Laporan Koordinasi Strategis BKPRN Tahun 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Laporan Koordinasi Strategis BKPRN Tahun 2014"

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Penataan ruang di Indonesia dilandasi oleh Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Undang-Undang ini telah membawa banyak perubahan dalam berbagai aspek pembangunan nasional, terutama dalam hal koordinasi pembangunan, perencanaan, dan penegakan hukum dalam upaya mewujudkan tujuan penyelenggaraan penataan ruang nasional. Penyelenggaraan penataan ruang meliputi: (a) pengaturan, pembinaan, dan pengawasan penataan ruang; (b) pelaksanaan penataan ruang nasional; dan (c) koordinasi penyelenggaraan penataan ruang lintas sektor, lintas wilayah, dan lintas pemangku kepentingan. Penyusunan kebijakan, pelaksanaan, pembinaan, dan pengawasan penataan ruang melibatkan peran berbagai sektor terkait sehingga memerlukan keterpaduan dan keserasian penanganan dalam satu wadah koordinasi nasional. Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN) yang dibentuk melalui Keppres No. 4 Tahun 2009 merupakan lembaga ad-hoc yang dibentuk sebagai respon terhadap kebutuhan koordinasi 14 Kementerian/Lembaga bidang penataan ruang. Dalam pelaksanaan tugasnya, BKPRN telah berperan dalam berbagai penyelesaian peraturan perundang-undangan, Perpres RTR KSN, Perpres RTR Pulau, Perda RTRW, penyelesaian konflik pemanfaatan ruang serta penguatan kelembagaan tata ruang. Menteri PPN/Kepala Bappenas merupakan Sekretaris BKPRN, yang bertugas membantu pelaksanaan tugas BKPRN.Dalam pelaksanaan tugasnya, Menteri PPN/Kepala Bappenas dibantu oleh Sekretariat BKPRN, yang dikoordinasikan oleh Deputi Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah sebagai Penanggungjawab Sekretariat BKPRN.Pada pelaksanaan tugas harian Sekretariat BKPRN, Penanggungjawab Sekretariat BKPRN dibantu oleh Direktur Tata Ruang dan Pertanahan selaku Ketua Sekretariat BKPRN. Laporan ini merupakan gambaran pelaksanaan kegiatan yang dilakukan dan/atau dikoordinasikan oleh Sekretariat BKPRN dalam wadah Koordinasi Strategis Sekretariat BKPRN selama tahun Kami berharap penyelenggaraankegiatan ini ke depan dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas penataan ruang, menjadi bahan masukan untuk perbaikan koordinasi dan implementasi pelaksanaan di masa mendatang dan juga penguatan peran BKPRN ke depan. Jakarta, Desember 2014 Direktur Tata Ruang dan Pertanahan i

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan dan Sasaran... 2 C. Lingkup Kegiatan... 2 D. Keluaran... 3 E. Metodologi... 3 F. Jangka Waktu... 3 G. Dasar Hukum... 3 H. Sistematika Laporan... 3 II. JADWAL DAN RENCANA KERJA KEGIATAN TIM KOORDINASI STRATEGIS SEKRETARIAT BKPRN... 5 A. Tugas Sekretariat BKPRN... 5 B. Agenda kerja BKPRN tahun C. Rencana Kerja Sekretariat BKPRN Tahun III. FASILITASI KOORDINASI PENATAAN RUANG NASIONAL A. Penyusunan dan Penetapan Peraturan Perundang-Undangan Bidang Penataan Ruang Penetapan Peraturan Pemerintah tentang Penataan Wilayah Pertahanan Negara Penetapan Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan Penyusunan dan Penetapan Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Penyusunan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten/Kota Penyusunan Peraturan Daerah tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP-3-K) B. Integrasi Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP-3-K) dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Penyusunan Roadmap Penyelesaian RZWP-3-K Tahun Kunjungan Lapangan Akselerasi Penyelesaian Perda RZWP-3-K ii

4 3. Penyusunan Protokol Integrasi RZWP-3-K ke dalam RTRW C. Percepatan penyelesaian Rencana Detail Tata Ruang D. Penyelarasan Implementasi LP2B E. Penyusunan Pedoman Tata Batas kehutanan F. Penyusunan Tata Cara Pembuatan SOP BKPRD G. Penyusunan Pedoman Penyelesaian Konflik Penataan Ruang H. Inisiasi penyusunan RUU Pengelolaan Ruang Udara Nasional I. Koordinasi Penyelesaian Sengketa dan Konflik Penataan Ruang Rencana investasi pabrik kelapa sawit di Kota Dumai Pembangunan pabrik baja di Kabupaten Trowulan Pembangunan bandara karawang dan pelabuhan cilamaya di Kabupaten Karawang...30 IV. PEMANTAPAN KELEMBAGAAN DAN KOORDINASI PENATAAN RUANG NASIONAL DAN DAERAH A. Sidang Menteri BKPRN B. Raker Regional BKPRN Tahun C. Rakor Nasional BKPRD Tahun D. Peringatan Hari Tata Ruang Nasional Tahun V. KEHUMASAN DAN DOKUMENTASI A. Penyusunan Buletin Tata Ruang dan Pertanahan Buletin TRP Edisi I tahun Buletin TRP Edisi II Tahun B. Laporan Pelaksanaan Koordinasi Penataan Ruang Nasional Laporan Kegiatan BKPRN Semester I Tahun Laporan Kegiatan BKPRN Tahun C. Penyebaran Informasi Tata Ruang melalui Web & keikutsertaan dalam Pameran,e- BKPRN, scribd, landspatial, dan lainnya VI. PENUTUP A. Kesimpulan B. Rekomendasi iii

5 DAFTAR TABEL Tabel 1 Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan Pokja 1 BKPRN... 7 Tabel 2 Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan Pokja 2 BKPRN... 9 Tabel 3 Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan Pokja 3 BKPRN Tabel 4 Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan Pokja 4 BKPRN Tabel 5 Rencana Kerja Sekretariat BKPRN Tahun Tabel 6 Status Penetapan RTRW Provinsi Tabel 7 Rekapitulasi Data RRTR Dan Indikasi Kebutuhan Peta iv

6 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Raker Reginal BKPRN Wilayah I Gambar 2 Rakornas BKPRD Tahun Gambar 3 Sambutan Dep. Regional dan Otonomi Daerah, Bappenas pada Acara Puncak Peringatan Hatarunas Gambar 4 Buletin TRP edisi 1 Th Gambar 5 Laporan Kegiatan BKPRN Smt. 1 Th Gambar 6 Manual e-bkprn v

7

8 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang (BKPRN) merupakan lembaga ad hoc yang dibentuk untuk memenuhi kebutuhan berbagai instansi pemerintah dalam menyelesaikan isu penataan ruang bagi kebutuhan pembangunan secara terkoordinasi. Menindaklanjuti kebutuhan tersebut ditetapkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 4 Tahun 2009 tentang. Berdasarkan amanat Keppres tersebut, BKPRN memiliki tugas mengkoordinasikan, antara lain: 1) Penyiapan kebijakan penataan ruang nasional; 2) Penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang penataan ruang; 3) Pemaduserasian berbagai peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penyelenggaraan penataan ruang; 4) Penanganan dan penyelesaian masalah yang timbul dalam penyelenggaraan penataan ruang dan memberikan pengarahan serta saran pemecahannya; 5) Fasilitasi kerjasama penataan ruang antarprovinsi; 6) Upaya peningkatan kapasitas kelembagaan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam penyelenggaraan penataan ruang; dan 7) Pelaksanaan RTRWN, pemantauan pelaksanaan RTRWN, dan pemanfaatan hasil pemantauan tersebut untuk penyempurnaan Rencana Tata Ruang. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Menteri PPN/Kepala Bappenas) berkedudukan sebagai Sekretaris merangkap Anggota BKPRN, dengan tugas memberikan dukungan kesekretariatan dalam pelaksanaan tugas-tugas BKPRN (PERMENKO No. PER-02/M.EKON/10/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja BKPRN Pasal 2 Ayat (4)). Dalam pelaksanaan tugas sebagai sekretaris, Menteri PPN/Kepala Bappenas dibantu oleh Sekretariat BKPRN melalui Tim Koordinasi Strategis BKPRN yang dikoordinasi oleh Deputi Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah dibantu oleh Direktur Tata Ruang dan Pertanahan. Berdasarkan Keputusan Menteri PPN Nomor KEP. 8/M.PPN/HK/02/2014 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Strategis Sekretariat BKPRN, tugas Tim Koordinasi Strategis BKPRN meliputi: 1) Penyusunan jadwal dan rencana kerja kegiatan Tim Koordinasi Strategis Sekretariat BKPRN; 2) Penyusunan agenda dan menyiapkan bahan Sidang BKPRN; 3) Pengumpulan dan penyusunan bahan, data dan informasi yang dibutuhkan, termasuk melakukan studi kepustakaan dan wawancara dengan semua pihak yang terkait, dalam rangka koordinasi penataan ruang nasional; 4) Fasilitasi pelaksanaan koordinasi penataan ruang nasional; 5) Penyusunan laporan pelaksanaan koordinasi penataan ruang nasional; 6) Penyusunan laporan hasil kegiatan Koordinasi Strategis Sekretariat BKPRN kepada Menteri PPN/Kepala Bappenas; dan 7) Pelaksanaan kegiatan kehumasan, dokumentasi dan pengelolaan sistem informasi. 1

