KEBIJAKAN STANDARDISASI KETENAGALISTRIKAN DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Transkripsi

1 KEBIJAKAN STANDARDISASI KETENAGALISTRIKAN Disampaikan pada Sosialisasi Regulasi Teknik Ketenagalistrikan Medan, 29 Maret 2007 DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

2 DASAR HUKUM (1) UNDANG-UNDANG NO. 8/1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN PASAL 2 : PERLINDUNGAN KONSUMEN BERDASARKAN MANFA AT KEADILAN, KESEIMBANGAN & KESELAMATAN KONSUMEN SERTA KEPASTIAN HUKUM. UNDANG-UNDANG NO. 15 / 1985 TENTANG KETENAGALISTRIKAN PASAL 17 : SYARAT-SYARAT PENYEDIAAN, PENGUSAHAAN, PEMANFAATAN, INSTALASI, DAN STANDARDISASI KETENAGALISTRIKAN DIATUR OLEH PEMERINTAH. PERATURAN PEMERINTAH NO. 102 / 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PASAL 12 : (3) Dalam hal SNI berkaitan dengan kepentingan keselamatan, keamanan, kesehatan masyarakat atau pelestarian lingkungan hidup dan atau pertimbangan ekonomi, instansi teknis dapat memberlakukan wajib sebagian atau keseluruhan spesifikasi teknis dan atau parameter dalam SNI (4) Tata cara pemberlakuan SNI sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), diatur lebih lanjut dengan Keputusan Pimpinan instansi teknis sesuai dengan bidangtugasnya. SISTEM STANDARDISASI NASIONAL (SSN), BADAN STANDARDISASI NASIONAL (BSN) 2

3 DASAR HUKUM (2) PERATURAN PEMERINTAH NO. 03 / 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NO. 10 / 1989 TENTANG PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK PASAL 24 : (1) Menteri dapat memberlakukan SNI di bidang ketenagalistrikan sebagai SNI wajib (2) Setiap peralatan tenaga listrik wajib memenuhi SNI yang diberlakukan wajib dan dibubuhi tanda SNI; (3) Setiap pemanfaat/piranti tenaga listrik wajib memenuhi SNI yang diberlakukan wajib dan dibubuhi tanda keselamatan; (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembubuhan tanda SNI dan tanda keselamatan diatur dengan Peraturan Menteri. PERMEN PERTAMBANGAN DAN ENERGI NOMOR 02.P/0322/M.PE/1995 TENTANG STANDARDISASI, SERTIFIKASI DAN AKREDITASI DALAM LINGKUP PERTAMBANGAN DAN ENERGI PASAL 12 : (2) SNI yang berkaitan langsung dengan kepentingan keselamatan dan kesehatan konsumen, pemakai produk atau masyarakat dan kelestarian fungsi lingkungan hidup diterapkan secara wajib. (3) Direktur Jenderal dapat mengusulkan SNI sukarela menjadi SNI wajib kepada Menteri berdasarkan pertimbangan teknis maupun ekonomis dan atau pertimbangan lainnya PERMEN ESDM NO / 2005 TENTANG TATA CARA PEMBUBUHAN 3 TANDA SNI DAN TANDA KESELAMATAN

4 PENGERTIAN/DEFENISI STANDARDISASI : PROSES MERUMUSKAN, MENETAPKAN, MENERAPKAN DAN MEREVISI STANDAR SECARA TERTIB DAN KERJA SAMA SEMUA PIHAK STANDAR : SPESIFIKASI TEKNIS ATAU SESUATU YANG DIBAKUKAN TERMASUK TATA CARA DAN METODE YANG DISUSUN BERDASARKAN KONSENSUS SEMUA PIHAK YG TERKAIT PENERAPAN STANDAR : KEGIATAN PENGGUNAAN SNI (SUKARELA ATAU WAJIB) OLEH PELAKU USAHA DI WILAYAH INDONESIA PENGAWASAN PENERAPAN STANDAR : KEGIATAN PENGAWASAN PENGGUNAAN SNI (SUKARELA ATAU WAJIB) OLEH PELAKU USAHA DI WILAYAH INDONESIA

5 TUJUAN STANDARDISASI BIDANG KETENAGALISTRIKAN TERWUJUDNYA KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN DAN JAMINAN MUTU PRODUK (PERALATAN DAN PIRANTI TENAGA LISTRIK), DALAM RANGKA : MENINGKATKAN PERLINDUNGAN KEPADA KONSUMEN TERHADAP PRODUK-PRODUK YANG SUB-STANDAR, BAIK PRODUKSI DALAM NEGERI MAUPUN IMPOR; MENINGKATKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PRODUK DALAM NEGERI DI PASAR INTERNASIONAL DAN PERSAINGAN USAHA YANG SEHAT DALAM PERDAGANGAN; KELAIKAN INSTALASI PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK; MEMPERBAIKI KEANDALAN DAN KESELAMATAN PADA SISI PEMBANGKITAN, PENYALURAN, DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK; MENJAGA KELESTARIAN FUNGSI LINGKUNGAN.

6 MANFAAT SNI 1. Dari sisi produsen, ada kejelasan target kualitas produk yang akandiproduksi, sehingga terjadi persaingan usaha yang lebih adil. 2. Dari sisi konsumen, dapat mengetahui kualitas produk yang ditawarkan, sehingga dapat melakukan evaluasi baikterhadap kualitas maupun harga produk. 3. Dari sisi Pemerintah, dapat melindungi produk dalam negeri dari produk luar yang murah tapi tidak terjamin kualitas dan keamanan penggunanya, serta dapat meningkatkan keunggulan kompetitifproduk dalam negeri di pasaran internasional.

7 PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PIMPINAN INSTANSI TEKNIS DAN PIMPINAN DAERAH MELAKUKAN PEMBINAAN TERHADAP PELAKUK USAHA DAN MASYARAKAT DALAM MENERPAKAN STANDAR; PEMBINAAN MELIPUTI KONSULTANSI, PENDIDIKAN, PELATIHAN DAN PEMASYARAKATAN STANDARDISASI; PENGAWASAN PELAKU USAHA, BARANG DAN ATAU JASA YANG TELAH MEMPEROLEH SERTIFIKAT DAN ATAU DIBUBUHI TANDA SNI YANG DIBERLAKUKAN SECARA WAJIB, DILAKUKAN OLEH PIMPINAN INSTANSI TEKNIS SESUAI KEWENANGANNYA DAN ATAU PEMERINTAH DAERAH; PENGAWASAN TERHADAP UNJUK KERJA PELAKU USAHA YANG TELAH MEMPEROLEH SERTIFIKAT PRODUK DAN ATAU TANDA SNI DILAKUKAN OLEH LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK YANG MENERBITKAN SERTIFIKAT YANG DIMAKSUD; MASYARAKAT DAN LEMBAGA PERLINDUNGAN KONSUMEN SWADAYA MASYARAKAT MELAKUKAN PENGAWASAN TERHADAP BARANG YANG BEREDAR DI MASYARAKAT.

8 PERUMUSAN SNI BIDANG KETENAGALISTRIKAN Usulan/materi Rancangan SNI (RSNI) : Publikasi IEC atau Standar Nasional negara tertentu Pemerintah - DJLPE Asosiasi Produsen Pemilik Instalasi Tenaga Listrik Masyarakat Standardisasi PANITIA PANITIA TEKNIS TEKNIS Pakar Bidang Ketenagalistrikan dari unsurunsur : Pemerintah Pelaku Usaha Konsumen Ilmuwan RSNI2 PRA PRA KON- KON- SENSUS SENSUS Terkait dengan : Keselamatan Standar Internasional Masukan dari Masyarakat Program Nasional Standardisasi RSNI3 Pemangku Kepentingan (Stakeholder) : Pemerintah Pelaku Usaha Konsumen Ilmuwan BSN E-BALLOTING (RSNI4) PENETAPAN (SNI) PERDAGANGAN SNI BIDANG KETENAGA- LISTRIKAN KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN I N D U S T R I

9 MEKANISME PERUMUSAN SNI USULAN PNPS DJLPE & PANTIS PENETAPAN PNPS BSN DJLPE Inventarisasi Bahan Acuan RSNI 2 Mekanisme dan Jadwal DJLPE & PANTIS DJLPE Penterjemahan Bahan Acuan RATNO RSNI 2 PANTIS PANTIS PANTIS Review Terjemahan RATNIS RSNI RSNI 1 Edit RSNI 2 PRA KONSENSUS DJLPE DJLPE RSNI 3 RATNIS RSNI4 HASIL EBALLOT PANTIS E-BALLOTING WEB SITE BSN BSN RSNI 4 PENETAPAN SNI BSN

10 PROSES PERUMUSAN RSNI DAN PEBERLAKUAN SNI SEBAGAI SNI WAJIB PENETAPAN SNI OLEH BSN SNI SUKARELA PEMBERLAKUAN SNI WAJIB MELALUI PERMEN ESDM SNI WAJIB KESELAMATAN KEAMANAN KEANDALAN KESEHATAN KELESTARIAN FUNGSI LINGKUNGAN ATAU PERTIMBANGAN TERTENTU NOTI- FIKASI - WTO

11 PANTIS PERUMUS KONSEP RANCANGAN SNI BIDANG KETENAGALISTRIKAN 1. Panitia Teknis Istilah Teknik Ketenagalistrikan (PTIT) 2. Panitia Teknis Keselamatan Pemanfaat Tenaga Listrik (PTSM) 3. Panitia Teknis Meter Listrik (PTML) 4. Panitia Teknis Pengujian Tegangan Tinggi dan Perpetiran (PTUP) 5. Panitia Teknis Turbin Listrik (PTTB) 6. Panitia Teknis Energi Baru Terbarukan (PTEB) 7. Panitia Teknis Sistem Ketenagalistrikan (PTSK) 8. Panitia Teknis Perlengkapan dan Sistem Proteksi Listrik (PTLK) 9. Panitia Teknis Insulasi Listrik (PTIS) 10. Panitia Teknis Jaringan Transmisi dan Distribusi Tenaga Listrik (PTTD) 11. Panitia Teknis Transformator (PTTR) 12. Panitia Teknis Instalasi dan Keandalan Ketenagalistrikan (PTIK) 13. Panitia Teknis Kabel dan Konduktor Listrik (PTKK) 14. Panitia Teknis Lengkapan Listrik (PTLK) 15. Panitia Teknis Mesin Listrik (PTML)

12 HASIL KEGIATAN STANDARDISASI BIDANG KETENAGALISTRIKAN Maret 2007 NO U R A I A N SNI yang telah ditetapkan oleh BSN SNI yang telah diberlakukan Wajib Rencana Pemberlakuan SNI sebagai SNI Wajib Usulan Penetapan SNI sampai dengan tahun 2006 oleh Dirjen LPE kepada Kepala BSN (dalam proses evaluasi) Program Perumusan RSNI tahun 2006 HASIL 669 buah 8 buah 6 buah 160 buah 17 buah

13 KESESUAIAN DENGAN SNI WAJIB PERALATAN TENAGA LISTRIK - MEMPEROLEH SERTIFIKAT PRODUK - DIBUBUHI TANDA SNI ( SNI ) PEMANFAAT TENAGA LISTRIK - MEMPEROLEH SERTIFIKAT PRODUK - DIBUBUHI TANDA SNI ( SNI ) - DIBUBUHI TANDA KESELAMATAN ( S ) INSTALASI TENAGA LISTRIK MEMPEROLEH SERTIFIKAT LAIK OPERASI

14 TABEL SNI WAJIB No Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) Tusuk-kontakkontak dan Kotak-kontakkontak untuk keperluan rumah tangga dan sejenis. Bagian 1 : Persyaratan umum Saklar untuk instalasi listrik tetap rumah tangga dan sejenis Bagian 1 : Persyaratan umum Tanda Keselamatan untuk pemanfaat/piranti tenaga listrik Keselamatan pemanfaat listrik untuk rumah tangga dan sejenis Bagian 1 : Persyaratan umum Frekuensi standar 50 Hz NOMOR DAN JUDUL SNI Pemutus sirkit untuk proteksi arus lebih pada instalasi rumah tangga dan sejenis (MCB) Bagian 1 : Pemutus sirkit untuk operasi arus bolak-balikbalik (2) 2003(2) Peranti listrik rumah tangga dan sejenisnya Keselamatan Bagian 2-80 : Persyaratan khusus untuk kipas angin Instalasi Tenaga Listrik Tegangan Rendah TUSUK-KONTAK KONTAK DAN KOTAK-KONTAKKONTAK SAKLAR OBJEK PIRANTI LISTRIK PIRANTI LISTRIK (KIPAS ANGIN, DLL) INSTALASI TENAGA LISTRIK MINIATUR CIRCUIT BREAKER (MCB) KIPAS ANGIN

15 RENCANA SNI WAJIB BIDANG KETENAGALISTRIKAN TAHUN 2007 No. KODE SNI JENIS PRODUK NAMA PRODUK 1 SNI PIRANTI SETRIKA LISTRIK 2 SNI PIRANTI MESIN CUCI 3 SNI PIRANTI PENGERING MESIN CUCI 4 SNI PIRANTI POMPA AIR 5 SNI PIRANTI LEMARI PENDINGIN (KULKAS) 6 SNI PIRANTI PENGKONDISI UDARA (AC)

16 SCHEDULE RENCANA PEMBERLAKUAN SNI WAJIB (2) No. URAIAN DRAFT NOTIFI REVISI PENE- TAPAN PENE- TAPAN EFEKTIF KET 1 2 SETRIKA SNI MESIN CUCI SNI APR 07 APR 07 MEI 07 MEI 07 JUL 07 JUL 07 SEP 07 SEP 07 SEP 08 SEP 08 TENGGANG WAKTU 1 (SATU) TAHUN 3 PENGERING MESIN CUCI SNI APR 07 MEI 07 JUL 07 SEP 07 SEP 08 4 POMPA AIR SNI APR 07 MEI 07 JUL 07 SEP 07 SEP 08 5 LEMARI PENDINGIN SNI APR 07 MEI 07 JUL 07 SEP 07 SEP 08 6 PENGKONDISI UDARA (AC) SNI APR 07 MEI 07 JUL 07 SEP 07 SEP 08

17 Terima Kasih