Bab III Metode Penelitian
|
|
- Siska Muljana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bab III Metode Penelitian III.1 Diagram Alir Penelitian Secara garis besar metode penelitian yang akan digunakan dalam proyek akhir ini adalah metode mengukur sample produk yang dihasilkan oleh generator hypochlorite yang ada saat ini, melalui pengujian laboratorium. Kemudian hasil pengujian laboratorium akan dimasukkan untuk menghitung jumlah produksi generator hypochlorite akan dibandingkan dengan hasil pengujian laboratorium terhadap konsentrasi residual pada sisi outpool air pendingin. Pengujian dilakukan dengan mensimulasikan injeksi generator hypochlorite hanya pada satu sistim pembangkit saja dengan melakukan manuver katup dan mensimulasikan berbagai macam arus kerja generator hypochlorite. Hasil pengujian dan perhitungan tersebut kemudian dipakai sebagai asumsi untuk menghitung kebutuhan sodium hypochlorite pada unit pembangkit dengan type sejenis. Perkiraan kebutuhan dari tiap-tiap pembangkit akan dijumlahkan seluruhnya, sehingga mendapatkan perkiraan total kebutuhan sodium hypochlorite yang harus disediakan oleh sistem hypochlorite plant untuk menginjeksi seluruh kebutuhan air pendingin bagi PLTU saat ini. Berdasarkan perkiraan kebutuhan total sodium hypochlorite yang harus disediakan tersebut kemudian diskenariokan dalam beberapa alternative rehabilitasi sistim hypochlorite plant dan dipilih alternative rehabilitasi sistim hypochlorite plant mana yang paling menguntungkan untuk diterapkan. Rincian tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat digambarkan sepeti dalam gambar III.1 sebagai berikut : 35
2 LATAR BELAKANG PENELITIAN 1. PERUMUSAN MASALAH 2. TUJUAN DAN MANFAAT 3. BATASAN DAN RUANG LINGKUP KONDISI EKSISTING PERALATAN DAN OPSI PENGEMBALIAN KINERJA PENGHITUNGAN KEBUTUHAN SODIUM HYPOCHLORITE DAN ANALISIS UNJUK KERJA SIMULASI BIAYA REHABILITASI PLANT SIMULASI BIAYA PEMBANGUNAN PLANT BARU SIMULASI BIAYA PEMBELIAN PRODUK JADI ANALISIS KESIMPULAN Gambar III.1 Diagram Alir Metode Penelelitian III.2 Latar Belakang Penelitian Latar belakang penelitian berisi perumusan masalah yang sedang dihadapi oleh UP Muara Karang dalam hal ini adalah masalah tidak bekerja secara maksimalnya sistim hypochlorite plant yang dimiliki sehingga menimbulkan masalah biofouling pada sistim air pendingin PLTU. Selain itu dalam latar belakang penelitian ini juga berisi tujuan dan manfaat yang akan dicapai dalam menyelesaikan permasalahan sistim hypochlorite plant dengan membatasi lingkup area penelitian agar pembahasan fokus kepada tujuan dan tidak melebar. 36
3 III.3 Kondisi Eksisting Peralatan dan Opsi Pengembalian Kinerja Sistim Hypochlorite Plant PLTU Muara Karang Dalam bagian ini tujuan utamanya adalah menentukan atau memastikan kondisi terakhir dari sistim hypochlorite plant yang ada sebagai bahan acuan dalam melakukan penelitian dan percobaan yang akan dilakukan pada obyek penelitian. Data lapangan sebagai penunjang penelitian dikumpulkan dengan melihat kondisi sistim hypochlorite plant yang saat ini berjalan dengan mencatat kondisi-kondisi penting dari eksisting peralatan yang ada. Data lapangan juga diambil dari data operasi harian sistim hypochlorite plant yang terdapat pada bagian operasi, khususnya pada buku catatan operasi harian (logbook) dari operator groundfloor dan water intake unit 4,5, serta data pemeliharaan sistim hypochlorite plant dari PT PJBS sebagai perusahaan yang menangani pemeliharaan sistim hypochlorite plant PLTU Muara Karang Selain itu data pendukung penelitian ini juga diambil dari perpustakaan PLTU Muara Karang, terutama data-data yang berhubungan dengan operasi dan pemeliharaan sistim hypochlorite plant yang berwujud manual book dari perusahaan yang membuat sistim tersebut. Gambar III.2. Bagan Fase Kondisi Eksisting Peralatan dan Opsi Pengembalian Kinerja Hypochlorite Plant Dalam bagian ini pula mulai dibangun perkiraan opsi yang akan diambil dengan melihat kondisi lapangan serta data-data yang ada secara general. Opsi yang 37
4 dibangun untuk mengembalikan kinerja operasi sistim hypochlorite plant PLTU Muara Karang berupa : 1. Merehabilitasi / memperbaiki sistim yang telah ada 2. Membangun sistim hypochlorite plant yang baru 3. Membeli produk sodium hypochlorite jadi dipasaran sebagai pengganti sistim injeksi yang ada. III.4 Fase Penghitungan Kebutuhan Sodium Hypochlorite dan Analisis Unjuk Kerja Hypochlorite Plant Dalam fase ini dilakukan percobaan terhadap unjuk kerja sistim hypochlorite plant dengan mempertimbangkan kondisi eksisting yang ada. Tujuan utama fase ini adalah mendapatkan data operasi yang lebih lengkap mengenai kinerja sistim hypochlorite plant yang nantinya dipakai sebagai acuan untuk : 1. Menentukan kebutuhan dosis injeksi pada tiap type unit pembangkit dalam PLTU 2. Menentukan kebutuhan sodium yang akan dipakai sebagai acuan injeksi agar sesuai dengan dosis injeksi yang telah ditemukan 3. Menganalisa jumlah produksi dari sistim hypochlorite plant saat ini dengan acuan hasil komisioning (uji coba awal), ketika sistim ini diinstall 4. Menganalisa performance hypochlorite plant saat ini dengan acuan kebutuhan injeksi sodium hypochlorite untuk seluruh pembangkit PLTU, mulai dari unit pembangkit #1 sampai dengan unit pembangkit #5. Gambar III.3. Bagan Fase Penghitungan Kebutuhan Sodium Hypochlorite dan Analisis Unjuk Kerja Hypochlorite Plant 38
5 III.4.1 Simulasi Kerja GH (Generator Hypochlorite) Simulasi kerja GH dilakukan dengan memanipulasi pemakaian produksi GH hanya untuk menginjeksi sistim air pendingin satu pembangkit saja untuk setiap type. Hal ini dilakukan dengan memanipulasi katup injeksi produk GH pada saluran inlet air pendingin masing-masing unit. Unit yang tidak dilakukan sampling ditutup katup injeksinya. Hasil produk keluar GH diambil samplenya pada laluan out modul GH. Kemudian selang 30 menit dari tiap pengambilan sample produk diambil sample residual chlorine pada sisi outlet air pendingin (outpool) dengan maksud memberikan waktu kepada chlorine yang diinjeksi agar sampai pada sisi outpool mengingat laluan sistim air pendingin yang panjang. Agar sampling mendapatkan hasil yang lebih akurat sampling diambil 4x baik pada sisi out modul GH maupun pada outpool. Proses diatas dilakukan berulang-ulang dengan acuan kenaikan arus kerja GH dari 500 A sampai dengan kondisi eksisting yang diijinkan serta dilakukan proses yang sama pada sample unit yang lain. Hasil pengujian dari tiap unit sampling akan diasumsikan sama untuk setiap type pembangkit yang sejenis, yang diambil samplenya dan juga mengasumsikan kemampuan unjuk kerja GH yang lain yang tidak dijadikan percobaan. III Pengujian Konsentrasi Chlorine Produk GH Pengujian konsentrasi chlorine produk GH, dilakukan dengan metode pengujian residual chlorine dengan konsentrasi tinggi, dimana sample diambil dari titik keluar (out) modul GH. Cara pengujian sample tersebut adalah sebagai berikut : 1. Ambil sample produk 100 ml 2. Tambahkan dengan : a. 5 ml Potasium Iodide (KI) konsentrasi 10% 39
6 Chlorine yang terkandung dalam sample akan bereaksi dengan potasium iodide untuk melepaskan iodine, sehingga warna sample akan berubah menjadi kuning kecoklatan. b. 2 ml Glacial Acetic Acid Setelah ditambah dengan 2 ml Glacial Acetic Acid sample akan bereaksi dengan berubah warna menjadi kuning c. 1 ml Starch Setelah ditambah dengan 1 ml starch sample akan bereaksi dengan berubah warna menjadi ungu kebiruan 3. Titrasi dengan 0,1 N sodium thiosulfate (Na 2 S ) sampai warna biru menghilang. Kemudian perhitungan kandungan chlorine aktif dalam sample produk akan mengikuti rumus sebagai berikut : dimana : Cl 2 Tritrasi Sample = Kadar chlorine dalam sample = Jumlah media pereaksi yang diberikan = Jumlah sample yang digunakan III. 1 III Pengujian Konsentrasi Chlorine Residual Pengujian konsentrasi chlorine residual yang mempunyai kadar chlorine rendah dilakukan dengan menggunakan bantuan alat pocket colorimeter, dimana sample sebelumnya diambil dari titik outpool air pendingin dari tiap type unit pembangkit sampling. Cara pengujian dan pengukuran sample tersebut adalah : 1. Ambil 25 ml sample 2. Tambahkan reagent TRC (Total Residual Chlorine) 3. Kocok sampai reagent terlarut 4. Masukkan sample blank 25 ml dalam chlorimeter sebagai setting zero 5. Masukkan sample yang telah ditambah reagent 6. Nilai konsentrasi sample akan terbaca dilayar alat pengukur. 40
7 Gambar III.4 Pocket Colorimeter III.4.2 Proses Perhitungan Dosis dan Produksi GH serta Faktor Multiply (Pengali) Dari data yang telah didapatkan dari hasil pengujian sample produk GH melalui pengujian laboratorium, dan dengan menggunakan rumus III.1, maka didapatkan kadar chlorine produk keluar (out) modul GH pada berbagai arus kerja GH aktual. Setelah ditemukan kadar chlorine produk keluar modul GH dengan menggunakan rumus II.1, maka akan didapatkan jumlah produksi GH pada berbagai arus kerja GH aktual. Hasil kadar chlorine produk keluar modul GH, kemudian dibandingkan dengan kadar chlorine pada residual sisi outpool air pendingin pada berbagai arus kerja GH aktual. Hasil perbandingan tersebut kemudian dirata-ratakan sehingga diperoleh faktor multiply (pengali). Faktor pengali ini diasumsikan sebagai acuan untuk mendapatkan kadar chlorine pada sisi injeksi dengan nilai tertentu agar kadar chlorine pada residual sisi outlet air pendingin mencapai nilai yang diharapkan. III.4.3 Penghitungan Dosis Injeksi dan Perhitungan Kebutuhan Sodium Hypochlorite Dengan mendapatkan faktor pengali seperti pada point III.4.2 diatas, maka akan didapatkan perkiraan kadar chlorine (dosis) pada sisi injeksi agar didapat kadar chlorine residual yang diharapkan pada sisi outlet air pendingin. 41
8 Dengan menggunakan rumus : 1000 dimana : Dosis Injeksi Produksi Flow Air Pendingin = Jumlah konsentrasi chlorine pada titik ukur = Jumlah produksi generator hypochlorite = Jumlah air laut pendingin yang diinjeksi III. 2 Dari dosis injeksi yang ditemukan, maka akan didapat jumlah kebutuhan sodium hypochlorite agar dosis pada sisi injeksi sisi air pendingin masuk sesuai dengan yang diharapkan. III.4.4 Analisis Unjuk Kerja Sistim Hypochlorite Plant Hasil perhitungan kadar chlorine keluar modul GH pada arus kerja aktual pada point III.4.2, kemudian diregresikan untuk memperkirakan kadar chlorine keluar modul GH pada arus kerja yang tidak dapat dicapai dalam percobaan ini. Kadar chlorine yang didapat, dibuat acuan sebagai bahan perhitungan dengan menggunakan rumus II.1, untuk mendapatkan perkiraan jumlah produksi GH pada arus kerja yang tidak dapat dicapai dalam percobaan ini. Dengan membandingkan jumlah produksi GH hasil perhitungan dengan hasil komisioning sistim hypochlorite plant, maka akan ditemukan karakteristik unjuk kerja sistim hypochlorite plant dari sisi jumlah produksi. 42
9 Gambar G III.55. Grafik Prooduksi Hypoochlorite Plaant Saat Kom misioning Berbandinng Pemakaiaan Tabel T III.1 Produksi P GH H Permodul ssaat Komisio oning Jumlah CWP Operasi Data Saat Comisioning Produk (kg/h) Arus (A) ,262 1,893 2,525 3,156 3,787 4,418 Selain itu jumlah j prod duksi GH aktual hasill perhitungaan pada pooint III.4.2 dibandingka d an kebutuhaan sodium hypochloritee hasil perhhitungan pooint III.4.3 secara total untuk seluru uh kebutuhann injeksi sistim air penddingin pembaangkit atau dibandingka d an dengan kebutuhan injeksi sisstim air peendingin peersatu unit pembangkit, p, untuk meelihat perforrmance sisttim hypochllorite plant yang ada dibandingka d an dengan kebutuhan k soodium hypo ochlorite baggi sistim air pendingin PLTU P saat ini. 43
10 Performance sistim hypochlorite plant terhadap kebutuhan injeksi sistim air pendingin juga didasarkan kepada mode injeksi yang dilakukan. III.5 Simulasi Biaya Alternative Rehabilitasi Sistim Hypochlorite Plant Simulasi rehabilitasi hypochlorite plant mengacu kepada dasar apakah alternative rehabilitasi yang akan dilakukan mampu mencapai kebutuhan sodium hypochlorite yang diperlukan, agar dosis injeksi yang yang akan dilakukan dapat diterapkan. Jika kemampuan produksi sodium hypochlorite dari alternative rehabilitasi tidak sesuai (tidak mampu) dengan perkiraan kebutuhan saat ini, maka tidak diperlukan lagi penghitungan biaya rehabilitasi, tetapi jika kemampuan produksi alternative rehabilitasi sesuai dengan kebutuhan sodium hypochlorite saat ini, maka selanjutnya dapat dilakukan penghitungan biaya dari alternative rehabilitasi. 44
11 Gambar III.6. Bagan Fase Penghitungan Simulasi Biaya Alternative Rehabilitasi Dengan asumsi bahwa pembangunan plant baru, dan pembelian sodium hypochlorite jadi, mampu memenuhi kebutuhan sodium hypochlorite saat ini, karena dianalogikan bahwa pengambilan keputusan tersebut pasti telah dilakukan kajian lebih lanjut guna melihat kebutuhan injeksi sodium hypochlorite, maka hanya alternative rehabilitasi plant lama saja yang dihitung kemampuan produksinya Simulasi biaya rehabilitasi sistim hypochlorite plant dilakukan dengan menghitung seluruh komponen biaya yang mempengaruhi investasi, operasi dan pemeliharaan sistim hypochlorite plant dari alternative rehabilitasi yang akan dipilih. 45
12 Dasar biaya yang digunakan diasumsikan sama dengan biaya investasi pembangunan sistim hypochlorite baru dengan type electrically activated (produksi sodium hypochlorite melalui proses listrik), serta biaya operasi dan maintenance sistim hypochlorite tersebut (lampiran 3 dan lampiran 4). Dimana hypochlorite tersebut mempunyai kapasitas produksi 100 lbs/day (pound/day) atau setara dengan kapasitas produksi 1,81 kg/day. Dalam menghitung pembebanan pertahun biaya investasi (capital cost), yang dikeluarkan dilakukan dengan menggunakan rumus II.4, tentang Rate Of Return (ROR) atau Rate On Investment (ROI), dimana seolah-olah mencari berapa beban biaya investasi tahunan yang harus dikeluarkan dalam setiap tahun agar biaya investasi awal tercover. Dari hasil perhitungan tersebut akan didapatkan biaya TCO (Total Cost Owner) dari masing-masing alternative rehabilitasi sistim hypochlorite yang akan dilakukan. Seluruh biaya dikonversi dalam U$ mengingat sebagian besar peralatan sistim hypochlorite plant komponennya merupakan komponen import sehingga dengan demikian akan terjadi keseragaman biaya. Asumsi umur ekonomis (life-time) dari sistim hypochlorite plant disesuaikan dengan umur ekonomis dari PLTU yaitu sekitar ±25 tahun mengingat sistim hypochlorite plant merupakan bagian dari pendukung operasional PLTU seharihari dalam beroperasi III.6 Analisis Biaya Manfaat (Cost & Benefit Analysis) Dengan menjumlahkan TCO dari tiap-tiap alternative rehabilitasi, maka akan didapatkan TCO yang paling ekonomis dalam hitungan pertahun. Alternative inilah yang akan diambil sebagai keputusan untuk merehabilitasi kinerja sistim hypochlorite plant PLTU Muara Karang 46
13 ANALISA BIAYA BIAYA REHABILITASI PLANT LAMA BIAYA PEMBANGUNAN PLANT BARU BIAYA INJEKSI SODIUM HYPOCHLORITE PERBANDINGAN ALTERNATIVE BIAYA TEREKONOMIS 1. SELISIH BIAYA PERTAHUN 2. SELISIH BIAYA PERTAHUN DIINVESTASIKAN SELAMA PROYEK OPERASI Gambar III.7. Bagan Fase Analisis Biaya Alternative Rehabilitasi Manfaat biaya yang didapat merupakan selisih dari biaya TCO dari alternative rehabilitasi sistim hypochlorite plant terekonomis dengan TCO dari alternative rehabilitasi sistim hypochlorite lain dalam hitungan pertahun. Sementara untuk mensimulasikan biaya saving (penghematan) dengan asumsi selisih TCO yang terjadi antara tiap opsi alternative dengan berdasarkan pada umur ekonomis dari hypochlorite plant dapat dilakukan dengan menggunakan rumus II.5, tentang NPV (Net Present Value), dimana seolah-olah pengeluaran tahunan selama umur operasi plant, ditarik menjadi nilai saat sekarang dengan asumsi investasi bunga tertentu. 47
Bab V Analisis Hasil Pengolahan Data
Bab V Analisis Hasil Pengolahan Data V.1 Analisis Kondisi Hypochlorite Plant PLTU Muara Karang Dalam analisis penelitian sistim hypochlorite plant PLTU Muara Karang ini dilakukan analisis terhadap beberapa
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Unit Pembangkit Muara Karang (UP Muara Karang), sebagai salah satu unit pengelola pembangkit listrik yang berada dibawah naungan PT PJB dalam mengelola pembangkit yang
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PLTGU Grati merupakan pembangkitan tenaga listrik yang dimiliki oleh PT. Indonesia Power yang beroperasi dengan combined cycle pada blok satu (GT 3x100.75 MW dan ST
Lebih terperinciAnalisa Biaya Manfaat Penerapan Power Management System Pada PT Petrokimia Gresik. Awang Djohan Bachtiar
Analisa Biaya Manfaat Penerapan Power Management System Pada PT Petrokimia Gresik Awang Djohan Bachtiar 9105205402 Pendahuluan Profil PT Petrokimia Gresik. Penjelasan singkat Mengapa butuh power monitoring
Lebih terperinciAspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11
Aspek Ekonomi dan Keuangan Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek ekonomi dan keuangan membahas tentang kebutuhan modal dan investasi yang diperlukan dalam pendirian dan pengembangan usaha yang
Lebih terperinciASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.
ASPEK KEUANGAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENDAHULUAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran
Lebih terperinciRANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry)
RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry) BIAYA MODAL ( THE COST OF CAPITAL ) Biaya modal mewakili perkiraan tingkat pengembalian
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Start. Preventive Maintenance. Kelainan Temperatur. N Pembongkaran PHE. Y Perbaikan. Pencucian.
37 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Alur Proses Perbaikan Plate Heat Exchanger Start Preventive Maintenance Kelainan Temperatur Penggantian Equipment baru N Pembongkaran PHE Y Perbaikan Pencucian
Lebih terperinciTeknik Analisis Biaya / Manfaat
Teknik Analisis Biaya / Manfaat Komponen Biaya Biaya Pengadaan (procurement cost) Biaya Persiapan Operasi (start-up cost) Biaya Proyek (project-related cost) Biaya Operasi (ongoing cost) dan Biaya Perawatan
Lebih terperincilayak atau tidak maka digunakan beberapa metode dengan harapan mendapatkan
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Umum Analisis kelayakan investasi proyek jalan tol pada dasaraya adalah mencoba mengkaji ulang suatu rencana penanaman sejumlah uang dengan memperhatikan manfaat yang dinikmati oleh
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN SISTEM
ANALISIS KELAYAKAN SISTEM Oleh : Pujianto, S. Kom LOGO Studi Kelayakan Dokumen yang dihasilkan dari tahapantahapan sebelumnya dikumpulkan menjadi suatu proposal pendahuluan proyek. Untuk memastikan usulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari
Lebih terperinciPenganggaran Modal. Gambaran Umum Penganggaran Modal, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return. Nurahasan Wiradjegha, S.E.,M.
Modul ke: Penganggaran Modal Fakultas EKONOMI Gambaran Umum Penganggaran Modal, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return Program Studi Manajemen 84008 www.mercubuana.ac.id Nurahasan Wiradjegha,
Lebih terperinciBAB 4 STUDI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. PELAYARAN SINDUTAMA BAHARI
BAB 4 STUDI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. PELAYARAN SINDUTAMA BAHARI 4.1 Kelayakan Teknis Selama menggunakan web, belum menemukan suatu kendala teknis yang berarti. Semua masalah teknis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari semakin menginginkan pola hidup yang sehat, membuat adanya perbedaan dalam pola konsumsi
Lebih terperinciCost-Benefit Analysis (CBA) Kusnawi, S.Kom, M.Eng
Cost-Benefit Analysis (CBA) Kusnawi, S.Kom, M.Eng Karakteristik Cost-benefit analysis didasari oleh filsafat utilitarianism. Utilitarianism: memandang bahwa benar tidaknya suatu tindakan/kebijakan ditentukan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan pada Warnet Pelangi, maka penulis menyimpulkan bahwa: 1. Warnet Pelangi belum menerapkan
Lebih terperinciBAB V. Kesimpulan Dan Saran
BAB V Kesimpulan Dan Saran 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis, maka dapat diperoleh kesimpulan antara lain: 1. Kebutuhan dana untuk investasi awal untuk proyek
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah Penelitian merupakan suatu rangkaian proses yang saling terkait secara sistematis, setiap tahap merupakan bagian menentukan tahap berikutnya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis uraikan dalam bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sampai
Lebih terperinciANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO
ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO ASPEK INVESTASI UU & PERATURAN BIDANG USAHA STRATEGI BISNIS KEBIJAKAN PASAR LINGKUNGAN INVESTASI KEUANGAN TEKNIK & OPERASI ALASAN INVESTASI EKONOMIS Penambahan Kapasitas
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Saat ini Indonesia sedang memasuki era globalisasi, sehingga Indonesia dituntut untuk selalu mengembangkan teknologi di segala bidang agar tidak tertinggal oleh teknologi negara lain. Hal ini juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup menarik dan menguntungkan tentu saja akan mendorong para pengusaha untuk masuk
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Marantha. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return.
ABSTRAK Dalam memasuki era globalisasi, Indonesia dituntut untuk mempersiapkan dirinya agar dapat bersaing khususnya dalam bidang ekonomi. Perekonomian Indonesia sekarang dapat dikatakan sudah mulai meningkat
Lebih terperinciTenaga Uap (PLTU). Salah satu jenis pembangkit PLTU yang menjadi. pemerintah untuk mengatasi defisit energi listrik khususnya di Sumatera Utara.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi listrik terus-menerus meningkat yang disebabkan karena pertumbuhan penduduk dan industri di Indonesia berkembang dengan pesat, sehingga mewajibkan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Kerangka pemecahan masalah atau biasa disebut dengan metodologi penelitian adalah suatu proses berpikir dari menentukan masalah, melakukan pengumpulan data baik melalui
Lebih terperinciANALISA BIAYA Dan MANFAAT
Pertemuan 6 ANALISA BIAYA Dan MANFAAT ANALISA BIAYA Dan MANFAAT Pendahuluan Di dalam mengembangkan suatu sistem informasi perlu dipertimbangkan investasi yang dikeluarkan sebab menyangkut kepada dana perusahaan.
Lebih terperinciVIII. ANALISIS FINANSIAL
VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.
Lebih terperinciTEKNIK ANALISA BIAYA/MANFAAT TEKNIK ANALISA BIAYA/MANFAAT
ANALISA INVESTASI SETIAP INVESTASI TERDAPAT 2 KOMPONEN : KAS MASUK PROCEEDS : KEUNTUNGAN SETELAH PAJAK DAN DEPRESIASI SETIAP TAHUN. KAS KELUAR BIAYA INVESTASI. PENILAIAN SUATU PROYEK SISTEM DAPAT DIUKUR
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,
Lebih terperinciBab II Tinjauan Pustaka
Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Biofouling Biofouling adalah akumulasi secara bertahap organisme dalam air seperti ganggang, bakteri, kerang, dan protozoa pada sebuah permukaan struktur peralatan bawah air,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan
Lebih terperinciTEKNIK ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT
TEKNIK ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT 1. Pendahuluan Pengembangan suatu sistem informasi merupakan suatu investasi seperti halnya investasi proyek lainnya. Investasi berarti dikeluarkannya sumber sumber daya
Lebih terperinciBAB II KEPUTUSAN INVESTASI
BAB II KEPUTUSAN INVESTASI II.1. Pengertian Investasi Investasi dapat diartikan sebagai pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang (Mulyadi, 2001: 284).
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah langkah Dalam Studi Kelayakan. dilakukan dengan pendekatan metode Cost Benefit Analysis.
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Langkah langkah Dalam Studi Kelayakan Seperti telah dijelaskan bahwa topik penulisan laporan hasil penelitian studi kelayakan tentang investasi sistem informasi / teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku ekonomi untuk bertindak seefektif dan seefisien mungkin. Tindakan yang efektif dan efisien
Lebih terperinciBab V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Analisa kelayakan untuk rencana ekspansi yang akan dilaksanakan oleh perusahaan X menggunakan lima metode Capital Budgeting yaitu Payback Period, Accounting Rate
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan data yang digunakan menggunakan kuantitatif
Lebih terperinciDAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1
ABSTRAKSI Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat, maka perusahaan memerlukan strategi yang tepat untuk selalu dapat unggul dalam persaingan. Karena bila salah dalam menerapkan strategi
Lebih terperinciPRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380
PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380 ANALISIS EKONOMI PROYEK IMPLEMENTASI ERP DENGAN MEMPERHATIKAN FAKTOR TIDAK LANGSUNG DAN TIDAK BERWUJUD (Studi Kasus: PT. TELKOM Divre V, Financial Service ) Penyusun Tugas
Lebih terperinciSistem Informasi [Kode Kelas]
Sistem Informasi [Kode Kelas] [ Chapter 10] Teknik Analisis Biaya (CBA) dan Manfaat Dedy Alamsyah, S.Kom, M.Kom [NIDN : 0410047807] Definisi Analisis Biaya Menurut Mulyadi (1990), Analisis biaya merupakan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan di Kecamatan Tarumajaya Kabupaten Bekasi. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Usaha Kecil Menengah (UKM) pengolahan pupuk kompos padat di Jatikuwung Innovation Center, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten
Lebih terperinciPENINGKATAN MANFAAT GEDUNG DITINJAU DARI HARGA SEWA TERHADAP GEDUNG EKS KANTOR DEPSOS PEMERINTAH PROVINSI JAMBI
PENINGKATAN MANFAAT GEDUNG DITINJAU DARI HARGA SEWA TERHADAP GEDUNG EKS KANTOR DEPSOS PEMERINTAH PROVINSI JAMBI Maidison, Christiono Utomo dan Rianto B. Adihardjo Laboratorium Manajemen Konstruksi Jurusan
Lebih terperinciAnalisis Biaya Proyek
Manajemen biaya proyek (Project Cost Management) Analisis Biaya Proyek Drs. Antok Supriyanto, MMT. 1-33 Pendahuluan Pengembangan SI merupakan suatu investasi seperti halnya investasi proyek yang lain.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penurunan produktivitas hutan alam telah mengakibatkan berkurangnya suplai hasil hutan kayu yang dapat dimanfaatkan dalam bidang industri kehutanan. Hal ini mendorong
Lebih terperinciABSTRAKSI. Dengan perkembangan jaman yang semakin pesat ini, membuat banyak
ABSTRAKSI Dengan perkembangan jaman yang semakin pesat ini, membuat banyak perusahaan berpikir lebih maju sehingga perusahaan menanamkan berbagai jenis investasi untuk bersaing dengan perusahaan lain guna
Lebih terperinciMata Kuliah - Kewirausahaan II-
Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Modul ke: Analisa Investasi dalam Berwirausaha Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising www.mercubuana.ac.id Evaluasi
Lebih terperinci5.3.1 Pengamatan Sistem Produksi WTP
III. METODOLOGI 5.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di sekitar Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jawa Barat selama tiga bulan dari Agustus sampai Oktober 2010. 5.2 ALAT DAN BAHAN Alat-alat
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB III LANDASAN TEORI Pengertian Investasi Evaluasi Proyek... 9
DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Lembar Pengesahan... ii Kata Pengantar... iii Lembar Motto... vi Lembar Persembahan... vii Daftar Isi... viii Daftar Notasi... xii Daftar Tabel... xiii Daftar Gambar...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan dengan meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai sektor industri baik dalam industri yang
Lebih terperinciPERTEMUAN III INISIASI PROYEK
PERTEMUAN III INISIASI PROYEK 3.1. Identifikasi Proyek Potensial Tahap pertama dalam manajemen proyek menentukan proyek teknologi informasi mana yang pertama dilakukan. Langkah pertama adalah mengenali
Lebih terperinciMetode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi
Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil Manajemen Investasi Pendahuluan Dalam menentukan usulan proyek investasi mana yang akan diterima atau ditolak Maka usulan proyek investasi tersebut harus dinilai
Lebih terperinciKata Kunci : Information Economics, Teknologi Informasi, Sistem Informasi Pemasaran, Domain Bisnis, Domain Teknologi. DAFTAR ISI
ABSTRAK Dalam menghadapi ekonomi yang global dewasa ini, perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam persaingan bisnis yang semakin tajam terutama dalam melakukan investasi
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL PASURUAN
ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL PASURUAN Oleh : CITTO PACAMA FAJRINIA 3109100071 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Proses penelitian dalam rangka untuk memecahkan masalah diperlukan data-data dan informasi mengenai faktor-faktor yang berpengaruh dan berkaitan secara sistematis dengan masalah
Lebih terperinciBAB 4 ANALISA DAN EVALUASI. besar investasi yang dikeluarkan untuk pengadaan hardware, software, dan biaya
54 BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI 4.1 Analisa Biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan pada saat menginvestasikan suatu strategi termasuk saat pengimplementasian sistem SAP PT.
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi TI, tentunya perusahaan mengharapkan hasil berupa
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Manfaat (Benefit) yang Diperoleh Perusahaan Manfaat adalah suatu pengukuran hasil kinerja yang dapat dicapai dalam pengambilan keputusan terhadap hal tertentu. Sama halnya
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Di Indonesia, pertumbuhan ekonomi yang pesat terutama pada sektor industri, telah mendorong berkembangnya perusahaan industri dalam bentuk yang bervariasi. Industri mempunyai peranan penting dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sebelum pengambilan data dimulai, turbin gas dioperasikan sampai dengan
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengambilan Data Sebelum pengambilan data dimulai, turbin gas dioperasikan sampai dengan kondisi steady state. Penulis akan melakukan pengamatan satu dari enam unit pembangkit
Lebih terperinciProf. Dr. Ir. NIEKE KARNANINGROEM, M.Sc.
TEKNIK SANITASI LINGKUNGAN FTSP ITS SURABAYA Oleh : HADI ISWANTO 3311 202 818 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. NIEKE KARNANINGROEM, M.Sc. LATAR BELANG Kualitas air perlu dievaluasi lagi karena PDAM tidak
Lebih terperinciTEKNIK ANALISIS BIAYA/MANFAAT
TEKNIK ANALISIS BIAYA/MANFAAT PENDAHULUAN Pengembalian sistem informasi merupakan suatu investasi seperti halnya investasi proyek lainnya. Investasi berarti dikeluarkannya sumber-sumber daya untuk mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor minyak dan gas bumi. Pengusahaan kekayaan alam ini secara konstitusional
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki sumber pendapatan dari sektor minyak dan gas bumi. Pengusahaan kekayaan alam ini secara konstitusional didasarkan
Lebih terperinciCapital Budgeting. adalah proses pengambilan keputusan jangka panjang.
CAPITAL BUDGETING (ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI JANGKA PANJANG) Ikin Solikin Capital Budgeting adalah proses pengambilan keputusan jangka panjang. Ada 3 alasan investasi dalam aktiva tetap perlu dikelola
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KONDISI UMUM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KAMPUS IPB DRAMAGA Penyelenggaraan kegiatan pendidikan di kampus IPB Dramaga tidak bisa terlaksana tanpa adanya air bersih. Saat ini pemenuhan
Lebih terperinci3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data
19 3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian di lapangan dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, Sukabumi Jawa Barat. Pengambilan data di lapangan dilakukan selama 1 bulan,
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Analisis Investasi Tambang Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan endapan bahan galian yang meliputi
Lebih terperinciABSTRAK. Berdasarkan data-data yang telah diolah oleh penulis, maka diperolehlah suatu hasil perhitungan yang diestimasi sebagai berikut: ESTIMASI
ABSTRAK Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kelayakan investasi perluasan usaha melalui pembukaan cabang Toko X dengan menggunakan metode Capital Budgeting. Untuk mengevaluasi kelayakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini tentu akan meningkatkan resiko dari industri pertambangan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan merupakan salah satu industri yang membutuhkan investasi besar, teknologi yang memadai serta beresiko tinggi terutama pada tahap eksplorasi. Untuk
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Model penyelesaian masalah painting system adalah sebagai berikut : Identifikasi Masalah. Studi Pustaka.
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Model Penyelesaian Masalah Model penyelesaian masalah painting system adalah sebagai berikut : Identifikasi Masalah Studi Pustaka Pengumpulan Data Pengolahan Data Analisa Aspek
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Pemilihan lokasi secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan menggunakan jenis data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber data secara langsung.
Lebih terperinciKONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI
KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI 4.1. KONSEP INVESTASI Penganggaran modal adalah merupakan keputusan investasi jangka panjang, yang pada umumnya menyangkut pengeluaran yang besar yang akan memberikan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada PT X, mengenai Peranan Capital Budgeting Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Untuk Pembelian Mesin
Lebih terperinciABSTRAK. Penggunaan mesin Auto cutter Metoda Analisa Kelayakan Investasi Proyek 1. Proyek 2 (Jaket)
ABSTRAK Untuk meningkatkan dan mengoptimalkan laba dalam persaingan yang semakin ketat pada industri manufacturing di Indonesia maupun terhadap luar negeri, terutama dalam bidang industri garment, dapat
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Analisis Kelayakan Investasi Pengertian Proyek pertanian menurut Gittinger (1986) adalah kegiatan usaha yang rumit karena penggunaan sumberdaya
Lebih terperinciBAB IV KAJIAN KEEKONOMIAN GAS METANA-B
BAB IV KAJIAN KEEKONOMIAN GAS METANA-B Sebelum dilakukan perhitungan keekonomian dari pengusahaan Gas Metana- B sesuai dengan prosedur penelitian yang telah diuraikan pada Bab III, kita harus melakukan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Yang dimaksud dengan proyek adalah suatu keseluruhan kegiatan yang
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Proyek dan Investasi Yang dimaksud dengan proyek adalah suatu keseluruhan kegiatan yang menggunakan sumber-sumber untuk memperoleh manfaat (benefit), atau suatu kegiatan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA Lampiran... 75
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN... ii SURAT KETERANGAN PERBAIKAN/REVISI LAPORAN TUGAS AKHIR iii LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR... iv ABSTRAK... v UCAPAN TERIMAKASIH... vi DAFTAR ISI...
Lebih terperinciIX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI
IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain safety-nya terjamin dan dapat mendatangkan profit. Investasi pabrik merupakan dana atau modal
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN
BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN IV.1 Prinsip Perhitungan Keekonomian Migas Pada prinsipnya perhitungan keekonomian eksplorasi serta produksi sumber daya minyak dan gas (migas) tergantung pada: - Profil produksi
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. lebih terfokus pada kelayakan teknis dan kelayakan ekonomi. Adapun bobot prioritas dari kedua aspek tersebut adalah :
60 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Studi Kelayakan Berdasarkan hasil wawancara dan analisa terhadap perusahaan yang akan mengimplementasikan sistem maka diputuskan melakukan studi kelayakan yang lebih
Lebih terperinciMANAJEMEN BIAYA PROYEK MUHAMMAD TAUFIQ
MANAJEMEN BIAYA PROYEK MUHAMMAD TAUFIQ Proses Perencanaan, penyusunan, pengolahan, dan pengendalian seluruh biaya yang digunakan dalam proyek, mulai dari persiapan sampai perawatan, kemudian dinilai terhadap
Lebih terperinciPRARANCANGAN PABRIK NATRIUM DIFOSFAT HEPTAHIDRAT DARI NATRIUM KLORIDA DAN ASAM FOSFAT KAPASITAS TON / TAHUN
LAPOARAN TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK NATRIUM DIFOSFAT HEPTAHIDRAT DARI NATRIUM KLORIDA DAN ASAM FOSFAT KAPASITAS 85.000 TON / TAHUN Oleh : Suciati D 500 020 039 Dosen Pembimbing 1. Ir. Endang Mastuti
Lebih terperinciLEAST COST METHOD DAN MUTUALLY EXCLUSIVE DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB
LEAST COST METHOD DAN MUTUALLY EXCLUSIVE DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB Terbatasnya dana, waktu, dan tenaga dalam mengerjakan suatu bisnis telah mendorong para investor atau pihak manajemen untuk mengadakan
Lebih terperinciEVALUASI EKONOMI. Evalusi ekonomi dalam perancangan pabrik meliputi : Modal yang ditanam Biaya produksi Analisis ekonomi
EVALUASI EKONOMI Evalusi ekonomi dalam perancangan pabrik meliputi : Modal yang ditanam Biaya produksi Analisis ekonomi 1. Modal yang ditanam A.Modal tetap, meliputi : letak pabrik gedung utilities pabrik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produksi daging ayam dinilai masih kurang. Berkenaan dengan hal itu, maka
1 BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Peluang usaha di bidang peternakan ayam pada saat ini terbilang cukup baik, karena kebutuhan akan daging ayam setiap tahunnya meningkat, sementara produksi
Lebih terperinciAspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si
Aspek Keuangan Dosen: ROSWATY,SE.M.Si PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang
Lebih terperinciBAB VII ANALISA EKONOMI DAN FINANSIAL
BAB VII ANALISA EKONOMI DAN FINANSIAL 7.1. UMUM Bab ini menguraikan lebih lanjut tentang hasil yang diperoleh pada Bab VI Studi Optimasi. Analisa Ekonomi dan Finansial dimaksudkan untuk menilai apakah
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN SISTEM Hanif Al Fatta M.Kom
ANALISIS KELAYAKAN SISTEM Hanif Al Fatta M.Kom Abstraks Ketika sistem analis selesai menyusun dokumen kebutuhan sistem,maka tahap disain sistem bisa dimulai, tetapi tidak semua kebutuhan sistem yang didefinisikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Studi Pendahuluan. Rumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Pengumpulan Data. Analisis Data
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Sesuai tujuan yang hendak dicapai, maka konsep rancangan penelitian secara skematis ditunjukkan Gambar 3.1 Studi Pendahuluan Studi Pustaka Rumusan Masalah
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA Muara Karang Steam Power Plant : Instruction Book For Hypochlorite Generation Equipment Volume I
DAFTAR PUSTAKA 1. Daiki Engineering Co. Ltd, Tokyo & Osaka, Japan, Muara Karang Steam Power Plant : Instruction Book For Hypochlorite Generation Equipment Volume I, Black & Veatch International Consulting
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Dalam rencana melakukan investasi usaha baru, investor toko Salim Jaya perlu melakukan peninjauan terlebih dahulu dengan memperhitungkan dan menganalisis rencana investasinya. Hasil peninjauan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai organisasi. Namun masih banyak manager bisnis yang belum yakin akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini Teknologi Informasi (TI) telah digunakan secara luas dalam berbagai organisasi. Namun masih banyak manager bisnis yang belum yakin akan manfaat yang diperoleh
Lebih terperinciIX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI
IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain safety-nya terjamin dan dapat mendatangkan profit. Investasi pabrik merupakan dana atau modal
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Analisis Aspek Teknis Bagan alur kerja di Dies Manufacturing Division, PT. Astra Honda Motor adalah sebagai berikut, dijelaskan pula pada tahap mana
Lebih terperinciANALISA KELAYAKAN BANGUNAN PENGENDALI BANJIR DI DAS BENGAWAN SOLO HILIR PLANGWOT - SEDAYU LAWAS KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN JAWA TIMUR
ANALISA KELAYAKAN BANGUNAN PENGENDALI BANJIR DI DAS BENGAWAN SOLO HILIR PLANGWOT - SEDAYU LAWAS KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN JAWA TIMUR JURNAL Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan sehari hari. Teknologi Informasi (TI) menjadi sangat penting dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era teknologi informasi yang semakin berkembang dan kian mendominasi kehidupan sehari hari. Teknologi Informasi (TI) menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia
Lebih terperinci