PROSES PENGHILANGAN TINTA PADA KERTAS BEKAS
|
|
- Susanti Setiawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Arif Nuryawan PROSES PENGHILANGAN TINTA PADA KERTAS BEKAS Maya Sarah Departemen Teknik Kimia USU Abstrak Proses penghilangan tinta pada dasarnya merupakan proses pencucian kertas bekas di mana tinta, dianggap sebagai kotoran. Kinerja proses penghilangan tinta dari kertas bekas dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah kadar air, kadar abu, kadar -selulosa, kadar β-γ selulosa dan yield pulp. Kadar -selulosa dan β- γ-selulosa secara umum menunjukkan kecenderungan yang menurun dengan semakin meningkatnya konsentrasi deterjen dan waktu penyabunan. Sementara itu kadar air, yield dan kadar abu memberikan respons yang sangat berfluktuasi dengan adanya peningkatan konsentrasi deterjen dan waktu penyabunan. Ditinjau dari konsentrasi deterjen dan waktu penyabunan, maka kinerja penghilangan tinta lebih baik dilakukan pada konsentrasi deterjen 2% dan 5%. Bila ditinjau dari segi kandungan -selulosa dan waktu penyabunan, maka penghilangan tinta baik dilakukan selama 1 menit karena mendapatkan kadar selulosa yang tinggi sebesar 32,6-41%. Kata kunci: Penghilangan, Tinta, -Selulosa, β- γ-selulosa, Deterjen A. PENDAHULUAN Berdasarkan data statistik, kebutuhan kertas dan karton telah mencapai 28 juta ton pada tahun Hal ini berdampak terhadap meningkatnya jumlah sampah kertas bekas (kertas koran dan majalah) dan karton yang dibuang ke lingkungan. Salah satu upaya penanggulangan sampah tersebut adalah melalui upaya pendaur-ulangan sampah kertas bekas dan karton tersebut. Pada tahun 1995 sekitar 42% kertas karton telah dimanfaatkan kembali dan pada tahun 21 diperkirakan akan mencapai 5%. Daur ulang kertas bekas dan karton bekas pada masa mendatang akan memiliki arti yang sangat penting. Dewasa ini industri kertas daur ulang masih merupakan kerajinan rumah tangga, memiliki harga jual yang sangat tinggi tetapi mutu produksinya masih tidak standar sehingga penggunaan kertas daur ulang pun masih terbatas. Salah satu permasalahan dalam proses daur ulang kertas bekas ini adalah masalah penghilangan tinta. B. BAHAN DAN METODE Bahan : Kertas koran atau majalah bekas Deterjen NaOH CH 3 COOH K 2 Cr 2 O 7 H 2 SO 4 KI Na 2 S 2 O 3 Peralatan: Blender Blower Pengaduk Alat gelas Metode: Tahapan pertama dalam proses penghilangan tinta adalah mencampurkan kertas bekas dengan air lalu dilakukan penggilingan sehingga membentuk bubur. Bubur tersebut kemudian dicampurkan dengan deterjen dan udara ditiupkan secara kontinu pada campuran tersebut. Partikel hidrophobik, seperti tinta akan melekat pada gelembung-gelembung udara dan naik ke atas permukaan. Bubur kertas bersih yang dihasilkan merupakan bahan yang diterima, tinta penyabunan yang meninggalkan bubur kertas merupakan bahan yang ditolak. Konsentrasi deterjen yang digunakan adalah 5%, 2%, 5% (% volume), sedangkan waktu penyabunan bervariasi antara 1 menit, menit, 1 jam, 2 jam C. HASIL DAN PEMBAHASAN Kinerja proses penghilangan tinta dari kertas bekas dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah kadar air, kadar abu, kadar -selulosa, kadar β-γ selulosa dan yield pulp. 28
2 Maya Sarah a. Kadar Air Kadar air dari pulp kertas bekas akan berkurang dengan adanya peningkatan penggunaan deterjen selama penyabunan berlangsung. Kertas akan rapuh dan kekuatan retaknya akan menurun apabila pulp berada dalam keseimbangan kelembaban udara relatif kurang dari %. Sementara itu peningkatan keseimbangan di atas 5% akan menurunkan ikatan dan kekuatan retak kertas. Air (%) Kons. Deterjen 5% Kons. Deterjen 2% Gambar 1. Perubahan Kadar Air Selama Penyabunan b. Yield Peningkatan konsentrasi deterjen mengakibatkan peningkatan rendemen pulp yang dihasilkan. Meskipun demikian rendemen yang diperoleh pada umumnya tidak dipengaruhi oleh lamanya waktu penyabunan seperti yang disajikan pada gambar berikut. Yield (%) c. Kadar Abu Kadar abu merupakan komponen anorganik kayu yang jumlahnya jarang melebihi 1% dari berat kayu kering seperti Ca, K, Mg serta beberapa senyawa seperti karbonat, silikat dan lain-lain seperti yang disajikan pada gambar berikut: Abu (%) Kons. Deterjen 5% Kons. Deterjen 2% Gambar 3. Perubahan Kadar Abu Selama Penyabunan Berdasarkan pengamatan diketahui bahwa selama penyabunan, peningkatan konsentrasi deterjen yang digunakan mengakibatkan semakin banyak jumlah bahan anorganik yang terikat oleh deterjen, sehingga kadar abu pulp yang dihasilkan semakin berkurang. d. Kadar - Selulosa Formula dari selulosa adalah (C 6 H 1 O 5 ) n, di mana n adalah jumlah satuan gula atau derajat polimerisasi dan harga n bervariasi tergantung kepada sumber asal dan pengolahannya. Dengan derajat polimerisasi yang tinggi, maka pulp yang akan dihasilkan akan tahan terhadap pengaruh degradasi suhu, bahan kimia dan serangan biologis. Kons. Deterjen 5% Kons. Deterjen 2%" Gambar 2. Perubahan Yield Selama Penyabunan 29
3 Maya Sarah Alp ha s e lulo s a (%) Kons. Deterjen 5% Kons. Deterjen 2% Gambar 4. Perubahan Kadar -Selulosa Selama Penyabunan Peningkatan konsentrasi deterjen mengakibatkan penurunan kadar -selulosa hingga penyabunan berlangsung selama 6 menit. Setelah penyabunan berlangsung lebih dari 6 menit, maka peningkatan konsentrasi deterjen dalam proses penghilangan tinta menjadi tidak berpengaruh. e. Kadar β-selulosa dan γ-selulosa Peningkatan konsentrasi akan mengurangi jumlah β-selulosa dan γ- selulosa yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi deterjen dapat meyebabkan serat lebih mudah dibentuk dan memperbesar kontak antara molekul yang lebih luas sehingga dapat memperbaiki ikatan antar serat, kekuatan tarik, dan retak dari lembaran kertas yang akan dihasilkan. Beta dan gam m a selulosa (%) Gambar 5. Perubahan Kadar β-selulosa dan γ-selulosa Selama Penyabunan D. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Terdapat hubungan yang signifikan antara konsentrasi deterjen dan waktu penyabunan terhadap kadar air, yield dan kadar abu. Konsentrasi deterjen yang optimal adalah 2% dengan waktu penyabunan 6 menit, sedangkan kadar air, yield, dan kadar abu yang diperoleh secara berturutturut adalah sebagai berikut: %, 7% dan 3%. Konsentrasi deterjen yang bervariasi memberikan pengaruh yang berbedabeda terhadap komposisi bahan baku kertas bekas yang digunakan. Kadar -selulosa dan β- γ-selulosa secara umum menunjukkan kecenderungan yang menurun dengan semakin meningkatnya konsentrasi deterjen dan waktu penyabunan. Sementara itu kadar air, yield, dan kadar abu memberikan respons yang sangat berfluktuasi dengan adanya peningkatan konsentrasi deterjen dan waktu penyabunan. Ditinjau dari konsentrasi deterjen dan waktu penyabunan, maka penghilangan tinta pada kertas bekas memiliki nilai yang lebih baik pada konsentrasi deterjen 2% dan 5%. Bila ditinjau dari segi kandungan - selulosa dan waktu penyabunan, maka penghilangan tinta baik dilakukan selama 1 menit karena mendapatkan kadar selulosa yang tinggi sebesar 32,6-41%. Kons. Deterjen 5% Kons. Deterjen 2%
