SISTEM PENATAAN TEMPAT DUDUK PESERTA UJIAN SECARA RANDOM DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT (STUDI KASUS : SMP MAITREYAWIRA TANJUNGPINANG)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SISTEM PENATAAN TEMPAT DUDUK PESERTA UJIAN SECARA RANDOM DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT (STUDI KASUS : SMP MAITREYAWIRA TANJUNGPINANG)"

Transkripsi

1 SISTEM PENATAAN TEMPAT DUDUK PESERTA UJIAN SECARA RANDOM DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT (STUDI KASUS : SMP MAITREYAWIRA TANJUNGPINANG) Fendy Mahasiswa Informatika, FT UMRAH, kiritojingwenz@gmail.com ABSTRAK Ujian yang dilakukan pada sekolah biasa nya untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam proses belajar. Tetapi dalam proses pembelajaran dalam kelas bagaimana siswa dapat menguasai dan memahami bahan ajar secara tuntas masih merupakan masalah yang sulit. Hal tersebut dikarenakan bahwa masih belum bisa terukur secara pasti bahwa ujian yang dikerjakan siswa tersebut secara jujur atau tidak, di karenakan banyak beragaman jenis siswa yang berbeda. Oleh karena itu seperti studi kasus di SMP Maitreyawira Tanjungpinang di lakukan pengacakan seluruh kelas agar tidak saling kenal dalam ruangan ujian tersebut. Akan tetapi proses pengacakan di SMP Maitreyawira Tanjungpinang masih dilakukan secara manual sehingga proses pengacakan tersebut membutuhkan proses yang lama. Skripsi ini akan membicarakan bagaimana membangun sebuah aplikasi pengacakan tempat duduk peserta ujian dengan menggunakan algoritma semut. Sistem yang ingin di bangun adalah sebuah aplikasi desktop dengan hasil akhir sebauh denah pengacakan tempat duduk ujian tanpa ada peserta ujian yang duduk bersebelahan dengan teman sekelas. Dari hasil penelitian dengan penerapan Algoritma Semut, dapat menghasilkan error terbaik 0,0% dengan rata rata siklus terbaik 4,687 % sedangkan pengacakan biasa menghasilkan error terbaik 6.25% dengan rata rata siklus terbaik 22.5%. akan tetapi, waktu proses pada pengacakan fisher-yates suffle lebih cepat dibandingkan dengan pengacakan algoritma semut. Semakin banyak siklus yang diproses semakin lama waktu prosesnya. Kata Kunci : Pengacakan tempat duduk, meta-heuristic, algoritma semut ABSTRACT The general purpose of conducting an examination at school is to measure the ability of the students in learning process. But how the students can understand and master the lesson completely is still hard to achieve. The main reason is because the students still haven t done the examination honestly and the students themselves are various in honesty. Therefore,as a case study in Maitereyawira Secondary school, the school randomize the students by their classrooms, so that they will not meet with theirclassmates surround their seats. But the randomization process is still done manually so that it takes a long process and time to do. This final task will discuss how to build an application to randomize the seats of examinees using Ant Colony Optimizer (ACO) algorithm. The system that will be built is a desktop application with a final result of randomization sketch of student seat without examinees sitting around their classmates. At the research result with Ant Colony Optimizer, cam make a best error 0,0% with average 4.687% and with fisher-yates suffle can make a best error 6.25% with average 22.5%. but at fisher-yates suffle the prosses time is more faster than ant colony optimizer. The more iteration are prosessed, the application prosessed are more longer. Key Word: Randomization exam seat, meta-heuristic, ant colony optimizer 1

2 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam proses pembelajaran bahwa penguasaan pengetahuan dan keterampilan hidup yang dibutuhkan siswa dalam menghadapi kehidupan ril adalah merupakan tujuan pendidikan. Tetapi dalam proses pembelajaran dalam kelas bagaimana siswa dapat menguasai dan memahami bahan ajar secara tuntas masih merupakan masalah yang sulit. Hal tersebut dikarenakan bahwa masih belum bisa terukur secara pasti bahwa ujian yang dikerjakan siswa tersebut secara jujur atau tidak, di karenakan banyak beragaman jenis siswa yang berbeda. Dari perbedaan tersebut maka dapat menimbulkan beragamnya sikap dan anak didik di dalam ruang ujian. Menjadi tugas guru bagaimana menjadikan ruang ujian yang baik agar terhindari dari menyontek pada jawaban ujian. Seperti contohnya pada SMP Maitreyawira Tanjungpinang saat ujian semester semua kelas mulai dari kelas 7 sampai dengan kelas 9 di acak sehingga dalam satu ruang agar tidak terjadi menyontek pada jawaban ujian yang di lakukan oleh siswa, akan tetapi di karenakan pemetaan siswa yang dilakukan dengan menggunakan manual sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam penyusunan tempat duduk ujian. Sehingga agar pemetaan tempat duduk ujian di susun dengan cepat di perlu kan suatu sistem agar susunan tempat duduk ujian yang dilakukan dapat meminimalisir terjadinya menyontek Algoritma semut adalah salah satu jenis meta-heuristic yang sudah terbukti dapat menyelesaikan banyak sekali permasalahan kombinatorial yang sulit (Fernandes, 2012). Seperti menyelesaikan masalah Traveling Salesman Problem (TSP), masalah penyusunan jadwal mata pelajaran, dan masalah penjadwalan serta rute kereta api. Pada penelitian yang dilakukan Fernandes (2012) dalam penyelesaian permasalahan penjadwalan kuliah dengan menggunakan algoritma semut. Dalam penelitiannya aplikasi penjadwalan mata kuliah ini bertujuan untuk membangkitkan sebuah jadwal perkuliahan yang sudah terbebas dari masalah bentrok Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis memandang penting mengangkat kasus di atas ke dalam Skripsi ini dengan mengambil judul Sistem Penataan Tempat Duduk Peserta Ujian Secara Random Dengan Menggunakan Algoritma Semut (Studi Kasus: SMP Maitreyawira Tanjungpinang). Sistem yang ingin dibangun adalah sebuah aplikasi desktop dengan hasil akhir sebuah denah pengacakan tempat duduk ujian tanpa ada peserta ujian yang duduk bersebelahan dengan teman sekelas. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Socha dkk. (2003) dalam penyelesaian penjadwalan (timetable) di universitas menggunakan algoritma Ant. Dalam penelitiannya mereka menggunakan algoritma Ant dasar dan variasinya (Max Min Ant System / MMAS). Kedua algoritma tersebut diuji untuk tiga kasus penjadwalan dan menyimpulkan bahwa variasi MMAS lebih baik kinerjanya dibandingkan dengan algoritma Ant dasar. Penelitian yang dilakukan oleh Mutakhiroh dkk. (2007) dalam penyelesaian pencarian jalur terpendek dengan menggunakan algortima semut. Dalam penelitiannya mereka menggunakan model matematis dalam penyelesaian pencarian jalur terpendek. Dengan menggunakan graf dan menentukan jarak antar kota dalam pencarian jarak terpendek yang akan dilalui. Penelitian yang dilakukan oleh Fernandez (2012) dalam penyelesaian permasalahan penjadwalan kuliah dengan menggunakan algoritma semut. Dalam penelitiannya aplikasi penjadwalan mata kuliah ini bertujuan untuk membangkitkan sebuah jadwal perkuliahan yang sudah terbebas dari masalah bentrok dengan proses 2

3 acak local search dan dipercepat oleh algoritma semut. Penelitian yang dilakukan Fitriyani (2015) dalam analisa pencarian jalur terpendek ke penginapan di kota Batam dengan menggunakan algoritma Ant Colony, dalam penelitiannya pencarian jalur terpendek dengan menentukan jarak yang di berikan kordinat x dan y dan di susun rute dengan menggunakan algoritma semut untuk mencari jalur alternatif untuk mencapai penginapan dalam jalur pariwisata kota Batam. 6. Feromon yang ditinggalkan oleh semut di jalur yang lebih pendek aromanya akan lebih kuat dibandingkan feromon di jalur yang lebih panjang seperti Gambar 2.1.d 7. Semut semut lain akan lebih tertarik menyikuti jalur bawah karena aroma feromon lebih kuat Algoritma Semut Algoritma Semut (Ant Algorithm) merupakan algoritma yang dimunculkan sebagai suatu pendekatan multi-agen terhadap optimasi berbagai permasalahan yang berkaitan dengan graf (Paninalone, 2011). Sampai saat ini, berbagai upaya pengembangan dilakukan untuk memperluas pemanfaatan dari algoritma semut. Berbagai pemanfaatan yang sudah umum digunakan antara lain untuk menyelesaikan permasalahan rute kendaraan, penyurutan sekuensial, pewarnaan graf, permasalahan routing pada jaringan dan berbagai permanfaatan lainnya. Munurut Fernandez (2012) cara kerja algoritma semut sebagai berikut : 1. Pada Awalnya, semut keliling dengan acak. 2. Ketika semut semut menemukan jalur yang berbeda misalnya sapai pada persimpangan, mereka akan mulai menentukan arah jalan secara acak seperti Gambar 2.1.a 3. Sebagian semut memilih berjalan ke atas dan sebagian lagi akan memilih berjalan ke bawah seperti Gambar 2.1.b 4. Ketika menemukan makanan mereka kembali ke koloninya sambil memberikan tanda dengan jejak feromon. 5. Karena jalur yang ditempuh lewat jalur bawah lebih pendek, maka semut yang bawah akan tiba lebih dulu dengan asumsi kecepatan semua semut adalah sama seperti Gambar 2.1.c Gambar 2.1. Tingkah laku semut (Sumber : Fernandez, 2012) Menurut Muttakhiroh dkk. (2007) dalam algoritma semut diperlukan variable dan langkah langkah untuk menentukan jarak terpendek, yaitu : Langkah 1 : a) Inisialisasi harga parameter parameter algoritma. Parameter parameter yang di inisialisasikan adalah : 1) Intensitas jejak semut antar kota dan perubahannya (τ ij ) 2) Banyak kota (n) termasuk kordinat (x,y) atau jarak antar kota (d ij ) 3) Kota berangkat dan kota tujuan 4) Tetapan siklus semut (Q) 5) Tetapan pengendali intensitas jejak semut (α), nilai α 0 6) Tetapan pengendali visibilitas ( β ), nilai β 0 7) Visibilitas antar kota = 1 d ij (η ij ) 8) Banyak Semut (m) 9) Tetapan penguapan jejak semut (ρ), nilai ρ harus > 0 dan < 1 untuk mencegah jejak pheromone tak terhingga. 3

