Pada Bab III akan dijelaskan metode untuk memperoleh besaran fisis dari citra
|
|
- Sucianty Muljana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III METODOLOGI Pada Bab III akan dijelaskan metode untuk memperoleh besaran fisis dari citra yang telah dilakukan pengolahan citra digital. Dimulai dari teknik pengambilan citra, teknik pengolahan citra sampai dengan memperoleh besaran fisis dengan menggunakan MATLAB dan DIPMA (Digital Citra Processing for Citra Analysis). 3.1 DIPMA DIPMA 3.0 (Faisal, 2003) adalah kependekan dari Digital Citra Processing for Micro Analysis. Perangkat lunak ini memiliki kemampuan olah citra dan estimasi besaran fisis dari citra batuan. Penulis menggunakan DIPMA sebagai salah satu alat olah citra yang digunakan untuk merubah citra warna menjadi citra biner. setelah didapat citra biner lalu dilakukan proses TPCF untuk melakukan estimasi dari besaran-besaran fisis seperti porositas, luas permukaan spesifik, radius hidraulik dan permeabilitas. Persamaan untuk mendapatkan besaran-besaran fisis diatas telah dijelaskan pada subbab Dibawah akan diperlihatkan tampilan DIPMA 3.0 yang penulis gunakan untuk melakukan estimasi besaran fisis :
2 21 Gambar 3.1 Tampilan DIPMA. Gambar 3.1 merupakan tampilan dari program DIPMA. Pada DIPMA terdapat beberapa label kegunaan yang dapat digunakan untuk mengestimasi besaran fisis dari citra batuan dalam 2 dimensi. Gambar 3.2 Hasil grafik TPCF.
3 22 Gambar 3.2 merupakan hasil grafik yang diperoleh dengan menggunakan DIPMA. Prinsip dari grafik telah dijelaskan pada subbab Dari grafik diatas dapat diperoleh besaran-besaran fisis yang akan digunakan oleh penulis untuk mengkaji perubahan besaran fisis terhadap ukuran. 3.2 Data Skala Centimeter dan Skala Milimeter Pengukuran citra dalam skala centimeter Untuk memperoleh citra dalam skala centimeter yang sesuai dan mudah untuk dilakukan pengolahan citra penulis menggunakan rancangan alat seperti gambar 3.3 di bawah : Gambar 3.3 Alat yang digunakan utuk pengambilan citra digital untuk skala centimeter Alat yang digunakan adalah kamera yang diletakkan dalam rangkaian alat yang memiliki rel geser yang dapat digunakan untuk memajukan dan memundurkan kamera atau sampel batuan sesuai dengan fokus yang kita inginkan. Penulis menggunakan alat di atas untuk memperoleh citra yang diinginkan. Batuan sampel yang digunakan adalah batuan karbonat.
4 23 Gambar 3.4 Batu karbonat yang digunakan. Gambar 3.4 merupakan batuan karbonat yang berbentuk bongkahan di potong menjadi bentuk balok dengan ukuran 10 x 5.4 x 4.1 cm. Dengan ukuran yang lebih kecil dan berbentuk persegi diharapkan dapat diperoleh citra yang sesuai untuk dilakukan pengolahan citra digital. Pengambilan citra batuan karbonat dalam skala centimeter dilakukan dengan menggunakan kamera digital. Sebelum dilakukan pengambilan citra, sisi yang akan diambil citranya diwarnai dengan menggunakan cat pilox atau kapur sehingga terlihat jelas perbedaan pori dengan matriks. Setelah terlihat perbedaan pori dan matriks baru dilakukan pengambilan citra dengan menggunakan kamera digital. Citra yang diperoleh dengan menggunakan kamera digital diatur memiliki ukuran 640 x 480 pixels. Untuk menentukan skala pada citra, penulis menggunakan penggaris untuk menentukan skala pada citra batuan karbonat. Gambar 3.5 Citra disebelah kiri tidak menggunakan penggaris, citra disebelah kanan menggunakan penggaris.
