiran, maka penulis akan menjelaskan pengertian dan tujuan dari tiga variabel bebas tersebut secara terpisah. Kekuatan lengan merupakan salah satu potensi fisik yang masih perlu dikembangkan secara khusus sesuai dengan kebutuhan dalam gerakan roll ke depan. Menurut Harsono (1988:177), mengemukakan bahwa dengan memiliki kekuatan lengan, pesenam dapat melakukan gerakan roll ke depan dengan baik dan cepat. Sehingga untuk menghasilkan kemampuan roll ke depan yang kuat dan cepat, sangat memerlukan adanya kekuatan lengan. Kelentukan togok ke depan yang dimanfaatkan guna untuk menambah kekuatan atau daya pada lengan pada saat akan melakukan roll ke depan. Menurut Rani Abd Adib (1974:45), mengemukakan bahwa flexibility adalah suatu kemampuan seseorang melakukan gerakan dengan kemampuan gerak persendian yang luas. Sehingga dengan adanya gerak persendian pada togok, maka dapat memberikan gerakan tambahan secara cepat dan kuat, sehingga roll ke depan semakin cepat dan gerakannya akan menjadi luwes dan tidak kaku. Kekuatan tungkai merupakan salah satu faktor pendukung kemampuan roll ke depan. Harsono (1988:178), mengemukakan bahwa : Kekuatan adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Sehingga tungkai yang kuat akan menghasilkan tenaga yang besar pada saat mendukung gerakan menolakkan tubuh atau mendorong tubuh agar dapat bergerak ke depan dengan cepat, agar tubuh dapat berguling ke depan. Selain itu kekuatan tungkai akan menentukan posisi saat melakukan gerakan roll ke depan agar lebih terarah dengan baik. Kondisi fisik yang diuraikan di atas diharapkan memberikan sumbangsih yang besar terhadap kemampuan roll ke depan pada cabang olahraga senam. Inilah yang mendorong peneliti untuk membuktikan apakah ada kontribusi kekuatan lengan, kelentukan togok ke depan, dan kekuatan tungkai terhadap kemampuan roll ke depan pada senam lantai. Sehingga peneliti mengangkat dengan judul Kontribusi Kekuatan Lengan, Kelentukan Togok Ke Depan Dan Kekuatan Tungkai Terhadap Kemampuan Roll Ke Depan Pada Senam Lantai Siswa SMP Negeri 2 Watampone. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Deskriptif dengan teknik kontribusi, yaitu mencari Kontribusi antara variabel-

3 120 Jurnal ILARA, Volume Fahrizal, IV, Kontribusi Nomor Kekuatan 1, Januari-Juni Lengan, Kelentukan 2013, hlm. Togok 118 Ke Depan, 125 dan Kekuatan Tungkai 120 variabel yang satu dengan variabel lainnya. Variabel-variabel penelitian yang perlu didefenisikan secara operasional adalah meliputi: Kekuatan lengan adalah kemampuan dari otot lengan untuk dapat mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan aktivitas. Untuk mengukur kekuatan lengan menggunakan push-up Kelentukan togok ke depan merupakan kemampuan untuk melakukan gerakan dengan kemampuan gereka persendian, dengan menggunakan alat ukur kelentukan togok ke depan. Kekuatan tungkai adalah kemampuan dari otot tungkai untuk dapat mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan aktivitas. Untuk mengukur kekuatan tungkai menggunakan hald squat jump. Kemampuan roll ke depan merupakan kemampuan melakukan roll ke depan pada senam lantai, yaitu kemampuan melakukan gerakan mengguliong ke depan. Adapun populasi dari penelitian ini adalah semua siswa SMP Negeri 2 Watampone sebanyak 203 orang siswa. Sampel secara sederhana diartikan sebagai bahagian dari populasi yang dijadikan sebagai sumber data yang sebenarnya. Sutrisno Hadi (1986:221), mengemukakan bahwa: Sampel merupakan sebahagian yang diambil dari populasi dengan menggunakan cara-cara tertentu. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 60 orang yang diperoleh dengan teknik Simple Random Sampling dengan cara undian. Data yang perlu dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi; data kekuatan lengan, kekuatan otot perut, dan kemampuan roll ke depan. Jenis tes yang dipergunakan untuk pengukuran tersebut adalah sebagai berikut: Tes Push-Up. Tujuan: Untuk mengukur kekuatan lengan. Alat dan perlengkapan: Stopwatch, Tanah/lantai yang rata, alat tulis, formulir tes, Pelaksanaan : Testee dalam posisi push-up. Pada aba-aba ya testee melakukan push-up. Testee melakukan push-up 20 detik, tetapi bila testee tidak mampu melakukan langsung berhenti, walaupun belum 20 detik. Penilaian: Hasil yang dicatat adalah jumlah perlakuan selama 20 detik. Tes Kelentukan togok ke depan ke belakang. Tujuan: Untuk mengukur kelentukan togok ke depan ke belakang. Alat dan perlengkapan: Lantai/meja, Mistar atau meteran, Alat tulis, Formulir. Pelaksanaan: Testee dalam posisi tengkurap di atas lantai atau meja dengan tangan di belakang badan. Kemudian togok dibengkokkan pelan-pelan ke atas dengan mengangkat kepala dan dagu mencapai skala setinggi-tingginya dan sikap ini dipertahankan selama 3 detik. Tes dilakukan dua kali berturut-turut. Penilaian : Hasil yang dicatat adalah angka skala yang dapat dicapai oleh ke dua jari tangan dalam dua kali usaha. Tes half squat jump. Tujuan: Mengukur kekuatan otot tungkai. Alat dan perlengkapan: Stopwatch, formulir tes, alat tulis. Pelaksanaan: Testee berdiri pada keadaan siap melakukan gerakan half-squat jump, dengan kedua jari-jari tangan saling bersilangan di belakang kepala. Pada abaaba Ya, bersamaan terhadap stopwatch dijalankan, testee melakukan gerakan halfsquat jump berulang-ulang dengan teknik yang benar. Pada saat stopwatch menunjukkan angka 20 detik diberikan abaaba Stop, testee berhenti melakukan gerakan, bersamaan stopwatch dihentikan. Penilaian: Nilai yang diperoleh adalah berapa kali testee melakukan gerakan halfsquat jump selama 30 detik. Hanya gerakan yang dilakukan dengan teknik yang benar yang dihitung. Tes kemampuan roll ke dean. Tujuan: Untuk mengukur kemampuan roll ke depan. Alat dan Fasilitas: Matras, Formulir tes, Alat tulis. Pelaksanaan: Siswa berdiri tegak dengan ke dua lengan di samping badan, Siswa meletakkan ke dua telapak tangan di atas matras, lalu ke dua siku ditekuk dan dagu menyentuh dada. Kemudian tangan menekuk sambil tengkuk (punggung) diletakkan atau menyentuh matras, yang dilanjutkan dengan roll ke depan. Bersamaan dengan itu kedua lutut dilipat dan kedua tangan merangkul lutut sehingga berakhir dengan posisi jongkok, dan selanjutnya dilanjutkan dengan sika berdiri (semula). Penilaian: Baik dengan nilaii 9-10 apabila posisi stabil, rapi, dan lancar tidak tegang. Sedang dengan nilai 7-8 apabila posisi stabil namun tidak lancar gerakannya. Cukup dengan nilai 5-6 apabila tidak stabil dan tidak lancar gerakannya. Kurang dengan nilai 4 >

4 Fahrizal, Kontribusi Kekuatan Lengan, Kelentukan Togok Ke Depan, dan Kekuatan Tungkai 121 apabila tidak dapat melakukan gerakan roll ke depan. Data yang terkumpul melalui tes masih merupakan data kasar. Data tersebut selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji statistik korelasional dengan bantuan paket SPSS dalam komputer. Analisis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, dan infrensial. Analisis deskriptif untuk menggambarkan data apa adanya. Sedangkan analisis infrensial untuk menguji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi sederhana dan analisis regresi ganda. Sebelum menggunakan rumus tersebut, maka terlebih dahulu dilakukan analisis normalitas dengan menggunakan teknik KLmogorov Smirnov (KS-Z) dengan program SPSS dalam komputer. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil tes dan pengukuran kekuatan kekuatan tungkai terhadap kemampuan roll Negeri 2 Watampone dianalisis dengan teknik statistik deskriptif dan statistik infrensial. Namun sebelum dilakukan analisis untuk menguji hipotesis dilakukan pengujian persyaratan analisis dengan uji normalitas data. Analisis deskriptif dilakukan terhadap data kekuatan lengan, kelentukan togok ke depan, dan kekuatan tungkai terhadap kemampuan roll ke depan pada senam lantai. Analisis deskrtiptif meliputi; total nilai, rata-rata, range, maksimal dan minimum. Dari nilai-nilai statistik ini diharapkan dapat memberi gambaran umum tentang keadaan data lantai dapat dikemukakan sebagai berikut: kekuatan lengan, diperoleh rata-rata 14.46, standar deviasi 2.57, minimal 10.00, maksimal 20.00, rentang Kelentukan togok ke depan, diperoleh ratarata cm, standar deviasi 2.68 cm, minimal 9.00 cm, maksimal cm, rentang 9.00 cm. Kekuatan tungkai, diperoleh rata-rata 11.73, standar deviasi 1.79, minimal 8.00, maksimal 15.00, rentang Kemampuan roll ke depan pada senam lantai, diperoleh, rata-rata 6.16, standar deviasi 1.20, minimal 4.00, maksimal 8.00, rentang N Selisih Minimal Maksimal Rata-rata S.D KL KL KT KRD Data Hasil analisis data deskriptif tersebut di atas baru merupakan gambaran umum data depan, kekuatan tungkai dan kemampuan roll ke depan pada senam lantai. Data tersebut di atas belum menggambarkan bagaimana keterkaitan atau saling kontribusi antara variabel penelitian tersebut. Untuk membuktikan apakah ada kontribusi yang signifikan antara variabel bebas yaitu kekuatan lengan, kelentukan togok ke depan, dan kekuatan tungkai terhadap variabel terikat yaitu kemampuan roll ke depan pada senam lantai, maka diperlukan pengujian lebih lanjut yaitu dengan uji normalitas data. Pengujian normalitas data. Salah satu asumsi yang harus dipenuhi agar statistik parametrik dapat digunakan dalam penelitian adalah data harus mengikuti sebaran normal. Untuk mengetahui sebaran data kekuatan kekuatan tungkai terhadap kemampuan roll

5 122 Jurnal ILARA, Volume Fahrizal, IV, Kontribusi Nomor Kekuatan 1, Januari-Juni Lengan, Kelentukan 2013, hlm. Togok 118 Ke Depan, 125 dan Kekuatan Tungkai 122 Negeri 2 Watampone, maka dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov (KS-Z). Variabel Absolut Positif Negatif KS-Z Prob. Ket KL Normal KLT Normal KT Normal KRD Normal Hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan uji KLmogorov Smirnov menunjukkan hasil sebagai berikut: Kekuatan lengan diperoleh nilai (KS-Z) = (P > 0.05), maka dapat dikatakan bahwa data kekuatan lengan pada siswa SMP Negeri 2 Watampone mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal. Kelentukan togok ke depan diperoleh nilai (KS-Z) = (P > 0.05), maka dapat dikatakan bahwa data kelentukan togok ke depan siswa SMP Negeri 2 Watampone mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal. Kekuatan tungkai diperoleh nilai (KS-Z) = (P > 0.05), maka dapat dikatakan bahwa data kekuatan tungkai pada siswa SMP Negeri 2 Watampone mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal. Kemampuan roll ke depan diperoleh nilai (KS-Z) = (P > 0.05), maka dapat dikatakan bahwa data lantai siswa SMP Negeri 2 Watampone mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal. Oleh karena data penelitian berdistribusi normal, maka pengujian hipotesis akan digunakan uji statistik parametrik. Ada empat hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Keempat hipotesis tersebut harus diuji kebenarannya melalui data empiris. Setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan uji regresi (statistik parametrik) maka diperoleh hasil seperti berikut ini: Ada kontribusi yang signifikan kekuatan lengan terhadap Data kekuatan lengan diperoleh melalui tes push-up. Untuk mengetahui keeratan kontribusi kekuatan lengan terhadap kemampuan roll ke depan pada cabang olahraga senam lantai dilakukan analisis regresi. Hipotesis statistik yang akan di uji: H 0 : βx 1.y = 0, H 1 : βx 1.y 0. Hasil pengujian: Hasil analisis data kekuatan lengan, diperoleh β = dengan r² = (P < 0.05). Maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, berarti ada kontribusi yang signifikan kekuatan lengan terhadap Nilai kontribusi diperoleh 0.551, ini berarti bahwa 55.10% kemampuan roll ke depan dapat dijelaskan oleh kekuatan lengan, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel kelentukan togok ke depan, kekuatan tungkai dan variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian ini. Variabel β r² Keterangan KL (X1) KRD (Y) Signifikan kelentukan togok ke depan terhadap Data kelentukan togok ke depan diperoleh melalui tes kelentukan togok ke depan. Untuk mengetahui keeratan kontribusi kelentukan togok ke depan terhadap

