BAB 3 TINJAUAN TEMA. 3.2 Latar belakang permasalahan Tema

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 TINJAUAN TEMA. 3.2 Latar belakang permasalahan Tema"

Transkripsi

1 BAB 3 TINJAUAN TEMA 3.1 LATAR BELAKANG TEMA Tema yang diangkat untuk mendukung pasar modern ini adalah Ruang dan Sirkulasi adapun latar belakang tema ini didasari oleh unsur dari ruang dan sirkulasi merupakan salah satu faktor terpenting dalam perencanaan sebuah pasar dan diharapkan dapat menciptakan suatu wadah yang dapat menampung segala macam kegiatan transaksi yang ada didalamnya. Pasar modern yang akan direncanakan ini terdiri dari beberapa ruang yang berfungsi sebagai wadah kegiatan berbelanja yang disesuaikan berdasarkan pemakai,kapasitas besaran ruang standar pasar, sirkulasi manusia serta sirkulasi barang. Susunan kebutuhan tersebut kemudian akan sijadikan satu kesatuan yang utuh sehingga memberikan kesan nyaman selama berada di pasar modern ini. Selain susunan ruang, faktor sirkulasi juga sangat penting dalam suatu perencanan dan perancangan arsitektur. Sirkulasi ini sendiri merupakan alur pergerakan manusia dari satu tempat ke tempat yang lain.sirkulasi pada pasar modern ini muncul karena bersatunya fasilitas pasar yang akan menjadi kesatuan didalamnya. 3.2 Latar belakang permasalahan Tema Penjelasan dari latar belakang tema Ruang dan sirkulasi pada Pasar Modern memiliki permasalahan menyangkut pada bangunan dan tahap pencapaiannya dengan merumuskan pertanyaan : Bagaimana mendesain bangunan pasar modern dengan pengimplementasian Ruang dan Sirkulasi

2 3.3 STUDI TEMA a. Ruang Ruang pada dasarnya terjadi oleh adanya hubungan antara objek dan manusia yang dipengaruhi oleh penciuman, pendengaran, dan perabaan Ruang merupakan sela-sela antara 2 deret tiang / 4 tiang Ruang yang melingkupi batas-batas itu tidak harus berupa bidang b. Sirkulasi Berasal dari kata circulation yang berarti peredaran Pengikat ruang-ruang dalam suatu bangunan/suatu deretan ruang dalam maupun luar sehingga manjadi saling terhubung 3.4 TINJAUAN RUANG DAN SIRKULASI Study Ruang Ruang merupakan bentuk tiga dimensi yang dapat dirasakan oleh panca indera. Ruang yang akan direncanakan untuk sebuah pasar modern ini adalah ruang untuk menampung segala aktifitas yang terjadi didalam pasar tersebut. Ruang-ruang yang akan dibuat ini berupa retail-retail yang berbeda ukuran. Ruang-ruang ini diletakan berderet sesuai konsep dan direncanakan setiap retail-retail yang ada ini akan mudah dalam akses pencapaian. Hubungan antar ruang a. Ruang didalam ruang: Gambar 3 ruang dalam ruang a) Ruang luas yang dapat melingkupi ruang lain yang lebih kecil didalamnya b) Adanya perbedaan yang jelas dalam 2 ukuran

3 c) Ruang yang lebih besar berfungsi sebagai bentuk 3 dimensi untuk ruang yang ada didalamya b. Ruang yang saling berkaitan Gambar 4 ruang yang berkaitan a) Ruang yang terdiri dari dua buah ruang yang membentuk ruang bersama b) Ruang bersama dapat dijadikan satu atau dikembangkan menjadi ruang penghubung c. Ruang yang bersebelahan Gambar 5 ruang yang bersebelahan a) Merupakan masing-masing bidang yang berdiri sendiri dalam volume ruang tunggal b) Adanya pembatas pencapaian visual maupun fisik antar 2 ruang d. Ruang yang dihubungkan dalam ruang bersama Gambar 6 ruang penghubung a) Ruang penghubung merupakan ruang perantara

4 b) Hubungan antara 2 ruang tergantung pada masing-masing ruang itu sendiri c) Ruang perantara dapat berbentuk linier d) Dapat menjadi ruang dominan dan pengerganisir sejumlah ruang Organisasi Ruang Gambar 7 organisasi terpusat Terpusat a) Ruang dominan yang mengelompokan sejumlah ruang sekunder b) Bersifat stabil c) Ruang terpusat ini dapat menjadi ruang pemersatu d) Pola sirkulasi dapat berbentuk terpusat, radial atau spiral. Gambar 8 organisasi linier Linier a) Merupakan urutan ruang yang berulang, dimana ukuran, bentuk, dan fungsinya dapat sama atau berbeda b) Memiliki karakter yang panjang c) Bentuknya fleksibel dan tanggap terhadap kondisi berbagai macam tapak.

5 Gambar 9 organisasi radial Radial a) Ruang terpusat merupakan acuan organisasi ruang linier yang berkembang menurut jari b) Merupakan perpaduan antara organisasi terpusat dan linier c) Ruang terpusat terbentuk secara teratur. Gambar 10 organisasi cluster Cluster a) Penempatan antara hubungan ruang yang satu dengan yang lain merupakan dasar b) Penghubung dapat berupa sel-sel ruang yang saling berhubungan c) Ruang terpusat terbentuk secara teratur Gambar 11 organisasi grid Grid a) Bentuk ruang diatur oleh pola grid 3 dimensi / bidang b) Terbentuk oleh system struktur rangka tiang dan balok c) Terdiri dari modul ruang yang berulang

6 3.4.2 Study Sirkulasi Dalam mendesain suatu bangunan unsur sirkulasi merupakan elemen terpenting yang perlu direncanakan secara matang. Ruang sirkulasi harus menampung gerak dan alur manusia. Susunan dari sistem sirkulasi ini harus bersifat fungsional, membawa orang-orang ketempat yang dituju dengan nyaman, aman, dan efisien. a. Unsur-unsur pendukung sirkulasi, yaitu: a. Pencapaian ke bangunan langsung Gambar 12 pencapaian langsung Pencapaian langsung mengarah langsung ketempat masuk Tujuan pencapaian akhir jelas b. Pencapaian tersamar Gambar 13 pencapaian samar Pencapaian tersamar dan membuat efek untuk fasade depan Jalurnya dapat dirubah beberapa kali untuk menghambat pencapaian c. pencapaian berputar

7 Gambar 14 pencapaian berputar Pencapaian yang dibuat untuk memperpanjang urutan pencapaian Jalan masuk bangunan dapat disembunyikan sampai ketempat kedatangan b. Konfigurasi sirkulasi Gambar 15 konfigurasi linier Linier Jalan yang lurus dapat menjadi unsur pengorganisir utama deretan ruang. Jalan dapat berbentuk lengkung atau berbelok arah, memotong jalan lain, bercabang-cabang, atau membentuk putaran (loop). Gambar 16 konfigurasi radial Radial

8 Konfigurasi radial memiliki jalan- jalan lurus yang berkembang dari sebuah pusat bersama. Gambar 17 konfigurasi berputar Spiral (Berputar) Suatu jalan tunggal menerus yang berasal dan titik pusat, mengelilingi pusatnya dengan jarak yang berubah Gambar 18 konfigurasi grid Grid Konfigurasi grid terdiri dari dua pasang jalan sejajar yang saling berpotongan pada jarak yang sama dan menciptakan bujur sangkar atau kawasan ruang segi empat. Gambar 19 konfigurasi jaringan Jaringan

9 Konfiguras i yang terdiri dari jalan-jalan yang menghubungkan titik-titik tertentu dalam ruang. a. Hubungan jalan dengan ruang Gambar 20 melalui ruang a. Melalui Ruang-ruang Kesatuan tiap-tiap ruang dipertahankan. Konfigurasi jalan fleksibei. Ruang-ruang perantara dapat dipergunakan untuk mengungkan jalan dengan ruangruangnya. b. Gambar 21 menembus ruang Menembus Ruang Jalan dapat menembus sebuah ruang menurut sumbunya, miring, atau sepanjang sisinya. Dalam memotong sebuah ruang, suatu jalan menimbulkan pola -pola istirahat dan gerak di dalamnya.

10 c. Gambar 22 berakhir pada ruang Berakhir Dalam Ruang Lokasi ruang menentukan jalan. Hubungan jalan-ruang ini digunakan untuk pendekatan dan jalan masuk ruang-ruang penting

11 3.5 KESIMPULAN Berdasarkan teori tentang pembahasan dari tema Ruang dan Sirkulasi, maka perencanaan ini akan mangadopsi beberapa teori, diantaranya: Ruang yang saling berkaitan Ruang yang terdiri dari dua buah ruang yang membentuk ruang bersama Ruang bersama ini dapat dijadikan satu atau dikembangkan menjadi ruang penghubung organisasi ruang grid Didasari dari karakter yang terdiri dari rangka tiang balok dan kolom serta modul yang berulang, sehingga modul ini cocok untuk bangunan pasar dan bertujuan untuk mengefisiensikan bentuk lahan Konfigurasi sirkulasi radial Hall sebagai titik tangkap pada pasar dan kemudian menyebar mengikuti pola-pola yang sudah dirancang.

ORGANISASI RUANG. Berikut ini adalah jenis-jenis organisasi ruang : Organisasi Terpusat

ORGANISASI RUANG. Berikut ini adalah jenis-jenis organisasi ruang : Organisasi Terpusat ORGANISASI RUANG Berikut ini adalah jenis-jenis organisasi ruang : Organisasi Terpusat Sebuah ruang dominan terpusat dengan pengelompokan sejumlah ruang sekunder. Organisasi Linier Suatu urutan dalam satu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. EVALUASI BANGUNAN Yaitu, penelitian yang lebih formal berdasarkan lapangan penyelidikan analitis. Evaluasi bangunan bertujuan untuk mengatasi ketepatgunaan, kemanfaatan, perubahan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1. Pengertian Tema 3.1.1. Pengertian Ruang Ruang mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia. Ruang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia baik secara psikologis emosional

Lebih terperinci

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT SIRKULASI PADA TAPAK Fungsi dari sirkulasi adalah untuk menghubungkan ruangan yang satu dengan ruangan lainnya. Ruangan-ruangan yang ada dapat juga digunakan

Lebih terperinci

- BAB III - TINJAUAN KHUSUS

- BAB III - TINJAUAN KHUSUS - BAB III - TINJAUAN KHUSUS Pada Skripsi ini mengambil tema RUANG DAN BENTUK 3.1 Pengertian Umum 3.1.1 Ruang Ruang adalah sesuatu yang tersirat apabila kita bicarakan ukuran, jarak, gerak, bentuk dan arah.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS BAB III TINJAUAN KHUSUS III.1 Tema Ruang dan Sirkulasi III.1.a Latar Belakang Pemilihan Sebagian besar museum yang ada sekarang ini, tidak terlalu memperhatikan ruang dan sirkulasi. Ini bisa dilihat dari

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN LITERATUR

BAB II. KAJIAN LITERATUR BAB II. KAJIAN LITERATUR 2.1 Pengertian Judul Pengertian judul Desain Interior Pusat Mainan Jakarta "dengan perencanaan dan perancangan di Jakarta, adalah sebagai berikut : 1. Desain Rancangan, rencana

Lebih terperinci

HUBUNGAN RUANG. Berikut ini adalah jenis-jenis hubungan ruang : Ruang di dalam ruang. Ruang-ruang yang saling berkait. Ruang-ruang yang bersebelahan

HUBUNGAN RUANG. Berikut ini adalah jenis-jenis hubungan ruang : Ruang di dalam ruang. Ruang-ruang yang saling berkait. Ruang-ruang yang bersebelahan HUBUNGAN RUANG Berikut ini adalah jenis-jenis hubungan ruang : Ruang di dalam ruang Ruang-ruang yang saling berkait Ruang-ruang yang bersebelahan Ruang-ruang yang dihubungkan oieh sebuah ruang bersama

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Youth Islamic Center ini menggunakan berbagai penelitian dan juga pengumpulan data dari kawasan setempat. Metode tersebut

Lebih terperinci

Muhammad Shofi IR. R. Adi Wardoyo, M.Mt

Muhammad Shofi IR. R. Adi Wardoyo, M.Mt Muhammad Shofi 3410100059 IR. R. Adi Wardoyo, M.Mt DESAIN INTERIOR Desain interior adalah bidang keilmuan yang bertujuan untuk dapat menciptakan suatu lingkungan binaan (ruang dalam) beserta elemenelemen

Lebih terperinci

ANGKA UKUR. Angka ukur diletakan di tengah-tengah garis ukur. Angka ukur tidak boleh dipisahkan oleh garis gambar. Jadi boleh ditempatkan dipinggir.

ANGKA UKUR. Angka ukur diletakan di tengah-tengah garis ukur. Angka ukur tidak boleh dipisahkan oleh garis gambar. Jadi boleh ditempatkan dipinggir. PEMBERIAN UKURAN ANGKA UKUR Angka ukur diletakan di tengah-tengah garis ukur. Angka ukur tidak boleh dipisahkan oleh garis gambar. Jadi boleh ditempatkan dipinggir. ANGKA UKUR Jika angka ukur ditempatkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Tapak dan Ruang Luar BAB V KONSEP PERANCANGAN mengaplikasikan konsep rumah panggung pada bangunan pengembangan, agar bagian bawah bangunan dapat dimanfaatkan untuk aktifitas mahasiswa, selain

Lebih terperinci

TEORI ARSITEKTUR 1 KONFIGURASI BENTUK. dosen penanggung jawab: Hamdil Khaliesh, ST.

TEORI ARSITEKTUR 1 KONFIGURASI BENTUK. dosen penanggung jawab: Hamdil Khaliesh, ST. TEORI ARSITEKTUR 1 KONFIGURASI BENTUK DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS TANJUNGPURA FAKULTAS TEKNIK PRODI ARSITEKTUR JL. Ahmad Yani Pontianak 78124 telp. (0561) 740186. 736439 kotak pos 1049 dosen

Lebih terperinci

4.1 IDE AWAL / CONSEPTUAL IDEAS

4.1 IDE AWAL / CONSEPTUAL IDEAS BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 IDE AWAL / CONSEPTUAL IDEAS Beberapa pertimbangan yang muncul ketika hendak mendesain kasus ini adalah bahwa ini adalah sebuah bangunan publik yang berada di konteks urban. Proyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya

Lebih terperinci

RUANG : VOLUME DENGAN BATAS-BATAS TERTENTU KARAKTER RUANG TERBUKA TERTUTUP SEMI TERBUKA SEMI TERTUTUP

RUANG : VOLUME DENGAN BATAS-BATAS TERTENTU KARAKTER RUANG TERBUKA TERTUTUP SEMI TERBUKA SEMI TERTUTUP RUANG : VOLUME DENGAN BATAS-BATAS TERTENTU KARAKTER RUANG TERBUKA TERTUTUP SEMI TERBUKA SEMI TERTUTUP Pencapaian sirkulasi untuk menuju tempat : Langsung Tersamar Berputar KENYAMANAN RUANG, dan SIRKULASI

Lebih terperinci

DATTA SAGALA WIDYA PRASONGKO, 2016 PERSEPSI PENGGUNA TERHADAP SISTEM SIRKULASI GEDUNG FPTK UPI

DATTA SAGALA WIDYA PRASONGKO, 2016 PERSEPSI PENGGUNA TERHADAP SISTEM SIRKULASI GEDUNG FPTK UPI 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Arsitektur adalah ilmu dan seni dalam perencanaan dan perancangan lingkungan binaan, mulai dari lingkup makro hingga lingkup mikro. Dalam arti yang lebih sempit, arsitektur

Lebih terperinci

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep perancangan mengacu pada karakteristik arsitektur organik, yaitu 1. Bukan meniru bentuk dari alam tapi mengembangkan prinsip yang ada di alam Mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Standar Jumlah dan Perletakan Pos Pemadam Kebakaran Standar perletakan pos pemadam kebakaran dalam skala kota: 1.Berdasarkan Kepmen PU No.11/KPTS/2000 Ketentuan teknis manajemen

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4. 1 Ide awal (conceptual idea) Ide awal dari perancangan stasiun ini muncul dari prinsip-prinsip perancangan yang pada umumnya diterapkan pada desain bangunan-bangunan transportasi.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perancangan Kegiatan Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama mahasiswa Universitas Bina Nusantara, adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN BAB V. KONSEP PERANCANGAN A. KONSEP MAKRO 1. Youth Community Center as a Place for Socialization and Self-Improvement Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota pendidikan tentunya tercermin dari banyaknya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep yang mendasari perancangan Pusat Pelatihan Sepakbola Bandung ini adalah sebagai berikut; 1. Konsep Filosofis yaitu Kerjasama yang terarah. Konsep tersebut

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam perancangan desain Transportasi Antarmoda ini saya menggunakan konsep dimana bangunan ini memfokuskan pada kemudahan bagi penderita cacat. Bangunan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN VI.1 KONSEP BANGUNAN VI.1.1 Konsep Massa Bangunan Pada konsep terminal dan stasiun kereta api senen ditetapkan memakai masa gubahan tunggal memanjang atau linier. Hal ini dengan

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Bina Nusantara adalah sebagai berikut :

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Bina Nusantara adalah sebagai berikut : 112 BAB V KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Kegiatan Adapun jenis kegiatan dan sifat kegiatan yang ada di dalam asrama mahasiswa Bina Nusantara adalah sebagai berikut : Jenis Kegiatan

Lebih terperinci

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115 BAB I PENDAHULUAN Laporan perancangan ini sebagai tindak lanjut dari Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur dan menjadi satu rangkaian dengan perancangan fisik Rumah sakit Islam Madinah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam Konsep Perancangan Concert Hall ini, Dengan Tema Arsitektur Simbolik Maka Masa bangunan harus sesuai dengan Tema yang diambil dan menjadi suatu

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut : BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang digunakan pada Pasar Modern adalah mengutamakan konsep ruang dan sirkulasi dalam bangunannya,

Lebih terperinci

Rancangan Sirkulasi Pada Terminal Intermoda Bekasi Timur

Rancangan Sirkulasi Pada Terminal Intermoda Bekasi Timur JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 6, No.2, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) G 368 Rancangan Sirkulasi Pada Terminal Intermoda Bekasi Timur Fahrani Widya Iswara dan Hari Purnomo Departemen Arsitektur,

Lebih terperinci

PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR

PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR Pendahuluan POKOK BAHASAN 1 PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR Struktur bangunan adalah bagian dari sebuah sistem bangunan yang bekerja untuk menyalurkan beban yang diakibatkan oleh adanya bangunan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Organisasi Ruang a. organisasi ruang

BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Organisasi Ruang a. organisasi ruang BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Organisasi Ruang a. organisasi ruang MAIN ENTRANCE INFORMASI HALL / LOBBY FREE FUNCTION ROOM COFEE SHOP PERPUSTAKAAN TOILET PAMERAN AMPLETHEATRE PENERIMAAN ENTRANCE PENYIMPANAN

Lebih terperinci

EFISIENSI PEMANFAATAN MATERIAL BAMBU PADA PERANCANGAN BANGUNAN DI KAWASAN EKOWISATA MANGROVE WONOREJO DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI

EFISIENSI PEMANFAATAN MATERIAL BAMBU PADA PERANCANGAN BANGUNAN DI KAWASAN EKOWISATA MANGROVE WONOREJO DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI EFISIENSI PEMANFAATAN MATERIAL BAMBU PADA PERANCANGAN BANGUNAN DI KAWASAN EKOWISATA MANGROVE WONOREJO DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI Reza Fernando 1), Hari Purnomo 2), dan Sri Nastiti N. E. 2) 1) Program Studi

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar. 1. Transit Hub

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar.  1. Transit Hub BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar 1. Transit Hub Sebuah kesatuan fungsi bangunan yang terdiri atas beberapa moda transportasi dan program ruang yang mencoba merangkum dan menghasilkan kepadatan pergerakan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar ini tidak digunakan untuk masing-masing ruang, tetapi hanya pada ruang-ruang tertentu. 1. Memperkenalkan identitas suatu tempat Karena

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN Kerangka kajian yang digunakan dalam proses perancangan Hotel Resort Batu ini secara umum, diuraikan dalam beberapa tahap antara lain: 3.1 Pencarian Ide/Gagasan Tahapan kajian

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. digunakan adalah High-Tech Expression yaitu hith tech yang tidak hanya

BAB VI HASIL RANCANGAN. digunakan adalah High-Tech Expression yaitu hith tech yang tidak hanya BAB VI HASIL RANCANGAN Seperti dijelaskan pada bab sebelumnya, konsep dasar perancangan yang digunakan adalah High-Tech Expression yaitu hith tech yang tidak hanya terpaku pada satu unsur saja tetapi unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN GEDUNG OLAHRAGA UNDIP - 1 -

BAB I PENDAHULUAN GEDUNG OLAHRAGA UNDIP - 1 - BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Olahraga adalah salah satu cara untuk menyehatkan tubuh. Olahraga pada masa muda pada umunya diketahui mempunyai dua keuntungan besar, yaitu : dapat membina bakat

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PASAR SENEN 5.1. Ide Awal Ide awal dari stasiun ini adalah Intermoda-Commercial Bridge. Konsep tersebut digunakan berdasarkan pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep utama yang mendasari Rancang Ulang Stasiun Kereta Api Solobalapan sebagai bangunan multifungsi (mix use building) dengan memusatkan pada sistem dalam melayani

Lebih terperinci

POLA PERKEMBANGAN PERMUKIMAN KAMPUNG ASSEGAF PALEMBANG

POLA PERKEMBANGAN PERMUKIMAN KAMPUNG ASSEGAF PALEMBANG POLA PERKEMBANGAN PERMUKIMAN KAMPUNG ASSEGAF PALEMBANG Wienty Triyuly Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Jl. Raya Palembang-Prabumulih km 32 Indralaya OI 30662 Email

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1. Konsep Multifungsionalitas Arsitektur Kesadaran bahwa perancangan youth center ini mempunyai fungsi yang lebih luas daripada sekedar wadah aktivitas pemuda, maka dipilihlah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Judul laporan tugas akhir yang dipilih oleh peneliti dapat dijabarkan dan didefinisikan sebagai berikut : Peremajaan adalah upaya untuk meningkatkan kualitas melalui

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and BAB 3 METODE PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and Exhibition Center di Kota Batu ini menggunakan penelitian dengan metode analisis dan sintesis. Metode tersebut

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCAGAN

BAB V KONSEP PERANCAGAN BAB V KONSEP PERANCAGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar dari perancangan gedung ini adalah merancang bangunan pendidkan yang interaktif, dengan hal tersebut konsep aplikasi pada arsitektur sebagai wadah

Lebih terperinci

TERBENTUKNYA RUANG DARI UNSUR VERTIKAL

TERBENTUKNYA RUANG DARI UNSUR VERTIKAL TERBENTUKNYA RUANG DARI UNSUR VERTIKAL Unsur-unsur Linier Vertikal Unsur-unsur linier membentuk sisi-sisi tegak lurus dari suatu volume ruang. Bidang Vertikal Tunggal Sebuah bidang vertikal akan mempertegas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Letak Geografis Site Site yang akan dibangun berlokasi di sebelah timur Jalan Taman Siswa dengan koordinat 07 o 48 41.8 LS 110 o 22 36.8 LB. Bentuk site adalah persegi panjang

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB 6 PERANCANGAN GEDUNG PARKIR

BAB 6 PERANCANGAN GEDUNG PARKIR BAB 6 PERANCANGAN GEDUNG PARKIR 6.1 Umum Dalam perancangan gedung parkir, dibuat beberapa skenario sirkulasi kendaraan dan posisi modul parkir. Dari beberapa skenario tersebut akan dipilih skenario dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan budaya dan teknologi semakin lama semakin berkembang, perkembangan ini juga diikuti oleh perkembangan di dalam dunia kuliner. Dunia kuliner merupakan hal

Lebih terperinci

REDESAIN KANTOR DINAS PENDIDIKAN JAWA TENGAH

REDESAIN KANTOR DINAS PENDIDIKAN JAWA TENGAH LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR REDESAIN KANTOR DINAS PENDIDIKAN JAWA TENGAH Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Diajukan oleh: Tri Palupi

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Denah 5.1.1. Perancangan Denah Lantai Satu Berdasarkan konsep pola-pola ruangan, perancangan denah ini merupakan pengembangan hubungan ruang yang telah dirancang.

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1. KONSEP LINGKUNGAN SEKITAR DAN DALAM TAPAK 5.1.1. Konsep Ruang Luar Jalan bulungan adalah daerah yang selalu ramai karena adanya area komersil seperti Blok M Plaza, maka dari

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN 38 BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep dasar perancangan kampus sekolah seni rupa dan desain Indonesia yaitu keselarasan dengan lingkungan sekitar dimana berada dalam kawasan kampus Telkom. 5.1 Konsep Rencana

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORERIKAL PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK PADA TATA RUANG LUAR DAN DALAM HOMESTAY DAN EKOWISATA SAWAH

BAB III TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORERIKAL PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK PADA TATA RUANG LUAR DAN DALAM HOMESTAY DAN EKOWISATA SAWAH BAB III TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORERIKAL PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK PADA TATA RUANG LUAR DAN DALAM HOMESTAY DAN EKOWISATA SAWAH 3.1. Tinjauan Pendekatan Arsitektur Organik 3.1.1. Definisi Arsitektur

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

Penerapan Budaya Sunda dalam Perancangan Pasar Rakyat Kasus: Pasar Sederhana, Bandung

Penerapan Budaya Sunda dalam Perancangan Pasar Rakyat Kasus: Pasar Sederhana, Bandung TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Penerapan Budaya Sunda dalam Perancangan Pasar Rakyat Atika Almira (1), Agus S. Ekomadyo (2) (1) Mahasiswa Program Sarjana Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KOMPLEK PERKANTORAN BALAI KOTA DEPOK Mochamad Iqbal Permana

PENGEMBANGAN KOMPLEK PERKANTORAN BALAI KOTA DEPOK Mochamad Iqbal Permana PENGEMBANGAN KOMPLEK PERKANTORAN BALAI KOTA DEPOK Mochamad Iqbal Permana 20303033 ABSTRAKSI Merupakan proyek tugas akhir yang mengangkat isu-isu yang beredar dimasyarakat serta berdasarkan analisa dan

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG PARKIR MAHASISWA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PERENCANAAN GEDUNG PARKIR MAHASISWA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG PERENCANAAN GEDUNG PARKIR MAHASISWA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG TUGAS AKHIR SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN PENDIDIKAN SARJANA TEKNIK DI PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL oleh DICKEY ANGGARA 15001058

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pernataan Orisinalitas... ii Halaman Pengesahan... iii Halaman PersetujuanPublikasi... iv Abstrak... v Kata Pengantar... vi Daftar Isi... vii Daftar Gambar... x Daftar

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Dalam melakukan perancangan membutuhkan metode untuk mempermudah dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi survey obyek komparasi,

Lebih terperinci

BAB IV PEMAHAMAN DAN ANALISIS LAHAN

BAB IV PEMAHAMAN DAN ANALISIS LAHAN BAB IV PEMAHAMAN DAN ANALISIS LAHAN (Analisis Contur)... 15 4.1 PENDAHULUAN... 15 4.1.1 Deskripsi Singkat... 15 4.1.2 Manfaat... 15 4.1.3 Learning Outcomes... 15 4.2 URAIAN MATERI... 15 4.2.1 Peta Kontur...

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AREA PENDIDIKAN R. PUBLIK. Gambar 3.0. Zoning Bangunan Sumber: Analisa Penulis

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AREA PENDIDIKAN R. PUBLIK. Gambar 3.0. Zoning Bangunan Sumber: Analisa Penulis BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. Konsep Perencanaan 4.1.1. Konsep Zoning Tapak AREA PENDIDIKAN R. PUBLIK Gambar 3.0. Zoning Bangunan Sumber: Analisa Penulis Kawasan Sekolah Seni Rupa untuk

Lebih terperinci

Meng- abadi -kan Arsitektur dalam Rancangan Gedung Konser Musik Klasik Surabaya

Meng- abadi -kan Arsitektur dalam Rancangan Gedung Konser Musik Klasik Surabaya JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X G-48 Meng- abadi -kan Arsitektur dalam Rancangan Gedung Konser Musik Klasik Surabaya Fanny Florencia Cussoy, dan I Gusti Ngurah Antaryama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM II.1 Pengertian Judul Maksud dari judul Kantor Sewa dalam proposal skripsi ini, secara teoritis pengertian kantor sewa dapat dijabarkan yaitu : kantor sewa dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1. Konsep Dasar Konsep dasar perancangan Pusat Seni Pertunjukan ini adalah mendesain suatu bangunan dengan fasilitas pertunjukan yang dapat berfungsi dengan baik secara sistem

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan Rumah Susun pekerja ini menggunakan metode secara kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks permasalahan yang ada secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan merupakan penjelasan tentang langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan perancangan pusat rehabilitasi medis pasca stroke di Malang. Sebelum melakukan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Studi Elemen Preservasi Kawasan Kota dengan studi kasus Koridor Jalan Nusantara Kecamatan Karimun Kabupaten Karimun diantaranya menghasilkan beberapa kesimpulan:

Lebih terperinci

PASAR MODERN DI BEKASI TA-115

PASAR MODERN DI BEKASI TA-115 LAPORAN PERANCANGAN PASAR MODERN DI BEKASI DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperolah Gelar Sarjana Teknik DISUSUN OLEH : ANNELINE PUSPASARI

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. dengan ruang-ruang produksi kerajinan rakyat khas Malang yang fungsi

BAB VI HASIL RANCANGAN. dengan ruang-ruang produksi kerajinan rakyat khas Malang yang fungsi BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Sentral wisata kerajinan rakyat merupakan rancangan objek arsitektur dengan ruang-ruang produksi kerajinan rakyat khas Malang yang fungsi utamanya menyediakan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Lingkungan Setelah melakukan analisis lingkungan, maka konsep lingkungan yang diterapkan adalah Konsep Interaksi. Konsep Interaksi merupakan konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia sekarang ini semakin meningkat

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia sekarang ini semakin meningkat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia sekarang ini semakin meningkat dengan pesat sehingga jumlah kebutuhan akan hunian pun semakin tidak terkendali. Faktor keterbatasan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 FILOSOFI 5.1.1 Filosofi Dasar BAB V KONSEP PERANCANGAN merupakan kawasan perdagangan di kawasan yang terdiri dari beberapa pasar yang diharapkan penataan kawasan harus saling medukung pasar-pasar tersebut.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DASAR. Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Kepanjen Educaion. Prinsip-prinsip tema Arsitektur Perilaku

BAB V KONSEP DASAR. Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Kepanjen Educaion. Prinsip-prinsip tema Arsitektur Perilaku BAB V KONSEP DASAR 5.1 Konsep Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Kepanjen Educaion Park ini mencangkup tiga aspek yaitu: Prinsip-prinsip tema Arsitektur Perilaku Kriteria dalam behaviour

Lebih terperinci

G E O M E T R I FALLINGWATER FRANK LLOYD WRIGHT

G E O M E T R I FALLINGWATER FRANK LLOYD WRIGHT G E O M E T R I FALLINGWATER FRANK LLOYD WRIGHT Gagasan dimana bidang-bidang geometri dijadikan sebagai acuan dalam pembentukan bidang dasar. ASPEK GEOMETRI (ARSITEKTUR/BANGUNAN) METAFORA (KALIMAT) METAFORA

Lebih terperinci

TEORI PERANCANGAN KOTA : FIGURE GROUND THEORY

TEORI PERANCANGAN KOTA : FIGURE GROUND THEORY TEORI PERANCANGAN KOTA : FIGURE GROUND THEORY D://Vero/Juta/Akademik/Bahankulia h/peranc.kota Teori Perancangan Kota (Urban Design) ( Roger Trancik ) TEORI PERANCANGAN KOTA 1. Teori Figure Ground 2. Teori

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

REDESAIN KANTOR DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH BAB I PENDAHULUAN

REDESAIN KANTOR DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan bidang kesejahteraan sosial sebagai bagian tak terpisahkan dari pembangunan nasional pada umumnya telah mengambil peran aktif dalam meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

Pengertian struktur. Macam-macam struktur. 1. Struktur Rangka. Pengertian :

Pengertian struktur. Macam-macam struktur. 1. Struktur Rangka. Pengertian : Pengertian struktur Struktur adalah sarana untuk menyalurkan beban dalam bangunan ke dalam tanah. Fungsi struktur dalam bangunan adalah untuk melindungi suatu ruang tertentu terhadap iklim, bahayabahaya

Lebih terperinci

Bab V Konsep Perancangan

Bab V Konsep Perancangan Bab V Konsep Perancangan A. Konsep Makro Konsep makro adalah konsep dasar perancangan kawasan secara makro yang di tujukan untuk mendefinisikan wujud sebuah Rest Area, Plasa, dan Halte yang akan dirancang.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan merupakan proses pengambilan keputusan dalam melakukan desain pengembangan kawasan Agrowisata berdasarkan analisis perancangan. Konsep perancangan tersebut di

Lebih terperinci

dengan view sungai Serayu sebagai daya tariknya. Resort yang menjadi sarana akomodasi wisata arung jeram memiliki fasilitas penunjang lainnya, yaitu

dengan view sungai Serayu sebagai daya tariknya. Resort yang menjadi sarana akomodasi wisata arung jeram memiliki fasilitas penunjang lainnya, yaitu DESAIN PREMIS Resort arung jeram di wisata arung jeram sungai Serayu Banjarnegara dirancang sebagai sarana akomodasi di kawasan tersebut. Potensi alam yang ada berupa sungai Serayu yang memiliki jeram

Lebih terperinci

VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 46 VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 7.1. Perencanaan Alokasi Ruang Konsep ruang diterjemahkan ke tapak dalam ruang-ruang yang lebih sempit (Tabel 3). Kemudian, ruang-ruang tersebut dialokasikan ke dalam

Lebih terperinci

Menurut buku Kementrian Perhubungan Ditjen Perkeretaapian. (2011:h.6), dijelaskan secara umum sejarah perkertaapian yaitu

Menurut buku Kementrian Perhubungan Ditjen Perkeretaapian. (2011:h.6), dijelaskan secara umum sejarah perkertaapian yaitu BAB II TINJAUAN TEORI DAN DATA 2.1 Sejarah Perkeretaapian Indonesia Menurut buku Kementrian Perhubungan Ditjen Perkeretaapian (2011:h.6), dijelaskan secara umum sejarah perkertaapian yaitu perjalanan panjang

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Proses Perancangan 3.1.1 Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso Kabupaten Malang ini mempunyai ruang lingkup

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY Fungsi Bangunan

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY Fungsi Bangunan BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT 6.1. Fungsi Bangunan Fungsi dari bangunan Student Apartment ini sendiri direncanakan sebagai tempat untuk mewadahi suatu hunian yang dikhususkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan BAB III METODE PERANCANGAN Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan sebuah metode perancangan yang memudahkan perancang untuk mengembangkan sebuah ide perancangannya secara deskriptif.

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Pengertian Sirkulasi Sirkulasi menurut Kim W Todd mempunyai pengertian gerakan dari orangorang atau benda-benda yang diperlukan oleh orang-orang melalui

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR RUMPUT BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Filosofi 1. Filosofi Dasar Pasar Rumput adalah kawasan yang menjadi kebutuhan yang seharusnya dapat memenuhi rutinitas kebutuhan masyarakat lingkungan, namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Saat ini industri perhotelan di Indonesia terus berkembang seiring dengan perkembangan dunia usaha yang ditandai dengan terus bertambahnya jumlah hotel yang ada. Dengan

Lebih terperinci

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan,

Lebih terperinci

BAB III. Metode Perancangan. sarana atau tempat untuk refreshing. Hal ini tidak terlepas dari metode

BAB III. Metode Perancangan. sarana atau tempat untuk refreshing. Hal ini tidak terlepas dari metode BAB III Metode Perancangan Merancang Taman Rekreasi dan Wisata Kuliner di Madiun merupakan hal yang sangat diperlukan. Karena di kota Madiun sendiri masih kurang mempunyai sarana atau tempat untuk refreshing.

Lebih terperinci

BAB V. Sport Hall/Ekspresi Struktur KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB V. Sport Hall/Ekspresi Struktur KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Sport Hall pada dasarnya merupakan sebuah tempat untuk melakukan kegiatan olahraga tertentu dalam ruangan tertutup dimana di dalamnya terdapat sarana

Lebih terperinci

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung 5. HASIL RANCANGAN 5.1 Hasil Rancangan pada Tapak Perletakan massa bangunan pada tapak dipengaruhi oleh massa eksisting yang sudah ada pada lahan tersebut. Di lahan tersebut telah terdapat 3 (tiga) gedung

Lebih terperinci

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar.  Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir BAB IV : KONSEP 4.1 Konsep Dasar Table 5. Konsep Dasar Perancangan Permasalahan & Kebutuhan Konsep Selama ini banyak bangunan atau gedung kantor pemerintah dibangun dengan hanya mempertimbangkan fungsi

Lebih terperinci

TERMINAL TERPADU AMPLAS BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TERMINAL TERPADU AMPLAS BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terminal sebagai simpul transportasi membantu peningkatan pelayanan operasi transportasi jalan raya. Dengan adanya terminal sebagai tempat keberangkatan, pemberhentian

Lebih terperinci

BAB V KAJIAN TEORI. Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam. penggunaan tema arsitektur neo vernakular diawali dari adanya

BAB V KAJIAN TEORI. Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam. penggunaan tema arsitektur neo vernakular diawali dari adanya BAB V KAJIAN TEORI 5. V 5.1. Kajian Teori Penekanan /Tema Desain Tema desain yang digunakan pada bangunan Pusat Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam penggunaan tema arsitektur

Lebih terperinci