9 Oleh karena itu, dalam rangka memenuhi tugas-tugas tersebut, Sekretariat BKPRN menyusun Laporan Koordinasi Strategis yang merupakan penjelasan dari berbagai kegiatan Sekretariat BKPRN sepanjang tahun B. Tujuan dan Sasaran Penyusunan Laporan Koordinasi Strategis Sekretariat BKPRN bertujuan untuk memberikan gambaran kegiatan yang telah dilakukan Sekretariat BKPRN sepanjang tahun Melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan Sekretariat BKPRN diharapkan dapat meningkatkan efektivitas penyelenggaraan penataan ruang yang terkoordinasi serta menurunkan jumlah konflik penataan ruang di tingkat pusat dan daerah dengan hasil akhir terselenggaranya kegiatan kordinasi dalam forum BKPRN, perencanaan dan program pembangunan bersinergi antarinstansi, serta tersosialisasinya keputusan-keputusan strategis yang diputuskan dalam forum BKPRN. Dampak yang diharapkan dengan adanya kegiatan Koordinasi Strategis Sekretariat BKPRN, antara lain: 1) Pembangunan nasional yang berbasis penataan ruang untuk mengembangkan pola pembangunan berkelanjutan. 2) Peningkatan koordinasi pembangunan baik di tingkat kebijakan nasional maupun kebijakan yang lebih operasional pada bidang penataan ruang yang sifatnya lintas sektor dan multistakeholders. 3) Percepatan penyusunan peraturan pelaksana dari peraturan perundang-undangan yang telah diterbitkan serta implementasinya di bidang penataan ruang nasional. 4) Penguatan kelembagaan penataan ruang nasional, provinsi, dan kabupaten/kota yang kuat dan efektif. 5) Peningkatan sinkronisasi dan integrasi antara sistem perencanaan pembangunan nasional dengan penataan ruang. C. Lingkup Kegiatan Berdasarkan tugas-tugas Tim Koordinasi Strategis Sekretariat BKPN sebelumnya, lingkup kegiatan Koordinasi Strategis Sekretariat BKPRN mencakup: 1) Penyusunan jadwal dan rencana kerja tahunan BKPRN berdasarkan hasil Rapat Kerja Nasional BKPRN; 2) Penyusunan agenda dan bahan Sidang BKPRN baik secara periodik maupun insidental; 3) Pengumpulan dan pengolahan bahan, data dan informasi untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugas BKPRN dan pengembangan e-bkprn; 4) Fasilitasi pelaksanaan koordinasi dalam rapat-rapat Menteri, Eselon I, II, III BKPRN; 5) Penyusunan laporan pelaksanaan koordinasi penataan ruang nasional untuk disampaikan oleh Ketua BKPRN kepada Presiden setiap 6 bulan sekali; 6) Pendistribusian hasil Sidang BKPRN kepada seluruh anggota dan pihak terkait; 7) Penyusunan jadwal dan rencana kerja kegiatan Sekretariat BKPRN; 8) Penyusunan dan penyampaian laporan pelaksanaan tugas Sekretariat BKPRN; 9) Pelaksanaan kegiatan kehumasan melalui pengembangan website dan milis BKPRN, pencetakan pamphlet, newsletter, undang-undang; dan 2

10 D. Keluaran Keluaran yang diharapkan diperoleh melalui pelaksanaan kegiatan Koordinasi Strategis Sekretariat BKPRN adalah: 1) Jadwal dan rencana kerja tahunan BKPRN; 2) Laporan pelaksanaan koordinasi penataan ruang nasional oleh Ketua BKPRN kepada Presiden (6 bulan sekali) termasuk didalamnya laporan rapat koordinasi Menteri dan Eselon I); 3) Jadwal dan rencana kerja Sekretariat BKPRN; 4) Laporan pelaksanaan tugas Sekretariat BKPRN; 5) Media komunikasi dan publikasi, yaitu: e-bkprn, website dan milis BKPRN, pamphlet, newsletter, dan buku perundang-undangan. E. Metodologi Pelaksanaan kegiatan koordinasi penataan ruang nasional umumnya menggunakan dua pendekatan sekaligus, yaitu pendekatan top-down dan bottom-up. Pendekatan top-down digunakan dalam penetapan prioritas pembangunan nasional. Sedangkan pendekatan bottom-up digunakan saat menyusun rencana kerja BKPRN berdasarkan hasil rapat kerja dan masukan dari kementerian/lembaga (K/L). Untuk mempertemukan dua pendekatan tersebut dilakukan rapat koordinasi di tingkat Menteri, Eselon I dan Eselon II BKPRN. F. Jangka Waktu Kegiatan Koordinasi Strategis Sekretariat BKPRN dilaksanakan selama 12 (dua belas) bulan. G. Dasar Hukum Dasar hukum pelaksanaan kegiatan koordinasi strategis Sekretariat BKPRN adalah: 1) Keputusan Presiden No. 4 Tahun 2009 tentang Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional; 2) Permenko No. PER-02/M.EKON/10/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional; dan 3) Keputusan menteri PPN No. KEP. 8/M.PPN/HK/02/2014 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Strategis Sekretariat. H. Sistematika Laporan Laporan ini disusun dengan sistematika pembahasan sebagai berikut: I. PENDAHULUAN menjelaskan latar belakang, tujuan, sasaran, ruang lingkup pembahasan, keluaran, dan metodologi penyusunan laporan, jangka waktu pelaksanaan kegiatan Koordinasi Strategis Sekretariat BKPRN, dasar hukum yang melandasi pelaksanaan kegiatan Koordinasi Strategis Sekretariat BKPRN, serta sistematika pelaporan yang digunakan. II. JADWAL DAN RENCANA KERJA KEGIATAN TIM KOORDINASI STRATEGIS SEKRETARIAT BKPRNmenjelaskan penyusunan jadwal dan rencana kerja BKPRN yang disusun melalui Rapat Kerja Nasional (Rakernas) BKPRN. 3

11 III. FASILITASI KOORDINASI PENATAAN RUANG NASIONAL menjelaskan kegiatan koordinasi Sekretariat BKPRN di bidang penataan ruang sepanjang tahun IV. PEMANTAPAN KELEMBAGAAN DAN KOORDINASI PENATAAN RUANG NASIONAL DAN DAERAH menjelaskan kegiatan koordinasi dalam rangka peningkatan kapasitas kelembagaan BKPRN dan BKPRD sepanjang tahun V. KEHUMASAN DAN DOKUMENTASI menjelaskan kegiatan pengembangan sistem informasi bidang penataan ruang serta media komunikasi dan publikasi yang dilakukan sepanjang tahun VI. PENUTUP menjelaskan kesimpulan dan rekomendasi untuk pelaksanaan kegiatan koordinasi Strategis Sekretariat BKPRN selanjutnya. 4

12 II. JADWAL DAN RENCANA KERJA KEGIATAN TIM KOORDINASI STRATEGIS SEKRETARIAT BKPRN A. Tugas Sekretariat BKPRN Pelaksanaan tugas Menteri PPN/Kepala Bappenas selaku Sekretaris BKPRN didukung oleh Sekretariat BKPRN. Berdasarkan Peraturan Menko Perekonomian No.PER- 02/M.EKON/10/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja BKPRN Pasal 7, Pelaksanaan tugas Sekretaris BKPRN dibantu oleh Deputi Menteri PPN/Kepala Bappenas yang membawahi bidang penataan ruang dengan tugas dan tata kerja yang diatur oleh Sekretaris BKPRN. Dalam rangka menjawab kebutuhan tersebut, diterbitkan Keputusan Menteri PPN No.KEP.8/M.PPN/HK/02/2014 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Strategis Sekretariat BKPRN. Tugas Tim Koordinasi Strategis BKPRN meliputi: 1) Penyusunan jadwal dan rencana kerja kegiatan Tim Koordinasi Strategis Sekretariat BKPRN; 2) Penyusunan agenda dan menyiapkan bahan Sidang BKPRN; 3) Pengumpulan dan penyusunan bahan, data dan informasi yang dibutuhkan, termasuk melakukan studi kepustakaan dan wawancara dengan semua pihak yang terkait, dalam rangka koordinasi penataan ruang nasional; 4) Fasilitasi pelaksanaan koordinasi penataan ruang nasional; 5) Penyusunan laporan pelaksanaan koordinasi penataan ruang nasional; 6) Penyusunan laporan hasil kegiatan Koordinasi Strategis Sekretariat BKPRN kepada Menteri PPN/Kepala Bappenas; dan 7) Pelaksanaan kegiatan kehumasan, dokumentasi dan pengelolaan sistem informasi. B. Agenda kerja BKPRN tahun Agenda kerja BKPRN disusun berdasarkan kesepakatan hasil Rakernas BKPRN Tahun 2013 terkait isu-isu strategis bidang penataan ruang nasional. Isu-isu tersebut kemudian dituangkan dalam berbagai program kerja 2 (dua) tahunan dengan mengakomodasi berbagai masukan dari K/L anggota BKPRN melalui beberapa rapat koordinasi di tingkat Eselon I dan II BKPRN. Proses finalisasi Agenda Kerja BKPRN dilakukan melalui Rapat Eselon II BKPRN pada tanggal November 2013 dan 16 Desember 2013, serta Rapat Koordinasi Eselon I pada tanggal 20 Desember Agenda Kerja BKPRN Tahun ditetapkan dalam Sidang Menteri BKPRN pada tanggal 13 januari Lingkup kegiatan yang dilaksanakan terbagi berdasarkan tugas 4 (empat) Kelompok Kerja BKPRN, yaitu: 1) Koordinasi penyiapan kebijakan dan peraturan perundang-undangan bidang penataan ruang; 2) Koordinasi peningkatan kapasitas kelembagaan; 3) Koordinasi perencanaan dan program penataan ruang; dan 4) Koordinasi penyelesaian sengketa dan konflik penataan ruang. 5

13 Selanjutnya, pada tanggal 6 Februari 2014 dilaksanakan Rapat Koordinasi Eselon III BKPRN dalam rangka pendetailan Agenda Kerja BKPRN kedalam kegiatankegiatan teknis tahunan beserta penentuan koordinator dan tahun pelaksanaan kegiatan. Secara jelas, Agenda Kerja BKPRN ditunjukkan pada tabel berikut. 6

14 Tabel 1 Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan Pokja 1 BKPRN No Agenda Kerja BKPRN Review dan evaluasi proses penyusunan dan penetapan RTR KSN Penyusunan roadmap penyelesaian RTR KSN (Catatan: keseluruhan terdapat 76 KSN) Pelaksanaan rapat lintas pokja untuk mengintegrasikan kegiatan percepatan penetapan Perda RTRW Penyusunan Pedoman Persetujuan Substansi/pemberian tanggapan dan saran dalam penetapan Perda RZWP-3-K Review Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) Review Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54 Tahun 2008 Tentang Penataan Ruang Kawasan Jabodetabekpunjur Penyusunan Pedoman Pengawasan Penataan Ruang melalui Permen PU sesuai dengan amanat UU Penataan Ruang pasal 59 ayat 3 Fasilitasi integrasi kawasan hutan dalam pola ruang RTRW Prov/Kab/Kota Tahun Pelaksanaan Koordinator Pelaksanaan Tahun Kemen PU Belum dilaksanakan pada tahun Kemen PU Status penyelesaian RTR KSN disampaikan oleh Kementerian PU kepada Sekretariat BKPRN setiap 1 bulan 2014 Sekretariat BKPRN Telah dilaksanakan rapat lintas pokja BKPRN pada Februari Kementerian Kalutan dan Perikanan bersama Kementerian Dalam Negeri Ditetapkan melalui Peraturan Menteri KP No. 34/PERMEN-KP/2014 tentang Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 2014 Kemen PU Telah diselenggarakan Sarasehan Nasional Kilas Balik RTRWN pada Maret 2013 Telah dilakukan penjaringan masukan di daerah Telah dilakukan rapat pleno Tim Peninjauan Kembali RTRWN dan Rapat Koordinasi setiap Subtim Penyusunan rekomendasi hasil peninjauan kembali 2014 Kemen PU Peninjauan kembali merekomendasikan revisi Materi teknis revisi ditargetkan selesai akhir Kementerian PU Rancangan pedoman dalam tahap finalisasi dan ditargetkan ditetapkan pada tahun Kementerian Kehutanan Telah dilakukan fasilitasi di Provinsi Kalimantan Barat (Semester I/2014) Peningkatan peran PPNS di daerah Kementerian PU Telah dilakukan Diklat dengan pola 200 Jam Pelajaran (JP) dan 400 Jam Pelajaran (JP) (Semester I/2014) 7

