BAHAN. Oleh H

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAHAN. Oleh H"

Transkripsi

1 0 KAJIAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUK POLYESTER DENGANN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING DI PT INDORAMA SYNTHETICS TBK Oleh DEVI CINTA RESMI H DEPARTEMEN MANAJEMENN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2 i RINGKASAN DEVI CINTA RESMI. H Kajian Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Produk Polyester dengan Metode Material Requirement Planning di PT Indorama Synthetics Tbk. Di bawah bimbingan H. MUSA HUBEIS. Besarnya fluktuasi dan tingginya risiko merupakan karakter yang melekat pada sistem produksi dan distribusi produk bisnis. Suatu perusahaan menanamkan sebagian besar modalnya dalam sistem produksi dan operasi. Seringkali perusahaan mengalami masalah dalam perencanaan dan pengendalian persediaan, mulai dari persediaan bahan baku hingga barang jadi. Oleh sebab itu, diperlukan adanya perencanaan yang baik dari perusahaan yang saling berkompetisi dalam industri dan konsistensi dalam pengendalian aktivitas produksinya. PT Indorama Synthetics Tbk (IRS) adalah perusahaan tekstil dan petrochemical terbesar di Indonesia dengan pengalaman lebih dari 30 tahun. Untuk mengetahui secara jelas mengenai sistem perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku yang diterapkan sekarang pada PT Indorama Synthetics Tbk diperlukan penelitian secara menyeluruh mengenai aktivitas yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku produk polyester dan pentingnya peramalan produksi sebagai komponen jadwal induk produksi di PT IRS Tbk, (2) mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku di PT IRS Tbk dan (3) mengkaji penerapan perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku dengan menggunakan metode Material Requirement Planning (MRP) dan menentukan metode MRP yang tepat sebagai alternatif dengan biaya terendah. Tipe produksi yang dijalankan oleh PT Indorama Synthetics Tbk adalah continue karena berproduksi 24 jam per hari. Sistem perencanaan dan pengendalian dari persediaan bahan baku produk polyester adalah sistem FIFO (First In First Out) dengan bahan baku utama yang digunakan yaitu PTA (Purified Terephthalic Acid) dan MEG (Monoethylene Glycol). Perencanaan kebutuhan material dilakukan dengan metode MRP berbasis peramalan akan jumlah permintaan bahan baku untuk waktu mendatang. Peramalan tersebut menggunakan metode Time Series, yaitu Linear Trend Analysis. Peramalan dilihat dari nilai (Mean Average Percentage Error) MAPE yang terkecil. Dalam hal ini, faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku pada PT IRS Tbk berupa faktor internal dan eksternal. Penerapan perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku menggunakan metode MRP yang menghasilkan biaya terendah untuk bahan baku PTA adalah metode MRP teknik Part Period Balancing (PPB) dengan biaya persediaan US$ dan penghematan 1,33%, bahan baku MEG dengan menggunakan metode MRP teknik Lot for Lot (LFL) pada biaya persediaan US$ dan penghematan 3,62%. i

3 ii KAJIAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUK POLYESTER DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING DI PT INDORAMA SYNTHETICS TBK SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh : DEVI CINTA RESMI H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 ii

4 iii Judul Skripsi Nama NIM : Kajian Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Produk Polyester dengan Metode Material Requirement Planning di PT Indorama Synthetics Tbk : Devi Cinta Resmi : H Menyetujui, Pembimbing (Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA) NIP : Mengetahui, Ketua Departemen (Dr. Ir. Jono M. Munandar, MSc) NIP : Tanggal Lulus : iii

5 iv RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Tangerang 13 Juni Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Sukamto dan Ibu Darsini. Penulis mengawali jenjang pendidikan di Taman Kanak-kanak Mawar Purwakarta pada tahun Pendidikan dasar diselesaikan pada tahun 2001 di SD Negeri Malang Nengah 1 Purwakarta, kemudian melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 1 Purwakarta dan lulus pada tahun 2004, serta mengikuti pendidikan di SMU Negeri 1 Purwakarta dan lulus pada tahun Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor di Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen pada tahun 2007 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam organisasi kemahasiswaan. Organisasi yang pernah diikuti, diantaranya adalah Com@ (Center Of Management) pada tahun Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi staf pengajar KUMULASI dengan mata kuliah Metode Kuantitatif pada tahun dan mata kuliah Akuntansi Biaya tahun Penulis pernah mengikuti lomba karya tulis ilmiah di dalam bidang Kewirausahaan yang didanai oleh Dirjen Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional yang berjudul A-Leng (Agar-agar Lengkeng) Makanan Kesehatan yang Dapat Menghilangkan Rasa Kantuk, Meningkatkan Vitalitas Tubuh dan Mampu Menyembuhkan Berbagai Penyakit. Selain itu, pernah mendapat beasiswa dari Dirjen Pendidikan Tinggi bernama Bantuan Belajar Mahasiswa pada tahun Dalam rangka menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, penulis melakukan penelitian dan menyusun skripsi berjudul Kajian Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Produk Polyester dengan Metode Material Requirement Planning di PT Indorama Synthetics Tbk, di bawah bimbingan Prof.Dr.Ir.H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing, DEA. iv

6 v KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-nya penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi berjudul Kajian Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Produk Polyester dengan Metode Material Requirement Planning di PT Indorama Synthetics Tbk sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini membahas mengenai perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku yang dilakukan oleh PT Indorama Synthetics Tbk. Persediaan bahan baku merupakan modal yang cukup besar yang ditanamkan oleh perusahaan, maka kekurangan atau kelebihan persediaan bahan baku dapat merugikan perusahaan. Oleh karena itu, penting diteliti tentang persediaan bahan baku yang berguna bagi peningkatan keuntungan, serta produktivitas secara efisien dan efektif. Penelitian ini berisi tentang membandingkan antara metode perusahaan dengan metode MRP sebagai salah satu metode perencanaan dan pengendalian produksi, serta peramalan produksi yang didasarkan pada karateristik PT Indorama Synthetics Tbk. Dan untuk itu, diharapkan dapat memberi masukan bagi pihak perusahaan. Bogor, 12 April 2011 Penulis v

7 vi UCAPAN TERIMA KASIH Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa dukungan, bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing., DEA sebagai dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan motivasi, bimbingan dan arahan kepada penulis dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. 2. R.Dikky Indrawan, SP, MM dan Farida Ratna Dewi, SE, MM sebagai penguji dalam sidang skripsi yang telah memberikan masukan pada skripsi ini. 3. Dr. Ir. Jono Munandar, M.Sc selaku Ketua Departemen Manajemen, FEM IPB. 4. Seluruh staf pengajar dan karyawan Departemen Manajemen, FEM IPB. 5. Pihak PT Indorama Synthetics Tbk. Bapak Hari P.E sebagai manajer personalia PT Indorama Synthetics Tbk dan Bapak Yurni yang telah mengizinkan penulis melaksanakan penelitian, Bapak Nopasril, Ibu Endah, Bapak Anang, Bapak Endin, Bapak Edison, karyawan Logistic Departement dan seluruh karyawan PT Indorama Synthetics Tbk yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas segala bantuan dan kesediaan untuk memberikan arahan dan pengetahuan di lapang selama penelitian. 6. Kedua orang tua, Bapak Sukamto dan Ibu Darsini atas doa, nasihat, semangat, dukungan, pengertian dan kasih sayang yang tiada henti yang telah diberikan kepada penulis. Ujang Pramono, S.Hut dan Dewi Puspa Triutami yang selalu memberi dukungan baik materiil maupun non materiil. 7. Bapak Junaedi yang memberikan kesempatan mendapatkan ilmu pengetahuan magang di Perum Perhutani sebelum memasuki dunia kerja dan bantuannya selama penulis menjalani kuliah. 8. Keluarga besar yang telah memberi doa dan dukungan yang tiada henti. 9. Toniman Dwijayanto, SE yang selalu memberikan dukungan, semangat dan doa kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai. 10. Teman-teman satu kosan yang selalu menghibur. vi

8 vii 11. Teman-teman satu bimbingan (Elis, Lena, Rari, Upeh, Cely, Suci, Arif dan Yodia) yang telah memberikan dukungan, semangat dan doanya. 12. Teman-teman Seluruh Manajemen 44 yang telah memberikan banyak pelajaran dan kebersamaan selama kuliah. 13. Semua pihak yang tidak disebutkan namanya dalam kesempatan ini yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak baik yang tersebutkan maupun yang tidak tersebutkan dalam penyusunan skripsi. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penyusunan skripsi ini, tetapi berharap dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang memerlukannya. Bogor, 12 April 2011 Penulis vii

9 viii DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... iv v vi viii x xi xii I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian... 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Manufaktur Manajemen Produksi dan Operasi Perencanaan dan Pengendalian Bahan Baku Perencanaan Bahan Baku Pengendalian Bahan Baku Persediaan Sistem MRP MRP Teknik EOQ MRP Teknik LFL MRP Teknik PPB Jadwal Induk Produksi Struktur Produk Status Persediaan Peramalan Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data Teknik Peramalan Pengolahan dan Analisis Data Sistem MRP viii

10 ix IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Tujuan Pendirian Perusahaan Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Proses Produksi Bahan Baku Struktur Produk Proses Produksi Polyester Pemasaran Peramalan dengan Metode Time Series Pemakaian Bahan Baku Analisis Biaya Persediaan Bahan Baku Sistem Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada IRS Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada PT Indorama Synthetics Tbk Pengendalian Persediaan Bahan Baku dengan Metode MRP Teknik EOQ Pengendalian Persediaan Bahan Baku dengan Metode MRP Teknik LFL Pengendalian Persediaan Bahan Baku dengan Metode MRP Teknik PPB Analisis Perbandingan dan Penghematan dari Metode Perusahaan dengan Metode MRP Implikasi Manajerial KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix

11 x DAFTAR TABEL No. Halaman 1. Perhitungan kebutuhan bersih Lotting untuk menentukan jumlah pemesanan Offsetting Hasil peramalan bahan baku Bahan baku IRS periode tahun Biaya bahan baku periode satu tahun Kuantitas, jumlah pesanan dan persediaan rataan Biaya persediaan bahan baku Banyaknya pemesanan, kuantitas pesanan dan persediaan dengan metode MRP teknik EOQ Biaya persediaan bahan baku metode MRP teknik EOQ Banyaknya pemesanan, kuantitas pesanan dan persediaan metode MRP teknik LFL Biaya persediaan bahan baku metode MRP teknik LFL Banyaknya pemesanan, kuantitas pesanan dan persediaan metode MRP teknik PPB Biaya persediaan bahan baku metode MRP teknik PPB Perbandingan frekuensi pemesanan bahan baku antara metode perusahaan dengan metode MRP Biaya pemesanan metode perusahaan dengan metode MRP Biaya penyimpanan metode perusahaan dengan metode MRP Perbandingan biaya persediaan metode perusahaan dengan metode MRP Perbandingan biaya pembelian metode perusahaan dengan metode MRP x

12 xi DAFTAR GAMBAR No. Halaman 1. Manufaktur sebagai proses input-output Sistem MRP Grafik biaya persediaan Pola deret waktu peramalan Kerangka pemikiran penelitian Struktur penyusun produk polyester Pola data pemesanan PTA Pola data pemesanan MEG Plot data linear trend analysis untuk PTA Plot data linear trend analysis untuk MEG Proses bahan baku masuk ke Departemen logistik Metode MRP teknik EOQ untuk PTA Metode MRP teknik EOQ untuk MEG xi

13 xii DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Pertanyaan wawancara Struktur organisasi PT Indorama Synthetics Tbk Proses produksi Polyester Hasil autokorelasi Parameter kesalahan tiap metode peramalan Biaya persediaan bahan baku PT Indorama Synthetics Tbk Biaya persediaan bahan baku MEG dengan metode MRP teknik EOQ (dalam Ton) Biaya persediaan bahan baku MEG dengan metode MRP teknik EOQ (dalam Ton) Biaya persediaan bahan baku PTA dengan metode MRP teknik LFL (dalam Ton) Biaya persediaan bahan baku MEG dengan metode MRP teknik LFL (dalam Ton) Biaya persediaan bahan baku PTA dengan metode MRP teknik PPB (dalam Ton) Biaya persediaan bahan baku MEG dengan metode MRP teknik PPB (dalam Ton) Cara perhitungan PPB Perbandingan metode pengendalian biaya persediaan yang dihasilkan metode perusahaan dengan metode MRP Metode pengendalian total biaya persediaan bahan baku xii

14 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menuntut persaingan antar perusahaan, berskala domestik hingga berskala internasional. Batas sudah tidak lagi menjadi hambatan bagi perusahaan untuk menjalankan bisnisnya. Perusahaan besar maupun perusahaan kecil berkompetisi untuk menguasai pasar. Persaingan antar perusahaan dapat berupa persaingan Sumber Daya Manusia (SDM), kecanggihan teknologi, penggunaan dan perbaikan sistem perusahaan, serta peningkatan mutu produk yang dihasilkan. Meningkatnya persaingan dan adanya variasi permintaan yang kompleks, telah menyebabkan perusahaan perlu membuat strategi dan standar produk bermutu tinggi. Besarnya fluktuasi dan tingginya risiko merupakan karakter yang melekat pada sistem produksi dan distribusi produk bisnis. Suatu perusahaan menanamkan sebagian besar modalnya dalam sistem produksi dan operasi. Seringkali perusahaan mengalami masalah dalam perencanaan dan pengendalian persediaan, mulai dari persediaan bahan baku hingga barang jadi. Masalah dari persediaan, yaitu terlalu banyaknya persediaan yang mengakibatkan biaya yang keluar terlalu besar atau kekurangan persediaan yang mengakibatkan perusahaan terancam kehilangan knonsumen. Oleh sebab itu, diperlukan adanya perencanaan yang baik dari perusahaan yang saling berkompetisi dalam industri dan konsistensi dalam pengendalian aktivitas produksinya. Salah satu persaingan yang terjadi di Indonesia adalah persaingan pada industri manufaktur. Manufaktur merupakan kumpulan operasi dan aktivitas yang saling berhubungan untuk membuat suatu produk, meliputi perancangan produk, pemilihan material, perencanaan proses, perencanaan produksi, produksi, inspeksi, manajemen dan pemasaran (Baroto, 2002). Salah satu kegiatan manufaktur adalah industri tekstil. Industri tekstil merupakan salah satu prioritas nasional yang menyumbangkan devisa cukup besar. Biro Pusat Statistik (BPS) (2010) menyatakan, pertumbuhan produksi industri pengolahan besar dan sedang 1

15 2 pada tahun 2009 hanya tumbuh 1,33%, atau terus menyusut dibandingkan tahun 2007 dan tahun Pada tahun 2007, pertumbuhan industri mampu mencapai 5,57%, kemudian menyusut menjadi 3,01% pada tahun 2008, dan tahun 2009 tinggal 1,33%. Nilai ekspor Indonesia pada Februari 2010 mencapai US$ 11,20 miliar atau mengalami penurunan 3,37% dibanding ekspor Januari Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) memprediksi ketidakmampuan industri nasional bersaing dengan produk impor akibat sebagian produk impor masuk dengan cara diselundupkan. Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menilai adanya penurunan harga tekstil 0,53% pada Agustus Industri tekstil dan produk tekstil termasuk satu dari 32 industri unggulan yang akan dikembangkan pemerintah dalam jangka menengah dan panjang. Berdasarkan perhitungan API, pasar tekstil dalam negeri rataannya sekitar Rp 4 triliun per bulan. Namun, sejak pemerintah memperketat impor, penjualan hasil produksi tekstil dalam negeri naik menjadi Rp 4,6 triliun sampai Rp 5 triliun. Salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri tekstil adalah PT Indorama Synthetics Tbk. PT Indorama Synthetics Tbk adalah sebuah perusahaan unggul dari grup Indorama mulai beroperasi secara komersial pada tahun PT IRS Tbk adalah produsen polyester terbesar di Indonesia dan salah satu eksportir terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi polyester total ton per tahun. Perusahaan menjual produk polyester ke pasar premi Amerika Utara dan Eropa serta tumbuh cepat pada pasar Amerika Selatan, Asia, Australia dan Timur Tengah. Tingkat rata-rata utilisasi kapasitas perusahaan juga konsisten tetap antara 105% hingga 120% dibandingkan rata-rata global berkisar antara 75% dan 90%. Berdasarkan data, PT IRS Tbk mengalami kenaikan penjualan pada tahun 2009 menjadi US$ 616,93 juta dari tahun 2008 sebesar US$ 489,94 juta. Peningkatan juga terjadi pada beban pokok penjualan menjadi US$ 553,85 juta selama 2010 dibandingkan dari periode yang sama dari tahun 2009 sebesar US$ 458,7 juta. PT IRS Tbk terlibat dalam empat bisnis, yaitu polyester, benang pintal, kain dan Captive Power Plant. 2

16 3 Perencanaan dan pengendalian produksi adalah merencanakan kegiatan-kegiatan produksi, agar semua yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan baik (Baroto, 2002). Perencanaan dan pengendalian produksi menjadi sangat perlu bagi setiap perusahaan. Salah satu dari sistem perencanaan dan pengendalian produksi adalah sistem Material Requirement Planning (MRP). Sistem MRP akan memberikan ketepatan jumlah dan waktu penyerahan. Hal ini disebabkan oleh mekanisme atau prosedur dalam sistem MRP yang memungkinkan kondisi-kondisi nyata dalam model tradisional diasumsikan dapat dimasukkan dalam perhitungan (Baroto, 2002). Menurut Zein (2004), Sistem MRP perlu dikembangkan untuk mengendalikan material sehingga mampu menunjang kelancaran produksi dan dapat memenuhi jadwal produksi barang sesuai dengan ketentuan yang disepakati. Untuk mengetahui secara jelas mengenai sistem perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku yang diterapkan sekarang pada PT IRS Tbk, tentunya diperlukan penelitian secara menyeluruh mengenai aktivitas produksi dan operasi perusahaan tersebut. Oleh karena itu, menarik untuk dikaji secara mendalam tentang kegiatan perencanaan dan pengendalian perusahaan tersebut. 1.2 Perumusan Masalah Globalisasi membuat perusahaan harus selalu melakukan inovasi terhadap bisnis yang dijalankannya. Pendatang baru maupun pesaing yang lebih unggul membuat perusahaan harus menciptakan produk bernilai daya saing tinggi. Hal ini membuat perusahaan dituntut untuk memberikan layanan prima agar dapat memenuhi permintaan pasar. Oleh sebab itu, perencanaan dan pengendalian yang baik diperlukan, agar perusahaan dapat terus bertahan dalam industri. Permintaan terhadap item-item produksi dalam suatu industri dapat dibedakan ke dalam (2) dua tipe, yaitu permintaan tidak bergantung dan permintaan tergantung. Perencanaan dan pengendalian produksi disebut juga suatu sistem produksi. Sistem produksi adalah suatu sistem untuk membuat produk (mengubah bahan baku menjadi barang) yang melibatkan fungsi manajemen (bersifat abstrak) untuk merencanakan dan mengendalikan proses 3

17 4 pembuatan sesuatu (Baroto, 2002). Bahan baku merupakan salah satu unsur utama dari terbentuknya suatu produk. Oleh sebab itu, diperlukan perencanaan dan pengendalian bahan baku agar perusahaan tidak mengalami kerugian. PT IRS Tbk adalah salah satu perusahaan tekstil terbesar di Indonesia. Hal ini mengharuskan PT IRS Tbk untuk melakukan kegiatan perencanaan dan pengendalian produksi agar mencapai keuntungan yang menjadi dasar tujuan perusahaan. Salah satu dari perencanaan dan pengendalian produksi yaitu perencanaan dan pengendalian bahan baku. Banyaknya aktivitas produksi dan operasi yang dilakukan oleh PT IRS Tbk mengharuskan perusahaan ini untuk melakukan perencanaan dan pengendalian bahan baku agar PT IRS Tbk tetap dapat eksis ditengah-tengah persaingan industri. Agar perusahaan dapat berproduksi secara efisien dan efektif, maka perusahaan harus menggunakan metode yang tepat dalam menjalankan kegiatan produksinya. Kesuksesan suatu sistem produksi adalah dilihat pada kemampuannya untuk mengendalikan aliran bahan yang tepat, di suatu tempat yang tepat, pada saat yang tepat untuk memenuhi jadwal pengiriman kepada konsumen (dengan lead team sebagai pembatas), menekan jumlah persediaan seminimum mungkin, menjaga tingkat pembebanan atas pekerjaan dan mesin, serta akhirnya untuk mencapai efisiensi produksi yang optimum (Baroto, 2002). Salah satu metode perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku adalah metode MRP. Sistem MRP mampu memberikan indikasi apabila tidak terjadi keseimbangan antara kebutuhan dan kemampuan (Baroto, 2002). Permasalahan yang diteliti adalah : 1. Bagaimana sistem perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku produk polyester dan pentingnya peramalan produksi sebagai komponen jadwal induk produksi di PT Indorama Synthetics Tbk? 2. Faktor-faktor apakah yang memengaruhi perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku di PT Indorama Synthetics Tbk? 4

18 5 3. Bagaimana penerapan perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku dengan menggunakan metode MRP dan apakah metode MRP yang tepat sebagai alternatif dengan biaya terendah? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui sistem perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku produk polyester dan pentingnya peramalan produksi sebagai komponen jadwal induk produksi di PT Indorama Synthetics Tbk. 2. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku di PT Indorama Synthetics Tbk. 3. Mengkaji penerapan perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku dengan menggunakan metode MRP dan menentukan metode MRP yang tepat sebagai alternatif dengan biaya terendah. 1.4 Ruang Lingkup Penelitian 1. Penelitian ini lebih difokuskan dan dibatasi pada divisi polyester dengan produk polyester, karena produk tersebut merupakan produk yang paling banyak diproduksi oleh pihak PT Indorama Synthetics Tbk. 2. Sistem MRP yang digunakan merupakan sistem MRP I (sistem MRP yang menentukan perencanaan kebutuhan bahan baku). 3. Perhitungan MRP digunakan tahun 2010 sebagai gambaran dan rekomendasi bagi perusahaan terhadap perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku yang telah dilakukan perusahaan. 4. Peramalan produksi dilakukan sebagai masukan jadwal induk produksi selanjutnya (tahun 2011) yang akan dilakukan perusahaan. 5

19 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Manufaktur Manufaktur merupakan kumpulan operasi dan aktivitas yang saling berhubungan untuk membuat suatu produk, meliputi perancangan produk, pemilihan material, perencanaan proses, perencanaan produksi, produksi, inspeksi, manajemen dan pemasaran (Baroto, 2002). Bila dipandang sebagai sistem, manufaktur (membuat barang) merupakan kumpulan subsistem. Secara umum sistem ini terdiri atas subsistem personalia, subsistem manajemen, subsistem akuntansi atau keuangan dan subsistem manufaktur (Baroto, 2002). Manufaktur adalah kegiatan-kegiatan memproses pengolahan input menjadi output (Prawirosentono, 2007). Menurut Kusuma (2004) proses manufaktur dapat digambarkan dalam kerangka masukan keluaran seperti terlihat pada Gambar 1. Perencanaan dan pengendalian produksi MASUKAN Bahan baku PROSES OPERASI manufaktur KELUARAN Produk jadi Gambar 1. Manufaktur sebagai proses input dan output (Prawirosentono, 2007) Menurut Prawirosentono (2007), berdasarkan jenis proses produksi atau berdasarkan sifat manufakturnya, perusahaan manufaktur dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu perusahaan dengan proses produksi terus menerus dan perusahaan dengan proses produksi yang terputus-putus. Semua kegiatan manufaktur selalu diikuti limbah yang berbahaya. 6

20 7 2.2 Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Assauri (2004), manajemen produksi dan operasi adalah kegiatan untuk mengatur dan mengoordinasikan penggunaan sumbersumber daya yang berupa (SDM), sumber daya alat dan sumber daya dana, serta bahan yang secara efektif dan efisien, untuk menciptakan dan menambah guna (utility) sesuatu barang atau jasa. Menurut Handoko (2008), manajemen produksi dan operasi merupakan usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya-sumber daya (atau sering disebut faktor produksi) tenaga kerja, mesinmesin, peralatan, bahan mentah dan sebagainya dalam proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai produk atau jasa. Menurut Ahyari (2002), manajemen produksi adalah suatu proses manajemen yang diterapkan dalam bidang produksi di dalam sebuah perusahaan. Berdasarkan uraian dari definisi-definisi yang telah dikemukakan di atas, maka manajemen produksi dan operasi merupakan kegiatan yang mengatur dan mengkoordinasikan sumber daya sebagai input untuk diproses menjadi barang atau jasa sebagai output. 2.3 Perencanaan dan Pengendalian Bahan Baku Perencanaan Bahan Baku Perencanaan berfungsi agar kegiatan produksi dan operasi yang akan dilakukan dapat terarah bagi pencapaian tujuan produksi dan operasi, serta fungsi produksi dapat terlaksana secara efektif dan efisien (Assauri, 2004). Perencanaan bahan baku merupakan perencanaan tentang bahan baku apa dan berapa jumlahnya untuk memproduksi masing-masing produk yang akan segera diproduksikan pada periode mendatang (Ahyari, 2002). Kegiatan perencanaan bahan baku dimulai dengan melakukan peramalan-peramalan (forecasts) bahan baku yang diperlukan berupa jenis dan jumlah untuk mengetahui terlebih dahulu apa dan berapa yang perlu diproduksikan untuk menghasilkan produk pada waktu mendatang. 7

21 Pengendalian Bahan Baku Pengendalian dan pengawasan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menjamin agar kegiatan produksi dan operasi yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang direncanakan, serta apabila terjadi penyimpangan, maka penyimpangan tersebut dapat dikoreksi, sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai (Assauri, 2004). Jenis-jenis pengendalian menurut Handoko (2008) adalah : a. Order Control bertujuan agar pengerjaan dan penyelesaian suatu pesanan dilakukan sesuai dengan yang diinginkan, atau yang telah ditetapkan dalam jadwal induk produksi. b. Flow Control memiliki tujuan, yaitu untuk memadamkan tingkat-tingkat aliran berbagai komponen, bagian rakitan dan perakit terakhir. c. Load Control biasanya bersangkutan dengan penyusunan skedul-skedul untuk satu atau lebih mesin-mesin penting yang mengerjakan produk-produk berbagai ukuran dan variasi. d. Block Control merupakan bentuk lain dari order control, biasanya digunakan dalam industri pakaian jadi. Block control bertujuan agar pengerjaan kelompok barang yang memerlukan proses sama dapat dilakukan secara efektif dan agar proses produksi dapat berjalan dengan konstan. 2.4 Persediaan Persediaan menurut Assauri (2004) adalah sejumlah bahan-bahan, parts yang disediakan dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi atau yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari komponen atau langganan setiap waktu. Menurut Handoko (2008), persediaan adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumber daya-sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan. Menurut Riggs dalam Baroto (2002), persediaan merupakan bahan mentah, barang dalam proses (work in process), barang jadi, bahan pembantu, bahan 8

22 9 pelengkap dan komponen yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan. Menurut Ishak (2010), fungsi utama persediaan yaitu sebagai penghubung antar proses produksi dan distribusi untuk memperoleh efisiensi. Secara fisik, item persediaan dapat dikelompokkan dalam lima kategori (Baroto, 2002), yaitu : 1. Bahan mentah (raw materials), yaitu barang-barang berwujud seperti baja, kayu, tanah liat, atau bahan-bahan mentah lainnya yang diperoleh dari sumber-sumber alam, atau dibeli dari pemasok, atau diolah sendiri oleh perusahaan untuk digunakan perusahaan dalam proses produksinya sendiri. 2. Komponen, yaitu barang-barang yang terdiri atas bagian-bagian (parts) yang diperoleh dari perusahaan lain atau hasil produksi sendiri untuk digunakan dalam pembuatan barang jadi atau barang setengah jadi. 3. Barang setengah jadi (work in process) yaitu barang-barang keluaran dari tiap operasi produksi atau perakitan yang telah dimiliki bentuk kompleks daripada komponen, namun masih perlu proses lebih lanjut untuk menjadi barang jadi. 4. Barang jadi (finished good) adalah barang-barang yang telah selesai diproses dan siap untuk didistribusikan ke konsumen. 5. Bahan pembantu (supplies material) adalah barang-barang yang diperlukan dalam proses pembuatan atau perakitan barang, namun bukan komponen barang jadi. Termasuk bahan penolong adalah bahan bakar, pelumas, listrik, dan lain-lain. Beberapa fungsi persediaan menurut Baroto (2002) adalah : 1. Fungsi independensi merupakan persediaan bahan diadakan agar departemen-departemen dan proses individual terjaga kebebasannya. 2. Fungsi ekonomis sering kali dalam kondisi tertentu, memproduksi dengan jumlah produksi tertentu akan lebih ekonomis daripada memproduksi secara berulang atau sesuai permintaan. 3. Fungsi antisipasi diperlukan untuk mengatisipasi perubahan permintaan atau pasokan. 9

23 10 4. Fungsi fleksibilitas bila dalam proses produksi terdiri atas beberapa tahapan proses operasi dan kemudian terjadi kerusakan pada satu tahapan proses operasi, maka akan diperlukan waktu untuk melakukan perbaikan. Beberapa biaya yang termasuk ke dalam biaya persediaan (Baroto, 2002), yaitu : 1. Harga pembelian adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang, besarnya sama dengan harga perolehan sediaan itu sendiri atau harga belinya. 2. Biaya pemesanan adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan pemesanan ke pemasok yang besarnya biasanya tidak dipengaruhi oleh jumlah pemesanan. 3. Biaya penyiapan (set up) adalah semua pengeluaran yang timbul dalam mempersiapkan produksi. 4. Biaya penyimpanan adalah biaya yang dikeluarkan dalam penanganan atau penyimpanan material, semi finished product, sub assembly, atau produk jadi. Biaya penyimpanan terdiri dari biaya kesempatan, biaya simpan, biaya keusangan dan biaya lain-lain yang besarnya bersifat variabel tergantung pada jumlah item. 5. Biaya kekurangan persediaan, yaitu apabila perusahaan kehabisan barang saat ada permintaan, maka akan terjadi stock out. 2.5 Sistem MRP Menurut Baroto (2002), Sistem MRP adalah suatu prosedur yang logis berupa aturan keputusan dan teknik transaksi berbasis komputer yang dirancang untuk menerjemahkan jadwal induk produksi menjadi kebutuhan bersih untuk semua item. Sistem MRP dikembangkan untuk membantu perusahaan manufaktur mengatasi kebutuhan akan item-item dependen secara lebih baik dan efisien. Sistem MRP dirancang untuk membuat pesanan-pesanan produksi dan pembelian untuk mengatur aliran bahan baku dan persediaan dalam proses sehingga sesuai dengan jadwal produksi untuk produk akhir. Sistem MRP adalah suatu sistem yang bertujuan untuk menghasilkan informasi yang tepat untuk melakukan tindakan yang tepat (pembatalan pesanan, pesan ulang dan penjadwalan ulang). Terkait dengan 10

24 11 pengendalian atas bahan atau item, maka sistem MRP sebagai suatu sistem perencanaan dan pengendalian produksi berfungsi menyeimbangkan antara permintaan (kebutuhan) dan kapasitas (kemampuan). Hal ini memungkinkan perusahaan memelihara tingkat minimum dari item-item yang kebutuhannya dependen, tetapi tetap dapat menjamin terpenuhinya jadwal produksi untuk produk akhir. Sistem MRP juga dikenal sebagai perencanaan kebutuhan berdasarkan tahapan waktu (time phase requirements planning). Sistem MRP memberikan ketepatan dalam jumlah dan waktu penyerahan. Hal ini disebabkan oleh mekanisme atau prosedur dalam sistem MRP memungkinkan kondisi-kondisi nyata yang dalam model tradisional diasumsikan dapat dimasukkan dalam perhitungan (Baroto, 2002). Menurut Nasution (2006), MRP adalah prosedur logis, aturan keputusan dan teknik pencatatan terkomputerisasi yang dirancang untuk menerjemahkan jadwal induk produksi menjadi kebutuhan bersih. Menurut Handoko (2008), MRP adalah rencana kebutuhan-kebutuhan bahan mentah dan komponen yang diperlukan untuk memenuhi skedul produksi induk. MRP juga menentukan kapan pesanan-pesanan bahan dan komponen perlu disampaikan kepada para penyelia atau pabrik untuk produksi internal. Disamping itu, MRP menentukan berapa banyak barang yang diperlukan, atas dasar persediaan, data pemesanan dan Bill Of Material (BOM). Keluaran dari MRP adalah perintah-perintah pengerjaan dan pesananpesanan yang direncanakan untuk setiap komponen dan bahan untuk masa mendatang, dan menjadi basis bagi scheduling mesin-mesin, serta tenaga kerja secara terperinci, pemberitahuan kepada departemen pembelian tentang apa yang akan dibeli dan kapan membelinya. Empat (4) tujuan yang menjadi ciri utama sistem MRP menurut Baroto (2002) adalah : 1. Menentukan kebutuhan pada saat yang tepat Menentukan secara tepat kapan suatu pekerjaan harus selesai atau material harus tersedia untuk memenuhi permintaan atas produk akhir yang sudah direncanakan dalam jadwal induk produksi. 11

25 12 2. Menentukan kebutuhan minimal setiap item Dengan diketahuinya kebutuhan akhir, sistem MRP dapat menentukan secara tepat sistem penjadwalan (prioritas) untuk memenuhi semua kebutuhan minimal setiap item. 3. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan Memberikan indikasi kapan pemesanan atau pembatalan pemesanan harus dilakukan. Pemesanan perlu dilakukan lewat pembelian atau dibuat pada pabrik sendiri. 4. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang sudah direncanakan Apabila kapasitas yang ada tidak mampu memenuhi pesanan yang dijadwalkan pada waktu yang diinginkan, maka sistem MRP dapat memberikan indikasi untuk melakukan rencana penjadwalan ulang (jika mungkin) dengan menentukan prioritas pesanan yang realistik. Jika penjadwalan ulang ini masih tidak memungkinkan untuk memenuhi pesanan, maka pembatalan atas suatu pesanan harus dilakukan. Menurut Baroto (2002), ada (3) tiga input yang dibutuhkan oleh sistem MRP, yaitu : 1. Jadwal induk produksi. 2. Catatan keadaan persediaan atau daftar material. 3. Struktur Produk. Catatan persediaan (Daftar Material) Jadwal induk produksi Struktur produk Perencanaan kebutuhan material Rencana pembelian Rencana Produksi jangka pendek Gambar 2. Sistem MRP Menurut Baroto (2002), output dari sistem MRP adalah berupa rencana pemesanan atau rencana produksi yang dibuat atas dasar lead time. Lead time dari suatu item yang dibeli adalah rentang waktu sejak pesanan 12

26 13 dilakukan sampai barang diterima. Lead time item adalah rentang waktu sejak perintah pembuatan sampai dengan item selesai diproses. Output dari sistem MRP dapat pula disebut sebagai suatu aksi yang merupakan tindakan pengendalian persediaan dan penjadwalan produksi. Rencana pemesanan memiliki dua tujuan yang hendak dicapai. Kedua tujuan tersebut adalah : 1. Menentukan kebutuhan bahan pada tingkat lebih bawah. 2. Memproyeksikan kebutuhan kapasitas. Rencana pemesanan dan rencana produksi dari output sistem MRP selanjutnya akan memiliki fungsi-fungsi (Baroto, 2002) sebagai berikut : 1. Memberikan catatan tentang pesanan penjadwalan yang harus dilakukan atau direncanakan baik dari pabrik sendiri maupun dari pemasok. 2. Memberikan indikasi untuk penjadwalan ulang. 3. Memberikan indikasi untuk pembatalan pesanan. 4. Memberikan indikasi untuk keadaan persediaan. Menurut Baroto (2002), sistem MRP memiliki suatu prosedur tertentu, sehingga dapat diterapkan dengan hasil tepat, maka ada beberapa prinsip dan persyaratan yang harus disertakan dalam penerapan sistem MRP. Berikut ini prinsip dan persyaratan tersebut : 1. Time phasing Time phasing adalah fase waktu yang berarti adanya dimensi waktu dalam catatan persediaan. Sistem MRP terdapat dua jenis persediaan yaitu sediaan yang ada di tangan dan jadwal terima dari pesanan yang telah dilakukan. Praktik dari prinsip time phasing adalah pembuatan suatu hubungan yang relevan antara jumlah kebutuhan dengan waktu atau jadwal perencanaan. Ada dua (2) pendekatan yang sering digunakan, yaitu pendekatan tanggal atau jumlah dan pendekatan paket waktu. 2. Menurut Baroto (2002), syarat pendahuluan dari sistem MRP adalah : a. Adanya dan tersedianya jadwal induk produksi, dimana terdapat jadwal rencana dan pesanan dari item atau produk. b. Persediaan mempunyai identifikasi khusus. c. Tersedianya struktur produk pada saat perencanaan. 13

27 14 d. Tersedianya catatan tentang persediaan untuk semua item yang menyatakan keadaan persediaan sekarang dan mendatang atau direncanakan. 3. Asumsi-asumsi dari sistem MRP (Baroto, 2002) adalah : a. Adanya data file yang terintegrasi. b. Lead time semua item diketahui. c. Setiap persediaan selalu ada dalam pengendalian. d. Semua komponen yang diperlukan dapat disediakan pada saat perakitan dilakukan. e. Pengadaan dan pemakaian komponen bersifat diskrit. f. Proses pembuatan suatu item tidak tergantung terhadap proses pembuatan item lainnya. Menurut Heizer dan Render (2010), sistem MRP adalah cara yang sangat baik untuk menentukan jadwal produksi dan kebutuhan neto. Ada berbagai cara menentukan ukuran lot dalam sebuah sistem MRP, teknik penetapan ukuran lot untuk satu tingkat dengan asumsi kapasitas tak terbatas dapat diklasifikasikan lagi ke dalam cara berikut : 1. Economic Order Quantity (EOQ) 2. Lot-for-Lot (L-4-L) 3. Teknik Part Period Balancing (PPB) MRP Teknik EOQ dasar Menurut Heizer dan Render (2010), EOQ adalah sebuah teknik statistik yang menggunakan rata-rata (seperti permintaan rataan satu tahun), sedangkan prosedur MRP mengasumsikan permintaan (dependen) diketahui yang digambarkan dalam sebuah jadwal produksi induk. Menurut Handoko (2008), konsep EOQ adalah sederhana. Model ini digunakan untuk menentukan kuantitas pesanan persediaan yang meminimumkan biaya langsung penyimpanan persediaan dan biaya kebalikannya (inverse cost) pemesanan persediaan. Gambar 3 menunjukkan hubungan antara biaya penyimpanan dan biaya pemesanan. 14

28 15 Biaya (Rp.) Total Cost minimum Total Cost Total Holding Cost Total Order Cost Kuantitas (Q) Gambar 3. Grafik biaya persediaan Rumus EOQ yang biasa digunakan adalah : EOQ = 2SD (1) H Dimana : D = Penggunaan atau permintaan yang diperkirakan per periode S = biaya pemesanan per pesanan H = biaya penyimpanan per unit per tahun Menurut Baroto (2002), model EOQ dapat diterapkan apabila asumsi-asumsi berikut dipenuhi : 1. Permintaan akan produk adalah konstan, seragam dan diketahui. 2. Harga per unit produk adalah konstan. 3. Biaya penyimpanan per unit per tahun konstan. 4. Biaya pemesanan per pesanan konstan. 5. Waktu antara pesanan dilakukan dan barang-barang diterima konstan. 6. Tidak terjadi kekurangan bahan atau back orders. Setelah diperoleh nilai kuantitas pesanan optimal dengan teknik EOQ, maka model MRP dapat dilakukan dengan melakukan pesanan sebesar kelipatan dari EOQ yang lebih besar dan terdekat dengan kebutuhan bersih. Apabila terdapat persediaan awal yang cukup besar, maka perusahaan tidak perlu melakukan rencana penerimaan bahan baku sampai persediaan awal tersebut tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan bahan baku perusahaan. Pesanan direncanakan akan diterima pada saat dan jumlah yang mencukupi dan mendekati kebutuhan bersih sesuai 15

29 16 dengan kelipatan EOQ yang telah dihitung sebelumnya. Dengan model EOQ, jumlah pesanan optimal akan muncul di titik dimana biaya penyimpanan totalnya sama dengan biaya pemesanan totalnya MRP Teknik LFL Menurut Baroto (2002), teknik penetapan ukuran lot dilakukan atas dasar diskrit. Disamping itu, teknik ini merupakan cara paling sederhana dari semua teknik ukuran lot yang ada. Teknik ini selalu melakukan perhitungan kembali (bersifat dinamis) terutama apabila perubahan pada kebutuhan. Apabila dilihat dari pola kebutuhan yang mempunyai sifat diskontinu atau tidak teratur, maka teknik LFL ini memiliki kemampuan baik. Menurut Heizer dan Render (2010), lot for lot digunakan sebagai teknik penentuan ukuran lot yang memproduksi tepat apa yang diperlukan MRP Teknik PPB Teknik Part Period Balancing merupakan pendekatan yang lebih dinamis untuk menyeimbangkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan (Heizer dan Render, 2010). Teknik ini membentuk bagian periode ekonomis yang merupakan rasio biaya pemesanan dengan biaya penyimpanan. PPB secara sederhana menambah kebutuhan sampai nilai bagian periode mencapai EPP (Economic Part Period). EPP adalah kuantitas pembelian yang dapat menyeimbangkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan berdasarkan kebutuhan bersih kumulatif dari beberapa periode yang digabungkan yang dapat dihitung dengan rumus, sebagai berikut : EPP = S.(2) H Dimana : S = biaya pemesanan per pesanan H = biaya penyimpanan per unit per tahun Teknik PPB berusaha memiliki prinsip menggabungkan suatu periode ke periode berikutnya dan menghitung kumulatif bagian 16

30 17 periodenya. Kumulatif bagian periode diperoleh dengan mengkumulatifkan perkalian kebutuhan bersih suatu periode dengan periode tambahan yang ditanggung. Bagian gabungan periode yang paling mendekati nilai EPP adalah merupakan pilihan gabungan periode yang dipilih, demikian juga untuk periode berikutnya. Besar pesanan adalah sebesar kebutuhan bersih kumulatif yang dilakukan sebelum kebutuhan tersebut terjadi dengan harapan akan diterima tepat pada awal periode gabungan tersebut dan akan digunakan selama periode gabungan. 2.6 Jadwal Induk Produksi Menurut Baroto (2002), jadwal induk produksi (master production schedule) dibuat berdasarkan permintaan (diperoleh dari daftar pesanan atau peramalan) terhadap semua produk jadi yang dibuat. Hasil peramalan (sebagai perencanaan jangka panjang) dipakai untuk membuat rencana produk agregat (sebagai perencanaan jangka menengah), yang pada akhirnya dibuat rencana jangka pendek, yaitu menentukan jumlah produksi yang dibutuhkan untuk setiap produk akhir beserta periode waktunya untuk suatu jangka perencanaan. Jadwal induk produksi merupakan perencanaan jangka pendek ini. Jadi, jadwal induk produksi merupakan proses alokasi untuk membuat sejumlah produk yang diinginkan dengan memperhatikan kapasitas yang dipunyai (mesin, peralatan dan pekerja). Perencanaan jadwal induk produksi dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah menentukan besarnya kapasitas atau kecepatan operasi yang diinginkan. Perencanaan ini biasanya dilakukan pada tingkat agregat (dengan meminimalkan total biaya produksi untuk keseluruhan produk yang dibuat) sesuai dengan kapasitas yang dimiliki. Rencana kapasitas secara agregat ini terutama diarahkan pada unit-unit yang dianggap sebagai titik kritis atau Potential bottle neck. Tahap kedua perencanaan adalah menentukan jumlah total tenaga kerja yang dibutuhkan di setiap periode, jumlah mesin dan jumlah shift kerja yang diperlukan untuk penjadwalan. Pada tahap ini juga dilakukan perencanaan jumlah persediaan secara agregat. Dalam tahap ini, suatu perencanaan kebutuhan akan persediaan 17

31 18 penanganan untuk memelihara service level kepada konsumen lazim dilakukan. Jumlah persediaan pengaman sangat tergantung pada jenis barang dan kebijakan perusahaan (Baroto, 2002). Interval perencanaan (planning horizon) adalah jumlah periode yang dibutuhkan untuk penjadwalan yang harus ditentukan terlebih dahulu dalam pembuatan atau perencanaan jadwal induk produksi. Interval perencanaan minimal merupakan jumlah periode produksi (termasuk perakitan) ditambah lead time pembelian atas bahan untuk setiap produk akhir yang akan dibuat (Baroto, 2002). Jadwal induk produksi adalah suatu rencana terperinci tentang apa dan berapa banyak perusahaan merencanakan untuk memproduksi masingmasing produk akhir dalam setiap periode waktu (biasanya minggu) untuk beberapa bulan yang akan datang (Handoko, 2008). Jadwal induk produksi sebagai hasil dari perencanaan agregat menyajikan rencana menyeluruh dan lebih detail dengan memerinci rencana produksi masing-masing produk akhir. Proses penyusunan skedul produksi induk dalam perusahaanperusahaan yang berproduksi untuk persediaan akan berbeda dengan perusahaan-perusahaan yang berproduksi untuk pesanan, karena sumber informasi utama tentang permintaan juga berbeda. Bagi perusahaan yang berproduksi untuk persediaan, informasi permintaan berasal dari hasil ramalan-ramalan. Sedangkan bagi perusahaan yang berproduksi untuk pesanan, informasi permintaan berasal dari pesanan-pesanan (orders) yang diterima. Menurut Handoko (2008), beberapa fungsi penting skedul produksi induk adalah : 1. Menerjemahkan dan memerinci rencana-rencana agregat menjadi produk-produk akhir tertentu (spesifik). 2. Mengevaluasi skedul-skedul alternatif. 3. Memerinci dan menentukan kebutuhan-kebutuhan material. 4. Memerinci dan menentukan kebutuhan-kebutuhan kapasitas. 5. Memudahkan pemrosesan informasi. 6. Menjaga validitas prioritas-prioritas. 18

32 19 7. Menggunakan kapasitas secara efektif. Hal-hal pokok yang perlu diperhatikan dalam jadwal induk produksi adalah : 1. Scheduling induk dikerjakan atas dasar rencana produksi agregat. 2. Menyusun skedul dengan modul-modul umum bila mungkin. 3. Melakukan pembebanan pada fasilitas-fasilitas secara realistik. 4. Menyampaikan order-order atas dasar satuan waktu. 5. Memonitor tingkat persediaan dengan cermat. 6. Melakukan rescheduling sesuai keperluan. 2.7 Struktur Produk Menurut Baroto (2002), struktur produk berisi informasi tentang hubungan antara komponen-komponen dalam suatu perakitan. Informasi ini sangat penting dalam penentuan kebutuhan kotor dan kebutuhan bersih. Struktur produk (product structure file) juga memberikan informasi tentang item, seperti nomor item, jumlah dibutuhkan dalam setiap perakitan, dan berapa jumlah akhir yang harus dibuat. Disamping ketiga input di atas, sistem MRP memerlukan input lain berikut : 1. Pesanan komponen perusahaan lain. 2. Peramalan atas item yang independen. Pesanan komponen perusahaan lain adalah bahwa selain menjual produk jadi, perusahaan juga menjual komponen perusahaan lain. Termasuk dalam pengertian ini adalah peramalan dari service part. Pesanan antar perusahaan, dan pesanan untuk kepentingan-kepentingan eksperimen, promosi, pemeliharaan dan kepentingan lainnya. Peramalan atas sistem yang bersifat independen. Tercakup disini adalah komponen-komponen yang dibutuhkan, namun berada diluar jalur sistem MRP. Suatu program khusus dibuat untuk melengkapi program sistem MRP yang ada. Program khusus ini dapat berupa teknik peramalan statistik. Program khusus dimaksudkan untuk menambahkan hasil peramalan yang telah dibuat pada perhitungan kebutuhan kotor dalam sistem MRP. Peramalan disini termasuk peramalan atas pesanan komponen dan perusahaan lain dan peramalan atas item yang independen. 19

33 Status Persediaan Catatan keadaan persediaan (inventory master file) menggambarkan status semua item yang ada dalam persediaan. Sistem item persediaan harus didefinisikan untuk menjaga kekeliruan perencanaan. Catatan keadaan persediaan ini harus dijaga agar tetap up to date, dengan selalu melakukan pencatatan pada setiap transaksi yang terjadi, yaitu penerimaan, pengeluaran, produk gagal, dan lain-lain. Catatan persediaan juga berisi data tentang lead time, teknik ukuran lot yang digunakan, persediaan pengaman dan catatan-catatan penting lainnya dari semua item (Baroto, 2002). 2.9 Peramalan Peramalan (Heizer dan Render, 2006) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan. Menurut Ishak (2010), peramalan adalah pemikiran terhadap suatu besaran, misalnya permintaan terhadap satu atau beberapa produk periode yang akan datang. Menurut Heizer dan Render (2006), peramalan diklasifikasikan berdasarkan horizon waktu masa depan yang dicakupnya. Horizon waktu dibagi atas beberapa kategori, yaitu : 1. Peramalan jangka pendek Peramalan ini mencakup jangka waktu hingga 1 (satu) tahun, tetapi umumnya kurang dari 3 (tiga) bulan. Peramalan ini digunakan untuk merencanakan pembelian, penjadwalan kerja, jumlah tenaga kerja, penugasan kerja dan tingkat produksi. 2. Peramalan jangka menengah Peramalan ini umumnya mencakup hitungan bulanan hingga tiga tahun. Peramalan ini berguna untuk merencanakan penjualan, perencanaan dan anggaran produksi, anggaran kas dan menganalisis bermacam-macam rencana operasi. 3. Peramalan jangka panjang Peramalan ini umumnya untuk perencanaan masa 3 (tiga) tahun atau lebih. Peramalan jangka panjang digunakan untuk merencanakan 20

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Merencanakan Kebutuhan Barang Persediaan dengan Teknik Part Period Balancing Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen Perencanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Nastiti (UMM:2001) judul: penerapan MRP pada perusahaan tenun Pelangi lawang. Pendekatan yang digunakan untuk pengolahan data yaitu membuat Jadwal

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Persediaan 2.1.1 Uji Kenormalan Liliefors Perumusan ilmu statistika juga berguna dalam pengendalian persediaan dan biasanya digunakan untuk mengetahui pola distribusi

Lebih terperinci

3 BAB III LANDASAN TEORI

3 BAB III LANDASAN TEORI 3 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Bahan Baku Bahan baku atau yang lebih dikenal dengan sebutan raw material merupakan bahan mentah yang akan diolah menjadi barang jadi sebagai hasil utama dari perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirements Planning 2.1.1 Definisi MRP MRP adalah dasar komputer mengenai perencanaan produksi dan inventory control. MRP juga dikenal sebagai tahapan waktu perencanaan

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian. untuk memperbaiki keterlambatan penerimaan produk ketangan konsumen.

BAB III. Metode Penelitian. untuk memperbaiki keterlambatan penerimaan produk ketangan konsumen. BAB III Metode Penelitian 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pt. Anugraha Wening Caranadwaya, diperusahaan Manufacturing yang bergerak di bidang Garment (pakaian, celana, rompi,

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) PPB. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) PPB. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen Modul ke: Manajemen Persediaan Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) PPB Fakultas FEB Christian Kuswibowo, M.Sc Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Bagian Isi MRP didasarkan pada permintaan dependen.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1. Persediaan Persediaan merupakan salah satu pos modal dalam perusahaan yang melibatkan investasi yang besar. Kelebihan persediaan dapat berakibat pemborosan atau tidak efisien,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka A.1. Teori A.1.1 Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Haming (2011:24) Manajemen Operasional dapat diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan

Lebih terperinci

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PENDAHULUAN Dimulai dari 25 s.d 30 tahun yang lalu di mana diperkenalkan mekanisme untuk menghitung material yang dibutuhkan, kapan diperlukan dan berapa banyak. Konsep

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Material Requirement Planning (MRP) Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured planned orders,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Keberadaan persediaan dalam suatu unit usaha perlu diatur sedemikian rupa sehingga kelancaran pemenuhan kebutuhan pemakai dapat dijamin

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaaan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.2. Manajemen Persediaan Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP) Menurut Gasperz (2004), Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan Pengertian mengenai Production Planning and Inventory control (PPIC) akan dikemukakan berdasarkan konsep sistem. Produksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di PT Klip Plastik Indonesia sejak dari Agustus-Desember 2015, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di PT Klip Plastik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode tertentu, atau persediaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berharga bagi yang menerimanya. Tafri (2001:8).

BAB II LANDASAN TEORI. berharga bagi yang menerimanya. Tafri (2001:8). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem informasi adalah data yang dikumpulkan, dikelompokkan dan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah satu kesatuan informasi yang saling terkait dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Di dalam melakukan suatu kegiatan dan analisis usaha atau produksi bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan akhir-akhir ini tidak lagi terbatas secara lokal,

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan akhir-akhir ini tidak lagi terbatas secara lokal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan antar perusahaan akhir-akhir ini tidak lagi terbatas secara lokal, tetapi mencakup kawasan regional dan global. Oleh karena itu, setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING

BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING 5.1. Pengertian Material Requirements Planning (MRP) Menurut Gasperz (2004), Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. periode April 2015 Maret 2016 menghasilkan kurva trend positif (trend meningkat)

BAB V ANALISA HASIL. periode April 2015 Maret 2016 menghasilkan kurva trend positif (trend meningkat) 102 BAB V ANALISA HASIL 5.1 Peramalan Metode peramalan yang digunakan dalam penelitian ini adalah proyeksi trend yang terdiri dari linier trend model, quadratic trend model, exponential growth curve trend

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Merencanakan Kebutuhan Barang Persediaan dengan Economic Order Quantity Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen PERSEDIAAN Pengertian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Produksi 2.1.1 Pengertian Manajemen Produksi Dalam kehidupan sehari-hari, baik dilingkungan rumah, sekolah maupun lingkungan kerja sering kita dengar mengenai apa yang

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 1 3.1 PERSEDIAAN BAB III TINJAUAN PUSTAKA Maryani, dkk (2012) yang dikutip oleh Yudhistira (2015), menyatakan bahwa persediaan barang merupakan bagian yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Persediaan

Lebih terperinci

MRP. Master Production. Bill of. Lead. Inventory. planning programs. Purchasing MODUL 11 JIT DAN MRP

MRP. Master Production. Bill of. Lead. Inventory. planning programs. Purchasing MODUL 11 JIT DAN MRP MODUL 11 MRP adalah suatu teknik yang menggunakan BOM (bill of materials), inventory dan master schedule untuk mengetahui kebutuhan suatu part pada suatu waktu. Struktur MRP MRP membutuhkan data dari Bill

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam produk, baik itu berupa barang ataupun jasa. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam produk, baik itu berupa barang ataupun jasa. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan dunia industri semakin maju, hal itu terbukti dengan banyaknya bermunculan industri-industri baru yang memproduksi berbagai macam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Matrikstama Andalan Mitra, sebuah perusahaan perdagangan, yang beralamatkan di Jl. Daan Mogot KM.12 No.9 Jakarta

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEKS PASAR TRADISIONAL DAN PLASA LAMONGAN. Oleh : Arinda Yudhit Bandripta

TUGAS AKHIR ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEKS PASAR TRADISIONAL DAN PLASA LAMONGAN. Oleh : Arinda Yudhit Bandripta TUGAS AKHIR ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEKS PASAR TRADISIONAL DAN PLASA LAMONGAN Oleh : Arinda Yudhit Bandripta 3107.100.551 Dosen Pembimbing : Ir. Retno Indryani, Ms LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU SUSU UHT (Ultra High Temperature) PADA PT. INDOLAKTO - SUKABUMI

PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU SUSU UHT (Ultra High Temperature) PADA PT. INDOLAKTO - SUKABUMI PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU SUSU UHT (Ultra High Temperature) PADA PT. INDOLAKTO - SUKABUMI Oleh : M I A W I D H I A S T U T I A14102009 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN LITERATUR. dengan tahun 2016 yang berkaitan tentang pengendalian bahan baku.

BAB II KAJIAN LITERATUR. dengan tahun 2016 yang berkaitan tentang pengendalian bahan baku. BAB II KAJIAN LITERATUR 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa penelitian terdahulu sebagai referensi penelitian yang dilakukan. Referensi yang digunakan merupakan

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci : Perencanaan, Material Requirement Planning, Period Order Quantity, Economy Order Quantity, Lot for lot.

Abstrak. Kata Kunci : Perencanaan, Material Requirement Planning, Period Order Quantity, Economy Order Quantity, Lot for lot. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PRODUKSI DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT. XYZ Muhamad Adi Sungkono, Wiwik Sulistiyowati

Lebih terperinci

BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis

BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis . Mata Kuliah Semester PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis : IV Pertemuan Ke : 13 Pokok Bahasan Dosen : Perencanaan Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Persediaan adalah sunber daya mengganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lanjut tersebut adalah berupa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan pengendalian persediaan. Render dan Heizer (2001:314) merencanakan untuk persediaan bahan baku pada perusa haan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan pengendalian persediaan. Render dan Heizer (2001:314) merencanakan untuk persediaan bahan baku pada perusa haan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan salah satu aset yang paling mahal dibanyak perusahaan. Semua organisasi memiliki beberapa jenis sistem perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

KAJIAN PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT DI PT. WISKA. Oleh PATAR NAIBAHO H

KAJIAN PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT DI PT. WISKA. Oleh PATAR NAIBAHO H KAJIAN PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT DI PT. WISKA Oleh PATAR NAIBAHO H24050116 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 ABSTRAK Patar Naibaho H24050116. Kajian Perencanaan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Hasil pengumpulan data yang didapat dari departemen PPIC (Production Planning and Inventory Control) PT. Pulogadung Pawitra Laksana (PT. PPL) adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari bahasa kata to manage yang artinya mengatur atau mengelola. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan

Lebih terperinci

Jurnal String Vol.1 No.2 Tahun 2016 ISSN : PENENTUAN TEKNIK PEMESANAN MATERIAL PADA PROYEK STEEL STRUCTURE MENGGUNAKAN WINQSB

Jurnal String Vol.1 No.2 Tahun 2016 ISSN : PENENTUAN TEKNIK PEMESANAN MATERIAL PADA PROYEK STEEL STRUCTURE MENGGUNAKAN WINQSB PENENTUAN TEKNIK PEMESANAN MATERIAL PADA PROYEK STEEL STRUCTURE MENGGUNAKAN WINQSB Juliana Program Studi Teknik Informatika, Universitas Indraprasta PGRI Email : kallya_des @yahoo.com Abstrak Perencanaan

Lebih terperinci

Ekonomi & Bisnis Manajemen

Ekonomi & Bisnis Manajemen Manajemen Persediaan Modul ke: 12Fakultas Ekonomi & Bisnis Perencanaan Kebutuhan Barang_(MRP) PPB Dinar Nur Affini, SE., MM. Program Studi Manajemen Material Requirement Planning (MRP) Material Requirement

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirement Planning (MRP) Menurut Gaspersz (2005:177) Perencanaan kebutuhan material (material requirement planning = MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Industri Kertas Indonesia Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kertas yang besar. Sampai tahun 2011 terdapat 84 pabrik pulp dan kertas. Pabrik-pabrik tersebut

Lebih terperinci

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dan menurut Rangkuti (2007) Persediaan bahan baku adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dan menurut Rangkuti (2007) Persediaan bahan baku adalah: 10 2.1. Persediaan 2.1.1. Pengertian Persediaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam perusahaan setiap manajer operasional dituntut untuk dapat mengelola dan mengadakan persediaan agar terciptanya efektifitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang begitu cepat di era Globalisai ini baik di

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang begitu cepat di era Globalisai ini baik di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha yang begitu cepat di era Globalisai ini baik di bidang usaha manufktur/industri maupun jasa yang didukung berkembangnya Tekhnologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai pendukung teori adanya penelitian ini. Teori-teori yang menjadi bahan rujukan berkaitan tentang manajemen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan suatu kerangka yang mengungkapkan suatu teori-teori yang sesuai dengan pokok permasalahan penelitian yang dibahas.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Menara Cemerlang, suatu perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan karung plastik. Pada saat ini perusahaan sedang mengalami penjualan yang pesat dan mengalami

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 1.8 Persediaan 2.1.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi tiap saat di bidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

Yayah Sopiyah 1 Didiek Pramono 2. Abstrak. Kata kunci : Material, Persediaan, Teknik Lot Sizing, Biaya Persediaan Minimum.

Yayah Sopiyah 1 Didiek Pramono 2. Abstrak. Kata kunci : Material, Persediaan, Teknik Lot Sizing, Biaya Persediaan Minimum. ANALISIS PERBANDINGAN PENYEDIAAN BAHAN MATERIAL STRUKTUR LANTAI 2 DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) (STUDI KASUS: PROYEK GEDUNG GUEST HOUSE V HOTEL) Yayah Sopiyah 1 Didiek Pramono 2 1,2

Lebih terperinci

Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) UNPGRI KEDIRI

Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) UNPGRI KEDIRI Analisis Perencanaan Pengadaan Material Bahan Bangunan pada PT Dhaha Jaya Persada Menggunakan Metode MRP (Material Requirements Planning) Guna Efisiensi Biaya Nazar J Kristiawan Dr. Lilia Pasca Riani,

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara. USULAN PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL di PT. PRATAMA ABADI INDUSTRI

Universitas Bina Nusantara. USULAN PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL di PT. PRATAMA ABADI INDUSTRI Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Skripsi Strata 1 - Semester Genap tahun 2004 / 2005 USULAN PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL di PT. PRATAMA ABADI INDUSTRI Sherly Monaco

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi Proses manufaktur dapat digambarkan seperti terlihat dalam Gambar 2.1., berupa kerangka masukan-keluaran, dimana masukannya berupa bahan baku, selanjutnya bahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen produksi terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan produksi maka dari itu sebelum mengetahui mengenai manajemen produksi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Manajemen Produksi 1.1.1 Pengertian Proses Produksi Dalam kehidupan sehari-hari, baik dilingkungan rumah, sekolah maupun lingkungan kerja sering kita dengar mengenai apa yang

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Dari hasil pengumpulan data yang didapat dari divisi produksi PT. Indotek Jaya, maka data tersebut diperlukan untuk membuat rancangan MRP (Material

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengelolaan Persediaan Materi Pembelajaran Persediaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Fungsi Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pengertian persediaan menurut Handoko (1996) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumberdaya-sumberdaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Untuk memecahkan masalah yang diuraikan pada sub bab 1.2 diperlukan beberapa terori pendukung yang relevan. 2.1 Inventory Control Pengawasan persediaan digunakan untuk mengatur tersedianya

Lebih terperinci

K E L O M P O K S O Y A : I N D A N A S A R A M I T A R A C H M A N

K E L O M P O K S O Y A : I N D A N A S A R A M I T A R A C H M A N K E L O M P O K S O Y A : A H M A D M U K T I A L M A N S U R B A T A R A M A N U R U N G I K A N O V I I N D R I A T I I N D A N A S A R A M I T A R A C H M A N S A L I S U B A K T I T R I W U L A N D

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Identifikasi, Analisis, dan Evaluasi Sistem Pengendalian Bahan Baku Tahun 2011 Bahan baku merupakan suatu material yang memiliki peranan penting dalam proses produksi. Ketersediaan

Lebih terperinci

BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING

BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING 5.1 Landasan Teori Perencanaan kebutuhan material (material requirements planning) merupakan metode perencanaan dan pengendalian pesanan dan inventori untuk item-item

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen dan Manajemen Operasi Pengertian manajemen operasi tidak terlepas dari pengertian manajemen. Manajemen yang dimaksud disini adalah kegiatan atas usaha yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam penyusunan tugas akhir ini dibutuhkan beberapa landasan teori sebagai acuan dalam penyusunannya. Landasan teori yang dibutuhkan antara lain teori tentang Sistem Informasi, teori

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN

PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN M A N A J E M E N O P E R A S I O N A L M I N G G U K E S E P U L U H B Y. M U H A M M A D W A D U D, S E., M. S I. F A K U L T A S E K O N O M I U N I V.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat di jalan Daan Mogot KM 11

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat di jalan Daan Mogot KM 11 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lebih baik, karena dalam era perdagangan tanpa batas tersebut mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. secara lebih baik, karena dalam era perdagangan tanpa batas tersebut mengakibatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan harus mampu mempersiapkan diri secara lebih baik, karena dalam era perdagangan tanpa batas tersebut mengakibatkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUK MIE INSTAN DI PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. Oleh RANI ANGGRAENI H

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUK MIE INSTAN DI PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. Oleh RANI ANGGRAENI H ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUK MIE INSTAN DI PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK Oleh RANI ANGGRAENI H24103072 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak CV Belief Shoes merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur sepatu. Sepatu yang diproduksi terdiri dari 2 jenis, yaitu sepatu sandal dan sepatu pantofel. Dalam penelitian ini penulis

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Mulai Identifikasi Masalah Pengumpulan Data : - data penjualan - data kebutuhan bahan baku - data IM F - data biaya pesan - data biaya simpan Pengolahan Data : - Peramalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu negara yang sedang berkembang, Indonesia tidak luput

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu negara yang sedang berkembang, Indonesia tidak luput BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai salah satu negara yang sedang berkembang, Indonesia tidak luput dari persaingan perekonomian global yang sedang terjadi di dunia saat ini. Persaingan perekonomian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh konsumen sehingga produk tersebut tiba sesuai dengan waktu yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh konsumen sehingga produk tersebut tiba sesuai dengan waktu yang telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya jaman dan teknologi, dunia manufakturpun ikut berkembang dengan pesatnya. Persaingan menjadi hal yang sangat mempengaruhi kelangsungan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 64 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PT. Surya Toto Indonesia bergerak di bidang ceramic sanitary wares and plumbing hardware., salah satu produknya yaitu kloset tipe

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya perusahaan-perusahaan di berbagai bidang. Hal ini mendorong banyak pengusaha untuk lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dipengaruhi oleh pengendalian persediaan (inventory), karena hal

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dipengaruhi oleh pengendalian persediaan (inventory), karena hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada hakikatnya setiap perusahaan baik jasa maupun perusahaan produksi selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan

Lebih terperinci

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.

Please purchase PDFcamp Printer on  to remove this watermark. ANALISIS TEKNIK PENENTUAN UKURAN LOT PEMESANAN DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. BOEHRINGER INGELHEIM INDONESIA, BOGOR Oleh : LUTHFAN LUTHFIR RAHMAN H24052637 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian perdagangan bebas antara negara-negara ASEAN dan Cina mulai

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian perdagangan bebas antara negara-negara ASEAN dan Cina mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan didunia bisnis saat ini terasa semakin ketat, terutama semenjak perjanjian perdagangan bebas antara negara-negara ASEAN dan Cina mulai diberlakukan

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang_(MRP) Lot for Lot. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: 10Fakultas Ekonomi & Bisnis

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang_(MRP) Lot for Lot. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: 10Fakultas Ekonomi & Bisnis Manajemen Persediaan Modul ke: 10Fakultas Ekonomi & Bisnis Perencanaan Kebutuhan Barang_(MRP) Lot for Lot Dinar Nur Affini, SE., MM. Program Studi Manajemen Perencanaan Kebutuhan Material Perencanaan Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Manajemen pengadaan tersebut merupakan fungsi manajerial yang sangat

BAB II DASAR TEORI. Manajemen pengadaan tersebut merupakan fungsi manajerial yang sangat BAB II DASAR TEORI II.1 Manajemen Pengadaan Material Manajemen persedian material merupakan salah satu bagian dari sistem logistik yang ditujukan untuk pelaksanaan proyek pada pengadaan material sesuai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 28 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pengertian manajemen menurut T H Handoko (2005, hal 3) adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-8328 Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Kulit dengan Menggunakan Metode Material Requirement Planning untuk Meminimumkan Biaya Persediaan pada Bengkel Sepatu Beevy

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) -EOQ. Prepared by: Dr. Sawarni Hasibuan. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) -EOQ. Prepared by: Dr. Sawarni Hasibuan. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) -EOQ Fakultas FEB Prepared by: Dr. Sawarni Hasibuan Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Proses dalam MRP Bill of material (BOM)

Lebih terperinci

BAB 2 Landasan Teori

BAB 2 Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori 2.1. Manajemen Operasional Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2010:4), manajemen operasi adalah serangkaian aktifitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Flow diagram untuk pemecahan masalah yang terdapat pada PT. Pulogadung Pawitra Laksana (PT. PPL) dapat dilihat dalam diagram 3.1 di bawah ini. Mulai Identifikasi Masalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR. : Manajemen Operasional Agribisnis

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR. : Manajemen Operasional Agribisnis Mata Kuliah Semester PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis : IV Pertemuan Ke : 12 Pokok Bahasan : Perencanaan Persediaan Dosen :

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Manajemen Permintaan Pada dasarnya manajemen permintaan (demand management) didefinisikan sebagai suatu fungsi pengelolaan dari semua permintaan produk untuk menjamin

Lebih terperinci

SKRIPSI. : Guntur Dwi Prakoso NIM : Program Studi Manajemen FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2016

SKRIPSI. : Guntur Dwi Prakoso NIM : Program Studi Manajemen FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2016 ANALISIS PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU CAT PADA PT. KANSAI PAINT INDONESIA MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) DENGAN PERBANDINGAN TEKNIK LFL, EOQ, DAN PPB SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Perusahaan Plastik X adalah perusahaan penghasil plastik injection process dengan orientasi pasar lokal, sehingga harus dapat mempertahankan dan meningkatkan produktivitasnya agar dapat memenangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, kondisi persaingan yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal, tetapi mencakup kawasan regional dan global sehingga setiap perusahaan berlomba untuk terus mencari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Persediaan Persediaan merupakan komponen penting dalam suatu kegiatan produksi maupun distribusi suatu perusahaan. Persediaan digunakan sebagai cadangan atau simpanan pengaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai bidang usaha dewasa ini sudah mulai terasa dampaknya termasuk

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai bidang usaha dewasa ini sudah mulai terasa dampaknya termasuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi yang ditandai dengan kebebasan bersaing diberbagai bidang usaha dewasa ini sudah mulai terasa dampaknya termasuk terhadap dunia usaha di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sejarah manajemen menurut William (2008:44) sebagai bidang studi manajemen mungkin berusia 125 tahun, tetapi ide-ide dan praktek manajemen benarbenar

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK ANALISA PERENCANAAN PADA PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUK TEFFLON DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING

LAPORAN KERJA PRAKTEK ANALISA PERENCANAAN PADA PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUK TEFFLON DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING LAPORAN KERJA PRAKTEK ANALISA PERENCANAAN PADA PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUK TEFFLON DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (Studi Kasus CV. Berkat Sukses Sejahtera) Diajukan guna melengkapi sebagai

Lebih terperinci