BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil 1"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam proses belajar-mengajar, guru tidak hanya menjelaskan materi di depan kelas dengan metode ceramah saja (teacher center), namun guru juga dituntut mampu menciptakan proses belajar-mengajar dimana siswa sebagai pusatnya (student center), salah satunya adalah dengan membentuk kelompokkelompok kecil untuk mendiskusikan permasalahan yang akan diberikan. Dengan cara ini siswa tidak hanya dapat meningkatkan pengetahuannya karena mendapatkan kesempatan berpikir yang cukup, tapi juga dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi, meningkatkan kreatifitas, serta keterampilan berinteraksi sosial dimana dapat menumbuhkan sikap bertanggung jawab pada siswa atas pendapatnya dan menghargai pendapat teman kelompoknya. Dengan demikian siswa dapat lebih aktif dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapinya. Keberhasilan pembelajaran dalam kelompok-kelompok kecil ini tidak akan tercapai dengan baik tanpa adanya guru yang memberikan arahan-arahan yang jelas. Untuk itu guru dituntut memiliki keterampilan memimpin diskusi. 1.2 RUMUSAN MASALAH a. Apa pengertian diskusi kelompok kecil? b. Apa komponen-komponen keterampilan diskusi kelompok kecil? c. Bagaimana tahap-tahap penyelenggaraan diskusi kelompok kecil? d. Apa kelebihan dan kelemahan diskusi kelompok kecil? 1.3 TUJUAN a. Untuk mengetahui pengertian diskusi kelompok kecil b. Untuk mengetahui komponen keterampilan diskusi kelompok kecil c. Untuk mengetahui tahap-tahap penyelenggaraan diskusi kelompok kecil d. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan diskusi kelompok kecil Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil 1

2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 PENGERTIAN DISKUSI KELOMPOK KECIL Diskusi merupakan suatu metode yag diterapkan oleh guru saat mengajar dikelas dimana dalam penerapannya adanya kerjasama antara murid dan guru itu sendiri. Diskusi adalah suatu percakapan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang memiliki tujuan yang sama untuk memecahkan masalah. Diskusi dalam kelompok terbagi dua ada dalam kelompok besar ada pula dalam kelompok kecil. Disini kami membahas mengenai diskusi kelompok kecil. Banyak pengertian yang dikemukakan mengenai diskusi kelompok kecil diantaranya: JJ. Hasibuan dan moedjiono mengatakan bahwa : mengajar kelompok kecil dapat diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks belajar mengajar yang hanya melayani 3-8 siswa. Edi Soegiarto dan Yuliarni Nurani mengatakan bahwa: mengajar kelompok kecil merupakan bentuk mengajar klasikal biasa yang memungkinkan guru dalam waktu yang sama menghadapi beberapa kelompok kecil yang belajar secara berkelompok. Jadi dapat disimpulkan bahwa diskusi kelompok kecil adalah proses pembelajaran berupa percakapan yang melibatkan kelompok-kelompok kecil dimana mereka berinteraksi,bertukar pendapat atau pikiran dalam bentuk tatap muka untuk memecahkan masalah dan mengambil keputusan dalam pemecahan masalah tersebut untuk meningkatkan kreatifitas siswa dan keterampilan berbahasa. Karakteristik keterampilan diskusi kelompok kecil antara lain melibatkan sekelompok orang yang beranggotakan antara 4-9 orang (idealnya 5-9 orang), berlangsung dalam interaksi secara bebas (tidak ada tekanan dan paksaan) dan Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil 2

3 langsung, artinya semua anggota kelompok mendapat kesempatan untuk saling beradu argumentasi dan saling mendengarkan serta berkomunikasi dengan orang lain, mempunyai tujuan tertentu yang akan dicapai dengan kerjasama antar kelompok, serta berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis dalam menuju suatu kesimpulan. Diskusi kelompok kecil bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan berkomunikasi, meningkatkan sikap disiplin siswa, meningkatkan motivasi belajar, mengembangkan sikap saling membantu, serta meningkatkan pemahaman. 2.2 KOMPONEN KOMPONEN KETERAMPILAN DISKUSI KELOMPOK KECIL Komponen-komponen keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Memusatkan Perhatian Selama diskusi berlangsung dari awal sampai akhir guru harus selalu berusaha memusakan perhatian siswa pada tujuan atau topik diskusi. Ini berarti harus menjaga agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang menyebabkan diskusi tidak terarah atau tujuan diskusi tidak tercapai. Tidak tercapainya tujuan dapat disebabkan oleh penyimpangan topik atau terjadinya pembicaraan yang bertele-tele. Pemusatan perhatian ini dapat dilakukan dengan cara-cara berikut: Merumuskan tujuan awal pada diskusi serta mengenalkan masalah dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan yang menggugah rasa ingin tahu. Pertanyaan yang dimaksud hendaknya tidak terlampau luas, jelas, serta memungkinkan adanya alternatif jawaban. Menandai dengan cermat perubahan-perubahan yang tidak relevan dari tujuan diskusi atau masalah yang sedang dibahas. Apabila terjadi, guru segera mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang didahului dengan komentar yang memaksa dan mengarahkan siswa sehingga diskusi kembali Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil 3

4 kearah yang diinginkan. Guru hendaknya berhati-hati menunjuk dan menghentikan penyimpangan tersebut agar jangan sampai menyinggung perasaan siswa. Kontrol yang terlampau ketat mematikan partisipasi. Merangkum hasil pembicaraan pada tahap tertentu, sebelum melanjutkan dengan masalah berikutnya. Ini penting agar kelompok menyadari hasil yang telah dicapai, target yang belum tercapai, serta apa yang dibicarakan berikutnya. Rangkuman dibuat dengan memanfaatkan gagasan siswa misalnya: o Mengakui gagasan siswa dengan mengulang bagian penting yang diucapkan. o Memodifikasi gagasan siswa dengan cara menguraikan kembal i. o Menggunakan gagasan siswa untuk mencapai kesimpulan atau menuju langkah berikutnya. o Membandingkan gagasan siswa dengan yang diucapkan sebelu mnya. o Menerangkan yang telah diuraikan siswa baik secara perorangan maupun kelompok. 2. Memperjelas Masalah Penyampaian ide yang kurang jelas (sukar ditangkap oleh anggota kelompok) dapat menimbulkan kesalahpahaman hingga suasana dapat menjadi tegang. Untuk menghindari hal itu, guru harus menjelaskan penyampaian ide tersebut dengan cara berikut: Menguraikan kembali gagasan siswa yang kurang dimengerti hingga menjadi dimengerti oleh anggota kelompok. Meminta komentar peserta diskusi yang lain dengan mengajukan pertanyaan yang membantu memperjelas idea tau mengembangkan ide tersebut. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil 4

5 Menguraikan gagasan siswa dengan memberikan informasi tanbahan serta contoh-contoh yang mudah dimengerti. Dengan memperjelas ide, maka semua peserta diskusi mendapat gambaran yang sama tentang apa yang dikemukakan, dan juga membantu mengembangkan kemampuan berpikir siswa. 3. Menganalisis Pandangan Siswa Dalam suatu diskusi sering terjadi perbedaan pendapat anggota kelompok. Agar perbedaan pendapat ini dapat membimbing kelompok untuk berpartisipasi secara konstruktif dan kreatif, guru diharapkan mampu menganalisa alasan perbedaan pendapat tersebut. Misalnya dapat dilakukan dengan cara: Meneliti apakah alasan yang dikemukakan memang mempunyai dasar yang kuat. Memperjelas hal-hal yang disepakati dan tidak disepakati. 4. Meningkatkan Urunan Siswa Diskusi dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis. Hal ini dapat tercapai bila guru mampu meningkatkan urunan pikiran yang diberikan oleh siswa. Berbagai cara untuk meningkatkan urunan pikiran siswa diantaranya sebagai berikut: Mengajukan pertanyaan-pertanyaan kunci yang menantang siswa untuk berpikir, karena pertanyaan tersebut merupakan tantangan bagi idea tau kepercayaan. Memberikan contoh contoh baik verbal ataupun nonverbal yang sesu ai pada saat yang tepat misalnya dalam bentuk cerita, gambar, atau diagram. Menghangatkan suasana dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengundang perbedaan pendapat. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil 5

6 Memberikan waktu yang cukup untuk berpikir tanpa diganggu oleh komentar-komentar guru. 5. Memberikan Kesempatan Berpartisipasi Dalam diskusi harus dihindari terjadinya monopoli pembicaraan, baik oleh siswa atau guru. Untuk menghindari monopoli pembicaraan, guru harus memiliki keterampilan untuk memberikan kesempatan yang lama bagi semua peserta diskusi. Penyebaran kesempatan berpartisipasi ini dapat dilakukan dengan cara: Mencoba memancing atau mendorong siswa yang enggan atau malu mengeluarkan pendapat. Mencegah terjadinya pembicaraan yang serentak dengan memberi gi liran padasiswa yang pendiam terlebih dahulu. Mencegah secara bijaksana siswa yang akan suka memonopoli pembicaraan. 6. Menutup Diskusi Keterampilan terakhir yang harus dikuasai guru adalah menutup diskusi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memusatkan perhatian siswa pada akhir kegiatan diskusi. mengorganisasikan hasil diskusi yang telah dipelajari menjadi satu kebulatan yang bermakna untuk memahami esensi pelajaran itu. Menutup diskusi kelompok kecil depat dilakukan dengan cara: Membuat rangkuman diskusi para siswa. Rangkuman yang dibuat bersama akan menjadi lebih efektif daripada dibuat sendiri oleh guru. Memberikan gambaran tentang tindak lanjut hasil ataupun topik diskusi yang akan datang. Mengajak para siswa menilai proses maupun hasil diskusi yang telah dicapai dengan cara observasi,wawancara, skala sikap, dan sebagainya.. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil 6

7 Dalam melaksanakan diskusi kelompok kecil guru hendaknya tidak menyelenggarakan diskusi dengan topik yang tidak sesuai dengan minat dan latar belakang pengetahuan siswa. Guru juga diharapkan tidak mendominasi diskusi antara lain dengan pertanyaan yang terlampau banyak dan menyediakn jawaban yang terlalu banyak pula. Membiarkan siswa tertentu memonopoli diskusi juga tidak baik terhadap suksesnya diskusi. Guru sebagai fasilitator hendaknya tidak membiarkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang tidak relevan. Misalnya tergesa-gesa meminta respon siswa atau mengisi waktu dengan berbicara terus-menerus sehingga siswa tidak sempat berpikir, membiarkan siswa yang enggan untuk berpartisipasi, tidak memperjelas atau mendukung urunan pikiran siswa, atau gagal mengakhiri diskusi secar efektif. 2.3 TAHAP-TAHAP PENYELENGGARAAN DISKUSI KELOMPOK KECIL Dalam melaksakan diskusi, diperlukan tahapan-tahapan pelaksanaan untuk menunjang keberhasilan dan pencapaian hasil diskusi yang diinginkan. Beberapa tahapan penyelenggaraan diskusi kelompok kecil yang dibutuhkan antara lain: 1. Merencanakan dan Mempersiapkan Diskusi Kelompok Kecil Langkah-langkah perencanaan dan persiapan diskusi kelompok kecil yaitu: Memilih topic atau masalah yang akan didiskusikan Tujuan suatu diskusi bagi siswa adalah untuk mencapai hasil-hasil belajar dengan jalan berpikir dan berdiskusi mengenai suatu topik, mengumpulkan pengetahuan mereka tentang topik itu, dan menerapkan imajinasi mereka. Pemilihan topik dapat dilakukan oleh guru sendiri, oleh guru bersama siswanya, atau oleh siswa sendiri. Topik yang akan dipilih hendaknya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, minat dan kemampuan siswa. Topik yang harus dipilih harus bermakna bagi Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil 7

8 peningkatan kemampuan berpikir siswa serta memenuhi syarat sebagai topik yang baik didiskusikan. Membagi siswa dalam kelompok-kelompok tertentu Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang pengetahuan dan pengalamannya seimbang atau sama terhadap topik yang akan didiskusikan. Salah satu kriteria dari sukses tidaknya suatu diskusi adalah sejauh mana tiap anggota berpartisipasi. Jika menghendaki lebih dari satu kelompok diskusi, maka usahakanlah menempatkan mereka yang berpengalaman pada bagian yang lain. Hal ini memberikan kesempatan berbicara yang sam tanpa memperlihatkan si bodoh kurang berpertisipasi dan si pintar yang berlebih-lebihan. Merumuskan tujuan diskusi Sebutkanlah satu persatu tujuan yang ingin dicapai diskusi itu. Dalam hal ini tujuan harus dihindarkan dari kata-kata seperti, Untuk mendiskusikan cara-cara atau Untuk memikirkan tentang. Yang sebenarnya tujuan tersebut di atas dapat diarahkan kepada pernyataan seperti Agar murid murid dapat membantu orang orang dalam menemukan. Menyebutkan hasil belajar yang ingin dicapai Buatlah daftar jawaban-jawaban terhadap pertanyaanpertanyaan seperti, Apakah yang harus diketahui oleh murid-murid kita agar sanggup mengerjakan hal-hal yang telah disebutkansatu persatu dalam tujuan diskusi?. Hal-hal inilah yang harus kita ajarkan kepada mereka dalam saat-saat diskusi Hal ini akan mencapai hasil-hasil belajar yang anda inginkan. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil 8

9 Menyiapkan dan membagikan bahan pelajaran Berikan topik kepada para pendiskusi, jauh sebelum diskusi dimulai. Sehingga mereka mempunyai kesempatan untuk mempelajari dan memikirkan topik itu. Berapa lamanya hal itu berlangsung, seharusnya tergantung keadaan, kurang dari 24 jam mungkin terlalu sedikit waktu untuk persiapan. Lebih dari 3-4 hari akan berakibat terlupakan semua topic yang dibicarakan. Mengatur ruangan diskusi Susunan perabot ruangan dapat mempengaruhi suksesnya diskusi. Susunan yang diharapkan adalah para pendiskusi duduk melingkar sehingga satu dengan yang lain dapat saling memandang. Cukup dengan mengatur kursi-kursi itu membentuk suatu lingkaran. Serta guru berada dalam posisi yang memungkinkan dia berhadapanm dengan semua siswa, sehingga dia benar benar menjadi bagian dari kelompok tersebut. Pemimpin disku si hendaknya sejajar dengan para anggota, tidak duduk memisah atau dengan kursi khusus. 2. Memulai Diskusi Kelompok Kecil Dalam memulai diskusi kelompok kecil, hal-hal yang harus dilakukan antara lain: Membuat skets mengenai topic diskusi Apabila partisipan sudah duduk, mereka harus mulai berpikir, berpendapat, bercakap, dan belajar tentang hal yang menjadi permasalahan dalam diskusi. Pembicaraan yang halus akan mengarahkan proses mental mereka kepada topik Diskusi dan mengusahakan mereka agar menyadari persoalan yang dihadapinya. Hal itu menimbulkan motivasi dengan jalan mengidentifikasi tujuan diskusi tersebut dengan jalan mengarahkan Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil 9

10 pikiran siswa kepada topik diskusi sehingga akan menimbulkan konsentrasi. Hal ini memudahkan diskusi pada jalan yang benar. Memberikan pertanyaan yang merangsang pikiran Bila diskusi sudah siap, sebaiknya anda memberikan petunjuk untuk mulai berbicara. Buat satu pertanyaan yang tidak dapt dijawab keseluruhannya dengan satu kata atau satu kalimat. Hal ini memaksa siswa untuk bereaksi dan berpikir. Memberikan ilustrasi tentang kehidupan Buatlah skets tentang situasi atau ilustrasi yang berhubungan dengan topik itu dan tanyakanlah Apakah yang anda perbuat dalam keadaan seperti itu?. Pertanyaan ini dapat menggantikan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang pikiran atau dapat pula memberi tambahan. Tidak ada cara yang lebih baik dalam hal memberi motivasi kepada pendiskusi pendiskusi itu daripada memberikan kepada mereka situasi kehidupan dan pelaksanaannya secara sukses bergantung kepada pengetahuan tentang topik yang didiskusikan itu. Penggunaan situasi kehidupan ini disebut metode pengajaran case study. Metode ini biasanya menekankan pada analisa dan interpretasi yang luas tentang sebuah kasus yang dipilih untuk menunjukkan hasil belajar dari sebuah proses diskusi. 3. Menjaga agar diskusi berjalan sukses Agar diskusi dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, hal-hal yang dapat dilakukan antara lain: Mempergunakan setiap bantuan Cobalah beri penguatan atau gunakanlah setiap pendapat yang diberikan oleh partisipan. Yang dimaksud adalah bahwa setiap orang merasa lebih bebas mengeluarkan pendapat-pendapatnya jika mereka Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil 10

11 merasa dihargai dan tidak akan ditertawakan atau diremehkan apabila pendapatnya itu tidak sesuai dengan apa yang menjadi pikiran orangorang banyak. Menjaga agar diskusi tetap pada relnya Beberapa teknik yang akan menolong agar diskusi tetap pada tujuan awalnya, antara lain dengan memperhatikan agenda dan di mana diskusi itu menyimpang, menyuruh seorang pencatat untuk membuat outline diskusi tersebut, memberi pertanyaan kepada partisipan yang menyimpang tadi dengan kata kata Sudikah anda menjelaskan sedikit apa yang anda kata kata yang ada hubungannya dengan topic kita?, atau dengan memb uat rangkuman setiapwaktu. Menyimpan argumentasi terhadap hal-hal yang tidak penting Jangan diadakan argumentasi atau diskusi tentang hal-hal yang sangat mendetail. Jika ada perdebatan mengenai soal-soal sepele, sebaiknya anda bertanya, Berapa banyakkah perbedaan yang nyata antara penyelesaian persoalan kita dengan apa yang anda debatkan?. Apabila jawabannya, sedikit, maka hentikan subyek itu atau buatlah pemecahan soal yang kompromis. Menghubungkan aspek-aspek baru dengan bahan yang sudah didiskusikan sebelumnya Masukkanlah aspek-aspek baru dari topik itu ke dalam ide yang sudah dibicarakan sebelumya. Berilah penjelasan atau suruhlah seseorang memberi penjelasan dengan suatu ide yang baru, untuk menunjukkan hubungannya bersama dengan dengan teman-teman Mencegah membicarakan kembali ke topic yang sudah diselesaikan Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil 11

12 Jangan diizinkan membicarakan kembali suatu topic yang sudah diselesaikan. Kadang diskusi berputar-putar disebabkan karena seseorang berhenti dari topik yang sedang dibicarakan dan kembali pada topik yang sudah lewat. Mendorong setiap anggota untuk berpartisipasi Untuk memisahkan siswa menjadi kelompok-kelompok diskusi yang cocok, maka anda harus mengetahui latar belakang atau penilaian kemampuan masing-masing anggota. Tidak membiarkan siapapun untuk mendominasi diskusi itu. Diupayakan agar setiap siswa dapat turut aktif terhadap jalannya diskusi. Diskusi dapat dikatakan berjalan sukses apabila setiap komponen mendapat andil dalam pelaksanaan diskusi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Mengakhiri tiap topik Akhirilah topik yang didiskusikan itu dengan merangkum konsesuskonsesus (gabungan pendapat) itu secara singkat dan jelas, sebelum menginjak ke topic yangbaru. Mempercepat diskusi Secara umum lebih baik beralih dari satu topik lainnya sebelum segala sesuatu (semuanya) dibicarakan. Daripada meneruskannya sampai semua anggota merasa payah dan ingin berpindah ke hal-hal lain. Mengarahkan perhatian kepada tiap aspek Pergunakanlah salah satu dari pertanyaan pertanyaan atau komentar komentar anda untuk mengarahkan perhatian terhadap setiap aspek dari subyek yang agaknya oleh pendiskusi-pendiskusi itu diloncati atau dilampaui tanpa perhatian yang jelas. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil 12

13 Menyimpulkan diskusi Supaya sungguh-sungguh berhasil seperti yang diharapkan, suatu diskusi harus ditutup. Memuat rangkuman diskusi itu (mempergunakan outline di papan tulis), kemudian capailah suatu konklusi yang tepat dan jelas. katakanlah konklusi satu per satu dengan jelas dan tepat, tulislah konklusi itu, selanjutnya bubarkan group itu. 2.4 KELEBIHAN DAN KELEMAHAN DISKUSI KELOMPOK KECIL Diskusi kelompok kecil mempunyai kelebihan yang dapat dimanfaatkan secara maksimal, apabila diskusi berjalan seperti tujuan yang diharapkan sebelumnya. Disamping itu, tidak ditampik pula kelemahan dari pelaksanaan diskusi tersebut. Diskusi kelompok mempunyai kelemahankelemahan yang dapat menimbulkan kegagalan, dalam arti tidak tercapainya tujuan yang diinginkan. Kelebihan-kelebihan Diskusi Kelompok Kecil Kelompok memiliki sumber informasi maupun buah pikiran yang lebih kaya dari pada yang dimiliki individu karena dapat menghasilkan keputusan yang lebih baik. Anggota kelompok termotivasi oleh kehadiran anggota kelompok lain. Anggota kelompok pemalu bebas mengemukakan pemikirannya dalam kelompok kecil dari pada dalam kelompok besar. Anggota kelompok merasa lebih terikat dalam melaksanakan keputusan kelompok, karena terlibat dalam proses pengambilan keputusan. Diskusi kelompok dapat meningkatkan pemahaman terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain. Dengan demikian dapat meningkatkan kemampuan individu untuk berinteraksi. Kelemahan-kelemahan Diskusi Kelompok Kecil Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil 13

14 Diskusi kelompok memerlukan waktu yang lebih banyak dari pada belajar biasa. Dapat memboroskan waktu, terutama bila terjadi hal-hal negatif seperti pengarahannya kurang tepat, pembicaraan yang berlarut-larut, penyimpangan yang tidak ditegur, atau penampilan yang kurang baik. Anggota-anggota yang kurang agresif (pendiam, pemalu dan sebagainya) sering tidak mendapat kesempatan untuk mengemukakan ide-idenya sehingga menyebabkan terjadinya frustasi dan penarikan diri Adakalanya diskusi banyak didominasi oleh orang-orang tertentu saja. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil 14

15 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dalam proses belajar-mengajar, student center adalah cara yang efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa pada materi yang disampaikan, salah satunya dengan cara diskusi. Untuk itu diperlukan keterampilan seorang guru dalam memimpin diskusi, dimana guru dapat memenuhi komponen-komponen yang ada, serta menguasai tahap-tahap penyelenggaraan diskusi kelompok kecil. Metode diskusi ini selain memiliki keuntungan, juga memiliki kekurangan dalam penerapannya. Sehingga diperlukan keahlian guru untuk meminimalisir kekurangannya. 3.2 Saran Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan makalah ini meskipun penulisan ini jauh dari kata sempurna, karena saya adalah manusia yang tidak jauh dari dosa. Dan saya membutuhkan saran/kritik agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik dari pada sebelumnya. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil 15

16 DAFTAR PUSTAKA Anonim Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil. Diakses dari kecil.html#!/2012/06/makalah-micro-teaching-kelompokkecil.html pada Selasa, 17 Juni 2014 pukul WITA. Anonim Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil. Diakses dari pada Selasa, 17 Juni 2014 pukul WITA. Soegiarto, Egi dan Yuliarni Nurani Kemampuan Dasar Mengajar. Jakarta : Universitas Terbuka. Hasibuan, JJ dan Moedjiono Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil 16

Capaian Pembelajaran. Menerapkan keterampilan dasar mengajar dalam kegiatan pembelajaran. Sudarmantep.com

Capaian Pembelajaran. Menerapkan keterampilan dasar mengajar dalam kegiatan pembelajaran. Sudarmantep.com Komunikasi EFEKTIF KETERAMPILAN DASAR h t t: p ws w w. /d a r e m a n t e p. S u d a r m a n t e p. 0 h t t: p ws w w. /u s /d e ra r e m a n t e p Capaian Pembelajaran Menerapkan keterampilan dasar mengajar

Lebih terperinci

Keterampilan Dasar Memimpin dan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Keterampilan Dasar Memimpin dan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil Keterampilan Dasar Memimpin dan Membimbing Kelompok Kecil Afid Burhanuddin 1 Kompetensi Dasar: Memahami keterampilan dasar memimpin dan membimbing diskusi Indikator: Memahami keterampilan dasar memimpin

Lebih terperinci

Cara Melaksanakan. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

Cara Melaksanakan. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran Membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suasana siap mental bagi siswa serta menarik perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Keterampilan Mengajar Guru 2.1.1 Pengertian Keterampilan Mengajar Guru. Keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam mengubah sesuatu hal menjadi lebih bernilai dan memiliki

Lebih terperinci

KETERAMPILAN GURU MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL DI SD NEGERI GAROT ACEH BESAR. Zulfanidar, Alfiati Syafrina, M. Yamin,

KETERAMPILAN GURU MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL DI SD NEGERI GAROT ACEH BESAR. Zulfanidar, Alfiati Syafrina, M. Yamin, KETERAMPILAN GURU MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL DI SD NEGERI GAROT ACEH BESAR Zulfanidar, Alfiati Syafrina, M. Yamin, Zulfa_@yahoo.com ABSTRAK Penelitian Ini Berjudul Keterampilan guru membimbing diskusi

Lebih terperinci

Membangun Ketrampilan Memfasilitasi

Membangun Ketrampilan Memfasilitasi Membangun Ketrampilan Memfasilitasi Fasilitasi menjelaskan proses membawa satu kelompok melalui cara pembelajaran, atau berubah dengan cara yang mendorong semua anggota kelompok tersebut, untuk berpartisipasi.

Lebih terperinci

...dan Saudara Memerlukan Suatu Metode

...dan Saudara Memerlukan Suatu Metode ...dan Saudara Memerlukan Suatu Metode Sukakah saudara makan makanan yang telah disediakan dengan baik? Saya suka. Kita tahu bahwa ada cara yang betul dan cara yang salah untuk menyediakan makanan Cara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan. Akan tetapi, apabila kegiatan berkomunikasi terjadi tanpa diawali keterampilan berbicara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I A. Tahap Perencanaan Setelah diperoleh informasi pada waktu observasi, maka peneliti melakukan diskusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Menurut Asra, dkk. (2007: 5) belajar adalah proses perubahan perilaku sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungan untuk mencapai tujuan. Belajar juga bisa

Lebih terperinci

Oleh: Guru Besar Universita Riau

Oleh: Guru Besar Universita Riau Oleh: Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP Guru Besar Universita Riau Email: asyahza@yahoo.co.id; http://almasdi.unri.ac.id Tugas Guru Merencanakan Melaksanakan Keterampilan Mempersiapkan Perangkat Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mendengarkan adalah salah satu komponen kecakapan yang dimiliki oleh seseorang ketika mereka memiliki kecakapan interpersonal skills yang baik. Sebuah komunikasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Anonim 2008). pembelajaran saat pembelajaran berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Anonim 2008). pembelajaran saat pembelajaran berlangsung. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

KETERAMPILAN DASAR TUTORIAL

KETERAMPILAN DASAR TUTORIAL Pelatihan Tutor TTM 2015 PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH Membuka Akses Pendidikan Tinggi bagi Semua Making Higher Education Open to All KETERAMPILAN DASAR TUTORIAL TUJUAN Peserta mampu: 1. Menjelaskan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari ` I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu modal untuk memajukan suatu bangsa karena kemajuan bangsa dapat dilihat dari tingkat kesejahteraan dan tingkat pendidikannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk kemajuan pembangunan. Salah satu lembaga pendidikan yang penting adalah perguruan tinggi.

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK SISWA

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK SISWA PEDOMAN WAWANCARA UNTUK SISWA UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN 1 MATA DIMBA, KEC. WAWONII TIMUR LAUT, KAB. KONAWE KEPULAUAN Peneliti:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menunjukkan bahwa pendidikan perlu diselenggarakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menunjukkan bahwa pendidikan perlu diselenggarakan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. meningkatkan mutu pendidikan secara nasional. Agar tidak tertinggal dan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. meningkatkan mutu pendidikan secara nasional. Agar tidak tertinggal dan untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Materi Pembelajaran IPA Untuk menanggapi kemajuan era global dan semakin pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, kurikulum sains termasuk IPA terus disempurnakan untuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Diskusi 1. Pengertian Diskusi Dalam kegiatan pembejaran dengan metode diskusi merupakan cara mengajar dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau

Lebih terperinci

TEKNIK & ETIKA DISKUSI ILMIAH.

TEKNIK & ETIKA DISKUSI ILMIAH. TEKNIK & ETIKA DISKUSI ILMIAH Bambang Sulistyo, S.Pd., M.Eng. Bambang Sulistyo, S.Pd., M.Eng. bambangsulistyo@yahoo.com PENDAHULUAN Kata moral atau moralitas sering digunakan secara sinonim dengan kata

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Pratindakan Kegiatan pratindakan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan awal objek penelitian sebelum diberi tindakan. Kegiatan

Lebih terperinci

Keterampilan Dasar Mengajar (Generic Teaching Skill)

Keterampilan Dasar Mengajar (Generic Teaching Skill) Keterampilan Dasar Mengajar (Generic Teaching Skill) 1. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran Kegiatan membuka pembelajaran didefinisikan sebagai alat atau proses yang memasukkan peserta didik ke

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS X3 SMAN 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Hardani Endarwati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara. Melalui pendidikan dapat membentuk kepribadian seseorang sehingga

BAB I PENDAHULUAN. negara. Melalui pendidikan dapat membentuk kepribadian seseorang sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam segala segi kehidupan, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, maupun bangsa dan negara. Melalui

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK A. Analisis Aspek-Aspek yang Diteliti Antara Pembelajaran Tutor Sebaya dan Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil yang diperoleh selama penelitian yang dilanjutkan dengan analisis data dan refleksi terhadap proses pelaksanaan tindakan, maka penerapan metode brainstorming

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dapat ditingkatkan, baik di kalangan nasional maupun. agar mutu kehidupan masyarakat dapat meningkat. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dapat ditingkatkan, baik di kalangan nasional maupun. agar mutu kehidupan masyarakat dapat meningkat. Melalui pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan merupakan aspek terpenting dalam usaha pembangunan yang sedang dilaksanakan di Indonesia. Hal ini sangat erat hubungannya dengan tujuan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Proses pendidikan akan selalu berhubungan dengan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses penambahan informasi dalam upaya membelajarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh pengetahuan, menambah keterampilan serta dapat merubah sikap individu dari yang tidak tahu menjadi tahu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi sekarang ini kemajuan IPTEK terus berkembang,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi sekarang ini kemajuan IPTEK terus berkembang, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi sekarang ini kemajuan IPTEK terus berkembang, maka diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat mengelola sumber daya alam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berkomunikasi dengan orang lain sebagai wujud interaksi. Interaksi tersebut selalu didukung oleh alat komunikasi vital yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses untuk menuntun siswa agar mencapai tujuan tersebut. Sebagaimana dengan

BAB I PENDAHULUAN. proses untuk menuntun siswa agar mencapai tujuan tersebut. Sebagaimana dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya sadar yang dilakukan agar siswa dapat mencapai tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan suatu proses untuk

Lebih terperinci

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME A. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Mata pelajaran Matematika

Lebih terperinci

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi MODUL PERKULIAHAN Psikologi Konseling Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 05 61033 Abstract Dalam perkuliahan ini akan didiskusikan mengenai Ketrampilan Dasar Konseling:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Seseorang dapat dikatakan belajar apabila terjadi suatu proses yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Seseorang dapat dikatakan belajar apabila terjadi suatu proses yang 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Seseorang dapat dikatakan belajar apabila terjadi suatu proses yang mengakibatkan perubahan tingkah laku yang relatif lama. Perubahan tingkah laku itu tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Pembelajaran penerapan trigonometri melalui belajar kooperatif tipe Student

BAB V PEMBAHASAN. Pembelajaran penerapan trigonometri melalui belajar kooperatif tipe Student BAB V PEMBAHASAN A. Aktivitas dan Bentuk Penerapan Pembelajaran Penerapan Trigonometri melalui Belajar Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division) Pembelajaran penerapan trigonometri melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di masyarakat, pengaruh informasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan kooperatif tipe group investigation (GI) pada mata pelajaran IPS dengan materi Perjuangan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. efektif dan menyenangkan (PAKEM) pada pelajaran PAI kelas VII. di SMPN 1 Kanigoro Blitar tahun ajaran 2015/2016

BAB V PEMBAHASAN. efektif dan menyenangkan (PAKEM) pada pelajaran PAI kelas VII. di SMPN 1 Kanigoro Blitar tahun ajaran 2015/2016 BAB V PEMBAHASAN 1. Bagaimana proses pelaksanaan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) pada pelajaran PAI kelas VII di SMPN 1 Kanigoro Blitar tahun ajaran 2015/2016 Di dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Tahap Identifikasi Masalah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Sebelum melakukan

Lebih terperinci

Lukiyadi: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Memahami Tempat Jual Beli 42

Lukiyadi: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Memahami Tempat Jual Beli 42 Lukiyadi: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Memahami Tempat Jual Beli 42 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Memahami Tempat Jual Beli Melalui Penggunaan Keterampilan Mengajar Membimbing Diskusi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Baleharjo Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri. SDN 1 Baleharjo terletak di lingkungan pedesaan yang jauh

Lebih terperinci

Memilih Metode Pembelajaran Matematika

Memilih Metode Pembelajaran Matematika Kegiatan Belajar 1 Memilih Metode Pembelajaran Matematika A. Pengantar Apabila kita ingin mengajarkan matematika kepada anak / peserta didik dengan baik dan berhasil pertam-tama yang harus diperhatikan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI TERBIMBING BIDANG STUDI MATEMATIKA DI SLTP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI

PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI TERBIMBING BIDANG STUDI MATEMATIKA DI SLTP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI TERBIMBING BIDANG STUDI MATEMATIKA DI SLTP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Disusun Oleh : FEBRUANI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. macam tantangan dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. macam tantangan dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi sekarang ini, setiap orang dihadapkan pada berbagai macam tantangan dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut maka setiap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Banioro Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil kelas 3 sebagai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kreativitas Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda sesuai sudut pandang masing-masing. Menurut Semiawan kreativitas adalah suatu kemampuan untuk

Lebih terperinci

SITUASI SULIT SAAT MEMFASILITASI

SITUASI SULIT SAAT MEMFASILITASI SAAT MEMFASILITASI 1 81 1 82 BAB 4 Teknik Menangani Situasi Sulit Saat Memfasilitasi Bayangkan situasi sulit apa yang bisa dihadapi seorang fasilitator infomobilisasi saat mengelola kegiatan kelompok atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kekuatan perhatian pada suatu situasi belajar. Unsur motivasi dalam hal ini sangat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kekuatan perhatian pada suatu situasi belajar. Unsur motivasi dalam hal ini sangat BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsentrasi Siswa 1. Pengertian konsentrasi Konsentrasi menurut Sardiman (2007: 40) dimaksudkan memusatkan segenap kekuatan perhatian pada suatu situasi belajar. Unsur motivasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pratindakan Kelas yang di gunakan untuk penelitian adalah kelas IV yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan, dengan guru kelas yang bernama

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING Fatmawaty Sekolah Dasar Negeri Hikun Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

MANAJEMEN KELAS RAHMA WIDYANA

MANAJEMEN KELAS RAHMA WIDYANA MANAJEMEN KELAS RAHMA WIDYANA PRINSIP DASAR bagi TRAINER dalam Experiential Learning Memiliki pemahaman yang MENYELURUH tentang konsep Experiential learning / Adult learning Memberi kesempatan bagi trainee

Lebih terperinci

C. Macam-Macam Metode Pembelajaran

C. Macam-Macam Metode Pembelajaran A. Pengertian Metode Pembelajaran Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau

Lebih terperinci

2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP

2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Manusia sebagai pemegang dan penggerak utama dalam menentukan kemajuan suatu bangsa. Melalui

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. A. Deskripsi Konseptual Dan Subfokus Penelitian 1. Pengertian Layanan Bimbingan dan Konseling Belajar

BAB II KAJIAN TEORETIS. A. Deskripsi Konseptual Dan Subfokus Penelitian 1. Pengertian Layanan Bimbingan dan Konseling Belajar BAB II KAJIAN TEORETIS A. Deskripsi Konseptual Dan Subfokus Penelitian 1. Pengertian Layanan Bimbingan dan Konseling Belajar Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan layanan bimbingan dan konseling belajar

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KELAS 1. Oleh: Delipiter Lase

PENGELOLAAN KELAS 1. Oleh: Delipiter Lase PENGELOLAAN KELAS 1 Oleh: Delipiter Lase Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengemalikannya bila terjadi gangguan dalam proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Kemampuan Komunikasi Matematika Komunikasi merupakan suatu proses yang melibatkan dua orang atau lebih, dan di dalamnya terdapat pertukaran informasi dalam rangka mencapai suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan gerbang untuk membentuk karakter masyarakat yang dapat bersifat formal maupun non-formal. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itulah terjadi proses transformasi ilmu pengetahuan serta nilai-nilai. Ketika

BAB I PENDAHULUAN. itulah terjadi proses transformasi ilmu pengetahuan serta nilai-nilai. Ketika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan salah satu unsur penting untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran. Dalam proses pembelajaran itulah terjadi proses transformasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas salah satunya dapat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas salah satunya dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam pembangunan suatu bangsa. Pendidikan yang baik dan bermutu dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data Pretest, Posttest dan Indeks Gain Penguasaan Konsep

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data Pretest, Posttest dan Indeks Gain Penguasaan Konsep BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Data Pretest, Posttest dan Indeks Gain Penguasaan Konsep Penilaian penguasaan konsep siswa dilakukan dengan menggunakan tes tertulis dengan bentuk tes pilihan

Lebih terperinci

DASAR-DASAR KOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

DASAR-DASAR KOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR DASAR-DASAR KOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 1 TUJUAN dan KEGIATAN TUJUAN: Menerapkan dasar-dasar komunikasi dan keterampilan dasar mengajar dalam pembelajaran KEGIATAN: Berbagi pengalaman Penyajian

Lebih terperinci

Pencarian Bilangan Pecahan

Pencarian Bilangan Pecahan Pencarian Bilangan Pecahan Ringkasan Unit Siswa ditugaskan sebuah profesi yang menggunakan pecahan bilangan dalam pekerjaannya. Mereka meneliti, meringkas, menarik kesimpulan, dan mempresentasikan penemuan

Lebih terperinci

Memilih Metode Pembelajaran Matematika

Memilih Metode Pembelajaran Matematika Kegiatan Belajar 1 Memilih Metode Pembelajaran Matematika A. Pengantar Apabila kita ingin mengajarkan matematika kepada anak / peserta didik dengan baik dan berhasil pertam-tama yang harus diperhatikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu kompetensi guru dalam

I. PENDAHULUAN. belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu kompetensi guru dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu pranata sosial yang menyelenggarakan pendidikan untuk mengembangkan potensi siswa. Keberhasilan pendidikan ini didukung dengan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi segala jenis tantangan di era modern dewasa ini. Lebih lanjut

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi segala jenis tantangan di era modern dewasa ini. Lebih lanjut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang memiliki peranan penting dalam menumbuh kembangkan cara pemahaman, berpikir kritis, logis, kreatif dalam upaya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan dalam penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas, dilaksanakan dalam 2 siklus, tiap siklus dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Peradaban manusia akan sangat diwarnai oleh tingkat penguasaan ilmu

I. PENDAHULUAN. Peradaban manusia akan sangat diwarnai oleh tingkat penguasaan ilmu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peradaban manusia akan sangat diwarnai oleh tingkat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan bersumber pada Ilmu

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL RECIPROCAL TEACHING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VII SMPN 13 BIMA

PENERAPAN MODEL RECIPROCAL TEACHING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VII SMPN 13 BIMA PENERAPAN MODEL RECIPROCAL TEACHING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VII SMPN 13 BIMA Arif Hidayad 1, Rahmi 2 1,2 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Taman Siswa Bima 1 arif.hidayad88@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Menulis Deskripsi Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri (Moeliono, 2005: 707). Menulis merupakan keterampilan berbahasa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V B SD Negeri 19 Kota Bengkulu. Subjek dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang guru dituntut untuk memiliki dan menguasai keterampilan dasar

BAB I PENDAHULUAN. Seorang guru dituntut untuk memiliki dan menguasai keterampilan dasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang guru dituntut untuk memiliki dan menguasai keterampilan dasar mengajar. Terdapat delapan keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh seorang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 73 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Data yang peneliti peroleh dari lapangan berasal dari observasi dan wawancara (interview), wawancara yang peneliti gunakan dalam hal ini adalah wawancara tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar

Lebih terperinci

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif BAB I A. Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan aktivitas peserta didik bukan aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif apabila mereka telah mendominasi aktivitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. maka ia akan berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang kesenian. Begitu juga terhadap mata pelajaran PKn.

BAB II KAJIAN TEORI. maka ia akan berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang kesenian. Begitu juga terhadap mata pelajaran PKn. BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Belajar PKn Kondisi belajar mengajar yang efekif adalah adanya minat perhatian siswa dalam belajar mata pelajaran PKn. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada

Lebih terperinci

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN oleh Rosita E.K., M.Si Konsep dasar dari konseling adalah mengerti

Lebih terperinci

BAB VII PENILAIAN PORTOFOLIO

BAB VII PENILAIAN PORTOFOLIO BAB VII PENILAIAN PORTOFOLIO Tujuan :a)dapat memahami makna penilaian portofolio, b) dapat menjelaskan unsur-unsur yang lazim terapat dalam sebuah portofolio.; c) dapat menyebutkan ciri-ciri dasar portofolio;

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dapat kita temukan dan juga berbagai bidang ilmu yang telah ada dapat dikembangkan

I. PENDAHULUAN. dapat kita temukan dan juga berbagai bidang ilmu yang telah ada dapat dikembangkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang memberikan pengaruh penting dalam kemajuan suatu negara. Dengan adanya pendidikan, pengetahuan baru dapat kita temukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar adalah aktivitas mental/ psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, ketrampilan,

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada penelitian ini diawali dengan perencanaan pembelajaran yang meliputi pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lebih terperinci

2 Namun pembelajaran matematika di sekolah memiliki banyak sekali permasalahan. Majid (2007:226) menyatakan bahwa masalah belajar adalah suatu kondisi

2 Namun pembelajaran matematika di sekolah memiliki banyak sekali permasalahan. Majid (2007:226) menyatakan bahwa masalah belajar adalah suatu kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh peserta didik untuk menunjang keberhasilan belajarnya dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsentrasi Belajar Menurut pengertian secara psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang. Tuntutan masyarakat semakin kompleks dan persaingan pun semakin ketat. Sejalan dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan keputusan dengan cepat dan tepat waktu (frinaldi dan embi, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan keputusan dengan cepat dan tepat waktu (frinaldi dan embi, 2011). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberanian diartikan sebagai sifat yang berani menanggung resiko dalam pembuatan keputusan dengan cepat dan tepat waktu (frinaldi dan embi, 2011). Sifat keberanian seseorang

Lebih terperinci

PRINSIP DISKUSI, DISKUSI KELOMPOK, DISKUSI KELAS

PRINSIP DISKUSI, DISKUSI KELOMPOK, DISKUSI KELAS PRINSIP DISKUSI, DISKUSI KELOMPOK, DISKUSI KELAS MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Media Pembelajaran yang dibina oleh Bapak Drs. Triastono Imam Prasetyo, M.Pd Oleh : Kelompok 5/ Offering : B-BB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia mulai diajarkan sejak usia dini di sekolahsekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia mulai diajarkan sejak usia dini di sekolahsekolah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia mulai diajarkan sejak usia dini di sekolahsekolah formal di Indonesia. Hal ini tentu saja merupakan upaya untuk mempertahankan bahasa Indonesia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peningkatan Aktivitas Siswa Keberhasilan siswa dalam belajar bergantung pada aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana untuk membangun dan meningkatkan martabat bangsa. Pendidikan yang baik akan menciptakan manusia yang cerdas, masyarakat yang berkualitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi proses peningkatan kemampuan dan daya saing suatu bangsa. Menjadi bangsa yang maju tentu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran dan Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Suruh 02 berlokasi di Desa Suruh, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Subyek dalam

Lebih terperinci

c. Metode Curah Pendapat/Urun Pendapat/Brainstorming

c. Metode Curah Pendapat/Urun Pendapat/Brainstorming Jenis-jenis Metode Pembelajaran a) Metode Ceramah Suatu cara menyajikan informasi atau bahan ajar/materi melalui penuturan. Keunggulannya, metode ini efektif untuk menyampaikan informasi bersifat penjelasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan IPA (Sains) adalah salah satu aspek pendidikan yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan khususnya pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 4.1.1. Pra siklus Pembelajaran matematika yang dilaksanakan di kelas V SD 4 Bulungkulon Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus tahun ajaran 2013/2014

Lebih terperinci