5 24 Gambar 3.5 merupakan citra berukuran sama 640 x 480 pixels, gambar kiri tidak menggunakan penggaris dan gambar kanan menggunakan penggaris berskala centimeter. Penulis menggunakan kedua citra tersebut untuk menentukan skala. Untuk memperoleh skala pada citra, penulis membandingkan antara citra yang tidak menggunakan penggaris dengan citra yang menggunakan penggaris. Dari perbandingan kedua citra tersebut diperoleh skala batuan karbonat, dimana 1 pixel dari citra sama dengan 0,008 cm. Untuk melakukan pengolahan citra digital, terlebih dahulu dilakukan croping pada citra. Hal ini dilakukan agar pengolahan citra digital dengan menggunakan DIPMA lebih mudah dilakukan. Citra yang diperoleh dengan ukuran 640 x 480 pixels kemudian di crop dengan menggunakan PhotoshopCS2 atau CorelDraw12. Penulis mengubah ukuran dari 640 x 480 pixels menjadi ukuran 300 x 300 pixels. Hasil cropping dapat dilihat pada gambar 3.6 : Gambar 3.6 Citra hasil croping dengan ukuran 300x300 pixels. Kemudian dilakukan edit pori dengan menggunakan Photoshop agar terlihat perbedaan yang jelas antara pori dan padatan. Setelah terlihat jelas perbedaan
6 25 antara pori dan padatan, pengolahan citra digital dapat dilakukan pada citra tersebut. Proses pengolahan citra dari awal sampai siap dilakukan pengolahan citra dapat dilihat pada alur gambar 3.7 : Gambar 3.7 Alur pengambilan citra digital untuk skala centimeter. Gambar pertama menunjukkan citra awal dari kamera digital yang berukuran 640 x 480 pixels, gambar kedua adalah citra setelah dilakukan cropping dengan ukuran 300 x 300 pixels, dan gambar terakhir adalah hasil citra setelah dilakukan edit pori agar terlihat perbedaan antara pori dan padatannya sehingga dapat dilakukan pengolahan citra digital Pengukuran citra dalam skala milimeter Untuk memperoleh citra dalam skala milimeter yang sesuai untuk dilakukan pengolahan citra penulis menggunakan mikroskop yang dihubungkan dengan komputer. Susunan alat dapat dilihat pada gambar dibawah :
7 26 Gambar 3.8 Alat yang digunakan utuk pengambilan citra digital untuk skala milimeter. Gambar 3.8 merupakan alat yang digunakan untuk mendapatkan citra yang dibutuhkan dalam skala milimeter. Susunan alat adalah mikroskop yang terhubung dengan komputer. Pembesaran mikroskop yang digunakan adalah 100x untuk memperoleh citra yang diinginkan. Gambar 3.9 Skala. Gambar 3.9 merupakan skala yang digunakan sebagai alat perbandingan dari citra milimeter pada batu yang telah diukur. Citra batuan dalam skala milimeter tersebut diperoleh dengan mengambil citra dari thin section (sayatan tipis) yang diperoleh dari batuan karbonat.
8 27 Gambar 3.10 Thin section batuan karbonat. Kemudian untuk pengambilan citra digunakan mikroskop optik yang terhubung langsung pada komputer dengan menggunakan software Motic plus. Data yang diperoleh melalui mikroskop yang telah dihubungkan dengan komputer tersebut menjadi citra yang kemudian disimpan ke dalam komputer dengan ukuran 320 x 240 pixels. Penulis menggunakan perbandingan citra untuk memperoleh skala untuk citra skala milimeter. Gambar 3.11 Citra disebelah kiri tidak menggunakan skala, citra disebelah kanan menggunakan skala lingkaran. Gambar 3.1 merupakan citra berukuran sama 320 x 240 pixels. Untuk memperoleh skala pada citra penulis membandingkan kedua citra diatas dan diperoleh perbandingan skala 1 pixel sama dengan 0,004 mm. Berbeda dengan citra yang diperoleh dalam skala centimeter dimana citra diperoleh dari satu tahap pengambilan citra digital, pengambilan citra dalam skala milimeter dilakukan dalam beberapa tahapan. Dikarenakan keterbatasan dari mikroskop yang hanya memiliki view citra yang sangat terbatas, sehingga keseluruhan dari citra batuan
9 28 karbonat yang terdapat pada thin section tidak tercitra secara keseluruhan. Hanya sebagian kecil citra dari preparat yang berhasil didapat melalui satu kali pengambilan gambar. Untuk mengatasi permasalahan diatas, penulis menarik beberapa pengamatan yakni : 1. Citra yang diperoleh harus berbentuk persegi/persegi panjang agar mudah dilakukan penggabungan citra dengan menggunakan program software MATLAB. 2. Citra yang diperoleh harus jelas dari segi retakan (fracture) atau pori. Karena batuan karbonat memiliki dua struktur yang dominan yakni fracture dan pori. Hasil citra yang berbentuk persegi tersebut kemudian diambil bagian per bagian dari preparat lalu digabungkan menjadi satu dengan menggunakan MATLAB. Pengambilan data dilakukan 256 kali untuk satu preparat dengan rincian pengambilan citra 16 x 16 pengambilan citra (16 baris dan 16 kolom). Hasil dari penggabungan citra dengan menggunakan MATLAB dapat dilihat pada citra dibawah : Gambar 3.12 Hasil penggabungan citra thin section 3 dengan menggunakan MATLAB (3995x3840 pixels).
10 29 Citra gambar diatas merupakan citra yang telah digabungkan, dari citra tersebut dapat dilakukan pengolahan citra digital. Hasil perbandingan citra antara citra lingkaran (berdiameter 0,6 mm) dan citra thin section dapat diperoleh informasi bahwa 1 pixels adalah 0,004 mm (0,004x3885=15,54 mm). Karena citra memiliki pixels terlalu besar untuk dilakukan pengolahan citra di komputer, penulis berinisiatif untuk mereduksi ukuran dari citra diatas menjadi 12,5% nya sehingga berukuran 500x480 pixels. Perubahan ukuran pada citra juga mengubah skala, dimana skala menjadi 1 pixels = 0,032 mm. Gambar 3.13 Citra thin section 3 dengan ukuran 500x480 pixels. Gambar diatas merupakan hasil dari penggabungan 256 citra yang telah di reduksi. Proses pengolahan citra dari awal sampai akhir dan dapat dilakukan pengolahan citra dapat digambarkan pada alur gambar 3.14 dibawah :
11 30 Gambar 3.14 Alur pengambilan citra digital untuk skala milimeter. Gambar pertama menunjukkan citra awal dari mikroskop yang berukuran 320 x 240 pixels, gambar kedua adalah citra setelah dilakukan penggabungan citra, yang ketiga adalah gambar saat dilakukan penyesuaian ukuran, cropping, dan edit pori agar terlihat perbedaan antara pori dan padatannya, dan gambar terakhir merupakan hasil citra yang siap untuk dilakukan pengolahan citra digital Algoritma dan diagram alir menggabungkan citra skala milimeter Langkah pertama dari penggabungan citra adalah menggabungkan citra dalam bentuk satu baris, dimana sebanyak 16 buah citra yang diperoleh dari 16 kali
12 31 pegambilan citra secara horizontal pada mikroskop. Hasil dari penggabunggan citra tersebut secara horizontal dapat dilihat pada gambar dibawah : Gambar 3.15 Hasil penggabungan citra secara horizontal Secara berurutan, algoritma penggabungan citra secara horizontal adalah sebagai berikut : 1. Membaca data citra mulai dari n=1 sampai n= Melakukan proses menggabungkan citra secara horizontal. 3. Melakukan proses pengubahan citra menjadi citra biner 4. Rendering objek baru menjadi citra gabungan secara horizontal. start input Input berupa citra sebanyak 16 buah citra Membaca citra n, n = 1-16 (horizontal) Proses menggabung citra (horizontal) Proses menggabung Citra menjadi output end Gambar 3.16 Diagram alir algoritma menggabungkan citra digital secara horizontal.
13 32 Gamabar 3.16 merupakan diagram alir dari penggabungan citra secara horizontal. Proses dimulai dari menggunakan program MATLAB di komputer, lalu membaca citra sebagai input, mulai dari citra pertama hingga citra ke-16 yang digabung menjadi citra horizontal. Setelah itu dilakukan proses mengubah citra gabungan menjadi citra biner. Hasil dari penggabungan tersebut adalah citra berukuran 3995 x 240 pixels. Setelah mendapatkan data citra horizontal, dilakukan penggabungan citra vertikal dengan menggabungkan citra horizontal secara vertikal dari atas ke bawah hingga membentuk sebuah citra besar berukuran 3995x3840 pixels. Hasil dari penggabunggan citra secara vertikal dapat dilihat pada gambar Secara sederhana algoritma penggabungan citra secara vertikal adalah sebagai berikut : 1. Membaca data gambar n=1 sampai n= Melakukan proses menggabungkan citra secara vertikal. 3. Melakukan proses pengubahan citra menjadi citra biner. 4. Rendering objek baru menjadi citra gabungan secara vertikal.
14 33 start input Input berupa citra sebanyak 16 buah citra Membaca citra n, n = 1-16 (vertikall) Proses menggabung citra (vertikal) Proses menggabung Citra menjadi output end Gambar 3.17 Diagram alir algoritma menggabungkan citra digital secara vertikal. Gamabar 3.17 merupakan diagram alir dari penggabungan citra secara vertikal. Proses dimulai dari menggunakan program MATLAB di komputer, lalu membaca citra sebagai input, mulai dari citra pertama horizontal hingga citra ke-16 horizontal yang digabung menjadi citra vertikal. Setelah itu dilakukan proses mengubah citra gabungan menjadi citra biner. Hasil dari penggabungan tersebut adalah citra berukuran 3995 x 3840 pixels. Hasil dari penggabungan citra kemudian diolah sesuai dengan alur pada gambar 3.14
15 Metode Perhitungan Besaran Fisis Batuan Untuk melakukan perhitungan besaran fisis citra batuan harus diubah terlebih dahulu menjadi citra biner. Kemudian dilakukan estimasi besaran fisis pada citra tersebut. Dalam Tugas Akhir ini pernulis melakukan estimasi besaran fisis dengan menggunakan DIPMA. Dari program tersebut dapat ditentukan porositas, luas permukaan spesifik dan radius hidraulik sampel batuan. Besaran fisis diatas dihitung berdasarkan persamaan (2.17) dan (2.19) yang dilakukan dengan menggunakan TPCF. Perhitungan permeabilitas dihitung berdasarkan persamaan (2.12) yang merupakan persamaan permeabilitas yang memiliki hubungan antara porositas dan luas permukaan spesifik yang telah diperoleh dengan menggunakan TPCF. Gambar 3.18 Grafik TPCF yang diperoleh dengan menggunakan DIPMA
16 35 Gambar 3.18 adalah grafik TPCF yang diperoleh untuk citra skala centimeter. Penjelasan lebih lanjut mengenai cara perhitungan dan bagaimana diperoleh besaran fisis dengan menggunakan korelasi tersebut telah dijelaskan pada subbab Data yang diperoleh dari DIPMA hanya berupa satu besaran fisis setiap pengambilan data. Misalkan pengambilan data dengan menggunakan TPCF dilakukan pada absis 1, ordinat 1 dan panjang sel 50 pixel Gambar 3.19 Parameter TPCF dalam DIPMA Gambar 3.19 merupakan parameter untuk mendapatkan grafik TPCF dari DIPMA. Absis titik awal adalah letak koordinat x pada citra, sedangkan Ordinat titik awal adalah letek koordinat y pada citra dan panjang sel adalah luas dari citra yang akan dilakukan proses pengolahan citra digital. Sehingga dari satu kali penggunaan TPCF pada citra tersebut dengan parameter diatas diperoleh grafik TPCF hanya untuk citra dengan koordinat absis 1, ordinat 1 pada panjang sel citra 50 x 50 pixel. Untuk pengukuran citra 300 x 300 pixels dilakukan perhitungan besaran fisis sebanyak 36 kali untuk panjang sel 50 x 50 pixels.
17 36 300x300 (Pixel) 300x300 (Pixel) BW Gambar 3.20 Bagan perhitungan besaran fisis Gambar 3.20 merupakan bagan urutan untuk melakukan perhitungan yang dilakukan pada setiap panjang sel 50 x 50 pixels. Perhitungan untuk panjang sel 75, 100, 150, 200, 250 hingga 300 juga dilakukan dengan prosedur yang sama. Hasil dari perhitungan besaran fisis digunakan untuk mengetahui perubahan besaran fisis terhadap ukuran.
Data eksperimen didapat melalui pengolahan data skala centimeter dan skala
BAB IV DATA, HASIL DAN ANALISIS 4.1 Data Eksperimen Data eksperimen didapat melalui pengolahan data skala centimeter dan skala milimeter. Citra untuk skala centimeter diperoleh dengan menggunakan kamera
Lebih terperinciKARAKTERISASI MIKROSTRUKTUR BATUAN KARBONAT PADA BERBAGAI UKURAN: MILI SAMPAI CENTIMETER
KARAKTERISASI MIKROSTRUKTUR BATUAN KARBONAT PADA BERBAGAI UKURAN: MILI SAMPAI CENTIMETER TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan tahap sarjana di Program Studi Fisika
Lebih terperinciBAB III METODE PENGUKURAN PERMEABILITAS. berupa rangkaian sederhana dengan alat dan bahan sebagai berikut :
BAB III METODE PENGUKURAN PERMEABILITAS 3.1 Metode Falling Head 3.1.1 Alat dan Bahan Permeameter Falling Head yang dipakai dalam penelitian tugas akhir ini berupa rangkaian sederhana dengan alat dan bahan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. bagian penting untuk dapat mengetahui sifat aliran fluida pada medium berpori.
16 BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Serial Sectioning Pengetahuan tentang struktur pori tiga dimensi secara komputasi menjadi bagian penting untuk dapat mengetahui sifat aliran fluida pada medium berpori.
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS. Pengukuran dilakukan pada empat sampel batuan berbeda. Data yang
BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS 4.1 Metode Falling Head Pengukuran dilakukan pada empat sampel batuan berbeda. Data yang didapatkan dengan menggunakan metode Falling Head akan dibandingkan dengan perhitungan
Lebih terperinciBAB IV DATA, HASIL, DAN PEMBAHASAN
32 BAB IV DATA, HASIL, DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Eksperimen Data penelitian didapatkan dari dua batuan sampel yaitu batu apung dan batu karbonat. Ukuran dimensi data pada batu karbonat untuk rekonstruksi
Lebih terperinciPENGUKURAN PERMEABILITAS BATUAN SAMPEL DENGAN MENGGUNAKAN METODE FALLING HEAD DAN PERBANDINGAN DENGAN ANALISIS CITRA DIGITAL TUGAS AKHIR
PENGUKURAN PERMEABILITAS BATUAN SAMPEL DENGAN MENGGUNAKAN METODE FALLING HEAD DAN PERBANDINGAN DENGAN ANALISIS CITRA DIGITAL TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan tahap
Lebih terperinciBatuan berpori merupakan media dengan struktur fisik yang tersusun atas bahan
BAB II TEORI DASAR.1 Batuan Berpori Batuan berpori merupakan media dengan struktur fisik yang tersusun atas bahan padat (matriks) dan rongga-rongga kosong (pori). Pada batuan, bagian pori inilah yang terisi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian secarageografisterletakpada107 o o BT
37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Potensi Daerah Penelitian 3.1.1 Lokasi Daerah Penelitian Daerah penelitian secarageografisterletakpada107 o 44 30-107 o 47 30 BT dan 7 o 10 30-7 o 8 30 LS. Tepatnya
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Plat nomor kendaraan bermotor merupakan ciri atau tanda pengenal suatu kendaraan yang diberikan oleh kepolisian. Setiap plat nomor kendaraan memiliki kombinasi
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada BAB ini, penulis ingin membahas mengenai perencanaan dan implementasi dari Aplikasi tersebut, antara lain Flowchart dari sistem tersebut dan struktur data yang terdapat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Waktu penelitian dilakukan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK
BAB III PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK Sistem alih aksara pada skripsi ini bertujuan untuk mengalih aksarakan aksara jawa menjadi aksara latin ng telah dikenal saat ini. Sistem alih aksara menerapkan metode
Lebih terperinciSEGMENTASI REGION GROWING UNTUK MONITORING PERTUMBUHAN PANJANG KECAMBAH
SEGMENTASI REGION GROWING UNTUK MONITORING PERTUMBUHAN PANJANG KECAMBAH Anton Yudhana 1), Rusydi Umar 2), Fadlillah Mukti Ayudewi 3) Magister Teknologi Informasi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Jl.
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN ANALISA
BAB 4 HASIL DAN ANALISA 4. Analisa Hasil Pengukuran Profil Permukaan Penelitian dilakukan terhadap (sepuluh) sampel uji berdiameter mm, panjang mm dan daerah yang dibubut sepanjang 5 mm. Parameter pemesinan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. menggunakan matlab. Kemudian metode trial dan error, selalu mencoba dan
III. METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan studi literatur, yaitu mencari sumber-sumber literatur yang menjadi dasar keilmuan dari penelitian yang dilakukan.
Lebih terperinciOPTIMASI ALGORITMA IDENTIFIKASI STRABISMUS
OPTIMASI ALGORITMA IDENTIFIKASI STRABISMUS PADA MATA MANUSIA BERBASIS IMAGE PROCESSING DENGAN EUCLIDEAN DISTANCE PADA SISTEM MEKANIKAL AUTOMATED OPTICAL INSPECTION (AOI) AHMAD RIFA I RIF AN NRP. 2106 100
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Perancangan Perancangan sistem didasarkan pada teknologi computer vision yang menjadi salah satu faktor penunjang dalam perkembangan dunia pengetahuan dan teknologi,
Lebih terperinciAlgoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner
Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasia ASIA (JITIKA) Vol.9, No.2, Agustus 2015 ISSN: 0852-730X Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner Nur Nafi'iyah Prodi Teknik Informatika
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Citra adalah suatu representasi, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda. Citra dapat dikelompokkan menjadi citra tampak dan citra tak tampak.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi saat ini menjadi umpan bagi para ahli untuk mencetuskan terobosan-terobosan baru berbasis teknologi canggih. Terobosan ini diciptakan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Tahapan analisis merupakan tahapan untuk mengetahui tahapan awal didalam sebuah sistem pendeteksian filter sobel. Didalam aplikasi filter sobel ini
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Neural Network di Matlab Gambar 3.1 Blok Diagram Perancangan Sistem Neural network 3.1.1 Training Neural Network Untuk pelatihan neural network penulis lebih
Lebih terperinciBAB III PENGOLAHAN DATA
BAB III PENGOLAHAN DATA Pengolahan data pada penelitian ini meliputi tahapan pengambilan data, penentuan titik tengah area yang akan menjadi sampel, pengambilan sampel, penentuan ukuran window subcitra
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai analisis pola interferensi pada interferometer Michelson
22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian mengenai analisis pola interferensi pada interferometer Michelson akibat perbedaan ketebalan benda transparan dengan metode image processing
Lebih terperinciSISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA
SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA Syahrul 1, Andi Kurniawan 2 1,2 Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipati Ukur No.116,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada bagian ini akan disajikan hasil penelitian pemanfaatan sistem sensor pergeseran mikro untuk estimasi diameter lubang pada bahan gigi tiruan berbasis
Lebih terperinciAplikasi Pembesaran Citra Menggunakan Metode Nearest Neighbour Interpolation
Aplikasi Pembesaran Citra Menggunakan Metode Nearest Neighbour Interpolation Daryanto 1) 1) Prodi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jember Email: 1) daryanto@unmuhjember.ac.id
Lebih terperinciSekayu. Prabumulih. Muarainim. Baturaja
07 Tujuan Pembelajaran Setelah belajar bab ini, siswa dapat: Menggambar letak benda pada denah. Mengenal Koordinat posisi suatu benda. Menentukan posisi titik dalam sistem koordinat kartesius. Sumatera
Lebih terperinciDAFTAR ISI. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR TABEL... xii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah...
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xii I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Batasan Masalah... 2 1.4 Tujuan... 3 1.5 Manfaat...
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: PC dengan spesifikasi: a. Sistem Operasi : Microsoft Windows 10 Enterprise 64-bit
Lebih terperinciBAB 2 PENGENALAN IRIS, PENENTUAN LOKASI IRIS, DAN PEMBUATAN VEKTOR MASUKAN
BAB 2 PENGENALAN IRIS, PENENTUAN LOKASI IRIS, DAN PEMBUATAN VEKTOR MASUKAN Pengenalan suatu objek tentu saja tidak bisa dilakukan tanpa persiapan sama sekali. Ada beberapa proses yang perlu dilakukan sebelum
Lebih terperinciPENGKONVERSIAN IMAGE MENJADI TEKS UNTUK IDENTIFIKASI PLAT NOMOR KENDARAAN. Sudimanto
Media Informatika Vol. 14 No.3 (2015) Abstrak PENGKONVERSIAN IMAGE MENJADI TEKS UNTUK IDENTIFIKASI PLAT NOMOR KENDARAAN Sudimanto Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. H. Juanda
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK
A 3 PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK Pada bab ini diuraikan mengenai perancangan perangkat lunak untuk implementasi aplikasi pengenalan obyek tiga dimensi dengan metode Subclass Discriminant Analysis (SDA).
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. Processor Intel Core i3-350m.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Untuk menunjang penelitian yang akan dilakukan, maka diperlukan alat dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. 3.1.1 Alat Penelitian Adapun
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan sistem pendeteksi orang tergeletak mulai dari : pembentukan citra digital, background subtraction, binerisasi, median filtering,
Lebih terperinciPertemuan 2 Representasi Citra
/29/23 FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING ) Pertemuan 2 Representasi Citra Representasi Citra citra Citra analog Citra digital Matrik dua dimensi yang terdiri
Lebih terperinci9. K omunikasi Bukti Bukti Secara Visual
9. Komunikasi Bukti Bukti Secara 9. Komunikasi Bukti Bukti Secara Visual Pembaca akan menilai kualitas dari penelitian anda berdasarkan pentingnya klaim anda dan kekuatan dari argumen anda Sebelumnya,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September 2011 s/d bulan Februari
48 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September 2011 s/d bulan Februari 2012. Pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab analisa dan perancangan ini akan mengulas tentang tahap yang digunakan dalam penelitian pembuatan aplikasi implementasi kompresi gambar menggunakan metode
Lebih terperinciBAB III PENGOLAHAN DATA
BAB III PENGOLAHAN DATA Tahap pengolahan data pada penelitian ini meliputi pemilihan data penelitian, penentuan titik pengamatan pada area homogen dan heterogen, penentuan ukuran Sub Citra Acuan (SCA)
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Pada penelitian tugas akhir ini ada beberapa tahapan penelitian yang akan dilakukan seperti yang terlihat pada gambar 3.1 : Mulai Pengumpulan Data Analisa
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Tahapan analisis merupakan tahapan untuk mengetahui dan memahami permasalahan dari suatu sistem yang akan dibuat. Dalam implementasi persamaan Pulse
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM. tangan huruf vokal seperti terlihat pada gambar 3.1.
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Alur Penelitian Perancangan sistem simulasi identifikasi dan pengenalan pola tulisan tangan huruf vokal seperti terlihat pada gambar 3.1. Pengambilan data Pre-processing
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kebutuhan-kebutuhan yang digunakan dalam membuat program ini. Setelah semua kebutuhan selesai di analisa, maka penulis akan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Implementasi antar muka dalam tugas akhir ini terdiri dari form halaman
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Antar Muka Implementasi antar muka dalam tugas akhir ini terdiri dari form halaman judul perangkat lunak, form pelatihan jaringan saraf tiruan, form pengujian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. geolistrik dengan konfigurasi elektroda Schlumberger. Pada konfigurasi
3 BAB III METODE PENELITIAN 3. Pengambilan Data Lapangan Pada penelitian ini pengambilan data di lapangan menggunakan metode geolistrik dengan konfigurasi elektroda Schlumberger. Pada konfigurasi Schlumberger
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Waktu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dalam kurun waktu enam bulan terhitung mulai februari 2012 sampai juli 2012. Tempat yang digunakan
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI & EVALUASI
BAB IV IMPLEMENTASI & EVALUASI Pada bab ini membahas tentang bagaimana cara mengimplementasikan dan pengambilan data serta melakukan evaluasi terhadap data-data yang sudah didapatkan. Pertama disini digunakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D
30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D Penelitian ini mengembangkan model sistem pengenalan wajah dua dimensi pada citra wajah yang telah disiapkan dalam
Lebih terperinciSuatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara.
Image Enhancement Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara. Cara-cara yang bisa dilakukan misalnya dengan fungsi transformasi, operasi matematis,
Lebih terperinciTanah Homogen Isotropis
Tanah Homogen Isotropis adalah tanah homogen yang mempunyai nilai k sama besar pada semua arah (kx = kz = ks). ks kx x z kz s Tanah Homogen Anisotropis adalah tanah homogen yang memiliki nilai k tidak
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 Evaluasi Dengan Software Csicol
60 LAMPIRAN 1 Evaluasi Dengan Software Csicol Pertama yang dilakukan ialah dengan menginputkan dimensi kolom dan gaya dalam yang didapat dari ETABS pada CSICOL. Berikut langkah input pada program CSICOL.
Lebih terperinciIV. RANCANG BANGUN SISTEM. Perangkat lunak bantu yang dibuat adalah perangkat lunak yang digunakan untuk
IV. RANCANG BANGUN SISTEM 4.1 Analisis dan Spesifikasi Sistem Perangkat lunak bantu yang dibuat adalah perangkat lunak yang digunakan untuk menyisipkan label digital, mengekstraksi label digital, dan dapat
Lebih terperinciBAB 3 PERALATAN DAN PROSEDUR PENELITIAN
BAB 3 PERALATAN DAN PROSEDUR PENELITIAN 3.1 Material dan Peralatan Penelitian Penelitian ini menggunakan material besi silinder pejal carbonsteel setara ST 41 dengan diameter 20 mm sejumlah 10 buah sampel.
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Musik merupakan hal yang paling banyak disukai oleh kebanyakan orang di seluruh dunia ini. Ada berbagai aliran musik yang tercipta dari berbagai belahan dunia.
Lebih terperinci3.2.1 Flowchart Secara Umum
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Tahapan analisis merupakan tahapan untuk mengetahui dan memahami permasalahan dari suatu sistem yang akan dibuat. Dalam aplikasi menghilangkan derau
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. tracking obyek. Pada penelitian tugas akhir ini, terdapat obyek berupa bola. Gambar 3.1. Blok Diagram Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam pengerjaan Tugas Akhir ini adalah studi literatur, pembuatan program serta melakukan deteksi dan tracking obyek. Pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Pengerjaan tugas akhir ini ditunjukkan dalam bentuk blok diagram pada gambar 3.1. Blok diagram ini menggambarkan proses dari sampel citra hingga output
Lebih terperinciAnalisis Kesalahan Pengukuran Kecepatan Akibat Distorsi Lensa
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (21) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) A9 Analisis Kesalahan Pengukuran Akibat Distorsi Lensa Yudha Hardhiyana Putra dan Yusuf Kaelani Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciPENGENALAN PLAT NOMOR KENDARAAN MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS DAN SUPPORT VECTOR MACHINE BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL
PENGENALAN PLAT NOMOR KENDARAAN MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS DAN SUPPORT VECTOR MACHINE BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Silviana Utari, Tjut Awaliyah, M.Kom, Irma Anggraeni, M.Kom
Lebih terperinciPedoman Penulisan Tabel dan Gambar TABEL ILUSTRASI TABEL TABEL. Pedoman Penulisan Tabel dan Gambar sesuai dengan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah di IPB
K10-MPPI Pedoman Penulisan Tabel dan Gambar Alfiasari Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, FEMA IPB 2012 Pedoman Penulisan Tabel dan Gambar sesuai dengan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah di IPB ILUSTRASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada sebuah citra, sangat dimungkinkan terdapat berbagai macam objek. Objek yang ada pun bisa terdiri dari berbagai bentuk dan ukuran. Salah satu objek yang mungkin
Lebih terperinciBAB III KALIBRASI DAN VALIDASI SENSOR KAMERA UNTUK PENGEMBANGAN RUMUS POSISI TIGA DIMENSI OBYEK
BAB III KALIBRASI DAN VALIDASI SENSOR KAMERA UNTUK PENGEMBANGAN RUMUS POSISI TIGA DIMENSI OBYEK A. Pendahuluan Latar Belakang Perhitungan posisi tiga dimensi sebuah obyek menggunakan citra stereo telah
Lebih terperinciBAB III REKONTRUKSI 3D MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK PHOTOMODELER.
BAB III REKONTRUKSI 3D MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK PHOTOMODELER. 3.1 Perangkat lunak PhotoModeler Photomodeler adalah salah satu perangkat lunak yang mempunyai kemampuan yang cukup unggul dan umum dipakai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra adalah gambar pada bidang dwimatra (dua dimensi). Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi menerus dan intensitas cahaya pada bidang dwimatra
Lebih terperinciBAB V ANALISIS PERAMALAN GARIS PANTAI
80 BAB V ANALISIS PERAMALAN GARIS PANTAI 5.1 Tinjauan Umum Bagian hilir muara Kali Silandak mengalami relokasi dan menjadi satu dengan Kali Jumbleng yang menyebabkan debit hilirnya menjadi lebih besar
Lebih terperinciBAB III ANALISIS KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan yang digunakan dalam sistem yang dibangun yaitu analisis kebutuhan masukan (input), kebutuhan keluaran (output), dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini mengacu pada tahapan proses yang ada pada sistem
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini mengacu pada tahapan proses yang ada pada sistem pengenalan wajah ini yaitu input, proses dan output. Dengan input bahan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi makhluk hidup, khususnya manusia. Dengan kondisi tubuh yang sehat, maka kita dapat melakukan aktifitas kita dengan
Lebih terperinci3 BAB III METODE PENELITIAN
20 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode penelitian Penenelitian ini merupakan penelitian eksperimen, dengan melalui beberapa tahapan sebagai berikut : 1. Pengumpulan data Tahapan ini merupakan langkah
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Definisi Masalah Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut sudah terintegrasi dengan komputer, dengan terintegrasinya sistem tersebut
Lebih terperinciAPLIKASI REKONSTRUKSI OBJEK 3D DARI KUMPULAN GAMBAR 2D DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENERALIZED VOXEL COLORING
APLIKASI REKONSTRUKSI OBJEK 3D DARI KUMPULAN GAMBAR 2D DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENERALIZED VOXEL COLORING Nama : Charley C. Corputty NPM : 11111620 Jurusan Pembimbing : Sistem Informasi : Dr.-Ing.
Lebih terperinciBAB 3 PERUMUSAN PENELITIAN. Signal. Sparse Coding. Reconstruction. Reconstructed. Assessment
BAB PERUMUSAN PENELITIAN.1 Blok Diagram Signal Sparse Coding Dictionary Reconstruction Reconstructed Signal Assessment Gambar.1 Blok Diagram secara Umum Secara umum tujuan penelitian ini akan mencari dictionary
Lebih terperinciCOMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA
Seminar Nasional Teknologi Terapan SNTT 2013 (26/10/2013) COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA Isnan Nur Rifai *1 Budi Sumanto *2 Program Diploma Elektronika & Instrumentasi Sekolah
Lebih terperinciPENGIDENTIFIKASIAN CACAT KELURUSAN SISI DAN KESIKUAN PADA UBIN KERAMIK MENGGUNAKAN TEKNIK MORFOLOGI. Kurniawan Teknik Informartika
PENGIDENTIFIKASIAN CACAT KELURUSAN SISI DAN KESIKUAN PADA UBIN KERAMIK MENGGUNAKAN TEKNIK MORFOLOGI Kurniawan 50408503 Teknik Informartika Latar Belakang Permasalahan Kebutuhan perusahaan industri manufaktur
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Gambar Gambar Beberapa Gunungapi di Pulau Jawa
BAB III METODE PENELITIAN Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan merupakan data rekaman sinyal seismik Gunungapi Semeru yang diperoleh dari pos pengamatan gunungapi Semeru. Data
Lebih terperinciRika Oktaviani
Operasi Operasi Dasar Pengolahan Citra Digital Rika Oktaviani rika.jtk11@gmail.com Lisensi Dokumen: Copyright 2003 IlmuKomputer.Com Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ROBOT PENGGAMBAR BERBASIS MIKRO KONTROLER ATMEGA 8535
RANCANG BANGUN ROBOT PENGGAMBAR BERBASIS MIKRO KONTROLER ATMEGA 8535 Ratih Anggraeny Imam Abadi, ST, MT Fitri Adi Iskandarianto, ST TEKNIK FISIKA FTI - ITS DIAGRAM BLOK SISTEM PORTA KONSEP SISTEM ROBOT
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Uang Kertas Rupiah Uang Rupiah Kertas adalah Uang Rupiah dalam bentuk lembaran yang terbuat dari Kertas Uang yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, dimana penggunaannya dilindungi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ada beberapa cara yang telah dilakukan, antara lain : akan digunakan untuk melakukan pengolahan citra.
BAB III METODE PENELITIAN Untuk pengumpulan data yang diperlukan dalam melaksanakan tugas akhir, ada beberapa cara yang telah dilakukan, antara lain : 1. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan berupa pencarian
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR
ANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR Gibtha Fitri Laxmi 1, Puspa Eosina 2, Fety Fatimah 3 1,2,3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Marka Jalan Marka jalan merupakan suatu penanda bagi para pengguna jalan untuk membantu kelancaran jalan dan menghindari adanya kecelakaan. Pada umumnya marka jalan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN
BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN 4.. Analisa Penelitian ini terdiri dari analisa kebutuhan data dan analisa proses identifikasi watermark untuk mendeteksi ada atau tidaknya watermark pada citra uang kertas
Lebih terperinciKULIAH 2 TEKNIK PENGOLAHAN CITRA HISTOGRAM CITRA
KULIAH 2 TEKNIK PENGOLAHAN CITRA HISTOGRAM CITRA Informasi penting mengenai isi citra digital dapat diketahui dengan membuat histogram citra. Histogram citra adalah grafik yang menggambarkan penyebaran
Lebih terperinciKata Kunci: Kacang Kedelai, Texture, MATLAB. 1. Pendahuluan
Pengembangan Aplikasi Pengolahan Citra Digital Pemilihan Biji Kacang Kedelai Berdasarkan Tekstur Bagi Petani Kedelai Untuk Diterapkan di Kelurahan Tasikmadu Malang Yuli Wahyuni 1,*, I Made Wartana 1, Teguh
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN Pada BAB III ini akan dibahas mengenai pengukuran kombinasi metode GPS dan Total Station beserta data yang dihasilkan dari pengukuran GPS dan pengukuran Total Station pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Segmentasi citra (image segmentation) merupakan langkah awal pada proses analisa citra yang bertujuan untuk mengambil informasi yang terdapat di dalam suatu citra.
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERANCANGAN
BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Konsep dan Pendekatan Tujuan utama yang ingin dicapai dalam pengenalan objek 3 dimensi adalah kemampuan untuk mengenali suatu objek dalam kondisi beragam. Salah satu faktor
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN
BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN 4.1 Analisa Analisa merupakan tahapan yang sangat penting dalam melakukan penelitian. Tahap analisa yaitu proses pembahasan persoalan atau permasalahan yang dilakukan sebelum
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Simulasi putaran/mekanisme pisau pemotong tebu (n:500 rpm, v:0.5 m/s, k: 8)
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2011 di Laboratorium Lapangan Departemen Teknik Mesin dan Biosistem. Pelaksanaan penelitian terbagi
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Sistem sortir mur dan baut ini terdiri dari beberapa rangkaian sub sistem yang
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Penjelasan Sistem Secara Umum Sistem sortir mur dan baut ini terdiri dari beberapa rangkaian sub sistem yang saling melengkapi. Di mana setiap sistem memberikan peran yang
Lebih terperincioleh: M BAHARUDIN GHANIY NRP
oleh: M BAHARUDIN GHANIY NRP. 1202 109 022 Teknologi fotografi pada era sekarang ini berkembang sangat pesat. Hal ini terbukti dengan adanya kamera digital. Bentuk dari kamera digital pada umumnya kecil,
Lebih terperinciPendekatan Statistik Pada Domain Spasial dan Frekuensi untuk Mengetahui Tampilan Citra Yustina Retno Wahyu Utami 1)
ISSN : 1693 1173 Pendekatan Statistik Pada Domain Spasial dan Frekuensi untuk Mengetahui Tampilan Citra Yustina Retno Wahyu Utami 1) Abstrak Mean, standard deviasi dan skewness dari citra domain spasial
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
17 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Studi Literatur Penelitian ini mengambil sumber dari jurnal-jurnal pendukung kebutuhan penelitian. Jurnal yang digunakan berkaitan dengan pengaruh gerusan lokal terhdadap
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Implementasi dan Evaluasi yang dilakukan penulis merupakan implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan perangkat lunak dari sistem secara keseluruhan
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL PENGUJIAN
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL PENGUJIAN Pada bab ini akan dijelaskan proses pengujian, hasil, dan analisis dari hasil pengujian. Ada tiga bagian yang diuji, yaitu perangkat keras, perangkat lunak,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil tempat di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berlokasi di Jl. Lingkar Selatan, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa
Lebih terperinciANALISA ALGORITMA PENGHITUNG KENDARAAN RODA EMPAT DALAM KONDISI SIANG DAN MALAM HARI DENGAN METODE FRAME INTERSECTION
ANALISA ALGORITMA PENGHITUNG KENDARAAN RODA EMPAT DALAM KONDISI SIANG DAN MALAM HARI DENGAN METODE FRAME INTERSECTION Brillian Bagus Pakerti Utama 1), Ratri Dwi Atmaja 2), Azizah 3) 1),2),3) S1 Teknik
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Citra Digital Citra digital merupakan sebuah fungsi intensitas cahaya f(x,y), dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi f tersebut pada setiap
Lebih terperinci