4 Maya Sarah E. DAFTAR PUSTAKA Casey, J.P., 1981, Pulp and Paper Chemistry and Chemistry Technology, Third Edition, Vol 1, A Willey-Interscience Publisher Inc., New York. James, 1969, Chemistry of Wood and Paper, McGraw Hill International Book Co, New York. Venditti, R., 2, The Science of Papermaking and Paper Recycling, Departement of Wood and Paper Science, North Carolina University. 31
5 UPAYA PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON DAN LIMBAH PLASTIK POLYPROPHYLENE SEBAGAI LANGKAH ALTERNATIF UNTUK MENGATASI KEKURANGAN KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN Apri Heri Iswanto Staf Pengajar Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian USU Medan Abstrak Kebutuhan kayu yang terus meningkat dan potensi hutan yang terus berkurang menuntut penggunaan kayu secara efisien dan bijaksana, antara lain dengan memanfaatkan limbah kayu menjadi produk yang bermanfaat. Dengan memanfaatkan perkembangan teknologi telah diciptakan produk-produk turunan dari kayu salah satunya adalah papan partikel. Pada umumnya kelemahan papan partikel sebagai bahan bangunan adalah stabilitas dimensinya yang rendah sehingga kebanyakan hanya dipakai sebagai interior. Untuk mengatasi hal tersebut telah dicoba penelitian dengan menggunakan perekat termoplastik seperti Polyprophylene (PP), Polyethylene (PE) dan Polystyrene (PS). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisis papan partikel dari limbah serbuk gergaji kayu sengon dan plastik PP daur ulang dengan penambahan Dicumyl peroxide sebagai inisiator pada berbagai tingkat konsentrasi. Dari hasil penelitian ini diperoleh rata-rata hasil sifat fisis papan partikel (kerapatan, kadar air, daya serap air, serta pengembangan tebal) adalah,72 g/cm 3 ;,82%; 8,34%;,69%; 125,62 kg/cm 2 ; 153,52 kg/cm 2 ; 3,47 kg/cm 2 ; 67,6 kg Kata kunci: Serbuk gergaji, Polyprophylene, Dicumyl peroxide, Maleic anhydride, Sifat fisis dan mekanis A. PENDAHULUAN Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk yang semakin pesat, kebutuhan akan kayu sebagai bahan bangunan semakin meningkat. Priyono (21) mengemukakan bahwa kebutuhan kayu untuk industri perkayuan di Indonesia diperkirakan sebesar 7 juta m 3 per tahun dengan kenaikan rata-rata sebesar 14,2% per tahun sedangkan produksi kayu bulat diperkirakan hanya sebesar 25 juta m 3 per tahun, dengan demikian terjadi defisit sebesar 45 juta m 3. Kondisi hutan yang ada sekarang ini sulit untuk memenuhi peningkatan permintaan kebutuhan kayu tersebut. Data Forest Watch Indonesia (21), bahwa laju pengurangan hutan di Indonesia sekitar 2 juta hektar/tahun. Kebutuhan kayu yang terus meningkat dan potensi hutan yang terus berkurang menuntut penggunaan kayu secara efisien dan bijaksana, antara lain dengan memanfaatkan limbah kayu menjadi produk yang bermanfaat. Dengan memanfaatkan perkembangan teknologi telah diciptakan produk-produk turunan dari kayu seperti papan partikel, papan semen, papan serat, complay, dll. Perkembangan teknologi, khususnya di bidang papan komposit, telah menghasilkan produk komposit yang merupakan gabungan antara serbuk kayu dengan plastik daur ulang. Teknologi ini berkembang pada awal 199-an di Jepang dan Amerika Serikat. Dengan teknologi ini dimungkinkan pemanfaatan serbuk kayu dan plastik daur ulang secara maksimal, dengan demikian akan menekan jumlah limbah yang dihasilkan. Di Indonesia penelitian tentang produk ini sangat terbatas, padahal bahan baku limbah potensinya sangat besar. Purwanto dkk, (1994) menyatakan bahwa limbah pada pada industri penggergajian, limbah kayu meliputi serbuk gergaji 1,6%, sebesar 25,9% dan potongan 14,3%, dengan total limbah sebesar 5,8% dari jumlah bahan baku yang digunakan. Data BPS tahun 1999 menunjukkan bahwa volume perdagangan plastik impor Indonesia, terutama polipropilena (PP) pada tahun 1995 sebesar ,7 ton 32
6 sedangkan pada tahun 1999 sebesar ,6 ton, sehingga dalam kurun waktu tersebut terjadi peningkatan sebesar 34,15%. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat pada tahun-tahun selanjutnya. Sebagai konsekuensinya, peningkatan limbah plastik pun tidak terelakkan. Atas dasar inilah, maka penelitian mengenai upaya pemanfaatan serbuk gergaji kayu sengon dan limbah plastik polyprophylene sebagai langkah alternatif untuk mengatasi kekurangan kayu sebagai bahan bangunan ini dilakukan. B. METODOLOGI PENELITIAN a. Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah serbuk gergaji kayu sengon (Paraserianthes falcataria) kering udara, Plastik PP daur ulang Bahan aditif MAH dan DCP. Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin cold and hot press, mesin trimmer, oven, timbangan elektrik, ayakan 2 mesh, kaliper, mikrometer, ember dan plat aluminium ukuran 44 x 44 cm 2, bingkai dari plat besi ukuran 35 x 35x 1 cm 3 dan kantong plastik. b. Metode Penelitian 1. Persiapan Bahan Baku (Partikel Kayu, PP, dan Aditif) Partikel kayu berupa limbah serbuk gergaji kayu sengon disaring sehingga diperoleh partikel dengan ukuran 2 mesh, kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 13±2 C hingga mencapai kadar air 1%. Komposisi kebutuhan bahan baku untuk pembuatan sebuah papan partikel disajikan pada Tabel Proses Pembuatan Papan Partikel Secara skematis proses pembuatan papan partikel disajikan pada Gambar 1. 33
7 Tabel 1. Komposisi Kebutuhan Bahan Baku Papan Partikel. Perlakuan (Level DCP) WF PP Bahan Baku (gram) MAH DCP S- C- B- S- C- B- 15% 7% 15% 15% 7% 15% % ,41 2,58 4, % ,41 2,58 4,41,22 1,3,22 1% ,41 2,58 4,41,44 2,6,44 15% ,41 2,58 4,41,66 3,9,66 2% ,41 2,58 4,41,88 4,12,88 25% ,41 2,58 4,41 1,1 5,13 1,1 Keterangan: WF: Wood Flour PP: Polyprophylene S: Surface C: Core B: Back MAH Total DCP - 1,47 2,94 4,41 5,88 7,33 Serbuk Gergaji KA 1 % Limbah Polyprophylene Aditif (MAH & DCP) Pencampuran & Pencetakan Face: 15% berat dari campuran PP, MAH dan DCP Core: 7% berat dari campuran serbuk kayu, PP, MAH dan DCP Back: 15% berat dari campuran PP, MAH dan DCP Pengempaan Papan Partikel Pengkondisian Sifat Fisis & Mekanis Pengujian Gambar 1. Skema Proses Pembuatan Papan Partikel Tabel 2. Sifat Fisis Papan Partikel dari Serbuk Gergaji dan Limbah Plastik Polyprophylene Parameters Konsentrasi DCP (%) Average JIS A-598 (1994) Kerapatan Kadar Air (%) Daya Serap Air 24 H (%) Pengembangan Tebal 24 H (%) Maks 12 Tabel 3. Sifat Mekanis Papan Partikel dari Serbuk Gergaji dan Limbah Plastik Polyprophylene Parameters Konsentrasi DCP (%) Averag JIS A e (1994) MOR (Kg/Cm 2 ) Min 82 MOE (Kg/Cm 2 ) Min 24 Internal Bond (Kg/Cm 2 ) Min 1,5 Kuat Pegang Sekrup Min 31 (Kg) 34
8 3. Pengujian Sifat Fisis dan Mekanis Papan Partikel Berdasarkan Japanese Industrial Standard. 1994, pengujian sifat fisis papan partikel meliputi kerapatan, kadar air, daya serap air, pengembangan tebal, Modulus of Rupture (MOR), Modulus of Elasticity (MOE), internal bond dan kuat pegang sekrup. C. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Sifat Fisis Berdasarkan Tabel 2, secara keseluruhan dapat dilihat bahwa nilai sifat fisis yang dihasilkan telah memenuhi standar JIS A 598 (1994). Penambahan konsentrasi Dicumyl Peroxyde (DCP) dapat menurunkan nilai sifat fisis yang dihasilkan sampai pada level konsentrasi 15%, penambahan konsentrasi di atas 15% justru mengakibatkan peningkatan kembali nilai sifat fisis. Konsentrasi optimal DCP yang menghasilkan nilai sifat fisis paling baik dari papan partikel yang dihasilkan pada penelitian ini adalah 15%. Han (199) mengemukakan bahwa reaksi kimia yang terjadi pada moulded product dari limbah serbuk gergaji dan PP daur ulang dengan kehadiran aditif meliputi esterifikasi dan maleolasi. Kehadiran DCP membantu terjadinya reaksi maleolasi antara Maleic Anhydride (MAH) dengan plastik polyprophylene, sedangkan MAH sendiri mampu membentuk reaksi dengan gugus OH (esterifikasi). Adanya dua reaksi ini menyebabkan ikatan yang kuat antara partikel serbuk kayu dengan plastik polyprophylene sehingga air atau uap air tidak mudah masuk ke dalam papan partikel. Masih adanya air yang terserap diduga karena tegangan sisa setelah pengempaan belum sepenuhnya hilang selama pengkondisian, sehingga menimbulkan celah sebagai jalan keluar masuknya air. b. Sifat Mekanis Berdasarkan Tabel 3, secara keseluruhan dapat dilihat bahwa nilai sifat mekanis yang dihasilkan telah memenuhi standar JIS A 598 (1994) kecuali untuk MOE. Hal ini diduga karena kecilnya ukuran slenderness ratio dari partikel (serbuk gergaji) serta tekanan dan lamanya waktu kempa yang kurang optimal. Maloney (1993) menyatakan bahwa nilai MOE dipengaruhi oleh kandungan dan jenis bahan perekat yang digunakan, daya ikat perekat, dan panjang serat. Gillsepie (1984) dalam Gunara (1993) menyatakan bahwa perbedaan kadar resin perekat memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap sifat-sifat mekanik bahan yang direkat. Semakin tinggi kadar resin suatu perekat, semakin tinggi nilai MOE dan MOR dari bahan yang direkat setelah dilakukan pengujian keteguhan rekat. Maloney (1993) menyatakan bahwa nilai MOR dipengaruhi oleh kandungan dan jenis bahan perekat yang digunakan, daya ikat perekat dan panjang serat. Koch (1958) dalam Sidabutar (2) menambahkan bahwa faktor yang mempengaruhi nilai MOR panil adalah BJ kayu, geometri partikel, orientasi partikel, kadar perekat, kadar air dan prosedur kempa. Penambahan konsentrasi DCP menyebabkan kenaikan nilai sifat mekanis yang dihasilkan sampai pada level konsentrasi 15%, penambahan konsentrasi di atas 15% justru mengakibatkan penurunan kembali nilai sifat mekanis. Hal ini diduga karena peningkatan konsentrasi DCP akan meningkatkan formasi polyprophylene makroradikal, kemudian penambahan konsentrasi DCP lebih lanjut akan menurunkan berat molekul dari polyprophylene sehingga menyebabkan kekuatan komposit menurun. Di samping itu peningkatan konsentrasi DCP akan menurunkan melt viscosity dari komposit. Peningkatan konsentrasi DCP akan meningkatkan formasi radikal pada rantai polyprophylene yang kemudian menghasilkan degradasi polypropylene. 35
9 Han (199) mengemukakan bahwa Maleic Anhydride (MAH) memodifikasi matriks polimer dengan grafting pada gugus hidroksil dari kayu melalui esterifikasi sehingga terbukti memperbaiki adhesi antara matriks dan kayu. DCP menyebabkan terjadinya reaksi maleolasi antara MAH dengan plastik polyprophylene sehingga adhesi antara polyprophylene dengan serbuk kayu terjadi dengan baik yang menyebabkan tercapainya kompatibilitas papan partikel yang dihasilkan. Konsentrasi optimal DCP yang menghasilkan nilai sifat mekanis paling baik dari papan partikel yang dihasilkan pada penelitian ini adalah 15%. D. KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan Secara keseluruhan nilai sifat fisis dan mekanis yang dihasilkan telah memenuhi standar JIS A 598 (1994), kecuali nilai MOE pada sifat mekanis yang masih berada di bawah standar. Penggunaan konsentrasi DCP memberikan pengaruh nyata terhadap sifat fisis (kadar air, daya serap air dan pengembangan tebal, MOR, MOE, internal bond, dan kuat pegang sekrup) yang dihasilkan, kecuali pada kerapatan. Konsentrasi optimal DCP yang menghasilkan nilai sifat fisis dan mekanis paling baik dari papan partikel yang dihasilkan pada penelitian ini adalah 15%. Penelitian ini telah menghasilkan suatu produk papan partikel berbahan limbah yang telah memenuhi persyaratan sebagai bahan konstruksi bangunan baik interior maupun eksterior, sehingga untuk kedepannya produk ini diharapkan mampu memberikan solusi terhadap permasalahan semakin berkurangnya kayu sebagai bahan bangunan. b. Saran Untuk memperbaiki nilai Modulus of Elasticity (MOE) yang belum memenuhi standar, maka perlu dilakukan penelitian mengenai beberapa faktor yang berpengaruh, seperti besarnya tekanan dan lamanya waktu kempa dalam proses pembuatan papan partikel serta ukuran slendernes rasio dari partikel. E. DAFTAR PUSTAKA (BPS) Badan Pusat Statistik, 1999, Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia: Impor, Jakarta. FWI., 21, Potret Keadaan Hutan Indonesia, Bogor. Gunara, N., 1993, Pengaruh Berat Labur Beberapa Perekat Termoplastik terhadap Keteguhan Rekat Kayu Perupuk (Lophopetalum spp.), Skripsi fakultas Kehutanan IPB, Tidak Dipublikasikan. Han, Gyu-Seong, 199, Preparation and Physical Properties of Moldable Wood-plastic Composites, Doctoral dissertation Graduate School of Agriculture, Kyoto University, Not Published. Japanese Standard Association, 1994, Japanese Industrial Standard Particle Board JSA 598, Japanese Standard Association, Jepang. Maloney TM., 1993, Modern Particleboard and Dry-Process Fiberboard Manufacturing, San Fransisco: Miller Freeman, Inc. Priyono SKS., 21, Komitmen Berbagai Pihak dalam Menanggulangi Illegal Logging, Konggres Kehutanan Indonesia III, Jakarta. Purwanto D, Samet, Mahfuz, dan Sakiman, 1994, Pemanfaatan Limbah Industri Kayu lapis untuk Papan Partikel Buatan secara Laminasi, DIP Proyek Penelitian dan Pengembangan Industri, Badan Penelitian dan Pengembangan Industri. Departemen Perindustrian, Banjar Baru. Sidabutar, P., 2, Pengaruh Macam dan Kadar Katalis Terhadap Sifat Papan Semen Partikel Acacia mangium Willd, Skripsi Fakultas Kehutanan IPB, Tidak Dipublikasikan. 36
17 J. Tek. Ind. Pert. Vol. 19(1), 16-20
KUALITAS PAPAN KOMPOSIT DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DAN POLYETHYLENE (PE) DAUR ULANG THE QUALITY OF COMPOSITE BOARD MADE OF WASTE OIL PALM STEM (Elaeis guineensis Jacq) AND
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi plastik membuat aktivitas produksi plastik terus meningkat. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau bahan dasar. Material plastik
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Oktober Pembuatan
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Oktober 2015. Pembuatan papan dan pengujian sifat fisis dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Hutan, Program Studi Kehutanan,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. perabot rumah tangga, rak, lemari, penyekat dinding, laci, lantai dasar, plafon, dan
TINJAUAN PUSTAKA A. Papan Partikel A.1. Definisi papan partikel Kayu komposit merupakan kayu yang biasa digunakan dalam penggunaan perabot rumah tangga, rak, lemari, penyekat dinding, laci, lantai dasar,
Lebih terperinciPAPAN PARTIKEL DARI CAMPURAN LIMBAH ROTAN DAN PENYULINGAN KULIT KAYU GEMOR (Alseodaphne spp)
Papan partikel dari campuran limbah rotan dan penyulingan PAPAN PARTIKEL DARI CAMPURAN LIMBAH ROTAN DAN PENYULINGAN KULIT KAYU GEMOR (Alseodaphne spp) Particle Board from Mixture of Rattan Waste and Gemor
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Alat dan Bahan Test Specification SNI
BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Persiapan bahan baku, pembuatan dan pengujian sifat fisis papan partikel dilaksanakan di Laboratorium Bio-Komposit sedangkan untuk pengujian sifat mekanis
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Agustus 204 di Workshop Program Studi Kehutanan Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara untuk membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan negara penghasil ubi kayu terbesar ketiga didunia
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara penghasil ubi kayu terbesar ketiga didunia setelah Nigeria dan Thailand dengan hasil produksi mencapai lebih 23 juta ton pada tahun 2014
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sifat Fisis Papan Semen 4.1.1. Kadar Air Nilai rata-rata kadar air papan semen sekam hasil pengukuran disajikan pada Gambar 7. 12 Kadar air (%) 9 6 3 0 JIS A5417 1992:
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tandan Kosong Sawit Jumlah produksi kelapa sawit di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, pada tahun 2010 mencapai 21.958.120 ton dan pada tahun 2011 mencapai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Februari hingga Juni 2009 dengan rincian waktu penelitian terdapat pada Lampiran 3. Penelitian dilakukan
Lebih terperinci4 PENGARUH KADAR AIR PARTIKEL DAN KADAR PARAFIN TERHADAP KUALITAS PAPAN KOMPOSIT
48 4 PENGARUH KADAR AIR PARTIKEL DAN KADAR PARAFIN TERHADAP KUALITAS PAPAN KOMPOSIT 4.1 Pendahuluan Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, kekuatan papan yang dihasilkan masih rendah utamanya nilai MOR
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. 3.3 Pembuatan Contoh Uji
III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Persiapan bahan baku dan pembuatan papan partikel dilaksanakan di Laboratorium Kimia Hasil Hutan dan Laboratorium Bio-Komposit sedangkan untuk pengujian
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan bahan baku papan partikel variasi pelapis bilik bambu pada kombinasi pasahan batang kelapa sawit dan kayu mahoni
Lampiran 1. Perhitungan bahan baku papan partikel variasi pelapis bilik bambu pada kombinasi pasahan batang kelapa sawit dan kayu mahoni Kadar perekat urea formaldehida (UF) = 12% Ukuran sampel = 25 x
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
8 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat Penelitian ini menggunakan bahan-bahan berupa tandan kosong sawit (TKS) yang diperoleh dari pabrik kelapa sawit di PT. Perkebunan Nusantara VIII Kertajaya,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan
TINJAUAN PUSTAKA Papan Partikel Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan papan yang terbuat dari bahan berlignoselulosa yang dibuat dalam bentuk partikel dengan menggunakan
Lebih terperinciPemanfaatan Limbah Kulit Buah Nangka sebagai Bahan Baku Alternatif dalam Pembuatan Papan Partikel untuk Mengurangi Penggunaan Kayu dari Hutan Alam
Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Nangka sebagai Bahan Baku Alternatif dalam Pembuatan Papan Partikel untuk Mengurangi Penggunaan Kayu dari Hutan Alam Andi Aulia Iswari Syam un 1, Muhammad Agung 2 Endang Ariyanti
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat fisis papan partikel yang diuji meliputi kerapatan, kadar air, daya serap air dan pengembangan tebal. Sifat mekanis papan partikel yang diuji meliputi Modulus of Elasticity
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2011 sampai Agustus 2011. Pemotongan kayu dilakukan di Work Shop Laboratorium Peningkatan Mutu Kayu,
Lebih terperinciPENGARUH PROPORSI CAMPURAN SERBUK KAYU GERGAJIAN DAN AMPAS TEBU TERHADAP KUALITAS PAPAN PARTIKEL YANG DIHASILKANNYA FATHIMA TUZZUHRAH ARSYAD
i PENGARUH PROPORSI CAMPURAN SERBUK KAYU GERGAJIAN DAN AMPAS TEBU TERHADAP KUALITAS PAPAN PARTIKEL YANG DIHASILKANNYA FATHIMA TUZZUHRAH ARSYAD DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sifat Fisis Papan Partikel 4.1.1 Kerapatan Kerapatan merupakan perbandingan antara massa per volume yang berhubungan dengan distribusi partikel dan perekat dalam contoh
Lebih terperinciPENGUJIAN SIKLIS PAPAN PARTIKEL
KARYA TULIS PENGUJIAN SIKLIS PAPAN PARTIKEL Disusun Oleh: APRI HERI ISWANTO, S.Hut, M.Si NIP. 132 303 844 DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2008 KATA PENGANTAR Puji syukur
Lebih terperinciPRISMA FISIKA, Vol. III, No. 3 (2015), Hal ISSN :
SINTESIS DAN ANALISIS SIFAT FISIK DAN MEKANIK PAPAN KOMPOSIT DARI LIMBAH PELEPAH SAWIT DAN SABUT KELAPA Erwan 1), Irfana Diah Faryuni 1)*, Dwiria Wahyuni 1) 1) Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
9 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian pembuatan CLT dengan sambungan perekat yang dilakukan di laboratorium dan bengkel kerja terdiri dari persiapan bahan baku,
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
ERICK MARTHIN GULTOM (061203028) KEHUTANAN 2010 KUALITAS PAPAN PLASTIK KOMPOSIT PADA BERBAGAI TINGKAT PENDAURULANGAN PLASTIK ERICK MARTHIN GULTOM 061203028 DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciKUALITAS PAPAN KOMPOSIT YANG TERBUAT DARI LIMBAH KAYU SENGON DAN KARTON DAUR ULANG
6 KUALITAS PAPAN KOMPOSIT YANG TERBUAT DARI LIMBAH KAYU SENGON DAN KARTON DAUR ULANG The Quality of Composite Board Made From Sengon Wood Wastes and Recycled Carton Suhasman, Muh. Yusram Massijaya, Yusuf
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
9 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan dari bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2010. Tempat yang dipergunakan untuk penelitian adalah sebagai berikut : untuk pembuatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan manusia terhadap kayu sebagai bahan konstruksi bangunan atau furnitur terus meningkat seiring dengan meningkatnya pertambahan jumlah penduduk, sementara
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
19 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sifat Akustik Papan Partikel Sengon 4.1.1 Koefisien Absorbsi suara Apabila ada gelombang suara bersumber dari bahan lain mengenai bahan kayu, maka sebagian dari energi
Lebih terperinci6 PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGEMPAAN TERHADAP KUALITAS PAPAN KOMPOSIT
77 6 PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGEMPAAN TERHADAP KUALITAS PAPAN KOMPOSIT 6.1 Pendahuluan Pengempaan merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas papan yang dihasilkan (USDA, 1972). Salah satu hal
Lebih terperinciKARAKTERISTIK KOMPOSIT TANPA PEREKAT (BINDERLESS COMPOSITE) DARI LIMBAH PENGOLAHAN KAYU
KARAKTERISTIK KOMPOSIT TANPA PEREKAT (BINDERLESS COMPOSITE) DARI LIMBAH PENGOLAHAN KAYU Ragil Widyorini* Abstrak Berbagai upaya dilakukan untuk meminimalkan emisi formaldehida dari produk-produk panel.
Lebih terperinciFiber-Plastic Composite
Fiber-Plastic Composite dari Kertas Kardus dan Polietilena (PE) dengan Penambahan Maleat Anhidrida (MAH) dan Benzoil Peroksida (BP) (Fiber-Plastic Composite Made of Old Corrugated Paper and Polyethylene
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
23 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Geometri Strand Hasil pengukuran geometri strand secara lengkap disajikan pada Lampiran 1, sedangkan nilai rata-ratanya tertera pada Tabel 2. Tabel 2 Nilai pengukuran
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
7 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biokomposit dan pengujian sifat fisis dan mekanis dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa dan Desain
Lebih terperinciKUALITAS PAPAN KOMPOSIT DARI SABUT KELAPA DAN LIMBAH PLASTIK BERLAPIS BAMBU DENGAN VARIASI KERAPATAN DAN LAMA PERENDAMAN
KUALITAS PAPAN KOMPOSIT DARI SABUT KELAPA DAN LIMBAH PLASTIK BERLAPIS BAMBU DENGAN VARIASI KERAPATAN DAN LAMA PERENDAMAN NaOH Quality of Composite Board Made from Coconut Fiber and Waste Plastic with Bamboo
Lebih terperinciPengaruh Kadar Selulosa Pelepah Sawit Terhadap Sifat dan Morfologi Wood Plastic Composite (WPC)
TPM 13 Pengaruh Kadar Pelepah Sawit Terhadap Sifat dan Morfologi Wood Plastic Composite (WPC) Yusnila Halawa, Bahruddin, Irdoni Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Riau Kampus Binawidya
Lebih terperinciPENGARUH KOMPOSISI FACE-CORE TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIS ORIENTED STRAND BOARD DARI BAMBU DAN ECENG GONDOK
Jurnal Perennial, 2012 Vol. 8 No. 2: 75-79 ISSN: 1412-7784 Tersedia Online: http://journal.unhas.ac.id/index.php/perennial PENGARUH KOMPOSISI FACE-CORE TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIS ORIENTED STRAND
Lebih terperinciKUALITAS FIBER PLASTIC COMPOSITE DARI KERTAS KARDUS DENGAN MATRIKS POLIETILENA (PE)
KUALITAS FIBER PLASTIC COMPOSITE DARI KERTAS KARDUS DENGAN MATRIKS POLIETILENA (PE) SKRIPSI Oleh: Reymon Fernando Cibro 071203026/ Teknologi Hasil Hutan PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciLuthfi Hakim 1 dan Fauzi Febrianto 2. Abstract
21 KARAKTERISTIK FISIS PAPAN KOMPOSIT DARI SERAT BATANG PISANG (MUSA. SP) DENGAN PERLAKUAN ALKALI (PHYSICAL PROPERTIES OF COMPOSITE BOARD MADE FROM BANANA FIBER (MUSA SP.) WITH ALKALI TREATMENT) Luthfi
Lebih terperinci= nilai pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = rataan umum α i ε ij
5 Pengujian Sifat Binderless MDF. Pengujian sifat fisis dan mekanis binderless MDF dilakukan mengikuti standar JIS A 5905 : 2003. Sifat-sifat tersebut meliputi kerapatan, kadar air, pengembangan tebal,
Lebih terperinciSIFAT FISIK DAN MEKANIK PAPAN KOMPOSIT DARI BATANG SINGKONG DAN LIMBAH PLASTIK BERDASARKAN PELAPISAN DAN KOMPOSISI BAHAN BAKU
SIFAT FISIK DAN MEKANIK PAPAN KOMPOSIT DARI BATANG SINGKONG DAN LIMBAH PLASTIK BERDASARKAN PELAPISAN DAN KOMPOSISI BAHAN BAKU Physical and Mechanical Properties of Composite Board Made from Singkong Trunk
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat Penelitian. Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2007 sampai Juli 2008. Pembuatan OSB dilakukan di Laboratorium Biokomposit, pembuatan contoh uji di Laboratorium
Lebih terperinciMedan (Penulis Korespondensi : 2 Staf Pengajar Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara
VARIASI KOMPOSISI PEREKAT UREA FORMALDEHIDA DAN BAHAN PENGISI STYROFOAM TERHADAP KUALITAS PAPAN PARTIKEL DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT. (The Variation of Urea Formaldehyde Resin and Padding Styrofoam
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Geometri Strand Hasil pengukuran geometri strand disajikan pada Tabel 4. Berdasarkan data, nilai rata-rata dimensi strand yang ditentukan dengan menggunakan 1 strand
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan dari bulan Mei sampai Juli 2011 bertempat di Laboratorium Biokomposit, Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan,
Lebih terperinciKiki Sinaga, M. Dirhamsyah Dan Ahmad Yani Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura. Jalan Imam Bonjol Pontianak
JURNAL HUTAN LESTARI (217) KUALITAS PAPAN PARTIKEL PALEM EKOR TUPAI (Wodyetia bifurcata) DAN KAYU AKASIA (Acacia mangium) BERDASARKAN KOMPOSISI BAHAN BAKU DAN KONSENTRASI PEREKAT (Quality of Particle Board
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan tanaman penghasil kayu yang banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, baik untuk keperluan industri besar, industri
Lebih terperinciSIFAT FISIS DAN MEKANIS PAPAN SEMEN DARI LIMBAH INDUSTRI PENSIL DENGAN BERBAGAI RASIO BAHAN BAKU DAN TARGET KERAPATAN
SIFAT FISIS DAN MEKANIS PAPAN SEMEN DARI LIMBAH INDUSTRI PENSIL DENGAN BERBAGAI RASIO BAHAN BAKU DAN TARGET KERAPATAN Oleh: Yunida Syafriani Lubis 111201033 PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciPENENTUAN UKURAN PARTIKEL OPTIMAL
IV. PENENTUAN UKURAN PARTIKEL OPTIMAL Pendahuluan Dalam pembuatan papan partikel, secara umum diketahui bahwa terdapat selenderness rasio (perbandingan antara panjang dan tebal partikel) yang optimal untuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
21 4.1 Geometri Strand pada Tabel 1. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengukuran nilai rata-rata geometri strand pada penelitian ini tertera Tabel 1 Nilai rata-rata pengukuran dimensi strand, perhitungan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dan sebagainya(suharto, 2011). Berdasarkan wujudnya limbah di kelompokkan
3 TINJAUAN PUSTAKA Limbah Penggergajian Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu proses atau kegiatan, baik pada skala industri, pertambangan, rumah tangga, dan sebagainya(suharto,
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari - Mei 2009, bertempat di Laboratorium Produk Majemuk dan Laboratorium Penggergajian dan Pengerjaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia dari tahun seluas 8,91 juta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkebunan kelapa sawit telah berkembang dengan pesat di Indonesia. Luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia dari tahun 2011-2012 seluas 8,91 juta Ha 9,27 juta
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN SERAT PINANG (Areca catechu L. Fiber) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISIS BAHAN CAMPURAN SEMEN GIPSUM
PENGARUH PENAMBAHAN SERAT PINANG (Areca catechu L. Fiber) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISIS BAHAN CAMPURAN SEMEN GIPSUM Suci Olanda, Alimin Mahyudin Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus
Lebih terperinciSIFAT FISIS MEKANIS PAPAN PARTIKEL DARI LIMBAH KAYU GERGAJIAN BERDASARKAN UKURAN PARTIKEL
SIFAT FISIS MEKANIS PAPAN PARTIKEL DARI LIMBAH KAYU GERGAJIAN BERDASARKAN UKURAN PARTIKEL NATURE OF FISIS MECHANICAL PARTICLE BOARD FROM RIPSAW WASTE OF PURSUANT TO SIZE MEASURE PARTICLE Saibatul Hamdi
Lebih terperinciOPTIMASI KADAR HIDROGEN PEROKSIDA DAN FERO SULFAT
VI. OPTIMASI KADAR HIDROGEN PEROKSIDA DAN FERO SULFAT Pendahuluan Penelitian pada tahapan ini didisain untuk mengevaluasi sifat-sifat papan partikel tanpa perekat yang sebelumnya diberi perlakuan oksidasi.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PAPAN PARTIKEL 2.1.1 Definisi dan Pengertian Papan partikel adalah suatu produk kayu yang dihasilkan dari hasil pengempaan panas antara campuran partikel kayu atau bahan berlignoselulosa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
13 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan mulai bulan April 2012 Juli 2012. Dilaksanakan di Laboratorium Bio Komposit, Laboratorium Rekayasa Departemen Hasil Hutan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komposit adalah suatu sistem bahan (meterial) yang tersusun dari campuran atau kombinasi dari dua atau lebih konstituen makro yang berbeda dalam bentuk atau komposisi
Lebih terperinciKARAKTERISTIK FISIS DAN MEKANIS PAPAN PARTIKEL BAMBU BETUNG
KARAKTERISTIK FISIS DAN MEKANIS PAPAN PARTIKEL BAMBU BETUNG HASIL PENELITIAN Oleh: Satria Muharis 071203013/Teknologi Hasil Hutan PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2011
Lebih terperinciKarakteristik Fisis dan Mekanis Papan Semen Bambu Hitam (Gigantochloa Atroviolacea Widjaja) dengan Dua Ukuran Partikel
Karakteristik Fisis dan Mekanis Papan Semen Bambu Hitam (Gigantochloa Atroviolacea Widjaja) dengan Dua Ukuran Partikel Physical and Mechanical Characteristics of Cement Board Bamboo Hitam (Gigantochloa
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
12 METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian pembuatan papan komposit dari limbah kayu dan karton dilaksanakan di Lab Biokomposit Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB, Laboratorium
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi Penelitian
23 MATERI DAN METODE Materi Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di aboratorium Biokomposit, aboratorium Keteknikan Kayu dan aboratorium Kayu Solid, Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan
Lebih terperinciPENGARUH PANJANG PARTIKEL TERHADAP KUALITAS ORIENTED PARTICLE BOARD DARI BAMBU TALI (Gigantochloa apus J.A & J.H. Schult.
