ANALISIS EFEKTIFITAS PELAYANAN ANTRIAN PADA GARDU TOL OTOMATIS DAN GARDU TOL REGULER (Studi Kasus: Gerbang Tol Cililitan 1)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS EFEKTIFITAS PELAYANAN ANTRIAN PADA GARDU TOL OTOMATIS DAN GARDU TOL REGULER (Studi Kasus: Gerbang Tol Cililitan 1)"

Transkripsi

1 ANALISIS EFEKTIFITAS PELAYANAN ANTRIAN PADA GARDU TOL OTOMATIS DAN GARDU TOL REGULER (Studi Kasus: Gerbang Tol Cililitan 1) Maharani Putri Wulandari, Helman Arif Ekstensi Manajemen, PE FE Universitas Indonesia, Kampus UI Salemba, Jakarta Pusat Abstrak Penelitian ini memberikan bukti perhitungan mengenai analisis efektifitas pelayanan antrian pada gardu tol otomatis dan gardu tol reguler. Hasil perhitungan atas gardu tol otomatis dan gardu tol reguler pada gerbang tol Cililitan 1 menunjukkan bahwa waktu pelayanan gardu tol reguler lebih efektif dibanding waktu pelayanan gardu tol otomatis. Selain itu, dilakukan juga peramalan estimasi sistem antrian gardu tol yang efektif di masa depan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan pengembangan sistem antrian gardu tol di masa depan. Hasil peramalan menunjukkan bahwa sistem antrian gardu tol otomatis akan lebih efektif di masa depan dan butuh dilakukan pengembangan. Kata Kunci: Sistem Antrian, Gardu Tol Otomatis, Gardu Tol Reguler, Peramalan. Abstract This study provides evidence about calculation of analysis for effectiveness of the queue of automatic toll gates and regular toll gates. Calculation results of automatic toll gates and regular toll gate show that service time of regular toll gate is more effective comparing with service time of automatic toll gate. In addition, this study also provides forecasting results to estimate effectivity toll gate queue system in future as consideration to develop toll gate queue system in future. Forecasting results show that automatic toll gate queue system will be more effective in future and needs development to be done. Keyword: Queue System, Automatic Toll Gate, Regular Toll Gate, Forecasting.

2 1. PENDAHULUAN Pesatnya pembangunan dewasa ini, membutuhkan sarana dan prasarana transportasi yang baik, lancar dan efisien. Pada kota besar seperti Jakarta, ruas jalan menampung volume kendaraan yang lebih besar dari kapasitas jalan, terutama pada jam-jam sibuk. Hal tersebut mengakibatkan turunnya tingkat pelayanan jalan yang ditandai dengan turunnya kecepatan lalu lintas serta timbulnya kemacetan. Oleh sebab itu PT. Jasa Marga mengantisipasi dengan membuka jalan bebas hambatan yang dikenal sebagai jalan tol, dengan mengenakan biaya tol bagi pemakai jalan tersebut. Dalam hal ini jalan tol harus memberi keandalan yang lebih tinggi dari jalan lama yang telah tersedia. Kelancaran lalu lintas di jalan tol dipengaruhi oleh waktu pelayanan (service time) yang diberikan kepada pengemudi saat mereka mengambil tiket di gardu/loket gerbang keluar tol saat membayar biaya administrasi yang dikenakan kepada pengguna jalan tol. Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa jalan tol tidak sepenuhnya bebas hambatan. Antrian panjang kendaraan di ruas jalan tol sering ditemukan, terutama pada waktu sibuk. Terlebih lagi, kemacetan di jalan tol seringkali terjadi karena imbas dari antrian panjang di gerbang tol. Beberapa literatur yang membahas mengenai permasalahan panjangnya antrian di gerbang tol menyebutkan bahwa antrian panjang di gerbang tol terjadi oleh karena adanya tingkat kedatangan (flow rate) kendaraan yang menuju ke gerbang tol tidak seimbang dengan tingkat pelayanan (service rate) di gardu-gardu pelayanan. Antrian akan selesai atau kendaraan tidak lagi mengalami antrian pada saat satuan pelayanan sudah seimbang dengan lama waktu antar kedatangan. Lama waktu kumulatif yang dialami oleh kendaraan seperti diatas, merupakan kerugian waktu produktif yang terbuang bagi para pengguna jalan. Kerugian waktu tersebut dapat diukur dengan parameter nilai waktu. Untuk mengantisipasi terjadinya antrian yang dapat merugikan pengguna jalan tol, operator tol, khususnya PT. Jasa Marga telah menerapkan sistem pengumpulan tol elektronik atau Electronic Toll Collection (ETC) sebagai alternatif dalam pilihan pembayaran tol. Sistem pengumpulan tol elektronik yang diterapkan oleh PT. Jasa Marga ini menggunakan e-toll card sebagai alat pembayaran. Electronic Toll Collection adalah suatu rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan transaksi tol yang meliputi proses pelayanan kepada pemakai jalan, kontrol atas pelaksanaan transaksi, proses pengadministrasian pendapatan tol serta proses lain yang mendukungnya secara elektronik (Karsaman, 2010). Banyak ruas tol di berbagai

3 penjuru dunia memberikan pilihan kepada pengguna jalan tol untuk melakukan pembayaran dengan banyak cara, yaitu pembayaran dengan uang tunai (baik secara manual maupun secara otomatis), lalu menggunakan sistem electronic tolling atau dengan menggunakan pre atau post paid kartu debit atau kartu kredit yang melibatkan identifikasi kendaraan (seperti e-pass di Australia). Kesukesan dari jalan tol dan efisiensi yang dihasilkan karena electronic tolling baik bagi pengguna maupun bagi penyedia layanan telah menghasilkan perubahan secara menyeluruh untuk mengeliminasi pengumpulan tol secara tunai (Hensher & Rose, 2009). Namun, pada faktanya di lapangan, pengguna tol yang menggunakan e-toll card sebagai alat pembayaran yang dianggap lebih cepat, lebih efektif dan lebih efisien masih jauh lebih sedikit dibanding pengguna tol yang menggunakan sistem pengumpulan tol reguler. Di gerbang tol Cililitan 1, terdapat 8 gardu yang dimana 6 gardu melayani sistem pengumpulan tol secara reguler dan 2 gardu melayani sistem pengumpulan tol secara elektronik. Setelah dilakukan pengumpulan dan rekapitulasi data, hasil yang didapat bahwa rasio pengguna gardu tol otomatis belum melampaui bahkan belum sepadan dengan rasio pengguna gardu tol reguler. Berikut grafik jumlah pengguna gardu tol otomatis dan gardu tol reguler di gerbang tol Cililitan 1. Gambar 1.1 Perbandingan Jumlah Pengguna Gardu Tol Otomatis dan Gardu Tol Reguler Gerbang Tol Cililitan 1 Tahun 2011 Sumber: Olahan Data Sekunder Dari grafik diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah pengguna gardu tol otomatis tidak sepadan dengan jumlah pengguna gardu tol reguler. Pada tahun 2011, jika menggunakan penghitungan rasio, rasio pengguna gardu tol otomatis (2 gardu) sebesar 1: dan rasio pengguna gardu tol reguler (6 gardu) sebesar 1:

4 Gambar 1.2 Perbandingan Jumlah Pengguna Gardu Tol Otomatis dan Gardu Tol Reguler Gerbang Tol Cililitan 1 Tahun 2012 Sumber: Olahan Data Sekunder Dan untuk tahun 2012 (sampai periode bulan oktober), rasio pengguna gardu tol otomatis (2 gardu) sebesar 1: dan rasio pengguna gardu tol reguler (6 gardu) sebesar 1: Berdasarkan data tersebut, maka timbul pertanyaan, apa yang menjadi penyebab ketidakseimbangan rasio tersebut? Apakah ketidakseimbangan rasio serta jumlah pengguna gardu tol otomatis dan gardu tol reguler berasal dari tidak efektifnya sistem antrian pada pengumpulan tol secara elektronik di Jakarta, khususnya di gerbang tol Cililitan 1?. Oleh karena itu, maka secara umum rumusan masalah dalam penelitian ini adalah mengetahui efektifitas pelayanan gardu tol otomatis dengan melakukan perbandingan terhadap pelayanan gardu tol reguler. Untuk mengetahui efektifitas pelayanan gardu tol otomatis, maka yang harus dilakukan adalah melakukan analisis sistem antrian gardu tol otomatis dan analisis sistem antrian gardu tol reguler. Hasil analisis efektifitas akan dijadikan kajian untuk pengambilan keputusan pengembangan sistem antrian gardu tol yang efektif di masa depan. Untuk itu, dalam penelitian ini akan dilakukan juga analisis estimasi pertumbuhan jumlah pengguna gardu tol sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan sistem antrian gardu tol yang lebih efektif yang akan dilakukan oleh manajemen PT. Jasa Marga, Tbk cabang Cawang Tomang Cengkareng. 2. TINJAUAN TEORITIS a. Teori Antrian Teori antrian adalah sebuah teknik riset operasional yang menghasilkan sebuah sistem yang mengizinkan untuk terjadinya antrian, yang kemudian menghitung performa sistem tersebut dan kemudian menentukan hal-hal atau properti-properti yang mendukung sistem

5 tersebut agar dapat membantu manajer dalam pengambilan keputusan. Antrian merupakan fenomena yang lazim terjadi di sekitar masyarakat. Antrian timbul disebabkan oleh kebutuhan akan layanan melebihi kemampuan (kapasitas) pelayanan atau fasilitas layanan, sehingga pengguna fasilitas yang tiba tidak dapat segera mendapat layanan disebabkan oleh kesibukan layanan (Mehri & Djemel, 2007). Dalam sistem antrian, terdapat input dan output yang terlibat. Berikut contoh dari proses input dan output yang terlibat dalam sistem antrian: Tabel 2.1 Contoh Sistem Antrian Situasi Input Process Output Process Bank Entitas Datang Teller Melayani Entitas Gerbang Tol Mobil Datang Pembayaran Tol Selesai Call Centre Panggilan Masuk Panggilan Telah Ditangani Sumber: Mehri, H., Djemel, T. (2007), Study and Simulation of Queuing Theory in the Toll Motorway. b. Sistem Antrian untuk Gardu Tol University of Sfax, Tunisia. Aliran kendaraan yang datang dari pintu tol merata ke seluruh gardu tol dan gardu tol masing-masing akan menerima aliran kendaraan dimana waktu antar kedatangan (interarrival time) kendaraan-kendaraan tersebut berdistribusi secara eksponensial. Dan juga, waktu pelayanan (service time) dari pelayanan gardu tol berdistribusi secara eksponensial. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa setiap gardu tol memiliki sistem antrian M/M/1 secara independen (Team #32, 2005). Tabel 2.2 Notasi Sistem Antrian untuk Gardu Tol Characteristics Symbol Description Arrival Pattern (A) M Exponential Distribution Service Pattern (B) M Exponential Distribution G General Distribution Number of Servers (X) System Capacity (Y) 1,2,, 1,2,, Queue Discipline (Z) FCFS First Come, First Served Sumber: Team #32. (2005), Modelling Toll Plaza Behavior Using Queuing Theory Sistem antrian pembayaran di gerbang tol reguler dan gerbang tol otomatis adalah single channel single phase. Single channel berarti hanya ada satu jalur yang memasuki sistem pelayanan atau satu fasilitas pelayanan. Single phase berarti hanya ada satu pelayanan sistem. Sistem ini adalah sistem yang paling sederhana. Setelah mendapatkan pelayanan, individu-individu keluar dari pelayanan (Kakiay, 2004).

6 Menurut Render & Heizer (2008), asumsi-asumsi yang sering digunakan dalam model antrian single channel-single phase adalah sebagai berikut: a. Kedatangan dilayani berdasarkan aturan first come first served (FCFS) dan setiap konsumen yang datang menanti gilirannya untuk dilayani tanpa memperhatikan panjangnya antrian. b. Kedatangan tidak tergantung pada kedatangan sebelumnya dan rata-rata tingkat kedatangan tidak berubah setiap waktunya. c. Kedatangan mengikuti distribusi poisson dan berasal dari sumber yang tidak terbatas. d. Waktu pelayanan bervariasi antara konsumen yang satu dengan konsumen yang lainnya serta tidak bergantung satu sama lain tetapi rata-rata tingkat pelayanan diketahui. e. Waktu pelayanan mengikuti distribusi eksponensial negatif. f. Rata-rata tingkat pelayanan lebih cepat daripada rata-rata tingkat kedatangan. Model antrian single channel mengasumsikan bahwa waktu kedatangan tiap kendaraan yang masuk ke dalam gerbang tol berdistribusi poisson (acak). Waktu antar kedatangan tiap kendaraan dilambangkan dengan simbol dan tingkat pelayanan/jumlah kendaraan yang dapat terlayani oleh satu server dalam satuan waktu tertentu diasumsikan berdistribusi eksponensial, dilambangkan dengan simbol μ. Dan waktu pelayanan (WP) yang didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan satu gerbang tol untuk dapat melayani satu kendaraan yang dapat diperoleh melalui: WP = 1/ Sumber: Render, Barry and Jay Heizer. (2008), Operations Management 9 th ed. New Jersey: Pearson Education Inc. Selain itu ditentukan pula ρ yang didefinisikan sebagai perbandingan antara waktu antar kedatangan dengan tingkat pelayanan, dengan persyaratan bahwa nilai tersebut harus kurang dari 1, karena jika nilai tersebut lebih dari 1, menunjukkan bahwa tingkat antar kedatangan selalu lebih besar dari tingkat pelayanan (antrian akan selalu bertambah). Dimana ρ diperoleh melalui: ρ= /μ Sumber: Render, Barry and Jay Heizer. (2008), Operations Management 9 th ed. New Jersey: Pearson Education Inc.

7 Jika intensitas lalu lintas lebih besar daripada 1 (ρ > 1), maka hanya dapat dipecahkan dengan pendekatan proses antrian ke proses antrian deterministik atau dengan melakukan penyesuaian dengan beberapa waktu pelayanan, variasi tingkat kedatangan rata-rata dan tingkat pelayanan rata-rata atau dengan cara terakhir yaitu dengan cara simulasi mikroskopik (May, 1990:361). c. Peramalan Peramalan adalah suatu perkiraan tingkat permintaan yang diharapkan untuk suatu produk atau beberapa produk dalam periode waktu yang ditentukan di masa yang akan datang (John E. Biegel,1992). Tujuan peramalan dalam kegiatan produksi adalah untuk meredam ketidakpastian, sehingga diperoleh suatu perkiraan yang mendekati keadaan yang sebenarnya (Ginting, 2007). Kegunaan Peramalan (Kusuma, 2001): a) Menentukan apa yang dibutuhkan untuk perluasan pabrik. b) Menentukan perencanaan lanjutan bagi produk-produk yang ada untuk dikerjakan dengan fasilitas yang ada. c) Menentukan penjadwalan jangka pendek produk-produk yang ada untuk dikerjakan berdasarkan peralatan yang ada. 3. METODE PENELITIAN Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif eksploratif. Penelitian deskriptif merupakan salah satu tipe dari riset konklusif yang memiliki tujuan utama untuk mendeskripsikan sesuatu (Malhotra,2007) dan metode eksploratif adalah penelitian yang diunakan untuk mengumpulkan data-data awal tentang sesuatu (Irawan, 2007). Penelitian ini berbasis data kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif, sehingga metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi. Metode observasi dilakukan dengan cara merekam perilaku dari orang, objek maupun kejadian di sebuah lingkungan yang sistematis untuk memperoleh informasi dari fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan (Malhotra, 2007). Mode of administration dari metode observasi yang digunakan adalah observasi personal. Observasi personal adalah sebuah strategi riset observasi dimana peneliti merekam

8 fenomena aktual yang terjadi di lapangan. Peneliti tidak dapat mengontrol atau memanipulasi fenomena yang sedang diobservasi (Malhotra, 2007). Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk memperoleh hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari pengamatan di lapangan (dalam hal ini di gardu tol otomatis dan gardu tol reguler di gerbang tol Cililitan 1). Data primer yang dicari tersebut meliputi: 1) Volume kendaraan dan waktu antar kedatangan (arrival time) kendaraan yang hendak memasuki pintu tol pada periode waktu tertentu. 2) Waktu pelayanan (service time) yang dibutuhkan oleh petugas pengumpulan tol untuk melayani satu kendaraan. 2. Data Sekunder, yaitu meliputi : 1) Data jumlah pengguna jalan tol pada ruas jalan tol CTC, khususnya yang melintasi gerbang tol Cililitan 1 (gardu tol otomatis dan gardu tol reguler), untuk periode harian, mingguan, bulanan dan tahunan (time series). 2) Gambaran umum tentang lokasi penelitian seperti gambar atau sketsa lokasi dan peta lokasi. 3) Informasi-informasi dari jurnal transportasi, media elektronik ataupun sumber lain. 4) Hasil wawancara baik formal maupun informal baik dengan pihak pengguna maupun pihak penyelenggara yang terkait atau mengerti dengan permasalahan yang menjadi tema dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, populasi yang akan diteliti adalah gardu-gardu tol di Gerbang Tol Cililitan 1. Untuk merepresentasikan populasi tersebut, maka dilakukan pengambilan sampel. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling, yaitu metode pengambilan sampel, dimana setiap elemen dalam populasi memiliki probabilitas yang sama untuk dipilih sebagai anggota sampel (Malhotra, 2007). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah gardu tol otomatis 3 dan gardu tol otomatis 4, serta gardu tol reguler 6 dan gardu tol reguler 7. Untuk memperoleh jawaban atas rumusan masalah yang telah ditentukan, peneliti membentuk hipotesis berdasarkan latar belakang penelitian, yaitu dimana sistem pengumpulan tol secara elektronik dianggap lebih efektif untuk melayani para pengguna gardu tol karena waktu pelayan yang lebih singkat. Dari data uji coba Jasa Marga, waktu

9 transaksi melalui gardu tol otomatis hanya menghabiskan waktu 2-3 detik dan waktu transaksi melalui gardu tol reguler menghabiskan waktu sekitar 4-6 detik ( 2012). Maka, secara umum hipotesis pertama dari penelitian ini adalah: H0 : Pelayanan antrian pada gardu tol otomatis lebih efektif dari sisi kecepatan pelayanan dibandingkan dengan pelayanan antrian padagardu tol reguler. Untuk mengukur efektifitas pada gardu tol otomatis dan gardu tol reguler, maka dilakukan uji hipotesis penelitian. Hipotesis-hipotesis penelitiannya adalah sebagai berikut: H0 1 : Waktu pelayanan pada gardu tol otomatis tidak lebih lama dibandingkan waktu pelayanan pada gardu tol reguler. H0 2 : Waktu tunggu dalam antrian pada gardu tol otomatis tidak lebih lama dibandingkan waktu tunggu dalam antrian pada gardu tol reguler. H0 3 : Waktu tunggu dalam sistem pada gardu tol otomatis tidak lebih lama dibandingkan waktu tunggu dalam sistem pada gardu tol reguler. Hipotesis kedua dari penelitian ini merujuk kepada estimasi pertumbuhan jumlah pengguna gardu tol. Berkembangnya sistem pelayanan untuk para pengguna jalan, khususnya untuk para pengguna jalan tol, merupakan implikasi dari bertambahnya jumlah kendaraan roda empat di Jakarta. Jumlah mobil di Jakarta yang mencapai 2.54 juta unit pada periode September 2012 dan diprediksi akan bertambah sebesar 3%-5% pada tahun 2013 ( 2012), diasumsikan akan meningkatkan permintaan pengguna jalan untuk sistem pelayanan pembayaran tol yang efektif dan efisien. H0 : Pertumbuhan pengguna gardu tol otomatis di masa depan lebih besar dibanding pertumbuhan jumlah pengguna gardu tol reguler. Teknik yang digunakan dalam menganalisis data primer yang telah diperoleh adalah analisis deskriptif yang dipergunakan untuk memperoleh gambaran mengenai sistem antrian di gerbang tol Cililitan 1, khususnya di gardu tol otomatis 3 dan 4 serta gardu tol reguler 6

10 dan 7. Analisis data dilakukan dengan penghitungan manual dengan menggunakan rumusrumus untuk mengolah data pada sistem antrian single channel-single phase, yaitu: Tabel 3.1 Metode Analisis Sistem Antrian Characteristics Symbol Formula 60 Arrival Rate λ Average Time Since Last Arrival 60 Service Rate µ Average Service Time Time Since Last Arrival 1 / λ 1 / λ Service Time 1 / μ 1 / μ Server Utilization Expected Waiting Time in System Expected Waiting Time in Queue Ρ W s W q λ (µ) 1 (µ λ) λ µ(µ λ) Probability of The Empty System P o 1 ρ Sumber: Chase, Richard B., Aquilano, Nicholas J. (1995), Production and Operations Management: Manufacturing and Services 7 th edition. New Jersey: The McGraw-Hill Companies, Inc. dan Render, Barry and Jay Heizer. (2008), Operations Management 9 th ed. New Jersey: Pearson Education Inc. Hasil dari pengolahan data sistem antrian tersebut kemudian diklasifikasikan secara lebih sederhana menjadi 3 (tiga) parameter, yaitu service time (waktu pelayanan), waiting time in queue (waktu tunggu dalam antrian) dan waiting time in system (waktu tunggu dalam sistem). Kemudian, dilakukan uji dua sampel bebas atau independent samples t test dengan menggunakan SPSS (Statistical Program for Social Science) Sebelum melakukan uji independen sample T test, dilakukan uji Levene s (uji homogenitas) untuk menentukan penggunaan Equal Variance Assumed (diasumsikan jika varian sama) dan Equal Variance Not Assumed (diasumsikan jika varian berbeda). Penentuan H0 ialah asumsi bahwa kedua kelompok yang diuji memiliki varian yang sama dan sebaliknya untuk H 1. Jika nilai signifikansi uji Levene s lebih dari 0,05 maka H0 diterima namun jika signifikansi kurang dari 0,05 maka H0 ditolak. Pengujian dilakukan dengan penentuan hasil uji Levene s untuk t hitung dengan kriteria pengujian jika t tabel t hitung t tabel maka H0 diterima dan jika t hitung < t tabel atau t hitung > t tabel maka H0 ditolak. Pengujian berdasarkan signifikansi dilakukan yaitu bila nilai signifikansi (sig 2 - tailed) adalah > 0,05 maka H0 diterima dan bila nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak.

11 Kemudian, metode peramalan yang digunakan untuk meramalkan jumlah pengguna gardu tol otomatis dan gardu tol reguler di gerbang tol Cililitan 1 pada tahun 2013 menggunakan metode peramalan regresi linier. Peramalan dilakukan menggunakan metode peramalan regresi linier karena pola data pengguna gardu tol reguler dan gardu tol otomatis adalah pola data horizontal. Berikut formula peramalan dengan metode regresi linier: D t = a + bt, dimana b = n t.dt dt t n t 2 ( t) 2, a = dt t 2 t t.dt n t 2 ( t) 2 Sumber: Render, Barry and Jay Heizer. (2005), Manajemen Produksi. Jakarta: Salemba Empat. Formula peramalan dengan metode regresi linier tersebut dapat dihitung secara manual atau dengan menggunakan software WinQSB untuk modul forecasting. Agar peramalan dapat lebih diterima, maka dilakukan verifikasi dari hasil peramalan tersebut. Verifikasi peramalan dilakukan dengan cara menghitung: 1) Mean Absolute Deviation (MAD) 2) Mean Squared Error (MSE) 3) Mean Absolute Percentage Error (MAPE) 4) Tracking Signal 5) Moving Range (MR) 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Waktu Pelayanan Parameter pertama yang diukur untuk menentukan efektifitas dari pelayanan gardu tol otomatis dan gardu tol reguler adalah waktu pelayanan. Tabel 4.1 Waktu Pelayanan Gardu Tol Otomatis dan Gardu Tol Reguler Waktu Pelayanan Gardu Tol Otomatis Gardu Tol Reguler 6 Gardu Tol Otomatis Sumber: Olahan Data Primer Gardu Tol Reguler 7 Waktu pelayanan antara gardu tol otomatis 3 dengan gardu tol reguler 6 memiliki selisih sebesar 1.6 dan waktu pelayanan antara gardu tol otomatis 4 dengan gardu tol reguler 7 memiliki selisih sebesar 1. Berikut adalah hasil perhitungan rata-rata waktu pelayanan dari gardu tol otomatis dan gardu tol reguler:

12 Tabel 4.2 Rata Rata Waktu Pelayanan Gardu Tol Otomatis dan Gardu Tol Reguler Gardu Tol Otomatis Rata Rata Waktu Pelayanan Gardu Tol Reguler Sumber: Olahan Data Primer Untuk memperkuat hasil perhitungan serta untuk menguji hipotesis, maka dilakukan uji dua sampel bebas (independent samples t-test). Uji dua sampel bebas ini digunakan untuk menguji hipotesis awal yaitu: H0 1 : Waktu pelayanan pada gardu tol otomatis tidak lebih lama dibandingkan waktu pelayanan pada gardu tol reguler. Berikut hasil uji dua sampel bebas untuk menguji waktu pelayanan gardu tol otomatis dan gardu tol reguler: waktu_ pelayanan Equal variances assumed Equal variances not assumed Tabel 4.3 Independent Samples T Test Waktu Pelayanan Levene's Test for Equality of t-test for Equality of Means Variances F Sig. Sig. (2- tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Sumber: Olahan Data Primer Pengujian dapat dilihat berdasarkan nilai signifikansi. Jika nilai signifikansi > 0.05 maka H0 diterima dan sebaliknya. Dari tabel 4.3 dapat terlihat bahwa signifikansi data waktu pelayanan ialah atau < 0.05 sehingga dapat dipastikan H0 ditolak. Jadi, data yang diambil untuk kolom kedua yaitu uji independent t test ialah baris bawah (Equal Variances Not Assumed). Kemudian, hasil uji yang ditemukan pada independent samples t test untuk waktu pelayanan pada gardu tol otomatis dan gardu tol reguler adalah signifikansi sebesar atau < 0.05 atau H0 ditolak. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa waktu pelayanan pada gardu tol otomatis lebih lama dibandingkan waktu pelayanan pada gardu tol reguler.

13 4.2 Waktu Tunggu Dalam Antrian Parameter kedua yang diukur untuk menentukan efektifitas dari pelayanan gardu tol otomatis dan gardu tol reguler adalah waktu tunggu dalam antrian. Tabel 4.4 Waktu Tunggu Dalam Antrian Gardu Tol Otomatis dan Gardu Tol Reguler Waktu Tunggu Dalam Antrian Gardu Tol Otomatis 3 Gardu Tol Otomatis Sumber: Olahan Data Primer Gardu Tol Reguler 6 Gardu Tol Reguler 7 Waktu tunggu dalam antrian antara gardu tol otomatis 3 dengan gardu tol reguler 6 memiliki selisih sebesar 23 dan waktu tunggu dalam antrian antara gardu tol otomatis 4 dengan gardu tol reguler 7 memiliki selisih sebesar Berikut adalah hasil perhitungan rata-rata waktu tunggu dalam antrian dari gardu tol otomatis dan gardu tol reguler: Tabel 4.5 Rata Rata Waktu Tunggu Dalam Antrian Gardu Tol Otomatis dan Gardu Tol Reguler Rata Rata Waktu Tunggu Dalam Antrian Gardu Tol Otomatis Gardu Tol Reguler Sumber: Olahan Data Primer Untuk memperkuat hasil perhitungan serta untuk menguji hipotesis, maka dilakukan uji dua sampel bebas (independent samples t-test).tabel 4.6 waktu_tunggu_ dalam_antrian Equal variances assumed Equal variances not assumed Independent Samples T Test Waktu Tunggu Dalam Antrian Levene's Test for Equality of t-test for Equality of Means Variances F Sig. Sig. (2- tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Sumber: Olahan Data Primer Pengujian dapat dilihat berdasarkan nilai signifikansi. Jika nilai signifikansi > 0.05 maka H0 diterima dan sebaliknya. Dari tabel 4.6 dapat terlihat bahwa signifikansi data waktu tunggu dalam antrian adalah atau > 0.05 sehingga dapat dipastikan H0 diterima. Jadi, data yang diambil untuk kolom kedua yaitu uji independent t test ialah baris atas (Equal Variances Assumed). Kemudian, hasil uji yang ditemukan pada independent samples t test

14 untuk waktu tunggu dalam antrian pada gardu tol otomatis dan gardu tol reguler adalah signifikansi sebesar atau < 0.05 atau H0 ditolak. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa waktu tunggu dalam antrian pada gardu tol otomatis lebih lama dibandingkan waktu tunggu dalam antrian pada gardu tol reguler. 4.3 Waktu Tunggu Dalam Sistem Parameter ketiga yang diukur untuk menentukan efektifitas dari pelayanan gardu tol otomatis dan gardu tol reguler adalah waktu tunggu dalam sistem. Tabel 4.7 Waktu Tunggu Dalam Sistem Gardu Tol Otomatis dan Gardu Tol Reguler Waktu Tunggu Dalam Sistem Gardu Tol Otomatis 3 Gardu Tol Otomatis Sumber: Olahan Data Primer Gardu Tol Reguler 6 Gardu Tol Reguler 7 Waktu tunggu dalam sistem antara gardu tol otomatis 3 dengan gardu tol reguler 6 memiliki selisih sebesar 22.9 dan waktu tunggu dalam sistem antara gardu tol otomatis 4 dengan gardu tol reguler 7 sama. Berikut adalah hasil perhitungan rata-rata waktu tunggu dalam sistem dari gardu tol otomatis dan gardu tol reguler: Tabel 4.8 Rata Rata Waktu Tunggu Dalam Sistem Gardu Tol Otomatis dan Gardu Tol Reguler Gardu Tol Otomatis Rata Rata Waktu Tunggu Dalam Sistem Sumber: Olahan Data Primer Gardu Tol Reguler Untuk memperkuat hasil perhitungan serta untuk menguji hipotesis, maka dilakukan uji dua sampel bebas (independent samples t-test). waktu_tunggu_ dalam_sistem Equal variances assumed Equal variances not assumed Tabel 4.9 Independent Samples T Test Waktu Tunggu Dalam Sistem Levene's Test for Equality of t-test for Equality of Means Variances F Sig. Sig. (2- tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Sumber: Olahan Data Primer

15 Pengujian dapat dilihat berdasarkan nilai signifikansi. Jika nilai signifikansi > 0.05 maka H0 diterima dan sebaliknya. Dari tabel 4.9 dapat terlihat bahwa signifikansi data waktu tunggu dalam sistem adalah atau > 0.05 sehingga dapat dipastikan H0 diterima. Jadi, data yang diambil untuk kolom kedua yaitu uji independent t test ialah baris atas (Equal Variances Assumed). Kemudian, hasil uji yang ditemukan pada independent samples t test untuk waktu tunggu dalam sistem pada gardu tol otomatis dan gardu tol reguler adalah signifikansi sebesar yaitu atau > 0.05 atau H0 diterima. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa waktu tunggu dalam sistem pada gardu tol otomatis tidak lebih lama dibandingkan waktu tunggu dalam sistem pada gardu tol reguler. 4.4 Hasil Peramalan Pertumbuhan Pengguna Gardu Tol Otomatis Peramalan yang dilakukan dengan menggunakan metode regresi linier menghasilkan kecenderungan peningkatan jumlah pengguna gardu tol otomatis pada setiap bulannya. Hasil peramalan menunjukkan bahwa rata-rata peningkatan jumlah pengguna gardu tol otomatis adalah 1.54%, kurang 0.43% dari peningkatan aktual jumlah pengguna gardu tol otomatis pada tahun yaitu 1.97%. Kecenderungan peningkatan jumlah pengguna gardu tol otomatis ini berkontradiksi dengan hasil analisis pelayanan gardu tol otomatis yang telah dijelaskan sebelumnya. Pelayanan gardu tol otomatis diasumsikan tidak cukup efektif jika dibandingkan dengan pelayanan gardu tol reguler. Oleh karena itu, sebaiknya dilakukan langkah-langkah untuk optimasi sistem antrian gardu tol otomatis. Karena untuk beberapa tahun ke depan, pengendara yang menggunakan gardu tol otomatis cenderung mengalami peningkatan. Sehingga, dapat diasumsikan bahwa pengendara sudah mulai percaya dan merasa nyaman dengan menggunakan sistem pembayaran tol elektronik di gardu tol otomatis. Kecenderungan peningkatan jumlah pengguna gardu tol otomatis dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

16 Gambar 4.1 Peramalan Jumlah Pengguna Gardu Tol Otomatis Sumber: Olahan Data Sekunder Kemudian, hasil peramalan tersebut dianggap acceptable karena berdasarkan hasil verifikasi, salah satunya dengan perhitungan moving range dan diuji dengan grafik moving range, semua titik masih dalam batas kendali. Berikut grafik moving range tersebut: Gambar 4.2 Moving Range Peramalan Gardu Tol Otomatis Sumber: Olahan Data Sekunder Grafik moving range untuk mengukur akurasi hasil peramalan jumlah pengguna gardu tol otomatis tersebut menunjukkan bahwa tidak ada 3 titik yang berurutan di daerah A, tidak ada 5 titik yang berurutan di daerah B, tidak ada 8 titik yang berurutan seluruhnya berada atau dibawah centre line, dan tidak ada 1 titik di luar batas kontrol. 4.5 Hasil Peramalan Pengguna Gardu Tol Reguler Peramalan yang dilakukan dengan menggunakan metode regresi linier menghasilkan kecenderungan penurunan jumlah pengguna gardu tol reguler pada setiap bulannya. Hasil peramalan menunjukkan bahwa rata-rata penurunan jumlah pengguna gardu tol reguler adalah

17 -0.09%, kurang 0.13% dari peningkatan aktual jumlah pengguna gardu tol reguler pada tahun yaitu 0.04%. Kecenderungan penurunan jumlah pengguna gardu tol otomatis ini bertolak belakang dengan hasil analisis pelayanan gardu tol reguler yang telah dijelaskan sebelumnya. Pelayanan gardu tol reguler diasumsikan cukup efektif jika dibandingkan dengan pelayanan gardu tol otomatis. Terjadinya penurunan jumlah pengguna gardu tol reguler ini, diasumsikan karena di masa mendatang, para pengguna gardu tol reguler yang beralih menggunakan gardu tol otomatis. Kecenderungan penurunan jumlah pengguna gardu tol reguler dapat dilihat pada grafik di bawah ini: Gambar 4.3 Peramalan Jumlah Pengguna Gardu Tol Reguler Sumber: Olahan Data Sekunder Kemudian, hasil peramalan tersebut dianggap acceptable karena berdasarkan hasil verifikasi, salah satunya dengan perhitungan moving range dan diuji dengan grafik moving range, semua titik masih dalam batas kendali. Berikut grafik moving range tersebut: Gambar 4.4 Moving Range Peramalan Gardu Tol Reguler Sumber: Olahan Data Sekunder

18 Grafik moving range untuk mengukur akurasi hasil peramalan jumlah pengguna gardu tol reguler tersebut menunjukkan bahwa tidak ada 3 titik yang berurutan di daerah A, tidak ada 5 titik yang berurutan di daerah B, tidak ada 8 titik yang berurutan seluruhnya berada atau dibawah centre line, dan tidak ada 1 titik di luar batas kontrol. 5. KESIMPULAN Dari 3 (tiga) hipotesis yang telah diuji sebelumnya, dapat dianalisis bahwa sistem antrian gardu tol reguler mengungguli sistem antrian gardu tol otomatis pada aspek service time (waktu pelayanan) dan aspek waiting time in queue (waktu tunggu dalam antrian), Sedangkan, gardu tol otomatis mengungguli pada aspek waiting time in system (waktu tunggu dalam sistem) dibanding gardu tol reguler. Dengan hasil yang sudah didapat, maka dapat diambil kesimpulan bahwa sistem antrian gardu tol otomatis tidak cukup efektif jika dilakukan perbandingan dengan sistem antrian gardu tol reguler. Namun, pelayanan gardu tol otomatis yang tidak efektif jika dilakukan perbandingan dengan sistem antrian gardu tol reguler tersebut ternyata tidak sesuai dengan hasil peramalan jumlah pengendara yang akan menggunakan gardu tol otomatis selama 2 tahun ke depan. Begitu pula dengan hasil peramalan pengguna gardu tol reguler, pelayanan gardu reguler yang dinilai cukup efektif ini tidak seimbang dengan hasil peramalan jumlah pengendara yang akan menggunakan gardu tol reguler selama 2 tahun ke depan. Terdapat kecenderungan penurunan jumlah pengguna. 5.1 Saran 1. Untuk meningkatkan pelayanan gardu tol otomatis, sebaiknya dilakukan pembaharuan terhadap server di gardu tol otomatis. Karena server atau board e-toll card tersebut merupakan salah satu hal yang cukup krusial yang dapat memperlancar antrian di gardu tol otomatis. Karena dari informasi yang didapat, board e-toll card tersebut dari awal peluncuran yaitu tahun 2009, belum pernah diperbaharui hingga saat ini. 2. Selain pembaharuan server, dapat dilakukan juga penggantian sebagian gardu tol reguler menjadi gardu tol otomatis. Hal ini dapat dilakukan untuk mengantisipasi pertumbuhan jumlah pengguna gardu tol otomatis, yang menurut hasil peramalan akan meningkat sekitar 1.54% pada setiap bulannya di tahun 2013 sampai dengan tahun 2014.

19 3. Untuk optimasi waktu pelayanan di gardu tol otomatis, PT. Jasa Marga,Tbk cabang Cawang Tomang Cengkareng juga dapat mensosialisasikan penggunaan alat on board unit (obu) untuk para pengguna jalan tol yang sering melakukan transaksi pembayaran secara elektronik. Karena dengan penggunaan alat on board unit (obu), para pengguna jalan tol tidak lagi harus menempelkan e-toll card ke server, tapi cukup dimasukkan ke dalam on board unit (obu) yang dipasang di kendaraan dan para pengendara dapat melalui gardu tol otomatis sambil melakukan transaksi secara elektronik dengan waktu yang lebih singkat. 5.2 Rekomendasi 1. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan di gerbang tol lain, dengan tidak membatasi golongan kendaraan. 2. Memperluas rentang jumlah tahun untuk pengambilan data sekunder untuk meningkatkan akurasi hasil peramalan. 3. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan penelitian ini sebagai sampel untuk melakukan penelitian mengenai peningkatan optimasi antrian di gardu tol otomatis maupun di gardu tol reguler. 5.3 Keterbatasan Penelitian 1. Sampel yang digunakan pada penelitian ini hanya di Gerbang Tol Cililitan 1 dan data sekunder yang digunakan terbatas dari tahun 2011 hingga tahun Penelitian ini hanya dilakukan di gardu tol otomatis 3 dan 4, serta gardu tol reguler 6 dan 7, dimana kendaraan yang lewat hanya golongan 1.

20 6. KEPUSTAKAAN Biegel, John E. (1992), Pengendalian Produksi Suatu Pendekatan Kuantitatif. Jakarta: Akademika Pressindo. Chase, Richard B., Aquilano, Nicholas J. (1995), Production and Operations Management: Manufacturing and Services 7 th edition. New Jersey: The McGraw-Hill Companies, Inc. Ginting, Rosnani Ir. (2007), Sistem Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hensher, David A. and Rose, John M. (2009), Toll Product Preferences and Implications for Alternative Payment Options and Going Cashless, Institute of Transport and Logistic Studies, Faculty of Economics and Business, The University of Sydney, Australia, 36: Info Waktu Uji Coba Gardu Tol, 22 Juni 2012 Irawan, Prasetya. (2007), Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: DIA FISIP UI. Jumlah Mobil di Jakarta, 27 Desember 2012 Kakiay, Thomas J. (2004). Dasar Teori Antrian untuk Kehidupan Nyata Yogyakarta: Penerbit Andi. Karsaman, Rudy Hermawan. (2010), Evaluasi Penerapan Sistem Pengumpulan Tol Elektronik (Electronic Toll Collection System) di Indonesia. Kusuma, Hendra. (2001). Manajemen Produksi : Perencanaan dan Pengendalian. Produksi. Yogyakarta: Penerbit Andi. Malhotra, Naresh K. (2007), Marketing Research, an Applied Orientation 5 th ed. New Jersey: Pearson Education May, A.D. (1990), Traffic Flow Fundamentals. New Jersey: Prentice-Hall International Inc. Mehri, H., Djemel, T. (2007), Study and Simulation of Queuing Theory in the Toll Motorway. University of Sfax, Tunisia. Render, Barry and Jay Heizer. (2008), Operations Management 9 th ed. New Jersey: Pearson Education Inc. Team #32. (2005), Modelling Toll Plaza Behavior Using Queuing Theory.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Metode Pengambilan Sampling 2.1.1. Populasi Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN SISTEM LBE

LAPORAN AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN SISTEM LBE BIDANG ILMU : REKAYASA LALU LINTAS LAPORAN AKHIR PENELITIAN PENGEMBANGAN SISTEM LBE STUDI ANTRIAN DI GERBANG TOL TAMALANREA SEKSI IV MAKASSAR TIM PENGUSUL Dr. Ir. H. Nur Ali, MT NIDN : 0005014901 David

Lebih terperinci

STUDI ANTRIAN DI GERBANG TOL TAMALANREA SEKSI IV MAKASSAR

STUDI ANTRIAN DI GERBANG TOL TAMALANREA SEKSI IV MAKASSAR PROS ID I NG 2 0 1 2 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK STUDI ANTRIAN DI GERBANG TOL TAMALANREA SEKSI IV MAKASSAR Nur Ali & David Ferdi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Unhas Jl. Perintis Kemerdekaan

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN DENGAN MODEL SINGLE CHANNEL SINGLE PHASE SERVICE PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) I GUSTI NGURAHRAI PALU

ANALISIS ANTRIAN DENGAN MODEL SINGLE CHANNEL SINGLE PHASE SERVICE PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) I GUSTI NGURAHRAI PALU JIMT Vol. 12 No. 2 Desember 2016 (Hal 125-138) ISSN : 2450 766X ANALISIS ANTRIAN DENGAN MODEL SINGLE CHANNEL SINGLE PHASE SERVICE PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) I GUSTI NGURAHRAI PALU 1

Lebih terperinci

MODEL ANTREAN KONTINU (STUDI KASUS DI GERBANG TOL BANYUMANIK)

MODEL ANTREAN KONTINU (STUDI KASUS DI GERBANG TOL BANYUMANIK) MODEL ANTREAN KONTINU (STUDI KASUS DI GERBANG TOL BANYUMANIK) 1 Sugito, 2 Alan Prahutama, 3 Rukun Santoso, 4 Jenesia Kusuma Wardhani 1,2,3,4 Departemen Jurusan Statistika FSM Universitas Diponegoro e-mail:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. harus menunggu dalam sebuah proses manufaktur untuk diproses ke tahap

BAB 2 LANDASAN TEORI. harus menunggu dalam sebuah proses manufaktur untuk diproses ke tahap BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Antrian Siapapun yang pernah pergi berbelanja ke supermarket atau ke bioskop mengalami ketidaknyamanan dalam mengantri. Dalam hal mengantri, tidak hanya manusia saja

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN UNTUK MENENTUKAN JUMLAH GARDU KELUAR YANG OPTIMAL PADA GERBANG TOL TANJUNG MULIA

ANALISIS SISTEM ANTRIAN UNTUK MENENTUKAN JUMLAH GARDU KELUAR YANG OPTIMAL PADA GERBANG TOL TANJUNG MULIA Seminar Nasional Teknik Industri [SNTI2017] Lhokseumawe-Aceh, 13-14 Agustus 2017 ANALISIS SISTEM ANTRIAN UNTUK MENENTUKAN JUMLAH GARDU KELUAR YANG OPTIMAL PADA GERBANG TOL TANJUNG MULIA Anwar 1, Mukhlis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Antrian Sistem antrian adalah merupakan keseluruhan dari proses para pelanggan atau barang yang berdatangan dan memasuki barisan antrian yang seterusnya memerlukan pelayanan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Berdasarkan data yang diinput dari Laporan keuangan triwulan periode tahun 2009-2011 maka dapat dihitung rasio-rasio keuangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Antrian 2.1.1. Sejarah Teori Antrian. Teori antrian adalah teori yang menyangkut studi matematis dari antrian atau baris-baris penungguan. Teori antrian berkenaan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jl. Panjang No.25 Jakarta Barat. Penelitian dilakukan selama 2 Minggu, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jl. Panjang No.25 Jakarta Barat. Penelitian dilakukan selama 2 Minggu, yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di PT Plaza Toyota Green Garden yang berlokasi di Jl. Panjang No.25 Jakarta Barat. Penelitian dilakukan selama 2 Minggu, yaitu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Ilmu pengetahuan tentang bentuk antrian yang sering disebut dengan teori antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang sangat berharga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 17 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Fenomena menunggu untuk kemudian mendapatkan pelayanan, seperti halnya nasabah yang menunggu pada loket bank, kendaraan yang menunggu pada lampu merah, produk yang

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN PADA MCDONALD PUSAT GROSIR CILILITAN (PGC) (Untuk Memenuhi Tugas Operational Research)

ANALISIS ANTRIAN PADA MCDONALD PUSAT GROSIR CILILITAN (PGC) (Untuk Memenuhi Tugas Operational Research) 2013 ANALISIS ANTRIAN PADA MCDONALD PUSAT GROSIR CILILITAN (PGC) (Untuk Memenuhi Tugas Operational Research) Disusun oleh: Dian Fitriana Arthati (09.5934), Dede Firmansyah (09.5918), Eka Fauziah Rahmawati

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Memodelkan Antrian Analisis atas sistem antrian serta penentuan tingkat kapasitas (teller) yang optimal (seimbang antara kebutuhan nasabah dengan kapasitas perusahaan)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Kantor Penjualan Senayan City PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang berlokasi di Senayan City, Jakarta. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Bustani Henry Fundamental Operation Research. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

DAFTAR PUSTAKA. Bustani Henry Fundamental Operation Research. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama DAFTAR PUSTAKA Bustani Henry. 2005. Fundamental Operation Research. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Chase, R.B., Jacobs, F.R., Aquilano, N.J. 2006. Operation Management For Competitive Advantage, International

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. kesimpulannya. Penelitian ini dilakukan pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. kesimpulannya. Penelitian ini dilakukan pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Menurut Sugiyono (2009:2) mengemukakan Objek penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Antrian 2.1.1 Definisi Antrian Antrian adalah suatu garis tunggu dari nasabah yang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayanan. Kejadian garis tunggu timbul disebabkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. pertanyaan pada perumusan masalah. Hal-hal yang dijelaskan dalam bab ini

BAB IV PEMBAHASAN. pertanyaan pada perumusan masalah. Hal-hal yang dijelaskan dalam bab ini BAB IV PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan untuk menjawab pertanyaan pada perumusan masalah. Hal-hal yang dijelaskan dalam bab ini mencakup pemeriksaan steady state, uji distribusi,

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN DENGAN MODEL SINGLE CHANNEL SINGLE PHASE SERVICE PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) I GUSTI NGURAHRAI PALU

ANALISIS ANTRIAN DENGAN MODEL SINGLE CHANNEL SINGLE PHASE SERVICE PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) I GUSTI NGURAHRAI PALU 65 Jurnal Scientific Pinisi, Volume 3, Nomor 1, April 2017, hlm. 65-71 ANALISIS ANTRIAN DENGAN MODEL SINGLE CHANNEL SINGLE PHASE SERVICE PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) I GUSTI NGURAHRAI

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Teori Dunia industri biasanya tak lepas dari suatu peramalan, hal ini disebabkan bahwa peramalan dapat memprediksi kejadian di masa yang akan datang untuk mengambil keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam pelayanan ada beberapa faktor penting pada sistem antrian yaitu pelanggan dan pelayan, dimana ada periode waktu sibuk maupun periode dimana pelayan menganggur. Dan waktu dimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen operasional adalah the term operation management

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen operasional adalah the term operation management BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Manajemen Operasional Krajewski dan Ritzman (2002:6) mengemukakan bahwa manajemen operasional adalah the term operation management refers to the direction

Lebih terperinci

MODEL ANTRIAN YULIATI, SE, MM

MODEL ANTRIAN YULIATI, SE, MM MODEL ANTRIAN YULIATI, SE, MM Model Antrian Teori antrian pertama kali diciptakan oleh A.K. Erlang seorang ahli matematik Denmark pada tahun 1909. Sejak itu penggunaan model antrian mengalami perkembangan

Lebih terperinci

Analisis Sistem Antrian Pada Proses Pelayanan Konsumen di Rumah Makan

Analisis Sistem Antrian Pada Proses Pelayanan Konsumen di Rumah Makan Analisis Sistem Antrian Pada Proses Pelayanan Konsumen di Rumah Makan Hendra Nurjaya Al-Kholis 1, Ellysa Nursanti 2, Thomas Priyasmanu 3 1,3 Program Studi Teknik Industri S1, Institut Teknologi Nasional

Lebih terperinci

MODEL ANTREAN DENGAN DISTRIBUSI PELAYANAN NORMAL, ERLANG, WEIBULL STUDI KASUS TOL BANYUMANIK

MODEL ANTREAN DENGAN DISTRIBUSI PELAYANAN NORMAL, ERLANG, WEIBULL STUDI KASUS TOL BANYUMANIK SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 MODEL ANTREAN DENGAN DISTRIBUSI PELAYANAN NORMAL, ERLANG, WEIBULL STUDI KASUS TOL BANYUMANIK Sugito 1, Tarno 2, Agus Rusgiono 3, Jenesia Kusuma Wardhani

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO. Fajar Etri Lianti ABSTRACT

ANALISIS ANTRIAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO. Fajar Etri Lianti ABSTRACT ANALISIS ANTRIAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO Fajar Etri Lianti Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau Kampus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Teori antrian adalah teori yang menyangkut studi sistematis dari antrian atau baris-baris penungguan. Formasi baris-baris penungguan ini tentu saja merupakan suatu

Lebih terperinci

Perbandingan Panjang Antrian Dan Waktu Pelayanan Pada Sistem Pengumpulan Tol Konvensional Terhadap Sistem Pengumpulan Tol Elektronik

Perbandingan Panjang Antrian Dan Waktu Pelayanan Pada Sistem Pengumpulan Tol Konvensional Terhadap Sistem Pengumpulan Tol Elektronik Reka Racana Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Sipil Itenas No.x Vol. Xx Agustus 2015 Perbandingan Panjang Antrian Dan Waktu Pelayanan Pada Sistem Pengumpulan Tol Konvensional Terhadap Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population) BAB I PENDAHULUAN Antrian yang panjang sering kali kita lihat di bank saat nasabah mengantri di teller untuk melakukan transaksi, airport saat para calon penumpang melakukan check-in, di super market saat

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN SISTEM ANTRIAN MODEL M/M/S PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO)

ANALISIS PENERAPAN SISTEM ANTRIAN MODEL M/M/S PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 2 (2015), hal 111 118. ANALISIS PENERAPAN SISTEM ANTRIAN MODEL M/M/S PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR CABANG PONTIANAK

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Uji Perbedaan. Group Statistics. Independent Samples Test

LAMPIRAN. Uji Perbedaan. Group Statistics. Independent Samples Test Lampiran 1 LAMPIRAN Uji Perbedaan Group Statistics Perusahaan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean ROA AQUA 3 7,9500,56000,32332 INDF 3 3,6967 1,28442,74156 Independent Samples Test Levene's Test for

Lebih terperinci

Uji perbedaan yang dilakukan adalah menguji rata-rata N-Gain hasil belajar ranah

Uji perbedaan yang dilakukan adalah menguji rata-rata N-Gain hasil belajar ranah 56 Uji perbedaan yang dilakukan adalah menguji rata-rata N-Gain hasil belajar ranah kognitif masing-masing kelas yang telah dilakukan pembelajaran dengan media pembelajaran berbasis TIK Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Teori antrian pertama kali disusun oleh Agner Krarup Erlang yang hidup pada periode 1878-1929. Dia merupakan seorang insinyur Demark yang bekerja di industri telepon.

Lebih terperinci

EMA302 Manajemen Operasional

EMA302 Manajemen Operasional 1 PERAMALAN (FORECASTING) EMA302 Manajemen Operasional Pengertian (1) 2 Oxford Dictionary, Forecast is a statement about what will happen in the future, based on information that is available now. (Peramalan

Lebih terperinci

Uji Perbandingan Rata-Rata

Uji Perbandingan Rata-Rata Uji Perbandingan Rata-Rata Pengujian hipotesis perbandingan rata-rata dilakukan untuk melihat kesesuaian dugaan peneliti terhadap suatu objek yang diteliti dengan kenyataannya. Misalnya seorang peniliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang tahapan penelitian serta penentuan variabel. Diharapkan bab ini dapat memberikan gambaran bagaimana penelitian ini dilakukan dalam upaya untuk memecahkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. PENGERTIAN TEORI ANTRIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. PENGERTIAN TEORI ANTRIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TEORI ANTRIAN 1. PENGERTIAN TEORI ANTRIAN Semua jenis bisnis terutama bisnis jasa menginginkan pelanggan untuk menunggu di beberapa titik proses layanan (Dickson et al., 2005).

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. hanya pada ranah kognitif. Tes hasil belajar sebelum diperlakukan diberi

BAB IV HASIL PENELITIAN. hanya pada ranah kognitif. Tes hasil belajar sebelum diperlakukan diberi 63 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Data hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diukur dengan instrumen berupa tes soal pilihan ganda, untuk mengetahui seberapa

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RISET OPERASIONAL 2

MODUL PRAKTIKUM RISET OPERASIONAL 2 MODUL PRAKTIKUM RISET OPERASIONAL 2 Versi 3.1 Tahun Penyusunan 2012 1. Muhammad Yunanto, SE., MM. 2. Iman Murtono Soenhadji, Ph.D. Tim Penyusun 3. Darmadi, SE.,MM. 4. Ririn Yuliyanti, SE. 5. Padyan Khatimi,

Lebih terperinci

Metode Kuantitatif. Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 23 April 2009

Metode Kuantitatif. Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 23 April 2009 Metode Kuantitatif Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 3 April 009. Pendahuluan. Struktur Model Antrian (The Structure of Queuing Model) 3. Single-Channel Model 4. Multiple-Channel

Lebih terperinci

BAB II. Landasan Teori

BAB II. Landasan Teori BAB II Landasan Teori Antrian merupakan waktu tunggu yang dialami pelanggan untuk mencapai tujuan, dikarenakan jumlah pelanggan melebihi kapasitas layanan yang tersedia. Waktu tunggu yang terlalu lama

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan Antrian adalah kejadian yang sering dijumpai dalam kehidupan seharihari. Menunggu di depan loket untuk mendapatakan tiket kereta api, menunggu pengisian bahan bakar,

Lebih terperinci

DESKRIPSI SISTEM ANTRIAN PADA KLINIK DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM

DESKRIPSI SISTEM ANTRIAN PADA KLINIK DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM DESKRIPSI SISTEM ANTRIAN PADA KLINIK DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM Deiby T. Salaki 1) 1) Program Studi Matematika FMIPA Universitas Sam Ratulangi Jl. Kampus Unsrat Manado, 95115 e-mail: deibytineke@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Peningkatan Kinerja Pelayanan Pasien Untuk Meminimalkan Antrian dengan Waiting Line Method

Peningkatan Kinerja Pelayanan Pasien Untuk Meminimalkan Antrian dengan Waiting Line Method INFORMATION SYSTEM FOR EDUCATORS AND PROFESSIONALS Vol.1, No. 2, Juni 2017, 167 174 E-ISSN: 2548-3587 167 Peningkatan Kinerja Pelayanan Pasien Untuk Meminimalkan Antrian dengan Waiting Line Method Ridwansyah

Lebih terperinci

Riana Sinaga 1 Alumni Program Studi S1 Administrasi Bisnis Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom

Riana Sinaga 1 Alumni Program Studi S1 Administrasi Bisnis Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom Volume 19 Nomor 2, 2015 133 ANALISIS SISTEM ANTRIAN DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BANDUNG: STUDI PADA LOKET PELAYANAN PENCATATAN DAN PENERBITAN AKTA KELAHIRAN BAYI BERUMUR 0-60 HARI Riana

Lebih terperinci

Teori Antrian. Aminudin, Prinsip-prinsip Riset Operasi

Teori Antrian. Aminudin, Prinsip-prinsip Riset Operasi Teori Antrian Aminudin, Prinsip-prinsip Riset Operasi Contoh Kendaraan berhenti berderet-deret menunggu di traffic light. Pesawat menunggu lepas landas di bandara. Surat antri untuk diketik oleh sekretaris.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini tingkat mobilitas masyarakat Indonesia semakin meningkat. Masyarakat berusaha untuk berpindah dari satu daerah ke daerah lainnya dengan menggunakan

Lebih terperinci

Jurnal Spektran Vol.4, No.1, Januari 2016

Jurnal Spektran Vol.4, No.1, Januari 2016 ANALISIS INERJA PELAYANAN GARDU TOL PADA JALAN TOL BALI MANDARA Ayu Indah encana Dewi, P. Alit Suthanaya, I.N. Widana Negara Abstrak: Pada masa sekarang, jalan tol sangat berperan terhadap kelancaran arus

Lebih terperinci

Uji Perbandingan Rata-Rata

Uji Perbandingan Rata-Rata Uji Perbandingan Rata-Rata Pengujian hipotesis perbandingan rata-rata dilakukan untuk melihat kesesuaian dugaan peneliti terhadap suatu objek yang diteliti dengan kenyataannya. Misalnya seorang peniliti

Lebih terperinci

Teori Antrian. Prihantoosa Pendahuluan. Teori Antrian : Intro p : 1

Teori Antrian. Prihantoosa  Pendahuluan.  Teori Antrian : Intro p : 1 Pendahuluan Teori Antrian Prihantoosa pht854@yahoo.com toosa@staff.gunadarma.ac.id Last update : 14 November 2009 version 1.0 http://openstat.wordpress.com Teori Antrian : Intro p : 1 Tujuan Tujuan : Meneliti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian 1. Kemampuan Awal Siswa Dalam penelitian ini seperti telah dijelaskan pada bab III, analisis tentang data kemampuan awal digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi, akan mempengaruhi perekonomian Indonesia dimana akan semakin terbuka

BAB I PENDAHULUAN. investasi, akan mempengaruhi perekonomian Indonesia dimana akan semakin terbuka 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi ini dengan semakin berkembangnya dunia perdagangan dan investasi, akan mempengaruhi perekonomian Indonesia dimana akan semakin terbuka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Manajemen Operasi Menurut Heinzer dan Render (2011;4), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. observasi digunakan oleh peneliti untuk mengamati kondisi sekolah meliputi

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. observasi digunakan oleh peneliti untuk mengamati kondisi sekolah meliputi BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian Data dalam penelitian ini diperoleh peneliti melalui beberapa metode, yaitu metode interview, metode tes, dan metode dokumentasi. Metode

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN CALON PENUMPANG LION AIR DI BANDAR UDARA MUTIARA SIS AL-JUFRI PALU

ANALISIS SISTEM ANTRIAN CALON PENUMPANG LION AIR DI BANDAR UDARA MUTIARA SIS AL-JUFRI PALU JIMT Vol. 12 No. 2 Desember 201 (Hal 139-148) ISSN : 2450 7X ANALISIS SISTEM ANTRIAN CALON PENUMPANG LION AIR DI BANDAR UDARA MUTIARA SIS AL-JUFRI PALU V. R. Vitasari 1, Rais 2, A. Sahari 3 1,3 Program

Lebih terperinci

ANALISIS PANJANG ANTRIAN YANG TERJADI PADA PINTU KELUAR GERBANG TOL PASTEUR ABSTRAK

ANALISIS PANJANG ANTRIAN YANG TERJADI PADA PINTU KELUAR GERBANG TOL PASTEUR ABSTRAK ANALISIS PANJANG ANTRIAN YANG TERJADI PADA PINTU KELUAR GERBANG TOL PASTEUR Billy Ashar Triawan 0721018 Pembimbing: Dr. BUDI HARTANTO SUSILO, Ir., M.Sc. ABSTRAK Kota Bandung mempunyai daya tarik yang luar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya persaingan antar perusahaan di. sektor perdagangan dan jasa, maka Manajemen operasi memegang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya persaingan antar perusahaan di. sektor perdagangan dan jasa, maka Manajemen operasi memegang 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar belakang Dengan semakin meningkatnya persaingan antar perusahaan di sektor perdagangan dan jasa, maka Manajemen operasi memegang peranan penting bagi perusahaan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Hasil Belajar Pretest Kelas Van Hiele dan Bruner

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Hasil Belajar Pretest Kelas Van Hiele dan Bruner BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41. Deskripsi Data Deskripsi data dalam hasil penelitian dan pembahasan akan dibahas mengenai data hasil belajar pretes kelas yang akan menggunakan teori Van Hiele

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL DAN PENGUKURAN KINERJA SISTEM PELAYANAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR LAYANAN TEMBALANG ABSTRACT

PENENTUAN MODEL DAN PENGUKURAN KINERJA SISTEM PELAYANAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR LAYANAN TEMBALANG ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 741-749 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENENTUAN MODEL DAN PENGUKURAN KINERJA SISTEM PELAYANAN PT.

Lebih terperinci

Unnes Journal of Mathematics

Unnes Journal of Mathematics UJM 3 (1) (2014) Unnes Journal of Mathematics http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm ANALISIS PROSES ANTRIAN MULTIPLE CHANNEL SINGLE PHASE DI LOKET ADMINISTRASI DAN RAWAT JALAN RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

Lebih terperinci

SIMULASI ANTRIAN PELAYANAN PASIEN (STUDI KASUS: KLINIK BIDAN LIA JALAN MT. HARYONO NO. 52 BINJAI)

SIMULASI ANTRIAN PELAYANAN PASIEN (STUDI KASUS: KLINIK BIDAN LIA JALAN MT. HARYONO NO. 52 BINJAI) ZERO JURNAL MATEMATIKA DAN TERAAN Volume No. 207 -ISSN: 2580-569X E-ISSN : 2580-5754 SIMULASI ANTRIAN ELAYANAN ASIEN (STUDI KASUS: KLINIK BIDAN LIA JALAN MT. HARYONO NO. 52 BINJAI) Hendra Cipta Dosen rodi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil dan Temuan Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut James A.F. Stonner adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut James A.F. Stonner adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stonner adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi sera penggunaan

Lebih terperinci

UNNES Journal of Mathematics

UNNES Journal of Mathematics UJM 1 (1) (2012) UNNES Journal of Mathematics http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm ANALISIS ANTRIAN SINGLE CHANNEL SINGLE PHASE PADA LOKET PENJUALAN TIKET KERETA API KALIGUNG DI STASIUN PONCOL

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data 1. Deskripsi Data Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan data-data yang yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan, sehingga diperlukan. sarana transportasi yang memadai untuk menghubungkan daerah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan, sehingga diperlukan. sarana transportasi yang memadai untuk menghubungkan daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan, sehingga diperlukan sarana transportasi yang memadai untuk menghubungkan daerah yang satu dengan daerah yang lain.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. pengaruh model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL)

BAB IV HASIL PENELITIAN. pengaruh model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Tujuan dari dilaksakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) berbantuan LKS terhadap hasil

Lebih terperinci

11/1/2016 Azwar Anas, M. Kom - STIE-GK Muara Bulian 1 TEORI ANTRIAN

11/1/2016 Azwar Anas, M. Kom - STIE-GK Muara Bulian 1 TEORI ANTRIAN 11/1/2016 Azwar Anas, M. Kom - STIE-GK Muara Bulian 1 TEORI ANTRIAN 11/1/2016 Azwar Anas, M. Kom - STIE-GK Muara Bulian 2 Pendahuluan Perhatikan beberapa situasi berikut ini: Kendaraan berhenti berderet-deret

Lebih terperinci

MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 3 No.6 Tahun 2017 ISSN

MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 3 No.6 Tahun 2017 ISSN MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 3 No.6 Tahun 2017 ISSN 2301-9115 PERBANDINGAN WAKTU TUNGGU RATA-RATA NASABAH PADA PELAYANAN TELLER BANK MENGGUNAKAN METODE FCFS DAN SPF Abdul Rauf Nafik (S1 Matematika,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Deskripsi dari pelaksanaan pembelajaran menggunakan model

Lebih terperinci

PERAMALAN (FORECASTING) #2

PERAMALAN (FORECASTING) #2 PERAMALAN (FORECASTING) #2 Materi #4 EMA302 Manajemen Operasional Model Simple Linear Regression (1) 2 Model simple linear regression berusaha untuk menyesuaikan garis melalui berbagai data dari waktu

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI MODUL IV QUEUING THEORY

LAPORAN RESMI MODUL IV QUEUING THEORY LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR LAPORAN RESMI MODUL IV QUEUING THEORY I. Pendahuluan

Lebih terperinci

CONTOH STUDI KASUS ANTRIAN

CONTOH STUDI KASUS ANTRIAN CONTOH STUDI KASUS ANTRIAN ABSTRAKSI Teori Antrian merupakan teori yang menyangkut studi matematis dari antrian-antrian dan barisbaris penengguan, yang formasinya merupakn suatu fenomena biasa yang terjadi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 24 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Ilmu pengetahuan tentang bentuk antrian, yang sering disebut sebagai teori antrian (queueing theory) merupakan sebuah bagian penting operasi dan juga alat yang sangat

Lebih terperinci

May Christiani Hutasoit 1), Tri Indra Wijaksana, S.sos.,M.Si. 2)

May Christiani Hutasoit 1), Tri Indra Wijaksana, S.sos.,M.Si. 2) ANALISIS SISTEM ANTRIAN DALAM MENINGKATKAN LAYANAN LOKET PESERTA BUKAN PENERIMA UPAH (MANDIRI) PADA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN KANTOR CABANG UTAMA BANDUNG (STUDI KASUS ANTRIAN BULAN MARET)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tuntang, Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang beralamat

Lebih terperinci

Queuing Models. Deskripsi. Sumber. Deskripsi. Service Systems

Queuing Models. Deskripsi. Sumber. Deskripsi. Service Systems Queuing Models Sistem Antrian Deskripsi matematis dari sistem antrian: The arrival process of customers The behaviour of customers The service times The service discipline The service capacity The waiting

Lebih terperinci

KAJIAN ANTRIAN TIPE M/M/ DENGAN SISTEM PELAYANAN FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT

KAJIAN ANTRIAN TIPE M/M/ DENGAN SISTEM PELAYANAN FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT KAJIAN ANTRIAN TIPE M/M/ DENGAN SISTEM PELAYANAN FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT QUEUES ANALYSIS M/M/ TYPE WITH SLOW AND FAST PHASE SERVICE SYSTEM Oleh: Erida Fahma Nurrahmi NRP. 1208 100 009 Dosen Pembimbing:

Lebih terperinci

Teori Antrian. Riset Operasi TIP FTP UB Mas ud Effendi

Teori Antrian. Riset Operasi TIP FTP UB Mas ud Effendi Teori Antrian Riset Operasi TIP FTP UB Mas ud Effendi Bentuk Umum Teori Antrian Pelayanan Tunggal Pelayanan Multipel Pendahuluan Banyak waktu dihabiskan untuk menunggu oleh manusia, produk, dll Penyediaan

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):( )

ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):( ) Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 2 (2015), hal 127-134 ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):(

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan sehari-hari, antrian, queuing atau waiting line sangat sering dijumpai. Dalam hal ini antrian terjadi pada saat ada pihak yang harus menunggu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD paralel yaitu SD Kristen Satya Wacana Salatiga semester 2 di kelas VA sebagai kelas eksperimen 1

Lebih terperinci

ANTRIAN PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) BLINTUT BARONG TONGKOK KUTAI BARAT

ANTRIAN PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) BLINTUT BARONG TONGKOK KUTAI BARAT ANTRIAN PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) 64-755-01 BLINTUT BARONG TONGKOK KUTAI BARAT Siken. H. Eddy Soegiarto K. Adi Suroso Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Lebih terperinci

Sony Kamilie 1 ; Jonny 2. ABSTRACT. Keywords: total server, service time, waiting time, queueing, simulation ABSTRAK

Sony Kamilie 1 ; Jonny 2. ABSTRACT. Keywords: total server, service time, waiting time, queueing, simulation ABSTRAK ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA AREA FINAL INSPECTION DI VEHICLE LOGISTIC CENTER PT ADM UNTUK OPTIMALISASI JUMLAH SERVER, WAKTU TUNGGU, DAN TOTAL BIAYA PELAYANAN Sony Kamilie 1 ; Jonny 2 1, 2 PT ASTRA DAIHATSU

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini yang dipilih dalam penelitian ini adalah Bank Permata cabang Citra Raya. Berlokasi di Ruko Taman Raya Jl. Raya Boulevard Blok K 01

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN SISTEM PENGUMPUL TOL ELEKTRONIK TERHADAP PELAYANAN GERBANG TOL

PENGARUH PENERAPAN SISTEM PENGUMPUL TOL ELEKTRONIK TERHADAP PELAYANAN GERBANG TOL PENGARUH PENERAPAN SISTEM PENGUMPUL TOL ELEKTRONIK TERHADAP PELAYANAN GERBANG TOL Sodikin Program Studi Transportasi Magister Teknik Sipil Universitas Diponegoro Jl. Hayam Wuruk 5-7, Semarang Fax: 62-24-8311802

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan jalan bebas hambatan dan menjadi bagian dari sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas 4 SDN Harjosari I dan SDN Harjosari II tahun pelajaran 2011/2012.

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM PELAYANAN DI STASIUN TAWANG SEMARANG DENGAN METODE ANTRIAN

ANALISIS SISTEM PELAYANAN DI STASIUN TAWANG SEMARANG DENGAN METODE ANTRIAN ANALISIS SISTEM PELAYANAN DI STASIUN TAWANG SEMARANG DENGAN METODE ANTRIAN SKRIPSI Oleh: NURSIHAN 24010210110001 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2015 ANALISIS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. antara kedua atau lebih objek yang diteliti. keuangannya dimulai dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. antara kedua atau lebih objek yang diteliti. keuangannya dimulai dari tahun BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan bersifat komparatif (perbandingan) yaitu bersifat menguraikan sifat-sifat dan keadaan sebenarnya dari dua atau lebih objek penelitian,

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN. Disajikan oleh: Bernardus Budi Hartono. Teknik Informatika [Gasal ] FTI - Universitas Stikubank Semarang

ANALISIS ANTRIAN. Disajikan oleh: Bernardus Budi Hartono. Teknik Informatika [Gasal ] FTI - Universitas Stikubank Semarang Disajikan oleh: Bernardus Budi Hartono Web : http://pakhartono.wordpress.com E-mail: pakhartono at gmail dot com budihartono at acm dot org Teknik Informatika [Gasal 2009 2010] FTI - Universitas Stikubank

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Suatu antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah yang memerlukan layanan dari satu atau lebih fasilitas pelayanan. Kejadian garis tunggu timbul disebabkan oleh

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN PEMBUATAN KARTU TANDA PENDUDUK DAN KARTU KELURGA DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN KUNINGAN

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN PEMBUATAN KARTU TANDA PENDUDUK DAN KARTU KELURGA DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN KUNINGAN ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN PEMBUATAN KARTU TANDA PENDUDUK DAN KARTU KELURGA DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN KUNINGAN Evi Shofiyatin 1), Ika Nur Oktaviani 1), Khusnul Khanifah Kalana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada materi Himpunan MTs Aswaja

BAB IV HASIL PENELITIAN. terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada materi Himpunan MTs Aswaja BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis portofolio terhadap hasil belajar siswa

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Tujuan dari dilaksanakanya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh dan seberapa besar pengaruh penerapan model pembelajaran tutor sebaya berbantuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dalam penelitian ini adalah data nilai pretes kelas kontrol, nilai pretes kelas eksperimen, nilai postes kelas kontrol, dan nilai postes

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Operasi 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Manajemen operasi merupakan salah satu fungsi utama dari sebuah organisasi dan secara utuh berhubungan dengan

Lebih terperinci