BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH STUDI
|
|
- Teguh Sasmita
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH STUDI IV. 1 Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum Daerah Aliran sungai (DAS) Citarum merupakan DAS terbesar di Jawa Barat dengan luas Km 2 dan panjang 300 km (Jasa Tirta II, 2002 dalam Hadisantosa, 2006). DAS Citarum yang pada tahun 1999 dihuni oleh 8,5 juta penduduk memegang beberapa peranan penting, antara lain (Wardhani, 2005): Merupakan tempat keberadaan 3 waduk besar di daerah Jawa Barat (Saguling, Cirata, dan Jatiluhur) sejak tahun Mengairi jaringan irigasi pertanian seluas Ha di kawasan pantura Jawa Barat Menjadi sumber air minum bagi kawasan urban Bandung, Cimahi, Cianjur, Purwakarta, Bekasi, Karawang, dan Jakarta. Dimanfaatkan untuk keperluan lain seperti areal budi daya ikan terapung, rekreasi, dan sarana olah raga. IV Segmentasi Sungai Berdasarkan Wilayah Administrasi DAS Citarum berada pada beberapa wilayah administrasi kabupaten dan kota. Gambar IV. 1 menunjukkan bagian sungai beserta anak-anak sungainya yang mengalir melalui beberapa daerah, yaitu (BPLHD, 2006): a. DAS Citarum hulu sampai dengan Waduk Saguling berada pada Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bandung, Kota Bandung, dan Kota Cimahi. Segmen ini merupakan bagian sungai yang banyak menampung beban pencemaran air akibat limbah industri, penduduk, dan pertanian. b. Waduk Cirata dan Waduk Jatiluhur berada pada Kabupaten Bandung, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Purwakarta. Waduk waduk tersebut banyak menampung beban pencemaran air akibat limbah perikanan keramba jaring apung. c. Citarum hilir dari Bendung Curug sampai muara sungai berada pada Kabupaten Karawang dan Kabupaten Bekasi. Meskipun masih menghadapi IV - 1
2 masalah beban pencemaran akibat buangan industri, beban pencemaran di segmen ini tidak seberat di bagian hulu. Gambar IV.1 Peta DAS Citarum (PUSAIR JABAR, 2003 dalam Wardhani, 2005) Beberapa aktivitas pada DAS Citarum yang dapat berpotensi dalam pencemaran badan sungai dapat dikelompokan sebagai berikut: Domestik, meliputi aktivitas pemukiman dan rumah tangga Industri, meliputi berbagai aktivitas industri terutama industri tekstil. Pertanian, meliputi berbagai aktivitas pertanian yang dilakukan masyarakat disekitarnya baik dengan sistem irigasi maupun tadah hujan. Di kawasan DAS Citarum, pertanian merupakan tata guna lahan dominant. Perikanan, dimana perikanan merupakan salah satu mata pencaharian penduduk di kawasan DAS Citarum. Beberapa jenis ikan yang umum diternakkan diantaranya adalah ikan mas dan lele. Peternakan, merupakan salah satu mata pencaharian penduduk di kawasan DAS Citarum. Beberapa jenis hewan yang umum diternakkan diantaranya adalah ayam dan kambing. IV - 2
3 IV Sistem Sungai Sistem sungai-sungai di daerah Cekungan Bandung berinduk pada Sungai Citarum, yang terdiri dari 7 Sub DAS Citarum. Masing-masing mempunyai hulu beragam, baik dari utara, timur ataupun selatan, yang semuanya bermuara ke Sungai Citarum yang mengalir ke arah barat. Khususnya sistem Sungai Citarum hulu dengan Sub DAS-nya dapat dilihat pada Gambar IV.4.2, yang terdiri dari 7 sub DAS, masing-masing: Sub DAS Citarik, Cirasta, Cisangkuy, Cikapundung, Ciwidey, Ciminyak, dan Cihaur. Gambar IV.2 Sistem aliran Sungai Citarum Hulu dengan Sub DAS nya (PUSAIR JABAR, 2003 dalam Hadisantosa, 2006) Dilihat dari luas tangkapan DAS, dapat diketahui berbagai Sub DAS yang potensial sebagai sumber air baku untuk kepentingan penduduk di Cekungan Bandung, diantaranya : 1. Sungai Cibeureum, Sungai Cikapundung dan Citarik yang mengalir dari utara ke selatan dan mempunyai daerah tangkapan di sebelah utara Cekungan Bandung. IV - 3
