Hydrocolloids Impression Materials
|
|
- Utami Tedjo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Hydrocolloids Impression Materials Gatot Sutrisno Silicone Reversible hydrocolloids Irreversible hydrocolloids
2 Plaster Non-elastic Compound Waxes Impression Materials ZnO - Eugenol Aqueous Hydrocolloids Agar (reversible) Alginate (irreversible) Elastic Non-aqueous Elastomers Polysulfide Silicones Polyether Condensation Addition O Brien, Dental Materials & their Selection 1997
3 Hydrocolloid Colloidal Solution (Sol.) Solution Suspension (emulsion) Colloid memiliki dua fase: dispersed phase + dispersion phase Adequate concentration Semisolid material = Gel Transformasi Sol-Gel
4 Hydrocolloid Dipersion phase = air Hydrocolloid Reversible hydrocolloid (Agar) Irreversible hydrocolloid (Alginate)
5 Reversible Hydrocolloid (Agar)
6 Pendahuluan Setting = Gelation ( sol gel) Perubahan fase diinduksi oleh perubahan temperatur Bentuk koloid terbentuk dari air dan material likuifaksi pada suhu antara 70 dan 100 C (liquefaction temp) dan menjadi bentuk gel pada suhu antara 37 sampai 50 C (gelation temp).
7 Komposisi Agar complex polysaccharide Rumput laut gelling agent Borax Kekuatan Potassium sulfate Meningkatkan kualitas permukaan gypsum Air (85%) agar hydrocolloid (Panas) cool to 43ºC heat to 100ºC (sol) (gel) agar hydrocolloid (dingin)
8 Manipulasi Gel dalam tube syringe dan tray material
9 Manipulasi 3-chamber conditioning unit (1) mencairakan pada suhu 100 C selama 10 menit. Mengubah gel sol (2) Menyimpan pada suhu 65 C Letakan dalam tray (3) keraskan pada suhu 46 C selama 3 menit letakan dalam tray Dinginkan dengan air pada suhu 13 C selama 3 menit mengubah sol gel
10 Keuntungan Memiliki keakuratan dimensional Hidrofilik Hindari kelembapan, darah, cairan Tidak mahal setelah initial equipment Tidak memerlukan custom tray Pleasant flavor Tidak memerlukan mixing Phillip s Science of Dental Materials 1996
11 Kerugian Biaya awal mahal Alat khusus Material harus dipersiapkan dengan baik Mudah Sobek Dimanesi tidak stabil Harus segera dilakukan pengecoran Hanya dapat digunakan untuk single cast Sulit dilakukan desinfeksi Phillip s Science of Dental Materials 1996
12 Deformasi Permanen Deformasi harus < 1.5% setelah total kompresi 10% pada material dan 30 detik recovery. Adalah penting untuk menurunkan jumlah dari compressive loading pada material pada undercut; sehingga material harus dilepas secepat mungkin dan memiliki ketebalan lebih pada daerah undercut
13 Irreversible Hydrocolloid (Alginate)
14
15 Pendahuluan Bahan cetak yang paling sering digunakan Indikasi Model studi removable fixed partial dentures framework Phillip s Science of Dental Materials 1996
16 Komposisi Sodium alginate Garam dari alginic acid mucous extraction dari rumput laut (algae) Calcium sulfate reactor Sodium phosphate retarder Filler Potassium fluoride Me kualitas permukaan gypsum 2 Na 3 PO CaSO 4 Ca 3 (PO 4 ) Na 2 SO 4 H 2 O Na alginate + CaSO 4 Ca alginate + Na 2 SO 4 (powder) (gel) O Brien Dental Materials & their Selection 1997
17 Proses Gelasi (Sol) Soluble Alg + CaSO 4 (Gel) Insoluble Alg (Reaksi cepat) Sodium / Potassium alginate Calcium alginate Tambahkan garam yang larut dalam air(sodium phosphate) untuk bereaksi dengan CaSO 4 --> Memperlama working time.
18 Proses Gelasi Calcium sulfate Potassium alginate Trisodium phosphate + Air 2Na 3 PO CaSO 4 --> Ca 3 (PO 4 ) Na 2 SO 4 Na 3 PO 4 used up K 2n Alg + ncaso 4 --> nk 2 SO 4 + Ca n Alg
19 Proses Gelasi
20 Waktu Gelasi Begitu gelasi dimulai, bahan cetak jangan diganggu karena fibril yang timbul akan fraktur dan cetakan akan menjadi lemah. Working time : Fast setting = min. Normal setting = min Diatasi dengan jumlah dari retarder selama manufacturing.
21 Temperatur Air Waktu Gelasi Pengurangan waktu gelasi 1 menit untuk setiap kenaikan temperatur 10 C.
22 Keuntungan Tidak Mahal Mudah digunakan Hidrofilik Hindari kelembapan, darah, cairan Menggunakan stock tray Phillip s Science of Dental Materials 1996
23 Kerugian Mudah sobek Tidak stabil dalam dimensi immediate pour single cast Hasil cetakan yang kurang detail Deformasi yang permanen Sulit untuk didesinfeksi Phillip s Science of Dental Materials 1996
24 Kekuatan Kekuatan Gel double selama periode 4-menit pertama. Jumlah Air lemah, kurang elastik Spatulation Insufficient spatulation --> kegagalan dari unsur2 yg terkandung utk dpt larut/bercampur Overmixing Breaks the CaAlg gel network --> decrease strength
25 Viskoelastisitas Strain-rate dependent Hindari memutar atau melikukan(twisting) ketika melepas cetakan.
26 Keakuratan Tidak sebaik bahan cetak elastomeric Dapat digunakan untuk pembuatan Removeable Partial Denture (RPD)
27 Stabilitas Dimensional Cetakan tidak boleh lama terekspos pada udara terbuka. Cetakan harus segara dituang dengan the stone cast air water
28 Stabilitas Dimensional 100% relative humidity adalah penyimpaan terbaik untuk mempertahankan kandungan air normal cetakan. Percentage of change in water content by weight
29 Kompatibilitas dengan Gypsum Pemilihan kombinasi alginate-gypsum yang memproduksi kualtias permukan dan detal yang baik sangat penting Cetakan harus dibilas dengan baik dgn air dingin untuk menghilangkan saliva dan sisa darah kemudian didisinfeksi. Saliva dan darah menghalangi setting gypsum, dan jika air bebas terakumulasi, akan cenderung terkumpul pada bagian cetakan yang lebih dalam dan melarutkan material model gipsum permukaan menjadi lunak dan chalky Craig s Restorative Dental Material
30 Kompatibilitas dengan Gypsum Jika alginat disimpan selama 30 menit sebelum pembuatan model, cetakan harus dibilas dengan air dingin untuk menghilangkan eksudat pada permukaan yang disebabkan oleh sineresis dari gel alginat, eksudat menghalangi setting dari gipsum. Cetakan harus dibungkus dengan moist paper towel dan disolasi dalam kantung plastik untuk menghindari kehilangan kelembaban Model gipsum yang telah setting sebaiknya tidak terus berkontak dengan bahan alginat karena pada alginat terdapat calcium sufate dihidrat yang tmengandung air yang berbahaya bagi kualitas permukaan model gipsum Craig s Restorative Dental Material
31 Disinfeksi Semua cetakan alginat harus didisinfeksi sebelum dicor dengan gipsum. Efek dari disinfektan 1% Sodium hipoklorit atau 2% glutaraldehyde pada ketepatan dan kualitas permukaan didapat setelah perendaman menit. Prosedur Cetakan --> Dibilas dengan seksama --> semprotkan disinfectant --> bungkus dengan disinfectant-soaked paper towel --> letakan dalam sealed plastic bag selama 10 menit
32 Efek dari Mishandling Kegagalan pada penggunaan bahan cetak hydrocolloid Distorsi Tearing Rough stone model
33 Distorsi Cetakan tidak segera dicor Bergeraknya tray selama gelas Terlalu cepat melepas cetakan dari dalam mulut. Melepas cetakan yang tidak baik.
34 Tearing Jumlah yang tidak adekuat Kontaminasi kelembaban Terlalu cepat dilepas dari mulut. Prolonged mixing
35 Stone model Kasar Kelebihan air yang tertinggal pada cetakan Terlalu cepat melepaskan cetakan dari mulut. Meninggalkan model dalam cetakan terlalu lama Manipuasi stone yang tidak baik.
36 TERIMAKASIH
BAHAN CETAK ELASTOMERIK. Gatot Sutrisno
BAHAN CETAK ELASTOMERIK Gatot Sutrisno Plaster Non-elastic Compound Waxes Impression Materials ZnO - Eugenol Aqueous Hydrocolloids Agar (reversible) Alginate (irreversible) Elastic Non-aqueous Elastomers
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bahan cetak dapat dikelompokkan sebagai reversible atau ireversible, berdasarkan pada cara bahan tersebut mengeras. Istilah ireversible menunjukkan bahwa reaksi kimia telah terjadi,
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I : Recovery From Deformation Material Cetak Alginat
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I Topik : Recovery From Deformation Material Cetak Alginat Group : A5b Tgl, Praktikum : 08 Mei 2012 Pembimbing : Prof. Dr. Anita Yuliati, drg., MKes Penyusun: No. Nama NIM
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berdasarkan pada cara bahan tersebut mengeras. Istilah ireversibel menunjukkan bahwa
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bahan cetak dapat dikelompokkan sebagai reversibel atau ireversibel, berdasarkan pada cara bahan tersebut mengeras. Istilah ireversibel menunjukkan bahwa reaksi kimia telah terjadi;
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I. : Recovery from Deformation Material Cetak Alginat
