BAB II KAJIAN PUSTAKA
|
|
- Shinta Sutedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Sistem Feodalisme Feodalisme di Indonesia dalam Ensiklopedia Nasional Indonesia (1997) merupakan penjelasan yang berkaitan dengan pandangan kolot kelanjutan pada tata cara bangsawan keraton. Dimana pengikut para raja/bangsawan diikat dengan tuantuan mereka dalam konsepsi manunggaling kawula lan gusti, bersatunya tuan dan hamba atau bawahan dengan atasan. Kehendak gusti yang dipertuan otomatis harus dijalankan. Sementara disisi lain, dalam struktur masyarakat Indonesia memiliki istilah priyayi dan wong cilik, inilah bentuk feodalisme. Istilah feodalisme berasal dari bahasa latin yaitu feodum yang berarti feud, tanah yang dipinjamkan dan fief atau upeti. Disimpulkan bahwa istilah feodalisme secara harfiah berarti suatu paham dimana masyarakat diatur berdasarkan sistem fief (upeti), dengan kekuasaan legal dan politis yang menyebar luas diantara orang-orang yang memiliki kekuasaan ekonomi. Sistem fief itu digambarkan seperti struktur hierarki berbentuk piramida dengan raja atau tuan berada di puncak sedangkan tenant, serf, dan slave berada di dasar. Secara formal, raja adalah lord tertinggi yang menguasai semua fief dan semua lahan pada dasarnya adalah milik raja. Pada intinya feodalisme merupakan sistem sosial atau politik yang memberikan kekuasaan yang besar kepada golongan bangsawan. Masyarakat feodal biasanya ditandai dengan 18
2 adanya tanah-tanah luas yang dikuasai para bangsawan atau para tuan tanah, dan tanah tersebut dikerjakan oleh buruh bahkan beberapa budak. Feodalisme diartikan sebagai suatu sistem yang ada di Eropa sejak abad pertengahan. Di Indonesia sendiri menurut Wijaya, para ahli bahasa sepakat mengatakan feodalisme adalah sistem sosial atau politik yang memberikan kekuasaan yang besar kepada golongan bangsawan. Masyarakat feodal biasanya ditandai dengan adanya tanah-tanah luas yang dikuasai para bangsawan atau para tuan tanah, dan tanah tersebut dikerjakan oleh buruh bahkan beberapa budak yang mengabdi pada pemilik tanah tersebut. Adapun ciri-ciri pokok dari sistem feodalisme ini diantaranya adalah sebagai berikut : a) Adanya sistem politik-ekonomi pertanian yang bersifat sempit; b) Semua tanah pertanian pada hakikatnya adalah milik raja atau kaum bangsawan dan di bawahnya ada hierarki. c) Kaum bangsawan yang tertinggi mendapat tanah langsung dari raja, kemudian bangsawan di bawahnya akan mendapat tanah dari bangsawan tertinggi, dan seterusnya sampai bangsawan terendah yang hanya menguasai sebidang tanah saja. Dalam perkembangan selanjutnya, tidak hanya tanah yang dipinjamkan melainkan juga pangkat dan kedudukan yang lama-kelamaan bersifat turun-temurun. Kesimpulannya ialah bahwa feodalisme adalah sistem sosial atau politik yang 19
3 memberikan kekuasaan besar kepada golongan bangsawan dan sistem sosial yang mengagung-agungkan pangkat dan jabatan, bukan prestasi kerja. Sistem feodal merupakan faktor yang memberikan andil dalam pembentukan sistem stratifikasi sosial di dalam struktur masyarakat perkebunan. Masyarakat feodal dibatasi sebagai tatanan masyarakat yang ditandai oleh beberapa indikator di antaranya: 1. Ketergantungan kehidupannya pada sektor pertanian dan perkebunan (agraris). 2. Ukuran kelas sosial selalu didasarkan pada sektor kepemilikkan tanah, sehingga orang-orang yang memiliki tanah yang luas atau tuan tanah menempati kelas sosial atas. 3. Pembedaan status sosial kemasyarakatan dengan gelar anak staf, atau misalnya seperti kebangsawanan raden (di jawa), sir (di Inggris), dan lainlain. 4. Pola-pola hubungan perekonomian lebih banyak didominasi oleh polapola hubungan antara tuan kebun dan buruh, atau petani penggarap dan penyewa tanah. (Setiadi, 2010: 425) Feodalisme semakin tumbuh subur dan berkembang, terutama di Negaranegara yang mengenal sistem tuan tanah. Secara umum dapat dilihat bahwa sistem feodal yang terjadi merupakan suatu sistem dimana masyarakat terbagi dalam dua 20
4 kelas sosial yaitu kelas penguasa atau tuan tanah dan kelas pekerja yakni para petani, buruh, dan budak. Feodalisme secara khusus berkaitan dengan adanya sistem hubungan politik, sosial dan ekonomi dan dengan dicirikan dengan adanya tanahtanah luas yang dikuasai oleh tuan-tuan tanah dan dikerjakan oleh para buruh. Sedangkan di sisi bentuk sosio-ekonomis yang bercirikan, seperti alat utama produksi adalah tanah dan ini dikuasai oleh segelintir orang dan pelaksanaan ekonomi dijalankan oleh para petani dan budak-budak yang bekerja pada sang tuan atau manager. (LPKN, 2013) Walaupun sistem Feodalisme menyebabkan eksploitasi antara tuan tanah terhadap pekerjanya, tetapi antar keduanya terlihat suatu hubungan yang saling menguntungkan dimana masing-masing pihak memberikan imbalan-imbalan yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan dalam keadaan dimana organisasi dan stabilitas politik sudah tidak terorganisir lagi. Dalam Zanden (Martono, 2011). Dikatakan bahwa ilmuwan sosial membedakan antara tiga lapisan atau lebih. Misalnya, pembedaan antara kelas atas (upper-upper), atas bawah (lower upper), menengah atas (upper middle), menengah bawah (lower middle), bawah atas (upper lower) dan bawah-bawah (lower-lower). Sedangkan pada masyarakat perkebunan terdapat 4 lapisan masyarakat, seperti : 21
5 Manajer Pegawai Staf Pegawai Non- Staf Buruh Lepas Berdasarkan berbagai penjelasan diatas dapat dianalisa bahwa masyarakat perkebunan merupakan miniatur masyarakat kolonial pada umumnya, serta menunjukkan karakteristik yang sama antara lain (1) pluralistik, (2) tersegmentasi menurut golongan suku, (3) rasialistik, (4) dualistis berdasarkan sektor ekonomi eropa dan non eropa, (5) dominasi sosial, ekonomi dan politik kaum kolonial ; juga perbedaan gaya hidup. (Soekirman, 2014: 26). 22
6 2.2 Teori Stratifikasi Sosial Menurut Soerjono Soekanto (1982), bahwa dalam setiap masyarakat selalu mempunyai sesuatu yang dihargai. Misalnya berupa kekayaan, ilmu pengetahuan, status haji, status darah biru atau keturunan dari suatu keluarga yang terhormat atau segala yang bernilai ekonomis. Dalam kehidupan masyarakat sesuatu yang dihargai tidaklah selalu sama. Di lingkungan masyarakat perkebunan, kedudukan dan jabatan dengan upah yang besar sering dianggap jauh lebih berharga dan istimewa daripada prestasi. Sementara itu, di lingkungan masyarakat kota yang modern, yang sering sekali terjadi ialah sebaliknya. Pitirim A. Sorokin mengemukakan bahwa sistem pelapisan dalam masyarakat adalah bagian dari ciri yang tetap dan umum dalam setiap masyarakat yang hidup dengan teratur. Mereka yang memiliki sesuatu yang berharga dalam jumlah yang banyak akan menduduki lapisan atas dan sebaliknya mereka yang memiliki dalam jumlah yang relatif sedikit atau bahkan tidak memiliki dipandang memiliki kedudukan yang rendah. Stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Wujudnya ialah adanya kelas-kelas tinggi dan kelas yang lebih rendah. Ini menimbulkan kontribusi ketidakseimbangan dalam pembagian hak dan kewajiban, serta tanggung jawab nilainilai sosial dan pengaruhnya diantara anggota masyarakat. Dalam Bagong (Sztompka, 2011). Dikatakan bahwa pada umumnya masyarakat yang menduduki lapisan atas tidak hanya memiliki satu macam saja dari sesuatu yang dihargai, akan tetapi kedudukan yang tinggi tersebut bersifat kumulatif. Mereka yang memiliki uang 23
7 banyak, misalnya akan mudah mendapatkan tanah, kekuasaan, ilmu pengetahuan, bahkan mungkin kehormatan tertentu. Secara rinci, ada tiga aspek yang merupakan karakteristik stratifikasi sosial dalam budaya feodalisme perkebunan, yaitu: 1. Perbedaan dalam kemampuan dan kesanggupan. Masyarakat yang memiliki strata tinggi memiliki kesanggupan dan kemampuan yang lebih besar dibandingkan anggota masyarakat yang di bawahnya. Contoh: seorang manager mampu membeli mobil mewah, sedangkan kebanyakan golongan karyawan hanya akan sanggup membeli mobil bekas atau sepeda motor. 2. Perbedaan dalam gaya hidup (life style). Seorang manager perkebunan, dituntut selalu berpakaian rapi, mereka juga biasanya melengkapi dengan aksesoris untuk mendukung kemantapan penampilan, seperti memakai dasi, bersepatu mahal, berolahraga tenis atau golf, memakai pakaian merek terkenal, dan perlengkapan lain yang sesuai dengan statusnya. Sebaliknya, jikalau seorang bawahan berperilaku seolah-olah manager tentu juga akan menjadi bahan cemoohan. 3. Perbedaan dalam hal hak dan akses dalam memanfaatkan sumber daya. Seorang yang menduduki jabatan tinggi biasanya akan semakin banyak hak dan fasilitas yang diperolehnya, seperti dari rumah yang bersangkutan, upah, dan fasilitas pendukung kerja (mobil dan supir) serta pengawal 24
8 keamanan. Sementara itu, seseorang yang tidak menduduki jabatan strategis apa pun tentu hak dan fasilitas yang mampu dinikmati akan semakin kecil. Dalam berbagai perusahaan, biasanya kita akan menemui adanya ketentuan yang tertulis yang mengatur apa saja yang menjadi hak atasan dan apa pula yang menjadi hak bawahan. (Soekirman, 2014: ) Beberapa contoh jenis stratifikasi sosial yang berkaitan dengan feodalisme ialah sebagai berikut: 1. Hierarki Kekuasaan Di dalam masyarakat perkebunan, kekuasaan dan kewenangan selalu terdistribusi secara tidak merata. Artinya, kekuasaan dan kewenangan terdistribusi secara hierarkis vertikal mengerucut bagaikan piramida. Semakin keatas distribusi kekuasaan dan kewenangan makin mengerucut dan makin kecil jumlah orang yang menempatinya. Dengan kata lain, ada sebagian orang yang memperoleh kekuasaan dan kewenangan yang lebih besar dibanding dengan kelompok lainnya. Distribusi kekuasaan dan kewenangan tidak merata tergantung pada mekanisme yang berlaku di dalam struktur masyarakatnya. Masyarakat yang menganut pola-pola feodal distribusi kekuasaan acap kali tidak didasarkan pada kualifikasi seseorang, namun lebih ditentukan pada faktor historis orang tersebut. Hal diatas mengartikan bahwa sekelompok strata sosial seseorang biasanya mengikuti strata sosial orangtuanya (ascribed status). Disisi lain biasanya pola-pola 25
9 stratifikasi sosial di dalam struktur masyarakat seperti ini bersifat tertutup. Dalam artian, tidak mudah bagi seseorang atau sekelompok orang berpindah-pindah status sosialnya (mobilitas sosial vertikal). Pada masyarakat berpola feodal, sering sekali ditemukan mekanisme kekuasaan dan kewenangan yang mengarah kepada bentuk sistem yang otoriter. Menurut Vilfredo Pareto, dasar bagi terbentuknya stratifikasi sosial khususnya yang berkaitan dengan kekuasaan dan kewenangan politik ada lima macam, yaitu : 1. Kekuasaan dan kewenangan politik selalu terdistribusi ke dalam masyarakat secara tidak merata, artinya kekuasaan dan kewenangan politik terdistribusi berdasarkan pola-pola hierarkis vertikal mengerucut dari bawah ke atas makin mengecil. 2. Di dalam struktur sosial secara sederhana dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu kelompok yang memiliki kekuasaan dan kewenangan penting dan kelompok masyarakat yang tidak memilikinya. 3. Secara internal, elite politik bersifat homogen, bersatu, dan memilki kesadaran kelompok. 4. Elite politik selalu mengatur sendiri kelangsungan hidupnya dan keanggotaanya berasal dari lapisan masyarakat yang sangat terbatas. 26
10 5. Kelompok elite pada hakikatnya bersifat otonom, kebal akan gugatan dari siapa pun di luar kelompoknya mengenai keputusan-keputusan yang dibuatnya. (Setiadi, 2010 : 407) 2. Hierarki Ekonomi Di dalam struktur masyarakat kapitalis sebuah indikator dari hierarki atas dasar ekonomi dapat dilihat dari jumlah kepemilikkan lahan sebagai alat produksi. Artinya kepemilikkan lahan pertanian akan lebih berharga daripada kepemilikkan barang-barang berharga lainnya. Dan dalam struktur masyarakat seperti ini memiliki pola hidup yang lebih menghargai harta warisan kekayaan daripada kekayaan yang diperoleh melalui perdagangan atau bisnis. Sedangkan pada masyarakat feodal lebih menitikberatkan pada sektor pertanian, dimana kelas sosial dapat dilihat dari polapola hubungan antara tuan kebun dan pekerjanya (buruh) yang bekerja padanya dalam sebuah pabrik khususnya perkebunan, dengan tujuan dari para pekerja ialah memperoleh upah. Hal ini memiliki kesamaan pada pemilik tanah dan buruh tani (pawongan) yang mengerjakan lahan milik tuan tanah atau petani penggarap, yaitu sekelompok orang yang mengerjakan lahan milik orang lain dengan ijab Kabul penyewa atau bagi hasil (jawa: paroan). Akan tetapi, di dalam struktur masyarakat kapitalistik, indikator untuk menentukan kedudukan seseorang di dalam masyarakat tidak lagi bertumpu pada faktor kepemilikkan tanah. Kelas sosial lebih diukur berdasarkan kepemilikkan uang sebagai modal produksi di dalam suatu perusahaan. 27
11 Hubungan sosial di dalam struktur masyarakat kapitalis diwarnai oleh interaksi antara pemilik perusahaan dan buruh perusahaan yang oleh Karl Marx disebut kaum borjuis dan proletar. (Setiadi, 2010:404). Menurut marx, dalam paham kapitalis dikatakan bahwa seseorang memperoleh atas dasar kemampuannya. Dan hal ini memperlihatkan kesamaan pencapaian tujuan yang mengarah pada pelapisan masayakat secara ekonomi. Antara lain menurut, Joseph Schumpeter yang memberikan ukuran dan kriteria yang biasa dipakai untuk menggolong-golongkan anggota-anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan, yaitu : 1. Ukuran kekayaan Barangsiapa yang memiliki kekayaan paling banyak termasuk dalam lapisan teratas. Kekayaan tersebut, misalnya dapat dilihat pada bentuk rumah yang bersangkutan, mobil pribadinya, cara-caranya mempergunakan pakaian serta bahan pakaian yang dipakainya, kebiasaan untuk berbelanja barang-barang mahal dan seterusnya. 2. Ukuran kekuasaan Barangsiapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar menempati lapisan atas. 3. Ukuran kehormatan 28
12 Ukuran kehormatan terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan dan/atau kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati, mendapat tempat yang teratas. Ukuran semacam ini dijumpai pada kehidupan masyarakat tradisional. Biasanya mereka golongan tua atau mereka yang pernah berjasa. 4. Ukuran ilmu pengetahuan Ilmu pengetahuan merupakan ukuran yang dipakai oleh masyarakat dalam mencapai tujuan yang lebih baik. Ilmu pengetahuan dijadikan ukuran, seperti gelar kesarjanaannya. Hal ini memacu mereka untuk menempati posisi-posisi yang strategis sehingga menempatkan mereka pada lapisan atas. 3. Hierarki Status Menurut Max Weber, yang mengelompokkan manusia kedalam kelompok-kelompok status atas dasar ukuran kehormatan. Ia mendefinisikan kelompok status sebagai kelompok yang anggotanya memilki gaya hidup sosial tertentu dan mempunyai tingkat penghargaan sosial dan kehormatan sosial tertentu pula. Hierarki status juga ada dalam sistem masyarakat feodal yang banyak diberlakukan pada Negara-negara yang berbentuk kerajaan. Di dalam struktur masyarakat tersebut raja dan lingkaran kebangsawanannya biasanya menempati kedudukan tertinggi yang mempunyai kekuasaan mutlak. Sedangkan dalam lapisan masyarakat bawah terdapat petani yang mengabdi pada golongan bangsawan, tuan tanah, dan lingkar orang-orang yang terhormat. Atas dasar inilah masyarakat feodal memiliki keyakinan bahwa 29
13 kepatuhan yang berlebihan itu tidak hanya sekadar sikap mengabdikan dirinya kepada raja tetapi juga dilatarbelakangi akan aksi ngalap berkah (mengharapkan berkah) dan rasa takut. Selain itu, kelompok masyarakat yang menduduki posisi terhormat biasanya memiliki gaya hidup yang eksklusif. Baik dalam bentuk pergaulan hidup sehari-hari yang dapat dilihat dalam bentuk pembatasan pergaulan dengan kelompok orang yang statusnya lebih rendah. Anggota kelompok di dalam lingkar kebangsawanan (tuan tanah) cenderung menjalankan pola-pola endogami dan menghindari pernikahan dengan kelompok yang statusnya lebih rendah. (Giddens, 1973: 53-54) 2.3. Perubahan Sosial Pada Nilai Sistem Feodal Perkebunan Pada saat sekarang ini kondisi masyarakat perkebunan sudah banyak mengalami perubahan, baik dari segi nilai-nilai yang ada pada kehidupan pekerja dengan sang manager. Perubahan sistem feodal perkebunan besar tidak menghilangkan tujuan utamanya, yakni ditandai oleh hubungan eksploitasi, pengisapan, dan hubungan kekuasaan (antara yang berkuasa dan yang dikuasai). Dalam Sztompka (Farley,1990) mengatakan bahwa perubahan sosial yang dimaksud ialah perubahan pola perilaku, hubungan sosial, lembaga dan struktur sosial pada waktu tertentu. Perubahan dimensi utama sistem feodal yang secara tidak langsung kemungkinan terimplikasi pada perubahan sebagai berikut, (1) perubahan komposisi, (2) perubahan struktur, (3) perubahan fungsi, (4) perubahan batas, (5) perubahan hubungan 30
14 antarsubsistem, (6) perubahan lingkungan. Adakalanya perubahan pada nilai sistem feodal perkebunan hanya terjadi sebagian, terbatas ruang lingkupnya, tanpa menimbulkan akibat besar terhadap unsur lain dari sistem. Di sisi lain, di mata Boeke dan Geertz perkebunan besar adalah symbol kemajuan, kekayaan dan dualisme. Secara harfiah ini memang terlihat demikian, namun sangat berbeda jika melihat kondisi nilai-nilai feodal yang dijalankan pada sistem kerja di dalam perkebunan. Sistem feodal mempertahankan hubungan kelas-kelas pekerja secara kaku. Hubungan antarkelas dalam sistem feodal ini ditandai dengan hubungan eksploitasi, penghisapan, dan hubungan kekuasaan. Ini terlihat dari penerapan jam kerja yang cukup padat, waktu istirahat yang sedikit dan tingkat upah yang diterima pekerja relatif kecil. Kemakmuran perkebunan dan efisiensi produksi hanya dinikmati oleh para tuantuan kebun, dalam hal ini manager beserta koleganya. Sang manager atau sang tuan di perkebunan dianggap seperti raja yang sangat di takuti para pekerja di lapangan. Kondisi ini memperlihatkan hubungan manager dengan bawahannya sangat kaku dan kurang fleksibel. Para pengusaha perkebunan besar mempunyai hak otonom di dalam wilayah perkebunannya. Selain itu para penguasa perkebunan memiliki kebebasan untuk mengatur perkebunan yang dimilikinya. Serta juga pada umumnya sang tuan perkebunan juga memiliki satuan keamanan tersendiri untuk mengawasi dan menjaga keamanan kebun demi kepentingannya. (Mubyarto,1990: 176) Pada era abad ke-21 ini kondisi masyarakat perkebunan sudah banyak mengalami perubahan di bidang sosial ekonomi, sehingga kondisi penderitaan dahulu tidak 31
15 terlihat lagi. Hanya saja pada konsep sistem kerja tidak memiliki perubahan yang cukup jauh. Secara historis, kemuraman para kuli tidak seimbang dengan gambaran kota Medan yang menjadi kota modern dan mewah. Kemakmuran kota Deli ketika itu telah membawa orang Eropa kebanjiran uang, dan kota Medan menjadi terangbenderang dan berhamburan kenikmatan-kenikmatan dunia. Sedangkan pada saat ini perkebunan-perkebunan modern, yang merupakan sistem ekonomi kapitalis, hidup sebagai enclave ditengah-tengah masyarakat pertanian tradisional atau bagi perkebunan rakyat. (Suhendar, 1998: 85) 32
STRATIFIKASI SOSIAL fitri dwi lestari
STRATIFIKASI SOSIAL fitri dwi lestari Stratifikasi sosial muncul karena adanya sesuatu yang dianggap berharga dalam masyarakat. Pitirim Sorokin Sistem stratifikasi adalah pembedaan penduduk atau masyarakat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Terciptanya budaya feodalisme dapat terjadi apabila masyarakat selalu
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Konsep Budaya Feodalisme Terciptanya budaya feodalisme dapat terjadi apabila masyarakat selalu berorientasi pada atasan, senior, dan pejabat untuk menjalankan suatu kegiatan
Lebih terperinciBAB V STRATIFIKASI SOSIAL
BAB V STRATIFIKASI SOSIAL 6.1 Pengantar Stratifikasi merupakan karakteristik universal masyarakat manusia. Dalam kehidupan sosial masyarakat terdapat diferensiasi sosial dalam arti, bahwa dalam masyarakat
Lebih terperinciDr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. Pertemuan 7: Life Style dan Social Class
Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. Pemasar dapat menggunakan gaya hidup konsumen untuk melakukan segmentasi pasar sasaran. Jika pemasar dapat mengidentifikasi gaya hidup sekelompok konsumen, maka berarti
Lebih terperinciSTRATIFIKASI SOSIAL DAN DIFERESIASI SOSIAL
VIII STRATIFIKASI SOSIAL DAN DIFERESIASI SOSIAL Pengertian Stratifikasi Sosial Gejala penggolong-golongan manusia berdasarkan kriteria sosial secara vertikal merupakan gejala yang telah lazim di setiap
Lebih terperinciBAB VI PELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DERAJAT
BAB VI PELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DERAJAT 1. PELAPISAN SOSIAL a. Pengertian : stratifikasi atau stratification berasal dari kata strata atau stratum yang berarti lapisan. Definisi stratifikasi/ pelapisan
Lebih terperinciJika dilihat dari kenyataan, maka Individu dan Masyarakat adalah Komplementer. dibuktikan bahwa:
Pengertian Pelapisan Sosial Kata stratification berasal dari kata stratum, jamaknya strata yang berarti lapisan. Menurut Pitirim A. Sorokin, pelapisan sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke
Lebih terperinciKonflik Politik Karl Marx
Konflik Politik Karl Marx SOSIALISME MARX (MARXISME) Diantara sekian banyak pakar sosialis, pandangan Karl Heindrich Marx (1818-1883) dianggap paling berpengaruh. Teori-teorinya tidak hanya didasarkan
Lebih terperinciStatus Sosial & Kelas Sosial - Stratifikasi/ Diferensiasi Dalam Masyarakat
Status Sosial & Kelas Sosial - Stratifikasi/ Diferensiasi Dalam Masyarakat Status sosial adalah sekumpulan hak dan kewajiban yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya (menurut Ralph Linton). Orang yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melarat, dan mereka yang berada ditengah tengahnya. Uraian yang dikemukakan Aristoteles itu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak terjadi perubahan dalam kehidupan, kehidupan yang berlangsung di dunia bersifat dinamis. Namun, kita dapat mengetahui perubahan-perubahan yang telah terjadi
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) A. Standar Kompetensi : Memahami struktur sosial serta berbagai faktor penyebab konflik dan mobilitas sosial
PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL DINAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN NON FORMAL SMA NEGERI 1 BANGUNTAPAN Ngentak Baturetno Banguntapan Bantul Yogyakarta 55197 Telepon (0274) 4436140 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Lebih terperinciBAB 9: SOSIOLOGI MODERNISASI. PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI. e. Kemakmuran masyarakat luas
1. Makna modernisasi di bidang ekonomi a. Penggunaan sistem ekonomi liberal seperti negara-negara Eropa b. Proses industrialisasi yang dapat menggantikan sistem ekonomi pertanian c. Pelaksanaan sistem
Lebih terperinciBimbel Online SMA Alfa Centauri Kls XI IIS 22-Agustus Sosiologi -
Bimbel Online SMA Alfa Centauri Kls XI IIS 22-Agustus-2017 - Sosiologi - 1. Perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat disebut... a. pengendalian sosial b. diferensiasi sosial
Lebih terperinciK13 Revisi Antiremed Kelas 11 SOSIOLOGI
K13 Revisi Antiremed Kelas 11 SOSIOLOGI Stratifikasi Sosial - Soal Doc. Name: RK13AR11SOS0201 Version : 2016-10 halaman 1 01. Stratifikasi dalam masyarakat dimulai sejak manusia (A) diciptakan (B) mengenal
Lebih terperinciAntiremed Kelas 11 SOSIOLOGI
Antiremed Kelas 11 SOSIOLOGI Bab 2 Stratifikasi Sosial Doc. Name: AR11SOS0201 Version : 2015-11 halaman 1 01. Stratifikasi dalam masyarakat dimulai sejak manusia (A) diciptakan (B) mengenal sistem barter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap masyarakat senantiasa mengalami perubahan dari masyarakat tradisional ke
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap masyarakat senantiasa mengalami perubahan dari masyarakat tradisional ke masyarakat transisi dan menuju masyarakat modern. Perubahan itu mengakibatkan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP I)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP I) Satuan Pendidikan/ Nama Sekolah Kelas/Program : XI/IPS 2 Semester : SMA NEGERI 1 SANDEN : Ganjil Tahun Ajaran : 2016/2017 Mata Pelajaran Pertemuan ke- : 5 Alokasi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. tugas-tugas pada posisinya tersebut. Apabila kita berbicara tentang tugas-tugas
BAB II KAJIAN PUSTAKA Sebagai sebuah mekanisme yang terus berfungsi, masyarakat harus membagi anggotanya dalam posisi sosial yang menyebabkan mereka harus melaksanakan tugas-tugas pada posisinya tersebut.
Lebih terperinciBAB II. KAJIAN PUSTAKA. Dalam setiap hubungan antar manusia maupun antar kelompok sosial
BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Relasi Kekuasaan Dalam setiap hubungan antar manusia maupun antar kelompok sosial selalu tersimpul pengertian pengertian kekuasaan dan wewenang. Kekuasaan terdapat disemua bidang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad ke 20 bukan hanya menjadi saksi perjuangan bangsa Indonesia, akan tetapi dalam hal gerakan-gerakan anti penjajahan yang bermunculan di masa ini menarik perhatian
Lebih terperinciStratifikasi Sosial Masyarakat Petani
Stratifikasi Sosial Masyarakat Petani SYAYID NURROFIK ( APRILIANI DWI HASTUTI ( NIRWANDA FAJARINO ( RIZKI HARIYANDI ( DIKA FERDIYANTO ( ANGGUN CAHYA D.H ( INDRA WIBOWO ( Apa itu Stratifikasi Sosial? Stratifikasi
Lebih terperinciSTRATIFIKASI SOSIAL NUR ENDAH JANUARTI, M.A.
STRATIFIKASI SOSIAL NUR ENDAH JANUARTI, M.A. TUJUAN PEMBELAJARAN Mahasiswa mampu memahami konsep stratifikasi sosial Mahasiswa mampu menganalisa bentuk stratifikasi sosial di lingkungannya KONSEP DASAR
Lebih terperinciSOSIOLOGI PERTANIAN ( )
SOSIOLOGI PERTANIAN (130121112) Aspek Sosial Desa (3) Pertemuan ke-7 Es/!Js/!Ufhvi Ljtnboupspbekj-!N/Tj/ Kompetensi Khusus: Mahasiswa mampu menemukan perbedaan aspek sosial desa-desa di Indonesia Pendahuluan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dirinya sendiri dan tentang dunia tempat mereka hidup. Pendidikan dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses membimbing manusia dari kegelapan, kebodohan, dan pengetahuan. Dalam arti luas, pendidikan formal maupun informal meliputi segala
Lebih terperinciPengaruh Pendidikan terhadap terbentuknya Stratifikasi Sosial
M A K A L A H Pengaruh Pendidikan terhadap terbentuknya Stratifikasi Sosial Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah : SOSIOLOGI PENDIDIKAN Dosen : Dr. H. Thomas Widodo Disusun oleh : AJIZ SULAEMAN NPM.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebelum berbicara mengenai konsep dan pola Patron-Klien, Scott (1989,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep dan Pola Hubungan Patron Klien Sebelum berbicara mengenai konsep dan pola Patron-Klien, Scott (1989, hlm 1-18) melihat bahwa petani yang berada di daerah Asia Tenggara
Lebih terperinciBAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN
BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN TEORI DEPENDENSI Dr. Azwar, M.Si & Drs. Alfitri, MS JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ANDALAS Latar Belakang Sejarah Teori Modernisasi
Lebih terperinciPENGUASAAN TANAH DAN STRUKTUR SOSIAL DI PEDESAAN JAWA
PENGUASAAN TANAH DAN STRUKTUR SOSIAL DI PEDESAAN JAWA Indonesia lahir sebagai sebuah negara republik kesatuan setelah Perang Dunia II berakhir. Masalah utama yang dihadapai setelah berakhirnya Perang Dunia
Lebih terperinciSTRATIFIKASI SOSIAL. Oleh: Lia Aulia Fachrial, M.Si
STRATIFIKASI SOSIAL Oleh: Lia Aulia Fachrial, M.Si Pengantar Selama dalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai sistem pelapisan sosial (Social Stratification) Kata Stratification berasal dari stratum lapisan
Lebih terperinciA. Pilihlah satu jawaban yang tepat!
A. Pilihlah satu jawaban yang tepat! 1. Susunan status dan peran yang terdapat didalam satuan sosial, ditambah nilainilai dan norma-norma yang mengatur interaksi antar status dan peran sosial. Pernyataan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. Proses mobilitas orang India ke Kota Medan dapat dibagi. dalam dua periode. Periode pertama, perpindahan orang India
BAB VI KESIMPULAN Proses mobilitas orang India ke Kota Medan dapat dibagi dalam dua periode. Periode pertama, perpindahan orang India sebelum Medan menjadi sebuah kota kolonial pada akhir abad ke- 19.
Lebih terperinciTEORI UTAMA PEMBANGUNAN
TEORI UTAMA PEMBANGUNAN MENURUT TODARO (1991;1994) Teori pertumbuhan linear. Teori perubahan struktural. Teori Dependensia. Teori neo-klasik. Teori-teori baru. Teori pertumbuhan linear Dasar pemikiran
Lebih terperinciKeterangan: 1 1 = Pengusa/Pejabat = Masyarakat/Rakyat 2
01. Gambar sistem pelapisan social: Keterangan: 1 1 = Pengusa/Pejabat ------------------- 2 = Masyarakat/Rakyat 2 Perbedaan social pada gambar di atas berdasarkan. a. pendidikan formal b. jumlah kekayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang artinya bahwa pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya
Lebih terperinciPelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat
Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat PENGERTIAN PELAPISAN SOSIAL Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal
Lebih terperinciyang memberikan keleluasaan untuk Yogyakarta mengatur daerahnya secara legal-formal dan diakui oleh negara, termasuk mengatur tanah-tanah dengan
BAB V PENUTUP Sistem kekuasaan dalam budaya Jawa menempatkan tanah sebagai salah satu tolok ukur status sosial dalam struktur masyarakat Jawa yang bersifat hierarkis. Pada puncak kedudukan, raja sebagai
Lebih terperinciMODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
1 MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Mata Pelajaran Sosiologi Sekolah Menengah Atas (SMA) Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter KELOMPOK KOMPETENSI C Profesional : Struktur Sosial Pedagogik
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI. upahan pasca panen. Peluang kerja adalah suatu keadaan dimana adanya
BAB II KERANGKA TEORI 2.1.Adopsi Teknologi Pertanian Dalam hal adopsi penerapan teknologi traktor, yang dilakukan oleh kelompok tani mengakibatkan sempitnya peluang kerja bagi para buruh tani/tenaga upahan
Lebih terperinciBAB II PERUBAHAN SOSIAL KARL MARX. menunjuk pada perubahan sosial yang telah terjadi pada masyarakat
40 A. Teori Perubahan Sosial BAB II PERUBAHAN SOSIAL KARL MARX Kehidupan sosial itu sendiri tidak pernah bisa terlepas dari adanya suatu proses untuk menuju dalam perkembangan. Sebagaimana perubahan sosial
Lebih terperinciMateri 7 Bisnis, Politik dan Perekonomian. Marheni Eka Saputri ST., MBA
Materi 7 Bisnis, Politik dan Perekonomian Marheni Eka Saputri ST., MBA Contents 1 Bisnis dan Politik 2 Bisnis dan Perekonomian Bisnis dan Politik Politik: hal-hal yang berkenaan dengan masalah kenegaraan
Lebih terperinciMatakuliah : O0042 Pengantar Sosiologi Tahun : Ganjil 2007/2008 PERUBAHAN SOSIAL DAN MODERNITAS PERTEMUAN 09
Matakuliah : O0042 Pengantar Sosiologi Tahun : Ganjil 2007/2008 PERUBAHAN SOSIAL DAN MODERNITAS PERTEMUAN 09 1. Pengertian Perubahan Sosial Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan.
Lebih terperinciKeterkaitan antara Kebudayaan Material dan Non Material. dengan Struktur Sosial
Keterkaitan antara Kebudayaan Material dan Non Material dengan Struktur Sosial disusun oleh : DWI YANTI SARWO RINI D 0311025 JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS
Lebih terperinciMATERI INISIASI KEEMPAT: BIROKRASI ORGANISASI
MATERI INISIASI KEEMPAT: BIROKRASI ORGANISASI PENDAHULUAN Model organisasi birokratis diperkenalkan pertama kali oleh Max Weber. Dia membahas peran organisasi dalam suatu masyarakat dan mencoba menjawab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumatera yang mengalami eksploitasi besar-besaran oleh pihak swasta terutama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa kolonial Sumatera Timur merupakan wilayah di Pulau Sumatera yang mengalami eksploitasi besar-besaran oleh pihak swasta terutama dalam pengembangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi Komunikasi 2.1.1 Pengertian Sosiologi Komunikasi Sosiologi komunikasi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang ilmu komunikasi dari sudut sosiologis. Pada pembahasannya
Lebih terperinciSTRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT BALI. Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sosiologi Pertanian
STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT BALI Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sosiologi Pertanian Disusun Oleh: Muhammad Hisyam 150510150075 Evi Anitasari 150510150118 Elissa Helena Gina Rahmasari Sara
Lebih terperinciKEDUDUKAN ANAK KAUNAN YANG DIANGKAT OLEH TOPARENGNGE (KAUM BANGSAWAN) DALAM PEMBAGIAN WARISAN MASYARAKAT TONDON DI KABUPATEN TORAJA UTARA
KEDUDUKAN ANAK KAUNAN YANG DIANGKAT OLEH TOPARENGNGE (KAUM BANGSAWAN) DALAM PEMBAGIAN WARISAN MASYARAKAT TONDON DI KABUPATEN TORAJA UTARA Oktavianus Patiung Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam perekonomian Indonesia. Peranan atau kontribusi sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi suatu negara menduduki
Lebih terperinciII. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. mendapatkan penghasilan dari usahatani karet (PS, 2008).
II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Petani Karet Rakyat Petani adalah orang yang menggantungkan hidupnya pada lahan pertanian sebagai mata pencaharian utamanya. petani karet merupakan
Lebih terperinciPengantar Ekonomi Pembangunan. Masalah Dualisme Pembangunan
Pengantar Ekonomi Pembangunan Masalah Dualisme Pembangunan Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id 1 Sub Pokok bahasan pertemuan ke-9 z Konsep Dualisme z Macam-macam Dualisme z Dualisme Sosial
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. peranan penting dalam penyediaan pangan, pangsa pasar, dan hasil produksi.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sektor pertanian berpengaruh bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia, terutama pada wilayah-wilayah di pedesaan. Sektor pertanian juga memegang peranan penting
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Konsep Kesenian Sebagai Unsur Kebudayaan Koentjaraningrat (1980), mendeskripsikan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak dulu tanah sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia sehari hari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dulu tanah sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia sehari hari dan merupakan kebutuhan hidup manusia yang mendasar. Manusia hidup dan berkembang biak,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki beragam suku bangsa yang menyebar dan menetap pada berbagai pulau besar maupun pulau-pulau kecil yang membentang dari Sabang sampai
Lebih terperinciKONSEP-KONSEP POKOK DALAM SOSIOLOGI: STRATIFIKASI, KEKUASAAN DAN KEPEMIMPINAN DI MASYARAKAT
KONSEP-KONSEP POKOK DALAM SOSIOLOGI: STRATIFIKASI, KEKUASAAN DAN KEPEMIMPINAN DI MASYARAKAT Oleh: Suyatno, Ir., MKes. Pelapisan Masyarakat Stratifikasi Sosial: Pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam
Lebih terperinciPERADABAN EROPA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI
FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 PERADABAN EROPA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI Revolusi Industri / Inggris Revolusi Perancis Revolusi Bolshevik / Rusia 2 INDUSTRI TERJADI PADA ABAD 18 DAN 19 TEPATNYA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bersama dalam masyarakat. Mula-mula lapisan-lapisan didasarkan pada
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lapisan-lapisan dalam masyarakat sudah ada sejak manusia mengenal kehidupan bersama dalam masyarakat. Mula-mula lapisan-lapisan didasarkan pada pembedaan jenis kelamin,
Lebih terperinciBAB X KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
BAB X KESIMPULAN DAN IMPLIKASI 10.1. Kesimpulan Dalam cakupan masa kontemporer, menguatnya pengaruh kapitalisme terhadap komunitas petani di empat lokasi penelitian dimulai sejak terjadinya perubahan praktek
Lebih terperinciBagian Pertama: PENDEKATAN EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL
Bagian Pertama: PENDEKATAN EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL 1 2 BAB I Memahami Ekonomi Politik Internasional A. Pendahuluan Negara dan pasar dalam perkembangannya menjadi dua komponen yang tidak terpisahkan.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Sosiologi berasal dari kata Latin socius yang berarti kawan dan
7 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Sosiologi Sosiologi berasal dari kata Latin socius yang berarti kawan dan kata Yunani logos yang berarti kata atau berbicara, jadi sosiologi adalah berbicara
Lebih terperinciWANITA DAN STRUKTUR SOSIAL ( Suatu Analisa Tentang Peran Ganda Wanita Indonesia) Dra. LINA SUDARWATI
WANITA DAN STRUKTUR SOSIAL ( Suatu Analisa Tentang Peran Ganda Wanita Indonesia) Dra. LINA SUDARWATI Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara I. PENDAHULUAN Masyarakat dunia pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Globalisasi dan kemajuan teknologi adalah hal yang tidak dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi dan kemajuan teknologi adalah hal yang tidak dapat dipisahkan. Karena globalisasi ditandai dengan mudahnya koneksi kemanapun dan siapapun. Dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. melindungi manusia dari pengaruh alam, sementara pendapatan merupakan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sosial Ekonomi Masyarakat Kehidupan sosial ekonomi adalah hal-hal yang didasarkan atas kriteria tempat tinggal dan pendapatan. Tempat tinggal yang dimaksud adalah
Lebih terperinciTEORI KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL
II. TEORI KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL A. Konflik Istilah konflik secara etimologis berasal dari bahasa latin con yang berarti bersama dan fligere yang berarti benturan atau tabrakan. Jadi, konflik dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan-perubahan. Hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan-perubahan. Hal ini terjadi karena manusia mempunyai kepentingan-kepentingan yang berbeda, dan perubahan ini
Lebih terperinciDitulis oleh AdminMaI.Com Sabtu, 26 November :43 - Pemutakhiran Terakhir Selasa, 13 Desember :01
NASIB KAUM TANI Oleh: A. Ponta, Aktivis Tani, Tinggal di Bandung Bagi kaum sosialis ilmiah, perjuangan untuk mewujudkan sosialisme, mengandung pengertian bahwa terjadinya transformasi kepemilikan alat
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN EKONOMI BAB I KEBUTUHAN MANUSIA, KELANGKAAN, DAN SISTEM EKONOMI
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN EKONOMI BAB I KEBUTUHAN MANUSIA, KELANGKAAN, DAN SISTEM EKONOMI Dr. KARDOYO, M.Pd. AHMAD NURKHIN, S.Pd. M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN
Lebih terperinciPERSAMAAN DENGAN EROPA
KONSEP KITAB MANAWA: KONSEP KEPEMILIKAN SALUMAHING BUMI LAN SAKUREBING LANGIT: KAGUNGANING NATA TANAH MERUPAKAN MILIK RAJA TERMASUK TENAGA KERJA YANG ADA DI DALAMNYA SISTEM PENGUASAAN TANAH FEODAL TRADISIONAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki dimensi ekonomi, sosial, kultural, politik dan ekologis.
BAB I PENDAHULUAN Tanah adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada umat manusia di muka bumi. Tanah menjadi kebutuhan dasar manusia sejak lahir sampai meninggal dunia, manusia membutuhkan tanah untuk tempat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Pengertian Koperasi Menurut Sri Edi Swasono dalam Sudarsono dan Edilius (2005) secara harfiah kata Koperasi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep
Lebih terperinciPERANAN PERKEBUNAN KARET JALUPANG TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT CIPEUNDEUY KABUPATEN SUBANG
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Penelitian Perkebunan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap perekonomian regional secara keseluruhan. Sistem perkebunan masuk ke Indonesia pada akhir Abad
Lebih terperinciTeori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan Ekonomi Dalam sejarah pemikiran ekonomi, ahli-ahli ekonomi yang membahas tentang proses pertumbuhan ekonomi dapat dikelompokkan menjadi empat aliran yaitu aliran klasik, neo-klasik, Schumpeter,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan tujuan negara yaitu Melindungi segenap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mewujudkan tujuan negara yaitu Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
Lebih terperinciKONSEP-KONSEP POKOK DALAM SOSIOLOGI KESEHATAN: MASYARAKAT DAN STUKTUR MASYARAKAT
KONSEP-KONSEP POKOK DALAM SOSIOLOGI KESEHATAN: MASYARAKAT DAN STUKTUR MASYARAKAT Oleh: Suyatno, Ir., MKes. Masyarakat Sekelompok orang yang memiliki identitas sendiri dan mendiami wilayah atau daerah tertentu,
Lebih terperinciSOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN
SOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN Pada hakekatnya manusia merupakan mahluk sosial. Hal ini dapat dilihat dari kehidupannya yang senantiasa menyukai dan membutuhkan kehadiran manusia lain. Manusia memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi modal dasar pembangunan nasional disektor pertanian sebagai prioritas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris, artinya masyarakat banyak yang bermata pencaharian sebagai petani. Luas daratan yang terbentang dari sabang sampai merauke yang
Lebih terperinciRevolusi Industri: Latar Belakang, Proses Revolusi, & Dampaknya
Revolusi Industri: Latar Belakang, Proses Revolusi, & Dampaknya Didiek Prasetya M.Sn Revolusi Industri ~ Revolusi bisa diartikan sebagai perubahan secara cepat atau perubahan yang cukup mendasar dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya tidak lepas dari lingkungan hidup sekitarnya. Lingkungan hidup manusia tersebut menyediakan berbagai
Lebih terperinciBab V. Kesimpulan. dalam mengelola industri gula di Mangkunegaran khususnya, dan di Jawa
Bab V Kesimpulan A. Kesimpulan Kajian Penelitian Penelitian ini untuk mengetahui kebijakan pemerintah Hindia Belanda dalam mengelola industri gula di Mangkunegaran khususnya, dan di Jawa umumnya pada periode
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran
KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Kemiskinan dan kesenjangan sosial pada kehidupan nelayan menjadi salah satu perhatian utama bagi kebijakan sektor perikanan. Menurut pemerintah bahwa kemiskinan dan
Lebih terperinciBAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL-MAX WEBER. Setiap manusia mempunyai naluri untuk berinteraksi dengan
BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL-MAX WEBER Manusia merupakan anggota masyarakat yang akan senantiasa berusaha agar selalu bisa bergaul dengan sesama. Sehingga setiap individu akan bertindak dan berusaha untuk
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN TEORETIS
7 BAB II PENDEKATAN TEORETIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Konsep Perubahan Sosial Menurut Sztompka (2004) masyarakat senantiasa mengalami perubahan di semua tingkat kompleksitas internalnya. Dalam kajian
Lebih terperinciPERTEMUAN MINGGU KE-10 LANDREFORM DI INDONESIA. Dosen: Dr. Suryanti T. Arief, SH., MKn., MBA
PERTEMUAN MINGGU KE-10 LANDREFORM DI INDONESIA Dosen: Dr. Suryanti T. Arief, SH., MKn., MBA PENGERTIAN LANDREFORM Perkataan Landreform berasal dari kata: land yang artinya tanah, dan reform yang artinya
Lebih terperinciPerubahan Sosial dalam Perkembangan Pariwisata Desa Cibodas Kecamatan Lembang
Perubahan Sosial dalam Perkembangan Pariwisata Desa Cibodas Kecamatan Lembang Hilman Nugraha 1, Dasim Budimansyah 2, Mirna Nur Alia A 3 ¹Mahasiswa Program Magister Pendidikan Sosiologi, Sekolah Pascasarjana
Lebih terperinciMasyarakat Perkotaan & Masyarakat Pedesaan
Masyarakat Perkotaan & Masyarakat Pedesaan 7 Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa dapat memahami dan menghayati kenyataan yang diwujudkan oleh gejolak masyarakat perkotaan, memahami dan menghayati kenyataan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan Nasional adalah untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan Nasional adalah untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur yang merata baik materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila di dalam Negara
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BANTUL
PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL DINAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN NON FORMAL SMA NEGERI 1 BANGUNTAPAN Ngentak Baturetno Banguntapan Bantul Yogyakarta 55197 Telepon (0274) 4436140 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Lebih terperinciBAB V DAMPAK REVOLUSI HIJAU TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL, BUDAYA DAN EKONOMI MASYARAKAT SUKAWENING-GARUT
BAB V DAMPAK REVOLUSI HIJAU TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL, BUDAYA DAN EKONOMI MASYARAKAT SUKAWENING-GARUT 1970-1990 Pada bab lima ini, penulis menganalisis bagaimana dampak dari program Revolusi Hijau terhadap
Lebih terperinciBAB II KONFLIK SOSIAL RANDAL COLLINS DAN STRATIFIKASI SOSIAL
BAB II KONFLIK SOSIAL RANDAL COLLINS DAN STRATIFIKASI SOSIAL A. Konflik sosial Randal Collins 1. Konflik sosial Kehidupan sosial tidak akan terlepas dengan konflik, konflik bisa terjadi antara individu
Lebih terperinci2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Hukum adalah pembatasan kebebasan setiap orang demi kebebasan semua orang... Kaidah hukum mengarahkan diri hanya pada perbuatanperbuatan lahiriah. Jadi. saya berbuat sesuai dengan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Perilaku Konsumtif. produk yang tidak tuntas artinya, belum habis sebuah produk yang dipakai
BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumtif 1. Pengertian Perilaku Konsumtif Perilaku konsumtif dapat diartikan sebagai suatu tindakan memakai produk yang tidak tuntas artinya, belum habis sebuah produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Otonomi merupakan suatu konsep politik yang terkait dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otonomi merupakan suatu konsep politik yang terkait dengan pengertian kemandirian. Suatu entitas dikatakan otonom apabila mampu menentukan dirinya sendiri, membuat
Lebih terperinciBAB VI HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR PENGUASAAN LAHAN TERHADAP TINGKAT PENGUASAAN LAHAN
51 BAB VI HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR PENGUASAAN LAHAN TERHADAP TINGKAT PENGUASAAN LAHAN 6.1 Keragaman Penguasaan Lahan Penguasaan lahan menunjukkan istilah yang perlu diberi batasan yaitu penguasaan dan tanah.
Lebih terperinciILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR Drs. Ermansyah, M.Hum. 2013 MANUSIA DAN MASYARAKAT Selain sebagai individu, manusia juga sebagai makhluk sosial. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena: 1. Butuh orang
Lebih terperinciSistem Sistem Ekonomi. Pengantar Ekonomi Julius Nursyamsi
Sistem Sistem Ekonomi Pengantar Ekonomi Julius Nursyamsi Pengertian Sistem Ekonomi Gregory Grossman 1984 Sekumpulan komponen-komponen atau unsurunsur terdiri atas unit-unit atau agen-agen ekonomi serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. begitu juga dengan rakyatnya. Pengaruh dari pemerintah kolonial Belanda masih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesultanan Serdang didirikan pada abad ke-18 sebagai pecahan dari kesultanan Deli. Keberadaan Kesultanan ini tentunya juga mempengaruhi keberadaan keluarga maupun
Lebih terperinciTiga Komponen Marhaenisme
Tiga Komponen Marhaenisme http://www.berdikarionline.com/bung-karnoisme/20150630/tiga-komponen-marhaenisme.html?fb_ref=default Selasa, 30 Juni 2015 21:57 WIB 0 Komentar 541 Views Salah satu karya agung
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Perubahan Sosial Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi di dalam atau mencakup sistem sosial. Lebih tepatnya terdapat perbedaan antara keadaan sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tingkat pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Medan saling berkaitan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Medan saling berkaitan dengan pertambahan aktivitas yang ada di kota, yaitu khususnya dalam kegiatan sosial-ekonomi. Pertumbuhan
Lebih terperinci