ARSITEKTUR PERTAMANAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ARSITEKTUR PERTAMANAN"

Transkripsi

1 PENGANTAR Materi 7 ARSITEKTUR PERTAMANAN Bambang B. Santoso Semester Genap Tahun Ajaran 2009/2010

2 PROSES PERANCANGAN TAMAN Bambang B. Santoso 10 April, 2010

3 PROSES PERANCANGAN TAMAN TUJUAN BELAJAR BAB INI : Mampu menyebutkan beberapa prinsip-prinsip dalam perancangan Mampu menjelaskan aspek penerapan prinsip perancangan dalam merancang desain taman Mampu menjelaskan dan memahami suatu proses pembuatan desain (perancangan) taman Mampu menyebutkan dan kemudian menjelaskan macam atau ragam desain 3

4 SUB POKOK BAHASAN Pengantar Prinsip dan Proses Perancangan Prinsip Perancangan Proses Perancangan Ragam Bentuk Rancangan 4

5 PENGANTAR Mendesain berarti membuat pola atau skema atau merancang dan merencana, atau memilih dan mengatur atau mengorganisir sesuatu. Secara sederhana, mendesain diartikan sebagai pekerjaan merancang untuk memproduksi suatu karya; secara khusus, mendesain adalah suatu seni untuk menghasilkan suatu karya yang indah, menarik dan memuaskan. 5

6 A. PENGANTAR 6 Desain dimulai dgn ide (konsep), kemudian dinyatakan dgn bahasa teknis utk diterjemahkan oleh pembuat/pelaksana/produsen sehingga terciptalah suatu produk yg diharapkan dpt dinikmati dan disukai oleh pemakai/konsumen. Tujuan pembuatan desain, agar terciptanya suatu karya yg fungsional (the way they are meant to be used) dan estetis/indah (the way they are look), yg menyenangkan, memuaskan dan menyamankan hati penggunanya. Jadi, tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan harkat manusia.

7 PENGANTAR Tanpa memperhatikan apa yg dirancang atau siapa yg terlibat di dalamnya, perancang selalu memiliki tujuan yg sama, yaitu menerjemahkan program pemberi tugas menjadi sebuat bangunan (taman). Semua tahapan proses perancangan tersebut meliputi langkah-langkah : a) merumuskan persoalan, b) mengembangkan pilihan, c) menilai, d) memilih dan e) berkomunikasi. 7

8 PENGANTAR Mendesain dpt dikatakan suatu pekerjaan yg merupakan perpaduan antara karya seni dan karya ilmiah. Seni akan berhubungan dengan penampilan dan bentuk, yg keduanya akan baik bilamana komposisinya sesuai dan selaras. Sebagai Ilmu karena diperlukan utk mendukung terciptanya karya yg nyaman, praktis, ekonomis dan berdaya tahan tinggi. Persyaratan seni dan ilmu itulah yg diperlukan untuk suatu produk desain dibentuk. 8

9 B. PRINSIP DAN PROSES PERANCANGAN PRINSIP PERANCANGAN Kata desain (design). Makna dari kata tsb dlm bahasa Indonesia adalah perancangan atau pola atau ripta. Desain merupakan suatu proses pengorganisasian unsur garis, bentuk, ukuran, warna, tekstur, bunyi, cahaya, aroma, dan unsur-unsur desain lainnya sehingga tercipta suatu hasil karya seni tertentu. 9

10 PRINSIP PERANCANGAN Keberhasilan sebuah taman utk tampil baik ditentukan oleh kualitasnya, sedangkan kualitas taman sangat ditentukan oleh kualitas desainnya. Jadi, harus dimengerti tentang apa itu desain dan bagaimana mendesain dgn baik. Agar dpt tercapai suatu perancangan/desain dlm arsitektur pertamanan yg baik, maka suatu prinsip perancangan/prinsip desain perlu dipahami. Setelah paham terhadap prinsip perancangan, maka perancangan suatu taman diperlukan dan pada akhirnya perwujudan taman akan tercapai. 10

11 PRINSIP PERANCANGAN Bukan berarti bilamana sudah ada unsur taman dan unsur perancangan, sudah berarti scr otomatis taman akan jadi. Akan tetapi mendesain taman memerlukan suatu pedoman yg berguna utk mengatur dan mengkreasikan elemen taman dgn keragaman elemen perancangannya. Dalam perancangan, pedoman tersebut disebut sbg Prinsip Desain atau Prinsip Perancangan 11

12 PRINSIP PERANCANGAN Terdapat lima prinsip desain dlm suatu desain/ perancangan taman. Kreasi dan imajinasi pertamanan sangat tergantung pada ketrampilan desainer atau perancang atau arsiteknya. Kelima prinsip dasar perancangan tersebut menentukan dan mempengaruhi perencanaan perancangan. Berikut adalah prinsip perancangan : 12

13 Tema Tema merupakan unsur pemersatu (Unity) unsur desain dlm taman. Karakter suatu taman ditentukan oleh tema ini. Oki, tema sangat penting, sebab dgn adanya tema, suatu taman akan memiliki identitas. Untuk mencapai suatu tema tertentu yang diinginkan, dpt dilakukan dgn pengulangan atau penyatuan unsur desain. 13

14 Tema Kesatuan (Unity) adalah pengorganisasian antara bbp unsur yg saling bergantung satu sama lainnya, tidak terpisahkan. Bilamana salah satu unsur memisahkan diri, maka itu berarti kesatuan tidak tercapai. Suatu komposisi yg baik harus memiliki kesatuan yg kompak antara unsur-unsur yg tersusun di dalamnya. 14

15 Tema Pengulangan thdp unsur desain merupakan upaya utk memunculkan taman memiliki tema tertentu. Taman berkesan informal dpt ditampilkan dgn pengulangan terhadap garis-garis organik (lengkung). Taman dgn tema hangat atau ceria, dpt dilakukan dgn pemilihan elemen taman yg memunculkan warna hangat secara berulang. Taman dgn tema harum, dpt dilakukan dgn mendominasikan atau pengulangan thdp tanamantanaman yg beraroma baik. 15

16 16 SIMPLICITY (mudah, sederhana)

17 17

18 Keseimbangan Keseimbangan perlu diterapkan dlm mewujudkan taman, sehingga keindahan taman tsb tdk menimbulkan kemonotonan pada satu titik saja. Taman harus memilki irama tekanan yg seimbang. Keseimbangan tsb dpt diterapkan dgn mengikuti pola-pola sbg berikut : 18

19 Keseimbangan Pola Simetris (formal) Keseimbangan dgn susunan elemen-elemen taman yg bila ditarik suatu sumbu maka akan membelah sama besar bagian kiri maupun kanan. Bobot visual (keseimbangan pandangan) dicapai oleh dukungan susunan elemen taman yg sama 19

20 Keseimbangan Pola Keseimbangan Informal (asimetris) Keseimbangan yg lebih cenderung atau condong ke satu arah saja. Elemen taman di satu sisi tidak sama persis dgn sisi lainnya, tetapi bobot visualnya tetap sama. Keseimbangan ini dpt pula memberikan kesan seimbang dgn pengaturan elemen taman. Jika di sisi yg satu volumenya lebih banyak diletakkan dekat sumbu, maka di sisi lainnya yg volumenya lebih sedikit diletakkan lebih jauh dari sumbunya. 20

21 Keseimbangan Pola Keseimbangan Proksimal/Distal Keseimbangan yg diperoleh dgn mengembangkan satu sisi taman untuk mengimbangi sisi lainnya dari taman bersangkutan. 21

22 22

23 Keseimbangan Pengaturan keseimbangan dpt dilakukan melalui komposisi warna dan tekstur elemen taman. Warna cerah seperti kuning merah dari sekelompok elemen taman di sisi yg satu dpt diimbangi dgn penempatan elemen taman berwarna hijau di sisi taman yg lainnya. Tekstur kasar memiliki bobot visual yg lebih tinggi sehingga tekstur kasar dari benda yg kecil dpt diimbangi oleh tekstur lembut dari benda yg lebih besar. 23

24 24

25 25

26 Skala Skala menjelaskan perbandingan antara elemen bangunan atau ruang dgn suatu elemen tertentu yg ukurannya sesuai bagi manusia. Skala, perbandingan antara elemen-elemen taman yg jauh dari manusia ttp perbandingannya dpt dirasakan secara visual dgn nyaman dan pas. Pengaturan perbandingan/skala yg perlu dilakukan adalah antara tanaman dgn bangunan; tanaman dgn tanaman lainnya; dan tanaman dgn manusia. 26

27 Terdapat dua macam skala umum Skala Manusia Perbandingan ukuran elemen bangunan atau ruang dgn dimensi tubuh manusia. Skala Generik Perbandingan ukuran elemen bangunan atau ruang terhadap elemen lain yg berhubungan dgn/atau di sekitarnya. 27

28 Skala Intim Skala yg kecil sehingga memberikan rasa terlindung bagi manusia yg berada di dalamnya. 1 < D/H < 2 H = tinggi D = jarak Suasana intim tsb dpt diciptakan dgn pengaturan skala ruang kecil, terlindung dari sekelilingnya dan perlindungan ini dpt menggunakan elemen lunak maupun elemen keras (hard ataupun soft material). 28

29 Skala Perkotaan Skala ruang yg dikaitkan dgn kota dan lingkungan manusianya sehingga menimbulkan rasa memiliki/betah. 1 < D/H < 2 H = tinggi D = jarak D/H = 1 = interaksi bangunan terlalu kuat sehingga ruang luarnya tidak terasa sebagai plaza D/H = 2 = perasaan terlingkup suatu plaza tidak ada 29 Oleh Yoshinobu Ashihara : D/H = 1 = ruang seimbang dlm perbandingan jarak dan bangunan D/H < 1 = ruang yg terbentuk terlalu sempit, terasa tertekan D/H > 1 = ruang terasa agak besar D/H = 4 = pengaruh ruang sudah tidak terasa

30 Skala Perkotaan Menurut D. Sprieregen, bilamana manusia berdiri dengan Keadaan skala D/H = 1 = cenderung memperhatikan detail daripada keseluruhan bangunan D/H = 2 = cenderung utk melihat bangunan sbg sebuah komponen keseluruhan bersama dgn detailnya D/H = 3 = bangunan dilihat dlm hubungannya dgn lingkungan D/H = 4 = bangunan dilihat sbg pembatas ke depan saja 30

31 31

32 32

33 Irama Merupakan perasaan yg menggambarkan suatu alur atau penelusuran suatu taman. Dapat dirasakan dgn menurutkan arah pandangan mata (bergerak) sesuai dgn irama tertentu dari suatu benda ke benda lainnya. Jadi dalam suatu pandangan taman, bila terlihat sesuatu tidak secara tiba-tiba muncul, itulah yg dikatakan sbg irama. 33

34 Irama Irama dlm perancangan juga dpt memecahkan kemonotonan yg membosankan. Bbrp bentuk elemen yg berbeda ukurannya atau bentuk yg disusun selang-seling atau cara peletakan yg bervariasi, dpt memberikan kesan atau perasaan gerak yg berirama. Dpt juga dikreasikan dgn menggunakan pola garis kontinyu, pengulangan, gradasi, dan radiasi. 34

35 Irama Garis kontinyu dan garis terputus-putus memiliki sifat yg mengalir. Contoh : jalan setapak yg membelok, jalur selokan, arah pagar, dan jalur topografi. Pengulangan suatu elemen desain (garis, bentuk, warna, tekstur, motif) dpt mengontrol gerak pandangan mata sehingga menuju titik tertentu. Pengulangan jajaran pohon tertentu (misalnya palm) yg tinggi akan memberikan kesan pandangan dari sisi ke sisi. 35

36 Irama Gradasi atau variasi memberikan efek pd mata untuk bergerak lebih kuat drpd pengulangan. Gradasi ketinggian tanaman dpt berupa tanaman yg paling pendek sbg tanaman terdepan dan tanaman tertinggi diletakkan paling belakang. Kesan tersebut dapat pula diatur dengan mengatur topografi, jika tinggi tanaman sama (seragam). 36

37 Pengaturan gradasi tanaman yg memiliki tinggi sama melalui pengaturan topografi Pengaturan gradasi elemen tanaman dgn penanaman tanaman yg berbeda tingginya Pengaturan elemen tanaman yg memberikan kesan irama garis lurus dan mengarahkan ke suatu titik. Nampak ada kemonotonan 37

38 38 Repetition (pengulangan)

39 39 SEQUENCE (urutan, susunan)

40 40 SEQUENCE (urutan, susunan)

41 41 Pengulangan dan Variasi

42 Titik Perhatian (point of interest) Titik perhatian, utk mengarahkan pandangan ke suatu arah yg menonjol, agar tidak membosankan. Titik perhatian ditujukan menunjukkan kelebihan dari suatu pandangan (taman). Titik perhatian dpt menggugah semangat, menghidupkan suasana, dan mendobrak kejenuhan. Kesan ini diperoleh dgn membuat kontras atau membuat pola susunan tertentu, atau dgn memberikan tekanan (emphasis) atau aksen pada suatu titik pandang taman. 42

43 Titik Perhatian (point of interest) Titik perhatian dpt berupa warna gelap atau warna terang, kontras dari tekstur atau penonjolan dari suatu bentuk dgn tujuan memberikan variasi. Tekanan dpt pula diciptakan dgn pengaturan suatu penonjolan bentuk pohon, gedung atau benda lainnya. Unsur yg menyebabkan kesan kontras itu, diterapkan tdk berlebihan, karena justru bukan kontras dan akan mengacaukan tema. Oki, perlu perasaan yg kuat utk menentukan kontras ini. 43

44 44 Focal point

45 45 Focal point

46 46 Focal point

47 47

48 PROSES PERANCANGAN Prosesi pembuatan perancangan suatu taman meliputi langkah-langkah analisis data, perencanaan, dan perancangan gambar. Proses pembuatan perancangan dilakukan atau dikerjakan di studio dan hasil akhirnya berupa gambar (gambar denah, sketsa atau gambar perspektif ataupun bila diperlukan gambar potongan dan juga bentuk maket taman). 48

49 PROSES PERANCANGAN Data hasil inventarisasi kemudian dianalisis utk mengetahui potensi dan hambatan yg ada. Data potensi dibuat terpisah dgn data hambatan. Pada tahapan ini, seorang perancang (desainer) telah menggambarkan keadaan siatuasi dgn sketsasketsa atau diagram. Analisis data diperuntukan mencari jalan keluar bagi masalah atau kendala yg ada. Hasil sintesis merupakan dasar perencanaan dan perancangan yg akan menentukan ukuran taman, bentuk taman, jenis dan keragaman elemen taman hingga intensitas pemeliharaan. 49

50 PROSES PERANCANGAN Perancangan merupakan langkah akhir dari proses pembuatan desain taman dan akhir pekerjaan studio. Perancangan merupakan langkah kelanjutan perencanaan dgn menggambarkan konsep-konsep yg lebih detail. Dalam gambar desain, tanaman maupun elemen taman lainnya telah nampak jumlah maupun ukuran fisiknya. Dari detail gambar diketahui jenis tanaman yg akan digunakan, ukuran, warna, spesifikasi bahan keras (bangunan taman) lainnya. Dokumen ini disebut sbg Rencana Induk (Final Site Development Plan Master Plan ). 50

51 client psychologist users architect Building Problem contractor financier enginer manufacturer 51

52 Program Schematic Design Preliminary Design Design Development Contract Document Shop Drawings Construction Problem Definition Developing Alternatives Evaluating Alternatives Selection Communication Design Criteria 52

53 C. RAGAM BENTUK RANCANGAN Secara umum dikenal dua macam/ragam desain, desain formal (simetris), desain informal (alami atau asimetris). Kedua macam desain ini masing-masing dpt digunakan sesuai dgn tujuan dan kesan akhir yg ingin dicapai oleh desainer (perancang), pemilik atau pengguna taman. Namun, kenyataan di lapang banyak ragam taman yg diperoleh dari menkombinasikan kedua desain utama ini. 53

54 Desain Formal Desain formal biasanya dirancang utk suatu taman yg ingin mengesankan sifat resmi. Oki, penampakan bentuknya serba simetris (bagian kiri dan kanan desain sama), garisnya serba tegas dan lebih banyak menggunakan pola geometris (garis lurus). Pelaksanaan pembuatan taman bergaya formal biasanya lebih sulit, karena taman dibuat sebangun dan bagian tengah taman sebagai titik perhatian. Pemilihan tanaman juga sangat selektif dalam hal bentuk, ukuran, tekstur maupun warna. 54

55 Desain Informal Desain informal biasanya dirancang untuk memperoleh kesan alami sehingga penampakan bentuknya tidak simetris, tampak lebih bebas dan dinamis, garis-garis menggunakan pola organis (garis lengkung). Pemilihan elemen taman seperti tanaman amaupun bangunan tanam lainnya sangat fleksibel. 55

56 Berdasarkan tujuan penggunaan elemen tanaman, desain taman dalam ruang dibedakan dua macam, yaitu : 1. Desain taman yg dibentuk oleh elemen tanaman secara individu dlm pot/wadah lainnya. Desain macam ini biasanya diterapkan pd ruang bagian rumah tinggal, perkantoran, hotel, ataupun pusat perbelanjaan sbg bahan dekorasi dan keindahan. Selain dari pada itu berfungsi pula sbg pembatas ruang, penutup pandangan, dan sbg pengarah. 56

57 57 2. Desain taman yg dibentuk oleh elemen tanaman secara berkelompok (massal). Desain semacam ini sering kali dipakai sbg upaya pembuatan taman bongkar pasang pada acaraacara seperti resepsi perkawinan ataupun seminar. Pemasangan sejumlah tanaman scr masal dpt bersifat sementara ataupun semi permanen. Jika semi permanen, biasanya tanaman ditanam dlm suatu wadah berukuran besar yg dpt menampung lebih dari satu macam/jenis tanaman.

58 58

59 59 DAFTAR PUSTAKA Arifin, Nurhayati H.S. dan Hadi S. A., Pembuatan Taman dalam Ruang. Dalam Taman Dalam Ruang. Penebar Swadaya. h: Hakim, R., Unsur Perancangan dalam Arsitektur Lansekap. Penerbit PT Bina Aksara, Jakarta.h:54-66, 88-92, Hakim, R., Penyajian dan Tahapan Perancangan Arsitektur Lansekap. Penerbit Universitas Trisakti Sulistyantara, B., Taman Rumah Tinggal. Penebar Swadaya.h:4-42. Wang, TC., Gambar Denah dan Potongan. Penerbit Erlangga.h:7-21. Wilson, DA., Thomas J. W and Wayne G. T,? Planning and Designing Your Home Landscape. University Of Wisconsin-Extension.

60 60

Garden Design MENDISAIN TAMAN SEBAGAI BAGIAN DARI LANSEKAP BERKELANJUTAN

Garden Design MENDISAIN TAMAN SEBAGAI BAGIAN DARI LANSEKAP BERKELANJUTAN Garden Design MENDISAIN TAMAN SEBAGAI BAGIAN DARI LANSEKAP BERKELANJUTAN Bambang B. Santoso Fakultas Pertanian UNRAM Sustainable Landscape Design (desain taman yg berkelanjutan) diperlukan : Taman dpt

Lebih terperinci

PENGANTAR ARSITEKTUR PERTAMANAN

PENGANTAR ARSITEKTUR PERTAMANAN Materi 4 PENGANTAR ARSITEKTUR PERTAMANAN Bambang B. Santoso Semester Genap Tahun Ajaran 2009/2010 3 April 2010 PENGANTAR DAN APLIKASI SENI DALAM GAMBAR TUJUAN BELAJAR BAB INI : Mampu menyebutkan beberapa

Lebih terperinci

ARSITEKTUR PERTAMANAN

ARSITEKTUR PERTAMANAN PENGANTAR Materi 5 ARSITEKTUR PERTAMANAN Bambang B. Santoso Semester Genap Tahun Ajaran 2009/2010 Bambang B. Santoso 10 April 2010 MERANCANG JADUAL KERJA PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TAMAN MERANCANG JADUAL

Lebih terperinci

ARSITEKTUR PERTAMANAN

ARSITEKTUR PERTAMANAN PENGANTAR Materi 8 ARSITEKTUR PERTAMANAN Bambang B. Santoso Semester Genap Tahun Ajaran 2009/2010 PENGERJAAN PEMBUATAN TAMAN Bambang B. Santoso 8 Mei 2010 PENGERJAAN PEMBUATAN TAMAN TUJUAN BELAJAR BAB

Lebih terperinci

ARSITEKTUR PERTAMANAN

ARSITEKTUR PERTAMANAN PENGANTAR Materi 10 ARSITEKTUR PERTAMANAN Bambang B. Santoso Fakultas Pertanian UNRAM MENDISAIN LANSEKAP BERKELANJUTAN Bambang B. Santoso Semester Genap Tahun Ajaran 2009/2010 Fungsional Mudah dipelihara

Lebih terperinci

HORTIKULTURA LANSEKAP

HORTIKULTURA LANSEKAP HORTIKULTURA LANSEKAP Materi 7 HORTIKULTURA LANSEKAP Bambang B. Santoso Semester Genap Tahun Ajaran 2009/2010 TAMAN DEKORASI Bambang B. Santoso 6 Mei 2010 Setelah mengikuti kuliah materi Pokok Bahasan

Lebih terperinci

HORTIKULTURA LANSEKAP

HORTIKULTURA LANSEKAP Materi 7 HORTIKULTURA LANSEKAP Bambang B. Santoso Semester Genap Tahun Ajaran 2009/2010 TAMAN DEKORASI Bambang B. Santoso 6 Mei 2010 Setelah mengikuti kuliah materi Pokok Bahasan ini, mahasiswa diharapkan

Lebih terperinci

HORTIKULTURA LANSEKAP

HORTIKULTURA LANSEKAP Materi 5 HORTIKULTURA LANSEKAP Bambang B. Santoso Semester Genap Tahun Ajaran 2010/2011 PEMBUATAN TAMAN (TINJAUAN ASPEK HORTIKULTURA) TUJUAN BELAJAR BAB INI : Mengetahui dan kemudian mampu menjelaskan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 27 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian ini menunjukkan kualitas estetika pohon-pohon dengan tekstur tertentu pada lanskap jalan dan rekreasi yang bervariasi. Perhitungan berbagai nilai perlakuan

Lebih terperinci

HORTIKULTURA LANSEKAP

HORTIKULTURA LANSEKAP Materi 2 Materi 5 HORTIKULTURA LANSEKAP Bambang B. Santoso Semester Genap Tahun Ajaran 2009/2010 PEMBUATAN TAMAN (TINJAUAN ASPEK HORTIKULTURA) TUJUAN BELAJAR BAB INI : Mengetahui dan kemudian mampu menjelaskan

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR Jolanda Srisusana Atmadjaja Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian karya arsitektur dapat dilakukan melalui

Lebih terperinci

TATA KERJA TEKNIK STUDIO DAN LAPANGAN

TATA KERJA TEKNIK STUDIO DAN LAPANGAN TATA KERJA TEKNIK STUDIO DAN LAPANGAN TUJUAN BELAJAR BAB INI : Mampu memahami dan kemudian mampu menjelaskan beberapa aspek teknik atau tata kerja studio Mampu memahami dan kemudian mampu menjelaskan beberapa

Lebih terperinci

HORTIKULTURA LANSEKAP (SKS 2/1)

HORTIKULTURA LANSEKAP (SKS 2/1) HORTIKULTURA LANSEKAP (SKS 2/1) Pokok Bahasan Pendahuluan (Tinjauan Umum) Tanaman Sebagai Unsur Lansekap Pengendalian Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Taman Pemeliharaan Taman Sub-Pokok Bahasan a.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran manusia makin meningkat dalam mencapai suatu prestasi yang tinggi, maka negara-negara yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Lanskap 2.2. Desain Lanskap

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Lanskap 2.2. Desain Lanskap 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Lanskap Menurut Eckbo dalam Laurie (1985), arsitektur lanskap merupakan bagian dari kawasan lahan yang dibangun atau dibentuk oleh manusia, di luar bangunan, jalan,

Lebih terperinci

BAGIAN 5 DASAR PERANCANGAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

BAGIAN 5 DASAR PERANCANGAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL BAGIAN 5 DASAR PERANCANGAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL Pada bagian ini akan dibahas secara lebih mendalam hal-hal yang berkaitan dengan dasar perancangan media iklan dan komunikasi visual, yang meliputi;

Lebih terperinci

Gambar: 5. 5a. Pasar Bali

Gambar: 5. 5a. Pasar Bali Kelompok lukisan yang secara utuh mengalami pembaharuan pada bidang tema, proporsi, anatomi plastis, pewarnaan, dan sinar bayangan dalam lukis Pita Maha Oleh: Drs. I Dewa Made Pastika a. Judul lukisan

Lebih terperinci

Prinsip Desain poster

Prinsip Desain poster Desain Poster Pengertian Poster Poster adalah gambar pada selembar kertas berukuran besar yang digantung atau ditempel di dinding atau permukaan lain. Poster merupakan alat untuk mengiklannkan sesuatu,

Lebih terperinci

[PENGANTAR DESAIN GRAFIS T.I D3-UDINUS

[PENGANTAR DESAIN GRAFIS T.I D3-UDINUS KOMBINASI UNSUR-UNSUR DESAIN 1.Jenis Kombinasi Unsur Desain Dalam memilih dan memadukan sejumlah unsur desain, seorang desainer hanya memiliki 4 (empat) kemungkinan atau paduan yang dapat dilakukannya.

Lebih terperinci

PENGANTAR ARSITEKTUR PERTAMANAN

PENGANTAR ARSITEKTUR PERTAMANAN Materi 3 PENGANTAR ARSITEKTUR PERTAMANAN Bambang B. Santoso Semester Genap Tahun Ajaran 2009/2010 PENGENALAN ELEMEN PEMBENTUK TAMAN TUJUAN BELAJAR BAB INI : Mampu menyebutkan dan kemudian menjelaskan macam-macam

Lebih terperinci

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 NIRMANA DUA DIMENSI Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 PENGERTIAN NIRMANA Berasal dari dua akar kata, yakni nir yang artinya

Lebih terperinci

BAB V PAMERAN A. DESAIN FINAL. Gambar 65. Diecast display tema jalan pegunungan 01 (Sumber: Dokumentasi pribadi)

BAB V PAMERAN A. DESAIN FINAL. Gambar 65. Diecast display tema jalan pegunungan 01 (Sumber: Dokumentasi pribadi) BAB V PAMERAN A. DESAIN FINAL Gambar 65. Diecast display tema jalan pegunungan 01 60 Gambar 66. Diecast display tema jalan Tol 61. Gambar 67. Diecast display tema jalan pegunungan 02 62 B. KONSEP PAMERAN

Lebih terperinci

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya PENERAPAN DESAIN DALAM RANGKAIAN BUNGA SEBAGAI PELENGKAP DEKORASI RUANG Arita Puspitorini PKK Abstrak, Bunga sejak dulu hingga kini memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, karena bunga dirangkai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Lingkup Arsitektur Lansekap Lansekap sebagai gabungan antara seni dan ilmu yang berhubungan dengan desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya merupakan

Lebih terperinci

TEORI VITRUVIUS : 3. FIRMITAS KEKUATAN

TEORI VITRUVIUS : 3. FIRMITAS KEKUATAN PENGANTAR ARSITEKTUR TEORI VITRUVIUS : 1. VENUSTAS KEINDAHAN 2. UTILITAS FUNGSIONAL 3. FIRMITAS KEKUATAN oleh : Ririn Dina Mutfianti PEMAHAMAN VENUSTAS DALAM DESAIN PADA DASARNYA DESAIN DAPAT DIPAHAMI

Lebih terperinci

ELEMEN RUANG SKALA BENTUK

ELEMEN RUANG SKALA BENTUK ELEMEN RUANG SKALA BENTUK 1 Literatur Tata Ruang Luar- Veronika Widi P, Agus Suparman 2 Skala dalam arsitektur adalah perbandingan antara elemen bangunan atau ruang dengan suatu elemen tertentu yang berhubungan

Lebih terperinci

MAKALAH PENDIDIKAN IPS SD 2. Penggunaan Media Grafis Bagan dalam Pembelajaran

MAKALAH PENDIDIKAN IPS SD 2. Penggunaan Media Grafis Bagan dalam Pembelajaran MAKALAH PENDIDIKAN IPS SD 2 Penggunaan Media Grafis Bagan dalam Pembelajaran Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan IPS SD 2 yang dibimbing oleh Roby Zulkarnain Noer, M.Pd dan Mety Toding

Lebih terperinci

dan perancangan konsep perencanaan 45 I BAB 4 Sehingga akan menimbulkan kemudahan akses terhadap perencanaan fasilitas panggung terbuka

dan perancangan konsep perencanaan 45 I BAB 4 Sehingga akan menimbulkan kemudahan akses terhadap perencanaan fasilitas panggung terbuka BAB 4 konsep perencanaan dan perancangan 4.1. KONSEP PERENCANAAN 4.1.1. Konsep Lokasi dan Site Lokasi yang diperuntukan bagi perencanaan panggung terbuka adalah di Taman Budaya Mataram dengan luas lahan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN NAMA MATA KULIAH/KODE DOSEN/KODE SEMESTER/SKS PROGRAM STUDI : ARSITEKTUR LANSEKAP : SRI HANDAYANI/2079 : TUJUH (5) /2 SKS : TEKNIK ARSITEKTUR D3 TUJUAN DAN DESKRIPSI MATA KULIAH:

Lebih terperinci

2. Sejarah Desain Interior

2. Sejarah Desain Interior 1. Pengertian Interior Menurut Francis D. K. Ching (Chng & Binggeli, 2012) interior desain adalah Interior design is the planning, layout, and design of the interior spaces within buildings. These physical

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Desain Grafis Desain grafis terdiri dari dua buah kata yaitu desain dan grafis, desain merupakan proses atau perbuatan dengan mengatur segala sesuatu sebelum bertindak

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Letak Geografis Site Site yang akan dibangun berlokasi di sebelah timur Jalan Taman Siswa dengan koordinat 07 o 48 41.8 LS 110 o 22 36.8 LB. Bentuk site adalah persegi panjang

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep utama yang mendasari Rancang Ulang Stasiun Kereta Api Solobalapan sebagai bangunan multifungsi (mix use building) dengan memusatkan pada sistem dalam melayani

Lebih terperinci

Bayanaka Canggu. tentang sebuah rumah peristirahatan di Bali, 2007 oleh: Fransiska Prihadi 1

Bayanaka Canggu. tentang sebuah rumah peristirahatan di Bali, 2007 oleh: Fransiska Prihadi 1 Bayanaka Canggu tentang sebuah rumah peristirahatan di Bali, 2007 oleh: Fransiska Prihadi 1 Sebuah harmoni dalam karya arsitektur tercipta ketika seluruh unsur dalam bangunan termasuk konsep arsitektur,

Lebih terperinci

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1 Unsur dasar senirupa Pertemuan ke 1 Titik Titik adalah unsur seni rupa dua dimensi yang paling dasar. Titik dapat dikembangkan menjadi garis dan bidang. Titik merupakan unsur penting dalam seni rupa. Sebagai

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK

BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK 3.1. Latar Belakang Proyek Kota Tangerang Selatan merupakan daerah otonom yang terbentuk pada akhir tahun 2008 berdasarkan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008, tentang Pembentukan

Lebih terperinci

HOME OF MOVIE. Ekspresi Bentuk BAB III TINJAUAN KHUSUS. Ekspresi Bentuk. III.1 Pengertian Tema. Pengertian Ekspresi, adalah :

HOME OF MOVIE. Ekspresi Bentuk BAB III TINJAUAN KHUSUS. Ekspresi Bentuk. III.1 Pengertian Tema. Pengertian Ekspresi, adalah : BAB III TINJAUAN KHUSUS III.1 Pengertian Tema Pengertian Ekspresi, adalah : Ungkapan tentang rasa, pikiran, gagasan, cita-cita, fantasi, dan lain-lain. Ekspresi merupakan tanggapan atau rangsangan atas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KOMPLEK PERKANTORAN BALAI KOTA DEPOK Mochamad Iqbal Permana

PENGEMBANGAN KOMPLEK PERKANTORAN BALAI KOTA DEPOK Mochamad Iqbal Permana PENGEMBANGAN KOMPLEK PERKANTORAN BALAI KOTA DEPOK Mochamad Iqbal Permana 20303033 ABSTRAKSI Merupakan proyek tugas akhir yang mengangkat isu-isu yang beredar dimasyarakat serta berdasarkan analisa dan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORERIKAL PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK PADA TATA RUANG LUAR DAN DALAM HOMESTAY DAN EKOWISATA SAWAH

BAB III TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORERIKAL PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK PADA TATA RUANG LUAR DAN DALAM HOMESTAY DAN EKOWISATA SAWAH BAB III TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORERIKAL PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK PADA TATA RUANG LUAR DAN DALAM HOMESTAY DAN EKOWISATA SAWAH 3.1. Tinjauan Pendekatan Arsitektur Organik 3.1.1. Definisi Arsitektur

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN 23 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Desain Lanskap kampus Fakultas Seni Rupa dan Desain menitikberatkan pada sebuah plaza dengan amphitheatre di bagian tengah kampus yang menghubungkan semua gedung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan kepada benak konsumen. Dalam komunikasi, kita harus mempertajam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan kepada benak konsumen. Dalam komunikasi, kita harus mempertajam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Desain Keunggulan bersaing perusahaan, sesungguhnya adalah keunggulan komunikasi sehingga masalah dalam bersaing adalah masalah dalam penyampaian pesan kepada benak konsumen.

Lebih terperinci

VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 46 VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 7.1. Perencanaan Alokasi Ruang Konsep ruang diterjemahkan ke tapak dalam ruang-ruang yang lebih sempit (Tabel 3). Kemudian, ruang-ruang tersebut dialokasikan ke dalam

Lebih terperinci

Apa itu Rupa dasar?desain dasar?

Apa itu Rupa dasar?desain dasar? Rupadasar 2D Apa itu Rupa dasar?desain dasar? Ilmu yang mempelajari Nirmana Ilmu yang mengajarkan unsur elemen yang ada pada sebuah karya seni/desain. Ilmu yang mengorganisasi unsur atau elemen agar menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di

I. PENDAHULUAN. Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di Provinsi Lampung. Padang Golf Sukarame didirikan oleh Perkumpulan Golf Lampung (PGL).

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis penelitian penulis berkenaan dengan Kajian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis penelitian penulis berkenaan dengan Kajian BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian penulis berkenaan dengan Kajian Gambar Pada Pendidikan Anak Usia Dini (Studi Deskriptif Analitik Terhadap Karakteristik Gambar

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi kaidah estetika dan etika seni grafis (nirmana) Presented By : Anita Iskhayati, S.Kom NIP

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi kaidah estetika dan etika seni grafis (nirmana) Presented By : Anita Iskhayati, S.Kom NIP Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi kaidah estetika dan etika seni grafis (nirmana) Presented By : Anita Iskhayati, S.Kom NIP. 198311292010012034 Presented By : Anita Iskhayati, S.Kom NIP. 198311292010012034

Lebih terperinci

BAB VI R E K O M E N D A S I

BAB VI R E K O M E N D A S I BAB VI R E K O M E N D A S I 6.1. Rekomendasi Umum Kerangka pemikiran rekomendasi dalam perencanaan untuk mengoptimalkan fungsi jalur hijau jalan Tol Jagorawi sebagai pereduksi polusi, peredam kebisingan

Lebih terperinci

INTERIOR Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 dan 2)

INTERIOR Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 dan 2) INTERIOR Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 dan 2) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI MATERI PERTEMUAN 1 DAN 2

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL

BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL 4.1 Tema Karya Tema dari karya tugas akhir ini adalah Geometrical Forest, sesuai dengan image board yang digunakan sebagai sumber inspirasi selain ragam

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi 16 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Publikasi Timothy Samara (2005:10) menyatakan publikasi merupakan sebuah perluasan aplikasi dari dua unsur yaitu teks dan gambar. Perluasan aplikasi

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP DESAIN GRAFIS

PRINSIP-PRINSIP DESAIN GRAFIS PRINSIP-PRINSIP DESAIN GRAFIS 1. Unity (Kesatuan) Kesatuan adalah kohesi, konsistensi, keutuhan, yang merupakan isi pokok dari komposisi. Kesatuan adalah bersatunya elemen-elemen desain sehingga menimbulkan

Lebih terperinci

Lingkup. Definisi. Design must be for PEOPLE (Rutledge, 1981) 9/7/2014

Lingkup. Definisi. Design must be for PEOPLE (Rutledge, 1981) 9/7/2014 Minggu ke 11 RL 200 ESIN LNSKP esign must be for PEOPLE (Rutledge, 1981) epartemen rsitektur Lanskap Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor 1 Lingkup efinisi RSITEKTUR LNSK P Pada umumnya mempelajari

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Proses kajian yang digunakan dalam merancang Green Park Mall di

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Proses kajian yang digunakan dalam merancang Green Park Mall di BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Proses dan Metode Umum Proses kajian yang digunakan dalam merancang Green Park Mall di Gresik dilakukan dengan metode penelitian yang bersifat analisa kuantitatifkorelatif,

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK Pengertian. Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang

ESTETIKA BENTUK Pengertian. Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang ESTETIKA BENTUK Pengertian Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang Rasa keindahan itu akan muncul apabila terjalin perpaduan yang serasi dari elemen

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Dalam pemilihan material yang akan digunakan untuk membuat sebuah rak, perlu memperhatikan juga unsur kelestarian bagi lingkungan. Penggunaan kayu

Lebih terperinci

Udang di Balik Batu. Parahita Galuh Kusumaningtyas

Udang di Balik Batu. Parahita Galuh Kusumaningtyas Udang di Balik Batu Parahita Galuh Kusumaningtyas Jadul Village, namanya. Kala berdiri di depan gerbang, rasanya seperti ada perang. Dua unsur yang kelihatannya sama sekali berbeda mencoba mendominasi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Hasil rancangan ini diharapkan dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi para pengguna untuk meningkatkan kualitas tidur secara maksimal. Dari

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK

BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK 3.1. Latar Belakang Proyek Proyek adalah suatu pekerjaan yang unik untuk membangun (konstruksi atau di luar konstruksi) dengan satu tujuan penting yang dibatasi oleh bidang,

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN TEMA. 3.2 Latar belakang permasalahan Tema

BAB 3 TINJAUAN TEMA. 3.2 Latar belakang permasalahan Tema BAB 3 TINJAUAN TEMA 3.1 LATAR BELAKANG TEMA Tema yang diangkat untuk mendukung pasar modern ini adalah Ruang dan Sirkulasi adapun latar belakang tema ini didasari oleh unsur dari ruang dan sirkulasi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 BAB I PENDAHULUAN Keragaman seni budaya bangsa Indonesia, diantaranya terlihat melalui produk kriya tradisional tersebar di berbagai daerah di Indonesia dengan karakter dan gaya seni masing-masing. Kehadiran

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1.1 Konsep Perencanaan Dan Perancangan Proyek perencanaan dan perancangan untuk interior SCOOTER OWNERS GROUP INDONESIA Club di Bandung ini mengangkat tema umum

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN 1 BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar perancangan ini adalah bangunan yang menyatu dengan alamnya/ keadaan sitenya. Contour as a part of building atau kontur sebagai bagian dari bangunan.

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP KOMPOSISI. Kesatuan/unity Keselarasan/harmony Keseimbangan/balance Proporsi /Proportion Irama/Rhytm Tekanan/Emphasize

PRINSIP-PRINSIP KOMPOSISI. Kesatuan/unity Keselarasan/harmony Keseimbangan/balance Proporsi /Proportion Irama/Rhytm Tekanan/Emphasize Nirmana Dwimatra Suatu kaidah susunan (organisasi) dari unsur-unsur pendukungnya untuk menciptakan suatu kesatuan bentuk ciptaan dalam batasan dua dimensional PRINSIP-PRINSIP KOMPOSISI Kesatuan/unity Keselarasan/harmony

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN 1 BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Site Plan Akses masuk ke site ini melalui jalan utama. Jalan utama tersebut berasal dari arah Cicaheum Bandung. Jalur mobil/ kendaraan di dalam bangunan dibuat satu arah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Perkembangan zaman menjadi salah satu faktor munculnya teknologi baru dalam segala bidang. Beberapa teknologi dibuat karena adanya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KARYA

BAB IV ANALISIS KARYA 42 BAB IV ANALISIS KARYA Karya 1 Gambar 4.1 Judul : Momen 1 Edisi : 3/5 Tahun : 2016 Karya pertama ini merupakan salah satu momen bahagia dalam keluarga dimana ada sepasang suami istri yang tidak sabar

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP DESAIN

PRINSIP-PRINSIP DESAIN PRINSIP-PRINSIP DESAIN 1. Unity (Kesatuan) Kesatuan adalah kohesi, konsistensi, keutuhan, yang merupakan isi pokok dari komposisi. Kesatuan adalah bersatunya elemen elemen desain sehingga menimbulkan kesan

Lebih terperinci

PENGANTAR ARSITEKTUR PERTAMANAN

PENGANTAR ARSITEKTUR PERTAMANAN Materi 11 PENGANTAR ARSITEKTUR PERTAMANAN Bambang B. Santoso Semester Genap Tahun Ajaran 2009/2010 Floral Design - Desain Rangkaian Bunga - Setelah mengikuti kuliah materi Pokok Bahasan ini, mahasiswa

Lebih terperinci

PERANCANGAN RUANG DALAM

PERANCANGAN RUANG DALAM UNIVERSITAS UDAYANA JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK PERANCANGAN RUANG DALAM Ulasan Teori dan Konsep Perancangan Ruang Dalam Metode Studi Literatur Mahasiswa; ARFIEL ZAQTA SURYA 131925105 Teori dan konsep

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap Menurut Simond & Strake (2006), lanskap adalah suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia. Dalam suatu lanskap,

Lebih terperinci

G E O M E T R I FALLINGWATER FRANK LLOYD WRIGHT

G E O M E T R I FALLINGWATER FRANK LLOYD WRIGHT G E O M E T R I FALLINGWATER FRANK LLOYD WRIGHT Gagasan dimana bidang-bidang geometri dijadikan sebagai acuan dalam pembentukan bidang dasar. ASPEK GEOMETRI (ARSITEKTUR/BANGUNAN) METAFORA (KALIMAT) METAFORA

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap 5 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap Lanskap berdasarkan Simonds (1983) merupakan suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia, dimana suatu lanskap dikatakan

Lebih terperinci

ARL 200 ADISTI RIZKYARTI A

ARL 200 ADISTI RIZKYARTI A ARL 200 ADISTI RIZKYARTI A24080164 3. LANSKAP Dari Gambar lanskap di atas dapat di jelaskan keadaan lereng gunung yang di kelilingi dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentuknya dari segi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ruang terbuka Publik berasal dari bahasa latin platea yang berarti jalur

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ruang terbuka Publik berasal dari bahasa latin platea yang berarti jalur BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Ruang Terbuka Publik 2.1.1. Definisi Ruang Terbuka Publik Ruang terbuka Publik berasal dari bahasa latin platea yang berarti jalur yang diperluas seperti square. Square merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PENGEMBANGAN DESAIN INTERIOR RUANG KERJA CV AGUNG FURNITURE INTERIOR

ANALISIS DAN PENGEMBANGAN DESAIN INTERIOR RUANG KERJA CV AGUNG FURNITURE INTERIOR ANALISIS DAN PENGEMBANGAN DESAIN INTERIOR RUANG KERJA CV AGUNG FURNITURE INTERIOR Dimas Purwo Sadewo Dwi Pribadi Anurah Jurusan Desain Komunikasi Visual Politeknik PalComTech Palembang ABSTRAK Interior

Lebih terperinci

02FDSK. Dasar Dasar Desain 2. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.

02FDSK. Dasar Dasar Desain 2. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Modul ke: Dasar Dasar Desain 2 Fakultas 02FDSK Penjelasan mengenai kontrak perkuliahan yang didalamnya dijelaskan mengenai tata tertib, teknis, serta bahan untuk perkuliahan di Universitas Mercu Buana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN CENGKARENG OFFICE PARK LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN CENGKARENG OFFICE PARK LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Pembangunan JORR W1 yang menghubungkan Kebon Jeruk dan Penjaringan memberikan dampak positif dan negatif bagi kawasan di sekitarnya. Salah satu dampak negatif yang

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 3.1. Ruang aktif. 3.1.1. Pengertian ruang aktif. Ruang aktif adalah ruang yang memilki berbagai macam kegiatan, didalam ruangan tersebut adanya perubahan interior atau eksterior

Lebih terperinci

DESAIN INTERIOR I One Room Apartment

DESAIN INTERIOR I One Room Apartment Pertemuan 6 Penjelasan Tentang Proyek DI 1 One Room Apartment Merupakan sebuah fasilitas hunian seperti rumah tinggal, tetapi memiliki dimensi lebih kecil dengan fasilitas terbatas. Pada mata kuliah Desain

Lebih terperinci

TEORI DAN KONSEP PERANCANGAN RUANG DALAM

TEORI DAN KONSEP PERANCANGAN RUANG DALAM TEORI DAN KONSEP PERANCANGAN RUANG DALAM A. DEFINISI PERANCANGAN RUANG DALAM/ DESAIN INTERIOR Desain interior atau perancangan ruang dalam merupakan ilmu yang mempelajari tentang menata, merencanakan dan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Konsep Desain Keunggulan bersaing perusahaan, sesungguhnya adalah keunggulan komunikasi sehingga masalah dalam bersaing adalah masalah dalam teknologi dan informasi.dalam komunikasi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di jalan bebas hambatan Tol Jagorawi dengan mengambil beberapa segmen jalan yang mewakili karakteristik lanskap jalan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 / 3 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 / 3 SKS SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 / 3 SKS Pertemuan Ke Sub dan TIK 1 1. Pengantar Perkuliahan 1.1. Materi Pokok Studio Perancangan Arsitektur 2 Mahasiswa dapat menguraikan materi

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1. Agrowisata Agrowisata pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan yang mengintegrasikan sistem pertanian dan sistem pariwisata sehingga membentuk objek wisata yang menarik. Menurut

Lebih terperinci

Pengertian Seni Rupa. Prinsip - prinsip Seni

Pengertian Seni Rupa. Prinsip - prinsip Seni Pengertian Seni Rupa Secara sederhana, seni rupa adalah ungkapan ide atau perasaan yang estetis dan bermakna dari pembuatnya yang diwujudkan melalui media rupa yang bisa ditangka dan dirasakan dengan rabaan.

Lebih terperinci

TEoRI DAN DeSAIN TERPILIH

TEoRI DAN DeSAIN TERPILIH TEoRI DAN DeSAIN TERPILIH ARFIEL ZAQTA SURYA 13-57 Teori dan konsep interior desain merupakan sebuah gagasan atau dasar pemikiran desainer di dalam memecahkan permasalahn atau problem desain. Konsep desain

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM

BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM Penyandang buta warna tentu memiliki sesuatu hal yang mempengaruhinya dalam proses pembuatan karya visualnya. Adler (seperti dikutip Damajanti,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan

Lebih terperinci

Architecture. Home Diary #007 / 2014

Architecture. Home Diary #007 / 2014 Architecture 58 The Art of Tropical Living Teks : Wdya Prawira Foto : Bambang Purwanto Desain rumah tropis yang menampilkan keindahan detil pada setiap sudutnya ini mampu menghadirkan sebuah rasa romantis

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Pada perancangan desain peta dan buku wisata diperlukan keterkaitan antara rancangan produk dengan lingkungan disekitarnya. Hasil rancangan produk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sejak tahun 2013, depok mencanangkan dirinya sebagai kota layak anak (kla). Kota layak anak adalah sebuah kebijakan yang selalu mengutamakan hak-hak anak dalam segala

Lebih terperinci

Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip dasar Seni Rupa

Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip dasar Seni Rupa Kegiatan Belajar 1 Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip dasar Seni Rupa Seorang seniman atau desainer (perancang) mengolah unsur-unsur seni rupa sesuai dengan keahlian dan kepekaan yang dimilikinya dalam mewujudkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang kemudian disintesis. Sintesis diperoleh berdasarkan kesesuaian tema rancangan yaitu metafora

Lebih terperinci

PENGERTIAN TANAMAN HIAS

PENGERTIAN TANAMAN HIAS PENGERTIAN TANAMAN HIAS Tanaman hias merupakan bidang hortikultura yg berhubungan dengan bunga potong, tanaman hias pot, tanaman hias bedeng, tanaman hias daun dsb atau sering disebut juga sbg Floriculture,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. (LKPP) adalah Lembaga Pemerintah yang dibentuk untuk mengatur

BAB 1 PENDAHULUAN. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. (LKPP) adalah Lembaga Pemerintah yang dibentuk untuk mengatur 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) adalah Lembaga Pemerintah yang dibentuk untuk mengatur proses pengadaan barang/jasa yang dibiayai oleh APBN/APBD.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arsitektur Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup perancangan dan pembangunan keseluruhan lingkungan binaan,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.3 Desain Grafis Menurut Blanchard (1986) mendefinisikan desain grafis sebagai suatu seni komunikasi yang berhubungan dengan industri, seni dan proses dalam menghasilkan gambaran

Lebih terperinci

BAB III: DESKRIPSI PROYEK

BAB III: DESKRIPSI PROYEK BAB III: DESKRIPSI PROYEK 3.1. Penjabaran Proyek Gedung Kantor Tribun Jambi adalah bangunan komersil perkantoran yang terletak di Jalan Prof. DR. Moch, Yamin Kota Jambi Provinsi Jambi. 3.2. Data Umum Proyek

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Layout

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Layout BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Layout Dalam buku Layout Dasar dan Penerapannya yang ditulis oleh Surianto Rustan, S.Sn (2009:0)Layout merupakan sebagai tata letak elemen-elemen desain

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Padatnya aktivitas pada zaman modern ini menyebabkan banyak orang yang mengalami stress, lelah, dan jenuh. Untuk itu dibutuhkan sebuah sarana yang mampu memberikan fasilitas yang lengkap bagi pengunjungnya

Lebih terperinci