HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 37 SAMARINDA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 37 SAMARINDA"

Transkripsi

1 Huda, Hubungan Antara Koordinasi Mata-Kaki Dan Kelincahan Dengan Kemampuan Menggiring Bola 73 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 37 SAMARINDA Muchamad Samsul Huda Program Studi Pendidikan Olahraga FKIP Universitas Mulawarman Samarinda. Jl. Muara Pahung Kelua Samarinda Abstract: Hubungan Antara Koordinasi Mata-Kaki Dan Kelincahan Dengan Kemampuan Menggiring Bola Pada Permainan Sepakbola Siswa Kelas VIII SMP Negeri 37 Samarinda. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap; (1) Hubungan antara koordinasi mata-kaki dengan Kemampuan Menggiring Bola Pada Permainan Sepakbola. (2) Hubungan kelincahan permainan sepakbola. (3) Hubungan antara koordinasi mata-kaki dan kelincahan dengan kemampuan. Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif yang menggunakan rancangan penelitian korelasional. Populasinya adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 37 Samarinda. Sampel yang digunakan adalah siswa putra sebanyak orang. Teknik penentuan sampel adalah secara acak melalui undian. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi ganda dua prediktor, analisis koefisien korelasi product moment (r), dan analisis koefisien korelasi ganda (R) melalui program SPSS 11 pada taraf signifikan = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Ada hubungan antara koordinasi mata-kaki dengan Kemampuan Menggiring Bola Pada Permainan Sepakbola, dengan nilai r 0 sebesar -0,609; (2) Ada hubungan kelincahan permainan sepakbola, dengan nilai r 0 sebesar 0,754; (3) Hubungan antara koordinasi mata-kaki dan kelincahan dengan kemampuan, dengan nilai r 0 sebesar 0,676. Kata Kunci: koordinasi mata-kaki, kelincahan, menggiring bola. Fenomena yang terjadi dalam dunia persepakbolaan di Indonesia, di duga di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain ; faktor pembinaan, peranan IPTEK, keterbatasan dana, pelatih, serta jaminan hari tua bagi atlet. Selain itu, di duga karena faktor kurangnya kemampuan atau keterampilan pemain dalam memperagakan teknik-teknik bermain sepakbola secara tepat. Oleh karena itu, untuk mencapai hasil maksimal khususnya dalam permainan sepakbola, diperlukan adanya suatu faktor yang mendukung. Salah satunya adalah penguasaan faktor kemampuan atau keterampilan pemain dalam memperagakan teknik-teknik bermain sepakbola yang sesungguhnya dengan didukung oleh kemampuan fisik. Rata-rata pemain bintang atau pilar dalam satu kesebelasan akan memiliki keterampilan individu yang sangat tinggi, dan bahkan keterampilan individu tersebut terindikasi pada kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola. Bola yang dimainkan dari kaki ke kaki secara lugas sambil melewati lawan dengan mudah, merupakan pertanda potensi menggiring bola dari seorang pemain yang cukup tinggi. Penguasaan teknik menggiring bola merupakan salah satu faktor menentukan kualitas penampilan dalam bermain sepakbola. Menggiring bola dalam permainan sepakbola adalah hal yang perlu diperhatikan. Menggiring bola ditentukan oleh penguasaan bola dengan baik, yakni bola harus sedekat mungkin dengan kaki untuk dibawa dan diolah. Untuk dapat meningkatkan kemampuan sepakbola, dibutuhkan kemampuan fisik yang relevan dalam melakukan gerakan menggiring bola. Disamping itu perlu adanya koordinasi yang baik dengan anggota tubuh sendiri dalam upaya mengendalikan atau mengotrol bola. Pemain yang memiliki hal tersebut dan menguasai teknik menggiring itu sendiri akan dapat mengatasi situasi tersebut. Menurut Joseph A. L (2004:47) 73

2 74 Jurnal ILARA, Huda, Hubungan Volume Antara I I, Nomor Koordinasi 2, Juli Mata-Kaki 2011, Dan hlm. Kelincahan Dengan Kemampuan Menggiring Bola 74 sepakbola memiliki fungsi yang sama dengan bola basket yaitu memungkinkan kita untuk mempertahankan bola saat berlari melintasi lawan atau maju ke ruang yang terbuka. Gerakan-gerakan yang dilakukan untuk menggiring bola, bergerak sesuai arah bola atau antisipasi terhadap kecepatan gerak bola memerlukan kelincahan yang baik. Keterlambatan mengantisipasi bola yang akan dikontrol dari kaki ke kaki dapat menyebabkan dribble kurang sempurna, tidak terarah, dan memudahkan lawan merebut bola yang sedang dikuasai. Menggiring bola dalam permainan sepakbola memerlukan koordinasi mata kaki dan kelincahan yang baik sehingga laju bola yang cepat tetap selalu berada dalam penguasaan. Menurut Yahya (1999:38) koordinasi erat hubungannya dengan kecepatan, kekuatan, daya tahan, dan fleksibilitas dan sangat penting untuk mempelajari dan menyempurnakan teknik dan taktik. Koordinasi mata kaki akan menghasilakn gerakan menggiring bola mulai dari gerakan liukan badan, tungkai atau kaki dengan penglihatan menjadi terpadu dalam suatu pola gerakan yang disertai perasaan kontrol bola yang cermat pada bagian-bagian kaki. Kelincahan memberikan kemampuan dalam kecepatan gerakan kaki untuk mengontrol bola sehingga kecepatan laju bola yang digiring dapat selalu dalam penguasaan. Koordinasi mata kaki dan kelincahan yang baik dalam menggiring bola, menyulitkan lawan untuk merebut bola karena bola selalu dalam penguasaan dan dekat dengan bagianbagian kaki pemain yang sedang menggiring bola. Pemain sepakbola yang mempunyai koordinasi mata kaki serta kelincahan akan nampak lebih tenang dalam menggiring bola, gerakan-gerakan menggiring bola dapat lebih bervariasi sehingga mampu melakukan gerak tipuan terhadap lawan. Kelincahan, mengacu kepada kemampuan seseorang mengubah arah dalam posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan tubuh dan tetap menyadari posisi tubuhnya, dalam kelincahan terkadang pula ada unsur kelentukan dan kecepatan. Dengan demikian semakin luas bidang gerak yang dibuat seseorang disaat bergerak berarti semakin tinggi tingkat kelentukannya. Kemampuan menggiring bola sangat diperlukan adanya kelincahan. Permasalahan yang timbul bahwa pemain sepakbola seperti siswa SMP Negeri 37Samarinda kurang memiliki koordinasi mata kaki dan kelincahan yang baik, terbukti rata-rata siswa SMP Negeri 37Samarinda dalam hal kemampuan menggiring bola masih didapati pemain yang belum menguasai betul posisi bola, posisi kaki, arah pandangan, serta dalam menggiring bola masih kaku dan mudah dikuasai lawan. Selain itu gerakan-gerakan yang kompleks dalam kemampuan menggiring bola sangat sukar dilakukan. Dari uraian di atas, nampak dari berbagai kejuaraan sepak bola yang diikuti siswa kelas VIII SMP Negeri 37 Samarinda. Rata-rata pemain Siswa kelas VIII SMP Negeri 37 Samarinda masih kurang dalam penguasaan bola dalam melakukan gerakan menggiring bola. Sehingga dalam penelitian ini berfokus pada kemampuan menggiring bola dengan judul Hubungan antara Koordinasi matakaki dan Kelincahan Dengan Kemampuan Menggiring Bola Dalam Permainan Sepak Bola Samarinda METODE Penelitian dilaksanakan untuk menyelidiki variabel-variabel yang terlibat sesuai tujuan penelitian. Variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian ini, terdiri dari; (1) variabel bebas, yaitu koordinasi mata-kaki dan kelincahan dan (2) variabel terikat, yaitu kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola. Variabelvariabel yang terlibat tersebut akan menjadi sasaran penyelidikan dalam penelitian ini, yang akan dilaksanakan dalam bentuk deskriptif. Proses penelitian selanjutnya adalah melakukan pengukuran terhadap variabel-variabel tersebut dengan menggunakan item-item tes yang sesuai. Desain penelitian dijadikan sebagai rancangan tentang arah pelaksanaan penelitian, sekaligus sebagai acuan dalam melakukan analisis penelitian yang dapat

3 Huda, Hubungan Antara Koordinasi Mata-Kaki Dan Kelincahan Dengan Kemampuan Menggiring Bola 75 menentukan hasil penelitian yang dicapai. Desain penelitian yang digunakan disesuaikan dengan jenis penelitian, tujuan penelitian, dan teknik analisis data yang digunakan. Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif yang bermaksud untuk mengungkap hubungan koordinasi matakaki dan kelincahan dengan kemampuan sepakbola, sehingga model desain penelitian yang digunakan adalah korelasional, seperti gambar berikut untuk lebih jelasnya tentang variable yang diselidiki, diberikan kejelasan agar tidak terjadi pemahaman yang luas, Variabel yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Koordinasi mata kaki adalah kemampuan mengintegrasikan berbagai gerakan kaki melalui penglihatan dalam koordinasi yang mantap untuk sepakbola. Kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuh. Kemampuan menggiring bola yang di maksud adalah adalah tingkat keterampilan atau kecakapan seorang pemain bola dalam menggiring bola secara sempurna melewati rintangan dengan cepat dan tepat sambil membawa bola yang tetap berada dalam penguasaan dan berusaha mencapai hasil yang sebaik - baiknya. Setiap penelitian tentunya selalu menggunakan obyek untuk diteliti atau diistilakan dengan populasi. Populasi adalah keseluruhan dari individu yang dijadikan obyek penelitian. Menurut Sugiyono (2000:55) bahwa : populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi suatu penelitian harus memiliki karakteristik yang sama atau hampir sama. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Samarinda yang berjumlah 80 orang. sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Alasan dari penggunaan sampel adalah keterbatasan waktu, tenaga dan banyaknya populasi. Berdasarkan pengertian tersebut, maka sampel yang diambil atau digunakan dalam penelitian ini berjumlah 40 orang Siswa kelas VIII SMP Negeri 37 Samarinda yang diambil berdasarkan random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan instrument tes atau alat ukur variabel yang diteliti sebagai berikut: Data koordinasi mata kaki diperoleh dari Soccer Wall Volley Test 1). Tujuan Untuk mengukur kemampuan koordinasi mata kaki dalam permainan sepakbola. 2). Alat: Stopwatch, bola sepak, sasaran, formulir tes dan alat tulis. Perlengkapan: Lapangan tes yang terdiri atas: Daerah sasaran dibuat dengan garis di diding yang rata dengan ukuran panjang 2,44 Meter dan tinggi dari lantai 1,22 Meter. Daerah tendangan dibuat di depan daerah sasaran berbentuk segi empat dengan ukuran 3,65 Meter dan 4,23 Meter. Daerah tendangan berjarak 1,83 Meter dari dinding daerah sasaran. 3). Pelaksanaan: Bola sepak diletakkan di belakang garis batas yaitu 1,83 Meter di depan sasaran.- Testee berdiri di belakang garis batas dekat bola dan menghadap ke sasaran.- Pada abaaba ya, testee mulai menyepak bola ke sasaran (tembok dengan batas tertentu). - Bola yang terpantul dari tembok sasaran segera disepak kembali, hal ini dilakukan terus menerus dan secepat mungkin selama 20 detik. Kesempatan melakukan tes ini sebanyak tiga kali. Yang terbaik dari tiga kali kesempatan adalah kemampuan koordinasi mata kaki dari pemain sepakbola. 4). Penilaian : kemampuan koordinasi mata kaki adalah banyaknya sepakan yang sah dapat dilakukan testee selama 20 detik. - Tiap sepakan bola kaki yang dilakukan di bagian belakang garis batas 1,83 Meter di depan sasaran di beri nilai satu. - Sepakan yang tidak sah tidak dihitung. Data kelincahan diperoleh dari tes shuttle run (lari bolak-balik). 1). Tujuan Untuk mengukur kelincahan digunakan tes lari bolak balik 4x10 meter. 2). Alat dan perlengkapan: Stopwatch, lintasan lari, balok kayu, formulir tes dan alat tulis. 3). Pelaksanaan - Pada aba-aba bersedia testee mengambil sikap start berdiri dengan salah satu ujung jari kakinya sedekat

4 76 Jurnal ILARA, Huda, Hubungan Volume Antara I I, Nomor Koordinasi 2, Juli Mata-Kaki 2011, Dan hlm. Kelincahan Dengan Kemampuan Menggiring Bola 76 mungkin dengan garis start. - Pada aba-aba siap dan ya testee berlari cepat menuju ke garis batas untuk mengambil dan memindahkan balok pertama ke tempat balok yang berada di garis start. Kemudian kembali lagi menuju ke garis batas untuk mengambil dan memindahkan balok kedua ketempat balok yang berada di garis start dan seterusnya sampai balok ke empat. - Bersamaan dengan aba-aba ya Stopwatch dijalankan dan dihentikan bersamaan dengan balok terakhir diletakkan di garis start. Testee diberi kesempatan melakukan tes dua kali. Tes diulang apabila balok tidak diletakkan tetapi dilemparkan. 4). Penilaian Hasil yang dicatat adalah waktu terbaik yang dicapai oleh testee dari dua kali melakukan tes. Data keterampilan menggiring bola diperoleh dari tes menggiring bola melewati rintangan dengan jarak yang telah ditentukan. Tujuan : Untuk mengetahui tingkat keterampilan menggiring bola dalam permainan sepakbola. Alat dan Perlengkapan: Bola, buah rintangan, Formulir tes, Kapur, Stopwatch, Lapangan sepak bola, Petugas: Pemandu tes sekaligus sebagai pengukur. Pencatat skor. Pelaksanaan tes : Testee berdiri di belakang bola menghadap ke arah yang akan ditempuh dan bola berada dalam penguasaan di kaki. Setelah aba-aba mulai, testee segera menggiring bola dengan arah sebelah kiri rintangan pertama rintangan berikutnya sesuai arah panah sampai melewati garis finis. Pengambilan waktu menghentikan stopwatchnya apabila testee dan bolanya sudah melewati garis finis. Bila salah arah menggiring bola,ia harus memperbaikinya tanpa menggunakan anggota badan di tempat kesalahan terjadi selama itu pula stopwatch tetap di jalankan. Bola di giring oleh kaki kanan dan kiri secara bergantian atau paling tidak salah satu kaki pernah menyentuh bola satu kali Koordinasi Nilai statistik N Mean SD Varians Range Minimum Maksimum mata-kaki 14,77 1,357 1, sentuhan. Penilaian: Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh testee untuk menggiring bola dari garis start sampai finis dengan ketentuan yang berlaku. Setelah seluruh data penelitian terkumpul yakni data koordinasi mata-kaki, data kelincahan dan data kemampuan sepakbola, maka untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, maka data tersebut disusun, diolah dan dianalisis statistik dengan bantuan komputer melalui program SPSS versi 14 pada taraf signifikansi α=0,05 (95%). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Data empiris yang diperoleh dari hasil tes dan pengukuran yang terdiri atas: koordinasi mata-kaki, kelincahan dan SMP Negeri 37 Samarinda terlebih dahulu diadakan tabulasi data untuk memudahkan proses pengujian nantinya. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis dengan teknik statistik infrensial. Adapun analisis data secara deskriptif dimaksudkan agar mendapatkan gambaran umum data yang meliputi rata-rata, standar deviasi, varians, range, data maksimum dan minimum, tabel frekuensi dan grafik. Selanjutnya dilakukan pengujian persyaratan analisis yaitu uji normalitas. Untuk pengujian hipotesis, jika ternyata data berdistribusi normal, maka akan digunakan uji statistik parametrik, yaitu korelasi product-moment dari Pearson (uji r), tetapi jika ternyata data tidak berdistribusi normal, maka digunakan uji statistik non parametrik, yaitu uji korelasi Spearman s (rho). Kemampuan Kelincahan 11,074 0,705 0,948 2,43 10,14 12,57 menggiring bola 17,584 1,693 2,866 6,86 14,17 21,03

5 Huda, Hubungan Antara Koordinasi Mata-Kaki Dan Kelincahan Dengan Kemampuan Menggiring Bola 77 N Absolute Positif Negatif KS-Z As.Sig Untuk mendapatkan gambaran umum data suatu penelitian maka digunakanlah analisis data deskriptif. Analisis deskriptif dilakukan terhadap koordinasi mata-kaki dan kelincahan SMP Negeri 37 Samarinda. Hal ini dimaksudkan untuk memberi makna pada hasil analisis yang telah dilakukan. Data koordinasi mata-kaki dan kelincahan, dan data kemampuan Siswa Smp Negari 1 Samarinda, Untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut: Koordinasi mata-kaki (X 1 ), diperoleh nilai rata-rata (mean) = 14,77 kali, simpangan baku (standar deviasi) = 1,357 kali, nilai terendah (minimum) = 12 kali dan nilai tertinggi (maksimum) = 17 kali. Kelincahan (X 2 ), diperoleh nilai rata-rata (mean) = 11,074 detik, simpangan baku Koordinasi Mata- Nilai Statistik kaki 0,168 0,165-0,168 0,922 0,363 Pengujian normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov (KS-Z) menunjukkan hasil sebagai berikut: Untuk data koordinasi mata-kaki, diperoleh nilai KS-Z = 0,922 (P = 0,363 > 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa data koordinasi mata-kaki mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal. Untuk data kelincahan, diperoleh nilai KS-Z = 0,841 (P = 0,497 > 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa data kelincahan mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal. Untuk data kemampuan menggiring bola permainan sepakbola, diperoleh nilai KS-Z = 0,905 (P = 0,386 > 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa data kemampuan (standar deviasi) = 0,705 detik, nilai terendah (minimum) = 10,14 detik dan nilai tertinggi (maksimum) = 12,57 detik. Kemampuan menggiring bola (Y), diperoleh nilai rata-rata (mean) = 17,584 detik, simpangan baku (standar deviasi) = 1,693 detik, nilai terendah (minimum) = 14,17 detik dan nilai tertinggi (maksimum) = 21,03 detik. Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi agar statistik parametrik dapat digunakan dalam menganalisis data penelitian adalah data harus mengikuti sebaran normal (berdistribusi normal). Untuk mengetahui apakah data koordinasi mata-kaki dan kelincahan dan data SMP Negeri 37 Samarinda berdistribusi normal, maka dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Kemampuan Kelincahan 0,154 0,154-0,126 0,841 0,497 Menggiring Bola 0,165 0,165-0,1 0,905 0,386 mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini perlu diuji dan dibuktikan melalui data empiris yang diperoleh dilapangan melalui tes dan pengukuran terhadap seluruh variabel yang diteliti. Karena data penelitian ini mengikuti sebaran normal, maka untuk menguji hipotesis penelitian ini digunakan analisis statistik parametrik dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi. Analisis korelasi koordinasi mata-kaki dengan permainan sepakbola. Variabel N Ρ P value Keterangan Koordinasi mata-kaki (X 1 ) Kemampuan menggiring -0,609 0,000 Signifikan bola Sepakbola (Y) Untuk menguji kebenaran hipotesis signifikan koordinasi mata-kaki dengan tentang ada tidaknya hubungan yang

6 78 Jurnal ILARA, Huda, Hubungan Volume Antara I I, Nomor Koordinasi 2, Juli Mata-Kaki 2011, Dan hlm. Kelincahan Dengan Kemampuan Menggiring Bola 78 SMP Negeri 37 Samarinda, dilakukan analisis korelasi Hasil uji analisis koefisien korelasi dengan menggunakan uji korelasi dikemukakan sebagai berikut; nilai ρ diperoleh = -0,609 (P value < 0,05) berarti ada hubungan yang signifikan koordinasi mata-kaki dengan kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola Siswa kelas VIII SMP Negeri 37 Samarinda. Analisis korelasi kelincahan dengan kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola. Untuk menguji kebenaran hipotesis tentang ada tidaknya hubungan yang signifikan kelincahan dengan SMP Negeri 37 Samarinda, dilakukan analisis korelasi Pearson. Variabel N Ρ P value Keterangan Kelincahan (X 2 ) Kemampuan menggiring bola Sepakbola (Y) Hasil uji analisis koefisien korelasi dengan menggunakan uji korelasi dikemukakan sebagai berikut; nilai ρ diperoleh = 0,754 (P value < 0,05) berarti ada hubungan yang signifikan kelincahan SMP Negeri 37 Samarinda. Analisis regresi koordinasi mata-kaki dan kelincahan 0,754 0,001 Signifikan permainan sepakbola. Untuk mengetahui keeratan hubungan secara bersama-sama antara koordinasi mata-kaki dan kelincahan SMP Negeri 37 Samarinda, maka perlu dianalisis dengan menggunakan analisis korelasi ganda. Untuk lebih jelasnya, Variabel R R 2 F P value Keterangan Koordinasi mata-kaki (X 1 ) dan Kelincahan(X 2 ) Keterampilan menggiring bola 0,822 0,676 18,088 0,000 Signifikan Sepakbola (Y) Hasil uji analisis koefisien regresi dengan menggunakan uji-r regresi dikemukakan sebagai berikut; nilai r hitung (R) diperoleh sebesar 0,822, nilai Rsquare (R 2 ) diperoleh sebesar 0,676 (P value < 0,05) setelah dilakukan uji signifikan atau keberartian regresi dengan menggunakan uji F korelasi diperoleh F hitung sebesar 18,088 (P value < 0,05), maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, berarti ada hubungan yang signifikan koordinasi mata-kaki dan kelincahan dengan kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola Siswa kelas VIII SMP Negeri 37 Samarinda Dalam penelitian ada empat buah hipotesis yang diuji. Pengujian hipotesis tersebut dilakukan satu persatu sesuai dengan urutannya pada perumusan hipotesis. Disamping dilakukan pengujian hipotesis, juga diberikan kesimpulan singkat tentang hasil pengujian tersebut. Ada hubungan yang signifikan koordinasi mata-kaki permainan sepakbola. Hipotesis statistik yang akan diuji: H 0 : ρ x 1 y = 0, H 1 : ρ x 1 y 0, Hasil pengujian: Dari hasil analisis data dengan menggunakan uji korelasi, diperoleh nilai ρ = -0,609 (P value < 0,05), maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Hal ini berarti, ada hubungan yang signifikan koordinasi mata-kaki dengan kemampuan Samarinda. Hal ini mengandung makna bahwa, apabila seorang pemain sepakbola memiliki koordinasi mata-kaki yang baik, maka akan diikuti dengan kemampuan menggiring bola permainan sepakbola yang baik pula. Ada hubungan yang signifikan kelincahan dengan kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola Hipotesis statistik yang akan diuji:h 0 : ρ x 2 y = 0, H 1 : ρ x 2 y 0, Hasil pengujian: Dari hasil analisis data dengan menggunakan uji korelasi, diperoleh nilai r = 0,754 (P value < 0,05), maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Hal ini berarti, ada hubungan yang signifikan kelincahan dengan kemampuan

7 Huda, Hubungan Antara Koordinasi Mata-Kaki Dan Kelincahan Dengan Kemampuan Menggiring Bola 79 Samarinda. Hal ini mengandung makna bahwa, apabila seorang pemain sepakbola memiliki kelincahan yang baik, maka akan diikuti dengan keterampilan menggiring bola permainan sepakbola yang baik pula. Ada hubungan yang signifikan koordinasi mata-kaki dan kelincahan permainan sepakbola. Hipotesis statistik yang akan diuji: H 0 : Rx.12 y = 0, H 1 : Rx.12 y 0, Hasil pengujian: Dari hasil analisis data dengan menggunakan uji regresi, diperoleh nilai r hitung (R) = 0,822, nilai R square (R 2 ) sebesar 0,676 R square dapat disebut koefisien determinasi yang dalam hal ini berarti 67,6%, hubungan yang signifikan antara variable koordinasi matakaki dan kelincahan dengan kemampuan Samarinda sedangkan sisanya 32,4% dapat dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak diteliti pada penelitian ini. Nilai R square berkisar 0 sampai 1, dengan catatan semakin kecil nilai R square, semakin lemah hubungan ketiga variabel tersebut. Jadi, hubungan secara bersama-sama variable koordinasi mata-kaki dan kelincahan dengan kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola. Dari table uji anova atau F tes, ternyata didapat F hitung sebesar 18,088 dengan tingkat signifikan 0,000 karena nilai probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05, maka model korelasi dapat dipakai untuk memperediksikan keterampilan menggiring bola pada permainan sepakbola. Untuk menguji signifikansi variabel koordinasi mata-kaki, keseimbangan, dan kelincahan secara bersama-sama dengan kemampuan sebagai berikut: Kaidah pengujian signifikansi korelasi berganda Jika F hitung > F table, maka signifikan Jika F hitung < F table, maka tidak signifikan Setelah dilakukan pengujian ternyata nilai F hitung > F table maka signifikan. Hal ini mengandung makna bahwa, apabila seorang pemain sepakbola memiliki koordinasi mata-kaki dan kelincahan yang baik, maka akan diikuti dengan keterampilan menggiring bola permainan sepakbola yang baik pula. Pembahasan Hasil-hasil analisis korelasi dalam hipotesis perlu dikaji lebih lanjut dengan memberikan interpretasi hubungan antara hasil analisis yang dicapai dengan teoriteori yang mendasari penelitian ini. Penjelasan ini diperlukan agar dapat diketahui kesesuaian teori-teori yang dikemukakan dengan hasil penelitian yang dicapai. Untuk mengambil kesimpulan penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian, maka hasil analisis data yang perlu dibahas sesuai dengan teoriteoi yang mendasarinya. Adapun pembahasan yang dimaksud adalah sebagai berikut: Pengujian hipotesis menunjukkan, bahwa dari hasil analisis data diperoleh bahwa ada hubungan yang signifikan koordinasi matakaki dengan kemampuan menggiring bola SMP Negeri 37 Samarinda. Hal ini mengandung makna bahwa, apabila nilai koordinasi mata-kaki tergolong baik, maka akan diikuti dengan nilai keterampilan yang baik pula. Begitu pula sebaliknya, apabila nilai koordinasi mata-kaki yang kurang baik, maka akan diikuti dengan nilai keterampilan menggiring bola permainan sepakbola yang kurang baik pula. Pengujian hipotesis menunjukkan, bahwa dari hasil analisis data diperoleh bahwa ada hubungan yang signifikan kelincahan dengan keterampilan menggiring bola permainan sepakbola Samarinda. Hal ini mengandung makna bahwa, apabila nilai kelincahan tergolong baik, maka akan diikuti dengan nilai keterampilan menggiring bola pada permainan sepakbola yang baik pula. Begitu pula sebaliknya, apabila nilai kelincahan yang kurang baik, maka akan diikuti dengan nilai keterampilan menggiring bola permainan sepakbola yang kurang baik pula. Pengujian hipotesis menunjukkan, bahwa dari hasil analisis data diperoleh bahwa ada hubungan yang signifikan koordinasi mata-kaki, kelentukan, dan keseimbangan dengan keterampilan menggiring bola permainan sepakbola Samarinda. Hal ini mengandung makna

8 80 Jurnal ILARA, Huda, Hubungan Volume Antara I I, Nomor Koordinasi 2, Juli Mata-Kaki 2011, Dan hlm. Kelincahan Dengan Kemampuan Menggiring Bola 80 bahwa, apabila nilai koordinasi mata-kaki dan kelincahan, tergolong baik, maka akan diikuti dengan nilai keterampilan yang baik pula. Begitu pula sebaliknya, apabila nilai koordinasi mata-kaki dan kelincahan yang kurang baik, maka akan diikuti dengan nilai keterampilan menggiring bola permainan sepakbola yang kurang baik pula. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Adapun kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ada hubungan yang signifikan koordinasi mata-kaki SMP Negeri 37 Samarinda. Ada hubungan yang signifikan kelincahan dengan SMP Negeri 37 Samarinda. Ada hubungan yang signifikan secara bersama-sama koordinasi mata-kaki dan kelincahan SMP Negeri 37 Samarinda. Saran Adapun saran yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagi para pembina, pelatih maupun atlet olahraga permainan sepakbola, bahwa kiranya dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan menggiring bola bermain sepakbola bagi pemain atau atlet yang dibina, hendaknya perlu memperhatikan unsur kemampuan fisik yang dapat menunjang, seperti koordinasi mata-kaki dan kelincahan. Bagi mahasiswa yang berminat melakukan penelitian lebih lanjut, disarankan agara melibatkan variabelvariabel lain yang relevan dengan penelitian ini serta dengan populasi dan sampel yang lebih luas. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta. A. Sarumpaet, dkk Permainan Besar. Jakarta : Depertement Pendidikan dan kebudayaan Dirjen pendidikan Tinggi. Bompa.1984.Theory And Of Training The Key To Atletik Perpomance, Lowa Kendall / Hunt Publishing Company Eric C. Batty Sepakbola Pembinaan Teknik Dan Kondisi. Jakarta : PT Gramedia (Agus setiadi). Haddade, Ilyas dan Tola, Ismail Penuntun Mengajar Dan Melatih Sepakbola Ujung Pandang : FPOK IKIP. Halim. Ny. H.Nur Ichan Tes Dan Pengukuran Dalam Bidang Olahraga. FPOK IKIP Ujung Pandang Harsono, Coaching Dan Aspek- Aspek Psisikologi Dalam Coaching. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti. Kusyanto, Yanto Penuntun Belajar Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan 3. Bandung : Penerbit Ganeca Exact Muchtar, Remmy Olahraga Pilihan Sepakbola. Jakarta : Depdikbuk Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi PPTK. Muhammadiah Evaluasi Pembelajaran Dalam Pendidikan Jasmani. Makassar: FIK UNM Nossek. 1982, General Theory Of Training. Logos: Pan African Press(+d) Pasau, M. Anwar Studyi Tentang Struktur Tubuh Dan Potensi Tubuh Atlet Bola Volley Dan Bola Basket Pra PON XIII Ujung Pandang : IKIP Ujung Pandang. Soedarminto Kinesiologi. Jakarta : Depdikbuk Dirjen Dikti. Sudjana,Nana Metode Statistic. Bandung : Penerbit Tarsito. Sugiyono Statistika Dalam Penelitian. Bandung :Penerbit CV.Alfabetha. Surahma,Winarno Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode Dan Teknik Bandung : PT Trasito.

KOORDINASI MATA-KAKI, KESEIMBANGAN, DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA. Ricardo V Latuheru

KOORDINASI MATA-KAKI, KESEIMBANGAN, DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA. Ricardo V Latuheru Latuheru, Koordinasi Mata-Kaki, Keseimbangan, dan Kelincahan dengan Keterampilan Menggiring Bola 1 KOORDINASI MATA-KAKI, KESEIMBANGAN, DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA CLUB BILOPA KABUPATEN SINJAI

KONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA CLUB BILOPA KABUPATEN SINJAI Mappaompo, Kontribusi Koordinasi Mata-Kaki dan Kelincahan Terhadap Keterampilan Menggiring Bola 88 KONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

Lebih terperinci

Muhammad Adam Mappaompo

Muhammad Adam Mappaompo 29 HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KESEIMBANGAN, DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA TIM GELORA KABUPATEN SINJAI Muhammad Adam Mappaompo Jurusan Pendidikan Olahraga

Lebih terperinci

Indrawansyah. Kata kunci: panjang tungkai, kelentukan, keseimbangan, dan kemampuan servis.

Indrawansyah. Kata kunci: panjang tungkai, kelentukan, keseimbangan, dan kemampuan servis. Indrawansyah, Hubungan Panjang Tungkai, Kelentukan dan Keseimbangan Terhadap Kemampuan Servis 93 HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, KELENTUKAN DAN KESEIMBANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS DALAM PERMAINAN SEPAKTAKRAW

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KECEPATAN, KELINCAHAN, DAN KOORDINASI MATA- KAKI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA PS. ASPURA UNM.

KONTRIBUSI KECEPATAN, KELINCAHAN, DAN KOORDINASI MATA- KAKI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA PS. ASPURA UNM. Adil, Kontribusi Kecepatan, Kelincahan, dan Koordinasi Mata-Kaki Terhadap Kemampuan Menggiring Bola 1 KONTRIBUSI KECEPATAN, KELINCAHAN, DAN KOORDINASI MATA- KAKI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Suatu penelitian akan dapat berhasil dan sesuai dengan adanya prosedur

III. METODE PENELITIAN. Suatu penelitian akan dapat berhasil dan sesuai dengan adanya prosedur 37 III. METODE PENELITIAN A. Hakikat Metode Penelitian Suatu penelitian akan dapat berhasil dan sesuai dengan adanya prosedur ilmiah, apabila penelitian tersebut dapat menggunakan metode atau alat yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di SSB Satria Muda yang berada di daerah kabupaten Subang. Waktu penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA SISWA SMK KESATUAN SAMARINDA.

HUBUNGAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA SISWA SMK KESATUAN SAMARINDA. 1 HUBUNGAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA SISWA SMK KESATUAN SAMARINDA Janje J Sapulete Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LARI 40 METER PADA MURID SDN BARA-BARAYA I MAKASSAR

HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LARI 40 METER PADA MURID SDN BARA-BARAYA I MAKASSAR 1 HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LARI 40 METER PADA MURID SDN BARA-BARAYA I MAKASSAR Muhammad Sahib Saleh Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FIK

Lebih terperinci

KOORDINASI MATA KAKI, KESEIMBANGAN, KELINCAHAN, DAN KETERAMPILAN MENGGIRING DALAM SEPAK BOLA

KOORDINASI MATA KAKI, KESEIMBANGAN, KELINCAHAN, DAN KETERAMPILAN MENGGIRING DALAM SEPAK BOLA KOORDINASI MATA KAKI, KESEIMBANGAN, KELINCAHAN, DAN KETERAMPILAN MENGGIRING DALAM SEPAK BOLA Adam Mappaompo dan Silatulrahmi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar Jalan Wijaya Kusuma Raya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Tempat dilakukannya penelitian ini berlokasi di UPI Bandung yang berada di Jalan Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154. Berikut

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA KESEIMBANGAN DAN KOORDINASI MATA KAKI TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLE PADA PERMAINAN SEPAKBOLA MINI

KORELASI ANTARA KESEIMBANGAN DAN KOORDINASI MATA KAKI TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLE PADA PERMAINAN SEPAKBOLA MINI KORELASI ANTARA KESEIMBANGAN DAN KOORDINASI MATA KAKI TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLE PADA PERMAINAN SEPAKBOLA MINI Program Studi Pendidikan Olahraga, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia,

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP KEMAMPUAN SEPAKMULA PADA PERMAINAN SEPAKTAKRAW PADA SISWA SMP NEGERI 30 MAKASSAR.

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP KEMAMPUAN SEPAKMULA PADA PERMAINAN SEPAKTAKRAW PADA SISWA SMP NEGERI 30 MAKASSAR. Adil, Kontribusi Kekuatan Otot Tungkai dan Kelentukan terhadap Kemampuan Sepakmula pada Permainan Sepaktakraw 11 KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP KEMAMPUAN SEPAKMULA PADA PERMAINAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, DAYA LEDAK TUNGKAI, DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MURID SD INPRES NO. 132 BUTTALE LENG KABUPATEN JENEPONTO

HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, DAYA LEDAK TUNGKAI, DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MURID SD INPRES NO. 132 BUTTALE LENG KABUPATEN JENEPONTO Adil, Hubungan Panjang Tungkai, Daya Ledak Tungkai, Dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Lompat Jauh 20 HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, DAYA LEDAK TUNGKAI, DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MURID SD

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Rusli Lutan (2007:199) menjelaskan mengenai metode korelasional

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Rusli Lutan (2007:199) menjelaskan mengenai metode korelasional 35 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah langkah-langkah yang diambil untuk mempermudah penelitan. Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan penelitian, yaitu mengungkapkan, menggambarkan, dan mengumpulkan hasil pemecahan masalah melalui

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN CROSS JUMP TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA SMAK ANALISIS KIMIA MAKASSAR.

PENGARUH LATIHAN CROSS JUMP TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA SMAK ANALISIS KIMIA MAKASSAR. Saharullah, Pengaruh Latihan Cross Jump Terhadap Keterampilan Menggiring Bola Dalam Permainan Sepakbola 39 PENGARUH LATIHAN CROSS JUMP TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek/ Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian merupakan tempat dimana seorang peneliti melakukan sebuah penelitiannya. Dalam penelitian ini, peneliti

Lebih terperinci

Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Menendang Bola Pada Permainan Sepakbola Murid SD Inpres Tamamaung III Makassar

Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Menendang Bola Pada Permainan Sepakbola Murid SD Inpres Tamamaung III Makassar Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Menendang Bola Pada Permainan Sepakbola Murid SD Inpres Tamamaung III Makassar Oleh : M. Sahib Saleh, FIK Universitas Negeri Makassar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Suatu penelitian membutuhkan sebuah desain penelitian untuk dijadikan acuan dalam melaksanakan penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu, peneliti tidak mempunyai keleluasaan untuk memanipulasi subjek, artinya random kelompok biasanya diapakai

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LARI 60 METER PADA SISWA KELAS VI SDN NO. 022 SAMARINDA ULU.

HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LARI 60 METER PADA SISWA KELAS VI SDN NO. 022 SAMARINDA ULU. Ruslan, Hubungan Kecepatan Reaksi Kaki, Kekuatan Tungkai Dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Lari 60 Meter 39 HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LARI 60 METER

Lebih terperinci

HUBUNGAN POWER LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN DENGAN KEMAMPUAN MEMUKUL BOLA DALAM PERMAINAN BOLA KASTI MURID SDN TANGGUL PATOMPO II MAKASSAR

HUBUNGAN POWER LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN DENGAN KEMAMPUAN MEMUKUL BOLA DALAM PERMAINAN BOLA KASTI MURID SDN TANGGUL PATOMPO II MAKASSAR Indrawansyah, Hubungan Power Lengan dan Koordinasi Mata-Tangan dengan Kemampuan Memukul Bola Kasti 11 HUBUNGAN POWER LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN DENGAN KEMAMPUAN MEMUKUL BOLA DALAM PERMAINAN BOLA

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:160) Metodologi penelitian adalah cara

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:160) Metodologi penelitian adalah cara 38 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (006:160) Metodologi penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Rusli Lutan (2007:199) menjelaskan mengenai metode korelasional

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Rusli Lutan (2007:199) menjelaskan mengenai metode korelasional BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah langkah-langkah yang diambil untuk mempermudah penelitan. Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PANJANG LENGAN DAN KELENTUKAN DENGAN KETERAMPILAN SMASH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI SISWA SMP NEGERI 2 SAMARINDA. Muchamad Samsul Huda

KONTRIBUSI PANJANG LENGAN DAN KELENTUKAN DENGAN KETERAMPILAN SMASH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI SISWA SMP NEGERI 2 SAMARINDA. Muchamad Samsul Huda 1 KONTRIBUSI PANJANG LENGAN DAN KELENTUKAN DENGAN KETERAMPILAN SMASH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI SISWA SMP NEGERI 2 SAMARINDA Muchamad Samsul Huda Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP

Lebih terperinci

Ichsani. Kata kunci: kekuatan otot lengan, koordinasi mata-tangan, memukul bola, kasti.

Ichsani. Kata kunci: kekuatan otot lengan, koordinasi mata-tangan, memukul bola, kasti. 1 KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN MEMUKUL BOLA PADA PERMAINAN KASTI MURID SD NEGERI 164 TAIPA KABUPATEN TAKALAR Ichsani Program Studi Ilmu Keolahragaan FIK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk membantu mengungkapkan permasalahan yang akan diteliti, karena metode penelitian mempunyai

Lebih terperinci

KONTRIBUSI DAYA LEDAK TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT PERUT TERHADAP KEMAMPUAN MENYUNDUL BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SMP NEGERI 24 SAMARINDA

KONTRIBUSI DAYA LEDAK TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT PERUT TERHADAP KEMAMPUAN MENYUNDUL BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SMP NEGERI 24 SAMARINDA 1 KONTRIBUSI DAYA LEDAK TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT PERUT TERHADAP KEMAMPUAN MENYUNDUL BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SMP NEGERI 24 SAMARINDA Muchamad Samsul Huda Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode untuk memperoleh data, menganalisis dan menyimpulkan data. Metode penelitian mempunyai kedudukan yang penting

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECEPATAN LARI 30 METER DENGAN KEMAMPUAN DRIBBLING TIM SEPAKBOLA LIPURI PEKANBARU TAHUN 2013 ABSTRAK

HUBUNGAN KECEPATAN LARI 30 METER DENGAN KEMAMPUAN DRIBBLING TIM SEPAKBOLA LIPURI PEKANBARU TAHUN 2013 ABSTRAK HUBUNGAN KECEPATAN LARI 30 METER DENGAN KEMAMPUAN DRIBBLING TIM SEPAKBOLA LIPURI PEKANBARU TAHUN 2013 Angga Eka Putra 1, Drs. Saripin. M.Kes. AIFO 2, Drs.Yuherdi, S.Pd 3 ABSTRAK Masalah dalam penelitian

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET (Studi Deskriptif pada Siswa Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri 11 Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Jadwal yang terencana dengan baik sangat menentukan terhadap kelancaran dan kelangsungan dari pelaksanaan penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, Dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Lokasi yang dipilih untuk melakukan penelitian ini adalah jln. Raya Bandung- Sumedang KM21 Jatinangor. Berikut uraian secara

Lebih terperinci

untuk mengetahui hubungan antara kelincahan dan kekuatan power tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai

untuk mengetahui hubungan antara kelincahan dan kekuatan power tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian korelasi, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kelincahan dan kekuatan power tungkai dengan kemampuan

Lebih terperinci

Andi Rizal. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar ABSTRAK

Andi Rizal. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar   ABSTRAK KONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SEPAKSILA DALAM PERMAINAN SEPAKTAKRAW SISWA SMP NEGERI 1 TANASITOLO KABUPATEN WAJO Andi Rizal Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Dalam 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada saat setiap melakukan penelitian diperlukan suatu metode. Metode adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Dalam menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian secara umum dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SIDAYU GRESIK TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SIDAYU GRESIK TAHUN 2016 HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SIDAYU GRESIK TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Suatu penelitian sangat diperlukan yang namanya suatu metode untuk mempermudah pengerjaan suatu penelitian dalam pengumpulan data. Pemilihan metode

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TOGOK KEDEPAN TERHADAP KEMAMPUAN ROLL KEDEPAN PADA SISWA SMP NEGERI 37 SAMARINDA.

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TOGOK KEDEPAN TERHADAP KEMAMPUAN ROLL KEDEPAN PADA SISWA SMP NEGERI 37 SAMARINDA. 1 KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TOGOK KEDEPAN TERHADAP KEMAMPUAN ROLL KEDEPAN PADA SISWA SMP NEGERI 37 SAMARINDA Nurjamal Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Tujuan penelitian adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan dan menyimpulkan hasil pemecahan

Lebih terperinci

Fahrizal. kekuatan lengan, kelentukan togok ke depan, kekuatan tungkai, roll ke depan, senam lantai.

Fahrizal. kekuatan lengan, kelentukan togok ke depan, kekuatan tungkai, roll ke depan, senam lantai. Fahrizal, Kontribusi Kekuatan Lengan, Kelentukan Togok Ke Depan, dan Kekuatan Tungkai 87 KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN, KELENTUKAN TOGOK KE DEPAN, DAN KEKUATAN TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN ROLL KE DEPAN PADA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai tujuan penelitian, diperlukan suatu metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai tujuan penelitian, diperlukan suatu metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Langkah Penelitian Untuk mencapai tujuan penelitian, diperlukan suatu metode penelitian yang tepat. Menurut Surachmad (1990:131), Metode merupakan cara utama yang

Lebih terperinci

Riska Bhakti Utomo ABSTRAK

Riska Bhakti Utomo ABSTRAK KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN, KECEPATAN REAKSI, DAN KELINCAHAN TERHADAP PASSING BAWAH PADA PERMAINAN BOLAVOLI (Studi Pada Atlet Bolavoli Putera Universitas Negeri Surabaya) Riska Bhakti Utomo ABSTRAK

Lebih terperinci

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI Loan Subarno*) ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh latihan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian

III. METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian III. METODE PENELITIAN 3. Metode penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (006:60) Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN 33 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan salah satu cara untuk memperoleh data, menganalisis, dan menyimpulkan hasil penelitian melalui suatu cara yang sesuai dengan

Lebih terperinci

Andrianus Rio Elmino, Eka Supriatna, Ahmad Atiq Program Studi Pendidikan Jasmani FKIP UNTAN

Andrianus Rio Elmino, Eka Supriatna, Ahmad Atiq Program Studi Pendidikan Jasmani FKIP UNTAN HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN DAN KELINCAHAN TERHADAP HASIL MENGGIRING BOLA (DRIBLING) DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA Andrianus Rio Elmino, Eka Supriatna, Ahmad Atiq Program Studi Pendidikan Jasmani FKIP UNTAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya. Hal ini berarti

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PEMAIN SEPAKBOLA SSB BENGKULU USIA TAHUN

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PEMAIN SEPAKBOLA SSB BENGKULU USIA TAHUN Hubungan antara Kecepatan... (Jerry Patraserasah) 1 HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PEMAIN SEPAKBOLA SSB BENGKULU USIA 13-15 TAHUN CORRELATION

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 22 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan dara dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2011 : 16). Metode penelitian merupakan hal yang

Lebih terperinci

III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan,

III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan, III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Penggunaan metode dalam penelitian adalah syarat mutlak untuk dapat melihat kedalaman dari sebuah permasalahan. Ketepatan penggunaan metode dalam penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto (2002: 160) metode penelitian adalah cara yang digunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto (2002: 160) metode penelitian adalah cara yang digunakan 34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Arikunto (00: 160) metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. tujuan dengan sebaik mungkin dari usaha penelitian itu sendiri (Surachmad,

III. METODOLOGI PENELITIAN. tujuan dengan sebaik mungkin dari usaha penelitian itu sendiri (Surachmad, 60 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara berfikir dan berbuat, yang dipersiapkan dengan baik untuk mengadakan suatu penelitian dan untuk mencapai suatu tujuan

Lebih terperinci

R3 : Koefisien regresi X3 terhadap Y

R3 : Koefisien regresi X3 terhadap Y 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Adapun desain yang dipilih oleh peneliti dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut : X1 R1 R 4 R 6 X2 R2 Y R 5 R3 X3 R 7 Gambar. 3.1 Desain Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 a) Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Tujuan penelitian adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan, dan menyimpulkan hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah serta tujuan penelitian

Lebih terperinci

Nurjamal. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Mulawarman Samarinda. Jl. Muara Pahung Kelua Samarinda.

Nurjamal. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Mulawarman Samarinda. Jl. Muara Pahung Kelua Samarinda. 1 KONTRIBUSI DAYA LEDAK LENGAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS PADA SISWA SMA NEGERI 2 SEBULU KHUTAI KARTANEGARA Nurjamal Program Studi Pendidikan Jasmani

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. variabel merupakan obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. variabel merupakan obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Identifikasi Variabel dan Desain Penelitian 3.1.1. Variabel penelitian Variabel penelitian adalah sesuatu yang hendak diselidiki atau objek yang menjadi sasaran penyelidikan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang di gunakan adalah metode penelitian dengan pendekatan eksperiment. Yaitu, suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variable

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penggunaan sebuah metode dalam penelitian bertujuan agar dapat memperoleh data yang dapat mengungkap permasalahan yang ingin diselesaikan. Hal ini seperti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam suatu penelitaian dibutuhkan sebuah desain penelitian yang sesuai dengan variabel-variabel dalam tujuan penelitian dan hipotesis yang akan diuji kebenarannya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Ada yang perlu dilakukan dalam melakukan suatu metode penelitian untuk mengungkapkan suatu masalah, karena suatu metode memiliki kedudukan yang sangat

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH : HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI DENGAN KELINCAHAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA ATLET SSB GALASISWA USIA 12-14 TAHUN KABUPATEN NGANJUK TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POWER OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA USIA TAHUN DI SSB DESA KETRO

HUBUNGAN ANTARA POWER OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA USIA TAHUN DI SSB DESA KETRO HUBUNGAN ANTARA POWER OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA USIA 14-16 TAHUN DI SSB DESA KETRO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP KEMAMPUAN KETEPATAN MENENDANG BOLA PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMPN 2 KEPUNG SKRIPSI

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP KEMAMPUAN KETEPATAN MENENDANG BOLA PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMPN 2 KEPUNG SKRIPSI HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP KEMAMPUAN KETEPATAN MENENDANG BOLA PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMPN 2 KEPUNG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Lebih lanjut Surakhmad (1998, hlm. 131) menjelaskan bahwa:

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Lebih lanjut Surakhmad (1998, hlm. 131) menjelaskan bahwa: BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian. Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode. Metode penelitian adalah suatu cara yang dipakai peneliti dalam melakukan penelitiannya. Sugiyono (2013,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penggunaan metode penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian. tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar dan disiplin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rxy1. Gambar 3.1 Desain Penelitian. : Hubungan BMI terhadap kelincahan. : Hubungan Daya tahan kardiovaskular

BAB III METODE PENELITIAN. rxy1. Gambar 3.1 Desain Penelitian. : Hubungan BMI terhadap kelincahan. : Hubungan Daya tahan kardiovaskular BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian menurut Sugiono (2013, hlm. 42) adalah Sebagai pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI ANTARA POWER OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP KEMAMPUAN MELEMPAR BOLA (THROW-IN) PADA KLUB SEPAKBOLA PERSAS SABANG TAHUN 2011

KONTRIBUSI ANTARA POWER OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP KEMAMPUAN MELEMPAR BOLA (THROW-IN) PADA KLUB SEPAKBOLA PERSAS SABANG TAHUN 2011 KONTRIBUSI ANTARA POWER OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP KEMAMPUAN MELEMPAR BOLA (THROW-IN) PADA KLUB SEPAKBOLA PERSAS SABANG TAHUN 2011 Dani Hamdika 1*, Zulfikar 1, Yeni Marlina 1 1 Program Studi

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya. Hal ini berarti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Untuk memperoleh data atau keterangan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan penelitian ini, maka penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KESEIMBANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SEPAK SILA DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PALOLO.

HUBUNGAN KESEIMBANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SEPAK SILA DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PALOLO. HUBUNGAN KESEIMBANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SEPAK SILA DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PALOLO Andref Novrianto Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri 6 Watampone yang beralamat di jalan jendral Urip Sumoharjo Kabupaten Bone

Lebih terperinci

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI Loan Subarno*) ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh latihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel 1. Lokasi penelitian Lokasi untuk melakukan penelitian ini yaitu di Kampus FPOK UPI Padasuka yang beralamat di Jl. PHH Mustopha No.200, Cicaheum,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada dasarnya metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Suatu hasil dari penelitian harus diuji

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010 : 16). Metode penelitian merupakan hal yang

METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010 : 16). Metode penelitian merupakan hal yang 33 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan dara dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010 : 16). Metode penelitian merupakan hal yang

Lebih terperinci

Esra Fitriyanti Kedo ABSTRAK

Esra Fitriyanti Kedo ABSTRAK KONTRIBUSI KELENTUKAN TOGOK, DAYA LEDAK OTOT TUNGKAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA CLUB VOLI KECAMATAN LORE TENGAH DESA LEMPE Esra Fitriyanti Kedo Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam setiap melakukan suatu penelitian, perlulah adanya suatu metode penelitian untuk memperoleh, menganalisis dan menyimpulkan data hasil penelitian.

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB. PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB. BLITAR Johan Kalpirtanata Fakultas Ilmu Keolahragaan, Jurusan Ilmu Keolahragaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam memecahkan masalah, tidak dapat menyelesaikan begitu saja. Tetapi ada pencarian yang harus dilakukan. pencarian disini adalah langkah-langkah secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Tempat pelaksanaan dalam penelitian ini tempat penelitian di Sekolah Sepakbola (SSB) IPI GS Bandung yang ada di lapangan SMK VIKU kompleks TNI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN a. Tempat Tempat penelitian dilakukan dilapangan SMA Negeri 1 Bongomeme pada siswa kelas X. b. Waktu Waktu penelitian dilaksanakan selama 2

Lebih terperinci

Wahyudin. kecepatan, kelentukan, koordinasi mata kaki, dan keterampilan menggiring bola.

Wahyudin. kecepatan, kelentukan, koordinasi mata kaki, dan keterampilan menggiring bola. Wahyudin, Kontribusi Kecepatan, Kelentukan dan Koordinasi Mata Kaki Terhadap Keterampilan Menggiring Bola 15 KONTRIBUSI KECEPATAN, KELENTUKAN DAN KOORDINASI MATA KAKI TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian 8 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian yang tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian ini. Adapun

Lebih terperinci

MARPION SAPUTRA NIM

MARPION SAPUTRA NIM HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING PADA TEAM SEPAKBOLA SMK NEGERI 5 PEKANBARU TAHUN 2013 KARYA ILMIAH OLEH: MARPION SAPUTRA NIM. 0905132516 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. metode korelasional. Dijelaskan oleh Arikunto (1998) penelitian korelasional

III. METODOLOGI PENELITIAN. metode korelasional. Dijelaskan oleh Arikunto (1998) penelitian korelasional 27 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang dihadapi. Metode

Lebih terperinci

untuk mempelajari dan menyem-purnakan PENDAHULUAN teknik dan taktik. Sehingga koordinasi mata A. Latar Belakang Masalah Perkembangan cabang olahraga

untuk mempelajari dan menyem-purnakan PENDAHULUAN teknik dan taktik. Sehingga koordinasi mata A. Latar Belakang Masalah Perkembangan cabang olahraga PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan cabang olahraga permainan tenismeja di Indonesia boleh dikatakan sedikit demi sedikit mengalami kemajuan.ini dapat dilihat pada setiap event atau pertandingan

Lebih terperinci

: Panjang tungkai. : Power otot tungkai.

: Panjang tungkai. : Power otot tungkai. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini ialah korelasional (corelational design), yang menyatakan panjang tungkai (X 1 ) power otot tungkai (X 2 ) dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian mengenai hubungan antara power tungkai,keseimbangan badan dan koordinasi dengan hasil tendangan full-volley dalam olahraga sepak bola. Desain penelitian

Lebih terperinci

Motion Volume III No.1 Maret 2012 PENDAHULUAN. maka diketahui bahwa kekuatan otot. A. Latar Belakang Masalah. tungkai, kelentukan dan koordinasi mata

Motion Volume III No.1 Maret 2012 PENDAHULUAN. maka diketahui bahwa kekuatan otot. A. Latar Belakang Masalah. tungkai, kelentukan dan koordinasi mata PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sehubungan banyaknya teknik dasar dalam permainan sepaktakraw, maka yang menjadi topik dalam penelitian ini adalah teknik dasar sepak sila. Ucup (2004:32), mengemukakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskriptif Data Data penelitian ini dapat dideskriptifkan pada tabel dan grafik gambar. 1). Vertical jump (X 1 ). Hasil pengujian statistik

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu 8 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu hasil. Sedangkan metode penelitian adalah cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Penjaskesrek. Oleh:

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Penjaskesrek. Oleh: HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA SSB (SEKOLAH SEPAKBOLA) METEOR KELOMPOK REMAJA UMUR 15 TAHUN KECAMATAN BANDUNG KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Dalam sebuah penelitian diperlukan sebuah sumber data yang digunakan untuk memperoleh data yang sesuai dengan yang diinginkan. Adapun mengenai objek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Tempat dilakukannya penelitian ini berlokasi di Kampus UPI Bandung yang berada di Jalan Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154.

Lebih terperinci

Competitor, Nomor 1 Tahun 4, Pebruari 2012

Competitor, Nomor 1 Tahun 4, Pebruari 2012 PENGARUH LATIHAN ZIG ZAG RUN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR OLEH: ANTO SUKAMTO )* ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci