BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN 4.1 UMUM Pada bab ini, untuk analisa dan perancangan dimulai dari membuat perhitungan kebutuhan daya listrik (sesuai lampiran tabel.1 s/d 8) untuk keseluran peralatan didalam mall yang menggunakan listrik. Setelah itu tahapan membuat bentuk distribusi daya listrik, dimulai dari suplai listrik PLN, Diesel Generator Set, Transformator sampai kebeban listrik paling akhir seperti : lampu, stop kontak, pompa air, lift, escalator, chiller, AC, ventilasi dan sebagainya. Bentuk distribusi daya listrik dapat dilihat pada lampiran gambar no. 1 dan 2 (Blok Diagram Sistem Distribusi Daya Listrik dan Single Line Diagram Sistem Distribusi daya listrik). Yang utama penulis ingin sampaikan bahwa dalam membuat gambar blok diagram dan single line diagram, yaitu : pengelompokkan beban sesuai fungsi dan lokasi dimana beban itu ditempatkan. Beban lampu dan stop kontak dijadikan satu panel (istilah panel dalam perencanaan yaitu : LP/Lighting & Power Point Panel), beban pompa listrik, AC, Fan, Lift, Chiller, Escalator pada gambar perencanaan diistilahkan CP/Control Panel, sebab didalamnya berisikan komponen panel untuk menjalankan peralatan tersebut seperti relay, kontaktor, MCB. Pengelompokkan beban sesuai lokasi dan jenis beban juga bermanfaat untuk mengurangi efek jatuh tegangan yang sangat signifikan dan disamping itu juga memudahkan dalam pengoperasian dan perawatan. Tahap berikut dalam perencanaan adalah analisa berupa perhitungan instalasi apakah sudah memenuhi syarat. Dalam analisa ini penulis ingin uraikan perhitungan jatuh tegangan, arus hubung singkat, mencari besaran kapasitor bank, menghitung beban listrik pompa dan perhitungan kuat cahaya. Dan pada tahap akhir perencanaan adalah membuat spesifikasi teknis peralatan. 30

2 4.2 PERHITUNGAN KUAT ARUS LISTRIK Mencari Besar Kuat Arus Listrik (Ampere) pada Panel Main MVSB dan Jenis Kabel dari Gardu PLN ke Panel Main MVSB Berdasarkan lampiran tabel-1 (Perhitungan Kebutuhan Daya Listrik) d an lampira gambar-4.2 (Single Line Sistem Distribusi Daya Listrik), total daya listrik yang dibutuhkan untuk bangunan Mall@Alam Sutera, yaitu : MVA. Sehingga untuk menentukan besar pengaman utama (Circuit Breaker) dan rel utama pada panel Main MVSB sebagai penyulang utama dalam menerima suplai beban listrik PLN, dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.2, sebagai berikut : P I = x E x Cos Dimana : E = 20kV dan P = kva, sehingga kva I = x 20 kv = 282Ampere Jadi berdasarkan perhitungan diatas, maka untuk menentukan jenis kabel dipilih type kabel NA2XSEbY yaitu jenis kabel tanah TM 20 kv sebab Instalasi dari Gardu PLN ke Main MVSB sebagian ditanam dalam tanah. Dan untuk ukuran penampang kabel sesuai lampiran tabel-2 (Teknikal Spesifikasi Kabel TM) dengan besar arus listrik 282A menggunakan kabel NA2XSEbY 3x240 mm 2. Mencari Besar Kuat Arus Listrik (Ampere) pada Panel MVSB-2 dan Jenis Kabel dari Main MVSB ke MVSB-2 s/d Sisi Primer Transformator-2 31

3 Berdasarkan lampira gambar-4.2 (Single Line Sistem Distribusi Daya Listrik), kapasitas Transformator-2, yaitu : 2000kVA. Sehingga untuk menentukan besar pengaman utama (Circuit Breaker) dan rel utama pada panel MVSB-2, dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.2, sebagai berikut : P I = x E x Cos Dimana : E = 20kV dan P = kva, sehingga kva I = x 20 kv = 57Ampere (Jadi berdasarkan perhitungan diatas, maka untuk menentukan jenis kabel dipilih type kabel NA2XSY yaitu jenis kabel udara TM 20 kv sebab Instalasi dari Main MVSB ke Main MVSB-2 digantung dalam rak kabel. Dan untuk ukuran penampang kabel sesuai lampiran tabel-2 (Teknikal Spesifikasi Kabel TM) dengan besar arus listrik 57A menggunakan kabel NA2XSY 3x50 mm 2. Mencari Besar Kuat Arus Listrik (Ampere) pada LVSB-2 dan Jenis Kabel dari Sisi Sekunder Transformator-2 ke LVSB-2 Berdasarkan lampiran gambar-4.2 (Single Line Sistem Distribusi Daya Listrik), kapasitas Transformator-2, yaitu : 2000kVA. Sehingga untuk menentukan besar pengaman utama (Circuit Breaker) dan rel utama pada panel LVSB-2, dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.2, sebagai berikut : 32

4 P I = x E x Cos Dimana : E = 380 Volt dan P = kva sehingga VA I = x 380V = Ampere (pada lampiran gambar-4.2, besaran dan jenis circuit breaker, yaitu : ACB 4Pole, 3200A. Sebab dipasaran besar arus Ampere tidak ada, dan dipilih jenis ACB karena untuk pengaman sumber listrik langsung dari transformator lebih cocok menggunakan ACB, dimana fasilitas proteksinya lebih lengkap dan untuk aplikasi dengan arus yang besar). Jadi berdasarkan perhitungan diatas, maka untuk menentukan jenis kabel d ipilih type kabel NYY yaitu jenis kabel udara TR 380 V sebab Instalasi dari Main Transformator-2 ke Main LVSB-2 digantung dalam rak kabel. Dan untuk ukuran penampang kabel sesuai lampiran tabel-2 (Teknikal Spesifikasi Kabel TR) dengan besar arus listrik 3.039A menggunakan kabel 4x8x(NYY 1x240 mm 2 ) jenis kabel single core, dimana setiap fasa R,S,T dan Netral terdiri dari 8 tarikan kabel NYY 1x240 mm 2. Sedangkan ukuran rel utama/busbar pada panel LVSB-2 sesuai lampiran tabel-3 (Teknikal Spesifikasi Busbar), yaitu : 4x4x( 80x10 mm), dimana setiap fasa-r,s,t dan Netral mempunyai ukuran penambang rel/busbar sebesar 4x( 80x10 mm). Mencari Besar Kuat Arus Listrik (Ampere) pada SDB-BS-B dan Jenis Kabel dari LVSB-2 ke SDB-BS-B Berdasarkan lampiran gambar-4.3 (Diagram Panel SDB-BS-B), kapasitas Panel SDB-BS-B, yaitu : VA. Sehingga untuk menentukan besar 33

5 pengaman utama (Circuit Breaker) dan rel utama pada panel SDB-BS-B, dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.2, sebagai berikut : P I = x E x Cos Dimana : E = 380 Volt dan P = VA sehingga VA I = x 380V = 165,9 Ampere (pada lampiran gambar-4.3, besaran dan jenis circuit breaker, yaitu : MCCB 3Pole, 250A. Sebab dipasaran besar arus 165,9 Ampere tidak ada). Jadi berdasarkan perhitungan diatas, maka untuk menentukan jenis kabel d ipilih type kabel NYY yaitu jenis kabel udara TR 380 V sebab Instalasi dari LVSB-2 ke SDB-BS-B digantung dalam rak kabel. Dan untuk ukuran penampang kabel sesuai lampiran tabel-2 (Teknikal Spesifikasi Kabel TR) dengan besar arus listrik 165,9A menggunakan kabel NYY 4x120 mm 2 (kabel jenis Multicore), dimana setiap fasa R,S,T dan Netral mempunyai luas penampang kabel 1x120 mm 2. Sedangkan ukuran rel utama/busbar pada panel SDB-BS-B sesuai lampiran tabel-3 (Teknikal Spesifikasi Busbar), yaitu : 4x( 20x5 mm), dimana setiap fasa-r,s,t dan Netral mempunyai ukuran penambang rel/busbar sebesar 1x( 20x5 mm). 4.3 PERHITUNGAN ARUS HUBUNG SINGKAT Pada perhitungan arus hubung singkat sesuai lampiran gambar 4.1, 4.2 & 4.3, Penulis hanya mengambil bagian perhitungan mulai dari MVSB-2, Transformator-2, LVSB-2 sampai pada panel distribusi escalator dengan menggunakan persamaan 2.12 sampai