15 No Agenda Kerja BKPRN Fasilitasi (konsultasi/asistensi) teknis pembuatan peta terhadap daerah Bimbingan Teknis (Bimtek) penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang Fasilitasi advokasi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan ( LP2B) Fasilitasi advokasi lahan tambak (garam dan ikanberkelanjutan) Diseminasi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Diseminasi Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (RZWP3K) Fasilitasi penyusunan raperda penetapan batas tanah ulayat Kajian Masyarakat Hukum Adat (MHA) di wilayah laut Tahun Pelaksanaan Koordinator Pelaksanaan Tahun BIG Telah dilaksanakan Rapat Koordinasi Nasional Informasi Geospasial pada Juni Kementerian PU 234 kab/kota telah mengajukan Rencana Rinci Tata Ruang (RRTR) dengan total 699 Raperda RRTR Kementerian Pertanian Telah dilakukan sosialisasi LP2B di Provinsi Maluku Utara, Gorontalo, dan Papua Barat Dalam proses penyusunan draft Pedoman Teknis Insentif Disinsentif LP2B & MOdul Penetapan LP2B dalam RTRW Kementerian Kelautan Belum dilaksanakan pada tahun 2014 dan Perikanan Kementerian Lingkungan Hidup Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Dalam Negeri dan BPN Kementerian Kelautan dan Perikanan Sumber: Berbagai Rapat Koordinasi Penyusunan AgendaKerja BKPRN Telah dilakukan sosialisasi pada forum BKPRN dan beberapa daerah (Semester I/2014) Telah dilakukan asistensi teknis penyusunan KLHS di daerah Telah dilakukan sosialisasi pada forum BKPRN pada Maret 2014 Belum dilaksanakan pada tahun 2014 Belum dilaksanakan pada tahun

16 No 1 Agenda Kerja BKPRN Pemetaan ketersediaan dan kebutuhan SDM bidang Penataan Ruang Tabel 2 Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan Pokja 2 BKPRN Tahun Pelaksanaan Peningkatan kapasitas BKPRD Evaluasi kinerja BKPRD dalam pengendalian pemanfaatan ruang Pengembangan sistem informasi tata ruang nasional diantaranya melalui pengembangan e-bkprn dan e-bkprd Penyusunan Permendagri tentang Tata Cara Penyusunan SOP BKPRD Rapat Kerja Regional BKPRN wilayah Barat dan Timur Bappenas Koordinator Pelaksanaan Tahun 2014 Kementerian Dalam Negeri Kementerian Dalam Negeri Kementerian Dalam Negeri Kementerian Dalam Negeri Kementerian Dalam Negeri Kementerian Dalam Rapat Kerja Nasional BKPRN Negeri Sumber: Berbagai Rapat Koordinasi Penyusunan AgendaKerja BKPRN Tengah dirumuskan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri, serta pelaksanaan pelatihan dan Bimtek oleh K/L kepada Pemda Telah dilaksanakan Forum Penguatan Kapasitas Teknis Aparatur BKPRD pada Juni 2014 Proses penyusunan dilakukan mulai tahun 2014 Penerapan e-bkprn disosialisasikan dan di-ujicobakan di 5 kementerian pada 2014 (Kemenko Perekonomian, Kemen PU, Kemen Dalam Negeri, Bappenas, dan Kemen Kelautan dan Perikanan) Pedoman penyusunan SOP BKPRD dalam proses finalisasi Telah dilaksanakan Raker Regional BKPRN Wilayah Barat pada Juni 2014 dan Raker Regional BKPRN Wilayah Timur pada September 2014 Belum dilaksanakan pada tahun

17 No Agenda Kerja BKPRN Tabel 3 Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan Pokja 3 BKPRN Tahun Pelaksanaan Kajian pelaksanaan UU 41/1999 dan implikasinya terhadap implementasi UU Bappenas 26/ Kajian pelaksanaan UU 27/2007 dan implikasinya terhadap implementasi UU 2014 Bappenas 26/2007 Percepatan penyelesaian penetapan Perda RZWP3K 2014 Bappenas Penyusunan materi teknis peraturan integrasi rencana tata ruang dengan rencana Bappenas pembangunan Fasilitasi finalisasi dan penetapan SEB 2 Percepatan Penyelesaian Penyusunan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi dan 2014 Kemenko Perekonomian Kabupaten/Kota melalui Penerapan Kawasan yang Belum Ditetapkan Perubahan Peruntukan Ruangnya (Holding Zone) Sumber: Berbagai Rapat Koordinasi Penyusunan AgendaKerja BKPRN Koordinator Pelaksanaan Tahun 2014 Belum dilaksanakan pada tahun 2014 Telah terlaksana dan direkomendasikan strategi integrasi RTRW dengan RZWP-3-K Tersusunnya roadmap integrasi RTRW dengan RZWP-3-K Belum dilaksanakan pada tahun 2014 SEB telah ditetapkan pada Maret

18 No 1 2 Agenda Kerja BKPRN Penyusunan Pedoman Tata Kerja BKPRN Dalam Penyelesaian Konflik Pemanfaatan Ruang Sidang BKPRN untuk penyelesaian konflikkonflik pemanfaatan ruang, diantaranya: Pembahasan terhadap perbedaan SK Menhut dengan hasil Timdu dan langkahlangkah penyelesaiannya Penyelesaian rencana reklamasi Teluk Benoa dan Pulau Serangan Pembahasan penetapa KP2B dan LP2B kedalam RTRW dan RRTR Isu lain yang dianggap strategis dan/atau mendesak Tabel 4 Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan Pokja 4 BKPRN Tahun Pelaksanaan Koordinator Pelaksanaan Tahun Kemenko Perekonomian 2014 Kemenko Perekonomian Kemenko Perekonomian Kemenko Perekonomian Kemenko Perekonomian Fasilitasi penyelesaian tata batas kawasan hutan Kemenhut 3 Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan mekanisme Holding Zone Kemenko Perekonomian Penyiapan dan penyampaian laporan 4 pelaksanaan mekanisme Holding Zone kepada Kemenko Perekonomian Presiden Sumber: Berbagai Rapat Koordinasi Penyusunan AgendaKerja BKPRN Telah dilaksanakan FGD di Solo pada Juni 2014 dan Medan pada September 2014 sebagai bahan penyusunan pedoman. Telah dilaksanakan pada tgl 13 Januari 2014 Telah dilaksanakan pada tgl 13 Januari 2014 Belum dilaksanakan pada tahun 2014 Belum dilaksanakan pada tahun 2014 Sosialisasi penyelesaian tata batas kawasan hutan pada forum BKPRN tgl 21 Mei 2014 Belum dilaksanakan pada tahun 2014 Belum dilaksanakan pada tahun

19 C. Rencana Kerja Sekretariat BKPRN Tahun 2014 Rencana Kerja Sekretariat BKPRN Tahun 2014 disusun berdasarkan tugas dan fungsi pokok Sekretariat BKPRN dalam mendukung tugas Menteri PPN/Kepala Bappenas selaku Sekretaris BKPRN serta pelaksanaan tugas Kementerian PPN/Bappenas selaku anggota BKPRN dalam Agenda Kerja BKPRN Tahun Berdasarkan kegiatan-kegiatan lintassektor yang dipetakan dalam Agenda Kerja BKPRN , Sekretariat BKPRN menyusun rencana kerja tahun 2014 dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas-tugas BKPRN. Secara garis besar, rencana kerja Sekretariat BKPRN tahun 2014 adalah sebagai berikut. Tabel 5 Rencana Kerja Sekretariat BKPRN Tahun 2014 No Kegiatan Waktu Pelaksanaan 1 Fasilitasi Koordinasi Penataan Ruang Nasional a. Fasilitasi Penyelarasan Implementasi RZWP-3-K Sepanjang tahun 2014 b. Fasilitasi Penyelarasan Implementasi LP2B Sepanjang tahun 2014 c. Fasilitasi Penyusunan Pedoman Tata Batas kehutanan Sepanjang tahun 2014 d. Fasilitasi Penyusunan Tata Cara Pembuatan SOP BKPRD Sepanjang tahun 2014 e. Fasilitasi Monitoring Implementasi Mekanisme holding Sepanjang tahun 2014 zone f. Fasilitasi Penyusunan Pedoman Penyelesaian Konflik Sepanjang tahun 2014 PenataanRuang 2 Penyusunan Jadwal dan Rencana Kerja Sekretariat BKPRN 2014 a. Penyiapan Penyampaian Agenda Kerja BKPRN Januari dari Menteri PPN/Kepala Bappenas kepada Menko Perekonomian b. Penyusunan jadwal dan rencana kerja sekretariat BKPRN Januari 2014 c. Evaluasi pelaksanaan Rencan Kerja Sekretariat BKPRN Desember Penyusunan Agenda dan Bahan Rapat BKPRN a. Penyusunan agenda dan bahan sidang BKPRN I dan Januari-Maret sidang BKPRN II b. Rapat Kerja Regional (Rakereg) BKPRN 2014 Mei dan Oktober 4 Penyusunan Laporan Koordinasi Penataan Ruang Nasional a. Penyusunan Laporan BKPRN Tahun 2014 Januari dan Juni b. Penyusunan dan penyampaian laporan tentang Desember pelaksanaan tugas Sekretariat BKPRN 5 Kehumasan a. Pengumpulan dan pengolahan bahan, data dan informasi Sepanjang tahun 2014 untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugas BKPRN dalam rangka pengembangan e-bkprn b. Pelaksanaan kegiatan kehumasan melalui pengembangan Sepanjang tahun 2014 website BKPRN ( c. Mengkoordinasikan penyusunan media sosialisasi tentang Maret-November BKPRN dan sosialisasi peraturan perundang-undangan Sumber: Sekretariat BKPRN 12

20 Sepanjang tahun 2014, Sekretariat BKPRN juga melaksanakan beberapa kegiatan yang tidak tercantum dalam rencana kerja. Selain itu, Tim Koordinasi Strategis Sekretariat BKPRN juga melaksanakan fasilitasi berbagai kegiatan Kementerian PPN/Bappenas selaku anggota Pokja 3 BKPRN. 13