6 Fahrizal, Kontribusi Kekuatan Lengan, Kelentukan Togok Ke Depan, dan Kekuatan Tungkai 123 kemampuan roll ke depan pada cabang olahraga senam lantai dilakukan analisis regresi. Hipotesis statistik yang akan di uji: H 0 : βx 2.y = 0, H 1 : βx 2.y 0. Hasil pengujian: Hasil analisis data kelentukan togok ke depan, diperoleh β = dengan r² = (P < 0.05). Maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, berarti ada kontribusi yang signifikan kelentukan togok ke depan terhadap kemampuan roll Negeri 2 Watampone. Nilai kontribusi diperoleh 0.612, ini berarti bahwa 61.20% kemampuan roll ke depan dapat dijelaskan oleh kelentukan togok ke depan, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel kekuatan lengan, kekuatan tungkai dan variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian ini. Variabel β r² Keterangan KLT (X2) KRD (Y) Signifikan kekuatan tungkai terhadap kemampuan roll Negeri 2 Watampone. Data kekuatan tungkai diperoleh melalui tes half squat jump. Untuk mengetahui keeratan kontribusi kekuatan tungkai terhadap kemampuan roll ke depan pada cabang olahraga senam lantai dilakukan analisis regresi. Hipotesis statistik yang akan di uji: H 0 : βx 3.y = 0, H 1 : βx 3.y 0. Hasil pengujian: Hasil analisis data kekuatan tungkai, diperoleh β = dengan r² = (P < 0.05). Maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, berarti ada kontribusi yang signifikan kekuatan tungkai terhadap Nilai kontribusi diperoleh 0.582, ini berarti bahwa 58.20% kemampuan roll ke depan dapat dijelaskan oleh kekuatan tungkai, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel depan dan variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian ini. Variabel β r² Keterangan KT (X2) KRD (Y) Signifikan Untuk mengetahui keeratan kontribusi kemampuan roll ke depan pada cabang olahraga senam lantai dilakukan analisis regresi. Hipotesis statistik yang akan di uji: H 0 : Rx 1,2.3.y = 0, H 1 : Rx 1,2.3.y 0. Hasil pengujian: Hasil analisis data regresi ganda diperoleh nilai Rhitung (Ro) = 0.906, dengan R² = (P < 0.05). Maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, berarti ada kontribusi yang signifikan kekuatan kekuatan tungkai secara bersama-sama terhadap kemampuan roll ke depan pada senam lantai siswa SMP Negeri 2 Watampone. Nilai kontribusi diperoleh 0.820, ini berarti bahwa 82.00% lantai dapat dijelaskan oleh ketiga variabel bebas secara bersama-sama, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diamati dengan penelitian ini. Variabel Ro R² Keterangan KL (X1), KLT (X2),KT (X3) KRD (Y) Signifikan

7 124 Jurnal ILARA, Volume Fahrizal, IV, Kontribusi Nomor Kekuatan 1, Januari-Juni Lengan, Kelentukan 2013, hlm. Togok 118 Ke Depan, 125 dan Kekuatan Tungkai 124 Pembahasan kekuatan lengan terhadap kemampuan roll Negeri 2 Watampone. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa ada kontribusi yang signifikan kekuatan lengan terhadap kemampuan roll ke depan pada senam lantai siswa SMP Negeri 2 Watampone. Apabila hasil penelitian ini dikaitkan dengan teori dan kerangka pikir yang mendasarinya, maka pada dasarnya hasil penelitian ini mendukung dan memperkuat teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang sudah ada. Jika kekuatan lengan dianalisis dari proses gerak yang terlibat didalamnya, maka unsur kekuatan lengan mendukung kemampuan roll ke depan pada senam lantai siswa SMP Negeri 2 Watampone. Seorang pesenam memiliki kekuatan lengan yang baik akan dengan sendirinya mampu melakukan tolakan pada menekan matras untuk menghasilkan gerakan roll ke depan pada cabang olahraga senam dengan kuat. Dimana kekuatan lengan merupakan basis komponen kondisi fisik pada lengan, serta merupakan komponen pendukung kondisi fisik seorang pesenam. Untuk lebih menjelaskan bahwa kekuatan lengan memberikan kontribusi terhadap kemampuan roll ke depan dapat dilihat sumbangan yang berarti sebesar 55.10%, kelentukan togok ke depan terhadap roll ke depan pada senam lantai siswa SMP Negeri 2 Watampone. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa ada kontribusi yang signifikan kelentukan togok ke depan terhadap kemampuan roll Negeri 2 Watampone. Apabila hasil penelitian ini dikaitkan dengan teori dan kerangka pikir yang mendasarinya, maka pada dasarnya hasil penelitian ini mendukung dan memperkuat teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang sudah ada. Kelentukan togok ke depan dianalisis dari proses gerak yang terlibat di dalamnya, maka komponen fisik kelentukan togok ke depan mendukung roll ke depan pada senam lantai. Seorang pesenam memiliki kelentukan togok ke depan yang baik, maka dengan sendirinya mampu melakukan gerakan roll ke depan yang luwes dan tidak kaku. Sehingga dengan memiliki kelentukan togok ke depan yang baik, maka kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi dan otot-otot, tendo, dan ligamen dalam keadaan elastis. Selain itu kelentukan togok ke depan yang baik akan dapat mempelajari gerakan teknik, taktik akan lebih cepat menguasainya. Sukar dan jarang mendapat kecelakaan, membantu perkembangan baik dalarn strength, endurance, speed, dan agility. Jika amplitudo gerakan luas maka akan lebih baik untuk olahraga. Untuk jelasnya dapat dilihat bahwa peranan dari kelentukan togok ke depan sangat nampak sebesar 61.20%. kekuatan tungkai terhadap kemampuan roll Negeri 2 Watampone. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa ada kontribusi yang signifikan kekuatan tungkai terhadap kemampuan roll ke depan pada senam lantai siswa SMP Negeri 2 Watampone. Apabila hasil penelitian ini dikaitkan dengan teori dan kerangka pikir yang mendasarinya, maka pada dasarnya hasil penelitian ini mendukung dan memperkuat teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang sudah ada. Jika kekuatan tungkai dianalisis dari proses gerak yang terlibat didalamnya, maka unsur kekuatan tungkai mendukung kemampuan roll ke depan pada senam lantai siswa SMP Negeri 2 Watampone. Seorang pesenam memiliki kekuatan tungkai yang kuat akan dengan sendirinya mampu menolakkan tungkai untuk membawa tubuh untuk mampu berguling ke depan dengan cepat. Dimana kekuatan tungkai merupakan basis komponen kondisi fisik pada tungkai, serta merupakan komponen pendukung kondisi fisik seseorang. Untuk lebih menjelaskan bahwa kekuatan tungkai memberikan kontribusi terhadap kemampuan roll ke depan dapat dilihat sumbangan yang berarti sebesar 58.20%,

8 Fahrizal, Kontribusi Kekuatan Lengan, Kelentukan Togok Ke Depan, dan Kekuatan Tungkai 125 Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa ada kontribusi yang signifikan secara bersama-sama kekuatan lengan, kelentukan togok ke depan, dan kekuatan tungkai terhadap roll ke depan pada senam lantai pada siswa SMP Negeri 2 Watampone. Apabila hasil penelitian ini dikaitkan dengan teori dan kerangka pikir yang mendasarinya, pada dasarnya hasil penelitian ini mendukung dan memperkuat teori yang sudah ada. Apabila pesenam memiliki unsur kekuatan lengan, kelentukan togok ke depan, dan kekuatan tungkai secara bersama-sama dalam kondisi yang baik akan mampu melakukan seluruh rangkaian dalam pelaksanaan gerakan roll ke depan pada cabang olahraga senam sebesar 82.00%. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelitian tentang kekuatan kekuatan tunkai terhadap kemampuan roll ke depan pada senam lantai dapat disimpulkan sebagai berikut: Ada kontribusi yang signifikan kekuatan lengan terhadap kemampuan roll ke depan pada senam lantai. Ada kontribusi yang signifikan kelentukan togok ke depan terhadap kemampuan roll ke depan pada senam lantai. Ada kontribusi yang signifikan kekuatan tungkai terhadap lantai. lantai. Saran Berdasarkan kesimpulan penelitian tersebut di atas, maka dapat disarankan sebagai berikut: Dalam memilih pesenam yang akan dilatih sebaiknya pelatih, guru pendidikan jasmani dan pembina senam selalu memperhatikan unsur komponen fisik yang ikut berperan dalam peningkatan prestasi olahraga kecabangan terutama depan, dan kekuatan tungkai. Unsur komponen fisik yang ikut berperan dalam peningkatan prestasi olahraga kecabangan khususnya senam terutama pada kekuatan kekuatan tungkai. Kepada rekan-rekan peneliti disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan cakupan yang luas dan melihat kemungkinan adanya variabel lain yang juga memiliki kontribusi atau pengaruh yang positif terhadap pembinaan olahraga senam. DAFTAR RUJUKAN Berty Tilarso, 2000, Sehat dan Bugar Sepanjang Usia Dengan Senam, Semarang: Seminar dan Lokakarya. Direktorat Jenderal Olahraga dan Pemuda Senam Kesegaran Jasmani. Jakarta Senam Kesegaran Jasmani Untuk Pria dan Wanita, Jakarta : Depdikbud. Direktorat Keolahragaan Ditjen Disklesepora Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Senam Kesegaran Jasmani Usia SD. Jakarta. Dwijowinoto Kasiyo, 1993., Dasar-Dasar Ilmu Kepelatihan. IKIP Semarang Press. Semarang Endang Sri Retno, 1989, Perbandingan Pengaruh Antara Latihan Senam Kesegaran Jasmani 84 dengan Senam Kesegaran Jasmani 88 Didalam Peningkatan Kesegaran Jasmani pada Siswa Putra SMA Theresiana Salatiga Tahun Pelajaran 1988/1989, Semarang : FPOK IKIP Semarang. Halim Nur Ichsan, 2004., Tes Dan Pengukuran Kesegaran Jasmani. UNM. Harsono, 1988., Coaching Dan Aspek- Aspek Dalam Coaching. Depdikbud Dirjen Dikti. Jakarta. Hidayat Imam, 1996., Biomekanika. FPOK IKIP Bandung. Rahantoknam, B.E Belajar Motorik, Aplikasinya dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta: Dirjen Dikti, P2LPTK. Sumanto,Y. Dan Sukiyo, 1992., Olahraga Pilihan Senam. Depdikbud Dirjen Dikti. Jakarta.

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP KEMAMPUAN SEPAKMULA PADA PERMAINAN SEPAKTAKRAW PADA SISWA SMP NEGERI 30 MAKASSAR.

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP KEMAMPUAN SEPAKMULA PADA PERMAINAN SEPAKTAKRAW PADA SISWA SMP NEGERI 30 MAKASSAR. Adil, Kontribusi Kekuatan Otot Tungkai dan Kelentukan terhadap Kemampuan Sepakmula pada Permainan Sepaktakraw 11 KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP KEMAMPUAN SEPAKMULA PADA PERMAINAN

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TOGOK KEDEPAN TERHADAP KEMAMPUAN ROLL KEDEPAN PADA SISWA SMP NEGERI 37 SAMARINDA.

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TOGOK KEDEPAN TERHADAP KEMAMPUAN ROLL KEDEPAN PADA SISWA SMP NEGERI 37 SAMARINDA. 1 KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TOGOK KEDEPAN TERHADAP KEMAMPUAN ROLL KEDEPAN PADA SISWA SMP NEGERI 37 SAMARINDA Nurjamal Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN POWER LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN DENGAN KEMAMPUAN MEMUKUL BOLA DALAM PERMAINAN BOLA KASTI MURID SDN TANGGUL PATOMPO II MAKASSAR

HUBUNGAN POWER LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN DENGAN KEMAMPUAN MEMUKUL BOLA DALAM PERMAINAN BOLA KASTI MURID SDN TANGGUL PATOMPO II MAKASSAR Indrawansyah, Hubungan Power Lengan dan Koordinasi Mata-Tangan dengan Kemampuan Memukul Bola Kasti 11 HUBUNGAN POWER LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN DENGAN KEMAMPUAN MEMUKUL BOLA DALAM PERMAINAN BOLA

Lebih terperinci

untuk mempelajari dan menyem-purnakan PENDAHULUAN teknik dan taktik. Sehingga koordinasi mata A. Latar Belakang Masalah Perkembangan cabang olahraga

untuk mempelajari dan menyem-purnakan PENDAHULUAN teknik dan taktik. Sehingga koordinasi mata A. Latar Belakang Masalah Perkembangan cabang olahraga PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan cabang olahraga permainan tenismeja di Indonesia boleh dikatakan sedikit demi sedikit mengalami kemajuan.ini dapat dilihat pada setiap event atau pertandingan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, DAYA LEDAK TUNGKAI, DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MURID SD INPRES NO. 132 BUTTALE LENG KABUPATEN JENEPONTO

HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, DAYA LEDAK TUNGKAI, DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MURID SD INPRES NO. 132 BUTTALE LENG KABUPATEN JENEPONTO Adil, Hubungan Panjang Tungkai, Daya Ledak Tungkai, Dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Lompat Jauh 20 HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, DAYA LEDAK TUNGKAI, DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MURID SD

Lebih terperinci

Motion Volume III No.1 Maret 2012 PENDAHULUAN. maka diketahui bahwa kekuatan otot. A. Latar Belakang Masalah. tungkai, kelentukan dan koordinasi mata

Motion Volume III No.1 Maret 2012 PENDAHULUAN. maka diketahui bahwa kekuatan otot. A. Latar Belakang Masalah. tungkai, kelentukan dan koordinasi mata PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sehubungan banyaknya teknik dasar dalam permainan sepaktakraw, maka yang menjadi topik dalam penelitian ini adalah teknik dasar sepak sila. Ucup (2004:32), mengemukakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LARI 60 METER PADA SISWA KELAS VI SDN NO. 022 SAMARINDA ULU.

HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LARI 60 METER PADA SISWA KELAS VI SDN NO. 022 SAMARINDA ULU. Ruslan, Hubungan Kecepatan Reaksi Kaki, Kekuatan Tungkai Dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Lari 60 Meter 39 HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LARI 60 METER

Lebih terperinci

Indrawansyah. Kata kunci: panjang tungkai, kelentukan, keseimbangan, dan kemampuan servis.

Indrawansyah. Kata kunci: panjang tungkai, kelentukan, keseimbangan, dan kemampuan servis. Indrawansyah, Hubungan Panjang Tungkai, Kelentukan dan Keseimbangan Terhadap Kemampuan Servis 93 HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, KELENTUKAN DAN KESEIMBANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS DALAM PERMAINAN SEPAKTAKRAW

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan perkembangan jaman. Sehubungan dengan hal itu peningkatan kualitas. agar kualitas manusia yang diharapkan dapat terwujud.

I. PENDAHULUAN. dengan perkembangan jaman. Sehubungan dengan hal itu peningkatan kualitas. agar kualitas manusia yang diharapkan dapat terwujud. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan kebutuhan setiap orang didalam kehidupan, demikian pula dengan pendidikan jasmani yang diajarkan di sekolah-sekolah. Pendidkan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA CLUB BILOPA KABUPATEN SINJAI

KONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA CLUB BILOPA KABUPATEN SINJAI Mappaompo, Kontribusi Koordinasi Mata-Kaki dan Kelincahan Terhadap Keterampilan Menggiring Bola 88 KONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KECEPATAN, KELINCAHAN, DAN KOORDINASI MATA- KAKI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA PS. ASPURA UNM.

KONTRIBUSI KECEPATAN, KELINCAHAN, DAN KOORDINASI MATA- KAKI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA PS. ASPURA UNM. Adil, Kontribusi Kecepatan, Kelincahan, dan Koordinasi Mata-Kaki Terhadap Kemampuan Menggiring Bola 1 KONTRIBUSI KECEPATAN, KELINCAHAN, DAN KOORDINASI MATA- KAKI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot Kebugaran jasmani harus dipenuhi oleh setiap orang. Kebugaran jasmani merupakan pendukung keberhasilan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Latihan kebugaran jasmani meliputi daya tahan, kekuatan, kelenturan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LARI 40 METER PADA MURID SDN BARA-BARAYA I MAKASSAR

HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LARI 40 METER PADA MURID SDN BARA-BARAYA I MAKASSAR 1 HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LARI 40 METER PADA MURID SDN BARA-BARAYA I MAKASSAR Muhammad Sahib Saleh Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FIK

Lebih terperinci

KONTRIBUSI DAYA LEDAK TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT PERUT TERHADAP KEMAMPUAN MENYUNDUL BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SMP NEGERI 24 SAMARINDA

KONTRIBUSI DAYA LEDAK TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT PERUT TERHADAP KEMAMPUAN MENYUNDUL BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SMP NEGERI 24 SAMARINDA 1 KONTRIBUSI DAYA LEDAK TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT PERUT TERHADAP KEMAMPUAN MENYUNDUL BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SMP NEGERI 24 SAMARINDA Muchamad Samsul Huda Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun : GUNTORO NPM :

SKRIPSI. Disusun : GUNTORO NPM : HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TUBUH DENGAN PRESTASI SENAM LANTAI ROLL DEPAN PADA SISWA PUTRI KELAS X JURUSAN AKUNTANSI SMK NEGERI 1 NGLEGOK KABUPATEN BLITAR TAHUN AJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

KONTRIBUSI TINGKAT KESEGARAN JASMANI TERHADAP KEMAMPUAN SENAM NUSANTARA PADA SISWA SD INPRES CILALANG MAKASSAR. Andi Atssam Mappanyukki

KONTRIBUSI TINGKAT KESEGARAN JASMANI TERHADAP KEMAMPUAN SENAM NUSANTARA PADA SISWA SD INPRES CILALANG MAKASSAR. Andi Atssam Mappanyukki Mappanyukki, Kontribusi Tingkat Kesegaran Jasmani Terhadap Kemampuan Senam Nusantara 57 KONTRIBUSI TINGKAT KESEGARAN JASMANI TERHADAP KEMAMPUAN SENAM NUSANTARA PADA SISWA SD INPRES CILALANG MAKASSAR Andi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. gerak. Penguasaan kemampuan gerak dasar akan mendasari keterampilan

I. PENDAHULUAN. gerak. Penguasaan kemampuan gerak dasar akan mendasari keterampilan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gerak dasar merupakan elemen yang mendasari dari suatu rangkaian gerak. Penguasaan kemampuan gerak dasar akan mendasari keterampilan gerak dalam suatu cabang olahraga.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hidup bangsa dan negara. Pada Negara-negara yang masih berkembang,

I. PENDAHULUAN. hidup bangsa dan negara. Pada Negara-negara yang masih berkembang, I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan adalah upaya yang dikerjakan secara sadar oleh manusia untuk meningkatkan kualitas manusia dan untuk bersaing dalam membangun taraf hidup bangsa dan negara.

Lebih terperinci

HUBUNGAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA SISWA SMK KESATUAN SAMARINDA.

HUBUNGAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA SISWA SMK KESATUAN SAMARINDA. 1 HUBUNGAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA SISWA SMK KESATUAN SAMARINDA Janje J Sapulete Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP

Lebih terperinci

I., PENDAHULUAN. merupakan terjemahan langsung dari bahasa Inggris Gymnastics. Kata gymnastics menurut Hidayat (1995:27), dipakai untuk menunjukan

I., PENDAHULUAN. merupakan terjemahan langsung dari bahasa Inggris Gymnastics. Kata gymnastics menurut Hidayat (1995:27), dipakai untuk menunjukan 1 I., PENDAHULUAN A. Latar Belakang Senam merupakan salah satu materi pendidikan jasmani. Senam yang dikenal dalam bahasa indonesia sebagai salah satu cabang olahraga merupakan terjemahan langsung dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Senam Menurut Hidayat yang dikutip oleh Agus Mahendra 2002: 2 (dalam

I. PENDAHULUAN. Senam Menurut Hidayat yang dikutip oleh Agus Mahendra 2002: 2 (dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Senam Menurut Hidayat yang dikutip oleh Agus Mahendra 2002: 2 (dalam aswin 2013:28) senam sebagai suatu latihan tubuh yang dipilih dan dikonsrtuk dengan sengaja, dilakukan

Lebih terperinci

Wahyudin. kecepatan, kelentukan, koordinasi mata kaki, dan keterampilan menggiring bola.

Wahyudin. kecepatan, kelentukan, koordinasi mata kaki, dan keterampilan menggiring bola. Wahyudin, Kontribusi Kecepatan, Kelentukan dan Koordinasi Mata Kaki Terhadap Keterampilan Menggiring Bola 15 KONTRIBUSI KECEPATAN, KELENTUKAN DAN KOORDINASI MATA KAKI TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah fase dari program pendidikan keseluruhan yang memberikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah fase dari program pendidikan keseluruhan yang memberikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani adalah fase dari program pendidikan keseluruhan yang memberikan kontribusi, terutama melalui pengalaman gerak, untuk pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Pengantar : Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan menjadi instrumen

Lebih terperinci

Nurjamal. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Mulawarman Samarinda. Jl. Muara Pahung Kelua Samarinda.

Nurjamal. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Mulawarman Samarinda. Jl. Muara Pahung Kelua Samarinda. 1 KONTRIBUSI DAYA LEDAK LENGAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS PADA SISWA SMA NEGERI 2 SEBULU KHUTAI KARTANEGARA Nurjamal Program Studi Pendidikan Jasmani

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010 : 16). Metode penelitian merupakan hal yang

METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010 : 16). Metode penelitian merupakan hal yang 33 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan dara dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010 : 16). Metode penelitian merupakan hal yang

Lebih terperinci

Oleh : M. Syahrul Saleh, FIK Universitas Negeri Makassar Abstrak

Oleh : M. Syahrul Saleh, FIK Universitas Negeri Makassar Abstrak Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai, Kekuatan Otot Perut dan Daya Ledak Lengan dengan Kemampuan Tolak Peluru Pada Murid SD Inpres Tamamaung III Makassar Oleh : M. Syahrul Saleh, FIK Universitas Negeri

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN CROSS JUMP TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA SMAK ANALISIS KIMIA MAKASSAR.

PENGARUH LATIHAN CROSS JUMP TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA SMAK ANALISIS KIMIA MAKASSAR. Saharullah, Pengaruh Latihan Cross Jump Terhadap Keterampilan Menggiring Bola Dalam Permainan Sepakbola 39 PENGARUH LATIHAN CROSS JUMP TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA

Lebih terperinci

Muhammad Adam Mappaompo

Muhammad Adam Mappaompo 29 HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KESEIMBANGAN, DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA TIM GELORA KABUPATEN SINJAI Muhammad Adam Mappaompo Jurusan Pendidikan Olahraga

Lebih terperinci

HUBUNGAN DAYA LEDAK TUNGKAI DAN KELENTUKAN TOGOK KEBELAKANG TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA MURID SD NEGERI KALUKUANG 1 MAKASSAR.

HUBUNGAN DAYA LEDAK TUNGKAI DAN KELENTUKAN TOGOK KEBELAKANG TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA MURID SD NEGERI KALUKUANG 1 MAKASSAR. 1 HUBUNGAN DAYA LEDAK TUNGKAI DAN KELENTUKAN TOGOK KEBELAKANG TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA MURID SD NEGERI KALUKUANG 1 MAKASSAR Wahyudin Program Studi Ilmu Keolahragaan FIK Universitas Negeri Makassar

Lebih terperinci

Competitor, Nomor 2 Tahun 2, Juni 2010

Competitor, Nomor 2 Tahun 2, Juni 2010 HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN LENGAN DAN KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KEMAMPUAN MELAKUKAN SIKAP LILIN PADA SENAM LANTAI SISWA SMP NEGERI 33 MAKASSAR OLEH : FATMAWATI )* ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto Suharsimi (2006:160) Metodologi penelitian adalah cara

METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto Suharsimi (2006:160) Metodologi penelitian adalah cara III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, karena metode merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan suatu penelitian.

Lebih terperinci

Esra Fitriyanti Kedo ABSTRAK

Esra Fitriyanti Kedo ABSTRAK KONTRIBUSI KELENTUKAN TOGOK, DAYA LEDAK OTOT TUNGKAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA CLUB VOLI KECAMATAN LORE TENGAH DESA LEMPE Esra Fitriyanti Kedo Pendidikan

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP 19830127 200604 2 001 Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani

Lebih terperinci

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Lampiran 4. TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Pengantar : Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam melakukan gerakan meroda memerlukan berbagai aspek, seperti fisik antara lain kekuatan, keseimbangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. jasmani di mana di dalam pelaksanaannya banyak menggunakan fisik atau

I. PENDAHULUAN. jasmani di mana di dalam pelaksanaannya banyak menggunakan fisik atau 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani merupakan suatu pelajaran yang identik dengan kegiatan jasmani di mana di dalam pelaksanaannya banyak menggunakan fisik atau motorik siswa. Sedangkan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI TINGKAT KESEGARAN JASMANI TERHADAP KEMAMPUAN SENAM BUGAR NUSANTARA PADA SISWA KELAS V SDN NO. 022 SAMARINDA ULU. Ruslan

KONTRIBUSI TINGKAT KESEGARAN JASMANI TERHADAP KEMAMPUAN SENAM BUGAR NUSANTARA PADA SISWA KELAS V SDN NO. 022 SAMARINDA ULU. Ruslan 1 KONTRIBUSI TINGKAT KESEGARAN JASMANI TERHADAP KEMAMPUAN SENAM BUGAR NUSANTARA PADA SISWA KELAS V SDN NO. 022 SAMARINDA ULU Ruslan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas

Lebih terperinci

Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Menendang Bola Pada Permainan Sepakbola Murid SD Inpres Tamamaung III Makassar

Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Menendang Bola Pada Permainan Sepakbola Murid SD Inpres Tamamaung III Makassar Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Menendang Bola Pada Permainan Sepakbola Murid SD Inpres Tamamaung III Makassar Oleh : M. Sahib Saleh, FIK Universitas Negeri Makassar

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional, yaitu studi yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa atau

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB. PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB. BLITAR Johan Kalpirtanata Fakultas Ilmu Keolahragaan, Jurusan Ilmu Keolahragaan

Lebih terperinci

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MURID SD INPRES MALENGKERI SETINGKAT KOTA MAKASSAR PADA KELOMPOK USIA 10-12 TAHUN. Muhammad Adnan Hudain

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MURID SD INPRES MALENGKERI SETINGKAT KOTA MAKASSAR PADA KELOMPOK USIA 10-12 TAHUN. Muhammad Adnan Hudain Hudain, Tingkat Kesegaran Jasmani Murid SD Inpres Malengkeri Setingkat Kota Makassar 31 TINGKAT KESEGARAN JASMANI MURID SD INPRES MALENGKERI SETINGKAT KOTA MAKASSAR PADA KELOMPOK USIA 10-12 TAHUN Muhammad

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sikap lilin merupakan bagian dari keterampilan gerak dasar dalam senam

I. PENDAHULUAN. Sikap lilin merupakan bagian dari keterampilan gerak dasar dalam senam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sikap lilin merupakan bagian dari keterampilan gerak dasar dalam senam lantai. Sikap lilin adalah sikap yang dilakukan dari posisi tidur terlentang, kemudian mengangkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lapangan Asrama PPLP Sumatera Utara di Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal 2.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 37 SAMARINDA

HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 37 SAMARINDA Huda, Hubungan Antara Koordinasi Mata-Kaki Dan Kelincahan Dengan Kemampuan Menggiring Bola 73 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

Lebih terperinci

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Pengantar : Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan menjadi instrumen

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. secara sistematis dengan melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. secara sistematis dengan melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana 1 2.1 Kajian Teoritis BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1.1 Hakikat Senam Ketangkasan Senam dapat diartikan sebagai setiap bentuk latihan fisik yang disusun secara sistematis dengan melibatkan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KESEIMBANGAN DAN KEKUATAN TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN SEPAKSILA DALAM PERMAINAN SEPAKTAKRAW PADA SISWA SMA NEGERI 2 SAMARINDA.

KONTRIBUSI KESEIMBANGAN DAN KEKUATAN TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN SEPAKSILA DALAM PERMAINAN SEPAKTAKRAW PADA SISWA SMA NEGERI 2 SAMARINDA. 1 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN DAN KEKUATAN TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN SEPAKSILA DALAM PERMAINAN SEPAKTAKRAW PADA SISWA SMA NEGERI 2 SAMARINDA Ruslan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PANJANG LENGAN DAN KELENTUKAN DENGAN KETERAMPILAN SMASH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI SISWA SMP NEGERI 2 SAMARINDA. Muchamad Samsul Huda

KONTRIBUSI PANJANG LENGAN DAN KELENTUKAN DENGAN KETERAMPILAN SMASH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI SISWA SMP NEGERI 2 SAMARINDA. Muchamad Samsul Huda 1 KONTRIBUSI PANJANG LENGAN DAN KELENTUKAN DENGAN KETERAMPILAN SMASH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI SISWA SMP NEGERI 2 SAMARINDA Muchamad Samsul Huda Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang menjadi subjek penelitian adalah kelas V. Bone Pantai dengan jumlah siswa 20 orang yang terdiri dari 14 laki-laki

BAB III METODE PENELITIAN. yang menjadi subjek penelitian adalah kelas V. Bone Pantai dengan jumlah siswa 20 orang yang terdiri dari 14 laki-laki BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar Dan Karakteristik Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 3 Bone Pantai yang menjadi subjek penelitian adalah kelas V. 3.1.2

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Senam merupakan aktivitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan

I. PENDAHULUAN. Senam merupakan aktivitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Senam merupakan aktivitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan-gerakan senam sangat sesuai untuk mengisi program

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KEKUATAN TUNGKAI, KEKUATAN PERUT, KEKUATAN LENGAN DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP SIKAP LILIN. Jurnal. Oleh.

KONTRIBUSI KEKUATAN TUNGKAI, KEKUATAN PERUT, KEKUATAN LENGAN DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP SIKAP LILIN. Jurnal. Oleh. 1 KONTRIBUSI KEKUATAN TUNGKAI, KEKUATAN PERUT, KEKUATAN LENGAN DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP SIKAP LILIN Jurnal Oleh Rahmat Ramadhan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. validitas dan reliabilitas. Dalam bab ini akan dikemukakan hal-hal yang

III. METODE PENELITIAN. validitas dan reliabilitas. Dalam bab ini akan dikemukakan hal-hal yang 33 III. METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Metodologi penelitian perlu diterapkan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang sebenarnya untuk memperoleh data yang mempunyai tingkat validitas dan reliabilitas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang memiliki peran sangat penting terhadap perkembangan perilaku siswa seperti aspek kognitif,

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Bandar Lampung, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

III. METODELOGI PENELITIAN. Bandar Lampung, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah 28 III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui kontribusi kelentukan dengan kemampuan kayang pada siswa kelas VII SMP Al Azhar 3 Bandar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di sekolah SMP Pasundan 1 kota Bandung dan SMP Pasundan 2 kota Bandung Jalan Pasundan 32 Balong

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sendiri dalam bahasa aslinya merupakan serapan kata bahasa yunani, gymnos,

I. PENDAHULUAN. sendiri dalam bahasa aslinya merupakan serapan kata bahasa yunani, gymnos, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Senam merupakan aktifitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan senam sangat sesuai untuk mengisi program pendidikan jasmani.

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KEKUATAN TUNGKAI, POWER LENGAN, KEKUATAN PERUT, DAN KELENTUKAN TERHADAP KEMAMPUAN HANDSPRING JURNAL. Oleh CANDRA GAMALI PUTRA

KONTRIBUSI KEKUATAN TUNGKAI, POWER LENGAN, KEKUATAN PERUT, DAN KELENTUKAN TERHADAP KEMAMPUAN HANDSPRING JURNAL. Oleh CANDRA GAMALI PUTRA KONTRIBUSI KEKUATAN TUNGKAI, POWER LENGAN, KEKUATAN PERUT, DAN KELENTUKAN TERHADAP KEMAMPUAN HANDSPRING JURNAL Oleh CANDRA GAMALI PUTRA PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui power otot

III. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui power otot III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui power otot tungkai, power otot lengan, kelentukan dan keseimbangan dengan hasil belajar kayang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Untuk memperoleh data atau keterangan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan penelitian ini, penelitian ini dilaksanakan di Kampus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan Kesehatan (FPOK) dan Gelanggang Olahraga Stadion Bumi Siliwangi

BAB III METODE PENELITIAN. dan Kesehatan (FPOK) dan Gelanggang Olahraga Stadion Bumi Siliwangi BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian bertempat di Laboratorium Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) dan Gelanggang Olahraga

Lebih terperinci

Competitor, Nomor 1 Tahun 4, Pebruari 2012

Competitor, Nomor 1 Tahun 4, Pebruari 2012 HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI DAN KELENTUKAN TOGOK KE DEPAN DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA SISWA SMP NEGERI 3 PALANGGA KABUPATEN GOWA OLEH: ICHSANI )* ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang melibatkan semua aspek gerak. Proses pendidikan jasmani mampu menjadikan manusia untuk berkembang dalam hal gerak.

Lebih terperinci

Competitor, Nomor 3 Tahun 3, Oktober 2011

Competitor, Nomor 3 Tahun 3, Oktober 2011 HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TOGOK DEPAN DENGAN KEMAMPUAN ROLL KE DEPAN PADA SENAM LANTAI PADA MURID SD INPRES BERTINGKAT MAMAJANG II KOTA MAKASSAR OLEH: RICARDO V. LATUHERU )* ABSTRAK

Lebih terperinci

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan LAMPIRAN 7 Prosedur Pelaksanaan Tes 1. Tes Daya Tahan (Endurance) menggunakan Balke Test Prosedur tes : a. Tujuan untuk mengukur daya tahan kerja jantung dan pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Menurut Sugiyono (2010:6), Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117 BAB V KEBUGARAN JASMANI Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117 Kebugaran jasmani merupakan alat pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, juga merupakan upaya untuk meningkatkan dan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI TERHADAP JAUHNYA TENDANGAN DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA SD INPRES KAPIROE KECAMATAN PALOLO KABUPATEN SIGI

KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI TERHADAP JAUHNYA TENDANGAN DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA SD INPRES KAPIROE KECAMATAN PALOLO KABUPATEN SIGI 1 KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI TERHADAP JAUHNYA TENDANGAN DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA SD INPRES KAPIROE KECAMATAN PALOLO KABUPATEN SIGI Marfrets Suseitom Tarukbua Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel 1. Lokasi Penelitian Lokasi yang di gunakan selama berlangsungnya penelitian ini adalah bertempat di kampus FPO UPI, Padasuka, Bandung. 2. Populasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan jasmani merupakan pembelajaran yang didesain untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan jasmani merupakan pembelajaran yang didesain untuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani merupakan pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, pengetahuan, prilaku hidup yang aktif dan sikap sportif melalui

Lebih terperinci

BOBBY HELMI Pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi Stok bina guna medan

BOBBY HELMI Pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi Stok bina guna medan UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENAM ROLL KEDEPAN DENGAN MENGGUNAKAN GAYA MENGAJAR RESIPROKAL PADA SISWA KELAS X SMK PUTRA ANDA BINJAI TAHUN AJARAN 2015/2016 BOBBY HELMI Pendidikan jasmani kesehatan

Lebih terperinci

KOORDINASI MATA-KAKI, KESEIMBANGAN, DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA. Ricardo V Latuheru

KOORDINASI MATA-KAKI, KESEIMBANGAN, DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA. Ricardo V Latuheru Latuheru, Koordinasi Mata-Kaki, Keseimbangan, dan Kelincahan dengan Keterampilan Menggiring Bola 1 KOORDINASI MATA-KAKI, KESEIMBANGAN, DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Trenggalek, 16 Januari Penulis

PENDAHULUAN. Trenggalek, 16 Januari Penulis PENDAHULUAN Assalamu alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah YME yang selalu melimpahkan karunia-nya, sehingga makalah ini dapat tercipta. Makalah ini dibuat untuk membantuk

Lebih terperinci

BAB VI SENAM. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 133

BAB VI SENAM. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 133 BAB VI SENAM Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 133 Senam lantai merupakan alat pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, juga merupakan upaya mempelajari manusia bergerak. A. Peta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Senam menurut Roji (2006: 110) adalah olahraga dengan gerakan gerakan

I. PENDAHULUAN. Senam menurut Roji (2006: 110) adalah olahraga dengan gerakan gerakan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Senam menurut Roji (2006: 110) adalah olahraga dengan gerakan gerakan latihan fisik secara sistematis, dan dirangkai secara keseluruhan dengan tujuan membentuk dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demi menghadapi perkembangan jaman dan teknologi yang semakin pesat sudah semestinya manusia menyadari arti penting hidup sehat. Hidup sehat dapat tercapai melalui berbagai

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN 29 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Proses suatu penelitian hendaknya dapat ditentukan suatu metode penelitian yang akan digunakan, hal ini berdasarkan pada suatu pemahaman bahwa metode

Lebih terperinci

Ichsani. Kata kunci: kekuatan otot lengan, koordinasi mata-tangan, memukul bola, kasti.

Ichsani. Kata kunci: kekuatan otot lengan, koordinasi mata-tangan, memukul bola, kasti. 1 KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN MEMUKUL BOLA PADA PERMAINAN KASTI MURID SD NEGERI 164 TAIPA KABUPATEN TAKALAR Ichsani Program Studi Ilmu Keolahragaan FIK

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ayunan. Terdapat berbagai macam lari, misalnya: sprint (lari cepat), lari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ayunan. Terdapat berbagai macam lari, misalnya: sprint (lari cepat), lari BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Kecepatan Lari a. Pengertian Kecepatan Lari Lari merupakan salah satu nomor dalam atletik, yang terdiri dari empat tahap yaitu menumpu ke depan, mendorong, pemulihan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

Lebih terperinci

Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. 1) lintasan lurus, datar, tidak licin, berjarak 30 meter, dan mempunyai

Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. 1) lintasan lurus, datar, tidak licin, berjarak 30 meter, dan mempunyai Lampiran Petunjuk Pelaksanaan TKJI Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Petunjuk Pelaksanaan Tes 1. Lari 40 meter a. Tujuan Tes lari ini adalah untuk mengetahui atau mengukur kecepatan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang ditempuh untuk memperoleh data, menganalisis dan menyimpulkan hasil penelitian dengan tujuan untuk menguji serangkaian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan senam sangat sesuai untuk. mengisi program pendidikan jasmani. Gerakannya merangsang

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan senam sangat sesuai untuk. mengisi program pendidikan jasmani. Gerakannya merangsang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Senam merupakan aktifitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan senam sangat sesuai untuk mengisi program pendidikan jasmani.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. membuktikan sesuatu atau untuk mencari sebuah jawaban.

BAB III METODE PENELITIAN. membuktikan sesuatu atau untuk mencari sebuah jawaban. 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah salah satu cara yang ditempuh dalam mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian adalah penyelidikan yang dilakukan untuk membuktikan sesuatu

Lebih terperinci

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani Gerak Berirama Gerak berirama disebut juga gerak ritmik. Gerak ini dilakukan dalam gerakan dasar di tempat. Contoh dari gerakan yang berirama adalah gerak jalan, menekuk, mengayun, dan sebagainya. Ayo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Senam merupakan salah satu cabang olahraga yang melibatkan performa gerakan yang membutuhkan kekuatan, kecepatan dan keserasian gerakan fisik yang teratur. Senam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. fisik, teknik dan psikis. Fisik merupakan unsur utama seseorang bisa

I. PENDAHULUAN. fisik, teknik dan psikis. Fisik merupakan unsur utama seseorang bisa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neck kip merupakan gerak dasar yang kompleks, yang terdapat dalam senam lantai. Unsur-unsur yang mendukung keberhasilan neck kip meliputi fisik, teknik dan psikis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan seluruh masyarakat, sedangkan secara khusus pembinaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Stadion Manahan Solo. Berdasarkan beberapa pertimbangan terkait waktu, tempat, dan biaya maka penelitian ini

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. variabel satu dengan variabel yang lain. Sedangkan menurut Soekidjo

III. METODE PENELITIAN. variabel satu dengan variabel yang lain. Sedangkan menurut Soekidjo 23 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Sugiyono (2006 : 11) penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk

Lebih terperinci

Bentuk-bentuk latihan kebugaran bagi atlet Oleh : Teguh Santoso

Bentuk-bentuk latihan kebugaran bagi atlet Oleh : Teguh Santoso Bentuk-bentuk latihan kebugaran bagi atlet Oleh : Teguh Santoso Abstrak Ada banyak bentuk-bentuk latihan kebugaran yang dapat dipilih oleh seorang atlet. Bantuk-bentuk latihan diperlukan untuk menjaga

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SENAM LANTAI

IMPLEMENTASI KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SENAM LANTAI IMPLEMENTASI KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SENAM LANTAI I Dewa Made Suastika, Nim 1196015012 PENJASKESREK FOK Universitas Pendidikan Ganesha, Kampus Tengah Undiksha Singaraja,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani sebagai bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani sebagai bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan Jasmani sebagai bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, yang diarahkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui aktivitas jasmani yang

Lebih terperinci

DOKUMEN INSTRUMEN PENILAIAN UJIAN KETERAMPILAN

DOKUMEN INSTRUMEN PENILAIAN UJIAN KETERAMPILAN DOKUMEN INSTRUMEN PENILAIAN UJIAN KETERAMPILAN SELEKSI BERSAMA MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI 2015 PROSEDUR PELAKSANAAN DAN RUBRIK PENILAIAN UJIAN KETERAMPILAN BIDANG KEOLAHRAGAAN 1. MATERI UJIAN Uji Keterampilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah kemampuan keterampilan tiger sprong siswa yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian 8 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian yang tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian ini. Adapun

Lebih terperinci

SURVEY TINGKAT KONDISI FISIK ATLET SEPAKTAKRAW KOTA KEDIRI TAHUN 2016

SURVEY TINGKAT KONDISI FISIK ATLET SEPAKTAKRAW KOTA KEDIRI TAHUN 2016 SURVEY TINGKAT KONDISI FISIK ATLET SEPAKTAKRAW KOTA KEDIRI TAHUN 2016 Skripsi Diajukan untuk memenuhi sebagai syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd.) pada jurusan PENJASKESREK OLEH : WIDYA

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. perlakuan (treatment), seperti pendapat Thomas dan Nelson (1997:352).

METODE PENELITIAN. perlakuan (treatment), seperti pendapat Thomas dan Nelson (1997:352). 0 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen, karena adanna perlakuan (treatment), seperti pendapat Thomas dan Nelson (1997:35). Bertujuan

Lebih terperinci