6 Catatan : Mencari Besar Arus Hubung Singkat di Panel Tegangan Menengah (MVSB-2) - Psc = 500 MVA - U = 20 kv. - Reaktansi : 1,1 U 2 X = Psc 1,1 x 20 2 = = 0,88 m. ohm - Maka besar Arus Hubung Singkat, adalah : 1,1 Un Isc = _- (Resistansi diabaikan) 3. X 1,1.20 = = 14, (0,88) 2 = 14,5 KA Besar Arus Hubung singkat pada panel MVSB-B adalah 14,5 ka (dibulatkan menjadi 16 ka), sehingga dalam menentukan spesifikasi sakelar pemutus beban listrik (LBS + Fuse), kapasitas rel/busbar pada panel tersebut, maka kapasitas arus hubung singkat/breaking capacity minimal 16 ka. Mencari Resistansi & Reaktansi (R 1 & X 1 ) Pada sisi Tegangan Menengah Sesuai persamaan (2.12 & 2.13) : R 1 = Z 1 Cos 10-3 dan X 1 = Z 1 Sin 10-3 Dimana diketahui : - Psc = 500 MVA - U = 400 volt - Cos - Sin Maka, 35

7 400 2 R 1 = x 0,15 x = 0,048 m.ohm X 1 = x 0,98 x = 0,313 m.ohm Mencari Resistansi & Reaktansi (R 2 & X 2 ) Pada sisi Transformator Sesuai persamaan 2.14, Nilai Resistansi R 2 adalah sebagai berikut : Wc x U 2 x 10-3 R 2 = S 2 Dimana diketahui S = 2000 kva, Wc = watt, U = 400 volt, maka : x x 10-3 R 2 = = 0,84 m.ohm Sesuai persamaan 2.15, nilai Reaktansi X 2 adalah sebagai berikut : X 2 = (Z R 2 2 ) Dimana diketahui S = 2000 kva, Z 2 = 6%, U = 400 volt, maka : 36

8 X 2 = x (0,84) = 9,45 m.ohm Mencari Resistansi & Reaktansi (R 3 & X 3 ) Pada sisi kabel instalasi dari Transformator ke LVSB-2 Sesuai persamaan 2.16 & 2.17, Nilai Resistansi R 3 & X 3 adalah sebagai berikut : L L R 3 = dan X 3 = K D D Dimana diketahui = 22,5, L = 15 m, D = 8x (NYY 1x240 mm2), K = 0,12 sehingga diperoleh hasil, 22,5 x 15 R 3 = = 0,17 m.ohm 240 x 8 15 X 3 = 0, = 0,22 m.ohm 8 Jadi besaran arus hubung singkat (Isc) pada panel LVSB-2 dengan menggunakan persamaan 2.18 adalah sebagai berikut : U Isc 1 = (Rt Xt 1 2 ) Dimana Rt 1 = R 1 + R 2 + R 3 dan Xt 1 = X 1 + X 2 + X 3, sehingga diperoleh : 37

9 400 Isc 1 = (0, ,84 + 0,17 ) 2 + (0, ,45 + 0,22) 2 = 23,04 KA 24 KA Catatan : Besar Arus Hubung singkat pada panel LVSB-B adalah 23,04 ka (dibulatkan menjadi 24 ka), sehingga dalam menentukan spesifikasi sakelar pemutus beban listrik (MCCB/ACB), kapasitas rel/busbar pada panel tersebut, maka kapasitas arus hubung singkat/breaking capacity minimal 24 ka. Arus Hubung Singkat Pada panel SDB-BS-B - Panjang feeder (L) = 75 meter - Luas Penampang (D) = (NYY 1 x 240 mm 2 ) - Resistansi dan Reaktansi Kabel sesuai katalog kabel terlampir, yaitu : R = 0,074 Ohm/km (Resistansi Kabel NYY 1 x 240 mm 2 ) X = 0,082 Ohm/km (Reaktansi Kabel NYY 1 x 240 mm 2 ) Maka, diperoleh hasil : 0,0740 x 75 Rt 2 = = 5,55 ohm 1 0,082 x 75 Xt 2 = = 6,15 ohm 1 Catatan : U Isc 2 = (Rt 1 + Rt 2 ) 2 + (Xt 1 + Xt 2 ) Isc 2 = (1, ,55) 2 + (9, ,15) 2 = 13,2 ka 14 ka Besar Arus Hubung singkat pada panel SDB-BS-B adalah 13,2 ka (dibulatkan menjadi 14 ka), sehingga dalam menentukan spesifikasi sakelar pemutus beban listrik 38

10 (MCCB/MCB), kapasitas rel/busbar pada panel tersebut, maka kapasitas arus hubung singkat/breaking capacity minimal 14 ka. Arus Hubung Singkat Pada panel PP-ESC-BS-B - Panjang feeder L = 50 meter - Luas Penampang D = (NYY 1 x 25 mm 2 ) - Resistansi dan Reaktansi Kabel sesuai katalog kabel terlampir, yaitu : R = 0,727 Ohm/km (Resistansi Kabel NYY 4 x 50 mm 2 ) X = 0,107 Ohm/km (Reaktansi Kabel NYY 4 x 50 mm 2 ) 0,727 x 50 Rt 3 = = 36,35 ohm 1 0,107 x 50 Xt 3 = = 5,35 ohm 1 U Isc 3 = (Rt 1 + Rt 2 + Rt 3 ) 2 + (Xt 1 + Xt 2 + Xt 3 ) 2 Catatan : Isc 3 = (1, ,55 +36,35) 2 + (9, ,15 +5,35) 2 = 4,8 ka 5 ka Besar Arus Hubung singkat pada panel PP-ESC-BS-B adalah 4,8 ka (dibulatkan menjadi 5 ka), sehingga dalam menentukan spesifikasi sakelar pemutus beban listrik (MCCB/MCB), kapasitas rel/busbar pada panel tersebut, maka kapasitas arus hubung singkat/breaking capacity minimal 5 ka. Arus Hubung Singkat Pada terminal genset - Total daya Genset Pq = 4 x 1750 kva, U = 380 Volt - Impedansi dari genset Zg = 14 % Jadi dengan menggunakan persamaan dibawah ini : Pq Isc = x Zg 3. U 39

11 Maka diperoleh hasil sebagai berikut : Isc = x = 75,9 ka 76 ka Catatan : Besar Arus Hubung singkat pada terminal genset adalah 75,9 ka (dibulatkan menjadi 76 ka), sehingga dalam menentukan spesifikasi sakelar pemutus beban listrik (MCCB/ACB), kapasitas rel/busbar pada panel kontrol genset (CPGs) maka kapasitas arus hubung singkat/breaking capacity minimal 76 ka. 4.4 PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN Rugi tegangan dari setiap penghantar dapat dihitung berdasarkan persamaan 2.6 adalah sebagai berikut, yaitu : V = 3 x I x L ( R 2 Cos + X 2 Sin ) Dimana : V I L R X = Jatuh tegangan (Volt) = Arus nominal beban (Ampere) = Panjang kabel (meter) = Resistansi konduktor per 1 meter (Ohm/Km) = Reaktansi konduktor per 1 meter (Ohm/Km) = Sudut Phase Berikut ini adalah contoh perhitungan Rugi Tegangan pada beban listrik, dimana bagian yang dihitung hanya dibatasi sama dengan perhitungan arus hubung singkat yaitu : 1. Dari LVSB-2 ke SDB-BS-B 2. Dari SDB-BS-B ke PP-ESC-BS-B 3. Dari PP-ESC-BS-B ke CP-ESC-BS. dengan data adalah sebagai berikut : - Beban P 1 = VA P 2 = VA P 3 = VA 40