4 2. Sungai Cikeruh mengalir dari timur ke barat. 3. Sungai Citarum Hulu, Sungai Cisangkuy dan Sungai Ciwidey yang mempunyai daerah tangkapan di sebelah selatan Cekungan Bandung dan mengalir ke utara. Adapun luas dan presentase ketujuh Sub DAS utama di DAS Citarum Hulu dapat dilihat pada Tabel IV.1. Tabel IV.1 Sub DAS di DAS Citarum Hulu No Sub DAS Luas Luas (Ha) % 1 Citarik ,16 19,39 2 Cirasea ,64 14,61 3 Cisangkuy ,01 4 Ciminyak ,04 14,65 6 Cikapundung ,04 18,56 7 Ciwidey ,56 12,55 Jumlah , IV. 2 Kondisi Tata Guna Lahan di DAS Citarum Hulu Perubahan tutupan lahan di Citarum Hulu dari tahun (Wangsaatmaja, 2004) memperlihatkan bahwa perubahan hutan berkurang 54%, pertanian menurun 55%, permukiman/perkotaan meningkat 233%, serta industri meningkat 868%. Hal ini menunjukkan bahwa kerusakan (termasuk perubahan fungsi lahan resapan) DAS Citarum telah terjadi dimulai dari daerah hulunya. Pada awalnya, kegiatan pertanian merupakan basis tradisional ekonomi yang berkembang di Kabupaten Bandung. Namun, pertambahan jumlah penduduk dan urbanisasi serta pembangunan industri telah merubah tata guna lahan di DAS Citarum Hulu. Hal ini disebabkan oleh terjadinya pembukaan lahan dan irigasi sawah pada beberapa daerah untuk kompleks perumahan, distrik bisnis, dan area industri (Soetrisno, 1998 dalam Hadisantoa, 2006). Peningkatan jumlah penduduk yang diiringi oleh meningkatnya kebutuhan untuk memenuhi hidupnya menjadi salah satu penyebab berubahnya tata guna lahan di DAS Citarum Hulu. Jumlah penduduk di DAS Citarum Hulu pada tahun IV - 4
5 1986 adalah jiwa meningkat menjadi pada tahun 2001 dengan kepadatan per km , dan dengan laju pertumbuhan rata-rata 1,2%. Deskripsi singkat kawasan Sungai Citarum dapat dilihat pada Gambar IV.5. Gambar IV. 3 Deskripsi Sungai Citarum (Jasa Tirta II, 2002 dalam Hadisantosa, 2006) Dari Gambar IV.5 dapat dilihat DAS Citarum mempunyai luas area km 2, panjang sungai 300 km dan populasi di DAS Citarum pada Tahun Penggunaan lahan di DAS Citarum pada Tahun 2004 yaitu : a. Irigasi 33 %. b. Agrikultur 258 %. c. Hutan 19 %. d. Rawa dan peternakan ikan 4 %. e. Lainnya 9 %. Pada saat ini di DAS Citarum terdapat ± 500 buah industri, dan ± 400 buah industri berada di bagian hulu dengan industri tekstil mencapai 74,5%. Sisanya merupakan aneka industri, yaitu industri makanan dan minuman, logam dan farmasi. Jumlah serta aktivitas industri tekstil tersebut sangat mepengaruhi karakteristik air limbah pada sungai Citarum (BPLHD, 2004). Industri-industri IV - 5
6 tekstil tersebut tersebar di Bandung Selatan, Bandung Timur, Majalaya, Banjaran dan Cimahi. Lokasi sebaran industri dapat dilihat pada Gambar IV. 4. Gambar IV.4 Penyebaran Industri di DAS Citarum Hulu (PUSAIR JABAR, 2003 dalam Wardhani, 2005) Pada Gambar IV. 4 ditunjukkan bahwa dari tujuh kluster industri yang ada hanya Dayeuhkolot yang status Instalasi Pengolahan Air Limbahnya (IPAL) berjalan sedangkan untuk Cimahi, Banjaran, Majalaya, Cicalengka, Ujungberung, Padalarang belum ada IPAL walaupun untuk Cimahi sudah ada feasibility study. Untuk enam kluster industri yang belum mempunyai IPAl langsung membuang limbah industrinya ke sungai terdekat yang nantinya masuk ke Sungai Citarum. Dari ilustrasi di atas, maka perkembangan wilayah industri, permukiman, dan penggunaan lahan adalah penyebab utama degradasi kualitas DAS Citarum Hulu (BPLHD, 2006). Untuk itu, guna pengelolaan selanjutnya, sumber daya lahan dan sumber daya air perlu diinventarisasi secara spasial dengan berbagai skala secara berkesinambungan. IV - 6
7 IV. 3 Tingkat Pencemaran DAS Citarum Pencemaran air Sungai Citarum terutama daerah hulu semakin sering dilaporkan. Penelitian menunjukan kualitas air sungai menurun secara drastis, dimana sepanjang 127 km atau 47,1% Sungai Citarum telah tercemar berat. Diperkirakan setiap hari Sungai Citarum menampung 280 ton limbah. Pada tahun 1992 domestik menyumbang 55%, industri 40%, pertanian dan peternakan 5% beban pencemar pada Sungai Citarum. Melalui pemetaan sumber pencemaran terhadap peta tata guna lahan DAS Citarum, diperoleh Gambar IV. 5 yang menunjukkan potensi beban pencemaran air limbah domestik, pertanian, dan industri. Pada Gambar IV. 5 terlihat bahwa sebagian besar Sungai Citarum Hulu beserta anak-anak sungainya sudah mengalami pencemaran. Di beberapa titik terlihat bahwa sudah terjadi pencemaran sangat berat dengan nilai DO yang lebih kecil dari 1 mg/l. Penyebab utama pencemaran air Sungai Citarum Hulu adalah kegiatan domestik, industri, pertanian dan peternakan yang berada di sekitar daerah aliran sungai, dimana pada tahun 1992 domestik menyumbang sekitar 55 %, industri 40 % dan pertanianpeternakan 5 % beban pencemaran. Gambar IV.5 Beban Potensi Pencemaran Di DAS Citarum (BPLHD, 2004) IV - 7
