Kebisingan, Level Kebisingan, Frekuensi Kritisnya, Pengukuran Kebisiningan, Auditory Masking, Daerah Pendengaran. Oleh Sari Mahmudah
|
|
- Utami Hermawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Kebisingan, Level Kebisingan, Frekuensi Kritisnya, Pengukuran Kebisiningan, Auditory Masking, Daerah Pendengaran Oleh Sari Mahmudah Dikutip dari buku Acoustics An Introduction by Heinrich Kuttruff* *bab Seperti yang kita ketahui sampai saat ini, kekuatan atau besarnya suatu bunyi ditentuakan oleh jumlah objek bunyi itu ( kuantitas objek ) dari tekanan suara efektif atau tingkat tekanan dari suatu bunyi yang mana itu artinya ekuivalen dengan intenitas suatu bunyi. Sekalipun kauntitaskuantitas itu berhubungan langsung dengan suatu subjek dari suatu kebisingan itu tidak berarti merupakan cara umum pengukurannya. Karena kita dihadapkan pada sutu pertanyaan bagaimana kita dapat mengukur suatu kebisingan secara subyektif?. Oke guys!! biar bisa nyelesein tu pertanyaan kita harus ingat bahwa pendengaran kita itu tergantung dari suatu frekuensi. Yang mana itu artinya jika 2 nada (bunyi) yang memiliki frekuensi yang berbeda tapi mempunayi level (tingkat) tekanan bunyi yang sama tidak akan menghasilkan suatu bunyi dengan tingkt kebisingan yang sama pula. Ketergantungan pada frekuensi ini dapat ditentukan dengan meminta subjek untuk menyesuaikan dengan bunyi referensinya pada 1000 Hz sehingga menghasilkan bunyi yang sama kerasnya dengan yang suaran yang diberikan. Kemudian level buniy refernsi itu dapat dianggap sebagai pengukuran dari suatu kebidsingan pada bunyi yang diberikan. Yang mana itu disebut dengan level kebisingan yang mna satuaanya adalah phon. Sekali lagi proses ini melibatkan banyak individu untuk melakukan penilaian dan sangat bertele-tele serta memakan waktu yang banyak. Akan tetapi akan membuahkan sutu hasil yang pasti. Yang hasilnya kan diterapkan pada bunyi asli yang dikenal ddengan contour tingkat kebisingan yang sama (lihat gambar 12.8) dalam hal gelombang bunyi yang terjadi secara langsung. Setiap kurva berhubungan dengan titik-titik level frekuensi yang disebabkan karena suatu kebisingan itu sendiri. Pada kurva tersebut level kebisingan sudah dalm bentuk phon. Menurut definisi level kebisingan pada 1000 Hz itu ientik dengan tekana level bunyi dalam desibel. Pada diagram itu memperlihatkan bahw frekuensi itu tergantung dati besarnya suatu kebisingan. Hal itu berarti jika kita menginginkan level tekanan
2 bunyi pada 100 Hz maka tonenya (bunyinya) harus kita naikkna menjadi 56 dbuntuk menghasilkan bunyi yang sama kerasnya dengan 1000 Hz pada 40 db. Yan gmenjadi catatan kita adalah contour atau kurvanya tidak bena-benar sejajar satu sama lain, bagaimanapun telah ditetapkan level suatu kebisingan dari setiap bunyi sinus yang diberikan oleh frekuensi dan level tekanan bunyi, tpi jika diperlukan dapat ditentkan dengan interpolasi. gb.12.8 kebisingan kontour sama untuk bunyi murni yang terjadi pada saat bunyi langsung Namun level kebisingan atau skala phon melupakan satu hal penting dari skalanya yaitu menggandakan suatu kuantitas berarti menggandakan jumlah satuan. Misalnya jarak 100km merupakan dua klainya jarak 50km, akan tetapi suatu sinyal bunyi dengan skala 100 phon bukanlah dua kali lipat lebih keras dari 50 phon, akan tetapi lebih dari itu. Inilah alas an mengapa pengukuran kuantitas dalam phon, tidak hanya kebisingan saja akan tetapi tingkat (level) kebisingan. Untuk sampai pada kuantitas subjek yang memenuhi kondisi pada suatu prosese tersebut maka dapat dianalogikan dengan cara mendefinisikan skala subjektif pada suatu puncak (gb.12.2) subjek tersebut diminta untuk membandingkan dan memutuskan sendiri bunyi mana bunyi mana yang terdengar 2 kali lebih keras atau hanya setengahnya saja.
3 Kuantitas subjektif ditentukan oleh suatu perbandingan yang yang diebut dengan kebisingan dan satuannya adalah sone. Setiap penggandaan (pengurangan ½) dari suatu kebisingan dikaitkan dengan 2kali (1/2) dari jumlah sone. Untuk mengkonversikan skala ini dalam 1 absolut 1 sone didefinisikan sebagai suatu kebisingan pada 1000 Hz pada level tekanan 40 db yang sebanding dengan 40 phon. Jadi kedua kuantitas itu, kebisingan dan level (tingkat) kebisingan berhubungan erat dengan hal yang bernama bunyi. Suatu sinyal (sumber) bunyi yang kecil hubungannya digambarkan oleh kurva (gb.12.9) kedua sumbunya dibagi secara logaritma. Pada rentang di atas 40nphon kurva dapat ditentukan pada suattu garis lurus, yang mana secara matematis dituliskan sebaga berikut : = 2 ( )/,. (12.3a) Dengan = h.. (12.3b) Terbukti, dengan meningkatkan tingkat kebisingan ( kenyaringan )L N dengan 10 phon sama saja dengan menggandakan kenyaringan ( kebisingan ) bunyi tersebut. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya denga tingkat kenyaringan 100 phon itu berarti 32 kali lebih keras daripada tingkat kenyaringan 50 phon atau lebih tepatnya seperti ini : suatu bunyi mempunyai kebisingan 64 sone ketika intensitasnya sinyal bunyi turun maka kebisingannya hanya 2 sone. Hubungan antara kedua kuantitas ini ditunjukkan pada gambar 12.8 yang merujuk pada kebisingan dan tingkat kebisingan. Perbedaan antara keduanya terletak pada penjumlahan kurva. Bagaimanapun, kurva yang paling bawah dimulai dari 0 sone. Gb.12.9 hubungan antara kebisingan N dan level kebisingan L N Persamaan (12.3) dapat diinterpretasikan ( ditafsirkan ) dalam bentuk lain, menurut persamaan 3.34 kita dapat menggambarkan suatu level kebisingan pada persamaan 12.3a dengan
4 akar kuadrat dari tekanan bunyi (suara) : = 10. ( / ) Dan diperoleh lah setelah menghilangkan factor-faktor numerik yang tidak signifikan, 2 atau karena 2 =. N.. (12.4) Oleh karena itu kebisingan itu sebnding dengan 0.6 th kekuatan dari akar rata-rata kuadrat tekanan bunyi. Hal in berlaku, seperti yang tela diasumsikan sebelumnya untuk sinyal dari bandwith frekuensi yng kecil, untuk sinyal yang jangkauannya lebar maka eksponensialnya dikurangi kirakira sebesar 0.5. Keadaan pun semakin menarik teman-teman.. semakinmendalam kita membahasan tentang kebisingan maka kan ditemukan hal-hal yang menarik lainnya. Anggap saja misalnya, sinyal suara itu merupakan suatu kebisingan random (acak) dengan bandwidth mul-mula yang sangat kecil. Yang mana dibuat meningkat secara bertahap dan intensitas kebisingan dipertahankan konstan. Kemudian kebisingan tetap tidak ada perubahannya sampai pada bandwith kritis. setelah melebihi nilai kritis tersebut maka kebisingan akan meningkat secara kontinyu. ini berarti bahwa bandwith di bawah kebisingan hanya terbentuk dari intensitas total yang ada pada sinyal sementara sinyal yang mengandung bandwith yang lebih besar kaan diproses langsung oleh oendengaran kita yang tentunya dengnproses yng lebih rumit pula. Hal inilah yang menyebabkan titik kritis (critical band) tersebut penting dalam masalah kebisingan. Dengan demikian seluruh frekuensi dalam kisaran yang dapat kita dengar dianggap sebagai berkas (titik) dengan lebar. tabel 12.1 merupakan tabel yang membatasi rentang berkas-berkas frekuensi. Pada frekuensi rendah titik kritisnya memiliki lebar konstan pada 100Hz dan pada frekuensi yang lebih tinggi bandwidth nya meningkat sampai 3500Hz. Nili-nilai ini terkait dengan sifat mekanik dari telinga bagian dalam dan skala mel. Bahkan lebar kritis dapat dinyatakan jau lebih sederhana, yaitu : Lebar sebuah titik kritis = 100 mel = 1.3mm jarak pada membran basilar
5 Dapat kita simpulkan pada bab ini adalah tetang fase pendengaran, menurut akustik hokum ohm, fase yang berbeda dengan komponen spectral dari suatu bunyi harus dapay tidak terdengar. Namun hal ini ntu yang tidak sepnunya benar, karena faktanya sepasang sinyal bunyi tertentu yang dihasilkan bunyi yang berbeda meskipun mereka sama, dan spekturum fase juga sama dan spectrum amplitudonya sama. Tabel auditory masking System pengolahan sinyal pada system pendengaran kita disebut dengan efek mask (masking effect). Yaitu jika suatu bunyi sangat keras maka dapat disimpan menjadi bunyi yang lebih lembut dan membuatnya tidak dapat terdengar. Contoh mudahnya saja, seorang yang
6 bekerja menjadi pemalu automatik kita tidak dapat mendengar apa yang mereka bicarakan bahkan kita tidak dapat mendengar orang ang sedang berbicara karena kebisingan dari palu tesebut telah menutup dan memblokir bunyi pembicaraan. Untuk dapat mempelajari secara sistematis tentang fenomena masking terlebih dahulu kita tentukan ambang batas pendengarannya. Frekuensi bunyi variable sebagai isyarat yang mana akan di eksitasi keluar membran basilar dikarenakan adanya masker. Agar tidak terjadi suatu irama maka tidak digunakan nada (bunyi ) murni seperti pada percobaan akan tetapi bising random yang mempunyai bandwidth sangat kecil sehingga keluar efek phase. Gambar 12.10a memperlihatkan gejala masking oleh suatu kebisingan dengan bandwidth kritis dengan frekuensi pertengahan 1000 Hz. Tingkat tekanan suara dari kebisingan masking adalah 80 db dan 100 db. Jauh dari frekuensi masking kebisingan ambang dengan yang tak bermasking lainnya, ditunjukkan oleh garis putus-putus itu berarti terjadi masking pada daerah tersebut. Ketika frekuensi bunyi testnya mencapai frekuensi masker dari sebekah kiri maka batas ambang nya menagalami peningkatan yagn pesat dan mencapai maksimum pada 1000Hz dan turun pada frekuensi yang lebih tinggi. Dengan meningkatnya level masking suatu bunyi tinggi frekuensi pun menjadi datar hal ini menunjukkan bahwa ada beberapa proses non-linear yang terjadi di dalamnya. Apa yang telah dijelaskan sebelumnya adalah masking denganbunyi yang stasioner dalam domain frekuensi. Selain itu, masking terjadi juga dalam domain waktu yang non-stasioner dari suatu sinyal bunyi. Gambar 12.10b menyajikan contoh tipikal. Ini menunjukkan sinyal masking adalah sinyal yang mempunyai implus pendek tetapi mempunyai kekuatan yagn dapat divariasikan. Hal ini menunjukkan bahwa batas mabang pendengaran kita sudah mulai naik bahkan saat telinga kita belu menerima implus masking. Amazing!! fenomena tersebut dikenal dengan masking mundur. Bagian horizontal adalah kisaran simultan masking, sedangkan dibagian sisi kanan adalah masking maju. Hal ini menunjukkan bahwa proses masking membutuhkan waktu tertentu untuk pemulihan sebelum siap untuk menerima sinyal bunyi berikutnya. Di sisi lain, masking mundur adalah disebabkan oleh organ pendengaran membutuhkan lebih banyak waktu untuk memproses,maka untuk melihat sinyal test yang lemah dibutuhkan sinyal untuk masking lebih kuat.
7 12.6 Pengukuran kenyaringan Jika suatu sinyal kebisingan yang ditentukan oleh bunyi asli (nada murni) atau yang mendekati titk bising tersebut itu sudah cukup untuk mengukur frekuensinya dan level tekanan bunyi. Dari data-data level kebisingan yang ditunjukkan oleh kurva lebih bagusnya lai pengukur suatu level bunyi yang terlihat pada gambar 12.11a yaitu mikropon yang terklibrasi yang mana dapat membawa sinyal bunyi dan mengubahnya menjadi sinyal elektrik, dari 'filter telinga ' itu, penyearah kuadrat dan satu meter skala yang menunjukkan tingkat di desibel. Dalam instrumen yang lebih modern pengukur diganti dengan layar digital. Salah satu masalah utama dari metode ini adalah bahwa karakteristik bobot filter yang tergantung pada kuantitas yang akan ditentukan, yaitu, kenyaringan tersebut. Bahkan, beberapa filter kurva (A, B, C, dll) untuk rentang kenyaringan yang berbeda telah dikembangkan dan standar internasional. Satu-satunya yang masih umum digunakan saat ini adalah kurva A-bobot ditunjukkan pada Gambar 12.11b. Kuantitas yang diukur dengan hal itu disebut 'A-tingkat tekanan suara berbobot', dan satuannya adalah bernama db (A).
8 gb.12.11a dang b 12.11b Untuk pengukuran yang benar dari sinyal kebisingan suara harus dibuat satu set filter bandpass yang mana itu terbagi menjadi sinyal parsial dengan bandwidths kritis disebutkan dalam Bagian Kemudian perbedaan tingkat frekuensi yang dikonversikan ke angka yang menunjukkan kebisingan. Hasilnya akan seperti pada Gambar ruang pendengaran Jika gelombang suara adalah kejadian dari arah yang tidak berada dalam bidang simetri vertikal kepala (bagian tegah) salah satu dari kedua telinga lebih atau kurang dinaungi oleh kepala sementara yang lain sepenuhnya terkena suara tiba. Selain itu dengan selisih amplitudo yang disebabkan oleh Akibatnya, perbedaan dalam waktu transit dari kedua sinyal telinga terjadi. Situasi dijelaskan pada Gambar
9 Gb gb arah pendengaran Pada kenyataannya, hal-hal agak lebih rumit daripada yang ditunjukkan oleh angka ini karena gelombang datang terdifraksi oleh kepala dan pinnae, dan hasil proses ini berbeda untuk kedua telinga jika suara tiba dari arah samping. Proses ini dijelaskan secara kuantitatif dengan 'head related transfer function(hrtf)', yaitu fungsi transfer mengacu pada transmisi sinyal suara dari daun telinga ke pintu masuk saluran telinga.gambar nilai absolut dari kedua fungsi transfer pada kejadian suara (terbuka dan teduh telinga) dari samping. Keduanya mencerminkan ketergantungan frekuensi kuat difraksi. perbedaan spectrum ini yang dikenakan pada kedua sinyal telinga oleh HRTFs yang terditeksi oleh otak kita dan diberikan ke arah dengan akurasi tinggi. Jadi sudut pergeseran sumber dari insiden frontal oleh sekecil sekitar 2⁰ dapat dideteksi. Pada kejadian bunyi lateral ketidakpastian lokasi meningkat menjadi sekitar ± 10⁰, jika gelombang suara datang dari belakang kesalahan dalam waktu sekitar ± 5⁰.
10 gb.12.14a gb.12.14b Penjelasan ini tidak berlaku jika gelombang suara dari tengah bidang, yaitu, dari depan, dari belakang atau dari atas, dll Kemudian sinyal tiba di kedua telinga adalah identik karena mereka disaring bersamaan atau hampir HRTFs yang sama, sehingga tidak ada perbedaan yang bisa dievaluasi. Tetapi masih merupakan HRTFs tergantung pada arah kejadian dan sehingga mempengaruhi warna nada pada kedua telinga karena asimetris dengan kepala manusia (lihat Gambar 12.14b.). Selain itu, tampak bahwa pinnae memainkan peran tertentu, setidaknya pada frekuensi yang lebih tinggi. Dalam hal apapun, untuk pemisahan sumber suara di pesawat themedian kita harus bergantung pada perubahan ini timbre yang sama untuk kedua telinga, jelas, mereka cukup untuk tertentu lokalisasi dalam bidang simetris. Blauert bahkan mampu menunjukkan bahwa kita dapt menunnjukkan pita frekuensi tertentu dengan arah tertentu di bidang tengah('band-menentukan arah').
11 Sifat pemisahan dari pendengaran kita seperti yang dijelaskan sebelumnya mengacu pada pendengar di lingkungan refleksi bebas yang terkena hanya satu bidang (atau bulat) gelombang. Sebaliknya, seorang pendengar di ruang tertutup akan menerima banyak gelombang suara yang berasal dari sumber yang sama, yaitu, gelombang yang telah terpantul sekali atau berulang kali dari dinding ruang (lihat Bab 13). Mereka mengirimkan yang sama atau setidaknya sinyal yang sama, dan gelombang samapi ke telinga kita dalam jangka waktu yng paling singkat, yang disebut suara langsung. Sekarang pendengaran kita memiliki kemampuan luar biasa yaitu memisahkan sumber suara dari arah mana suara langsung tiba, sedangkan suara terpantul tidak terpengaruh oleh arah meskipun energi yang dimilikinya sangat mungkin melampaui suara langsung. Fakta ini dikenal sebagai 'efek didahulukan' atau 'hukum muka gelombang pertama ". gb 'Haas efek'. Yaitu suatu efek dimana suatu sumber bunyi dapat membatasi ruangnya meskipun jika salah satu dari bunyi refleksi tertentu (tertunda proses pengulangannya dari sumber) lebih intens daripada bunyi primer dan dating dari arah yagn berbeda( liaht Gambar 12.15). Dalam diagramtersebut, absis adalah sinyal bunyi sekunder yang lebih lambat datang daripada suara langsung. Ordinat menunjukkan seberapa besar tingkat suara sekunder yang kemungkinan lebih tinggi dari suara langsung tanpa merusak daya dengar seseorang dan semua bunyi tersebut berasal dari sumber utama. Oleh karena itu, jika suat bunyi memilki perbedaan level (tingkatan) sebesar 10dB maka itu berarti pembatasan akan terjadi jika intens bunyi sekunder lebih dari 10 kali lipatnya bunyi langsung. Efek ini sangat penting dalam hal elektroakustik dimana energy suara yagn diterima oleh pendengar diperoleh dari pengeras suara (lihat persamaan )
(2) dengan adalah komponen normal dari suatu kecepatan partikel yang berhubungan langsung dengan tekanan yang diakibatkan oleh suara dengan persamaan
Getaran Teredam Dalam Rongga Tertutup pada Sembarang Bentuk Dari hasil beberapa uji peredaman getaran pada pipa tertutup membuktikan bahwa getaran teredam di dalam rongga tertutup dapat dianalisa tidak
Lebih terperinciBAB 7. INSTRUMENTASI UNTUK PENGUKURAN KEBISINGAN
BAB 7. INSTRUMENTASI UNTUK PENGUKURAN KEBISINGAN 7.1. TUJUAN PENGUKURAN Ada banyak alasan untuk membuat pengukuran kebisingan. Data kebisingan berisi amplitudo, frekuensi, waktu atau fase informasi, yang
Lebih terperincis(t) = C (2.39) } (2.42) atau, dengan menempatkan + )(2.44)
2.9 Analisis Fourier Alasan penting untuk pusat osilasi harmonik adalah bahwa virtually apapun osilasi atau getaran dapat dipecah menjadi harmonis, yaitu getaran sinusoidal. Hal ini berlaku tidak hanya
Lebih terperinciGelombang sferis (bola) dan Radiasi suara
Chapter 5 Gelombang sferis (bola) dan Radiasi suara Gelombang dasar lain datang jika jarak dari beberapa titik dari titik tertentu dianggap sebagai koordinat relevan yang bergantung pada variabel akustik.
Lebih terperinciFISIKA FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 Alfan Muttaqin/M
FISIKA FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 Alfan Muttaqin/M0207025 Di terjemahkan dalam bahasa Indonesia dari An introduction by Heinrich Kuttruff Bagian 6.6 6.6.4 6.6 Penyerapan Bunyi Oleh
Lebih terperinciHubungan 1/1 filter oktaf. =Frekuesi aliran rendah (s/d -3dB), Hz =Frekuesi aliran tinggi (s/d -3dB), Hz
Hubungan 1/1 filter oktaf f 1 f 2 f 1 = 2 1/2f c f 1 = 2 1/2f c f 1 = 2f c1 = frekuensi tengah penyaring =Frekuesi aliran rendah (s/d -3dB), Hz =Frekuesi aliran tinggi (s/d -3dB), Hz Analisis oktaf sepertiga,
Lebih terperinci(6.38) Memasukkan ini ke persamaan (6.14) (dengan θ = 0) membawa kita ke faktor refleksi dari lapisan
6.6.3 Penyerapan oleh lapisan berpori Selanjutnya kita mempertimbangkan penyerapan suara oleh lapisan tipis berpori, misalnya, dengan selembar kain seperti tirai, atau dengan pelat tipis dengan perforasi
Lebih terperinciBAB 3. RESPONS MANUSIA TERHADAP BUNYI
BAB 3. RESPONS MANUSIA TERHADAP BUNYI 3.1. PENDAHULUAN Telinga, tampaknya seperti sihir, mengubah energi suara yang masuk ke dalam osilasi gendang telinga, kemudian ke gerakan tulang telinga bagian tengah,
Lebih terperinciSuara. Definisi Suara???
Suara Suara Definisi Suara??? Suara, Amplitudo dan Telinga Suara adalah fenomena kompleks yang melibatkan fisika dan persepsi. suara selalu melibatkan setidaknya tiga hal: sesuatu yang bergerak sesuatu
Lebih terperinciAkustik Bangunan. Bab
Dalam arti tertentu akustik bangunan adalah mitra dari akustik ruangan karena keduanya merujuk pada propagasi suara di gedung-gedung. Namun, objek pembahasan kedua bidang akustik tersebut berbeda. Sedangkan
Lebih terperinciFisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi
Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Getaran dan Gelombang Hukum Hooke F s = - k x F s adalah gaya pegas k adalah konstanta pegas Konstanta pegas adalah ukuran kekakuan dari
Lebih terperinciBAB 10 GELOMBANG BUNYI DALAM ZAT PADAT ISOTROPIK
BAB 10 GELOMBANG BUNYI DALAM ZAT PADAT ISOTROPIK Sepertinya bunyi dalam padatan hanya berperan kecil dibandingkan bunyi dalam zat alir, terutama, di udara. Kesan ini mungkin timbul karena kita tidak dapat
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI Suara. Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan
BAB II DASAR TEORI 2. 1 Suara Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan amplitude tertentu melalui media perantara yang dihantarkannya seperti media air, udara maupun benda
Lebih terperinciACOUSTICS An Introduction Book of : Heinrich Kuttruff
ACOUSTICS An Introduction Book of : Heinrich Kuttruff Translate by : Setyaningrum Ambarwati M 0207014 Fisika-UNS Halaman 79-86 5.5 Dipol Sebagai contoh pertama dari sumber suara direktif kita menganggap
Lebih terperinciGELOMBANG MEKANIK. (Rumus) www.aidianet.co.cc
GELOMBANG MEKANIK (Rumus) Gelombang adalah gejala perambatan energi. Gelombang Mekanik adalah gelombang yang memerlukan medium untuk merambat. A = amplitudo gelombang (m) = = = panjang gelombang (m) v
Lebih terperinciSuara Di Ruang Tertutup
Suara Di Ruang Tertutup Pada bab-bab sebelumnya menunjukkan bahwa meningkatnya bidang pembatas bunyi disertai dengan meningkatnya kompleksitas. Demikian bayangan yang dihasilkan pesawat yang terkena gelombang
Lebih terperinciSINYAL. Adri Priadana ilkomadri.com
SINYAL Adri Priadana ilkomadri.com Pengertian Sinyal Merupakan suatu perubahan amplitude dari tegangan atau arus terhadap waktu (time). Data yang dikirimkan dalam bentuk analog ataupun digital. Sinyal
Lebih terperinciSifat Alami Gelombang
Sifat Alami Gelombang Bunyi Sebagai Gelombang Mekanik Sifat alami gelombang bunyi serupa dengan gelombang slinki. Seperi halnya gelombang slinki, pada gelombang bunyi ada medium yang membawa gangguan dari
Lebih terperinciudara maupun benda padat. Manusia dapat berkomunikasi dengan manusia dari gagasan yang ingin disampaikan pada pendengar.
BAB II DASAR TEORI 2.1 Suara (Speaker) Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan amplitudo tertentu melalui media perantara yang dihantarkannya seperti media air, udara maupun
Lebih terperinciGelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr
Gelombang A. PENDAHULUAN Gelombang adalah getaran yang merambat. Gelombang merambat getaran tanpa memindahkan partikel. Partikel hanya bergerak di sekitar titik kesetimbangan. Gelombang berdasarkan medium
Lebih terperinciExperiment indonesian (Indonesia) Loncatan manik-manik - Sebuah model transisi fase dan ketidak-stabilan (10 poin)
Q2-1 Loncatan manik-manik - Sebuah model transisi fase dan ketidak-stabilan (10 poin) Sebelum mengerjakan soal ini, kalian baca lebih dahulu Petunjuk Umum pada amplop yang terpisah. Pendahuluan Transisi
Lebih terperinciFisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi
Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi Getaran dan Gelombang Getaran/Osilasi Gerak Harmonik Sederhana Gelombang Gelombang : Gangguan yang merambat Jika seutas tali yang diregangkan
Lebih terperinciPertemuan 10 PRINSIP KOMUNIKASI LISTRIK. Dahlan Abdullah Website :
Pertemuan 10 PRINSIP KOMUNIKASI LISTRIK Dahlan Abdullah Email : dahlan@unimal.ac.id Website : http://www.dahlan.web.id Pendahuluan Dalam setiap komunikasi salah satunya selalu diperlukan sumber informasi
Lebih terperinciPenghasil Gelombang Bunyi. Gelombang. bunyi adalah gelombang. medium. Sebuah
Bunyi Penghasil Gelombang Bunyi Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal yang merambat melalui sebuah medium Sebuah garpu tala dapat digunakan sebagai contoh penghasil gelombang bunyi Penggunaan Garpu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PSD Bab I Pendahuluan 1
BAB I PENDAHULUAN Pengolahan Sinyal Digital (Digital Signal Processing, disingkat DSP) adalah suatu bagian dari sain dan teknologi yang berkembang pesat selama 40 tahun terakhir. Perkembangan ini terutama
Lebih terperinciKomunikasi Data POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA. Lecturer: Sesi 5 Data dan Sinyal. Jurusan Teknik Komputer Program Studi D3 Teknik Komputer
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA Jurusan Teknik Komputer Program Studi D3 Teknik Komputer Lecturer: M. Miftakul Amin, S. Kom., M. Eng. Komunikasi Data Sesi 5 Data dan Sinyal 2015 Komunikasi Data 1 Data & Sinyal
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Dasar Teori Serat Alami
BAB II DASAR TEORI 2.1 Dasar Teori Serat Alami Secara umum serat alami yang berasal dari tumbuhan dapat dikelompokan berdasarkan bagian tumbuhan yang diambil seratnya. Berdasarkan hal tersebut pengelompokan
Lebih terperinciSIGNAL & SPECTRUM O L E H : G U TA M A I N D R A. Rangkaian Elektrik Prodi Teknik Elektro Fakultas Teknik 2017
SIGNAL & SPECTRUM O L E H : G U TA M A I N D R A Rangkaian Elektrik Prodi Teknik Elektro Fakultas Teknik 2017 TUJUAN PERKULIAHAN Memahami berbagai pernyataan gelombang sinyal Memahami konsep harmonisa
Lebih terperinciTransmisi Bunyi di Dalam Pipa
Transmisi Bunyi di Dalam Pipa Didalam Bab 4.1 telah dijelaskan bahwa gelombang suara di dalam fluida tidak dipengaruhi oleh permukaan luarnya yang sejajar dengan arah suara propagasi. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinci- S. Indriani Lestariningati, M.T- Week 3 TERMINAL-TERMINAL TELEKOMUNIKASI
- S. Indriani Lestariningati, M.T- Week 3 TERMINAL-TERMINAL TELEKOMUNIKASI Dengan kemajuan teknologi, telekomunikasi menjadi lebih cepat, lebih andal dan lebih murah dibandingkan dengan metode komunikasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra merupakan salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Meskipun sebuah citra kaya akan informasi, namun sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suara paru terjadi karena adanya turbulensi udara saat udara memasuki saluran pernapasan selama proses pernapasan. Turbulensi ini terjadi karena udara mengalir dari
Lebih terperinciAnalisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s
Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Listrik () BAB 4 Tanggapan Frekuensi Rangkaian Orde Pertama Sebagaimana kita ketahui, kondisi operasi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Filter Secara umum, filter berfungsi untuk memisahkan atau menggabungkan sinyal informasi yang berbeda frekuensinya. Mengingat bahwa pita spektrum elektromagnetik adalah
Lebih terperinciScientific Echosounders
Scientific Echosounders Namun secara secara elektronik didesain dengan amplitudo pancaran gelombang yang stabil, perhitungan waktu yang lebih akuran dan berbagai menu dan software tambahan. Contoh scientific
Lebih terperinciTERMINOLOGI PADA SENSOR
TERMINOLOGI PADA SENSOR Tutorial ini merupakan bagian dari Seri Pengukuran Fundamental Instrumen Nasional. Setiap tutorial dalam seri ini, akan mengajarkan anda tentang topik spesifik aplikasi pengukuran
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa
2 Metode yang sering digunakan untuk menentukan koefisien serap bunyi pada bahan akustik adalah metode ruang gaung dan metode tabung impedansi. Metode tabung impedansi ini masih dibedakan menjadi beberapa
Lebih terperinciWardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College
Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018-1. Hambatan listrik adalah salah satu jenis besaran turunan yang memiliki satuan Ohm. Satuan hambatan jika
Lebih terperinciGambar 1 : Sistem Penempatan Elektoda [1]
Cara Kerja EEG Rekaman EEG umumnya melalui elektroda yang diletakkan di kulit kepala atau dapat juga ditanam intra kranial. Untuk meningkatkan kontak listrik antara elektroda dan kulit kepala digunakan
Lebih terperinciSection 14.4 airborne sound insulation of double-leaf partitions Section 14.5 structure-borne sound insulation
Section 14.4 airborne sound insulation of double-leaf partitions Section 14.5 structure-borne sound insulation 14.4 Isolasi bunyi pada kolong udara dengan partisi double lapis Seperti yang terlihat dari
Lebih terperinciDINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya
1. EBTANAS-06-22 Berikut ini merupakan sifat-sifat gelombang cahaya, kecuali... A. Dapat mengalami pembiasan B. Dapat dipadukan C. Dapat dilenturkan D. Dapat dipolarisasikan E. Dapat menembus cermin cembung
Lebih terperinciPolarisasi Gelombang. Polarisasi Gelombang
Polarisasi Gelombang Polarisasi Gelombang Gelombang cahaya adalah gelombang transversal, sedangkan gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal. Nah, ada satu sifat gelombang yang hanya dapat terjadi
Lebih terperinciALAT YANG DIPERLUKAN TALI SLINKI PEGAS
Getaran dan Gelombang ALAT YANG DIPERLUKAN TALI SLINKI PEGAS BANDUL Amplitudo Amplitudo (A) Amplitudo adalah posisi maksimum benda relatif terhadap posisi kesetimbangan Ketika tidak ada gaya gesekan, sebuah
Lebih terperinciKONSEP DAN TERMINOLOGI ==Terminologi==
TRANSMISI DATA KONSEP DAN TERMINOLOGI ==Terminologi== Direct link digunakan untuk menunjukkan jalur transmisi antara dua perangkat dimana sinyal dirambatkan secara langsung dari transmitter menuju receiver
Lebih terperinciGelombang Bunyi. Keterangan: γ = konstanta Laplace R = tetapan umum gas (8,31 J/mol K)
Gelombang Bunyi Bunyi termasuk gelombang mekanik, karena dalam perambatannya bunyi memerlukan medium perantara. Ada tiga syarat agar terjadi bunyi yaitu ada sumber bunyi, medium, dan pendengar. Bunyi dihasilkan
Lebih terperinciGambar 2.1 Perangkat UniTrain-I dan MCLS-modular yang digunakan dalam Digital Signal Processing (Lucas-Nulle, 2012)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Digital Signal Processing Pada masa sekarang ini, pengolahan sinyal secara digital yang merupakan alternatif dalam pengolahan sinyal analog telah diterapkan begitu luas. Dari
Lebih terperinciM-5 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG CAHAYA TAMPAK
M-5 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG CAHAYA TAMPAK I. TUJUAN Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan besar panjang gelombang dari cahaya tampak dengan menggunakan konsep difraksi dan interferensi. II.
Lebih terperinci1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah
1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah A. y = 0,5 sin 2π (t - 0,5x) B. y = 0,5 sin π (t - 0,5x) C. y = 0,5 sin π (t - x) D. y = 0,5 sin 2π (t - 1/4 x) E. y = 0,5 sin 2π (t
Lebih terperinciJURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ( X Print) B-101
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) 2337-3520 (2301-928X Print) B-101 Kebisingan di Dalam Kabin Masinis Lokomotif Tipe CC201 Tri Sujarwanto, Gontjang Prajitno, dan Lila Yuwana Jurusan Fisika,
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 39 JAKARTA
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 9 JAKARTA Jl. RA Fadillah Cijantung Jakarta Timur Telp. 840078, Fax 87794718 REMEDIAL ULANGAN TENGAH SEMESTER
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat, terutama bidang elektronika dan komputer yang diterapkan pada bidang medis. Kemajuan teknologi
Lebih terperinciBAB 6. SATUAN UKURAN KEBISINGAN
BAB 6. SATUAN UKURAN KEBISINGAN 6.1. LEVEL DAN DESIBEL Respon manusia terhadap suara kira-kira sebanding dengan logaritma intensitas suara. Tingkat logaritmik (diukur dalam desibel atau db), di Akustik,
Lebih terperinciTeknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Model Sistem Komunikasi Sinyal listrik digunakan dalam sistem komunikasi karena relatif gampang dikontrol. Sistem komunikasi listrik ini mempekerjakan sinyal listrik untuk membawa
Lebih terperinciBAB III DASAR DASAR GELOMBANG CAHAYA
BAB III DASAR DASAR GELOMBANG CAHAYA Tujuan Instruksional Umum Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perambatan gelombang, yang merupakan hal yang penting dalam sistem komunikasi serat optik. Pembahasan
Lebih terperinciInterferensi Cahaya. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung
Interferensi Cahaya Agus Suroso (agussuroso@fi.itb.ac.id) Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung Agus Suroso (FTETI-ITB) Interferensi Cahaya 1 / 39 Contoh gejala interferensi
Lebih terperinciBIOAKUSTIK. Akustik membahas segala hal yang berhubungan dengan bunyi,
BIOAKUSTIK Akustik membahas segala hal yang berhubungan dengan bunyi, Bioakustik membahas bunyi yang berhubungan dengan makhluk hidup, terutama manusia. Bahasan bioakustik: proses pendengaran dan instrumen
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE BAND PASS FILTER UNTUK OPTIMASI TRANSFER DAYA PADA SINYAL FREKUENSI RENDAH; STUDI KASUS : SINYAL EEG
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE BAND PASS FILTER UNTUK OPTIMASI TRANSFER DAYA PADA SINYAL FREKUENSI RENDAH; STUDI KASUS : SINYAL EEG LISA SAKINAH (07 00 70) Dosen Pembimbing: Dr. Melania Suweni Muntini,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. spektrofotometer UV-Vis dan hasil uji serapan panjang gelombang sampel dapat
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian diawali dengan pembuatan sampel untuk uji serapan panjang gelombang sampel. Sampel yang digunakan pada uji serapan panjang gelombang sampel adalah
Lebih terperinciBAB GEJALA GELOMBANG I. SOAL PILIHAN GANDA. C. 7,5 m D. 15 m E. 30 m. 01. Persamaan antara getaran dan gelombang
1 BAB GEJALA GELOMBANG I. SOAL PILIHAN GANDA 01. Persamaan antara getaran dan gelombang adalah (1) keduanya memiliki frekuensi (2) keduanya memiliki amplitude (3) keduanya memiliki panjang gelombang A.