12 - Panjang Kabel L 1 = 75m = 0,075km (Jarak antara LVSB-B ke SDB-BS-B ) L 2 = 50m = 0,05 km (Jarak antara SDB-BS-B ke PP-ESC-BS-B) L 3 = 10m = 0,01 km (Jarak antara PP-ESC-BS-B ke CP-ESC-BS.1) - Jenis dan Ukuran Kabel Kabel L 1 = 8x(NYY 1 x240 mm²)/phase (Dari LVSB-B ke SDB-BS-B ) Kabel L 2 = NYY 1 x25 mm² / phase (Dari SDB-BS-B ke PP-ESC-BS-B) Kabel L 3 = NYY 1 x 6 mm²/phase (PP-ESC-BS-B ke CP-ESC-BS.1) - Resistansi dan Reaktansi Kabel berdasarkan katalog kabel terlampir, yaitu : R 1 = 0,074 Ohm/km (Resistansi Kabel NYY 1 x 240 mm 2 ) X 1 = 0,082 Ohm/km (Reaktansi Kabel NYY 1 x 240 mm 2 ) R 2 = 0,727 Ohm/km (Resistansi Kabel NYY 1 x 50 mm 2 ) X 2 = 0,107 Ohm/km (Reaktansi Kabel NYY 1 x 50 mm 2 ) R 3 = 0,387 Ohm/km (Resistansi Kabel NYY 1 x 6 mm 2 ) X 3 = 0,083 Ohm/km (Reaktansi Kabel NYY 1 x 6 mm 2 ) E = 380 Volt (tegangan kerja 3 fasa) Cos = 0,8 Sin = 0,6 Kabel Dari LVSB-B ke SDB-BS-B P VA I 1 = = = 166 Amp 3 x E x 380 V 1 = 3 x I 1 x L 1 ( R 2 1 Cos + X 2 1 Sin ) = x 166 A x 0,075 ( (0,074) 2 x (0,8) + (0,082) 2 x (0,6) ) = 1,97 Volt 1,97 Volt x 100% % V 1 = = 0,5% 380 Kabel Dari SDB-BS-B ke PP-ESC-BS-B P VA I 2 = = = 49,3 Amp 3 x E x

13 V 2 = 3 x I 2 x L 2 ( R 2 2 Cos + X 2 2 Sin ) = x 49,3 x 0,05 ( (0,727) 2 x (0,8) + (0,107) 2 x (0,6) ) = 2,79 Volt 2,79 x 100% % V 2 = = 0,73 % 380 Kabel Dari PP-ESC-BS-B ke CP-ESC-BS-1 P VA I 3 = = = 12,3 Amp 3 x E x 380 V 3 = 3 x I 3 x L 3 ( Rt 2 3 Cos + Xt 2 3 Sin ) = x 12,3 x 0,01 ( (0,387) 2 x (0,8) + (0,083) 2 x (0,6) ) = 0,07 Volt 0,07 x 100% % V 3 = = 0,019 % 380 Jadi total jatuh tegangan = % V 1 + % V 2 + % V 3 = 0,5 + 0,73 + 0,019 = 1,25 % Catatan : Sesuai peraturan yang tercantum dalam PUIL 2000, Total Jatuh Tegangan antara terminal dan sembarang titik instalasi tidak boleh melebihi 5% dari Tegangan Pengenal pada terminal konsumen. 4.5 PERHITUNGAN KAPASITOR BANK Pada bagian ini penulis akan menampilkan perhitungan guna mendapatkan besaran kapasitor bank yang dipakai melalui tahapan perhitungan sebagai berikut : 42

14 PADA PANEL LVSB-2 - Besar daya aktif (P) = 1.865,9 kva atau kw - Cos sebelum perbaikan = 0,8 - Cos sesudah perbaikan = 0,97 (ingin dicapai) - Jika daya reaktif semula = Q 1 ; dan daya reaktif setelah perbaikan = Q 2 - Maka daya reaktif koreksi : Qc = Q 1 Q 2, dimana : - Q 1 = P tg arc cos 0,8 = kw x tg 36,8699 o = kw x 0,75 = 1.119,75 kvar - Q 2 = P tg arc cos 0,97 = kw x tg 14,06987 o = kw x 0,25 = 373,25 kvar - Qc = 1.119,75 kvar 373,25 kvar = 746,5 kvar - Jadi besar kapasitor bank pada panel LVSB-2, agar terhindar dari denda kelebihan pemakaian kvar oleh PLN = 746,5 kvar ~ 900 kvar. Aplikasi pada gambar perencanaan dapat dilihat pada lampiran gambar PERHITUNGAN DAYA LISTRIK POMPA Untuk mencari daya listrik pompa air, melalui beberapa tahap misalnya mencari kapasitas daya listrik untuk pompa pemadam kebakaran yang terpasang pada bangunan mall@alam sutera sebagai berikut : Tahap-I : Laju Aliran Pompa (Q pompa ) Pompa utama (pompa elektrik & pompa diesel) Berdasarkan jumlah pipa tegak hidran yang terpasang sebanyak 4 buah pipa tegak, dimana sesuai SNI untuk Pipa ke-1 sebesar 500 GPM, dan untuk ke-2 dan seterusnya adalah kelipatan 250 GPM, maka laju aliran 43

15 pompa utama elektrik & diesel sebesar, diketahui sebagai berikut : - Pipa tegak ke I = 500 GPM - Pipa tegak ke II = 250 GPM Total = 750 GPM Dimana 750 GPM x 3,785 (konversi) x 60 menit = 170 m 3 /jam Jadi Q pompa = 170 m 3 /jam = 47 liter/detik Tahap-II : Tekanan Pompa (P p ), diketahui yaitu : Tinggi statis = 35 mka Tekanan outlet nozzle = 69 mka (SNI) Kerugian gesek perpipaan = 12 mka (SNI) Total head = 116 mka (Catatan : MKA = Meter Kolom Air) Tahap-III : Daya Listrik Pompa (P m ), sesuai persamaan 2.7 adalah sebagai berikut Q pompa x P p x t x k P m = C x n p x n m Sehingga didapat hasil, yaitu : 47 x 116 x 1,2 x 0,746 P m = = 135 kwatt 75 x 0,6 x 0,8 44

16 4.7 PERHITUNGAN KUAT CAHAYA PENERANGAN Untuk analisa perhitungan kuat penerangan, penulis mengambil suatu modul ruangan parkir di lantai basement (sesuai lampiran gambar 4.4 denah penerangan lantai basement), dimana sesuai standar kuat cahaya (lux) yang diijinkan untuk area parkir sebesar Lux. Dengan menggunakan persamaan 2.9, 2.10 dan 2.11 diperoleh hasil sebagai berikut : Area parkir lantai basement menggunakan jenis lampu TKO TL 1x36 watt, sebanyak 4 buah untuk area seluas 7,8m x 6,6m x 2,9m, dimana 1 buah lampu mempunyai fluks cahaya ( 0) sebesar 2500 lumen, maintanance faktor (d) = 0,8. 7,8 x 6, k = = = 3,12 (2,9 0,8) x (7,8 + 6,6) 16,5 k 2 = 3 k 1 = 4 u 2 = 0,64 (lampiran tabel-3 Photometric) u 1 = 0,67 (lampiran tabel-3 Phoyometric) k k 1 uf = u (u 2 u 1 ) k 2 k 1 3,12 3 = 0, (0,67 0,64) 4 3 uf = 0,643 Jumlah lampu 4 buah lampu TKO TL 1 x 36 W 0 = 4 x 2500 = x 0,643 x 0,8 E = ,8 x 6,6 E = 99,8 Lux = 100 Lux 45

17 Catatan : Sesuai standard kuat cahaya untuk area parkir adalah Lux, maka perhitungan diatas sudah memenuhi syarat. 4.8 SPESIFIKASI TEKNIS BAHAN DAN PERALATAN Jenis dan spesifikasi material serta alat-alat yang akan digunakan adalah sebagai berikut : Kabel Tegangan Menengah a. Type Kabel : - NA2XSEbY untuk instalasi dari Gardu PLN ke MVSB b. Rating Tegangan : 20kV c. Standard : SPLN NA2XSY untuk instalasi dari MVSB ke Transformator d. Jenis multicore (NA2XSEbY) dan single core (NA2XSY) e. Material conductor : Alluminium f. Isolasi material : XLPE g. Luas penampang kabel (Conductor + Isolasi) : kabel NA2XSEbY = 240 mm 2 dan kabel NA2XSY = 50 mm 2. h. Kuat Hantar Arus (KHA) : NA2XSEbY 240 mm 2 = 329 Ampere dan NA2XSY 50 mm 2 = 116 Ampere i. Maksimum temperatur kabel : 90 o C Kabel Tegangan Rendah a. Type Kabel : - NYY untuk kabel daya. - NYM untuk kabel instalasi lampu dan kotak kontak. - NYMHY untuk kabel kontrol. - NYFGbY untuk kabel daya dengan pemasangan dalam tanah. - BC untuk kabel pentanahan/pembumian. b. Rating Tegangan : 0,6/1kV untuk kabel NYY & NYFGbY dan 500V untuk kabel NYM & NYMHY. c. Standard : SPLN 43-1 d. Jenis multicore (NYY, NYM, NYMHY, NYFGbY) dan single core (NYY) e. Material conductor : Tembaga 46

18 f. Isolasi material : PVC (NYY, NYM, NYMHY) dan XLPE (NYFGbY) g. Luas penampang kabel (Conductor + Isolasi) : kabel NYY = 240 mm 2 dan 50 mm 2. h. Kuat Hantar Arus (KHA) : NYY 240 mm 2 = 440 Ampere dan NYY 120 mm 2 = 277 Ampere h. Maksimum temperatur kabel : 90 o C Panel Tegangan Menengah (MVSB) Panel tegangan menengah terdiri dari rumah panel, busbar high voltage, load break switch, earthing switch, lightning arrester, unbalanced & thermal overload dan lain-lain harus memenuhi spesifikasi sebagai berikut : a. Karakteristik : - Type : Metal enclosed - Pemasangan : Indoor (dalam ruangan) - Tegangan nominal : 24 KV - Tegangan kerja : 20 KV - Jumlah fase : 3 - Frekwensi nominal : 50 Hz - Tegangan uji isolasi : 50 kv / menit - Tegangan impuls (BIL) : 125 kv - Arus nominal busbar : 630 A - Kapasitas hubung singkat busbar : 16 ka / detik - Arus asut : 40 ka - Tegangan kontrol : 220 VAC - Suhu ruang maksimum : 40 deg C - Kelembaban relative maximum : 90% b. Rumah Panel : - Sesuai standard VDE, ISO, IEC dan lain-lain. - Material pelat baja dengan ketebalan minimal 2 mm sebelum finishing dan untuk proses finishing, sebelum cat dilakukan proses anti karat baru kemudian cat powder coating, warna RAL Buka tutup pintu depan memakai kunci yang dihubungkan interlock ke pemutus arus, aman terhadap ledakan internal (internal ARC) dan 47

19 busbar pentanahan menyatu untuk semua panel. - Jalur kabel masuk dan keluar lewat bawah. - Ingress protection (IP) = 2x. - Model pemasangan panel free standing - Jenis pasangan switchgear tetap dengan single busbar. - Tahanan isolasi 20 N atau 20 S. - Peak withstand current 36 ka / 20 kv. c. Komponen Panel - Incoming PLN * DS 3P + GCB 3P, 630A, 20 kv, 16 ka + earthing switch, door interlock * Capacitive voltage indicator. * MCB 1 ph, 6A, 8 ka. * Thermostat & heater AC 220 V, 50 watt. - Outgoing Transformator d. Busbar * LBS 3P + GCB 630A, 20 kv, 16 ka + earthing switch, door interlock + shunt trip + aux switch. * Capacitive voltage indicator. * MCB 1 ph 6A, 8 ka. * Thermostat & heater AC 220 V, 50 watt. - Jenis single bar - Tegangan nominal : 24 kv - Bentuk persegi panjang - Material busbar : Tembaga dengan skala kemurnian 99.9% - Tegangan kerja : 20 kv - Rating arus : 630 A - Frekwensi : 50 Hz Transformator Daya Berdasarkan data perhitungan kebutuhan daya listrik untuk keperluan seluruh area mall sesuai lampiran tabel no. 1 s/d 8, maka spesifikasi teknis transformator daya yang diperlukan adalah sebagai berikut : 48

20 - Jumlah : 6 Unit - Type : Totally hermatically oil immersed - Kapasitas daya : 4 x kva - Pemasangan : Dalam ruangan - Sisi tegangan primer : 20 kv 3 phase - Sisi sekunder : 400 volt 3 phase + netral - Tapping sisi tegangan menengah : 2 x 2½ % - Bahan lilitan kumparan : Alluminium / tembaga - Pendinginan : Onan (oil natural air natural) - Insulation class : Class A (105 C) - Proteksi : DGPT2 / RIS (tekanan & temperature) - Group vektor : Dyn 5 - Frequensi : 50 Hz - Design : Sesuai VDE, IEC - Temperatur keliling : 40 C - Ingress protection : IP Terminal TM yang dapat dicabut : Ya - Bushing : Elastimold bushing (sisi TM) & keramik bushing (sisi TR) Unit Diesel Generator Set Berdasarkan data perhitungan kebutuhan daya listrik untuk keperluan seluruh area mall sesuai lampiran tabel no. 1 s/d 8, maka spesifikasi teknis Diesel Generator Set yang diperlukan adalah sebagai berikut : - Jumlah : 4 Unit - Type : Prime Rating - Kapasitas daya : 4 x 1700 kva - Rating Tegangan : 380Volt, 3 Fasa - Frekuensi : 50 Hz - Rating kecepatan : 1500 rpm - Power Faktor : Cos 0,8 - Governor : Electronic 49

21 - Type Bahan Bakar : Solar Diesel. Armature Lampu a. Balk TL 1 x 36 W area parkir basement dan ruang M&E. Panel Listrik a. Panel Utama Tegangan Rendah (LVSB) dan Panel Capacitor Bank berfungsi untuk menerima daya listrik dari PLN & Genset. 1. U m u m - Altitude : < 2000 m DPL - Ambient temperature : 35 C - Kelembaban : 65 % 2. Rumah Panel dan Busbar - Ingress protection : Min. IP31 - Konstruksi panel mengacu pada model form-1 (IEC ). - Pemasangan dalam ruangan dengan model free standing. - Lalu lintas keluar atau masuk kabel ke dalam panel dari atas. - Ukuran rumah panel harus dapat mencakup semua peralatan dengan penempatan yang cukup secara elektris dan fisik. - Pasangan semua komponen harus dapat dicapai dari bagian depan dan belakang dengan mudah. - Rumah panel terbuat dari plat baja dengan tebal tidak kurang dari 2 mm sebelum finishing. - Semua permukaan plat baja sebelum dicat harus mendapat pengolahan pembersihan sejenis "phospatizing treatment" atau senilai. Bagian dalam dan luar harus mendapat paling sedikit satu lapis cat penahan karat. Untuk lapisan akhir cat menggunakan powder coating dengan warna sesuai RAL Label-label terbuat dari bahan trafolite yang tersusun berlapis putih hitam putih dan digravir sesuai kebutuhan dalam bahasa Indonesia. - Bukaan ventilasi dari bagian sisi panel. 50

22 - Semua pengabelan didalam panel harus rapih terdiri atas kabelkabel berwarna, mudah diusut dan mudah dalam pemeliharaan. - Busbar dan teknik penyambungan harus menurut peraturan PUIL dan IEC. Bahan dari tembaga yang berdaya hantar tinggi, bentuk persegi panjang dipasang pada pole-pole isolator dengan kekuatan dan jarak sesuai ketentuan untuk menahan tekanan-tekanan elektris dan mekanis pada level hubung singkat. - Busbar dalam panel harus disusun sebaik-baiknya sampai semua terminal kabel atau bar lainnya tidak menyebabkan lekukan yang tidak wajar. - Busbar harus dicat secara standar untuk membedakan fasa-fasanya. - Batang penghubung antara busbar dengan breaker harus mempunyai penampang yang cukup dengan rating harus tidak kurang dari 125% dari rating breaker. - Pada sambungan-sambungan busbar harus diberi bahan pelindung (tinned) - Ujung kabel harus memakai sepatu kabel dari bahan tembaga untuk kabel dengan penghantar tembaga atau bahan bimetal untuk kabel dengan penghantar alluminium. - Antara panel LVSB dengan capacitor bank berdiri sendiri, dimana penghubungnya menggunakan kabel. 3. Komponen Panel - Rating tegangan : 380 volt, 3 fase, 50 Hz - Breaking capacity busbar dan pemutus daya minimal sesuai gambar lampiran. (memenuhi standard IEC ) - Jenis pemutus daya : * ACB 4 pole untuk pemutus daya utama dari PLN dan genset. * MCCB 3 pole untuk pemutus daya cabang. * Rating ampere pemutus daya sesuai lampiran gambar * Release proteksi terdiri dari termal overload, magnetic short circuit, under & over voltage khusus pemutus daya utama. 51

23 * Under & over current khusus pemutus daya utama. - Voltmeter AC * Jenis moving iron, range 600 volt, sudut 90, kelas 1 hubungan langsung. * Rangkaian memakai fuse. * Bentuk persegi empat pasangan masuk. * Selector switch dapat mengukur : - fasa / fasa - Ammeter AC - fasa / netral * Jenis moving iron, range sesuai kebutuhan, 90 hubungan langsung dengan trafo arus kelas 1. * Bentuk persegi empat, pasangan masuk. - Lampu pilot. - Cos phi meter. - kwh meter lengkap current transformer. - Frekwensi meter. - Proteksi Generator set. Over / under voltage (ANSI 59/27) Over / under frekuensi (ANSI 81 O/U) Over load, over current (ANSI 32) Reverse power (ANSI 32R) Unbalanced load (ANSI 50) b. Panel Pembagi 1. Rumah Panel dan Busbar - Indeks Proteksi : Min. IP31 (dalam ruangan) dan IP65 (diluar ruangan) - Konstruksi panel mengacu pada model form-1 (IEC ). - Pemasangan didalam dan diluar ruangan dengan model free standing & wall mounting sesuai ukuran panel. - Lalu lintas keluar atau masuk panel : * Atas dan bawah : Panel type wall mounted 52

24 * Atas : Panel type free standing - Rumah panel terbuat dari besi pelat dengan tebal tidak kurang dari 2 mm. - Persyaratan anti karat dan pengecatan luar 2 kali seperti panel utama dengan cat akhir powder coating, RAL Type panel indoor untuk yang terletak dalam ruang dan type panel outdoor untuk yang diluar ruang. - Pentanahan harus mempunyai bar bagi fasilitas pentanahan peralatan. - Busbar dari bahan tembaga dengan kapasitas tidak boleh kurang dari kabel feeder yang masuk, boleh telanjang asal dipasang secara kuat dan aman. - Jarak-jarak bar antara yang aktif dan antara aktif dan tidak aktif sesuai PUIL. - Ujung kabel harus memakai sepatu kabel dari bahan tembaga untuk kabel dengan penghantar tembaga atau bahan bimetal untuk kabel dengan penghantar aluminium. 2. Komponen Panel - Rating tegangan : 380 / 220 volt, 3 fase dan 1 fase, 50 Hz (sesuai gambar rencana) - Jenis pemutus daya : ACB, MCCB atau MCB, 3 pole atau 1 pole (sesuai lampiran gambar-3.4) - Breaking capacity busbar dan pemutus daya sesuai gambar rencana dan menurut Standard IEC untuk MCB dan IEC untuk MCCB. Penangkal Petir Sesuai lampiran gambar 4.5, untuk penangkal petir yang digunakan mempunyai spesifikasi teknis sebagai berikut : a. Air terminal jenis electrostatic non radioactive dengan radius proteksi minimal 100 meter. b. Tiang penegak pipa galvanis lengkap coupling, dng ketinggian min.5 m. 53

25 c. Penghantar kabel coaxial 2 x 35 mm 2 lengkap klem dan alat bantu. d. Elektroda pentanahan batangan tembaga masip 1". e. Bak kontrol dan tutupnya dari beton bertulang. f. Terminal penyambung dari tembaga dan muurbaut. g. Tahanan tanah maksimal 2 ohm. h. Counter strike meter dipasang ditiang penangkal petir. Kapasitor Bank Sesuai perhitungan diatas, maka kapasitor bank yang digunakan harus memenuhi spesifikasi sebagai berikut : a. Rating tegangan : 525 V b. Frekwensi : 50 Hz, 3 phase c. Rating daya : 50 kvar untuk step awal sampai 100 d. Toleransi : -0/+ 10% e. Continuous overvoltage : 1.1 x U N kvar untuk step akhir f. Rugi-rugi dielectric : Tidak kurang dari 0.5 W / KVAR g. Pemasangan : Indoor h. Kategori temperature : -40 / +50 C i. Standard : IEC 70 70A, BS 1650, VDE 0560 j. Proteksi : MCCB + contactor k. Rating MCCB & contactor : 1.5 x I N l. Setiap step capacitor harus didalam casing atau rumah capacitor dari bahan sheet steel. Power Capacitor a. Type : Metallised film (dry type), sheet steel casing b. Rating tegangan : 525 V c. Insolasi : 3 KV rms / 15 KV crest d. Rugi-rugi : 0.5 V/KVAR e. Continuous overvoltage : 1.1 x I N f. Over current : 1.5 x I N g. All film dielectric : Polypropelene 54

26 h. Sambungan kabel : Antara komponen jenis kabel tembaga i. Kategori temperature : -40 / +50P C j. Standard : IEC 70 70A, IEC 110, BS 1650, VDE 0560 k. Proteksi : Discharge resistor Reactive Power Regulator a. Type : 12 steps b. Power supply : V / V, burden 15 VA c. Frekwensi : 50 Hz d. CT : 5A or as required e. Output relays : 7.5 A, 250 V AC normally open f. Alarm relay : 7.5 A, 250 V AC closed with alarm on 55

27 56

28 57

29 58

30 59

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK 3.1 Tahapan Perencanaan Instalasi Sistem Tenaga Listrik Tahapan dalam perencanaan instalasi sistem tenaga listrik pada sebuah bangunan kantor dibagi

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA BAB V PERHTUNGAN DAN ANALSA 4.1 Sistem nstalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Dinas Teknis Kuningan menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai listrik berasal dari PLN.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 57 BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 4.1. Sistem Instalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Talavera Suite menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 4.1 Hasil 4.1.1 Proses Perancangan Diagram Satu Garis Sistem Distribusi Tenaga Listrik Pada Hotel Bonero Living Quarter Jawa

Lebih terperinci

BAB III KEBUTUHAN GENSET

BAB III KEBUTUHAN GENSET BAB III KEBUTUHAN GENSET 3.1 SUMBER DAYA LISTRIK Untuk mensuplai seluruh kebutuhan daya listrik pada bangunan ini maka direncanakan sumber daya listrik dari : A. Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) B.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 3.1 TAHAP PERANCANGAN DISTRIBUSI KELISTRIKAN Tahapan dalam perancangan sistem distribusi kelistrikan di bangunan bertingkat

Lebih terperinci

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive) 15 BAB III CAPACITOR BANK 3.1 Panel Capacitor Bank Dalam sistem listrik arus AC/Arus Bolak Balik ada tiga jenis daya yang dikenal, khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu: Daya Semu (S,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN

BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN 4.1 ANALISA SISTEM DISTRIBUSI Dalam menghitung arus yang dibutuhkan untuk alat penghubung dan pembagi sumber utama dan sumber tambahan dalam

Lebih terperinci

BAB III KRITERIA PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

BAB III KRITERIA PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 36 BAB III KRITERIA PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 3.1.Pendahuluan Sebagai gambaran untuk sistem listrik, proyek ini direncanakan dengan sistem yang mampu mengatasi segala kemungkinan terputusnya

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL

LAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL LAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL Oleh : SEMUEL MASRI PONGKORUNG NIM : 13021003 Dosen Pembimbing Reiner Ruben Philipus Soenpiet, SST NIP. 1961019 199103 2 001 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum Sistem distribusi listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi listrik bertujuan menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik atau pembangkit

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Umum Sistem distribusi listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi listrik bertujuan menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik atau pembangkit

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Daya Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan kerja atau

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 15 BAB III LANDASAN TEORI Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP dan PLTD kemudian disalurkan melalui saluran transmisi yang sebelumnya terlebih dahulu dinaikkan

Lebih terperinci

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) MENGENAL ALAT UKUR AMPER METER Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) Arus = I satuannya Amper ( A ) Cara menggunakannya yaitu dengan disambung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem tenaga listrik adalah kumpulan atau gabungan dari komponenkomponen atau alat-alat listrik seperti generator, transformator, saluran transmisi,

Lebih terperinci

BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon

BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) 3 4.1 Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon Untuk menjalankan operasi produksi pada PT. Krakatau Steel

Lebih terperinci

12 Gambar 3.1 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan ol

12 Gambar 3.1 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan ol BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengertian Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN

BAB IV HASIL PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN BAB IV HASIL PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN 4.1 Hasil 4.1.1 Proses Perancangan Instalasi Penerangan Perancangan instalasi penerangan di awali dengan pemilian tipe lampu, penetapan titik lampu, penentuan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Gardu Distribusi Pengertian umum Gardu Distribusi tenaga listrik yang paling dikenal adalah suatu bangunan gardu listrik berisi atau terdiri dari instalasi Perlengkapan

Lebih terperinci

STANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN KUBIKEL TM 20 KV

STANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN KUBIKEL TM 20 KV STANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN KUBIKEL TM 20 KV JENIS GARDU 1. Gardu Portal Gardu Distribusi Tenaga Listrik Tipe Terbuka ( Out-door ), dengan memakai DISTRIBUSI kontruksi dua tiang atau lebih

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). b. Letak titik sumber (pembangkit) dengan titik beban tidak selalu berdekatan.

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). b. Letak titik sumber (pembangkit) dengan titik beban tidak selalu berdekatan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar Distribusi Dan Instalasi Secara sederhana Sistem Distribusi Tenaga Listrik dapat diartikan sebagai sistem sarana penyampaian tenaga listrik dari sumber ke pusat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Instalasi Listrik Instalasi listrik adalah saluran listrik beserta gawai maupun peralatan yang terpasang baik di dalam maupun diluar bangunan untuk menyalurkan arus

Lebih terperinci

Analisa Perancangan Gardu Induk Sistem Outdoor 150 kv di Tallasa, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan

Analisa Perancangan Gardu Induk Sistem Outdoor 150 kv di Tallasa, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan JURNAL DIMENSI TEKNIK ELEKTRO Vol. 1, No. 1, (2013) 37-42 37 Analisa Perancangan Gardu Induk Sistem Outdoor 150 kv di Tallasa, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan Samuel Marco Gunawan, Julius Santosa Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT Pada bab sebelumnya telah diuraikan konsep rancangan dan beberapa teori yang berhubungan dengan rancangan ACOS (Automatic Change Over Switch) pada AC (Air Conditioning)

Lebih terperinci

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR M. Hariansyah 1, Joni Setiawan 2 1 Dosen Tetap Program Studi Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN DESAIN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK

BAB III METODOLOGI DAN DESAIN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK BAB III METODOLOGI DAN DESAIN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK 3.1 METODOLOGI DAN DESAIN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK Perancangan distribusi energi listrik adalah dengan menetapkan dan menggambarkan diagram satu

Lebih terperinci

BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA. daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda

BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA. daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda 25 BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA 3.1 Pengertian Faktor Daya Listrik Faktor daya (Cos φ) dapat didefinisikan sebagai rasio perbandingan antara daya aktif (watt) dan daya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian 3.1.1. Metode Observasi Metode observasi dimasudkan untuk mengadakan pengamatan terhadap subyek yang akan diteliti, yaitu tentang perencanaan sistem

Lebih terperinci

BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 4.1. Sistem Distribusi Listrik Dalam sistem distribusi listrik gedung Emporium Pluit Mall bersumber dari PT.PLN (Persero) distribusi DKI Jakarta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Perencanaan instalasi listrik membutuhkan analisis yang terus-menerus dan komprehensip untuk menilai keberhasilan sistem dan untuk menentukan kefektifan dalam pengembangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DASAR-DASAR PERANCANGAN KABEL INSTALASI LISTRIK 2.1.1 Kuat Aus Listrik Kuat arus listrik merupakan objek yang menjadi pokok permasalahan dalam perancangan kabel instalasi listrik.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun hasil studi yang dikaji oleh penulis dari pemasangan gardu portal type

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun hasil studi yang dikaji oleh penulis dari pemasangan gardu portal type 39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Adapun hasil studi yang dikaji oleh penulis dari pemasangan gardu portal type GARPOL/GP6 di lokasi HOTEL AMARIS Jl. Cimanuk No. 14 Bandung, meliputi : 4.1.1 Tiang

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery Unit V Balikpapan selama 2 bulan mulai tanggal 1 November 2016 sampai tanggal 30 Desember

Lebih terperinci

DTG1I1. Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB. By Dwi Andi Nurmantris

DTG1I1. Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB. By Dwi Andi Nurmantris DTG1I1 Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB By Dwi Andi Nurmantris OUTLINE 1. KWH Meter 2. ACPDB TUGAS 1. Jelaskan tentang perangkat dan Instalasi Listrik di rumah-rumah!

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator, BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK II.1. Sistem Tenaga Listrik Struktur tenaga listrik atau sistem tenaga listrik sangat besar dan kompleks karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1 Umum BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Kehidupan moderen salah satu cirinya adalah pemakaian energi listrik yang besar. Besarnya pemakaian energi listrik itu disebabkan karena banyak dan beraneka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING 2.1 Jenis Gangguan Hubung Singkat Ada beberapa jenis gangguan hubung singkat dalam sistem tenaga listrik antara lain hubung singkat 3 phasa,

Lebih terperinci

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Umum Berdasarkan standard operasi PT. PLN (Persero), setiap pelanggan energi listrik dengan daya kontrak di atas 197 kva dilayani melalui jaringan tegangan menengah

Lebih terperinci

INSTALASI CAHAYA. HASBULLAH, S.Pd. MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI

INSTALASI CAHAYA. HASBULLAH, S.Pd. MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI INSTALASI CAHAYA HASBULLAH, S.Pd. MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI JENIS INSTALASI LISTRIK Menurut Arus listrik yang dialirkan 1. Instalasi Arus Searah (DC) 2. Instalasi Arus Bolak-Balik (AC) Menurut Pemakaian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Daya 2.1.1 Pengertian Daya Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Gedung Keuangan Negara Yogyakarta merupakan lembaga keuangan dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat serta penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT

RANCANG BANGUN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT RANCANG BANGUN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT BUILD DESIGN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT Tri Agus Budiyanto (091321063) Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Listrik Politeknik Negeri Bandung

Lebih terperinci

MAKALAH OBSERVASI DISTRIBUSI LISTRIK di Perumahan Pogung Baru. Oleh :

MAKALAH OBSERVASI DISTRIBUSI LISTRIK di Perumahan Pogung Baru. Oleh : MAKALAH OBSERVASI DISTRIBUSI LISTRIK di Perumahan Pogung Baru Oleh : I Gede Budi Mahendra Agung Prabowo Arif Budi Prasetyo Rudy Rachida NIM.12501241010 NIM.12501241013 NIM.12501241014 NIM.12501241035 PROGRAM

Lebih terperinci

CONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK

CONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK CONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang ( X ) pada huruf A, B, C, D atau E pada lembar jawaban

Lebih terperinci

Sistem Listrik Idustri

Sistem Listrik Idustri Skema Penyaluran Tenaga Listrik Sistem Listrik Idustri Oleh: Tugino, ST, MT Jurusan Teknik Elektro STTNAS Yogyakarta Tugino, ST MT STTNAS Yogyakarta 2 Sistem Listrik Industri Meliputi Generator Pembangkit

Lebih terperinci

Genset Diesel kva. Sub Distribution Panel = Panel utama distribusi listrik suatu zona tertentu, kapasitasdalam ampere.

Genset Diesel kva. Sub Distribution Panel = Panel utama distribusi listrik suatu zona tertentu, kapasitasdalam ampere. LVMDP / PUTR Low Voltage Main Distribution Panel / Panel Utama Tegangan Rendah = Pemutus sirkit utama tegangan rendah, kapasitas dalam ampere. Trafo Transformator step down dari tegangan menengah ke tegangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Flow Chart Pengujian Deskripsi sistem rancang rangkaian untuk pengujian transformator ini digambarkan dalam flowchart sebagai berikut : Mulai Peralatan Uji Merakit Peralatan

Lebih terperinci

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian

Lebih terperinci

SKRIPSI PERENCANAAN SISTEM INSTALASI TENAGA LISTRIK PADA GEDUNG DINAS TEKNIS - KUNINGAN

SKRIPSI PERENCANAAN SISTEM INSTALASI TENAGA LISTRIK PADA GEDUNG DINAS TEKNIS - KUNINGAN SKRIPSI PERENCANAAN SISTEM INSTALASI TENAGA LISTRIK PADA GEDUNG DINAS TEKNIS - KUNINGAN Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam melengkapi gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Dadi

Lebih terperinci

atau pengaman pada pelanggan.

atau pengaman pada pelanggan. 16 b. Jaringan Distribusi Sekunder Jaringan distribusi sekunder terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik cabang menuju beban (Lihat Gambar 2.1). Sistem distribusi

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI

LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI Oleh: OFRIADI MAKANGIRAS 13-021-014 KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MANADO 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Studi Kasus Gambar 4.1 Ilustrasi studi kasus Pada tahun 2014 telah terjadi gangguan di sisi pelanggan gardu JTU5 yang menyebabkan proteksi feeder Arsitek GI Maximangando

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB 252 Oleh Vigor Zius Muarayadi (41413110039) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Sistem proteksi jaringan tenaga

Lebih terperinci

BAB III DEFINISI DAN PRINSIP KERJA TRAFO ARUS (CT)

BAB III DEFINISI DAN PRINSIP KERJA TRAFO ARUS (CT) BAB III DEFINISI DAN PRINSIP KERJA TRAFO ARUS (CT) 3.1 Definisi Trafo Arus 3.1.1 Definisi dan Fungsi Trafo Arus (Current Transformator) yaitu peralatan yang digunakan untuk melakukan pengukuran besaran

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN KONSTRUKSI CORE PADA TRANSFORMATOR. DISTRIBUSI 20/0,4 kv, 315 kva. (Aplikasi Di PT Trafoindo Prima Perkasa)

BAB IV PEMBAHASAN KONSTRUKSI CORE PADA TRANSFORMATOR. DISTRIBUSI 20/0,4 kv, 315 kva. (Aplikasi Di PT Trafoindo Prima Perkasa) BAB IV PEMBAHASAN KONSTRUKSI CORE PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20/0,4 kv, 315 kva (Aplikasi Di PT Trafoindo Prima Perkasa) 4.1. Penentuan dimensi core Transformator Distribusi 20 / 0,4 kv dengan Konstruksi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. Dalam merancang jaringan listrik suatu bangunan atau area terlebih dahulu

BAB IV ANALISA. Dalam merancang jaringan listrik suatu bangunan atau area terlebih dahulu BAB IV ANALISA 4.1. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Listrik Dalam merancang jaringan listrik suatu bangunan atau area terlebih dahulu dilakukan penaksiran atas beban total seluruh bangunan. Beban total dapat

Lebih terperinci

D. Relay Arus Lebih Berarah E. Koordinasi Proteksi Distribusi Tenaga Listrik BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN...

D. Relay Arus Lebih Berarah E. Koordinasi Proteksi Distribusi Tenaga Listrik BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... v MOTTO... vi HALAMAN PERSEMBAHAN... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiv INTISARI...

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN SISTEM PENGAMANNYA

BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN SISTEM PENGAMANNYA BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN SISTEM PENGAMANNYA BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN SISTEM PENGAMANNYA 2.1 Umum Transformator merupakan suatu perangkat listrik yang berfungsi untuk mentransformasikan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP

PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP Posted on December 6, 2012 PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP I. TUJUAN 1. Mampu merancang instalasi penerangan satu fasa satu grup. 2. Mengetahui penerapan instalasi penerangan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK

TUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK TUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar-Dasar Sistem Proteksi 1 Sistem proteksi adalah pengaman listrik pada sistem tenaga listrik yang terpasang pada : sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga, transmisi

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK PADA SUTERA, TANGERANG

PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK PADA SUTERA, TANGERANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK PADA MALL@ALAM SUTERA, TANGERANG Diajukan guna melengkapi sebagai syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun oleh : Nama : Lolly Immanuel

Lebih terperinci

REKONSTRUKSI PANEL DISTRIBUSI DAYA LISTRIK PP-IB LABORATURIUM INSTALASI LISTRIK POLBAN MENURUT STANDAR SNI PUIL 2000

REKONSTRUKSI PANEL DISTRIBUSI DAYA LISTRIK PP-IB LABORATURIUM INSTALASI LISTRIK POLBAN MENURUT STANDAR SNI PUIL 2000 REKONSTRUKSI PANEL DISTRIBUSI DAYA LISTRIK PP-IB LABORATURIUM INSTALASI LISTRIK POLBAN MENURUT STANDAR SNI PUIL 2000 Fajar Septiansyah (091321076) Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI. Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang

BAB IV IMPLEMENTASI. Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang BAB IV IMPLEMENTASI Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang telah dijabarkan pada bab III yaitu perancangan sistem ATS dan AMF di PT. JEFTA PRAKARSA PRATAMA dengan mengambil

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar Distribusi Dan Instalasi Sistem distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik

Lebih terperinci

PEKERJAAN PANEL. INSTALASI P-PLN MCCB 3P, 63 A Accessories & Termination Box Panel PEKERJAAN MDP

PEKERJAAN PANEL. INSTALASI P-PLN MCCB 3P, 63 A Accessories & Termination Box Panel PEKERJAAN MDP URAIAN PEKERJAAN PEKERJAAN PANEL INSTALASI P-PLN MCCB 3P, 63 A Accessories & Termination Box Panel PEKERJAAN MDP Pengadaan dan pemasangan MDP,dengan komponen panel, sbb : Mgs 3P, 63 A MCCB 3P, 320 A MCCB

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh. BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Pada dasarnya dalam sistem tenaga listrik, dikenal 3 (tiga) bagian utama seperti pada gambar 2.1 yaitu : a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN INSTALASI DAN EFEK EKONOMIS YANG DIDAPAT

BAB IV ANALISA PERANCANGAN INSTALASI DAN EFEK EKONOMIS YANG DIDAPAT BAB IV ANALISA PERANCANGAN INSTALASI DAN EFEK EKONOMIS YANG DIDAPAT 4.1. Perancangan Instalasi dan Jenis Koneksi (IEEE std 18-1992 Standard of shunt power capacitors & IEEE 1036-1992 Guide for Application

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi Sistem distribusi merupakan keseluruhan komponen dari sistem tenaga listrik yang menghubungkan secara langsung antara sumber daya yang besar (seperti gardu transmisi)

Lebih terperinci

BAB III ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)

BAB III ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP) BAB III ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP) 3.1 Alat Ukur Listrik Besaran listrik seperti arus, tegangan, daya dan lain sebagainya tidak dapat secara langsung kita tanggapi dengan panca indra kita. Untuk

Lebih terperinci

Perhitungan dan Pemilihan Trafo Pabrik 1. Perhitungan Trafo

Perhitungan dan Pemilihan Trafo Pabrik 1. Perhitungan Trafo Perhitungan dan Pemilihan Trafo Pabrik 1. Perhitungan Trafo Jumlah kebutuhan beban: S total = 1500 kva + 1500 kva + 1500 kva + 1500 kva + 1500 kva = 7,5 MVA Perhitungan beban maksimum : Daya Total = FK

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya

BAB IV ANALISA DATA. Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya BAB IV ANALISA DATA Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya Genset di setiap area pada Project Ciputra World 1 Jakarta, maka dapat digunakan untuk menentukan parameter setting

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti 6 BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN 2.1 Sistem Tenaga Listrik Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti PLTA, PLTU, PLTD, PLTP dan PLTGU kemudian disalurkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Dasar MCB MCB (Miniature Circuit Breaker) atau pemutus tenaga berfungsi untuk memutuskan suatu rangkaian apabila ada arus yamg mengalir dalam rangkaian atau beban listrik

Lebih terperinci

LAPORAN PERENCANAAN INSTALASI SISTEM INSTALASI ARUS KUAT ( LAK )

LAPORAN PERENCANAAN INSTALASI SISTEM INSTALASI ARUS KUAT ( LAK ) LAPORAN PERENCANAAN INSTALASI SISTEM INSTALASI ARUS KUAT ( LAK ) PROYEK : KANTOR DAN HUNIAN PT. MANDALA MULTI FINANCE JALAN MENTENG RAYA JAKARTA 22 JULI 2009 DAFTAR ISI HAL 1.0. DAFTAR ISI EL - 1 2.0.

Lebih terperinci

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE I. TUJUAN 1. Praktikan dapat mengetahui jenis-jenis saklar, pemakaian saklar cara kerja saklar. 2. Praktikan dapat memahami ketentuanketentuan instalasi

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI.

BAB III DASAR TEORI. 13 BAB III DASAR TEORI 3.1 Pengertian Cubicle Cubicle 20 KV adalah komponen peralatan-peralatan untuk memutuskan dan menghubungkan, pengukuran tegangan, arus, maupun daya, peralatan proteksi, dan control

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Proteksi Sistem proteksi merupakan sistem pengaman yang terpasang pada sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga transmisi tenaga listrik dan generator listrik.

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR DAN DATA

BAB III TEORI DASAR DAN DATA BAB III TEORI DASAR DAN DATA 3.1. MENENTUKAN JARAK ARRESTER Analisis data merupakan bagian penting dalam penelitian, karena dengan analisis data yang diperoleh mampu memberikan arti dan makna untuk memecahkan

Lebih terperinci

1. KONSEP DASAR GARDU DISTRIBUSI

1. KONSEP DASAR GARDU DISTRIBUSI GARDU DISTRIBUSI 1. KONSEP DASAR GARDU DISTRIBUSI 1.1. Gardu listrik pada dasarnya adalah rangkaian dari suatu peralatan hubung bagi : PHB tegangan menegah PHB tegangan rendah Masing-masing dilengkapi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Tenaga Listrik adalah sistem penyediaan tenaga listrik yang terdiri dari beberapa pembangkit atau pusat listrik terhubung satu dengan

Lebih terperinci

UTILITAS BANGUNAN. Tjahyani Busono

UTILITAS BANGUNAN. Tjahyani Busono UTILITAS BANGUNAN Tjahyani Busono UTILITAS BANGUNAN INSTALASI KELISTRIKAN DI BANDUNG TV STASIUN TELEVISI BANDUNG TV JL. SUMATERA NO. 19 BANDUNG SISTEM INSTALASI LISTRIK Sistim kekuatan / daya listrik Sistim

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN GENSET. Genset yang akan dipasang di PT. Aichitex Indonesia sebagai sumber energi

BAB III PERANCANGAN GENSET. Genset yang akan dipasang di PT. Aichitex Indonesia sebagai sumber energi BAB III PERANCANGAN GENSET 3.1 SPESIFIKASI GENSET Genset yang akan dipasang di PT. Aichitex Indonesia sebagai sumber energi listrik cadangan adalah terdiri dari 2 ( dua ) unit generating set yang memiliki

Lebih terperinci

RANCANGAN BUS BAR PERANGKAT HUBUNG BAGI (PHB) LISTRIK BANGUNAN IRADIATOR GAMMA KAPASITAS 200 kci-prfn.

RANCANGAN BUS BAR PERANGKAT HUBUNG BAGI (PHB) LISTRIK BANGUNAN IRADIATOR GAMMA KAPASITAS 200 kci-prfn. RANCANGAN BUS BAR PERANGKAT HUBUNG BAGI (PHB) LISTRIK BANGUNAN IRADIATOR GAMMA KAPASITAS 200 kci-prfn. Tukiman, Edy Karyanta Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir- BATAN Gedung 71, Kawasan PUSPIPTEK Serpong,Tangerang

Lebih terperinci

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Awalnya energi listrik dibangkitkan di pusat-pusat pembangkit listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP dan PLTD dengan tegangan menengah 13-20 kv. Umumnya pusat

Lebih terperinci

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta - Circuit Breaker (CB) 1. MCB (Miniatur Circuit Breaker) 2. MCCB (Mold Case Circuit Breaker) 3. NFB (No Fuse Circuit Breaker) 4. ACB (Air Circuit Breaker) 5. OCB (Oil

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN. fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN. fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1 Umum Untuk menganalisa kegagalan pengasutan pada motor induksi 3 fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung ( visual ) terhadap motor induksi

Lebih terperinci

Distribution of Electrical Energy. Presented by: Diko Harneldo Firman Budiyanto Rengga A. Prasetyo Yudith Irawan

Distribution of Electrical Energy. Presented by: Diko Harneldo Firman Budiyanto Rengga A. Prasetyo Yudith Irawan Distribution of Electrical Energy Presented by: Diko Harneldo Firman Budiyanto Rengga A. Prasetyo Yudith Irawan Presentation Outline Distribution System Distribution System Consideration Type of Electrical

Lebih terperinci

Koreksi Faktor Daya. PDF created with FinePrint pdffactory trial version

Koreksi Faktor Daya. PDF created with FinePrint pdffactory trial version Bab 10 Koreksi Faktor Daya Apa yg dimaksud faktor daya arus listrik yang digunakan oleh hampir semua perlengkapan arus listrik bolak-balik dapat dibedakan menjadi dua bagian : q arus listrik yang dikonversikan

Lebih terperinci

BAB III. PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA (COS φ) DAN PERHITUNGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF

BAB III. PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA (COS φ) DAN PERHITUNGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF BAB III PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA (COS φ) DAN PERHITUNGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF 3.1. Perancangan Perbaikan Faktor Daya ( Power Factor Correction ) Seperti diuraikan pada bab terdahulu, Faktor

Lebih terperinci

BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR

BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR 2.1 UMUM Transformator (trafo ) merupakan piranti yang mengubah energi listrik dari suatu level tegangan AC lain melalui gandengan magnet berdasarkan prinsip induksi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR Perencanaan Instalasi Listrik Di Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT.Salim Ivomas Pratama

TUGAS AKHIR Perencanaan Instalasi Listrik Di Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT.Salim Ivomas Pratama TUGAS AKHIR Perencanaan Instalasi Listrik Di Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT.Salim Ivomas Pratama Diajukan guna melengkapi sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA 32 BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA 4.1 Deskripsi Perancangan Dalam perancangan ini, penulis akan merancang genset dengan penentuan daya genset berdasar beban maksimum yang terukur pada jam 14.00-16.00 WIB

Lebih terperinci

BAB III GARDU DISTRIBUSI

BAB III GARDU DISTRIBUSI BAB III GARDU DISTRIBUSI 3.1 Pendahuluan Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik.sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk

Lebih terperinci

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian

Lebih terperinci

Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK

Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK RANCANG BANGUN PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED FORWARD REVERSE MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20DR-A Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENGUJIAN

BAB 3 METODE PENGUJIAN 28 BAB 3 METODE PENGUJIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai metode yang dilakukan dalam pengujian, peralatan dan rangkaian yang digunakan dalam pengujian, serta jalannya pengujian. 3.1 Peralatan dan

Lebih terperinci