OPTIMALISASI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING MITRA CV. JANU PUTRO DI KEC. PAMIJAHAN KAB. BOGOR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OPTIMALISASI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING MITRA CV. JANU PUTRO DI KEC. PAMIJAHAN KAB. BOGOR"

Transkripsi

1 OPTIMALISASI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING MITRA CV. JANU PUTRO DI KEC. PAMIJAHAN KAB. BOGOR OLEH ARI MURNI A PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2 RINGKASAN ARI MURNI. Optimalisasi Penggunaan Faktor-faktor Produksi Pada Paternakan Ayam Ras Pedaging Mitra CV Janu Putro di Kec. Pamijahan Kab. Bogor. Dibawah bimbingan DWI RACHMINA. Seiring dengan meningkatnya pendapatan dan kesadaran gizi masyarakat secara umum permintaan komoditas ternak dan bahan asal ternak, khususnya daging semakin meningkat, oleh karena itu perlu adanya peningkatan produksi daging guna memenuhi permintaan tersebut. Salah satu daging yang selalu mengalami peningkatan konsumsi adalah daging yang berasal dari ayam ras pedaging, karena memiliki nilai gizi terutama kadar protein yang tinggi dibanding ternak yang lain yaitu sebesar 23,40 persen. Selain itu daging ayam baik untuk dikonsumsi dalam jumlah yang besar karena memiliki kadar lemak yang paling rendah yaitu 1,90 persen. Perusahaan peternakan ayam ras pedaging CV Janu Putro merupakan salah satu dari perusahaan kemitraan (inti plasma) peternakan ayam pedaging di Indonesia yang menghasilkan ayam hidup. Perusahaan ini mempunyai mitra yang tersebar di beberapa desa didaerah Bogor. CV Janu Putro berperan sebagai inti dalam hubungan kemitraan, sedangkan plasmanya adalah peternak rakyat yang berada di Kecamatan Pamijahan. Setiap peternak (plasma) diberikan pembinaan, sarana produksi, kualitas DOC yang bagus dan cara pemasaran hasil ayam ras pedaging yang sama. Akan tetapi apakah dengan pemberian fasilitas yang sama, akan menghasilkan produktifitas yang sama juga? Permasalahan lain yang dihadapi oleh peternakan ayam ras padaging mitra CV Janu Putro yaitu distribusi DOC dan pakan yang kurang lancar, masuknya penyakit flu burung dan kelebihan dalam penggunaan tenaga kerja, merupakan bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam berproduksi, sehingga jumlah produksi yang dihasilkan harus memperhatikan tujuan, kendala dan kondisi pasar yang ada. Berdasarkan permasalahaan diatas maka tujuan penelitian adalah menganalisis tingkat produksi yang optimal pada masing-masing peternak dan menganalisis alokasi penggunaan input-input produksi yang dapat memberikan keuntungan maksimal. Penelitian ini dilakukan dipeternakan mitra CV Janu Putro yang merupakan cabang perusahaan dari CV Janu Putro di Yogyakarta. Perusahaan tersebut berlokasi di Jl Raya Darmaga Km 7, Bogor. Penentuan perusahaan dilakukan secara sengaja (purposive). Waktu penelitian di lapang dilaksanakan pada pertengahan bulan Januari Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data skunder. Data yang digunakan adalah data tahun Alat analisis yang diginakan yaitu program linier. Komponen kendala yang dimasukkan meliputi DOC, pakan, vaksin dan obat-obatan, sekam, utilitas, permintaan dan kapasitas kandang pada masing-masing peternak. Komponen biaya dibedakan atas biaya tetap dan biaya variabel. Biaya variabel merupakan biaya yang terbesar dikeluarkan oleh peternak yaitu sebesar 95.6 persen, sedangkan untuk biaya tetapnya hanya 4.4 persen dari total seluruh biaya produksi. Penerimaan terbesar diperoleh oleh peternak ke sepuluh yaitu sebesar Rp /tahun dan penerimaan terkecil diperoleh oleh peternak ke empat yaitu sebesar Rp /tahun. Pendapatan terbesar diperoleh oleh peternak ke dua yaitu sebesar Rp1.336/ekor/tahun. 2

3 Pada faktor produksi DOC masih banyak terdapat sumberdaya yang tersisa, kecuali untuk peternak ke-dua. Penggunaan pakan yang berlebih pada umumnya terjadi pada semua peternak mitra CV Janu Putro. Peternak ke empat, ke-sembilan. ke-tiga belas dan ke-lima belas telah menggunakan seluruh sumberdaya yang sehingga penggunaannya sudah optimal. Penggunaan vaksin dan obat-obatan pada peternak ke-tiga, ke-empat, ke-sembilan, ke-sepuluh, ketiga belas dan peternak ke-lima belas sudah optimal. Pada umumnya penggunaan sekam untuk masing-masing peternak belum optimal atau masih belum menggunakan seluruhnya sumberdaya yang ada. Kelebihan biaya utilitas yang paling banyak terjadi pada peternak ke-enam belas. Sementara untuk peternak yang sudah bisa dikatakan optimal dalam penggunaan biaya utilitas yaitu pada peternak ke-satu belas dan peternak ke-dua. Pada peternak ke-tiga, ke-tujuh, ke-delapan, ke-sepuluh, ke-sebelas dan peternak ke-dua belas jumlah ayam ras pedaging yang dihasilkan telah memenuhi jumlah permintaan ayam ras pedaging yang dibutuhkan oleh CV Janu Putro, namun selain untuk peternak diatas, belum memenuhi permintaan dari CV Janu Putro. Penggunaan kapasitas kandang pada masing-masing peternak belum ada yang optimal. Peternak keenam merupakan kelebihan kapasitas kendang yang paling besar yaitu 2481 m 2. Hasil analisis dengan menggunakan program linier dapat disimpulkan bahwa usahatani ayam ras pedaging yang dijalankan peternak mitra CV Janu Putro pada umumnya sudah optimal, kecuali untuk peternak ke tiga, ke empat, ke lima, ke enam dan peternak ke sepuluh, agar lebih meningkatkan lagi produksi yang dihasilkan, sehingga total keuntungan aktual yang diperoleh jauh di bawah total keuntungan optimalnya. Total keuntungan pada kondisi optimal sebesar Rp /tahun, sementara total keuntungan aktual yang diperoleh peternak adalah sebesar Rp /tahun Hal ini disebabkan oleh kedua peternak tersebut menggunakan sistim kandang bertingkat, sehingga mortalitas atau persentase kematian ayam ras pedaging lebih besar, penularan penyakit juga lebih cepat, kebersihan dan kekeringan lantai kandang harus benar-benar diperhatikan, karena kotoran kandang yang berada di atas akan langsung jatuh ke bawah. Peternak ke empat dan kesepuluh agar meningkatkan lagi jumlah produksinya, karena selisih produksi aktual dengan produksi optimal cukup besar dan ini akan berpengaruh terhadap penerimaan atau keuntungan yang akan diterima oleh masing-masing peternak tersebut. Pemasokan pakan ayam ras pedaging yang dilakukan oleh CV Janu Putro sebaiknya dilakukan secara bertahap. Pengiriman DOC sebaiknya jangan sampai terlambat, apabila terjadi keterlambatan, CV Janu Putro harus memberi informasi terlebih dahulu kepada peternak, karena hal ini akan berdampak pada penambahan biaya untuk utilitas. Intensif pemakaian plastik oleh para peternak lebih diperhatikan lagi, apabila kondisi plastik tidak terlalu parah, maka bisa digunakan untuk 2-3 kali periode. 3

4 OPTIMALISASI PENGGUNAAN FAKTOR - FAKTOR PRODUKSI PADA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING MITRA CV. JANU PUTRO DI KEC. PAMIJAHAN KAB. BOGOR Oleh Ari Murni A SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

5 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Dengan ini menyatakan bahwa skripsi disusun oleh: Nama : Ari Murni NRP. : A Program Studi : Ekstensi Manajemen Agribisnis Judul : Optimalisasi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Peternakan Ayam Ras Pedaging Mitra CV. Janu Putro Di Kec. Pamijahan Kab. Bogor Dapat diterima sebagai salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjan Pertanian pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Megetahui Dosen Pembimbing Ir.Dwi Rachmina, MS NIP Mengetahui Dekan Fakultas Pertanian Prof. Dr. Ir. Supiandi sabiham, M. Agr NIP Tanggal Kelulusan: 5

6 PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL OPTIMALISASI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING MITRA CV. JANU PUTRO DI KEC. PAMIJAHAN KAB. BOGOR BENAR BENAR MERUPAKAN HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA SUATU PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN BOGOR, MEI 2006 ARI MURNI NRP A

7 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Padang tanggal 09 Januari 1982, merupakan anak kedua dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Makmur dan Ibu Nedrayenni. Jenjang pendidikan pertama yang telah ditempuh penulis adalah TK Cendrawasih pada tahun 1987, kemudian pada tahun 1998 penulis memasuki pendidikan dasar di SDN 076 Duri-Riau. Selanjutnya pada tahun 1994 melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) 21 Padang dan lulus pada tahun tahun 1997 penulis melanjutkan sekolah di Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP) Padang Mengatas-Payakumbuh. Pada tahun 2000 penulis diterima menjadi mahasiswa di Institut Pertanian Bogor (IPB) di Program Studi Agribisnis Peternakan, jurusan Sosial Ekonomi Industri Peternakan, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selanjutnya pada tahun 2003 penulis melanjutkan jenjang pendidikan ke Program Sarjana Ekstensi Manajemen Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui ujian seleksi. 7

8 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat akademis untuk menyelesaikan studi pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi sampai terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan serta dorongan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih atas segala bantuan yang telah diberikan terutama kepada : 1. Ibu Ir. Dwi Rachmina, MS selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan fikiran hingga terselesaikannya laporan ini. 2. Ibu Ir. Netti Tinaprilla, MS yang telah memberikan masukan dan bersedia menjadi dosen evaluator pada saat kolokium. 3. Ibu Ir. Ana Fariyanti, MS selaku dosen penguji yang telah bersedia meluangkan waktunya pada saat penulis melakukan ujian akhir. 4. Ibu Ir. Popong Nurhayati, MM selaku dosen evaluator dan komisi pendidikan yang telah bersedia meluangkan waktunya pada saat penulis melakukan ujian akhir. 5. Bapak Johar selaku kepala unit produksi CV Janu Putro yang telah bersedia menerima penulis untuk melakukan penelitian. 8

9 6. Karyawan serta peternak mitra CV janu Putro terutama kepada Bapak Saeful dan Bapak Ade yang telah membantu dan memberikan data maupun kuisioner yang diperlukan dalam penyusunan laporan ini. 7. Mama dan Papa tercinta yang telah memberikan dorongan doa, perhatian, kesabaran serta kasih sayangnya selama ini dan untuk kakakku Putri serta adik-adikku Abang, Isye dan Vio. 8. Kelurga besar Ny. Noerman atas perhatian, dorongan baik materi maupun moril yang diberikan kepada penulis selama ini. Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna baik dalam penyajian materi maupun dalam ide-ide pokok yang ingin penulis sampaikan, untuk itu penulis selalu mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai bahan perbaikan pada masa yang akan datang. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Bogor, Mei 2006 Penulis 9

10 UCAPAN TERIMAKASIH Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-nya, shalawat dan salam tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah membantu selama masa perkuliahan dan juga dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu : 1. Mama dan Papa tercinta yang telah memberikan dorongan doa, perhatian, kesabaran serta kasih sayangnya selama ini dan untuk kakakku Putri serta adik-adikku Abang, Isye dan Vio. 2. Kelurga besar Ny. Noerman atas perhatian dorongan baik materi maupun moril yang diberikan kepada penulis selama ini. 3. My soulmate Muhammad Fauzi, atas semua kasih sayang, doa, dorongan, perhatian, kesabaran dan pengorbanan yang tercurah kepada penulis selama ini. 4. Adikku sayang Andriani dan Ana, yang telah memberikan masukan dan gambaran tentang lokasi penelitian yang penulis lakukan. 5. Para Sobatku, Erma, Leli, Ika, Emi, M Irma, dan Saprin, terimakasih telah mendengarkan keluh kesahku dan menjadi sahabatku dalam suka dan duka. 6. Teman-teman seperjuangan, Chika, Yanti, dan M Fani ayo chayo terus!, perjalan kita masih panjang teman. 7. K Aan dan M Tina yang telah banyak membantu penulis dalam pengolahan data sampai selesainya pembuatan skripsi ini. 10

11 8. Adek-adekku yang Manis, Mei, Rina, Ogi, Icut, Erna dan Biya yang telah memberikan semangat dan dorongannya selama penulisan skripsi ini, serta telah bersedia meluangkan waktunya pada saat kolokium penulis. 9. Apip Hawker ku yang teladan, yang telah bersedia menemani dan membantu penulis selama ini. 10. Nenek Ipong, Mama Ipong dan Mama dinda yang telah memberikan nasehat, bantuan dan perhatiannya selama ini. 11. Ex AGP 37 dan rekan-rekan Ekstensi A IX atas kebersamaannya selama ini dan semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. 11

12 DAFTAR ISI Halaman Daftar isi... XII Daftar Tabel... XIV Daftar Gambar... XVI Daftar Lampiran... XVII BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian... 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Peternakan Ayam Ras Pedaging Pakan DOC Obat-obatan dan Vaksin Tenaga Kerja Kandang Analisis Usaha Ayam Ras Pedaging Optimalisasi Produksi BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Produksi dan Kombinasi Produksi Optimum Teori Optimalisasi Program Linier Kerangka Pemikiran Konseptual BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengolahan dan Analisis Data Analisis Primal Analisis Dual Analisis Sensitivitas

13 Bab V. POLA KEMITRAAN USAHATANI AYAM RAS PEDAGING PADA CV JANU PUTRO 5.1. Pola Kemitraan Persyaratan Peternak Plasma Hak Kewajiban Inti dan Plasma Penetapan Harga Sarana Produksi Peternakan dan Hasil Panen Pola Pengaturan Produksi Bentuk Pengawasan Inti Bonus dan Sanksi Gambaran Umum Perusahaan Inti Struktur Organisasi Perusahaan Inti Karakteristik Peternak Plasma Teknik Budidaya Ayam ras Pedaging BAB VI. OPTIMALISASI 6.1. Kondisi Aktual Peternak Ayam Ras Pedaging Mitra CV Janu Putro Struktur Biaya Peternak Ayam Ras Pedaging Mitra CV Janu Putro Penerimaan Peternak Ayam Ras Pedaging Mitra CV Janu Putro Penerimaan Peternak Ayam Ras Pedaging Mitra CV Janu Putro Optimalisasi Penggunaan Faktor-faktor Produksi Peternak Ayam Ras Pedaging Mitra CV Janu Putro Perbandingan Kondisi Aktual dengan Kondisi Optimal BAB. VII KESIMPULAN 7.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA

14 DAFTAR TABEL No Halaman 1. Komposisi Nilai Gizi untuk Masing-masing Jenis Daging Populasi Ternak di Indonesia Periode Produksi, Populasi, Konsumsi, Impor, Ekspor dan Kekurangan Produksi Daging Ayam Ras Broiler Sistem Penetapan Harga Sarana Produksi Peternakan Ayam Ras Pedaging Pada CV Janu PutroTahun Sistem Penetapan Harga Ayam Ras Pedaging Pada CV Janu Putro Tahun Keadaan Umum CV Janu Putro Tahun Program Vaksin dan Obat-obatan di Peternakan Mitra CV Janu Putro Tahun Komponen Biaya Usahatani Ayam Ras Pedaging Peternakan Mitra CV Janu Putro Tahun Penerimaan Masing-masing Peternak Mitra CV Janu Puto Tahun Penerimaan, Biaya, dan Pendapatan Peternak Mitra CV Janu Puto Tahun Penggunaan Faktor Produksi DOC Usahatani Ayam Ras Pedaging Pada Peternak Mitra CV Janu Puto Penggunaan Faktor Produksi Pakan Usahatani Ayam Ras Pedaging Pada Peternak Mitra CV Janu Puto Penggunaan Faktor Produksi Vaksin dan Obat-obatan Usahatani Ayam Ras Pedaging Pada Peternak Mitra CV Janu Puto Penggunaan Faktor Produksi Sekam Usahatani Ayam Ras Pedaging Pada Peternak Mitra CV Janu Puto Penggunaan Faktor Produksi Utilitas Usahatani Ayam Ras Pedaging Pada Peternak Mitra CV Janu Puto Permintaan Ayam Ras Pedaging Pada Masing-masing Peternak Oleh CV Janu Putro Penggunaan Kapasitas Kandang Usahatani Ayam Ras Pedaging Pada Peternak Mitra CV Janu Puto Keuntungan di Masing-masing Peternak, Batas Kenaikan dan Batas Penurunan Keuntungan Nilai RHS, Batas Kenaikan dan Batas Penurunan RHS Pada Faktor Produksi DOC Nilai RHS, Batas Kenaikan dan Batas Penurunan RHS 14

15 Pada Faktor Produksi Pakan Nilai RHS, Batas Kenaikan dan Batas Penurunan RHS Pada Faktor Produksi Vaksin dan Obat-obatan Nilai RHS, Batas Kenaikan dan Batas Penurunan RHS Permintaan Ayam ras Pedaging Pada Masing-masing Peternak Oleh CV. Janu Putro Nilai RHS, Batas Kenaikan dan Batas Penurunan RHS Pada Faktor Produksi Utilitas Nilai RHS, Batas Kenaikan dan Batas Penurunan RHS Pada Faktor Produksi Minyak Tanah Nilai RHS, Batas Kenaikan dan Batas Penurunan RHS Pada Kapasitas Kandang Perbandingan Keuntungan Aktual dengan Optimal Usahatani Ayam Ras Pedaging Peternak Mitra CV Janu Putro Tahun Tingkat Produksi Peternak Ayam Ras Pedaging Pada Kondisi Aktual dan Optimal Tahun

16 DAFTAR GAMBAR No Halaman 1. Elastisitas Produksi dan Daerah-daerah Produksi Memaksimumkan Penerimaan dengan Tingkat Produksi Tertentu Kerangka Pemikiran Konseptual Optimalisasi Produksi Struktur Organisasi CV Janu Putro Tahun

17 DAFTAR LAMPIRAN No Halaman 1. Input Pengolahan Data dengan Program Lindo Hasil Output Pengolahan Data dengan Program Lindo

18 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya pendapatan dan kesadaran gizi masyarakat secara umum permintaan komoditas ternak dan bahan asal ternak, khususnya daging semakin meningkat, oleh karena itu perlu adanya peningkatan produksi daging guna memenuhi permintaan tersebut. Salah satu daging yang selalu mengalami peningkatan konsumsi adalah daging yang berasal dari ayam ras pedaging, karena memiliki nilai gizi terutama kadar protein yang tinggi dibanding ternak yang lain yaitu sebesar 23,40 persen. Selain itu daging ayam baik untuk dikonsumsi dalam jumlah yang besar karena memiliki kadar lemak yang paling rendah yaitu 1,90 persen (Tabel1). Tabel 1. Komposisi Nilai Gizi untuk Masing-masing Jenis Daging Jenis Daging Protein (%) Lemak (%) Ayam Ras Pedaging Sapi Kambing Babi Sumber : Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan (2004) Bisnis ayam ras pedaging memiliki sifat cepat dalam menghasilkan penerimaan, karena dalam satu periode hanya membutuhkan waktu 6-8 minggu, sehingga banyak peternak yang tertarik untuk mengusahakan. Hal ini diikuti dengan perkembangan teknologi yang semakin maju baik dalam hal pembibitan, pemberian pakan, penanggulangan penyakit dan manajemen pemeliharaan. 18

19 Jumlah populasi dari ayam ras pedaging relatif tinggi dibandingkan dengan jumlah populasi dari sapi perah, sapi potong, kerbau, kambing, dan domba. Ini dapat dibuktikan pada laju pertumbuhan pada masing-masing ternak (Tabel 2). Populasi ayam ras pedaging selama periode mengalami laju pertumbuhan sebesar 11,97 persen (Tabel 2), sementara untuk ternak lain laju pertumbuhannya jauh dibawah laju pertumbuhan ayam ras pedaging. Sapi potong, sapi perah, kerbau, kambing dan domba hanya sebesar 1,9 persen, 0,37 persen, 1,71 persen, 1,98 persen dan 3,83 persen. Berdasarkan dari data populasi (Tabel 2), seharusnya banyak investor yang menanamkan modalnya dalam bisnis ayam ras pedaging, namun dalam kenyataannya tidak sesuai dengan yang diharapkan, hal ini mungkin disebabkan oleh ketersediaan DOC (Day old chick) yang terbatas. Tabel 2. Populasi Ternak di Indonesia Periode Jenis Ternak Populasi (ekor) Laju %/thn Sapi Potong ,9 Sapi Perah ,37 Kerbau Kambing ,98 Domba Ayam Pedaging Ras Sumber : Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan (2004) Produksi ayam ras pedaging selama periode mengalami laju pertumbuhan rata-rata sebesar 12,01 persen/tahun (Tabel 3). Peningkatan produksi tertinggi terjadi pada tahun 2002 yaitu sebesar 40,01 persen. Konsumsi ayam ras pedaging dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan, dengan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 13,16 persen/tahun. Konsumsi ayam ras 19

20 pedaging terbesar terjadi pada tahun 2004 yaitu sebesar kg. Jumlah produksi ayam ras pedaging dari tahun ke tahun lebih rendah di bandingkan dengan jumlah konsumsi ayam ras pada setiap tahunnya, untuk mengatasi hal tersebut pemerintah melakukan impor terhadap ayam ras pedaging. Impor ayam ras pedaging terbesar terjadi pada tahun 2000 yaitu sebesar kg. Impor ayam ras pedaging terus-menerus mengalami penurunan untuk tiap tahun yaitu sebesar 55,40 persen, walaupun pemerintah telah melakukan impor terhadap ayam ras pedaging namun tetap saja produksi mengalami kekurangan. Kekurangan produksi ini terjadi setiap tahunnya. Pada tahun 2004 terjadi kekurangan produksi yang terbesar yaitu sebesar kg. Berdasarkan dari data kekurangan produksi ayam ras pedaging (Tabel 3.) yang terjadi dari tahun ke tahun maka hal tersebut merupakan peluang bagi peternakan ayam ras pedaging untuk lebih meningkatkan lagi produksinya agar dapat memenuhi permintaan konsumen. Populasi ayam ras pedaging pada tahun 2003 mengalami penurunan yaitu sebesar 2 persen, hal ini disebabkan oleh masuknya penyakit baru yang berasal dari Hongkong yang dikenal dengan flu burung, namun pada tahun 2004 populasi ayam ras padaging kembali mengalami peningkatan menjadi 5,59 persen yaitu sebesar ekor (Tabel 3). 20

21 Tabel 3 Produksi, Populasi, Konsumsi, Impor, dan Kekurangan Produksi Daging Ayam Ras Pedaging di Indonesia Periode Tahun Produksi Populasi Konsumsi Impor Kekurangan (kg) 1) (Ekor) 1) (kg/thn) 2) (kg/thn) 1) Produksi (kg/thn) 1) Laju Pertumbuhan (%/tahun) Sumber : 12,01 11,97 13,16-55,40 18,63 1) Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan (2004) 2) Konsumsi Daging Ayam ras Pedaging/kap x Jumlah Penduduk (Badan Pusat Statistik 2004) Setiap usahatani selalu berusaha untuk berproduksi dengan optimal agar mencapai keuntungan maksimum sekaligus dapat memenuhi konsumsi atau permintaan pasar. Berproduksi dengan optimal dapat dilakukan dengan cara mengoptimalkan penggunaan faktor-faktor produksi. Faktor-faktor produksi yang umumnya digunakan dalam beternak ayam ras pedaging adalah DOC (Day Old Chick), pakan, tenaga kerja, obat-obatan, kandang, peralatan, energi dan pemeliharaan. Penggunaan secara optimal dari faktor-faktor produksi ini akan menghasilkan produksi yang tinggi dan perusahaan dapat mencapai keuntungan maksimum dengan cara melakukan optimalisasi produksi. Saptana (1999), mengatakan bahwa Propinsi Jawa Barat terkenal sebagai daerah sentra produksi dan tujuan pasar utama produk ternak ayam ras pedaging di Indonesia. Hal ini dilandasi oleh beberapa alasan yaitu ; (1) adanya permintaan yang tinggi, akibat adanya perkembangan industri kawasan Jakarta, Bogor, Tanggerang dan Bekasi (Jabotabek). (2) dekat dengan pasar 21

22 utama (Jakarta). (3) adanya dukungan investasi industri baik industri hulu (industri pembibitan dan industri pakan ternak) maupun industri hilir (rumah potong ayam), berbagai restoran serta rumah makan. Salah satu usaha peternakan yang bergerak di bidang ayam ras pedaging dan berlokasi di daerah Bogor adalah peternak mitra CV. Janur Putro yang beralamat di Kecamatan Pamijahan Kab. Bogor Perumusan Masalah Perusahaan peternakan umumnya bertujuan untuk memperoleh keuntungan maksimum dan dapat dijadikan andalan usahanya. Upaya perusahaan untuk mencapai keuntungan maksimum dapat dilakukan dengan menekan biaya produksi yang dikeluarkan. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan harus mampu mengidentifikasi komponen-komponen biaya produksi yang dapat ditekan atau dikurangi. Perusahaan ayam ras pedaging dalam menghasilkan produksinya dihadapkan pada beberapa permasalahan antara lain (1) distribusi DOC dan pakan yang kurang lancar, hal ini akan mempengaruhi waktu atau masa berproduksi ayam ras pedaging atau tidak tepat (waktu) dalam berproduksi, dan mengakibatkan biaya produksi yang dikeluarkan lebih besar, sehingga tidak heran keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan belum maksimum. (2) masuknya penyakit baru dikenal dengan flu burung yang menyerang ayam ras pedaging yang berasal dari Hongkong menyebabkan peternak harus mengeluarkan biaya tambahan untuk vaksin dan obat-obatan. (3) kelebihan dalam penggunaan tenaga kerja juga mempengaruhi dalam hal biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan. Biasanya untuk satu orang tenaga kerja mampu menangani ayam ras pedaging sebanyak ekor (Rasyaf, 2002). 22

23 Semakin efisien dalam penggunaan tenaga kerja, maka biaya produksi yang akan dikeluarkan oleh perusahaan tersebut bisa lebih dikurangi atau ditekan. Perusahaan peternakan ayam ras pedaging CV Janu Putro merupakan salah satu dari perusahaan kemitraan (inti plasma) peternakan ayam pedaging di Indonesia yang menghasilkan ayam hidup. Perusahaan ini mempunyai mitra yang tersebar di beberapa desa didaerah Bogor. CV Janu Putro berperan sebagai inti dalam hubungan kemitraan, sedangkan plasmanya adalah peternak rakyat yang berada di Kecamatan Pamijahan. Setiap petrenak (plasma) diberikan pembinaan, sarana produksi, kualitas DOC yang bagus dan cara pemasaran hasil ayam ras pedaging yang sama. Akan tetapi apakah dengan pemberian fasilitas yang sama, akan menghasilkan produktifitas yang sama juga? Permasalahan lain yang dihadapi oleh peternakan ayam ras padaging mitra CV Janu Putro yaitu distribusi DOC dan pakan yang kurang lancar, masuknya penyakit flu burung dan kelebihan dalam penggunaan tenaga kerja, merupakan bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam berproduksi, sehingga jumlah produksi yang dihasilkan harus memperhatikan tujuan, kendala dan kondisi pasar yang ada. Terbatasnya sumberdaya yang tersedia dan sulitnya mendapatkan input serta masuknya penyakit flu burung yang menyebabkan produksi dan penggunaan faktor-faktor produksi belum optimal, maka perlu dicari penyelesaian bagaimana mengoptimalkan alokasi penggunaan sumberdaya sehingga tercapai kondisi optimal. Melihat keadaan tersebut peternakan ayam ras pedaging mitra CV. Janu Putro harus melakukan suatu perencanaan produksi dengan menekan biaya produksi secara tepat yang mencangkup pengelolaan input yang tepat dan penggunaan tenaga kerja sesuai dengan kapasitas optimalnya. Adapun fokus pengamatan dalam penelitian ini dirumuskan dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut : 23

24 1. Apakah produksi ayam ras pedaging yang dihasilkan pada masingmasing peternak telah optimal? 2. Bagaimana alokasi penggunaan input produksi yang dapat memberikan kondisi optimal? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahaan diatas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menganalisis tingkat produksi yang optimal pada masing-masing peternak 2. Menganalisis alokasi penggunaan input-input produksi yang dapat memberikan keuntungan maksimal 1.4. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan berguna dan bermanfaat sebagai informasi bagi : 1. Sebagai sarana bagi peneliti untuk mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang kemitraan dalam komoditi ayam ras pedaging 2. Sebagai sumber informasi bagi para peternak kecil yang mengikuti pola serupa 3. Peternak mitra CV. Janu Putro sebagai masukan dan pertimbangan dalam menentukan tingkat produksi dan alokasi penggunaan faktor-faktor produksi di masing-masing peternak 4. Instansi-instansi yang terkait dalam bidang pendidikan tentang salah satu contoh penggunaan metode program linier dalam suatu penelitian deskriptif pada sebuah perusahaan peternakan ayam ras pedaging CV. Janu Putro. 24

25 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di peternakan mitra CV. Janu Putro, peternakan ini mempunyai sembilan belas peternak yang tersebar dibeberapa lokasi di Kecamatan Pamijahan. Penelitian ini akan dilakukan pada ke sembilan belas peternak tersebut yang ada di peternakan mitra CV. Janu Putro. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive), untuk mempermudah dalam pencarian informasi data yang diinginkan. Penelitian ini dilaksanakan pada pertengahan bulan Januari

26 II. TINJAUAN PUSTAKA Rasyaf (1999), mengemukakan bahwa ayam ras pedaging baru dikenal menjelang periode 1980-an meskipun galur murninya sudah diketahui pada tahun 1960-an ketika peternak mulai memeliharanya. Akan tetapi, ayam ras pedaging komersial seperti sekarang ini memang baru populer pada periode 1980-an. Pada akhir periode 1980-an pemegang kekuasaan mencanangkan penggalakan konsumsi daging ayam untuk menggantikan atau membantu konsumsi daging ruminansia yang saat itu semakin sulit keberadaannya. Hal tersebut membawa akibat peternakan ras pedaging bangkit dan peternak musiman muncul. Rasyaf (2002) menyatakan bahwa ada tiga unsur dalam beternak, yaitu : (1) unsur produksi, (2) unsur manajemen, dan (3) unsur pasar dan pemasaran. Pengembangan ketiga unsur itulah yang menunjang keberhasilan peternak mengelola usaha peternakannya. Rasyaf (2004) juga menyatakan bahwa ada lima unsur manajemen produksi ayam ras pedaging, yaitu : (1) perencanaan, (2) pengorganisasian, (3) pengarahan, (4) pengkoordinasian, dan (5) pengendalian Manajemen Peternakan Ayam Ras Pedaging Sarawati (1989), mengatakan bahwa pengelolaan (tata laksana) merupakan suatu usaha dari peternak untuk menyediakan lingkungan hidup yang dibutuhkan ayam, sehingga ayam tersebut mampu menunjukkan potensi secara maksimum. Usaha itu perlu dilakukan sejak awal DOC (Day old chick) masuk sampai siap dipasarkan. Dengan demikian pengelolaan memegang peranan 26

27 besar karena bibit yang baik tanpa pengelolaan yang baik tidak akan dapat mencapai produksi yang optimum. Menurut Bruce dan Taylor (1994), produksi adalah pembuatan suatu barang/jasa/output/produk. Faktor produksi merupakan barang atau jasa untuk mempermudah suatu proses produksi dan turut menentukan keberhasilan suatu usaha. Tersedianya sarana produksi merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi untuk melaksanakan proses produksi. Produksi yang tinggi dapat dicapai bila semua faktor produksi yang ada tersedia dalam jumlah yang cukup dan bermutu baik dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan produksinya. Faktor-faktor penting dalam produksi ayam ras pedaging antara lain: pakan, DOC, obat-obatan, tenaga kerja dan kandang Pakan Pakan merupakan kumpulan bahan makanan yang layak dimakan oleh ayam dan telah disusun mengikuti aturan tertentu. Aturan itu meliputi nilai kebutuhan gizi bagi ayam dan nilai kandungan gizi dari bahan makanan yang digunakan. Hasil penelitian Sulvadewi (2000) menunjukkan bahwa biaya pakan ayam ras pedaging pada kelompok peternak plasma Jaya Broiler adalah persen. Hasil penelitian Imaduddin (2001) memperoleh biaya pakan persen dari biaya produksi. Dari kenyataan ini dapat dilihat bahwa biaya pakan merupakan biaya terbesar dari total biaya produksi yang dikeluarkan DOC (Day old chick) Menurut surat keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia No 362/Kpts/Tn.120/5/1990 yang dimakasud dengan bibit adalah ternak, telur tetas dan embryo yang dihasilkan melalui seleksi, dan mempunyai mutu genetik yang lebih baik dari rata-rata mutu ternak. Hasil penelitian Imaduddin (2001) pada PT. 27

28 Ciomas Adisatwa Sukabumi menunjukkan bahwa persen biaya produksi adalah biaya untuk DOC Obat-obatan dan Vaksin Obat-obatan dan vaksin yang dimaksud disini adalah obat-obatan yang digunakan untuk pengobatan ternak yang terserang penyakit, vaksin untuk pencegahan penyakit serta antibiotika dan vitamin yang dapat mendukung pertumbuhan ayam sehingga dapat tumbuh secara optimal. Cara penggunaan obat-obatan ada tiga cara yaitu melalui air minum, melalui ransum dan melalui suntikan. Vaksin digunakan untuk mempertahankan kondisi sehat pada ternak dan mencegah penyakit asal virus. Cara penggunaan vaksin ini ada tiga cara pula, yaitu melalui air minum, melalui suntikan dan melalui semprotan. Hasil penelitian Imaduddin (2001) menunjukkan bahwa obat-obatan yang sering digunakan untuk pengobatan ternak ayam yang terserang penyakit diantaranya Furazolidone, Sulfonamidos untuk pengobatan Pollorum, Tipoid, Paratipoid Tenaga Kerja Hasil penelitian Imaduddin (2001) menunjukkan bahwa 1.53 persen biaya produksi adalah biaya tenaga kerja pada peternakan rakyat. Tenaga kerja di usaha peternakan bersifat tidak padat karya, tetapi tidak harus dan tidak selalu padat modal. Kesibukan utama peternakan ayam ras pedaging terjadi pada saat pemberian makanan. Selebihnya hanya menjalankan fungsi pengawasan dan pencegahan penyakit saja. Itulah sebabnya di peternakan ayam ras pedaging dikenal sistem rotasi. Artinya pekerja atau peternak mulai bekerja dari anak ayam, lalu berlanjut hingga kelompok usia tertua. Sementara hasil penelitian Rommie(1998) menunjukkan bahwa 1.74 persen biaya produksi adalah biaya tenaga kerja pada perusahaan peternakan ayam ras pedaging. 28

29 Kandang Kandang dimaksudkan untuk menciptakan kenyamanan dan perlindungan bagi ternak, kemudahan dalam pemeliharaan dan kelancaran proses peroduksi. Dengan kondisi kandang yang baik diharapkan dapat dicapai efisiensi produksi ayam ras pedaging yang tinggi. Dalam penelitian Dewi (1993), menunjukkan bahwa kepadatan kandang 10 ekor m 2 menghasilkan berat karkas yang lebih baik yaitu rata-rata 1.27 kg dibandingkan dengan kepadatan kandang 12 ekor per m 2 yaitu 1.2 kg bagi ayam ras pedaging umur enam minggu Analisis Usaha Ayam Ras Pedaging Rostini (1993), dari hasil penelitiannya pada usaha penggemukan ayam ras pedaging mengatakan bahwa penggunaan biaya produksi variabel jauh lebih besar dari pada biaya produksi tetapnya. Penggunaan biaya produksi tertinggi untuk biaya variabel yaitu persen per tahun dan untuk biaya tetapnya sebesar persen per tahun. Distribusi biaya yang dikeluarkan dalam peternakan ayam ras padaging adalah sebagai berikut : biaya untuk pembelian bibit atau DOC 24 persen, biaya untuk pakan 66 persen, biaya untuk tenaga kerja 4 persen, lain-lain (penyusutan kandang dan alat, energi, pemeliharaan, vaksinasi, dan obat-obatan) 6 persen. Pada proses produksi ayam ras pedaging, biaya yang terbesar dikeluarkan oleh perusahaan adalah biaya variabel, terutama biaya ransum dan biaya DOC. Dari hasil penelitian Imaduddin (2001) persentase biaya ransum lebih besar dari pada persentase biaya DOC dan biaya lain-lain. Untuk biaya ransum sebesar persen, biaya DOC persen dan biaya lain-lain 8.02 persen. Berdasarkan hasil penelitian Linda (1994) biaya ransum juga merupakan 29

30 biaya produksi yang terbesar diantara input produksi lainnya. Adapun komposisi biaya produksi terdiri dari biaya ransum persen, DOC persen, obatobatan 3.23 persen, tenaga kerja 3.36 persen dan biaya depresiasi sebesar 4.23 persen. Dari hasil penelitiannya, Suprapti (1989), Rostini (1993) dan Imaduddin (2001), menghitung penerimaan peternak dari hasil usaha ayam ras padaging berupa penjualan daging ayam, pupuk kandang, karung bekas, ransum serta kardus box DOC. Hasil perhitungannya menunjukkan bahwa penerimaan peternak dari hasil penjualan ayam sangat dipengaruhi oleh harga per kg daging pada saat itu. Penerimaan terbesar berasal dari penjualan ayam yaitu berkisar antara persen, sedangkan dari penjualan hasil ikutan (pupuk kandang, karung bekas, kotak kardus DOC) hanya berkisar antara persen. Pada bisnis ayam ras pedaging tidak semuanya mengalami keuntungan atau kerugian. Hal ini tergantung dari besarnya penerimaan yang diperoleh dan biaya produksi yang dikeluarkan Penelitian Suprapti (1989), menggambarkan keadaan rata-rata penerimaan dan rata-rata biaya produksi pada usaha ternak ayam ras pedaging CV. Setia Budi. Ditunjukkan bahwa rata-rata biaya produksi pada usaha ternak ayam ras pedaging tersebut lebih besar dari pada penerimaan yang diperoleh. Dengan demikian penerimaan ayam ras pedaging tersebut menderita kerugian. Kerugian tersebut terjadi karena harga ayam ras pedaging lebih rendah dari pada biaya produksi yang dikeluarkannya. Selain faktor harga, berat hidup ayam ras pedaging menentukan tingkat penerimaan peternak. Sementara hasil penelitian Imadudin (2001) dan Rostini (1993), menggambarkan penerimaan yang diperoleh lebih besar dari biaya produksi yang dikeluarkan, sehingga keadaan pada masing-masing perusahaan tersebut mengalami keuntungan. 30

31 2.3. Optimalisasi Produksi Penelitian mengenai optimalisasi telah banyak dilakukan peneliti-peneliti sebelumnya dengan komoditi yang berbeda, hasil penelitian Ika (2001) di CV. Pekerja Keras menunjukkan bahwa kendala utama dalam pengalokasian penggunaan faktor-faktor produksi di perusahaan peternakan ayam ras pedaging adalah ketidak efisienan dalam alokasi input-input produksi yang dimiliki. Adapun alat analisis yang digunakan dalam penelitiannya adalah metode program linier yang mana tujuan dari penggunaan input-input produksi yang dapat memaksimumkan keuntungan yang diterima. Rostini (1993), dari hasil penelitiannya pada usaha penggemukan ayam ras pedaging menggunakan empat bentuk peubah yang diukur dan dianalisis yaitu keuntungan maksimum, penerimaan total, biaya produksi total serta jumlah dan alokasi penggunaan input-input produksi yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Model yang digunakan dalam penelitiannya adalah program linier. Fungsi program linier yang digunakan yaitu fungsi maksimisasi keuntungan dengan menggunakan dua puluh sembilan kendala. Berdasarkan hasil sensitivitas keutungan optimal yang diterima oleh pihak perusahaan masih dapat ditingkatkan lagi. Peningkatan keuntungan tersebut adalah sebesar 7.36 persen dari total keuntungan pada kondisi awal sebesar 1.59 persen. Dalam penelitian Mulatsih (1987) di usahatani terpadu menggunakan program linier dengan metode simpleks. Kendala-kendala yang dipertimbangkan terdiri dari empat kendala meliputi kemampuan kolam menampung kotoran ayam, kapasitas tampung kolam terhadap bio massa ikan dan populasi ikan serta syarat-syarat teknis pemeliharaan ikan. Penelitian Aprido (2005), menggunakan alat analisis Program linier dalam menetapkan dua tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan PT. Fast Food 31

32 Indonesia, Tbk di wilayah Jabotabek. Kendala-kendala yang diperhitungkan dalam penelitiannya adalah kendala yang menyebabkan pendistribusian dan penyimpanan karkas berbeda dalam penggunaan sumberdaya seperti kendala kemampuan supply gudang per periode, kebutuhan outlet per periode dan kapasitas gudang. Berdasarkan uraian mengenai hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa pada umumnya kendala yang dihadapi dalam proses produksi terletak pada keterbatasan sumberdaya yang dimiliki (modal, bahan baku, jam tenaga kerja, jam kerja mesin dan kapasitas). Hal yang membedakan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian terdahulu adalah (1) Pada penelitian yang dilakukan Ika (2001), biaya tetap dan biaya variabel dimasukkan kedalam fungsi kendala, sementara penulis hanya memasukkan biaya variabelnya saja. (2) Penelitian Ika (2001), hanya pada satu orang pemilik peternakan, sedangkan penulis membahas untuk sembilan belas pemilik peternakan. CV Pekerja Keras tempat Ika (2001) melakukan penelitian, berperan sebagai peternak dan langsung menjual hasil output ke pasar, sementara CV Janu Putro tempat penulis melakukan penelitian, berperan sebagai inti yang mana fungsinya hanya sebagai penyedia sarana produksi dan memasarkan hasil output, namun usaha budidaya ayam ras pedaging dilakukan oleh plasma yaitu peternak rakyat yang berada di Kecamatan Pamijahan Kab Bogor. 32

33 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Tujuan perusahaan dalam melakukan aktivitasnya adalah untuk memaksimumkan keuntungan. Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk mewujudkan tujuan tadi ialah dengan menentukan kombinasi produksi yang optimum Produksi dan Kombinasi Produksi Optimum Menurut Assuari (1999), produksi didefinisikan sebagai semua kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa. Secara umum produksi diartikan sebagai suatu kegiatan atau yang menstransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output) yang berupa barang dan jasa. Proses produksi dimulai dengan adanya permintaan barang atau jasa, penyediaan input yang mendukung, proses transformasi dan terciptanya hasil produk barang dan jasa (output). Output yang dihasilkan oleh suatu perusahaan tergantung pada jumlah faktor produksi (input) yang digunakan dalam produksi. Hubungan penggunaan input dan ouput ini dapat dicirikan menggunakan suatu fungsi produksi. Fungsi produksi adalah hubungan antara masukan dengan keluaran (artinya : teknologi produksi) yang dinyatakan secara numerik atau sistematis (Nicholson, 1995). Dalam bentuk matematika sederhana, fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut : Y = f (X1, X2, X3,, Xn) Dimana : Y = Jumlah hasil produksi (output) 33

34 Xi f = Faktor-faktor produksi (input) = Bentuk hubungan yang mentransformasikan input kedalam output Berdasarkan hubungan antara faktor produksi dan produksi pada fungsi produksi maka hal tersebut merupakan konsep efisiensi teknis. Penggunaan fungsi produksi dalam memproduksi output akan dikatakan efisien secara teknis apabila penggunaan fungsi produksi tersebut dapat menghasilkan suatu produksi yang maksimal. Menurut Nicholson (1995), seseorang pengusaha mencapai keuntungan maksimal bila telah menentukan pilihan kombinasi faktor-faktor produksi secara optimal. Optimalisasi penggunaan fungsi produksi pada prinsipnya adalah bagaimana penggunaan faktor-faktor produksi dilakukan seefisien mungkin (Soekartawi, 1994). Dengan kata lain efisiensi akan tercapai pada saat penggunaan faktor-faktor produksi sudah optimal. Hubungan fisik antara input dan output dapat digambarkan suatu fungsi produksi seperti pada Gambar 1. Berdasarkan elastisitas produksi, daerah produksi dapat dibedakan menjadi tiga yaitu : 1. Daerah I (daerah irrasional atau kenaikan hasil yang semakin bertambah), daerahyang elastisitas produksi > 1. Produk Marjinal (PM) mencapai titik maksimal dam kemudian mengalami penurunan, namun penurunan tersebut masih lebih besar dari Produk Rata-Rata (PR). PM akan mempunyai nilai yang sama dengan PR pada saat PR maksimal. 2. Daerah II (daerah rasional atau kenaikan hasil tetap), daerah yang elastisitas produksinya antara 0 dan 1. Keuntungan maksimal akan tercapai karena faktor-faktor produksi telah digunakan secara maksimal. 3. Daerah III (daerah irrasional atau kenaikan hasil menurun), daerah yang elastisitas produksinya < 1. Produk Total (PT) akan mengalami penurunan, 34

35 ditunjukkan oleh PM yang bernilai negatif dan faktor produksi yang sudah dipakai sudah tidak efisien. Hubungan fisik antara faktor produksi dengan produksi dapat digambarkan dalam suatu proses produksi seperti pada Gambar 1. Y PT DAERAH I DAERAH II DAERAH III Xn Y PR X1 X2 X3 PM Xn Gambar 1. Elastisitas Produksi dan Daerah-daerah Produksi (PM = Produk Marjinal, PR = Produk Rata-Rata dan PT = Produk Total) Sumber : Lipsey et. al. (1987) 35

36 Agar dapat memaksimumkan keuntungan maka perusahaan harus melakukan produksi pada tingkat optimal. Penentuan kombinasi produksi optimum dijelaskan melalui kurva kemungkinan produksi (production possibility curve ) dan garis isorevenue. Kurva kemungkinan produksi (KKP) menunjukkan semua kombinasi keluaran (output) yang dapat dihasilkan oleh satuan ekonomi tertentu dengan menggunakan sumberdaya yang sudah tertentu jumlahnya (Nicholson, 1995). Dengan kata lain, KKP adalah suatu kurva yang dapat menjelaskan tentang kombinasi produk atau output yang dapat dihasilkan melalui penggunaan sumberdaya dalam jumlah tertentu secara efisien. KKP juga disebut isoresource curve karena masing-masing titik dalam kurva tersebut menunjukkan kombinasi output yang dapat dihasilkan dengan menggunakan sejumlah input yang sama. Sebaliknya garis isorevenue adalah memberikan penerimaan tertentu kepada perusahaan. Output X 2 TR 1 A u a C s E w b TR 2 O t r v B Output X 1 Gambar 2. Memaksimumkan Penerimaan dengan Tingkat Produksi Tertentu Sumber : Nicholson, Water

37 Keterangan : OAEB : kombinasi produksi yang dapat dicapai C : kombinasi produksi yang tidak dapat dicapai u, x,w : output X 2 t,r,v : input X 1 a : titik kombinasi produksi X 1 sebesar t dengan X 2 sebesar u b : titik kombinasi produksi X 1 sebesar v dengan X 2 sebesar w E : titik kombinasi produksi optimum TR 1 : total penerimaan pada saat berproduksi X 1 sebanyak v dan X 2 sebesar w TR 2 : total penerimaan pada saat berproduksi X 1 sebanyak r dan X 2 sebanyak r Perusahaan diasumsikan menggunakan sumberdaya yang ada untuk memproduksi dua barang yaitu X 1 dan X 2 (Gambar 1). KKP antara X 1 dan X 2 ditunjukkan oleh daerah OAEB. Batas kemungkinan produksi (production possibility boundary) yang membatasi antara kombinasi produksi yang dapat dicapai dengan yang tidak dapat dicapai diperlihatkan oleh AEB. Titik di sebelah kiri bawah kurva merupakan kombinasi produk yang dapat dicapai tanpa menghabiskan sumberdaya yang tersedia. Sedangkan titik-titik di kanan atas kurva merupakan kombinasi produk yang tidak dapat dicapai karena tidak cukupnya sumberdaya untuk memproduksi kedua jenis barang tersebut. Menurut Lipsey (1987), batas kemungkinan produksi mengutarakan tiga konsep, yaitu : 1. Kelangkaan (scarcity). Diperlihatkan oleh kombinasi-kombinasi yang tidak bisa dicapai melebihi batas. 2. Pilihan (choice). Ditunjukkan oleh kebutuhan memilih dari sekian titik-titik alternatif yang bisa dicapai sepanjang batas 3. Biaya peluang (opportunity cost). Diperlihatkan dengan kemiringan batas tersebut kekanan bawah Kelangkaan menyebabkan adanya pilihan-pilihan dan setiap pilihan mencerminkan biaya peluangnya. Akibat keterbatasan sumberdaya, keputusan untuk memproduksi barang X 1 lebih banyak berdampak kepada pengurangan 37

38 produksi barang lain X 2. hal ini mencerminkan konsep opportunity cost, yakni suatu ukuran yang menyatakan jumlah barang lain yang harus dikorbankan untuk menambah barang X sebesar satu satuan. Bentuk KKP yang cembung melambangkan peningkatan biaya peluang (increasing opportunity cost) dalam memproduksi kedua komoditi tersebut. Titik E yaitu titik pada saat KKP bersinggungan dengan garis isorevenue merupakan titik kombinasi produksi yang optimum. Pada Gambar 1 perusahaan berproduksi barang X 1 sebesar r dan barang X 2 sebesar s, sehingga total penerimaan yang diterima perusahaan maksimal, yaitu sebanyak TR 2. Kombinasi produksi di titik a yaitu pada saat perusahaan memproduksi X 1 sebesar t dan X 2 sebesar u bukanlah kombinasi produksi optimal, karena total penerimaan yang dihasilkan lebih rendah dari TR 2. begitu pula pada saat perusahaan melakukan kombinasi di titik b yaitu produksi X 1 sebanyak v dan X 2 sebanyak w maka akan didapat total penerimaan sebesar TR 1 yang lebih sedikit dibandingkan dengan TR Teori Optimalisasi Optimalisasi adalah pendekatan normatif dengan mengidentifikasikan penyelesaian terbaik dari suatu permasalahan yang diarahkan pada titik maksimum atau minimum suatu fungsi tujuan. Perilaku optimalisasi yang dilakukan perusahaan dalam rangka mencapai keuntungan maksimum dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : 1. Maksimisasi, yaitu menggunakan atau mengalokasikan masukan yang sudah tertentu untuk mendapatkan keuntungan maksimal (contsrained output maxsimaztion) 2. Minimisasi, yaitu menghasilkan tingkat output tertentu dengan menggunakan masukan (biaya) yang paling minimal (contstained output minimization) 38

39 Secara umum, jenis persoalan optimalisasi ini meliputi optimalisasi tanpa kendala dan optimalisasi dengan kendala. Dalam optimalisasi tanpa kendala, faktor-faktor yang menjadi kendala terhadap fungsi tujuan diabaikan sehingga dalam menentukan nilai maksimum atau minimum tidak terdapat batasanbatasan terhadap berbagai pilihan X yang tersedia. Pada kasus yang tidak dibatasi, kondisi order pertama menyatakan bahwa setiap kegiatan yang berkontribusi terhadap sasaran pelaku ekonomi harus ditingkatkan sampai titik dimana kontribusi marjinal dari peningkatan lebih lanjut adalah nol. Dalam istilah matematis istilah kondisi order pertama untuk sebuah optimum mengharuskan semua derivatif parsial sama dengan nol (Nicholson, 1995). Dalam menyelesaikan optimalisasi berkendala, telah terdapat beberapa tekhnik optimalisasi seperti metode regresi berganda dan metode program linier. Metode regresi berganda menggunakan asumsi bahwa faktor-faktor produksi yang dapat mewakili variabel-variabel yang mempengaruhi hasil produksi dan data tersebar normal. Metode ini menggunakan persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel, dimana variabel yang satu variabel yang dijelaskan (Y) dan yang lain disebut variabel yang menjelaskan (X). Sementara metode program linier merupakan metode yang digunakan untuk memecahkan masalah optimalisasi berkendala di mana fungsi tujuan maupun kendala adalah fungsi linier. Metode ini dapat dilakukan baik secara manual maupun dengan bantuan komputer untuk menghasilkan solusi yang cepat dan akurat bagi para praktisi manajemen perusahaan. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode program liner. 39

OPTIMALISASI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING MITRA CV. JANU PUTRO DI KEC. PAMIJAHAN KAB. BOGOR

OPTIMALISASI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING MITRA CV. JANU PUTRO DI KEC. PAMIJAHAN KAB. BOGOR OPTIMALISASI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING MITRA CV. JANU PUTRO DI KEC. PAMIJAHAN KAB. BOGOR OLEH ARI MURNI A 14103515 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR

OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR SKRIPSI MAULANA YUSUP H34066080 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang) 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat telah menyebabkan konsumsi daging ayam ras (broiler) secara nasional cenderung

Lebih terperinci

KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KOMODITI AYAM NENEK (GRAND PARENT STOCK BROILER) DI PT. GALUR PRIMA COBBINDO SUKABUMI WEMVI RISYANA A

KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KOMODITI AYAM NENEK (GRAND PARENT STOCK BROILER) DI PT. GALUR PRIMA COBBINDO SUKABUMI WEMVI RISYANA A KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KOMODITI AYAM NENEK (GRAND PARENT STOCK BROILER) DI PT. GALUR PRIMA COBBINDO SUKABUMI WEMVI RISYANA A14105621 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT

OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT 1 OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT Oleh : NUR HAYATI ZAENAL A14104112 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Produksi Produksi adalah suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output) yang berupa

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kelangkaan merupakan hal yang tidak bisa dihindari. Hal ini menjadi masalah utama ketika keinginan manusia yang tidak terbatas berhadapan dengan

Lebih terperinci

PILIHAN JENIS TELUR YANG DIKONSUMSI RUMAH TANGGA PASCA KASUS FLU BURUNG (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor) Oleh : RIKA AMELIA A

PILIHAN JENIS TELUR YANG DIKONSUMSI RUMAH TANGGA PASCA KASUS FLU BURUNG (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor) Oleh : RIKA AMELIA A PILIHAN JENIS TELUR YANG DIKONSUMSI RUMAH TANGGA PASCA KASUS FLU BURUNG (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor) Oleh : RIKA AMELIA A 14103696 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER (Kasus Kemitraan Peternak Plasma Rudi Jaya PS Sawangan, Depok) Oleh : MAROJIE FIRWIYANTO A 14105683 PROGRAM

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Peternakan adalah kegiatan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi. Peternakan merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk Domestik Bruto (PDB) subsektor

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING KELOMPOK BINA USAHATANI MUSLIM (KBTM) Desa Cilodong, Depok

OPTIMALISASI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING KELOMPOK BINA USAHATANI MUSLIM (KBTM) Desa Cilodong, Depok OPTIMALISASI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING KELOMPOK BINA USAHATANI MUSLIM (KBTM) Desa Cilodong, Depok ENDRI ZUNAIDI RITONGA A14104670 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PEMBIBITAN (BREEDING)SAPI POTONG PADA PT LEMBU JANTAN PERKAS (LJP), SERANG, PROPINSI BANTEN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PEMBIBITAN (BREEDING)SAPI POTONG PADA PT LEMBU JANTAN PERKAS (LJP), SERANG, PROPINSI BANTEN ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PEMBIBITAN (BREEDING)SAPI POTONG PADA PT LEMBU JANTAN PERKAS (LJP), SERANG, PROPINSI BANTEN Oleh: RONA PUTRIA A 14104687 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Kombinasi Produk Optimum Penentuan kombinasi produksi dilakukan untuk memperoleh lebih dari satu output dengan menggunakan satu input. Hal ini

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI SUSU OLAHAN (Studi Kasus : Unit Usaha Sapi Perah KUD Mitrayasa, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat)

OPTIMALISASI PRODUKSI SUSU OLAHAN (Studi Kasus : Unit Usaha Sapi Perah KUD Mitrayasa, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat) OPTIMALISASI PRODUKSI SUSU OLAHAN (Studi Kasus : Unit Usaha Sapi Perah KUD Mitrayasa, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat) Oleh : SIESKA RIDYAWATI A14103047 PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang PENDAHULUAN Latar Belakang Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang sering diterapkan di pedesaan terutama di daerah yang memiliki potensi memelihara ayam broiler. Pola kemitraan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Agribisnis peternakan memberikan banyak kontribusi bagi bangsa Indonesia yaitu sebagai penyedia lapangan pekerjaaan dan berperan dalam pembangunan. Berdasarkan data statistik

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR RAMBUTAN INDONESIA. Oleh : OTIK IRWAN MARGONO A

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR RAMBUTAN INDONESIA. Oleh : OTIK IRWAN MARGONO A ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR RAMBUTAN INDONESIA Oleh : OTIK IRWAN MARGONO A07400606 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Produksi Produksi merupakan suatu proses transformasi atau perubahan dari dua atau lebih input (sumberdaya) menjadi satu atau lebih output

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal yang berdasar pada teori yang digunakan dalam penelitian. Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK KENAIKAN HARGA MINYAK GORENG TERHADAP USAHA PENGGORENGAN KERUPUK DI KOTA BEKASI. Oleh : ANGGUN WAHYUNINGSIH A

ANALISIS DAMPAK KENAIKAN HARGA MINYAK GORENG TERHADAP USAHA PENGGORENGAN KERUPUK DI KOTA BEKASI. Oleh : ANGGUN WAHYUNINGSIH A ANALISIS DAMPAK KENAIKAN HARGA MINYAK GORENG TERHADAP USAHA PENGGORENGAN KERUPUK DI KOTA BEKASI Oleh : ANGGUN WAHYUNINGSIH A14103125 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA (Studi Kasus Peternak Plasma dari Tunas Mekar Farm di Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor, Jawa Barat) SKRIPSI MUHAMAD LUCKY MAULANA

Lebih terperinci

PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI UBI JALAR NASIONAL DALAM RANGKA RENCANA PROGRAM DIVERSIFIKASI PANGAN POKOK. Oleh: NOVIE KRISHNA AJI A

PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI UBI JALAR NASIONAL DALAM RANGKA RENCANA PROGRAM DIVERSIFIKASI PANGAN POKOK. Oleh: NOVIE KRISHNA AJI A PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI UBI JALAR NASIONAL DALAM RANGKA RENCANA PROGRAM DIVERSIFIKASI PANGAN POKOK Oleh: NOVIE KRISHNA AJI A14104024 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam

I. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian dari pertumbuhan industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam memenuhi kebutuhan pangan yang

Lebih terperinci

DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM KREDIT KEPADA KOPERASI PRIMER UNTUK ANGGOTANYA (KKPA) TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI KELAPA SAWIT

DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM KREDIT KEPADA KOPERASI PRIMER UNTUK ANGGOTANYA (KKPA) TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI KELAPA SAWIT DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM KREDIT KEPADA KOPERASI PRIMER UNTUK ANGGOTANYA (KKPA) TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI KELAPA SAWIT ( Studi : PT Sinar Kencana Inti Perkasa, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. 2,89 2,60 2,98 3,35 5,91 6,20 Makanan Tanaman Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,40 3,84 4,03. Peternakan 3,35 3,13 3,35 3,36 3,89 4,08

I PENDAHULUAN. 2,89 2,60 2,98 3,35 5,91 6,20 Makanan Tanaman Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,40 3,84 4,03. Peternakan 3,35 3,13 3,35 3,36 3,89 4,08 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sub sektor peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang sangat potensial untuk dikembangkan. Pengembangan sub sektor peternakan perlu untuk dilakukan karena sub

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA. Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A

STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA. Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A 14104631 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Puyuh Bintang Tiga (PPBT) yang berlokasi di Jalan KH Abdul Hamid Km 3, Desa Situ Ilir Kecamatan Cibungbulang,

Lebih terperinci

OPTIMALISASI USAHA PRODUKSI AYAM RAS PEDAGING (Kasus Pada Hasjrul Harahap Farm di Desa Cimanggis, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

OPTIMALISASI USAHA PRODUKSI AYAM RAS PEDAGING (Kasus Pada Hasjrul Harahap Farm di Desa Cimanggis, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) OPTIMALISASI USAHA PRODUKSI AYAM RAS PEDAGING (Kasus Pada Hasjrul Harahap Farm di Desa Cimanggis, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) GERLINA WIRA MASYTO SIREGAR A14104674 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Fungsi Produksi Produksi dan operasi dalam ekonomi menurut Assauri (2008) dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang berhubungan dengan usaha

Lebih terperinci

ANALISIS TATANIAGA TELUR AYAM KAMPUNG (Studi Kasus: Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) SKRIPSI BETTY SAFITRI H

ANALISIS TATANIAGA TELUR AYAM KAMPUNG (Studi Kasus: Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) SKRIPSI BETTY SAFITRI H ANALISIS TATANIAGA TELUR AYAM KAMPUNG (Studi Kasus: Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) SKRIPSI BETTY SAFITRI H34076035 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Produksi Produksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasi masukan (input) menjadi hasil keluaran

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI PEMBENIHAN IKAN GURAMI PETANI BERSERTIFIKAT SNI

ANALISIS PENDAPATAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI PEMBENIHAN IKAN GURAMI PETANI BERSERTIFIKAT SNI ANALISIS PENDAPATAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI PEMBENIHAN IKAN GURAMI PETANI BERSERTIFIKAT SNI (kasus di desa Beji Kecamatan Kedung Banteng Kabupaten Banyumas,Jawa Tengah) Oleh

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR BATUBARA INDONESIA DI PASAR JEPANG OLEH ROCHMA SUCIATI H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR BATUBARA INDONESIA DI PASAR JEPANG OLEH ROCHMA SUCIATI H i ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR BATUBARA INDONESIA DI PASAR JEPANG OLEH ROCHMA SUCIATI H14053157 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BAWANG PUTIH IMPOR DI INDONESIA. Oleh: JUMINI A

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BAWANG PUTIH IMPOR DI INDONESIA. Oleh: JUMINI A ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BAWANG PUTIH IMPOR DI INDONESIA Oleh: A 14105565 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN.

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI JAMBU BIJI MELALUI PENERAPAN IRIGASI TETES DI DESA RAGAJAYA KEC. BOJONG GEDE, KAB. BOGOR

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI JAMBU BIJI MELALUI PENERAPAN IRIGASI TETES DI DESA RAGAJAYA KEC. BOJONG GEDE, KAB. BOGOR ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI JAMBU BIJI MELALUI PENERAPAN IRIGASI TETES DI DESA RAGAJAYA KEC. BOJONG GEDE, KAB. BOGOR FADIL DHIKAWARA A14103535 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN PERUSAHAAN DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT X. Oleh : ENY PUJIHASTUTI A

ANALISIS KEBIJAKAN PERUSAHAAN DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT X. Oleh : ENY PUJIHASTUTI A ANALISIS KEBIJAKAN PERUSAHAAN DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT X Oleh : ENY PUJIHASTUTI A14105541 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI PASAR TRADISIONAL KOTA JAKARTA SELATAN SKRIPSI

ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI PASAR TRADISIONAL KOTA JAKARTA SELATAN SKRIPSI ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI PASAR TRADISIONAL KOTA JAKARTA SELATAN SKRIPSI HESTI INDRAWASIH PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontribusi sektor peternakan terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional antara tahun 2004-2008 rata-rata mencapai 2 persen. Data tersebut menunjukkan peternakan memiliki

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN MARGIN PEMASARAN PADI RAMAH LINGKUNGAN METODE SRI

ANALISIS PENDAPATAN DAN MARGIN PEMASARAN PADI RAMAH LINGKUNGAN METODE SRI ANALISIS PENDAPATAN DAN MARGIN PEMASARAN PADI RAMAH LINGKUNGAN METODE SRI (System of Rice Intensification) (Kasus: Desa Ponggang Kecamatan Sagalaherang Kabupaten Subang, Jawa-Barat) Oleh : MUHAMMAD UBAYDILLAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian negara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu aktivitas ekonomi dalam agribisnis adalah bisnis peternakan. Agribisnis bidang ini utamanya dilatarbelakangi oleh fakta bahwa kebutuhan masyarakat akan produk-produk

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Sistem Produksi Secara umum produksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil

Lebih terperinci

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP ROKOK KRETEK DI KECAMATAN BOGOR BARAT. Oleh : Muser Hijrah Fery Andi A

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP ROKOK KRETEK DI KECAMATAN BOGOR BARAT. Oleh : Muser Hijrah Fery Andi A ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP ROKOK KRETEK DI KECAMATAN BOGOR BARAT Oleh : Muser Hijrah Fery Andi A.14102695 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Perumusan Fungsi Tujuan Berdasarkan metode penelitian, perumusan model program linear didahului dengan penentuan variabel keputusan, fungsi tujuan, dan kendala. Fungsi tujuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan I. PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan produksi menuju swasembada, memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan serta meratakan taraf hidup

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI BUNGA POTONG PADA PRI S FARM KECAMATAN CARINGIN BOGOR. Oleh : Mubarak Ahmad Silalahi A

OPTIMALISASI PRODUKSI BUNGA POTONG PADA PRI S FARM KECAMATAN CARINGIN BOGOR. Oleh : Mubarak Ahmad Silalahi A OPTIMALISASI PRODUKSI BUNGA POTONG PADA PRI S FARM KECAMATAN CARINGIN BOGOR Oleh : Mubarak Ahmad Silalahi A14102118 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 53

Lebih terperinci

OPTlMALlSASl POLA USAHATANI TANAMAN PANGAN PADA MHAN SAWAH DAN TERNAK DOMBA Dl KECAMATAN SUKAHAJI, MAJALENGKA. Oleh : ALLA ASMARA

OPTlMALlSASl POLA USAHATANI TANAMAN PANGAN PADA MHAN SAWAH DAN TERNAK DOMBA Dl KECAMATAN SUKAHAJI, MAJALENGKA. Oleh : ALLA ASMARA OPTlMALlSASl POLA USAHATANI TANAMAN PANGAN PADA MHAN SAWAH DAN TERNAK DOMBA Dl KECAMATAN SUKAHAJI, MAJALENGKA Oleh : ALLA ASMARA PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2002 ABSTRAK ALLA ASMARA.

Lebih terperinci

ANALISIS CABANG USAHATANI DAN SISTEM TATANIAGA PISANG TANDUK

ANALISIS CABANG USAHATANI DAN SISTEM TATANIAGA PISANG TANDUK ANALISIS CABANG USAHATANI DAN SISTEM TATANIAGA PISANG TANDUK (Studi Kasus: Desa Nanggerang, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat) Oleh : TANTRI MAHARANI A14104624 PROGAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

USAHATANI DAN TATANIAGA KACANG KAPRI DI KECAMATAN WARUNGKONDANG, CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT. Oleh: DAVID ERICK HASIAN A

USAHATANI DAN TATANIAGA KACANG KAPRI DI KECAMATAN WARUNGKONDANG, CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT. Oleh: DAVID ERICK HASIAN A USAHATANI DAN TATANIAGA KACANG KAPRI DI KECAMATAN WARUNGKONDANG, CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT Oleh: DAVID ERICK HASIAN A 14105524 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Manajemen Usaha Ternak Saragih (1998) menyatakan susu merupakan produk asal ternak yang memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kandungan yang ada didalamnya

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR BIAYA USAHA TERNAK KAMBING PERAH (KASUS : TIGA SKALA PENGUSAHAAN DI KABUPATEN BOGOR)

ANALISIS STRUKTUR BIAYA USAHA TERNAK KAMBING PERAH (KASUS : TIGA SKALA PENGUSAHAAN DI KABUPATEN BOGOR) ANALISIS STRUKTUR BIAYA USAHA TERNAK KAMBING PERAH (KASUS : TIGA SKALA PENGUSAHAAN DI KABUPATEN BOGOR) SKRIPSI DEWINTHA STANI H34066033 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAN PERMINTAAN BENIH IKAN NILA DI KABUPATEN SUKABUMI, PROPINSI JAWA BARAT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAN PERMINTAAN BENIH IKAN NILA DI KABUPATEN SUKABUMI, PROPINSI JAWA BARAT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAN PERMINTAAN BENIH IKAN NILA DI KABUPATEN SUKABUMI, PROPINSI JAWA BARAT Oleh: NORTHA IDAMAN A 14105583 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN LOBSTER AIR TAWAR (Kasus K BLAT S Farm, Kec. Gunung Guruh, Kab. Sukabumi, Jawa Barat) Oleh: KAMMALA AFNI A

ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN LOBSTER AIR TAWAR (Kasus K BLAT S Farm, Kec. Gunung Guruh, Kab. Sukabumi, Jawa Barat) Oleh: KAMMALA AFNI A 1 ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN LOBSTER AIR TAWAR (Kasus K BLAT S Farm, Kec. Gunung Guruh, Kab. Sukabumi, Jawa Barat) Oleh: KAMMALA AFNI A14104104 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO DALAM USAHATERNAK AYAM BROILER (Studi Kasus Usaha Peternakan X di Desa Tapos, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor)

ANALISIS RISIKO DALAM USAHATERNAK AYAM BROILER (Studi Kasus Usaha Peternakan X di Desa Tapos, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor) ANALISIS RISIKO DALAM USAHATERNAK AYAM BROILER (Studi Kasus Usaha Peternakan X di Desa Tapos, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor) Oleh FAISHAL ABDUL AZIZ H34066044 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN WISATAWAN KE KAWASAN WISATA PANTAI CARITA KABUPATEN PANDEGLANG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN WISATAWAN KE KAWASAN WISATA PANTAI CARITA KABUPATEN PANDEGLANG ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN WISATAWAN KE KAWASAN WISATA PANTAI CARITA KABUPATEN PANDEGLANG Oleh: RINA MULYANI A14301039 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

PADA MITRA KABUPATEN BOGOR. Oleh: F I T R I A L

PADA MITRA KABUPATEN BOGOR. Oleh: F I T R I A L ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN FINANSIAL PENGGEMUKAN KAMBING DAN DOMBA PADA MITRA TANI FARM, DI KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR Oleh: F I T R I A L A14105549 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM PENGADAAN DAN PEMASARAN BENIH PADI DI KABUPATEN BATANG HARI, PROVINSI JAMBI. Oleh Sazili Musaqa A

ANALISIS SISTEM PENGADAAN DAN PEMASARAN BENIH PADI DI KABUPATEN BATANG HARI, PROVINSI JAMBI. Oleh Sazili Musaqa A ANALISIS SISTEM PENGADAAN DAN PEMASARAN BENIH PADI DI KABUPATEN BATANG HARI, PROVINSI JAMBI Oleh Sazili Musaqa A07400548 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK (Kasus : Rumah Makan di Kota Bogor) EKO SUPRIYANA A.14101630 PROGRAM STUDI EKSTENSI

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI PADI PESTISIDA DAN NON PESTISIDA DI DESA PURWASARI, KECAMATAN DARMAGA, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT. Oleh: VERRA ANGGREINI A

ANALISIS USAHATANI PADI PESTISIDA DAN NON PESTISIDA DI DESA PURWASARI, KECAMATAN DARMAGA, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT. Oleh: VERRA ANGGREINI A ANALISIS USAHATANI PADI PESTISIDA DAN NON PESTISIDA DI DESA PURWASARI, KECAMATAN DARMAGA, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT Oleh: VERRA ANGGREINI A14101021 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Oleh : Nandana Duta Widagdho A14104132 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PAJAK EKSPOR TERHADAP KINERJA INDUSTRI KELAPA SAWIT OLEH: MARIA IRENE HUTABARAT A

ANALISIS PENGARUH PAJAK EKSPOR TERHADAP KINERJA INDUSTRI KELAPA SAWIT OLEH: MARIA IRENE HUTABARAT A ANALISIS PENGARUH PAJAK EKSPOR TERHADAP KINERJA INDUSTRI KELAPA SAWIT OLEH: MARIA IRENE HUTABARAT A14105570 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMENAGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAYU PADA PT. ANDATU LESTARI PLYWOOD BANDAR LAMPUNG. Oleh: NOVALINA PURBA A

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAYU PADA PT. ANDATU LESTARI PLYWOOD BANDAR LAMPUNG. Oleh: NOVALINA PURBA A PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAYU PADA PT. ANDATU LESTARI PLYWOOD BANDAR LAMPUNG Oleh: NOVALINA PURBA A14105694 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Produksi Menurut Salvatore (2001), produksi merujuk pada transformasi dari berbagai input atau sumberdaya menjadi output berupa barang atau

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN ULAT SUTERA

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN ULAT SUTERA ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN ULAT SUTERA (Studi Kasus pada Peternakan Ulat Sutera Bapak Baidin, Desa Karyasari, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor) SKRIPSI MADA PRADANA H34051579 DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ARI SUPRIYATNA A

ARI SUPRIYATNA A ANALISIS INTEGRASI PASAR JAGUNG DUNIA DENGAN PASAR JAGUNG DAN DAGING AYAM RAS DOMESTIK, SERTA PENGARUH TARIF IMPOR JAGUNG DAN HARGA MINYAK MENTAH DUNIA Oleh: ARI SUPRIYATNA A14303050 PROGRAM STUDI EKONOMI

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA DAN PROFITABILITAS PRODUKSI ROTI PADA BELLA BAKERY DI PONDOK GEDE, BEKASI. Oleh : TANTRI DEWI PUTRIYANA A

ANALISIS BIAYA DAN PROFITABILITAS PRODUKSI ROTI PADA BELLA BAKERY DI PONDOK GEDE, BEKASI. Oleh : TANTRI DEWI PUTRIYANA A ANALISIS BIAYA DAN PROFITABILITAS PRODUKSI ROTI PADA BELLA BAKERY DI PONDOK GEDE, BEKASI Oleh : TANTRI DEWI PUTRIYANA A14104105 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan bagian integral dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan bagian integral dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan bagian integral dan tidak terpisahkan dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA (Studi Kasus pada Industri Kecil Olahan Carica di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo) SKRIPSI SHINTA KARTIKA DEWI H34050442 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP SUSU FORMULA LAKTOGEN (Studi Kasus di Ramayana Bogor Trade Mall, Kota Bogor)

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP SUSU FORMULA LAKTOGEN (Studi Kasus di Ramayana Bogor Trade Mall, Kota Bogor) ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP SUSU FORMULA LAKTOGEN (Studi Kasus di Ramayana Bogor Trade Mall, Kota Bogor) SKRIPSI AULIA RAHMAN HASIBUAN A.14104522 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN BUNGA POTONG KRISAN LOKA FARM KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR. Afnita Widya Sari A

ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN BUNGA POTONG KRISAN LOKA FARM KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR. Afnita Widya Sari A ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN BUNGA POTONG KRISAN LOKA FARM KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR Afnita Widya Sari A14105504 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Oleh : Dewi Mutia Handayani A

Oleh : Dewi Mutia Handayani A ANALISIS PROFITABILITAS DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH MENURUT LUAS DAN STATUS KEPEMILIKAN LAHAN (Studi Kasus Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Oleh : Dewi Mutia Handayani

Lebih terperinci

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA (Kasus: Restoran Kentucky Fried Chicken (KFC) Taman Topi dan Rahat Cafe di Bogor) SKRIPSI BESTARI DEWI NOVIATNI

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA DAN HARGA POKOK PRODUKSI KAYU GERGAJIAN (Sawn Timber ) HUTAN RAKYAT (Kasus Pada CV Sinar Kayu, Kecamatan Leuwi Sadeng, Kabupaten Bogor)

ANALISIS BIAYA DAN HARGA POKOK PRODUKSI KAYU GERGAJIAN (Sawn Timber ) HUTAN RAKYAT (Kasus Pada CV Sinar Kayu, Kecamatan Leuwi Sadeng, Kabupaten Bogor) ANALISIS BIAYA DAN HARGA POKOK PRODUKSI KAYU GERGAJIAN (Sawn Timber ) HUTAN RAKYAT (Kasus Pada CV Sinar Kayu, Kecamatan Leuwi Sadeng, Kabupaten Bogor) Oleh : DIAN PERMATA A 14105529 PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN

Lebih terperinci

KAJIAN KINERJA ASURANSI PENDIDIKAN KONVENSIONAL DAN SYARIAH DENGAN SIMULASI PERCOBAAN EKONOMI OLEH NILAM PUTRI H

KAJIAN KINERJA ASURANSI PENDIDIKAN KONVENSIONAL DAN SYARIAH DENGAN SIMULASI PERCOBAAN EKONOMI OLEH NILAM PUTRI H KAJIAN KINERJA ASURANSI PENDIDIKAN KONVENSIONAL DAN SYARIAH DENGAN SIMULASI PERCOBAAN EKONOMI OLEH NILAM PUTRI H14104004 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging ayam merupakan salah satu daging yang memegang peranan cukup penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat, karena banyak mengandung protein dan zat-zat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENETAPAN HARGA SUSU DI KOPERASI DENGAN STRUKTUR BIAYA PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH

HUBUNGAN ANTARA PENETAPAN HARGA SUSU DI KOPERASI DENGAN STRUKTUR BIAYA PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH HUBUNGAN ANTARA PENETAPAN HARGA SUSU DI KOPERASI DENGAN STRUKTUR BIAYA PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH Studi Kasus Peternak Anggota Koperasi Unit Desa (KUD) Mandiri Cipanas Kabupaten Cianjur

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Pengelolaan usahatani pada hakikatnya akan dipengaruhi oleh prilaku petani yang mengusahakan. Perilaku

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH, EFISIENSI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI MINYAK GORENG SAWIT DI INDONESIA

ANALISIS NILAI TAMBAH, EFISIENSI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI MINYAK GORENG SAWIT DI INDONESIA ANALISIS NILAI TAMBAH, EFISIENSI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI MINYAK GORENG SAWIT DI INDONESIA OLEH M. FAJRI FIRMAWAN H14104120 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL CV BIMANDIRI DI LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG PROPINSI JAWA BARAT. Oleh : WUKIR TRANGJIWANI A

MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL CV BIMANDIRI DI LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG PROPINSI JAWA BARAT. Oleh : WUKIR TRANGJIWANI A MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL CV BIMANDIRI DI LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG PROPINSI JAWA BARAT Oleh : WUKIR TRANGJIWANI A 14105623 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan dari kegiatan tersebut (Muhammad Rasyaf. 2002).

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan dari kegiatan tersebut (Muhammad Rasyaf. 2002). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peternakan merupakan salah satu dari lima subsektor pertanian. Peternakan adalah kegiatan memelihara hewan ternak untuk dibudidayakan dan mendapatkan keuntungan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Ayam Broiler

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Ayam Broiler II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Ayam Broiler Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas

Lebih terperinci

Objek akan menjadi suci apabila hati nurani mampu menghayati sebagai yang tersuci dan Sesuatu menjadi indah apabila matahati merasakan keindahan.

Objek akan menjadi suci apabila hati nurani mampu menghayati sebagai yang tersuci dan Sesuatu menjadi indah apabila matahati merasakan keindahan. ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS SAYURAN UNGGULAN (Kasus Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung Dan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat) Oleh : ENCEP ZACKY KOERDIANTO

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor)

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor) ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor) Skripsi AHMAD MUNAWAR H 34066007 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Produksi Produksi adalah kegiatan menghasilkan output dengan berbagai kombinasi input dan teknologi terbaik yang tersedia (Nicholson,

Lebih terperinci

PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEAMANAN PANGAN SUSU FORMULA DENGAN ADANYA ISU BAKTERI Enterobacter sakazakii DI KECAMATAN TANAH SAREAL BOGOR

PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEAMANAN PANGAN SUSU FORMULA DENGAN ADANYA ISU BAKTERI Enterobacter sakazakii DI KECAMATAN TANAH SAREAL BOGOR PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEAMANAN PANGAN SUSU FORMULA DENGAN ADANYA ISU BAKTERI Enterobacter sakazakii DI KECAMATAN TANAH SAREAL BOGOR SKRIPSI INTAN AISYAH NASUTION H34066065 DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

: NUSRAT NADHWATUNNAJA A

: NUSRAT NADHWATUNNAJA A ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PAPRIKA HIDROPONIK DI DESA PASIR LANGU, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG Oleh : NUSRAT NADHWATUNNAJA A14105586 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) Skripsi SRI ROSMAYANTI H 34076143 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR SKRIPSI EGRETTA MELISTANTRI DEWI A 14105667 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENAMBAHAN MESIN VACUUM FRYING

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENAMBAHAN MESIN VACUUM FRYING ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENAMBAHAN MESIN VACUUM FRYING UNTUK USAHA KECIL PENGOLAHAN KACANG ( STUDI KASUS DI PD. BAROKAH CIKIJING MAJALENGKA JAWA BARAT) Oleh: FARIDA WIDIYANTHI A14104549 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Produksi Menurut Salvatore (2002), produksi merujuk pada transformasi dari berbagai input atau sumberdaya menjadi output berupa barang atau

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DOMESTIK MINYAK SAWIT (CPO) DI INDONESIA TAHUN Oleh HARIYANTO H

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DOMESTIK MINYAK SAWIT (CPO) DI INDONESIA TAHUN Oleh HARIYANTO H FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DOMESTIK MINYAK SAWIT (CPO) DI INDONESIA TAHUN 1980-2007 Oleh HARIYANTO H14084006 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PERUSAHAAN KECAP SEGITIGA MAJALENGKA. Oleh : WAWAN KURNIAWAN A

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PERUSAHAAN KECAP SEGITIGA MAJALENGKA. Oleh : WAWAN KURNIAWAN A ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PERUSAHAAN KECAP SEGITIGA MAJALENGKA Oleh : WAWAN KURNIAWAN A14105620 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT DAN ANALISIS FINANSIAL USAHA PEMBESARAN IKAN MAS PADA KOLAM AIR DERAS DI DESA CINAGARA, KECAMATAN CARINGIN, KABUPATEN BOGOR

EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT DAN ANALISIS FINANSIAL USAHA PEMBESARAN IKAN MAS PADA KOLAM AIR DERAS DI DESA CINAGARA, KECAMATAN CARINGIN, KABUPATEN BOGOR EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT DAN ANALISIS FINANSIAL USAHA PEMBESARAN IKAN MAS PADA KOLAM AIR DERAS DI DESA CINAGARA, KECAMATAN CARINGIN, KABUPATEN BOGOR MEISWITA PERMATA HARDY SKRIPSI PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep Ekonomi 3.1.1. Fungsi Produksi Dalam proses produksi terkandung hubungan antara tingkat penggunaan faktor-faktor produksi dengan produk atau hasil yang akan diperoleh.

Lebih terperinci

Optimalisasi Produksi Bibit Tanaman Hias PT.Inggu Laut Abadi Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat. Oleh: SRI MARYATI A

Optimalisasi Produksi Bibit Tanaman Hias PT.Inggu Laut Abadi Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat. Oleh: SRI MARYATI A Optimalisasi Produksi Bibit Tanaman Hias PT.Inggu Laut Abadi Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat Oleh: SRI MARYATI A14104021 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA INSTALASI BIOGAS DALAM MENGELOLA LIMBAH TERNAK SAPI POTONG (PT. WIDODO MAKMUR PERKASA, CIANJUR) Oleh Muzayin A

ANALISIS KELAYAKAN USAHA INSTALASI BIOGAS DALAM MENGELOLA LIMBAH TERNAK SAPI POTONG (PT. WIDODO MAKMUR PERKASA, CIANJUR) Oleh Muzayin A 1 ANALISIS KELAYAKAN USAHA INSTALASI BIOGAS DALAM MENGELOLA LIMBAH TERNAK SAPI POTONG (PT. WIDODO MAKMUR PERKASA, CIANJUR) Oleh Muzayin A 14105576 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal.  [20 Pebruari 2009] I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dengan kondisi daratan yang subur dan iklim yang menguntungkan. Pertanian menjadi sumber mata pencaharian sebagian penduduk dan berkontribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging,

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging, 1 BAB I PENDAHULUAN Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging, mengalami pasang surut, terutama pada usaha kemitraan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya fluktuasi harga

Lebih terperinci