21 III. FASILITASI KOORDINASI PENATAAN RUANG NASIONAL A. Penyusunan dan Penetapan Peraturan Perundang-Undangan Bidang Penataan Ruang Sepanjang tahun 2014, kegiatan penyusunan dan penetapan peraturan perundangundangan bidang penataan ruang difokuskan pada penetapan Peraturan Pemerintah tentang Penataan Wilayah Pertahanan Negara, penetapan Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan (total 7 Perpres), penyusunan rancangan Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (total 76 KSN), peninjauan kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah, dan Peraturan Daerah tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil. Pembahasan lebih lanjut diberikan pada bagian berikutnya. 1. Penetapan Peraturan Pemerintah tentang Penataan Wilayah Pertahanan Negara Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang mengamanatkan penyusunan 5 (lima) peraturan pemerintah mengenai Rencana Tata Ruang Nasional (RTRWN), penyelenggaraan penataan ruang, bentuk dan tata cara peran masyarakat dalam penataan ruang, ketelitian pera rencana tata ruang, dan penataan wilayah pertahanan Negara. Pada tahun 2014, ditetapkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 68 Tahun 2014 tentang Penataan Wilayah Pertahanan Negara sebagai PP turunan UU No. 26 Tahun 2007 yang terakhir ditetapkan. Pada aspek pertahanan, penataan ruang wilayah Indonesia terkait dengan strategi pertahanan negara, bahkan berpengaruh terhadap keberhasilan penyelenggaraan fungsi pertahanan.dalam lingkup fungsi pertahanan negara, konteks penataan ruang dikelola oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertahanan melalui Penataan Wilayah Pertahanan.Penataan wilayah pertahanan sangat diperlukan untuk kepentingan pertahanan. 2. Penetapan Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan Rencana tata ruang pulau/kepulauan merupakan rencana rinci yang disusun sebagai penjabaran dan perangkat operasional dari RTRWN. Peraturan Pemerintah (PP) No. 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) mengamanatkan 7 (tujuh) RTR pulau/kepulauan harus disusun dan ditetapkan dengan Peraturan Presiden (Perpres). Hingga akhir tahun 2014, seluruh Perpres RTR Pulau/Kepulauan telah ditetapkan, meliputi: 1) Perpres No. 88 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi; 2) Perpres No. 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan; 3) Perpres No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera; 4) Perpres No. 57 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Papua 5) Perpres No. 56 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Kepulauan Nusa Tenggara; 6) Perpres No. 57 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Papua; dan 7) Perpres No. 77 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Kepulauan Maluku. Dalam rangka implementasi peraturan perundangan rencana tata ruang pulau/kepulauan, pada tahun 2014 telah dilakukan sosialisasi yang dilaksanakan di beberapa daerah, antara 14

22 lain sosialisasi Perpres No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera di Kota Padang pada tanggal 16 April 2014; sosialisasi Perpres No. 88 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi di Kota Makassar pada tanggal 21 Mei 2014; serta sosialisasi Rancangan Perpres RTR Kepulauan Maluku dan Pulau Papua di Bali pada tanggal 16 Juni Penyusunan dan Penetapan Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Kawasan Strategis Nasional (KSN) adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang ditetapkan sebagai warisan dunia. Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan kepentingan: (i) pertahanan dan keamanan; (ii) pertumbuhan ekonomi; (iii) sosial dan budaya; (iv) pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi; (v) fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Peraturan Pemerintah (PP) No.26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) mengamanatkan 76 (tujuh puluh enam) KSN harus disusun dan ditetapkan dengan Peraturan Presiden (Perpres). Hingga Desember 2014 telah ditetapkan 8 (delapan) Perpres KSN, yaitu: 1) Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Rung Kawasan Jakart, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur (Jabodetabekpunjur); 2) Perpres No.45 Tahun 2011 jo Perpres No. 51 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Rung Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita); 3) Perpres No.55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Makassar, Maros, Sangguminasa, dan Takalar (Mamminasata); 4) Perpres No. 62 Tahun 201 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo (Mebidangro); 5) Perpres No.8 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun (BBK); 6) Perpres No. 58 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Borobudur dan Sekitarnya; 7) Perpres No. 70 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi; dan 8) Perpres No. 81 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Danau Toba dan Sekitarnya. Dalam rangka implementasi peraturan perundangan rencana tata ruang Kawasan Strategis Nasional (KSN), pada tahun 2014 telah dilakukan sosialisasi yang dilaksanakan, antara lain Sosialisasi Perpres No. 48/2014 tentang KSN Borobudur dan Perpres No. 70/2014 tentang Taman Nasional Gunung Merapi di D.I Yogyakarta pada tanggal 9-10 September 2014; serta sosialisasi Perpres 81/2014 tentang RTR Kawasan Danau Toba dan sekitarnya di Kota Medan pada tanggal 24 November Sepanjang tahun 2014, beberapa rapat koordinasi yang dilakukan oleh Tim Koordinasi Strategis Sekretariat BKPRN dalam rangka penyelesaian penetapan Perpres Kawasan Strategis Nasional selama tahun 2014 antara lain konsultasi publik Perubahan Perpres No. 45 Tahun 2011 tentang RTR Kawasan Perkotaan Sarbagita tanggal 14 April 2014; rapat konfirmasi Raperpres RTR KSN Kawasan Danau Toba dan sekitarnya tanggal 28 April 2014; 15

23 rapat pengharmonisasian pembulatan dan pemantapan konsepsi Raperpres RTR KSN Selat Sunda tanggal 15 Agustus 2014; rapat pembahasan RTR Rawa Pening dan Bregasmalang tanggal 2 September 2014; serta FGD Revisi Perpres No. 54/2008 tentang Penataan Ruang KSN Perkotaan Jabodetabekpunjur tanggal 20 November Penyusunan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten/Kota Perencanaan tata ruang dilakukan untuk menghasilkan rencana umum tata ruang atau Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan rencana rinci tata ruang. Penataan ruang antara lain diklasifikasikan berdasarkan wilayah administratif yaitu penataan ruang wilayah nasional, penataan ruang wilayah provinsi, dan penataan ruang wilayah kabupaten/kota yang disebutkan dalam Pasal 4 dan Pasal 5 Undang-Undang Penataan Ruang (UUPR). Rencana tata ruang wilayah Provinsi, Kabupaten/Kota ditetapkan dengan peraturan daerah Provinsi, Kabupaten/kota. Penyelesaian rencana tata ruang wilayah dilakukan paling lambat 2 (dua) tahun untuk Provinsi dan 3 (tiga) tahun untuk Kabupaten/Kota terhitung dari tahun penetapan Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Status penetapan RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota hingga Desember 2014 sebagai berikut ini: 25 dari 34 provinsi telah menetapkan Perda RTRW; 317 dari 398 kabupaten telah menetapkan Perda RTRW; dan 81 dari 93 kota telah menetapkan Perda RTRW. Tabel 6 Status Penetapan RTRW Provinsi No Provinsi Perda 1 Bali No. 16 Tahun Sulawesi Selatan No. 9 Tahun Lampung No. 1 Tahun Jawa Barat No. 22 Tahun Jawa tengah No. 6 Tahun D.I Yogyakarta No. 2 Tahun Nusa Tenggara Barat No. 3 Tahun Banten No. 2 Tahun Nusa Tenggara Timur No. 1 Tahun Gorontalo No. 4 Tahun Bengkulu No. 2 Tahun DKI Jakarta No. 1 Tahun Jawa Timur No. 5 Tahun Sumatera Barat No. 13 Tahun Jambi No. 10 Tahun Maluku No. 16 Tahun Maluku Utara No. 2 Tahun Papua Barat No. 2 Tahun Sulawesi Tengah No. 8 Tahun Aceh No. 19 Tahun Papua No. 23 Tahun Sulawesi Barat No. 1 Tahun

24 17 No Provinsi Perda 23 Kep. Bangka Belitung No. 2 Tahun Sulawesi Utara No. 1 Tahun Sulawesi Tenggara No. 2 Tahun 2014 Sumber: Sekretariat BKPRN, 2014 Dalam upaya percepatan penyelesaian RTRW Provinsi, pada tahun 2013 telah ditetapkan Inpres No. 8 Tahun 2013 tentang Penyelesaian Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi dan Kabupaten/Kota. Sebagai bentuk operasionalisasinya, pada Maret 2014 telah diterbitkan Surat Edaran Bersama (SEB) Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, dan Menteri Kehutanan tentang RTRW Provinsi dan Kabupaten/Kota melalui penerapan perubahan ruangnya (Holding Zone). Pada tataran kabupaten/kota, upaya percepatan penyelesaian RTRW dan Rencana Rinci Tata Ruang (RRTR) dilakukan melalui penerbitan Surat Menteri Pekerjaan Umum No. TR /Mn-225 perihal Percepatan Penetapan Peraturan Daerah (Perda) tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Rinci Tata Ruang (RRTR) kepada seluruh Kepala Daerah pada April Beberapa rapat koordinasi yang dilakukan oleh Tim Koordinasi Strategis Sekretariat BKPRN dalam rangka penyelesaian penetapan Perda RTRW selama tahun 2014 antara lain rapat pembahasan Perda No. 1 Tahun 2014 tentang RTRWP Sulawesi Barat Tahun tanggal 16 April 2014; rapat pembahasan Perda No. 23 Tahun 2013 tentang RTRWP Papua Tahun tanggal 28 April 2014; rapat klarifikasi Qanun Aceh Nomor 19 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Aceh Tahun tanggal 11 Juli, 21 Oktober, dan 25 November 2014; rapat pembahasan Raperda RTRW Kabupaten Morowali Utara, Mamuju Tengah, dan Banggai Laut tanggal 28 Oktober dan 11 Desember 2014; rapat pembahasan Raperda RTRW Mahakam Ulu tanggal 20 November 2014; dan rapat evaluasi Rancangan RTRWP Kalbar tanggal 17 Desember Pada tahun 2014 juga telah dilakukan beberapa rapat koordinasi pembahasan penyusunan RRTR antara lain rapat pembahasan RDTR Perbatasan Bengkulu Tengah dengan Kota Bengkulu dan RDTR Perkotaan Sungailiat tanggal 3 Juli 2014; rapat pembahasan Raperda RDTR dan Peraturan Zonasi (PZ) Kota Medan tanggal 14 Juli 2014; FGD RTBL Kawasan Strategis Provinsi Pendidikan Jatinangor tanggal 14 Agustus 2014; serta rapat klarifikasi Perda No. 1 Tahun 2014 tentang RDTR dan PZ Provinsi DKI Jakarta tanggal 15 Agustus Selain itu, dilakukan beberapa rapat koordinasi terkait penataan ruang daerah dalam rangka meningkatkan kualitas rencana tata ruang di daerah seperti berikut. a. Focus Group Discussion (FGD) Upaya Percepatan Pemanfaatan Kawasan HPK yang telah dicadangkan sebagai Lahan Tanaman Pangan di Kalimantan Penyelenggaraan FD ini ditujukan sebagai pertemuan awal untuk membahas langkah apa saja yang dapat dilakukan dalam rangka mempercepat pemanfaatan kawasan HPK yan telah dicadangkan sebagai lahan tanaman pangan di Pulau Kalimantan. Saat ini sudah dicadangkan lahan potensi pangan 65 ribu ha di Kalimantan Barat dan ha dari HPK tetapi keberadaannya tidak dimanfaatkan dengan optimal dimanfaatkan. FGD diisi dengan kegiatan pemaparan dari 3 (tiga) narasumber dan dilanjutkan sesi diskusi, yaitu alternatif Kebijakan yang Diperlukan untuk Pengamanan Lahan Pangan Berkelanjutan

25 oleh Direktorat Perluasan Dan Pengelolaan Lahan, Kementerian Pertanian; identifikasi Potensi Lahan untuk Penyediaan Lahan Pertanian Pangan pada Lahan Hutan Produksi Konversi (HPK) di Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah oleh Ir. M. Husni, MM; dan percepatan Penggunaan HPK yang telah dicadangkan di Kalbar dan Kalteng oleh Ketua Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB. Beberapa hal yang didiskusikan dalam FGD antara lain: 1) Diperlukan SK pelepasan kawasan hutan yang diajukan dari Menteri Pertanian Kepada Menteri Kehutanan atas usul dari Bupati dan Gubernur sehingga dapat dikeluarkan ijin prinsip. 2) Perlunya peran Pemerintah Pusat/Daerah untuk menyiapkan infrastruktur dasar terlebih dahulu (jalan, jembatan, jaringan irigasi) pada wilayah yang telah ditetapkan apabila akan dimanfaatkan serta mobilisasi SDM untuk mengolah lahan tersebut melalui transmigrasi. 3) Pertimbangan ekonomi harus mengikuti komoditas menguntungkan bukan hanya sawah, pilihan sumber pengembangan lahan pangan lain hendaknya dipertimbangkan. 4) Sebagian besar lahan yang potensial untuk pangan telah diokupasi oleh penduduk setempat dan diakui sebagai tanah adat. 5) Revisi RTRW sering dimaknai oleh Daerah untuk melakukan konversi lahan. 6) Perlunya insentif seperti Pemberian keuntungan (ekonomis, insentif lainnya) bagi pihak yang melakukan percepatan penetapan dan pemanfaatan lahan tersebut (ditetapkan batasan waktu). 7) HPK yang telah dicadangkan sebagai lahan tanaman pangan harus juga memperhatikan keberadaan dari segi jumlah maupun kualitas masyarakat yang akan mengelola kawasan tersebut. Sebagai kesimpulan, diusulkan bahwa penetapan LP2B tidak diserahkan kepada daerah tetapi menggunakan sistem Top-Down sehingga infrastruktur penunjang LP2B dapat terintegrasi dan penetapannya disertai dengan delineasi lokasi penetapan. b. Penyusunan Pedoman Informasi Kebencanaan Geologi untuk Penyusunan Rencana Tata Ruang Indonesia merupakan negara dengan tingkat resiko bencana yang sangat tinggi sehingga aspek mitigasi bencana perlu terintegrasi kedalam rencana tata ruang dalam upaya mewujudkan penataan ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Oleh karena itu, dilakukan upaya penyelarasan proses, muatan, serta kelembagaan agar rencana tata ruang dapat menjadi instrumen mitigasi bencana yang efektif. Pada 13 Agustus 2014, diselenggarakan workshop penyusunan Pedoman Informasi Kebencanaan Geologi untuk Penyusunan Rencana Tata Ruang di Kota Bandung. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan Pedoman Informasi Kebencanaan Geologi untuk Penyusunan Rencana Tata Ruang yang telah disusun oleh Badan Geologi, dan sebagai tahap awal untuk memperoleh masukan bagi perbaikan pedoman tersebut. Pedoman Informasi Kebencanaan Geologi untuk Penyusunan Rencana Tata Ruang disusun sehingga para perencana, terutama perencana tata ruang di daerah tetap dapat menyusun rencana tata ruangnya yang telah mengintegrasikan kebencanaan geologi dan memasukan upaya mitigasi bencana di dalamnya. 18

26 c. Pencanangan Revitalisasi dan Pembangunan Kebun Raya di Indonesia Kegiatan yang dilaksanakan di Kebun Raya Cibodas, Kabupaten Cianjur pada 30 September 2014 ini bertujuan untuk memulai program revitalisasi dan pembangunan Kebun Raya di Indonesia serta peluncuran dokumen Roadmap Pembangunan Kebun Raya sebagai Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan Perkotaan di Indonesia Tahun yang telah disusun oleh Kementerian Pekerjaan Umum bersama dengan LIPI. Pada acara tersebut, Dirjen Penataan Ruang, Kementerian PU, Dr. Ir. M. Basuki Hadimuljono, M.Sc., menyampaikan Laporan Rencana Revitalisasi dan Pembangunan Kebun Raya di Indonesia. Selain itu, turut hadir pula Kepala LIPI, Prof (R) Lukman Hakim, M.Sc, Ph.D, Apt, dan Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto untuk memberikan sambutan. Guest Lecture mengenai Visi Pembangunan Kebun Raya di Indonesia disampaikan oleh Ketua Umum Yayasan Kebun Raya di Indonesia, Ibu Megawati Soekarnoputri. Kementerian PU bekerja sama LIPI, dan 12 pengelola kebun raya telah menyiapkan Roadmap Pembangunan Kebun Raya Tahun untuk lebih mengarahkan program yang memuat prioritas, rencana, dan tahapan pembangunan kebun raya. Roadmap tersebut merupakan tindak lanjut Kesepakatan Bersama (MoU) antara Kementerian PU dan LIPI tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dalam Bentuk Kebun Raya yang telah ditandatangani pada tanggal 26 Agustus Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan ini adalah bahwa penataan ruang memiliki peran penting untuk penentuan lokasi dan pengendalian ruang yang disesuaikan dengan RTRW yang telah disusun, dalam hal ini lokasi Kebun Raya harus disesuaikan peruntukkannya dengan RTRW yang telah disusun untuk masing-masing daerah. Kebun Raya sebagai RTH skala besar untuk mencapai target RTH sebesar 30% yang diamanatkan oleh UU No. 26 Tahun d. Workshop Kawasan Industri Ramah Lingkungan Workshop yang diselenggarakan pada tanggal Oktober 2014 di Kota Medan ini bertujuan untuk menggali beberapa pemikiran tentang aspek-aspek apa yang menjadi potensi maupun hambatan pengembangan kawasan industri di pusat maupun di daerah. Pada acara yang dibuka oleh Direktur Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah 1, Kementerian Perindustrian ditekankan bahwa perkembangan industri hingga saat ini masih didominasi oleh Pulau Jawa sekitar 70 % dan 50 % nya berada di Jawa Barat dan Banten, dimana seharusnya perkembangan Industri dapat merata di seluruh Indonesia melalui penyiapan Kawasan Industri. Beberapa kesimpulan yang didapat dari kegiatan ini antara lain i) Lokasi untuk pengembangan kawasan industri secara umum telah dialokasikan melalui RTRW namun masih diperlukan pengaturan sampai rencana detail tata ruang; ii) Perlunya pemberian insentif maupun disinsentif untuk peningkatan pembentukan green job oleh pelaku industri; dan iii) Perlunya kerjasama swasta dan pemerintah bagi penyediaan infrastruktur dasar pengembagan kawasan industri. 5. Penyusunan Peraturan Daerah tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil (RZWP-3-K) Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 jo Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil merupakan bentuk regulasi terkait 19

27 pengelolaan ruang laut dalam lingkup wilayah pesisir hingga sejauh 12 mil laut dari garis pantai. Undang-Undang ini ditetapkan dengan tujuan melindungi, mengonservasi, merehabilitasi, memanfaatkan, dan memperkaya sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil serta sistem ekologisnya secara berkelanjutan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007, perencanaan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil terdiri atas Rencana Strategis Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RSWP-3-K), Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP-3-K), Rencana Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RPWP-3-K), dan Rencana Aksi Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RAPWP-3-K), dimana keempat rencana tersebut wajib disusun oleh Pemerintah Daerah wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil sebagai acuan pengelolaan sumber daya. Dari keempat rencana pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil tersebut, hanyapenetapan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP-3-K) yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah. RZWP-3-K merupakan rencana yang berisi arahan pemanfaatan sumber daya yang disertai penetapan struktur dan pola ruang di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, dimana pengaturannya mencakup wilayah perencanaan daratan dari kecamatan pesisir sampai wilayah perairan paling jauh 12 mil laut diukur dari garis pantai kearah laut lepas dan/atau kearah perairan kepulauan, dengan jangka waktu berlaku hingga 20 (dua puluh) tahun dan dapat ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun. Hingga tahun 2014, penetapan RZWP-3-K baru dilakukan pada 5 provinsi, 8 kabupaten, serta 4 kota. Mengingat Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 telah ditetapkan lebih dari 5 tahun lalu, laju penetapan Peraturan Daerah RZWP-3-K terbilang sangat lambat. Kondisi tersebut ditengarai karena regulasi pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil merupakan suatu hal baru pada tataran penataan ruang dan pengelolaan sumber daya ruang laut sehingga tidak jarang menimbulkan kebingungan di daerah, terutama pada pemenuhan data dan peta, proses legalisasi dan implementasi RZWP-3-K, serta ketersediaan & kapasitas sumber daya manusia dalam penyusunan RZWP-3-K. Selain itu,terdapat cakupan wilayah yang beririsan pada pengaturan rencana ruang wilayah pada RTRW dan RZWP-3-K, yaitu wilayah administrasi kecamatan yang berada di wilayah pesisir. Dalam rangka percepatan penyelesaian RZWP-3-K, peningkatan kapasitas kelembagaan dan Sumber Daya Manusia (SDM) penyusun RZWP-3-K di daerah, pada tahun 2014 dilakukan Bimbingan Teknis Penyusunan RZWP-3-K pada bulan September 2014 di Kota Yogyakarta dan pada bulan Oktober di Kota Mataram. B. Integrasi Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP-3-K) dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Sepanjang tahun 2014 BKPRN () sebagai forum fasilitasi dan koordinasi bidang tata ruang melaksanakan rangkaian kegiatan guna membahas upaya integrasi RZWP-3-K dengan RTRW di tingkat provinsi/kabupaten/kota melalui serangkaian pertemuan dengan agenda pembahasan berikut. 1. Penyusunan Roadmap Penyelesaian RZWP-3-K Tahun Penyusunan Roadmap Penyelesaian RZWP-3-K dilakukan untuk menindaklanjuti hasil Lokakarya Penyelarasan Implementasi UU No. 27 Tahun 2007 dan UU No. 26 Tahun 2007 yang diadakan oleh Kemenerian PPN/Bappenas pada 18 Desember 20

