ANALISIS PROSES PENGENDALIAN MUTU PRODUK KERUPUK IKAN MJ DI UKM MJ KOTA TEGAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PROSES PENGENDALIAN MUTU PRODUK KERUPUK IKAN MJ DI UKM MJ KOTA TEGAL"

Transkripsi

1 ANALISIS PROSES PENGENDALIAN MUTU PRODUK KERUPUK IKAN MJ DI UKM MJ KOTA TEGAL Wawan Agustina, Yose Rizal Kurniawan, Aidil Haryanto Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna Jl. K.S. Tubun No. 5 Subang, Telp. (0260) , Fax. (0260) wanwa03@gmail.com Abstrak - Pengendalian mutu produk merupakan salah satu upaya yang harus dilakukan dalam rangka menghasilkan dan memberikan produk yang memiliki mutu yang baik. Persaingan usaha yang semakin ketat, ditambah dengan tuntutan baik secara formal melalui peraturan perundang-undangan, maupun secara non formal melalui kepuasan konsumen, maka menghasilkan produk yang berkualitas atau bermutu sudah menjadi sebuah keharusan bagi perusahaan. Tujuan dari penulisan mengenai kajian sistem pengendalian mutu ini adalah untuk melakukan analisa terhadap penerapan pengendalian mutu pada salah satu usaha pengolahan kerupuk ikan yaitu ukm MJ yang ada di Kota Tegal. Metode pengambilan data dilakukan dengan cara diskusi dengan pemilik usaha di lokasi produksi, studi literatur dan melakukan analisa. Lokasi produksi berada di rumah pemilik UKM MJ yaitu di Kelurahan Kraton, Kecamatan Tegal barat, Kota Tegal, Jawa Tengah. Hasil dari kajian ini adalah sistem pengendalian mutu pada usaha produksi kerupuk ikan MJ belum dilakukan secara baik dan terkontrol meski pada beberapa tahapan sebenarnya sudah dilaksanakan. Pengendalian pada tahap penyediaan bahan baku belum diupayakan penjaminan ketersediaan secara kontinyu. Pada tahapan proses produksi, pengendalian yang belum dilakukan secara baik adalah pada tahap pengeringan, dimana pengeringan dilakukan hanya mengandalkan sinar matahari yang akan terkendala pada saat musim hujan. Pada tahapan produk akhir belum dilakukan pengujian secara berkala untuk mengetahui kualitas produk berdasarkan persyaratan mutu sesuai SNI Kata Kunci : konsumen Pengendalian Mutu, Kerupuk Ikan,UKM, Tegal, kepuasan Bidang Teknologi Pangan & Pascapanen 129

2 PENDAHULUAN Perkembangan usaha kecil dan menengah saat ini meningkat dan dapat memberikan peranan yang nyata bagi perkembangan ekonomi nasional. Menurut [5] Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu langkah yang strategis dalam meningkatkan pembangunan nasional. Dorongan terhadap peningkatan peran koperasi dan UMKM diharapkan dapat mensukseskan gerakan pemerintah untuk menumbuhkan perekonomian nasional (pro growth), memberikan kontribusi terhadap peningkatan jumlah wirausahawan dan tenaga kerja, serta menekan angka pengangguran (pro job), dan meningkatkan kesejahteraan rakyat untuk menuju taraf hidup yang layak (pro poor). Jumlah UMKM yang ada di Indonesia semakin hari semakin meningkat. Menurut data dari [6], Jumlah UKM yang ada di Indonesia pada tahun 2012 adalah sebanyak unit atau meningkat sebesar 2,41% dari tahun sebelumnya. Perkembangan sektor usaha UKM ini perlu mendapat perhatian dan pembinaan yang serius dari berbagai pihak. Keberadaan UKM tersebut di atas tersebar luas di seluruh wilayah nusantara, tidak terkecuali di wilayah kota Tegal provinsi Jawa Tengah. UKM MJ merupakan salah satu dari sekian banyak UKM di Kota Tegal yang bergerak dalam usaha pengolahan ikan. UKM MJ yang berlokasi di daerah jalan rambutan Kota Tegal. UKM tersebut diantaranya memproduksi kerupuk ikan, bakso ikan, kaki naga, empek-empek dan otak-otak. Dari beberapa jenis produk yang diproduksi, kerupuk ikan merupakan salah satu produk unggulan dan produk utama UKM tersebut. Kapasitas produksi yang ada saat dilakukan survey pada tahun 2013 yaitu kurang lebih sebanyak 325 kg kerupuk kering per bulan. Proses penjualan adalah penjualan secara langsung ke konsumen dan juga melalui distributor. Produk dijual dalam kemasan plastik dengan ukuran bobot 200 g per kemasan. Wilayah pemasaran saat ini adalah di wilayah kota tegal dan wilayah-wilayah lainnya bahkan sampai ke luar jawa seperti ke lampung dan palembang [1]. Bidang Teknologi Pangan & Pascapanen 130

3 Sebagai sebuah usaha yang sedang berkembang dan ingin berkembang lebih baik lagi, maka UKM MJ tersebut harus mampu menghasilkan dan memberikan produk yang memiliki mutu yang baik. Menurut [3], mutu merupakan keseluruhan gabungan dari karakterisitik produk dan jasa dari pemasaran, prekayasaan, pembuatan, dan pemeliharaan sehingga produk dan jasa tersebut dapat memenuhi harapan-harapan pelanggan. Mutu merupakan faktor dasar yang dapat mempengaruhi pilihan konsumen untuk bebrbagai jenis dan ukuran dari produk dan jasa. Untuk memberikan mutu yang baik dan mempertahankannya, menurut [4], perusahaan harus mengacu pada sisitem pengendalian mutu yang dapat ditempuh melalui upaya-upaya (1) Pengendalian pengadaan bahan baku, (2) Pengendalian proses produksi, dan (3) Pengendalian produk akhir. Proses pengendalian mutu pada berbagai tahap kegiatan yang ada hubungannya dengan mutu yaitu antara lain [7] : 1. Pengawasan mutu bahan-bahan di gudang meliputi penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran. 2. Pengendalian kegiatan pada berbagai tahap prodses sesuai dengan prosedur operasional standard, dan 3. Pengawasan dan pengiriman produk ke konsumen atau langganan. Persaingan usaha yang semakin ketat, ditambah dengan tuntutan baik secara formal melalui peraturan perundang-undangan, maupun secara non formal melalui kepuasan pelanggan, maka menghasilkan produk yang berkualitas atau bermutu sudah menjadi sebuah keharusan. Peraturan-peraturan yang mensyaratkan mutu produk yang sesuai standard atau bahkan lebih baik dan konsumen yang semakin cerdas dalam memilih produk ditengah banyaknya persaingan dari produk-produk sejenis yang ditawarkan maka seharusnya perusahaan menerapkan sistem pengendalian mutu dalm usaha produksinya. Perumusan masalah terkait penulisan ini adalah untuk menguji apakah usaha kerupuk ikan MJ telah menerapkan pengendalian mutu dalam menjalankan usahanya. Tujuan dari kajian sistem pengendalian mutu ini adalah untuk melakukan analisa terhadap penerapan pengendalian mutu pada salah satu usaha pengolahan kerupuk ikan yaitu ukm MJ yang ada di Kota Tegal. Bidang Teknologi Pangan & Pascapanen 131

4 METODOLOGI Prosedur pengambilan data dilakukan dengan cara diskusi dengan pemilik usaha di lokasi produksi. Data yang diperoleh dari hasil diskusi kemudian dilakukan kajian terhadap pengendalian mutunya studi literatur dan melakukan analisa. Lokasi produksi berada di rumah pemilik UKM MJ yaitu di Kelurahan Kraton, Kecamatan Tegal barat, Kota Tegal, Jawa Tengah. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UKM MJ telah didirikan pada sekitar tahun 2011 dan pada tahun 2013, usaha tersebut nampak semakin berkembang. Produk kerupuk ikan sebagai salah satu produk unggulan di UKM MJ di buat dari bahan baku utama tapioka dan daging ikan. Ikan yang digunakan adalah ikan jenis barakuda (ikan kacangan). Peralatan Produksi Peralatan produksi kerupuk ikan yang digunakan oleh UKM MJ saat ini adalah peralatan manual dan juga peralatan mesin. Peralatan-peralatan yang dimiliki saat ini adalah peralatan dapur secara umum, beberapa peralatan utama dan juga perlengkapan lainnya. Untuk beberapa peralatan utama dan perlengkapan yang dimiliki dapat dilihat pada tabel 1. Seperti berikut : Tabel 1. Peralatan dan perlengkapan produksi kerupuk ikan UKM MJ No Nama Peralatan Kegunaan 1 Penggiling daging Digunakan untuk menghancurkan daging ikan setelah proses pemiletan. Kapasitas penggiling adalah 15 kg daging ikan per batch. 2 Dandang /pengukus Digunakan untuk mengukus cetakan adonan. Kapasitas terpasang saat ini adalah ada 2 dandang dengan kapasitas 12 lontongan/ proses dengan lama waktu 25 menit. 3 Meja stainless Digunakan untuk menyimpan dan merajang cetakan adonan 4 Lemari pendingin (show Digunakan untuk menyimpan cetakan Bidang Teknologi Pangan & Pascapanen 132

5 case) adonan setelah pengukusan dan pendinginan. Fungsinya agar cetakan mudah diiris/dirajang. 5 Para-para (anyaman bambu) Digunakan untuk tempat penjemuran irisan kerupuk. 6 Hand sealer (kecil) Digunakan untuk merekatkan kemasan plastik. 7 Kompor gas Kompor gas digunakan untuk memasak pada proses pengukusan. Sumber : [1] Proses Produksi Kerupuk Ikan Kapasitas produksi kerupuk ikan di UKM MJ yang ada saat ini adalah sekitar 25 kg kerupuk kering per produksi dengan komposisi bahan baku utama (tapioka dan ikan, 2:1). Jumlah kali produksi dalam satu bulan rata-rata sebanyak 13 kali sehingga kemampuan produksi saat ini per bulan hanya mencapai 325 kg kerupuk kering. Jumlah tenaga kerja yang ada saat ini adalah 3 orang pegawai harian dan 2 orang pemilik usaha. Diagram alir Proses produksi kerupuk ikan dapat dilihat pada Gambar 1. Ikan Barakuda Pendinginan Tapioka, Bumbu-bumbu, telor, dll. Pencucian & Pemiletan Penggilingan Pengadonan Pencetakan adonan Pengukusan Perajangan Penjemuran Kerupuk Mentah Pengemasan Pemasaran Gambar 1. Diagram alir proses pembuatan kerupuk Ikan Bidang Teknologi Pangan & Pascapanen 133

6 Proses produksi seperti pada diagram alir di atas sebagian telah dilakukan dengan menggunakan peralatan mesin dan juga masih menggunakan peralatan sederhana. Secara lebih terperinci, proses produksi kerupuk Ikan MJ adalah sebagai berikut [1]: 1) Pemiletan Pemiletan adalah tahapan proses untuk memisahkan daging ikan dari bagianbagian tubuh lainnya seperti tulang, kepala, kulit dan lain-lain. Proses pemiletan dilakukan dengan menggunakan jasa pemilet ikan. 2) Penggilingan Proses penggilingan dilakukan untuk menghaluskan daging. Alat yang digunakan adalah mesin penggiling daging (silent cutter). Kapasitas peralatan ini dapat mencapai kg/jam. 3) Pengadonan Pengadonan adalah proses pencampuran daging ikan giling, tapioka, dan bumbu-bumbu lalu diaduk sampai menjadi kalis atau siap dicetak. Proses pengadonan yang dilakukan saat ini masih manual (menggunakan tangan). 4) Pencetakan adonan Pencetakan adonan merupakan proses pembuatan lontongan seperti tabung memanjang. Pada tahap ini lontongan yang dibuat berdiameter sekitar 2 cm dengan panjang 30 cm. Jumlah lontong yang dihasilkan dari setiap 1 kg bahan baku adalah 20 lontong sehingga dari total produksi 30 kg bahan baku akan dihasilkan sebanyak 600 buah lontongan siap kukus. 5) Pengukusan Proses pengukusan adalah proses untuk pemasakan cetakan adonan. Proses pengukusan saat masih menggunakan peralatan kukus sederhana yaitu dandang dengan kapasitas 6 lontongan per kukus. Waktu yang diperlukan untuk satu kali proses pengukusan adalah sekitar 25 menit. Peralatan yang ada saat ini adalah menggunakan 2 buah dandang. Untuk mengukus sebanyak 600 lontong dapat menghabiskan waktu sekitar 21 jam. 6) Pendinginan/pembekuan Proses pendinginan adonan dilakukan setelah hasil pengukusan didinginkan sampai mencapai suhu ruang. Proses pendinginan lanjutan sampai lontongan menjadi keras dilakukan dengan menggunakan lemari pendingin (show case). Proses ini dimaksudkan untuk memudahkan proses pengirisan atau perajangan kerupuk. Peralatan pendingin yang ada saat ini cukup memadai. Bidang Teknologi Pangan & Pascapanen 134

7 7) Perajangan/pengirisan Proses perajangan adalah proses untuk menghasilkan irisan kerupuk. Proses perajangan saat ini masih sangat sederhana yaitu dengan menggunakan pisau cutter sehingga memerlukan waktu yang cukup lama dan juga menyulitkan. Dalam 1 jam proses perajangan hanya mampu menghabiskan sebanyak lontongan per jam. 8) Penjemuran/pengeringan Proses penjemuran saat ini masih memanfaatkan energi matahari dengan cara menjemur kerupuk yang telah disusun dalam tray bambu. Pengeringan dengan penjemuran konvensional ini mengalami kendala yang berarti terutama pada saat musim penghujan. Akibat keadaan ini seringkali pada saat musim hujan produksi terpaksa dihentikan. 9) Pengemasan Produk kerupuk ikan dikemas dalam plastik PP (0,6) dalam dengan ukuran berat 200 gram/kemasan. Untuk penjualan ke agen atau distributor yang membeli dalam bentuk curah bisa dikemas sesuai dengan jumlah permintaan. 10) Pemasaran Permintaan kerupuk ikan produksi MJ saat ini datang dari pasar lokal dan juga pasar luar kota. Untuk pasar lokal kota Tegal jumlah permintaan per minggu adalah 300 kg, begitu juga untuk pasar luar kota seperti Palembang, Lampung dan Bali permintaannya kurang lebih sama yaitu sekitar 300 kg/minggu. Jika diakumulasikan jumlah permintaan pasar yang ada saat ini adalah sebanyak kg per bulan sementara kemampuan produksi hanya 325 kg/bulan. Persentase kemampuan produksi dalam mencukupi kebutuhan pasar hanya sebesar 13,54% saja. PEMBAHASAN Standard atau syarat mutu kerupuk ikan di Indonesia harus mengacu pada SNI Syarat Mutu sesuai SNI tersebut seperti terdapat pada Tabel 2. Berdasarkan pada hasil diskusi dan analisa terhadap proses produksi kerupuk ikan MJ proses atau penerapan sistem pengendalian mutu produk belum dilaksanakan secara baik dan terkontrol meski pada dasarnya beberapa hal telah dilakukan. Salah satu indikator yang dapat dijadikan alasan akan hal tersbut adalah belum adanya prosedur operasional standard (SOP) dari seluruh tahapan pelaksanaan baik dari mulai penyediaan bahan baku sampai dengan tahap pemasaran. Bidang Teknologi Pangan & Pascapanen 135

8 Tabel 2. Syarat Mutu Kerupuk Ikan sesuai SNI No Jenis Uji Satua Persyaratan n 1 Rasa dan aroma - Khas kerupuk ikan 2 Serangga dalam bentuk stadia dan - Tidak ternyata potongan-potongan serta benda-benda asing 3 Kapang - Tidak ternyata 4 Air % Maks Abu tanpa garam % Maks. 1 6 Protein % Min. 6 7 Lemak % Maks. 0,5 8 Serat kasar % 9 Bahan tambahan makanan - Tidak ternyata atau sesuai dengan peraturan yang berlaku 10 Cemaran logam (Pb, Cu, Hg) - Tidak ternyata atau sesuai dengan peraturan yang berlaku 11 Cemaran Arsen (As) - Tidak ternyata atau sesuai dengan peraturan yang berlaku Sumber : [8] Titik-titik kritis (Critical points)dalam pengendalian mutu pada produk kerupuk ikan di UKM MJ yaitu terdapat pada tahapan atau proses proses sebagai berikut : Pengendalian bahan baku Pengendalian ketersediaan bahan baku Ketersediaan bahan baku merupakan salah satu jaminan untuk keberlangsungan usaha produksi. Dalam hal menjamin ketersediaan bahan baku, UKM MJ belum melakukannya. Selama ini ikan selalu diperoleh langsung dari tempat pelelangan ikan dalam bentuk segar. Ikan segar tentunya sangat bagus untuk menjamin kualitas produk, namun perlu dipikirkan pula kemungkinan kelangkaan ikan di pasar sehingga harus mempunyai stok bahan baku. Selain ikan, bahan baku pembuatan kerupuk adalah tapioka dan bahan tambahan lainnya. bahan baku tersbut sebenarnya tidak terlalu beresiko akan kelangkaan sehingga tidak terlalu mengkhawatirkan. Bidang Teknologi Pangan & Pascapanen 136

9 Pengendalian Kualitas Bahan baku Pengendalian kualitas bahan baku sebenarnya sudah dilakukan, namun belum terdokumentasi dengan baik sistematikanya. Ikan yang digunakan adalah ikan barakuda atau ikan kacangan dengan keadaan segar diperoleh langsung dari tempat pelelangan ikan. UKM MJ tidak membuat dengan jenis ikan lain kecuali ada permintaan khusus dari konsumen. Jenis ikan lain yang digunakan biasanya adalah ikan tenggiri. Bahan baku tapioka dan bumbu dipilih dengan merek terpercaya. Pengendalian Proses Produksi Pada produk krupuk ikan mengacu pada kerupuk udang menurut [2], terdapat atribut mutu yang dapat mempengaruhi mutu produk serta derajat penerimaan konsumen terhadap produk kerupuk udang. Atribut mutu yang mempengaruhi penerimaan konsumen terhadap produk kerupuk ikan antara lain Kerenyahan, Rasa, Aroma dan Kenampakan (warna dan kemampuan mengembang saat digoreng). Oleh karena itu diperlukan stasiun pengendalian yaitu proses-proses pada pengolahan produk yang perlu dijaga dan diperhatikan agar atribut sensori yang didapatkan baik serta dapat diterima dengan baik oleh konsumen. Hubungan antara stasiun pengendalian dan atribut sensori antara lain: a) Kerenyahan Menurut [2] Proses pengolahan yang menjadi stasiun pengendalian dan dapat mempengaruhi kerenyahan kerupuk yaitu proses pencampuran bahan pemotongan, pengeringan dan penggorengan. Dalam hal kerupuk ikan MJ untuk penjualan kerupuk ikan dalam bentuk mentah maka penggorengan tidak dilakukan. Berdasarkan hasil diskusi dengan pemilik usaha dan hasil analisa, kerenyahan produk dapat dipengaruhi pula oleh tahapan proses pengukusan dan pengemasan. Pencampuran bahan Proses pencampuran bahan di UKM MJ dilakukan pada tahap pengadonan yang mana pada tahap ini dilakukan proses pencampuran daging ikan giling, tapioka, dan bumbu-bumbu lalu diaduk sampai menjadi kalis atau siap dicetak. Proses pengadonan yang dilakukan saat ini masih manual (menggunakan tangan). Komposisi bahan yang dicampurkan telah terstandard sesuai dengan resep yang dimiliki pengusaha. Untuk menambah kerenyahan kerupuk, ditambahkan pula putih telur. Bidang Teknologi Pangan & Pascapanen 137

10 Pengukusan Pengukusan dilakukan sampai seluruh bagian matang atau tergelatinasi dengan baik. Untuk memudahkan seluruh bagian kerupuk matang saat dikukus, di UKM MJ adonan dicetak dalam dalam bentuk lontongan-lontongan kecil yaitu dengan diameter sekitar 2 cm dan panjang 20 cm. Untuk memastikan bahwa lontongan sudah masak biasanya dilakukan pengecekan dengan mengambil sampel dan memotongnya. Pemotongan Proses pemotongan kerupuk dilakukan untuk mendapatkan kerupuk yang tipis dan memiliki ukuran yang homogen. Tebal tipisnya kerupuk mempengaruhi kerenyahan produk kerupuk. Untuk menghasilkan potongan yang seragam, di UKM MJ pemotongan dilakukan dengan menggunakan pisau cutter. Pengeringan Pengeringan merupakan salah satu faktor penting yang sangat menentukan kualitas kerenyahan kerupuk. Kerupuk yang dikeringkan harus kering merata. Pengeringan di UKM MJ mengandalkan sinar matahari. Untuk menjamin kualitas produk, pada saat musim penghujan biasanya produksi dikurangi atau dihentikan. Pengemasan Proses pengemasan akan menentukan kerenyahan kerupuk terkait dengan keawetan daya simpan produk dalam keadaan kering. Di UKM MJ kerupuk dikemas dengan menggunakan plastik PP dengan ketebalan 0,6 mm. b) Rasa Untuk mempertahankan rasa yang diminati konsumen dan terstandar, pemilik usaha telah memiliki resep khusus dan terjaga kerahasiaannya. Resep yang digunakan telah sesuai dengan persyaratan-persyaratan kemanan pangan. c) Aroma Meski tidak setajam aroma kerupuk udang, aroma kerupuk ikan juga memiliki kekhasan tersendiri. Untuk menghasilkan aroma yang baik maka sangat diperhatikan kualitas daging ikan yang digunakan. d) Kenampakan (Warna dan Kemekaran) Kenampakan atau penampilan ialah faktor yang biasanya pertama kali dilihat oleh konsumen. Terkait dengan kerupuk ikan kenampakan yang disukai biasanya kerupk dengan warna natural atau warna putih dan teksturnya halus. Selain itu saat digoreng kerupuk dapat mekar dengan baik. Untuk menjamin Bidang Teknologi Pangan & Pascapanen 138

11 mutu dari penampakan ini maka terdapat hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam beberapa tahapan proses yaitu penyediaan bahan baku, pengukusan, pengerngan.untuk menjamin penampakan yang baik maka dipilih bahan baku berkualitas dengan merek terpercaya. Untuk bahan baku ikan dipilih ikan segar yang diperoleh langsung dari pelelangan. Pada tahapan proses pengukusan dilakukan sampai matang dimana adonan tergelatinasi dengan baik pada semua bagian, pengeringan dilakukan dengan sinar matahari dan pada saat musim hujan produksi dikurangi bahkan dihentikan. Pengendalian mutu pada tahap proses produksi sebenarnya sebagian telah dilaksanakan, namun demikian belum terdokumentasi dengan baik, artinya secara pekerjaan telah dilakukan dengan proses yang sama, namun demikian belum memiliki prosedur operasional standard secara tertuis. Hal ini sangat diperlukan apalagi ketika ingin menambah kapasitas produksi yang memerlukan tambahan tenaga atau karyawan agar semua karyawan memahami langkah-langkah syang harus dilakukan. Pengendalian Produk Akhir Pengendalian produk akhir adalah pengendalian pada tahap produk siap dikemas dan dipasarkan. Pada tahap ini belum ada pengendalian mutu yang standard seperti belum dilakukannya pengujian kualitas produk secara berkala berdasarkan persyaratan mutu sesuai SNI tentang kerupuk ikan. Selain itu pengemasan masih menggunakan plastik PP dengan ketebalan 0,6 mm berlabel sablon plastik. Ketebalan kemasan plastik tersebut masih relatif tipis dan sangat memungkinkan dapat mempengaruhi kerusakan produk dalam waktu relatif cepat. Untuk label dalam kemasan dianggap telah mencukupi persyaratan minimal keterangan yang harus dicantumkan yaitu nama produk, komposisi, keterangan kadaluarsa, P-IRT, dan nama pihak produksi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Secara keseluruhan dapat diambil kesimpulan bahwa sistem pengendalian mutu pada usaha produksi kerupuk ikan MJ belum dilakukan secara baik dan terkontrol meski pada beberapa tahapan sebenarnya sudah dilaksanakan. Pengendalian pada tahap penyediaan bahan baku belum diupayakan penjaminan Bidang Teknologi Pangan & Pascapanen 139

12 ketersediaan secara kontinyu. Pada tahapan proses produksi, pengendalian yang belum dilakukan secara baik adalah pada tahap pengeringan, dimana pengeringan dilakukan hanya mengandalkan sinar matahari yang akan terkendala pada saat musim hujan. Pada tahapan produk akhir belum dilakukan pengujian secara berkala untuk mengetahui kualitas produk berdasarkan persyaratan mutu sesuai SNI Saran Unit produksi kerupuk ikan UKM MJ sebaiknya : Memiliki stok penyimpanan bahan baku terutama ikan dalam bentuk ikan fillet atau ikan giling. Pada tahap proses produksi UKM sebaiknya memiliki alat pengering yang dapat menjamin kelancaran produksi. Sebaiknya dilakukan pengujian secara berkala terhadap produk untuk memastikan bahwa produk sesuai dengan syarat mutu SNI Ketebalan kemasan plastik sebaiknya ditingkatkan yaitu menggunakan ketebalan 1mm. UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih penulis sampaikan kepada pemilik usaha kerupuk ikan MJ dan berbagai pihak yang telah mendukung terselesaikannya tulisan ini. DAFTAR PUSTAKA [1] Agustina, W. Dkk., Rancangan Penerapan Teknologi untuk Pengembangan Usaha Produk Kerupuk Ikan di UKM MJ Kota Tegal. Prosiding Seminar Nasional. B2PTTG LIPI. Subang [2] Dian P. A., dkk., Tugas Pengendalian Mutu Pengolahan Kerupuk Udang. Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakults Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta. [3] Feigenbaum, A. V Kendali Mutu Terpadu. Erlangga : Jakarta. Bidang Teknologi Pangan & Pascapanen 140

13 [4] Kadarisman, D Sistem Jaminan Mutu Pangan. Pelatihan Singkat dalam Bidang Teknologi Pangan, Angkatan II. Kerjasama FATETA IPB PAU Pangan & Gizi IPB dengan Bogor Kantor Menteri Negara Urusan Pangan/ BULOG Sistem Jaminan Mutu Pangan. Bogor. [5] Kementerian KUKM RI Kebangkitan Koperasi dan UMKM Menuju Kesejahteraan Rakyat. Laporan tahunan Kementerian Koperasi. [6] Kementerian KUKM RI Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan Usaha Besar (UB) Tahun m_ pdf [7] Prawirosentono, Sujadi Filosofi Baru tentang Manajemen Mutu terpadu Total Quality Manajemen. Bumi Aksara. Jakarta. [8] Standard nasional Indonesia, SNI (Fish Crackers). Badan Standardisasi nasional. DISKUSI Tidak ada pertanyaan dari peserta. Bidang Teknologi Pangan & Pascapanen 141

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya 2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih

Lebih terperinci

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Kerupuk merupakan salah satu makanan ringan yang banyak diburu para konsumen. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang sangat renyah, menjadikan kerupuk sebagai

Lebih terperinci

MODUL 2 NUGGET IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang kenyal dan rasa khas ikan.

MODUL 2 NUGGET IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang kenyal dan rasa khas ikan. MODUL 2 NUGGET IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah nugget ikan yang bertekstur kenyal, lembut dan bercita rasa enak. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget

Lebih terperinci

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g.

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g. SOSIS IKAN Sosis adalah salah satu produk olahan dari bahan hewani. Secara umum sosis diartikan sebagai makanan yang dibuat dari daging yang telah dicincang, dihaluskan, dan diberi bumbubumbu, dimasukkan

Lebih terperinci

: Laila Wahyu R NIM :

: Laila Wahyu R NIM : Nama : Laila Wahyu R NIM : 11.11.568 Kelas : 11-S1TI-15 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 211/212 I. ABSTRAKSI Produk olahan krupuk ikan tenggiri merupakan produk pangan yang dapat digunakan sebagai makanan ringan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN terdiri dari : Tahapan-tahapan proses pengolahan stick singkong di UKM Flamboyan 4.1 Persiapan Bahan Baku Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

Lebih terperinci

KERUPUK UDANG ATAU IKAN

KERUPUK UDANG ATAU IKAN KERUPUK UDANG ATAU IKAN 1. PENDAHULUAN Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain talas bentul, gula pasir, gula merah, santan, garam, mentega, tepung ketan putih. Sementara itu, alat yang

Lebih terperinci

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki permintaan yang cukup tinggi dalam bentuk segar. Meskipun demikian, bawang merah

Lebih terperinci

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013.

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013. III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pengalaman kerja praktek mahasiswa (PKPM) ini dilakukan di perusahaan bakpia pathok 25 Yogyakarta, dan dilakukan selama 2,5 bulan yaitu dimulai

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM Penyusun: Haikal Atharika Zumar 5404416017 Dosen Pembimbing : Ir. Bambang Triatma, M.Si Meddiati Fajri Putri S.Pd, M.Sc JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengendalian Mutu 1. Pengendalian Mutu Bahan Baku a. Bahan Utama (Ikan Lele) Bahan baku utama pada proses pembuatan krupuk lele Karmina adalah ikan lele

Lebih terperinci

Pembuatan Sosis Ikan

Pembuatan Sosis Ikan Pembuatan Sosis Ikan Sosis ikan adalah salah satu olahan yang dibuat dari pasta ikan yang ditambah dengan bumbu-bumbu, kemudian dibungkus/dikemas dengan usus kambing atau pengemas lainnya yang biasa disebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Keripik Pisang Mocca Tahapan-tahapan proses pengolahan keripik pisang mocca di UKM FLAMBOYAN terdiri atas : 1. Penyiapan bahan baku Adapun jenis pisang

Lebih terperinci

SISTEM PRODUKSI DAN PENGAWASAN MUTU KERUPUK UDANG BERKUALITAS EKSPOR

SISTEM PRODUKSI DAN PENGAWASAN MUTU KERUPUK UDANG BERKUALITAS EKSPOR SISTEM PRODUKSI DAN PENGAWASAN MUTU KERUPUK UDANG BERKUALITAS EKSPOR Diana Nur Afifah, Gemala Anjani Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang d_nurafifah@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

MODUL 7 STICK IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu stick ikan yang dihasilkan berwarna kekuningan dan memiliki tekstur yang renyah.

MODUL 7 STICK IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu stick ikan yang dihasilkan berwarna kekuningan dan memiliki tekstur yang renyah. MODUL 7 STICK IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat stick ikan yang gurih, renyah dan enak. Indikator Keberhasilan: Mutu stick ikan yang dihasilkan berwarna

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1: 29 4 KEADAAN UMUM UKM 4.1 Lokasi dan Keadaan Umum Pengolah Unit Pengolahan ikan teri nasi setengah kering berlokasi di Pulau Pasaran, Lingkungan 2, Kelurahan Kota Karang, Kecamatan Teluk Betung Barat,

Lebih terperinci

PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG

PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG Qanytah Tepung jagung merupakan butiran-butiran halus yang berasal dari jagung kering yang dihancurkan. Pengolahan jagung menjadi bentuk tepung lebih dianjurkan dibanding produk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan yaitu, wajan, kompor, pisau, pengaduk, gilingan daging dan siler.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan yaitu, wajan, kompor, pisau, pengaduk, gilingan daging dan siler. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengolahan Stik Ubi Jalar Hasil produksi yang di UKM Teratai dalam pembuatan stik ubi jalar perbulannya berkisar 4 kali produksi selama satu bulan. Pembuatan stik ubi jalar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terasi Terasi atau belacan adalah salah satu produk awetan yang berasal dari ikan dan udang rebon segar yang telah diolah melalui proses pemeraman atau fermentasi, disertai

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAGING PEMPEK

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAGING PEMPEK LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAGING PEMPEK Oleh : Nama : Arini Purnamawati Nrp : 133020051 No.Meja : 4 (Empat) Kelompok : B Tanggal Percobaan : 22 April 2016 Asisten

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PENGOLAHAN NUGGET

TEKNOLOGI PENGOLAHAN NUGGET TEKNOLOGI PENGOLAHAN NUGGET REFERENSI Barbut, S. 2012. Convenience breaded poultry meat products New developments. Trends in Food Science & Technology 26: 14-20. 1 PRODUK PENGERTIAN DAN ISTILAH Nugget:

Lebih terperinci

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan 1 Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan Pengertian Abon Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan berasal dari daging (sapi, kerbau,

Lebih terperinci

PENGOLAHAN DAGING NUGGET. Materi 6b TATAP MUKA KE-6 Semester Genap

PENGOLAHAN DAGING NUGGET. Materi 6b TATAP MUKA KE-6 Semester Genap PENGOLAHAN DAGING NUGGET Materi 6b TATAP MUKA KE-6 Semester Genap 2015-2016 BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman REFERENSI

Lebih terperinci

Bab 5 Aspek Teknis. Bagaimana bentuk tempe yang anda suka? Apa warna tempe yang anda suka? Jenis bahan tempe apa yang anda sukai?

Bab 5 Aspek Teknis. Bagaimana bentuk tempe yang anda suka? Apa warna tempe yang anda suka? Jenis bahan tempe apa yang anda sukai? Bab 5 Aspek Teknis No 1. 5.1. Perencanaan Produk Berdasarkan data kuisioner yang terdapat pada bab 4, maka untuk menentukan perencanaan produk didapat data dari hasil penyebaran kuisioner sebagai berikut:

Lebih terperinci

PERAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA PADA PENGEMBANGAN UKM, STUDI KASUS : IMPLEMENTASI MESIN PENCETAK KERUPUK PADA UKM KERUPUK TERUNG MERK BARAYA DI KOTA TEGAL

PERAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA PADA PENGEMBANGAN UKM, STUDI KASUS : IMPLEMENTASI MESIN PENCETAK KERUPUK PADA UKM KERUPUK TERUNG MERK BARAYA DI KOTA TEGAL PERAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA PADA PENGEMBANGAN UKM, STUDI KASUS : IMPLEMENTASI MESIN PENCETAK KERUPUK PADA UKM KERUPUK TERUNG MERK BARAYA DI KOTA TEGAL Aidil Haryanto, Yose Rizal Kurniawan, dan Wawan Agustina

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Produk Kerupuk ikan sayur merupakan makanan yang berasal dari bahan utama yaitu ikan tenggiri dan tepung tapioka dengan penambahan sayur yang dapat meningkatkan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada jaman globalisasi saat ini persaingan antar produsen sangat tinggi.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada jaman globalisasi saat ini persaingan antar produsen sangat tinggi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman globalisasi saat ini persaingan antar produsen sangat tinggi. Produsen-produsen kecil di daerah sulit untuk dapat melakukan penetrasi pasar karena bermunculan

Lebih terperinci

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi dan dikembang secara luas oleh petani di Propinsi Aceh.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DAN KUALITAS DENDENG SAPI DI UD. RIDWAN S. KEFAMENANU

PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DAN KUALITAS DENDENG SAPI DI UD. RIDWAN S. KEFAMENANU PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DAN KUALITAS DENDENG SAPI DI UD. RIDWAN S. KEFAMENANU MM.Endah Mulat Satmalawati*, Ludgardis Ledheng**, Theresia Ika Purwantiningsih*** Kristoforus M.Kia*** *Prodi Agroteknologi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Adonan Kerupuk

HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Adonan Kerupuk HASIL DAN PEMBAHASAN Peubah yang diamati dalam penelitian ini, seperti kadar air, uji proksimat serka kadar kalsium dan fosfor diukur pada kerupuk mentah kering, kecuali rendemen. Rendemen diukur pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Kue Bola-bola wijen Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam bentuk diagram alir di bawah ini : Persiapan Bahan : Tepung Tapioka, Tepung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Proses dan Pengolahan Pangan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Gunung Kidul, Yogyakarta; Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III INDUSTRI KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL

BAB III INDUSTRI KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL BAB III INDUSTRI KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL A. Gambaran Umum Industri Kecil dan Menengah di Desa Penanggulan Desa Penanggulan termasuk wilayah yang memiliki

Lebih terperinci

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN Agus Sutanto PENDAHULUAN Kebutuhan pangan selalu mengikuti trend jumlah penduduk dan dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan per kapita serta perubahan pola konsumsi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan

Lebih terperinci

KEBON BINATANG (Kerupuk Puli Bentuk Obat Nyamuk Buatan Tangan Sendiri) ABSTRAK

KEBON BINATANG (Kerupuk Puli Bentuk Obat Nyamuk Buatan Tangan Sendiri) ABSTRAK KEBON BINATANG (Kerupuk Puli Bentuk Obat Nyamuk Buatan Tangan Sendiri) Rohmatulloh, Irfan Adrianto, Sutrisno, Novin Mayang Arum, Safina Istighfarin Mahasiswa Program studi Teknologi Industri Pertanian,

Lebih terperinci

Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran

Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran Peluang bisnis musiman yang menjanjikan untung besar bagi para pelakunya, salah satunya saja seperti bisnis camilan kacang mete yang labanya semakin gurih

Lebih terperinci

Sosis ikan SNI 7755:2013

Sosis ikan SNI 7755:2013 Standar Nasional Indonesia Sosis ikan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional BSN 2013 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini

Lebih terperinci

METODE. Materi. Rancangan

METODE. Materi. Rancangan METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2008, bertempat di laboratorium Pengolahan Pangan Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 3 No.1 ; Juni 2016 ISSN 2407-4624 PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW *RIZKI AMALIA 1, HAMDAN AULI

Lebih terperinci

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan.

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan. MODUL 5 PIZZA IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat pizza ikan yang enak, bertekstur lembut dan rasa yang lezat. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tapioka Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung tapioka mempunyai banyak kegunaan, antara lain sebagai bahan pembantu dalam berbagai industri.

Lebih terperinci

MODUL 4 PRESTO IKAN. Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat presto ikan yang bercita rasa enak.

MODUL 4 PRESTO IKAN. Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat presto ikan yang bercita rasa enak. MODUL 4 PRESTO IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat presto ikan yang bercita rasa enak. Indikator Keberhasilan: Mutu presto ikan yang dihasilkan utuh, bersih,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan. B. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat pembuatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. malam). Contohnya kue kaktus.jadi, makanan ringan adalah aneka makanan atau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. malam). Contohnya kue kaktus.jadi, makanan ringan adalah aneka makanan atau BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Makanan ringan atau kudapan (dalam bahasa Inggris biasa disebut dengan snack) adalah istilah bagi berbagai macam makanan yang tidak termasuk menu hidangan utama (contohnya seperti

Lebih terperinci

ESTABLISHMENT OF QUALITY ATTRIBUTES STANDARD OF RAMBAK CRACKER

ESTABLISHMENT OF QUALITY ATTRIBUTES STANDARD OF RAMBAK CRACKER ESTABLISHMENT OF QUALITY ATTRIBUTES STANDARD OF RAMBAK CRACKER Mas an Ibnu Zani Sutowo, Wahyu Supartono, Nafis Khuriyati Department og Agroindustrial Technology Faculty of Agricultural Technology Gadjah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tapioka. Kerupuk sudah banyak dimodifikasikan dengan berbagai cita rasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tapioka. Kerupuk sudah banyak dimodifikasikan dengan berbagai cita rasa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerupuk Kerupuk merupakan jenis makanan kering dengan bahan baku tepung tapioka. Kerupuk sudah banyak dimodifikasikan dengan berbagai cita rasa misalnya, kerupuk udang, kerupuk

Lebih terperinci

BBP4BKP. Pengolahan Pindang Ikan Air Tawar. Unit Eselon I Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan

BBP4BKP. Pengolahan Pindang Ikan Air Tawar. Unit Eselon I Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan BBP4BKP Pengolahan Pindang Ikan Air Tawar Kontak Person Dra Theresia Dwi Suryaningrum, MS theresiadwi@yahoo.com Syamdidi SPi, MAppSc didibangka@yahoo.com Unit Eselon I Badan Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

Siomay ikan SNI 7756:2013

Siomay ikan SNI 7756:2013 Standar Nasional Indonesia Siomay ikan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional BSN 2013 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN USAHA MIKRO INDUSTRI KREATIF KERUPUK PULI

PENGEMBANGAN USAHA MIKRO INDUSTRI KREATIF KERUPUK PULI PENGEMBANGAN USAHA MIKRO INDUSTRI KREATIF KERUPUK PULI Judi Suharsono Fakultas Ekonomi, Universitas Panca Marga Probolinggo judisuharsono@gmail. com Hosnol Wafa Fakultas Sastra dan Filsafat Universitas

Lebih terperinci

PROPOSAL INOVASI PRODUK PERIKANAN OIL-OLAHAN IKAN NILA

PROPOSAL INOVASI PRODUK PERIKANAN OIL-OLAHAN IKAN NILA PROPOSAL INOVASI PRODUK PERIKANAN OIL-OLAHAN IKAN NILA LAYANG NILA GOYANG SEBAGAI DIVERSIFIKASI OLAHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) YANG EKONOMIS DAN BERPROTEIN TINGGI Diusulkan Oleh : Muhammad Alfian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi PENDAHULUAN Latar Belakang Daging merupakan salah satu komoditi pertanian yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, karena daging mengandung protein yang bermutu tinggi, yang mampu menyumbangkan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DAN PENGUATAN USAHA OPAK SILI MELALUI PERANCANGAN ALAT PENGHALUS SINGKONG DAN PERBAIKAN PENGEMASAN

UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DAN PENGUATAN USAHA OPAK SILI MELALUI PERANCANGAN ALAT PENGHALUS SINGKONG DAN PERBAIKAN PENGEMASAN UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DAN PENGUATAN USAHA OPAK SILI MELALUI PERANCANGAN ALAT PENGHALUS SINGKONG DAN PERBAIKAN PENGEMASAN Laeli Kurniasari 1*, Sri Mulyo Bondan Respati 2 dan Aqnes Budiarti

Lebih terperinci

MODUL 1 BAKSO IKAN. A. Deskripsi Bakso Ikan

MODUL 1 BAKSO IKAN. A. Deskripsi Bakso Ikan MODUL 1 BAKSO IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah bakso ikan yang bertekstur kenyal dan lembut serta bercita rasa enak. Indikator Keberhasilan: Mutu bakso

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Tiga Bawang merupakan sebuah industri kecil menengah yang bergerak dibidang pembuatan keripik dengan bahan baku ubi kayu. UD. Tiga Bawang adalah

Lebih terperinci

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek Produksi Kopi Biji Salak dengan Penambahan Jahe Merah dilaksanakan pada bulan Maret-April 2016 di Laboratorium Rekayasa Proses dan

Lebih terperinci

KAJIAN PENERAPAN ALAT PENEPUNG PISANG UNTUK PENINGKATAN NILAI TAMBAH DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

KAJIAN PENERAPAN ALAT PENEPUNG PISANG UNTUK PENINGKATAN NILAI TAMBAH DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KAJIAN PENERAPAN ALAT PENEPUNG PISANG UNTUK PENINGKATAN NILAI TAMBAH DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Susy Lesmayati 1 dan Retno Endrasari 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan 2 Balai

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. KERUPUK RUMPUT LAUT SERASI (Sehat dan Bernutrisi) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. KERUPUK RUMPUT LAUT SERASI (Sehat dan Bernutrisi) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN HALAMAN JUDUL PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM KERUPUK RUMPUT LAUT SERASI (Sehat dan Bernutrisi) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh : 1. Ruli Nurmala (1201413055) 2013

Lebih terperinci

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN 1. Serealia ) Pengolahan jagung : a. Pembuatan tepung jagung (tradisional) Bahan/alat : - Jagung pipilan - Alat penggiling - Ember penampung

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA PEMBUATAN KARAK NON-BORAKS DI DESA TAWANG SARI, BOYOLALI. Oleh : Asri Laksmi Riani 1), Machmuroch 2)

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA PEMBUATAN KARAK NON-BORAKS DI DESA TAWANG SARI, BOYOLALI. Oleh : Asri Laksmi Riani 1), Machmuroch 2) kasri Laksmi Riani, Pemberdayaan Masyarakat pada Pembuatan Karak Non-Boraks di Desa Tawang Sari, Boyolali PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA PEMBUATAN KARAK NON-BORAKS DI DESA TAWANG SARI, BOYOLALI Oleh : Asri

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS BISNIS RAMBAK KULIT IKAN

TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS BISNIS RAMBAK KULIT IKAN TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS BISNIS RAMBAK KULIT IKAN MUHAMAD AZIS MUSLIM KELAS : 11-D3MI-01) NIM : 11.02.7919 KELOMPOK : A STMIK AMIKOM YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 ABSTRAK Karya tulis ini dibuat

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG

PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian (2017) TUJUAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

T E M P E 1. PENDAHULUAN

T E M P E 1. PENDAHULUAN T E M P E 1. PENDAHULUAN Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian melalui eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian melalui eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian melalui eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan. B. Waktu dan Tempat Penelitian a. Waktu Penelitian dilakukan mulai

Lebih terperinci

PENGABDIAN MASYARAKAT PADA UMKM BAKSO SAPI

PENGABDIAN MASYARAKAT PADA UMKM BAKSO SAPI PENGABDIAN MASYARAKAT PADA UMKM BAKSO SAPI Yulian Findawati 1, A rasy Fahruddin 2, Roni Pambudi 3 1,2,3 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Sidoarjo Alamat Korespondensi : Jl. Raya Gelam 250, Telp.(031)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Politeknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa lempengan tipis yang terbuat dari adonan dengan bahan utamanya pati

BAB I PENDAHULUAN. berupa lempengan tipis yang terbuat dari adonan dengan bahan utamanya pati BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerupuk adalah salah satu makanan camilan yang dikonsumsi bersama makanan utama. Menurut Lavlinesia (1995) kerupuk adalah bahan kering berupa lempengan tipis yang terbuat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Kerupuk Jagung 4.1.1 Pencampuran Adonan Proses pencampuran adonan ada dua kali yaitu dengan cara manual (tangan) dan kedua dengan menggunakan mixer. Langkah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Jamur tiram (Pleurotus oestreatus) merupakan jamur konsumsi dari jenis jamur kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. kandungan gizi yang cukup baik. Suryana (2004) melaporkan data statistik

I PENDAHULUAN. kandungan gizi yang cukup baik. Suryana (2004) melaporkan data statistik I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Maksud Penelitian, (5) Manfaat Penelitian, (6) Kerangka Pemikiran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk menyelamatkan harga jual buah jambu getas merah terutama

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk menyelamatkan harga jual buah jambu getas merah terutama 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah jambu getas merah merupakan buah-buahan tropis yang mudah sekali mengalami kerusakan dan secara nyata kerusakannya terjadi pada saat penanganan, transportasi,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Produksi dan Nilai Ikan Jangilus per Bulan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Tahun 2012

Lampiran 1. Produksi dan Nilai Ikan Jangilus per Bulan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Tahun 2012 45 Lampiran 1. Produksi dan Nilai Ikan Jangilus per Bulan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Tahun 01 No Bulan Produksi (kg) Nilai (Rp) 1 Januari 137 3.083.000 Februari.960 67.737.000 3 Maret

Lebih terperinci

MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN

MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah ikan teri asin kering yang berkualitas dan higienis. Indikator Keberhasilan: Mutu ikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerupuk adalah makanan kering yang terbuat dari bahan dasar tepung tapioka dan atau tanpa bahan tambahan lain yang diizinkan, harus disiapkan dengan cara menggoreng

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS MAKANAN TENTANG KRIPIK TEMPE

PELUANG BISNIS MAKANAN TENTANG KRIPIK TEMPE NAMA : JOKO NUR CAHYANTO NIM : 10.12.4486 KELAS : S1,SI,2B PELUANG BISNIS MAKANAN TENTANG KRIPIK TEMPE Pernah berkunjung ke kota Cilacap????????? Pasti pernah mencicipi penganan khas kota ini. ya, sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekurangan protein merupakan salah satu masalah gizi utama di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekurangan protein merupakan salah satu masalah gizi utama di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekurangan protein merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Oleh karena itu peningkatan konsumsi protein perlu digalakkan, salah satunya melalui penganekaragaman

Lebih terperinci

PENGOLAHAN UBI KAYU. Kue Pohong Keju

PENGOLAHAN UBI KAYU. Kue Pohong Keju PENGOLAHAN UBI KAYU Ubi kayu segar adalah bahan pangan yang mudah rusak, oleh sebab itu setelah pemanenan petani segera menjual atau mengolah ubikayu segar sebelum menjadi rusak dan busuk. Ubikayu dapat

Lebih terperinci

: Survey lapangan Kajian Standar Nasional Indonesia Produk. Unggulan UKM Sektor Pangan. : Kota Yogyakarta (Daerah Istimewa Yogyakarta/ DIY)

: Survey lapangan Kajian Standar Nasional Indonesia Produk. Unggulan UKM Sektor Pangan. : Kota Yogyakarta (Daerah Istimewa Yogyakarta/ DIY) ACTIVITIES REPORT Nama Kegiatan : Survey lapangan Kajian Standar Nasional Indonesia Produk Unggulan UKM Sektor Pangan Kegiatan : Pengumpulan data primer kajian Waktu Pelaksanaan : 28 29 Mei 2012 Tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB III METODE PELAKSANAAN BAB III METODE PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik produksi pembuatan nugget patin wortel dilaksanakan bulan Maret 2016 sampai selesai di Laboratorium Rekayasa Proses dan Pengolahan Hasil

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Indonesia memiliki beragam surnberdaya pangan dalam bentuk mak03nan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Indonesia memiliki beragam surnberdaya pangan dalam bentuk mak03nan PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia memiliki beragam surnberdaya pangan dalam bentuk mak03nan maupun bahan makanan. Salah satu sumberdaya pangan tersebut adalah makanan tradisional yang merupakan asset

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nugget Ayam Bahan pangan sumber protein hewani berupa daging ayam mudah diolah, dicerna dan mempunyai citarasa yang enak sehingga disukai banyak orang. Daging ayam juga merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen laboratorium. Faktor perlakuan meliputi penambahan pengembang dan pengenyal pada pembuatan kerupuk puli menggunakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Usaha Bersama Jagung Goreng Gurih di Kelurahan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Usaha Bersama Jagung Goreng Gurih di Kelurahan BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Usaha Bersama Jagung Goreng Gurih di Kelurahan Labuhbaru Barat Pekanbaru 1. Latar Belakang Berdirinya Usaha Bersama Jagung Goreng Gurih Usaha

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dantempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di UKM Mekar Sari di Dusun Boleleu No. 18 Desa Sidomakmur Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai. Sementara

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Syarat Mutu Kerupuk Ikan SNI No Jenis Uji Satuan Persyaratan 1

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Syarat Mutu Kerupuk Ikan SNI No Jenis Uji Satuan Persyaratan 1 TINJAUAN PUSTAKA Kerupuk Kerupuk merupakan produk makanan kering yang dibuat dari tepung tapioka atau sagu dengan atau tanpa penambahan bahan makanan dan bahan tambahan lain yang diizinkan, serta disiapkan

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA DESA DONOHUDAN MELALUI PRODUKSI ANEKA PANGANAN HASIL INDUSTRI TAHU SUMBER REJEKI

PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA DESA DONOHUDAN MELALUI PRODUKSI ANEKA PANGANAN HASIL INDUSTRI TAHU SUMBER REJEKI PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA DESA DONOHUDAN MELALUI PRODUKSI ANEKA PANGANAN HASIL INDUSTRI TAHU SUMBER REJEKI Oleh : I.F. Nurcahyo Susantiningrum Abstrak Donohudan salah satu desa yang berada paling timur

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah permen jelly pepaya yang terbuat dari pepaya varietas IPB 1 dengan bahan tambahan sukrosa, ekstrak rumput

Lebih terperinci

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT Dr. Sri Handayani Tim PPM Jurusan Pendidikan Kimia FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013 1 TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT Dr. Sri Handayani

Lebih terperinci

IbM PENGUSAHA ABON PINDANG TONGKOL DESA KADEMANGAN KABUPATEN BONDOWOSO

IbM PENGUSAHA ABON PINDANG TONGKOL DESA KADEMANGAN KABUPATEN BONDOWOSO ARTIKEL ILMIAH Ipteks Bagi Masyarakat (IbM) IbM PENGUSAHA ABON PINDANG TONGKOL DESA KADEMANGAN KABUPATEN BONDOWOSO Oleh Dwi Nurahmanto, M.Sc., Apt. NIDN 0024018401 Gusti Ayu Wulandari, SE., MM. NIDN 0012098304

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR PENGENDALIAN MUTU PANGAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR PENGENDALIAN MUTU PANGAN No. BAK/TBB/SBG 209 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 5 Pengendalian mutu Dalam setiap proses pengolahan pangan, terdapat beberapa tahapan tertentu yang mempengaruhi mutu produk akhir. Misalnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. C. Prasyarat Modul 42

BAB I PENDAHULUAN. C. Prasyarat Modul 42 BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Pada umumnya baso tahu adalah makanan yang sudah dikenal oleh masyarakat di Indonesia, baso tahu dijadikan sebagai wirausaha oleh masyarakat karena rasanya yg sudah tidak

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN PRODUKSI MENUJU STANDARISASI PRODUK BAGI UKM KRUPUK KUPANG DENGAN INTRODUKSI MESIN PENGERING LISTRIK DI DESA BALONDOWO - SIDOARJO

PENDAMPINGAN PRODUKSI MENUJU STANDARISASI PRODUK BAGI UKM KRUPUK KUPANG DENGAN INTRODUKSI MESIN PENGERING LISTRIK DI DESA BALONDOWO - SIDOARJO 406 PENDAMPINGAN PRODUKSI MENUJU STANDARISASI PRODUK BAGI UKM KRUPUK KUPANG DENGAN INTRODUKSI MESIN PENGERING LISTRIK DI DESA BALONDOWO - SIDOARJO Agustin, T.I. 1), Aniek S. 2), M. Taufiqurrahman, Renny

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

SOSIALISASI DAN PEMBUATAN NUGGET DARI AMPAS TAHU UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT GAMPONG LENGKONG, KECAMATAN LANGSA BARO, KOTA LANGSA

SOSIALISASI DAN PEMBUATAN NUGGET DARI AMPAS TAHU UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT GAMPONG LENGKONG, KECAMATAN LANGSA BARO, KOTA LANGSA SOSIALISASI DAN PEMBUATAN NUGGET DARI AMPAS TAHU UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT GAMPONG LENGKONG, KECAMATAN LANGSA BARO, KOTA LANGSA Nurlaila Handayani 1* Yusnawati 2 Nina Fahriana 3 Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN 1 DAFTAR ISI I. Kata Pengantar II. Daftar Isi III. Pendahuluan...1 IV. Bahan Tambahan 1. Pemanis...1 2. Asam Sitrat...1 3. Pewarna...1 4. Pengawet...2 5. Penstabil...2 V. Bentuk Olahan 1. Dodol...2 2.

Lebih terperinci

PENGOLAHAN DAGING BAKSO. Materi 3b TATAP MUKA ke 3 Semester Genap BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

PENGOLAHAN DAGING BAKSO. Materi 3b TATAP MUKA ke 3 Semester Genap BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK PENGOLAHAN DAGING BAKSO Materi 3b TATAP MUKA ke 3 Semester Genap 2015-2016 BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman REFERENSI

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN. Menengah (UKM teratai) Kelurahan Padebuolo, Kec. Kota Timur Kota

BAB III METODE PELAKSANAAN. Menengah (UKM teratai) Kelurahan Padebuolo, Kec. Kota Timur Kota BAB III METODE PELAKSANAAN 3.1 Tempat dan Waktu Tempat pelaksanaan Kajian ini dilaksanakan di Usaha Kecil Menengah (UKM teratai) Kelurahan Padebuolo, Kec. Kota Timur Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. banyak ditemukan dan dikonsumsi yaitu ikan tongkol. Secara ilmu pengetahuaan,

I PENDAHULUAN. banyak ditemukan dan dikonsumsi yaitu ikan tongkol. Secara ilmu pengetahuaan, I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dengan pengujian organoleptik dan uji lipat dilakukan di Laboratorium Teknologi Industri Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan

Lebih terperinci