8 Selain dari limbah industri, Sungai Citarum juga menanggung beban pencemaran dari limbah rumah tangga. Pada tahun 2000 jumlah penduduk di sekitar DAS Citarum adalah jiwa, dimana 69,1 % atau jiwa membuang langsung langsung limbah domestiknya ke sungai. Hal ini terjadi karena tidak terjangkau oleh fasilitas pengelolaan air limbah domestik terpadu Bojongsoang (BPLHD, 2003). Limbah pertanian yang mengalir ke sungai Citarum, umumnya berasal dari penggunaan pupuk, pestisida dan buangan sisa panen seperti jerami di areal persawahan dan perkebunan yang berada disekitar DAS Citarum Hulu. Khusus pencemaran merkuri (Hg) berasal dari penambangan emas di daerah Soreang dan Pengalengan (BPLHD, 2003). IV. 4 Lokasi Penelitian Wilayah penelitian terletak km di bagian selatan Bandung. Lokasi penelitian ditunjukkan pada Gambar IV.6. Pada Gambar IV. 6, dapat dilihat bahwa lokasi penelitian pada daerah Bantarpanjang masuk ke dalam Kecamatan Ciparay. Luas daerah Ciparay kurang lebih 46,1762 km 2, dengan populasi penduduk kurang lebih jiwa (Hadisantosa, 2006). Gambar IV. 6 Lokasi Penelitian IV - 8
BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4. 1 Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum merupakan DAS terbesar di Jawa Barat. Sungai Citarum berhulu dari mata air di Gunung Wayang,
Lebih terperinciBab III Studi Kasus. Daerah Aliran Sungai Citarum
Bab III Studi Kasus III.1 Daerah Aliran Sungai Citarum Sungai Citarum dengan panjang sungai 78,21 km, merupakan sungai terpanjang di Propinsi Jawa Barat, dan merupakan salah satu yang terpanjang di Pulau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Untuk melangsungkan kehidupannya itu, manusia banyak melakukan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk hidup, tidak lepas dari lingkungan sebagai sumber kehidupan. Untuk melangsungkan kehidupannya itu, manusia banyak melakukan caranya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah daerah dataran yang dibatasi oleh punggung bukit yang berfungsi sebagai daerah resapan, penyimpanan air hujan dan juga sebagai pengaliran
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI III.1 LETAK DAN KONDISI WADUK CIRATA Waduk Cirata merupakan salah satu waduk dari kaskade tiga waduk DAS Citarum. Waduk Cirata terletak diantara dua waduk lainnya, yaitu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Waduk adalah genangan air besar yang sengaja dibuat dengan membendung aliran sungai, sehingga dasar sungai tersebut yang menjadi bagian terdalam dari sebuah waduk. Waduk
Lebih terperinciRENCANA TINDAK PENGELOLAAN DAS CITARUM
RENCANA TINDAK PENGELOLAAN DAS CITARUM Oleh : Dr. Nana Mulyana Arifjaya, MS. Idung Risdiyanto, M.Sc Kegiatan Sosialisasi Rencana Tindak Pengelolaan DAS Citarum terpadu Bandung, 2013 LATAR BELAKANG Jumlah
Lebih terperinciPENYUSUNAN MASTER PLAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DAS MUSI BERBASIS DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG
PENYUSUNAN MASTER PLAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DAS MUSI BERBASIS DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG Oleh Budi Kurniawan Kasubdit Inventarisasi dan Alokasi KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DITJEN
Lebih terperinci3. METODOLOGI PENELITIAN
23 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini memanfaatkan data sekunder yang tersedia pada Perum Jasa Tirta II Jatiluhur dan BPDAS Citarum-Ciliwung untuk data seri dari tahun 2002 s/d
Lebih terperinciLampiran 1. Curah Hujan DAS Citarum Hulu Tahun 2003
LAMPIRAN 34 Lampiran 1. Curah Hujan DAS Citarum Hulu Tahun 2003 Bulan Cikapundung Citarik Cirasea Cisangkuy Ciwidey mm Januari 62,9 311 177 188,5 223,6 Februari 242,1 442 149 234 264 Maret 139,3 247 190
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan kondisi hidrologi DAS sebagai dampak perluasan lahan kawasan budidaya yang tidak terkendali tanpa memperhatikan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air seringkali
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Bila suatu saat Waduk Jatiluhur mengalami kekeringan dan tidak lagi mampu memberikan pasokan air sebagaimana biasanya, maka dampaknya tidak saja pada wilayah pantai utara (Pantura)
Lebih terperinci2014 KAJIAN KUALITAS AIR TANAH DI SEKITAR KAWASAN BUDIDAYA IKAN PADA KERAMBA JARING APUNG DI WADUK JATILUHUR KABUPATEN PURWAKARTA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan komponen pokok dan mendasar dalam memenuhi kebutuhan seluruh makhluk hidup di bumi. Menurut Indarto (2012) : Air adalah substansi yang paling melimpah
Lebih terperinci2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Dalam melaksanakan kegiatannya, manusia selalu membutuhkan air bahkan untuk beberapa kegiatan air merupakan sumber utama.
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI WILAYAH STUDI. Kondisi DAS Citarum Propinsi Jawa Barat mempunyai beberapa sungai besar, antara lain Sungai Cisadane, Sungai Cimanuk, Sungai Citanduy, Sungai Cimandiri,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM SUB-DAS CITARIK
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM SUB-DAS CITARIK DAS Citarum merupakan DAS terpanjang terbesar di Jawa Barat dengan area pengairan meliputi Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Bekasi, Cianjur, Indramayu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencemaran merupakan dampak negatif dari kegiatan pembangunan yang dilakukan selama ini. Pembangunan dilakukan dengan memanfaatkan potensi sumberdaya alam yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di dunia saat ini sudah menekankan pada prinsip berkelanjutan (sustainable development). Hal ini ditunjukkan dengan adanya World Summit on Sustainable Development
Lebih terperinci4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN
4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN 4.1. Latar Belakang Sebagaimana diuraikan terdahulu (Bab 1), DAS merupakan suatu ekosistem yang salah satu komponen penyusunannya adalah vegetasi terutama berupa hutan dan perkebunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sub DAS Cikapundung berada di bagian hulu Sungai Citarum dan merupakan salah satu daerah yang memberikan suplai air ke Sungai Citarum, yang meliputi Kab. Bandung Barat,
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Distribusi Pencemaran Logam Berat Penelitian ini dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum Hulu antara Dayeuhkolot sampai Nanjung. Gambar 5. 1 memperlihatkan wilayah
Lebih terperinciAnalisis Program Rehabilitasi DTA Saguling
Analisis Program Rehabilitasi DTA Saguling Oleh : Idung Risdiyanto Permasalahan utama DTA Waduk Saguling adalah tingkat sedimentasi, limpasan permukaan yang tinggi dan kondisi neraca air DAS yang defisit.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam meliputi sumber daya lahan, hutan, air, dan mineral.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya alam meliputi sumber daya lahan, hutan, air, dan mineral. Sumber daya alam ini mempunyai peranan penting dalam kelangsungan hidup manusia sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengelolaan dan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan, karakteristik lahan dan kaidah konservasi akan mengakibatkan masalah yang serius seperti
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN V. 1 Distribusi Pencemaran Merkuri Pada penelitian ini, wilayah penelitian dan titik pengambilan sampel dapat dilihat pada Gambar V. 1. Pada Gambar V. 1, terlihat bahwa kondisi
Lebih terperinciDISTRIBUSI SPASIAL TINGKAT PENCEMARAN AIR DI DAS CITARUM
1 DISTRIBUSI SPASIAL TINGKAT PENCEMARAN AIR DI DAS CITARUM Andriati Cahyaningsih 1 dan Budi Harsoyo 2 Abstract This study was aimed to describe spatial distribution of water pollutant at Citarum watershed.
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
26 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sub DAS Cikapundung 4.1.1 Letak dan luas Daerah Sungai Cikapundung terletak di sebelah utara Kota Bandung Provinsi Jawa Barat, dan merupakan bagian hulu Sungai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya tidak lepas dari lingkungan hidup sekitarnya. Lingkungan hidup manusia tersebut menyediakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. situ, sungai, maupun cekungan air tanah. Indonesia memiliki lebih dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap tanggal 22 Maret, dunia memperingati Hari Air Sedunia (HAD), hari dimana warga dunia memperingati kembali betapa pentingnya air untuk kelangsungan hidup untuk
Lebih terperinciBAB IV PERUMUSAN KLHS DAN REKOMENDASI RPJMD
BAB IV PERUMUSAN KLHS DAN REKOMENDASI RPJMD 4.1.Perumusan Mitigasi, Adaptasi dan Alternatif 4.1.1. Program Program yang Dirumuskan Pada umumnya program-programpada RPJMD Provinsi Jawa Barat memiliki nilai
Lebih terperinciPencirian Debit Aliran Sungai Citarum Hulu. (The Characteristics of River Discharge of Citarum Hulu)
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI), Agustus 213 ISSN 853 4217 Vol. 18 (2): 19 114 Pencirian Debit Aliran Sungai Citarum Hulu (The Characteristics of River Discharge of Citarum Hulu) Yayat Hidayat*,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Waduk adalah genangan air dalam suatu cekungan permukaan tanah yang terbentuk secara alami maupun sengaja dibuat oleh manusia untuk berbagai kepentingan, yang airnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikapundung yang meliputi area tangkapan (catchment area) seluas 142,11 Km2 atau 14.211 Ha (Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah dan Perkembangan Untuk memenuhi kebutuhan listrik maka pada tahun 1957 PLN bertugas menyelenggarakan rencana Pembangunan Waduk Ir.
Lebih terperinciKata kunci: Relokasi, Industri, Water Supply. *) Bagja Waluya, S.Pd, adalah dosen Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI
RELOKASI INDUSTRI DI KABUPATEN BANDUNG Oleh: Bagja Waluya *) Abstrak Kabupaten Bandung sudah terkenal dengan industri tekstilnya. Selain itu juga berkembang industri garmen sebagai industri lanjutannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Karakteristik Hidrologi Di SUB DAS CIRASEA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan suatu kawasan yang berfungsi untuk menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan sampai akhirnya bermuara
Lebih terperinciGambar 3 Peta lokasi penelitian terhadap Sub-DAS Cisangkuy
19 BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas Lokasi penelitian berada di wilayah Desa Mangun Jaya Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung. Desa ini terletak kurang lebih 20 km dari Ibukota Provinsi Jawa Barat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem air terdiri dari laut, air permukaan maupun air tanah. Air merupakan hal
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem air terdiri dari laut, air permukaan maupun air tanah. Air merupakan hal yang penting bagi kehidupan. Air yang baik adalah air yang memenuhi kriteria standar
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM 4.1. Regulasi Penataan Ruang
IV. KEADAAN UMUM 4.1. Regulasi Penataan Ruang Hasil inventarisasi peraturan perundangan yang paling berkaitan dengan tata ruang ditemukan tiga undang-undang, lima peraturan pemerintah, dan empat keputusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikeruh adalah merupakan Daerah Aliran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikeruh adalah merupakan Daerah Aliran Sungai yang mengalir meliputi dua Kabupaten yaitu Kabupaten Bandung dan Sumedang yang mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan binatang), yang berada di atas dan bawah wilayah tersebut. Lahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahan merupakan suatu wilayah di permukaan bumi yang meliputi semua benda penyusun biosfer (atmosfer, tanah dan batuan induk, topografi, air, tumbuhtumbuhan dan binatang),
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laju pertambahan penduduk yang tinggi banyak terjadi di negara berkembang seperti Indonesia, telah menghabiskan surplus sumberdaya alam yang diperuntukkan bagi pembangunan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya pembangunan pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat kearah yang lebih baik, yang tercermin dalam peningkatan pendapatan
Lebih terperinciPENGELOLAAN DAS CITARUM BERKELANJUTAN
PENGELOLAAN DAS CITARUM BERKELANJUTAN Oleh: Nia Kurniasih A. *) Abstrak Sungai citarum merupakan sungai utama di DAS Citarum yang dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, tidak hanya digunakan oleh 7 kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sejalan dengan hujan yang tidak merata sepanjang tahun menyebabkan persediaan air yang berlebihan dimusim penghujan dan kekurangan dimusim kemarau. Hal ini menimbulkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian skripsi ini dilakukan di daerah irigasi Leuwi Kuya yang berada di sebelah Utara Soreang, tepatnya di Desa Buninagara, Kecamatan Kutawaringin,
Lebih terperinciBEBAN PENCEMARAN LIMBAH INDUSTRI DAN STATUS KUALITAS AIR SUNGAI CITARUM
BEBAN PENCEMARAN LIMBAH INDUSTRI DAN STATUS KUALITAS AIR SUNGAI CITARUM Oleh: Nana Terangna Bukit dan Iskandar A. Yusuf *) Abstrak Sungai Citarum beserta tiga waduk besar yaitu Saguling Cirata dan Juanda
Lebih terperinciBEBAN PENCEMARAN LIMBAH DOMESTIK DAN PERTANIAN DI DAS CITARUM HULU
BEBAN PENCEMARAN LIMBAH DOMESTIK DAN PERTANIAN DI DAS CITARUM HULU Oleh : Hilmi Salim* ) Abstrak Daerah aliran sungai (DAS) Citarum yang merupakan DAS terbesar di Jawa Barat yang mengalami tekanan yang
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi
IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) memacu. terjadinya pencemaran lingkungan baik pencemaran air, tanah dan udara.
PENDAHULUAN Latar Belakang Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) memacu terjadinya pencemaran lingkungan baik pencemaran air, tanah dan udara. Pencemaran air yang diakibatkan oleh dampak
Lebih terperinciPotensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON
Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON No. Potensi Data Tahun 2009 Data Tahun 2010*) 1. Luas lahan pertanian (Ha) 327 327
Lebih terperinciPemodelan Penyebaran Polutan di DPS Waduk Sutami Dan Penyusunan Sistem Informasi Monitoring Kualitas Air (SIMKUA) Pendahuluan
Pendahuluan 1.1 Umum Sungai Brantas adalah sungai utama yang airnya mengalir melewati sebagian kota-kota besar di Jawa Timur seperti Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri, Mojokerto, dan Surabaya. Sungai
Lebih terperinciRENCANA PENANGANAN TERPADU WILAYAH SUNGAI CITARUM
PENANGANAN TERPADU WILAYAH SUNGAI CITARUM 20102025 Harapan dan komitmen semua pihak untuk mencapai visi bersama BERSAMA MEMULIHKAN KONDISI SUNGAI CITARUM SUMMARY I. LATAR BELAKANG S ungai Citarum berperan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup orang banyak sehingga perlu dilindungi agar dapat bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta mahkluk
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Perikanan Kabupaten Bandung Secara astronomi Kabupaten Bandung terletak pada 107 22-108 50 Bujur Timur dan 6 41-7 19 Lintang Selatan. Berdasarkan tofografi, wilayah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi dari objek penelitian ini berada pada Kecamatan Rancaekek, tepatnya di Desa Sukamanah dan Kecamatan Rancaekek sendiri berada di Kabupaten Bandung.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang DAS Citarum merupakan DAS terbesar di Jawa Barat dan merupakan sumber air yang penting bagi masyarakat di sekitarnya yang dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2. Zonasi pada perairan tergenang (Sumber: Goldman dan Horne 1983)
4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Waduk Waduk merupakan badan air tergenang yang dibuat dengan cara membendung sungai, umumnya berbentuk memanjang mengikuti bentuk dasar sungai sebelum dijadikan waduk. Terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan kebutuhan penduduk terhadap lahan baik itu untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan pertumbuhan penduduk yang semakin pesat, menyebabkan peningkatan kebutuhan penduduk terhadap lahan baik itu untuk kegiatan pertanian, industri, perumahan,
Lebih terperinciTabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Kondisi Geografis Wilayah Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak antara 5 54' - 7 45' LS dan 106 22' - 108 50 BT dengan areal seluas 37.034,95
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di negara kita semakin hari semakin pesat. Pesatnya laju
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di negara kita semakin hari semakin pesat. Pesatnya laju pembangunan ini menimbulkan dampak negatif yang tidak dapat dielakkan (inevitable) terhadap kualitas
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Bantul terletak pada Lintang Selatan dan 110
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Deskripsi Daerah Daerah hulu dan hilir dalam penelitian ini adalah Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul. Secara geografis Kabupaten Sleman terletak pada 110 33 00
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
18 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Kondisi Umum Waduk Cirata Waduk Cirata merupakan salah satu waduk dari kaskade tiga waduk Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. Waduk Cirata terletak diantara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sebenarnya sudah tidak sesuai untuk budidaya pertanian. Pemanfaatan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumberdaya lahan merupakan tumpuan kehidupan manusia dalam pemenuhan kebutuhan pokok pangan dan kenyamanan lingkungan. Jumlah penduduk yang terus berkembang sementara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. di Jawa dengan wilayah tangkapan seluas ribu kilometer persegi. Curah
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah aliran sungai (DAS) Citarum merupakan salah satu DAS terbesar di Jawa dengan wilayah tangkapan seluas 11.44 ribu kilometer persegi. Curah hujan tahunan 3 ribu
Lebih terperinci1.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bekasi, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat yang terletak di sebelah timur Jakarta. Batas administratif Kota bekasi yaitu: sebelah barat adalah Jakarta, Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Kita tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Kita tidak dapat dipisahkan dari senyawa kimia ini dalam kehidupan sehari-hari. Manfaat air bagi kehidupan kita antara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources), sehingga
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sungai menjadi salah satu pemasok air terbesar untuk kebutuhan mahluk hidup yang memiliki fungsi penting bagi kehidupan manusia. Sungai adalah sumber daya alam yang bersifat
Lebih terperinciDisampaikan pada Seminar Nasional Restorasi DAS, 25 Agustus 2015
Oleh : Prabang Setyono & Widhi Himawan Program Pascasarjana Program Studi Ilmu Lingkungan Universitas Sebelas Maret Surakarta Email : prabangsetyono@gmail.com 1 widhi_himawan@rocketmail.com 2 Pendahuluan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum Setiap manusia akan menimbulkan buangan baik cairan, padatan maupun
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Setiap manusia akan menimbulkan buangan baik cairan, padatan maupun dalam bentuk gas. Buangan cair yang berasal dari masyarakat yang di kenal sebagai air buangan atau air limbah
Lebih terperinci1.2 Perumusan Masalah Sejalan dengan meningkatnya pertambahan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi, maka pemakaian sumberdaya air juga meningkat.
37 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang menjabarkan pembangunan sesuai dengan kondisi, potensi dan kemampuan suatu daerah tersebut.
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM PENELITIAN
BAB IV KONDISI UMUM PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Luas Secara geografis, DAS Citarum bagian hulu berada pada 107 o 15 46.27 107 o 57 1.99 BT dan 6 o 43 8.65-7 o 14 32.09 LS dengan luas area ± 230.802 ha.
Lebih terperinciBAB V SUMBER DAYA ALAM
BAB V SUMBER DAYA ALAM A. Pertanian Kota Surakarta Sebagai salah satu kota besar di Jawa Tengah, mengalami pertumbuhan ekonomi dan penduduk karena migrasi yang cepat. Pertumbuhan ini mengakibatkan luas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 9 Tubuh Air Jumlah Sumber : Risdiyanto dkk. (2009, hlm.1)
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Sub Daerah Aliran Sungai (Sub DAS) Cisangkuy merupakan bagian dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum hulu yang terletak di Kabupaten Bandung, Sub DAS ini
Lebih terperinciDAS Citarum. Gambar Batas DAS Citarum, sumber:
DAS Citarum Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum merupakan DAS terbesar dan terpanjang di Provinsi Jawa Barat, secara geografis berada 106 51 36 107 51 BT dan 7 19 6 24 LS, dengan jumlah penduduk sebesar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Bandung dengan luas wilayah 16.730 ha semula dirancang hanya untuk berpenduduk 500.000 jiwa. Namun kenyataannya, kini berpenduduk 3 juta jiwa (siang hari) dan 2,5
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah
5.1. Kondisi Geografis BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 o 50 ' - 7 o 50 ' Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI
54 BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 3.1 Karakteristik Umum Wilayah 3.1.1 Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Secara geografis wilayah studi terletak diantara 107 o 14 53 BT sampai dengan 107 o
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dan beragam, mulai dari sumberdaya yang dapat diperbaharui
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki potensi pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan yang sangat besar dan beragam, mulai dari sumberdaya yang dapat diperbaharui seperti
Lebih terperinciRENCANA PENGELOLAAN SDA DAN LH DAS BARITO
RENCANA PENGELOLAAN SDA DAN LH DAS BARITO Oleh: Firman Dermawan Yuda Kepala Sub Bidang Hutan dan Hasil Hutan Bidang Perencanaan Pengelolaan SDA dan LH I. Gambaran Umum DAS Barito Daerah Aliran Sungai (DAS)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan suatu proses produksi untuk menghasilkan barang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertanian merupakan suatu proses produksi untuk menghasilkan barang yang dibutuhkan manusia, dengan cara budidaya usaha tani. Namun pertumbuhan manusia dan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Pada awalnya Kabupaten Tulang Bawang mempunyai luas daratan kurang lebih mendekati 22% dari luas Propinsi Lampung, dengan pusat pemerintahannya di Kota Menggala yang telah