28 2013 sekaligus sebagai bahan masukan penyusunan rancangan RPJMN bidang Tata Ruang. Pertemuan pertama mengenai penyusunan roadmap tersebut dilaksanakan melalui Rapat Koordinasi Eselon II BKPRN pada tanggal 5 Februari Pada tanggal 17 Februari 2014, Kementerian PPN/Bappenas bersama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan menyelenggarakan Bilateral Meeting untuk membahas pendetilan kegiatan Akselerasi Penyelesaian RZWP-3-K Tahun Adapun hasil pendetilan kegiatan tersebut berupa kegiatan: i) Sosialisasi kepada internal BKPRN; ii) Penyelenggaraan serial meeting BKPRN berupa FGD/rapat koordinasi/konsinyasi; iii) Pembahasan usulan revisi terhadap 3 Permendagri; iv) Raker Regional PWP-3-K; v) Pemberian Bimtek/pelatihan tentang NSPK RZWP-3-K; vi) Pembinaan Perda RZWP3-K serta Kelembagaannya; dan vii) Sosialisasi terintegrasi BKPRN. Sosialisasi kepada internal BKPRN diselenggarakan melalui Rapat Koordinasi BKPRN Tingkat Eselon II pada tanggal 12 Maret 2014 dengan agenda sosialisasi: i) UU No. 27 Tahun 2007 jo UU No. 1 Tahun 2014; ii) Mekanisme pemberian Tanggapan dan/atau Saran terhadap Dokumen Final RZWP-3-K; dan iii) Roadmap Akselerasi Penyusunan RZWP-3-K. 2. Kunjungan Lapangan Akselerasi Penyelesaian Perda RZWP-3-K Adanya irisan wilayah perencanaan matra darat dan matra laut pada wilayah kecamatan pesisir, memunculkan gagasan pengintegrasian RZWP-3-K ke dalam RTRW. Melalui kegiatan Konsinyasi Internal Sekretariat BKPRN yang diselenggarakan pada Maret 2014, dirumuskan matriks roadmap penyelesaian RTRW dan integrasinya dengan RZWP-3- K termasuk pembagian peran stakeholder terkait. Dalam rangka menguji implementasi usulan tersebut, pada awal tahun 2014 Sekretariat BKPRN melakukan Kunjungan Lapangan Akselerasi Penyelesaian Perda RZWP-3-K. Survei pendahuluan dilakukan pada tanggal 23 April 2014 ke Kabupaten Serang. Survei pada provinsi/kabupaten/kota berikutnya dilaksanakan pada tanggal Mei 2014 ke Kabupaten Gresik (merupakan wilayah di pesisir utara Pulau Jawa yang telah menetapkan RTRW dan RZWP-3-K dalam satu perda, yaitu Perda No. 8 Tahun 2011) dan Kota Ternate (merupakan wilayah kepulauan di Timur Indonesia yang telah menetapkan RTRW melalui Perda No. 2 Tahun 2012 dan RZWP-3-K melalui Perda No. 36 Tahun 2011 secara terpisah. Selanjutnya survei dilaksanakan ke Provinsi Sumatera Barat pada tanggal Mei Survei dilaksanakan untuk menemukenali isu dan tantangan yang ditemui di daerah dalam proses penyusunan serta implementasi RZWP-3-K, dengan beberapa substansi yang ingin didapat antara lain: i) Kondisi eksisting pengelolaan wilayah pesisir; ii) Proses penyusunan RZWP-3-K; iii) Tindak lanjut implementasi Perda RZWP-3-K; serta iv) Pembelajaran dari pengintegrasian RTRW dengan RZWP-3-K. Temuan dalam kunjunganlapangan Akselerasi Penyelesaian Perda RZWP-3-Kantara lain: 1) Masih terdapat perbedaan pandangan mengenai usulan pengintegrasian RZWP-3-K ke dalam RTRW. 2) Pihak yang setuju untuk dilakukan pengintegrasian memandang bahwa pengaturan ruang wilayah darat dan laut sebaiknya terintegrasi sebagai satu kesatuan ekosistem dan dalam rangka efisiensi pendanaan terkait penyusunanya melalui penetapan satu Peraturan Daerah. 21

Bahan Paparan MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BPN

Bahan Paparan MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BPN Bahan Paparan MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BPN Dalam Acara Rapat Kerja Nasional Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional Tahun 2015 Jakarta, 5 November 2015 INTEGRASI TATA RUANG DAN NAWACITA meningkatkan

Lebih terperinci

PENATAAN RUANG KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS)

PENATAAN RUANG KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS) SERI REGIONAL DEVELOPMENT ISSUES AND POLICIES (14) PENATAAN RUANG KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS) November 2011 1 KATA PENGANTAR Buklet nomor

Lebih terperinci

BAHAN INFORMASI RENCANA TATA RUANG SEBAGAI MATRA SPASIAL PENGEMBANGAN WILAYAH DAN ISU-ISU STRATEGIS PENATAAN RUANG

BAHAN INFORMASI RENCANA TATA RUANG SEBAGAI MATRA SPASIAL PENGEMBANGAN WILAYAH DAN ISU-ISU STRATEGIS PENATAAN RUANG RENCANA TATA RUANG SEBAGAI MATRA SPASIAL PENGEMBANGAN WILAYAH DAN ISU-ISU STRATEGIS PENATAAN RUANG BAHAN INFORMASI MENTERI PEKERJAAN UMUM PADA RAKERNAS BKPRN Jakarta, 7 November 2013 KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

Optimalisasi Peran BKPRD: Bercermin dari BKPRN

Optimalisasi Peran BKPRD: Bercermin dari BKPRN Optimalisasi Peran BKPRD: Bercermin dari BKPRN Oleh: Oswar Mungkasa Direktur Tata Ruang dan Pertanahan Bappenas Disampaikan pada Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Kelembagaan BKPRD 1 Palembang,

Lebih terperinci

Kesepakatan Rakernas BKPRN 2013 terkait Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Kesepakatan Rakernas BKPRN 2013 terkait Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Kesepakatan Rakernas BKPRN 2013 terkait Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Oleh: Direktur Tata

Lebih terperinci

PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS

PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS SESI PANEL MENTERI - RAKERNAS BKPRN TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Jakarta, 5 November 2015 DAFTAR ISI

Lebih terperinci

Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan

Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan Disampaikan oleh: Direktur Jenderal Penataan Ruang Komisi Pemberantasan Korupsi - Jakarta, 13 Desember 2012 Outline I. Isu

Lebih terperinci

Daftar Isi. Kata Pengantar. Daftar Isi PEDOMAN TATA KERJA SEKRETARIAT BKPRN

Daftar Isi. Kata Pengantar. Daftar Isi PEDOMAN TATA KERJA SEKRETARIAT BKPRN Kata Pengantar BKPRN merupakan lembaga yang ditugasi untuk melakukan koordinasi lintas sektor dalam bidang penataan ruang sesuai amanat Keputusan Presiden No. 4 Tahun 2009 tentang BKPRN. Sesuai dengan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 42 2012 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DINAS PENATAAN RUANG DAN PERMUKIMAN Jl. Willem Iskandar No. 9 Telepon : (061) M E D A N

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DINAS PENATAAN RUANG DAN PERMUKIMAN Jl. Willem Iskandar No. 9 Telepon : (061) M E D A N PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DINAS PENATAAN RUANG DAN PERMUKIMAN Jl. Willem Iskandar No. 9 Telepon : (061) 6619431 6623480 M E D A N - 20222 PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 50 TAHUN 2009 TENTANG

Lebih terperinci

PROSES REGULASI PERATURAN DAERAH RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN/KOTA (PERDA RTRWK)

PROSES REGULASI PERATURAN DAERAH RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN/KOTA (PERDA RTRWK) PROSES REGULASI PERATURAN DAERAH RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN/KOTA (PERDA RTRWK) Disampaikan oleh : Dr. H. Sjofjan Bakar, MSc Direktur Fasilitasi Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup Pada Acara

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Berdasarkan Keputusan Presiden No. 4 Tahun 2009, Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN) memiliki tugas untuk melakukan koordinasi lintas sektor dalam bidang penataan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR LAPORAN KEGIATAN BKPRN

KATA PENGANTAR LAPORAN KEGIATAN BKPRN KATA PENGANTAR Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 2009, Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN) memiliki tugas melakukan koordinasi lintas sektor dalam bidang penataan ruang dan wajib

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 50 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 50 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 50 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menserasikan

Lebih terperinci

PENATAAN RUANG KAWASAN GAMBUT

PENATAAN RUANG KAWASAN GAMBUT PENATAAN RUANG KAWASAN GAMBUT Dr. Ir. M. Basuki Hadimulyono, MSc Direktur Jenderal Penataan Ruang Disampaikan pada : Focus Group Discussion (FGD) Tata Ruang Pada Lahan Gambut K E M E N T E R I A N P E

Lebih terperinci

IMPLIKASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 DALAM KERANGKA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PENATAAN RUANG

IMPLIKASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 DALAM KERANGKA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PENATAAN RUANG KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA IMPLIKASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 DALAM KERANGKA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PENATAAN RUANG Oleh : Ir. DIAH INDRAJATI, M.Sc Plt.

Lebih terperinci

ZâuxÜÇâÜ ]tãt UtÜtà GUBERNUR JAWA BARAT,

ZâuxÜÇâÜ ]tãt UtÜtà GUBERNUR JAWA BARAT, ZâuxÜÇâÜ ]tãt UtÜtà PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 80 TAHUN 2010 TENTANG MEKANISME PEMBERIAN REKOMENDASI UNTUK PERSETUJUAN SUBSTANSI RENCANA TATA RUANG KABUPATEN/KOTA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG PEDOMAN PERSETUJUAN SUBSTANSI DALAM PENETAPAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG

Lebih terperinci

REKLAMASI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH -Tantangan dan Isu-

REKLAMASI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH -Tantangan dan Isu- Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian REKLAMASI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH -Tantangan dan Isu- ASISTEN DEPUTI URUSAN PENATAAN RUANG DAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL Jakarta, 12 Februari 2014 Pengembangan

Lebih terperinci

MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT

MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT BAB VIII KELEMBAGAAN DAN PERAN MASYARAKAT 8.1 KELEMBAGAAN Lembaga penataan ruang memegang peran krusial dalam proses penyelenggaraan penataan ruang. Proses penyelenggaraan penataan ruang memerlukan lembaga

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG PEDOMAN PERSETUJUAN SUBSTANSI DALAM PENETAPAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENATAAN RUANG DI PERAIRAN LAUT

KEBIJAKAN PENATAAN RUANG DI PERAIRAN LAUT KEBIJAKAN PENATAAN RUANG DI PERAIRAN LAUT Berdasarkan UU No. 26 Tahun 2007 oleh Eko Budi Kurniawan Kasubdit Pengembangan Perkotaan Direktorat Perkotaan Direktorat Jenderal Penataan Ruang disampaikan dalam

Lebih terperinci

Jakarta, Desember Direktur Tata Ruang dan Pertanahan

Jakarta, Desember Direktur Tata Ruang dan Pertanahan Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, kami mampu menyelesaikan tugas untuk melaksanakan kegiatan koordinasi penataan ruang

Lebih terperinci

BKPRN. Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional PROSIDING. Pilot Survey Penjajakan Ekspektasi Peran BKPRN. Nusa Tenggara Barat, 23 Desember 2014

BKPRN. Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional PROSIDING. Pilot Survey Penjajakan Ekspektasi Peran BKPRN. Nusa Tenggara Barat, 23 Desember 2014 BKPRN Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional PROSIDING Pilot Survey Penjajakan Ekspektasi Peran BKPRN Nusa Tenggara Barat, 23 Desember 2014 Jakarta, Januari 2015 Daftar Isi I. PENDAHULUAN... 1 I.1 Latar

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-.03-0/AG/2014 DS 9057-0470-5019-2220 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23 Tahun

Lebih terperinci

Analisa dan Usulan Kegiatan Berdasarkan Fungsi Yang Diselenggarakan Direktorat Pemantauan dan Pembinaan Pertanahan

Analisa dan Usulan Kegiatan Berdasarkan Fungsi Yang Diselenggarakan Direktorat Pemantauan dan Pembinaan Pertanahan Analisa dan Usulan Kegiatan Berdasarkan Fungsi Yang Diselenggarakan Direktorat Pemantauan dan Pembinaan Pertanahan I. Dasar Hukum a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH (BKPRD) KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH (BKPRD) KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, B U P A T I K U D U S PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH (BKPRD) KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG EVALUASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

OSWAR MUNGKASA DIREKTUR TATA RUANG DAN PERTANAHAN

OSWAR MUNGKASA DIREKTUR TATA RUANG DAN PERTANAHAN OSWAR MUNGKASA DIREKTUR TATA RUANG DAN PERTANAHAN Disampaikan dalam Sosialisasi Perpres No. 13 Tahun 2012 tentang RTR Pulau Sumatera Padang, 16 April 2014 OUTLINE Definisi, Peran dan Fungsi RTR Pulau Sumatera

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA--0/2013 DS 0310-1636-8566-5090 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG Oleh : Ir. Bahal Edison Naiborhu, MT. Direktur Penataan Ruang Daerah Wilayah II Jakarta, 14 November 2013 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG Pendahuluan Outline Permasalahan

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tamba

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.966, 2017 KEMEN-ATR/BPN. Penetapan Perda tentang RTRWP dan RTRWK. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN

KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN Ir. Diah Indrajati, M.Sc Plt. Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Disampaikan dalam acara: Temu Konsultasi Triwulan I Bappenas Bappeda Provinsi Seluruh Indonesia Tahun

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI

Lebih terperinci

CATATAN KECIL MENIGKUTI ASISTENSI DAN SUPERVISI DAERAH DALAM PENYUSUNAN DAN PENETAPAN RAPERDA TENTANG RTR DERAH YANG MENGAKOMODIR LP2B

CATATAN KECIL MENIGKUTI ASISTENSI DAN SUPERVISI DAERAH DALAM PENYUSUNAN DAN PENETAPAN RAPERDA TENTANG RTR DERAH YANG MENGAKOMODIR LP2B CATATAN KECIL MENIGKUTI ASISTENSI DAN SUPERVISI DAERAH DALAM PENYUSUNAN DAN PENETAPAN RAPERDA TENTANG RTR DERAH YANG MENGAKOMODIR LP2B Oleh: Ir. ADRY NELSON PENDAHULUAN Kegiatan Asistensi dan Supervisi

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 25 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KABUPATEN KARAWANG

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 25 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KABUPATEN KARAWANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 25 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang

Lebih terperinci

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PERSETUJUAN SUBSTANSI

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 2. Tertib Pemanfaatan Hak Atas Tanah dan Pendayagunaan Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar.

BAB 1. PENDAHULUAN. 2. Tertib Pemanfaatan Hak Atas Tanah dan Pendayagunaan Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar. BAB 1. PENDAHULUAN Sesuai dengan Surat Edaran Menteri Agraria dan Tata Nomor 15/SE/IX/2015 tentang pedoman penyusunan perjanjian kinerja dan laporan kinerja dijelaskan bahwa perjanjian kinerja (PK) merupakan

Lebih terperinci

MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SELAKU SEKRETARIS BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG NASIONAL,

MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SELAKU SEKRETARIS BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG NASIONAL, SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SELAKU SEKRETARIS BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG NASIONAL NOMOR KEP. 46/M.PPN/HK/03/2013 TENTANG

Lebih terperinci

Click to edit Master title style

Click to edit Master title style KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ Click to edit Master title style BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Kebijakan Penataan Ruang Jabodetabekpunjur Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Bogor,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PU MELALUI PENYUSUNAN RPI2JM DALAM RANGKA MEWUJUDKAN RTRW

IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PU MELALUI PENYUSUNAN RPI2JM DALAM RANGKA MEWUJUDKAN RTRW IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PU MELALUI PENYUSUNAN RPI2JM DALAM RANGKA MEWUJUDKAN RTRW Yogyakarta, 21 Oktober 2014 Direktur Pembinaan Penataan Ruang Daerah Wilayah I KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tamb

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tamb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1184, 2017 KEMEN-ATR/BPN. Pedoman Pemantauan dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Program Strategis Pengendalian Pemanfaatan Ruang. sebagai supporting system Monitoring dan Evaluasi

Program Strategis Pengendalian Pemanfaatan Ruang. sebagai supporting system Monitoring dan Evaluasi Program Strategis Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah serta Peranan SKMPP ATR sebagai supporting system Monitoring dan Evaluasi Oleh: Ir. Raden M. Adi Darmawan, M.Eng.Sc Plt. Direktur Penertiban

Lebih terperinci

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyerasikan dan mensinergikan

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyerasikan dan mensinergikan GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 2H TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DENGAN

Lebih terperinci

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KABUPATEN CILACAP BABI KETENTUAN UMUM.

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KABUPATEN CILACAP BABI KETENTUAN UMUM. BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR - TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang : a.

Lebih terperinci

MODEL KELEMBAGAAN INSTANSI LINGKUNGAN HIDUP DI DAERAH

MODEL KELEMBAGAAN INSTANSI LINGKUNGAN HIDUP DI DAERAH MODEL KELEMBAGAAN INSTANSI LINGKUNGAN HIDUP DI DAERAH Herman Hermawan Kepala Pusat Kebijakan Strategis KLHK Email: pusjakstra@gmail.com Rapat Regional Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Wilayah Barat

Lebih terperinci

ASPEK HUKUM PENATAAN RUANG PULAU KEPULAUAN

ASPEK HUKUM PENATAAN RUANG PULAU KEPULAUAN ASPEK HUKUM PENATAAN RUANG PULAU KEPULAUAN Oleh RR. Rita Erawati, S.H., LL.M. Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi dan Sumber Daya Alam, Kedeputian Bidang Perekonomian Sekretariat Kabinet Makassar,

Lebih terperinci

Peraturan Perundang-undangan lain yang terkait dengan UUPR (UUPA, UU Pertambangan, UU LH, dll.)

Peraturan Perundang-undangan lain yang terkait dengan UUPR (UUPA, UU Pertambangan, UU LH, dll.) Peraturan Pelaksanaan UUPR : Catatan Singkat Tentang Progres Penyusunan RPP tentang Peraturan Pelaksanaan UUPR Oleh : DR. Dadang Rukmana Kepala Bagian Hukum, Ditjen Penataan Ruang Undang Undang Nomor 26

Lebih terperinci

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR... TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN KOORDINASI

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Jakarta, Desember 2013 Direktur Tata Ruang dan Pertanahan. Oswar M. Mungkasa

Kata Pengantar. Jakarta, Desember 2013 Direktur Tata Ruang dan Pertanahan. Oswar M. Mungkasa 1 Kata Pengantar Kebijakan pengembangan wilayah ditujukan sebagai upaya untuk mengurangi kesenjangan antarwilayah melalui berbagai strategi kebijakan dengan dimensi kewilayahan. Strategi kebijakan pembangunan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. Hasil Rapat Koordinasi Nasional Informasi Geospasial 2018

RINGKASAN EKSEKUTIF. Hasil Rapat Koordinasi Nasional Informasi Geospasial 2018 RINGKASAN EKSEKUTIF Hasil Rapat Koordinasi Nasional Informasi Geospasial 2018 Percepatan Penyelenggaraan Informasi Geospasial untuk Mendukung Prioritas Pembangunan Nasional Berkelanjutan Jakarta, 21 Maret

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. KLHS Raperda RTR Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. KLHS Raperda RTR Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kawasan Pantai Utara Jakarta ditetapkan sebagai kawasan strategis Provinsi DKI Jakarta. Areal sepanjang pantai sekitar 32 km tersebut merupakan pintu gerbang dari

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Program dan Kegiatan

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Program dan Kegiatan BAB 1. PENDAHULUAN Dalam Surat Edaran Menteri Agraria dan Tata Nomor 15/SE/IX/2015 tentang pedoman penyusunan perjanjian kinerja dan laporan kinerja dijelaskan bahwa perjanjian kinerja (PK) merupakan dokumen

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DENGAN

Lebih terperinci

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMANTAUAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI, KABUPATEN, DAN KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

ESENSI KOORDINASI PENATAAN RUANG DALAM PERSPEKTIF PEMBANGUNAN NASIONAL

ESENSI KOORDINASI PENATAAN RUANG DALAM PERSPEKTIF PEMBANGUNAN NASIONAL ESENSI KOORDINASI PENATAAN RUANG DALAM PERSPEKTIF PEMBANGUNAN NASIONAL ESENSI KOORDINASI PENATAAN RUANG DALAM PERSPEKTIF PEMBANGUNAN NASIONAL Oleh: Dr. Ir. Arifin Rudiyanto, M.Sc. Deputi Bidang Pengembangan

Lebih terperinci

EVALUASI RANCANGAN PERDA DAN PEMBATALAN PERDA TENTANG TATA RUANG DAERAH

EVALUASI RANCANGAN PERDA DAN PEMBATALAN PERDA TENTANG TATA RUANG DAERAH LAMPIRAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 28 TAHUN 2008 TANGGAL : 30 Mei 2008 EVALUASI RANCANGAN PERDA DAN PEMBATALAN PERDA TENTANG TATA RUANG DAERAH A. Pendahuluan Pasal 189 Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

KONSULTASI REGIONAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN PRASARANA SUMBER DAYA AIR 2016

KONSULTASI REGIONAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN PRASARANA SUMBER DAYA AIR 2016 KONSULTASI REGIONAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN PRASARANA SUMBER DAYA AIR 2016 Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sumber Daya Air untuk Mendukung Ketahanan Air, Ketahanan Pangan dan Ketahanan Energi. ***

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN Jakarta, Juni 2012 KATA PENGANTAR Buku ini merupakan penerbitan lanjutan dari Buku Statistik Bidang Planologi Kehutanan tahun sebelumnya yang

Lebih terperinci

PAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

PAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN MENTERIDALAM NEGERI REPUBLIKINDONESIA PAPARAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN 2017-2022 Serang 20 Juni 2017 TUJUAN PEMERINTAHAN DAERAH UU No. 23

Lebih terperinci

KORIDOR EKONOMI INDONESIA DALAM PENATAAN RUANG SUATU PERSPEKTIF

KORIDOR EKONOMI INDONESIA DALAM PENATAAN RUANG SUATU PERSPEKTIF KORIDOR EKONOMI INDONESIA DALAM PENATAAN RUANG SUATU PERSPEKTIF Apakah Rencana Tata Ruang Pulau sudah sesuai dengan koridor ekonomi?, demikian pertanyaan ini diutarakan oleh Menko Perekonomian dalam rapat

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA KERJA BKPRD PROVINSI SUMATERA SELATAN

PEDOMAN TATA KERJA BKPRD PROVINSI SUMATERA SELATAN PEDOMAN TATA KERJA BKPRD PROVINSI SUMATERA SELATAN LATAR BELAKANG BKPRD merupakan lembaga ad-hoc lintas sektor yang dibentuk sebagai respon atas kebutuhan berbagai instansi pemerintah dalam menangani masalah

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA KERJA SEKRETARIAT BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG NASIONAL

PEDOMAN TATA KERJA SEKRETARIAT BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG NASIONAL SALINAN LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PPN/ KEPALA BAPPENAS SELAKU SEKRETARIS BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG NASIONAL NOMOR KEP. 46/M.PPN/HK/ /M.PPN/HK/03 03/2013 TANGGAL 14 MARET 2013 PEDOMAN TATA KERJA

Lebih terperinci

ESENSI KOORDINASI PENATAAN RUANG DALAM PERSPEKTIF PEMBANGUNAN NASIONAL

ESENSI KOORDINASI PENATAAN RUANG DALAM PERSPEKTIF PEMBANGUNAN NASIONAL ESENSI KOORDINASI PENATAAN RUANG DALAM PERSPEKTIF PEMBANGUNAN NASIONAL Oleh: Dr. Ir. Arifin Rudiyanto, M.Sc. Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian PPN/Bappenas RAPAT KERJA REGIONAL BKPRN 2016

Lebih terperinci

KOORDINASI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENATAAN RUANG

KOORDINASI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENATAAN RUANG KOORDINASI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENATAAN RUANG Oleh : MENTERI DALAM NEGERI Pada Acara: Rapat Kerja Nasional Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA EVALUASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG DAERAH

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA EVALUASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG DAERAH MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA EVALUASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Disampaikan pada acara : Rapat Monitoring dan Evaluasi Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Jakarta, 22

Lebih terperinci

INSENTIF EKONOMI DAN ASPEK KELEMBAGAAN UNTUK MENDUKUNG IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

INSENTIF EKONOMI DAN ASPEK KELEMBAGAAN UNTUK MENDUKUNG IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2012 INSENTIF EKONOMI DAN ASPEK KELEMBAGAAN UNTUK MENDUKUNG IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN Oleh : Benny Rachman Amar K. Zakaria

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN DAN ISU STRATEGIS NASIONAL

ARAH KEBIJAKAN DAN ISU STRATEGIS NASIONAL ARAH KEBIJAKAN DAN ISU STRATEGIS NASIONAL 2015-2019 Oleh Oswar Mungkasa Direktur Tata Ruang dan Pertanahan Disampaikan dalam Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi Perencanaan Daerah dan Isu Strategis Tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis BAB 1 PENDAHULUAN Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 116 TAHUN 2017 TENTANG KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SELAKU KETUA TIM NASIONAL REHABILITASI DAN REVITALISASI KAWASAN PLG DI KALIMANTAN TENGAH NOMOR : KEP-42/M.EKON/08/2007 TENTANG TIM PENDUKUNG DAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI)

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2015

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

Perkembangan Penelitian Terpadu Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan dalam Revisi RTRWP

Perkembangan Penelitian Terpadu Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan dalam Revisi RTRWP SEJAK BERLAKUNYA UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, khususnya pasal 78, hampir semua provinsi di luar Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara mengajukan usulan perubahan peruntukan dan fungsi kawasan

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI ATAS GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN

MONITORING DAN EVALUASI ATAS GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN MONITORING DAN EVALUASI ATAS GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN [Gorontalo Sulawesi Utara Sulawesi Barat Maluku Utara] GORONTALO, 9 JUNI 2015 1 FOKUS AREA RENCANA

Lebih terperinci

URGENSI SIPD DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

URGENSI SIPD DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH URGENSI SIPD DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Cirebon, 22 Desember 2015 OUTLINE PEMBAHASAN 1 SIPD DALAM UU 23 TAHUN 2014 2 PERMENDAGRI 8/2014 TENTANG SIPD AMANAT UU 23 TAHUN 2014 Pasal 274: Perencanaan

Lebih terperinci

LAKIP 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG TAHUN 2011

LAKIP 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG TAHUN 2011 LAKIP 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG TAHUN 2011 DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM 1 PENGANTAR Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

Program Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan (Perdesaan Lestari)

Program Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan (Perdesaan Lestari) Program Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan (Perdesaan Lestari) disampaikan pada Seminar dan Diskusi : Pembangunan Desa Berkelanjutan di wilayah Koridor Rimba Berbasis Ekonomi Hijau Padang, 21

Lebih terperinci

Kementerian Kelautan dan Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan Jakarta, 6 November 2012 Wilayah Pesisir Provinsi Wilayah Pesisir Kab/Kota Memiliki 17,480 pulau dan 95.181 km panjang garis pantai Produktivitas hayati tinggi dengan keanekaragaman hayati laut tropis

Lebih terperinci

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.89, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Pelaksanaan KLHS. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.69/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 TENTANG

Lebih terperinci

Knowledge Management Forum April

Knowledge Management Forum April DASAR HUKUM DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI PERAN PEMDA UNTUK MEMBERDAYAKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN IKLIM INDONESIA UU 23 tahun 2014 tentang

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN LAPORAN

TIM PENYUSUN LAPORAN TIM PENYUSUN LAPORAN 1. Dr. Ir. Arifin Rudiyanto, M.Sc 2. Drs. Oktorialdi, MA, Ph.D 3. Ir. Rinella Tambunan, MPA 4. Ir. Nana Apriyana, MT 5. Mia Amalia, ST, M.Si, Ph.D 6. Uke Mohammad Hussein, S.Si, MPP

Lebih terperinci

2018, No Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran

2018, No Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.34, 2018 KEMENPU-PR. DAK Infrastruktur PU-PR. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PRT/M/2017 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PENATAAN RUANG KAWASAN HUTAN

PENATAAN RUANG KAWASAN HUTAN PENATAAN RUANG KAWASAN HUTAN Dengan telah diterbitkannya undang undang nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan ruang, maka semua peraturan daerah provinsi tentang rencana tata ruang wilayah provinsi harus

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.18/MEN/2008 TENTANG AKREDITASI TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.18/MEN/2008 TENTANG AKREDITASI TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.18/MEN/2008 TENTANG AKREDITASI TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN

Lebih terperinci

KERJASAMA ANTAR DAERAH DALAM PENATAAN RUANG KAWASAN JABODETABEKPUNJUR. oleh: Sekretaris Badan Kerja Sama Pembangunan (BKSP) Jabodetabek

KERJASAMA ANTAR DAERAH DALAM PENATAAN RUANG KAWASAN JABODETABEKPUNJUR. oleh: Sekretaris Badan Kerja Sama Pembangunan (BKSP) Jabodetabek KERJASAMA ANTAR DAERAH DALAM PENATAAN RUANG KAWASAN JABODETABEKPUNJUR oleh: Sekretaris Badan Kerja Sama Pembangunan (BKSP) Jabodetabek Wilayah Jabodetabekjur merupakan kawasan perkotaan dengan dinamika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI TRIWULAN 3 1

BAB 1 PENDAHULUAN LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI TRIWULAN 3 1 BAB 1 PENDAHULUAN Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu

Lebih terperinci

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

KEMENTERIAN DALAM NEGERI KEMENTERIAN DALAM NEGERI KEMENTERIAN DALAM NEGERI RI Jakarta 2011 Sasaran program K/L Kesesuaian lokus program dan kegiatan K/L & daerah Besaran anggaran program dan kegiatan K/L Sharing pendanaan daerah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 18/MEN/2008 TENTANG AKREDITASI TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 18/MEN/2008 TENTANG AKREDITASI TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 18/MEN/2008 TENTANG AKREDITASI TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

MEKANISME PENYELENGGARAAN ANUGERAH PANGRIPTA NUSANTARA TAHUN 2017

MEKANISME PENYELENGGARAAN ANUGERAH PANGRIPTA NUSANTARA TAHUN 2017 MEKANISME PENYELENGGARAAN ANUGERAH PANGRIPTA NUSANTARA TAHUN 2017 OUTLINE PAPARAN I. Penjelasan Singkat II. Jadwal Pelaksanaan 2 I. PENJELASAN SINGKAT 3 LATAR BELAKANG 1. Sesuai UU SPPN No 25/2004, perencanaan

Lebih terperinci

HASIL PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA 2016 DAN RENCANA AKSI KEBIJAKAN SATU PETA 2017

HASIL PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA 2016 DAN RENCANA AKSI KEBIJAKAN SATU PETA 2017 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN HASIL PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA 2016 DAN RENCANA AKSI KEBIJAKAN SATU PETA 2017 SEKRETARIAT TIM PKSP-2017 HASIL PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA TAHUN 2016

Lebih terperinci

Konsinyering Pemantauan dan Evaluasi Program Kerja Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan PENDAHULUAN

Konsinyering Pemantauan dan Evaluasi Program Kerja Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan PENDAHULUAN Konsinyering Pemantauan dan Evaluasi Program Kerja Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pelaksanaan program kerja Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan dilakukan proses

Lebih terperinci

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KOTA TEGAL

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KOTA TEGAL WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL, Menimbang a. bahwa

Lebih terperinci

KETERKAITAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN PENATAAN RUANG Oleh : Deddy Koespramoedyo, MSc. Direktur Tata Ruang dan Pertanahan, Bappenas

KETERKAITAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN PENATAAN RUANG Oleh : Deddy Koespramoedyo, MSc. Direktur Tata Ruang dan Pertanahan, Bappenas KETERKAITAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN PENATAAN RUANG Oleh : Deddy Koespramoedyo, MSc. Direktur Tata Ruang dan Pertanahan, Bappenas I. Pendahuluan UU No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci