PEMBELAJARAN MIKRO DAN KETRAMPILAN DASAR MENGAJAR (MICRO TEACHING) Oleh. Asmuni

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBELAJARAN MIKRO DAN KETRAMPILAN DASAR MENGAJAR (MICRO TEACHING) Oleh. Asmuni"

Transkripsi

1 PEMBELAJARAN MIKRO DAN KETRAMPILAN DASAR MENGAJAR (MICRO TEACHING) Oleh Asmuni Diterbitkan oleh Unit Program Pengalaman Lapangan (UPPL) STKIP PGRI JOMBANG Pebruari 2001 Micro-teaching 1

2 BAB I KONSEP DASAR PEMBELAJARAN MIKRO 1.1. Latar belakang Mengajar sebagai tugas pokok guru sementara ini masih banyak dianggap sebagai suatu kegiatan penyampaian atau penyerahan sejumlah pengetahuan ( transfer of knowledge). Pandang-an semacam ini masih umum digunakan oleh para guru. Padahal kini konsep mengajar tersebut telah ditinggalkan seiring dengan perubahan paradigma pendidikan, yaitu dari konsep meng-ajar menjadi membelajarkan. Memang esensinya sama, yaitu mengantarkan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan, namun dalam eksennya tentu berbeda. Mengajar, aktivitasnya terfokus pada guru dan siswa cenderung pasif. Sedangkan membelajarkan, aktivitasnya terfokus pada siswa dan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator dan mediator. Pengertian mengajar dalam artian membelajarkan, menurut pengertian yang mutakhir adalah merupakan suatu perbuatan yang kompleks. Maksudnya adalah penggunaan secara integratif sejumlah komponen yang terkandung dalam perbuatan mengajar itu untuk menyampaikan pesan pengajaran. Adapun komponen-komponen dalam perbuatan mengajar itu adalah: 1. Mengajar sebagai ilmu (teaching as a science); Yaitu mengacu pada adanya suatu sistem eksplanasi dan prediksi yang mendasarinya. 2. Mengajar sebagai teknologi (teaching as a technology); Yaitu dilihat sebagai prosedur kerja dengan mekanisme dan perangkat alat yang dapat dan harus diuji secara empirik. 3. Mengajar sebagai suatu seni (teaching as an art); Hakekat seninya terwujud dalam kenyataan bahwa aplikasi prinsip, mekanisme dan alat yang termaksud terjadi secara unik, memerlukan pertimbangan-pertimbangan situasional, bahkan penyesuaian-penyesuaian traksaksional, yang banyak dituntut oleh perasaan dan naluri (jadi tidak semata-mata bertolak dari sekumpulan dalil dan rumus yang bersifat indidividual). 4. Pilihan nilai (wawasan kependidikan) yang dianut guru; Yang dimaksud adalah terpulang pada tujuan utuh pendidikan yang mencakup aspek filoso- fis dan aspek totalitas kepribadian. 5. Mengajar sebagai ketrampilan (teaching as a skills); Yaitu suatu proses penggunaan seperangkat ketrampilan mengajar secara terpadu. Oleh karena itu efektifitas mengajar tidak bisa dinyatakan hanya dengan tolok ukur pe-nampilan guru belaka, tetapi harus dilihat dari sisi pencapaian tujuan dan hasil belajar yang tinggi. Untuk mencapai tingkat efektifitas mengajar yang tinggi guru harus menguasai perbuatan mengajar yang kompleks tersebut, tetapi untuk menguasai perbuatan yang komplek tentu tidak dapat dikuasai secara langsung tanpa adanya latihan atau penguasaan sejumlah ketrampilan dasar mengajar secara terpisah, atau yang dikenal dengan sebutan Micro-teaching 2

3 latihan mengajar dengan pendekatan microteaching (pembelajaran mikro). Mengapa?, karena ada beberapa asumsi dasar yang men-jadi alasannya, yaitu: 1. Pada umumnya guru tidak dilahirkan, melainkan dibentuk terlebih dahulu; 2. Keberhasilan seseorang menguasai hal-hal yang lebih kompleks sangat ditentukan oleh keberhasilannya dalam menguasai hal-hal yang lebih sederhana sisfatnya; 3. Dengan menyederhanakan situasi latihan, maka perhatian dapat dipusatkan sepenuhnya kepada pembinaan ketrampilan dasar mengajar tertentu; 4. Dalam latihan yang sangat terbatas guru lebih mudah mengontrol tingkahlakunya dibanding mengajar secara global yang bersifat kompleks, disamping itu sangat memungkinkan untuk mengadakan observasi yang sistematis dan obyektif Pengertian Pembelajaran Mikro Microteaching (pembelajaran mikro) adalah suatu kegiatan latihan belajar mengajar dalam situasi laboratoris. Artinya, microteaching sebenarnya juga merupakan real teaching tetapi dalam bentuk mini (skala kecil) yang dimaksudkan sebagai salah satu pendekatan yang digunakan untuk melatih, membekali serta memperbaiki ketrampilan mengajar (teaching skill) bagi guru/calon guru. Microteaching (pembelajaran mikro) memiliki ciri-ciri pokok sebagai berikut: Pembelajaran Makro Faktor Pembelajaran Mikro orang Siswa 5 10 orang menit Waktu menit Luas Materi pelajaran Ketrampilan yang terintegrasi dengan materi pelajaran Fokus Sempit (terbatas pada aspek yang sederhana) Terisolasi pada ketrampilan dasar mengajar dan bukan pada materi pelajaran - Umpan balik Lembar observasi, VTR, ATR 1.3. Tujuan Pembelajaran Mikro Menurut Dwight Allen dalam Y.Y. Hasibuan (1994:13) tujuan pembelajaran mikro ada-lah sebagai berikut: a. Bagi mahasiswa calon guru 1. memberi pengalaman mengajar yang nyata dan latihan sejumlah dasar ketrampilan meng-ajar secara terpisah 2. calon guru dapat mengembangkan ketrampilan mengajarnya sebelum mereka terjun ke kelas yang sebenarnya 3. memberikan kemungkinan bagi calon guruuntuk mendapatkan bermacam-macam ketrampilan dasar mengajar serta memahami kapan dan bagaimana ketrampilan itu diterapkan. Micro-teaching 3

4 a. Bagi guru 1. memberikan menyegaean dalam program pendidikan 2. guru mendapatkan pengalaman mengajar yang bersifat individual demi perkembangan profesinya 3. mengembangkan sikap terbuka bagi guru terhadap pembaharuan yang berlangsung di pranatan pendidikan Pelaksanaan Pembelajaran Mikro Pada dasarnya ada tiga tahapan yang dapat ditempuh dalam membekali ketrampilan mengajar, yaitu: a. Tahap kognitif; yaitu pengenalan dan pemahaman tentang apa itu ketrampilan mengajar yang spesifik, mengapa diperlukan, dan bagaimana melatihkan. b. Tahap latihan (mengajar dalam skala kecil); yaitu mulai membuat persiapan sampai berlatih. c. Tahap balikan; yaitu untuk mengetahui ketrampilan mana yang sudah efektif dan mana yang masih perlu perbaikan. Adapun siklus atau langkah pelaksanaannya dapat dipahami pada bagan yang diusulkan oleh Mapasso dan La Solo sebagai berikut: Pengenalan Penyajian model dan Persiapan Observasi/Perekama Praktek Microteaching Diskusi/Umpan balik Persiapan Microteaching Ulang Observasi/Perekaman Ulang Praktek Microteaching Ulang Diskusi/Umpan balik Ulang Micro-teaching 4

5 1.4. Manfaat Pembelajaran Mikro Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh guru/calon guru melalui pembelajaran mikro, yaitu antara lain: 1. menimbulkan, mengembangkan, dan membina ketrampilan-ketrampilan tertentu 2. ketrampilan mengajar yang esensial secara terkontrol dapat dilatihkan 3. balikan yang cepat dan tepat dapat segera diperoleh 4. latihan memungkinkan komponen ketrampilan mengajar secara lebih baik 5. dalam situasi latihan, calon guru/guru dapat memusatkan perhatian secara khusus kepada komponen ketrampilan yang obyektif 6. menuntut dikembangkannya pola observasi yang sistematis dan obyektif 7. mempertinggi efisiensi dan efektifitas penggunaan sekolah pada waktu praktek mengajar yang relatif singkat Ketrampilan Dasar Mengajar Ada 8 (delapan) ketrampilan dasar mengajar yang diutamakan, yaitu: 1. Ketrampilan Membuka dan Menutup Pelajaran 2. Ketrampilan Menjelaskan 3. Ketrampilan Bertanya 4. Ketrampilan Menggunakan Variasi 5. Ketrampilan memberi Penguatan 6. Ketrampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan 7. Ketrampilan Mengelola Kelas 8. Ketrampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil Micro-teaching 5

6 BAB II KETRAMPILAN DASAR MENGAJAR MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN 2.1. Latar Belakang Setelah melakukan tugas rutin seperti menenangkan, mengisi daftar hadir, menyuruh siswa menyiapkan alat-alat pelajaran, Guru langsung aja masuk ke inti pelajaran. Demikian pula setelah pelajaran usai guru berkata, anak-anak karena waktunya sudah habis, pelajaran saya akhiri sampai disini, Selamat siang. Prosudur semacam itu tidak memungkinkan siswa siap mental untuk memasuki bahan yang akan dibicarakan dan pada akhirnya dia tidak dapat merang-kum apa isi pelajaran yang telah diberikan. Tingkah laku guru seperti disebut di depan tidak menggambarkan kegiatan membuka dan menutup pelajaran Pengertian Membuka pelajaran diartikan dengan perbuatan guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada apa yang telah dipelajari. Menutup Pelajaran adalah kegiatan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran. Maksudnya adalah memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar Tujuan Kegiatan membuka dan menutup pelajaran mempunyai tujuan : a. Menimbulkan perhatian dan motivasi siswa terhadap tugas-tugas yang akan dihadapi. b. Menmungkinkan siswa mengetahui batas-batas tugasnya yang akan dikerjakan. c. Siswa dapat mengetahui pendekatan-pendekatan yang akan digunakan dalam mempelajari bagian-bagian pelajaran. d. Memungkinkan siswa mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman yang dikuasai dengan hal-hal baru yang akan dia dipelajari. e. Memberikan kemungkinan kepada siswa untuk menghubungkan fakta-fakta, ketrampilan-ketrampilan, konsep-konsep yang tercakup dalam suatu peristiwa. f. Memungkinkan siswa dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam pelajaran Prinsip-prinsip Penggunaan Beberapa prinsip yang perlu dipertimbangkan oleg guru adalah: a. Kebermaknaan; dalam usaha menarik perhatian siswa atau motivasi siswa guru harus memilih cara yang relevan dengan isi dan tujuan pelajaran. b. Berurutan dan Berkesinambungan; Micro-teaching 6

7 Aktivitas yang ditempuh guru dalam mengenalkan dan merangkum kembali pokokpokok penting pelajaran hendaknya merupakan bagian yang utuh (merupakan su atu kebulatan). Kaitan antara bagian satu dengan bagian lain atau dengan pengalaman siswa harus jelas Komponen Ketrampilan Membuka Pelajaran Komponen dan aspek-aspek yang berkaitan dengan membuka pelajaran adalah: a. Menarik perhatian siswa; Beberapa cara yang digunakan guru untuk menarik perhatian siswa antara lain: gaya meng-ajar, penggunaan alat-alat bantu mengajar, pola interaksi yang bervariasi. b. Menimbulkan motivasi; Untuk menimbulkan motivasi dapat dikerjakan dengan cara menunjukkan kehangatan dan keantusiasan, menimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide-ide yang bertentangan, serta memperhatikan minat siswa. c. Memberikan acuan; Acuan merupakan usaha untuk memberikan gambaran yang jelas kepada siswa mengenai hal-hal yang akan dipelajari dengan cara mengemukan secara spesifik dan singkat serang-kaian alternatif-alternatif yang relevan. Usaha-usaha yang biasa dikerjakan guru antara lain: mengemukakan tujuan dan batas tugas, menyarankan langkah-langklah yang akan dilakukan, mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas, dan mengajukan pertanyaan. d. Membuat kaitan; Bahan pengait sangat penting digunakan bila guru ingin memulai pelajaran baru. Beberapa usaha guru untuk membuat bahan pengait antara lain: membuat kaitan antara aspek-aspek yang relevan dari materi pelajaran yang dikenal siswa, guru membandingkan atau memper-tentangkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah diketahui siswa atau guru menjelaskan konsepnya terlebih dahulu baru kemudian uraian secara terperinci Menutup Pelajaran Untuk memperoleh gambaran secara utuh pada waktu akhir kegiatan, maka ada beberapa cara yang dapat dilakukan guru dalam menutup pelajaran, yaitu: a. Meninjau kembali; dengan cara merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan. b. Mengevaluasi dengan berbagai bentuk evaluasi, misalnya mendemonstrasikan ketrampilan, meminta siswa mengaplikasikan ide baru dalam situasi yang lain, mengekspresikan pendapat siswa sendiri dan memberikan soal-soal tertulis. Micro-teaching 7

8 BAB III KETRAMPILAN DASAR MENGAJAR MENJELASKAN 3.1. Latar belakang Memberikan penjelasan merupakan salah satu aspek yang penting dalam perbuatan guru. Bebeerapa alasan mengapa ketrampilan menjelaskan perlu dikuasai adalah: a. Pada umumnya interaksi komunikasi lisan dalam kelas didominasi guru. b. Sebagian besar kegiatan guru adalah informasi. Untuk itu efektifitas pembicaraan perlu ditingkatkan. c. Penjelasan yang diberikan guru sering kali tidak jelas bagi siswa dan hanya jelas bagi guru sendiri. d. Tidak semua siswa dapat menggali sendiri informasi yang diperoleh dari buku. Pernyataan ini menuntut guru untuk memberikan penjelasan kepada siswa tentang hal-hal tertentu. e. Sumber informasi yang tersedia yang dapat dimanfaat siswa sendiri seringkali sangat terbatas. f. Guru sering kali tidak dapat membedakan antara menceritakan dan memberikan penjelasan Pengertian Menjelaskan berarti menyajikan informasi lisan yang diorganisasikan secara sistematis dengan tujuan menunjukkan hubungan. Penekanan memberikan penjelasan adalah proses penalaran siswa dan bukan indoktrinasi Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan a. Penjelasan dapat diberikan di awal, di tengah, atau di akhir jam pertemuan tergantung keperluan. b. Penjelasan dapat diselingi tanya jawab. c. Penjelasan harus relevan dengan tujuan pembelajaran d. Penjelasan dapat diberikan bila ada pertanyaan dari siswa atau direncanakan oleh guru e. Materi penjelasan harus bermakna bagi siswa. f. Penjelasan harus sesuai dengan latar belakang dan kemampuan siswa Komponen Ketrampilan Dalam garis besarnya komponen ketrampilan menjelaskan meliputi: Merencanakan pelajaran; Micro-teaching 8

9 Dalam perencanaan penjelasan perlu diperhatikan isi pesan yang akan disampaikan dan penerima pesan (siswa dengan segala kesiapannya) Menyajikan penjelasan; Beberapa komponen yang perlu diperhatikan adalah: a. Kejelasan. Kejelasan tujuan, bahasa dan proses penjelasan merupakan kunci dalam memberikan penjelasan. b. Penggunaan contoh dan illustrasi. Contoh dan illustrasi akan mempermudah siswa yang sulit menerima konsep yang abstrak. Biasanya pola umum untuk menghubungan contoh dan dalil adalah pola induktif dan deduktif. c. Memberikan Penekanan. Penekanan dapat dikerjakan dengan cara mengadakan variasi dalam gaya mengajar (variasi dalam suara, mimik) dan membua t struktuir sajian, yaitu memberikan informasi yang menunjukkan arah atau tujuan utama sajian (dapat dikerjakan dengan memberikan ikhtisar, pengulangan atau memberi tanda). d. Pengorganisasian. Pengorganisasi dapat dikerjakan dengan cara: membuat hubungan antara contoh dan dalil menjadi jelas dan memberi ikhtisar butir-butir yang penting selama ataupun pada akhir sajian. e. Balikan. Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa balikan dapat diperoleh dengan cara: memperhatikan tingkah laku siswa, memberikan kesempatan siswa untuk menjawab pertanyaan guru dan meminta pendapat siswa apakah penjelasan yang diberikan bersifat bermakna atau tidak. Tingkah laku menjelaskan merupakan ketrampilan mengajar yang sangat ditentukan oleh pengetahuan dan kreativitas guru. Tidak ada dua orang guru yang mengetrapkan ketrampilan menjelaskan secara persis sama. Micro-teaching 9

10 BAB IV KETRAMPILAN DASAR MENGAJAR BERTANYA 4.1. Latar Belakang Mengajukan pertanyaan dengan baik adalah mengajar yang baik. Oleh karena itu kiat dalam bertanya adalah kiat dalam membimbing siswa belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya guru tidak berhasil menggunakan teknik bertanya yang efektif. Ketrampilan bertanya menjadi penting jika dihubungkan dengan pendapat yang mengatakan berpikir itu sendiri adalah bertanya Pengertian Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenai. Respon yang diberikan dapat beruapa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimuluis efektif yang mendorong kemampuan berpikir Tujuan a. Merangsang kemampuan berpikir siswa b. Membantu siswa dalam belajar c. Mengarahkan kepada siswa pada tingkat interaksi belajar yang mandiri d. Meningkatkan kema[uan berpikir siswa dari kemampuan berpikir tingkat rendah ke tingkat yang lebih tinggi e. Membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan 4.4. Komponen Ketrampilan Ketrampilan dasar Komponen-komponen yang termasuk dalam ketrampilan dasar bertanya meliputi: a. Pengungkapan pertanyaan jelas dan singkat b. Pemberian acuan, supaya siswa dapat menjawab dengan tepat, dalam mengajukan pertanyaan guru perlu memberikan informasi-informasi yang menjadi acuan pertanyaan c. Pemusatan ke arah jawaban yang diminta. Pemusatan dapat dikerjakan dengan cara: memberikan pertanyaan yang luas (te rbuka) yang kemudian mengubahnya menjadi pertanyaan yang sempit. Micro-teaching 10

11 d. Pemindahan giliran menjawab. Pemindahan giliran menjawab dapat dikerjakan dengan cara meminta siswa yang berbeda untuk menjawab pertanyaan yang sama. e. Penyebaran pertanyaan. Untuk maksud tertentu guyru dapat melemparkan pertanyaan kepada siswa tertentu, atau menyebarkan respon siswa ke siswa yang lain. f. Pemberian waktu berpikir. Dalam mengajukan pertanyaan guru harus berdiam diri sesaat sebelum menunjuk siswa merspon pertanyaannya. Apa gunanya? g. Pemberian tuntunan. Bagi siswa yang mengalami kesukaran dalam menjawab pertanyaan strategi pemberian tuntunan perlu dikerjakan. Strategi itu meliputi: pengungkapan pertanyaan dengan bentuk atau cara lain, mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana, atau mengulangi penjelasan-penjelasan sebelumnya Ketrampilan lanjutan Komponen-komponen yang termasuk dalam ketrampilan bertanya lanjut adalah: a. Pengubahan tuntutan tingkat kognitif pertanyaan. Untuk mengembangkan kemampuan ber-pikir siswa diperlukan pengubahan tuntutan tingkat kognitif pertanyaan (ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi). b. Urutan pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan haruslah memiliki urutan yang logis. c. Melacak. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa yang berkaitan dengan jawaban yang dikemukakan, ketrampilan melacak perlu dipunyai guru. Melacak dapat dikerjakan dengan meminta siswa untuk memberikan penjelasan tentang jawabannya, memberikan alasan, memberikan contoh yang relevan, dan sebagainya. d. Ketrampilan mendorong terjadinya interaksi antar siswa Hal-hal yang harus dihindari: a. Menjawab pertanyaan sendiri b. Mengulang jawaban siswa c. Mengulang-ulang pertanyaan sendiri d. Mengajukan pertanyaan yang memberikan jawaban serentak Micro-teaching 11

12 BAB V KETRAMPILAN DASAR MENGAJAR MENGGUNAKAN VARIASI 5.1. Latar Belakang Faktor kebosanan yang disebabkan adanya penyajian kegiatan belajar yang begitubegitu saja akan mengakibatkan perhatian, motivasi, dan minat siswa terhadap pelajaran, guru dan sekolah menurun. Untuk itu diperlukan adanya keanekaragaman dalam penyajian kegiatan belajar Pengertian Menggunakan variasi diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks proses pembelajaran yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajar siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan, serta berperan serta secara aktif Kegunaan dalam Kelas a. Memelihara dan meningkatkan perhatian siswa terhadap hal-hal yang berkaitan dengan aspek belajar b. Meningkatkan kemungkinan berfungsinya motivasi rasa ingin tahu melalui kegiatan investigasi dan eksplorasi. c. Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah d. Kemungkinan dilayaninya siswa secara individual sehingga memberikan kemudahan belajar. e. Mendorong aktivitas belajar dengan cara melibatkan siswa dengan berbagai kegiatan/pengalaman belajar yang menarik dan berguna dalam berbagai tingkat kognitif Prinsip-prinsip yang perlu dipahami a. Perubahan yang diginakan harus bersifat efektif. b. Penggunaan teknik variasi harus lancar dan tepat c. Penggunaan komponen-komponen variasi harus benar-benar terstruktur dan terencana sebelumnya d. Penggunaan komponen variasi harus luwes dan spontan berdasarkan balikan dari siswa 5.5. Komponen Ketrampilan Variasi dalam gaya mengajar guru. Variasi gaya mengajar guru meliputi komponen-komponen: a. Variasi suara: keras-lemah, cepat-lamban, tinggi-rendah, besar-kecil suara. Micro-teaching 12

13 b. Pemusatan perhatian; dapat dikerjakan secara verbal, isyarat atau dengan menggunakan model. c. Kesenyapan; Pada saat guru menerangkan sering kali diperlukan kegiatan berhenti sejenak secara tiba-tiba. Kesenyapan ini bertujuan untuk meminta perhatian siswa. Adakalanya kesenyapan dikerjakan bila guru akan berpindah dari segmen mengajar satu ke sigmen mengajar yang lain. Jika hal ini dikerjakan tujuannya adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk menge-dapkan pengetahuan yang baru diperoleh sebelum pindah ke segmen berikutnya. a. Kontak pandang. Untuk meningkatkan hubungan dengan siswa dan menghindarkan hal-hal yang bersuifat impersonal, maka kontak pandang pwerlu dikerjakan selama proses pembelajaran. b. Gerakan badan dan mimik. Perubahan ekspresi wajah, gerakan kepala badan, sangat penting dalam proses komunikasi. c. Perubahan posisi guru. Perhatian siswa dapat ditingkatkan melalui perubahan posisi guru dalam proses interaksi komunikasi Variasi Penggunaan Media dan Bahan Pelajaran Ditinjau dari reseptor penerima rangsangan yang disampaikan, maka media dan bahan pelajaran dapat digolongkan menjadi: a. Media dan bahan pelajaran yang dapat didengar (oral) b. Media dan bahan pelajaran yang dapat dilihat (visual) c. Media dan bahan pelajaran yang dapat disentuh, diraba atau dimanipulasikan (media taktil) Variasi dalam setiap jenis media atau variasi antar media perlu diperhatikan dalam prose pembelajaran Variasi Pola Interaksi dan Kegiatan Siswa Rentangan interaksi dapat bergerak diantara dua kutub yang ekstrim, yakni guru sebagai pusat kegiatan dan siswa sebagai pusat kegiatan. Perubahan interaksi diantara dua kutub tadi akan berakibat pada pola kegiatan yang dialami siswa. Jelas ketrampilan menggunakan variasi bersifat lebih luas jika dibandingkan dengan ketrampilan memberi penguatan dan ketrampilan bertanya. Micro-teaching 13

14 BAB VI KETRAMPILAN DASAR MENGAJAR MEMBERIKAN PENGUATAN 6.1. Latar Belakang Penghargaan mempunyai pengaruh positif dalam kehidupan manusia sehari-hari, yaitu mendorong seseorang memperbaiki tingkah laku serta meningkatkan kegiatannya atau usahanya. Kegiatan memberikan penghargaan atau penguatan dalam proses pembelajaran jarang sekali dilaksanakan oleh guru Pengertian Memberikan penguatan diartikan dengan tingkah laku guru dalam merespon secara positif suatu tingkah laku tertentui siswa yang memungkinkan tingkahlaku siswa tersebut timbu kembali Tujuan a. Meningkatkan perhatian siswa b. Melancarkan/memudahkan proses belajar c. Membangkitkan dan mempertahankan motivasi d. Mengontrol atau mengubah sikap yang mengganggu ke arah tingkah laku belajar yang produktif e. Mengembangkan dan mengatur diri sendiri dalam belajar f. Mengarahkan pada cara berpikir yang baik/divergent dan inisiatif pribadi Saat Pemberian Penguatan a. Perhatian kepada guru, kawan, atau obyek diskusi b. Tingkah laku belajar, membaca, pekerjaan di papan tulis. c. Penyelesaian hasil pekerjaan rumah d. Kualitas pekerjaan/tugas (kerapian, keindahan) e. Perbaikan/penyempurnaan tugas f. Tugas-tugas mandiri 6.5. Komponen Ketrampilan Penggunaan komponen ketrampilan penguatan dalam kelas harus bersifat selektif, hati-hati, disesuaikan dengan usia siswa, tingkat kemampuan, kebutuhan serta latar belakang, tujuan dan sifat tugas. Pemberian penguatan harus bermakna bagi siswa. Beberapa komponen ketrampilan memberi penguatan adalah: Micro-teaching 14

15 a. Penguatan verbal Penguatan verbal dapat berupa kata-kata atau kalimat yang diucapkan guru. Contoh, baik, bagus, tepat, saya sangat menghargai pendapatmu, pikiranmy sangat cerdas, dan lain-lain. b. Penguatan gestural. Penguatan ini diberikan dalam bentuk mimik, gerakan wajah atau anggota badan yang dapat memberikan kesan kepada siswa. Misalnya, mengangkat alis, tersenyum, kelingan mata, tepuk tangan, anggukan tanda setuju, menaikkan ibu jari tanda jempolan, dan lainlain c. Penguatan dengan mendekati. Penguatan ini dikerjakan dengan mendekati siswa untuk menyatakan perhatian guru terhadap pekerjaan, tingkah laku atau penampilan siswa. Misalnya, guru duduk dalam kelompok diskusi, berdiri disamping siswa, seringkali gerakan guru mendekati siswa diberikan untuk memperkuat penguatan yang bersifat verbal. d. Penguatan dengan sentuhan Guru dapat menyatakan penghargaan kepada siswa dengan menepuk pundak siswa, menjabat tangan siswa, atau mengangkat tangan siswa. Sering kali untuk anak-anak yang masih kecil guiru mengusap rambut kepala siswa. e. Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan. Penguatan ini dapat berupa meminta siswa untuk membanrtu temannya bila dia selesai mengerjakan pekerjaan terlebih dahulu dengan tepat, siswa diminta memimpin kegiatan, dan lain-lain f. Penguatan dengan tanda atau benda Penguatan bentuk ini merupakan usaha guru dalam menggunakan bermacam-macam simbol penguatan untuk menunjang tingkah laku siswa yang positif. Bentuk penguatan ini antara lain, komentar tertulis pada buku pekerjaan, pemberian perangko, mata uang koleksi, bintang, permen dan sebagainya Prinsip Penggunaan a. Penuh kehangatan dan keantusiasan b. Menghindaeri penggunaan respon negatif c. Bermakna bagi siswa d. Dapat bersifat pribadi atau kelompok 6.7. Cara Menggunakan Komponen a. Dalam menggunakan komponen harus bervariasi b. Pemberian penguatan lebih baik diberikan secara langsung dan segera Micro-teaching 15

16 c. Untuk keperluan tertentu penggunaan penguatan secara tidak penuh dapat diberikan. Misalnyakepada siswa yang menjawab salah, penguatan diberikan kepada usaha siswa dalam menjawab dan bukan pada kualitas jawaban. Perbuatan guru segera dilanjutkan dengan meminta siswa pertama untuk menirukan jawaban atau memberikan pertimbangan kepada jawaban temannya. Memberikan penguatan merupakan tingkah laku yang mudah untuk diucapkan dan sukar dilakukan. Oleh karena itu latihan-latihan yang intensif perlu dikerjakan oleh calon guru. Micro-teaching 16

17 BAB VII KETRAMPILAN DASAR MENGAJAR MENGELOLA KELAS 7.1. Latar Belakang Tugas guru di dalam kelas sebagian besar adalah membelajarkan siswa dengan menyediakan kondisi belajar yang optimal. Kondisi yang optimal dapat dicapai, jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pembelajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pelajara. Pengaturan yang berkaitan dengan menyampaian pesan pengajaran (intruksional), a tau dapat pula berkaitan dengan penyediaan kondisi belajar (pengelolaan kelas). Bila pengaturan kondisi dapat dikerjakan secara optimal, maka proses belajar akan berlangsung secara optimal pula. Tetapi bila tidak bisa disediakan secara optimal tentu saja akan menimbulkan gangguan terhadap belajar mengajar. Gangguan dapat berupa sementara, sehingga perlu dikembalikan lagi ke dalam iklim belajar yang serasi (kemapuan mendisiplinkan), akan tetapi gangguan dapat pula bersifat cukup serius dan terus menerus, sehingga diperlukan kemampuan meremidial. Disiplin itu sendiri sebenarnya merupakan akibat dari pengelolaan kelas yang efektif Pengertian Ketrampilan mengelola kelas merupakan ketrampilan guru untuk menciptakan dan me-melihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya ke kondisi yang optimal jika terjadi gangguan baik dengan cara mendisiplinkan atau melakukan kegiatan remedial Penggunaan dalam Kelas Penggunaan komponen dalam kelas memiliki beberapa tujuan, yang antara lain ialah: a. Mendorong siswa mengembangkan tanggungjawab individu terhadap tingkah lakunya. b. Membantu siswa untuk mengerti tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas dan memahami bahwa teguran guru merupakan suatu peringatan dan bukan kemarahan. c. Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku yang sesuai dengan aktivitas kelas Prinsip Penggunaan Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan komponen ketrampilan mengelola kelas adalah: a. Kehangatan dan keantusiasan Micro-teaching 17

18 b. Penggunaan bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah belajar siswa. c. Perlu dipertimbangkan penggunaan variasi media, gaya mengajar dan pola interaksi. d. Diperlukan keluwesan tingka laku guru dalam merubah strategi mengajarnya untuk mencegah gangguan-gangguan yang timbul;. e. Penekanan hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian siswa pada hal-hal negatif f. Mendorong siswa mengembangkan disiplin diri sendiri, dengan cara menggunakan contoh dalam perbuatan guru sehari-hari Komponen Ketrampilan Ketrampilan mengelola kelas dikelompokkan menjadi 2 yaitu: Ketrampilan yang berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal: a. Menunjukkan sikap tanggap. Melalui perbuatan sikap tanggap ini siswa merasakan bahwa guru hadir bersama mereka dan tahu apa yang mereka perbuat. Kesan ini dapat ditunjukkan dengan cara, memandang secara seksama kelas, gerakan mendekati, memberikan pernyataan dan memberikan reaksi terhadap gangguan serta kekacauan siswa. b. Membagi perhatian Pengelolaan kelas yang efektif ditandai dengan pembagian perhatian yang efektif pula. Perbuatan membagi perhatian dapat dikerjakan secara visual dan verbal. c. Memusatkan perhatian kelompok Perbuatan ini penting untuk mempertahankan perhatian siswa dari waktu ke waktu dan dapat dilaksanakan dengan cara menyiagakan siswa, menuntut tanggungjawab siswa. d. Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas e. Menegur Teguran verbal yang efektif harus memenuhi persyaratan antara lain, (1) tegas, jelas tertuju pada siswa yang mengganggu dan tingkah laku yang harus dihentikan, (2) menghindari peringatan yang kasar atau yang mengandung penghinaan, (3) menghindari ocehan yang berkepanjangan. f. Memberi penguatan Pemberian penguatan dapat diberikan kepada siswa yang suka mengganggu, jika pada suatu saat dia tertangkap melakukan perbuatan yang positif. Dapat pula kepada siswa yang bertingkah laku wajar sebagai contoh. Micro-teaching 18

19 Ketrampilan yang berkaitan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal Ketrampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Beberapa strategi yang dapat digunakan: a. Memodifikasi tingkah laku Beberapa langkah yang dapat dipergunakan untuk mengorganisir tingkah laku: (1) Memerinci tingkah laku yang menimbulkan gangguan (2) Memilih norma yang realistik untuk tingkah laku yang menjadi tujuan dalam program remedial (3) Bekerja sama dengan rekan atau konselor (4) Memilih tingkah laku yang akan diperbaiki, dan (5) Memvariasikan pola penguatan yang tesedia. b. Pengelolaan kelompok Pendekatan pemecahan masalah kelompok dapat dikerjakan guru sebagai salah satu alternatif dalam mengatasi masalah-masalah pengelolaan kelas. c. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah Hal-hal yang perlu dihindari a. Campur tangan yang berlebihan b. Kesenyapan (wajah frustasi guru karena kegagalannya) c. Ketidak tepatan memulai dan mengakhiri kegiatan d. Penyimpangan e. Bertele-tele f. Pengulangan penjelasan yang tidak perlu Micro-teaching 19

Oleh: Guru Besar Universita Riau

Oleh: Guru Besar Universita Riau Oleh: Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP Guru Besar Universita Riau Email: asyahza@yahoo.co.id; http://almasdi.unri.ac.id Tugas Guru Merencanakan Melaksanakan Keterampilan Mempersiapkan Perangkat Pembelajaran

Lebih terperinci

PENGUASAAN KETERAMPILAN MENJELASKAN DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PADA MAHASISWA D-II PGSD

PENGUASAAN KETERAMPILAN MENJELASKAN DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PADA MAHASISWA D-II PGSD PENGUASAAN KETERAMPILAN MENJELASKAN DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PADA MAHASISWA D-II PGSD Elmia Umar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM. Menerapkan keterampilan dasar mengajar dalam kegiatan belajar mengajar PAU-PPAI-UT 1

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM. Menerapkan keterampilan dasar mengajar dalam kegiatan belajar mengajar PAU-PPAI-UT 1 PUSAT 1 PUSAT TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Menerapkan keterampilan dasar mengajar dalam kegiatan belajar mengajar 2 PAU-PPAI-UT 1 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS 1. Menjelaskan hakikat komunikasi PUSAT 2. Menjelaskan

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MENUTUP PELAJARAN

KETERAMPILAN MENUTUP PELAJARAN LAMPIRAN 7 Format Penilaian Latihan Keterampilan Terbatas 1 KETERAMPILAN MEMBUKA PELAJARAN 1 Menarik perhatian siswa a. Gaya mengajar guru b. Menggunakan alat-alat bantu mengajar c. Pola interaksi yang

Lebih terperinci

Capaian Pembelajaran. Menerapkan keterampilan dasar mengajar dalam kegiatan pembelajaran. Sudarmantep.com

Capaian Pembelajaran. Menerapkan keterampilan dasar mengajar dalam kegiatan pembelajaran. Sudarmantep.com Komunikasi EFEKTIF KETERAMPILAN DASAR h t t: p ws w w. /d a r e m a n t e p. S u d a r m a n t e p. 0 h t t: p ws w w. /u s /d e ra r e m a n t e p Capaian Pembelajaran Menerapkan keterampilan dasar mengajar

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KELAS 1. Oleh: Delipiter Lase

PENGELOLAAN KELAS 1. Oleh: Delipiter Lase PENGELOLAAN KELAS 1 Oleh: Delipiter Lase Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengemalikannya bila terjadi gangguan dalam proses

Lebih terperinci

Pengajaran Mikro. Farida Nurhasanah

Pengajaran Mikro. Farida Nurhasanah Pengajaran Mikro Farida Nurhasanah Orientasi Pengajaran Mikro 1. Pengertian Pengajaran Mikro 2. Ketrampilan Dasar Mengajar 3. Proses Pelaksanaan Praktik Mengajar 4. Proses Penilaian / evaluasi kegiatan

Lebih terperinci

DASAR-DASAR KOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

DASAR-DASAR KOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR DASAR-DASAR KOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 1 TUJUAN dan KEGIATAN TUJUAN: Menerapkan dasar-dasar komunikasi dan keterampilan dasar mengajar dalam pembelajaran KEGIATAN: Berbagi pengalaman Penyajian

Lebih terperinci

Keterampilan Dasar Mengajar (Generic Teaching Skill) Oleh : Susiwi S.

Keterampilan Dasar Mengajar (Generic Teaching Skill) Oleh : Susiwi S. Keterampilan Dasar Mengajar (Generic Teaching Skill) Oleh : Susiwi S. Apa? Pengertian Dasar yaitu keterampilan yang bersifat generik atau Keterampilan Dasar Teknik Instruksional yang harus dikuasai seorang

Lebih terperinci

Cara Melaksanakan. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

Cara Melaksanakan. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran Membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suasana siap mental bagi siswa serta menarik perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang

Lebih terperinci

KETERAMPILAN DASAR TUTORIAL

KETERAMPILAN DASAR TUTORIAL Pelatihan Tutor TTM 2015 PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH Membuka Akses Pendidikan Tinggi bagi Semua Making Higher Education Open to All KETERAMPILAN DASAR TUTORIAL TUJUAN Peserta mampu: 1. Menjelaskan

Lebih terperinci

ORIENTASI PENGAJARAN MIKRO

ORIENTASI PENGAJARAN MIKRO ORIENTASI PENGAJARAN MIKRO SCIENCE 1. PEDAGOGI 2. KEPRIBADIAN ramah, santun toleran dan peduli 3. PROFESIONAL 4. SOSIAL No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen MEMBUAT SISWA BELAJAR SEBAGAI FASILITATOR

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN MENGAJAR. RIYAN HIDAYATULLAH

KOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN MENGAJAR. RIYAN HIDAYATULLAH KOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN MENGAJAR RIYAN HIDAYATULLAH riyanhidayat28@gmail.com Dasar Hukum (Pembelajaran) UU No. 20/2003 Sisdiknas, Pasal 1 (20): Pembelajaran adalah Proses interaksi peserta dengan

Lebih terperinci

Keterampilan yang Harus Dikuasai Guru dalam Proses Pembelajaran

Keterampilan yang Harus Dikuasai Guru dalam Proses Pembelajaran Keterampilan yang Harus Dikuasai Guru dalam Proses Pembelajaran Oleh :Winarto* 1. Abstrak: Tujuan penjelasan ini untuk mendiskripsikan dari berbagai hasil kajian menunjukan bahwa sedikitnya terdapat tujuh

Lebih terperinci

ORIENTASI PENGAJARAN MIKRO 2014

ORIENTASI PENGAJARAN MIKRO 2014 MICRO TEACHING ORIENTASI PENGAJARAN MIKRO 2014 Apri Nuryanto Email : apri_nuryanto@ uny ac.id MANUSIA...? MANUSIA...? GURU GURU Adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

Lebih terperinci

Keterampilan Dasar Mengajar (Generic Teaching Skill)

Keterampilan Dasar Mengajar (Generic Teaching Skill) Keterampilan Dasar Mengajar (Generic Teaching Skill) 1. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran Kegiatan membuka pembelajaran didefinisikan sebagai alat atau proses yang memasukkan peserta didik ke

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGEMBANGAN KETERAMPILAN DASAR TEKNIK INSTRUKSIONAL (PEKERTI) KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH VI JAWA TENGAH

PELATIHAN PENGEMBANGAN KETERAMPILAN DASAR TEKNIK INSTRUKSIONAL (PEKERTI) KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH VI JAWA TENGAH KETERAMPILAN BERTANYA DASAR DAN BERTANYA LANJUT ( diisi oleh Pengamat ) Lampiran 1&2 Sub- No Komponen-Komponen Keterampilan Skor Kualitas Komentar A. Keterampilan Bertanya Dasar: 1. Pengungkapan pertanyaan

Lebih terperinci

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR JENIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR: Ketrampilan membuka dan menutup pelajaran Ketrampilan menjelaskan Kertampilan memberikan variasi Ketrampilan bertanya Ketrampilan mengaktifkan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN DASAR MENGAJAR. Sunaryo Soenarto

KEMAMPUAN DASAR MENGAJAR. Sunaryo Soenarto KEMAMPUAN DASAR MENGAJAR Sunaryo Soenarto KOMPETENSI Membuka Pelajaran Menjelaskan Menutup Pelajaran Bertanya (Dasar dan Lanjut) Mengelola Kelas Memberi Penguatan Mengadakan Variasi Memimpin Diskusi Kelompok

Lebih terperinci

TEACHER CENTER. Student Centered Learning (BAGAIMANA SISWA BISA BELAJAR DENGAN BAIK DAN BERKELANJUTAN) (BAGAIMANA GURU MENGAJAR DENGAN BAIK)

TEACHER CENTER. Student Centered Learning (BAGAIMANA SISWA BISA BELAJAR DENGAN BAIK DAN BERKELANJUTAN) (BAGAIMANA GURU MENGAJAR DENGAN BAIK) STRATEGI MENGELOLA KELAS Disampaikan pada Workshop Peningkatan Profesionalisme Guru Madrasah Ibtidaiyah sesekabupaten Jombang, 14 Februari 2012 Oleh Drs. ASMUNI, M.Si (Ketua Tim Soft Skills STKIP PGRI

Lebih terperinci

BAB I PEBDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PEBDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PEBDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bosan merupakan masalah yang selalu terjadi dimana-mana dan orang selalu berusaha menghilangkannya, bosan terjadi jika seseorang selalu melihat, merasakan, mengalami

Lebih terperinci

RAMADHAN PRASETYA WIBAWA X

RAMADHAN PRASETYA WIBAWA X PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA DIKLAT KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI (KKPI) SISWA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar. Menerapkan kemampuan dasar mengajar dalam mengelola pembelajaran. Kemampuan Dasar Mengajar

Kompetensi Dasar. Menerapkan kemampuan dasar mengajar dalam mengelola pembelajaran. Kemampuan Dasar Mengajar Kompetensi Dasar Menerapkan kemampuan dasar mengajar dalam mengelola pembelajaran 2 Indikator Keberhasilan menjelaskan karakteristik 8 kemampuan dasar mengajar dengan lengkap melaksanakan praktek salah

Lebih terperinci

Orientasi Pengajaran. Maryati dan Tim UPPL UNY. Mikro

Orientasi Pengajaran. Maryati dan Tim UPPL UNY. Mikro Orientasi Pengajaran Maryati dan Tim UPPL UNY Mikro 4 KOMPETENSI GURU 1. PEDAGOGI 2. KEPRIBADIAN ramah, santun toleran dan peduli 4. SOSIAL 3. PROFESIONAL KOMPETENSI MK MIKRO MAHASISWA MENGENAL KONSEP

Lebih terperinci

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN PANDUAN UJIAN MICROTEACHING FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNISNU JEPARA A. Pendahuluan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan merupakan salah satu fakultas di lingkungan UNISNU Jepara yang bertujuan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI PEMBELAJARAN

KOMUNIKASI PEMBELAJARAN KOMUNIKASI PEMBELAJARAN Dr. Ainur Rofieq, M.Kes. ainurrofieq@yahoo.co.id Materi: Ketrampilan Dasar Mengajar Ketrampilan Interpersonal (komunikasi) Ketrampilan Pengelolaan Kelas Pembelajaran Orang Dewasa

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET PEDOMAN PERKULIAHAN (HAND OUT) PENGAJARAN MIKRO PROGRAM STUDI PPKN SEMESTER VI/ 2 sks DR. WINARNO, SPD, MSI Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAHAN AJAR STRATEGI PEMBELAJARAN AUD KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR AUD OLEH: NUR CHOLIMAH Email: nurcholimah@uny.ac.id KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN Membuka Pelajaran Kegiatan yang dilakukan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN KETRAMPILAN BERTANYA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SDN NO. 64 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN KETRAMPILAN BERTANYA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SDN NO. 64 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN KETRAMPILAN BERTANYA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SDN NO. 64 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO Martianty Nalole Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo Abstrak:

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat MIN Pemurus Dalam Banjarmasin. keputusan Menteri Agama No. 155 A Tanggal 20 November 1995.

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat MIN Pemurus Dalam Banjarmasin. keputusan Menteri Agama No. 155 A Tanggal 20 November 1995. BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat MIN Pemurus Dalam Banjarmasin MIN Pemurus Dalam beralamat di kelurahan Pemurus Dalam Kecamatan Banjarmasin Selatan.

Lebih terperinci

Tujuan bagi peserta didik :

Tujuan bagi peserta didik : MENGELOLA KELAS Keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal, dan keterampilan untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal, apabila terdapat gangguan dalam proses

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka Menurut Sugiyono (2010:32) mengungkapkan bahwa, Kajian pustaka adalah kajian terhadap teori-teori yang relevan dengan masalah-masalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Partisipasi a. Pengertian Partisipasi Partisipasi dalam Bahasa Inggris yaitu participation.menurut kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 2007, partisipasi artinya

Lebih terperinci

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pengajaran Mikro

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pengajaran Mikro METODIK PEMBELAJARAN KEJURUAN I. PEMBELAJARAN MIKRO (Peer-Teaching) A. Standar Kompetensi Pengajaran Mikro Kompetensi adalah pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat

Lebih terperinci

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR. MODUL 7 Strategi Pembelajaran di SD

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR. MODUL 7 Strategi Pembelajaran di SD KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR MODUL 7 Strategi Pembelajaran di SD Keterampilan Yang harus dukuasai 1. Bertanya 2. Memberi penguatan 3. Mengadakan variasi 4. Menjelaskan 5. Membuka dan menutup pelajaran 6.

Lebih terperinci

8-Keterampilan Dasar Mengajar. Oleh : Badru Zaman, M.Pd Universitas Pendidikan Indonesia

8-Keterampilan Dasar Mengajar. Oleh : Badru Zaman, M.Pd Universitas Pendidikan Indonesia 8-Keterampilan Dasar Mengajar (Teaching Skills) Oleh : Badru Zaman, M.Pd Universitas Pendidikan Indonesia Curriculum Vitae Nama : Badru Zaman Tempat Tanggal Lahir : Darangdan (Purwakarta) 6 Agustus 1974

Lebih terperinci

Margunani 1 Siti Fatimah 2

Margunani 1 Siti Fatimah 2 Keterampilan Guru Dalam Pengelolaan Kelas Pada Mata Pelajaran Akuntansi Di Sma Negeri Se Kabupaten Kebumen Margunani 1 Siti Fatimah 2 Abstrak : Pengelolaan kelas yang efektif adalah syarat bagi terciptanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil 1

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam proses belajar-mengajar, guru tidak hanya menjelaskan materi di depan kelas dengan metode ceramah saja (teacher center), namun guru juga dituntut mampu menciptakan

Lebih terperinci

MATERI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

MATERI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN MATERI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERTANYA KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI KETERAMPILAN MENJELASKAN KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN KETERAMPILAN MEMIMPIN

Lebih terperinci

C. Macam-Macam Metode Pembelajaran

C. Macam-Macam Metode Pembelajaran A. Pengertian Metode Pembelajaran Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KETERAMPILAN VARIASI MENGAJAR DOSEN

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KETERAMPILAN VARIASI MENGAJAR DOSEN ISSN 2407-5299 PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KETERAMPILAN VARIASI MENGAJAR DOSEN Loli Setriani Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat Jl. Gn. Pangilun, Gn. Pangilun, Padang Utara, Kota

Lebih terperinci

Memilih Metode Pembelajaran Matematika

Memilih Metode Pembelajaran Matematika Kegiatan Belajar 1 Memilih Metode Pembelajaran Matematika A. Pengantar Apabila kita ingin mengajarkan matematika kepada anak / peserta didik dengan baik dan berhasil pertam-tama yang harus diperhatikan

Lebih terperinci

Keterampilan Dasar Memberikan Variasi Mengajar

Keterampilan Dasar Memberikan Variasi Mengajar Keterampilan Dasar Memberikan Variasi Mengajar Afid Burhanuddin 1 Kompetensi Dasar: Memahami keterampilan dasar memberikan variasi saat kegiatan pembelajaran Indikator: Memahami keterampilan dasar memberikan

Lebih terperinci

Memilih Metode Pembelajaran Matematika

Memilih Metode Pembelajaran Matematika Kegiatan Belajar 1 Memilih Metode Pembelajaran Matematika A. Pengantar Apabila kita ingin mengajarkan matematika kepada anak / peserta didik dengan baik dan berhasil pertam-tama yang harus diperhatikan

Lebih terperinci

Pembelajaran merupakan proses interaksi dan komunikasi

Pembelajaran merupakan proses interaksi dan komunikasi Pembelajaran merupakan proses interaksi dan komunikasi Kompetensi guru : a. kompetensi profesional b. kompetensi kepribadian c. Kompetensi pedagogis d. kompetensi sosial Menerapkan dasar-dasar komunikasi

Lebih terperinci

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR Oleh: Dadang Sukirman Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR Oleh: Dadang Sukirman Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Tujuan KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR Oleh: Dadang Sukirman Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Para peserta diharapkan dapat memahami hakikat

Lebih terperinci

1. Instumen Penilaian Peer Teaching dan Micro Teaching 2. Instrumen Penilaian Kemampuan Mengemas Pembelajaran yang Mendidik: Instrumen Penilaian

1. Instumen Penilaian Peer Teaching dan Micro Teaching 2. Instrumen Penilaian Kemampuan Mengemas Pembelajaran yang Mendidik: Instrumen Penilaian 1. Instumen Penilaian Peer Teaching dan Micro Teaching 2. Instrumen Penilaian Kemampuan Mengemas Pembelajaran yang Mendidik: Instrumen Penilaian Kinerja Guru 1 3. Instrumen Penilaian Praktek Mengajar:

Lebih terperinci

ANALISIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR MAHASISWA CALON GURU SEKOLAH DASAR

ANALISIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR MAHASISWA CALON GURU SEKOLAH DASAR ANALISIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR MAHASISWA CALON GURU SEKOLAH DASAR Astri Sutisnawati, email : astrisutisna@gmail.com ABSTRAK Magang adalah upaya pengembangan pengetahuan, pembentukan keterampilan,

Lebih terperinci

Keywords: Integrasi Keterampilan Dasar Mengajar, Implikasi

Keywords: Integrasi Keterampilan Dasar Mengajar, Implikasi OPTIMALISASI PEMBELAJARAN MELALUI INTEGRASI KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR (Kajian Teoritis tentang Implikasi Keterampilan Dasar Mengajar dalam Pembelajaran) Muhammad Syafi'i, M.Pd.I Fakultas Agama Islam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK A. Analisis Aspek-Aspek yang Diteliti Antara Pembelajaran Tutor Sebaya dan Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. meningkatkan mutu pendidikan secara nasional. Agar tidak tertinggal dan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. meningkatkan mutu pendidikan secara nasional. Agar tidak tertinggal dan untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Materi Pembelajaran IPA Untuk menanggapi kemajuan era global dan semakin pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, kurikulum sains termasuk IPA terus disempurnakan untuk

Lebih terperinci

ggffgh Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 1

ggffgh Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 1 ggffgh 1 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Bahan ajar untuk fasilitasi bimbingan teknis ICT PTK SD dapat diselesaikan. Tenaga pendidik memiliki peran penting

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang: a) pengaruh kreativitas mengajar guru SKI

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang: a) pengaruh kreativitas mengajar guru SKI 176 BAB V PEMBAHASAN Pada bab ini diuraikan tentang: a) pengaruh kreativitas mengajar guru SKI terhadap prestasi belajar siswa b) pengaruh kemampuan guru SKI dalam mengelola kelas terhadap prestasi belajar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini jumlah sampel yang ditentukan sebanyak 50 orang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini jumlah sampel yang ditentukan sebanyak 50 orang 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Responden Dalam penelitian ini jumlah sampel yang ditentukan sebanyak 50 orang guru SMAN di Kota Bandung. Hasil pengumpulan data dan pengolahan

Lebih terperinci

BAB II PERENCENAAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERENCENAAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERENCENAAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. Perencanaan Kegiatan PPL Praktik Pengalaman Lapangan merupakan mata kuliah yang di dalamnya berisi kegiatan yang terkait dengan proses pembelajaran

Lebih terperinci

ANALISIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR MAHASISWA CALON GURU KIMIA (STUDI PADA PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN MAHASISWA TADRIS KIMIA)

ANALISIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR MAHASISWA CALON GURU KIMIA (STUDI PADA PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN MAHASISWA TADRIS KIMIA) Analisis Keterampilan Dasar Mengajar... ANALISIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR MAHASISWA CALON GURU KIMIA (STUDI PADA PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN MAHASISWA TADRIS KIMIA) ABSTRAK Mulyatun Pembekalan praktis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan secara menyeluruh meliputi

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan secara menyeluruh meliputi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan secara menyeluruh meliputi aspek pengetahuan, sikap, dan nilai-nilai pengembangan aspek-aspek tersebut. Hal

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia SEMANTIK MENULIS POSTER DAN SLOGAN MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING): Suatu Alternatif Peningkatan

Lebih terperinci

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR. RINI NINGSIH, M. Pd.

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR. RINI NINGSIH, M. Pd. KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR RINI NINGSIH, M. Pd. C-O-C-O-n-U-T Nyiur Hijau Maladi Nyiur hijau di tepi pantai Siar siur daunya melambai Padi mengembang kuning meraya Burung-burung bernyanyi gembira Tanah

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KELAS dan KETERAMPILAN DASAR MENEGAJAR. Oleh: Wachyu Sundayana

PENGELOLAAN KELAS dan KETERAMPILAN DASAR MENEGAJAR. Oleh: Wachyu Sundayana PENGELOLAAN KELAS dan KETERAMPILAN DASAR MENEGAJAR Oleh: Wachyu Sundayana 0. Pengertian: Keterampilan mengelola kelas didefiniskan sebagai keterampilan seorang tenaga pendidik/dosen dalam menciptakan dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. A. Deskripsi Konseptual Dan Subfokus Penelitian 1. Pengertian Layanan Bimbingan dan Konseling Belajar

BAB II KAJIAN TEORETIS. A. Deskripsi Konseptual Dan Subfokus Penelitian 1. Pengertian Layanan Bimbingan dan Konseling Belajar BAB II KAJIAN TEORETIS A. Deskripsi Konseptual Dan Subfokus Penelitian 1. Pengertian Layanan Bimbingan dan Konseling Belajar Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan layanan bimbingan dan konseling belajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar IPA Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Adapun lembaga pendidikan ini didirikan pada tahun 1991 berdasarkan

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Adapun lembaga pendidikan ini didirikan pada tahun 1991 berdasarkan BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 1. Letak Geografis Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Haruai merupakan sekolah yang berada di wilayah kecamatan Haruai. Tepatnya sekolah ini

Lebih terperinci

SELAMAT DATANG DI PAPARAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

SELAMAT DATANG DI PAPARAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR SELAMAT DATANG DI PAPARAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR DRS. BABANG ROBANDI, M.Pd. e-mail : brobandi@yahoo.com S1 : 1985 Filsafat Pend IKIP Bandung S2 : 1993 Pend Luar Sekolah PPS IKIP Bandung S3 : 2004

Lebih terperinci

Silabus Pembelajaran Mikro

Silabus Pembelajaran Mikro A. Deskripsi Microteaching Silabus Pembelajaran Mikro Microteaching bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan kompetensi dasar mengajar sebagai bekal praktek mengajar di sekolah / lembaga pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Hasil Belajar IPA Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam

Lebih terperinci

PANDUAN PENGAJARAN MIKRO

PANDUAN PENGAJARAN MIKRO PANDUAN PENGAJARAN MIKRO PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2017 BAB I. PENDAHULUAN A. Definisi Pengajaran Mikro Micro Teaching

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Sains, Teknologi, Ekonomi, Sosial dan Budaya Vol. 1 No. 4 Desember 2017

Jurnal Ilmiah Sains, Teknologi, Ekonomi, Sosial dan Budaya Vol. 1 No. 4 Desember 2017 Jurnal Ilmiah Sains, Teknologi, Ekonomi, Sosial dan Budaya Vol. No. 4 Desember 07 ANALISIS KESULITAN MAHASISWA PPL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN DALAM MENGAPLIKASIKAN KETERAMPILAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permen 23 Tahun 2006 (Wardhani, 2008:2) disebutkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Permen 23 Tahun 2006 (Wardhani, 2008:2) disebutkan bahwa tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada kurikulum berbasis kompetensi yang tertuang dalam lampiran Permen 23 Tahun 2006 (Wardhani, 2008:2) disebutkan bahwa tujuan pembelajaran matematika adalah:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis 1. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) IPS merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan lingkungan sosial siswa. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar IPA Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SD Negeri 49 Kota Bengkulu didirikan pada tahun 1983 yang pertama

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SD Negeri 49 Kota Bengkulu didirikan pada tahun 1983 yang pertama 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Keadaan SD Negeri 49 SD Negeri 49 Kota Bengkulu didirikan pada tahun 1983 yang pertama kali dipimpin oleh Salimin S, S.Pd (1983-1998),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berjiwa pemikir, kreatif dan mau bekerja keras, memiliki

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berjiwa pemikir, kreatif dan mau bekerja keras, memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan bertujuan untuk membangun manusia seutuhnya. Ini berarti bahwa pembangunan mempunyai jangkauan yang luas dan jauh. Berhasil

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI METODE SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA (PTK Pada Siswa Kelas X SMA PGRI 1 Karangmalang Sragen) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

Keterampilan Dasar Mengajar dan Format Penilaian Keterampilan Mengajar dalam Praktek Microteaching

Keterampilan Dasar Mengajar dan Format Penilaian Keterampilan Mengajar dalam Praktek Microteaching dan Format Penilaian Keterampilan Mengajar A. Pendahuluan Pembelajaran merupakan suatu proses yang komplek, karena dalam kegiatan pembelajaran senantiasa mengintegrasikan berbagai komponen dan kegiatan,

Lebih terperinci

Konsep Dasar PKM. Bagian I PENDAHULUAN

Konsep Dasar PKM. Bagian I PENDAHULUAN Bagian I Konsep Dasar PKM PENDAHULUAN M ata kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM) merupakan salah satu mata kuliah pada program S1 PGSM yang bertujuan untuk memantapkan kemampuan mahasiswa dalam merancang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas salah satunya dapat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas salah satunya dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam pembangunan suatu bangsa. Pendidikan yang baik dan bermutu dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.

Lebih terperinci

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi MODUL PERKULIAHAN Psikologi Konseling Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 05 61033 Abstract Dalam perkuliahan ini akan didiskusikan mengenai Ketrampilan Dasar Konseling:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk kemajuan pembangunan. Salah satu lembaga pendidikan yang penting adalah perguruan tinggi.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VB SDN 25 Kota

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VB SDN 25 Kota 8 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Refleksi Awal Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VB SDN Kota Bengkulu. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VB SDN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Belajar Belajar adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan dengan sadar oleh seseorang ditandai adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman dan latihan, baik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 73 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Data yang peneliti peroleh dari lapangan berasal dari observasi dan wawancara (interview), wawancara yang peneliti gunakan dalam hal ini adalah wawancara tidak

Lebih terperinci

KETRAMPILAN MENGAJAR (Set Induction & Closure) (A. Suherman)

KETRAMPILAN MENGAJAR (Set Induction & Closure) (A. Suherman) KETRAMPILAN MENGAJAR (Set Induction & Closure) (A. Suherman) Membuka Pelajaran: Kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan suasan siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka Untuk menghindari duplikasi dan pengulangan tentang penelitian ini, maka penting untuk dikemukakan dari hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh salah seorang

Lebih terperinci

PEDOMAN BIMBINGAN DAN PENILAIAN PRAKTIK PENGENALAN LAPANGAN (PPL)

PEDOMAN BIMBINGAN DAN PENILAIAN PRAKTIK PENGENALAN LAPANGAN (PPL) PEDOMAN BIMBINGAN DAN PENILAIAN PRAKTIK PENGENALAN LAPANGAN (PPL) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALOPO TAHUN 07 Lampiran LEMBAR OBSERVASI PENGENALAN LAPANGAN Nama

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 1.1 Kajian Teoritik 2.1.1 Hasil Belajar Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang

Lebih terperinci

TUJUAN: Untuk melatih calon guru agar dalam mengahantarkan pelajarannya di dalam kelas telah terbiasa bergerak bebas (tidak kikuk atau kaku )

TUJUAN: Untuk melatih calon guru agar dalam mengahantarkan pelajarannya di dalam kelas telah terbiasa bergerak bebas (tidak kikuk atau kaku ) VARIASI STIMULUS: SUATU KEGIATAN GURU DALAM KONTEKS PROSES INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR YANG DITUJUKAN UNTUK MENGATASI KEBOSANAN SISWA, SEHINGGA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR SISWA SENANTIASA MENUNJUKKAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pencapaian suatu tujuan pendidikan. Oleh sebab itu,

I. PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pencapaian suatu tujuan pendidikan. Oleh sebab itu, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan unsur yang sangat mendasar dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Kegiatan pembelajaran dalam kelas sangatlah menentukan

Lebih terperinci

Konsep Dasar PKM. Bagian I

Konsep Dasar PKM. Bagian I Bagian I Konsep Dasar PKM 0BPENDAHULUAN M elalui mata kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM) diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam pengelolaan pembelajaran di SD, sehingga kemampuan Anda juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah sudah menjadi sempit. Interaksi antar manusia dalam wujud tertentu sudah tidak dapat dibatasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan negara. Di negara-negara maju, pendidikan sangat

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan negara. Di negara-negara maju, pendidikan sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memiliki peranan penting dalam kemajuan dan kelangsungan suatu bangsa dan negara. Di negara-negara maju, pendidikan sangat diperhatikan sehingga banyak yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Brunner Dalam Romzah (2006:6) menekankan bahwa setiap individu pada waktu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Brunner Dalam Romzah (2006:6) menekankan bahwa setiap individu pada waktu 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori Belajar Brunner Dalam Romzah (2006:6) menekankan bahwa setiap individu pada waktu mengalami atau mengenal peristiwa atau benda di dalam lingkungannya, menemukan kembali

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: 978-602-60401-3-8 PROBLEMATIKA CALON GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMK NEGERI I DARUL KAMAL ACEH BESAR Nurasiah Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas

Lebih terperinci

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG (Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG UPT SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) KABUPATEN BANDUNG 2017 DESAIN PEMBELAJARAN Oleh: Yaya Sukarya,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam dari segi istilah dapat diartikan sebagai ilmu yang berisi pengetahuan alam. Ilmu artinya pengetahuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 5 SD Negeri 3 Karangwuni pada semester II tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah

Lebih terperinci

KEMAMPUAN GURU DALAM PENGELOLAAN KELAS DI SMP NEGERI 1 KABILA. Intan Abdul Razak Dosen Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo

KEMAMPUAN GURU DALAM PENGELOLAAN KELAS DI SMP NEGERI 1 KABILA. Intan Abdul Razak Dosen Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo KEMAMPUAN GURU DALAM PENGELOLAAN KELAS DI SMP NEGERI 1 KABILA Intan Abdul Razak Dosen Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo Abstrak Intan Abdul Razak, 2007 Teacher s Ability In Managing Classroom

Lebih terperinci

KETERAMPILAN DASAR PEMBELAJARAN

KETERAMPILAN DASAR PEMBELAJARAN KETERAMPILAN DASAR PEMBELAJARAN Keterampilan yang perlu dimiliki guru dalam melaksanakan pembelajaran, merupakan kompetensi professional yang cukup kompleks, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi

Lebih terperinci