HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, DAYA LEDAK TUNGKAI, DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MURID SD INPRES NO. 132 BUTTALE LENG KABUPATEN JENEPONTO
|
|
- Verawati Sudirman
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Adil, Hubungan Panjang Tungkai, Daya Ledak Tungkai, Dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Lompat Jauh 20 HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, DAYA LEDAK TUNGKAI, DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MURID SD INPRES NO. 132 BUTTALE LENG KABUPATEN JENEPONTO Ahmad Adil Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FIK Universitas Negeri Makassar Jln. Wijaya Kusuma Raya No.14, Kampus Banta-bantaeng Kode Pos 90222, Tlp. (0411) Abstract: Hubungan Panjang tungkai, Daya Ledak Tungkai, dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Lompat Jauh Murid SD Inpres No. 132 Buttale leng Kabupaten Jeneponto. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan panjang jauh. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan tiga variabel bebas, yaitu, panjang keseimbangan dan satu variabel terikat yaitu kemampuan lompat jauh. Populasi penelitian ini adalah murid SD Inpres 132 Buttale leng Kabupaten Jeneponto. Secara random sampling di pilih sample sebanyak 40 murid. Teknik pengumpulan data menggunakan tes pengukuran panjang jauh. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi tunggal dan korelasi ganda yang di analisis dengan menggunakan fasilitas computer melalui program SPSS. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil : (1) Ada hubungan yang signifikan antara panjang tungkai dengan kemampuan lompat jauh, diperoleh nilai r hitung (ro) = (P < 0.05). (2) Ada hubungan yang signifikan antara daya ledak tungkai dengan kemampuan lompat jauh, diperoleh nilai r hitung (ro) = (P < 0.05). (3) Ada hubungan yang signifikan antara keseimbangan dengan kemampuan lompat jauh, diperoleh nilai r hitung (ro) = (P < 0.05). (3) Ada hubungan yang signifikan antara panjang keseimbangan dengan kemampuan lompat jauh, diperoleh nilai R hitung (Ro) = (P < 0.05). Kata kunci: panjang tungkai, daya ledak, keseimbangan, dan lompat jauh. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini memberi pengaruh yang sangat besar terhadap pola kehidupan manusia dan ilmu keolahragaan secara keseluruhan. Kegunaan olahraga semakin penting bagi kehidupan setiap manusia, baik olahraga itu dilihat dari segi pendidikan (paedagogis), segi kejiwaan (psycologis), segi fisik (physiologis) maupun dari segi hubungan sosial. Hampir semua negara menaruh perhatian besar terhadap kegiatan olahraga di negaranya, sebab olahraga tidak hanya berperan dalam meningkatkan kesegaran jasmani penduduk suatu bangsa, akan tetapi olahraga juga ikut andil serta pada gilirannya olahraga akan membawa keharuman nama bangsa dan negara. Di negara kita khususnya di propinsi Sulawesi Selatan, prestasi olahraga yang telah dicapai pada cabang olahraga atletik sudah merupakan cabang olahraga yang mampu membawa nama harum bagi daerah kita. Hal ini terbukti dengan berhasilnya atlet-atlet kita dalam meraih beberapa prestasi dinomor-nomor atletik, seperti lompat jauh, lari dan sebagainya. Prestasi yang telah dicapai tersebut tidak terlepas dari dukungan unsur kemampuan fisik. Bagi yang mempunyai kemampuan fisik yang baik tentu lebih berpeluang untuk berprestasi. Oleh sebab itu kemampuan fisik yang baik mutlak harus dimiliki oleh setiap atlet agar dapat berprestasi pada cabang olahraga yang digelutinya. Seperti halnya dengan olahraga lompat jauh, dalam pelaksanaannya harus didukungan dengan kemampuan fisik yang memadai agar diperoleh hasil lompat jauh yang optimal. Hal ini disebabkan karena tanpa kemampuan fisik maka sulit untuk mengembangkan teknik lompat jauh dengan baik, begitu pula sebaliknya dengan kemampuan fisik yang memadai maka pelaksanaan teknik lompat jauh akan dapat ditampilkan secara sempurna. Dalam pelaksanaan lompat jauh terdapat empat 20
2 Adil, Hubungan Panjang Tungkai, Daya Ledak Tungkai, Dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Lompat Jauh 21 rangkaian gerakan yang dimulai dari awalan sebagai langkah awal yang dilakukan dengan jarak ke papan (tumpuan), kemudian dilanjutkan sikap badan di udara untuk mencapai jarak lompatan yang maksimal dengan mendarat secara sempurna. Pelaksanaan teknik gerakan dalam lompat jauh merupakan satu kesatuan gerak yang tidak dipisahkan, untuk menghasilkan lompatan yang jauh sangat dipengaruhi oleh kecepatan lari awalan, kekuatan kaki tumpu, keseimbangan badan waktu melayang di udara dan kemampuan kelentukan tubuh pada saat mendarat. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan lompat jauh, yaitu dengan latihan fisik atau melatih kondisi fisik. Adapun unsur fisik yang diduga dapat menunjang kemampuan lompat jauh yang baik, yaitu kekuatan tungkai, kelentukan dan keseimbangan badan. Dalam pelaksanaan lompat jauh terdapat empat rangkaian gerakan yang dimulai dari awalan sebagai langkah awal yang dilakukan dengan jarak ke papan (tumpuan), kemudian dilanjutkan sikap badan di udara untuk mencapai jarak lompatan yang maksimal dengan mendarat secara sempurna. Pelaksanaan ke empat teknik gerakan dalam lompat jauh ini merupakan satu kesatuan gerak yang tidak boleh dipisahkan, untuk menghasilkan lompatan yang jauh sangat dipengaruhi oleh kecepatan lari awalan, kekuatan kaki tumpu, keseimbangan badan waktu melayang di udara dan kemampuan kelentukan tubuh pada saat mendarat. Mengenai faktor panjang tungkai, bagi yang memiliki tungkai yang panjang dengan keserasian tinggi badan dan besar tubuh yang ideal adalah merupakan salah satu potensi yang turut menentukan jauhnya lompatan yang dilakukan. Peranan panjang tungkai dalam lompat jauh terutama diperlukan pada saat melakukan tolakan dengan bertumpu pada satu kaki dalam usaha untuk mencapai lompatan yang sejauh mungkin ke depan. Dengan tungkai yang panjang ditambah dengan tolakan yang kuat sangat efektif mendukung jauhnya lompatan yang dilakukan sehingga besar kemungkinan diperoleh hasil lompatan yang optimal. Lompat jauh juga dipengaruhi oleh unsur daya ledak tungkai, dalam hal ini pelompat dapat melakukan lompatan dengan kuat jika didukung dengan daya ledak otot tungkai yang baik. Ada dua komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam daya ledak tungkai yaitu kekuatan dan kecepatan yang dapat menghasilkan tenaga maksimal dalam waktu yang relatif singkat. Karenanya lompat jauh membutuhkan kekuatan dan kecepatan terutama pada saat melakukan tumpuan sehingga memungkinkan menghasilkan lompatan yang maksimal. Begitu pula halnya dengan keseimbangan juga mempunyai peranan yang tidak kalah pentingnya terhadap kemampuan lompat jauh. Keseimbangan Kondisi fisik lain yang dibutuhkan dalam lompat jauh adalah keseimbangan. Adapun yang dimaksud dengan keseimbangan adalah kemampuan seseorang menjaga posisi dan kestabilan badan terutama pada saat melakukan tolakan dan mempertahankan titik berat badan pada saat melayang di udara. Permasalahan yang timbul bahwa atlet atau pelompat jauh pemula seperti murid SD Jeneponto tentu belum menguasai teknik dasar lompat jauh secara sempurnah. Sedangkan untuk menunjang kemampuan lompat jauh, perlu dukungan kemampuan fisik yang optimal seperti unsur panjang tungkai, keseimbangan dan daya ledak tungkai. METODE Ada dua variabel yang terlibat dalam penelitian ini, yakni variabel bebas dan variabel terikat. Kedua variabel tersebut akan diidentifikasikan ke dalam penelitian ini sebagai berikut variabel bebas yaitu panjang tungkai (X 1 ), daya ledak tungkai (X 2 ), keseimbangan badan (X 3 ), sedangkan Variabel terikat yaitu Kemampuan lompat jauh (Y). Penelitian ini adalah jenis penelitian yang bersifat deskriptif. Sehubungan dengan penelitian ini, maka perlu memberikan penjelasan tentang definisi operasional variabel sebagai berikut Panjang tungkai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keadaan yang menggambarkan tentang anggota gerak
3 22 Jurnal Adil, ILARA, Hubungan Volume Panjang Tungkai, III, Nomor Daya 1, Ledak Januari-Juni Tungkai, Dan 2012, Keseimbangan hlm. 20 Dengan 27 Kemampuan Lompat Jauh 22 tubuh bagian bawah. Daya ledak tungkai yang dimaksud adalah kemampuan otot tungkai dalam mengerahkan kekuatan secara maksimal dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Keseimbangan badan yang dimaksud adalah kemampuan seseorang mempertahankan sistem tubuh atau posisi badannya sementara bergerak. Kemampuan lompat jauh yang dimaksud adalah kemampuan seseorang melompat sejauh-jauhnya yang diawali dengan awalan, tolakan, melayang di udara kemudian mendarat. Adapun yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan murid SD Inpres No. 132 Buttale leng Kabupaten Jeneponto. Jumlah populasi cukup banyak, maka peneliti membatasi dengan melakukan pemilihan sampel secara random sampling melalui undian sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 40 orang murid. Pengukuran panjang tungkai: Tujuan: untuk mengetahui panjang tungkai seseorang. Alat dan perlengkapan: Meteran kain, Formulir tes dan alat tulis, Pelaksanaan: Testee berdiri tegak dengan lutut lurus pada tempat yang telah ditentukan. Kemudian salah seorang tester melakukan pengukuran yang dimulai dari persendian tulang paha/trochantor mayor bagian atas sampai pada lantai, Penilaian: Hasil yang dicatat adalah angka skala yang ditunjukkan pada meteran dari hasil pengukuran panjang tungkai (Johnson BL. 1979:191). Tes standing broad jump/lompat jauh tanpa awalan. Tujuan: untuk mengetahui daya ledak tungkai seseorang. Alat dan perlengkapan: Bak lompatan, Meteran, Formulir tes dan alat tulis, Pelaksanaan tes: Testee berdiri dengan kedua ujung jari kaki berada dibelakang garis batas tolakan. Bersamaan dengan mengayunkan kedua lengan ke depan, dengan seluruh tenaga kedua kaki secara bersamaan menolak melakukan lompatan ke depan sejauh mungkin. Testee diberi kesempatan melakukan tes ini sebanyak 2 (dua) kali. Penilaian: Hasil yang dicatat adalah jarak lompatan yang dicapai testee, yang diukur dari batas ujung jari kaki testee yang melakukan tolakan sampai ke titik terdekat dari sentuhan tumit pada tanah (Nur Ichsan Halim, 1991:58-59). Tes keseimbangan dinamis, Alat dan perlengkapan: Meter kain, Stopwatch, Formulir tes dan alat tulis. Pelaksanaan tes: Siswa berdiri dengan kedua kaki pada titik start, kemudian melompat ke pos pertama dan mendarat dengan kaki kiri dan bertahan selama 5 detik dengan kaki kiri, kemudian melompat lagi ke pos kedua dan mendarat dengan kaki kanan dan seterusnya sampai pada pos terakhir (titik finish) dengan kaki secara bergantian melompat dan mendarat. Penilaian: Setiap pos yang dicapai dengan sukses mendarat mendapat skor 5 poin, dan apabila berhasil mempertahankan keseimbangan sampai 5 detik setiap pos mendapat skor 5 poin dengan penilaian 1 poin perdetik. Jadi seorang testee mungkin menerima maksimum 10 poin per pos, sehingga total maksimum yang dapat diperoleh dari 10 pos adalah 100 poin. Tes lompat jauh, Alat dan perlengkapan: Lapangan lompat jauh, Meteran gulung, Formulir tes dan alat tulis. Pelaksanaan tes: Testee berdiri di lintasan awalan kemudian berlari secepat mungkin dengan jarak sesuai dengan kesukaan testee yaitu kurang lebih 40 meter. Tepat pada papan balok tumpuan salah satu kaki bertumpu dan melakukan tolakan kemudian melayang di udara dan mendarat dengan kedua kaki. Penilaian: Hasil yang dicatat adalah jarak lompat terbaik dari tiga kali melakukan tes yang di ukur mulai dari batas ujung kaki testee saat melakukan tolakan pada papan tumpuan sampai titik tempat jatuhnya anggota badan yang terdekat dari papan tumpuan. Setelah seluruh data penelitian ini terkumpul yakni data kekuatan tungkai, data kelentukan, data keseimbangan badan dan data kemampuan lompat jauh, maka untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, maka data tersebut disusun, diolah dan dianalisis secara statistik dengan menggunakan fasilitas komputer melalui program SPSS.. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Data hasil tes panjang tungkai, dengan kemampuan lompat jauh murid SD
4 Adil, Hubungan Panjang Tungkai, Daya Ledak Tungkai, Dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Lompat Jauh 23 Jeneponto. akan dianalisis dengan tehnik statistik deskriftif dan statistik infrensial. Statistik deskriftif dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran umum data penelitian setiap variabel. Sedangkan statistik infrensial dimaksudkan untuk menguji hepotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Namun sebelum dilakukan analisis untuk menguji hepotesis dilakukan pengujian persyaratan analisis dengan uji normalitas data. Analisis data deskriftif dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran umum data penelitian. Analisis deskriftif dilakukan terhadap data panjang jauh. Analisis deskriftif meliputi : rata-rata, range, maksimal dan minimum. Dari nilainilai statistik ini diharapkan dapat memberi gambaran umum tentang keadaan data panjang Kabupaten Jeneponto. Nilai Statistik N Rata-Rata Range Min Max PT DLT KSB KLJ Gambaran data daya ledak tungkai dan keseimbangan dengan kemampuan lari cepat 50 meter dapat dikemukakan sebagai berikut panjang tungkai, diperoleh rata-rata , data minimal 62, data maksimal 73, rentang 11. Daya ledak tungkai, diperoleh rata-rata , data minimal 1.68, data maksimal 2.34, rentang 0.66 Keseimbangan, diperoleh rata-rata , data minimal 63, data maksimal 88, rentang 25. Kemampuan lompat jauh. Diperoleh rata-rata , data minimal 3.05, data maksimal 3.90, rentang Hasil analisis data deskriftif tersebut diatas baru merupakan gambaran umum data panjang jauh. Data tersebut diatas belum menggambarkan bagaimana keterkaitan atau saling hubungan antara variabel penelitian tersebut. Untuk membuktikan apakah ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas yaitu panjang keseimbangan dengan variabel terikat yaitu kemampuan lompat jauh, maka perlu pengujian lebih lanjut yaitu dengan uji normalitas data. Salah satu asumsi yang harus dipenuhi agar statistic parametric dapat digunakan dalam penelitian ini adalah data harus mengikuti sebaran normal. Untuk mengetahui sebaran data panjang tungkai, dengan kemampuan lompat jauh murid SD Jeneponto, maka dilakukan uji Kolmogorov Smirnov (KS-Z) Variabel N Absolute Positive Negative KS-Z As.Sig. Ket PT Normal DLT Normal KSB Normal KLJ Normal Hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov smirnov menunjukkan hasil sebagai berikut Panjang tungkai diperoleh nilai
5 24 Jurnal Adil, ILARA, Hubungan Volume Panjang Tungkai, III, Nomor Daya 1, Ledak Januari-Juni Tungkai, Dan 2012, Keseimbangan hlm. 20 Dengan 27 Kemampuan Lompat Jauh 24 Kolmogorof Smirnof hitung (KS Z) (P>0.05), maka dapat dikatakan bahwa data panjang tungkai murid SD Inpres No. 132 Buttale leng Kabupaten Jeneponto mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal. Daya ledak tungkai diperoleh nilai Kolmogorof Smirnof hitung (KS Z) (P>0.05), maka dapat dikatakan bahwa data Daya ledak tungkai murid SD Inpres No. 132 Buttale leng Kabupaten Jeneponto mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal. Keseimbangan diperoleh nilai Kolmogorof Smirnof hitung (KS Z) (P>0.05), maka dapat dikatakan bahwa data keseimbangan murid SD Inpres No. 132 Buttale leng Kabupaten Jeneponto mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal. Kemampuan lompat jauh : diperoleh nilai Kolmogorof Smirnof hitung (KS Z) (P>0.05), maka dapat dikatakan bahwa data kemampuan lompat jauh murid SD Inpres No. 132 Buttale leng Kabupaten Jeneponto mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal. Oleh karena data penelitian semuanya berdistribusi normal, maka pengujian hipotesis akan digunakan uji Statistik parametrik yaitu korelasi pearson. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini perlu diuji dan dibuktikan melalui data empiris yang diperoleh dilapangan melalui tes dan pengukuran terhadap variabel yang diteliti, selanjutnya data tersebut akan diolah secara statistik. Oleh karena data penelitian mengikuti sebaran normal, maka untuk menguji hipotesis penelitian ini digunakan analisis statistic parametric. Untuk pengujian hipotesis tersebut maka dilakukan uji korelasi antara data panjang tungkai, daya ledak tungkai dan keseimbangan dengan Kemampuan lompat jauh dengan menggunakan tehnik korelasi pearson. Korelasi Panjang tungkai dengan kemampuan lompat jauh. Untuk mengetahui keeratan hubungan panjang tungkai dengan kemampuan lompat jauh dilakukan analisis korelasi pearson. Hasil perhitungan korelasi pearson, diperoleh nilai korelasi hitung (r) = (P < 0.05), berarti ada hubungan yang signifikan antara panjang tungkai dengan kemampuan lompat jauh murid SD Inpres No. 132 Buttale leng Kabupaten Jeneponto. Dalam hal ini apabila murid memiliki panjang tungkai yang baik maka akan diikuti dengan kemampuan lompat jauh dengan baik pula. Variabel r p Keterangan PT (X1) KLJ (Y) Signifikan Korelasi Daya ledak tungkai Daya ledak tungkai dengan kemampuan dengan kemampuan lompat jauh. Untuk mengetahui keeratan hubungan Daya ledak tungkai dengan kemampuan lompat jauh dilakukan analisis korelasi pearson. Hasil perhitungan korelasi pearson, diperoleh nilai korelasi hitung (r) = (P < 0.05), lompat jauh murid SD Inpres No. 132 Buttale leng Kabupaten Jeneponto. Dalam hal ini apabila siswa memiliki Daya ledak tungkai yang baik maka akan diikuti dengan kemampuan lompat jauh dengan baik pula. berarti ada hubungan yang signifikan antara Variabel r p Keterangan DLT (X2) KLJ (Y) Signifikan Korelasi Keseimbangan dengan signifikan antara Keseimbangan dengan kemampuan lompat jauh. Untuk kemampuan lompat jauh murid SD Inpres mengetahui keeratan hubungan No. 132 Buttale leng Kabupaten Jeneponto. Keseimbangan dengan kemampuan lompat jauh dilakukan analisis korelasi pearson. Dalam hal ini apabila siswa memiliki Keseimbangan yang baik maka akan diikuti hasil perhitungan korelasi pearson, dengan kemampuan lompat jauh dengan diperoleh nilai korelasi hitung (r) = baik pula. (P < 0.05), berarti ada hubungan yang
6 Adil, Hubungan Panjang Tungkai, Daya Ledak Tungkai, Dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Lompat Jauh 25 KSB (X3) KLJ (Y) Variabel r p Keterangan Korelasi ganda antara panjang tungkai, denga kemampuan lompat jauh. Untuk mengetahui keeratan hubungan antara panjang keseimbangan secara bersama-sama dengan kemampuan lompat jauh dilakukan analisis korelasi ganda. hasil perhitungan korelasi ganda, diperoleh nilai korelasi ganda hitung (R o ) = (P < 0.05), berarti ada PT (X1), DLT (X2), KSB (X3) KLJ (Y) Ada empat hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Ketiga hipotesis tersebut harus di uji kebenarannya melalui data empiris. Setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan uji korelasi person (Statistik parametrik) maka diperoleh hasil seperti berikut ini: Ada hubungan yang signifikan panjang tungkai dengan kemampuan lompat jauh murid SD Inpres No. 132 Buttale leng Kabupaten Jeneponto. Hipotesis Statistik yang akan diuji : H o : ρx 1.y = 0, H 1 : ρx 1.y 0, Hasil pengujian: Dari analisis data diperoleh nilai korelasi hitung (r) = (P < 0.05), maka H o ditolak dan H 1 diterima. Hal ini berarti ada hubungan yang signifikan antara panjang tungkai dengan kemampuan lompat jauh murid SD Inpres No. 132 Buttale leng Kabupaten Jeneponto. Ada hubungan yang signifikan Daya ledak tungkai dengan kemampuan lompat jauh. Hipotesis Statistik yang akan diuji: H o : ρx 2.y = 0, H 1 : ρx 2.y 0, Hasil pengujian: Dari analisis data diperoleh nilai korelasi hitung (r) = (P < 0.05), maka H o ditolak dan H 1 diterima. Hal ini berarti ada hubungan yang signifikan antara Daya ledak tungkai dengan kemampuan lompat jauh murid SD Jeneponto. Ada hubungan yang signifikan Keseimbangan dengan Kemampuan lompat Kabupaten Jeneponto. Hipotesis Statistik yang akan diuji: H o : ρx 3.y = 0, H 1 : ρx 3.y Signifikan hubungan yang signifikan antara panjangh Kabupaten Jeneponto. Dalam hal ini apabila siswa memiliki panjang tungkai, yang baik maka akan diikuti dengan kemampuan lompat jauh dengan baik Variabel R o P Keterangan signifikan 0, Hasil pengujian: Dari analisis data diperoleh nilai korelasi hitung (r) = (P < 0.05), maka H o ditolak dan H 1 diterima. Hal ini berarti ada hubungan yang signifikan antara Keseimbangan dengan kemampuan lompat jauh murid SD Inpres No. 132 Buttale leng Kabupaten Jeneponto. Ada hubungan yang signifikan antara panjang Kabupaten Jeneponto.Hipotesis Statistik yang akan diuji: H o : Rx 1,2y = 0, H 1 : Rx 1,2y 0, Hasil pengujian: Dari analisis data diperoleh nilai korelasi ganda, diperoleh nilai R hitung(ro) = (P < 0.05), maka H o ditolak dan H 1 diterima. Hal ini berarti ada hubungan yang signifikan antara panjang Kabupaten Jeneponto. Pembahasan Hasil analisis data melalui tehnik statistik diperlukan pembahasan teoritis yang bersandar pada teori-teori dan kerangka berpikir yang mendasari penelitian ini. Hasil uji hipotesis pertama : Ada hubungan yang signifikan panjang tungkai dengan kemampuan lompat jauh. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
7 26 Jurnal Adil, ILARA, Hubungan Volume Panjang Tungkai, III, Nomor Daya 1, Ledak Januari-Juni Tungkai, Dan 2012, Keseimbangan hlm. 20 Dengan 27 Kemampuan Lompat Jauh 26 panjang tungkai dengan kemampuan lompat. Apabila hasil penelitian ini dikaitkan dengan teori dan kerangka berpikir yang mendasarinya, maka pada dasarnya hasil penelitian ini mendukung dan memperkuat teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang sudah ada. Jika panjang tungkai dianalisis dari segi fisik yang terlibat didalamnya, maka unsur panjang tungkai mendukung kemampuan lompat jauh. Seorang murid memiliki panjang tungkai yang baik akan dengan sendirinya mampu melakukan lompatan dengan baik pula. Dalam hal ini, panjang tungkai akan memberikan sumbangan yang berarti dalam melakukan lompatan yang jauh. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa untuk menghasilkan kemampuan lompat jauh secara maksimal, maka panjang tungkai sangat memegang peranan penting. Hasil uji hipotesis kedua :Ada hubungan yang signifikan Daya ledak tungkai dengan kemampuan lompat jauh. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Daya ledak tungkai dengan kemampuan lompat jauh. Apabila hasil penelitian ini dikaitkan dengan teori dan kerangka berpikir yang mendasarinya, maka pada dasarnya hasil penelitian ini mendukung dan memperkuat teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang sudah ada. Jika Daya ledak tungkai dianalisis dari segi fisik yang terlibat didalamnya, maka unsur Daya ledak tungkai mendukung kemampuan lompat jauh. Seorang murid memiliki Daya ledak tungkai yang baik akan dengan sendirinya mampu melakukan lompatan yang jauh pula. Dalam hal ini, Daya ledak tungkai akan memberikan sumbangan yang berarti dalam melakukan lari cepat. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa untuk menghasilkan kemampuan lompat jauh secara maksimal, maka Daya ledak tungkai sangat memegang peranan penting, yaitu terjadinya perpaduan antara kecepatan dan Daya ledak tungkai dalam berlari dengan idikator irama dan frekuensi langkah yang cepat serta Panjang ayunan kaki dalam melangkah. Hasil uji hipotesis ketiga: Ada hubungan yang signifikan Keseimbangan dengan kemampuan lompat jauh. Hasil analisis statistic menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Keseimbangan dengan kemampuan lompat jauh. Apabila hasil penelitian ini dikaitkan dengan teori dan kerangka berpikir yang mendasarinya, maka pada dasarnya hasil penelitian ini mendukung dan memperkuat teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang sudah ada. Jika Keseimbangan dianalisis dari segi fisik yang terlibat didalamnya, maka unsur Keseimbangan mendukung kemampuan lompat jauh. Seorang murid memiliki Keseimbangan yang baik akan dengan sendirinya mampu melakukan lari cepat pada saat awalan dan dapat mempertahankan posisi tubuhnya pada saat melayan di udarah. Hasil uji hipotesis Keempat: Ada hubungan yang signifikan panjang tungkai, dengan kemampuan lompat jauh. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara panjang jauh. Apabila hasil penelitian ini dikaitkan dengan teori dan kerangka berpikir yang mendasarinya, maka pada dasarnya hasil penelitian ini mendukung dan memperkuat teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang sudah ada. Apabila murid memiliki panjang keseimbangan yang baik akan mampu melakukan lompatan yang lebih baik. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelitian tentang panjang tungkai, dengan kemampuan lompat jauh dapat disimpulkan sebagai berikut: Ada hubungan yang signifikan antara panjang tungkai dengan kemampuan lompat jauh murid SD Inpres No. 132 Buttale leng Kabupaten Jeneponto. Ada hubungan yang signifikan antara daya ledak tungkai dengan kemampuan lompat jauh murid SD Jeneponto. Ada hubungan yang signifikan antara keseimbangan dengan kemampuan lompat jauh murid SD Inpres No. 132 Buttale leng Kabupaten Jeneponto. Ada hubungan yang signifikan antara panjang
8 Adil, Hubungan Panjang Tungkai, Daya Ledak Tungkai, Dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Lompat Jauh 27 Kabupaten Jeneponto. Saran Berdasarkan kesimpulan penelitian tersebut diatas, maka dapat disarankan sebagai berikut: Dalam memilih atlet yang akan di latih sebaiknya, guru pendidikan jasmani dan pelatih selalu memperhatikan unsur komponen fisik yang ikut berperan seperti panjang tungkai, daya ledak tungkai dan keseimbangan. Kepada rekan-rekan peneliti di sarankan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan cakupan yang luas dan melihat kemungkinan adanya variabel lain yang juga memiliki kontribusi atau pengaruh yang positif terhadap pembinaan olahraga atletik. Kemampuan lompat jauh sebagai salah satu opsi variabel dalam penelitian dengan pertimbangan pendekatan karekteristik anak sekolah perlu di informasikan secara meluas kepada guru pendidikan jasmani agar terjadi kesepahaman dalam pemberian materi sajian terutama pada cabang olah raga atletik. DAFTAR RUJUKAN Adisasmita, Yusuf Olahraga pilahan Atletik. Jakarta : Dirjen Dikti Depdikdub. Ateng, abdulkadir Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta : P2LPTK. Ditjen Dikti Depdikbud. Arikunto, suharsimi Prosedur penelitian ; suatu pendekatan praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Fox, EL, Bower, R.W. Foss, ML, The Physiologycal Basis Of Physica Education and Atheletic, New York : Samders Collage Publishing. Halim Nur Ichsan Tes dan Pengukuran. Makassar :Universitas Negeri Makassar. Harsono Coaching dan aspek-aspek psykologi dalam coaching. Jakarta : Depdikbud Dirjen DiPTi. Sajoto, Mochammad Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta : Depdikbud. Dirjen. PT. PPLPTK. Sudjana, Nana Metode Statistik. Bandung : Penerbit tarsito Soebroto, Moch Tuntutan mengajar atletik. Jakarta : Proyek Permasalahan dan penertiban olahraga Sukarjo dan Nurhasan Evaluasi Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Dirjen Dikti, Jakarta. Syarifuddin, Aip Atletik. Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan, Jakarta.
HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LARI 60 METER PADA SISWA KELAS VI SDN NO. 022 SAMARINDA ULU.
Ruslan, Hubungan Kecepatan Reaksi Kaki, Kekuatan Tungkai Dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Lari 60 Meter 39 HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LARI 60 METER
Lebih terperinciHUBUNGAN POWER LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN DENGAN KEMAMPUAN MEMUKUL BOLA DALAM PERMAINAN BOLA KASTI MURID SDN TANGGUL PATOMPO II MAKASSAR
Indrawansyah, Hubungan Power Lengan dan Koordinasi Mata-Tangan dengan Kemampuan Memukul Bola Kasti 11 HUBUNGAN POWER LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN DENGAN KEMAMPUAN MEMUKUL BOLA DALAM PERMAINAN BOLA
Lebih terperinciIndrawansyah. Kata kunci: panjang tungkai, kelentukan, keseimbangan, dan kemampuan servis.
Indrawansyah, Hubungan Panjang Tungkai, Kelentukan dan Keseimbangan Terhadap Kemampuan Servis 93 HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, KELENTUKAN DAN KESEIMBANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS DALAM PERMAINAN SEPAKTAKRAW
Lebih terperinciKONTRIBUSI KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP KEMAMPUAN SEPAKMULA PADA PERMAINAN SEPAKTAKRAW PADA SISWA SMP NEGERI 30 MAKASSAR.
Adil, Kontribusi Kekuatan Otot Tungkai dan Kelentukan terhadap Kemampuan Sepakmula pada Permainan Sepaktakraw 11 KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP KEMAMPUAN SEPAKMULA PADA PERMAINAN
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA SISWA SMP NEGERI 02 SAMARINDA. Muchamad Samsul Huda
Huda, Hubungan Antara Daya Ledak Tungkai Dan Panjang Tungkai Dengan Kemampuan Lompat Jauh 32 HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA SISWA SMP NEGERI 02
Lebih terperinciHUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LARI 40 METER PADA MURID SDN BARA-BARAYA I MAKASSAR
1 HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LARI 40 METER PADA MURID SDN BARA-BARAYA I MAKASSAR Muhammad Sahib Saleh Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FIK
Lebih terperinciFahrizal. kekuatan lengan, kelentukan togok ke depan, kekuatan tungkai, roll ke depan, senam lantai.
Fahrizal, Kontribusi Kekuatan Lengan, Kelentukan Togok Ke Depan, dan Kekuatan Tungkai 87 KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN, KELENTUKAN TOGOK KE DEPAN, DAN KEKUATAN TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN ROLL KE DEPAN PADA
Lebih terperinciHUBUNGAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA SISWA SMK KESATUAN SAMARINDA.
1 HUBUNGAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA SISWA SMK KESATUAN SAMARINDA Janje J Sapulete Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP
Lebih terperinciPENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.
PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB. BLITAR Johan Kalpirtanata Fakultas Ilmu Keolahragaan, Jurusan Ilmu Keolahragaan
Lebih terperinciHubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Menendang Bola Pada Permainan Sepakbola Murid SD Inpres Tamamaung III Makassar
Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Menendang Bola Pada Permainan Sepakbola Murid SD Inpres Tamamaung III Makassar Oleh : M. Sahib Saleh, FIK Universitas Negeri Makassar
Lebih terperinciKONTRIBUSI KECEPATAN, KELINCAHAN, DAN KOORDINASI MATA- KAKI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA PS. ASPURA UNM.
Adil, Kontribusi Kecepatan, Kelincahan, dan Koordinasi Mata-Kaki Terhadap Kemampuan Menggiring Bola 1 KONTRIBUSI KECEPATAN, KELINCAHAN, DAN KOORDINASI MATA- KAKI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA
Lebih terperinciKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA CLUB BILOPA KABUPATEN SINJAI
Mappaompo, Kontribusi Koordinasi Mata-Kaki dan Kelincahan Terhadap Keterampilan Menggiring Bola 88 KONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA
Lebih terperinciTINGKAT KESEGARAN JASMANI MURID SD INPRES MALENGKERI SETINGKAT KOTA MAKASSAR PADA KELOMPOK USIA 10-12 TAHUN. Muhammad Adnan Hudain
Hudain, Tingkat Kesegaran Jasmani Murid SD Inpres Malengkeri Setingkat Kota Makassar 31 TINGKAT KESEGARAN JASMANI MURID SD INPRES MALENGKERI SETINGKAT KOTA MAKASSAR PADA KELOMPOK USIA 10-12 TAHUN Muhammad
Lebih terperinciNurjamal. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Mulawarman Samarinda. Jl. Muara Pahung Kelua Samarinda.
1 KONTRIBUSI DAYA LEDAK LENGAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS PADA SISWA SMA NEGERI 2 SEBULU KHUTAI KARTANEGARA Nurjamal Program Studi Pendidikan Jasmani
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Atletik merupakan aktifitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik 1. Pengertian Atletik Atletik merupakan aktifitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan dasar yang dinamis dan harmonis yaitu jalan, lari, lompat, dan lempar.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian
III. METODE PENELITIAN 3. Metode penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (006:60) Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian yang digunakan
Lebih terperinciCompetitor, Nomor 1 Tahun 4, Pebruari 2012
HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI DAN KELENTUKAN TOGOK KE DEPAN DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA SISWA SMP NEGERI 3 PALANGGA KABUPATEN GOWA OLEH: ICHSANI )* ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciHUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DIUDARA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BANDA ACEH.
HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DIUDARA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BANDA ACEH Zukrur Rahmat 1 Abstrak Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. masalah. Tujuannya untuk menemukan jawaban terhadap persoalan yanag signifikan,
28 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada dasarnya penelitian adalah penerapan pendekatan ilmiah pada pengkajian suatu masalah. Tujuannya untuk menemukan jawaban terhadap persoalan yanag
Lebih terperinciKOORDINASI MATA-KAKI, KESEIMBANGAN, DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA. Ricardo V Latuheru
Latuheru, Koordinasi Mata-Kaki, Keseimbangan, dan Kelincahan dengan Keterampilan Menggiring Bola 1 KOORDINASI MATA-KAKI, KESEIMBANGAN, DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN
Lebih terperinciKONTRIBUSI PANJANG LENGAN DAN KELENTUKAN DENGAN KETERAMPILAN SMASH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI SISWA SMP NEGERI 2 SAMARINDA. Muchamad Samsul Huda
1 KONTRIBUSI PANJANG LENGAN DAN KELENTUKAN DENGAN KETERAMPILAN SMASH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI SISWA SMP NEGERI 2 SAMARINDA Muchamad Samsul Huda Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP
Lebih terperinciOleh : M. Syahrul Saleh, FIK Universitas Negeri Makassar Abstrak
Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai, Kekuatan Otot Perut dan Daya Ledak Lengan dengan Kemampuan Tolak Peluru Pada Murid SD Inpres Tamamaung III Makassar Oleh : M. Syahrul Saleh, FIK Universitas Negeri
Lebih terperinciMuhammad Adam Mappaompo
29 HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KESEIMBANGAN, DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA TIM GELORA KABUPATEN SINJAI Muhammad Adam Mappaompo Jurusan Pendidikan Olahraga
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN
HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN Asep Dedi Paturohman NPM: GIC.14.0703 ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciHUBUNGAN KECEPATAN LARI 60 METER DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA PUTRA KELAS XI JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 2 SMAN 11 PEKANBARU
1 HUBUNGAN KECEPATAN LARI 60 METER DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA PUTRA KELAS XI JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 2 SMAN 11 PEKANBARU Fauzi Hermansyah 1, Saripin 2, Niputu Nita Wijayanti 3
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. ayunan. Terdapat berbagai macam lari, misalnya: sprint (lari cepat), lari
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Kecepatan Lari a. Pengertian Kecepatan Lari Lari merupakan salah satu nomor dalam atletik, yang terdiri dari empat tahap yaitu menumpu ke depan, mendorong, pemulihan,
Lebih terperinciKONTRIBUSI KESEIMBANGAN DAN KEKUATAN TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN SEPAKSILA DALAM PERMAINAN SEPAKTAKRAW PADA SISWA SMA NEGERI 2 SAMARINDA.
1 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN DAN KEKUATAN TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN SEPAKSILA DALAM PERMAINAN SEPAKTAKRAW PADA SISWA SMA NEGERI 2 SAMARINDA Ruslan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Lebih terperincigawang agar terhindar dari PENDAHULUAN kemasukan bola. Oleh karena itu teknik Permainan Bola Tangan di Indonesia pada masa sekarang ini belum
PENDAHULUAN Permainan Bola Tangan di Indonesia pada masa sekarang ini belum memasyarakat bila dibandingkan dengan cabang olahraga lainnya seperti sepak bola, bola basket, bola voli dan lain-lain. Salah
Lebih terperinciEsra Fitriyanti Kedo ABSTRAK
KONTRIBUSI KELENTUKAN TOGOK, DAYA LEDAK OTOT TUNGKAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA CLUB VOLI KECAMATAN LORE TENGAH DESA LEMPE Esra Fitriyanti Kedo Pendidikan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 37 SAMARINDA
Huda, Hubungan Antara Koordinasi Mata-Kaki Dan Kelincahan Dengan Kemampuan Menggiring Bola 73 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian mengenai hubungan antara power tungkai,keseimbangan badan dan koordinasi dengan hasil tendangan full-volley dalam olahraga sepak bola. Desain penelitian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dalam pelaksanaannya,lompat jauh
1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu nomor bergengsi dalam cabang olahraga atletik khususnya dalam nomor lompat. Lompat
Lebih terperinciKONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TOGOK KEDEPAN TERHADAP KEMAMPUAN ROLL KEDEPAN PADA SISWA SMP NEGERI 37 SAMARINDA.
1 KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TOGOK KEDEPAN TERHADAP KEMAMPUAN ROLL KEDEPAN PADA SISWA SMP NEGERI 37 SAMARINDA Nurjamal Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan situasi, tempat, dimana penelitian dilaksanakan. Penelitian ini dilaksanakan di Jl. Pajajaran
Lebih terperinciHUBUNGAN DAYA LEDAK TUNGKAI DAN KELENTUKAN TOGOK KEBELAKANG TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA MURID SD NEGERI KALUKUANG 1 MAKASSAR.
1 HUBUNGAN DAYA LEDAK TUNGKAI DAN KELENTUKAN TOGOK KEBELAKANG TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA MURID SD NEGERI KALUKUANG 1 MAKASSAR Wahyudin Program Studi Ilmu Keolahragaan FIK Universitas Negeri Makassar
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
Kontribusi Kecepatan Bergerak, Reaksi Kaki, Dan Daya Ledak Tungkai Terhadap Kecepatan Lari 100 Meter Pada Siswa SMK Negeri 2 Makassar. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar. Suparman Sade*)
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal
31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lapangan Asrama PPLP Sumatera Utara di Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal 2.
Lebih terperinciCompetitor, Nomor 2 Tahun 4, Juni 2012
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SMASH DALAM CABANG OLAHRAGA BOLAVOLI SISWA SMA NEGERI 14 MAKASSAR DITINJAU DARI DAYA LEDAK TUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN OLEH : NASRIADI )* Guru SMA Negeri 14 Makassar ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciHUBUNGAN DAYA LEDAK LENGAN DAN DAYA LEDAK TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN PASSING ATAS PADA PERMAINAN BOLAVOLI SISWA SMK NEGERI 1 SAMARINDA
1 HUBUNGAN DAYA LEDAK LENGAN DAN DAYA LEDAK TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN PASSING ATAS PADA PERMAINAN BOLAVOLI SISWA SMK NEGERI 1 SAMARINDA Janje J Sapulete Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MELALUI LATIHAN BARRIER HOPS (LOMPAT RINTANGAN) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I MOJOROTO TAHUN AJARAN 2014/2015
Artikel Skripsi MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MELALUI LATIHAN BARRIER HOPS (LOMPAT RINTANGAN) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I MOJOROTO TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Untuk memperoleh data atau keterangan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan penelitian ini, penelitian ini dilaksanakan di Kampus
Lebih terperinciKONTRIBUSI DAYA LEDAK TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT PERUT TERHADAP KEMAMPUAN MENYUNDUL BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SMP NEGERI 24 SAMARINDA
1 KONTRIBUSI DAYA LEDAK TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT PERUT TERHADAP KEMAMPUAN MENYUNDUL BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SMP NEGERI 24 SAMARINDA Muchamad Samsul Huda Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan alami manusia. Berlari adalah bagian yang tak terpisahkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam melakukan gerakan meroda memerlukan berbagai aspek, seperti fisik antara lain kekuatan, keseimbangan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN
HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN Asep Dedi Paturohman 1) Deni Mudian 2) Iyan Nurdiyan Haris
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 30 METER DENGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH. Jurnal. Oleh. Meki Vahlevi
1 HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 30 METER DENGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH Jurnal Oleh Meki Vahlevi FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2014
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 2002: 108). Sedangkan menurut (Sudjana, 1996: 6) populasi adalah totalitas
BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah populasi bersyarat yaitu atlet putra berprestasi klub renang METAL SC Metro 013 yang berjumlah 8 atlet.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Medan (UNIMED). Atletik juga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Atletik adalah olahraga yang disebut sebagai induk dari cabang olahraga (de mother aller sporte). Atletik merupakan salah satu mata pelajaran Pendidikan Jasmani
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode penelitian. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2005). Metode
Lebih terperinciMotion Volume III No.1 Maret 2012 PENDAHULUAN. maka diketahui bahwa kekuatan otot. A. Latar Belakang Masalah. tungkai, kelentukan dan koordinasi mata
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sehubungan banyaknya teknik dasar dalam permainan sepaktakraw, maka yang menjadi topik dalam penelitian ini adalah teknik dasar sepak sila. Ucup (2004:32), mengemukakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan aktivitas fisik yang besar manfaatnya bagi manusia. Olahraga dapat berfungsi sarana untuk meningkatkan derajat kesehatan, untuk prestasi dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Dan Sampel Dalam penelitian perlu dijelaskan populasi dan sampel yang dapat digunakan sebagai sumber data. Bila hasil penelitian akan digeneralisasikan (kesimpulan
Lebih terperinciPENGARUH LATIHAN CROSS JUMP TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA SMAK ANALISIS KIMIA MAKASSAR.
Saharullah, Pengaruh Latihan Cross Jump Terhadap Keterampilan Menggiring Bola Dalam Permainan Sepakbola 39 PENGARUH LATIHAN CROSS JUMP TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA
Lebih terperinciANALISIS KOMPONEN FISIK DAN STRUKTUR TUBUH DENGAN KEMAMPUAN SEPAKSILA PADA PERMAINAN SEPAKTAKRAW MAHASISWA BKMF SEPAKTAKRAW FIK UNM
1 ANALISIS KOMPONEN FISIK DAN STRUKTUR TUBUH DENGAN KEMAMPUAN SEPAKSILA PADA PERMAINAN SEPAKTAKRAW MAHASISWA BKMF SEPAKTAKRAW FIK UNM Muhammad Adnan Hudain Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FIK
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Hal ini sesuai
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan power tungkai, panjang tungkai, lingka paha, dan kecepatan lari dengan hasil lompat
Lebih terperinciHUBUNGAN KESEIMBANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SEPAK SILA DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PALOLO.
HUBUNGAN KESEIMBANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SEPAK SILA DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PALOLO Andref Novrianto Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode
BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian secara umum dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode
Lebih terperinciIchsani. Kata kunci: kekuatan otot lengan, koordinasi mata-tangan, memukul bola, kasti.
1 KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN MEMUKUL BOLA PADA PERMAINAN KASTI MURID SD NEGERI 164 TAIPA KABUPATEN TAKALAR Ichsani Program Studi Ilmu Keolahragaan FIK
Lebih terperinciPENGARUH LATIHAN RESTHOCK DAN LATIHAN BEBAN MEDIA KARET TERHADAP KEMAMPUAN LEMPAR LEMBING. Muhadir Sarifin
Muhadir dan Sarifin, Pengaruh Latihan Resthock dan Latihan Beban Media Karet Terhadap Kemampuan Lempar Lembing 11 PENGARUH LATIHAN RESTHOCK DAN LATIHAN BEBAN MEDIA KARET TERHADAP KEMAMPUAN LEMPAR LEMBING
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan tempat dalam penelitian akan dilaksanakan pada : Jl. Raya Lembang No. 357 Kab. Bandung Barat.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Operasional Penelitian Secara operasional, tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh metode pembelajaran demonstrasi dan metode pembelajaran tugas (latihan)
Lebih terperinci2016 HUBUNGAN QUICKNESS, POWER TUNGKAI DAN FLEKSIBILITAS PANGGUL DENGAN HASIL START (GRAB START) RENANG PADA SISWA CLUB RENANG CIKALAPA SWIMMING POOL
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Renang merupakan salah satu jenis olahraga yang digemari oleh berbagai lapisan masyarakat karena olahraga renang dapat dilakukan oleh anak-anak dan orang dewasa
Lebih terperinciMENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA ANAK SD MELALUI ELEVATION BOARD (PAPAN ELEVASI)
MENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA ANAK SD MELALUI ELEVATION BOARD (PAPAN ELEVASI) Titin Kuntum Mandalawati, M.Or PGSD IKIP PGRI Madiun titinmandalawati@yahoo.com ABSTRAK Lompat jauh merupakan suatu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Lompat Jauh a. Pengertian Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompatdalam cabang olahraga atletik. Lompat jauh merupakan suatu bentuk gerakan melompat,
Lebih terperinciLampiran 1. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas 36 Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian dari DIY 37 Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian dari Pemerintah Kabupaten Magelang 38 Lampiran 4. Surat Keterangan Melakukan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Hakikat Power Otot Tungkai a. Pengertian Power otot tungkai Power otot tungkai adalah sekelompok otot tungkai dalam berkontraksi dengan beban tertentu. Salah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diperlombakan baik di tingkat regional maupun nasional, karena atletik
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cabang olahraga atletik merupakan cabang olahraga yang selalu diperlombakan baik di tingkat regional maupun nasional, karena atletik merupakan cabang olahraga yang terdiri
Lebih terperinciBAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN
BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penulis mengambil lokasi penelitian ini di Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Kuningan, Kecamatan Cilimus.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN a. Lokasi dan waktu penelitian Lokasi penelitian akan dilaksanakan di : Lokasi : SMAN 2 Ciamis Waktu : 2-28 September 2013 b. Populasi dan sampel Dalam tercapainya suatu tujuan
Lebih terperinciLAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan
LAMPIRAN 7 Prosedur Pelaksanaan Tes 1. Tes Daya Tahan (Endurance) menggunakan Balke Test Prosedur tes : a. Tujuan untuk mengukur daya tahan kerja jantung dan pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Lompat kangkang merupakan unsur keterampilan gerak manipulatif karena,
1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lompat kangkang merupakan unsur keterampilan gerak manipulatif karena, selain unsur kelincahan untuk melewati rintangan berupa peti lompta (box), juga didukung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga karena gerakan-gerakannya merupakan dasar dari seluruh gerakan olahraga. Oleh karena itu atletik menjadi salah satu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk membantu mengungkapkan permasalahan yang akan diteliti, karena metode penelitian mempunyai
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN
BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Pada bab I telah dikemukakan bahwa masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah hubungan antara power tungkai, power lengan, dan kapasitas aerobik (VO2
Lebih terperinciLOMPAT JANGKIT. Dalam lompat jangkit ada 3 tahapan yang harus dilaksanakan yaitu : 1. Tahapan Hop ( Jingkat ) Design by R2 Bramistra
LOMPAT JANGKIT Definisi lompat jangkit : Lompat jangkit disebut juga lompat-lompat tiga, karena dilakukan dengan tiga lompatan yaitu jingkat (hop), langkah (step), lompat (jump) atau jingkat langkah lompat.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. diantaranya dalam kamus olahraga, menurut Syarifudin (1985: 62) lompat
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu bagian dari nomor lompat dalam olahraga atletik. Ada banyak pakar yang mengartikan lompat jauh, diantaranya
Lebih terperinciLompat Jauh. A. Pengertian Lompat Jauh
Lompat Jauh A. Pengertian Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat dari cabang olahraga atletik yang paling populer dan paling sering dilombakan dalam kompetisi kelas dunia, termasuk Olimpiade.
Lebih terperinci2.2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik.
I. Penilaian 1. Instrumen Penilaian sikap Indikator : 1.2.1 Tumbuhnya kesadaran bahwa tubuh harus dipelihara dan dibina, sebagai wujud syukur kepada sang Pencipta. 2.2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab.
Lebih terperinci: Panjang tungkai. : Power otot tungkai.
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini ialah korelasional (corelational design), yang menyatakan panjang tungkai (X 1 ) power otot tungkai (X 2 ) dan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan
29 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta
Lebih terperinciKONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI TERHADAP JAUHNYA TENDANGAN DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA SD INPRES KAPIROE KECAMATAN PALOLO KABUPATEN SIGI
1 KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI TERHADAP JAUHNYA TENDANGAN DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA SD INPRES KAPIROE KECAMATAN PALOLO KABUPATEN SIGI Marfrets Suseitom Tarukbua Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan
Lebih terperinciOleh Hendri Mulyadi Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi STKIP Rokania
Jurnal Pendidikan Rokania Vol. I (No. 1/2016) 45-50 45 KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KOORDINASI MATA- KAKI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH SANTRIWAN MTS PONDOK PESANTREN IQRA BARUNG BARUNG BALANTAI
Lebih terperincimelalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang perlu mendapat perhatian, pembinaan, dan pengembangan serta peningkatan prestasi. Peningkatan ini perlu, karena atletik
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
46 Lampiran 10 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Nama Sekolah : SD Negeri 2 Sawah Lama Bandar Lampung Mata Pelajaran : Pendidikan jasmani Olahraga dan kesehatan Kelas/Semester : 5/2 Pertemuan :
Lebih terperinciHUBUNGAN POWER TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP TENDANGAN SABIT PADA EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT DI MI AT-TAUBAH KOTA BEKASI
HUBUNGAN POWER TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP TENDANGAN SABIT PADA EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT DI MI AT-TAUBAH KOTA BEKASI Adli Azhari Universitas Islam 45 Bekasi, Jl. Cut Meutia No.83 Bekasi 17113
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel 1. Lokasi Penelitian Lokasi yang di gunakan selama berlangsungnya penelitian ini adalah bertempat di kampus FPO UPI, Padasuka, Bandung. 2. Populasi
Lebih terperinciuntuk mempelajari dan menyem-purnakan PENDAHULUAN teknik dan taktik. Sehingga koordinasi mata A. Latar Belakang Masalah Perkembangan cabang olahraga
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan cabang olahraga permainan tenismeja di Indonesia boleh dikatakan sedikit demi sedikit mengalami kemajuan.ini dapat dilihat pada setiap event atau pertandingan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto (2002: 160) metode penelitian adalah cara yang digunakan
34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Arikunto (00: 160) metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian yang digunakan
Lebih terperinciBAB II HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAN BEKAS DAN KARDUS A. Pengertian Lompat Jauh
15 BAB II HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAN BEKAS DAN KARDUS A. Pengertian Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompatdalam cabang olahraga atletik. Lompat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
29 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian harus disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. Menurut sugiyono
Lebih terperinciKONTRIBUSI TINGKAT KESEGARAN JASMANI TERHADAP KEMAMPUAN SENAM NUSANTARA PADA SISWA SD INPRES CILALANG MAKASSAR. Andi Atssam Mappanyukki
Mappanyukki, Kontribusi Tingkat Kesegaran Jasmani Terhadap Kemampuan Senam Nusantara 57 KONTRIBUSI TINGKAT KESEGARAN JASMANI TERHADAP KEMAMPUAN SENAM NUSANTARA PADA SISWA SD INPRES CILALANG MAKASSAR Andi
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN. Rusli Lutan (2007:199) menjelaskan mengenai metode korelasional
BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah langkah-langkah yang diambil untuk mempermudah penelitan. Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan
Lebih terperinciYan Indra Siregar. Abstrak
120 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SLIDE JUMP SPRINT DENGAN LATIHAN DEPTH JUMP WITH LATERAL MOVEMENT TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI DAN HASIL LARI 100 METER PADA MAHASISWA PKO STAMBUK 2014 TAHUN 2016
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode adalah salah satu cara yang ditempuh dalam mencapai suatu
BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah salah satu cara yang ditempuh dalam mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian adalah penyelidikan yang dilakukan untuk membuktikan sesuatu
Lebih terperinciLampiran 1: Lembar Permohonan Pembimbing Tugas Akhir Skripsi
73 Lampiran 1: Lembar Permohonan Pembimbing Tugas Akhir Skripsi 74 Lampiran 2: Kartu Bimbingan Tugas Akhir Skripsi 75 Lampiran 3: Lembar Pengesahan Izin Penelitian 76 Lampiran 4: Surat Permohonan Izin
Lebih terperinciSKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH:
HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LARI SPRINT 100 METER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 NGADIROJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Lebih terperinciOLEH: IBRAHIM MUFTI SALAM NPM :
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN LARI 60 METER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MOJO TAHUN AJARAN 2015/2016
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. perlakuan (treatment), seperti pendapat Thomas dan Nelson (1997:352).
0 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen, karena adanna perlakuan (treatment), seperti pendapat Thomas dan Nelson (1997:35). Bertujuan
Lebih terperinciHUBUNGAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT TUNGKAI DAN FREKUENSI LANGKAH (CADENCE) TERHADAP KECEPATAN SPRINT
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini pendekatan ilmiah sangat diperlukan untuk memecahkan berbagai masalah di berbagai bidang, termasuk bidang olahraga. Untuk meningkatkan olahraga diperlukan
Lebih terperinci