RANGKUMAN HASIL SIDANG KELOMPOK 3 WILAYAH NUSA TENGGARA, MALUKU, PAPUA. Hari/ Tanggal : Sabtu/1 Mei 2010 Sesi 2 pada jam :
|
|
- Sri Setiabudi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2
3 RANGKUMAN HASIL SIDANG KELOMPOK 3 WILAYAH NUSA TENGGARA, MALUKU, PAPUA Hari/ Tanggal : Sabtu/1 Mei 2010 Sesi 2 pada jam : WIB Pembahasan langsung masuk pada sesi persandingan, beberapa point penting hasil diskusi: 1. Usulan daerah terkait kegiatan kegiatan prioritas masih ada yang tidak masuk di dalam matrik persandingan baik di shortlist dan longlist, termasuk lokasi. Untuk itu akan dibahas lebih lanjut antara K/L dengan pemerintah daerah. Kegiatan kegiatan yang alokasi dananya berbeda dengan yang diusulkan, akan disesuaikan dengan ketersediaan pendanaan. 2. Beberapa K/L telah melaksanakan rapat penyusunan rencana kegiatan tahun 2011 bersama dengan pemerintah daerah melalui konsultasi regional, rapat teknis maupun rapat rapat sejenis sebelum dilaksanakannya Musrenbangnas Secara umum kegiatan yang diusulkan oleh K/L telah mengacu pada hasil rapat pembahasan yang dilakukan K/L bersama dengan pemerintah Daerah. 3. Pembangunan sarana dan prasarana perlu dilihat secara menyeluruh dari mulai konsep sampai dengan pemanfaatannya dalam jangka panjang dengan memperhatikan pola keterkaitan antar sektor dan keterkaitan wilayah, agar pembangunan sarana prasarana dapat bermanfaat secara optimal. 4. Hasil kesepakatan pembahasan persandingan, antara lain: a. Nusa Tenggara Barat Pada prinsipnya sepakat dengan usulan K/L, dengan catatan : Hasil hasil Konreg PU di Manado dan Konsultasi Teknis Kementerian Perhubungan digunakan sebagai acuan. Terdapat permasalahan jalan rusak baik jalan provinsi maupun jalan kabupaten/kota. Diperlukan penambahan DAK untuk jalan, baik jalan provinsi maupun kabupaten dan DAK untuk irigasi yang sangat vital perannya dalam menjaga ketahanan pangan. Perlu dukungan pelaksanaan program Desa Mandiri Energi.
4 Perlu dukungan fasilitasi/bantek untuk percepatan penyelesaian revisi Perda RTRW Kab/Kota se NTB. Dukungan untuk pengembangan infrastruktur pada kawasan strategis yang telah ditetapkan dalam Perda RTRW Provinsi NTB dengan memperhatikan kerangka pembangunan berbasis karakteristik wilayah yaitu LECI (Lombok as Eco City Island) dan SUEZ (Sumbawa Eco Zone). Hasil musrenbang Provinsi NTB mengenai pembangunan 3 bendungan yaitu Bendungan Pandanduri (Lombok Timur), Rababaka (Dompu) dan Bintangbano (Sumbawa Barat) diharapkan dapat ditindaklanjuti. Perlu dukungan pengembangan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Pembangunan pelabuhan Labuhan Haji Lombok Timur diusulkan untuk diserahkan kepada pemerintah pusat. Perlu dukungan perpanjangan landasan pacu Bandara Salahudin Bima, pengerukan alur pelayaran Pelabuhan Bima dan pembangunan Sekolah Tinggi Pelayaran di Sumbawa Barat. b. Nusa Tenggara Timur Pada prinsipnya sepakat dengan usulan K/L, dengan catatan : Hasil hasil Konreg PU di Manado dan Konsultasi Teknis Kementerian Perhubungan digunakan sebagai acuan. Harus ada konsistensi terkait masalah dukungan pembiayaan. Perlu dukungan peningkatan dan pembangunan jaringin irigasi pada bendungan/waduk. Perlu dukungan lanjutan pembangunan bendungan, embung untuk pengembangan wilayah lahan basah serta lahan kritis dan kering. Peningkatan pelayanan air bersih dengan pembangunan bendungan Kolhua untuk penyediaan air baku Perlu dilanjutkan pembangunan Rusunawa Kota Kupang dan adanya perbaikan dan peningkatan kualitas perumahan rakyat Perlu dukungan penyediaan drainase perkotaan pada kabupaten baru Perlu dukungan terciptanya integrasi pembangunan perumahan. Perlu adanya peningkatan status jalan Negara didaerah perbatasan yaitu ruas lintas utara Timor, lintas selatan Timor dan sabuk wilayah perbatasan. Perlu dukungan pengembangan jalan lintas utara Flores sebagai jalan alternatif jalan Negara yang sudah ada. Perlu dukungan pengembangan energi baru dan terbarukan untuk mengatasi kekurangan pasokan listrik terutama pemanfaatan arus laut pada lokasi jembatan laying Palau Tanah Merah (Palmerah) sepanjang 700 meter di Kabupaten Flores Timur.
5 Perlu dukungan pengembangan bandara udara dan peningkatan kualitas pelabuhan pada kabupaten se NTT. Perlu dukungan penyediaan saran tambat kapal di pulau pulau terluar terutama di Pulau Batek. Perlu komitmen kelanjutan pembangunan KTM Ponu, minapolitan dan agropolitan. Perlu adanya keterbukaan informasi tentang pendanaan yang ada pada BUMN. c. Maluku Pada prinsipnya sepakat dengan usulan K/L, dengan catatan : Hasil hasil Konreg PU di Manado dan Konsultasi Teknis Kementerian Perhubungan digunakan sebagai acuan. Perlu perhatian perpanjangan landas pacu bandara udara di Pulau Kisar. Perlu dukungan percepatan pembangunan terminal di Kota Ambon (Passo). Perlu dukungan Pembangunan bendungan dan jaringan irigasi Perlu dukungan pengembangan pembangunan air baku. Melanjutkan pembangunan jalan trans Maluku, akses jalan wilayah perbatasan dan terpencil. Penyediaan perumahan untuk pegawai berpenghasilan rendah. Perlu diperhatikan pembangunan perumahan di wilayah pemekaran baru dan masyarakat terasing. Perlu diperhatikan terkait dengan peningkatan fungsi kelembagaan BUMN yang ada. Perlu dukungan pengembangan energi baru dan terbarukan untuk mengatasi kekurangan pasokan listrik untuk kebutuhan rumah tangga dan pendukung industri perikanan sebagai sektor utama pendukung perekonomian provinsi Maluku. Perlu perhatian untuk pembangunan Bandara Moa yang merupakan ibukota Kabupaten Maluku Barat Daya. d. Maluku Utara Pada prinsipnya sepakat dengan usulan K/L, dengan catatan : Hasil hasil Konreg PU di Manado dan Konsultasi Teknis Kementerian Perhubungan digunakan sebagai acuan. Perlu perhatian dan dukungan pembiayaan pembangunan jalan baru 30 % terbangun dari jumlah panjang jalan ada sekitar km. Perlu dukungan alternatif pembiayaan pembangunan jalan Kab/Kota Perlu adanya dukungan penyediaan perumahan pegawai di ibukota provinsi (Sofifi).
