IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GIGI DAN MULUT MENGGUNAKAN METODE HYBRID CASE-BASED DAN RULE-BASED REASONING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GIGI DAN MULUT MENGGUNAKAN METODE HYBRID CASE-BASED DAN RULE-BASED REASONING"

Transkripsi

1 IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GIGI DAN MULUT MENGGUNAKAN METODE HYBRID CASE-BASED DAN RULE-BASED REASONING M. Abdurrachman Irfandi 1, Ade Romadhony 2, Siti Saadah 3 1,2,3 Prodi S1 Teknik Informatika, Fakultas Teknik Informatika, Universitas Telkom 1 ramen.clok@gmail.com, 2 aderomadhony@telkomuniveristy.co.id, 3 sitisaadah@telkomuniversity.ac.id Abstrak Kesehatan adalah poin terpenting dalam hidup kita. Terkadang kita lupa untuk menjaga tubuh kita, apalagi pada bagian-bagian tubuh yang terkecil seperti gigi dan mulut. Masyarakat di Indonesia khususnya cenderung untuk memeriksa gigi dan mulut ketika sudah mempunyai penyakit yang parah dan mengganggu aktivitas. Untuk itu, dibuatlah sebuah sistem pakar yang dapat mendeteksi penyakit gigi dan mulut. Pengertian dari sistem pakar adalah sebuah sistem yang bekerja seperti layaknya seorang ahli di bidangnya sehingga dapat membantu permasalahan yang ada dalam hidup. Sistem ini menggunakan metode Hybrid Rule Based-Case Based Reasoning di mana metode ini memiliki akurasi yang lebih baik dibandingkan metode yang berjalan sendiri. Rule Based-Case Based Reasoning akan mengolah gejala tersebut sehingga dapat dideteksi penyakit yang diderita pasien. Gejala tersebut juga diolah dengan Case Based Reasoning sehingga didapat penyebab dari penyakit tersebut. Solusi penyakit yang didapat dari Rule Based-Case Based Reasoning akan disaring dengan batasan Nilai Kesamaan (Similarity Value) yang ditentukan sehingga solusi yang ditampilkan adalah solusi yang mempunyai tingkat kemiripan yang besar. Adapun ketiga metode Nilai Kesamaan yang diterapkan disini adalah Jaccard Similarity, Hamming Similarity, dan Cosine Similarity. Dari hasil yang didapat, dengan menerapkan metode Hybrid Rule Based-Case Based Reasoning didapat akurasi lebih tinggi dibandingkan metode yang berjalan sendiri. Dari hasil juga didapat bahwa Cosine Similarity mempunyai hasil yang lebih baik dibandingkan kedua metode lainnya. Kata kunci : hybrid, case-based reasoning, rule-based reasoning, sistem pakar, similarity value 1. Pendahuluan Kesehatan saat ini merupakan poin terpenting dalam hidup, hal ini dikarenakan aktivitas kita dipastikan akan terganggu jika kita dalam keadaan kurang sehat. Terkadang kita sering melupakan kesehatan dan kebersihan badan kita, terlebih lagi pada daerah tubuh yang kecil, seperti gigi dan mulut. Suatu penyakit pada gigi dan mulut dapat menyerang siapa saja tanpa mengenal umur, jenis kelamin, dan wilayah. Penyakit pada gigi yang tidak terlihat tersebut bisa menjadi masalah besar jika tidak ditindaklanjuti dari dini. Sebagai contoh, Penyakit Karies pada gigi seringkali dianggap remeh oleh penderita karena tidak menimbulkan sakit pada gigi pada awalnya. Namun jika tidak diambil tindakan seperti ditambal atau dicabut, maka akan menimbulkan masalah yang lebih parah bahkan bisa mengenai saraf penderita. Dokter gigi dalam hal ini mempunyai kemampuan untuk menganalisa gejala-gejala dari penyakit gigi yang diderita oleh penderita. Namun banyak sekali penderita mengabaikan gejala-gejala tersebut dan memilih tidak konsultasi ke dokter gigi. Hal ini sering terjadi karena banyak faktor, mulai dari hal yang ringan seperti sifat malas sampai kekurangan dana dan terlalu takut untuk konsultasi ke dokter gigi. Berdasarkan masalah diatas, penulis membuat sebuah sistem pakar yang mendeteksi penyakit-penyakit gigi dan mulut serta penyebab mengapa penyakit itu muncul, sehingga pengguna dapat menghindari peyebab untuk ke depannya. Sistem pakar ini menggabungkan dua buah metode, yaitu Case Based Reasoning dan Rule Based Reasoning. Metode hybrid ini perlu diterapkan karena selain mendapatkan akurasi lebih dibandingkan metode yang berdiri sendiri [1], juga dengan mudah menyelesaikan masalah yang kompleks seperti sistem desain pesawat, real-time monitoring system, dan diagnosa penyakit [2]. Dalam Sistem Pakar ini, Case Based Reasoning digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah dengan mengacu pada keadaan atau pola yang mirip dengan sebelumnya, lalu menggunakan kembali informasi dan pengetahuan yang dipakai pada keadaan tersebut [3]. Case Based Reasoning pada kasus ini akan mengunakan dataset pasien yang berisikan gejala-gejala yang di deritanya. Sedangkan Rule Based Reasoning, di representasikan dengan sebuah set aturan-aturan di otak manusia yang terstruktur dan lebih mudah diatur [1]. Aturan-aturan yang 219

2 ada di Rule Based Reasoning ini dibentuk dari wawancara terhadap pakar dan pembuatan pohon terhadap dataset pasien. Dengan metode hybrid antara Case Based Reasoning dengan Rule Based Reasoning diharapkan dapat menyelesaikan masalah secara efektif dan efisien dibandingkan dengan metode yang berdiri sendiri. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini meliputi tiga hal utama. Pertama adalah mengolah informasi tentang gejala-gejala penyakit gigi dan mulut yang ada. Kemudian menerapkan Rule Based Reasoning dan Case Based Reasoning kedalam sistem pakar diagnosa penyakit gigi dan mulut. Dan yang terakhir adalah mengevaluasi performansi dari Case Based Reasoning dan Rule Based Reasoning terhadap sistem pakar diagnosa penyakit gigi dan mulut. Adapun yang menjadi batasan masalah pada penelitian ini adalah penyakit yang akan didiagnosis bukan penyakit yang berhubungan dengan penyakit saraf dan penyakit dalam lainnya yang membutuhkan dokter spesialis lain. Mengenai penyebab penyakit, penyebab penyakit yang didiagnosis didapat dari hasil wawancara terhadap dokter gigi. 1. Penelitian Terkait 1.1 Sistem Pakar Sistem pakar adalah sebuah sistem yang mengajarkan sebuah komputer agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti layaknya manusia yang ahli di bidangnya. Sistem pakar dirancang untuk menyelesaikan suatu permasalahan sesuai dengan bidang tertentu dan bekerja layaknya para ahli pada umumnya. Dengan demikian, sistem pakar ini akan membantu orang awam menyelesaikan masalahnya serta membantu para ahli sebagai asistennya. Sistem pakar terdiri dari dua bagian utama [4], yaitu: Basis Pengetahuan (Knowledge Base) dan motor inferensi (inference engine). Basis Pengetahuan berisi pengetahuan-pengetahuan yang dapat menyelesaikan masalah pada bidang tertentu. Basis pengetahuan ini mempunyai dua pendekatan yang seringkali digunakan, yaitu Rule Based Reasoning dan case based reasoning.. Rule Based Reasoning merupakan penalaran berbasis aturan yang direpresentasikan dengan IF-THEN. Pendekatan ini digunakan ketika kita mempunyai banyak informasi mengenai pengetahuan dalam bidang tertentu. Pendekatan Rule Based Reasoning akan memperlihatkan langkah-langkah dalam pencapaian solusi. Sementara Case Based Reasoning merupakan penalaran berbasis kasus, yang berisi solusisolusi yang pernah dicapai sebelumnya, lalu akan dipakai untuk permasalahan yang dialami sekarang. Pendekatan ini digunakan jika seorang pengguna memiliki kasus-kasus tertentu. Sebagai pemroses basis pengetahuan adalah Motor Inferensi, dengan dua tipe pendekatan, yaitu forward chaining dan backward chaining. Forward chaining melakukan pencocokan pernyataan dimulai dari bagian IF dulu. Dengan demikian diketahui fakta untuk menguji kebenaran dari sebuah hipotesa. Sementara backward chaining melakukan pencocokan pernyataan dimulai dari bagian THEN dulu. Dengan demikian, kita harus mengambil sebuah hipotesa terlebih dahulu, lalu mencari fakta-fakta yang ada dalam basis pengetahuan untuk menguji hipotesa yang telah dibuat. Bagian lain dari sistem pakar adalah working memory dan Explanation mechanism. Working memory adalah tempat penyimpanan data fakta yang dibutuhkan oleh Rule Based Reasoning seperti rules yang sudah ditentukan. Explanation mechanism Merupakan penjelasan berdasarkan sebuah kesimpulan dari hasil yang telah dicapai motor inferensi. Penjelasan tersebut biasanya menerangkan sebuah pembenaran bagaimana sebuah kesimpulan dapat ditarik. 1.2 Rule Based Reasoning dan Case Based Reasoning Rule Based Reasoning (RBR) merupakan aturan-aturan logis di mana setiap aturannya didapat dari studi literatur dan informasi dari ahli tanpa melihat kasus yang dihadapi. Selain itu ada beberapa cara alternatif untuk memperoleh aturan tersebut menggunakan metode pembelajaran mesin berdasarkan data empiris yang ada[9]. Satu aturan direpresentasikan dengan: IF <kondisi> THEN <kesimpulan>, di mana setiap kondisi-kondisi dari aturan ke aturan yang lainnya terhubung satu dengan yang lain melalui penghubung logika seperti penghubung dan, atau, negasi, serta penghubung lainnya membentuk sebuah fungsi logis. Implementasi Rule Based Reasoning akan dilakukan saat pencocokan gejala pasien yang terindikasi gejala penyakit. Gejala-gejala tersebut dicocokan dengan literatur berklausa if, dan mendapatkan output binaryyang nantinya akan dilihat kecocokannya antara penyakit satu dengan penyakit lainnya. Case Based Reasoning (CBR) adalah salah satu penyelesaian masalah, di mana masalah tersebut diselesaikan dengan melihat pola atau keadaan yang telah terjadi sebelumnya. Secara formal, CBR mempunyai 4 langkah utama, 220

3 yaitu: retrieve, reuse, revise, dan retain. Pada langkah retrieve, kasus yang sebenarnya terjadi diambil. Sebuah kasus terdiri dari permasalahan, solusi dan langkah-langkah bagaimana permasalahan dapat dipecahkan. Permasalahan tersebut mempunyai pola dasar untuk memecahkan masalah yang nantinya bisa dipakai lagi jika menemukan masalah yang mirip dengan masalah ini nantinya. Kemudian pada langkah reuse, kasus yang sudah ada digunakan kembali, dengan cara menyesuaikan masalah dengan keadaan yang terjadi saat ini sehingga permasalahan saat ini mandapatkan solusi yang tepat. Setelah solusi diuji dan kurang memuaskan, solusi akan direvisi sampai menemukan solusi yang diinginkan pada langkah revise. Langkah terakhir adalah retain, di mana kasus akan disimpan bersamaan dengan solusi dan langkah pengerjaannya. Dengan demikian, jika ada permasalahan yang mirip dengan kasus tersebut, solusinya sudah ditemukan. Implementasi Case Based Reasoning akan dilakukan saat pencocokan gejala pasien yang terindikasi gejala penyakit. Gejala-gejala tersebut dicocokan dengan kasus-kasus sebelumnya dimana kasus tersebut dikumpulkan sebagai binary point,hasil dari Case Based Reasoning ini akan mengeluarkan output binaryyang nantinya akan dilihat kecocokannya antara penyakit satu dengan penyakit lainnya. 1.3 Pengukuran Similaritas Pengukuran similaritas digunakan sebagai alat dalam basis data seperti clustering dan anova, yang memiliki dua komponen utama pada molekul representasi dan kesamaan koefisien. Pengukuran similaritas merupakan pengambilan fungsi sepasang titik dimana akan ada titik balik pengembalian dari kesamaan nilai [5]. Adapun nilai yang dihasilkan dari pengukuran similaritas adalah nilai similaritas. Nilai similaritas adalah persepsi yang menganut pada satu set prinsip-prinsip yang kesamaannya dapat diterima. Nilai kesamaan merepresentasikan seberapa dekat jarak suatu titik dengan titik lainnya. Terdapat beberapa jenis pengukuran similaritas, di antaranya adalah : jaccard similarity, hamming similarity, dan cosine similarity. Jaccard adalah suatu indeks yang menunjukkan derajat kesamaan antara suatu himpunan set data dengan himpunan set data yang lain. Dengan demikian nilai dari jaccard dapat diperoleh dari nilai irisan dari kedua himpunan dibagi dengan nilai gabungannya. Berikut rumus umum Jaccard Similarity: A: Himpunan A B: Himpunan B A B: Irisan himpunan A dengan B AUB: Gabungan himpunan A dengan B Sementara Hamming Distance adalah penomoran yang digunakan untuk menunjukkan perbedaan antara dua string biner, yang merupakan sebagian kecil dari satu set yag lebih luas dari formula yang digunakan dalam analisis informasi. Secara khusus, formula Hamming yang memungkinkan komputer untuk mendeteksi dan mengoreksi kesalahan sendiri [6]. Hamming biasanya digunakan jika suatu string mempunyai panjang yang sama. Setiap karakter yang berbeda pada posisi yang sama, nilai dari Hamming ini akan bertambah. Contoh, String pada ramen dan ramon mempunyai nilai Hamming satu. Hal ini dikarenakan karakter e pada pada kata ramen berbeda dengan kata ramon di posisi yang sama. Pengukuran kesamaan selanjutnya yang cukup populer adalah Cosine Similarity. Cosine menghitung nilai kosinus sudut antara 2 vektor, yang dalam hal ini text atau biner, dapat dilihat pada formula (2). Ukuran ini biasa dipakai dalam Information Retrieval, Machine Learning dan Klasifikasi Data Mining. (1) Nilai yang dihasilkan oleh Cosine Similarity berkisar antara 0 sampai 1, semakin besar nilainya maka sudut yang dihasilkan kedua vektor semakin kecil, semakin kecil sudut yang dihasilkan, semakin mirip teks yang dibandingkan [7]. 1.4 Iterative Dichotomiser 3 (ID3) (2) 221

4 Iterative Dichotomiser 3 (ID3) merupakan sebuah metode yang digunakan untuk membangkitkan pohon keputusan. Algoritma pada metode ini berbasis Occam s razor, yaitu lebih memilih pohon keputusan yang lebih kecil dibanding yang lebih besar. Tetapi tidak dapat selalu menghasilkan pohon keputusan yang paling kecil dan karena itu Occam s razor bersifat heuristik. Occams s razor diformalisasi menggunakan konsep dari entropi informasi [8]. ID3 menggunakan rumus entropi, yaitu sebuah ukuran untuk mengukur ketidaktentuan dari keseluruhan data set. Hasil dari entropi akan digunakan untuk menghitung gain information di tiap kolom. Formula entropi dapat dilihat pada formula (3). (3) Sedangkan formula gain information dapat dilihat pada formula (4). Pemilihan root pada ID3 dimulai dari mencari entropi dari suatu dataset, setelah itu nilai entropi digunakan untuk menghitung gain information tiap kolom. Kolom yang mempunyai nilai gain information paling besar akan dipilih menjadi root. Kolom yang menjadi akar dari ID3 disortir berdasarkan nilai kepositifannya. Nilai kepositifan dari kolom tersebut bergantung pada nilai entropi, jika nilai entropi tidak bernilai nol, maka iterasi pembuatan tree tetap dilanjutkan tanpa mengikutsertakan kolom akar. Pembuatan tree ini akan tetap berlangsung hingga entropi bernilai nol. 2. Implementasi dan Analisis Hasil 2.1 Dataset Pada sistem pakar ini, pengujian akan menggunakan 3 buah dataset, yaitu : 1. Dataset kasus Dataset ini digunakan sebagai knowledge base pada Case Based Reasoning untuk mendeteksi penyakit yang ada pada pasien. Data yang berjumlah 105 buah ini mencakup keseluruhan penyakit yang dapat dideteksi oleh sistem. 2. Dataset penyebab Tabel 1. Hasil Pengujian Skenario 1 Diagnosis Benar Diagnosis Salah Akurasi ,25% Tabel 2: Hasil Pengujian Skenario 2 Diagnosis Benar Diagnosis Salah Akurasi ,75% Dataset ini digunakan sebagai knowledge base pada Case Based Reasoning untuk mendeteksi penyebab dari munculnya penyakit. Data ini berjumlah 34 buah mencakup 9 jenis penyebab yang dapat dideteksi sistem. 3. Dataset pengujian Dataset ini digunakan untuk menguji sistem apakah dapat mendeteksi penyakit dan penyebab dengan benar. Data ini berjumlah 80 buah, mencakup keseluruhan penyakit dan penyebabnya. 2.2 Skenario Pengujian Pengujian dilakukan untuk mengetahui performa sistem pakar yang sudah dibuat dan mengukur akurasi dalam mendeteksi penyakit dan penyebabnya. Akurasi dapat dihitung dari jumlah hasil diagnosis skenario pengujian dibandingkan dengan jumlah kasus pengujian. Hasil diagnosis yang diambil merupakan hasil diagnosis yang memiliki similarity value lima terbaik. Hasil diagnosis dianggap benar ketika solusi penyakit dan penyebab yang di dapat dari hasil pengujian sama dengan data, sedangkan hasil diagnosis dianggap salah ketika hasil diagnosis salah, tidak masuk ke dalam kategori lima terbaik, atau tidak muncul sama sekali. Dalam penelitian, pengujian dilakukan ke dalam 6 skenario, yaitu : (4) 222

5 1. Implementasi sistem pakar menggunakan Rule Based Reasoning (RBR) menggunakan rule bedasarkan hasil wawancara. 2. Implementasi sistem pakar menggunakan Rule Based Reasoning (RBR) menggunakan rule bedasarkan hasil pembuatan ID3 decision tree. 3. Implementasi sistem pakar menggunakan Hybrid Rule Based Case Based Reasoning dengan Jaccard similarity. 4. Implementasi sistem pakar menggunakan Hybrid Rule Based Case Based Reasoning dengan Hamming similarity. 5. Implementasi sistem pakar menggunakan Hybrid Rule Based Case Based Reasoning dengan Cosine similarity. 6. Implementasi Case Based Reasoning dalam mendeteksi penyebab. Skenario tersebut menggunakan data uji sebanyak 80 buah yang berisi data gejala, penyakit dan penyebabnya. Data gejala yang berisi 60 buah nilai biner. nol (0) merepresentasikan bahwa pasien tidak memiliki gejala tersebut dan satu (1) merepresentasikan bahwa pasien memiliki gejala tersebut. 2.3 Analisis Hasil Pengujian Pada skenario pertama, data uji dicocokkan dengan rule yang sudah dibuat berdasarkan hasil wawancara dengan drg. Hidayati. Sebuah kasus dianggap benar ketika hasil diagnosis yang muncul sama dengan data uji dan kasus benilai salah ketika hasil diagnosis yang muncul berbeda dengan data uji atau tidak muncul. Hasil pengujian dari skenario pertama dapat dilihat pada Tabel 1. Banyaknya diagnosis bernilai salah dikarenakan rule yang dibuat berdasarkan hasil dari wawancara, sebuah penyakit mempunyai gejala yang detail. Hal ini membuat suatu kasus pasti bernilai salah jika ada salah satu yang tidak memenuhi rule yang dibuat. Dengan demikian akurasi dari skenario ini menempati urutan paling kecil diantara skenario lain, bernilai 36,25%. Pengujian pada skenario kedua dilakukan untuk mengetahui dan mengukur performa sistem pakar jika hanya memakai Rule Based Reasoning saja seperti yang dilakukan pada skenario pertama. Namun pada skenario ini, data uji akan dicocokkan dengan rule yang sudah dibuat menggunakan ID3. Kasus dianggap benar ketika hasil diagnosis yang muncul sama dengan data uji dan kasus benilai salah ketika hasil diagnosis yang muncul berbeda dengan data uji atau tidak muncul. Hasil pengujian dari skenario kedua dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil pengujian menunjukkan peningkatan dari skenario 1 walaupun hasil diagnosis salah masih terlihat banyak dan jauh dari ekspektasi. Banyaknya diagnosis yang bernilai salah disebabkan karena rule yang dibuat berdasarkan pohon keputusan ID3 memiliki data pembelajaran yang kurang banyak. Hal ini membuat pohon yang dihasilkan kurang spesifik. Selain itu, Rule Based Reasoning hanya menghasilkan satu solusi pada tiap inputnya. Kemudian pengujian pada skenario 3 dilakukan untuk mengetahui dan mengukur performa sistem pakar jika memakai Hybrid Rule Based-Case Based Reasoning dengan menggunakan Jaccard similarity pada Case Based Reasoning. Pengujian kali dilakukan empat kali, dengan empat nilai batasan yang berbeda berdasarkan nilai toleransi gejala yang berbeda dalam satu kasus. Hal ini dilakukan untuk menyaring solusi yang muncul. Berdasarkan Tabel 3. Hasil Pengujian Skenario 3 No Nilai batasan Diagnosis benar Diagnosis salah Akurasi % % % % Tabel 4. Hasil Pengujian Skenario 4 No Nilai batasan Diagnosis benar Diagnosis salah Akurasi % % % % Tabel 5. Hasil Pengujian Skenario 5 223

6 No Nilai batasan Diagnosis benar Diagnosis salah Akurasi ,25% % % % Tabel 6. Hasil Pengujian Skenario 6 No Similarity Diagnosis benar Diagnosis salah Akurasi 1 Jaccard ,75% 2 Hamming ,75% 3 Cosine ,75% hasil pengujian tersebut, dapat dilihat bahwa metode Hybrid pada pengujian ini mendapatkan diagnosis benar lebih besar dibandingkan metode Rule Based Reasoning sendiri. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 3. Hal ini dikarenakan metode Hybrid saling memberikan solusi sehingga pemilihan solusi jadi lebih banyak dibandingkan metode yang berdiri sendiri. Pada pengujian skenario keempat, diimplementasikan Hybrid Rule Based-Case Based Reasoning dengan menggunakan Hamming similarity pada Case Based Reasoning. Pengujian kali dilakukan empat kali, dengan empat nilai batasan yang berbeda berdasarkan nilai toleransi gejala yang berbeda. Asumsi ini ditetapkan karena untuk Hamming similarity, setiap satu data yang berbeda akan ditambah nilainya sehingga dalam kasus ini setiap satu data yang berbeda akan ditambah 1. Hasil pengujian pada skenario keempat dapat dilihat pada Tabel 4. Dapat dilihat bahwa hasil pengujian skenario 3 dengan skenario 4 ini tidak jauh berbeda. Skenario berikutnya yaitu dengan menggunakan cosine similarity, juga dilakukan empat kali, dengan empat nilai batasan yang berbeda. Keempat nilai ini muncul karena pada Cosine Similarity, nilai similarity tidak hanya bergantung pada kemiripan datanya saja, namun juga banyaknya data yang diinputkan nantinya. Hasil pengujian dari skenario kelima dapat dilihat pada Tabel 5. Hasil pengujian skenario terakhir untuk mengetahui dan mengukur performa sistem pakar jika memakai Case Based Reasoning untuk mendeteksi penyebab penyakit pada pasien dapat dilihat pada Tabel 6. Pengujian dilakukan tiga kali, dengan tiga metode pengukuran kesamaan yang berbeda, yaitu Jaccard, Hamming dan Cosine Similarity. Hasil diagnosis yang muncul didapat dari nilai similarity yang terbaik.berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan pada sistem pakar menggunakan Case Based Reasoning dalam mendeteksi penyebab, bisa dilihat bahwa Case Based Reasoning dengan Cosine Similarity memiliki nilai lebih besar dibandingkan metode Similarity lainnya. Hal ini berbanding terbalik dengan skenario-skenario sebelumnya yang memperlihatkan akurasi Cosine Similarity lebih rendah dibandingkan Jaccard Similarity dan Hamming Similarity. Tingginya akurasi Cosine Similarity disini membuktikan bahwa Cosine Similarity tergolong lebih handal dalam memproses suatu kasus persamaan. Berbeda dengan Jaccard Similarity dan Hamming Similarity yang hanya dipengaruhi pada banyaknya gejala yang sama, Cosine Similarity juga dipengaruhi oleh banyaknya inputan gejala yang dimasukkan user. Hal ini membuat Cosine Similarity menghasilkan nilai yang lebih variatif. 3. Kesimpulan Berdasarkan pengujian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Rule Based Reasoning menggunakan ID3 mempunyai akurasi lebih baik dibandingkan Rule Based Reasoning menggunakan hasil wawancara. Hal ini dikarenakan hasil wawancara mempunyai rule dengan gejala yang lebih detail dibandingkan menggunakan ID3 yang menyederhanakan pohon keputusan. Kemudian sistem pakar dengan menggunakan metode Hybrid Rule Based-Case Based Reasoning memiliki akurasi lebih tinggi dibandingkan sistem pakar dengan metode Rule Based Reasoning saja. Hal ini dikarenakan solusi yang dimunculkan metode Hybrid Rule Based-Case Based Reasoning lebih banyak dibandingkan dengan Rule Based Reasoning sendiri sehingga solusi yang akan dipilih lebih banyak. Yang terakhir adalah Cosine Similarity memiliki akurasi lebih tinggi dibandingkan dengan Jaccard Similarity dan Hamming Similarity. Hal ini dikarenakan faktor yang mempengaruhi Cosine Similarity tidak hanya jumlah gejala yang sama, namun juga banyaknya gejala yang diinputkan oleh user sehingga nilai yang dihasilkan lebih variatif. 224

7 Untuk pengembangan selanjutnya dapat dilakukan penambahan data untuk pembuatan rule pada Rule Based Reasoning dengan ID3 sehingga pohon keputusan yang terbentuk lebih akurat. Hal serupa juga dapat dilakukan pada metode Case Based Reasoning, yaitu penambahan case. Kemudian pemilihan data untuk tiap penyakit diharapkan merata sehingga tidak timpang antara penyakit satu dan penyakit lain. Dan yang terakhir adalah penentuan lebih lanjut pada nilai batasan pada Cosine Similarity di pengujian agar solusi yang muncul lebih banyak. Daftar Pustaka: [1] Phuong, N.H., Prasad, Nadipuram R., Hung, Dang H., Drake, Jeffery T. Approach to Combining Case Based Reasoning with Rule Based Reasoning for Lung Disease Diagnosis. IFSA World Congress and 20th NAFIPS International Conference [2] Prentzas, J., Hatzilygeroudis, L. Categorizing Approaches Combining Rule-Based And Case-Based Reasoning. The Authors: Journal Compilations [3] Kumar, S., Raj, Dharm. A Contemporary Approach to hybrid Expert System. International Conference on Computer & Comunication Technology [4] Tiwari, M., Mishra, B. Application of Cluster Analysis in Expert System A Brief Survey. IJCSI International Journal of Computer Science Issues Vol [5] Ali, Yahya Ali Abdelrahman. Fusion of Similarity Measures Using Genetic Algorithm for Searching Chemical Database. Universiti Teknologi Malaysia [6] Kulsh Restha, Anunay. On the Hamming distance between base-n representations of whole numbers. Delhi Public School, Dwarka [7] Qian, Gang., Sural, Shamik., Gu, Yuelong., Pramanik, Sakti. Similarity between Euclidean and cosine angle distance for nearest neighbor queries. Michigan State University [8] Setiawan, Bambang. Perancangan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) untuk Menentukaan kelaiklautan Kapal

BAB I PENDAHULUAN 1BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit gigi merupakan salah satu penyakit yang dapat menyerang semua orang, namun di sisi lain jumlah dokter gigi di Indonesia masih sangat sedikit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit yang berbahaya dan penyebab kematian nomor satu di dunia jika tidak ditangani dengan baik. Di Indonesia

Lebih terperinci

Steven Tryadi Edijanto, Leo Willyanto Santoso, Alexander Setiawan Portal Garuda. Published date : 14 Aug 2015

Steven Tryadi Edijanto, Leo Willyanto Santoso, Alexander Setiawan Portal Garuda. Published date : 14 Aug 2015 Steven Tryadi Edijanto, Leo Willyanto Santoso, Alexander Setiawan Portal Garuda Published date : 14 Aug 2015 Penanganan agar gigi sehat Musuh utama pada gigi yakni Plak Disebabkan oleh Latar Belakang 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu hewan ternak yang paling banyak diternakkan adalah unggas. Unggas memberikan banyak manfaat dan keuntungan, antara lain dapat dimanfaatkan dagingnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Paru-paru sebagai pompa satu-satunya untuk sistem pernapasan adalah organ yang sangat penting bagi berlangsungnya kehidupan. Namun masih banyak orang yang kurang peduli

Lebih terperinci

MODEL HEURISTIK. Capaian Pembelajaran. N. Tri Suswanto Saptadi

MODEL HEURISTIK. Capaian Pembelajaran. N. Tri Suswanto Saptadi 1 MODEL HEURISTIK N. Tri Suswanto Saptadi 2 Capaian Pembelajaran Mahasiswa dapat memahami dan mampu mengaplikasikan model Heuristik untuk menyelesaikan masalah dengan pencarian solusi terbaik. 1 3 Model

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan ilmu komputer semakin meluas ke berbagai bidang, salah satunya di bidang kesehatan. Hal ini mendorong para ahli untuk semakin mengembangkan komputer agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 Gizi buruk merupakan status kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi, atau nutrisinya di bawah standar. Gizi buruk banyak dialami oleh bayi dibawah lima tahun (balita).

Lebih terperinci

CASE-BASED REASONING (CBR) PADA SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN SINGKONG DALAM USAHA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TANAMAN PANGAN

CASE-BASED REASONING (CBR) PADA SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN SINGKONG DALAM USAHA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TANAMAN PANGAN CASE-BASED REASONING (CBR) PADA SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN SINGKONG DALAM USAHA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TANAMAN PANGAN Oleh: Minarni, Indra Warman, Wenda Handayani Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan Volume 05, No.03 (2017), hal ISSN : X

Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan Volume 05, No.03 (2017), hal ISSN : X IMPLEMENTASI CASE BASED REASONING SISTEM DIAGNOSA PENYAKIT ANAK BERBASIS WEB Tri Rezki Maulidia 1, Tedy Rismawan 2, Syamsul Bahri 3 1,2,3 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

Expert System. Siapakah pakar/ahli. Pakar VS Sistem Pakar. Definisi

Expert System. Siapakah pakar/ahli. Pakar VS Sistem Pakar. Definisi Siapakah pakar/ahli Expert System Seorang pakar atau ahli adalah: seorang individu yang memiliki kemampuan pemahaman superior dari suatu masalah By: Uro Abdulrohim, S.Kom, MT Definisi Program komputer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hewan ternak ayam memiliki banyak manfaatnya seperti telur dan dagingnya tidak terlepas dari kebutuhan konsumsi sehari-hari. Namun, ada permasalahan utama yang hampir

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penyakit demam dengue atau demam berdarah merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegepty dan Aedes albopictus

Lebih terperinci

Pengetahuan 2.Basis data 3.Mesin Inferensi 4.Antarmuka pemakai (user. (code base skill implemetation), menggunakan teknik-teknik tertentu dengan

Pengetahuan 2.Basis data 3.Mesin Inferensi 4.Antarmuka pemakai (user. (code base skill implemetation), menggunakan teknik-teknik tertentu dengan Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Pakar Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengapdosi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti

Lebih terperinci

2/22/2017 IDE DASAR PENGANTAR SISTEM PAKAR MODEL SISTEM PAKAR APLIKASI KECERDASAN BUATAN

2/22/2017 IDE DASAR PENGANTAR SISTEM PAKAR MODEL SISTEM PAKAR APLIKASI KECERDASAN BUATAN APLIKASI KECERDASAN BUATAN PENGANTAR SISTEM PAKAR Shinta P. Sari Prodi. Informatika Fasilkom UIGM, 2017 Definisi : Sebuah program komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah

Lebih terperinci

EXPERT SYSTEM DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE UNTUK DIAGNOSA DINI PENYAKIT-PENYAKIT HEWAN TERNAK DAN UNGGAS

EXPERT SYSTEM DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE UNTUK DIAGNOSA DINI PENYAKIT-PENYAKIT HEWAN TERNAK DAN UNGGAS EXPERT SYSTEM DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE UNTUK DIAGNOSA DINI PENYAKIT-PENYAKIT HEWAN TERNAK DAN UNGGAS Agus Sasmito Aribowo Teknik Informatika. UPN Veteran Yogyakarta Jl. Babarsari no 2 Tambakbayan 55281

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI CASE BASED REASONING UNTUK SISTEM DIAGNOSIS PENYAKIT ANJING

IMPLEMENTASI CASE BASED REASONING UNTUK SISTEM DIAGNOSIS PENYAKIT ANJING IMPLEMENTASI CASE BASED REASONING UNTUK SISTEM DIAGNOSIS PENYAKIT ANJING Fransica Octaviani S. (1) Joko Purwadi (2) Rosa Delima (3) foctas@yahoo.com jokop@ukdw.ac.id rosa@ukdw.ac.id Abstraksi Penalaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan diderita. Setiap orang wajib menjaga kesehatannya masing-masing, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. akan diderita. Setiap orang wajib menjaga kesehatannya masing-masing, tetapi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Suatu gejala penyakit dapat merupakan indikasi dari suatu penyakit yang akan diderita. Setiap orang wajib menjaga kesehatannya masing-masing, tetapi pada kenyataannya

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER 1 Yasidah Nur Istiqomah (07018047), 2 Abdul Fadlil (0510076701) 1 Program Studi Teknik Informatika 2 Program

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pakar Pendiagnosa Penyakit Paru-Paru Menggunakan Metode Case Based Reasoning

Rancang Bangun Sistem Pakar Pendiagnosa Penyakit Paru-Paru Menggunakan Metode Case Based Reasoning Rancang Bangun Sistem Pakar Pendiagnosa Penyakit Paru-Paru Menggunakan Metode Case Based Reasoning Diki Andita Kusuma 1, Chairani 2 1,2 Jurusan Teknik Informatika, IBI Darmajaya 1,2 Jl. A. Pagar Alam,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan,

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan, BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Kecerdasan Buatan Kecerdasan buatan adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Inggris yaitu Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan, sedangkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SYSTEM PAKAR GENERIC MENGGUNAKAN BINARY TREE

PERANCANGAN SYSTEM PAKAR GENERIC MENGGUNAKAN BINARY TREE PERANCANGAN SYSTEM PAKAR GENERIC MENGGUNAKAN BINARY TREE Luky Agus Hermanto, ST., MT. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Jl. Arif Rahman Hakim

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING Sry Yunarti Program Studi Sistem Informasi STMIK Profesional Makassar yeye_rumbu@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Case-Based Reasoning Untuk Diagnosa Penyakit Respirologi Anak Menggunakan Similaritas Simple Mathcing Coefficient

Case-Based Reasoning Untuk Diagnosa Penyakit Respirologi Anak Menggunakan Similaritas Simple Mathcing Coefficient 17 Case-Based Reasoning Untuk Diagnosa Penyakit Respirologi Anak Menggunakan Similaritas Simple Mathcing Coefficient Tursina Prodi Teknik Informatika, Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Jl. Ahmad

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE BASE MENGGUNAKAN PROBABILITAS BAYES DAN MESIN INFERENSI FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE BASE MENGGUNAKAN PROBABILITAS BAYES DAN MESIN INFERENSI FORWARD CHAINING SISTEM PAKAR DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE BASE MENGGUNAKAN PROBABILITAS BAYES DAN MESIN INFERENSI FORWARD CHAINING Agus Sasmito Aribowo 1), Siti Khomsah 2) 1) Teknik Informatika. UPN Veteran Yogyakarta Jl.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Empiris Ada beberapa penelitian terkait yang pernah dilakukan mengenai Penerapan Metode Probabilitas Bayesian dan Nearest Neighbour dalam Sistem Pakar Berbasis Case

Lebih terperinci

TAKARIR. data atau informasi dan transformasi data yang bergerak dari pemasukan data hingga ke keluaran. Database

TAKARIR. data atau informasi dan transformasi data yang bergerak dari pemasukan data hingga ke keluaran. Database TAKARIR artificial intelligence backward chaining Data Flow Diagram (DFD) Database Decision Tree expert system forward chaining Flowchart Hardware Input Interface knowladge base Login Logout Output kecerdasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks. Hal ini yang

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks. Hal ini yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan komputer dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks. Hal ini yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perkembangan komputer dewasa ini telah mengalami banyak perubahan yang sangat pesat, seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks. Komputer yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. commit to user digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, dengan produk unggulan pertanian adalah padi.

Lebih terperinci

RANCANGAN CASE-BASED REASONING MENGGUNAKAN SORENSON COEFFICIENT

RANCANGAN CASE-BASED REASONING MENGGUNAKAN SORENSON COEFFICIENT RANCANGAN CASE-BASED REASONING MENGGUNAKAN SORENSON COEFFICIENT Murien Nugraheni Program Studi Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Jl. Prof. Dr. Soepomo, S.H., Warungboto, Janturan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Faktor keterbatasan biaya menjadikan sebagian masyarakat tidak mampu membawa anggota keluarganya berobat ke dokter. Selain itu, banyak orang beranggapan bahwa penggunaan tanaman

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR. Entin Martiana Jurusan Teknik Informatika - PENS

SISTEM PAKAR. Entin Martiana Jurusan Teknik Informatika - PENS SISTEM PAKAR Entin Martiana Jurusan Teknik Informatika - PENS Defenisi Sistem Pakar 1. Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengapdosi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Kulit Penyakit kulit adalah penyakit infeksi yang paling umum, terjadi pada orang-orang dari segala usia. Gangguan pada kulit sering terjadi karena ada faktor peyebabnya,

Lebih terperinci

PENENTUAN PENANGANAN KERUSAKAN MESIN PRODUKSI RESLETING DI PT. HERO TOP ZIP MENGGUNAKAN CASE BASED REASONING DAN SORENSEN COEFFICIENT

PENENTUAN PENANGANAN KERUSAKAN MESIN PRODUKSI RESLETING DI PT. HERO TOP ZIP MENGGUNAKAN CASE BASED REASONING DAN SORENSEN COEFFICIENT Penentuan Penanganan Kerusakan Mesin Produksi Resleting (Prakasa dkk.) PENENTUAN PENANGANAN KERUSAKAN MESIN PRODUKSI RESLETING DI PT. HERO TOP ZIP MENGGUNAKAN CASE BASED REASONING DAN SORENSEN COEFFICIENT

Lebih terperinci

METODE PENALARAN SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN MODEL HIBRID FUZZY DEMPSTER SHAFER UNTUK IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN JAGUNG

METODE PENALARAN SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN MODEL HIBRID FUZZY DEMPSTER SHAFER UNTUK IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN JAGUNG METODE PENALARAN SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN MODEL HIBRID FUZZY DEMPSTER SHAFER UNTUK IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN JAGUNG Nurmahaludin (1), Gunawan Rudi Cahyono (1) mahaludin@poliban.ac.id (1),

Lebih terperinci

CASE BASED REASONING MENENTUKAN KELOMPOK UKT (STUDI UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA)

CASE BASED REASONING MENENTUKAN KELOMPOK UKT (STUDI UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA) CASE BASED REASONING MENENTUKAN KELOMPOK UKT (STUDI UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA) Muh. Nurtanzis Sutoyo 1), Andi Tenri Sumpala 2) 1)2) Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, USN Kolaka

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 3269

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 3269 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 3269 ANALISIS DAN IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR DENGAN METODE CASE BASED REASONING DAN RULE BASED REASONING (STUDI KASUS: DIAGNOSIS

Lebih terperinci

Implementasi Case Base Reasoning Untuk Mendiagnosa Penyakit Gigi dan Mulut Implementation of Case-Based Reasoning for Diagnosing Oral Disease

Implementasi Case Base Reasoning Untuk Mendiagnosa Penyakit Gigi dan Mulut Implementation of Case-Based Reasoning for Diagnosing Oral Disease Implementasi Case Base Reasoning Untuk Mendiagnosa Penyakit Gigi dan Mulut Implementation of Case-Based Reasoning for Diagnosing Oral Disease Fryda Fatmayati* 1, Kusrini 2, Emha Taufiq Lutfi 3 Magister

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tren dan pola gaya hidup selalu mengalami perubahan seiring perkembangan zaman. Perubahan pola hidup sangat berpengaruh terhadap kesehatan dan peningkatan penyakit.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mulut merupakan bagian dari organ pencernaan yang berfungsi sebagai jalan utama masuknya segala jenis asupan makanan. Mulut juga berfungsi sebagai komponen

Lebih terperinci

Feriani A. Tarigan Jurusan Sistem Informasi STMIK TIME Jln. Merbabu No. 32 AA-BB Medan

Feriani A. Tarigan Jurusan Sistem Informasi STMIK TIME Jln. Merbabu No. 32 AA-BB Medan Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Ginjal dengan Metode Backward Chaining Feriani A. Tarigan Jurusan Sistem Informasi STMIK TIME Jln. Merbabu No. 32 AA-BB Medan Abstrak Sistem pakar adalah sistem berbasis

Lebih terperinci

SISTEM PENENTUAN PEMASANGAN SALURAN AIR PDAM KOTA CIMAHI DENGAN MENGGUNAKAN CBR DAN ALGORITMA NEAREST NEIGHBORS

SISTEM PENENTUAN PEMASANGAN SALURAN AIR PDAM KOTA CIMAHI DENGAN MENGGUNAKAN CBR DAN ALGORITMA NEAREST NEIGHBORS SISTEM PENENTUAN PEMASANGAN SALURAN AIR PDAM KOTA CIMAHI DENGAN MENGGUNAKAN CBR DAN ALGORITMA NEAREST NEIGHBORS ABSTRAKS Feri Frasetiyono 1, Gunawan Abdillah 2, Asep Id Hadiana 3 Program Studi Informatika,

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR 20 BAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR

BAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR 20 BAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR SISTEM PAKAR 20 BAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR 3.1 Sistem Pakar Sistem pakar adalah suatu program komputer cerdas yang menggunakan knowledge (pengetahuan) dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menjaga kesehatan gigi dan mulut sangat penting, sebab saraf gigi berhubungan dan berpengaruh dengan saraf organ tubuh lain sehingga kesehatan gigi dapat berpengaruh

Lebih terperinci

Definisi Keuntungan dan kelemahan Konsep Dasar Bentuk dan Struktur Sistem Basis Pengetahuan Metode Inferensi Ciri-ciri Aplikasi dan Pengembangannya

Definisi Keuntungan dan kelemahan Konsep Dasar Bentuk dan Struktur Sistem Basis Pengetahuan Metode Inferensi Ciri-ciri Aplikasi dan Pengembangannya Sistem Pakar Definisi Keuntungan dan kelemahan Konsep Dasar Bentuk dan Struktur Sistem Basis Pengetahuan Metode Inferensi Ciri-ciri Aplikasi dan Pengembangannya Referensi Giarrantano, J. and G.Riley bab

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING 1 Diah Malis Oktaviani (0089), 2 Tita Puspitasari (0365) Program Studi Teknik Informatika Universitas

Lebih terperinci

Sistem Berbasis Pengetahuan. Program Studi Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Putra Indonesia YPTK Padang

Sistem Berbasis Pengetahuan. Program Studi Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Sistem Berbasis Pengetahuan Program Studi Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Rule sebagai Teknik Representasi Pengetahuan Syntax Rule : IF E THEN H E : Evidence

Lebih terperinci

Implementasi Metode Forward Chaining untuk Mendiagnosa PenyebabPenyakit Tanaman Singkong

Implementasi Metode Forward Chaining untuk Mendiagnosa PenyebabPenyakit Tanaman Singkong EnJOI, Vol.1, No.1, Januari 2016, pp. 22~28 ISSN: 2502-2237 22 Implementasi Metode Forward Chaining untuk Mendiagnosa PenyebabPenyakit Tanaman Singkong Iluh Dewi Sari *1, Ade Irna 2, Andi Tenri Sumpala

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR PENDETEKSI PENYAKIT PADA KUCING DENGAN METODE CASE BASED REASONING DAN CERTAINTY FACTOR BERBASIS ANDROID

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR PENDETEKSI PENYAKIT PADA KUCING DENGAN METODE CASE BASED REASONING DAN CERTAINTY FACTOR BERBASIS ANDROID Volume 3, Edisi 2, Februari 2017 PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR PENDETEKSI PENYAKIT PADA KUCING DENGAN METODE CASE BASED REASONING DAN CERTAINTY FACTOR BERBASIS ANDROID Galuh Gupita 1, Budi Harijanto 2, Yuri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ayam seperti halnya hewan lain juga tidak terlepas dari serangan penyakit. Antisipasi untuk mencegah dan mengenali gejala penyakit yang berbahaya sangatlah penting.

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM PAKAR DENGAN METODE FORWARD CHAINING DAN HETEROASSOCOATIVE MEMORY UNTUK MENDETEKSI TINGKAT DEPRESI SESEORANG

RANCANGAN SISTEM PAKAR DENGAN METODE FORWARD CHAINING DAN HETEROASSOCOATIVE MEMORY UNTUK MENDETEKSI TINGKAT DEPRESI SESEORANG RANCANGAN SISTEM PAKAR DENGAN METODE FORWARD CHAINING DAN HETEROASSOCOATIVE MEMORY UNTUK MENDETEKSI TINGKAT DEPRESI SESEORANG Jasmir, S.Kom, M.Kom Dosen tetap STIKOM Dinamika Bangsa Jambi Abstrak Depresi

Lebih terperinci

Rima Nurasmi Program Studi Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan ABSTRAK

Rima Nurasmi Program Studi Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan ABSTRAK IMPLEMENTASI CASE BASE REASONING PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KESEHATAN UNTUK PENANGANAN DINI PADA KECELAKAAN DENGAN METODE HERBAL Studi Kasus Dalam Rumah Tangga Rima Nurasmi Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK PERTOLONGAN PERTAMA MENDIAGNOSA DEMAM Shela Shelina Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Pondok Cina, Depok 164

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK PERTOLONGAN PERTAMA MENDIAGNOSA DEMAM Shela Shelina Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Pondok Cina, Depok 164 EXPERT SYSTEM APPLICATION FOR FIRST AID DIAGNOSE FEVER Shela Shelina Undergraduate Program, Information Systems Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id Keywords: Expert System, General Disease

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komputer adalah internet atau International Networking merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. komputer adalah internet atau International Networking merupakan sarana 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan teknologi komputer mengalami kemajuan yang sangat pesat. Salah satu sarana pendukung dalam kemajuan teknologi komputer adalah internet

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KLINIS UNTUK MENGEFISIENKAN DIAGNOSA PENYAKIT KEJIWAAN MENGGUNAKAN CASE BASED REASONING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KLINIS UNTUK MENGEFISIENKAN DIAGNOSA PENYAKIT KEJIWAAN MENGGUNAKAN CASE BASED REASONING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KLINIS UNTUK MENGEFISIENKAN DIAGNOSA PENYAKIT KEJIWAAN MENGGUNAKAN CASE BASED REASONING 1 Nur Kahfi Ibrahim, 2 Sri Winiarti (0516127501) 1,2 Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Thyroid adalah kelenjar endokrin manusia berbentuk menyerupai kupu-kupu yang terletak di bagian leher. Namun, kelenjar kecil yang memiliki fungsi yang signifikan bagi

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE FORWARD CHAINING PADA PERANCANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS AWAL DEMAM BERDARAH

PENERAPAN METODE FORWARD CHAINING PADA PERANCANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS AWAL DEMAM BERDARAH PENERAPAN METODE FORWARD CHAINING PADA PERANCANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS AWAL DEMAM BERDARAH [1] Sri Lestanti, [2] Sabitul Kirom, dan [3] Dini Kustiari [1],[2,[3] Universitas Islam Balitar Abstrak: Demam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi secara keseluruhan sangat ditentukan oleh pemilihan jenis perlengkapan

BAB I PENDAHULUAN. produksi secara keseluruhan sangat ditentukan oleh pemilihan jenis perlengkapan 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perlengkapan penanganan bahan merupakan bagian terpadu perlengkapan mekanis dalam setiap usaha industri modern. Dalam setiap perusahaan proses produksi secara keseluruhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Waktu penelitian dilakukan

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR PENGOBATAN HERBAL

SISTEM PAKAR PENGOBATAN HERBAL IJCCS, Vol.x, No.x, Julyxxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-1520 SISTEM PAKAR PENGOBATAN HERBAL Riki Andri Yusda *1, William Ramdhan 2 *1 Program Studi Manajemen Informatika, AMIK Royal Kisaran, Jln Imam Bonjol No

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang DAFTAR TABEL Tabel 3-1 Dokumen Term 1... 17 Tabel 3-2 Representasi... 18 Tabel 3-3 Centroid pada pengulangan ke-0... 19 Tabel 3-4 Hasil Perhitungan Jarak... 19 Tabel 3-5 Hasil Perhitungan Jarak dan Pengelompokkan

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR. Farah Zakiyah Rahmanti, M.T Mei Universitas Dian Nuswantoro

SISTEM PAKAR. Farah Zakiyah Rahmanti, M.T Mei Universitas Dian Nuswantoro SISTEM PAKAR Farah Zakiyah Rahmanti, M.T Mei 2015 Overview Definisi Kepakaran, Sistem Pakar, dan Pakar Pakar VS Sistem Pakar Mengapa Sistem Pakar? Bagaimana Sistem Pakar Bekerja? Human Expert Problem Solving

Lebih terperinci

MENGENAL SISTEM PAKAR

MENGENAL SISTEM PAKAR MENGENAL SISTEM PAKAR Bidang teknik kecerdasan buatan yang paling popular saat ini adalah system pakar. Ini disebabkan penerapannya diberbagai bidang, baik dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan terutama

Lebih terperinci

PERANCANGA SISTEM PAKAR PENDETEKSI GANGGUAN KEHAMILAN ABSTRAK

PERANCANGA SISTEM PAKAR PENDETEKSI GANGGUAN KEHAMILAN ABSTRAK PERANCANGA SISTEM PAKAR PENDETEKSI GANGGUAN KEHAMILAN Budiya Surya Putra, S.Kom. ABSTRAK Sistem pakar pendeteksian gangguan kehamilam ini merupakan sistem untuk mengetahui jenis-jenis gangguan kehamilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Abnormal Psychology merupakan salah satu cabang dalam ilmu psikologi yang berupaya untuk memahami pola perilaku abnormal dan cara menolong orang-orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketersediaan dokter ahli dan tenaga medis relatif masih kurang khususnya di daerah-daerah pelosok dan terpencil. Hal ini membuat masyarakat mengalami kesulitan dalam

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR BERBASIS MOBILE UNTUK MENDETEKSI PENYAKIT PADA GINJAL

SISTEM PAKAR BERBASIS MOBILE UNTUK MENDETEKSI PENYAKIT PADA GINJAL SISTEM PAKAR BERBASIS MOBILE UNTUK MENDETEKSI PENYAKIT PADA GINJAL Achmad Solichin Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Budi Luhur Jl. Ciledug Raya, Petukangan Utara, Jakarta Selatan,

Lebih terperinci

Sistem Pakar Dasar. Ari Fadli

Sistem Pakar Dasar. Ari Fadli Sistem Pakar Dasar Ari Fadli fadli.te.unsoed@gmail http://fadli84.wordpress.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan

Lebih terperinci

Case Based Reasoning (CBR) Untuk Pendeteksi Penyakit Pada Tanaman Kacang Kedelai Berbasis Web

Case Based Reasoning (CBR) Untuk Pendeteksi Penyakit Pada Tanaman Kacang Kedelai Berbasis Web Case Based Reasoning (CBR) Untuk Pendeteksi Penyakit Pada Tanaman Kacang Kedelai Berbasis Web Erni Sulastri, Eneng Tita Tosida, Fajar Delli Program Studi Ilmu Komputer FMIPA Universitas Pakuan Jl. Pakuan

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR PERTUMBUHAN BALITA BERBASIS WEB DENGAN METODE CASE BASED REASONING

SISTEM PAKAR PERTUMBUHAN BALITA BERBASIS WEB DENGAN METODE CASE BASED REASONING ISSN : 2338-4018 SISTEM PAKAR PERTUMBUHAN BALITA BERBASIS WEB DENGAN METODE CASE BASED REASONING Mukhammad Shaid (sahid48@gmail.com) Wawan Laksito YS (wlaksito@yahoo.com) Yustina Retno Utami (yustina.retno@gmail.com)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akut, TBC, diare dan malaria (pidato pengukuhan guru besar fakultas

BAB I PENDAHULUAN. akut, TBC, diare dan malaria (pidato pengukuhan guru besar fakultas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di negara yang sedang berkembang, khususnya di puskesmas sangat sulit dijumpai tenaga ahli kesehatan (spesialis), padahal orang tua sangat membutuhkan dokter spesialis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Penyakit gigi pada manusia menduduki urutan pertama dari daftar 10

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Penyakit gigi pada manusia menduduki urutan pertama dari daftar 10 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penyakit gigi pada manusia menduduki urutan pertama dari daftar 10 besar penyakit yang paling sering dikeluhkan masyarakat Indonesia. Persepsi dan perilaku masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Dalam suatu serangan jantung (myocardial infarction), bagian dari otot

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Dalam suatu serangan jantung (myocardial infarction), bagian dari otot BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penyakit Jantung adalah sebuah otot yang memompa darah ke seluruh tubuh. Dalam suatu serangan jantung (myocardial infarction), bagian dari otot jantung mati sewaktu

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM III.1 Analisa Analisa merupakan tahap awal yang harus dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi. Tahap ini sangat penting karena dengan proses

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Visualisasi Sistem Pakar Dalam Menganalisis Tes Kepribadian Manusia (Empat Aspek Tes Kepribadian Peter Lauster) Sri Winiarti

Lebih terperinci

PEMANFATAN TEOREMA BAYES DALAM PENENTUAN PENYAKIT THT

PEMANFATAN TEOREMA BAYES DALAM PENENTUAN PENYAKIT THT PEMANFATAN TEOREMA BAYES DALAM PENENTUAN PENYAKIT THT Sri Winiarti Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Email : daffal02@yahoo.com ABSTRAK Dalam

Lebih terperinci

Penentuan Penanganan Kasus Terhadap Penyakit...

Penentuan Penanganan Kasus Terhadap Penyakit... Penentuan Penanganan Kasus Terhadap Penyakit... (Risfianti dkk.) PENENTUAN PENANGANAN KASUS TERHADAP PENYAKIT BERDASARKAN GEJALA MENGGUNAKAN CASE BASE REASONING DAN ALGORITMA NEAREST NEIGHBOR(STUDI KASUS:

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER

APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER Aprilia Sulistyohati, Taufiq Hidayat Laboratorium Sistem Informasi dan Perangkat Lunak Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, metode kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) banyak digunakan dalam berbagai bidang seperti: bisnis, militer, pendidikan, psikologi, permainan

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN TIPE AUTISME PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING. Agam Krisna Setiaji

SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN TIPE AUTISME PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING. Agam Krisna Setiaji 1 SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN TIPE AUTISME PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING Agam Krisna Setiaji Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro,

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS GANGGUAN PADA GENERATOR SET BERBEBAN

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS GANGGUAN PADA GENERATOR SET BERBEBAN ISSN 1412 3762 http://jurnal.upi.edu/electrans ELECTRANS, VOL.11, NO.2, SEPTEMBER 2012, 63-70 APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS GANGGUAN PADA GENERATOR SET BERBEBAN Irfan Sanusi, Bambang Trisno,

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pakar untuk Diagnosis Penyakit Mulut dan Gigi dengan Metode Fuzzy Logic

Rancang Bangun Sistem Pakar untuk Diagnosis Penyakit Mulut dan Gigi dengan Metode Fuzzy Logic Rancang Bangun Sistem Pakar untuk Diagnosis Penyakit Mulut dan Gigi dengan Metode Fuzzy Logic Arnon Makarios, Maria Irmina Prasetiyowati Program Studi Teknik Informatika, Universitas Multimedia Nusantara,

Lebih terperinci

APLIKASI DIAGNOSA PENYAKIT ANAKMELALUI SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN JAVA 2 MICRO EDITION YOSEPHIN ERLITA KRISTANTI

APLIKASI DIAGNOSA PENYAKIT ANAKMELALUI SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN JAVA 2 MICRO EDITION YOSEPHIN ERLITA KRISTANTI APLIKASI DIAGNOSA PENYAKIT ANAKMELALUI SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN JAVA 2 MICRO EDITION YOSEPHIN ERLITA KRISTANTI Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma ABSTRAK Hampir tidak ada penyakit anak yang

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pakar Pendiagnosa Penyakit Demam Typhoid dan Demam Berdarah Dengue dengan Metode Forward Chaining

Rancang Bangun Sistem Pakar Pendiagnosa Penyakit Demam Typhoid dan Demam Berdarah Dengue dengan Metode Forward Chaining Rancang Bangun Sistem Pakar Pendiagnosa Penyakit Demam Typhoid dan Demam Berdarah Dengue dengan Metode Forward Chaining Benny Wijaya, Maria Irmina Prasetiyowati Program Studi Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pakar merupakan salah satu cabang kecerdasan buatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pakar merupakan salah satu cabang kecerdasan buatan yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem pakar merupakan salah satu cabang kecerdasan buatan yang mempelajari bagaimana mengadopsi cara seorang pakar berpikir dan bernalar dalam menyelesaikan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Era Globalisasi ini masalah kesehatan merupakan masalah kompleks. Datangnya penyakit merupakan hal yang tidak bisa ditolak meskipun kadang dapat dicegah atau dihindari.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah gangguan kejiwaan/gangguan mental adalah seluruh gejala atau pola perilaku seseorang yang dapat ditemukan secara klinis yang berkaitan dengan tekanan/distress

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia, selama manusia hidup, selama itu juga pertanian tetap akan ada. Hal itu disebabkan karena pertanian masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dilahirkan hingga tumbuh dewasa manusia diciptakan dengan kecerdasan yang luar biasa, kecerdasan juga akan berkembang dengan pesat. Kecerdasan tersebut yang dapat

Lebih terperinci

FORWARD & BACKWARD CHAINING SISTEM PAKAR

FORWARD & BACKWARD CHAINING SISTEM PAKAR FORWARD & BACKWARD CHAINING SISTEM PAKAR Inferensi Inferensi adalah konklusi logis (logical conclusion) atau implikasi berdasarkan informasi yang tersedia Merupakan proses untuk menghasilkan informasi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK PENGEMBANG SISTEM PAKAR BERBASIS ATURAN DENGAN METODE FORWARD CHAINING

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK PENGEMBANG SISTEM PAKAR BERBASIS ATURAN DENGAN METODE FORWARD CHAINING RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK PENGEMBANG SISTEM PAKAR BERBASIS ATURAN DENGAN METODE FORWARD CHAINING Merwin dan Maria Irmina P. Universitas Multimedia Nusantara,Tangerang merwin.law@gmail.com dan maria@unimedia.ac.id

Lebih terperinci

Model Data Mining sebagai Prediksi Penyakit Hipertensi Kehamilan dengan Teknik Decision Tree

Model Data Mining sebagai Prediksi Penyakit Hipertensi Kehamilan dengan Teknik Decision Tree Scientific Journal of Informatics Vol. 3, No. 1, Mei 2016 p-issn 2407-7658 http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/sji e-issn 2460-0040 Model Data Mining sebagai Prediksi Penyakit Hipertensi Kehamilan

Lebih terperinci

Optimasi Teknik Klasifikasi Modified k Nearest Neighbor Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Teknik Klasifikasi Modified k Nearest Neighbor Menggunakan Algoritma Genetika Optimasi Teknik Klasifikasi Modified k Nearest Neighbor Menggunakan Algoritma Genetika Siti Mutrofin 1, Arrie Kurniawardhani 2, Abidatul Izzah 3, Mukhamad Masrur 4 Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (SPK) UNTUK MENENTUKAN KELAIKLAUTAN KAPAL ABSTRAK

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (SPK) UNTUK MENENTUKAN KELAIKLAUTAN KAPAL ABSTRAK PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (SPK) UNTUK MENENTUKAN KELAIKLAUTAN KAPAL Oleh Pembimbing : Bambang Setiawan : 1. Prof. Ir. Raden Sjarief Widjaja, Ph.D 2. DR-Ing. Ir. Setyo Nugroho ABSTRAK Salah

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Autis merupakan gangguan perkembangan fungsi otak yang mencakup bidang sosial, komunikasi verbal (bahasa) dan non-verbal, imajinasi, fleksibilitas, lingkup minat, kognisi

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TEKNOLOGI KNOWLEDGE-BASED EXPERT SYSTEM UNTUK MENGIDENTIFIKASI JENIS ANGGREK DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA

PEMANFAATAN TEKNOLOGI KNOWLEDGE-BASED EXPERT SYSTEM UNTUK MENGIDENTIFIKASI JENIS ANGGREK DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA Yogyakarta, 22 Juli 2009 PEMANFAATAN TEKNOLOGI KNOWLEDGE-BASED EXPERT SYSTEM UNTUK MENGIDENTIFIKASI JENIS ANGGREK DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA Ana Kurniawati, Marliza Ganefi, dan Dyah Cita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah. satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah. satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan. Di dalam bidang kecerdasan buatan, termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diagnosis penyakit yang diderita oleh seorang penderita harus dapat dilakukan dengan tepat dan akurat, karena kesalahan diagnosis berakibat fatal dan bisa membahayakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi seperti otak manusia, sistem ini dapat mengambil keputusan layaknya

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi seperti otak manusia, sistem ini dapat mengambil keputusan layaknya BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sistem pakar (Expert system) adalah suatu sistem yang dapat bekerja atau beroperasi seperti otak manusia, sistem ini dapat mengambil keputusan layaknya seorang pakar

Lebih terperinci