BARU LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I Topik Kelompok : Recovery from Deformation Material Cetak Alginat : A3a Tgl.Praktikum : 26 Mei 2014 Pembimbing : Devi Rianti, drg., M.Kes. Penyusun : 1. Pramadita
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. rumput laut tertentu yang bernama Brown Algae bisa menghasilkan suatu ekstrak lendir,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada akhir abad ke-19, seorang ahli kimia dari Skotlandia memperhatikan bahwa rumput laut tertentu yang bernama Brown Algae bisa menghasilkan suatu ekstrak lendir,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam bidang kedokteran gigi semakin beragam dan pesat. Terdapat berbagai jenis
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berjalannya waktu, perkembangan dan kemajuan teknologi serta bahan dalam bidang kedokteran gigi semakin beragam dan pesat. Terdapat berbagai jenis bahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. jaringan lunak dalam rongga mulut secara detail. Menurut Craig dkk (2004)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DASAR TEORI 1.Bahan Cetak a. Pengertian Bahan Cetak Bahan cetak digunakan untuk menghasilkan replika bentuk gigi dan jaringan lunak dalam rongga mulut secara detail. Menurut
Lebih terperinciManipulasi Bahan Cetak Alginat
Manipulasi Bahan Cetak Alginat A. Cara Mencampur Tuangkan bubuk alginate dan campurkan dengan air menjadi satu ke dalam mangkuk karet (bowl). Ikuti petunjuk penggunaan dari pabrik. Aduk menggunakan spatula
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I. : Setting Time Bahan Cetak Alginat Berdasarkan Variasi Suhu Air
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I Topik Kelompok : Setting Time Bahan Cetak Alginat Berdasarkan Variasi Suhu Air : A5a Tgl. Praktikum : 5 Maret 2103 Pembimbing : Asti Meizarini, drg., MS. Penyusun : No
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I
BARU LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I Topik : RECOVERY FROM DEFORMATION MATERIAL CETAK ALGINAT Kelompok : A-7 Tgl. Praktikum : 25 Mei 2015 Pembimbing : Devi Rianti, drg., M.Kes No Nama Penyusun : NIM.
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I : SETTING TIME BAHAN CETAK ALGINAT BERDASARKAN VARIASI SUHU AIR (REVISI)
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I Topik Kelompok : SETTING TIME BAHAN CETAK ALGINAT BERDASARKAN VARIASI SUHU AIR (REVISI) : B5b Tgl. Praktikum : 11 Maret 2014 Pembimbing : Titien Hary Agustantina, drg.,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahan Cetak 2.1.1 Pengertian Bahan Cetak Bahan cetak merupakan suatu bahan yang digunakan untuk menghasilkan suatu bentuk cetakan dari hubungan gigi dan jaringan rongga mulut
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh rasio w/p terhadap
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh rasio w/p terhadap setting time bahan cetak alginate dengan penambahan pati garut (Maranta
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. cetakan negatif dari jaringan rongga mulut. Hasil cetakan digunakan untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan cetak dalam bidang kedokteran gigi digunakan untuk mendapatkan cetakan negatif dari jaringan rongga mulut. Hasil cetakan digunakan untuk membuat model studi dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencetakan rahang merupakan tahap awal dalam perawatan prostodontik yang bertujuan untuk mendapatkan replika dari jaringan keras dan jaringan lunak rongga mulut. Cetakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gipsum merupakan mineral yang didapatkan dari proses penambangan di berbagai belahan dunia. Gipsum merupakan produk dari beberapa proses kimia dan sering digunakan dalam
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. material. Contoh bahan cetak elastomer adalah silikon, polieter dan polisulfida.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bahan cetak yang terdapat dalam kedokteran gigi terdiri dari dua jenis yaitu bahan cetak elastis dan non elastis. Bahan yang bersifat non-elastis adalah impression compound, impression
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mulai menggunakan secara intensif bahan cetakan tersebut (Nallamuthu et al.,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alginat adalah bahan visco-elastis dengan konsistensi seperti karet. Bahan cetak alginat diperkenalkan pada tahun 1940. Sejak tahun itu, dokter gigi sudah mulai menggunakan
Lebih terperinciVII. TEKNIK PENCETAKAN
VII. TEKNIK PENCETAKAN Pencetakan gigi yang telah dipersiapkan dimaksudkan untuk dapat menduplikasi dari keadaan geligi di dalam mulut pasien. Pencetakan diperlukan: sendok cetak bahan cetak bahan pengisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Masalah Perubahan dimensi pada cetakan gigi dan mulut biasanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Masalah Perubahan dimensi pada cetakan gigi dan mulut biasanya terjadi selama atau setelah pengambilan cetakan. Untuk mendapatkan model restorasi yang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 21 Gipsum Gipsum merupakan mineral alami yang telah digunakan sebagai model gigitiruan sejak 1756 20 Gipsum yang dihasilkan untuk tujuan kedokteran gigi adalah kalsium sulfat dihidrat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. model gigitiruan dilakukan dengan cara menuangkan gips ke dalam cetakan rongga
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Model gigitiruan merupakan replika dari permukaan rongga mulut. Pembuatan model gigitiruan dilakukan dengan cara menuangkan gips ke dalam cetakan rongga mulut dan dibiarkan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Dalam kedokteran gigi, bahan cetak digunakan terutama untuk meniru bentuk gigi, selain itu juga untuk membuat restorasi dan preparasi untuk perawatan restoratif, dan juga bentuk
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I Topik : Setting Time Gipsum Tipe II Berdasarkan W : P Ratio Grup : B - 3A Tgl. Praktikum : 5 April 2012 Pembimbing : Devi Rianti, drg., M.Kes Penyusun : 1. Ratih Ayu Maheswari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mudah dalam proses pencampuran dan manipulasi, alat yang digunakan minimal,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alginat merupakan salah satu bahan yang paling sering digunakan pada praktek kedokteran gigi karena alginat memiliki banyak manfaat, antara lain : mudah dalam
Lebih terperinciPENGARUH LAMA PERENDAMAN CETAKAN ALGINAT DI DALAM LARUTAN DESINFEKTAN GLUTARALDEHID 2% TERHADAP STABILITAS DIMENSI
RESEARCH 35 Eki Dyan Larasakti Santoso*, Teguh Tri Widodo**, Moh. Baehaqi** ABSTRACT Keywords: alginate impression, immersion time, dimension stability Background: Blood and saliva are the media for bacteria
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. cetak dapat melunak dengan pemanasan dan memadat dengan pendinginan karena
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemakaian bahan cetak di kedokteran gigi digunakan untuk mendapatkan cetakan negatif dari rongga mulut. Hasil dari cetakan akan digunakan dalam pembuatan model studi
Lebih terperinciZeni, et al.,pengaruh Air Rebusan Daun Salam (Eugenia polyantha Wight) sebagai Desinfektan
Pengaruh Daun Salam (Eugenia polyantha Wight) 100% dan Sodium Hipoklorit () 1%terhadap Stabilitas Dimensi Hasil Cetakan Hidrokoloid Ireversibel (The Effect ofbay Leaf (Eugenia polyantha Wight) Boiling
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini banyak bahan cetak yang diperkenalkan untuk mencetak rahang dan jaringan sekitarnya. Di bidang prostodontik pemakaian bahan cetak dimaksudkan untuk
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pencetakan merupakan proses untuk mendapatkan suatu cetakan yang tepat dari gigi dan jaringan mulut, sedangkan hasil cetakan merupakan negative reproduction dari jaringan mulut tersebut.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bahan Cetak Elastomer Bahan cetak elastomer merupakan bahan cetak elastik yang menyerupai karet. Bahan ini dikelompokkan sebagai karet sintetik. Suatu pengerasan elastomer
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I Topik : MANIPULASI MATERIAL CETAK ELASTOMER Kelompok : A-7 Tgl. Praktikum : 11 Mei 2015 Pembimbing : Prof. Dr. Anita Yuliati, drg., M.Kes Penyusun : No. Nama NIM 1. M.
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I Topik Kelompok Tgl. Praktikum Pembimbing : MANIPULASI MATERIAL CETAK ELASTOMER : A12 : Senin, 1 Mei 2016 : Priyawan Rachmadi,drg.,PhD. Penyusun : No Nama NIM. 1. Lintang
Lebih terperinciPENGARUH UJI TEMPERATUR AIR PENCAMPUR TERHADAP SETTING TIME BAHAN CETAK ALGINAT DENGAN PENAMBAHAN PATI GARUT (Maranta arundinaceae L.
PENGARUH UJI TEMPERATUR AIR PENCAMPUR TERHADAP SETTING TIME BAHAN CETAK ALGINAT DENGAN PENAMBAHAN PATI GARUT (Maranta arundinaceae L.) Esti Dwi Cahyani 1, Dwi Aji Nugroho 2 1 Maasiswa Prodi Pendidikan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I Topik : Setting Time Bahan Cetak Alginat berdasarkan Variasi Suhu Air Kelompok : A6a Tgl. Praktikum : 17 Maret 2014 Pembimbing : Asti Meizarini, drg,ms Penyusun : 1. Tiara
Lebih terperinciDENTINO JURNAL KEDOKTERAN GIGI Vol II. No 1. Maret 2014
65 DENTINO JURNAL KEDOKTERAN GIGI Vol II. No 1. Maret 2014 Laporan Penelitian EFEK PENYEMPROTAN DESINFEKTAN LARUTAN DAUN SIRIH 80% TERHADAP STABILITAS DIMENSI CETAKAN ALGINAT Nisa Yanuarti Hasanah, I Wayan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. digunakan di kedokteran gigi adalah hydrocolloid irreversible atau alginat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan cetak dalam kedokteran gigi bervariasi jenisnya yaitu bahan cetak yang bersifat elastis dan non-elastis. Salah satu bahan cetak elastis yang banyak digunakan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL 1
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL 1 Topik Kelompok : Manipulasi Material Cetak Elastomer : A10 Tgl. Pratikum : Senin, 27 Maret 2017 Pembimbing : Priyawan Rachmadi, drg., Ph.D Penyusun : 1. Salsalia Siska
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 21 Gipsum Gipsum merupakan mineral yang ditambang dari berbagai belahan dunia Selain itu, gipsum juga merupakan produk samping dari berbagai proses kimia Di alam, gipsum merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Alginat merupakan bahan cetak hidrokolloid yang paling banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alginat merupakan bahan cetak hidrokolloid yang paling banyak digunakan selama beberapa tahun terakhir. Bahan cetak ini memiliki kelebihan antara lain mudah pada manipulasi,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kasus kehilangan gigi merupakan kasus yang banyak dijumpai di kedokteran gigi. Salah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kasus kehilangan gigi merupakan kasus yang banyak dijumpai di kedokteran gigi. Salah satu restorasi pengganti gigi yang hilang tersebut berupa gigi tiruan cekat
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL II
REVISI LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL II Topik : SEMEN SENG FOSFAT Kelompok : B10 Tgl. Praktikum : 12 November 2014 Pembimbing : Titien Hary Agustantina, drg., M.Kes No. Nama NIM 1 ZULFA F PRANADWISTA
Lebih terperinciKOMBINASI BAHAN CETAK ALGINAT DAN POLYVINILSILOXANE UNTUK MENCETAK GIGI YANG GOYANG. Mirna Febriani, Irsan Ibrahim. Lisbeth Aswan
KOMBINASI BAHAN CETAK ALGINAT DAN POLYVINILSILOXANE UNTUK MENCETAK GIGI YANG GOYANG Mirna Febriani, Irsan Ibrahim. Lisbeth Aswan Staf pengajar IMTKG.FKG, UPDM(B), Jakarta ABSTRAK Bahan cetak kombinasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cetak non elastik setelah mengeras akan bersifat kaku dan cenderung patah jika diberi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan cetak dalam kedokteran gigi digunakan untuk mendapatkan reproduksi negatif dari gigi dan jaringan sekitarnya, kemudian akan diisi dengan bahan pengisi untuk mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah terjadinya infeksi silang yang bisa ditularkan terhadap pasien, dokter
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap pekerjaan mempunyai risiko kerja masing-masing, termasuk bagi praktisi yang memiliki pekerjaan dalam bidang kedokteran gigi. Salah satu risiko tersebut adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dokter gigi sering merekomendasikan pembuatan gigitiruan sebagian lepasan, gigitiruan cekat, gigitiruan penuh, atau implan untuk kasus kehilangan gigi dalam perawatan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gipsum Gipsum merupakan mineral yang berasal dari alam yang telah dikenal selama berabad-abad. Gipsum terbentuk secara alamiah dari hasil penguapan air di pedalaman perairan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jaringan keras dan jaringan lunak mulut. Bahan cetak dibedakan atas bahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan cetak di kedokteran gigi digunakan untuk membuat replika jaringan keras dan jaringan lunak mulut. Bahan cetak dibedakan atas bahan untuk mendapatkan cetakan negatif
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembuatan Model Salah satu tahap dalam pembuatan gigitiruan yaitu pembuatan model gigitiruan yang terbagi menjadi model studi dan model kerja. Pencetakan anatomis dilakukan
Lebih terperinciEFEK IMBIBISI PERENDAMAN BAHAN CETAK HYDROCOLLOID IRREVERSIBLE ALGINATE DALAM LARUTAN SODIUM HYPOCHLORITE
EFEK IMBIBISI PERENDAMAN BAHAN CETAK HYDROCOLLOID IRREVERSIBLE ALGINATE DALAM LARUTAN SODIUM HYPOCHLORITE IMBIBITION EFFECT OF IMMERSING HYDROCOLLOID IRREVERSIBLE ALGINATE IN SODIUM HYPOCHLORITE Didin
Lebih terperinciPERUBAHAN BERAT HASIL CETAKAN BAHAN CETAK ALGINAT TIPE NORMAL SETTING YANG BERBEDA PADA MENIT-MENIT AWAL IMBIBISI
PERUBAHAN BERAT HASIL CETAKAN BAHAN CETAK ALGINAT TIPE NORMAL SETTING YANG BERBEDA PADA MENIT-MENIT AWAL IMBIBISI SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran
Lebih terperinci3. Bahan cetak elastik. -Reversible hidrokolloid (agaragar).
1 PENCETAKAN Setelah dilakukan perawatan pendahuluan dan luka pencabutan sudah sembuh maka terhadap pasien dapat dilakukan. Sebelumnya terlebih dahulu dijelaskan kepada pasien, bahwa dalam pengambilan
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA. Akurasi Dimensi Hasil Cetakan Polyvinyl Siloxane Dengan Teknik Modifikasi Putty/Wash 2 Tahap TESIS
UNIVERSITAS INDONESIA Akurasi Dimensi Hasil Cetakan Polyvinyl Siloxane Dengan Teknik Modifikasi Putty/Wash 2 Tahap TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Spesialis dalam bidang
Lebih terperinciPENGARUH PERUBAHAN SUHU TERHADAP KECEPATAN SETTING BAHAN CETAK ALGINAT: SEBUAH PENELITIAN IN VITRO
PENGARUH PERUBAHAN SUHU TERHADAP KECEPATAN SETTING BAHAN CETAK ALGINAT: SEBUAH PENELITIAN IN VITRO SKRIPSI Diajukan Kepada Universitas Hasanuddin Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahan Cetak Bahan cetak adalah bahan yang digunakan di kedokteran gigi untuk mencetak dan mereproduksi hasil yang akurat dari gigi, jaringan lunak dan jaringan keras di dalam
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun Untuk Dipublikasikan Pada Jurnal Ilmiah Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
PENGARUH PERENDAMAN CETAKAN ALGINAT KEDALAM AIR SEDUHAN DAUN SIRIH MERAH (PIPPER CROCATUM) 25% SEBAGAI BAHAN DESINFEKTAN TERHADAP PERUBAHAN DIMENSI CETAKAN ALGINAT NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Dipublikasikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan cetak merupakan bahan yang digunakan untuk membuat replika atau cetakan yang akurat dari jaringan keras maupun jaringan lunak rongga mulut. 1 Salah satu bahan
Lebih terperinciBAB 5 HASIL PENELITIAN
22 BAB 5 HASIL PENELITIAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kebocoran mikro pada tumpatan GIC Fuji IX, GIC Fuji II, dan GIC Fuji II LC. Kebocoran mikro tersebut dapat terdeteksi dengan terlihatnya
Lebih terperinciDENTAL GYPSUM. By Astrid Yudhit
DENTAL GYPSUM By Astrid Yudhit Kompetensi Khusus Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang: - Pengertian dan komposisi Dental gypsum - Setting time dan faktor yang mempengaruhi Dental gypsum - Accelerator
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dunia. Di alam gipsum merupakan massa yang padat dan biasanya berwarna abu-abu,
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gipsum Gipsum merupakan mineral alami yang ditambang dari berbagai belahan dunia. Di alam gipsum merupakan massa yang padat dan biasanya berwarna abu-abu, putih susu kekuningan
Lebih terperinci3 Universitas Indonesia
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Semen Ionomer Kaca (SIK) Semen Ionomer Kaca (SIK) pertama kali diperkenalkan oleh Wilson dan Kent pada tahun 1971, yang terdiri dari bubuk kaca fluoroaluminosilikat dan larutan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan cetak digunakan untuk membuat replika dari suatu rongga mulut. Semua bahan cetak harus bersifat plastis atau mempunyai daya alir sehingga pencetakan dapat dilakukan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahan Desinfektan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gipsum adalah mineral yang dihasilkan secara alami di pegunungan,berupa bubuk putih, dengan rumus kimia CaSO 4.2H 2 O (kalsium sulfat dihidrat). Secara kimiawi, gypsum
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL. Tgl. Praktikum : 12 Desember : Helal Soekartono, drg., M.Kes
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL Topik Kelompok : Heat Treatment : C2 Tgl. Praktikum : 12 Desember 2013 Pembimbing : Helal Soekartono, drg., M.Kes Penyusun : 1. Ahmad Sukma Faisal 021211133018 2. Ayu Rafania
Lebih terperinciLamiah, et al, Pengaruh Desinfeksi dengan Teknik Spray Rebusan Daun Sirih Hijau...
Pengaruh Desinfeksi dengan Teknik Spray Rebusan Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) 35 % dan Sodium Hipoklorit (NaOCl) 0,5 % pada Model Hasil Reproduksi Cetakan Alginat terhadap Stabilitas Dimensi Effect
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. proses pencetakan karena bahan ini mempunyai keuntungan dalam aspek dimensi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahan cetak elastomer sering menjadi pilihan dokter gigi ketika melakukan proses pencetakan karena bahan ini mempunyai keuntungan dalam aspek dimensi stabilitas
Lebih terperinciPERBANDINGAN PERUBAHAN DIMENSI DENTAL STONE SETELAH PROSES DESINFEKSI MENGGUNAKAN DAYA ENERGI MICROWAVE BERBEDA
PERBANDINGAN PERUBAHAN DIMENSI DENTAL STONE SETELAH PROSES DESINFEKSI MENGGUNAKAN DAYA ENERGI MICROWAVE BERBEDA Noor Hafida Widyastuti 1, Hazrina Larasati 2 1 Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciAjeng Rahmasari NIM 12/330087/TK/
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah penduduk 254,9 juta orang dan akan terus meningkat setiap saatnya. Seiring dengan pertumbuhan penduduk, kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. praktek kedokteran giginya adalah keterampilan. Keterampilan menghasilkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modal utama yang harus dimiliki seorang dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran giginya adalah keterampilan. Keterampilan menghasilkan restorasi yang sesuai
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
19 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahan Cetak Alginat Salah satu bahan cetak ireversibel yang sering digunakan sejak lama adalah bahan cetak alginat. Bahan cetak alginat ditemukan oleh seorang ahli kimia dari
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Untuk Pembuatan Gigitiruan Model gigitiruan merupakan replika jaringan keras dan jaringan lunak rongga mulut pasien yang digunakan sebagai media untuk menentukan diagnosis,
Lebih terperinciUji Temperatur Air Pencampur Terhadap Setting Time Bahan Cetak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana) Dian Yosi Arinawati¹, Andi Triawan²
Uji Temperatur Air Pencampur Terhadap Setting Time Bahan Cetak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana) Dian Yosi Arinawati¹, Andi Triawan² ¹Prodi Kedokteran Gigi UMY ²Bagian Orthodonsi Prodi Kedokteran
Lebih terperinciMATERIAL KEDOKTERAN GIGI YANG MEMPUNYAI BAHAN DASAR POLIMER
MATERIAL KEDOKTERAN GIGI YANG MEMPUNYAI BAHAN DASAR POLIMER SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh Sarjana Kedokteran Gigi Oleh : AMIR FAIZAL ISMAIL NIM : 060600152
Lebih terperincitekanan tinggi. Akibatnya, dibutuhkan temperatur yang lebih tinggi C atau
STERILISASI ALAT 1. Definisi Sterilisasi adalah proses yang menghancurkan semua bentuk kehidupan. Suatu benda steril dipandang dari sudut mikrobiologi, artinya bebas dari semua bentuk kehidupan (Mulyanti
Lebih terperinciPENGARUH PERENDAMAN CETAKAN ALGINAT KEDALAM AIR SEDUHAN DAUN SIRIH MERAH (PIPPER CROCATUM)
PENGARUH PERENDAMAN CETAKAN ALGINAT KEDALAM AIR SEDUHAN DAUN SIRIH MERAH (PIPPER CROCATUM) 25% SEBAGAI BAHAN DESINFEKTAN TERHADAP PERUBAHAN DIMENSI CETAKAN ALGINAT SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia termasuk juga Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Tuberculosis banyak terjadi pada negara berkembang atau yang memiliki tingkat sosial menengah ke bawah. Insiden penyakit ini meningkat secara drastis
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2012 di Laboratorium Material Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung. Karakaterisasi
Lebih terperinciPENGARUH DERAJAT KEASAMAN (ph) AIR PENCAMPUR TERHADAP SETTING TIME BAHAN CETAK ALGINAT DENGAN PENAMBAHAN PATI GARUT (Marantha arundineceae L)
PENGARUH DERAJAT KEASAMAN (ph) AIR PENCAMPUR TERHADAP SETTING TIME BAHAN CETAK ALGINAT DENGAN PENAMBAHAN PATI GARUT (Marantha arundineceae L) Shabrina Herlyanti *, Dwi Aji Nugroho ** * Mahasiswa Kedokteran
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Rancangan penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental.
14 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Rancangan penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental. group design. 3.2 Desain Penelitian Desain penelitian yang dilakukan merupakan
Lebih terperinciSKRIPSI. PENGARUH PENAMBAHAN SILIKON TERHADAP LAJU KOROSI PADA PADUAN PERUNGGU TIMAH PUTIH ( 85 Cu 15 Sn ) Oleh : Yoppi Eka Saputra NIM :
SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN SILIKON TERHADAP LAJU KOROSI PADA PADUAN PERUNGGU TIMAH PUTIH ( 85 Cu 15 Sn ) Oleh : Yoppi Eka Saputra NIM : 1104305004 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA
Lebih terperinciPENGARUH PERENDAMAN CETAKAN ALGINAT DALAM LARUTAN SODIUM HIPOKLORIT 0,5% DAN GLUTARALDEHID 2% TERHADAP PERUBAHAN DIMENSI
PENGARUH PERENDAMAN CETAKAN ALGINAT DALAM LARUTAN SODIUM HIPOKLORIT 0,5% DAN GLUTARALDEHID 2% TERHADAP PERUBAHAN DIMENSI SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciOptimalisasi Variasi Komposisi Batu Kapur Lhoknga Aceh Besar sebagai Bahan Baku Material Dental Gipsum
JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 04, No.01, Januari Tahun 2016 Optimalisasi Variasi Komposisi Batu Kapur Lhoknga Aceh Besar sebagai Bahan Baku Material Dental Gipsum Zulfalina, Nazaria, & Irhamni
Lebih terperinciDENTINO JURNAL KEDOKTERAN GIGI Vol II. No 1. Maret 2014
74 DENTINO JURNAL KEDOKTERAN GIGI Vol II. No 1. Maret 2014 Laporan Penelitian STABILITAS DIMENSI HASIL CETAKAN ALGINAT SETELAH DILAKUKAN PENYEMPROTAN INFUSA DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav)
Lebih terperinciBAB IV PROSES PERLAKUAN PANAS PADA ALUMINIUM
BAB IV PROSES PERLAKUAN PANAS PADA ALUMINIUM 4.1. Proses Perlakuan Panas pada Aluminium Proses perlakuan panas merupakan suatu proses yang mengacu pada proses pemanasan dan pendinginan, dengan tujuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nanokomposit adalah struktur padat dengan dimensi berskala nanometer yang berulang pada jarak antar bentuk penyusun struktur yang berbeda. Bahan nanokomposit biasanya
Lebih terperinci3. Uraikan & jelaskan perbedaan yang mendasar antara teknik pressing & sintering konvensional dengan teknik pressing & sintering modern.
Tugas Online 2 (Tugas Individu) Jawab soal berikut ini : 1. Uraikan & jelaskan 4 keuntungan komersial & 4 kelemahan penggunaan Powder Metallurgy. 2. Jelaskan tujuan dilakukannya proses pemanasan (sintering)
Lebih terperinciDENTINO JURNAL KEDOKTERAN GIGI Vol II. No 1. Maret 2014
83 DENTINO JURNAL KEDOKTERAN GIGI Vol II. No 1. Maret 2014 Laporan Penelitian STABILITAS DIMENSI HASIL CETAKAN BAHAN CETAK ELASTOMER SETELAH DISEMPROT MENGGUNAKAN SODIUM HIPOKLORIT Tommy Agustinus Ongo,
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL II
REVISI LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL II Topik : Bahan Tanam Gypsum Bonded Kelompok : C12 Tgl. Praktikum : Selasa, 27 Oktober 2015 Pembimbing : Soebagio, drg.,m.kes PENYUSUN: NO. NAMA NIM 1. FARID MARZUQI
Lebih terperinciADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga. (Penelitian laboratorik) SKRIPSI. Oleh: TANIA KUSUMAWARDANI NIM:
RECOVERY FROM DEFORMATION AKIBAT PENGGANTIAN SEBAGIAN BAHAN CETAK ALGINAT DENGAN PATI BERAS (ORYZA SATIVA) (Penelitian laboratorik) SKRIPSI Oleh: TANIA KUSUMAWARDANI NIM: 020810268 FAKULTAS KEDOKTERAN
Lebih terperinciPerobahan dimensi hasil cetakan alginat berbentuk balok
Sumadhi: Perubahan dimensi hasil cetak alginat berbentuk balok 63 Perobahan dimensi hasil cetakan alginat berbentuk balok Sumadhi Sastrodihardjo Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi Fakultas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. infeksi dan menutup sistem saluran akar dengan rapat. Perawatan saluran akar
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perawatan saluran akar merupakan suatu prosedur perawatan dalam sistem saluran akar untuk mempertahankan gigi yang bebas infeksi agar dapat berfungsi kembali. Tujuan
Lebih terperinciRADIOLOGI KEDOKTERAN GIGI. Ghita Hadi Hollanda, drg
RADIOLOGI KEDOKTERAN GIGI Ghita Hadi Hollanda, drg Pokok Bahasan Dental X-ray Machine Film Dental Prosesing Film Radiologi Kedokteran Gigi Ilmu yang mempelajari penggunaan radiasi, terjadinya sinar x,
Lebih terperinciPENGARUH TINGKAT ENERGI MICROWAVE SEBAGAI ALAT DESINFEKSI TERHADAP PERUBAHAN DIMENSI DENTAL STONE
PENGARUH TINGKAT ENERGI MICROWAVE SEBAGAI ALAT DESINFEKSI TERHADAP PERUBAHAN DIMENSI DENTAL STONE PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciALGINATE IMPRESSION VS ALGINATE IMPRESSION PLUS CASSAVA STARCH: ANALISIS GAMBARAN MIKROSKOPIK
ALGINATE IMPRESSION VS ALGINATE IMPRESSION PLUS CASSAVA STARCH: ANALISIS GAMBARAN MIKROSKOPIK Mirna Febriani Staf Pengajar IMTKG, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. DR. Moestopo(B),Jakarta ABSTRACT
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITAN. 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratories
20 BAB 3 METODOLOGI PENELITAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratories 3.2 Desain Penelitian Desain yang digunakan untuk penelitian ini adalah Posttest design 3.3
Lebih terperinciPEMBAHASAN. I. Definisi
PEMBAHASAN I. Definisi Gel menurut Farmakope Indonesia Edisi IV (1995), merupakan sistem semi padat, terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar,
Lebih terperinciPANRITA_ABDI Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
PANRITA_ABDI Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat LP2M Universitas Hasanuddin Efek Penyemprotan Disinfektan Kelopak Bunga Rosella Pada Cetakan Rahang Terhadap Perubahan Dimensi Hasil Cetakan 1 Edy Machmud,
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN PATI UBI KAYU (Manihot Utilisima) DALAM BERBAGAI KONSENTRASI TERHADAP STABILITAS DIMENSI BAHAN CETAK ALGINAT
PENGARUH PENAMBAHAN PATI UBI KAYU (Manihot Utilisima) DALAM BERBAGAI KONSENTRASI TERHADAP STABILITAS DIMENSI BAHAN CETAK ALGINAT Yerrio Darius Raolika 1),Vonny N.S Wowor 1), Krista V. Siagian 1) 1) Program
Lebih terperinciPENENTUAN WAKTU AKHIR SINERESIS PADA BEBERAPA BAHAN CETAK ALGINAT
PENENTUAN WAKTU AKHIR SINERESIS PADA BEBERAPA BAHAN CETAK ALGINAT SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi Oleh : RIRI HENY KARNI NIM :
Lebih terperinci