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Prototipe salah satu produk hukum dalam era reformasi adalah Undang- Undang No. 22 Tahun 1999 dan telah direvisi dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Lokasi Studi.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Waduk Jatiluhur terletak di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta (±9 km dari pusat Kota Purwakarta). Bendungan itu dinamakan oleh pemerintah Waduk Ir. H. Juanda,
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan menyebabkan bertambahnya kebutuhan hidup,
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya pembangunan menyebabkan bertambahnya kebutuhan hidup, termasuk kebutuhan akan sumberdaya lahan. Kebutuhan lahan di kawasan perkotaan semakin meningkat sejalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana pembangunan di bidang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana pembangunan di bidang pertanian menjadi prioritas utama karena Indonesia merupakan salah satu negara yang memberikan komitmen
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Daerah aliran sungai (DAS) Cilamaya secara geografis terletak pada 107 0 31 107 0 41 BT dan 06 0 12-06 0 44 LS. Sub DAS Cilamaya mempunyai luas sebesar ± 33591.29
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan Kabupaten karawang sebagai lumbung padi mempunyai peran penting dalam menjaga swasembada beras nasional tentunya demi menjaga swasembada beras nasional
Lebih terperinciBAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA
BAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA Sejalan dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk kota Jakarta, hal ini berdampak langsung terhadap meningkatnya kebutuhan air bersih. Dengan meningkatnya permintaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan sumber daya perairan umum untuk aktivitas budidaya ikan air tawar menjadi sangat penting seiring
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan sumber daya perairan umum untuk aktivitas budidaya ikan air tawar menjadi sangat penting seiring dengan berkembangnya pembangunan waduk di Indonesia. Pembangunan
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa
V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, wilayah Kabupaten Karawang terletak antara 107
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH
BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Umum Provinsi Kalimantan Barat Setelah era reformasi yang menghasilkan adanya otonomi daerah, maka daerah administrasi di Provinsi Kalimantan Barat yang telah mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri sebagai tempat produksi yang mengolah bahan mentah menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri sebagai tempat produksi yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku atau bahan siap pakai untuk memenuhi kebutuhan manusia, yang keberadaannya sangat
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan dan pengembangan wilayah merupakan dinamika daerah menuju kemajuan yang diinginkan masyarakat. Hal tersebut merupakan konsekuensi logis dalam memajukan kondisi sosial,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara maritim yang lautannya lebih luas daripada daratan. Luas lautan Indonesia 2/3 dari luas Indonesia. Daratan Indonesia subur dengan didukung
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisa Hidrologi Analisis hidrologi merupakan salah satu bagian dari keseluruhan rangkaian dalam perencanaan bangunan air seperti sistem drainase, tanggul penahan banjir dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini sudah merupakan salah satu masalah serius yang sering ditemui di lapangan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencemaran sungai di Yogyakarta yang terjadi beberapa tahun belakangan ini sudah merupakan salah satu masalah serius yang sering ditemui di lapangan. Adanya masukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (catchment area) yang berperan menyimpan air untuk kelangsungan hidup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagian hulu daerah aliran sungai (DAS) merupakan daerah tangkapan air (catchment area) yang berperan menyimpan air untuk kelangsungan hidup makhluk hidup. Apabila lahan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Perusahan Umum yang bergerak di bidang penyediaan air baku dan listrik bagi
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perum Jasa Tirta II adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berbentuk Perusahan Umum yang bergerak di bidang penyediaan air baku dan listrik
Lebih terperinci