PENGARUH PANJANG PARTIKEL TERHADAP KUALITAS ORIENTED PARTICLE BOARD DARI BAMBU TALI (Gigantochloa apus J.A & J.H. Schult. Kurz) SKRIPSI Oleh: RICKY HALOMOAN GEA 111201132/TEKNOLOGI HASIL HUTAN PROGRAM
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokompsit Departemen Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan, Laboratorium Kekuatan Bahan dan Laboratorium
Lebih terperinciOleh : Febriana Tri Wulandari Prodi Kehutanan Faperta Unram
ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 7 DESKRIPSI SIFAT FISIKA DAN MEKANIKA PAPAN PARTIKEL TANGKAI DAUN NIPAH (Nypa fruticans.wurmb) DAN PAPAN PARTIKEL BATANG BENGLE (Zingiber cassumunar.roxb) Oleh : Febriana
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 8 Histogram kerapatan papan.
17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sifat Fisis Papan Komposit Anyaman Pandan 4.1.1 Kerapatan Sifat papan yang dihasilkan akan dipengaruhi oleh kerapatan. Dari pengujian didapat nilai kerapatan papan berkisar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kayu merupakan salah satu bahan bangunan yang banyak digunakan untuk keperluan konstruksi, dekorasi, maupun furniture. Kayu juga memiliki
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian di laksanakan bulan September - November Penelitian ini
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian di laksanakan bulan September - November 2016. Penelitian ini akan dilakukan di Work Shop (WS) dan Laboratorium Teknonologi Hasil Hutan (THH) Program Studi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Tabel 6 Ukuran Contoh Uji Papan Partikel dan Papan Serat Berdasarkan SNI, ISO dan ASTM SNI ISO ASTM
BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di laboratorium Produk Majemuk Kelompok Peneliti Pemanfaatan Hasil Hutan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Bogor.
Lebih terperinciPENGARUH SUHU PEREBUSAN PARTIKEL JERAMI (STRAW) TERHADAP SIFAT-SIFAT PAPAN PARTIKEL RINO FARDIANTO
PENGARUH SUHU PEREBUSAN PARTIKEL JERAMI (STRAW) TERHADAP SIFAT-SIFAT PAPAN PARTIKEL RINO FARDIANTO DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 PENGARUH SUHU PEREBUSAN PARTIKEL
Lebih terperinciPenghilangan Tinta Kertas Koran Bekas dalam Pembuatan Papan Komposit Plastik (Deinking Used Newspaper in The Manufacture of Plastic Composite Board)
Penghilangan Tinta Kertas Koran Bekas dalam Pembuatan Papan Komposit Plastik (Deinking Used Newspaper in The Manufacture of Plastic Composite Board) Afri Soni Wanson Samosir 1, Tito Sucipto 2, Luthfi Hakim
Lebih terperinciPAPAN SERAT BERKERAPATAN SEDANG BERBAHAN BAKU SLUDGE TERASETILASI DARI INDUSTRI KERTAS
MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 15, NO. 2, NOVEMBER 2011: 123-130 PAPAN SERAT BERKERAPATAN SEDANG BERBAHAN BAKU SLUDGE TERASETILASI DARI INDUSTRI KERTAS Luthfi Hakim 1*), Evalina Herawati 1, dan I Nyoman Jaya
Lebih terperinciPolimer Komposit. Apri Heri Iswanto. Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Polimer Komposit Apri Heri Iswanto Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk yang semakin pesat, kebutuhan akan kayu sebagai bahan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Produksi Kayu Gergajian dan Perkiraan Jumlah Limbah. Produksi Limbah, 50 %
TINJAUAN PUSTAKA Limbah Penggergajian Eko (2007) menyatakan bahwa limbah utama dari industri kayu adalah potongan - potongan kecil dan serpihan kayu dari hasil penggergajian serta debu dan serbuk gergaji.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Juni hingga Agustus 2011 di Laboratorium Rekayasa dan Desain Bangunan Kayu, Laboratorium Peningkatan
Lebih terperincibahkan lebih bagus lagi jika kita dapat mendaur ulang plastik menjadi sesuatu yang lebih berguna (recycle). Bayangkan saja jika kita berbelanja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan plastik terus meningkat. Data BPS tahun 1999 menunjukkan bahwa volume perdagangan plastik impor Indonesia, terutama
Lebih terperinciSifat-sifat papan semen partikel yang diuji terdiri atas sifat fisis dan mekanis. Sifat fisis meliputi kerapatan, kadar air, pengembangan tebal dan
PARDOMUAN SJDABUTAR. E02495009. Pengaruh Macam Dan Kadar Katalis Terhadap Sifat Papan Semen Partikel Acacia nrangirtm Willd., Dibawah Bimbingan Ir. Bedyaman Tambunan dan Ir. I.M. Sulastiningsih MSc. Papan
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Nilai kerapatan papan semen pada berbagai perlakuan Anak petak
LAMPIRAN Lampiran 1. Nilai kerapatan papan semen pada berbagai perlakuan (S : F : A) Tanpa katalis (kg/cm 3 ) Katalis (kg/cm 3 ) 1:2,5:1,25 1 0,8503305 1,0959684 2 0,8294807 0,9763012 3 0,8943189 0,9229823
Lebih terperinciPENGARUH PROPORSI CAMPURAN SERBUK KAYU GERGAJIAN DAN AMPAS TEBU TERHADAP KUALITAS PAPAN PARTIKEL YANG DIHASILKANNYA FATHIMA TUZZUHRAH ARSYAD
i PENGARUH PROPORSI CAMPURAN SERBUK KAYU GERGAJIAN DAN AMPAS TEBU TERHADAP KUALITAS PAPAN PARTIKEL YANG DIHASILKANNYA FATHIMA TUZZUHRAH ARSYAD DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciKUALITAS PAPAN KOMPOSIT SERAT KULIT BATANG SAGU DAN PLASTIK POLIPROPILENA (PP) BERLAPIS FINIR DAN BAMBU
KUALITAS PAPAN KOMPOSIT SERAT KULIT BATANG SAGU DAN PLASTIK POLIPROPILENA (PP) BERLAPIS FINIR DAN BAMBU (Composite Board Quality Of Sago Fiber and Polypropilena Plastic (PP) With Finir and Bamboo Layer)
Lebih terperinciLIMBAH PLASTIK POLIPROPILENA BERBAGAI VARIASI RASIO DAN PENAMBAHAN MALEIC ANHYDRID
KUALITAS PAPAN KOMPOSIT BATANG KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DAN LIMBAH PLASTIK POLIPROPILENA BERBAGAI VARIASI RASIO DAN PENAMBAHAN MALEIC ANHYDRID Composite Boards From Oil Palm Trunks (Elaeis
Lebih terperinciPengaruh Variasi Sludge-serbuk Kayu sebagai Penguat terhadap Sifat Mekanik Material Komposit Matriks Urea-Formaldehida
JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 3, NOMOR 1 JANUARI 2007 Pengaruh Variasi Sludge-serbuk Kayu sebagai Penguat terhadap Sifat Mekanik Material Komposit Matriks Urea-Formaldehida Deni S. Khaerudini dan
Lebih terperinciLIMBAH LINEAR. Oleh: NAN UNIVERSI Universitas Sumatera Utara
KARAKTERISTIK PAPAN KOMPOSIT BERBAHAN LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT DENGANN MATRIKS LINEAR LOW DENSITY POLYETHYLENE (LLDPE) HASIL PENELITIAN Oleh: Janter Manik 061203026/ Teknologi Hasil Hutan H DEPARTEMEN
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Fakultas Kehutanan Univesitas Sumatera Utara Medan. mekanis kayu terdiri dari MOE dan MOR, kerapatan, WL (Weight loss) dan RS (
12 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2017 - Juni 2017. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan, dan Workshop Fakultas
Lebih terperinciPAPAN KOMPOSIT DARI LIMBAH INDUSTRI DENGAN PEREKAT CAMPURAN PLASTIK POLYPROPYLENE
PAPAN KOMPOSIT DARI LIMBAH INDUSTRI DENGAN PEREKAT CAMPURAN PLASTIK POLYPROPYLENE COMPOSITE BOARDS OF INDUSTRIAL WASTE WITH ADHESIVES POLYPROPYLENE PLASTIC MIXTURE Sushardi* dan Veranitha Jurusan Kehutanan
Lebih terperinciPREPARATION AND CHARACTERIZATION OF COMPOSITE MATERIALS FROM PARTICLE BOARD POLYPROPYLENE RECYCLING AND COCONUT SHELL POWDER WITH PHYSICAL PROPERTIS
PREPARATION AND CHARACTERIZATION OF COMPOSITE MATERIALS FROM PARTICLE BOARD POLYPROPYLENE RECYCLING AND COCONUT SHELL POWDER WITH PHYSICAL PROPERTIS Oleh: Irfandi Jurusan Fisika FMIPA Unimed ABSTRAK Telah
Lebih terperinciKETAHANAN FIBER-PLASTIC
KETAHANAN FIBER-PLASTIC COMPOSITE DARI KERTAS KARDUS DAN POLIETILENA (PE) DENGAN PENAMBAHAN MALEAT ANHIDRIDA (MAH) DAN BENZOIL PEROKSIDA (BP) TERHADAP CUACA SKRIPSI Oleh: VICKY FADLIANSAH SIHOMBING 091201115/
Lebih terperinciPEMBUATAN PAPAN PARTIKEL DARI LIMBAH PLASTIK POLYPROPHYLENE (PP) DAN TANGKAI BAMBU
PEMBUATAN PAPAN PARTIKEL DARI LIMBAH PLASTIK POLYPROPHYLENE (PP) DAN TANGKAI BAMBU Ida Ayu Putu Wida Septiari, I Wayan Karyasa, Ngadiran Kartowarsono Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan Ganesha
Lebih terperinciPAPAN SEMEN-GYPSUM DARI CORE-KENAF (Hibiscus cannabinus L.) MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PENGERASAN AUTOCLAVE
12 PAPAN SEMEN-GYPSUM DARI CORE-KENAF (Hibiscus cannabinus L.) MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PENGERASAN AUTOCLAVE Cement-Gypsum Board from Core-Kenaf (Hibiscus cannabinus L.) Using Curing AutoclaveTechnology Rohny
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
19 4.1. Sifat Fisis IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat fisis papan laminasi pada dasarnya dipengaruhi oleh sifat bahan dasar kayu yang digunakan. Sifat fisis yang dibahas dalam penelitian ini diantaranya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi hutan di Indonesia menunjukkan tingkat produktivitas yang menurun, padahal kebutuhan bahan baku kayu di lingkungan masyarakat dari tahun ke tahun semakin meningkat
Lebih terperinciRespon Vinir Mahoni Terhadap Perekat TUF Dari Ekstrak Serbuk Gergajian Kayu Merbau (Intsia Sp.)
1 Respon Vinir Mahoni Terhadap Perekat TUF Dari Ekstrak Serbuk Gergajian Kayu Merbau (Intsia Sp.) Kartika Tanamal Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan Jalan
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH PENGOLAHAN KAYU JATI SEBAGAI BAHAN BAKU PAPAN PARTIKEL NON PEREKAT
BIOKOMPOSIT PEMANFAATAN LIMBAH PENGOLAHAN KAYU JATI SEBAGAI BAHAN BAKU PAPAN PARTIKEL NON PEREKAT Muhammad Navis Rofii dan Ragil Widyorini Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada ABSTRAK Pembuatan papan
Lebih terperinci3 PENGARUH JENIS KAYU DAN KADAR PEREKAT TERHADAP KUALITAS PAPAN KOMPOSIT
17 3 PENGARUH JENIS KAYU DAN KADAR PEREKAT TERHADAP KUALITAS PAPAN KOMPOSIT 3.1 Pendahuluan Perbedaan jenis kayu yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan papan komposit akan sangat berpengaruh terhadap
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
12 METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Juni 2012. Penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu: Tahap 1. Pembuatan polimer khitosan dilakukan di UPT
Lebih terperinciIra Lestari Simbolon 1, Tito Sucipto 2, Rudi Hartono 2 1 Alumni Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara, Jl.
Pengaruh Ukuran Partikel dan Komposisi Semen- Partikel terhadap Kualitas Papan Semen dari Cangkang Kemiri (Aleurites Moluccana Wild) ( Effect of Particle Size and Composition of Particles cement for quality
Lebih terperinciKARAKTERISTIK CAMPURAN BATUBARA DAN VARIASI ARANG SERBUK GERGAJI DENGAN PENAMBAHAN ARANG TEMPURUNG KELAPA DALAM PEMBUATAN BRIKET
KARAKTERISTIK CAMPURAN BATUBARA DAN VARIASI ARANG SERBUK GERGAJI DENGAN PENAMBAHAN ARANG TEMPURUNG KELAPA DALAM PEMBUATAN BRIKET Siti Hosniah*, Saibun Sitorus dan Alimuddin Jurusan Kimia FMIPA Universitas
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PAPAN PARTIKEL DARI BULU DOMBA, SERBUK GERGAJI DAN SERUTAN KAYU DENGAN PEREKAT UREA FORMALDEHIDA
KARAKTERISTIK PAPAN PARTIKEL DARI BULU DOMBA, SERBUK GERGAJI DAN SERUTAN KAYU DENGAN PEREKAT UREA FORMALDEHIDA M. I. Iskandar* dan Achmad Supriadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Jl. Gunung
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November 2008 sampai bulan Februari 2009. Tempat pembuatan dan pengujian glulam I-joist yaitu di Laboratorium Produk
Lebih terperinci