4 10) Jumlah siklus maksimum ( NC max ) bersifat tetap selama algoritma dijalankan, sedangkan τ ij akan selalu diperbahrui harganya pada setiap siklus algoritma mulai dari sklus pertama ( NC = 1 ) sampai tercapai jumlah siklus maksimum (NC = NC max ) atau sampai terjadi konvergensi. b) Inisialisasi kota pertama setiap semut. Setelah inisialisasi τ ij dilakukan, kemudian m semut ditempatkan pada kota pertama tertentu secara acak. Langkah 2 : Pengisian kota pertama ke dalam tabu list. Hasil inisialisasi kota pertama setiap semut dalam langkah 2 harus diisikan sebagai elemen pertama tabu list. Hasil dari langkah ini adalah terisinya elemen pertama tabu list setiap semut dengan indeks kota tertentu, yang berarti bahwa tabuk(1) bisa berisi indeks kota antara 1 sampai n sebagaimana hasil inisialisasi pada langkah 2. Langkah 3 : Penyusunan rute kunjungan setiap semut ke setiap kota. Koloni semut sudah terdistribusi ke sejumlah atau setiap kota, akan mulai melakukan perjalanan dari kota pertama masing masing sebagai kota asal dan salah satu kota kota lainnya sebagai kota tujuan. Kemudian dari kota kedua masing masing, koloni semut akan melanjutkan perjalanan dengan memilih salah satu dari kota kota yang tidak terdapat pada tabuk Jika s menyataka indeks urutan kunjungan, kota asal dinyatakan sebagai tabuk(s) dan kota kota lainnya dinyatakan sebagai { N-tabuk }, maka untuk menentukan kota tujuan digunakan persamaan probabilitas kota untuk dikunjungi sebagai berikut : p ij k = [T ij ] α.[n ij ] β [T ik ] α.[n ik ] β k [N tabu k ] untuk {N tabu k }...(2.1) Dan p ij k = 0 untuk j lainnya...(2.2) j Dengan i sebagai indeks kota asal dan j sebagai indeks kota tujuan. Stelah mendapatkan nilai probalitas yang ingin dikunjungi maka langkah selanjut nya adalah mencari nilai kumulatid dengan persamaan kumulatif k = p ij k + kumulatif k 1... (2.3) Setalah mendapatkan nilai kumulatif langkah selanjut nya adalah mengambil nilai random dari kumulatif1 sampai dengan kumulatifn untuk mencari kota tujuan yang akan dikunjungi selanjutnya oleh semut. Langkah 4 : a) Perhitungan panjang rute setiap semut. Perhitungan panjang rute tertutup (length closed tour) atau Lk setiap semut dilakukan setelah satu siklus diselesaikan oleh semua semut. Perhitungan ini dilakukan berdasarkan tabuk masung masing dengan persamaan berikut : L k = d tabuk (n),tabu k (i) n 1 + d tabuk (s),tabu k (s+1). (2.4) s=1 Dengan d ij adalah jarak antara kota I ke kota j yang dihitung berdasarkan persamaan : d ij = (x i x j ) 2 + (y i y j ) 2... (2.5) b) Pencarian rute terpendek. Setelah Lk setiap semut dihitung, akan didapat harga minimal panjang rute tertutup setiap siklus atau LminNC dan harga minimal panjang rute tertutup secara keseluruhan adalah atau Lmin c) Perhitungan perubahan harga intensitas jejak kaki semut antar kota. Koloni semut akan meninggalkan jejak jejak kaki pada lintasan antar kota yang dilaluinya. Adanya penguapan dan perbedaan jumlah semut yang lewat,menyebabkan kemungkinan terjadinya perubahan harga intensitas jejak kaki semut antar kota. Persamaan perubahan ini adalah : 4

5 m k T ij = T ij (2.6) k=1 k Dengan τ ij adalah perubahan harga intensitas jejak kaki semut antar kota setiap semut yang dihitung berdasarkan persamaan : T k ij = Q, untuk (i, j) kota asal dan kota L k tujuan dalam tabu k (2.7) T ij k = 0, untuk (i, j) lainnya...(2.8) Langkah 5 : a) Perhitungan harga intensitas jejak kaki semut antar kota untuk siklus selanjutnya. Harga intensitas jejak kaki periode data (n), yaitu : semut antar kota pada semua lintasan aktual peramalan MAD = antar kota ada kemungkinan berubah n karena adanya penguapan dan perbedaan jumlah semut yang melewati. Untuk siklus selanjutnya, semut yang akan melewati lintasan tersebut harga intensitasnya telah berubah. Harga intensitas jejak kaki semut antar kota untuk siklus selanjutnya dihitung dengan persamaan : adalah : T ij = ρ. T ij + T ij...(2.9) MSE = b) Atur ulang harga perubahan intensitas jejak kaki semut antar kota. Untuk siklus selanjutnya perubahan harga intensitas jejak semut antar kota perlu diatur kembali agar memiliki nilai sama dengan nol Langkah 6 : Pengosongan tabu list, dan ulangi langkah 2 jika diperlukan, Tabu list perlu dikosongkan untuk diisi lagi dengan urutan kota yang baru pada siklus selanjutnya, jika jumlah siklus maksimum belum tercapai atau belum terjadi konvergensi, Algoritma diulang lagi dari langkah 2 dengan harga parameter intensitas jejak kaki semut antar kota yang sudah diperbaharui Perhitungan Kesalahan Peramalan Menurut Savira (2014), ada beberapa perhitungan yang biasa digunakan untuk menghitung kesalahan peramalan total. 5 Perhitungan ini dapat digunakan untuk membandingkan model peramalan yang berbeda, mengawasi peramalan, dan memastikan peramalan berjalam dengan baik. Ukuran kesalahan yang digunakan, menurut Savira (2014) ada 3 macam perhitungan yaitu : 1. MAD Ukuran pertama kesalahan peramalan keseluruhan untuk sebuah model adalah Mean Absolute Deviation (MAD). Nilai ini di hitung dengan mengambil jumlah nilai absolute dari setiap kesalahan peramalah di bagi dengan jumlah... (2.10) 2. MSE Merupakan cara kedua untuk mengukur kesalahan peramalan keseluruhan. Mean Squared Error (MSE) merupakan rataan selisih kuadrat antara nilai yang diramalkan dan yang diamati. Rumusnya (Kesalahan peramalan)2 n. (2.11) 3. MAPE Mean Absolute Percentage Error (MAPE) dihitung rataan diferensisasi absolute antara nilai yang diramal dan actual, dinyatakan sebagai persentase nilai actual. Jika memiliki nilai yang diramal dan actual untuk n periode, dihitung dengan persamaan : kesalahan absolut MAPE = x 100 n...(2.12) 2.4. Pengacakan Fisher-Yates Suffle Diambil dari nama Ronald Fisher dan Frank Yates atau juga dikenal dengan nama Knuth shuffle (diambil dari nama Donald Knuth) merupakan sebuah algoritmauntuk menghasilkan suatu permutasi acak dari suatu himpunan yang terhingga, atau dengan kata lain untuk mengacak suatu himpunan tertentu (Nugraha,

