NOTULENSI SIDANG KELOMPOK MUSRENBANGNAS TAHUN 2010 DALAM RANGKA PENYUSUNAN RKP 2011
|
|
- Siska Chandra
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 NOTULENSI SIDANG KELOMPOK MUSRENBANGNAS TAHUN 2010 DALAM RANGKA PENYUSUNAN RKP 2011 Kelompok Prioritas : Ketahanan Pangan (Prioritas 5), Iklim Investasi dan Iklim Usaha(Prioritas 7), Lingkungan Hidup dan Bencana (Prioritas 9), dan Prioritas lainnya bidang perekonomian. Wilayah : Sumatera B Hari/Tanggal : Kamis, 29 April 2010 Sesi pada jam : WIB PAPARAN DEPUTI EKONOMI Substansi inti: Kebijakan Ketenagakerjaan: Sinkronisasi kebijakan ketenagakerjaan dan iklim usaha dalam rangka penciptaan lapangan kerja. No. Tanggapan Pemerintah Daerah Respon Kementerian /Lembaga Hasil Diskusi (Klasifikasi Daerah) 1 Propinsi: Jambi Kepala Bappeda: Dokumen F4: Hampir keseluruhan rangkuman tidak tertampung. KEK: sudah memplot kawasan andalan, di kawasan peisir. Penduduk yg bekerja di sektor pertanian di jambi 70%, pengembangan sektor pertanian. Kementerian Pertanian Sudah membuat SK renstra kementerian yang disusun sesuai dengan RPJMN Kegiatan yang dibuat daerah sudah sesuai dengan renstra kementerian pertanian. Jambi Ada 2 hal yg kurang detail mengenai tenaga penyuluh terkait UU 6/ UU 41/2009 Konversi lahan menjadi lahan perkebunan Formulir F1 sudah disepakati Kementerian Kehutanan Renstra DepHut akan berubah 2
2 bulan lagi, krn ada tambahan 1 eselon 1. Aplikasi sudah masuk tgl 23 april. Dephut telah melaksanakan Rakerbangbutek. Utk Jambi akan dialokasian sebesar 4.3 M utk azas dekonsentrasi Untuk Sumsel 4 M, utk thn Bengkulu, semua kegiatan dan program sudah dimasukkan, sebesar 3,966 M. Untuk Babel, 3,417 M, karena penyerapan kecil Lampung, 5,6 M. Terkait dengan pertanyaan RTNWK propinsi Bengkulu. Terkait dgn alokasi anggaran, semua yang disampaikan merupakan dekonsentrasi. Kementerian PU Untuk kementerian PU sudah tidak ada permasalahan. Melakukan konsultasi regional, alokasi program yang disampaikan secara keseluruhan sesuai. Masalah RTRW, seharusnya dr thn 2009 sudah mengimplementasi masalah RTRW. KKP Telah menerbitkan renstra utk 5 thn ke depan, jelas tergambarkan sampai ke tingkat eselon 2
3 2 Propinsi: Sumsel Mewakili Kepala Bappeda. Mengusulkan 92 kegiatan di dalam aplikasi, yang diakomodir oleh Bappenas melalui F1 dan F4 hanya 56 kegiatan. Kegiatan SKPD ada 3 usulan: lingkungan hidup, bencana alam dan kehutanan, tidak masuk dlm F1 dan F4. Perikanan tidak dimasukkan ke dalam F1 dan F2 3 Propinsi: Bengkulu Bantuan dari UNDP terkait bencana alam. KEK, mengimplementasi utk perisapan.kajian mengenai KEK. Melakukan rapat kerja nasional semua unit eselon 1 d KKP. Bappenas: Form F1, merupakan rekapitulasi dr usulan setiap daerah. Pemilihan beradasarkan prioritas nasional. Prioritas daerah yang sejalan dengan prioritas nasional. Kementerian LH Terkait dengan Gambut dan propinsi jambi, alokasi bagian sumsel. Bisa menyampaikan manual bagi yg tidak terakomodir di F1. Menko Perekonomian Penjelasan KEK sdh lengkap ttp perlu penegasan2 lebih lanjut. Persyaratan KEK: Wilayah Strategis Batas yang jelas Ada potensi Sumsel Tidak mempermasalahkan alokasi anggaran. Lahan yang perlu direservasi terbesar adalah Jambi tetapi dana terbesar ada di Lampung. Tidak mampu mendalami Inpres 3/2010 secara cepat. Perlu dilihat keunggulan daerah. Sumsel dicanangkan sebagai Pusat Peningkatan Energi dan. Bengkulu Sebagian besar utk Pertanian sudah terakomodir Ke depannya utk meningkatkan perekonomian, ada beberapa kegiatan yg lintas sektor ( perkebunan, UKM, koperasi dan perdagangan) Sedang membangun sentra produksi kopi. KEK, ada beberapa hal, terkait dengan komoditi ekspor. Ada potensi
4 4 Propinsi: Babel Hasil sandingan Babel untuk kelompok 2 tidak ada. Prioritas nasional seharusnya ada tetapi tidak ada di aplikasi, contoh: Kementerian pertanian. Usul untuk Babel langsung mengaddress kepada kementerian. 5 Propinsi:Lampung Usulan daerah dan usulan K/L Bappenas: Penjelasan mengenai Form F1 F4: Renja dr kementerian F3: Usulan dari Pemda, dilengkapi dgn kode nomor kegiatan. Nomenklatur kegiatan dengan Renja K/L F2: Sandingan F4 dengan F3, tergantung dengan kesesuaian nomenklatur. F1: Merupakan kegiatan yang masih bermasalah dan prioritas. Bappenas: Deputi SDA LH Permasalahan bottle neck dari sisi peraturan di kehutanan. Perlu penetapan kegiatan yang lebih jelas Bukan hanya masalah besaran anggaran,supaya dana yang terbatas bias dialokasikan dengan tepat. pelabuhan alam. KKP akan mensukseskan agropolitan dan minopolitan. Lampung Alangkah kecilnya anggaran untuk kehutanan 30% wilayah hutan Ada 5,5 M itu tidak terlalu besar. Mempermasalahkan nominal.
5 NOTULENSI SIDANG KELOMPOK MUSRENBANGNAS TAHUN 2009 DALAM RANGKA PENYUSUNAN RKP 2010 Kelompok Prioritas : 5 (Ketahanan Pangan); 9 (Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana) Wilayah : Sumatera B Hari/ Tanggal : Kamis, 29 April 2010 Sesi pada jam : 09:00 12:30 WIB Paparan Ibu Deputi Bidang SDA dan LH perihal PN 5 dan PN 9 Paparan Bapak Deputi Bidang Ekonomi perihal PN 7 No. Tanggapan Pemerintah Daerah Respon Kementerian/ Lembaga Hasil Diskusi 1. Propinsi Jambi Bpk. Fauzi Ka Bappeda Usulan kami hampir seluruhnya tidak tertampung dalam F1. Diharapkan usulan kami dapat dikoordinasikan ke K/L terkait. Terdapat kendala dalam menggunakan program aplikasi, sehingga dilakukan secara Kementerian Pertanian Renstra Kemen Pertanian sudah disusun bersamaan dengan RPJMN Mohon daerah merefer ke renstra, yg terdapat program/kegiatan, target, indikator, dll selama 5 thn. Jambi Ada hal hal yangg kurang detail mengenai Tenaga Penyuluh terkait UU ttg penyuluh. Peraturan sudah jelas, namun implemtasinya belum jalan.
6 No. Tanggapan Pemerintah Daerah Respon Kementerian/ Lembaga Hasil Diskusi manual. Setiap daerah yang mempunyai Sumsel sharing terhadap PDB nasional, Tidak memasalahkan alokasi pasti ada anggarannya. anggaran. Musrenbang tahun ini lebih baik dari tahun lalu. Untuk perikanan, Hanya ada 1 program yang masuk (perikanan budidaya) tapi pengolahan hasil perikanan tidak masuk. Melalui bappenas, kami minta tolong usulan yang belum tertampung dimasukkan ke K/L terkait. Pola pengembangan perkebunan yang pernah dilakukan adalah melalui mengembangkan dan potensi perkebunan sawit, serta Ha karet. Terkait dengan target nasional mengenai emisi, 26% 41% penurunan emisi. Di Jambi terdapat 4 taman nasional yang bisa dikembangkan serta pengendalian kebakaran hutan, illegal logging, dan perubahan Kemen PU Penyusunan program sudah mengikuti Bappenas dan reformasi keuangan. Telah melakukan konsultasi regional untuk membahas hal tersebut. Dalam hal ini menurut kami tidak ada permasalahan. Musrenbang tahun ini lebih baik dari tahun lalu. Kementerian Kehutanan Renstra Kementerian Kehutanan akan berubah karena akan ada tambahan unit kerja eselon 1, Badan Diklat Litbang. Rakorbanghuttek sudah dilakukan. Hutan yang perlu diresevasi ada di Jambi, namun anggaran terbesar ada di Lampung Daerah tidak siap menjabarkan segera INPRES 3/2010 di musrenbang ini Terdapat beberapa arah kebijakan yang tidak sesuai dengan keunggulan daerah sebagai contoh: Sumsel dicanangkan sebagai pusat peningkatan energi dan lingkungan hidup dan program lumbung pangan nasional, namun semua program tersebut tidak dilanjutkan. Bengkulu Problem program yang lintas sektor. Sentra produksi kopi,
7 No. Tanggapan Pemerintah Daerah Respon Kementerian/ Lembaga Hasil Diskusi alih fungsi lahan. Untuk Jambi teranggarkan 4,3 M dana dekosentrasi. Untuk Sumsel tidak kurang dari 4 M untuk Tahun Bengkulu Setiap program dan kegiatan tersedia anggaran 3,996 M bagaimana bisa menjadi bahan dasar bagi pengembangan usaha usaha lain di sektor perdagangan dan industri. Ada potensi Pulau terluar yang strategis agar segera diperhatikan pengembangannya. Babel Tersedia dana 3,417 M karena penyerapan tahun lalu kecil. Lampung Tersedia dana 5,6 M Kemen KP Telah menerbitkan Renstra (jelas dan gamblang) hingga kegiatan di level eselon II dimana di dalamnya sudah termasuk penganggarannya. Secara prinsip program program KKP sudah disampaikan ke mitra Ada potensi pelabuhan alam yang bisa dijadikan pelabuhan nasional. Mohon dukungannya untuk program Agropolitan dan Minapolitan dalam mewujudkan visi KKP menjadi penghasil produk perikanan terbesar di dunia tahun Lampung Alangkah kecilnya anggaran untuk kehutanan padahal 30 % wilayahnya adalah hutan.
8 No. Tanggapan Pemerintah Daerah Respon Kementerian/ Lembaga Hasil Diskusi SKPD kami di provinsi. Ada dana 5,5 M itu tidak ada apa apanya. Bukan masalah KLH hibahnya tapi nominalnya. Manual yang belum tarkomodasi di dalam F1 dan F2 dapat disampaikan pada KLH hari ini (khususnya Sumsel). Deputi Bidang SDA dan LH Bappenas Perlu penetapan kegiatan yang lebih jelas menurut lokasi dan bukan hanya masalah besaran anggaran. Supaya dana yang terbatas bisa dialokasikan secara tepat. Mohon masing masing daerah menyampaikan form form F1 dan F2 perbaikan agar dapat diakomodasikan dalam usulan selama musrenbang. Moderator (Bpk Bemby): Tidak semua kegiatan tercakup dalam F1 dan F2. Karena ada
9 No. Tanggapan Pemerintah Daerah Respon Kementerian/ Lembaga Hasil Diskusi keterbatasan yg terkait dgn prioritas nasional. Apa yg diinginkan keinginan daerah harus sejalan dgn Prioritas Nasional. Kegiatan2 bpk dimungkinkan tidak masuk karena tidak terkait prioritas nasional. TIM MATERI Kronologis penyusunan F1 F4. Penyusunan dimulai dari F4. Yang lewat hari senin, tidak diolah. 3 K/L besar yg terlambat. KemenHut, KLH, dan BBKBN. Kemudian dilanjutkan F3. Bappenas sudah membekali staf daerah dalam pelatihan agar nomenklatur serta nomor kode program/kegiatan di renja K/L sesuai dengan UP SKPD. Nomor kode dan nomenklatur
10 No. Tanggapan Pemerintah Daerah Respon Kementerian/ Lembaga Hasil Diskusi yang sama di F3 dan F4, akan muncul di F2. Beberapa kegiatan yang masih dianggap dispute, diangkat ke F1 untuk dibahas lebih lanjut. 2. Propinsi Sumatera Selatan Ahmad Subawi mewakili Ka Bappeda Sepakat format harus diisi. Dari 92 kegiatan, yang diakomodir oleh Bappenas (F1 dan F2) hanya 56 kegiatan yang tertampung. Padahal menurut kami ada 36 kegiatan prioritas yang tidak diakomodir, sebagai contoh: Masalah lingkungan hidup, kehutanan, dan bencana alam
11 No. Tanggapan Pemerintah Daerah Respon Kementerian/ Lembaga Hasil Diskusi yang sangat krusial tidak terdapat dalam F1 dan F2. Apa dasar kriteria pemilihan pencantuman kegiatan kegiatan tersebut? Perikanan tidak tersedia dalam F1 dan F2. Terdapat 2,5 juta Ha perairan umum, namun tidak ada kegiatan yangg mendukung untuk diakomodir dalam F1 dan F2 terkait ketersedian sumber daya tersebut. 3. Propinsi Bengkulu 4. Propinsi Babel Hasil sandingan tidak tersedia. Meskipun kami telah mengisi dalam program aplikasi, namun tidak tercatat dalam F1. Kami sudah ada upaya untuk mengajak SKPD mengisi aplikasi,
12 No. Tanggapan Pemerintah Daerah Respon Kementerian/ Lembaga Hasil Diskusi namun terdapat beberapa prioritas nasional yang tidak terakomodasi, sebagai contoh: Program Deptan yang terakomodasi hanya program di Badan Litbang. Eselon 1 lainnya tidak terakomodasi. Mohon program aplikasi diperbaiki. Kami back up jg secara manual. 5. Propinsi Lampung Usulan daerah dan usulan K/L menanyakan seberapa jauh kesepakatannya, sebagai contoh: Program peningkatan produksi, produktivitas, dan mutu tanaman pangan, daerah mengusulkan 18 M sedangkan K/L hanya menampung 2,8 M. Kedua usulan tersebut tampak timpang.
13 NOTULENSI SIDANG KELOMPOK MUSRENBANGNAS TAHUN 2009 DALAM RANGKA PENYUSUNAN RKP 2010 Kelompok Prioritas : Ketahanan Pangan (2), Iklim Investasi dan Iklim Usaha (7), Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana (9), dan Prioritas Perekonomian Lainnya Wilayah : Sumatera B Hari/ Tanggal : Kamis, 29 April 2010 Sesi pada jam : No. Tanggapan Pemerintah Daerah Respon Kementerian/ Lembaga 1. Propinsi Jambi Banyak usulan propinsi yang tidak tertampung padahal masuk dalam Prioritas Nasional. Namun demikian, pemprov telah menyampaikan hardcopy dan softcopy nya ke Bappenas. Mohon agar Bappenas dapat menyampaikan ke K/L bersangkutan. Terkait dengan Kawasan Ekonomi Khusus, pemerintah provinsi telah memberikan dukungan Kementerian Pertanian Renstra Kementerian Pertanian sudah disusun terpadu dengan RPJMN dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri Pertanian. Di dalam Renstra tersebut sudah ada matriks program dan kegiatan yang tah sejalan dengan RPJMN Mohon, matriks ini diacu oleh pemerintah propinsi. Hasil Diskusi Hal hal mengenai tenaga penyuluh dan terkait dengan UU No. 1 /2009 belum diatur dengan khusus di dalam Renstra.
14 No. Tanggapan Pemerintah Daerah Respon Kementerian/ Lembaga dengan membangun infrastuktur pendukung untuk pembangunan pelabuhan oleh PT Pelindo II yang didanai oleh APBD. Namun demikian, di dalam shortlist, kegiatan tersebut tidak muncul. Target nasional mengenai emisi karbon: di Jambi ada 4 Taman Nasional. Adanya kebutuhan akan tenaga penyuluh lapangan pasca Otonomi Daerah. Kementerian PU Tidak ada program yang dimasukkan dalam shortlist dan longlist karena sudah sesuai dengan Renstra PU. Masing masing program juga telah dibahas dalam Konsultasi Regional PU. Kementerian Kehutanan Akan dialokasikan dana dekonsentrasi tidak kurang dari 4,8 M. Hasil Diskusi
15 No. Tanggapan Pemerintah Daerah Respon Kementerian/ Lembaga Kementerian Kelautan dan Perikanan Renstra KKP telah diterbitkan dan dijabarkan sampai dengan tingkat unit kerja eselon 2. Rakernas dan Rakernis sudah dilaksanakan. Semua program prioritas telah diketahui oleh semua SKPD. Hasil Diskusi 2. Propinsi Sumatera Selatan Permasalahan yang serupa terjadi dalam shortlist Sumatera Selatan. Mengusulkan 92 kegiatan di dalam aplikasi tetapi hanya 56 kegiatan yang diakomodir dalam form F1 dan F2 sehingga ada 36 kegiatan yang tidak diakomodir padahal 36 kegiatan itu merupakan kegiatan prioritas. Kementerian Kehutanan Akan dialokasikan dana dekonsentrasi tidak kurang dari 4 milyar. Alokasi dan distribusi anggaran seharusnya memperhatikan kondisi geografis daerah (luas hutan, jumlah sungai, dll). Alokasi juga sebaiknya memperhatikan keunggulan daerah.
16 No. Tanggapan Pemerintah Daerah Respon Kementerian/ Lembaga 3. Propinsi Bengkulu Pada prinsipnya, ada program prioritas yang diusulkan namun tidak masuk dalam aplikasi persandingan. Kementerian Kehutanan Akan dialokasikan dana dekonsentrasi tidak kurang dari 3,996 milyar. Kemenko Perekonomian Perihal KEK, ada beberapa pertimbangan utama yaitu Hasil Diskusi Ada beberapa alokasi dalam Kementerian Pertanian yang jauh dari yang diusulkan, mohon dibahas. Terkait program program lintas sektor, bagaimana caranya agar pembangunan sentra produksi kopi dapat berjalan. Kawasan Ekonomi Khusus: infrastruktur pelabuhan sangat dibutuhkan, khususnya Pulau Enggano, yang merupakan pulau terluar yang harus dijaga. Agropolitan dan minopolitan: mohon dukungan dari PU dengan sasaran penghasil ikan terbesar di dunia tahun 2015.
17 No. Tanggapan Pemerintah Daerah Respon Kementerian/ Lembaga 4. Propinsi Babel Hasil sandingan dari propinsi Babel tidak muncul sama sekali tetapi masukan telah diberikan secara manual. Ada rencana Sail Karimata, batas batas wilayah strategis, potensi wilayah, dan rencana tata ruang. Oleh karena itu, perlu dibahas lebih lanjut antara pemerintah pusat dan daerah. Akan dibentuk RPP yang mengatur mengenai pembentukan Dewan KEK. Diharapkan ke depan, industri dapat berkembang di daerah yang mendukung potensi potens yang dimiliki daerah. Mohon disiapkan sistem elektronik yang akan diintegrasikan dengan SPIPSE pusat. Kementerian Kehutanan Akan dialokasikan dana dekonsentrasi tidak kurang dari 3,147 milyar. Hasil Diskusi
18 No. Tanggapan Pemerintah Daerah Respon Kementerian/ Lembaga sehingga mohon dukungan dari K/L terkait untuk kelancaran penyelenggaraannya. 5. Propinsi Lampung Kementerian Kehutanan Akan dialokasikan dana dekonsentrasi tidak kurang dari 5,6 milyar. Hasil Diskusi Mohon alokasi kehutanan di daerah dapat ditingkatkan terlebih mengingat kondisi hutan yang sudah 60 persen mengalami kerusakan.
NOTULENSI SIDANG KELOMPOK MUSRENBANGNAS TAHUN 2010 DALAM RANGKA PENYUSUNAN RKP 2011
NOTULENSI SIDANG KELOMPOK MUSRENBANGNAS TAHUN 2010 DALAM RANGKA PENYUSUNAN RKP 2011 Kelompok Prioritas : Ketahanan Pangan (Prioritas 5), Iklim Investasi dan Iklim Usaha(Prioritas 7), Lingkungan Hidup dan
Lebih terperinciNOTULENSI SIDANG KELOMPOK MUSRENBANGNAS TAHUN 2010 DALAM RANGKA PENYUSUNAN RKP 2011
Kelompok/Prioritas : Kelompok IV /Prioritas 10 Wilayah : Sumatera B Hari/tanggal : Kamis, 29 April 2010 Sesi pada jam : Sesi II (14.00 17.30 WIB) NOTULENSI SIDANG KELOMPOK MUSRENBANGNAS TAHUN 2010 DALAM
Lebih terperinciRISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK II MUSRENBANG NASIONAL TAHUN 2010
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (MUSRENBANGNAS) TAHUN 2010 Jakarta, 28 April-1 Mei 2010 RISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK
Lebih terperinciNOTULENSI SIDANG KELOMPOK MUSRENBANGNAS TAHUN 2010 DALAM RANGKA PENYUSUNAN RKP 2011
NOTULENSI SIDANG KELOMPOK MUSRENBANGNAS TAHUN 2010 DALAM RANGKA PENYUSUNAN RKP 2011 Kelompok Prioritas : Ketahanan Pangan (Prioritas 5), Iklim Investasi dan Iklim Usaha(Prioritas 7), Lingkungan Hidup dan
Lebih terperinciRISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK MUSRENBANG NASIONAL TAHUN 2010
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (MUSRENBANGNAS) TAHUN 2010 Jakarta, 28 April-1 Mei 2010 RISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK
Lebih terperinciNOTULENSI SIDANG KELOMPOK MUSRENBANGNAS TAHUN 2010 DALAM RANGKA PENYUSUNAN RKP 2011
NOTULENSI SIDANG KELOMPOK MUSRENBANGNAS TAHUN 2010 DALAM RANGKA PENYUSUNAN RKP 2011 Kelompok Prioritas : 5 (Ketahanan Pangan) dan 9 (Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana) Wilayah : Kalimantan Hari/
Lebih terperinciRISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK MUSRENBANG NASIONAL TAHUN 2010
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (MUSRENBANGNAS) TAHUN 2010 Jakarta, 28 April-1 Mei 2010 RISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK
Lebih terperinciNOTULENSI SIDANG KELOMPOK MUSRENBANGNAS TAHUN 2009 DALAM RANGKA PENYUSUNAN RKP 2010
NOTULENSI SIDANG KELOMPOK MUSRENBANGNAS TAHUN 2009 DALAM RANGKA PENYUSUNAN RKP 2010 Kelompok Prioritas : 5 (Ketahanan Pangan); 9 (Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana) Wilayah : Sulawesi Hari/ Tanggal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang- Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Lebih terperinciMekanisme Pembahasan Musrenbangnas dalam Rangka Penyusunan RKP 2017
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Mekanisme Pembahasan Musrenbangnas dalam Rangka Penyusunan RKP 2017 Oleh : Deputi Bidang Pengembangan Regional Jakarta,
Lebih terperinciMusrenbang 2011 untuk penyusunan RKP Bappenas, 10 Maret 2011
Musrenbang 2011 untuk penyusunan RKP 2012, 10 Maret 2011 1 Tujuh Titik Kritis Musrenbangnas 2 Solusi Tujuh Titik Kritis No Titik Kritis Solusi 1 Tujuan dan sasaran kurang tajam 2 Hanya membahas dana Dekonsentrasi/
Lebih terperinciKEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PEDOMAN SERIAL MULTILATERAL MEETING II
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PEDOMAN SERIAL MULTILATERAL MEETING II Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas JADWAL PENYUSUNAN RKP 2017
Lebih terperinciSOSIALISASI FORUM PRA MUSRENBANGNAS TAHUN 2015
KEMENTERIAN PERENCANAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SOSIALISASI FORUM PRA MUSRENBANGNAS TAHUN 2015 Direktur Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal Jakarta, 10 April 2015 AGENDA
Lebih terperinciDr. Prasetijono Widjojo MJ, MA Deputi Bidang Ekonomi Bappenas. Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013
Dr. Prasetijono Widjojo MJ, MA Deputi Bidang Ekonomi Bappenas Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013 SISTEMATIKA 1. Arah Kebijakan Prioritas Nasional 2. Isu-isu Penting dalam Prioritas
Lebih terperinciProses dan Mekanisme Penyelenggaraan Musrenbang Tahun 2010 dalam rangka Penyusunan RKP 2011
REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS Proses dan Mekanisme Penyelenggaraan Musrenbang Tahun 2010 dalam rangka Penyusunan RKP 2011 Kedeputian Bidang Pengembangan Regional
Lebih terperinciPOIN KESEPAKATAN BILATERAL MEETING. BIDANG SARANA DAN PRASARANA Rakorbangpus II, 4 Mei 2010
POIN KESEPAKATAN BILATERAL MEETING PEMERINTAH PROPINSI - KEMENTERIAN / LEMBAGA BIDANG SARANA DAN PRASARANA Rakorbangpus II, 4 Mei 2010 DEPUTI BIDANG SARANA DAN PRASARANA BAPPENAS Kementerian Pekerjaan
Lebih terperinciKEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL. Sambutan Pembukaan
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Sambutan Pembukaan RAPAT KOORDINASI PEMBANGUNAN PUSAT (RAKORBANGPUS) KE-II PASCA-MUSRENBANGNAS 2010 DALAM RANGKA PENYUSUNAN
Lebih terperinciLaporan Kesepakatan dan Tindak Lanjut
REPUBLIK INDONESIA Laporan Kesepakatan dan Tindak Lanjut Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Tahun 2010 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Lebih terperinciKOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN
KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN Ir. Diah Indrajati, M.Sc Plt. Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Disampaikan dalam acara: Temu Konsultasi Triwulan I Bappenas Bappeda Provinsi Seluruh Indonesia Tahun
Lebih terperinciHASIL KESEPAKATAN MUSRENBANGNAS 2010 DAN HASIL BILATERAL PASCA-MUSRENBANGNAS 2010 ANTARA K/L DAN BAPPEDA PROVINSI KELOMPOK IV: PRIORITAS 10
REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS HASIL KESEPAKATAN MUSRENBANGNAS 2010 DAN HASIL BILATERAL PASCA-MUSRENBANGNAS 2010 ANTARA K/L DAN BAPPEDA PROVINSI KELOMPOK IV: PRIORITAS
Lebih terperinciPembangunan Daerah Berbasis Data
Pembangunan Daerah Berbasis Data Disampaikan pada Kegiatan Rekonsiliasi Data dan Informasi Pembangunan Kehutanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2017 Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian
Lebih terperinciPAPARAN FORUM PERANGKAT DAERAH DAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORTEK) PEMBANGUNAN TINGKAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017
PAPARAN Palangka Raya, 20 Maret 2017 FORUM PERANGKAT DAERAH DAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORTEK) PEMBANGUNAN TINGKAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017 KEPALA BAPPEDALITBANG PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Lebih terperinciMENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA KETERPADUAN KEBIJAKAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN DAERAH Disampaikan Oleh: MENTERI PEKERJAAN UMUM
Lebih terperinciOLEH : ENDAH MURNININGTYAS DEPUTI BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP SURABAYA, 2 MARET 2011
KEMENTERIAN NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN 2011 DAN 2012 OLEH : ENDAH
Lebih terperinciDisampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Disampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014 Deputi Menteri Bidang Produksi Jakarta, Desember 2014
Lebih terperinciKesepakatan Rakernas BKPRN 2013 terkait Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Kesepakatan Rakernas BKPRN 2013 terkait Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Oleh: Direktur Tata
Lebih terperincidisampaikan oleh : Kepala BAPPEDA Provinsi Kalimantan Tengah
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah disampaikan oleh : Kepala BAPPEDA Provinsi Kalimantan Tengah Disampaikan pada acara FORUM GABUNGAN SKPD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciRENCANA KERJA PEMBANGUNAN KABUPATEN (RKPK) ACEH SELATAN TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan adalah sebuah proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1488, 2013 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Dekosentrasi. Lingkungan Hidup. Penyelenggaraan. Petunjuk Teknis PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciPENYUSUNAN PEDOMAN NOMENKLATUR BAPPEDA BERDASARKAN PP 18/2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PENYUSUNAN PEDOMAN NOMENKLATUR BAPPEDA BERDASARKAN PP 18/2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH Oleh: Kedeputian Bidang Pengembangan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DENGAN
Lebih terperinciRISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK MUSRENBANG NASIONAL TAHUN 2010
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (MUSRENBANGNAS) TAHUN 2010 Jakarta, 28 April-1 Mei 2010 RISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK
Lebih terperinciPAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS
PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS SESI PANEL MENTERI - RAKERNAS BKPRN TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Jakarta, 5 November 2015 DAFTAR ISI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan
Lebih terperinciRencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, Kota Medan tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kota metropolitan baru di Indonesia, serta menjadi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS
BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS Perencanaan pembangunan antara lain dimaksudkan agar Pemerintah Daerah senantiasa mampu menyelaraskan diri dengan lingkungan. Oleh karena itu, perhatian kepada mandat
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1358, 2012 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Dekonsentrasi. Tugas Pembantuan. Penyelenggaraan. Petunjuk Teknis. TA 2013. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI)
PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2015
Lebih terperinciMekanisme Pembahasan Multilateral Meeting II, Bilateral Meeting II dan Musrenbangnas dalam Rangka Penyusunan RKP 2017
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Mekanisme Pembahasan Multilateral Meeting II, Bilateral Meeting II dan Musrenbangnas dalam Rangka Penyusunan RKP 2017
Lebih terperinciKEMENTERIAN DALAM NEGERI
KEMENTERIAN DALAM NEGERI KEMENTERIAN DALAM NEGERI RI Jakarta 2011 Sasaran program K/L Kesesuaian lokus program dan kegiatan K/L & daerah Besaran anggaran program dan kegiatan K/L Sharing pendanaan daerah
Lebih terperinciRapat Koordinasi Kemenko PMK: Agenda Strategis 2017 dan RKP 2018
REPUBLIK INDONESIA Rapat Koordinasi Kemenko PMK: Agenda Strategis 2017 dan RKP 2018 Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 17 Januari 2017 1 OUTLINE (1) Ruang Lingkup Kementerian Desa,
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii Halaman I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran...... 2 D. Dasar Hukum... 2 II. Arah Kebijakan Pembangunan 3 A. Visi dan
Lebih terperinciBAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang
BAB - I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Lampung adalah dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Daerah Provinsi Lampung, yang merupakan penjabaran dari Rencana
Lebih terperinciWALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON
WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG, Menimbang : a. bahwa sehubungan dengan
Lebih terperinciJakarta, 10 Maret 2011
SAMBUTAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM ACARA TEMU KONSULTASI TRIWULANAN KE-1 TAHUN 2011 BAPPENAS-BAPPEDA PROVINSI SELURUH INDONESIA Jakarta,
Lebih terperinciDirektorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Direktorat Perencanaan Pembangunan Daerah
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Direktorat Perencanaan Pembangunan Daerah KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2014 DASAR HUKUM EVALUASI HASIL RENCANA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa penyelenggaraan desentralisasi dilaksanakan dalam bentuk pemberian kewenangan Pemerintah
Lebih terperinciDana Pembangunan. Tonny Soehartono
Tonny Soehartono 18 Bab 3 Dana Pembangunan Kehutanan di Jamali-Nusra Alokasi Dana dan Kontribusi Sub-Sektor Kehutanan Sebagaimana disampaikan sebelumnya, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 72 tahun
Lebih terperinciMekanisme Pelaksanaan Musrenbangnas 2017
Mekanisme Pelaksanaan Musrenbangnas 2017 - Direktur Otonomi Daerah Bappenas - Temu Triwulanan II 11 April 2017 1 11 April 11-21 April (7 hari kerja) 26 April 27-28 April 2-3 Mei 4-5 Mei 8-9 Mei Rakorbangpus
Lebih terperinciRANGKUMAN HASIL KESEPAKATAN MUSRENBANGNAS DAN PERTEMUAN BILATERAL RKP Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan LH BAPPENAS
RANGKUMAN HASIL KESEPAKATAN MUSRENBANGNAS DAN PERTEMUAN BILATERAL RKP 2011 P 5: KETAHANAN PANGAN P 9: LH DAN PENGELOLAAN BENCANA Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan LH BAPPENAS Disampaikan dalam RAKORBANGPUS
Lebih terperinciRANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010
RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 Oleh: H. Paskah Suzetta Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Disampaikan pada Rapat Koordinasi Pembangunan Tingkat Pusat (Rakorbangpus) untuk RKP 2010 Jakarta,
Lebih terperinciKEMENTERIAN DALAM NEGERI. Disampaikan oleh: TJAHJO KUMOLO
Disampaikan oleh: TJAHJO KUMOLO Hotel Grand Sahid Jaya - Jakarta, 11 Maret 2016 ABSOLUT 1. PERTAHANAN 2. KEAMANAN 3. AGAMA 4. YUSTISI 5. POLITIK LUAR NEGERI 6. MONETER & FISKAL 1. PENDIDIKAN 2. KESEHATAN
Lebih terperinciSINKRONISASI PERENCANAAN PUSAT DAN DAERAH MELALUI E-MUSRENBANG
SINKRONISASI PERENCANAAN PUSAT DAN DAERAH MELALUI E-MUSRENBANG PENDAHULUAN 1 Penegasan Paradigma Perencanaan dan Penganggaran Amanat konstitusi menegaskan bahwa ANGGARAN NEGARA adalah INSTRUMEN untuk mencapai
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Indikator Kinerja Utama ( IKU ) DINAS PERKEBUNAN KAB.TANJUNG JABUNG BARAT - PROV.JAMBI Jalan Prof.Dr.Sri Soedewi Maschun Sofyan, SH Kuala Tungkal 36512 Phone/Fax : (0742)
Lebih terperinciRANGKUMAN HASIL SIDANG KELOMPOK Prioritas 4 : Penanggulangan Kemiskinan Prioritas 10 : Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, & Paska Konflik
RANGKUMAN HASIL SIDANG KELOMPOK Prioritas 4 : Penanggulangan Kemiskinan Prioritas 10 : Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, & Paska Konflik WILAYAH : Sumatera A Hari/ Tanggal : Sabtu/01 Mei 2010 Sesi
Lebih terperinciRUMUSAN RAPAT KERJA TEKNIS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014
RUMUSAN RAPAT KERJA TEKNIS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 RAPAT KERJA TEKNIS (Rakernis) KELAUTAN DAN PERIKANAN Tahun 2014 dibuka secara resmi oleh Wakil Gubernur Kalimantan Timur di Aula Kantor Walikota
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA, MEKANISME DAN TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA, MEKANISME DAN TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. b. bahwa
Lebih terperinciRUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015
RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015 Pada Kamis dan Jumat, Tanggal Lima dan Enam Bulan Maret Tahun Dua Ribu Lima Belas bertempat di Samarinda, telah diselenggarakan Rapat Koordinasi
Lebih terperinciLAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN II TAHUN 2016
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN II TAHUN 2016 CAPAIAN KINERJA PENYERAPAN ANGGARAN PEMANTAUAN KEGIATAN Triwulan II Tahun 2016 Kode Dan Nama Program
Lebih terperinciKEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL. Dr. Ir. Oswar Mungkasa, MURP Direktur Tata Ruang dan Pertanahan
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Dr. Ir. Oswar Mungkasa, MURP Direktur Tata Ruang dan Pertanahan Disampaikan pada Rakor BKPRD Provinsi Jawa Tengah Tahun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain:
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen Memorandum Program Sanitasi ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan
Lebih terperinciRANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 Oleh : Menteri PPN/Kepala Bappenas Disampaikan dalam acara Musyawarah
Lebih terperinciMENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : KEP-44/M.
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : KEP-44/M.EKON/07/2008 TENTANG TIM PEMANTAU FOKUS PROGRAM EKONOMI TAHUN 2008 2009 MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN, Menimbang : a.
Lebih terperinciBAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN kinerja adalah uraian singkat dengan menggunakan ukuran kuantitatif dan kualitatif yang mengindikasikan pencapaian suatu sasaran atau tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tepat melalui serangkaian pilihan pilihan, dan juga merupakan proses yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat melalui serangkaian pilihan pilihan, dan juga merupakan proses yang berkelanjutan termasuk
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH DI KABUPATEN REJANG LEBONG BUPATI REJANG LEBONG,
PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH DI KABUPATEN REJANG LEBONG BUPATI REJANG LEBONG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendorong percepatan
Lebih terperinciRISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK MUSRENBANG NASIONAL TAHUN 2010
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (MUSRENBANGNAS) TAHUN 2010 Jakarta, 28 April-1 Mei 2010 RISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK
Lebih terperinci1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1
1.1. Latar Belakang RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Bupati Mandailing Natal yang akan dilaksanakan dan diwujudkan dalam suatu periode masa jabatan. RPJMD Kabupaten Mandailing Natal
Lebih terperinciBAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN
BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN 5.1. TUGAS PEMBANTUAN YANG DITERIMA 5.1.1. Dasar Hukum Berdasarkan ketentuan umum pasal 1 Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Tugas Pembantuan
Lebih terperinciNotulensi Pertemuan. Pemaparan APN 2015 Kepala Bappeda Prov. Sulawesi Tenggara Kabid Ekonomi Kabid Fispra Kabid Pengemb Wilayah
Notulensi Pertemuan Kegiatan : DISKUSI ANUGERAH PANGRIPTA NUSANTARA TAHAP III SULAWESI TENGGARA Tempat : Ruang Rapat Utama Tanggal : 10 April 2015 Pembukaan Kegiatan Narasumber Paparan/Pertanyaan Tanggapan/Masukan
Lebih terperinciRENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN
Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah
Lebih terperinciPROSES PELAKSANAAN PENYUSUNAN RKP DAN PAGU INDIKATIF DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
PROSES PELAKSANAAN PENYUSUNAN RKP DAN PAGU INDIKATIF DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS Direktorat Alokasi Pendanaan Pembangunan 25 November 2013 Dasar Hukum UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
Lebih terperinciPENGARAHAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
PENGARAHAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Disampaikan oleh: MENTERIDALAMNEGERI TJAHJO KUMOLO KEMENTERIAN DALAM NEGERI Bangka Tengah, 7 April 207 2 PENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN NASIONAL (Pasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam rangka
Lebih terperinciKEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SAMBUTAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PADA ACARA MUSYAWARAH
Lebih terperinciBappeda Provinsi Sumatera Selatan
Bappeda Provinsi Sumatera Selatan 2 Bappeda Provinsi Sumatera Selatan 4 5 Tabel 4.2 6 Tabel 4.8. 7 TABEL 5.2 Bappeda Provinsi Sumatera Selatan 9 Tabel 4.9 Sinkronisasi Isu Strategis dan Program Prioritas
Lebih terperinciKeselarasan antara RPJMD dengan RPJMN DISAMPAIKAN PADA MUSRENBANG RPJMD KABUPATEN KAMPAR PERIODE
Keselarasan antara RPJMD dengan RPJMN 2015-2019 DISAMPAIKAN PADA MUSRENBANG RPJMD KABUPATEN KAMPAR PERIODE 2017-2022 OUTLINE 1. Sistem Manajemen Pembangunan Nasional 2. Strategi Pembangunan Nasional Periode
Lebih terperinciKEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SAMBUTAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PADA ACARA MUSYAWARAH
Lebih terperinciREALISASI BELANJA S.D. AGUSTUS 2014 (BRUTO)
LAPORAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN BERDASARKAN SATUAN KERJA DAN UNIT KERJA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR S.D. 31 AGUSTUS 2014 (dalam rupiah) KEGIATAN URAIAN KEGIATAN PAGU ANGGARAN 2 3 4
Lebih terperinciKEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN III TAHUN 2016
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN III TAHUN 2016 PEMANTAUAN KEGIATAN Triwulan III Tahun 2016 Kode dan Nama Unit Organisasi Kode Dan Nama Program
Lebih terperinciREPOSISI KAPET 2014 BAHAN INFORMASI MENTERI PEKERJAAN UMUM
REPOSISI KAPET 2014 KELEMBAGAAN DIPERKUAT, PROGRAM IMPLEMENTATIF, KONSISTEN DALAM PENATAAN RUANG MEMPERKUAT MP3EI KORIDOR IV SULAWESI LEGALITAS, KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR PU DALAM MEMPERCEPAT PENGEMBANGAN
Lebih terperinciRencana Strategis (Renstra) Bappeda Kabupaten Lahat Tahun BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perencanaan merupakan suatu proses berkesinambungan yang mencakup keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan alternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 18 ayat (2) menyebutkan bahwa pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota
Lebih terperinciPenataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan
Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan Disampaikan oleh: Direktur Jenderal Penataan Ruang Komisi Pemberantasan Korupsi - Jakarta, 13 Desember 2012 Outline I. Isu
Lebih terperinciPAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN
MENTERIDALAM NEGERI REPUBLIKINDONESIA PAPARAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN 2017-2022 Serang 20 Juni 2017 TUJUAN PEMERINTAHAN DAERAH UU No. 23
Lebih terperinciMEMORANDUM PROGRAM SANITASI Program PPSP 2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Tolitoli merupakan suatu tahapan antara, yaitu setelah penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Tolitoli (SSK)
Lebih terperinciFORUM RENCANA KERJA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH
FORUM RENCANA KERJA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH 4.1 Pengertian Forum Rencana Kerja Organisasi Perangkat Daerah Forum Rencana Kerja Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut Forum Renja-OPD merupakan
Lebih terperinciRANCANGAN AWAL RKP 2016 DAN PAGU INDIKATIF 2016. DEPUTI BIDANG PENDANAAN PEMBANGUNAN Jakarta, 15 April 2015
RANCANGAN AWAL RKP 2016 DAN PAGU INDIKATIF 2016 DEPUTI BIDANG PENDANAAN PEMBANGUNAN Jakarta, 15 April 2015 OUTLINE 1 Rancangan Awal RKP 2016 2 3 Pagu Indikatif Tahun 2016 Pertemuan Tiga Pihak 4 Tindak
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO
SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUKOMUKO,
Lebih terperinciPROSES DAN JADWAL MUSRENBANG TAHUN 2017 UNTUK PERENCANAAN TAHUN 2018
PROSES DAN JADWAL MUSRENBANG TAHUN 2017 UNTUK PERENCANAAN TAHUN 2018 DASAR HUKUM MUSRENBANG 1. Permendagri No.54 Tahun 2010 Pasal 122 dan Perbup No. 60 Tahun 2012 Pasal 12 menyatakan bahwa Musrenbang tingkat
Lebih terperinciKAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS UNTUK EKOSISTEM TERPADU RIMBA ASISTEN DEPUTI KAJIAN KEBIJAKAN WILAYAH DAN SEKTOR KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS UNTUK EKOSISTEM TERPADU RIMBA ASISTEN DEPUTI KAJIAN KEBIJAKAN WILAYAH DAN SEKTOR KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif
Lebih terperinciPosisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014
Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014 Sektor pertanian sampai sekarang masih tetap memegang peran penting dan strategis dalam perekonomian nasional. Peran
Lebih terperinciDEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN SINGKAT BADAN LEGISLASI DPR RI DALAM RAPAT KERJA DENGAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN, MENTERI PERTANIAN, MENTERI PERINDUSTRIAN, MENTERI PERDAGANGAN,
Lebih terperinciDisampaikanOleh : DR. MUH. MARWAN, M.Si DIRJEN BINA BANGDA. 1. Manajemen Perubahan. 4. Penataan Ketatalaksanaan. 6. Penguatan Pengawasan
REFORMASI BIROKRASI DAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH Disampaikan dalam Seminar Kemenpan dan RB bersama Bakohumas, 27/5/13. DisampaikanOleh : DR. MUH. MARWAN, M.Si DIRJEN BINA BANGDA 1 PROGRAM PERCEPATAN
Lebih terperinciRAPAT KOORDINASI BIRO ANALISA ANGARAN DAN PELAKSANAAN APBN 19 MARET /19/2014 Biro Analisa APBN 1
RAPAT KOORDINASI BIRO ANALISA ANGARAN DAN PELAKSANAAN APBN 19 MARET 2014 3/19/2014 Biro Analisa APBN 1 148 106 94 57 46 38 28 26 17 3/19/2014 Biro Analisa APBN 2 FUNGSI HA SIL SEKRETARIAT JENDERAL TENAGA
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH RKPD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017 DAN INOVASI PROSES PENYUSUNAN DOKUMEN RKPD
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH RKPD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017 DAN INOVASI PROSES PENYUSUNAN DOKUMEN RKPD INOVASI DALAM MENINGKATKAN KETERKAITAN DATA DOKUMEN PERENCANAAN PROVINSI KALIMANTAN
Lebih terperinci