Lebih terperinciAntiremed Kelas 12 Fisika
Antiremed Kelas 12 Fisika Gelombang Mekanik - Latihan Soal Doc. Name: AR12FIS0198 Version: 2012-09 halaman 1 01. t = 0.4s Panjang gelombang dari gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0 m (D)
Lebih terperinciPengukuran Ketebalan serta Posisi Cacat pada Sampel Carbon Steel dan Stainless Steel dengan Metode Ultrasonic Testing.
Pengukuran Ketebalan serta Posisi Cacat pada Sampel Carbon Steel dan Stainless Steel dengan Metode Ultrasonic Testing Fransisca Debora Jurusan Fisika FMIPA Universitas Sriwijaya Email : fransisca.debora91@gmail.com
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.. Respon Impuls Akustik Ruangan. Respon impuls akustik suatu ruangan didefinisikan sebagai sinyal suara yang diterima oleh suatu titik (titik penerima, B) dalam ruangan akibat suatu
Lebih terperinciDASAR TELEKOMUNIKASI ARJUNI BP JPTE-FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. Arjuni Budi P. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK-UPI
DASAR TELEKOMUNIKASI ARJUNI BP JPTE-FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Pendahuluan Telekomunikasi = Tele -- komunikasi Tele = jauh Komunikasi = proses pertukaran informasi Telekomunikasi = Proses pertukaran
Lebih terperinciKOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T
Data dan Sinyal Data yang akan ditransmisikan kedalam media transmisi harus ditransformasikan terlebih dahulu kedalam bentuk gelombang elektromagnetik. Bit 1 dan 0 akan diwakili oleh tegangan listrik dengan
Lebih terperinciI. BUNYI. tebing menurut persamaan... (2 γrt
I. BUNYI 1. Bunyi merambat pada besi dengan kelajuan 5000 m/s. Jika massa jenis besi tersebut adalah 8 g/cm 3, maka besar modulus elastik besi adalah... (2x10 11 N/m 2 ) 2. Besar kecepatan bunyi pada suatu
Lebih terperinciGambar dibawah memperlihatkan sebuah image dari mineral Beryl (kiri) dan enzim Rubisco (kanan) yang ditembak dengan menggunakan sinar X.
EKO NURSULISTIYO Gambar dibawah memperlihatkan sebuah image dari mineral Beryl (kiri) dan enzim Rubisco (kanan) yang ditembak dengan menggunakan sinar X. Struktur gambar tersebut disebut alur Laue (Laue
Lebih terperinciFISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.
1 D49 1. Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. Hasil pengukuran adalah. A. 4,18 cm B. 4,13 cm C. 3,88 cm D. 3,81 cm E. 3,78 cm 2. Ayu melakukan
Lebih terperinciBAB II PARAMETER PARAMETER AKUSTIK RUANGAN
BAB II PARAMETER PARAMETER AKUSTIK RUANGAN Pada bab ini akan dibahas teori apa saja yang menunjang untuk mendeskripsikan bagaimana keadaan akustik dari BU UKSW. Dengan teori teori yang akan dibahas di
Lebih terperinciKumpulan Soal Fisika Dasar II.
Kumpulan Soal Fisika Dasar II http://personal.fmipa.itb.ac.id/agussuroso http://agussuroso102.wordpress.com Topik Gelombang Elektromagnetik Interferensi Difraksi 22-04-2017 Soal-soal FiDas[Agus Suroso]
Lebih terperinciJenis dan Sifat Gelombang
Jenis dan Sifat Gelombang Gelombang Transversal, Gelombang Longitudinal, Gelombang Permukaan Gelombang Transversal Gelombang transversal merupakan gelombang yang arah pergerakan partikel pada medium (arah
Lebih terperinciBilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN
Modul 1 Bilangan Real S PENDAHULUAN Drs. Soemoenar emesta pembicaraan Kalkulus adalah himpunan bilangan real. Jadi jika akan belajar kalkulus harus paham terlebih dahulu tentang bilangan real. Bagaimanakah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan gambaran latar belakang dan tujuan diperlukannya perancangan sistem penyuara dengan cacat minimal. Kemudian penulis menjelaskan spesifikasi perancangan yang akan
Lebih terperinciLEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG - GELOMBANG
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Nama : Kelas/No : / Gelombang - - GELOMBANG - GELOMBANG ------------------------------- 1 Gelombang Gelombang Berjalan
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN JARAK TERHADAP SUMBER BUNYI BIDANG DATAR BERBENTUK LINGKARAN
PENGARUH PENAMBAHAN JARAK TERHADAP SUMBER BUNYI BIDANG DATAR BERBENTUK LINGKARAN Agus Martono 1, Nur Aji Wibowo 1,2, Adita Sutresno 1,2,* 1 Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika
Lebih terperinciGetaran dan Gelombang
Fisika Umum (MA301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Hukum Hooke, Sistem Pegas-Massa Energi Potensial Pegas Perioda dan frekuensi Gerak Gelombang Bunyi Gelombang Bunyi Efek Doppler Gelombang Berdiri
Lebih terperinciMODULATOR DAN DEMODULATOR. FSK (Frequency Shift Keying) Budihardja Murtianta
MODULATOR DAN DEMODULATOR FSK (Frequency Shift Keying) Budihardja Murtianta Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 Email: budihardja@yahoo.com Intisari
Lebih terperinci1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu.
1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu. 2. Sebuah gelombang transversal frekuensinya 400 Hz. Berapa jumlah
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengambilan Contoh Dasar Gambar 16 merupakan hasil dari plot bottom sampling dari beberapa titik yang dilakukan secara acak untuk mengetahui dimana posisi target yang
Lebih terperinciPhase (Fase) vs Delay vs Time (Waktu) 2007
Pertanyaan apakah menambahkan delay dan pergeseran fase adalah dua hal sama? Apakah beda delay dan fase? Apakah korelasinya? Adalah pertanyaan pertanyaan yang sering timbul di dunia audio dan tidak banyak
Lebih terperinci01. Panjang gelombang dari gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0 m (D) 4,0 m (E) 6,0 m 02.
01. t = 0.4s Panjang gelombang dari gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0 m (D) 4,0 m (E) 6,0 m 02. t = 0.4s Amplituda dari gelombang pada gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0
Lebih terperinciPengertian Gelombang. Getaran yang merambat. Rambatan energi. Getaran yang merambat tetapi partikelpartikel medium tidak ikut merambat.
1 Pengertian Gelombang Getaran yang merambat. Rambatan energi. Getaran yang merambat tetapi partikelpartikel medium tidak ikut merambat. 2 MACAM-MACAM GELOMBANG 3 1. Berdasarkan arah rambatan Gelombang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Permukiman Lingkungan pemukiman/perumahan adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi
Lebih terperinci6 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
155 6 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 6.1 Analisis Simulasi Perubahan Fase 6.1.1 Spektrum gerakan ikan-ikanan berukuran 20 x 25 cm Untuk memperoleh spektrum frekuensi dari gelombang ikan-ikanan berukuran 20 x
Lebih terperinciTIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #9 Genap 2014/2015. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan
Materi #9 Definisi 2 Noise (bising) adalah bunyi yang tidak dikehendaki, suatu gejala lingkungan (environmental phenomenon) yang mempengaruhi manusia sejak dalam kandungan dan sepanjang hidupnya. Bising
Lebih terperinciKELAS XII FISIKA SMA KOLESE LOYOLA SEMARANG SMA KOLESE LOYOLA M1-1
KELAS XII LC FISIKA SMA KOLESE LOYOLA M1-1 MODUL 1 STANDAR KOMPETENSI : 1. Menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang dalam menyelesaikan masalah KOMPETENSI DASAR 1.1. Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri
Lebih terperinciBAB GELOMBANG MEKANIK. Pada pembelajaran pertama ini kita akan mempelajari. mekanik.
BAB 1 GELOMBANG MEKANIK Pada pembelajaran pertama ini kita akan mempelajari gelombang mekanik. Gelombang mekanik dapat kita pelajari melalui gejala gelombang pada slinky dan tali yang digetarkan. Ya. Setelah
Lebih terperinciD. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J
1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,
Lebih terperinciHANDOUT FISIKA KELAS XII (UNTUK KALANGAN SENDIRI) GELOMBANG MEKANIS
YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. Bandung 0. 7 Fa. 0. 587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id HANDOUT FISIKA KELAS XII
Lebih terperinci3.1. Gambaran Sistem Penyuara dan Kotak yang Digunakan
BAB III PERANCANGAN Pada bab ini penulis menjelaskan perancangan sistem penyuara dengan cacat minimal. Perancangan sistem penyuara dengan cacat minimal yang dilakukan meliputi untai L-pad, Zobel, dan crossover.
Lebih terperinciPengukuran Transmission Loss (TL) dan Sound Transmission Class (STC) pada Suatu Sampel Uji
LABORATORIUM AKUSTIK (11154) PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM 17 1 Pengukuran Transmission Loss (TL) dan Sound Transmission Class () pada Suatu Sampel Uji Mohammad Istajarul Alim, Maslahah, Diky Anggoro Departemen
Lebih terperinciBAB 5 PEMBAHASAN. 39 Universitas Indonesia
BAB 5 PEMBAHASAN Dua metode penelitian yaitu simulasi dan eksperimen telah dilakukan sebagaimana telah diuraikan pada dua bab sebelumnya. Pada bab ini akan diuraikan mengenai analisa dan hasil yang diperoleh
Lebih terperinciAntiremed Kelas 12 Fisika
Antiremed Kelas 12 Fisika UTS Fisika Latihan 1 Doc. Name: AR12FIS0UTS Version: 2014-10 halaman 1 01. erujuk pada gambar di bawah yang menunjukkan gelombang menjalar pada tali dengan kelajuan 320 cm/s Frekuensi
Lebih terperinciBab 3. Transmisi Data
Bab 3. Transmisi Data Bab 3. Transmisi Data 1/34 Outline Terminologi dan Konsep Transmisi Data Media Transmisi Konsep Domain Waktu Konsep Domain Frekuensi Transmisi Analog Transmisi Digital Gangguan Transmisi
Lebih terperinciTanggapan Frekuensi Pendahuluan
Tanggapan Frekuensi 46 3 Tanggapan Frekuensi 3.. Pendahuluan Dalam bab 3, kita telah membahas karakteritik suatu sistem dalam lingkup waktu dengan masukan-masukan berupa fungsi step, fungsi ramp, fungsi
Lebih terperinciSOUND PROPAGATION (Perambatan Suara)
SOUND PROPAGATION (Perambatan Suara) SOUND PROPAGATION (Perambatan Suara) Reflection and Refraction Ketika gelombang suara merambat dalam medium, terjadi sebuah pertemuan antara kedua medium dengan kepadatan
Lebih terperinciSoal GGB (Getaran, Gelombang & Bunyi)
Xpedia Fisika Soal GGB (Getaran, Gelombang & Bunyi) Doc Name : XPPHY0299 Version : 2013-04 halaman 1 01. Pertanyaan 01-02, merujuk pada gambar di bawah yang menunjukkan gelombang menjalar pada tali dengan
Lebih terperinciPENGUJIAN SINYAL AUDIO MULTICHANNEL DENGAN METODE SUBJECTIVE TEST BERDASARKAN REC. ITU-R BS
PENGUJIAN SINYAL AUDIO MULTICHANNEL DENGAN METODE SUBJECTIVE TEST BERDASARKAN REC. ITU-R BS.1116-1 FADLUR RAHMAN 0910952042 DOSEN PEMBIMBING : Dr. IKHWANA ELFITRI Blok Diagram Sampel Audio Multichannel
Lebih terperinciLEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS )
LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah
Lebih terperinciTRANSMISI ANALOG DAN TRANSMISI TRANSMI DIGIT SI AL DIGIT
TRANSMISI ANALOG DAN TRANSMISI DIGITAL Data and Sinyal Biasanya menggunakan sinyal digital untuk data digital dan sinyal analog untuk data analog Bisa menggunakan sinyal analog untuk membawa data digital
Lebih terperinciFISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari
FISIKA 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari MATERI Satuan besaran Fisika Gerak dalam satu dimensi Gerak dalam dua dan tiga dimensi Gelombang berdasarkan medium (gelombang mekanik dan elektromagnetik) Gelombang
Lebih terperinci