6 2015). Apabila diimplementasikan secara benar, maka akan mendapatkan hasil yang tidak akan berat sebelah, sehingga setiap permutasi akan memiliki kemungkinan yang sama Algoritma Fisher-Yates dipilih karena algoritma ini merupakan metode pangacakan yang lebih baik atau dapat dikatakan sesuai untuk pengacakan angka, dengan waktu eksekusi yang cepat serta tidak memerlukan waktu yang lama untuk melakukan suatu pengacakan. Algoritma Fisher-Yates terdiri dari dua metode yakni, metode orisinal dan metode modern. Metode modern dipilih karena metode ini memang khusus digunakan untuk pengacakan dengan sistem komputerisasi, dikarenakan hasil pengacakan bisa lebih variatif. Menurut Nugraha (2015) metode modern yang digunakan untuk menghasilkan suatu permutasi acak untuk angka 1 sampai N adalah sebagai berikut : 1. Tuliskan angka dari 1 sampai N. 2. Pilih sebuah angka acak K diantara 1 sampai dengan jumlah angka yang belum dicoret. 3. Dihitung dari bawah, coret angka K yang belum dicoret, dan tuliskan angka tersebut di lain tempat. 4. Ulangi langkah 2 dan langkah 3 sampai semua angka sudah tercoret. 5. Urutan angka yang dituliskan pada langkah 3 adalah permutasi acak dari angka awal. III. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan ini mengggunakan model pengembangan Waterfall. Proses pengembangan dilakukan melalui beberapa tahap yaitu : Analisa kebutuhan, Design, Koding, Pengujian, dan Pemeliharaan, pada metodologi pengembangan ini hanya sampai pengujian (testing) saja. Gambar 3.1. Model Waterfall (Sumber : ) Berikut adalah penjelasan dari model waterfall di atas: 1. Analisa Kebutuhan Proses menganalisis dan pengumpulkan kebutuhan system yang sesuai studi kasus yang diperlukan. 2. Desain Sistem Dalam tahap ini penulis akan merancang desain dan model aplikasi yang dikembangkan seperti Diagram Konteks, Data Flow Diagram (DFD), Entitas Relationship Diagram (ERD), dan Perancangan Interface yang akan di kembangkan berdasarkan hasil analisa pada tahap sebelumnya. 3. Penulisan Kode Program Penulisan Kode Program merupakan proses menerjemahkan desain ke dalam bahasa yang bisa dimengerti oleh komputer. 4. Pengujian Program Proses pengujian berfokus pada logika internal software, memastikan bahwa semua pernyataan sudah diuji, dan pada eksternal fungsional, yaitu mengarah pengujian untuk menemukan kesalahan kesalahan dan memastikan bahwa input yang dibatasi akan memberikan hasil actual yang sesuai dengan hasil yang dibutuhkan. Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik black box untuk menguji fitur fitur system yang telah dibangun. 6

7 IV. PEMBAHASAN 4.1. Perhitungan Penataan Tempat Duduk dengan Algoritma Semut Algoritma Ant Colony Optimazation atau algoritma semut pada dasarnya dapat menemukan rute terpendek antar sarang dan sumber makanan berdasarkan jejak feromon pada lintasan yang telah dilalui. Semakin besar jumlah semut dan siklusnya, maka hasil dari algoritma tersebut akan semakin besar pula kemungkinan untuk menemukan jarak terpendek. Sedangkan siklus perjalanan mempengaruhi banyaknya jalur yang ditempuh oleh semut. Study kasus pada penelitian ini berlokasi di SMP Maitreyawira, Sekolah yang berlokasi di kota tanjungpinang. Berikut adalah salah satu contoh langkahlangkah perhitungan penataan tempat duduk ujian dengan menggunakan algoritma semut Inisial Parameter Berikut adalah tabel data siswa pada ruang 1 yang akan digunakan untuk proses algoritma semut. Tabel 5.1. Tabel Data Siswa Ruang 1 NO NAMA KELAS 1 Agnes Marethia Levana 7a 2 April Susanto 7a 3 Kurniawan 7a 4 Septavia 7a 5 Valeada 7a 6 Vivian 7a 7 Grace Agnes 7b 8 Ryan Kenidy 7c 9 Vannes Lee 7c 10 Dareck 7d 11 Desmond 7d 12 Maximilian 7d 13 Ratih Angelina 7d 14 Shinta Dewi 7d 15 Dessy 7e 16 Silvia 7e 17 Steven Irfando 7e 18 Moris 8b 19 Vivi 8b 20 Wu Vincent 8b 21 Calvin Kwok 8c 22 Elviria 8c 23 Fendy 8c 24 Evi Yulinda 8d 25 Lusi Ratnawati 8d 26 Megy Chang 8d 27 Novianti Augustina 9a 28 Veronica 9b 29 Ervina 9c 30 Febru Andy 9c 31 Hiroshi Everiil Jonathan Masli 9c 32 Ricky Ardianto 9c Pada Tahap Pertama Adalah Menetukan Parameter parameter pada Algoritma Semut, Berikut adalah parameter parameter Algoritma Semut: Alpha : 1.0 Beta : 1.0 Rho : 0.5 Q : 1.0 NCmax : 5 Jumlah Siswa : 32 Jumlah Semut : 32 Tij Awal : 0, Penyisian Siswa Pertama Dalam Tabu List Pada tahap pengisian siswa pertama ke dalam tabu list. Hasil inisialisasi siswa pertama setiap semut dalam langkah ini harus diisikan sebagai elemen pertama tabu list. Berikut penyisian siswa pertama dalam tabu list : Posisi Awal Semut 1 : 3 Posisi Awal Semut 2 : 2 Posisi Awal Semut 3 : 25 7

8 Posisi Awal Semut 4 : 9 Posisi Awal Semut 5 : 12 Posisi Awal Semut 6 : 32 Posisi Awal Semut 7 : 30 Posisi Awal Semut 8 : 26 Posisi Awal Semut 9 : 15 Posisi Awal Semut 10 : 1 Posisi Awal Semut 11 : 22 Posisi Awal Semut 12 : 24 Posisi Awal Semut 13 : 20 Posisi Awal Semut 14 : 16 Posisi Awal Semut 15 : 4 Posisi Awal Semut 16 : 7 Posisi Awal Semut 17 : 13 Posisi Awal Semut 18 : 21 Posisi Awal Semut 19 : 27 Posisi Awal Semut 20 : 18 Posisi Awal Semut 21 : 5 Posisi Awal Semut 22 : 10 Posisi Awal Semut 23 : 31 Posisi Awal Semut 24 : 17 Posisi Awal Semut 25 : 8 Posisi Awal Semut 26 : 28 Posisi Awal Semut 27 : 11 Posisi Awal Semut 28 : 6 Posisi Awal Semut 29 : 23 Posisi Awal Semut 30 : 19 Posisi Awal Semut 31 : 14 Posisi Awal Semut 32 : Menyusun Rute Kunjungan Penyusunan rute kunjungan setiap semut ke setiap siswa. Koloni semut sudah terdistribusi ke sejumlah atau setiap siswa, akan mulai melakukan perjalanan dari siswa pertama masing masing sebagai siswa asal dan salah satu siswa siswa lainnya sebagai siswa tujuan. Semut 1 giliran 2 k [N tabu [T ik ] α. [n ik ] β k ] = ( ) + ( ) + ( ) + ( ) + ( ) = probalitas siswa 3 ke 1 = ( ) / = probalitas siswa 3 ke 2 = ( ) / = [.] Nilai Komulatif Semut 1 : ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; Nilai Random : Jalur Selanjutnya : 19 8

9 Sampai dengan semua semut telah mengunjungi seluruh siswa siswa langkah berikut nya adalah menyisi jalur tersebut kedalam tabu list. Berikut adalah tabu list iterasi 1 : Jalur Semut 1 : Perhitungan Error Sebelum melakukan perhitungan telebih dahulu melakukan penataan tempat duduk yang ada pada tabu list agar dapat dihitung error nya, Berikut adalah gambar denah sementara berdasarkan urutan siswa yang ada pada tabel 5.1. Jalur 1-2 = (0.5 x 0,01) + 0 = 0.005, Jalur 1-3 = (0.5 x 0,01) + 0 = 0.005, Jalur 1-4 = (0.5 x 0,01) + 0 = 0.005, Jalur 1-5 = (0.5 x 0,01) + 0 = 0.005, Jalur 1-6 = (0.5 x 0,01) + 0 = 0.005, Jalur 1-7 = (0.5 x 0,01) + 0 = 0.005, Jalur 1-8 = (0.5 x 0,01) + 0 = 0.005, Jalur 1-9 = (0.5 x 0,01) + 0 = 0.005, Jalur 1-10 = (0.5 x 0,01) + 0 = 0.005, Jalur 1-11 = (0.5 x 0,01) + (1 / 18.75) = , dimana 0,001 Tij 1.00, jadi Tij = [..] Gambar 5.1. Denah Sementara Semut 1 error = 6 x 100 = 18,75 % 32 Jadi error pada semut 1 adalah % Perhitungan Harga Itensitas Jejak Kaki Semut Pada langkah berikut ini adalah menghitung harga itensitas kaki semut pada siswa yang telah dilewati semut. Berikut adalah perhitung harga itensitas jejak kaki semut pada semut 1: Sampai dengan semua jalur telah dihitung. Dan mengisi berubahan Tij untuk langkah berikutnya Pengosongan Tabulist Kosongkan semua tabu list dan ulangi ke langkah sampai dengan iterasi = NCmax baru mencari jalur terbaik dari setiap iterasi, Berikut adalah hasil seluruh Jalur Terbaik setelah iterasi = NCmax : Iterasi 1 : = 12.5% 9

10 Iterasi 2 : = 6.25% Iterasi 3 : = 6.25% Iterasi 4 : = 6.25% Iterasi 5 : = 9.375% Jadi Jalur Terbaik Pada Iterasi ke 4 Adalah : dengan total error 6.25% Gambar 5.2. Hasil Simulasi 1 Algoritma Semut Pada gambar di atas dapat di lihat bahwa dengan penataan tempat duduk ujian dengan mengganakan algoritma semut dengan NCmax = 5 menghasilkan error = 6.25 % dan memiliki siswa yang duduk bersebelahan berjumlah 2 siswa Analisa Hasil Perbandingan Pengacakan Algoritma Semut dan Fisher-Yates Suffle Pada tabel dibawah ini adalah hasil simulasi yang dilakukan selama penelitian, simulasi dilakukan sebanyak 4 kali dengan jumlah iterasi yang berbeda untuk membandingkan hasil terbaik, rata- rata hasil siklus, dan waktu proses. Tabel 5.2. Data Simulasi Pengacakan Algoritma Semut Pengacakan Algoritma Semut Simulasi 1 Simulasi 2 Simulasi 3 Simulasi 4 Iterasi Error Iterasi Error Iterasi Error Iterasi Error % 1 0.0% % % % 2 0.0% % % % % % % % % % % % % % % % % % 10

11 % % % 8 0.0% % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % Hasil Terbaik % % % % Rata Rata Hasil Siklus % % 7.5 % % Waktu Proses 49 Detik 99 Detik 150 Detik 201 Detik Pada tabel 5.2. data simulasi pengacakan algoritma semut dapat dilihat semakin besar siklus error terbaik bisa hingga 0.0 % dengan rata rata hasil siklus 5.47 % tetapi waktu proses mencapai 201 detik Tabel 5.3. Data Simulasi Pengacakan Fisher-Yates Suffle Pengacakan Fisher-Yates Suffle Simulasi 1 Simulasi 2 Simulasi 3 Simulasi 4 Iterasi Error Iterasi Error Iterasi Error Iterasi Error % % % % % % % % % % % % % % % % 11

12 % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % Hasil Terbaik % % % % Rata Rata Hasil Siklus 22.5% 23.75% 27.71% % Waktu Proses 2 Detik 2 Detik 2 Detik 2 Detik Pada tabel 5.3. data simulasi pengacakan algoritma fisher-yates suffle dapat dilihat error terbaik hanya 6.25 % dengan rata rata hasil siklus % tetapi waktu proses hanya membutuhkan 2 detik. 12

13 Gambar 5.5 Grafik Perbandingan Waktu Proses Gambar 5.3. Grafik Perbandingan Hasil Terbaik Data pada gambar 5.3. dapat dilihat pengacakan algoritma semut lebih baik di bandingkan dengan pengacakan fisheryates suffle dengan error sebesar 0.0% dan pada gambar 5.5. dapat dilihat bahwa algoritma semut membutuhkan waktu proses yang lama semakin tinggi siklis semakin lama di proses dari gambar diatas dapat dilihat bahwa pada simulasi 4 menggunakan 20 siklus membutuhkan waktu 201 detik. Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa pengacakan dengan algoritma semut dapat menghasilkan error terbaik 0,0% dengan rata rata siklus terbaik 4,687 % sedangkan pengacakan fisher-yates suffle menghasilkan error terbaik 6.25% dengan rata rata siklus terbaik 22.5%. akan tetapi, waktu proses pada pengacakan fisher-yates suffle lebih cepat dibandingkan dengan pengacakan algoritma semut. Semakin banyak siklus yang diproses semakin lama waktu prosesnya. V. KESIMPULAN DAN SARAN Gambar 5.4. Grafik Perbandingan Rata Rata Siklus dan pada gambar 5.4. dapat dilihat bahwa pengacakan algoritma semut dapat menghasilkan rata rata error paling sedikit % sedangkan pada fisheryates suffle dapat mencapai 27.71%. Kesimpulan yang di dapat di ambil dari penelitian ini yaitu bahwa dengan penerapan Algoritma Semut, dapat menghasilkan error terbaik 0,0% dengan rata rata siklus terbaik 4,687 % sedangkan pengacakan fisher-yates suffle menghasilkan error terbaik 6.25% dengan rata rata siklus terbaik 22.5%. akan tetapi, waktu proses pada pengacakan fisher-yates suffle lebih cepat dibandingkan dengan pengacakan algoritma semut. Semakin banyak siklus yang diproses semakin lama waktu prosesnya. Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu menggunakan dua perbandingan algoritma dalam penataan tempat duduk agar dapat mencapai hasil yang lebih optimal. 13

14 DAFTAR PUSTAKA Fernandez, A., 2012, Pembangunan Aplikasi Penyusunan Jadwal Kuliah Menggunakan Algoritma Semut, Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang. Fitriani, D. R., 2015, Analisa Pencarian Jalur Terpendek Ke Penginapan Di Kota Batam Dengan Menggunakan Algoritma Semut, Skripsi, Universitas Maritim Raja ali Haji, Kepulauan Riau. Socha, K., Sampels, M., and Manfrin, M., 2003, Ant Algorithms for the University Course Timetabling Problem with Regard to the State-of-the-Art, Université Libre de Bruxelles, Belgium Mutakhiroh, I., Indrato, dan Hidayat, T., 2007, Pencarian Jalur Terpendek Menggunakan Algoritma Semut, Skripsi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Nugraha, R., 2015, Penerapan Algoritma Fisher Yates Pada Aplikasi The Lost Insect Untuk Pengenalan Jenis Serangga Berbasis Unity 3D, Skripsi, STMIK Global Informatika MDP, Palembang. Paninalone, (2011), Algoritma Semut (Ant Algorithm), 1 October 2015 Savira, M., 2014, Analisis Peramalan Penjualan Obat Generik Berlogo (OGB) Pada PT. Indonesia Farma, Skripsi, Universitas Telkom, Bandung Sudrajat, A., (2008), Penataan Tempat Duduk Siswa sebagai Salah Satu Bentuk Pengelolaan Kelas, 1 October

IkhsanJaelani Mahasiswa Informatika, FT UMRAH, ABSTRAK. Kata Kunci : Rute Terpendek, meta-heuristics, algoritma semut

IkhsanJaelani Mahasiswa Informatika, FT UMRAH, ABSTRAK. Kata Kunci : Rute Terpendek, meta-heuristics, algoritma semut PENERAPAN ALGORITMA SEMUT UNTUK OPTIMISASI RUTE PENJEMPUTAN BARANG PADA TEMPAT JASA PENITIPAN SEMENTARA LION EXPRESS Studi Kasus : Konsolidator Lion Express Tanjungpinang IkhsanJaelani Mahasiswa Informatika,

Lebih terperinci

SISTEM ALOKASI PENYIMPANAN BARANG PADA GUDANG

SISTEM ALOKASI PENYIMPANAN BARANG PADA GUDANG SISTEM ALOKASI PENYIMPANAN BARANG PADA GUDANG Achmad Hambali Jurusan Teknik Informatika PENS-ITS Kampus PENS-ITS Keputih Sukolilo Surabaya 60 Telp (+6)3-59780, 596, Fax. (+6)3-596 Email : lo7thdrag@ymail.co.id

Lebih terperinci

PENEMUAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA ANT COLONY. Budi Triandi

PENEMUAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA ANT COLONY. Budi Triandi Budi, Penemuan Jalur Terpendek Dengan 73 PENEMUAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA ANT COLONY Budi Triandi Dosen Teknik Informatika STMIK Potensi Utama STMIK Potensi Utama, Jl.K.L Yos Sudarso Km 6,5 No.3-A

Lebih terperinci

PENCARIAN RUTE TERPENDEK OBJEK WISATA DI MAGELANG MENGGUNAKAN ANT COLONY OPTIMIZATION (ACO)

PENCARIAN RUTE TERPENDEK OBJEK WISATA DI MAGELANG MENGGUNAKAN ANT COLONY OPTIMIZATION (ACO) PENCARIAN RUTE TERPENDEK OBJEK WISATA DI MAGELANG MENGGUNAKAN ANT COLONY OPTIMIZATION (ACO) Bagus Fatkhurrozi *, Ika Setyowati Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Tidar Jl. Kapten Suparman

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Bab Konsep Dasar Graf. Definisi Graf

LANDASAN TEORI. Bab Konsep Dasar Graf. Definisi Graf Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graf Definisi Graf Suatu graf G terdiri atas himpunan yang tidak kosong dari elemen elemen yang disebut titik atau simpul (vertex), dan suatu daftar pasangan vertex

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MASALAH

BAB IV ANALISIS MASALAH BAB IV ANALISIS MASALAH 4.1 Tampilan Program Persoalan TSP yang dibahas pada tugas akhir ini memiliki kompleksitas atau ruang solusi yang jauh lebih besar dari TSP biasa yakni TSP asimetris dan simetris.

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA ANT SYSTEM (AS) PADA KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP)

ANALISIS ALGORITMA ANT SYSTEM (AS) PADA KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 3 (2015), hal 201 210. ANALISIS ALGORITMA ANT SYSTEM (AS) PADA KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) Cindy Cipta Sari, Bayu Prihandono,

Lebih terperinci

OPTIMASI RUTE ARMADA KEBERSIHAN KOTA GORONTALO MENGGUNAKAN ANT COLONY OPTIMIZATION. Zulfikar Hasan, Novianita Achmad, Nurwan

OPTIMASI RUTE ARMADA KEBERSIHAN KOTA GORONTALO MENGGUNAKAN ANT COLONY OPTIMIZATION. Zulfikar Hasan, Novianita Achmad, Nurwan OPTIMASI RUTE ARMADA KEBERSIHAN KOTA GORONTALO MENGGUNAKAN ANT COLONY OPTIMIZATION Zulfikar Hasan, Novianita Achmad, Nurwan ABSTRAK Secara umum, penentuan rute terpendek dapat dibagi menjadi dua metode,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 TEORI GRAF 2.1.1 Definisi Definisi 2.1 (Munir, 2009, p356) Secara matematis, graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V,E), ditulis dengan notasi G = (V,E), yang dalam hal

Lebih terperinci

REKAYASA APLIKASI PENCARI RUTE LOKASI INDUSTRI MENGGUNAKAN ALGORITMA ANT COLONY SYSTEM

REKAYASA APLIKASI PENCARI RUTE LOKASI INDUSTRI MENGGUNAKAN ALGORITMA ANT COLONY SYSTEM REKAYASA APLIKASI PENCARI RUTE LOKASI INDUSTRI MENGGUNAKAN ALGORITMA ANT COLONY SYSTEM Anwar Hidayat 1), Agung Budi Prasetyo 2) 1, 2) Teknik Informatika, STMIK AKAKOM Jl.Raya Janti 143 Karangjambe, Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian dalam pekerjaan. Dalam melakukan pemasangan kabel perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian dalam pekerjaan. Dalam melakukan pemasangan kabel perlu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi perusahaan kontraktor perumahan, pemasangan kabel menjadi bagian dalam pekerjaan. Dalam melakukan pemasangan kabel perlu dilakukan perencanaan urutan rumah yang

Lebih terperinci

Matematika dan Statistika

Matematika dan Statistika ISSN 1411-6669 MAJALAH ILMIAH Matematika dan Statistika DITERBITKAN OLEH: JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS JEMBER Majalah Ilmiah Matematika dan Statistika APLIKASI ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA CHEAPEST

Lebih terperinci

Desain Rute Terpendek untuk Distribusi Koran Dengan Algoritma Ant Colony System

Desain Rute Terpendek untuk Distribusi Koran Dengan Algoritma Ant Colony System Desain Rute Terpendek untuk Distribusi Koran Dengan Algoritma Ant Colony System Jan Alif Kreshna, Satria Perdana Arifin, ST, MTI., Rika Perdana Sari, ST, M.Eng. Politeknik Caltex Riau Jl. Umbansari 1 Rumbai,

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Semut dalam Proses menemukan sumber makanan

Gambar 3.1. Semut dalam Proses menemukan sumber makanan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Algortima Semut Koloni semut merupakan algoritma yang bersifat heuristik untuk menyelesaikan masalah optimasi. Algoritma ini diinspirasikan oleh lingkungan koloni semut pada

Lebih terperinci

Penyelesaian Masalah Travelling Salesman Problem Menggunakan Ant Colony Optimization (ACO)

Penyelesaian Masalah Travelling Salesman Problem Menggunakan Ant Colony Optimization (ACO) Penyelesaian Masalah Travelling Salesman Problem Menggunakan Ant Colony Optimization (ACO) Anna Maria 1, Elfira Yolanda Sinaga 2, Maria Helena Iwo 3 Laboratorium Ilmu dan Rekayasa Komputasi Departemen

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Penjadwalan Kuliah

BAB II DASAR TEORI 2.1 Penjadwalan Kuliah BAB II DASAR TEORI 2.1 Penjadwalan Kuliah Penjadwalan Kuliah merupakan pengaturan penempatan waktu dan ruangan berdasarkan jumlah kuliah dan akademik sejenis, dengan memperhatikan sejumlah aturan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Penjadwalan Definisi Penjadwalan Kegiatan Belajar Mengajar

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Penjadwalan Definisi Penjadwalan Kegiatan Belajar Mengajar BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan 2.1.1 Definisi Penjadwalan Kegiatan Belajar Mengajar Penjadwalan terkait pada aktivitas dalam hal untuk membuat sebuah jadwal. Sebuah jadwal adalah sebuah tabel dari

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA SEMUT UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

IMPLEMENTASI ALGORITMA SEMUT UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS IMPLEMENTASI ALGORITMA SEMUT UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Edi Iskandar Teknik Informatika STMIK Akakom e-mail: edi_iskandar@akakom.ac.id Abstrak Dalam kehidupan global

Lebih terperinci

Jurnal Edukasi dan Penelitian Informatika (JEPIN) Vol. 1, No. 2, (2015) 1 Rancangan Sistem Penjadwalan Akademik Menggunakan Algoritma Max Min Ant System (Studi Kasus: STMIK Atma Luhur Pangkalpinang) Delpiah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Perancangan sistem merupakan penguraian suatu sistem informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Perancangan sistem merupakan penguraian suatu sistem informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Perancangan Sistem Perancangan sistem merupakan penguraian suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian komputerisasi yang dimaksud, mengidentifikasi dan mengevaluasi

Lebih terperinci

ALGORITMA DIJKSTRA DAN ALGORITMA SEMUT DALAM MENYELESAIKAN MASALAH LINTASAN TERPENDEK (STUDI KASUS JARINGAN TRANSPORTASI PARIWISATA DI PULAU LOMBOK)

ALGORITMA DIJKSTRA DAN ALGORITMA SEMUT DALAM MENYELESAIKAN MASALAH LINTASAN TERPENDEK (STUDI KASUS JARINGAN TRANSPORTASI PARIWISATA DI PULAU LOMBOK) βeta p-issn: 2085-5893 / e-issn: 2541-0458 http://jurnalbeta.ac.id Vol. 5 No. 1 (Mei) 2012, Hal. 1-20 βeta 2012 ALGORITMA DIJKSTRA DAN ALGORITMA SEMUT DALAM MENYELESAIKAN MASALAH LINTASAN TERPENDEK (STUDI

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALOKASI JADWAL MATA PELAJARAN SMU MENGGUNAKAN ALGORITMA KOLONI SEMUT (AKS)

IMPLEMENTASI ALOKASI JADWAL MATA PELAJARAN SMU MENGGUNAKAN ALGORITMA KOLONI SEMUT (AKS) IMPLEMENTASI ALOKASI JADWAL MATA PELAJARAN SMU MENGGUNAKAN ALGORITMA KOLONI SEMUT (AKS) Devie Rosa Anamisa, S.Kom, M.Kom Jurusan D3 Teknik Multimedia Dan Jaringan-Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA SEMUT UNTUK PEMECAHAN MASALAH PENUGASAN

ANALISIS ALGORITMA SEMUT UNTUK PEMECAHAN MASALAH PENUGASAN ANALISIS ALGORITMA SEMUT UNTUK PEMECAHAN MASALAH PENUGASAN Zainudin Zukhri Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia Kampus Terpadu UII Jl Kaliurang Km 14.5 Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Tsunami Tsunami adalah gelombang laut yang terjadi karena adanya gangguan impulsif pada laut. Gangguan impulsif tersebut terjadi akibat adanya perubahan bentuk dasar laut secara tiba-tiba

Lebih terperinci

Penyelesaian Traveling Salesperson Problem dengan Menggunakan Algoritma Semut

Penyelesaian Traveling Salesperson Problem dengan Menggunakan Algoritma Semut Penyelesaian Traveling Salesperson Problem dengan Menggunakan Algoritma Semut Irfan Afif (13507099) Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. semut, dan travelling salesman problem. Teori graf digunakan untuk menerapkan

BAB II KAJIAN TEORI. semut, dan travelling salesman problem. Teori graf digunakan untuk menerapkan BAB II KAJIAN TEORI Pada bab kajian teori akan dibahas tentang teori graf, algoritma, algoritma semut, dan travelling salesman problem. Teori graf digunakan untuk menerapkan aplikasi rute Trans Jogja.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi persoalanpersoalan yang muncul dalam pembuatan sistem, hal ini dilakukan

Lebih terperinci

Analisa Pencarian Jarak Terpendek Lokasi Wisata di Provinsi Sumatera Utara Menggunakan Algoritma Ant Colony Optimization (ACO)

Analisa Pencarian Jarak Terpendek Lokasi Wisata di Provinsi Sumatera Utara Menggunakan Algoritma Ant Colony Optimization (ACO) Analisa Pencarian Jarak Terpendek Lokasi Wisata di Provinsi Sumatera Utara Menggunakan Algoritma Ant Colony Optimization (ACO) Juanda Hakim Lubis Prorgram Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

VEHICLE ROUTING PROBLEM UNTUK DISTRIBUSI BARANG MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT

VEHICLE ROUTING PROBLEM UNTUK DISTRIBUSI BARANG MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT VEHICLE ROUTING PROBLEM UNTUK DISTRIBUSI BARANG MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT Agung Hadhiatma 1*, Alexander Purbo 2* 1,2 Program Studi Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma

Lebih terperinci

Aplikasi Penentuan Jalur Terpendek Pendistribusian Bantuan Bencana alam Dengan Menggunakan Algoritma Semut Pada Wilayah Sumatera Utara

Aplikasi Penentuan Jalur Terpendek Pendistribusian Bantuan Bencana alam Dengan Menggunakan Algoritma Semut Pada Wilayah Sumatera Utara Aplikasi Penentuan Jalur Terpendek Pendistribusian Bantuan Bencana alam Dengan Menggunakan Algoritma Semut Pada Wilayah Sumatera Utara Marlince NK. Nababan 1 Yonata Laia 2, Mardi Turnip 3 Universitas Prima

Lebih terperinci

ALGORITMA SEMUT PADA PENJADWALAN PRODUKSI JOBSHOP

ALGORITMA SEMUT PADA PENJADWALAN PRODUKSI JOBSHOP Media Informatika, Vol. 2, No. 2, Desember 2004, 75-81 ISSN: 0854-4743 ALGORITMA SEMUT PADA PENJADWALAN PRODUKSI JOBSHOP Zainudin Zukhri, Shidiq Alhakim Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri,Universitas

Lebih terperinci

Analisis dan Implementasi Ant Colony Algorithm untuk Clustering

Analisis dan Implementasi Ant Colony Algorithm untuk Clustering Analisis dan Implementasi Ant Colony Algorithm untuk Clustering Kurniawan Nur Ramadhani Program Studi Manajemen Informatika Politeknik Telkom, Bandung andiess26@yahoo.co.id Abstrak Paper ini memaparkan

Lebih terperinci

JURNAL IT STMIK HANDAYANI

JURNAL IT STMIK HANDAYANI Nurilmiyanti Wardhani Teknik Informatika, STMIK Handayani Makassar ilmyangel@yahoo.com Abstrak Algoritma semut atau Ant Colony Optimization merupakan sebuah algoritma yang berasal dari alam. Algoritma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada awalnya komputer hanya digunakan untuk alat hitung saja tetapi seiring dengan perkembangan teknologi, komputer diharapkan mampu melakukan semua yang dapat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Permasalahan transportasi yang terjadi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang tinggi membuat para pengguna jasa transportasi berpikir untuk dapat meminimalisasi biaya yang dikeluarkan.

Lebih terperinci

ANALISA PENCARIAN JALUR TERPENDEK KE PENGINAPAN DI KOTA BATAM DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA ANT COLONY StudiKasus: DinasPariwisata Kota Batam

ANALISA PENCARIAN JALUR TERPENDEK KE PENGINAPAN DI KOTA BATAM DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA ANT COLONY StudiKasus: DinasPariwisata Kota Batam ANALISA PENCARIAN JALUR TERPENDEK KE PENGINAPAN DI KOTA BATAM DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA ANT COLONY StudiKasus: DinasPariwisata Kota Batam DwiRatnaFitriyani Mahasiswa Informatika, FT UMRAH, fitriyani.btm@gmail.com

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PENJADWALAN UJIAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RANK BASED ANT SYSTEM INTISARI

PENYUSUNAN PENJADWALAN UJIAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RANK BASED ANT SYSTEM INTISARI Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 6, No. 02(2017), hal 151 158. PENYUSUNN PENJDWLN UJIN MENGGUNKN LGORITM RNK BSED NT SYSTEM Ria Fuji stuti, Neva Satyahadewi, Hendra Perdana INTISRI

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA HYBRID ANT COLONY OPTIMIZATION (ACO) DAN LOCAL SEARCH UNTUK OPTIMASI PEMOTONGAN BAHAN BAKU

ANALISIS ALGORITMA HYBRID ANT COLONY OPTIMIZATION (ACO) DAN LOCAL SEARCH UNTUK OPTIMASI PEMOTONGAN BAHAN BAKU ANALISIS ALGORITMA HYBRID ANT COLONY OPTIMIZATION (ACO) DAN LOCAL SEARCH UNTUK OPTIMASI PEMOTONGAN BAHAN BAKU Warih Maharani Fakultas Teknik Informatika, Institut Teknologi Telkom Jl. Telekomunikasi No.1

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI OPTIMASI PEMASANGAN KABEL DENGAN METODE ANT COLONY

PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI OPTIMASI PEMASANGAN KABEL DENGAN METODE ANT COLONY PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI OPTIMASI PEMASANGAN KABEL DENGAN METODE ANT COLONY Joni Cukri Binus University, Jalan KH. Syahdan No. 9 Palmerah, Jakarta 11480, Indonesia joni.cukri@yahoo.co.id ABSTRACT Cabling

Lebih terperinci

Sistem Informasi Penentuan Jalur Terpendek Bagi Pengantar Surat Menggunakan Algoritma Semut

Sistem Informasi Penentuan Jalur Terpendek Bagi Pengantar Surat Menggunakan Algoritma Semut Sistem Informasi Penentuan Jalur Terpendek Bagi Pengantar Surat Menggunakan Algoritma Semut Yopri Satria Dahni 1, Rahmiati 2 Program Studi Teknik Informatika STMIK Amik Riau, Jalan Purwodadi Km 10 Panam

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Traveling Salesperson Problem selanjutnya dalam tulisan ini disingkat menjadi TSP, digambarkan sebagai seorang penjual yang harus melewati sejumlah kota selama perjalanannya,

Lebih terperinci

ANT COLONY OPTIMIZATION

ANT COLONY OPTIMIZATION ANT COLONY OPTIMIZATION WIDHAPRASA EKAMATRA WALIPRANA - 13508080 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung e-mail: w3w_stay@yahoo.com ABSTRAK The Ant Colony Optimization

Lebih terperinci

OPTIMISASI POLA DISTRIBUSI DENGAN LOGIKAFUZZY DAN ALGORITMA SEMUT PADA PT. SRI ANEKA PANGAN NUSANTARA TUGAS AKHIR SKRIPSI

OPTIMISASI POLA DISTRIBUSI DENGAN LOGIKAFUZZY DAN ALGORITMA SEMUT PADA PT. SRI ANEKA PANGAN NUSANTARA TUGAS AKHIR SKRIPSI OPTIMISASI POLA DISTRIBUSI DENGAN LOGIKAFUZZY DAN ALGORITMA SEMUT PADA PT. SRI ANEKA PANGAN NUSANTARA TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PERBANDINGAN ALGORITMA ANT COLONY SYSTEM DENGAN ALGORITMA SUBSET DYNAMIC PROGRAMMING PADA KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

IMPLEMENTASI PERBANDINGAN ALGORITMA ANT COLONY SYSTEM DENGAN ALGORITMA SUBSET DYNAMIC PROGRAMMING PADA KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM IMPLEMENTASI PERBANDINGAN ALGORITMA ANT COLONY SYSTEM DENGAN ALGORITMA SUBSET DYNAMIC PROGRAMMING PADA KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM Tommi Poltak Mario Program Studi Teknik Informatika, STTI RESPATI

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC DAN ANT COLONY SYSTEM DALAM PEMECAHAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

STUDI PERBANDINGAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC DAN ANT COLONY SYSTEM DALAM PEMECAHAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI ) ISSN: `1907-5022 Yogyakarta, 19 Juni STUDI PERBANDINGAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC DAN ANT COLONY SYSTEM DALAM PEMECAHAN TRAVELLING SALESMAN

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN HAK CIPTA ABSTRAK...

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN HAK CIPTA ABSTRAK... DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN HAK CIPTA ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR SIMBOL... ix BAB I PENDAHULUAN... 1

Lebih terperinci

PENDUKUNG SISTEM PEMASARAN DENGAN ALGORITMA ANT COLONY ABSTRAK

PENDUKUNG SISTEM PEMASARAN DENGAN ALGORITMA ANT COLONY ABSTRAK PENDUKUNG SISTEM PEMASARAN DENGAN ALGORITMA ANT COLONY Vendy Steven Tandiko, Halim Agung steven_vendy@yahoo.co.id, halimagung89@gmail.com Tekhnik Informatika Universitas Bunda Mulia ABSTRAK Kemudahan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Graf Suatu graf G terdiri atas himpunan yang tidak kosong dari elemen elemen yang disebut titik (vertek), dan suatu daftar pasangan vertek yang tidak terurut disebut sisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian pada bagian ini akan diuraikan tentang tinjauan pustaka dan landaran teori yang sesuai dengan ACO dan AG. 2.1 Algoritma Ant Colony Optimization Secara umum pencarian

Lebih terperinci

Artikel Ilmiah oleh Siti Hasanah ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing.

Artikel Ilmiah oleh Siti Hasanah ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing. Artikel Ilmiah oleh Siti Hasanah ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing. Malang, 1 Agustus 2013 Pembimbing Dra. Sapti Wahyuningsih,M.Si NIP 1962121 1198812 2 001 Penulis Siti Hasanah NIP 309312426746

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pekanbaru adalah ibukota Provinsi Riau dan kota terbesar di Provinsi Riau. Kebanyakan orang hanya mengenal Pekanbaru sebagai penghasil minyak dan gas saja.

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALGORITMA ANT COLONY DAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN JARAK TERPENDEK DALAM PENGANGKUTAN HASIL TAMBANG

PERBANDINGAN ALGORITMA ANT COLONY DAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN JARAK TERPENDEK DALAM PENGANGKUTAN HASIL TAMBANG TESIS PERBANDINGAN ALGORITMA ANT COLONY DAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN JARAK TERPENDEK DALAM PENGANGKUTAN HASIL TAMBANG DIANA YANNI ARISWATI FALLO No. Mhs. : 135302019/PS/MTF PROGRAM STUDI MAGISTER

Lebih terperinci

OPTIMISASI POLA DISTRIBUSI DENGAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA SEMUT PADA PT. SRI ANEKA PANGAN NUSANTARA

OPTIMISASI POLA DISTRIBUSI DENGAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA SEMUT PADA PT. SRI ANEKA PANGAN NUSANTARA Optimisasi Pola Distribusi... (Rizka Nur Pratiwi) 11 OPTIMISASI POLA DISTRIBUSI DENGAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA SEMUT PADA PT. SRI ANEKA PANGAN NUSANTARA OPTIMIZATION OF ROUTE DISTRIBUTION WITH FUZZY

Lebih terperinci

Usulan Rute Distribusi Tabung Gas Menggunakan Algoritma Ant Colony Systems di PT. Limas Raga Inti

Usulan Rute Distribusi Tabung Gas Menggunakan Algoritma Ant Colony Systems di PT. Limas Raga Inti Prosiding Seminar Nasional Teknoin 2012 ISBN No. 978-979-96964-3-9 Usulan Rute Distribusi Tabung Gas Menggunakan Algoritma Ant Colony Systems di PT. Limas Raga Inti Fifi Herni Mustofa 1), Hari Adianto

Lebih terperinci

Selvia Lorena Br Ginting 1, Hayi Akbar 2. Abstrak

Selvia Lorena Br Ginting 1, Hayi Akbar 2. Abstrak PEMBANGUNAN PERANGKAT LUNAK MENGGUNAKAN ALGORITMA ANT COLONY OPTIMIZATION UNTUK OPTIMALISASI PENJADWALAN KULIAH (STUDI KASUS PENJADWALAN KULIAH JURUSAN TEKNIK KOMPUTER UNIKOM) Selvia Lorena Br Ginting

Lebih terperinci

Perbandingan Algoritma Dijkstra Dan Algoritma Ant Colony Dalam Penentuan Jalur Terpendek

Perbandingan Algoritma Dijkstra Dan Algoritma Ant Colony Dalam Penentuan Jalur Terpendek Perbandingan Algoritma Dijkstra Dan Algoritma Ant Colony Dalam Penentuan Jalur Terpendek Finsa Ferdifiansyah NIM 0710630014 Jurusan Teknik Elektro Konsentrasi Rekayasa Komputer Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogya Chicken merupakan sebuah usaha yang bergerak di bidang kuliner, khususnya ayam goreng tepung di kota Yogyakarta. Yogya Chicken menggunakan sistem waralaba dalam

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Fokus dalam bidang teknologi saat ini tidak hanya berada pada proses pengembangan yang disesuaikan dengan permasalahan yang dapat membantu manusia

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Ant System dalam Menemukan Jalur Optimal pada Traveling Salesman Problem (TSP) dengan Kekangan Kondisi Jalan

Penerapan Algoritma Ant System dalam Menemukan Jalur Optimal pada Traveling Salesman Problem (TSP) dengan Kekangan Kondisi Jalan JNTETI, Vol. 1, No. 3, November 2012 43 Penerapan Algoritma Ant System dalam Menemukan Jalur Optimal pada Traveling Salesman Problem (TSP) dengan Kekangan Kondisi Jalan Andhi Akhmad Ismail 1, Samiadji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal diciptakan, komputer hanya difungsikan sebagai alat hitung

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal diciptakan, komputer hanya difungsikan sebagai alat hitung 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal diciptakan, komputer hanya difungsikan sebagai alat hitung saja. Namun seiring dengan perkembangan jaman, maka peran komputer semakin mendominasi kehidupan.

Lebih terperinci

Perancangan Rute Distribusi Beras Sejahtera Menggunakan Algoritma Ant Colony Optimization (Studi Kasus di BULOG Kabupaten Semarang

Perancangan Rute Distribusi Beras Sejahtera Menggunakan Algoritma Ant Colony Optimization (Studi Kasus di BULOG Kabupaten Semarang Perancangan Rute Distribusi Beras Sejahtera Menggunakan Algoritma Ant Colony Optimization (Studi Kasus di BULOG Kabupaten Semarang Hery Suliantoro, Aries Susanty, Freddy Bachtiar Silaban Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Graf Adiwijaya (P47) menyatakan bahwa teori graf ditulis pertama kali dalam makalah oleh Leonard Euler matematikawan asal Swiss pada tahun 1736, yang digunakan untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menyelesaikan masalah maka perlu dirumuskan terlebih dahulu langkahlangkah

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menyelesaikan masalah maka perlu dirumuskan terlebih dahulu langkahlangkah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komputer merupakan salah satu alat bantu untuk menyelesaikan masalah. Untuk dapat menyelesaikan masalah maka perlu dirumuskan terlebih dahulu langkahlangkah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Masalah untu mencari jalur terpende di dalam graf merupaan salah satu masalah optimisasi. Graf yang digunaan dalam pencarian jalur terpende adalah graf yang setiap sisinya

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM OPTIMASI RUTE DISTRIBUSI PENGANGKUTAN SAMPAH DI SURABAYA SECARA ADAPTIF MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA KOLONI SEMUT

PERANCANGAN SISTEM OPTIMASI RUTE DISTRIBUSI PENGANGKUTAN SAMPAH DI SURABAYA SECARA ADAPTIF MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA KOLONI SEMUT PERANCANGAN SISTEM OPTIMASI RUTE DISTRIBUSI PENGANGKUTAN SAMPAH DI SURABAYA SECARA ADAPTIF MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA KOLONI SEMUT Raditya Arizal Pranata, Ira Prasetyaningrum S.Si,MT., Arna Fariza, S.Kom,

Lebih terperinci

BAB III ALGORITMA ANT DISPERSION ROUTING (ADR)

BAB III ALGORITMA ANT DISPERSION ROUTING (ADR) BAB III ALGORITMA ANT DISPERSION ROUTING (ADR) Pada permasalahan pencarian rute optimal dalam rangka penyebaran rute lalu lintas untuk mencapai keseimbangan jaringan lalu lintas sebagai upaya untuk mengurangi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA ANT COLONY OPTIMIZATION PADA APLIKASI PENCARIAN LOKASI TEMPAT IBADAH TERDEKAT DI KOTA BANDUNG

IMPLEMENTASI ALGORITMA ANT COLONY OPTIMIZATION PADA APLIKASI PENCARIAN LOKASI TEMPAT IBADAH TERDEKAT DI KOTA BANDUNG IMPLEMENTASI ALGORITMA ANT COLONY OPTIMIZATION PADA APLIKASI PENCARIAN LOKASI TEMPAT IBADAH TERDEKAT DI KOTA BANDUNG Andri Zarman 1,Mohamad Irfan 2, Wisnu Uriawan 3 1,2,3 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan industri semakin meningkat, dengan munculnya alatalat

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan industri semakin meningkat, dengan munculnya alatalat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perkembangan industri semakin meningkat, dengan munculnya alatalat bantu untuk pekerjaan manusia berupa mesin. Dan dengan adanya mesin-mesin ini maka jumlah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Graf adalah kumpulan simpul (nodes) yang dihubungkan satu sama lain

BAB II LANDASAN TEORI. Graf adalah kumpulan simpul (nodes) yang dihubungkan satu sama lain 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Graf 2.1.1 Definisi Graf Graf adalah umpulan simpul (nodes) yang dihubungan satu sama lain melalui sisi/busur (edges) (Zaaria, 2006). Suatu Graf G terdiri dari dua himpunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dinaikkkan tegangannya untuk meminimalisir rugi-rugi daya, kemudian energi listrik

BAB I PENDAHULUAN. dinaikkkan tegangannya untuk meminimalisir rugi-rugi daya, kemudian energi listrik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem tenaga listrik secara umum dapat di kelompokkan menjadi empat bagian, yaitu : pembangkit, transmisi, distribusi, dan beban. Pembangkit tenaga listrik adalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 60 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Tugas Akhir 61 Gambar 3.1 Flow Chart Tugas Akhir (Lanjutan) Wawancara dan Observasi Lapangan Wawancara dilakukan untuk mengetahui alur proses bisnis

Lebih terperinci

BAB III IMPLEMENTASIALGORITMA GENETIK DAN ACS PADA PERMASALAHAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

BAB III IMPLEMENTASIALGORITMA GENETIK DAN ACS PADA PERMASALAHAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM BAB III IMPLEMENTASIALGORITMA GENETIK DAN ACS PADA PERMASALAHAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM 3.1 TRAVELLING SALESMAN PROBLEM Sebelum membahas pencarian solusi Travelling Salesman Problem menggunakan algoritma

Lebih terperinci

PERGERAKAN AGEN CERDAS PADA PEMODELAN GAME EDUKASI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA ANT SYSTEM KONSENTRASI PENEMUAN JALUR KE PASAR TRADISIONAL

PERGERAKAN AGEN CERDAS PADA PEMODELAN GAME EDUKASI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA ANT SYSTEM KONSENTRASI PENEMUAN JALUR KE PASAR TRADISIONAL PERGERAKAN AGEN CERDAS PADA PEMODELAN GAME EDUKASI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA ANT SYSTEM KONSENTRASI PENEMUAN JALUR KE PASAR TRADISIONAL Asti Riani Putri 1), Fajar Hendro Utomo 2), 1), 2) Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Traveling Salesman Problem (TSP) dikenal sebagai salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. Traveling Salesman Problem (TSP) dikenal sebagai salah satu masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Traveling Salesman Problem (TSP) dikenal sebagai salah satu masalah optimasi yang banyak menarik perhatian para peneliti sejak beberapa dekade terdahulu. Pada mulanya,

Lebih terperinci

Pemilihan Jalur Evakuasi Dalam Keadaan Darurat Menggunakan Algoritma Quantum Ant-Colony

Pemilihan Jalur Evakuasi Dalam Keadaan Darurat Menggunakan Algoritma Quantum Ant-Colony Pemilihan Jalur Evakuasi Dalam Keadaan Darurat Menggunakan Algoritma Quantum Ant-Colony Path Selection In Emergency Evacuation Using Quantum Ant- Colony Algorithm Fransisca Arvevia I A 1, Jondri 2, Anditya

Lebih terperinci

Edu Komputika Journal

Edu Komputika Journal EDUKOM 1 (2) (2014) Edu Komputika Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edukom IMPLEMENTASI METODE ANT COLONY UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM MENGGUNAKAN GOOGLE MAPS PADA KOTA-KOTA DI JAWA

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. TIKI (Abadi Express) adalah perusahaan jasa yang menerima pengiriman paket dan paket tersebut akan diantar kealamat tujuan. Para kurir yang bertugas mengantar

Lebih terperinci

ALGORITMA SEMUT UNTUK MENCARI JALUR TERPENDEK YAAYU

ALGORITMA SEMUT UNTUK MENCARI JALUR TERPENDEK YAAYU ALGORITMA SEMUT UNTUK MENCARI JALUR TERPENDEK YAAYU 060803040 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MEDAN 2012 ALGORITMA SEMUT UNTUK MENCARI JALUR TERPENDEK SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Artificial Intelligence (AI) agen adalah fitur standar game komputer modern, baik sebagai lawan, teman atau tutor dari pemain. Agar tampil otentik, agen tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. selalu bertambah disetiap tahunnya. Hal ini dapat menimbulkan semakin. memperoleh keuntungan yang maksimal, maka diperlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. selalu bertambah disetiap tahunnya. Hal ini dapat menimbulkan semakin. memperoleh keuntungan yang maksimal, maka diperlukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perkembangan perekonomian di Indonesia semakin meningkat, ditandai dengan banyaknya jumlah pabrik dan perusahaan yang selalu bertambah disetiap tahunnya. Hal

Lebih terperinci

PEMBUATAN SKEMA JALUR ANGKUTAN KOTA PALU BERDASARKAN PENCARIAN LINTASAN DENGAN BOBOT MAKSIMUM MENGGUNAKAN ALGORITMA ANT COLONY SYSTEM (ACS)

PEMBUATAN SKEMA JALUR ANGKUTAN KOTA PALU BERDASARKAN PENCARIAN LINTASAN DENGAN BOBOT MAKSIMUM MENGGUNAKAN ALGORITMA ANT COLONY SYSTEM (ACS) JIMT Vol. 12 No. 1 Juni 2015 (Hal. 44 52) Jurnal Ilmiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X PEMBUATAN SKEMA JALUR ANGKUTAN KOTA PALU BERDASARKAN PENCARIAN LINTASAN DENGAN BOBOT MAKSIMUM MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Graf 2.1.1 Definisi Graf Graf G adalah pasangan (V(G),E(G)) dengan (V(G)) adalah himpunan tidak kosong dan berhingga dari objek-objek yang disebut titik, (E(G)) adalah

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Pembahasan pada bab ini adalah penentuan rute tercepat pendistribusian

BAB III PEMBAHASAN. Pembahasan pada bab ini adalah penentuan rute tercepat pendistribusian BAB III PEMBAHASAN Pembahasan pada bab ini adalah penentuan rute tercepat pendistribusian makanan ringan PT. Sri Aneka Pangan Nusantara dengan aplikasi Logika Fuzzy dan Algoritma Semut. Logika fuzzy digunakan

Lebih terperinci

PENJADWALAN PROSES PRODUKSI MENGGUNAKAN ANT COLONY ALGORITHM

PENJADWALAN PROSES PRODUKSI MENGGUNAKAN ANT COLONY ALGORITHM PENJADWALAN PROSES PRODUKSI MENGGUNAKAN ANT COLONY ALGORITHM Dedy Kurniadi 1), Sam Farisa Chaerul Haviana 2) 1,2 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Sultan Agung

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. Implementasi dan pengujian dalam merancang program aplikasi

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. Implementasi dan pengujian dalam merancang program aplikasi BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 41 Implementasi Sistem 411 Spesifikasi Hardware dan Software Implementasi dan pengujian dalam merancang program aplikasi penentuan jalur pendistribusian barang ini

Lebih terperinci

Jl. Ir. M. Putuhena, KampusUnpatti, Poka-Ambon, Maluku

Jl. Ir. M. Putuhena, KampusUnpatti, Poka-Ambon, Maluku Jurnal Barekeng Vol. 8 No. 1 Hal. 51 59 (2014 APLIKASI ALGORITMA ANT COLONY SYSTEM DALAM PENENTUAN RUTE OPTIMUM DISTRIBUSI BBM PADA PT. BURUNG LAUT Ant Colony System Algorithm Application to Determining

Lebih terperinci

Algoritma. Untuk. Problem Dengan. Vehicle. Window. Jasa

Algoritma. Untuk. Problem Dengan. Vehicle. Window. Jasa Pengembangan Algoritma Heuristik Ant Colony System Untuk Menyelesaikan Permasalahan Dynamic Vehicle Routing Problem Dengan Time Window (DVRPTW) Pada Penyedia Jasa Inter-City Courier Nurlita Gamayanti (2207

Lebih terperinci

APLIKASI SIMULATED ANNEALING UNTUK MENYELESAIKAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

APLIKASI SIMULATED ANNEALING UNTUK MENYELESAIKAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 03, No. 1 (2015), hal 25 32. APLIKASI SIMULATED ANNEALING UNTUK MENYELESAIKAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM Edi Samana, Bayu Prihandono, Evi Noviani

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN ANALISA KINERJA ALGORITMA ANT SYSTEM (AS) DALAM PENYELESAIAN MULTIPLE TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (MTSP)

IMPLEMENTASI DAN ANALISA KINERJA ALGORITMA ANT SYSTEM (AS) DALAM PENYELESAIAN MULTIPLE TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (MTSP) IMPLEMENTASI DAN ANALISA KINERJA ALGORITMA ANT SYSTEM (AS) DALAM PENYELESAIAN MULTIPLE TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (MTSP) Boko Susilo, Rusdi Efendi, Siti Maulinda Program Studi Teknik Informatika, Fakultas

Lebih terperinci

Pemanfaatan Algoritma Semut untuk Penyelesaian Masalah Pewarnaan Graf

Pemanfaatan Algoritma Semut untuk Penyelesaian Masalah Pewarnaan Graf Pemanfaatan Algoritma Semut untuk Penyelesaian Masalah Pewarnaan Graf Anugrah Adeputra - 13505093 Program Studi Informatika, Sekolah Teknik Elektro & Informatika ITB Jl. Ganesha No.10 If15093@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

Algoritma Koloni Semut dan Manfaatnya untuk Menentukan Jalur Pengumpulan Sampah

Algoritma Koloni Semut dan Manfaatnya untuk Menentukan Jalur Pengumpulan Sampah Algoritma Koloni Semut dan Manfaatnya untuk Menentukan Jalur Pengumpulan Sampah Muhtar Hartopo 13513068 Program Sarjana Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.

Lebih terperinci

MODIFIKASI ALGORITMA SEMUT UNTUK OPTIMASI PROBABILITAS PEMILIHAN NODE DALAM PENENTUAN JALUR TERPENDEK

MODIFIKASI ALGORITMA SEMUT UNTUK OPTIMASI PROBABILITAS PEMILIHAN NODE DALAM PENENTUAN JALUR TERPENDEK MODIFIKASI ALGORITMA SEMUT UNTUK OPTIMASI PROBABILITAS PEMILIHAN NODE DALAM PENENTUAN JALUR TERPENDEK Erlin Windia Ambarsari Program Studi Informatika, Universitas Indraprasta PGRI erlinunindra@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware) tertentu agar. aplikasi dapat berjalan dengan baik.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware) tertentu agar. aplikasi dapat berjalan dengan baik. BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Sebelum melakukan implementasi aplikasi, diperlukan spesifikasi perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware) tertentu agar aplikasi dapat

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA BWAS PADA APLIKASI SISTEM INFORMASI TRANSPORTASI UNTUK PERENCANAAN DISTRIBUSI YANG OPTIMAL

IMPLEMENTASI ALGORITMA BWAS PADA APLIKASI SISTEM INFORMASI TRANSPORTASI UNTUK PERENCANAAN DISTRIBUSI YANG OPTIMAL IMPLEMENTASI ALGORITMA BWAS PADA APLIKASI SISTEM INFORMASI TRANSPORTASI UNTUK PERENCANAAN DISTRIBUSI YANG OPTIMAL Ary Arvianto 1*, Singgih Saptadi 1, Prasetyo Adi W 2 Program Studi Teknik Industri, Universitas

Lebih terperinci

ALGORITMA ANT COLONY OPTIMIZATION (ACO) UNTUK MENYELESAIKAN TRAVELING SALESMAN PROBLEM (TSP) SKRIPSI. Oleh : Agus Leksono J2A

ALGORITMA ANT COLONY OPTIMIZATION (ACO) UNTUK MENYELESAIKAN TRAVELING SALESMAN PROBLEM (TSP) SKRIPSI. Oleh : Agus Leksono J2A ALGORITMA ANT COLONY OPTIMIZATION (ACO) UNTUK MENYELESAIKAN TRAVELING SALESMAN PROBLEM (TSP) SKRIPSI Oleh : Agus Leksono J2A 002 002 PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Contoh Ilustrasi Kasus CVRP 13

Gambar 1.1 Contoh Ilustrasi Kasus CVRP 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Vehicle Routing Problem (VRP) merupakan konsep umum yang digunakan untuk semua permasalahan yang melibatkan perancangan rute optimal untuk armada kendaraan yang melayani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Proses distribusi barang dari suatu tempat ke tempat

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Proses distribusi barang dari suatu tempat ke tempat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan optimisasi merupakan permasalahan yang banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Proses distribusi barang dari suatu tempat ke tempat lain merupakan

Lebih terperinci

Kata kunci : Penjadwalan, Ant colony, Algoritma

Kata kunci : Penjadwalan, Ant colony, Algoritma PEMBANGUNAN APLIKASI PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN ALGORITMA ANT COLONY Hayi Akbar 1, Selvia Lorena Br Ginting,S.Si., MT 1,2 Jurusan Teknik Komputer Unikom, Bandung 1 hayi.akbar@gmail.com, 2 selvialorena@yahoo.com

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA ANT COLONY PADA PENJADWALAN PRODUKSI

PENERAPAN ALGORITMA ANT COLONY PADA PENJADWALAN PRODUKSI PENERAPAN ALGORITMA ANT COLONY PADA PENJADWALAN PRODUKSI Nurul Imamah, S.Si 1, Dr.Imam Mukhlas, S.Si, MT 2 Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci