PROGRAM PERUMUSAN STANDAR TAHUN 2004
|
|
- Dewi Darmali
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral PROGRAM PERUMUSAN STANDAR TAHUN 2004 NO JUDUL/TOPIK RUANG LINGKUP PANTEK 1 Lambang huruf yang akan digunakan untuk teknologi listrik Bagian 1 : Umum ( ) 2 Arus hubung-pendek dalam sistem a.b. tiga-fase Bagian 0 : Kalkulasi arus ( ) 3 Bahan insulasi pengisi Penerapan analisis larutan gas (ALG) untuk uji pabrik pada perlengkapan listrik ( ) 4 Perlengkapan listrik berisi minyak mineral dalam pelayanan Pedoman untuk interpretasi analisis gas bebas dan gas larutan ( ) 5 Kapasitor shunt untuk sistem tenaga a.b. dengan tegangan pengenal di atas 1000 V Bag 1 : Kinerja umum, uji dan pengenal Persyaratan keselamatan, pedoman instalasi dan operasi ( ) 6 Perlengkapan meter listrik (a.b) Persyaratan khusus Bagian 11 : Meter elektromagnetik untuk energi aktif (kelas 0,5, 1 dan 2) ( ) 7 Perlengkapan uji untuk meter energi listrik ( ) Istilah dan lambang teknik secara umum yang akan digunakan dalam standar teknis bidang ketenagalistrikan Standar ini dapat digunakan untuk kalkulasi arus hubung pendek dalam sistem arus bolak balik tiga fase untuk tegangan rendah dan tegangan tinggi yang beroperasi pada frekuensi nominal 50 Hz dan 60 Hz. Untuk sistem pada tegangan tertinggi 550 kv dan di atasnya, sepanjang jaringan transmisi perlu pertimbangan khusus. Standar ini menspesifikasikan persyaratan dan prosedur analisis dan rekomendasi kriteria kepekaan dan ketelitian untuk uji pabrik transformator daya, reaktor dan transformator instrumen Standar ini menjelaskan tentang cara konsentrasi larutan gas atau gas bebas untuk mendiagnose kondisi perleng-kapan listrik yang berisi minyak dalam pelayanan. Dapat diterapkan untuk perlengkapan listrik yang diisi dengan minyak insulasi mineral dan berinsulasi kertas selulose atau insulasi padat berdasar papan keras. Informasi tentang tipe khusus perlengkapan seperti transformator (daya, instrument, industri, rel listrik, distribusi), reaktor, bushing, perlengkapan hubung bagi dan kabel berisi minyak yang hanya diberikan sebagai indikasi dalam catatan penerapan. Standar ini berlaku untuk unit kapasitor dan bank kapasitor yang dimaksudkan khususnya untuk digunakan dalam koreksi faktor daya sistem tenaga a.b. dengan tegangan pengenal di atas 1000 V dan frekuens 15 Hz hingga 60 Hz. Standar ini berlaku hanya untuk - meter watt-jam elektromekanis kelas 0,5, 1 dan 2, untuk pengukuran arus bolak balik energi aktif listrik pada jaringan 50 Hz, - keperluan uji tipe saja, - meter watt-jam elektromekanis untuk penerapan pasangan dalam dan luar yang terdiri dari pengukuran elemen dan register yang berselungkup kotak meter, - indikator operasi dan keluaran uji. Standar ini berlaku untuk perlengkapan tiga-fase dan/atau satu-fase yang digunakan untuk uji tipe dan uji penerimaan meter energi listrik dengan kelas 0,5, 1 dan 2. PTIT PTTN PTMI PTSU PTML 1
2 NO JUDUL/TOPIK RUANG LINGKUP PANTEK 8 Transformator daya Bagian 3 : Level insulasi, dan jarak bebas luar di udara ( ) 9 Perlengkapan hubung bagi dan control tegangan rendah Bagian 3 : Sakelar, sakelarpemutus dan kombinasipengaman lebur ( ) 10 Teknik pengujian tegangan tinggi Bagian 1 : Umum, definisi dan uji ( ) 11 Dimensi bola dan kopling tusuk kontak ( ) 12 Gawai pengunci untuk bola dan kopling tusuk kontak unit insulator renteng Dimensi dan uji ( ) 13 Manajemen pengandalan Bagian 1 : Manajemen program pengandalan ( ) 14 Manajemen pengandalan Bagian 3 : Pedoman penerapan Seksi 1 : Teknik analisis untuk ketergantungan : Pedoman metodologi IEC ( ) Standar ini mencakup - persyaratan insulasi transformator daya dan berkaitan dengan uji insulasi untuk belitan khusus. - metode pengukuran peluahan parsial yang disulang sistem a.b., uji tegangan ketahanan pada transformator; perpindahan tegangan lebih dari belitan tegangan tinggi ke belitan tegangan rendah, Standar ini menentukan karakteristik pelengkapan, kondisi dengan perlengkapan yang harus sesuai (operasi dan sifat dalam pelyanan normal, operasi dan sifat dalam hal spesifikasi kondisi abnormal, sifat dielektrik), pengujian untuk kesesuian dari kondisi in yang telah memenuhi dan metode yang akan diterima untuk uji ini; informasi yang ditandai pada perlengkapan oleh pabrikan. Standar ini mencakup uji dielektrik dengan : - tegangan searah, - tegangan bolak-balik - tegangan impuls, dan - uji dengan kombinasi ketiganya. Standar ini mencakup dimensi unit insulator renteng dari cap dan pin dan tipe batang panjang dan kelengkapan fiting logam untuk saluran udara. Termasuk enam ukuran standar yang ditentukan oleh diameter pin nominal. Standar ini mencakup gawai pengunci yang digunakan dengan bola dan kopling tusuk kontak dari unit insulator renteng. Standar ini menguraikan : - konsep dan prinsip sistem manajemen pengandalan; - identifikasi proses umum dalam pengandalan untuk planning, alokasi sumber daya, kontrol, dan tindakan lain yang mendukung terpenuhinya tujuan ketergantungan, - masalah kinerja pengandalan dalam fase umur siklus produk yang mencakup planning, desain, pengukuran, analisis dan pengembangan, - unjuk kerja dan faktor pengaruhnya, unjuk kerja keandalan, unjuk kerja mampu rawat dan unjuk kerja penunjang perawatan. Standar ini menguraikan teknik analisis pengandalan; yang merinci : - metodologi keuntungan dan kerugiannya, masukan data dan kondisi lain sebagai parameter teknik analisis, - pemilihan metodologi yang dimaksudkan untuk memberikan informasi dalam rangka pemilihan metode analisis yang sangat tepat. PTTR PTHB PTKI PTIS PTKS 2
3 NO JUDUL/TOPIK RUANG LINGKUP PANTEK 15 Insalasi listrik bangunan Bagian 7 : Persyaratan untuk instalasi atau lokasi khusus Seksi 712 : Sistem suplai daya fotovoltaik (PV) tenaga surya ( ) 16 Insalasi listrik bangunan Bag. 7: Persyaratan untuk instalasi atau lokasi khusus Seksi 740 : Temporari atau lokasi Instalasi listrk untuk struktur, gawai amusemen, dan pojok gelanggang ( ) 17 Insalasi listrik bangunan Bag. 7 : Persyaratan untuk instalasi atau lokasi khusus Seksi 714 : Instalasi pencahayaan luar (96-04) 18 Kabel berisolasi karet Tegang-an pengenal sampai dengan dan termasuk 450/750 V Bagian 1 : Persyaratan umum ( ) 19 Kabel berisolasi karet Tegangan pengenal sampai dengan dan termasuk 450/750 V Bagian 2 : Metode uji ( ) 20 Kaki dan fiting lampu bersama dengan alat ukur untuk kontrol mampu tukar dan keselamatan Bagian 2 : Fiting lampu ( ) 21 Pedoman untuk pengukuran medan pada vibrasi dan pulsasi dalam mesin hidrolik (turbin, pompa penyimpan dan pompa-turbin) ( ) Standar ini berlaku untuk instalasi listrik pada sistem suplai daya fotovoltaik (PV) termasuk sistem dengan modul arus bolak balik. Standar ini menspesifikasikan persyaratan minimum instalasi listrik untuk memfasilitasi desain, instalasi, dan operasi yang bergerak (mobile), temporer atau permanen dengan aman yang berinstalasi mesin dan struktur yang terkait dengan perlengkapan listrik Standar ini berlaku untuk instalasi pencahayaan luar magun. Persyaratan khusus instalasi pencahayaan, misalnya untuk jalan umum, tempat parkir, taman, tempat-tempat untuk publik, tempat olah raga, iluminasi monumen dan pencahaya-an sorot, dan perlengkapan lain terkait dengan pencahayaan seperti kios telepon, halte bus, papan iklan, peta kota, lampu trafik. Penca-hayaan luar meliputi sistem pengkawatan dan lengkapan yang ditempatkan di luar bangunan. Standar ini menspesifikasikan penandaan, identfikasi inti dan persyaratan umum untuk konstruksi kabel. Standar ini menguraikan metode uji kabel berinsulasi karet dari semua jenis dari seri standar ini. Standar ini menentukan dimensi dan metode pengukuran fiting lampu untuk kontrol mampu tukar dan keselamatan penggunaan dan pemasangan kaki lampu Standar ini merupakan pedoman yang berlaku untuk turbin tipe reaksi atau impuls, sama seperti untuk setiap tipe dari pompa-turbin dan pompa penyimpan, dikoplin dengan generator listrik atau motor. Standar ini mencakup medan dari uji vibrasi dan pulsasi. 22 Pembangkit tenaga air skala kecil PTEB PTIK PTIK PTKK PTPM PTTB 3
4 PROGRAM RENCANA PEMBERLAKUAN SNI SEBAGAI STANDAR WAJIB TAHUN 2004 N0 NOMOR SNI ATAU RSNI JUDUL KETERKAITAN DENGAN PRODUK ATAU SISTEM INSTALASI ACUAN STANDAR (1) (2) (3) (4) (5) Peranti listrik rumah tangga Bagian 2-34 : Persyaratan khusus untuk motor kompresor Peranti listrik rumah tangga Bagian 2-3: Persyaratan khusus untuk setrika listrik Peranti listrik rumah tangga Bagian 2-14 : Persyaratan khusus untuk mesin dapur Peranti listrik rumah tangga Bagian 2-7: Persyaratan khusus untuk mesin cuci Peranti listrik rumah tangga Bagian 2-11 : Persyaratan khusus untuk pengering guling Motor kompresor untuk refrigerators (lemari pendingin), food freezers, ice makers, airconditioners, electric heat pumps and dehumidifiers. IEC Setrika listrik IEC ekstraktor jus-buah (berry-juice extractors); - blender (blenders); - pencincang (mincers); - juiser sentrifugal (centrifugal juicersi); - pengocok krim (cream whippers); - pengocok telur (egg beaters); - pengaduk (churn); - pencampur makanan (food mixers); - pemroses makanan (food processors); IEC Mesin cuci IEC Mesin cuci IEC
5 (1) (2) (3) (4) (5) Peranti listrik rumah tangga Bagian 2-4: Persyaratan khusus untuk spin ekstraktor Peranti listrik rumah tangga Bagian 2-40: Persyaratan khusus untuk pompa bahang, pengkondisi udara dan penghilang lembab Peranti listrik rumah tangga Bagian 2-41: Persyaratan khusus untuk pompa Peranti listrik rumah tangga Bagian 2-24: Persyaratan khusus untuk peranti refrigerasi, peranti es krim dan pembuat es Peranti listrik rumah tangga Bagian 2-9: Persyaratan khusus untuk gril, pemanggang roti dan peranti pemasak portabel sejenis Perlengkapan kendali lampu Bagian 1 : Persyaratan umum dan keselamatan Perlengkapan kendali lampu Bagian 2-3 : Persyaratan khusus balas elektronik disuplai a.b. untuk lampu fluoresen Luminer Bagian 1: Persyaratan dan Pengujian Luminer Bagian 2-1 : Persyaratan Khusus Luminer terpasang tetap untuk penggunaaan umum Luminer Bagian 2-2 : Persyaratan khusus luminer tertanam Mesin cuci IEC Pompa bahang listrik, termasuk pompa bahang air panas sanitasi, pengkongdisi udara, dan penghilang lembab Pompa listrik (vertical) IEC IEC Lemari pendingin IEC pemanggang roti (toasters) - pemanggang (barbeque); - pemasak (cookers); - dehidrator makanan (food dehydrators); - pemanggang (roasters) IEC Balas elektronik IEC Balas elektronik IEC Luminer lampu IEC Luminer lampu untuk penggunaan umum Luminer lampu untuk penggunaan tertanam IEC IEC
6 (1) (2) (3) (4) (5) Luminer Bagian 2-3: Persyaratan khusus-luminer untuk pencahayaan jalan Luminer Bagian 2-5: Persyaratan khusus-lampu sorot Luminer lampu jalan IEC Luminer lampu sorot IEC RSNI Persyaratan umum instalasi listrik tegangan menengah 19 RSNI Proteksi bangunan terhadap petir, Bagian 1 : Prinsip umum 20 RSNI Proteksi bangunan terhadap petir, Bagian 1 : Prinsip umum Seksi 1 : Pedoman A Pemilihan tingkat proteksi untuk sistem proteksi petir Pemutus sirkit arus sisa tanpa proteksi arus lebih terpadu untuk pemakaian rumah tangga dan sejenisnya (RCCB) Bagian 1 : Umum Pemutus sirkit arus sisa tanpa proteksi arus lebih terpadu untuk pemakaian rumah tangga dan sejenisnya (RCCB) Bagian 2-1 : Mampu terap aturan umum untuk fungsi RCCB yang independen dari tegangan saluran Pemutus sirkit untuk perlengkapan (PMS P) Insulator untuk saluran udara dengan tegangan nominal di atas 1000 volt Bagian 1 : Unit isolator keramik atau gelas untuk sistem arus bolak-balik Definisi, metode uji dan kriteria penerimaan Instalasi tenaga listrik tegangan menengah Pengaman instalasi tenaga listrik Pengaman instalasi tenaga listrik Gawai arus sisa untuk tegangan rendah Gawai arus sisa untuk tegangan rendah Pemutus sirkit untuk perlengkapan juga sebagai proteksi terhadap tegangan kurang/lebih Insulator dari bahan keramik dan gelas untuk saluran udara dengan tegangan lebih dari 1000 V IIEC, AS, dll IEC IEC IEC IEC IEC IEC
7 (1) (2) (3) (4) (5) Insulator untuk saluran udara dengan tegangan nominal di atas 1000 volt Bagian 2 : Iinsulator rentengan dan set isolator untuk sistem arus bolak-balik Definisi, metode uji dan kriteria penerimaan Insulator berbahan keramik atau gelas untuk saluran udara dengan tegangan nominal di atas 1000 V Uji tembus Meter VAR-Jam statik arus bolak-balik untuk energi reaktif (kelas 2 dan 3) Keselamatan listrik pada sistem distribusi tegangan rendah sampai dengan 1000 volt a.b.b. dan 1500 volt a.s. Perlengkapan untuk pengujian, pengukuran atau pemantauan dari tindakan pengamanan Bagian 1 : Persyaratan umum Keselamatan listrik pada sistem distribusi tegangan rendah sampai dengan 1000 volt a.b.b. dan 1500 volt a.s. Perlengkapan untuk pengujian, pengukuran atau pemantauan dari tindakan pengamanan Bagian 2 : Resistansi isolasi Keselamatan listrik pada sistem distribusi tegangan rendah sampai dengan 1000 volt a.b.b. dan 1500 volt a.s. Perlengkapan untuk pengujian, pengukuran atau pemantauan dari tindakan pengamanan Bagian 3 : Impedans lingkar Pengaman lebur tegangan rendah Bagian 1 : Persyaratan umum Kabel berisolasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Insulator jenis rentengan dan set untuk saluran udara dengan tegangan lebih dari 1000 V Uji tembus pada insulator dari bahan keramik dan gelas IEC IEC Meter VAR-Jam IEC Perlengapan uji dan ukur untuk keselamatan listrik pada sistem distribusi tegagan rendah Perlengapan uji dan ukur untuk resistans insulasi Perlengapan uji dan ukur untuk impedans lingkar (loop) IEC IEC IEC Pengaman lebur IEC Kabel berisolasi PVC untuk tegangan rendah IEC
8 DAFTAR NASKAH RSNI 2003 YANG DIUSULKAN KE BSN UNTUK DITETAPKAN MENJADI SNI No. Panitia Nomor Konsep Judul RSNI Acuan Teknik RSNI (1) (2) (3) (4) (5) 1 Istilah Ketenagalistrikan (PTIT) 2 Tegangan Arus Pengenal dan Frekuensi, Arus Hubung-Singkat dan Relai Listrik (PTTN) 3 Material dan Sistem Isolasi (PTMI) 4 Saluran Udara, Elektronika Tenaga dan Kapasitor Tenaga (PTSU) 5 Meter Listrik, (PTML) 6 Transformator (PTTR) 1. IT SNI IT SNI Prinsip dasar dan prinsip keselamatan untuk antarmuka manusia dan mesin, pemarkaan dan pengidentifikasian Pengidentifikasian penghantar dengan warna atau numerik IEC ( ) Kode untuk penandaan warna IEC ( ) 3. TN Pengujian gangguan listrik untuk relai ukur dan perlengkapan proteksi Bagian 1 ; Pengujian gangguan letusan/penuh pada 1 mega hertz 4. MI Cairan insulasi Penentuan tegangan tembus pada frekuensi daya Metode uji 5. SU Saluran udara Persyaratan dan pengujian untuk peredaman getaran Stockbridge jenis Aeolian 6. ML Instrumen ukur listrik analog penunjuk langsung dan lengkapannya Bagian 1 : Definisi dan persyaratan umum yang disatukan untuk semua bagian 7. TR SNI Transformator tenaga Bagian 2 : Kenaikan suhu IEC ( ) IEC ( ) IEC ( ) IEC ( ) IEC ( ) 7 Perlengkapan Hubung-Bagi (PTHB) 8. HB Spesifikasi umum untuk standar perlengkapan hubung bagi dan kontrol tegangan tinggi IEC ( ) 8 Koordinasi Isolasi (PTKI) 9 Isolator Listrik (PTIS) 10 Keandalan Sistem dan Peralatan Ketenagalistrikan (PTKS) 11 Instalasi Ketenagalistrikan (PTIK) 9. KI SNI Proteksi bangunan terhadap petir, Bagian 1 : Prinsip umum 10. KI Proteksi bangunan terhadap petir, Bagian 1 : Prinsip umum Seksi 1 : Pedoman A Pemilihan tingkat proteksi untuk sistem proteksi petir 11. IS Insulator untuk saluran udara dengan tegangan nominal di atas 1000 volt Bagian 1 : Unit insulator keramik atau gelas untuk sistem arus bolak-balik Definisi, metode uji dan kriteria penerimaan 12. IS SNI Insulator untuk saluran udara dengan tegangan nominal di atas 1000 volt Bagian 2 : Isolator rentengan dan set insulator untuk sistem arus bolak-balik Definisi, metode uji dan kriteria penerimaan 13. KS Teknis analisis keandalan sistem prosedur Moda kegagalan dan analisis efek 14. IK Radas listrik untuk penggunaan di tempat berdebu yang dapat terbakar Bagian 1-1: Radas listrik yang diproteksi dengan selungkup dan pembatasan suhu permukaan 8 IEC ( ) IEC ( ) IEC ( ) IEC ( ) IEC ( ) IEC ( )
9 Ketentuan untuk radas 15. IK Instalasi listrik tegangan menengah luar bangunan (1) (2) (3) (4) (5) 12 Kabel dan Konduktor Telanjang (PTKK) 13 Peranti/ Pemanfaat Listrik (PTPM) 16. KK Kabel berisolasi karet tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 1 : Persyaratan umum 17. KK Kabel berisolasi karet tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 2 : Metode uji 18. PM Tusuk kontak dan kotak kontak untuk rumah tangga dan sejenis Bagian 2-2 : Persyaratan khusus kotak kontak peranti 19. PM Pemutus sirkit arus sisa tanpa proteksi aruslebih terpadu untuk pemakaian rumah tangga dan sejenis (RCCB) Bagian 2-1 : Pemberlakuan persyaratan umum ke dalam RCCB yang berfungsi independent dan tegangan jaringan 20. PM Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan. Bagian 2-34 : Persyaratan khusus untuk motor kompresor 21. PM Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan. Bagian 2-3: Persyaratan khusus SNI untuk setrika listrik 22. PM Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan. Bagian 2-4: Persyaratan khusus untuk spin ekstraktor 23. PM Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2 9: Persyaratan khusus untuk gril, pemanggang roti dan peranti pemasak portabel sejenis 24. PM Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-10: Persyaratan khusus untuk mesin pembersih lantai dan mesin penggosok basah 25. PM Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-11 : Persyaratan khusus untuk pengering guling 26. PM Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-14 : Persyaratan khusus untuk mesin dapur 27. PM Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2 15: Persyaratan khusus untuk peranti pemanas cairan 28. PM Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2 21 : Persyaratan khusus untuk pemanas air dengan penyimpanan 29. PM Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-23: Persyaratan khusus untuk perawatan kulit dan rambut 30. PM Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-28: Persyaratan khusus untuk mesin jahit 31. PM Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagin 2-29 : Persyaratan khusus untuk pengisi batere 32. PM Peranti lstrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-32: Persyaratan khusus untuk peranti pijat 33. PM Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-35: Persyaratan khusus 9 IEC ( ) Am.1 ( ) Am.2 ( ) IEC ( ) Am.1 ( ) Am.2 ( ) IEC ( ) IEC ( ) IEC IEC ( ) IEC ( ) IEC ( ) IEC IEC IEC IEC ( ) IEC ( ) IEC ( ) IEC IEC ( ) IEC IEC
10 14 Turbin Air (PTTB) 15 Energi Baru dan Terbarukan (PTEB) untuk pemanas air instan 34. PM Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-36 : Persyaratan khusus untuk kompor listrik, oven, papan besi, elemen papan besi 35. PM Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2 38: Persyaratan khusus untuk pemanggang listrik dan gril pemanggang listrik 36. PM Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-44: Persyaratan khusus untuk seterika 37. PM Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-53: Persyaratan khusus untuk peranti pemanas sauna 38. PM Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-55: Persyaratan khusus untuk peranti listrik yang digunakan pada akuarium dan kolam taman 39. PM Peranti Listrik Rumah Tangga Dan Yang Sejenis Keselamatan Bagian 2-59: Persyaratan khusus untuk pembunuh serangga 40. PM Peranti Listrik Rumah Tangga Dan Sejenis Keselamatan Bagian 2-64: Persyaratan khusus untuk mesin dapur listrik komersial 41. PM Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-90: Persyaratan khusus untuk oven gelombang mikro komersial 42. PM SNI Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-7: Persyaratan khusus untuk mesin cuci 43. PM Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-40: Persyaratan khusus untuk pompa bahang, pengkondisi udara dan penghilang lembab 44. PM SNI PM SNI TB SNI Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-41: Persyaratan khusus untuk pompa Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-24: Persyaratan khusus untuk peranti lemari pendingin, peranti es krim dan pembuat es Evaluasi lubangan kavitasi pada turbin air, pompa tando dan turbin-pompa 47. EB Sistem Konversi Energi Angin (SKEA) IEC IEC ( ) IEC ( ) IEC IEC ( ) IEC IEC ( ) IEC ( ) IEC ( ) IEC ( ) IEC IEC IEC ( ) 10
Buku Informasi Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan
STANDARDISASI KETENAGALISTRIKAN 2.1. Umum Kerja sama di bidang ekonomi antara negara-negara di dunia, seperti Asean Free Trade Area (AFTA), Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) dan World Trade Organization
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PENGENDALIAN DAN JAMINAN MUTU
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PENGENDALIAN DAN JAMINAN MUTU DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN
Lebih terperinciKEBIJAKAN STANDARDISASI KETENAGALISTRIKAN DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
KEBIJAKAN STANDARDISASI KETENAGALISTRIKAN Disampaikan pada Sosialisasi Regulasi Teknik Ketenagalistrikan Medan, 29 Maret 2007 DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI DASAR HUKUM (1) UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PERALATAN TENAGA LISTRIK SUB-BIDANG PENGENDALIAN DAN JAMINAN MUTU
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PERALATAN TENAGA LISTRIK SUB-BIDANG PENGENDALIAN DAN JAMINAN MUTU DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK
Lebih terperinciPeranti listrik rumah tangga dan sejenisnya Keselamatan Bagian 2-41: Persyaratan khusus untuk pompa
Standar Nasional Indonesia Peranti listrik rumah tangga dan sejenisnya Keselamatan Bagian 2-41: Persyaratan khusus untuk pompa ICS 13.120; 23.080; 97.180 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar
Lebih terperinciTegangan standar SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional ICS
Standar Nasional Indonesia Tegangan standar ICS 29.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi SNI 04-0227-2003 Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang Iingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3 Tabel tegangan
Lebih terperinciBagian 2 Persyaratan dasar
Bagian 2 Persyaratan dasar 2.1 Proteksi untuk keselamatan 2.1.1 Umum 2.1.1.1 Persyaratan dalam pasal ini dimaksudkan untuk menjamin keselamatan manusia, dan ternak dan keamanan harta benda dari bahaya
Lebih terperinciPeranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-41: Persyaratan khusus untuk pompa
Standar Nasional Indonesia Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-41: Persyaratan khusus untuk pompa (IEC 60335-2-41 (2005-06), IDT) ICS 13.120; 97.180; 23.080 Badan Standardisasi
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. [1] Badan Standarisasi Nasional. Desember Peraturan Umum Instalasi
DAFTAR PUSTAKA [1] Badan Standarisasi Nasional. Desember 2000. Peraturan Umum Instalasi Listrik 2000(PUIL 2000). Jakarta. [2] Mohammad Hasan Basri. 2008. Rancang Bangun Diagram Satu Garis Rencana Sistem
Lebih terperinciTUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK
TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman
Lebih terperinciPeranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-80: Persyaratan khusus untuk kipas angin
SNI IEC 60335-2-80:2009 Standar Nasional Indonesia Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-80: Persyaratan khusus untuk kipas angin (IEC 60335-2-80 (2005-11), IDT) ICS 13.120 Badan
Lebih terperinciMENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL,
KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 901 K/30/MEM/2003 TANGGAL 30 JUNI 2003 TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA 04-6292.2.80-2003 MENGENAI PERANTI LISTRIK UNTUK RUMAH TANGGA
Lebih terperinciLampu swa-balast untuk pelayanan pencahayaan umum-persyaratan keselamatan
Standar Nasional Indonesia Lampu swa-balast untuk pelayanan pencahayaan umum-persyaratan keselamatan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1
Lebih terperinciBAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik
BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1. Umum Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik yang dihasilkan pusat pembangkitan disalurkan melalui jaringan transmisi.
Lebih terperinciINTERPRETASI PERDIRJEN NO 30 th 2013 dan SNI IEC dan SNI IEC Piranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan
INTERPRETASI PERDIRJEN NO 30 th 2013 dan SNI IEC 60335-1 dan SNI IEC 60335-2-24 Piranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-24: Persyaratan khusus untuk Refrigerator oleh : Irwan I (B4T)
Lebih terperinciBagian 3 Proteksi untuk keselamatan
Bagian 3 Proteksi untuk keselamatan 3.1 Pendahuluan 3.1.1 Proteksi untuk keselamatan menentukan persyaratan terpenting untuk melindungi manusia, ternak dan harta benda. Proteksi untuk keselamatan selengkapnya
Lebih terperinciISOLATOR 2.1 ISOLATOR PIRING. Jenis isolator dilihat dari konstruksi dan bahannya dibagi seperti diagram pada Gambar 2.1. Universitas Sumatera Utara
ISOLATOR Pada sistem penyaluran daya listrik dari pembangkit listrik ke konsumen, perlu digunakan tegangan tinggi untuk mengurangi rugi-rugi daya di sepanjang saluran. Pada saluran transmisi dan distribusi,
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Isolator. Pada suatu sistem tenaga listrik terdapat berbagai bagian yang memiliki
BAB II DASAR TEORI 2.1 Isolator Pada suatu sistem tenaga listrik terdapat berbagai bagian yang memiliki tegangan dan juga tidak bertegangan. Sehingga bagian yang tidak bertegangan ini harus dipisahkan
Lebih terperinciBagian 6 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta komponennya
SNI 0405000 Bagian 6 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta komponennya 6. Ruang lingkup 6.. Bab ini mengatur persyaratan PHB yang meliputi, pemasangan, sirkit, ruang pelayanan, penandaan untuk
Lebih terperinciASPEK KESELAMATAN DALAM LINGKUNGAN KERJA LISTRIK
TM - 1 ASPEK KESELAMATAN DALAM LINGKUNGAN KERJA LISTRIK Mengapa keselamatan kerja di lingkungan kerja listrik menjadi prioritas utama? Kecelakaan kerja di lingkungan kerja listrik disebabkan adanya sengatan
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK
BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK 3.1 Tahapan Perencanaan Instalasi Sistem Tenaga Listrik Tahapan dalam perencanaan instalasi sistem tenaga listrik pada sebuah bangunan kantor dibagi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat
Lebih terperinciPENGUJIAN TAHANAN ISOLASI INSTALASI LISTRIK. Lembar Informasi
PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI INSTALASI LISTRIK Lembar Informasi Tahanan (resistansi) isolasi dari kabel instalasi listrik merupakan salah satu unsur yang menentukan kualitas instalasi listrik, mengingat fungsi
Lebih terperinciSISTEM PROTEKSI PADA GENERATOR
SISTEM PROTEKSI PADA GENERATOR GANGGUAN PADA GENERATOR Pada Sirkit Listrik Generator yang menyebabkan tripnya PMT, pada umumnya disebabkan oleh : 1. Gangguan diluar seksi generator tetapi PMT generator
Lebih terperinciBAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV
BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV 2.1. UMUM Gardu Induk adalah suatu instalasi tempat peralatan peralatan listrik saling berhubungan antara peralatan yang satu dengan peralatan
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. mungkin memiliki keseimbangan antara sistem pembangkitan dan beban, sehingga
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknik tenaga listrik sudah mengalami kemajuan yang cukup signifikan dalam sistem penyaluran tenaga listrik. Namun, masih ada daerah yang masih sulit dijangkau
Lebih terperinciKoreksi Faktor Daya. PDF created with FinePrint pdffactory trial version
Bab 10 Koreksi Faktor Daya Apa yg dimaksud faktor daya arus listrik yang digunakan oleh hampir semua perlengkapan arus listrik bolak-balik dapat dibedakan menjadi dua bagian : q arus listrik yang dikonversikan
Lebih terperinciJOBSHEET PRAKTIKUM 7 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK
JOBSHEET PRAKTIKUM 7 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK I. Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui tentang apa itu tahanan isolasi. 2. Mahasiswa mengetahui bagaimana cara dan aturan-aturan pemakaian alat ukur
Lebih terperinciINSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SESUAI PUIL 2000
INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SESUAI PUIL 2000 34 Instalasi pemanfaatan tenaga listrik adalah instalasi listrik milik pelanggan atau yang ada di sisi pelanggan. Definisi umum : 1. Yang dimaksud
Lebih terperinciBAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT)
BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT) 9.1. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH/ KURANG 9.1.1 Pendahuluan. Relai tegangan lebih [ Over Voltage Relay ] bekerjanya berdasarkan kenaikan
Lebih terperinciPemasangan Komponen PHB Terdapat beberapa macam pemasangan dalam pemasangan komponen PHB yaitu :
Nama : Setyawan Rizal Nim : 09501244010 Kelas : D PHB (PANEL HUBUNG BAGI) PHB adalah merupakan perlengkapan yang digunakan untuk membagi dan mengendalikan tenaga listrik. Komponen utama yang terdapat pada
Lebih terperinciTusuk-kontak dan kotak-kontak untuk keperluan rumah tangga dan sejenisnya Bagian 1-1: Persyaratan umum Bentuk dan Ukuran
Standar Nasional Indonesia Tusuk-kontak dan kotak-kontak untuk keperluan rumah tangga dan sejenisnya Bagian 1-1: Persyaratan umum Bentuk dan Ukuran ICS 29.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi
Lebih terperinciKalkulasi Kebutuhan Daya Listrik. PDF created with FinePrint pdffactory trial version
Bab 5 Kalkulasi Kebutuhan Daya Listrik q studi usulan kebutuhan instalasi listrik yg mencakup pemahaman tentang regulasi, aturan dan kaidah yang berlaku. q pemahaman tentang modus operasi sumberdaya listrik
Lebih terperinciBAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA SIFAT BAHAN KIMIA SEHARI-HARI DENGAN STRUKTUR PARTIKEL PENYUSUNNYA? Kegiatan 2.1. Terdiri dari
Setelah mempelajari dan memahami konsep atom, ion, dan molekul, kini saatnya mempelajari ketiganya dalam bahan kimia sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah dapat melihat atom, ion,
Lebih terperinciSISTEM PROTEKSI RELAY
SISTEM PROTEKSI RELAY SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK DAN SPESIFIKASINYA OLEH : WILLYAM GANTA 03111004071 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015 SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan daya listrik dari pembangkit ke konsumen yang letaknya dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Listrik saat ini merupakan sebuah kebutuhan pokok yang tak tergantikan. Dari pusat kota sampai pelosok negeri, rumah tangga sampai industri, semuanya membutuhkan
Lebih terperinciBAB III ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)
BAB III ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP) 3.1 Alat Ukur Listrik Besaran listrik seperti arus, tegangan, daya dan lain sebagainya tidak dapat secara langsung kita tanggapi dengan panca indra kita. Untuk
Lebih terperinciLISTRIK DALAM RUMAH TANGGA
LISTRIK DALAM RUMAH TANGGA PENDAHULUAN Kamu telah mengetahui dan memahami bahwa manusia pada saat ini dan saat yang akan datang selalu membutuhkan listrik, baik di rumah, di kantor, di pabrik, di sekolah,
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Tenaga Listrik adalah sistem penyediaan tenaga listrik yang terdiri dari beberapa pembangkit atau pusat listrik terhubung satu dengan
Lebih terperinci1. Proteksi Generator
1. Proteksi Generator Generator merupakan sumber energi listrik didalam sistem tenaga listrik, maka perlu diproteksi dari semua gangguan jangan sampai mengalami kerusakan karena kerusakan generator akan
Lebih terperinciDAFTAR STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG KETENAGALISTRIKAN
DAFTAR STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG KETENAGALISTRIKAN NO. NOMOR NOMOR JUDUL STANDAR DAN DESKRIPSI PANITIA SNI ACUAN TEKNIK (1) (2) (3) (4) (5) 1 04-3576-1994 IEC 60 MDE Istilah Teknik Ketenagalistrikan
Lebih terperinciPENATAAN DAN PENYEDERHANAAN REGULASI SUB SEKTOR KETENAGALISTRIKAN
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan KementerianEnergidanSumberDayaMineral PENATAAN DAN PENYEDERHANAAN REGULASI SUB SEKTOR KETENAGALISTRIKAN DAN PERUBAHAN KEDUA PERMEN ESDM NO.10 TAHUN 2017 Jakarta, 14
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tegangan tinggi digunakan dalam peralatan X-Ray. Dalam bidang industri, listrik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini listrik tegangan tinggi banyak digunakan dalam berbagai bidang. Listrik tegangan tinggi digunakan dalam bidang sistem tenaga listrik, medis, industri, dan
Lebih terperinciBAB III KEBUTUHAN GENSET
BAB III KEBUTUHAN GENSET 3.1 SUMBER DAYA LISTRIK Untuk mensuplai seluruh kebutuhan daya listrik pada bangunan ini maka direncanakan sumber daya listrik dari : A. Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) B.
Lebih terperinciDASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI DAN REKAYASA PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK KETENAGALISTRIKAN KOMPETENSI KEAHLIAN : 1. TEKNIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan listrik, salah satunya adalah isolasi. Isolasi adalah suatu alat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam kehidupannya sangat bergantung pada kebutuhan energi. Energi tersebut diperoleh dari berbagai sumber, kemudian didistribusikan dalam bentuk listrik. Listrik
Lebih terperinciDEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI NOMOR 20012/44/600.4/2003 TENTANG
Lebih terperinciPENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DESAIN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN LEDAKAN INTERNAL PADA REAKTOR DAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN Pencegahan Kebakaran
Lebih terperinciLAMPIRAN A: SPESIFIKASI TEKNIS SEKTOR PENERANGAN JALAN UMUM
LAMPIRAN A: SPESIFIKASI TEKNIS SEKTOR PENERANGAN JALAN UMUM REGULASI TEKNIS TERKAIT PJU Telah diterbitkan 11 Peraturan Menteri ESDM tentang pemberlakukan SNI Wajib untuk produk ketenagalistrikan. Standar
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMK Ma arif 1 Piyungan Mata Pelajaran : Perbaikan Peralatan Listrik Rumah Tangga Kelas/Semester : XI / Ganjil Materi Pokok : Definisi perbaikan dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Saluran Transmisi Sistem transmisi adalah suatu sistem penyaluran energi listrik dari satu tempat ke tempat lain, seperti dari stasiun pembangkit ke substation ( gardu
Lebih terperinciSELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO
SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian
Lebih terperinciSUB BIDANG PERANCANGAN
5 2010, No.321 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 08 TAHUN 2010 TANGGAL : 5 Juli 2010 STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA
Lebih terperinciJOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK
JOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK I. Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui tentang pengertian dan fungsi dari elektrode bumi. 2. Mahasiswa mengetahui bagaimana cara dan aturan-aturan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ISOLATOR PIRING 2.1.1 Umum Pada suatu sistem tenaga listrik terdapat berbagai bagian yang memiliki tegangan dan juga tidak bertegangan. Sehingga bagian yang tidak bertegangan
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA 2 PERSYARATAN KHUSUS DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT Lampiran ini menguraikan
Lebih terperinciBAB III KEADAAN UMUM MENARA SUTET
BAB III KEADAAN UMUM MENARA SUTET SUTET atau Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi merupakan media pendistribusian listrik oleh PLN berupa kabel dengan tegangan listriknya dinaikkan hingga mencapai 500kV
Lebih terperinciSUB BIDANG PEMELIHARAAN
LAMPIRAN V: KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1313 K/30/MEM/2003 TANGGAL : 28 OKTOBER 2003 STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.556,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGHEMATAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPemanfaat tenaga listrik untuk keperluan rumah tangga dan sejenisnya Label tanda hemat energi
Standar Nasional Indonesia Pemanfaat tenaga listrik untuk keperluan rumah tangga dan sejenisnya Label tanda hemat energi ICS 13.020.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM NASIONAL REGULASI TEKNIS (PNRT) TAHUN
RENCANA PROGRAM NASIONAL REGULASI TEKNIS (PNRT) TAHUN 2016 2017 No NO SNI Judul SNI Produk 1 SNI 2128 : 2013 Asam Formiat Teknis 2 SNI 02-2810-2005 Pupuk monoamonium fosfat 3 SNI 02-2858-2005 Pupuk diamonium
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM NASIONAL REGULASI TEKNIS (PNRT) TAHUN
RENCANA PROGRAM NASIONAL REGULASI TEKNIS (PNRT) TAHUN 2016 2017 Produk mor SNI Judul SNI Tahun Instansi 1 Asam formiat teknis 1 SNI 2128:2013 Asam formiat teknis 2 Pupuk monoamonium fosfat 2 SNI 02-2810-2005
Lebih terperinciMETODE PENGUKURAN DAN PENGUJIAN SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI LISTRIK
Hasrul, Metode Pengukuran dan Pengujian Sistem Pembumian Instalasi istrik METODE PENGUKURAN DAN PENGUJIAN SISTEM PEMBUMIAN INSTAASI ISTRIK Hasrul Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat khususnya pada bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat khususnya pada bidang elektronika. Hampir semua peralatan menggunakan komponen elektronika, bahkan peralatan rumah tangga
Lebih terperinciMODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)
MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) 1. 1. SISTEM TENAGA LISTRIK 1.1. Elemen Sistem Tenaga Salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk mengirimkan energi adalah melalui
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang
Lebih terperinciDasar Rangkaian Listrik
Dasar Rangkaian Listrik Faktor Pertimbangan Distribusi Sistem Tenaga Listrik Keamanan Energi listrik yang digunakan oleh para pemakai dengan tingkat resiko / bahaya yang minimal Penyediaan Tenaga Listrik
Lebih terperinciKOMPONEN INSTALASI LISTRIK
KOMPONEN INSTALASI LISTRIK HASBULLAH, S.PD, MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI 2009 KOMPONEN INSTALASI LISTRIK Komponen instalasi listrik merupakan perlengkapan yang paling pokok dalam suatu rangkaian instalasi
Lebih terperinciPeranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-3: Persyaratan khusus untuk setrika listrik
Standar Nasional Indonesia Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-3: Persyaratan khusus untuk setrika listrik (IEC 60335-2-3 (2005-12), IDT) ICS 97.060; 13.120 Badan Standardisasi
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PENUNJANG
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PENUNJANG DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMAFAATAN ENERGI
Lebih terperinciBAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA
BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA Isolator memegang peranan penting dalam penyaluran daya listrik dari gardu induk ke gardu distribusi. Isolator merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi
Lebih terperinciBAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD
BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD Kalor dan Perpindahannya BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD 1. Apa yang dimaksud dengan kalor? 2. Bagaimana pengaruh kalor pada benda? 3. Berapa jumlah kalor yang diperlukan
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN... TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN
RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN... TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 28 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan,
Lebih terperinciPelatihan Sistem PLTS Maret PELATIHAN SISTEM PLTS PROTEKSI DAN KESELAMATAN KERJA Serpong, Maret Oleh: Fariz M.
PELATIHAN SISTEM PLTS PROTEKSI DAN KESELAMATAN KERJA Serpong, 24-26 Maret 2015 Oleh: Fariz M. Rizanulhaq Balai Besar Teknologi Energi (B2TE) TUJUAN DAN SASARAN Peserta memahami berbagai macam alat proteksi
Lebih terperinciPENGARUH KOMBINASI PEMBEBANAN INDUKTIF DAN NON LINIER TERHADAP KARAKTERISTIK HARMONIK GENERATOR INDUKSI 3 FASE TEREKSITASI DIRI
PENGARUH KOMBINASI PEMBEBANAN INDUKTIF DAN NON LINIER TERHADAP KARAKTERISTIK HARMONIK GENERATOR INDUKSI 3 FASE TEREKSITASI DIRI TUGAS AKHIR Tugas Akhir Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas Dan Memenuhi
Lebih terperinciPENTANAHAN JARING TEGANGAN RENDAH PLN DAN PENTANAHAN INSTALASI 3 SPLN 12 : 1978
BIDANG DISTRIBUSI No. SPLN No. JUDUL 1 SPLN 1 : 1995 TEGANGAN-TEGANGAN STANDAR 2 SPLN 3 :1978 PENTANAHAN JARING TEGANGAN RENDAH PLN DAN PENTANAHAN INSTALASI 3 SPLN 12 : 1978 PEDOMAN PENERAPAN SISTEM DISTRIBUSI
Lebih terperinciPENGARUH PEMBEBANAN LAMPU HEMAT ENERGI TERHADAP KARAKTERISTIK HARMONIK GENERATOR INDUKSI 3 FASE TEREKSITASI DIRI
PENGARUH PEMBEBANAN LAMPU HEMAT ENERGI TERHADAP KARAKTERISTIK HARMONIK GENERATOR INDUKSI 3 FASE TEREKSITASI DIRI TUGAS AKHIR Tugas Akhir Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas Dan Memenuhi Persyaratan Guna
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PERALATAN TENAGA LISTRIK SUB-BIDANG PENUNJANG
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PERALATAN TENAGA LISTRIK SUB-BIDANG PENUNJANG DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem isolasi merupakan bagian yang sangat penting dalam sistem tegangan tinggi yang berguna untuk memisahkan dua buah penghantar listrik yang berbeda potensial, sehingga
Lebih terperinciSUB BIDANG PERANCANGAN
LAMPIRAN I : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL : STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN DEPARTEMEN
Lebih terperinciVoltage sag atau yang sering juga disebut. threshold-nya. Sedangkan berdasarkan IEEE Standard Voltage Sag
2.3. Voltage Sag 2.3.1. Gambaran Umum Voltage sag atau yang sering juga disebut sebagai voltage dip merupakan suatu fenomena penurunan tegangan rms dari nilai nominalnya yang terjadi dalam waktu yang singkat,
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.557,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14 TAHUN 2012 TENTANG MANAJEMEN ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Lightning Arrester merupakan alat proteksi peralatan listrik terhadap tegangan lebih yang disebabkan oleh petir atau surja hubung (switching surge). Alat ini bersifat
Lebih terperinciBAB II TEGANGAN TINGGI. sehingga perlu penjelasan khusus mengenai pengukuran ini. Ada tiga jenis tegangan
BAB II TEGANGAN TINGGI 2.1 Umum Pengukuran tegangan tinggi berbeda dengan pengukuran tegangan rendah, sehingga perlu penjelasan khusus mengenai pengukuran ini. Ada tiga jenis tegangan tinggi yang akan
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM NASIONAL REGULASI TEKNIS (PNRT) TAHUN
RENCANA PROGRAM NASIONAL REGULASI TEKNIS (PNRT) TAHUN 2016 2017 Produk mor SNI Judul SNI Tahun Instansi 1 Asam formiat teknis 1 SNI 2128:2013 Asam formiat teknis 2 Pupuk monoamonium fosfat 2 SNI 02-2810-2005
Lebih terperinciPeralatan Instalasi Listrik Rumah Tangga dan Fungsinya
Peralatan Instalasi Listrik Rumah Tangga dan Fungsinya PERINGATAN!! Apakah anda sudah tau peralatan instalasi listrik rumah tangga beserta fungsinya masing masing? AWASS... BAHAYA bila anda belum tau.
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Yogyakarta, Desember Penyusun, Tim Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
KODE MODUL TU.007 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK TRANSMISI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK JARINGAN AKSES PELANGGAN Teknik Jaringan Listrik BAGIAN PROYEK
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Dari hasil data yang di peroleh saat melakukan penelitian di dapat seperti pada table berikut ini. Tabel 4.1 Hasil penelitian Tahanan (ohm) Titik A Titik
Lebih terperinciDAFTAR BARANG DAN BAHAN GUNA PERBAIKAN DAN/ATAU PEMELIHARAAN PESAWAT TERBANG YANG MENDAPAT BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH UNTUK TAHUN ANGGARAN 2012
2012, No.612 8 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100/PMK.011/2012 TENTANG BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN GUNA PERBAIKAN DAN/ATAU PEMELIHARAAN PESAWAT
Lebih terperinciKabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 4: Kabel berselubung untuk perkawatan magun
Standar Nasional Indonesia Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 4: Kabel berselubung untuk perkawatan magun ICS 29.060.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi
Lebih terperinciMODUL 7 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Listrik) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K
MODUL 7 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (Listrik) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO 7. Listrik Energi listrik Energi listrik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
32 BAB III METODE PENELITIAN Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah minyak sawit (palm oil) dapat digunakan sebagai isolasi cair pengganti minyak trafo, dengan melakukan pengujian
Lebih terperinciTRAFO TEGANGAN MAGNETIK
TRAFO TEGANGAN Pada Gambar 6.1 diperlihatkan contoh suatu trafo tegangan. Trafo tegangan adalah trafo satu fasa step-down yang mentransformasi tegangan sistem ke suatu tegangan rendah yang besarannya sesuai
Lebih terperinciDAFTAR BARANG DAN BAHAN GUNA PERBAIKAN DAN/ATAU PEMELIHARAAN PESAWAT TERBANG YANG MENDAPAT BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH UNTUK TAHUN ANGGARAN 2011
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 117/PMK.011/2011 TENTANG BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN GUNA PERBAIKAN DAN/ATAU PEMELIHARAAN PESAWAT TERBANG UNTUK TAHUN ANGGARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibangkitkan oleh sebuah sistem pembangkit perlu mengalami peningkatan nilai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tegangan tinggi merupakan suatu bagian dari Sistem Tenaga Listrik yang memiliki peranan penting. Dalam proses penyaluran daya, tegangan yang dibangkitkan oleh sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi kala ini. Peralatan-peralatan yang biasa dijalankan secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemakaian listrik dari hari ke hari semakin meningkat seiring dengan perkembangan teknologi kala ini. Peralatan-peralatan yang biasa dijalankan secara manual, sekarang
Lebih terperinciMODUL 1 2 DI KLAT PRODUKTI F MULOK I I BAHAN KERJA
MODUL 1 2 DI KLAT PRODUKTI F MULOK I I BAHAN KERJA () TINGKAT : XII PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 1-2 Bahan yang ada disekitar
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting dalam menunjang kehidupan sehari hari. Kebutuhan akan energi listrik tersebut selalu meningkat setiap
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Proses Penyaluran Tenaga Listrik Gambar 2.1. Proses Tenaga Listrik Energi listrik dihasilkan dari pusat pembangkitan yang menggunakan energi potensi mekanik (air, uap, gas, panas
Lebih terperinci