6 Perlu dukungan rencana pembangunan Bandara Loleo Weda Halteng. Perlu adanya dukungan penyediaan sarana prasarana irigasi. Perlu dukungan untuk pengembangan energi panas bumi sebagai pendukung kebutuhan energi listrik di Maluku Utara. Perlu dukungan segera pengembangan jaringan telekomunikasi di ibukota provinsi. Perlu adanya dukungan pembangunan penyediaan kapal feri. Perlu perhatian khusus untuk keselamatan transportasi melalui pendanaan yang memadai. Perlu perhatian pembangunan terminal baru di Sofifi. Perlu dukungan dana pembangunan lanjutan Bandara Baibullah di Ternate terutama apron, taxiway dan terminal. Perlu dukungan dana untuk pembangunan dermaga penyebrangan Bestiong 2 Daru, Kayoa, Makiah, Saketa, Gebe. Perlu dukungan dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan di bidang perhubungan di Maluku Utara. Perlu dukungan pengembangan infrastruktur di Pulau Morotai sebagai Kawasan Strategis Nasional. Perlu dijadikan prioritas untuk pengembangan pembangunan dermaga di Sepo Halteng dan Kayasa Sofifi, Wayava Goto Gita, Pigaraja. Perlu dukungan pengembangan terminal baru. Perlu dukungan pembangunan jembatan ruas Weda Mafa Matuting Saketa dan Saketa Dehepodo Payahe (ring road Halmahera). Perlu dukungan pembangunan jalan ring road Morotai sebagai pengembangan Kawasan Strategis Nasional. Perlu dukungan pembengunan jalan Weda Sagea Patani untuk menghubungkan Halmahera Sorong. Perlu dukungan pembangunan jalan Jailolo Goal Ibu Kedi Galela (ring road Halmahera). Perlu dukungan pembangunan jalan Buli Gotowase Sagea. Perlu dukungan pembangunan prasarana pemerintahan di Kab. Morotai, Halmahera Selatan dan ibukota Provinsi Maluku Utara. Perlu dukungan pembangunan irigasi Ha dan percetakan sawah baru Ha secara bertahap. Perlu dukungan penyediaan air bersih/air minum Kota Sofifi dan Kota Labuha. Perlu dukungan penyediaan sarana dan prasarana kelistrikan di ibukota Provinsi Maluku Utara dan kabupaten/kota. Pembangunan tambatan perahu.
7 Perlu dukungan pembinaan dan pengawasan usaha mineral batubara dan panas bumi. Untuk BPPT, perlu dialokasikan dana untuk studi kelayakan potensi panas bumi dengan kapasitas dibawah 10 MW di Kota Tidore Kepulauan dan Kota Ternate. e. Papua Barat Pada prinsipnya sepakat dengan usulan K/L, dengan catatan : Hasil hasil Konreg PU di Manado dan Konsultasi Teknis Kementerian Perhubungan digunakan sebagai acuan. Perlu dukungan adanya tambahan atau peningkatan ruas jalan nasional, dan 2 ruas baru terutama di wilayah selatan, yaitu Fak Fak Kaimana, Kaimana Manokwari, dan Susumuk Bintuni. Untuk ruas jalan wilayah utara Perlu juga dilanjutkan pembangunannya. Perlu adanya peningkatan kualitas bandara perintis di Merdei dan Mondama. Perlu dukungan untuk pembangunan dan pengembangan dermaga di Manokwari, Kaimana, Sorong dan wilayah Sorong Selatan. Perlu adanya dukungan pembangunan peningkatan kualitas bandara udara Manokwari, Sorong dan Kaimana serta Bandara Kambuaya. Perlu penyediaan perumahan untuk perbatasan. Perlu dukungan untuk percepatan penyusunan RTRW wilayah Papua Barat. Perlu dukungan pembangunan Dermaga Sorong Selatan. Perlu dukungan pembangunan Pelabuhan Tambat Perahu (Rayat). f. Papua Pada prinsipnya sepakat dengan usulan K/L, dengan catatan : Hasil hasil Konreg PU di Manado dan Konsultasi Teknis Kementerian Perhubungan digunakan sebagai acuan. Perlu dukungan untuk prioritas sarana jalan ada tambahan 4 ruas jalan, menjadi 11 ruas jalan khusus untuk Yoguru Hebema yang melalui kawasan Taman Lorens mendapat rekomendasi Kementerian Kehutanan karena fokus pembangunan untuk rakyat. Perlu penyediaan perumahan untuk perbatasan. Perlu adanya tambahan angkutan udara perintis (dua unit Twin Otter) untuk kabupaten di pegunungan dan pedalaman Papua. Pemerintah hanya dapat menyediakan sekitar Ha untuk pengembangan MIFE ( Merauke Integrated Food Estate) Perlu peraturan pemerintah No. 10/2010, tidak diberlakukan di Papua untuk penyusunan RTRW Papua, mengingat RTRW Papua sudah final dan
8 menunggu persetujuan DPRD. Pertemuan BKRPD dan BKPRN sudah dua kali dilaksanakan. Mohon dukungan rekomendasi Kemenhut untuk finalisasi RTRW Papua. Perlu untuk dapat ditampung pembangunan darmaga penyeberangan Manokwari Numfor Biak. Perlu dukungan pembangunan pelabuhan penyangga Depapre. Perlu dukungan pengembangan pembangunan Bandara Sinak. Bandara Frans Kasiepo di Biak dapat dibuka sebagai akses dari wilayah timur ke luar negeri. Perlu dukungan Kemendagri, Kementerian ESDM, dan Kementerian Keuangan untuk memproses Kabupaten Intan Jaya menjadi kabupaten penghasil tambang di Provinsi Papua selain Kabupaten Mimika.
9 PROINSI NUSA TENGGARA BARAT
10 F1 - PERSANDINGAN ( SHORTLIST ) KELOMPOK 3 NUSA TENGGARA, MALUKU DAN PAPUA PROINSI NUSA TENGGARA BARAT DALAM JUTA RUPIAH UPPD RENJA KL KESEPAKATAN NO. PRIORITAS/KL/PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR TARGET ALOKASI INDIKATOR TARGET ALOKASI SEPAKAT TIDAK SEPAKAT DIBAHAS LEBIH 1.1. Program Penyelenggaraan Penataan Ruang Pengaturan dan Pengawasan Penataan Ruang 1915,00,- Jumlah Sosialisasi Bidang 10 Kegiatan 1.065,00,- Penataan Ruang Jumlah Pengawasan Teknis 3 Kegiatan 850,00,- Bidang Penataan Ruang Pembinaan Pelaksanaan Penataan Ruang Daerah 3200,00,- Jumlah Kabupaten yang Mendapatkan Bimbingan Teknis Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Jumlah Wilayah Sungai yang Mendapatkan Fasilitasi Penataan Ruang Lintas Wilayah 3 Paket 1.750,00,- 1 Kegiatan 1.000,00,- KETERANGAN Sesuai ketersediaan dana Sesuai ketersediaan dana Jumlah Kegiatan Penyelenggaraan Persetujuan Substansi Rtrw Provinsi dan Kabupaten 8 Kegiatan 450,00, Pelaksanaan Penataan Ruang Nasional 2.085,00,- Jumlah Rencana Tata Ruang yang Telah Disinkronkan Program Pembangunannya *) 8 Kegiatan 2.085,00, Program Pengelolaan Sumber Daya Air Pengelolaan dan Konservasi Waduk, Embung, Situ 4.500,00,- Serta Bangunan Penampung Air Lainnya Jumlah Kawasan Sumber Air 7 Lokasi yang Di Konservasi Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya 14445,00,- Luas Layanan Jaringan Irigasi yang Direhabilitasi Hektar 5.500,00,- Luas Layanan Jaringan Irigasi yang Dioperasikan dan Dipelihara Hektar 8.945,00,- Sesuai ketersediaan dana Sesuai ketersediaan dana Sesuai ketersediaan dana
11 DALAM JUTA RUPIAH UPPD RENJA KL KESEPAKATAN TIDAK SEPAKAT NO. PRIORITAS/KL/PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR TARGET ALOKASI INDIKATOR TARGET ALOKASI SEPAKAT Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku 760,00,- Kapasitas Air Baku yang 760,00,- Ditingkatkan LOMBOK TENGAH; LOMBOK TIMUR; SUMBAWA; BIMA; DIBAHAS LEBIH KETERANGAN Sesuai ketersediaan dana
12 PROINSI NUSA TENGGARA TIMUR
13 F1 - PERSANDINGAN ( SHORTLIST ) KELOMPOK 3 NUSA TENGGARA, MALUKU DAN PAPUA PROINSI NUSA TENGGARA TIMUR UPPD RENJA KL NO. PRIORITAS/KL/PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR TARGET ALOKASI INDIKATOR TARGET ALOKASI SEPAKAT TIDAK SEPAKAT DIBAHAS LEBIH LANJUT KETERANGAN A. PRIORITAS 6 I. KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 1. Program Pengelolaan dan Penyelenggaraan Transportasi Darat 1.1. Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Lalu Lintas Angkutan Jalan ,00, ,14, Jumlah Fasilitas Keselamatan Llaj 10 paket ,00, Jumlah Paket Prasarana Llaj Daerah/Kawasan Perbatasan 1 paket 3.500,00, Jumlah Lokasi Pembangunan Terminal Transportasi Jalan 3 paket ,00, Jumlah Lintas Keperintisan Angkutan Jalan yang Terlayani 31 lintasan 5.126,00, Jumlah Paket Penunjang Operasional Keperintisan 1 paket 70,00, Pembangunan Sarana dan Prasarana Transportasi Sdp dan Pengelolaan Prasarana Lalulintas Sdp ,00, ,00, Jumlah Prasarana Dermaga Penyeberangan 21 paket ,00, Jumlah Paket Break Water Dermaga Penyeberangan 4 paket ,00, Jumlah Unit Sarana Keperintisan yang Mengalami Peningkatan 4 Unit ,00, Jumlah Paket Kegiatan Penunjang Penyelenggaraan Sdp 5 paket 3.510,00,- KESEPAKATAN DALAM JUTA RUPIAH Prioritas pada keselamatan jalan
14 PROINSI MALUKU
15 F1 - PERSANDINGAN ( SHORTLIST ) KELOMPOK 3 NUSA TENGGARA, MALUKU DAN PAPUA PROINSI MALUKU UPPD RENJA KL NO. PRIORITAS/KL/PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR TARGET ALOKASI INDIKATOR TARGET ALOKASI SEPAKAT TIDAK SEPAKAT DIBAHAS LEBIH LANJUT KETERANGAN A. PRIORITAS 6 I. KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT 1. Program Pengembangan Perumahan Dan Permukiman 1.1. Fasilitasi dan Stimulasi Peningkatan Kualitas Perumahan Swadaya 750,00, ,00, Jumlah Fasilitasi dan Stimulasi Peningkatan Kualitas Perumahan Swadaya 4 kabupaten/kota 750,00, Program Pengelolaan dan Penyediaan 8 Minyak dan Gas Bumi Pembinaan dan Penyelenggaraan Usaha 1.100,00,- Hilir Minyak dan Gas Bumi Jumlah Pelanggaran Regulasi Usaha Hilir 1.100,00,- (Sosialisasi dan Menyusun Peraturan, Pameran) 11 Kab/Kota 3.2. Program Pengelolaan Listrik dan 8 Pemanfaatan Energi Penyusunan Kebijakan dan Program Serta ,00,- Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Ketenagalistrikan Jumlah Kapasitas Pembangkit (Mw) SBB, SBT, Buru Selatan, MTB, Aru dan MBD Penyediaan dan Pengelolaan Energi Baru ,- Terbarukan dan Pelaksanaan Konservasi Energi Kapasitas Terpasang Pembangkit Listrikdari 11 Kab/Kota ,00,- Sumber Energi Mikro Hidro (Mw) KESEPAKATAN DALAM JUTA RUPIAH Perluasan jaringan Dialokasikan melalui DAK Jumlah Desa Mandiri Energi (Desa) 10 Kab/Kota 2.700,00,-
16 PROINSI MALUKU UTARA
17 F1 - PERSANDINGAN ( SHORTLIST ) KELOMPOK 3 NUSA TENGGARA, MALUKU DAN PAPUA PROINSI MALUKU UTARA UPPD RENJA KL KESEPAKATAN DALAM JUTA RUPIAH NO. PRIORITAS/KL/PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR TARGET ALOKASI INDIKATOR TARGET ALOKASI SEPAKAT TIDAK SEPAKAT DIBAHAS LEBIH LANJUT KETERANGAN A. PRIORITAS 6 I. KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 1. Program Pengelolaan dan Penyelenggaraan Transportasi Darat 1.1. Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Lalu Lintas Angkutan Jalan ,00, ,64, Jumlah Fasilitas Keselamatan Llaj Meter 7.500,00, Jumlah Lokasi Pembangunan Terminal Transportasi Jalan 10 Unit 3.000,00,- Disesuaikan dengan ketersediaan pendanaan dengan prioritas pada fasilitas keselamatan jalan
18 PROINSI PAPUA
19 F1 - PERSANDINGAN ( SHORTLIST ) KELOMPOK 3 NUSA TENGGARA, MALUKU DAN PAPUA PROINSI PAPUA UPPD RENJA KL NO. PRIORITAS/KL/PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR TARGET ALOKASI INDIKATOR TARGET ALOKASI SEPAKAT TIDAK SEPAKAT DIBAHAS LEBIH LANJUT KETERANGAN A. PRIORITAS 6 I. KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM 1. Program Penyelenggaraan Jalan 1.1. Pelaksanaan Preservasi dan Peningkatan Kapasitas Jalan Nasional ,22, ,37, Jumlah Jalan yang Dipreservasi ,11, Jumlah Jembatan yang Dipreservasi ,00, Jumlah Jalan Lingkar/Bypass yang Dibangun ,78, Jumlah Jembatan yang Dibangun ,33,- KESEPAKATAN DALAM JUTA RUPIAH Prioritas pada jalan nasional : 11 ruas jalan di Pulau Papua
20 PROINSI PAPUA BARAT
21 F1 - PERSANDINGAN ( SHORTLIST ) KELOMPOK 3 NUSA TENGGARA, MALUKU DAN PAPUA PROINSI PAPUA BARAT UPPD RENJA KL KESEPAKATAN NO. PRIORITAS/KL/PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR TARGET ALOKASI INDIKATOR TARGET ALOKASI SEPAKAT TIDAK SEPAKAT DIBAHAS LEBIH LANJUT A. PRIORITAS 6 II. KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM 1. Program Penyelenggaraan Jalan 1.1. Pelaksanaan Preservasi dan Peningkatan Kapasitas Jalan dan Jembatan Nasional ,00, Jumlah Jalan yang Dipreservasi 28 Paket ,00, Jumlah Jembatan yang Dipreservasi 46 Paket ,00,- Jumlah Jalan yang Ditingkatkan Kapasitasnya 6 Paket ,00,- (Pelebaran) Jumlah Jalan Lingkar/Bypass yang Dibangun 12 Paket ,00,- Jumlah Jembatan yang Dibangun 12 Paket ,00,- Jumlah Jalan Strategis Di Lintas Selatan Jawa, 4 Paket ,00,- Perbatasan, Terpencil dan Terluar yang Dibangun DALAM JUTA RUPIAH KETERANGA N Prioritas pada 11 ruas jalan di Pulau Papua Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman Dukungan Manajemen dan Infrastruktur Ditjen Cipta Karya Jumlah Tersediannya Prasarana dan Sarana Persamapahan dan Drainase Pada Lokasi Pasca Bencana/Konflik Sosia 1 paket 550,00,- B PRIORITAS 8 II. KEMENTERIAN ESDM 575,00, Pembinaan, Pengaturan dan Pengawasan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik dan Pengembangan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Jumlah Perhitungan Subsidi Listrik Pt Pln (Persero) (Buah) 1 Paket 300,00,- Pembahasan untuk seluruh Indonesia Penyediaan dan Pengelolaan Energi Baru Terbarukan dan Pelaksanaan Konservasi Energi Tingkat Kepedulian Masyarakat Terhadap Pemanfaatan Sumber Energi Baru Terbarukan (Indeks) 1 Paket 275,00,- Oleh LPE
RISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK MUSRENBANG NASIONAL TAHUN 2010
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (MUSRENBANGNAS) TAHUN 2010 Jakarta, 28 April-1 Mei 2010 RISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK
Lebih terperinciRISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK MUSRENBANG NASIONAL TAHUN 2010
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (MUSRENBANGNAS) TAHUN 2010 Jakarta, 28 April-1 Mei 2010 RISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK
Lebih terperinciMATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 Bidang: Sarana dan Prasarana
MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 Bidang: Sarana dan Prasarana No / Fokus / Kegiatan Rencana Tahun 2010 Prakiraan Rencana Tahun 2011 Prakiraan Maju I SUMBER DAYA AIR I SUMBER DAYA
Lebih terperinciRISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK MUSRENBANG NASIONAL TAHUN 2010
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (MUSRENBANGNAS) TAHUN 2010 Jakarta, 28 April-1 Mei 2010 RISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK
Lebih terperinciRISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK MUSRENBANG NASIONAL TAHUN 2010
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (MUSRENBANGNAS) TAHUN 2010 Jakarta, 28 April-1 Mei 2010 RISALAH KEAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK MUSRENBANG
Lebih terperinciNo. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)
E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) Sub Bidang Sumber Daya Air 1. Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sungai, Danau, dan
Lebih terperinciMATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU
MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU PRIORITAS NASIONAL MATRIKS ARAH KEBIJAKAN BUKU III RKP 2012 WILAYAH MALUKU 1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Peningkatan kapasitas pemerintah Meningkatkan kualitas
Lebih terperinciNOTULENSI SIDANG KELOMPOK MUSRENBANGNAS TAHUN 2010 DALAM RANGKA PENYUSUNAN RKP 2011
NOTULENSI SIDANG KELOMPOK MUSRENBANGNAS TAHUN 2010 DALAM RANGKA PENYUSUNAN RKP 2011 Kelompok Prioritas : Ketahanan Pangan (Prioritas 5), Iklim Investasi dan Iklim Usaha(Prioritas 7), Lingkungan Hidup dan
Lebih terperinciNOTULENSI SIDANG KELOMPOK MUSRENBANGNAS TAHUN 2010 DALAM RANGKA PENYUSUNAN RKP 2011
NOTULENSI SIDANG KELOMPOK MUSRENBANGNAS TAHUN 2010 DALAM RANGKA PENYUSUNAN RKP 2011 Kelompok Prioritas : Infrastruktur (P6) dan Energi (P8) Wilayah : Nusa Tenggara Maluku Papua Hari/Tanggal : Sabtu, 1
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil inventarisasi kebijakan, fakta lapang dan analisis kinerja serta prioritas pengembangan sarana dan prasarana transportasi darat di Kawasan Timur Indonesia,
Lebih terperinciRANGKUMAN HASIL SIDANG KELOMPOK Prioritas 4 : Penanggulangan Kemiskinan Prioritas 10 : Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, & Paska Konflik
RANGKUMAN HASIL SIDANG KELOMPOK Prioritas 4 : Penanggulangan Kemiskinan Prioritas 10 : Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, & Paska Konflik WILAYAH : Sumatera A Hari/ Tanggal : Sabtu/01 Mei 2010 Sesi
Lebih terperinciRISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK MUSRENBANG NASIONAL TAHUN 2010
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (MUSRENBANGNAS) TAHUN 2010 Jakarta, 28 April-1 Mei 2010 RISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK
Lebih terperinciRISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK II MUSRENBANG NASIONAL TAHUN 2010
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (MUSRENBANGNAS) TAHUN 2010 Jakarta, 28 April-1 Mei 2010 RISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK
Lebih terperinciPROYEK STRATEGIS NASIONAL DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
PROYEK STRATEGIS NASIONAL DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Disampaikan dalam RATAS Presiden RI, 21 Februari 2017 bappeda.ntbprov.go.id NUSA TENGGARA BARAT Kemajuan Nyata,Tantangan
Lebih terperinciMatriks Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun MISI 4 : Mengembangkan Interkoneksitas Wilayah
Matriks Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2010-2015 MISI 4 : Mengembangkan Interkoneksitas Wilayah No Tujuan Indikator Kinerja Tujuan Kebijakan Umum Sasaran Indikator Sasaran Program Kegiatan
Lebih terperinciSumber: Biro Pusat Statistik
Sumber: Biro Pusat Statistik Pembangunan Masih Jawa Sentris, Padahal Harusnya Indonesia Sentris Kontribusi Aktivitas Pembangunan Terhadap PDB Bertumpu di Pulau Jawa Sumatra Share PDRB: 23.2% Kalimantan
Lebih terperinciRUMUSAN HASIL PEMBAHASAN KONREG 2012 WILAYAH TIMUR Kupang, 15 Maret 2012
RUMUSAN HASIL PEMBAHASAN KONREG 2012 WILAYAH TIMUR Kupang, 15 Maret 2012 1. Percepatan Pelaksanaan TA 2012 2. Isu-isu strategis dan tindak lanjut penanganan 3. Alokasi Baseline dan Inisiatif Baru 2013
Lebih terperinciBAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015
BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015 BALAI SIDANG JAKARTA, 24 FEBRUARI 2015 1 I. PENDAHULUAN Perekonomian Wilayah Pulau Kalimantan
Lebih terperinciBahan Paparan MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BPN
Bahan Paparan MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BPN Dalam Acara Rapat Kerja Nasional Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional Tahun 2015 Jakarta, 5 November 2015 INTEGRASI TATA RUANG DAN NAWACITA meningkatkan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciOleh : DR. TGH. M. ZAINUL MAJDI GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT
Oleh : DR. TGH. M. ZAINUL MAJDI GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT Disampaikan pada Acara : Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Usaha Pertambangan di Provinsi Nusa Tenggara Barat Dalam Rangka Koordinasi - Supervisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayaran antar pulau di Indonesia merupakan salah satu sarana transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan pembangunan nasional yang berwawasan
Lebih terperinciWILAYAH NUSA TENGGARA MALUKU PAPUA (NTB, NTT, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat)
RANGKUMAN HASIL SIDANG KELOMPOK PRIORITAS 5 (Ketahanan Pangan); PRIORITAS 7 (Iklim Investasi & Iklim Usaha); PRIORITAS 9 (Lingkungan Hidup & Pengelolaan Bencana); dan Prioritas Lainnya Bidang Perekonomian)
Lebih terperinciSTRATEGI NASIONAL RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN
KEMENTERIAN DESA, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN NASIONAL PERCEPATAN TAHUN 2015-2019 ? adalah daerah kabupaten yang wilayah serta masyarakatnya kurang berkembang dibandingkan
Lebih terperinciBUKU INFORMASI STATISTIK
BIS PU 2013 BUKU INFORMASI STATISTIK PEKERJAAN UMUM 2013 KATA PENGANTAR Penyediaan dan penyebarluasan data dan informasi statistik infrastruktur pekerjaan umum dalam berbagai bentuk penyajian dalam rangka
Lebih terperinciBuku Informasi Statistik Pekerjaan Umum 2014
KATA PENGANTAR Penyediaan dan penyebarluasan data dan informasi statistik infrastruktur pekerjaan umum dalam berbagai bentuk penyajian dalam rangka mendukung perencanaan pembangunan dan pengembangan infrastruktur
Lebih terperinciMATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH PAPUA
MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH PAPUA Provinsi Papua PRIORITAS NASIONAL MATRIKS ARAH KEBIJAKAN BUKU III RKP 2012 WILAYAH PAPUA 1 Pendidikan Peningkatan akses pendidikan dan keterampilan kerja serta pengembangan
Lebih terperinciRENJA K/L TAHUN 2016
RENJA K/L TAHUN 2016 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DAFTAR ISI 1. FORMULIR I 2. FORMULIR II a) SEKRETARIAT JENDERAL b) INSPEKTORAT JENDERAL c) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN d) BADAN
Lebih terperinciARAHAN PENGEMBANGAN WILAYAH NASIONAL KSN
ARAHAN PENGEMBANGAN WILAYAH NASIONAL KSN Kawasan Strategis Nasional (KSN) adalah wilayah yang penataan ruang nya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan
Lebih terperinciInfrastruktur PUPR Mendukung Pengembangan Industri Pengolahan Pangan di Gorontalo
Rilis PUPR #2 7 Juni 2017 SP.BIRKOM/VI/2017/301 Infrastruktur PUPR Mendukung Pengembangan Industri Pengolahan Pangan di Gorontalo Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendukung
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso
KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah
Lebih terperinci(Persero), perlu menetapkan Keputusan Menteri Energi dan
MENTERI ENERGI SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1772 K/20/MEM/2018 TENTANG BESARAN BIAYA POKOK PENYEDIAAN PEMBANGKITAN PT
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG
MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG PEDOMAN PERSETUJUAN SUBSTANSI DALAM PENETAPAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infrastruktur Infrastruktur merujuk pada system phisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan adalah kemajuan yang diharapkan oleh setiap negara. Pembangunan adalah perubahan yang terjadi pada semua struktur ekonomi dan sosial. Selain itu
Lebih terperinciBUKU DOKUMEN RKP PROVINSI papua barat SIKRONISASI PROGRAM TAHUNAN. Sebagai Panduan dalam Penyusunan
PROVINSI papua barat BUKU DOKUMEN SIKRONISASI PROGRAM TAHUNAN Sebagai Panduan dalam Penyusunan RKP 2019 DIREKTORAT PEMANFAATAN RUANG DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG
MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG PEDOMAN PERSETUJUAN SUBSTANSI DALAM PENETAPAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG
Lebih terperinciPOIN KESEPAKATAN BILATERAL MEETING. BIDANG SARANA DAN PRASARANA Rakorbangpus II, 4 Mei 2010
POIN KESEPAKATAN BILATERAL MEETING PEMERINTAH PROPINSI - KEMENTERIAN / LEMBAGA BIDANG SARANA DAN PRASARANA Rakorbangpus II, 4 Mei 2010 DEPUTI BIDANG SARANA DAN PRASARANA BAPPENAS Kementerian Pekerjaan
Lebih terperinciRISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK MUSRENBANG NASIONAL TAHUN 2010
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (MUSRENBANGNAS) TAHUN 2010 Jakarta, 28 April-1 Mei 2010 RISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81/Permentan/OT.140/8/2013 PEDOMAN TEKNIS TATA CARA ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Lebih terperinciPENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP
PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP Sumber daya alam dan lingkungan hidup memiliki peran yang sangat strategis dalam mengamankan kelangsungan
Lebih terperinciPETA LOKASI KEGIATAN STRATEGIS PEMBANGUNAN TRANSPORTASI DALAM RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN
PETA LOKASI KEGIATAN STRATEGIS PEMBANGUNAN TRANSPORTASI DALAM RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 1 LOKASI PEMBANGUNAN
Lebih terperinciPERENCANAAN ANGKUTAN UMUM DI KOTA DAN KABUPATEN BERCIRIKAN KEPULAUAN STUDI KASUS DI PROVINSI MALUKU UTARA
Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 PERENCANAAN ANGKUTAN UMUM DI KOTA DAN KABUPATEN BERCIRIKAN KEPULAUAN STUDI KASUS DI PROVINSI MALUKU UTARA R. Didin Kusdian 1 dan Triwidodo
Lebih terperinciHASIL KESEPAKATAN MUSRENBANGNAS 2010 DAN HASIL BILATERAL PASCA-MUSRENBANGNAS 2010 ANTARA K/L DAN BAPPEDA PROVINSI KELOMPOK IV: PRIORITAS 10
REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS HASIL KESEPAKATAN MUSRENBANGNAS 2010 DAN HASIL BILATERAL PASCA-MUSRENBANGNAS 2010 ANTARA K/L DAN BAPPEDA PROVINSI KELOMPOK IV: PRIORITAS
Lebih terperinciRANGKUMAN HASIL SIDANG KELOMPOK PRIORITAS
RANGKUMAN HASIL SIDANG KELOMPOK PRIORITAS (P5:Ketahanan Pangan; P7:Iklim Investasi & Iklim Usaha; P9:Lingkungan Hidup & Pengelolaan Bencana; dan Prioritas Bidang Perekonomian lainnya) WILAYAH Sulawesi
Lebih terperinciINFRASTRUKTUR SEBAGAI PILAR PEMBANGUNAN PERTANIAN YANG EFISIEN
INFRASTRUKTUR SEBAGAI PILAR PEMBANGUNAN PERTANIAN YANG EFISIEN Prof. Dr. Ir. Hermanto Siregar, M.Ec Guru Besar Ilmu Ekonomi, Fakultas FEM IPB Wakil Rektor Bidang Sumberdaya dan Pengembangan, IPB Heni Hasanah,
Lebih terperinciPRIORITAS 5 MATRIKS ARAH KEBIJAKAN BUKU III RKP 2011 WILAYAH MALUKU
PRIORITAS 5 MATRIKS ARAH KEBIJAKAN BUKU III RKP 2011 WILAYAH MALUKU DALAM JUTA RUPIAH NO. ARAH KEBIJAKAN STRATEGI PENGEMBANGAN FOKUS PRIORITAS KEMENTERIAN/LEMBAGA 1. Provinsi Maluku 1. Pengembangan sentra
Lebih terperinci5. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan
5. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan TUJUAN SASARAN STRATEGIS TARGET KET URAIAN INDIKATOR TUJUAN TARGET TUJUAN URAIAN INDIKATOR KINERJA 2014 2015 2016 2017 2018 1 2 3 4 6 7 8 9 10 13 Mendukung Ketahanan
Lebih terperinciJAKARTA INVESTOR DAILY (18/11/2014) : Pemerintah dalam lima t
JAKARTA INVESTOR DAILY (18/11/2014) : Pemerintah dalam lima t ahun mendatang (2015-2019) mencanangkan pembangunan jalan tol sepanjang 1.000 km, jalan baru 2.650 km, dan pemeliharaan jalan 46.770 km. Pembangunan
Lebih terperinciRENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011 Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala RAKORBANGPUS Jakarta, 7 April 2010
Lebih terperinciKEYNOTE SPEECH Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning DAK Fisik
KEYNOTE SPEECH Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning DAK Fisik Deputi Bidang Pengembangan Regional Bappenas REGULASI TERKAIT KEBIJAKAN DAK REPUBLIK INDONESIA DEFINISI DAK SESUAI UU No.33/2004 Dana
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN
SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN Nama SKPD : DINAS PUHUBKOMINFO Jenis Data :Pemerintahan Tahun : 2016 PEKERJAAN UMUM Nama Nilai Satuan Ketersediaan Sumber Data 1 2 3 4 5 A. Panjang
Lebih terperinciPEMERINTAH KUCURKAN TRILIUNAN RUPIAH BANGUN INFRASTRUKTUR PAPUA
PEMERINTAH KUCURKAN TRILIUNAN RUPIAH BANGUN INFRASTRUKTUR PAPUA Detik.com Pemerintah berkomitmen mendorong pemerataan pembangunan di Indonesia guna mengurangi ketimpangan atau disparitas antara Kawasan
Lebih terperinciRapat Koordinasi Kemenko PMK: Agenda Strategis 2017 dan RKP 2018
REPUBLIK INDONESIA Rapat Koordinasi Kemenko PMK: Agenda Strategis 2017 dan RKP 2018 Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 17 Januari 2017 1 OUTLINE (1) Ruang Lingkup Kementerian Desa,
Lebih terperinciLAMPIRAN I CONTOH PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 1
LAMPIRAN I CONTOH PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 1 LAMPIRAN II CONTOH PETA RENCANA POLA RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 2 LAMPIRAN III CONTOH PETA PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN L
Lebih terperinciLAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN
Lampiran VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR TAHUN 2011 LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2011 2031 MATRIK
Lebih terperinciMATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH NUSA TENGGARA
MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH NUSA TENGGARA PRIORITAS NASIONAL MATRIKS ARAH KEBIJAKAN BUKU III RKP 2012 WILAYAH NUSA TENGGARA 1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Peningkatan kapasitas pemerintah daerah
Lebih terperinciRANGKUMAN HASIL SIDANG KELOMPOK Prioritas 4 : Penanggulangan Kemiskinan Prioritas 10 : Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Paska Konflik
RANGKUMAN HASIL SIDANG KELOMPOK Prioritas 4 : Penanggulangan Kemiskinan Prioritas 10 : Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Paska Konflik WILAYAH : Sulawesi Hari/ Tanggal : Jumat/30 April 2010 Sesi
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM PROVINSI NTB. Sumbawa dan ratusan pulau-pulau kecil. Dari 280 pulau yang ada, terdapat 32
IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI NTB 4.1 Gambaran Umum Wilayah Provinsi NTB terdiri atas dua pulau besar yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa dan ratusan pulau-pulau kecil. Dari 280 pulau yang ada, terdapat
Lebih terperinciPangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Banyuasin Tahun 2012 2032merupakan suatu rencana yang disusun sebagai arahan pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten Banyuasin untuk periode jangka panjang 20
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 81/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 81/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan transportasi sangat diperlukan dalam pembangunan suatu negara ataupun daerah. Dikatakan bahwa transportasi sebagai urat nadi pembangunan kehidupan politik,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2011 2031 I. UMUM Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas yang meliputi
Lebih terperinciUANG PENGINAPAN, UANG REPRESENTASI DAN UANG HARIAN PERJALANAN DINAS KELUAR DAERAH DAN DALAM DAERAH
LAMPIRAN III TENTANG PERUBAHAN ATAS NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PERJALANAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA NO. TUJUAN UANG PENGINAPAN, UANG REPRESENTASI DAN UANG HARIAN PERJALANAN DINAS
Lebih terperinciBab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan
Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan Dalam memahami karakter sebuah wilayah, pemahaman akan potensi dan masalah yang ada merupakan hal yang
Lebih terperinciNOTULENSI SIDANG KELOMPOK MUSRENBANGNAS TAHUN 2010 DALAM RANGKA PENYUSUNAN RKP 2011
Kelompok/Prioritas : Kelompok IV /Prioritas 10 Wilayah : Sumatera B Hari/tanggal : Kamis, 29 April 2010 Sesi pada jam : Sesi II (14.00 17.30 WIB) NOTULENSI SIDANG KELOMPOK MUSRENBANGNAS TAHUN 2010 DALAM
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN
SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN Nama SKPD : DINAS PUHUBKOMINFO Jenis Data :Pemerintahan Tahun : 2015 Nama Nilai Satuan Ketersediaan Sumber Data PEKERJAAN UMUM A. Panjang Jalan
Lebih terperinciBAB VII PENGEMBANGAN WILAYAH MALUKU TAHUN 2011
BAB VII PENGEMBANGAN WILAYAH MALUKU TAHUN 2011 7.1. Kondisi Wilayah Maluku Saat Ini Perkembangan terakhir pertumbuhan ekonomi di wilayah Maluku menunjukkan tren meningkat dan berada di atas pertumbuhan
Lebih terperinciOPD : DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA BARAT
OPD : DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA BARAT Indikator Kode Dana/ Pagu Indikatif 1 URUSAN WAJIB 1 07 BIDANG PERHUBUNGAN 1 07 49 Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan 1 07 49 01 Persiapan
Lebih terperinciDAFTAR USULAN RENCANA KEGIATAN KABUPATEN / KOTA... YANG BERSUMBER DARI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) INFRASTRUKTUR PUBLIK TAHUN ANGGARAN 2017
DAFTAR USULAN RENCANA KEGIATAN KABUPATEN / KOTA... YANG BERSUMBER DARI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) INFRASTRUKTUR PUBLIK TAHUN ANGGARAN 2017 NO. KEGIATAN TARGET DANA LOKASI Total DAK Infrastruktur Publik
Lebih terperinciPENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN
1 2 3 4 1 A Pembangunan Perumahan TIDAK SESUAI dengan peruntukkan lahan (pola ruang) Permasalahan PENATAAN RUANG dan PERUMAHAN di Lapangan B Pembangunan Perumahan yang SESUAI dengan peruntukkan lahan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I 1.1. LATAR BELAKANG Cepu merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Blora yang memiliki prospek perkembangan menjadi pusat pengelolaan minyak dan gas Blok Cepu. Untuk mendukung hal itu diperlukan
Lebih terperinci1 of 8 18/12/ :11
1 of 8 18/12/2015 16:11 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 209/PMK.07/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM DAN ALOKASI DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN
Lebih terperinciPRIORITAS 11 MATRIKS ARAH KEBIJAKAN BUKU III RKP 2011 WILAYAH SULAWESI
PRIORITAS 11 MATRIKS ARAH KEBIJAKAN BUKU III RKP 2011 WILAYAH SULAWESI NO. ARAH KEBIJAKAN STRATEGI PENGEMBANGAN FOKUS PRIORITAS KEMENTERIAN/LEMBAGA 1. Provinsi Sulawesi Utara 1. Pengembangan jalur wisata
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Amanat undang-undang dalam penyempurnaan sistem perencanaan dan
104 BAB V PEMBAHASAN Musrenbang di Kabupaten Gunungkidul Amanat undang-undang dalam penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran akan merubah paradigma pada proses perencanaan dan penganggaran mulai
Lebih terperinciPOHON KINERJA DINAS PEKERJAAN UMUM TAHUN 2016
POHON KINERJA DINAS PEKERJAAN UMUM TAHUN 2016 ESELON II ESELON III ESELON IV INPUT SASARAN STRATEGIS (SARGIS) IK SARGIS SASARAN PROGRAM IK PROGRAM SASARAN KEGIATAN IK KEGIATAN Persentase prasarana aparatur
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK
SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-.03-0/AG/2014 DS 8863-2065-3501-6 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23 Tahun
Lebih terperinciDIKLAT MANAJEMEN PROYEK. Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum
DIKLAT MANAJEMEN PROYEK Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum muntibdg@yahoo.com PUSDIKLAT KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM Drs. Muntiyono, ST.,MM.,MT. Widyaiswara Utama NIP : 19520619 197602 1 001 Balai Diklat
Lebih terperinci3. Pola hubungan spasial intra-interregional di Kapet Bima dapat diamati dari pergerakan arus barang dan penduduk antar wilayah, yakni dengan
VI. PENUTUP 6.1. Kesimpulan Dari hasil analisis dan pembahasan tentang studi pengembangan wilayah di Kapet Bima dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Kapet Bima memiliki beragam potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauaan terbesar di dunia yang terdiri atas 17.499 pulau dan memiliki garis pantai sekitar 81.000 km. Berdasarkan kondisi geografis Indonesia
Lebih terperinciPOKOK-POKOK PIKIRAN MENGENAI PENGEMBANGAN JARINGAN PELAYANAN DAN PRASARANA TRANSPORTASI DARAT TERPADU DALAM PERSPEKTIF SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL
DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT POKOK-POKOK PIKIRAN MENGENAI PENGEMBANGAN JARINGAN PELAYANAN DAN PRASARANA TRANSPORTASI DARAT TERPADU DALAM PERSPEKTIF SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL
Lebih terperinciDUKUNGAN KEMENTERIAN UNTUK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KEMENTERIAN
DUKUNGAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN UNTUK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan KEMENTERIAN LINGKUNGAN
Lebih terperinciNOTULENSI SIDANG KELOMPOK MUSRENBANGNAS TAHUN 2010 DALAM RANGKA PENYUSUNAN RKP 2011
NOTULENSI SIDANG KELOMPOK MUSRENBANGNAS TAHUN 2010 DALAM RANGKA PENYUSUNAN RKP 2011 Kelompok Prioritas : Ketahanan Pangan (Prioritas 5), Iklim Investasi dan Iklim Usaha(Prioritas 7), Lingkungan Hidup dan
Lebih terperinciMULTILATERAL MEETING II RKP 2017 PRIORITAS NASIONAL DAERAH TERTINGGAL
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL MULTILATERAL MEETING II RKP 2017 PRIORITAS NASIONAL DAERAH TERTINGGAL Deputi Bidang Pengembangan Regional Jakarta, 14
Lebih terperinciMENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA KETERPADUAN KEBIJAKAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN DAERAH Disampaikan Oleh: MENTERI PEKERJAAN UMUM
Lebih terperinciSTRATEGIOPERASIONALISASIPERWUJUDANKAWASANANDALAN DI KEPULAUAN MALUKU
STRATEGIOPERASIONALISASIPERWUJUDANKAWASANANDALAN DI KEPULAUAN MALUKU 1. Kawasan Andalan Seram Pertanian Kehutanan Perkebunan Perikanan Pariwisata a. mengembangkan Kawasan Andalan Seramuntuk kegiatan pertanian,
Lebih terperinciINSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN, Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan memantapkan situasi keamanan dan ketertiban
Lebih terperinciDAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.1.1 Dasar Hukum... 1 1.1.2 Gambaran Umum Singkat... 1 1.1.3 Alasan Kegiatan Dilaksanakan... 3 1.2 Maksud dan Tujuan... 3 1.2.1 Maksud Studi...
Lebih terperinciPenggunaan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Sektor Non Kehutanan Oleh : Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian LHK
Penggunaan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Sektor Non Kehutanan Oleh : Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian LHK Disampaikan pada Seminar Nasional yang diselenggarakan Badan Pemeriksa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Keberadaan infrastruktur yang memadai sangat diperlukan
Lebih terperinci2011, No Menetapkan : 2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2012 (Lembaran Negara R
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.819, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. DAK. Tahun Anggaran 2012. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 209/PMK.07/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM DAN ALOKASI
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang
IV. GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Propinsi Kalimantan Timur dengan luas wilayah daratan 198.441,17 km 2 dan luas pengelolaan laut 10.216,57 km 2 terletak antara 113º44 Bujur Timur dan 119º00
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PENYEMPURNAAN RANCANGAN RTR KAWASAN STRATEGIS PANTURA JAKARTA
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PENYEMPURNAAN RANCANGAN RTR KAWASAN STRATEGIS PANTURA JAKARTA 5.1. KESIMPULAN Kawasan Strategis Pantai Utara yang merupakan Kawasan Strategis Provinsi DKI Jakarta sesuai
Lebih terperinciKONSULTASI REGIONAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN PRASARANA SUMBER DAYA AIR 2016
KONSULTASI REGIONAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN PRASARANA SUMBER DAYA AIR 2016 Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sumber Daya Air untuk Mendukung Ketahanan Air, Ketahanan Pangan dan Ketahanan Energi. ***
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
1 PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciKebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Outline
Lebih terperinciDr. Prasetijono Widjojo MJ, MA Deputi Bidang Ekonomi Bappenas. Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013
Dr. Prasetijono Widjojo MJ, MA Deputi Bidang Ekonomi Bappenas Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013 SISTEMATIKA 1. Arah Kebijakan Prioritas Nasional 2. Isu-isu Penting dalam Prioritas
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DINAS PEKERJAAN UMUM Jalan Majapahit No. 8 Telepon 0370 634479, 632154 Fax. 0370 32154, 622928 Website : www.dpu.ntbprov.go.id E mail : dpu@ntbprov.go.id M A T A
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinci