HUBUNGAN DIMENSI MUTU PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PESERTA PROLANIS DIABETES MELITUS TIPE II TERHADAP PELAYANAN DOKTER KELUARGA DI KOTA TASIKMALAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN DIMENSI MUTU PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PESERTA PROLANIS DIABETES MELITUS TIPE II TERHADAP PELAYANAN DOKTER KELUARGA DI KOTA TASIKMALAYA"

Transkripsi

1 HUBUNGAN DIMENSI MUTU PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PESERTA PROLANIS DIABETES MELITUS TIPE II TERHADAP PELAYANAN DOKTER KELUARGA DI KOTA TASIKMALAYA Oleh; Tikeu Rahmiawati, Andik Setiyono, Lilik Hidayanti Peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi Tasikmalaya ABSTRAK Penyakit Diabetes Militus Tipe II merupakan Program Pengelolaan Penyakit Kronis oleh BPJS yang penangannya difokuskan pada pelayanan oleh dokter keluarga. Rendahnya penyapaian prevalensi program ini dapat disebabkan oleh mutu pelayanan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis dimensi mutu pelayanan yang meliputi tangible, empathy, responsiveness, reliability, assurance dan dihubungakan dengan kepuasan peserta prolanis diabetes melitus tipe II terhadap pelayanan dokter keluarga di Kota Tasikmalaya. Metode penelitian menggunakan survei dengan desain cross sectional, instrumen menggunakan kuesioner, populasi dan sampel ditetapkan berdasarkan jumlah rata-rata peserta prolanis di 2 dokter keluarga di Kota Tasikmalaya yang berjumlah 63 orang, teknik analisis menggunakan univariat yaitu presentase dan bivariat yaitu chi kuadrat. Hasil penelitian diketahui Bukti langsung pelayanan (tangibel) termasuk baik (74,6%), perhatian (empathy) baik (73%), daya tanggap (responsiveness) baik, keandalan (reliability) baik (74,6%), jaminan (assurance) pelayanan baik (77,8%), dan kepuasan peserta Prolanis termasuk pelayanan dokter keluarga termasuk kategori puas (74,6%). Dimensi mutu pelayanan yang memiliki hubungan dengan kepuasan peserta prolanis terhadap dokter keluarga adalah bukti langsung pelayanan (tangible) (p value = 0,017), daya tanggap petugas (responsiveness) (p value = 0,014), keandalan (reliability) (p value = 0,000), dan jaminan (assurance) (p value = 0,001), sedangkan perhatian (empathy) tidak ada hubungan (p value = 0,333). Disarankan dokter keluarga dapat menyelenggarakan pendaftaran melalui telepon yang sekaligus memberikan saran waktu untuk datang ke tempat praktek, dan menambah karyawan pada bagian pelayanan farmasi. Kata Kunci : Dimensi Mutu Pelayanan, Kepuasan, Pelayanan Kepustakaan : The disease Type II of Diabetes mellitus is a chronic management program by handling BPJS focused on services by family doctors. prevalence of delivered low a program could be caused by the quality of service. This research purpose to analyze dimensional quality of services that is a include tangible, empathy, responsiveness, reliability, assurance and satisfaction of participants prolanis attributable to diabetes mellitus type II with the services of family doctors in the city of Tasikmalaya. The research of survey by using cross sectional design, instruments using questionnaires, The population and sample was taken a musch based on the average number of, amounting to 63 people by as two prolanis of doctor family physicians in the city of Tasikmalaya, univariate analysis technique ussed is percentage and bivariate by chi squared. The results of research showed tangible includes both (74.6%), empathy Good (73%), responsiveness good, reliability both (74.6%), assurance good service (77.8%), and participant satisfaction Prolanis including services family doctors satisfied category (74.6%). Dimensional quality of service that has a relationship with the satisfaction of participants prolanis to a family doctor is a direct proof of service (tangible) (p value = 0.017), responsiveness officer (responsiveness) (p value = 0.014), reliability (reliability) (p value = 0.000), and assurance (assurance) (p value = 0.001), whereas attention (empathy) no relationship (p value = 0.333). Suggested family doctor can carry out the registration by telephone at the same time giving advice to come to practice, and adding employees in the pharmacy services. Keywords : Service Quality of Dimensions, Satisfaction, Service Bibliography :

2 PENDAHULUAN Kebutuhan pelayanan kesehatan merupakan unsur asasi dan paling mendasar bagi manusia dan hak seluruh warga negara Indonesia untuk menerima pelayanan kesehatan yang berkualitas secara adil dan merata tertuang pada pembukaan UUD 1945 alinea ke-iv tentang tujuan negara memajukan kesejahteraan umum dan secara rinci disebutkan pada pasal 28 ayat 1 bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Pemerataan pelayanan kesehatan bagi seluruh bangsa merupakan investasi sekaligus aset penting demi pencapaian pembangunan kualitas sumber daya manusia yang bermutu (Departemen Kesehatan RI, 2008) Pemerintah Indonesia dalam sistem jaminan sosial nasional berupaya melakukan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui Badan Pelayanan Jaminan Sosial (BPJS) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki komitmen untuk mewujudkan sistem kesehatan yang berkeadilan dan berkesinambungan, serta terciptanya pelayanan kesehatan yang bermutu, efektif, dan efisien sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Upaya untuk mencapai komitmen tersebut, kantor BPJS sampai tahun 2014 memiliki 12 indikator jaringan pelayanan kesehatan yaitu rumah sakit pemerintah, rumah sakit swasta, puskesmas, satuan pelayanan kesehatan TNI, satuan pelayanan kesehatan Polri, dan lainnya seperti laboratorium, apotik, optik, klinik, balai pengobatan, yang dilakukan oleh dokter umum, dokter spesialis ataupun dokter gigi (BPJS, 2014). Diabetes melitus saat ini menjadi suatu masalah kesehatan dunia seiring meningkatnya prevalensi penyakit ini diberbagai negara (Waspadjie 2013). Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi normal (Badawi, 2009). Diabetes Mellitus tipe I adalah penyakit yang disebabkan oleh gangguan sistem imun atau kekebalan tubuh penderita dan mengakibatkan kelainan sel pankreas sehingga terjadi reaksi autoimun yang menyebabkan kerusakan sel beta (Iman, 2010). Diabetes Mellitus tipe II terjadi akibat penurunan sensitivitas terhadap insulin atau akibat penurunan jumlah produksi insulin. Diabetes tipe ini pada mulanya diatasi dengan diet dan latihan, jika kenaikan glukosa darah tetap terjadi, terapi diet dan latihan tersebut dilengkapi dengan obat hipoglikemik oral (Smeltzer dan Bare, 2002). Prevalensi Diabetes Melitus di dunia sebesar 8,3% dengan jumlah penderita diperkirakan akan terus meningkat dari 371 juta orang pada tahun 2012 menjadi 552 juta orang pada tahun 2030 (IDF, 2012). Jumlah penderita diabetes melitus tipe 2 sebesar 90% dari total penderita diabetes (WHO, 2011). Penyakit Diabetes Militus Tipe II merupakan salah satu penyakit yang termasuk pada Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) oleh BPJS yang penangannya difokuskan pada pelayanan oleh dokter keluarga (BPJS, 2014). Pada Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS), dokter keluarga berperan sebagai gate keeper yaitu mengkoordinasi, mengarahkan atau merujuk pasien ke spesialis terkait dan memberikan pelayanan komprehensif dan terfokus pada upaya promotif dan preventif. Sasaran dari program PROLANIS adalah seluruh Peserta BPJS penyandang penyakit kronis Diabetes Melitus Tipe 2 dan Hipertensi (BPJS, 2014). Keberhasilan penyelenggaraan pengelolaan program penyakit kronis oleh dokter keluarga dipengaruhi berbagai faktor, salah satunya mutu pelayanan. Mutu pelayanan dokter keluarga di Kantor BPJS adalah menyangkut keterlibatan tiga pihak antara BPJS, pemberi pelayanan kesehatan dalam hal ini dokter keluarga dan pelanggan (peserta Prolanis). Bagi BPJS dan dokter keluarga, keterlibatan itu menyangkut tanggung jawab terhadap mutu dan kewajaran jasa yang dihasilkan, sedangkan bagi peserta prolanis dikaitkan dengan kegunaan dan kepuasan untuk diri dan keluarganya. Mutu pelayanan yang dimaksud adalah meliputi bagaimana peserta prolanis dilayani sebaik-baiknya yang diikuti dengan adanya rasa kepuasan dari peserta prolanis itu sendiri. Menurut Ilyas (2002: 135) mengatakan bahwa peningkatan kualitas dan produktivitas menjadi tuntutan dunia bisnis dan industri yang tidak bisa ditunda. Tuntutan kultural kerja ini juga menimpa pada organisasi pelayanan jasa dalam bidang kesehatan masyarakat seperti halnya pada pelayanan kesehatan oleh Dokter Keluarga bagi peserta Prolanis yang merupakan program BPJS. Berdasarkan laporan program pengelolaan penyakit kronis kantor BPJS KCU Tasikmalaya pada bulan Juni 2014, prevalensi peserta DM II yang menggunakan pelayanan dokter keluarga untuk wilayah Kota Tasikmalaya adalah 17,8% (230 peserta), prevalensi Kabupaten Tasikmalaya sebesar 26,8% (347 peserta), prevalensi Kabupaten Garut sebesar 42% (543 peserta), prevalensi Kota Banjar sebesar 13,7% (177 peserta) (Info BPJS Kesehatan KCU Tasikmalaya, 2014). Berdasarkan data di atas, prevalensi penggunaan dokter keluarga oleh peserta Diabetes Melitus Tipe II di Kota Tasikmalaya menempati urutan kedua terendah setelah Kota Banjar. Pada dasarnya Kota Tasikmalaya mempunyai potensi ekonomi dan akses pelayanan ke dokter keluarga yang relatif mudah, karena sudah didukung infra struktur dan transportasi sangat memadai. Rendahnya penggunaan dokter keluarga, berkaitan dengan banyaknya fasilitas pelayanan kesehatan di Kota Tasikmalaya yang dapat dimanfaatkan oleh penderita Diabetes Melitus tipe II, baik itu rumah sakit, ataupun dokter praktek swasta, sehingga untuk memenangkan persaingan maka dokter keluarga harus memiliki mutu pelayanan yang baik. Disisi lain pelayanan dokter keluarga yang ada di Kota Tasikmalaya belum memiliki fasilitas yang lengkap seperti laboratorium, selain itu dokter keluarga juga masih menjabat sebagai dokter di tempat lain, dan semuanya itu dapat menjadi indikator yang mempengaruhi kepuasan peserta terhadap pelayanan dokter keluarga. Kepuasan peserta prolanis merupakan persepsi terhadap pelayanan yang diterima. Menurut Kotler 2

3 (2000) dalam Buchari Alma (2005), terdapat lima faktor dominan yang berhubungan dengan kepuasan pelanggan yaitu tangible (bukti langsung pelayanan), empathy (perhatian petugas), responsiveness (daya tanggap petugas), reliability (keandalan pelayanan), serta assurance (jaminan pelayanan). Hasil survei pendahuluan yang dilakukan penulis pada 24 September 2014 terhadap 10 peserta PROLANIS diabetes melitus tipe II di Kota Tasikmalaya, diketahui dari 5 dimensi pelayanan yang berhubungan dengan kepuasan, sebanyak 40% menyatakan puas terhadap sarana fisik/tangible, 60% puas terhadap perhatian petugas keluarga/empathy, 50% menyatakan puas terhadap daya tanggap petugas, 90% puas terhadap keandalan/reliability, dan 80% puas terhadap jaminan pelayanan/assurance. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan dimensi mutu pelayanan dengan kepuasan peserta prolanis diabetes melitus terhadap pelayanan dokter keluarga di Kota Tasikmalaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tangible, empathy, responsiveness, reliability, assurance dan hubungannya dengan kepuasan peserta prolanis diabetes melitus tipe II terhadap pelayanan dokter keluarga di Kota Tasikmalaya. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan desain cross sectional, Populasi dan sampel penelitian sebanyak 63 prolanis diabetes melitus tipe II yang menggunakan pelayanan dokter keluarga di Kota Tasikmalaya yaitu 30 orang di dokter A dan 33 orang di dokter B. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner, yang sudah di validitas dan reliabilitas. Teknik analisis menggunakan univariat yaitu prosentasi dan bivariat menggunakan uji chi-square. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini adalah laki-laki (50,8%), perempuan (49,2%), sebagian besarnya lulusan perguruan tinggi (55,6%), lulusan, SD, SMP, SMA (44,4%), memiliki pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) (30,2%), pensiunkan ABRI/Polri/Veteran (4,8%), wiraswasta (15,9%), pegawai swasta/bumn (6,3%), Pensiunkan PNS (17,5) dan tidak bekerja (25,4%). Deskripsi Variabel Dimensi Mutu Dimensi mutu dalam penelitian ini terdiri dari 5 variabel yaitu bukti langsung pelayanan (tangible), perhatian (empathy), daya tanggap (responsiveness), keandalan (reliability), dan jaminan (assurance). Tanggapan responden terhadap 5 variabel tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 sampai Tabel 5. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Bukti Langsung Pelayanan (Tangible) di Dokter Keluarga Kota Tasikmalaya Bukti Langsung Pelayanan (Tangible) 1 Baik Kurang Tabel 2. Distribusi Frekuensi Perhatian (Empathy) Pelayanan Dokter Keluarga Kota Tasikmalaya Perhatian (Empathy) 1 Baik Kurang Tabel 3. Distribusi Frekuensi Daya Tanggap (Responsiveness) Pelayanan Dokter Keluarga Kota Tasikmalaya Daya Tanggap (Responsiveness) 1 Baik Kurang Tabel 4. Distribusi Frekuensi Keandalan (Reliability) Pelayanan Dokter Keluarga Kota Tasikmalaya Keandalan (Reliability) 1 Baik Kurang Tabel 5. Distribusi Frekuensi Jaminan (Assurance) Pelayanan Dokter Keluarga Kota Tasikmalaya Jaminan (Assurance) Frekuensi Persentase 1 Baik Kurang

4 Deskripsi Kepuasan Kepuasan peserta prolanis diukur melalui 5 indikator yaitu kepuasan terhadap pelayanan administrasi, pelayanan dokter, pelayanan petugas, pelayanan farmasi, dan kepuasan terhadap fasilitas fisik non medis. Tingkat kepuasan peserta Prolanis dari ke 5 indikator tersebut, dapat dilihat pada Tabel 6 sampai 10. Tabel 6. DM Tipe II Terhadap Pelayanan Administrasi Pelayanan Administrasi 1 Puas 55 87,3 2 Tidak Puas 8 12,7 Tabel 7. DM Tipe II Terhadap Pelayanan Dokter Pelayanan dokter 1 Puas 54 85,7 2 Tidak Puas 9 14,3 Tabel 8. DM Tipe II Terhadap Pelayanan Petugas Pelayanan Petugas 1 Puas 50 79,4 2 Tidak Puas 13 20,6 Tabel 9. DM Tipe II Terhadap Pelayanan Farmasi Pelayanan Farmasi 1 Puas 53 84,1 2 Tidak Puas 10 15,9 Tabel 10. DM Tipe II Terhadap Fasilitas Fisik n Medis Fasilitas Fisik n Medis 1 Puas 45 71,4 2 Tidak Puas 18 28,6 Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui kepuasan Peserta Prolanis DM Tipe II Terhadap Pelayanan Dokter Keluarga Kota Tasikmalaya, yang dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Distribusi Frekuensi DM Tipe II Terhadap Pelayanan Dokter Keluarga Kota Tasikmalaya Persentase Kepuasan Frekuensi 1 Tidak Puas Puas Hubungan Bukti Langsung (Tangible) dengan Diabetes Melitus Tipe II Tabel 12. Tabulasi Silang Bukti Langsung (Tangible) dengan Diabetes Melitus Tipe II Bukti Langsung P OR (Tangible) Value 95% Cl Kurang Baik , ( ) Berdasarkan Tabel 4.26 menunjukkan bahwa, pada kelompok peserta Prolanis yang menyatakan tidak puas terhadap pelayanan dokter keluarga, lebih banyak yang menyatakan bukti langsung (tangible) kurang (50%), dibanding dengan yang menyatakan bukti langsung (tangible) baik (17%). Sedangkan pada kelompok peserta Prolanis yang menyatakan puas terhadap pelayanan dokter keluarga, lebih banyak yang menyatakan bukti langsung (tangible) baik (83%) dibanding dengan yang menyatakan bukti langsung (tangible) kurang (50%). 4

5 Hasil uji fisher's exact test diperoleh nilai p value sebesar 0,052 yang lebih besar dari 0,05, artinya tidak ada hubungan antara bukti langsung (tangible) dengan kepuasan peserta Prolanis Diabetes Melitus Tipe II terhadap pelayanan dokter keluarga di Kota Tasikmalaya. Dari nilai Odd Ratio (OR) diperoleh 3,700 dengan 95% Cl ( ), hal itu menunjukkan bahwa bukti langsung (tangible) yang kurang baik berisiko sebesar 3,700 kali peserta prolanis menyatakan tidak puas terhadap pelayanan dokter keluarga. Hasil uji statistik membuktikan bahwa hipotesis yang penulis ajukan yaitu Ada hubungan antara bukti langsung pelayanan dengan kepuasan peserta prolanis diabetes melitus tipe II terhadap pelayanan dokter keluarga di Kota Tasikmalaya tidak teruji atau tidak terbukti. Bukti langsung pelayanan berkaitan dengan kondisi fisik fasilitas, dan peralatan serta penampilan yang dapat terlihat oleh pasien dan dapat langsung dirasakan oleh pasien dari masuk sampai keluar dari tempat pelayanan dokter keluarga. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan proporsi tingkat kepuasan peserta Prolanis terhadap bukti langsung pelayanan dokter keluarga, dimana peserta Prolanis yang menyatakan puas terhadap pelayanan dokter keluarga, sebagian besarnya memiliki persepsi baik terhadap bukti langsung pelayanan dokter keluarga, dibanding dengan peserta prolanis yang memiliki persepsi kurang terhadap bukti langsung kurang, sehingga dengan adanya hubungan bukti langsung dengan kepuasan, mengindikasikan bahwa semakin baik bukti langsung pelayanan, maka akan meningkatkan kepuasan peserta Prolanis terhadap pelayanan dokter keluarga, dan hal itu juga mengindikasikan bahwa untuk meningkatkan kepesertaan Prolanis, maka yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas pelayanan yang berkaitan dengan fasilitas fisik, peralatan, serta penampilan petugas di tempat pelayanan dokter keluarga. Hubungan Perhatian (Empathy) dengan Diabetes Melitus Tipe II Terhadap Pelayanan Dokter Keluarga di Kota Tasikmalaya Tabel 13. Tabulasi Silang Perhatian (Empathy) dengan Diabetes Melitus Tipe II Perhatian P OR (Empathy) Value 95% Cl Kurang Baik , ( ) Berdasarkan Tabel 4.27 menunjukkan bahwa, pada kelompok peserta Prolanis yang menyatakan tidak puas terhadap pelayanan dokter keluarga, lebih banyak yang menyatakan perhatiannya (empathy) kurang (35,3%), dibanding dengan yang menyatakan perhatiannya (empathy) baik (21,7%). Sedangkan pada kelompok peserta Prolanis yang menyatakan puas terhadap pelayanan dokter keluarga, lebih banyak yang menyatakan perhatiannya (empathy) baik (78,3%) dibanding dengan yang menyatakan perhatiannya (empathy) kurang (64,7%). Hasil uji fisher's exact test diperoleh nilai p value sebesar 0,333 yang lebih besar dari 0,05, artinya tidak ada hubungan antara perhatiannya (empathy) dengan kepuasan peserta Prolanis Diabetes Melitus Tipe II terhadap pelayanan dokter keluarga di Kota Tasikmalaya. Dari nilai Odd Ratio (OR) diperoleh 1,964 dengan 95% Cl ( ), hal itu menunjukkan bahwa perhatian (empathy) yang kurang baik berisiko sebesar 1,964 kali peserta prolanis menyatakan tidak puas terhadap pelayanan dokter keluarga. Hasil uji statistik membuktikan bahwa hipotesis yang penulis ajukan yaitu Ada hubungan antara perhatian petugas dengan kepuasan peserta prolanis diabetes melitus tipe II terhadap pelayanan dokter keluarga di Kota Tasikmalaya tidak teruji atau tidak terbukti. Tidak ada hubungan perhatian petugas dengan kepuasan dikarenakan tidak ada perbedaan proporsi tingkat kepuasan antara yang memiliki persepsi baik dan kurang dalam hal perhatian petugas, dengan kata lain responden yang menyatakan puas dan tidak puas memiliki persepsi yang tidak berbeda terkait dengan perhatian petugas dalam memberikan pelayanan, dimana pada peserta Prolanis yang menyatakan tidak puas sebanyak 35,3% responden menyatakan perhatian (empathy) petugas kurang dan sebanyak 21.7% menyatakan baik, sedangkan pada peserta Prolanis yang menyatakan puas terhadap pelayanan dokter keluarga, sebanyak 78,3% responden menyatakan perhatiannya baik dan sebanyak 64,7% menyatakan perhatiannya kurang. Kotler, dalam Supranto (2006) menyatakan bahwa aspek terpenting dalam memberikan kepuasan adalah aspek afektif yaitu perasaan pasien bahwa petugas sebagai tenaga kesehatan mendengarkan dan memahami keluhan-keluhan pasien, jika hal ini tidak dapat diberikan maka akan timbul ketidakpuasan. Tidak adanya hubungan perhatian dengan kepuasan dalam penelitian ini, mengindikasikan bahwa pelayanan dokter keluarga dalam memberikan perhatian kepada peserta prolanis belum konsisten, hal itu dimungkinkan berkaitan dengan jumlah kunjungan pasien yang relatif banyak pada waktu bersamaan. Jumlah pasien yang relatif banyak, dimungkinkan petugas akan berupaya memberikan pelayanan kepada pasien secara cepat dan tepat, sehingga perhatian petugas dinilai oleh pasien kurang 5

6 optimal, dimana dari hasil penelitian yang paling banyak dinyatakan kurang baik dalam dimensi perhatian adalah perhatian petugas administrasi dan petugas farmasi dalam mendengarkan keluhan pasien (31,75%) dan hal itu juga dimungkinkan berkaitan dengan keseimbangan antara jumlah tenaga administrasi atau farmasi dengan jumlah pasien yang datang. Menurut Tjiptono, (2008) Dimensi perhatian berkaitan dengan derajat perhatian yang diberikan kepada setiap pasien, dan juga merefleksikan kemampuan untuk menyelami perasaan pasien. Hubungan Daya Tanggap (Responsiveness) dengan Diabetes Melitus Tipe II Tabel 14. Tabulasi Silang Daya Tanggap (Responsiveness) dengan Diabetes Melitus Tipe II Daya Tanggap (Responsiveness) Kurang Baik P Value 0,014 OR 95% Cl ( ) Berdasarkan Tabel 4.28 menunjukkan bahwa, pada kelompok peserta Prolanis yang menyatakan tidak puas terhadap pelayanan dokter keluarga, lebih banyak yang menyatakan daya tanggap petugas (responsiveness) kurang (53,8%), dibanding dengan yang menyatakan daya tanggap petugas (responsiveness) baik (18,0%). Sedangkan pada kelompok peserta Prolanis yang menyatakan puas terhadap pelayanan dokter keluarga, lebih banyak yang menyatakan daya tanggap petugas (responsiveness) baik (82,0%) dibanding dengan yang menyatakan daya tanggap petugas (responsiveness) kurang (46,2%). Hasil uji fisher's exact test diperoleh nilai p value sebesar 0,014 yang lebih kecil dari 0,05, artinya ada hubungan antara daya tanggap petugas (responsiveness) dengan kepuasan peserta Prolanis Diabetes Melitus Tipe II terhadap pelayanan dokter keluarga di Kota Tasikmalaya. Dari nilai Odd Ratio (OR) diperoleh 5,315 dengan 95% Cl ( ), hal itu menunjukkan bahwa daya tanggap petugas (responsiveness) yang kurang baik berisiko sebesar 5,315 kali peserta prolanis menyatakan tidak puas terhadap pelayanan dokter keluarga. Hasil uji statistik membuktikan bahwa hipotesis yang penulis ajukan yaitu Ada hubungan antara daya tanggap petugas dengan kepuasan peserta prolanis diabetes melitus tipe II terhadap pelayanan dokter keluarga di Kota Tasikmalaya telah teruji atau terbukti. Hasil penelitian sejalan dengan pendapat Philip Kotler dalam Supranto (2006) yang menyatakan terdapat korelasi (hubungan) yang bermakna antara daya tanggap petugas dengan tingkat kepuasan. Hal ini mengindikasikan semakin baik daya tanggap, maka akan semakin baik pula tingkat kepuasan peserta Prolanis terhadap pelayanan dokter keluarga, hasil penelitian membuktikan terdapat perbedaan proporsi tingkat kepuasan peserta Pronalis terhadap daya tanggap pelayanan dokter keluarga, dimana sebagian besar peserta Prolanis yang menyatakan puas terhadap pelayanan dokter keluarga menyatakan daya tanggap petugas baik (82,0%) dan hanya sebagian kecil (46,2%) yang menyatakan daya tanggap petugas kurang. Hasil tersebut didukung oleh pendapat Wijono (2011) yang menyatakan bahwa berdasarkan sudut pandang pengguna jasa pelayanan, mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan yang dapat memenuhi segala keinginan atau kebutuhan pasien secara sopan, menghargai, tanggap, dan ramah. Hasil tersebut serupa dengan pendapat Asmuji (2013) bahwa hubungan persepsi daya tanggap dengan kepuasan pasien merupakan hasil stimulus dan panca indera pasien dari pelayanan yang diterima akan dapat dipersepsikan sehingga nantinya akan dapat menilai mutu pelayanan, jika apa yang mereka harapkan sesuai dengan kenyataan yang mereka dapatkan, maka akan dapat memberikan kepuasan kepada pasien terhadap daya tanggap perawat, begitu juga sebaliknya jika apa yang mereka harapkan tidak sesuai dengan kenyataan maka pasien tidak puas. 6

7 Hubungan Keandalan (Reliability) dengan Diabetes Melitus Tipe II Tabel 15. Tabulasi Silang Keandalan (Reliability) dengan Diabetes Melitus Tipe II Keandalan P OR (Reliability) Value 95% Cl Kurang Baik , ( ) Berdasarkan Tabel 4.29 menunjukkan bahwa, pada kelompok peserta Prolanis yang menyatakan tidak puas terhadap pelayanan dokter keluarga, lebih banyak yang menyatakan keandalannya (reliability) kurang (62,5%), dibanding dengan yang menyatakan keandalannya (reliability) baik (12,8%). Sedangkan pada kelompok peserta Prolanis yang menyatakan puas terhadap pelayanan dokter keluarga, lebih banyak yang menyatakan keandalannya (reliability) baik (87,2%) dibanding dengan yang menyatakan keandalannya (reliability) kurang (37,5%). Hasil uji fisher's exact test diperoleh nilai p value sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05, artinya ada hubungan antara keandalan (reliability) dengan kepuasan peserta Prolanis Diabetes Melitus Tipe II terhadap pelayanan dokter keluarga di Kota Tasikmalaya. Dari nilai Odd Ratio (OR) diperoleh 11,389 dengan 95% Cl ( ), hal itu menunjukkan bahwa keandalan (reliability) yang kurang baik berisiko sebesar 11,389 kali peserta prolanis menyatakan tidak puas terhadap pelayanan dokter keluarga. Hasil uji statistik membuktikan bahwa hipotesis yang penulis ajukan yaitu Ada hubungan antara keandalan pelayanan dengan kepuasan peserta prolanis diabetes melitus tipe II terhadap pelayanan dokter keluarga di Kota Tasikmalaya telah teruji atau terbukti. Adanya hubungan antara keandalan (reliability) dengan kepuasan peserta prolanis, membuktikan bahwa keandalan pelayanan dokter keluarga menjadi perhatian para peserta Prolanis, sehingga semakin baik keandalan pelayanan dokter keluarga, maka akan meningkatkan kepuasan peserta, hal itu dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan sebagian besar peserta Prolanis yang menyatakan puas terhadap pelayanan dokter keluarga, sebanyak 87,2% menyatakan keandalannya baik dan hanya sebanyak 37,5% yang menyatakan keandalannya kurang. Kepuasan peserta Prolanis terhadap pelayanan akan berdampak terhadap penggunaan kembali jasa pelayanan dokter keluarga oleh peserta untuk menyembuhkan penyakitnya, karena peserta Pronalis memiliki keyakinan atau percaya bahwa pelayanan dokter keluarga dapat menyembuhkan penyakit yang diderita peserta Prolanis dalam hal ini Diabetes Melitus Tipe II, karena keandalan berkaitan dengan kemampuan untuk memberikan pelayanan secara akurat dan andal, dapat dipercaya, bertanggung jawab atas apa yang dijanjikan (Tjiptono, 2008). Hubungan Jaminan (Assurance) dengan Diabetes Melitus Tipe II Tabel 16. Tabulasi Silang Jaminan (Assurance) dengan Diabetes Melitus Tipe II Jaminan P OR (Assurance) Value 95% Cl Kurang Baik , ( ) Berdasarkan Tabel 4.30 menunjukkan bahwa, pada kelompok peserta Prolanis yang menyatakan tidak puas terhadap pelayanan dokter keluarga, lebih banyak yang menyatakan jaminan pelayanannya (assurance) kurang (64,3%), dibanding dengan yang menyatakan jaminan pelayanannya (assurance) baik (14,3%). Sedangkan pada kelompok peserta Prolanis yang menyatakan puas terhadap pelayanan dokter keluarga, lebih banyak yang menyatakan jaminan pelayanannya (assurance) baik (85,7%) dibanding dengan yang menyatakan jaminan pelayanannya (assurance) kurang (35,7%). Hasil uji fisher's exact test diperoleh nilai p value sebesar 0,001 yang lebih kecil dari 0,05, artinya ada hubungan antara jaminan pelayanannya (assurance) dengan kepuasan peserta Prolanis Diabetes Melitus Tipe II terhadap pelayanan dokter keluarga di Kota Tasikmalaya. Dari nilai Odd Ratio (OR) diperoleh 10,800 dengan 95% Cl ( ), hal itu menunjukkan bahwa jaminan pelayanannya (assurance) yang kurang baik berisiko sebesar 10,800 kali peserta prolanis menyatakan tidak puas terhadap pelayanan dokter keluarga. 7

8 Hasil uji statistik membuktikan bahwa hipotesis yang penulis ajukan yaitu Ada hubungan antara jaminan pelayanan dengan kepuasan peserta prolanis diabetes melitus tipe II terhadap pelayanan dokter keluarga di Kota Tasikmalaya telah teruji atau terbukti. Adanya hubungan antara jaminan dan kepuasan membuktikan jaminan dapat memberikan kepercayaan kepada peserta Prolanis, pelayanan yang diberikan dokter keluarga dapat mendorong kesembuhan penyakti yang diderita peserta Prolanis yaitu Diabetes Melitus Tipe II, jaminan berkaitan dengan kompetensi, mencakup keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan; courtesy, mencakup kesopanan, rasa hormat (Tjiptono, 2008) sehingga semakin baik keterampilan dan pengetahuan petugas pelayanan di dokter keluarga, maka akan semakin baik pula tingkat kepercayaan peserta Prolanis dalam menggunakan pelayanan dokter keluarga untuk menyembuhkan penyakitnya. Hal itu dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan sebagian besar peserta Prolanis yang menyatakan puas terhadap pelayanan dokter keluarga, sebanyak 85,7% menyatakan jaminan pelayanannya baik dan hanya 35,7% yang menyatakan jaminan pelayanannya kurang. SIMPULAN Bukti langsung pelayanan (tangibel) dokter keluarga termasuk baik (74,6%), perhatian (empathy) baik (73%), daya tanggap (responsiveness) baik, keandalan (reliability) baik (74,6%), jaminan (assurance) pelayanan baik (77,8%), dan kepuasan peserta Prolanis termasuk pelayanan dokter keluarga termasuk kategori puas (74,6%). Ada hubungan antara bukti langsung pelayanan (tangible) dengan kepuasan peserta Prolanis Diabetes Melitus Tipe II terhadap pelayanan dokter keluarga di Kota Tasikmalaya (p value = 0,017, OR = 4,875). Tidak ada hubungan antara perhatiannya (empathy) dengan kepuasan peserta Prolanis Diabetes Melitus Tipe II terhadap pelayanan dokter keluarga di Kota Tasikmalaya (p value = 0,333, OR =1,964). Ada hubungan antara daya tanggap petugas (responsiveness) dengan kepuasan peserta Prolanis Diabetes Melitus Tipe II terhadap pelayanan dokter keluarga di Kota Tasikmalaya (p value = 0,014, OR = 5,315). Ada hubungan antara keandalan (reliability) dengan kepuasan peserta Prolanis Diabetes Melitus Tipe II terhadap pelayanan dokter keluarga di Kota Tasikmalaya (p value = 0,000, OR = 11,389). Ada hubungan antara jaminan pelayanannya (assurance) dengan kepuasan peserta Prolanis Diabetes Melitus Tipe II terhadap pelayanan dokter keluarga di Kota Tasikmalaya (p value = 0,001, OR = 10,800) SARAN Menyelenggarakan pendaftaran melalui telepon yang sekaligus memberikan saran waktu untuk datang ke tempat praktek, sehingga pendaftaran dapat lebih efisien dan efektif, serta pasien tidak terlalu lama menunggu untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Untuk meningkatkan kenyamanan di ruang periksa, diharapkan dapat menata ruangan kembali, sehingga tidak terlalu membatasi ruang gerak dokter atau pasien. Untuk meningkatkan kenyamanan ruang tunggu, diharapkan dapat membatasi anggota keluarga yang masuk ke ruang tunggu, agar kondisi ruangan lebih kondusif atau lebih leluasa. Di harapkan dapat menambah karyawan pada bagian pelayanan farmasi, agar proses pelayanan pemberian obat dapat lebih cepat atau optimal. DAFTAR PUSTAKA Anies (2006) Dokter Keluarga dan Sistem Pembiayaan Dalam Pelayanan Primer. Semarang : Universitas Diponegoro Askes (2011) Petunjuk Layanan Bagi Peserta Askes Sosial. Jakarta: PT.Askes Asmuji Manajemen Keperawatan Cetakan ke II. Yogjakarta : Ar-Ruzz Media. Badawi, H. (2009) Melawan Dan Mencegah Diabetes. Araska : Yogyakarta Buchari, Alma (2005) Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung : Alfabeta. Dinkes (2007) Pelayanan Kedokteran Keluarga dan JPKM. Depkes RI (2006) Kebijakan Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga Sebagai Pelayanan Yang Bermutu Dan Efisien. Dit. Bina Pelayanan Medik Dasar Depkes RI. Eka, Arsita (2010) Kedokteran Keluarga. Jakarta : Rineka Cipta Haryanti (2000). Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Surabaya : Airlangga University. Husain, Farid,W (2010) Customer Focus Menuju Fase Peningkatan Kepercayaan dan Kredibilitas. Buletin info Askes. 2010; edisi Desember. Husain, Farid,W. Customer Focus Menuju Fase Peningkatan Kepercayaan dan Kredibilitas. Buletin info Askes. 2010; edisi Desember. Ilyas, Yaslis (2002)., Kinerja, Teori, Penilaian dan Penelitian, Cetakan Ketiga, Jakarta: Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan, FKM-UI. Lemeshow, (1997) Besar Sampel Dalam Penelitian Kesehatan. Alih Bahasa Pramono D. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. 8

9 Marisi, Umbu,M (2011) Melampaui Harapan Pelanggan Dengan Costumer Focus Strategy. Buletin Info Askes.2011; Edisi Februari. Mukti, AG (2007).. Strategi Terkini Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Konsep Dan Implementasi. Pusat Pengembangan Sistem Pembiayaan PT.Askes Indonesia. Pedoman Pelayanan Rawat Jalan Tk.I Oleh Dokter Keluarga Bagi Peserta Askes Sosial Rusady, M. dan U. Marisi (2010) Pelayanan kesehatan berbasis dokter keluarga. Buletin info Askes. 2010; edisi Juni. Subawa, I, Gede (2011) Pelayanan Kesehatan Asuransi Sosial Jaminan Penyakit Berbiaya Tinggi. Buletin Info Askes. 2011; Edisi Januari. Sudoyo A, et al (2006) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : FKUI Sugiyono. (2011) Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Supranto, J. (2006) Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikan Pangsa Pasar. Jakarta : Rineka Cipta. Sutanto Priyo Hartono (2007) Basic Data Analysis for Health Research Training : Analisis Data Kesehatan. FKM : UI Tjiptono F (1996) Manajemen Jasa. Yogyakarta : ANDI. Tjiptono F (2008) Strategi Pemasaran, Edisi Ketiga. Yogyakarta : ANDI Tjiptono F dan Diana A. (2003) Total Quality Management. Yogyakarta : ANDI. Wahid dkk, (2007) Promosi Kesehatan. Graha Ilmu, Yogyakarta Wijono, Dj. (2011) Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan: Teori, Strategi dan Aplikasi.Volume. 2. Cetakan Kedua. Surabaya I Airlangga Unniversity Press. 9

GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN DOKTER KELUARGA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PESERTA BPJS KESEHATAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI KABUPATEN GARUT

GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN DOKTER KELUARGA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PESERTA BPJS KESEHATAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI KABUPATEN GARUT GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN DOKTER KELUARGA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PESERTA BPJS KESEHATAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI KABUPATEN GARUT Martina Budi Katresna 1 Andik Setiyono dan Lilik Hidayanti

Lebih terperinci

DESKRIPSI MUTU PELAYANAN DAN KEPUASAN PASIEN HIPERTENSI PESERTA PROLANIS BPJS DI PUSKESMAS PATARUMAN III KOTA BANJAR

DESKRIPSI MUTU PELAYANAN DAN KEPUASAN PASIEN HIPERTENSI PESERTA PROLANIS BPJS DI PUSKESMAS PATARUMAN III KOTA BANJAR DESKRIPSI MUTU PELAYANAN DAN KEPUASAN PASIEN HIPERTENSI PESERTA PROLANIS BPJS DI PUSKESMAS PATARUMAN III KOTA BANJAR Eti Suhaeti 1) Nur lina dan Anto Purwanto 2) Mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK BERSAMA DOKTER KELUARGA DI KLINIK HUSADA KIMIA FARMA SARIO DAN SAM RATULANGI Arthur P. Dumais*, Franckie

Lebih terperinci

: Dimensi Kualitas, Kepuasan Pasien, Askes Sosial, Pelayanan Rawat Jalan, Rumah Sakit

: Dimensi Kualitas, Kepuasan Pasien, Askes Sosial, Pelayanan Rawat Jalan, Rumah Sakit HUBUNGAN PERSEPSI DIMENSI KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN ASKES SOSIAL PADA PELAYANAN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2012 Rara Apriani Ramadhan 1) H. Kamiel Roesman

Lebih terperinci

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR Relationship between Service Quality with Re-Utilization Interest of Health Services

Lebih terperinci

Promotif, Vol.1 No.2 Apr 2012 Hal ANALISIS HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUMAH BERSALIN NISA KOTA PALU

Promotif, Vol.1 No.2 Apr 2012 Hal ANALISIS HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUMAH BERSALIN NISA KOTA PALU ANALISIS HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUMAH BERSALIN NISA KOTA PALU Nur Afni Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, FKM Unismuh Palu ABSTRAK Kepuasan pasien diukur dengan

Lebih terperinci

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 74-84

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 74-84 Community Health VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 74-84 Artikel Penelitian Hubungan Persepsi Pengguna Layanan Tentang Mutu Pelayanan Unit Rawat Inap (VIP) Gryatama Dengan Minat Pemanfaatan Ulang Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat hidup layak dan produktif. Kesehatan adalah hak dasar setiap individu dan semua warga Negara

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN APOTEK RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO Margreit I. Musak*

HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN APOTEK RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO Margreit I. Musak* HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN APOTEK RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO Margreit I. Musak* *Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Abstrak Mutu pelayanan kesehatan merupakan salah

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI MUTU PELAYANAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

HUBUNGAN PERSEPSI MUTU PELAYANAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015 UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN PERSEPSI MUTU PELAYANAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015 I NYOMAN SATRIA ARIMBAWA PROGRAM

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK III MANADO Palar Chika*, Adisty A.Rumayar*, Sulaemana Engkeng* *Fakultas Kesehatan Masyarakat,

Lebih terperinci

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal 78-83

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal 78-83 HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI POLI UMUM DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS BUNOBOGU KABUPATEN BUOL Ramla 1, Abdul Kadri 2 1,2) Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan FKM Unismuh Palu ABSRTAK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya orientasi pasar dan liberalisasi jasa kesehatan sebagai akibat globalisasi, rumah sakit sebagai organisasi yang bergerak di bidang jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang sering terlupakan namun sebenarnya sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang sering terlupakan namun sebenarnya sangatlah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek yang sering terlupakan namun sebenarnya sangatlah penting dalam kehidupan manusia adalah kesehatan. Pada prinsipnya kesehatan merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang

BAB 1 : PENDAHULUAN. orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan

Lebih terperinci

The Relationship between Inpatient Expectations of Staff Responsiveness and Empathy with Inpatient Satisfaction at Wangaya District Hospital Denpasar

The Relationship between Inpatient Expectations of Staff Responsiveness and Empathy with Inpatient Satisfaction at Wangaya District Hospital Denpasar Laporan hasil penelitian Hubungan antara Persepsi Daya Tanggap dan Persepsi Empati dengan Kepuasan Pasien di RSUD Wangaya Denpasar Dwidyaniti Wira 1, Suarjana 1,3, Ganda Wijaya 1,2 1 Program Studi Magister

Lebih terperinci

201 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik)

201 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik) ANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERAWATAN GIGI DI KLINIK GIGI MY DENTAL CARE SURABAYA Adityarani Putranti (S Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Manajemen Pemasaran dan Keuangan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis Data 1. Uji Kualitas Instrumen a. Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang diukur

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KAMAR OBAT PUSKESMAS KABUPATEN JEPARA TAHUN 2017

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KAMAR OBAT PUSKESMAS KABUPATEN JEPARA TAHUN 2017 ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KAMAR OBAT PUSKESMAS KABUPATEN JEPARA TAHUN 2017 PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan

Lebih terperinci

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN KUALITAS JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO Michael R. R. Pelle*, Jane Pangemanan*, Franckie R. R. Maramis* * Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BP.GIGI PUSKESMAS KELAYAN DALAM KOTA BANJARMASIN

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BP.GIGI PUSKESMAS KELAYAN DALAM KOTA BANJARMASIN An Nadaa, Vol 1 No.1, Juni 2014, hal 26-31 Artikel VI HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BP.GIGI PUSKESMAS KELAYAN DALAM KOTA BANJARMASIN Relation of Quality of Health

Lebih terperinci

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat HUBUNGAN MUTU PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN POLIKLINIK DALAM PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD SURAKARTA TAHUN 2013 Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaminan Kesehatan Nasional Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes adalah suatu penyakit kronis yang terjadi akibat kurangnya produksi insulin oleh pankreas atau keadaan dimana tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi

Lebih terperinci

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang Kepuasan Pasien Rawat Inap terhadap Pelayanan Keperawatan di RSUP Dr. Kariadi Semarang Andra Novitasari 1, Muhammad Hidayat 1, Anada Kaporina 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 5 METODE PENELITIAN

BAB 5 METODE PENELITIAN BAB 5 METODE PENELITIAN 5.1 Jenis Penelitian Pada penelitian ini, menggunakan jenis penelitian cross sectional dengan metode analisis secara deskriptif dan pengumpulan data primer dilakukan dengan survey

Lebih terperinci

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA BPJS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA BPJS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA BPJS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh Yesi Nurhayati 201410104321 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIV

Lebih terperinci

Kepada Yth. Pasien RSUD Wirosaban di Yogyakarta

Kepada Yth. Pasien RSUD Wirosaban di Yogyakarta KUESIONER PENELITIAN Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Bauran Pemasaran terhadap Kepuasan Pasien Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wirosaban Kota Yogyakarta Kepada Yth. Pasien RSUD Wirosaban di Yogyakarta

Lebih terperinci

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT)

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT) LAMPIRAN PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT) PENELITIAN TENTANG : Gambaran Kepuasan Pasien BPJS dan Non BPJS Terhadap Kualitas Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas Umbulharjo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen utama dalam meningkatkan derajat kesehatan. Menurut Depkes RI (2008) dalam Permenkes RI No 269/Menkes/Per/III/2008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kronis merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia. WHO (2005) melaporkan penyakit kronis telah mengambil nyawa lebih dari 35 juta orang

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN PELAYANAN KLUB OLAHRAGA TENIS MEJA TERHADAP ATLET TENIS MEJA DI YOGYAKARTA

TINGKAT KEPUASAN PELAYANAN KLUB OLAHRAGA TENIS MEJA TERHADAP ATLET TENIS MEJA DI YOGYAKARTA Tingkat kepuasan pelayanan (Muhammad Rasjiid Attaimini) 1 TINGKAT KEPUASAN PELAYANAN KLUB OLAHRAGA TENIS MEJA TERHADAP ATLET TENIS MEJA DI YOGYAKARTA THE LEVEL OF SATISFACTION OF SERVICE SPORTS CLUB TABLE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan. lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan. lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan Sosial di Indonesia. Menurut Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

HIGEIA: JOURNAL OF PUBLIC HEALTH RESEARCH AND DEVELOPMENT

HIGEIA: JOURNAL OF PUBLIC HEALTH RESEARCH AND DEVELOPMENT HIGEIA 1 (1) (2017) HIGEIA: JOURNAL OF PUBLIC HEALTH RESEARCH AND DEVELOPMENT http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MUTU JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS RANOTANA WERU

HUBUNGAN ANTARA MUTU JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS RANOTANA WERU HUBUNGAN ANTARA MUTU JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS RANOTANA WERU Prisilia Alfreini Palit*, Franckie R.R. Maramis*, Ardiansa A.T. Tucunan* *Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

MUTU PELAYANAN DAN KOMUNIKASI TERAUPETIK YANG BAIK MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS KESEHATAN DI RSI NU DEMAK

MUTU PELAYANAN DAN KOMUNIKASI TERAUPETIK YANG BAIK MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS KESEHATAN DI RSI NU DEMAK MUTU PELAYANAN DAN KOMUNIKASI TERAUPETIK YANG BAIK MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS KESEHATAN DI RSI NU DEMAK Dyah Ayu Wulandari 1, Nadhifah 2 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada Semarang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang Undang Nomor 24 tahun 2011 mengatakan bahwa. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang Undang Nomor 24 tahun 2011 mengatakan bahwa. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) 2.1.1. Definisi Menurut Undang Undang Nomor 24 tahun 2011 mengatakan bahwa Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu tempat untuk melakukan upaya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu tempat untuk melakukan upaya peningkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu tempat untuk melakukan upaya peningkatan kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan. Kondisi masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Sistem pelayanan kesehatan yang semula berorientasi pada pembayaran

BAB I PENDAHULUAN Sistem pelayanan kesehatan yang semula berorientasi pada pembayaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mengalami perubahan sistem pelayanan kesehatan sejak Januari 2014. Sistem pelayanan kesehatan yang semula berorientasi pada pembayaran biaya kesehatan langsung

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado GAMBARAN TENTANG KEPUASAN PASIEN TERHADAP JASA KUALITAS PELAYANAN DOKTER POLIKLINIK PENYAKIT DALAM DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TINGKAT III MANADO Hartoyo Gilda*,Adisty A.Rumayar*,Sulaemana Engkeng* *Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang termasuk bidang Kesehatan yang semakin ketat. Untuk. mempertahankan eksistensinya, setiap organisasi pelayanan Kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. bidang termasuk bidang Kesehatan yang semakin ketat. Untuk. mempertahankan eksistensinya, setiap organisasi pelayanan Kesehatan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi mengakibatkan arus kompetensi terjadi di segala bidang termasuk bidang Kesehatan yang semakin ketat. Untuk mempertahankan eksistensinya, setiap organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hal yang harus mendapat perhatian dari pemerintah sebagai salah satu upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hal yang harus mendapat perhatian dari pemerintah sebagai salah satu upaya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tersedianya pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat menjadi hal yang harus mendapat perhatian dari pemerintah sebagai salah satu upaya dalam pembangunan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN DOKTER DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP A BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PROF. DR. R. D. DR. R.

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN DOKTER DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP A BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PROF. DR. R. D. DR. R. HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN DOKTER DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP A BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PROF. DR. R. D. KANDOU KOTA MANADO RELATIONSHIP BETWEEN DOCTOR SERVICE WITH THE

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Pasien 1. Pengertian Kepuasan Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa yang muncul setelah membandingkan antara persepsi terhadap kinerja atau hasil suatu produk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang mutlak diperlukan di

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang mutlak diperlukan di 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang mutlak diperlukan di masyarakat dan merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat, yang mengakibatkan semakin meningkat

Lebih terperinci

INTISARI GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN DISTRIBUSI OBAT PT.TRI SAPTA JAYA TERHADAP APOTEK DI WILAYAH BANJARMASIN TENGAH

INTISARI GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN DISTRIBUSI OBAT PT.TRI SAPTA JAYA TERHADAP APOTEK DI WILAYAH BANJARMASIN TENGAH INTISARI GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN DISTRIBUSI OBAT PT.TRI SAPTA JAYA TERHADAP APOTEK DI WILAYAH BANJARMASIN TENGAH Ernawati ¹: Erna Prihandiwati, S.F.,Apt ²: Yugo Susanto, S.Si.,M.Pd.,Apt.³ Persaingan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepuasan Pasien Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja layanan kesehatan yang diterima setelah pasien membandingkannya dengan apa yang diharapkan.

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG Ni Nyoman Dewi Supariani 1 Abstract. The utilization of oral health services

Lebih terperinci

JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO

JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN BPJS TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI PRAKTEK DOKTER MANDIRI DAN KLINIK SWASTA (STUDI KASUS KECAMATAN TEMBALANG SEMARANG) Nimas Ayu Rina 1, Firdaus Wahyudi 2, Ani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) yang terjadi akibat kelainan sekresi

Lebih terperinci

1. Nama :... Jenis Kelamin : Pria Perempuan. 3. Pekerjaan : PNS Dosen / Guru. 4. Pendidikan Terakhir : SD SLTP. Doktor (S3)

1. Nama :... Jenis Kelamin : Pria Perempuan. 3. Pekerjaan : PNS Dosen / Guru. 4. Pendidikan Terakhir : SD SLTP. Doktor (S3) NOMOR RESPONDEN :... I. PROFIL RESPONDEN Pilihlah salah satu alternatif jawaban yang disediakan sesuai dengan identitas Bapak/Ibu/Sdr/i dengan memberikan tanda silang ( ) di bawah ini : 1. Nama :... Jenis

Lebih terperinci

Tedy Candra Lesmana. Susi Damayanti

Tedy Candra Lesmana. Susi Damayanti TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG Diabetes mellitus DAN DETEKSI DINI DENGAN MINAT DETEKSI DINI PADA MASYARAKAT DI DESA DRONO KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN 1 Tedy Candra Lesmana 2 Susi Damayanti 1,2 Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada Era Otonomi Daerah dengan keterbatasan sumber daya yang tersedia

BAB I PENDAHULUAN. Pada Era Otonomi Daerah dengan keterbatasan sumber daya yang tersedia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada Era Otonomi Daerah dengan keterbatasan sumber daya yang tersedia maka rumah sakit harus dapat mandiri agar tetap eksis keberadaannya dengan senantiasa

Lebih terperinci

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2) ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2) Abstrak :Peranan tenaga kesehatan dalam penyelenggarraan pelayanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuwan penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua

Lebih terperinci

PERSEPSI PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN RAWAT JALAN DI RS MISI LEBAK

PERSEPSI PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN RAWAT JALAN DI RS MISI LEBAK Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol. 4 No. 1, Januari 2018:41-46 PERSEPSI PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN RAWAT JALAN DI RS MISI LEBAK Sarma Eko Natalia Sinaga 1 Akademi Keperawatan Yatna Yuana Lebak Email

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan telah terjadi beberapa perubahan mendasar. Pada awal

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan telah terjadi beberapa perubahan mendasar. Pada awal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan rumah sakit di Indonesia saat ini telah semakin membaik, hal ini dikarenakan telah terjadi beberapa perubahan mendasar. Pada awal perkembangannya,

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Kepuasan Pasien Kepuasan merupakan persepsi atau perasaan pasien yang timbul terhadap pelayanan

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Kepuasan Pasien Kepuasan merupakan persepsi atau perasaan pasien yang timbul terhadap pelayanan BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Kepuasan Pasien Kepuasan merupakan persepsi atau perasaan pasien yang timbul terhadap pelayanan kesehatan yang diterimanya, oleh karena itu kualitas pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan semakin tingginya tingkat pendidikan, ilmu pengetahuan, pesatnya teknologi kedokteran serta kondisi sosial ekonomi masyarakat, kesadaran tentang pentingnya

Lebih terperinci

Evaluasi Mutu Pelayanan Kategori Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Informasi Obat Di Salah Satu Puskesmas Di Kecamatan Tampan Pekanbaru

Evaluasi Mutu Pelayanan Kategori Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Informasi Obat Di Salah Satu Puskesmas Di Kecamatan Tampan Pekanbaru Evaluasi Mutu Pelayanan Kategori Pasien Terhadap Pelayanan Informasi Obat Di Salah Satu Puskesmas Di Kecamatan Tampan Pekanbaru (Evaluation of Satisfaction Service Quality Categories Of Drug Information

Lebih terperinci

Tingkat Kepuasan Pasien Jamkesmas Terhadap Pelayanan Rawat Jalan Pusat Kesehatan Masyarakat Ampenan Tahun 2013

Tingkat Kepuasan Pasien Jamkesmas Terhadap Pelayanan Rawat Jalan Pusat Kesehatan Masyarakat Ampenan Tahun 2013 2016, 5(3): 16-20 ISSN 2527-7154 Tingkat Kepuasan Pasien Jamkesmas Terhadap Pelayanan Rawat Jalan Pusat Kesehatan Masyarakat Ampenan Tahun 2013 Anies Dyaning Astuti, I Komang Gerudug, Arfi Syamsun Abstrak

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PESERTA BPJS NON PBI (PENERIMA BANTUAN IURAN) TERHADAP PELAYANAN TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT LABUANG BAJI MAKASSAR

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PESERTA BPJS NON PBI (PENERIMA BANTUAN IURAN) TERHADAP PELAYANAN TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT LABUANG BAJI MAKASSAR GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PESERTA BPJS NON PBI (PENERIMA BANTUAN IURAN) TERHADAP PELAYANAN TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT LABUANG BAJI MAKASSAR GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PESERTA BPJS NON PBI (PENERIMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktek

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan medis semakin meningkat, sehingga masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah sakit. Perubahan

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI Oleh : MEILINA DYAH EKAWATI K 100 050 204 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS TEPUS I KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS TEPUS I KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS TEPUS I KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA Dwi Wahyuni 1, Liena Sofiana 2 1,2 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA. dibantu oleh beberapa orang apoteker yang memenuhi persyaratan peraturan

BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA. dibantu oleh beberapa orang apoteker yang memenuhi persyaratan peraturan BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah suatu departemen atau unit atau bagian di suatu rumah sakit yang berada di bawah pimpinan

Lebih terperinci

I. PENDAHULAN. Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang

I. PENDAHULAN. Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang 1 I. PENDAHULAN 1.1 Latar Belakang Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang memiliki misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan

Lebih terperinci

memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Menurut Undang Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 93 ayat 1 pelayanan kesehatan

memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Menurut Undang Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 93 ayat 1 pelayanan kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep yang digunakan dalam memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Menurut Undang Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan,

Lebih terperinci

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi Oleh : Nurul Hidayah, S.Kep.Ns ABSTRAK Latar belakang : Diabetes mellitus adalah penyakit kronis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. termasuk dalam kriteria inklusi pada penelitian ini, 15 responden untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. termasuk dalam kriteria inklusi pada penelitian ini, 15 responden untuk BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Validitas dan Realibilitas Pada penelitian kali ini dilakukan uji validasi dengan dilanjutkan uji realibilitas pada instrumen penelitian. Instrumen penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pelayanan Kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pelayanan Kesehatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pelayanan Kesehatan 1. Pengertian Pelayanan Kesehatan Kualitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan suatu fenomena unik, sebab dimensi dan indikator kualitas pelayanan

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PESERTA BPJS NON PBI (PENERIMA BANTUAN IURAN) TERHADAP PELAYANAN TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT LABUANG BAJI MAKASSAR

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PESERTA BPJS NON PBI (PENERIMA BANTUAN IURAN) TERHADAP PELAYANAN TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT LABUANG BAJI MAKASSAR GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PESERTA BPJS NON PBI (PENERIMA BANTUAN IURAN) TERHADAP PELAYANAN TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT LABUANG BAJI MAKASSAR Abstrak Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) merupakan

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEPUASAN PASIEN UMUM, ASKES, DAN JAMKESMAS TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP KASUS BEDAH TULANG DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR.

PERBEDAAN KEPUASAN PASIEN UMUM, ASKES, DAN JAMKESMAS TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP KASUS BEDAH TULANG DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. PERBEDAAN KEPUASAN PASIEN UMUM, ASKES, DAN JAMKESMAS TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP KASUS BEDAH TULANG DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO) tahun 2011 jumlah penyandang diabetes melitus di dunia 200 juta jiwa, Indonesia menempati urutan keempat

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN JASA KESEHATAN (STUDI PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM YARSI PONTIANAK)

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN JASA KESEHATAN (STUDI PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM YARSI PONTIANAK) ANALISIS KUALITAS PELAYANAN JASA KESEHATAN (STUDI PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM YARSI PONTIANAK) Desi Fantri, Achmadi, M.Basri Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP UNTAN Email : desifantri@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau keduanya (Sutedjo, 2010). Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. atau keduanya (Sutedjo, 2010). Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus adalah penyakit gangguan metabolik terutama metabolisme karbohidrat yang disebabkan oleh berkurangnya atau ketiadaan hormon insulin dari sel beta

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA Merry Tiyas Anggraini, Afiana Rohmani Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT DIABETES MELLITUS

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT DIABETES MELLITUS HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT DIABETES MELLITUS (Studi Pada Pasien Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dokter Soekardjo Tasikmalaya) Andina Dea Priatna 1) Nur Lina dan Siti Novianti

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Tasik Medical Center

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Tasik Medical Center Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Tasik Medical Center Ami Rahmii 1) Andik Setiyono 2) Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan Kesehatan Reproduksi 1)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit dengan harapan sebelum pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit dengan harapan sebelum pasien BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepuasan pasien merupakan fungsi dari penilaian pasien terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit dengan harapan sebelum pasien menerima pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rekam medis menurut Permenkes No. 269/MENKES/PER/III/2008. tentang Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen

BAB I PENDAHULUAN. Rekam medis menurut Permenkes No. 269/MENKES/PER/III/2008. tentang Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis menurut Permenkes No. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN PENGGUNA ASKES DAN PASIEN UMUM DALAM MENERIMA KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATANDI INSTALANSI RAWAT INAP KELAS II RSUD PANEMBAHAN SENOPATI KABUPATEN BANTUL MUFLIH INTISARI

Lebih terperinci

Farmaka Volume 15 Nomor 3 96

Farmaka Volume 15 Nomor 3 96 Volume 15 Nomor 3 96 PENGUKURAN KEPUASAN PELAYANAN INSTALASI FARMASI UNTUK PASIEN TUBERKULOSIS SALAH SATU RUMAH SAKIT DI BANDUNG Safitri Yuniasih, Ranpal Singh, Angga Prawira Kautsar Fakultas Farmasi Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan investasi sumber daya manusia. Dengan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan investasi sumber daya manusia. Dengan masyarakat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan investasi sumber daya manusia. Dengan masyarakat yang sehat maka produktivitas masyarakat akan meningkat yang pada gilirannya nanti,akan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam mempercepat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BAURAN PEMASARAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN RAWAT INAP DI UPTD RUMAH SAKIT MATA PROVINSI SULAWESI UATARA

HUBUNGAN ANTARA BAURAN PEMASARAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN RAWAT INAP DI UPTD RUMAH SAKIT MATA PROVINSI SULAWESI UATARA HUBUNGAN ANTARA BAURAN PEMASARAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN RAWAT INAP DI UPTD RUMAH SAKIT MATA PROVINSI SULAWESI UATARA Virginia M.A. Tompodung*, Chreisye K.F. Mandagi*, Febi K. Kolibu* *Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN :

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN : Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN : 2302-8254 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Pasien HIV/AIDS di Poliklinik Khusus Rawat Jalan Bagian Penyakit Dalam RSUP dr. M. Djamil Padang

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Baros Kota Sukabumi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Baros Kota Sukabumi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Baros Kota Sukabumi Gina Akmaliah, Johan Budhiana, M.Stat Abstrak Salah satu masalah dalam bidang

Lebih terperinci

Correlation Analysis between Patient Characteristic with Patient Satisfactory Level in RSGMP UMY

Correlation Analysis between Patient Characteristic with Patient Satisfactory Level in RSGMP UMY Correlation Analysis between Patient Characteristic with Patient Satisfactory Level in RSGMP UMY Analisa Hubungan Karakteristik Pasien dengan Tingkat Kepuasan Pasien di RSGMP UMY Ike Primalia Alveonita

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH (STUDI KASUS PADA PD. BPR BKK BOJA CABANG PATEBON KENDAL)

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH (STUDI KASUS PADA PD. BPR BKK BOJA CABANG PATEBON KENDAL) PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH (STUDI KASUS PADA PD. BPR BKK BOJA CABANG PATEBON KENDAL) Reny Sukawati Email : suka_reny@yahoo.co.id Abstract Govermance Corporation of Loan Public

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjang aktivitas sehari-hari. Kesehatan adalah kondisi yang terus

BAB I PENDAHULUAN. menunjang aktivitas sehari-hari. Kesehatan adalah kondisi yang terus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah faktor terpenting dalam kehidupan sehari-hari karena kesehatan dapat mendukung kemampuan setiap manusia dalam menunjang aktivitas sehari-hari. Kesehatan

Lebih terperinci

KEPUASAN PASIEN BPJS (BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL) TERHADAP PELAYANAN DI UNIT RAWAT JALAN (URJ) RUMAH SAKIT PERMATA MEDIKA SEMARANG TAHUN 2014

KEPUASAN PASIEN BPJS (BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL) TERHADAP PELAYANAN DI UNIT RAWAT JALAN (URJ) RUMAH SAKIT PERMATA MEDIKA SEMARANG TAHUN 2014 KEPUASAN PASIEN BPJS (BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL) TERHADAP PELAYANAN DI UNIT RAWAT JALAN (URJ) RUMAH SAKIT PERMATA MEDIKA SEMARANG TAHUN 2014 Fuzna Elsa Ulinuha Abstract Quality is the overall

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional telah diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan

Lebih terperinci

Purnamaningrat, A.A.I.D. 1, Antari, N.P.U. 1, Larasanty, L.P.F. 1. Universitas Udayana

Purnamaningrat, A.A.I.D. 1, Antari, N.P.U. 1, Larasanty, L.P.F. 1. Universitas Udayana TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PENGGUNAAN OBAT METFORMIN GENERIK DAN METFORMIN GENERIK BERMEREK (BRANDED GENERIC) PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 RAWAT JALAN DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM TABANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) sering juga dikenal dengan nama kencing manis atau penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih merupakan kumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi kedokteran dan kesehatan, diperlukan pula peningkatan kemampuan manajemen, kepemimpinan dan pengorganisasian kesehatan.

Lebih terperinci